bab iv hasil penelitian dan pembahasan - …repository.unj.ac.id/1869/4/bab 4.pdf100 a. deskripsi...
TRANSCRIPT
99
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan terhitung mulai 24
November 2017 sampai dengan 27 Desember 2017 setiap hari senin, rabu,
dan jumat pada pukul 07.00 sampai dengan 09.00 dan 16.00 WIB sampai
dengan 18.00 WIB disesuaikan dengan waktu olahraga yang ditetapkan
Pondok Pesantren Darunnajah, penelitian dilaksanakan di lapangan olahraga
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan.
Setelah melakukan proses penelitian tindakan yang terdiri dari 2
bentuk yaitu: siklus 1 dan siklus 2, kemudian dalam bab ini akan menjelaskan
data dari hasil penelitian terdiri dari:
A) Deskripsi data hasil penelitian, yang terdiri dari: 1) Deskripsi tes awal, 2)
Data siklus 1 yang meliputi: (a). Perencanaan, (b) Pelaksanaan, (c)
Observasi, (d) Analisis dan refleksi. 3) Data siklus 2 yang meliputi: (a)
Perencanaan, (b) Pelaksanaan, (c) Observasi, (d) Analisis dan refleksi.
B) Analisis Data, dan
C) Pembahasan Hasil Penelitian.
100
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pra-Penelitian dan Tes Awl
Pada bulan November 2017 peneliti melakukan pengamatan yang
dilaksanakan saat para santri melakukan kegiatan olahraga maupun aktivitas
sehari-hari yang berlangsung serta wawancara dengan pelatih olahraga dan
mengetahui kondisi awal pada 20 santri Pondok Pesantren Darunnajah
Jakarta Selatan.
Dari pengamatan dan wawancara tersebut maka memperoleh
informasi bahwa pelaksanaan modifikasi permainan melalui kegiatan
olahraga sebelumnya telah dilaksanakan oleh pelatih olahraga lainnya
dengan masing-masing cabang olahraga yang berbeda-beda, namun belum
efekif diterapkan, pola masih bersifat satu arah. Permainan yang diterapkan
oleh pelatih hanya memberikan contoh sebagai awal dari pemanasan. Waktu
olahraga yang begitu sempit terpaksa santri malas untuk melakukan olahraga
dengan alasan setelah berolahraga sedikit waktu untuk mempersiapkan
waktu ibadah dan kegiatan keagamaan, sehingga diperlukannya olahraga
yang sifatnya sederhana dan gembira tetapi bertujuan untuk kebugaran.
Berdasarkan gambaran yang telah dipaparkan di atas terdapat
beberapa kelemahan yakni olahraga yang dilakukan santri bersifat monoton,
membosankan dan tidak memahami tujuan dari olahraga tersebut, karena
tidak diberikannya permainan yang mendukung untuk berolahraga dan
101
pengetahuan olahraga sehingga hal ini dapat menimbulkan kebosanan pada
santri akibatnya sebagian besar santri bersikap pasif dalam berolahraga,
sehingga akhirnya menyebabkan kebugaran jasmani yang lemah, juga
dibuktikan dari hasil tes awal santri tentang kebugaran jasmani masih sangat
rendah. Dengan demikian olahraga yang kesehariannya dilakukan oleh santri
belum efektif.
Tabel 4.1 Distribusi Hasil Tes Awal
No Umur
Jenis Tes Kebugaran Jasmani Indonesia
Nilai Pull up
Shit up
Loncat tegak
Lari 1000 m
Lari 50 m
1 15 tahun 3 31 36 5' 46" 7.19" 14
2 14 tahun 0 27 42 10' 30" 8.85" 10
3 15 tahun 0 28 38 9' 33" 8.14" 11
4 15 tahun 0 20 44 10' 20" 8.19 11
5 15 tahun 0 22 48 10' 16" 7.80" 11
6 15 tahun 1 25 34 9' 83" 10.58" 8
7 14 tahun 3 27 39 10' 15" 9.03" 10
8 15 tahun 3 26 42 10' 22" 8.85" 11
9 15 tahun 2 52 40 6' 03" 6.87" 15
10 15 tahun 5 43 44 5' 52" 7.88" 15
11 14 tahun 1 37 41 10' 07" 7.74" 11
12 15 tahun 1 19 38 10' 32" 8.80" 9
13 14 tahun 2 29 43 6' 48" 7.91" 13
14 15 tahun 1 21 41 11' 17" 9.88" 9
15 16 tahun 1 25 37 13' 24" 8.86" 9
16 15 tahun 2 19 35 13' 11" 8.10" 11
17 14 tahun 2 21 33 11' 23" 9.37" 10
18 15 tahun 0 18 39 10' 44" 8.22" 9
19 14 tahun 1 23 35 10' 48" 9.10" 9
20 14 tahun 0 21 39 14' 10" 11.08" 8
102
Jumlah 214
Rata-rata 10,7
Jumlah ketuntasan 3
Persentase Ketuntasan 15%
Tabel 4.2 Hasil Distribusi Tes Awal
No Nilai F %
1 8 2 10
2 9 5 25
3 10 3 15
4 11 6 30
5 13 1 5
6 14 1 5
7 15 2 10
Jumlah 20 100
Berdasarkan Tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
sebanyak 17 santri (85%) belum mencapai kreteria cukup dengan minimal
nilai 14, sedangkan yang mencapai kreteria cukup sebanyak 3 santri (15%),
dan yang mencapai kreteria baik sebanyak 0 santri (0%). Data tersebut
dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil Kreteria Tes Awal
No Kreteria Nilai F %
1 Baik 18 - 25 0 0
2 Cukup 14 - 17 3 15
3 Kurang 5 - 13 17 85
Jumlah 20 100
103
untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram lingkaran berikut:
Gambar 4.1 Diagram Pie Hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Tes Awal
Tabel 4.4 Deskriptif Data Tes Awal
No Usia Deskripsi Keterangan
1 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 14 atau dalam kategori cukup
Cukup
2 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 10 atau dalam kategori kurang
Kurang
3 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 11 atau dalam kategori kurang
Kurang
4 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 11 atau
Kurang
104
dalam kategori kurang
5 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 11 atau dalam kategori kurang
Kurang
6 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 8 atau dalam kategori kurang
Kurang
7 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 10 atau dalam kategori kurang
Kurang
8 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 11 atau dalam kategori kurang
Kurang
9 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 15 atau dalam kategori cukup
Cukup
10 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 15 atau dalam kategori cukup
Cukup
11 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 11 atau
Kurang
105
dalam kategori kurang
12 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 9 atau dalam kategori kurang
Kurang
13 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 13 atau dalam kategori kurang
Kurang
14 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 9 atau dalam kategori kurang
Kurang
15 16 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 9 atau dalam kategori kurang
Kurang
16 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 11 atau dalam kategori kurang
Kurang
17 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 10 atau dalam kategori kurang
Kurang
18 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 9 atau
Kurang
106
dalam kategori kurang
19 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 9 atau dalam kategori kurang
Kurang
20 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya, hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 8 atau dalam kategori kurang
Kurang
2. Deskripsi Data Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan tindakan/aksi, peneliti membuat
desain permainan yang dirancang oleh peneliti bekerja sama dengan pelatih
rugby Universitas Negeri Jakarta. Adapun desain permainan yang dirancang
peneliti mengikuti format pada komponen TKJI (Tes Kebugaran Jasmani
Indonesia) serta menyiapakan model permainan modifikasi yang digunakan.
Desain ini dibuat berdasarkan hasil observasi data awal yang dilaksanakan
oleh santri pondok pesantren Darunnajah Jakarta Selatan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini peneliti yang didampingi oleh pelatih olahraga,
melaksanakan penelitian dengan modifikasi permainan rugby yang telah
dirancang sesuai dengan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia yang dalam
pelaksanaannya dikonversikan ke dalam bentuk permainan, yaitu permainan
107
yang dilakukan baik secara berpasangan atau berkelompok dengan jenis
permainan yang menggunakan media bola rugby dan teg rugby. Penelitian
pada siklus 1 ini diharapkan santri dapat bermain rugby dengan permainan
yang menyenangkan dan tidak menimbulkan kontak fisik, santri dapat
meningkatkan komponen kebugaran jasmani. Penelitian dilaksanakan
dengan 7 kali pertemuan, setiap pertemuannya dimulai pukul 16.00 - 18.00
dan 07.00 - 09.00 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir.
a. Tahap awal (20 menit)
Tahapan awal kegiatan pelaksanaan permainan peneliti
mengondisikan para santri yang sudah berkumpul, menyediakan alat
permainan dan sumber kegiatan, menata fasilitas dan mengondisikan
lapangan yang ingin digunakan dalam keadaan baik. Santri berkumpul
dengan membentuk lingkaran, berdoa, memberi salam, selanjutnya
melakukan peregangan dengan tujuan agar otot-otot yang akan digunakan
bergerak nantinya siap dan mencegah terjadinya cidera. Peregangan
dilakukan mulai otot leher kemudian turun ke bahu, punggung, pinggang,
panggul, paha, betis, dan kaki. Selanjutnya santri melakukan tes kebugaran
jasmani Indonesia yang telah ditetapkan yang terdiri dari gantung angkat
beban tubuh (pull up), baring duduk (shit up), loncat tegak, lari cepat 50
meter, dan lari 1.000 meter, selanjutnya santri mengenal olahraga rugby
108
dengan mengetahui bentuk bola dan teknik dasar bermain rugby seperti
passing.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dapat disimpulkan bahwa
kemampuan dan kesanggupan santri dalam melaksanakan Tes Kebugaran
Jasmani bervariasi, ada yang cepat dalam melakukan tes tersebut, sedang
dan kurang. Namun beberapa santri terlihat lamban dalam melaksanakan
Tes Kebugaran Jasmani Indonesia. Dengan melihat situasi tersebut peneliti
berusaha untuk membangun dan melakukan interaksi sosial dengan santri
agar dapat membangkitkan dan memperbaiki kebugaran jasmani yang baik.
Akhirnya setelah satu putaran selesai, peneliti kembali membuka babak
berikutnya dengan membuat permainan antar kelompok dengan memakai
bola rugby dan cone yang mengarah kepada Tes Kebugaran Jasmani
Indonesia.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
Peneliti menjelaskan bahwa hari ini akan berolahraga dengan
bermain rugby. Kegiatan selanjutnya peneliti meminta santri untuk
membentuk kelompok, pembentukan kelompok sesuai dengan jenis
permainan yang akan dimainkan. Peneliti menyiapkan beberapa jenis
permainan kelompok yang berhubungan dengan Tes Kebugaran Jasmani
Indonesia dalam bentuk permainan dengan menggunakan media bola rugby,
sebelum bermain peneliti menjelaskan beberapa cara bermain dan peraturan
bermain serta tujuan dari permainan tersebut. Pada penelitian ini ada 6 model
109
permainan yang diterapkan dalam bentuk kelompok/beregu, seperti
penjelasan berikut ini:
Permainan I : santri bermain dengan membentuk 2 kelompok (10 orang
perkelompok) dan membuat barisan memanjang di titik awal/start, pemain
yang paling depan memegang bola dan mengoper kebelakang melalui
antara dua kaki dan teman yang dibelakangnya mengambil bola tersebut,
sebagai penenda bola sudah dioper maka pemain yang setelah mengoper
duduk, lalukan sampai pemain paling akhir memegang bola dan pemain
paling akhir membawa bola tersebut ke barisan paling depan dengan
melompat-lompat, lalukan seperti awal hingga pemain paling akhir
menyentuh garis akhir/finish.
Permainan II : Santri bermain dengan membentuk 4 kelompok (5 orang
perkelompok) dan membuat barisan memanjang di titik awal dengan jarak
satu lengan, setiap kelompok berlari bersama menuju titik-titik yang sudah
di tentukan, orang yang paling depan memegang bola dan mengoper ke
teman yang belakang, orang yang paling belakang memegang bola berlari
menuju barisan paling depan den mangoper bola ke teman dibelakang,
lakukan berulang hingga titik akhir.
Permainan III : santri bermain dengan membentuk lingkaran diberikan 3
bola untuk ditendang keatas dan menangkap kemudian ditendang, apabila
bola tidak bisa ditangkap maka santri tersebut menjadi lawan, ditentukan 3
110
santri yang menjatuhkan bola berada di tengah lingkaran, santri yang
membentuk lingkaran bebas mengoper bola ke teman disebelah atau
seberang dan yang menjadi lawan berusaha untuk menyentuh yang
memegang bola atau merebut bola dengan cara memotong operannya,
apabila bola terebut atau orang yang memegang bola tersentuk bergantian
menjadi lawan di tengah lingkaran.
Permainan IV : Santri bermain dengan membentuk 2 kelompok, masing-
masing kelompok membentuk pasangan disetiap kelompoknya, satu orang
yang menjadi grobak (berjalan dengan tangan) dan pasangannya
memegang kakinya sehingga membentuk seperti mendorong grobak,
pasangan lainnya bersiap di titik yang ditentukan, yang menjadi grobak
menggiring bola dengan tangan hingga titik setelah tiba dititik pasangan
lainnya berjalan menujuk titik dengan menggiring bola yang sama sampai
ke pasangan akhir, bola kembali ke titik awal dan pasangan yang menjadi
grobak bergantian, kelompok yang sampai paling cepat pemenangnya.
Permainan V : Santri bermain dengan membentuk 2 kelompok (10 orang
perkelompok), setiap kelompok yang menguasai bola tersebut mengatur
permainan dengan mengumpan bola ke arah teman dibelakang pemegang
bola, lawan berusaha menyentuh pemain yang memegang bola dengan 2
tangan apabila tersentuh bola letakan ditanah dan teman dibelakangnya
111
mengambil bola tersebut untuk memulai permainan, apabila bola jatuh
atau tidak ditangkap maka penguasaan bola berganti.
Permainan VI : Santri bermain dengan sesuai jumlah santri (20 orang),
area permainan berbentuk kotak sesuai dengan ukuran lapangan,
ditentukan 3 orang yang menjadi lawan untuk memegang bola, 3 orang
lawan yang memegang bola berusaha untuk menyentuhkan bola ke santri
lainnya dan santri yang tidak memegang bola berusaha untuk menghindar
agar tidak disentuhkan bola, apabila tersentuh bola maka bergantian untuk
menjadi lawan.
c. Tahap akhir (20 menit)
Peneliti memberi gerakan pendinginan (colling down) ke santri
berupa gerakan-gerakan ringan yaitu: santri duduk membentuk lingkaran
dengan kedua tangan berada di bahu teman depannya, kemudian kedua
tangan memegang bahu teman depannya dan melakukan pemijatan pelan
kemudian berbalik badan melakukan hal yang sama, gerakan berikutnya
memukul bahu sampai ke punggung dengan jari-jari rapat kemudian berbalik
badan dan melakukan hal yang sama, luruskan kaki dan kepala berusaha
untuk mencium lutut dengan tangan menyilang menyentuh ujung jari-jari kaki.
Sebagai akhir dari kegiatan, peneliti dan pelatih memberikan
evaluasi serta melakukan interaksi langsung dengan santri secara bersama-
sama tentang tujuan dan kegunaan dari rangakain kegiatan awal dan inti
112
sampai gerakan pendinginan dalam penelitian ini, melakukan tanya jawab
tentang hal-hal yang belum dipahami dan memberikan penjelasan dari
kebugaran jasmani yang dilakukan dalam bentuk permainan tersebut. Peneliti
memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai terbaik.
Semua kegiatan permainan didokumentasikan untuk mengetahui aktivitas
santri dan peneliti yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan
peneliti dalam menentukan rencana pada tindakan berikutnya. Peneliti
menutup kegiatan dengan do’a bersama dan ucapan salam.
c. Tahap Observasi
Pengamat yaitu pelatih melakukan monitoring dengan cara
mengobservasi peneliti yang sedang melakukan proses penelitian, pengamat
menggunakan lembar observasi yang berisi 20 butir sebagai alat untuk
mengukur sejauh mana kualitas penggunaan metode modifikasi permainan
rugby dalam kegiatan Ttes Kebugaran Jasmani Indonesia.
Fokus yang diobservasi adalah pencapaian langkah-langkah melalui
bermain menggunakan metode modifikasi permainan rugby. Dengan lembar
pengamatan ini monitoring yang dilakukan pengamat tidak terlepas dari fokus
yang diteliti. Selain melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar
pengamatan, pengamat juga mengamati kegiatan santri selama bermain
yang hasilnya kemudian dituangkan dalam bentuk catatan lapangan.
Berdasarkan penilaian observer dapat dilihat pada tabel berikut:
113
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siklus 1
NO Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Aktivitas Pelatih
Ya Tidak
I Kegiatan Pendahuluan: 5 menit
1. Skenario permainan
V
2. Penyiapan alat/media permainan V
3. Pelaksanaan pemanasan sebelum
bermain V
4. Pemeriksaan kehadiran santri V
5. Pelaksanaan apersepsi V
6. Pengungkapan tujuan permainan V
7. Pemberian motivasi yang menarik
berkaitan dengan tujuan permainan. V
8. Penjelasan alur pelaksanaan V
II Kegiatan Inti: 20 menit
1. Peneliti menyiapkan beberapa
permainan kelompok yang berorientasi
terhadap peningkatan kebugaran
jasmani
V
2. Santri antusias untuk mengikuti setiap
permaian kelompok modifikasi rugby
yang bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani.
V
3. Santri bermain permainan I yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
4. Santri bermain permainan II yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
114
5. Santri bermain permainan III yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
6. Santri bermain permainan IV yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
7. Santri bermain permainan V yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
8. Santri bermain permainan VI yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
9. Santri memahami permainan yang
disampaikan oleh peneliti
V
III Kegiatan Penutup: 10 menit
1. Santri antusias saat pelaksanaan
cooling down
V
2. Peneliti memberikan evaluasi dari
setiap permainan V
3. Peneliti memberikan hadiah kepada
kelompok terbaik V
JUMLAH 8 12
Hasil evaluasi yang diperoleh santri pada penerapan siklus 1 disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik lingkar sebagai berikut :
115
Tabel 4.6 Hasil Siklus 1
No Umur
Jenis Tes Kebugaran Jasmani Indonesia
Nilai Pull up
Shit up
Loncat tegak
Lari 1000 m
Lari 50 m
1 15 tahun 3 31 36 5' 46" 7.19" 14
2 14 tahun 0 27 42 10' 30" 8.85" 10
3 15 tahun 4 30 38 9' 33" 8.14" 12
4 15 tahun 0 32 45 10' 20" 8.19 12
5 15 tahun 7 40 54 3' 26" 7.47" 20
6 15 tahun 2 22 34 9' 83" 10.58" 9
7 14 tahun 3 25 35 10' 15" 9.03" 10
8 15 tahun 3 30 42 10' 22" 8.85" 12
9 15 tahun 2 42 33 6' 03" 8.27" 14
10 15 tahun 5 43 40 5' 52" 7.88" 14
11 14 tahun 2 45 46 3' 47" 7.11" 18
12 15 tahun 0 26 33 10' 32" 8.80" 9
13 14 tahun 12 47 53 3' 48" 6.47" 22
14 15 tahun 6 41 40 5' 67" 9.88" 14
15 16 tahun 6 39 54 3' 37" 7.56" 20
16 15 tahun 2 39 43 3' 44" 7.56" 18
17 14 tahun 2 21 33 11' 23" 9.37" 10
18 15 tahun 3 46 42 3' 24" 7.40" 18
19 14 tahun 2 23 35 10' 48" 9.10" 10
20 14 tahun 4 31 43 5' 84" 7.98" 14
Jumlah 280
Rata-rata 14
Jumlah Ketuntasan 11
Persentase Ketuntasan 55%
116
Tabel 4.7 Hasil Distribusi Siklus 1
No Nilai F %
1 9 2 10
2 10 4 20
3 12 3 15
4 14 5 25
5 18 3 15
6 20 2 10
7 22 1 5
Jumlah 20 100
Berdasarkan Tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
sebanyak 9 santri (45%) belum mencapai kreteria cukup dengan minimal nilai
14, sedangkan yang mencapai kreteria cukup sebanyak 5 santri (25%), dan
yang mencapai kreteria baik sebanyak 6 santri (30%). Data tersebut dapat
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Hasil Kreteria Sisklus 1
No Kreteria Nilai F %
1 Baik 18 - 25 6 30
2 Cukup 14 - 17 5 25
3 Kurang 5 - 13 9 45
Jumlah 20 100
117
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram lingkaran berikut:
Gambar 4.2 Diagram Pie Hasil Tes Kebugaran Jasmani Siklus 1
Tabel 4.9 Deskriptif Data Silus 1
No Usia Deskripsi Keterangan
1 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 14 atau dalam kategori cukup
Cukup
2 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 10 atau dalam kategori kurang
Kurang
3 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 12 atau dalam kategori kurang
Kurang
4 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 12 atau
Kurang
118
dalam kategori kurang
5 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 20 atau dalam kategori baik
Baik
6 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 9 atau dalam kategori kurang
Kurang
7 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 10 atau dalam kategori kurang
Kurang
8 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 12 atau dalam kategori kurang
Kurang
9 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 14 atau dalam kategori cukup
Cukup
10 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 14 atau dalam kategori cukup
Cukup
11 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 18 atau dalam kategori
Baik
119
baik
12 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 9 atau dalam kategori kurang
Kurang
13 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 22 atau dalam kategori baik
Baik
14 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 14 atau dalam kategori kurang
Kurang
15 16 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 20 atau dalam kategori baik
Baik
16 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 18 atau dalam kategori baik
Baik
17 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 10 atau dalam kategori kurang
Kurang
18 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 18 atau dalam kategori
Baik
120
baik
19 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 10 atau dalam kategori kurang
Kurang
20 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 14 atau dalam kategori kurang
Kurang
d. Tahap Refleksi
Refleksi pada tahap ini merupakan pengkajian terhadap
keberhasilan atau kegagalan yang telah dicapai selama penelitian.
Berdasarkan hasil yang di dapat dalam tahap observasi pada siklus pertama,
data yang dikumpulkan dan dianalisis ternyata hasil yang dicapai belum
memuaskan sehingga diperlukannya untuk lanjutan pada tindakan berikutnya
(siklus kedua).
Demikian sesuai dengan hasil yang diperoleh santri yang memiliki
tingkat kebugaran yang cukup baru mencapai 5 santri dan tingkat kebugaran
jasmani yang baik mampu memperoleh nilai di atas 18 baru mencapai 6
santri dari jumlah total 20 santri. Dengan demikian hasil ini belum sesuai
dengan target yang diharapkan peneliti. Berdasarkan hasil tersebut, maka
peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan pada siklus kedua.
121
Tindakan pada siklus kedua merupakan hasil revisi dari siklus pertama. Hal
ini bertujuan agar tingkat kebugaran jasmani santri lebih meningkat.
3. Deskripsi Data Siklus 2
a. Tahap Perencanan
Berdasarkan hasil dari siklus pertama dan permasalahan-
permasalahan yang didapat, diantaranya santri kurang aktif selama bermain
masih banyak yang diam dan bingung, namun santri antusias dalam bermain
saat waktu telah selesaipun masing ingin tetap bermain. Atas dasar
permasalahan tersebut, maka akan direncanakan tindakan selanjutnya.
Perencanaan yang akan dilakukan pada siklus 2 ini merupakan tindak lanjut
dari siklus 1.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada siklus 2 ini dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat, berdasrkan diskusi yang dilakukan antara penaliti
dan pelatih, berdasarkan temuan pada siklus 1 yakni kurangnya pemahaman
santri dalam bermain rugby, kurang aktifnya santri dalam bermain, dan
beberapa santri masih bingung, maka pada siklus 2 ini peneliti mengulang
permain yang belum dikuasai dan memberikan beberapa permainan
kompetisi yang berkaitan dengan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia agar
santri lenih memahami permainan rugby, sehingga membangkitkan motivasi
122
dan minat santri dalam bermain serta meningkatkan kebugaran jasmaninya.
Pada akhir kegiatan siklus 2 ini diadakan evaluasi dan refleksi.
Pada siklus 2 ini peneliti menggunakan penerapan modifikasi
permainan rugby yang sudah direvisi berdasarkan hasil evaluasi pada siklus
1, agar membantu santri dalam memahami konsep yang akan diberikan.
Agar tujuan tercapai dan santri lebih memahami bermain rugby serta dapat
meningkatkan kebugaran jasmani. Berikut ini urutan kegiatan yang dilakukan
pada siklus 2.
a) Tahap awal (20 menit)
Tahapan awal kegiatan pelaksanaan permainan peneliti
mengondisikan para santri yang sudah berkumpul, menyediakan alat
permainan dan sumber kegiatan, menata fasilitas dan mengondisikan
lapangan yang ingin digunakan dalam keadaan baik. Santri berkumpul
dengan membentuk lingkaran, berdoa, memberi salam, selanjutnya
melakukan peregangan dengan tujuan agar otot-otot yang akan digunakan
bergerak nantinya siap dan mencegah terjadinya cidera. Peregangan
dilakukan mulai otot leher kemudian turun ke bahu, punggung, pinggang,
panggul, paha, betis, dan kaki. Selanjutnya santri melakukan kebugaran
jasmani Indonesia yang telah ditetapkan yang terdiri dari gantung angkat
beban tubuh (pull up), baring duduk (shit up), loncat tegak, lari cepat 50
meter, lari 1.000 meter, selanjutnya santri mengenal olahraga rugby dengan
mengetahui bentuk bola dan teknik dasar bermain rugby seperti passing.
123
b) Tahap Inti (60 menit)
Peneliti menjelaskan bahwa hari ini akan berolahraga dengan
bermain rugby. Kegiatan selanjutnya peneliti meminta santri untuk
membentuk kelompok, pembentukan kelompok sesuai dengan jenis
permainan yang akan dimainkan. Peneliti menyiapkan beberapa jenis
permainan kelompok yang berhubungan dengan Tes Kebugaran Jasmani
Indonesia dalam bentuk permainan dengan menggunakan media bola rugby,
sebelum permainan dilakukan peneliti menjelaskan beberapa cara bermain
dan peraturan bermain serta tujuan dari permainan tersebut. Pada penelitian
ini ada 5 jenis permainan yang diterapkan dalam bentuk kelompok/beregu,
seperti penjelasan berikut ini:
Permainan I : Santri bermain dengan membentuk 2 kelompok (10 orang
perkelompok) setiap kelompok menentukan satu orang kiper untuk
mencetak point di area yang telah ditentukan, kiper tim A berada di
wilayah tim B dan kiper tim B berada diwilayah tim A, bola dioper ke
teman sekelompoknya dengan tujuan mengarah ke kiper yang berada
diwilayah lawan, apabila bola jatuh atau terebut oleh lawan maka bola
tersebut untuk tim lawan, apabila bola yang dioper dan ditangkap kiper
maka tim tersebut mendapatkan poin.
Permainan II : Santri bermain dengan membentuk 2 kelompok (10 orang
perkelompok) semua pemain menggunakan teg yang melingkar
124
dipinggang, bola diawali dengan lemparan tinggi kelompok yang
menangkap menguasai permainan tersebut dan mengatur permainan
dengan mengoper bola ke arah teman dibelakang pemegang bola, lawan
berusaha mengambil teg yang berada dipinggang lawan, apabila teg
tersebut terlepas bola letakan ditanah dan teman dibelakangnya
mengambil bola tersebut untuk memulai permainan, apabila bola jatuh
atau tidak ditangkap maka pengasaan bola berganti, pemain mengoper
dan berlari menuju garis akhir (try) untuk mendapatkan poin.
Permainan III : Santri bermain dengan membentuk 4 kelompok (5 orang
perkelompok) berbaris memanjang, santri yang paling depan memegang
bola dan berusaha untuk menyentuhkan bola tersebut ke pemain akhir
lawan, santri yang paling belakang berusaha untuk menghindar tanpa
melepaskan pegangan, kelompok yang tersentuh bola atau terlepas
memisahkan diri dan sisa kelompok yang paling akhir pemenangnya.
Permainan IV : Santri bermain dengan membentuk 4 kelompok (5 orang
perkelompok) dan membuat barisan memanjang di titik awal dengan
jarak satu lengan, setiap kelompok berlari bersama menuju titik-titik yang
sudah di tentukan, orang yang paling depan memegang bola dan
mengoper ke teman yang belakang, orang yang paling belakang
memegang bola berlari menuju barisan paling depan dengan berlari zig
125
zag den mangoper bola ke teman dibelakang, lakukan berulang hingga
titik akhir.
Permainan V : santri bermain dengan membentuk 4 kelompok (5 orang
perkelompok) berbaris memanjang di 4 titik yang telah di tentukan dan
ditengah titik-titik tersebut terdapat lingkaran yang tersedia 5 cone dan
botol dimasing-masing kelompok, setiap kelompok memegang bola dan
berlari menuju lingkaran setiba nya dilingkaran tersebut letakan bola dan
masukan lubang cone ke botol sebagai penanda bahwa pemain sudah
sampai dilingkaran, kemudia ambil bolanya dan melompat menuju titik
arah kelompok bergantian dengan teman sekelompoknya, tim yang
paling cepat meletakan 5 cone ke botol pemenangnya.
Permainan VI : Santri bermain dengan sesuai jumlah santri (20 orang),
area permainan berbentuk kotak sesuai dengan ukuran lapangan,
ditentukan 3 orang yang menjadi lawan untuk memegang bola dan
menggunakan rompi, 3 orang lawan yang memegang bola berusaha
untuk menyentuhkan bola ke santri lainnya, yang memegang bola tidak
boleh berlari dan harus diumpan ke teman yang menggunakan rompi
untuk menyentuhkan bola ke santri yang tidak memakai rompi, santri
yang tidak menggunakan rompi berusaha untuk menghindar agar tidak
disentuhkan bola, apabila tersentuh bola maka keluar dari area
126
permainan dan ditentukan pemenang dengan sisa santri terahkir yang
tidak menggunakan rompi.
c) Tahap akhir (20 menit)
Peneliti memberi gerakan pendinginan (colling down) ke santri
berupa gerakan-gerakan ringan yaitu: santri duduk membentuk lingkaran
dengan kedua tangan berada di bahu teman depannya, kemudian kedua
tangan memegang bahu teman depannya dan melakukan pemijatan pelan
kemudian berbalik badan melakukan hal yang sama, gerakan berikutnya
memukul bahu sampai ke punggung dengan jari-jari rapat kemudian berbalik
badan dan melakukan hal yang sama, luruskan kaki dan kepala berusaha
untuk mencium lutut dengan tangan menyilang menyentuh ujung jari-jari kaki.
Sebagai akhir dari kegiatan, peneliti dan pelatih memberikan
evaluasi serta melakukan interaksi langsung dengan santri secara bersama-
sama tentang tujuan dan kegunaan dari rangakain kegiatan awal dan inti
sampai gerakan pendinginan dalam penelitian ini, melakukan tanya jawab
tentang hal-hal yang belum dipahami dan memberikan penjelasan dari
kebugaran jasmani yang dilakukan dalam bentuk permainan tersebut. Peneliti
memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai terbaik.
Semua kegiatan permainan didokumentasikan untuk mengetahui aktivitas
santri dan peneliti yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan
peneliti dalam menentukan rencana pada tindakan berikutnya. Peneliti
menutup kegiatan dengan do’a bersama dan ucapan salam.
127
c. Tahap Observasi
Selama peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II pengamat
memonitor kegiatan penelitian yang berlangsung. Pengamatan yang
dilakukan masih menggunakan lembar pengamatan penggunaan
pembelajaran metode modifikasi permainan rugby untuk mengetahui
keefektifan dan catatan lapangan untuk mencatat seluruh kejadian selama
kegiatan penelitian berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk mengamati
sejauh mana perbaikan telah dilaksanakan dalam kegiatan pada tindakan
siklus 2. Berikut hasil pengamatan di siklus 2 :
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siklus 2
NO Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Aktivitas Pelatih
Ya Tidak
I Kegiatan Pendahuluan: 5 menit
1. Skenario permainan
V
2. Penyiapan alat/media permainan V
3. Pelaksanaan pemanasan sebelum
bermain V
4. Pemeriksaan kehadiran santri V
5. Pelaksanaan apersepsi V
6. Pengungkapan tujuan permainan V
7. Pemberian motivasi yang menarik
berkaitan dengan tujuan permainan. V
8. Penjelasan alur pelaksanaan V
128
II Kegiatan Inti: 20 menit
1. Peneliti menyiapkan beberapa
permainan kelompok yang berorientasi
terhadap peningkatan kebugaran
jasmani
V
2. Santri antusias untuk mengikuti setiap
permaian kelompok modifikasi rugby
yang bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani.
V
3. Santri bermain permainan I yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
4. Santri bermain permainan II yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
5. Santri bermain permainan III yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
6. Santri bermain permainan IV yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
7. Santri bermain permainan V yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
8. Santri bermain permainan VI yang telah
dijelaskan oleh peneliti dan pelatih
V
9. Santri memahami permainan yang
disampaikan oleh peneliti
V
III Kegiatan Penutup: 10 menit
1. Santri antusias saat pelaksanaan
cooling down
V
2. Peneliti memberikan evaluasi dari
setiap permainan V
129
3. Peneliti memberikan hadiah kepada
kelompok terbaik V
JUMLAH 20 0
Hasil evaluasi yang diperoleh santri pada penelitian di siklus 2 disajikan
dalam bentuk tabel dan Diagram Pie sebagai berikut :
Tabel 4.11 Hasil Siklus 2
No Umur
Jenis Tes Kebugaran Jasmani Indonesia
Nilai Pull up Shit up
Loncat tegak
Lari 1000 m
Lari 50 m
1 15 tahun 7 42 54 4' 53" 6.11" 20
2 14 tahun 6 44 46 5' 73" 8.22" 16
3 15 tahun 2 40 42 5' 65" 7.47" 16
4 15 tahun 6 40 44 4' 31" 7.33" 16
5 15 tahun 7 40 54 3' 26" 6.34" 22
6 15 tahun 2 36 44 9' 83" 9.75" 12
7 14 tahun 3 42 37 5' 92" 8.13" 14
8 15 tahun 6 41 42 3' 41" 6.57" 20
9 15 tahun 6 47 54 3' 02" 6.59" 22
10 15 tahun 6 47 43 3' 48" 5.93" 20
11 14 tahun 7 42 43 3' 44" 6.52" 20
12 15 tahun 6 31 35 6' 01" 8.58" 13
13 14 tahun 12 51 54 3' 20" 6.53" 23
14 15 tahun 6 43 44 4' 27" 7.36" 18
15 16 tahun 11 53 54 3' 00" 6.43" 23
16 15 tahun 6 39 44 3' 49" 6.52" 20
17 14 tahun 8 42 55 3' 00" 6.53" 22
18 15 tahun 6 40 45 3' 47" 6.58" 20
19 14 tahun 2 48 37 8' 38" 8.49" 14
20 14 tahun 11 42 43 4' 23" 8.61" 16
Jumlah 367
130
Rata-rata 18,35
Jumlah Ketuntasan 19
Persentase Ketuntasan 95%
Tabel 4.12 Hasil Distribusi siklus 2
No Nilai F %
1 12 1 5
2 14 3 15
3 16 2 10
4 18 4 20
5 20 6 30
6 22 2 10
7 23 2 10
Jumlah 20 100
Berdasarkan Tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
sebanyak 1 santri (5%) belum mencapai kreteria cukup dengan minimal nilai
14, sedangkan yang mencapai kreteria cukup sebanyak 5 santri (25%), dan
yang mencapai kreteria baik sebanyak 14 santri (70%). Data tersebut dapat
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.13 Hasil Kreteria Siklus 2
No Kreteria Nilai F %
1 Baik 18 - 25 15 75
2 Cukup 14 - 17 4 20
3 Kurang 5 - 13 1 5
Jumlah 20 100
131
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram lingkaran berikut:
Gambar 4.3 Diagram Pie Hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Siklus 2
Tabel 4.14 Deskriptif Data Siklus 2
No Usia Deskripsi Keterangan
1 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 20 atau dalam kategori Baik
Baik
2 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 16 atau dalam kategori cukup
Cukup
3 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 16 atau dalam kategori cukup
Cukup
4 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 16 atau
Cukup
132
dalam kategori cukup
5 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 22 atau dalam kategori baik
Baik
6 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 12 atau dalam kategori kurang
Kurang
7 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 14 atau dalam kategori cukup
Cukup
8 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 20 atau dalam kategori baik
Baik
9 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 22 atau dalam kategori baik
Baik
10 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 20 atau dalam kategori baik
Baik
11 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 20 atau dalam kategori
Baik
133
baik
12 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori kurang kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 13 atau dalam kategori kurang
Kurang
13 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 23 atau dalam kategori baik
Baik
14 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 18 atau dalam kategori baik
Baik
15 16 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 23 atau dalam kategori baik
Baik
16 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 20 atau dalam kategori baik
Baik
17 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 22 atau dalam kategori baik
Baik
18 15 tahun
Santri tergolong dalam kategori baik kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 20 atau dalam kategori
Baik
134
baik
19 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 14 atau dalam kategori cukup
Cukup
20 14 tahun
Santri tergolong dalam kategori cukup kebugaran jasmaninya hal demikian dapat dilihat dari nilai tes kebugaran jasmani yang di ambil anak berada pada sccore 16 atau dalam kategori cukup
Cukup
d. Tahap Refleksi
Setelah peneliti melakukan kegiatan penelitian pada tindakan siklus
2 kemudian tahapan berikutnya adalah peneliti bersama-sama dengan
pengamat/pelatih melakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk
merenungkan kembali kegiatan yang menggunakan modifikasi permainan
rugby yang dilakukan oleh peneliti. Dalam tahapan refleksi tersebut terjadi
suatu diskusi untuk mencocokkan (verifikasi) temuan dan hasil pengamatan.
Hasil verifikasi tersebut kemudian digunakan untuk membahas sejauh mana
perbaikan yang telah dilakukan dari siklus sebelumnya. Hasil refleksi
menunjukkan bahwa kegiatan pada tindakan siklus 2 ini, telah mengalami
kemajuan dari tindakan-tindakan yang dilakukan pada tahap tindakan
sebelumnya. Peningkatan yang diperoleh berupa peningkatan kebugaran
jasmani dengan menggunakan penerapan modifikasi permainan rugby yang
135
ditunjukan dalam bentuk data nilai akhir atau hasil, nilai pada lembar
pengamatan, dan catatan lapangan.
Perlu diketahui bahwa pelaksanaan penelitian pada siklus 2 sudah
mencapai target peneliti yang dicapai yakni dari 20 santri yang mendapatkan
nilai di atas 13 mencapai 19 orang. Peneliti telah melakukan proses
penerapan dengan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan, selalu
mengadakan tanya jawab terhadap hasil sebagai panutan apakah santri telah
mengerti permainan dan tujuan dari bermain tersebut yang sudah diberikan,
membuat permainan yang dapat dinikmati, dan santri memahami permainan
rugby. Oleh karena itu peneliti tidak perlu mengadakan pada siklus
berikutnya, karena sudah mencapai target yang diharapkan.
B. Analisis Data
Setelah melakukan evaluasi, dilanjutkan dengan analisis data
penelitian. Analisis data meliputi hasil tes awal, tes akhir siklus 1, dan tes
akhir siklus 2. Adapun hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel dan grafik
berikut:
Tabel 4.15 Analisis Data Proses/Pengamatan
Tes Awal Tes Akhir Siklus 1
Tes Akhir Siklus 2
15% 55% 95%
136
Gambar 4.4 Tes Awal, Tes Akhir Siklus 1, Tes Akhir Siklus 2
Terlihat dengan jelas pada grafik batang di atas, bahwa penerapan
modifikasi permainan rugby untuk kebugaran jasmani pada santri mengalami
peningkatan.
C. Interpretasi Hasil Analisis
1. Siklus 1
Pada siklus 1, kondisi santri dalam penelitian sudah mengalami
peningkatan dapat dilihat pada tabel dan grafik histogram di atas. Keseriusan
santri dalam melaksanakan penelitian, keingintahuan santri dalam bermain,
137
kebugaran jasmani pada santri sudah memperlihatkan peningkatan
dibandingkan dengan kondisi awal sebelum penelitian dilakukan. Karena
pada siklus 1 masih ada kekurangan yaitu santri yang hanya diam saja dan
ada yang bercanda sehingga suasana dalam kelompok tidak terkendali.
Karena masih banyak santri yang pasif, dan masih perlu arahan dalam
mengkomunikasikan hasil temuannya, santri masih banyak yang belum dapat
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dan pelatih,
sehingga penelitian belum sesuai dengan target yang diharapkan.
Hasil yang didapat dari tes rata-rata santri adalah 14 dengan 6
orang (30%) kreteria baik, 5 orang (25%) kreteria cukup dan 9 orang (45%)
kreteria kurang. Nilai hasil proses bermain 57,9%. Skor-skor tersebut belum
mencapai standar keberhasilan yang ditentukan peneliti sehingga diperlukan
siklus 2 untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
2. Siklus 2
Sikap aktivitas peneliti dan pelatih saat penelitian sudah
menggunakan penerapan modifikasi permainan rugby. Penemuan konsep
dan penumbuhan rasa ingin tahu santri terhadap permainan yang dimainkan
sudah terlihat. Interaksi dan komunikasi sudah terlihat antara santri dan
santri. Selain itu sudah terlihat santri bermain dengan rasa senang. Terdapat
keterpaduan antara kemampuan sosial, emosional dan intelektual, sehingga
lebih dapat menggali potensi pada santri.
138
Pengalokasian kegiatan telah berpusat pada santri dan
peneliti/pelatih terus memberikan stimulus agar santri mempunyai motivasi
untuk berolahraga. Bersikap sportif yang mampu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan termotivasi untuk terus dapat memperbaiki agar dapat
mencapai kebugaran yang lebih baik. Berdasarkan aktivitas yang dilakukan
didua pertemuan pada siklus 2 ini telah terlihat aktivitas santri dan
peneliti/pelatih sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil yang didapat dari tes rata-rata santri adalah 18,35 dengan 15
orang (75%) kreteria baik, 4 orang (20%) kreteria cukup dan 1 orang (5%)
kreteria kurang. Nilai hasil proses bermain 100%. Skor-skor tersebut telah
mencapai standar keberhasilan yang ditentukan peneliti dengan demikian
peneliti memutuskan untuk mengakhiri tindakan pembelajaran.
Berdasarkan hasil yang ada maka dengan menggunakan
penerapan modifikasi permainan rugby dapat meningkatkan kebugaran
jasmani.
D. Pembahasan
Penelitian ini dianggap berhasil jika terjadi peningkatan kebugaran
jasmani. Hal inilah yang menjadi indikator keberhasilan penelitian yang
dilakukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penerapan modifikasi
139
permainan rugby untuk kebugaran jasmani mengalami peningkatan dari
sebelumnya.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti telah melakukan
observasi dan tes kondisi awal terhadap kebugaran jasmani santri. Observasi
awal dilakukan sebagai acuan dalam merancang penerapan modifikasi
permainan rugby, yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam
proses penelitian untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Selain itu dengan
menggunakan penerapan ini, diharapkan terjadi perubahan dalam proses
yang melibatkan keaktifan santri dalam berolahraga.