bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. deskripsi...
TRANSCRIPT
53
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013
Data gambaran umum komunikasi interpersonal siswa diperoleh dari hasil
penyebaran instrumen terhadap sampel penelitian. Berdasarkan data, diperoleh
gambaran mengenai komunikasi interpersonal, aspek dan indikator komunikasi
interpersonal siswa. Secara rinci, gambaran umum kemampuan komunikasi
interpersonal siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013
dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Gambaran Umum Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
Gambaran
Umum
Rendah Sedang Tinggi
Total 24 131 17
Persentase 13,95% 76,16% 9,88%
Tingkat Pencapaian 84,23
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa paling banyak pada kategori sedang,
digambarkan dalam bentuk grafik 4.1 berikut :
54
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Grafik 4.1
Gambaran Umum Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013
Secara umum komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori
sedang, artinya siswa yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa yang termasuk
dalam kategori sedang mampu mencapai tingkat komunikasi interpersonal yang
sudah sesuai kriteria yaitu kemampuan yang sedang terhadap pengiriman pesan atau
informasi dengan adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan,
empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
2. Gambaran Umum Pencapaian Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013
Hasil yang lebih spesifik mengenai gambaran komunikasi interpersonal siswa
di sekolah, berikut disajikan mengenai gambaran komunikasi interpersonal siswa
berdasarkan aspek-aspek yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman di
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Gambaran umum
13,95
76,16
9,88
Rendah
Sedang
Tinggi
55
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sekolah yaitu aspek keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan
kesetaraaan.
Gambaran pencapaian aspek-aspek komunikasi interpersonal siswa dapat
dilihat seperti berikut :
a. Aspek Keterbukaan
Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai
indikator-indikator dari aspek keterbukaan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Keterbukaan
Gambaran
Umum
Rendah Sedang Tinggi
Total 24 127 21
Persentase 13,95% 73,84% 12,21%
Tingkat Pencapaian 80,65
Pada aspek keterbukaan, dari tabel diketahui bahwa kategori sedang masih
memiliki persentase paling tinggi. Hal ini dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut:
Grafik 4.2
Gambaran Komunikasi Interpersonal Siswa Berdasarkan Aspek Keterbukaan
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Aspek Keterbukaan
13,95
73,84
12,21
Rendah
Sedang
Tinggi
56
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Grafik 4.2 menunjukkan perolehan aspek keterbukaan berada pada kategori
tinggi sebanyak 12,21%, rendah sebanyak 13,95%, dan sedang sebanyak 73,84%
yang berarti bahwa pada dasarnya kemampuan komunikasi interpersonal siswa telah
mencapai tingkat yang cukup baik.
Secara umum, grafik menunjukkan bahwa semua indikator dalam aspek ini
berada pada kategori sedang (73,84%) . Artinya sebagian besar siswa memiliki
kemampuan yang sesuai kriteria siswa sudah memiliki kemampuan yang sesuai
kriteria dalam menerima masukkan-masukkan yang datangnya dari orang lain dan
membuka diri pada orang lain, dan mengakui perasaan dan pikiran yang diungkapkan
adalah milik sendiri dan bertanggung jawab atasnya. Namun jika dibandingkan
dengan aspek yang lain, pada aspek keterbukaan ini jumlah siswa yang berada pada
kategori rendah memang lebih banyak. Sehingga perlu adanya pelayanan dalam
meningkatkan kemampuan siswa pada aspek keterbukaan.
Secara spesifik, tingkat pencapaian tiap indikator dapat dilihat pada grafik 4.3
di bawah ini:
Grafik 4.3
Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator Pada Aspek Keterbukaan
0102030405060708090
100
Kemauan Membuka Diri
Kemauan Memberikan Tanggapan
Mengakui Pendapat
86,777,79 78,6
Keterbukaan
57
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada aspek keterbukaan, Pada aspek keterbukaan, tingkat pencapaian dari tiga
indikator berada diatas 70% yang artinya bahwa semua indikator berada di kategori
sedang dan tinggi. Pada indikator kemauan membuka diri atas pendapat yang dimiliki
berada pada tingkat pencapaian 86,7%, kemauan memberikan tanggapan terhadap
teman secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat sebesar 77,79%, dan
mengakui bahwa pendapat yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan
bertanggungjawab atasnya adalah 78,6%. Artinya sebagian besar siswa memiliki
kemampuan yang tergolong optimal dalam kemampuan untuk membuka diri terhadap
pendapat dan gagasan yang dimiliki, mampu memberikan tanggapan terhadap teman
secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat, dan siswa mampu untuk
mengakui pendapat dan pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri.
b. Aspek Empati
Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai
indikator-indikator dari aspek empati dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Empati
Gambaran
Umum
Tinggi Sedang Rendah
Total 25 118 29
Persentase 14,53% 68,60% 16,86%
Tingkat Pencapaian 82,8
Gambaran umum pada aspek empati, jika dibuat grafik maka akan tampak
seperti grafik 4.4 berikut:
58
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Grafik 4.4
Gambaran Umum Indikator Aspek Empati
Pada aspek empati, pencapaian indikator berada pada kategori sedang
(68,60%). Sedangkan untuk siswa yang termasuk kategori tinggi (16,86%) memiliki
jumlah presentase yang lebih besar daripada siswa yang termasuk kategori rendah
(14,53%). Ini artinya bahwa siswa dianggap memiliki potensi dan mampu
menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. Kemampuan untuk mampu
memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan dari sudut pandang orang lain secara
emosional maupun intelektual.
Secara rinci, tingkat pencapaian tiap indikator pada aspek empati dapat dilihat
pada grafik 4.5 di bawah ini:
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Aspek Empati
14,53
68,60
16,86
Rendah
Sedang
Tinggi
59
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Grafik 4.5
Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator Pada Aspek Empati
Pada aspek empati, dari tiga indikator yang dijadikan acuan semua indikator
berada pada tingkat pencapaian dengan kategori tinggi yaitu pada indikator mampu
memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman (72,67%), mampu merasakan apa yang
dirasakan oleh teman (81,86%), dan mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang
diceritakan dan dialami teman (91,57%). Artinya sebagian besar siswa memiliki
kemampuan yang sesuai kriteria dalam kemampuan untuk mampu memikirkan apa
yang dipikirkan oleh temannya, siswa sudah mampu untuk merasakan apa yang
dirasakan oleh temannya, dan siswa juga memiliki kemampuan yang optimal dalam
mendengarkan dan merasakan apa yang dialami oleh temannya.
c. Aspek Sikap Mendukung
Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai
indikator-indikator dari aspek sikap mendukung dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah
ini:
0102030405060708090
100
Memikirkan yang dipikirkan
teman
merasakan yang dirasakan
teman
mendengarkan dan merasakan
cerita teman
72,6781,86
91,57
Empati
Empati
60
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.4
Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Sikap Mendukung
Gambaran
Umum
Tinggi Sedang Rendah
Total 27 95 50
Persentase 15,7% 55,23% 29,07%
Tingkat Pencapaian 86,6
Grafik 4.6 ini menggambarkan gambaran umum semua indikator dari aspek
sikap mendukung:
Grafik 4.6
Gambaran Umum Indikator Aspek Sikap Mendukung
Grafik 4.6 menunjukkan spek sikap mendukung berada pada sedang
(55,23%), sisanya berada pada kategori rendah (15,70%) dan tinggi (29,07%). Jika
dilihat dari persentase, maka siswa lebih banyak yang berada pada kategori sedang
yang memiliki arti sebagian besar siswa cukup mampu untuk menggunakan bahasa
verbal dan isyarat-isyarat non verbal seperti tersenyum, menganggukkan kepala,
mengedipkan mata, tepuk tangan secara tepat sebagai bentuk sikap mendukung yang
dimilikinya.
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Sikap Mendukung
15,70
55,23
29,07
Rendah
Sedang
Tinggi
61
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Secara rinci, tingkat pencapaian setiap indikator pada aspek sikap mendukung
dapat dilihat pada grafik4.7 yang ada di bawah ini:
Grafik 4.7
Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator
Pada Aspek Sikap Mendukung
Tiga indikator yang dijadikan acuan pada aspek sikap mendukung, semua
indikator berada pada tingkat pencapaian dengan kategori tinggi yaitu pada indikator
mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan mekanisme pertahanan diri
(90,41%), kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat
mendukung (87,31%), dan bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia
merubah posisi apabila keadaan mengharuskan (80,23%). Artinya sebagian besar
siswa memiliki kemampuan yang optimal dalam kemampuan untuk mampu
mengungkapkan perasaannya tanpa ada pertahanan diri yang berlebihan, bersedia
menciptakan suasana yang mendukung diantara teman-temannya, dan mau menerima
masukan-masukan dan pandangan yang berbeda dari teman.
0102030405060708090
100
Mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan
mekanisme pertahanan diri
secara spontan menciptakan
suasana mendukung
bersedia mendengarkan
pandangan yang berbeda
90,41 87,3180,23
Sikap Mendukung
62
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Aspek Sikap Positif
Secara rinci, gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013
mengenai pencapaian indikator-indikator dari aspek sikap positif dapat dilihat pada
tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Sikap Positif
Gambaran
Umum
Tinggi Sedang Rendah
Total 21 101 50
Persentase 12,21% 58,72% 29,07%
Tingkat Pencapaian 86,2
Tabel di atas, kemudian diubah dalam bentuk grafik agar lebih terlihat
bagaimana persentase kelompok siswa. Dipaparkan pada grafik 4.8 berikut:
Grafik 4.8
Gambaran Umum Indikator Aspek Sikap Positif
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Sikap Positif
12,21
58,72
29,07
Rendah
Sedang
Tinggi
63
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Grafik 4.8 menunjukkan kebanyakan siswa berada pada kategori sedang
(58,72%) pada aspek sikap positif. Sedangkan untuk kategori tinggi sebesar 29,07%
dan rendah sebanyak 12,21%. Banyaknya siswa yang termasuk kedalam kategori
sedang berarti sebagian besar siswa cukup mampu untuk menghargai dirinya sendiri
dan orang lain secara positif begitupun yang mempunyai perasaan negatif terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu sikap positif muncul dengan
diawali dari adanya penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Secara rinci,tingkat pencapaian setiap indikator pada aspek sikap positif dapat
dilihat pada grafik4.9 yang ada di bawah ini:
Grafik 4.9
Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator
Pada Aspek Sikap Positif
Tiga indikator pada aspek sikap positif yaitu indikator memiliki sikap positif
terhadap diri sendiri (85,58%), memiliki sikap positif terhadap teman dengan yang
sesama jenis kelamin (87,32%), dan indikator memiliki sikap positif terhadap teman
yang berbeda jenis kelamin (85,61%) berada pada tingkat pencapaian yang sedang
0102030405060708090
100
Sikap positif terhadap diri
sendiri
Sikap positif sesama jenis
kelamin
sikap positif terhadap yang berbeda jenis
kelamin
85,58 87,32 85,61
Sikap Positif
64
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan cenderung tinggi. Ini berarti bahwa sebagian besar siswa memiliki kemampuan
yang optimal dalam memandang positif dirinya dan memiliki sikap positif pada
semua teman tanpa membedakan gender.
e. Aspek Kesetaraan
Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai
pencapaian indikator-indikator dari aspek kesetaraan dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut:
Tabel 4.6
Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Kesetaraan
Gambaran
Umum
Tinggi Sedang Rendah
Total 15 108 49
Persentase 8,72% 62,79% 28,49%
Tingkat Pencapaian 84,9
Grafik 4.10 memaparkan mengenai pengelompokkan jawaban pilihan siswa
Kelas VIII yang menjadi sampel:
Grafik 4.10
Gambaran Umum Indikator Aspek Kesetaraan
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Aspek Kesetaraan
8,72
62,79
28,49
Rendah
Sedang
Tinggi
65
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Grafik 4.10 menunjukkan aspek kesetaraan berada pada kategori tinggi
(28,49%), terbanyak pada kategori sedang (62,79%), dan rendah (8,72%). Ini berarti
bahwa siswa cukup mampu menghargai, berguna, dan memiliki sesuatu yang penting
untuk disumbangkan. Selain itu siswa juga mampu menerima orang lain apa adanya
tanpa harus ada syarat-syarat tertentu misalnya tanpa memandang jenis kelamin.
Secara rinci, gambaran setiap indikator pada aspek sikap mendukung dapat
dilihat pada grafik4.11 yang ada di bawah ini:
Grafik 4.11
Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator
Pada Aspek Kesetaraan
Pada aspek kesetaraan, indikator mengaku semua pihak mempunyai
kepentingan yang sama (72,09%), memiliki sikap positif terhadap teman yang satu
jenis kelamin (90,41%), dan indikator memberikan penghargaan tidak bersyarat
(95,93%), dan tidak membedakan jenis kelamin dalam berkomunikasi (86,82%)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mengaku semua pihak
memiliki kepentingan yang sama
memberikan penghargaan
tidak bersyarat
tidak membedakan jenis kelamin
72,09
90,4186,82
Kesetaraan
66
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berada pada tingkat pencapaian diatas 70% dan walaupun sudah baik, masih dapat
ditingkatkan agar lebih optimal. Artinya sebagian besar siswa memiliki kemampuan
yang optimal dalam memandang positif dirinya dan memiliki sikap positif pada
semua teman tanpa membedakan gender.
Hasil tingkat pencapaian tiap indikator dipaparkan dalam tabel 4.7 di bawah
ini :
Tabel 4.7
Gambaran Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013
Berdasarkan Aspek dan Indikator
Aspek Tingkat
Pencapaian Indikator
Tingkat
Pencapaian
1. Keterbukaan
(openness)
80,65%
a. Kemauan untuk membuka diri
atas pendapat dan gagasan
yang dimiliki.
86,7%
b. Kemauan memberikan
tanggapan terhadap teman
secara jujur mengenai sebuah
gagasan dan pendapat
77,79%
c. Mengakui bahwa pendapat dan
pikiran yang dikemukakan
merupakan milik sendiri dan
beranggungjawab atasnya.
78,6%
2. Empati
(empathy)
82,92%
a. Mampu memikirkan apa yang
dipikirkan oleh teman. 72,67%
b. Merasakan apa yang dirasakan
oleh teman. 81,86%
67
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Aspek Tingkat
Pencapaian Indikator
Tingkat
Pencapaian
c. Mampu mendengarkan dan
ikut merasakan yang
diceritakan dan dialami teman
91,57%
3. Sikap
mendukung
(supportiveness)
86,62%
a. Mengungkapkan perasaannya
dan tidak melakukan
mekanisme pertahanan diri.
90,41%
b. Kesediaan secara spontan
untuk menciptakan suasana
yang bersifat mendukung.
87,31%
c. Bersedia mendengar
pandangan yang berbeda dan
bersedia merubah posisi
apabila keadaan
mengharuskan.
80,23%
4.Sikap positif
(positiveness)
86,21%
a. Memiliki sikap positif
terhadap diri sendiri 85,58%
b. Memiliki sikap positif terhadap
teman yang satu gender 87,32%
c.Memiliki sikap positif terhadap
teman dengan yang berbeda
gender
85,61%
5. Kesetaraan
(Equality)
84,93%
a. Mengaku semua pihak
mempunyai kepentingan yang
sama
72,09%
68
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Aspek Tingkat
Pencapaian Indikator
Tingkat
Pencapaian
b. Memberikan penghargaan
tidak bersyarat 90,41%
c. Tidak membedakan gender
dalam berkomunikasi 86,82%
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Mengenai Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Didasarkan pada data-data yang dihimpun melalui penyebaran angket,
menunjukkan secara umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada
pada kategori sedang. Siswa yang berada pada kategori sedang diasumsikan dia telah
mencapai tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang sesuai kriteria dalam
setiap aspeknya.
DeVito (2011:24) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah tindakan yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang
terdistorsi, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan
ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Dengan mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh ahli, maka siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot dapat dikatakn sudah mampu untuk mengirim
dan menerima pesan, memiliki tujuan dan konteks tertentu dalam komunikasi yang
dilakukan, dan mampu melakukan umpan balik.
Siswa melakukan interaksi sosial yang baik dituntut untuk memiliki
kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Kemampuan komunikasi
interpersonal yang baik dapat menjadikan siswa berprilaku yang diterima secara
69
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sosial, memainkan peranan di lingkungan sosialnya, dan memiliki sikap yang positif
terhadap kelompok sosialnya.
Secara umum pencapaian aspek-aspek komunikasi interpersonal siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
menunjukkan tingkat pencapaian yang sesuai kriteria yang ditandai melalui data
perhitungan bahwa semua aspek berada pada kategori sedang yaitu keterbukaan,
empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Pencapaian aspek-aspek
komunikasi interpersonal siswa akan optimal dengan adanya upaya bimbingan untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa. Upaya
bimbingan diarahkan pada pendekatan preventif dan pengembangan, yaitu
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah sehingga siswa
dapat menjalin hubungan sosial dengan tepat dan efektif.
Komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh DeVito (2011,285-291)
yaitu komunikasi interpersonal dapat berlangsung efektif apabila mengandung 5
aspek yang digunakan untuk mengukur kualitas kemampuan komunikasi
interpersonal yang dimiliki siswa, yaitu: a) Keterbukaan (Openess), b) Empati
(Empathy), c) Sikap mendukung (Supportiveness), d) Sikap positif (Positiveness), e)
Kesetaraan (Equality). Siswa diharapkan memiliki tingkat pencapaian yang baik pada
setiap aspeknya yaitu siswa mampu meningkatkan sikap keterbukaan, empati, sikap
mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
Penelitian menunjukkan pada aspek keterbukaan, sebagian besar siswa telah
memiliki kemampuan yang sesuai kriteria dalam membuka diri terhadap pendapat
dan gagasan yang dimiliki, siswa mampu membuka diri kepada orang lain, akan
menjadikan orang lain yang diajak bicara merasa aman dalam melakukan komunikasi
interpersonal yang akhirnya juga akan turut membuka diri. Selain itu, siswa juga
mampu menerima masukan-masukan yang datangnya dari orang lain dan membuka
diri pada orang lain, serta mengakui perasaan dan pikiran yang diungkapkan adalah
milik sendiri dan bertanggung jawab atasnya.
70
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kemampuan
membuka diri merupakan hal penting untuk dimiliki siswa dalam mewujudkan
komunikasi yang efektif. Dengan demikian, siswa memerlukan upaya bimbingan
untuk meningkatkan kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur
mengenai sebuah gagasan dan mengakui bahwa gagasan atau pendapat yang
dikemukakan merupakan miliknya. Upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian
layanan berupa bimbingan kelompok.
Pada aspek empati, sebagian besar siswa mampu menempatkan dirinya pada
posisi atau peranan orang lain, memikirkan apa yang dipikirkan oleh temannya dan
memiliki kemampuan yang optimal dalam merasakan apa yang dirasakan oleh
temannya, dan bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia merubah
posisi. Dengan tingkat pencapaian yang tinggi, maka layanan yang diberikan bersifar
pemeliharan untuk menjaga siswa agar terus memiliki empati yang baik karena
empati merupakan dasar untuk dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik.
Oleh karena itu, diperlukan upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan
yang tepat berupa bimbingan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.
Willis (2007: 161) mengungkapkan bahwa empati ialah kemampuan untuk
merasakan apa yang dirasakan orang lain. Empati dibagi menjadi dua yaitu primer
dan empati tingkat tinggi. Empati primer yaitu suatu bentuk empati yang hanya
memahami perasaan, pikiran, keinginan, dan pengalaman orang lain. Sedangkan
empati tingkat tinggi ialah apabila kepahaman seseorang terhadap perasaan, pikiran,
keinginan, serta pengalaman orang lain lebih dalam dan menyentuh orang lain.
Berdasarkan pendapat ahli, maka siswa kebanyakan berada pada kategori empati
primer karena banyak yang berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa
kemampuan empati siswa masih perlu ditingkatkan.
Dalam aspek sikap mendukung, siswa mampu untuk mendengar pandangan
yang berbeda dari sekitarnya, mampu untuk mengungkapkan perasaannya dengan
tidak melakukan mekanisme pertahanan diri, dan siswa mampu untuk menciptakan
suasana yang mendukung. Siswa mampu menyampaikan perasaaan dan persepsi
71
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kepada orang dan mampu menciptakan suasana yang bersifat mendukung yang dapat
dilakukan dengan menggunakan isyarat-isyarat non verbal seperti tersenyum,
menganggukkan kepala, mengedipkan mata, tepuk tangan. DeVito (2011:289)
mengungkapkan pada aspek sikap mendukung, siswa yang cenderung memiliki sikap
spontan dan terus terang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya, biasanya akan
bereaksi dengan cara yang sama yaitu terus terang dan terbuka, sedangkan apabila
seseorang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya, akan bereaksi secara
defensif.
Hasil penelitian sebenarnya menunjukkan bawa siswa dapat dikatakan sudah
optimal dalam aspek ini. Namun, walaupun kemampuan siswa sesuai kriteria pada
aspek sikap mendukung akan tetapi hal tersebut dirasa masih dapat ditingkatkan
karena masih ada indikator yang didalamnya tidak ada siswa yang berada pada
kategori tinggi dan hal ini berarti perlunya upaya peningkatan kemampuan siswa
berupa bimbingan kelompok dan konseling kelompok untuk meningkatkan
kemampuan mengungkapkan persaannya dengan mampu menciptakan suasana yang
mendukung secara spontan dan mendengar pandangan yang berbeda.
Pada aspek sikap positif, penelitian menunjukkan siswa memiliki sikap positif
yang ditunjukan terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain. Siswa sudah dapat
menghargai dirinya sendiri dan orang lain secara positif begitupun yang mempunyai
perasaan negatif terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Siswa sudah mulai
memiliki sikap positif yang baik yaitu mampu bertindak berdasarkan penilaian yang
baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang
penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk
mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang
telah diterima. Seperti yang diungkapkan Devito (2011:289) bahwa individu
mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya
dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang
menjadi teman individu berinteraksi. Aspek ini dapat lebih ditingkatkan dan
72
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dioptimalkan dalam perkembangan siswa melalui upaya pemberian layanan dasar
yaitu bimbingan klasikal.
Pada aspek kesetaraan, siswa dinilai sudah cukup mampu menerima orang
lain apa adanya dan menyetujui kehadiran orang lain sacara positif tanpa harus ada
syarat-syarat tertentu. Siswa sudah cukup mampu belajar untuk menganggap bahwa
diri sendiri tidak selalu lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status,
kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan. Selain itu siswa juga
telah mampu bergaul dan berinteraksi dengan semua teman tanpa membedakan jenis
kelamin.
Penelitian menunjukkan siswa mampu memberikan penghargaan tidak
bersyarat pada orang lain, menilai semua orang sama dengan tidak membedakannya
memiliki selain itu siswa juga memiliki kemampuan yang optimal dalam mengakui
semua pihak mempunyai kepentingan yang sama. Sehingga upaya bimbingan yang
diberikan lebih difokuskan pada pengembangan yaitu dengan diberikannya layanan
bimbingan berupa bimbingan kelompok.
Kemampuan komunikasi interpersonal membuat siswa dapat memahami antar
sesamanya dan mengetahui informasi mengenai lingkungan interaksi sekitarnya,
sehingga secara otomatis siswa mampu mengambil tindakan dan keputusan sebagai
respon informasi yang diberikan karena pada hahikatnya, kemampuan komunikasi
interpersonal merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam
berinteraksi. Namun kenyataanya di lapangan, ada beberapa siswa yang belum
mampu menggunakan kemampuan komunikasi interpersonalnya secara optimal.
Persoalan-persoalan yang muncul akibat dari ketidakmampuannya melakukan
komunikasi interpersonal tersebut mengakibatkan siswa mengalami kegagalan dalam
proses kehidupannya.
Penelitian Vance Packard (Budiamin, 2011) mengemukakan bila seseorang
mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain
ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, „dingin‟ sakit fisik dan mental, dan
mengalami „flight syndrome’ (ingin melarikan diri dari lingkungannya). Remaja yang
73
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal akan mengalami
kesulitan dalam berinteraksi sosial yang lebih luas.
Berdasarkan data hasil penelitian, kemampuan komunikasi interpersonal yang
dimiliki siswa pada semua aspek sudah menunjukkan tingkat pencapaian yang sesuai
kriteria akan tetapi siswa tetap memerlukan upaya bimbingan yang diharapkan
mampu memelihara dan meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
sehingga siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dan
terutama mampu mengatasi dan mengarahkan dirinya, memperhatikan dunia luar dan
mempunyai kemampuan untuk berinteraksi sosial yang baik. Seperti yang telah
diungkapkan, siswa yang tidak dapat melakukan komunikasi interpersonal akan
mengalami permasalahan dan kegagalan dalam proses kehidupannya dan hal ini
termasuk kedalam bidang permasalahan pribadi-sosial. Layanan bimbingan dan
konseling terutama untuk bidang pribadi-sosial di sekolah memang sudah dibuat dan
terencana. Namun tidak ada program khusus yang dibuat untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi atau interaksi siswa.
Dari hasil wawancara secara informal dengan koordinator dan guru BK
didapat kesimpulan bahwa program di sekolah tidak menitikberatkan pada tugas
perkembangan tertentu karena semua tugas perkembangan harus dapat diakomodasi
dengan baik. oleh karena itu program yang dibuat bersifat menyeluruh. Satuan
layanan yang telah dibuat kemudian disampaikan kepada siswa setiap satu minggu
sekali sebagai langkah pencegahan atau preventif. Sedangkan untuk pelayanan
khusus seperti misalnya kuratif diberikan jika memang sudah ada masalah yang
muncul.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian, maka dibuat hipotetik program
bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa. Program ini dibuat untuk meningkatkan dan mempertahankan
kemampuan siswa dalam berinteraksi khususnya berkomunikasi dengan
lingkungannya.
74
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Interpersonal Siswa
Penyusunan program didasarkan pada hasil analisis terhadap data yang
diperoleh mengenai gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa
dan indikator-indikator kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah.
Gambaran dari indikator-indikator komunikasi interpersonal siswa merupakan dasar
dalam penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan
terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabpaten Bandung tahun
ajaran 2012/2013, diketahui siswa kelas VIII memiliki tingkat pencapaian
komunikasi interpersonal yang dapat dikategorikan sesuai kriteria. Penyusunan
program bimbingan pribadi sosial diarahkan pada pendekatan preventif dan
pengembangan. Program bimbingan pribadi sosial disusun untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Pemberian bantuan dilakukan melalui
layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan
dukungan sistem, dengan materi relevan yang disesuaikan dengan hasil analisis
kebutuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013.
Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 divalidasi oleh dosen ahli Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan serta Guru BK SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten
Bandung. Validasi yang dilakukan menunjukkan adanya perbaikan (revisi) pada
komponen-komponen tertentu, akan tetapi pada dasarnya program dapat
direkomendasikan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten
Bandung.
Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa ini adalah program tambahan bagi program
75
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bimbingan dan konseling pribadi sosial khususnya bagi siswa kelas VIII sehingga
diperlukan adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada guru pembimbing siswa kelas
VIII. Kesimpulan hasil validasi, sebagai berikut:
1. Rumusan kompetensi yang dikembangkan merujuk pada Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta Didik
2. Deskripsi kebutuhan dan visi misi program dapat dihilangkan.
3. Tujuan program ditulis dan disesuaikan dengan hasil need assesment
4. Point personel yang dilibatkan dapat digabungkan dengan mekanisme kerja
antar personel
5. Sarana dan prasarana yang ditulis dalam program adalah yang benar-benar
dibutuhkan dan digunakan dalam pelaksanaan program.
6. Instrumen yang dipergunakan untuk evaluasi diusahakan menggunakan
bahasa dan format yang mudah digunakan oleh guru BK.
Selanjutnya ditarik kesimpulan dari hasil validasi untuk selanjutnya dilakukan
perbaikan atau revisi program menjadi program hipotetik, program hipotetik
bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa merupakan program yang melengkapi program BK yang sudah ada pada bidang
pribadi sosial.
76
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
INTERPRSONAL SISWA
(Setelah Validasi)
A. Rasional
Perkembangan sosial dialami oleh semua individu dalam setiap fase
perkembangannya, termasuk remaja. Perkembangan sosial pada fase remaja semakin
tampak jelas dan sangat dominan dibandingkan dengan masa anak-anak. Masa remaja
merupakan awal pembentukan kematangan karakter sosial dari seseorang yang akan
menjadi bekal kemampuan bersosialisasi ketika memasuki masa dewasa. Remaja
mulai memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap lingkungan, kesadaran akan
kesunyian, dan juga kebutuhan akan teman untuk berinteraksi dan berbagi.
Salah satu proses interaksi sosial sebagai bentuk perkembangan sosial remaja
ialah interaksi sebagai siswa di sekolah. Interaksi sosial yang baik akan terbentuk
jika siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Siswa yang
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dapat menjadikan siswa
berprilaku yang diterima secara sosial dan memiliki sikap yang positif terhadap
kelompok sosialnya.
Kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan komunikasi yang efektif
ialah salah satu ciri bahwa siswa memiliki komunikasi interpersonal yang baik.
Mulyana (Andreas,2009:1) mengemukakan komunikasi interpersonal sebagai
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau
nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai
komunikasi yang berlangsung diantara dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan yang mantap dan jelas. Ukuran seperti apa seorang siswa dapat diterima
77
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
atau tidak di lingkungan sosialnya dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam
melakukan komunikasi interpersonal dengan efektif.
Siswa dalam melakukan komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila
tercipta rasa saling menyukai antara satu dengan yang lainnya, dan sebaliknya apabila
tidak ada rasa saling menyukai dan membuat hubungan antar sesama menjadi tidak
baik maka siswa akan mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Dengan demikian,
komunikasi memiliki arti yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan siswa
dalam berinteraksi dengan dunia sosial khususnya lingkungan sekolah (Rakhmat,
2001: 45). Siswa yang tidak mampu melakukan komunikasi interpersonal selain
mengalami kegagalan juga akan menimbulkan banyak persoalan bagi dirinya.
Vance Packard (Budiamin, 2011) mengemukakan bila seseorang mengalami
kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain ia akan
menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, dan ingin melarikan
diri dari lingkungannya. Pendapat tersebut menyiratkan bahwa komunikasi
interpersonal mempunyai dampak yang cukup besar bagi kehidupan siswa.
Ketidakmampuan yang dialami siswa dalam melakukan komunikasi
interpersonal diindikasikan dengan beberapa kriteria tolak ukur, sesuai yang
dikemukakan oleh Devito (2011: 285-291). yaitu keterbukaan (openess), empati
(empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan
kesetaraan (equality) Berdasarkan hasil need assement di sekolah, diperoleh
gambaran umum dan aspek kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013. Temuan yang diperoleh
menunjukkan 76,16% berada pada kategori sedang tingkat kemampuan komunikasi
interpersonalnya,13,95% siswa berada pada kategori tinggi dan 9,88% siswa berada
kategori rendah. Dilihat secara umum gambaran yang diperoleh menunjukkan bahwa
siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal sedang, artinya siswa yang
termasuk dalam kategori sedang mampu mencapai tingkat komunikasi interpersonal
yang sudah sesuai kriteria yaitu kemampuan yang sedang terhadap pengiriman pesan
atau informasi dengan adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan,
78
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Tingkat pencapaian aspek
komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 menunjukkan semua aspek berada pada kategori
sedang yaitu keterbukaan 73,84%, empati sebesar 68,60%, sikap mendukung 55,23%,
sikap positif 58,72%, dan kesetaraan sebesar 62,79%, namun aspek sikap mendukung
memiliki persentase yang paling kecil yaitu 55,23%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan
terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013,
diketahui siswa kelas VIII memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang
dapat dikatakan sesuai kriteria akan tetapi belum maksimal dan perlunya upaya yang
mengarah pada suatu kegiatan yang dapat membantu siswa meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal yang dimilikinya. Upaya bimbingan dilakukan
oleh pelaksana layanan bimbingan dan konseling di sekolah, karena bimbingan dan
konseling di sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk membantu
meningkatkan potensi siswa dalam meningkatkan kemampuan diri dan sosial di
sekolah.
Hadirnya bimbingan dan konseling di sekolah, diharapkan dapat membantu
siswa dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang menghambat perkembangannya.
Masalah-masalah yang dialami siswa terutama kemampuan komunikasi interpersonal
yang muncul termasuk dalam bidang layanan bimbingan pribadi sosial. Bimbingan
pribadi-sosial merupakan bimbingan yang memiliki fokus untuk membantu siswa
dalam mengatasi masalah yang bersifat pribadi serta memecahkan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, dan diharapkan kedepannya siswa dapat
berperilaku sesuai dengan tuntutan lingkungan kehidupan dan perkembangannya.
Program bimbingan pribadi sosial diharapkan dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimilikinya. Bimbingan
pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang
efektif perlu disusun dalam rancangan program bimbingan dan konseling yang
direncanakan secara sistematis, terarah, dan terpadu.
79
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penyusunan program bimbingan pribadi sosial didasarkan pada hasil need
assesment yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yaitu diarahkan pada
pendekatan preventif dan pengembangan, yaitu program bimbingan pribadi sosial
disusun untuk dapat memelihara dan meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot.
B. Kompetensi yang Dikembangkan
Kompetensi secara umum dititikberatkan kepada meningkatkan kemampuan
siswa dalam kematangan emosi, pengembangan pribadi, dan kematangan
penempatan diri di lingkungan sosial. Siswa dapat mempelajari cara-cara
menumbuhkan empati menjadi bagian dalam dirinya, bersikap toleran terhadap
perasaan diri sendiri dan orang lain dan mengekspresikan perasaan dalam cara-cara
yang bebas, terbuka dan sesuai dengan norma; mempelajari keragaman interaksi
sosial seperti nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam pergaulan;
mempelajari keunikan dalam diri, menerima dan menggali keunikan diri dengan
segala kelebihan dan kekurangannya; mempelajari cara menghargai dan
menunjukkan dukungan pada teman sebaya; mempelajari cara-cara membina dan
kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman sebaya tanpa membedakann
jenis kelamin.
Kompetensi yang diharapkan setelah pemberian layanan adalah sebagai
berikut:
1. Siswa dapat menambah dan membangun pengetahuan dan pemahaman mengenai
pentingnya kemampuan komunikasi interpersonal (Pengenalan)
2. Siswa dapat menjadikan komunikasi interpersonal sebagai kemampuan yang
harus dimiliki (Akomodasi)
3. Siswa dapat mewujudkan kemampuan komunikasi interpersonal yang
diperlihatkan dalam tindakan nyata sehari-hari (Tindakan).
80
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Dasar dan Landasan Operasional
Penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa didasari pada landasan hukum sebagai
berikut :
1. UU No.20 tahun 2003 ayat 1 “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.
2. UU No.20 tahun 2003 ayat 6 “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.
3. Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 pasal 27, yaitu bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Secara operasional yang melandasi penyusunan program bimbingan pribadi
sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yaitu adanya
hasil observasi dan hasil analisis angket kemampuan komunikasi interpersonal siswa
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013 yang
menunjukkan kategori sedang. Secara umum, program bimbingan diarahkan pada
pendekatan yang bersifat preventif dan pengembangan, yaitu meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah. Meskipun secara umum
diperoleh gambaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten
Bandung Tahun ajaran 2012/2013 memiliki kemampuan komunikasi interpersonal
sedang. Hal tersebut belum optimal sehingga perlu adanya layanan bimbingan dan
konseling pribadi sosial untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal di sekolah.
81
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Tujuan Program
Munculnya aspek-aspek komunikasi interpersonal ditandai oleh adanya
indikator yang menunjukkan tingkat pencapaian komunikasi interpersonal siswa VIII
SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Secara
rinci, dipaparkan sebagai berikut :
Pada aspek keterbukaan, tingkat pencapaian masing-masing indikator yaitu
kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan gagasan yang dimiliki mencapai
86.7%, kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur mengenai
sebuah gagasan dan pendapat mencapai 77.79%, dan mengakui bahwa pendapat dan
pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan beranggungjawab atasnya
mencapai 78,6%. Untuk aspek empati, tingkat pencapaian masing-masing indikator
yaitu mampu memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman sebesar 72.67%, nerasakan
apa yang dirasakan oleh teman sebesar 81.86%, dan mampu mendengarkan dan ikut
merasakan yang diceritakan dan dialami teman sebesar 91,57%. Aspek sikap
mendukung, tingkat pencapaian masing-masing indikator yaitu mengungkapkan
perasaannya dan tidak melakukan mekanisme pertahanan diri sebesar 90.41%,
kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat mendukung sebsar
87.31%, dan bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia merubah
posisi apabila keadaan mengharuskan sebesar 80,23%. Aspek sikap positif, tingkat
pencapaian masing-masing indikator ialah untuk indikator memiliki sikap positif
terhadap diri sendiri sebesar 85.58%, memiliki sikap positif terhadap teman yang satu
gender sebesar 87.32%, dan memiliki sikap positif terhadap teman yang berbeda
gender sebesar 85.61%. dan untuk aspek yang terakhir yaitu kesetaraan, tingkat
pencapaian masing-masing indikator ialah 72.09% untuk mengaku semua pihak
mempunyai kepentingan yang sama, 90.41% untuk memberikan penghargaan tidak
bersyarat, dan 86.82% untuk indikator tidak membedakan gender dalam
berkomunikasi.
Temuan penelitian yang merupakan hasil kajian gambaran umum dan aspek
kemampuan komunikasi interpersonal siswa, maka diperoleh kebutuhan siswa
82
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terhadap layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa sebagai berikut :
Tabel 4.8
Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling
untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013
Kebutuhan Siswa
Secara Umum
Kebutuhan Siswa Secara
Khusus
1. Memiliki sikap terbuka a. Kemauan memberikan
tanggapan terhadap teman
secara jujur mengenai sebuah
gagasan dan pendapat
b. Mengakui bahwa pendapat
dan pikiran yang
dikemukakan merupakan
milik sendiri dan
beranggungjawab atasnya.
2. Menumbuhkan Empati a. Mampu berempati terhadap
perasaan teman
b. Mampu menunjukkan rasa
empati terhadap perasaan
teman
3. Meningkatkan
keterampilan sikap
mendukung
a. Mampu menunjukkan sikap
mendukung kepada teman
4. Meningkatkan sikap
positif terhadap diri
sendiri dan orang lain
a. Mengetahui dan mengenal
keunikan diri serta mampu
memanfaatkannya
83
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kebutuhan Siswa
Secara Umum
Kebutuhan Siswa Secara
Khusus
b. Mengenal keunikan dari
teman-teman serta mampu
menghargainya
5. Menumbuhkan rasa
kesetaraan dengan
sesama terutama
dengan teman
a. Menumbuhkan kebersamaan
dan kerjasama dengan semua
teman tanpa membedakan
jenis kelamin
Program disusun bertujuan membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonalnya yang diwujudkan dalam bentuk
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Berbagai
strategi dan jenis layanan bimbingan pribadi sosial secara khusus untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa.
Secara khusus, layanan yang diberikan dalam program bimbingan pribadi
sosial dikembangkan berdasarkan profil aspek dan indikator komunikasi interpersonal
siswa yang berada pada kategori tinggi, sedang dan rendah tingkat pencapaiannya.
Walaupun secara umum tingkat pencapaian komunikasi interpersonal siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun ajaran 2012/2013 sesuai
kriteria, hal itu dirasa belum maksimal dan perlu upaya pengembangan ke arah yang
lebih berarti.
E. Komponen Program
1. Layanan Dasar
Layanan dasar memiliki tujuan untuk membantu seluruh siswa SMP Negeri 2
Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 (kategori sedang)
memperoleh perkembangan yang optimal, dan meningkatkan kemampuan
84
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
komunikasi interpersonal yang dimilikinya secara efektif. Layanan dasar pada
program bimbingan pribadi sosial dikembangkan berdasarkan pada hasil penelitian
profil kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang mencakup pada indikator-
indikator komunikasi interpersonal yang menunjukkan dimana siswa sudah sesuai
kriteria dalam menampilkan kemampuan komunikasi interpersonalnya. Strategi yang
digunakan dalam layanan adalah bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok
menggunakan Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling.
Indikator-indikator yang menjadi fokus pengembangan pelayanan dasar
mencakup hal-hal berikut : a) Kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan
gagasan yang dimiliki, b) Kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara
jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat, c) Mengakui bahwa pendapat dan
pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan beranggung jawab atasnya,
d) Mampu memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman, e) Merasakan apa yang
dirasakan oleh teman, f) Mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan
mekanisme pertahanan diri, g) Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri,
h) Memiliki sikap positif terhadap teman yang satu gender, i) Memiliki sikap positif
terhadap teman dengan yang berbeda gender, j) Mengaku semua pihak mempunyai
kepentingan yang sama, k) Memberikan penghargaan tidak bersyarat, dan l) Tidak
membedakan gender dalam berkomunikasi.
2. Layanan Responsif
Pemberian layanan responsif difokuskan pada siswa SMP Negeri 2
Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang berada pada kategori
rendah tingkat kemampuan komunikasi interpersonalnya. Layanan responsif
diasumsikan untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang
memerlukan bantuan dengan segera. Layanan responsif dapat membantu siswa dalam
memenuhi kebutuhannya terutama dalam mencapai perkembangan pribadi dan
sosialnya khususnya dalam kemampuan komunikasi interpersonalnya.
Fokus pengembangan layanan responsif yaitu pada upaya membantu siswa
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang dapat digunakan untuk
85
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya. Layanan reponsif diberikan
kepada siswa yang selama mengikuti pelayanan dasar cenderung masih memiliki
pemahaman yang kurang terhadap pentingnya memiliki kemampuan komunikasi
interpersonal. Bentuk layanan yang dilakukan oleh guru BK melalui pendekatan
krisis atau kuratif dengan strategi yang digunakan yaitu konseling kelompok.
Materi yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator pada aspek
komunikasi interpersonal dengan tingkat pencapaian yang dianggap memerlukan
layanan ini, yaitu: 1) Mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang diceritakan dan
dialami teman, 2) Kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat
mendukung , dan 3) Bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia
merubah posisi apabila keadaan.
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanan individual ialah layanan yang memiliki fokus untuk
membantu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun
ajaran 2012/2013 yang berada kategori tinggi dalam membuat dan
mengimplementasikan rencana-rencana untuk mempertahankan kemampuan
komunikasi interpersonalnya. Tujuan dari layanan perencanaan individual adalah
membantu siswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal, dan menyadari dampak yang
ditimbulkan jika tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.
Fokus pengembangan layanan perencanaan individual mencakup :
a. Jangka Pendek
1) Rencana melakukan kegiatan-kegiatan yang rutin positif dalam rangka
mencari kesibukan melalui sejumlah aktivitas yang bermanfaat.
2) Rencana melakukan budaya 5S (sapa, senyum, salam, sopan, dan santun)
yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari bertujuan untuk melatih
komunikasi positif antar siswa.
3) Rencana kerjasama dengan pelatih ekstrakurikuler untuk memasukan materi
mengenai pengembangan diri dalam materi ekstrakurikuler.
86
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Jangka Menengah
1) Rencana pembentukan peer guidance untuk membantu siswa yang belum
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.
2) Rencana mengikuti kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kemampuan
komunikasi siswa seperti speech contest dan story telling
c. Jangka Panjang
1) Rencana kerjasama atau kolaborasi dengan pihak luar sekolah seperti
kepolisian atau LSM untuk meningkatkan kemampuan siswa terutama
meningkatkan kecakapan siswa dalam berkomunikasi.
2) Rencana peran aktif dalam forum mading sekolah.
Strategi yang digunakan adalah pemberian informasi, konsultasi dan
konseling individual, rujukan atau kolaborasi dengan disiplin ilmu yang
lain.
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem dilakukan dengan melaksanakan kegiatan yang secara tidak
langsung dapat membantu memfasilitasi kelancaran pelaksanaan program bimbingan
dan konseling untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan program layanan melalui pengembangan sumber daya
dengan penyediaan lingkungan dan memperlancar proses layanan bimbingan dan
konseling yang akan dilaksanakan.
Dukungan sistem yang dalam program ini meliputi strategi kerjasama yang
dilakukan dalam pemberian layanan dengan melibatkan guru sebagai fasilitator
materi, kerjasama dengan komite sekolah, kerjasama dengan pihak manajemen
sekolah, kerjasama dengan instansi-instansi mitra sekolah, dan memasukkan program
bimbingan dan konseling sebagai bagian yang integral dalam program atau kegiatan-
kegiatan secara umum dan khusus di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten
Bandung.
87
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Unsur-unsur yang ada di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
dapat dioptimalkan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling melalui
pengembangan jejaring. Bentuk dukungan sistem dalam pemberian layanan
menyangkut kegiatan yang meliputi:
1) Setiap satu bulan sekali konselor menghimpun berbagai data dari guru mata
pelajaran dan wali kelas, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa ketika berada di kelas/sekolah;
2) Konselor bekerja sama dengan dengan guru mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Olahraga dalam meningkatkan
sikap positif, empati, meningkatkan kemampuan memulai percakapan yang
baik, dan cara berinteraksi dengan kelompok sehingga siswa semakin
kompeten dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal;
3) Melakukan pertemuan rutin yang dilakukan satu bulan sekali dengan orang
tua dan wali kelas dalam rangka bertukar informasi mengenai perkembangan
siswa dalam pencapaian komunikasi interpersonal.
F. Personel yang Dilibatkan dan Mekanisme Kerja Antar Personel
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pendidikan di Sekolah. Pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial menjadi
tanggung jawab bersama antara personel sekolah. Personel yang paling bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa adalah guru pembimbing/konselor.
Secara lebih rinci berikut dikemukakan beberapa personel yang akan dilibatkan.
a. Kepala SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
b. Wakil kepala sekolah SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
c. Koordinator guru pembimbing SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
d. Guru pembimbing SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
e. Guru bidang studi PKn, Bahasa Indonesia, dan Olah Raga
f. Wali kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
88
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
g. Staf administrasi SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
h. Orang Tua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Setiap personel yang terlibat dalam pelaksanaan program tentu saling terkait
satu dengan yang lain. Adapun mekanisme kerja antar personel adalah:
a. Kepala SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Kepala sekolah mempunyai tugas
sebagai berikut :
1) Menunjang keterlaksanaan layanan dengan mengkoordinasikan segenap
kegiatan yang akan dilaksanakan seperti mengadakan kegiatan kerjasama dan
pelatihan baik di dalam sekolah maupun bekerjasama dengan pihak luar.
2) Memfasilitasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa seperti penyediaan
sarana dan prasarana.
3) Menunjang keterlaksanaan program yang berhubungan dengan administrasi
seperti membuat surat tugas khusus guru pembimbing/konselor dalam proses
layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa.
4) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan
dan konseling bagi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi
interpersonal rendah secara berkala.
b. Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Wakil kepala sekolah merupakan personel yang bertugas membantu kepala
sekolah. Adapun tugas wakil kepala sekolah dalam program bimbingan dan konseling
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yaitu sebagai berikut :
1) Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kepada semua
personel sekolah.
89
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya, termasuk
mengawasi dan meninjau pelaksanaan bimbingan dan konseling.
c. Koordinator guru pembimbing SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
Koordinator guru pembimbing merupakan personel yang memiliki
tanggungjawab besar dalam kegiatan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal. Adapun tugas koordinator bimbingan dan
konseling yaitu sebagai berikut :
1) Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam mempublikasikan program
layanan bimbingan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan komunikasi
interpersonal siswa kepada seluruh steak holder sekolah.
2) Melaksanakan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
3) Mengadministrasikan layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
4) Memberikan pengarahan kepada seluruh pihak tentang informasi pentingnya
kemampuan komunikasi interpersonal yang perlu disampaikan kepada siswa
dan yang dibutuhkan siswa.
5) Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan pribadi sosial untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
6) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan pribadi sosial untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
7) Mengadakan tindak lanjut terhadap hasil analisis penilaian bimbingan pribadi
sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
8) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan pribadi sosial
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kepada
kepala sekolah.
d. Guru pembimbing kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Guru pembimbing (konselor) berperan sebagai pelaksana utama, tenaga inti
dan ahli yang sangat penting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun
90
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
peranan dan tugas konselor sekolah dalam kegiatan bimbingan pribadi sosial untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yaitu sebagai berikut :
1) Melakukan studi kelayakan dan need assesment pelayanan bimbingan pribadi
sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal lebih lanjut
sebagai dasar pembuatan program.
2) Merencanakan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal pada satuan-satuan dan waktu tertentu.
Program tersebut dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan,
semesteran dan tahunan.
3) Melaksanakan layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa langsung pada siswa.
4) Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan pribadi sosial
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
5) Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbinganpribadi sosial untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
6) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan bimbingan
pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa.
7) Mengadministrasikan kegiatan program bimbingan pribadi sosial untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang
dilaksanakannya.
8) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator
bimbingan dan konseling serta kepala sekolah.
e. Guru Bidang Studi
Guru bidang studi merupakan personel sekolah yang memiliki kesempatan
untuk bertatap muka lebih banyak dengan siswa dibandingkan dengan personel
sekolah lainnya. Peran dan tanggungjawab guru bidang studi dalam pelaksanaan
bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa juga sangat diharapkan. Guru bidang studi yang dilibatkan dalam kegiatan
91
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bimbingan dan konseling adalah guru PKn, guru Agama, guru Bahasa Indonesia, dan
guru Olah Raga. Adapun tugas dan tanggung jawab guru bidang studi dalam program
bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
yaitu sebagai berikut.
1) Bekerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa-siswa
yang memerlukan layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa secara khusus kepada guru
pembimbing.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan
bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa dari guru pembimbing.
3) Mereferal siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling,
berkaitan dengan masalah kemampuan komunikasi interpersonal siswa
kepada konselor.
4) Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam rangka layanan
bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa.
f. Wali Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Wali kelas merupakan personel sekolah yang ditugasi untuk menangani
masalah-masalah yang dialami oleh siswa yang menjadi binaannya. Berkenaan
dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah peran dan tanggungjawab wali
kelas sebagai berikut :
1) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan pribadi
sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan
bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal yang dimilikinya.
92
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti
konferensi kasus meliputi kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
4) Memberikan informasi kepada guru pembimbing tentang kondisi siswa
yang memperoleh layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
g. Staf Administrasi SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
Keberhasilan kegiatan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa memerlukan keterlibatan dari petugas
administrasi sekolah. Adapun tugas dan tanggungjawab staf administrasi dalam
program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa yaitu sebagai berikut :
1) Membantu koordinator bimbingan dan konseling dan guru pembimbing
(konselor) dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah.
2) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan
dalam layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa dan memelihara data serta sarana dan
fasilitas bimbingan dan konseling yang ada.
h. Orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
1) Mendukung dan memberikan respon positif terhadap kegiatan bimbingan
pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa di sekolah.
2) Memberi informasi yang sebenarnya mengenai perilaku dan kegiatan siswa di
rumah bagi kepentingan bimbingan dan konseling.
Mekanisme kerja antar personel yang terlibat dalam pelaksanaan program
bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa kelas SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran
2012/2013 digambarkan dalam bagan berikut.
93
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bagan 4.1 Mekanisme Kerja Antar Personel
Keterangan :
= garis komando
= garis koordinasi
G. Rencana Operasional (Action Plan)
Pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa dilakukan di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013. Berikut agenda kegiatan operasional
program bimbingan pribadi sosial disajikan pada tabel 4.3
STAF
ADMINISTRASI
administrasi
GURU MATA
PELAJARAN
WALI
KELAS
KOORDINATOR
BK/GURU
PEMBIMBING
INSTANSI
PEMERINTAH/TENAGA
AHLI
KEPALA
SEKOLAH
WAKIL KEPALA
SEKOLAH
KOMITE SEKOLA
H
PESERTA DIDIK
94
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.9
Rencana Operasional Pelaksanaan Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Analisis
Kebutuhan (need
assesment) melalui
penyebaran
instrumen
Menyesuaikan program
yang akan dibuat dengan
kebutuhan siswa agar
optimal dan tepat sasaran
Siswa kelas
VIII SMP
Negeri 2
Dayeuhkolot
Kabupaten
Bandung
Tahun ajaran
2012/2013
Angket
Komunikasi
Interpersonal
2 Pengolahan Data Hasil penyebaran angket
diolah kemudian
dianalisis untuk
menentukan layanan
Peneliti Analisis hasil
Angket
Komunikasi
Interpersonal
95
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
yang akan diberikan
3 Penyusunan
Program
Bimbingan Pribadi
Sosial untuk
meningkatkan
kemampuan
komunikasi
interpersonal siswa
Supaya kegiatan
bimbingan tersusun
secara sistematis dan
sesuai dengan kebutuhan
siswa kelas VIII
Peneliti dan
Personel BK
Hasil analisis
kebutuhan dan
karakteristik
siswa kelas VIII
4 Sosialisasi
Program
a. Staf Sekolah
b. Siswa Kelas
VIII
Komponen sekolah yang
dituju mengetahui
program layanan yang
telah disusun dan mau
ikut serta dalam kegiatan
layanan yang nantinya
Staf sekolah
inti (kepala
sekolah, wali
kelas, guru
mata
pelajaran) dan
Program pribadi
sosial untuk
meningkatkan
kemampuan
komunikasi
interpersonal
96
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
akan diberikan untuk
siswa kelas VIII
Siswa kelas
VIII
siswa kelas VIII
5 Pelaksanaan
a. Layanan Dasar
Siswa mampu untuk
membuka diri,
meningkatkan sikap
empati yang dimiliki
terhadap perasaan oleh
orang lain, mampu untuk
menciptakan suasana
yang mendukung dalam
bersosialisasi, memiliki
pandangan yang positif
terhadap diri dan orang
di sekitarnya, dan siswa
mampu untuk menilai
Siswa kelas
VIII SMP
Negeri 2
Dayeuhkolot
Kabupaten
Bandung
Tahun Ajaran
2012/2013
Materi tersusun
dalam Satuan
Kegiatan
Layanan
Bimbingan
Konseling
(SKLBK) yang
dikelompokkan
berdasarkan
prioritas utama
kebutuhan siswa
sebagai berikut:
Materi
97
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
setiap orang dalam
kepentingan dan derajat
yang sama. Strategi yang
digunakan bimbingan
klasikal dan bimbingan
kelompok.
bimbingan
yang
disampaikan
kepada siswa
pada aspek
keterbukaan
a. “Beri
Komentar
Yu..!”
Materi
bimbingan
yang
disampaikan
V
98
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
kepada siswa
pada aspek
Empati
a. “Tebak
Perasaan
Ku”
b. “Lihat Aku
dan
Perhatikan
Aku”
Materi
bimbingan
yang
V
V
99
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
disampaikan
kepada siswa
pada aspek
Sikap
Mendukung
a. “Tepuk
Tangan”
Materi
bimbingan
yang
disampaikan
kepada siswa
V
100
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
pada aspek
Sikap Positif
a. “ Kita
diciptakan
dengan
kelebihan
b. “Tips-tips
menghargai
keunikan
teman”
Materi
bimbingan
yang
V
V
101
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
disampaikan
kepada siswa
pada aspek
Kestaraan
a. “Selamatkan
Kota
Bandung”
V
b. Layanan
Responsif
Membantu siswa mampu
mendengarkan dan ikut
merasakan yang
diceritakan dan dialami
teman, kesediaan secara
spontan untuk
menciptakan suasana
yang bersifat mendukung
Siswa kelas
VIII SMP
Negeri 2
Dayeuhkolot
Kabupaten
Bandung
Tahun Ajaran
2012/2013.
Materi
konseling yang
disampaikan
kepada siswa:
a. “Lihat aku
dan
Perhatikan
102
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
, dan bersedia mendengar
pandangan yang berbeda
dan bersedia merubah
posisi apabila keadaan.
Strategi yang digunakan
konseling kelompok.
aku”
c. Perencanaan
Individual
Membantu siswa untuk
meningkatkan
komunikasi
interpersonalnya yang
sudah baik menjadi lebih
optimal.
Siswa yang
memiliki
keterampilan
komunikasi
interpersonal
yang efektif
dan optimal.
Materi yang
diberikan
disesuaikan
dengan
kebutuhan
siswa, baik
dalam jangka
pendek,
menengah
103
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
maupun jangka
panjang.
d. Dukungan
Sistem
Memantapkan program
bimbingan yang
dilakukan oleh guru BK
secara menyeluruh
Personel
sekolah inti
(kepala
sekolah, wali
kelas, guru
mata pelajaran
dan orang tua)
Kegiatan yang
dilakukan guru
BK dalam
melancarkan
program
bimbingan
pribadi-sosial,
yaitu:
1) Setiap satu
bulan sekali
konselor
menghimpun
104
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
berbagai data
dari guru
mata
pelajaran dan
wali kelas,
khususnya
yang
berkaitan
dengan
kemampuan
komunikasi
interpersonal
siswa ketika
berada di
kelas/sekolah;
105
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2) Konselor
bekerja sama
dengan
dengan guru
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganega
raan, Bahasa
Indonesia,
dan Olahraga
dalam
meningkatkan
sikap positif,
empati,
106
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
meningkatkan
kemampuan
memulai
percakapan
yang baik,
dan cara
berinteraksi
dengan
kelompok
sehingga
siswa semakin
kompeten
dalam
meningkatkan
kemampuan
107
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
komunikasi
interpersonal;
3) Melakukan
pertemuan
rutin yang
dilakukan satu
bulan sekali
dengan orang
tua dan wali
kelas dalam
rangka
bertukar
informasi
mengenai
perkembanga
108
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
n siswa dalam
pencapaian
komunikasi
interpersonal.
6 Evaluasi Mendapatkan hasil/
timbal balik dari program
bimbingan pribadi-sosial
yang sudah diberikan
kepada siswa kelas XI
SMA Negeri 24 Bandung
tahun ajaran 2011/2012
Personel BK
dan Staf
sekolah inti
(kepala
sekolah,
wali kelas,
guru mata
pelajaran)
Seluruh
kegiatan
layanan
bimbingan yang
meliputi
evaluasi proses
dan hasil
7 Tindak Lanjut Menyempurnakan
program bimbingan
pribadi-sosial untuk
siswa kelas XI agar lebih
Tindak lanjut
dilakukan
setelah evaluasi
proses dan hasil
109
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi
Waktu
Nov
’12
Des
’12
Januari ’13 Feb ’13
1-2 3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3
efektif dan komprehensif dilakukan
sebagai
kelanjutan
program yang
berkesinambung
an
11.
110
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12. H. Pengembangan Tema
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang didapatkan dari hasil dari penyebaran instrumen komunikasi interpersonal,
siswa kelas VIII membutuhkan materi-materi bimbingan pada tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Pengembangan Tema Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator
Pencapaian
Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
1 Keterbukaan a. Kemauan
memberikan
tanggapan
terhadap teman
secara jujur
mengenai sebuah
gagasan dan
pendapat
b. Mengakui bahwa
Mengemukakan
pendapat terhadap
sebuah topik
pembicaraan
Siswa memiliki
kemampuan untuk
mengemukakan
pendapat dan
gagasan terhadap
sebuah topik
pembicaraan.
a. S
e
m
u
l
a
s
i
SKLBK
1
Bimbingan
Kelompok
2 X
Pertemu
an
111
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator
Pencapaian
Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
pendapat dan
pikiran yang
dikemukakan
merupakan milik
Siswa memiliki
kemampuan
untuk
mempertahankan
dan menyanggah
pendapat secara
bertanggung
jawab sendiri dan
beranggung jawab
atasnya.
Mempertahankan
dan menyanggah
pendapat dan
gagasan dalam
topik pembicaraan
d
a
n
d
i
s
k
u
s
i
D
SKLBK
1
112
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator
Pencapaian
Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
2 Empati a. Mampu berempati
terhadap perasaan
teman
b. Mampu
menunjukkan
rasa empati
terhadap perasaan
teman
Menebak Perasaan
Teman
Empati terhadap
teman
Siswa mampu
memahami apa
yang sedang
dipikirkan dan
dirasakan teman
Siswa memiliki
perasaan empati
dalam
kehidupannya
sehari-hari
Diskusi
dan
simulasi
Ceramah
dan tanya
jawab
SKLBK
2
SKLBK
3
Bimbingan
Kelompok
Bimbingan
Klasikal
1 X
Pertemu
an
1 X
Pertemu
an
3 Sikap
Mendukung
a. Mampu
menunjukkan
sikap mendukung
kepada teman
Mengemukakan
Pandangan Yang
Mendukung
Terhadap Teman
Siswa mampu
mengungkapkan
pandangan
mengenai
Simulasi
SKLBK
4
Konseling
Kelompok
1 X
Pertemu
an
113
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator
Pencapaian
Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
Memberikan sikap
mendukung
temannya dan
mampu
memberikan
masukan serta
dukungan untuk
kemajuan
temannya
Siswa mampu
memberikan
dukungan-
dukungan kepada
teman dalam
bentuk ucapan
maupun bahasa
non verbal.
Diskusi
dan
simulasi
SKLBK
5
Bimbingan
Kelompok
1 X
Pertemu
an
114
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator
Pencapaian
Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
4 Sikap
Positif
a. Memiliki sikap
positif terhadap
diri sendiri
Miliki Sikap dan
Pandangan Positif
Terhadap Diri
Sendiri
Siswa mengetahui
kelemahan dan
kelebihan yang
ada pada dirinya
dan menganggap
hal itu sebagai
sesuatu yang unik
dan patut
disyukuri.
- Ceramah SKLBK
6
Bimbingan
Klasikal
1 X
Pertemu
an
b. Memiliki sikap
positif terhadap
teman
Memiliki sikap
positif Terhadap
Teman
Siswa saling
mengetahui
kelebihan dan
kelemahan dari
teman-temannya
dan mampu
menghargai hal
tersebut sebagai
Ceramah SKLBK
7
Bimbingan
Klasikal
1 X
Pertemu
an
115
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Aspek Indikator Topik / Tema Indikator
Pencapaian
Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
keunikan yang
dimiliki setiap
orang.
5 Kesetaraan a. Menumbuhkan
kerjasama dan
toleransi dengan
semua teman
tanpa
membedakan
jenis kelamin
Bekerjasama
Dengan Semua
Teman
Siswa mampu
bergaul dan
menjalin
pertemanan serta
kerjasama dengan
semua teman
tanpa memandang
jenis kelamin.
Simulasi
dan
diskusi
SKLBK
8
Bimbingan
Kelompok
1 X
Pertemu
an
Keterangan: Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling (SKLBK) terlampir.
116
I. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan
program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa di sekolah adalah sebagai berikut :
1. Sarana
a. Alat pengumpul data
Seperti : Pedoman observasi pelaksanaan program, angket, catatan
harian/kartu kontrol pelaksanaan program, dan kartu konseling
individual/kelompok.
b. Alat penyimpan data
Seperti : buku pribadi dan map.
c. Perlengkapan teknis
Seperti: buku pedoman/petunjuk program, buku informasi/materi yang
akan disampaikan (SKLBK), paket bimbingan (individual/kelompok),
alat-alat tulis.
2. Prasarana
1) Ruang layanan konseling yang memadai
2) Ruang bimbingan dan konseling kelompok/individual atau ruang diskusi
3) Ruang kelas untuk bimbingan klasikal
4) Perangkat elektronik seperti laptop, LCD/infocus, OHP, dan proyektor.
J. Evaluasi
Evaluasi berfungsi untuk memberikan feed back kepada konselor untuk
memperbaiki dan meningkatkan program bimbingan pribadi sosial dan
memberikan informasi kepada para personil dan orang tua siswa mengenai
kebutuhan siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya.
Ruang lingkup evaluasi program bimbingan pribadi sosial untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa, yaitu :
117
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.11
Instrumen Evaluasi Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa
No Item Penilaian Evaluasi Tindak
Lanjut Ya Tidak
1 Kesesuaian isi rasional dengan hasil need
assesment
2 Kompetensi yang dikembangkan sesuai
dengan SKK
3 Adanya keterkaitan antara program
dengan dasar dan landasan operasional
4
Proporsi komponen program sesuai
dengan tingkat kebutuhan siswa dengan
berdasarkan pada tingkat pencapaian
5
Personel yang dilibatkan dapat
mendukung terlaksananya program sesuai
dengan mekanisme kerja antar personel
6 Pelaksanaan layanan sesuai dengan
rencana operasional yang telah disusun
7 Adanya peningkatan kemampuan siswa
dalam kematangan emosi
8 Adanya peningkatan kemampuan siswa
dalam pengembangan pribadi
9
Adanya peningkatan kemampuan siswa
dalam kematangan penempatan diri di
lingkungan sosial
10
Adanya pencapaian kemampuan siswa
untuk memiliki sikap terbuka yang berupa
mau mengemukakan pendapat dan
118
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Item Penilaian Evaluasi Tindak
Lanjut Ya Tidak
mengakui pendapat yang dikemukakannya
11
Adanya pencapaian kemampuan siswa
untuk memiliki sikap empati terhadap apa
yang dirasakan dan dipikirkan oleh teman.
12
Adanya pencapaian kemampuan siswa
untuk menciptakan suasana yang hangat
dan mendukung dalam hubungan
sosialnya
13
Adanya pencapaian kemampuan siswa
untuk menilai setiap orang dalam
kepentingan dan derajat yang sama
14
Sarana dan prasarana dapat memfasilitasi
konselor dan siswa dalam pelaksanaan
program
Catatan :
119
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(1)
A. Topik Mengemukakan pendapat terhadap sebuah topik
pembicaraan
B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi
C. Strategi Layanan Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
E Standar Kompetensi Kematangan Intelektual
F Kompetensi Dasar Menyadari adanya resiko dari pengambilan
keputusan (Akomodasi)
G Indikator a. Siswa memiliki kemampuan untuk
mengemukakan pendapat dan gagasan
terhadap sebuah topik pembicaraan.
b. Siswa memiliki kemampuan untuk
mempertahankan dan menyanggah pendapat
secara bertanggung jawab.
H Tujuan Layanan
1. Tujuan Umum
Siswa mampu mengemukakan pendapat.
2. Tujuan Khusus 1. Siswa mampu mengemukakan pendapat
pribadi dari sebuah topik
2. Siswa mampu mengetahui dan menerima
dampak dari mengemukakan pendapatnya.
3. Siswa mampu bertanggung jawab atas
pendapat yang diutarakannya.
I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
J Uraian Kegiatan
1. Teknik Penyajian
Simulasi dan Diskusi
120
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Materi “Beri Komentar Yu..!”
K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas
L Waktu 2 x pertemuan (2 x 40 Menit)
M Penyelenggara Layanan Konselor
N Alat dan Perlengkapan Laptop, LCD, dan Speaker Aktif (Power Point
Terlampir)
O Eksperientasi Pertemuan ke-I
1. Tahap Awal (10 Menit)
a. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
b. Sebagai pembukaan layanan, konselor
menjelaskan tujuan dari kegiatan
c. Memberikan ice breaking (saling memijat
bahu teman) untuk menumbuhkan
konsentrasi siswa.
2. Tahap Inti (20 Menit)
a. Konselor membagi siswa menjadi lima
sampai enam kelompok, dipilih secara
acak oleh konselor,
b. Selanjutnya konselor mengajak siswa
untuk mendengarkan topik yang telah
disiapkan mengenai geng motor
c. Setiap kelompok diminta untuk
mendiskusikan mengenai bagaimana cara
agar remaja tidak masuk geng motor,
d. Sebagai puncak kegiatan setiap anggota
kelompok wajib menyumbangkan
gagasannya yang nantinya akan
dibacakan sebagai kesimpulan kelompok.
3. Tahap Penutup (10 Menit)
121
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Siswa dibimbing konselor
menyimpulkan kegiatan yang telah
dilakukan dan menutup pertemuan.
b. Konselor selanjutnya merancang tindak
lanjut berupa bimbingan kelompok,
konseling kelompok, maupun konseling
individual.
Pertemuan ke II
1. Tahap Awal (10 Menit)
a. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
b. Sebagai pembukaan layanan, konselor
menjelaskan tujuan dari kegiatan
c. Memberikan ice breaking untuk
menumbuhkan konsentrasi siswa jika
siswa belum siap melakukan aktivitas.
2. Tahap Inti (20 Menit)
a. Pada kegiatan ini konselor membagi
siswa menjadi lima sampai enam
kelompok sesuai dengan pertemuan
sebelumnya
b. Selanjutnya konselor kembali mengulang
mengenai kegiatan yang dilakukan
minggu sebelumnya
c. Setiap kelompok diminta untuk
mendukung atau menyanggah
kesimpulan dari kelompok lain beserta
dengan alasannya.
d. Setiap anggota kelompok secara
bergantian memberikan dukungan atau
122
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sanggahan terhadap kelompok lain
3. Tahap Penutup (10 Menit)
a. Siswa dibimbing konselor
menyimpulkan kegiatan yang telah
dilakukan dan menutup pertemuan.
b. Konselor selanjutnya merancang tindak
lanjut berupa bimbingan kelompok,
konseling kelompok, maupun konseling
individual.
P. Evaluasi
1. Awal
2. Proses
3. Akhir
Konselor mengamati bagaimana antusias
siswa dalam menerima materi (Format
Terlampir)
Konselor mengajak siswa untuk
menyimpulkan hikmah kegiatan dan
menemukan cara-cara mengaplikasikan
hikmah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Konselor memantau beberapa hal untuk
dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang
akan diberikan, seperti :
1. Apakah siswa mampu mengemukakan
pendapatnya secara tepat?
2. Apakah siswa mampu memberikan respon
berupa pendapat dan gagasan secara tepat
dalam kehidupan sehari-hari mengenai gank
motor?
3. Apakah siswa mampu bertanggung jawab
atas gagasan maupun sanggahan yang telah
123
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diutarakan?
Q Sumber Rubrik SMK Assalaam 2011 (Tidak Diterbitkan)
Materi:
GENG MOTOR
Baru-baru ini kita dihebohkan dengan berita penganiayaan dan
perampokan yang dilakukan oleh geng motor. Keresahan sosial atas geng motor
yang merupakan kumpulan orang-orang pecinta motor sudah sangat terasa.
Sebagian Besar geng motor suka kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor
yang dikendarai. Keresahaan atas ulah geng motor yang menyelimuti masyarakat
karena sepak terjangnya semakin beringas. Banyak korban atas tindakan anarkis
geng motor saat ini. Jika geng motor tersebut tidak diantispasi secara tegas,
dikhawatirkan kelompok-kelompok tersebut bisa kian besar menjadi sebuah
jaringan kriminal terorganisisasi.
Fenomena sosial terjadi dikalangan anak muda atas tindakan anarkis geng
motor. Mereka sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan
bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya mereka merasa bangga jika
masyarakat takut. Adanya rasa bangga bagi anggota geng motor yang mampu
merobohkan lawan, merusak harta benda orang lain, merampok, merusak fasilitas
umum, sejatinya merupakan musibah bagi masyarakat. Masyarakat sudah jenuh,
bahkan muak dengan perilaku destruktif yang dipertontonkan anggota geng
motor. Sudah banyak korban atas aksi kawanan geng motor yang mengakibatkan
rasa takut dikalangan masyarakat. Ketakutan atas geng motor sudah menghantui
masyarakat, tak ada lagi kedamaian di keheningan malam, karena selalu pecah
oleh raungan motor dan suara ribut tawuran. Tak pernah berani keluar malam hari
karena di lingkungan sekitar yang marak aktifitas geng motor.
124
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mulanya kumpul-kumpul sesama pecinta motor, kemudian berubah jadi
geng yang beranggotakan puluhan bahkan ratusan orang. Di jalanan, mereka
membentuk gaya hidup yang terkadang menyimpang dari kelaziman demi
menancapkan identitas kelompok. Ngetrack, kebut-kebutan, dan tawuran adalah
upaya dalam pencarian identitas mereka. Selama ini banyak anggota geng motor
itu dari kalangan anak-anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) dengan menggunakan berbagai jenis motor. Mereka
berkeliaran di malam hari sekitar pukul 23.00 sampai 03.00, dan melakukan
berbagai keonaran, penganiayaan dan kejahatan lainnya, bahkan sampai
membunuh.
Salah satu sebabnya kebrutalan adalah selain dekat dengan minuman
keras, anggota geng motor juga akrab dengan obat-obatatan terlarang. Bahkan,
ada satu geng motor yang ketua dan anggotanya bahkan merupakan pengedar dan
pengguna obat-obatan Alasan lain untuk menunjukkan eksistensi diri dan mencari
uang. Mereka ingin diakui keberadaannya. Tapi ada juga yang asal mulanya
hanya karena senang kebut-kebutan.
Tindakan yang dilakukan geng motor belakangan ini kian meresahkan
warga. Geng motor kini memang menjadi salah satu perhatian utama pihak
berwenang karena tindakan mereka kian berani. Selain meminta korban sesama
anggota geng, tindakan mereka juga mengambil korban masyarakat biasa. Tak
salah jika masyarakat menyebut geng-geng motor tersebut tidak berbeda dengan
perampok atau pencuri. Tindak kejahatan yang dilakukan sebagian besar
perampasan barang berharga milik korban, seperti uang, HP, dompet, hingga
motor. Dalam aksinya, mereka tak segan-segan menganiaya korban.
Jika geng motor tersebut tidak diantispasi sejak dini, dikhawatirkan
kelompok-kelompok tersebut bisa kian besar menjadi sebuah jaringan kriminal
terorganisisasi. Indikasi itu mulai muncul dengan tindak penganiayaan yang
dilakukan oleh anggota geng motor akir-akir ini. Kalau geng motor brutal itu tidak
segera dibubarkan maka akan sangat membahayakan karena terdapat solidaritas
125
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sempit yang telah didoktrinkan kepada setiap anggota geng motor tersebut,
sehingga mengarah pada tindakan kriminal.
Keberadaan mereka sebenarnya positif untuk mempererat silaturahmi dan
keakraban para anggotanya. Tak jarang, para komunitas tersebut juga memiliki
kegiatan sosial di masyarakat. Geng motor anarkistis yang tak hanya terjadi di
Jakarta ini membutuhkan penyelesaian yang komprehensif. Sinergi antaraparat
hukum wajib dilakukan, terutama kerja sama antara POLRI dan TNI dalam
mengungkap kasus ini sehingga misalnya adanya keterlibatan oknum aparat bisa
langsung ditangani tuntas.
Siapa pun yang terlibat harus diproses secara hukum. Hanya dengan
ketegasan hukum, teror geng motor yang sudah meresahkan ini bisa diberantas
secara tuntas. Kita sangat merindukan polisi yang profesional dan benar-benar
menjalankan janjinya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Mari kita
tunggu kiprah polisi dalam menghentikan aksi gang motor brutal ini sehingga
masyarakat bisa beraktivitas secara aman dan nyaman.
126
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
(1)
No Pencapaian Kegiatan Layanan Evaluasi
Ya Tidak
Pertemuan I
1 Siswa mampu berinteraksi dengan anggota kelompoknya
yang dibentuk secara acak
2 Siswa memperhatikan penyampaian layanan mengenai
gank motor
3 Siswa terlibat aktif dalam diskusi dalam kelompok
4 Siswa mampu menyimpulkan hasil diskusi kelompok
menjadi saran
5 Siswa mampu mengutarakan kesimpulan kelompok
didepan anggota kelompok dan teman kelas yang lain
Pertemuan II
1 Siswa masih mengingat kesimpulan kelompok pada
pertemuan sebelumnya
2 Siswa mampu mengutarakan sikap setuju dan tidak setuju
terhadap hasil kesimpulan kelompok lain
3 Kelompok siswa yang diberi komentar mampu
127
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mempertanggungjawabkan kesimpulan kelompoknya
4 Siswa mampu menyimpulkan implikasi kegiatan kepada
kehidupan sehari-hari
Catatan :
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(2)
A. Topik Menebak Perasaan Teman
B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial
C. Strategi Layanan Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
E Standar Kompetensi Kematangan Emosi
F Kompetensi Dasar Memahami keragaman ekspresi diri dan orang
lain (Akomodasi)
G Indikator Siswa mampu memahami apa yang sedang
dipikirkan dan dirasakan teman
H Tujuan Layanan
1. Tujuan Umum
Siswa mampu mengerti situasi di
lingkungannya
2. Tujuan Khusus 1. Siswa mengerti perasaan seseorang melalui
mimik wajah
2. Melatih siswa dalam mengekspresikan
beragam perasaan
I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
128
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
J Uraian Kegiatan
1. Teknik Penyajian
Diskusi dan Simulasi
2. Materi ” Tebak Perasaan Ku”
K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas
L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)
M Penyelenggara Layanan Konselor
N Alat dan Perlengkapan Kursi (Bangku)
O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)
a. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
b. Sebagai pembukaan layanan, konselor
menjelaskan tujuan dari kegiatan dan
memberikan ice breaking untuk
menumbuhkan konsentrasi siswa.
2. Tahap Inti (25 Menit)
a. Untuk memulai kegiatan inti, konselor
membagi siswa menjadi kelompok
beberapa kelompok dengan anggota dua
orang dan meminta siswa duduk
berhadapan.
b. Selanjutnya salah satu siswa diminta
mengeluarkan beragam ekspresi non
verbal seperti tertawa, menangis, marah,
senang, dan kaget. Sedangkan siswa lain
menebak ekspresi tersebut.
c. Terakhir perwakilan setiap kelompok
mengemukakan pendapat kelompok
didepan kelas mengenai kegiatan yang
dilakukan. Ragam ekspresi apa saja
yang dilakukan.
129
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Sebagai akhir, konselor menceritakan
kisah Rasul mengenai empati
3. Tahap Penutup (10 Menit)
a. Siswa dibimbing konselor
menyimpulkan kegiatan yang telah
dilakukan dan menutup pertemuan.
b. Konselor selanjutnya merancang tindak
lanjut berupa bimbingan kelompok,
konseling kelompok, konseling
individual, dan perencanaan individual.
P. Evaluasi
1. Awal
2. Proses
3. Akhir
Konselor mengamati bagaimana antusias
siswa dalam menerima materi.
Konselor mengajak siswa untuk
menyimpulkan kegiatan mengenai menebak
perasaan orang lain dan mengambil hikmah
kegiatan serta menemukan cara-cara
mengaplikasikan hikmah tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Konselor memantau beberapa hal untuk
dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang
akan diberikan, seperti :
1. Apakah siswa mampu mengungkapkan
pendapatnya?
2. Apakah pendapat yang dikemukakan
merupakan hasil diskusi anggota kelompok
atau perwakilan kelompok?
3. Apa manfaat yang siswa rasakan setelah
melaksanakan kegiatan ini?
Materi :
130
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menumbuhkan Empati
Menumbuhkan sikap empati merupakan ajaran Islam yang dianjurnkan, sebab
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada pengikutnya untuk selalu
merasakan apa yang dirasakan orang lain. Jika ada yang sakit di antara mereka,
maka yang lain pun ikut merasakan sakitnya. Kesadaran empatik ini juga
tercermin dari seluruh kehidupan Nabi SAW. Penyampai firman Allah ini dalam
hidupnya juga telah didesain oleh Allah untuk bisa berempati dengan semua jenis
umatnya. Beliau bisa merasakan hidup orang miskin maupun anak yatim, bisa
mengalami beratnya menjadi pekerja, dan juga merasakan suka dukanya orang
berharta. Bahkan kepada orang yang tidak mengerti pun Rasulullah SAW amat
berempati. Seperti dikisahkan dalam riwayat berikut ini.
Ketika itu para sahabat sedang berzikir di masjid Nabawi. Kesyahduan dzikir
mereka terusik ketika seorang laki-laki Arab Badui tiba-tiba berulah dengan
kencing di dalam masjid yang saat itu lantainya masih berupa tanah. Kontan
dengan spontanitas mereka bereaksi emosional. Rasullah SAW yang melihat
situasi panas tersebut dengan penuh empati dan kelembutan meluruskan reaksi
berang sahabat dan aksi bodoh Arab badui tersebut.
Lalu Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk bersabar dan
membiarkan Arab badui menyelesaikan hajatnya serta meminta mereka menyiram
bekas kencingnya agar merembes ke tanah dan hilang najisnya. Setelah situasi
reda dan dapat diatasi, Rasulullah SAW segera memanggil mereka semua. Beliau
memberikan bimbingan kepada para sahabat tentang sikap empatik yang akan
membawa hikmah yaitu dengan memaklumi ketidaktahuan Arab badui tersebut.
Mereka pun menyadari reaksi kesabaran akan dapat menyelesaikan masalah tanpa
menimbulkan masalah baru.
Melihat ini, orang Badui pun menyadari bahwa perbuatannya tida benar dengan
mengotori tempat yang seharusnya dijaga kesuciannya. Sedangkan para sahabat
akhirnya mengerti bahwa sikap empati dengan menyiram dan membersihkan
kencing merupkan pelajaran bagi si Badui. Selain itu, mereka menyadari bahwa
bersabar menanti selesainya kencing si Badui akan menghindari tiga mudharat
131
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yakni gusarnya si badui yang merasa terusik hajatnya, menyakiti saluran kencing
si badui yang terganggu kelancarannya, dan meluasnya area najis akibat
kepanikan si badui dalam menuntaskan hajatnya.
Nabi SAW memberikan pemahaman secara halus kepada si Badui bahwa
perbuatannya tidak benar karena telah kencing di masjid dan itu tidak pada
tempatnya sebab masjid dibangun sebagai tempat suci. Si Badui sangat terpesona
oleh nasihat Rasulullah SAW yang penuh empati itu. Namun, sebaliknya masih ia
kecewa dengan sikap berang sahabat seraya berdoa “Ya Allah masukkanlah aku
dan Muhammad ke dalam surga dan janganlah Engkau masukkan ke dalamnya
seorang pun selain kami”. Mendengar doa itu, Rasulullah SAW menyikapinya
dengan penuh empati demi melihat kenaifannya tanpa membodoh-bodohkannya
seraya meluruskan doanya, “Wahai kamu, ketahuilah bahwa surga itu sangat luas
dan jika kita berdua saja yang masuk niscaya akan sangat kesepian”.
Begitulah Rasulullah SAW telah mendidik umatnya dengan penuh empati. Sulit
ditemukan sosok pemimpin yang luwes, lapang dada, santun, dan sabar memenuhi
segala tuntutan umatnya sebagaimana Rasulullah SAW. Beliau bisa bersikap
tegas, tapi lebih sering bersikap lemah-lembut kepada ummatnya. Justru sikap
yang terakhir itu lebih dikedepannya dalam menghadapi setiap persoalan. Beliau
bisa marah, tapi sikap pemaafnya jauh lebih luas dari segalanya. Apalagi jika
berhadapan dengan sesama ummat Islam.
Allah sendiri menegaskan, “Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang
yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-
sayang sesama mereka.” (QS. al-Fath: 29) Itulah sebabnya Rasulullah SAW
sangat dicintai umatnya. Saking cintanya, dalam sebuah bai‟at, seorang lelaki
pernah mengatakan, “Andaikata kita menyeberangi lautan dengan kapal,
kemudian di tengah lautan kita diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk
mencebur ke laut, pasti kita lakukan.” Kepada umatnya, Rasulullah SAW selalu
mengedepankan sifat kasih sayang. Beliau berusaha mempermudah umatnya
dalam melaksanakan syariat agama. Bukan sebaliknya, memberi beban yang
akhirnya tak mampu dipikul oleh mereka.
132
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
(2)
No Pencapaian Kegiatan Layanan Evaluasi
Ya Tidak
1 Siswa memiliki keberanian untuk memperagakan
beragam ekspresi
2 Siswa dapat dengan benar menebak mimik wajah yang
diperagakan oleh temannya
3 Siswa memperhatikan cerita yang disampaikan oleh
konselor mengenai contoh empati yang ditunjukan oleh
Nabi Muhammad SAW
4 Siswa mampu mengambil hikmah dari cerita Nabi
5 Siswa mampu menghubungkan kegiatan yang dilakukan
dengan cerita Nabi
6 Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh empati yang
dapat dilakukan olehnya dalam kehidupan sehari-hari
baik di sekolah maupun di rumah
133
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Catatan :
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(3)
A. Topik Empati terhadap Teman
B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial
C. Strategi Layanan Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Layanan Informatif
E Kompetensi Kematangan Emosi
F Sub kompetensi Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi
perasaan diri sendiri dan orang lain (Akomodasi)
G Indikator Siswa memiliki perasaan empati dalam
kehidupannya sehari-hari
H Tujuan Layanan
1. Tujuan Umum
Siswa mengetahui makna empati dan mampu
mengaplikasikannya
2.Tujuan Khusus 1. Siswa mampu untuk menumbuhkan sikap
empati dalam dirinya
2. Siswa mampu merasakan apa yang dirasakan
134
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
oleh temannya?
3. Siswa mampu memikirkan apa yang
dipikirkan oleh temannya
I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
J Uraian Kegiatan
1. Teknik Penyajian
Ceramah
2.Materi ” Apa itu empati?”
K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas
L Waktu 1 x pertemuan
M Penyelenggara Layanan Konselor
N Alat dan Perlengkapan LCD, Laptop, dan Speaker Aktif
(Power Point Terlampir)
O Eksperientasi 1. Tahap Awal
a. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
b.Sebagai pembukaan layanan, konselor
menjelaskan tujuan dari kegiatan dan
memberikan ice breaking untuk
menumbuhkan konsentrasi siswa.
2. Tahap Inti
a. Konselor mengajak konseli untuk sama-
sama menyimak mengenai “Apa itu
empati??”
b. setelah itu konselor memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai empati.
3. Tahap Penutup
a. Konselor mengajak siswa untuk bersama-
sama menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
135
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
P.
Evaluasi
1. Awal
2. Proses
3. Akhir
Konselor mengambil kesimpulan menegnai
antusias siswa dalam kegiatan yang dilakukan
melalui lembar kerja yang sebarkan kepada
siswa (lembar kerja terlampir).
Konselor melihat bagaimana siswa memahami
kegiatan dan antusias dalam bertanya maupun
menanggapi.
Konselor mengevaluasi kegiatan melalui
beberapa pertanyaan seperti :
a. Apa manfaat yang siswa rasakan setelah
memperoleh layanan mengenai empati?
b. Apakah siswa mengetahui makna empati?
c. Apakah siswa mampu menumbuhkan sikap
empati dalam kehidupan sehari-hari?
Materi :
Apa Itu Empati??
Empati memiliki makna sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang
lain secara paripurna baik yang nampak maupun yang terkandung khususnya
dalam aspek perasaan, pikiran dan keinginan. Melalui empati seseorang berusaha
menempatkan diri dalam suasana perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain
sedekat mungkin (Surya Mohamad, 2003: 124). Dengan demikian empati
merupakan perasaan dimana seseorang ikut merasakan dan memahami orang lain
dengan menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain.
Mempunyai rasa rasa empati adalah keharusan seorang manusia, karena di
sanalah terletak nilai kemanusiaan seseorang. Rasa empati pada seseorang harus
dikembangkan. Apabila dibiarkan rasa empati tersebut sedikit demi sedikit akan
terkikis walau tidak sepenuhnya hilang, tergantung dari lingkungan yang
membentuknya. Banyak segi positif apabila berempati, seseorang akan agresif dan
136
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
senang membantu orang lain karena empati berhubungan dengan kepedulian
terhadap orang lain, tak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti
menyumbang, memberikan sesuatu pada orang yang kurang mampu. Rasa empati
dapat dilakukan asalkan kita mau, kapan saja dan dimana saja. Kita harus
membiasakan dari hal-hal yang sederhana. Contoh ketika kita sedang makan dan
di samping kita ada orang, maka kita coba untuk menawarkan makanan itu
kepadanya dengan begitu kita biasa berbagi dan peduli pada orang lain. Hal-hal
yang dapat membantu untuk menumbuhkan rasa empati, yaitu jangan selalu
berpikir “mengapa kita harus berempati?” tapi harus berpikir “mengapa kita
tidak berempati, kan tidak merugikan”, jangan merasa derajat lebih tinggi dari
orang lain, tetapi mengingat kehidupan seperti roda, kadang berada di atas,
kadang kita di bawah, tidak memberikan perhatian atau bantuan hanya kepada
orang yang menurut kita akan menguntungkan saja, mencoba untuk jalan-jalan ke
tempat di mana banyak orang susah yang berkumpul di sana. Dengan demikian,
akan melihat ada sisi lain dari kehidupan manusia, dan selalu tebarkan senyum
kepada orang lain tapi jangan kebanyakan.
137
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
(3)
1. Menurut saya empati itu adalah
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
2. Empati itu penting menurut saya karena
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
3. Empati yang paling sulit untuk saya adalah
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
138
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
4. Tapi, saya mencoba melakukannya dengan cara
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
Saya Memiliki Pertanyaan tentang Empati :
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(4)
A. Topik Mengemukakan Pandangan Terhadap Teman
B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial
C. Strategi Layanan Konseling Kelompok
D. Fungsi Layanan Perbaikan dan Penyembuhan
E Standar Kompetensi Kematangan Emosi
F Kompetensi Dasar Mengutarakan pandangan mengenai orang lain
dengan bahasa dan cara yang tidak menimbulkan
konflik (Tindakan)
G Indikator Siswa mampu mengungkapkan pandangan
mengenai temannya dan mampu memberikan
masukan serta dukungan untuk kemajuan
temannya
H Tujuan Layanan
139
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Tujuan Umum Siswa mampu memberikan pandangan tentang
sifat seseorang
2. Tujuan Khusus 1. Siswa mampu mengungkapkan pendapatnya
mengenai pandangannya terhadap teman
2. Siswa mampu menyampaikan pendapatnya
dengan bahasa dan cara yang tidak
menimbulkan konflik
I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
yang selama pertemuan terdahulu dianggap
belum mampu mengekspresikan diri dan bekerja
sama dengan baik.
J Uraian Kegiatan
1. Teknik Penyajian
Simulasi
2. Materi Inilah Pandanganku Tentang Dirimu
K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas
L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)
M Penyelenggara Layanan Konselor
N Alat dan Perlengkapan Alat Tulis
O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)
a. Konselor mengucapkan salam
b. Konselor memulai kegiatan dengan
berdoa
c. Konselor menjelaskan tujuan dan
langkah-langkah kegiatan
d. Konselor mengajak siswa untuk
melakukan permainan ice breaking semut
dan gajah.
2. Tahap Inti (20 Menit)
a. Konselor membagi siswa menjadi 5
kelompok
140
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Konselor meminta siswa memikirkan
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki
setiap anggota kelompok.
c. Konselor meminta setiap siswa
mengungkapkan apa yang ia pikirkan
mengenai anggota kelompoknya satu
persatu dengan cara yang enak diterima
oleh orang yang dibicarakan
3. Tahap Penutup (10 Menit)
a. Konselor bersama siswa (setiap
kelompok) menyimpulkan makna
kegiatan yang telah dilakukan.
b. Konselor menutup pertemuan
c. Tindak Lanjut : Konseling Individual
P. Evaluasi
1. Awal
2. Proses
3. Akhir
Bagaimana perasaan setiap siswa ketika
mengungkapkan pandangannya tentang
orang lain?
1. Bagaimana perasaan siswa saat
mendengarkan pandangan orang akan
dirinya?Apakah siswa mampu
mengungkapkan yang dipirkan dengan
bahasa dan cara yang tepat?
2. Apa yang siswa pikirkan ketika harus
membicarakan orang lain sekaligus
mendengarkan pandangan orang lain tentang
dirinya?
1. Apa hikmah yang siswa rasakan setelah
141
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melaksanakan kegiatan konseling kelompok?
2. Apakah siswa mampu merespon pandangan
orang lain tentang dirinya?
Materi:
Dalam layanan ini, materi dan simulasi yang diberikan diadaptasi dari
Psikoanalisa Sigmund Freud yaitu Teknik Asosiasi Bebas. Dalam pemberian
teknik ini, konslei selama sesi terapi mengatakan apa saja yang terlintas dalam
pikirannya, tidak peduli hal itu remeh, memalukan, tidak logis, atau kabur. Dari
ungkapan kedasaran tanpa sensor ini, konselor mencoba memahami konseli dan
masalahnya. Ada tiga asumsi yang menjadi dasar asosiasi bebas ini, yaitu:
1. Apa saja yang dikatakan dan dilakukan seseorang sekarang mempunyai
makna dan berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya di masa lalu.
2. Materi tak sadar berpengaruh penting terhadap tingkah laku.
3. Materi tak sadar dapat dibawa ke kesadaran dengan mendorong ekspresi
bebas setiap kali mereka muncul kedalam pikiran.
Asumsi ini menganggap dengan teknik asosiasi bebas, terjadi sosisasi antara
peristiwa nyata daengan gambaran mental yang dapat mengungkap materi yang
ditekan. Jadi asosiasi bebas tidak benar-benar bebas, tetapi secara khusus
membuat hubungan-hubungan, dan alurnya ditentukan oleh proses tak sadar yang
aktif saat itu. Menurut Freud, walaupun pasien menghalangi topik tertentu dan
berusaha menyembunyikannya, suatu ketika terbentuk rantai asosiasi yang
membuat terapis dapat memahami konflik mental dan emosional konseli.
142
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(5)
A. Topik Memberikan Sikap Mendukung
B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial
C. Strategi Layanan Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
E Standar Kompetensi Kematangan Emosi
F Kompetensi Dasar Mengekspresikan perasaan atas dasar
pertimbangan konstektual (Akomodasi)
G Indikator Siswa mampu memberikan dukungan-dukungan
kepada teman dalam bentuk ucapan maupun
bahasa non verbal.
H Tujuan Layanan
1. Tujuan Umum
Siswa mampu menciptakan suasana mendukung
2. Tujuan Khusus 1. Siswa mampu memperhatikan orang yang
143
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berbicara didepan
2. Siswa mampu menunjukkan sikap
mendukung pada teman
I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
J Uraian Kegiatan
1. Teknik Penyajian
Diskusi dan Simulasi
2. Materi ”Tepuk Tangan”
K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas
L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)
M Penyelenggara Layanan Konselor
N Alat dan Perlengkapan Laptop, LCD (Power Point Terlampir)
O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)
a. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
b. Sebagai pembukaan layanan, konselor
menjelaskan tujuan dari kegiatan dan
memberikan ice breaking untuk
menumbuhkan konsentrasi siswa.
2. Tahap Inti (20 Menit)
a. Langkah pertama yang dilakukan adalah
konselor membagi konseli menjadi
beberapa kelompok, lalu setiap perwakilan
kelompok mengambil satu kertas yang
telah disediakan konselor (berisi kegiatan
yang harus dilakukan)
b. Selanjutnya perwakilan kelompok diminta
untuk melakukan kegiatan yang telah
dipilih (menyanyi, menari, dan kegiatan
fisik dan verbal lainnya)
c. Setiap anggota kelompok yang lain
144
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diminta untuk menjadi juri yang
memberikan respon-respon positif baik
verbal maupun non verbal
3. Tahap Penutup (10 Menit)
a. Siswa dibimbing konselor menyimpulkan
kegiatan yang telah dilakukan dan
menutup pertemuan.
b. Konselor selanjutnya merancang tindak
lanjut berupa bimbingan kelompok,
konseling kelompok, maupun konseling
individual.
P. Evaluasi
1. Awal
2. Proses
3. Akhir
Konselor mengamati bagaimana antusias
siswa pada saat awal kegiatan melalui peta
perasaan siswa (peta perasaan terlampir)
Konselor mengajak siswa untuk mampu
menerapkan kegiatan-kegiatan positif yang
dilakukan untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan menjadikannya sebagai
kebaisaan yang baik.
Konselor mengevaluasi kegiatan dengan
menyimpulkan melalui beberapa pertanyaan
seperti :
1. Apakah siswa mampu memberikan sikap
mendukung kepada teman?
2. Apakah siswa mampu menciptakan suasana
mendukung di kelas?
145
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Materi :
Pendengar yang Baik dan Sikap Mendukung
Modal utama dalam pergaulan ialah mampu menajdi pendengar yang baik.
Setiap orang merasa senang apabila komunikasinya ditanggapi. Beberapa cara
untuk menjadi pendengar yang baik di antaranya :
1. Dengarkan dengan penuh perhatian
Sejumlah pertanyaan,pengemukaan pendapat perlu dilakukan selama
proses mendengarkan cerita seseorang. Seseorang dalam mendengarkan, bukan
hanya diam dan menjadi patung. Banyak orang yang membutuhkan untuk
didengarkan, dan tidak terlalu mengharapkan solusi. Lakukanlah sejumlah
tanggapan sampai kita benar-benar mengerti seperti apa cara orang yang bercerita
tersebut dalam memandang masalahnya. Seseorang akan tahu, apakah kita harus
membantu mencari solusi atau sekedar menghiburnya saja.
2. Ekstra sabar
Jangan memvonis dan menghakimi teman yang sedang mengungkapkan
keluhannya kepada kita. Bisa saja teman merasa tidak enak mendengarnya, dan
pada akhirnya akan tutup mulut dan malas untuk menceritakan segalanya lagi
kepada kita. Alangkah lebih baik apabila kita belajar memilih kalimat yang penuh
pengertian.
3. Dapat dipercaya
Mampu menjaga rahasia sangatlah penting, karena apabila seorang teman
datang dengan masalahnya, berarti teman percaya kepada kita. Jangan sampai
sekarang teman kita bicara beritanya sudah tersebar kemana-mana, maka akan
menipis kadar persahabatan antara kita dan teman. Apabila melanggar
kepercayaan, maka orang akan sulit percaya lagi kepada kita.
4. Perhatikan bahasa tubuh
Bahasa tubuh tidak kalah pentingnya, karena gerak tubuh tidak bisa
berbohong dan bergerak yang jarang kita sadari. Bahasa tubuh pendengar yang
baik terlihat berkesan penuh perhatian yaitu dengan menatap mata. Bahasa tubuh
146
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada dasarnya akan lebih menenteramkan dan meyakinkan hati seorang teman
yang sedang bercerita.
Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
(5)
1. Bagaimana perasaan mu setelah melakukan kegiatan yang ditulis di kerta?
Kamu dapat menggambarnya atau menulis dalam kotak di bawah ini!
2. Apa perasaan mu saat mendapat repon dari teman setelah tampil di depan?
Kamu dapat menggambarnya atau menulis dalam kotak di bawah ini!
147
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Menurut mu apakah sulit memberikan pujian pada teman? Kenapa?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………..
4. Apa saja yang bisa dilakukan untuk memberikan dukungan kepada teman
atau orang-orang yang membutuhkan dukungan?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………..
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(6)
A. Topik Miliki Sikap Positif
B. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial
C. Strategi Layanan Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Layanan Informatif
E Standar Kompetensi Pengembangan Pribadi
F Kompetensi Dasar Mengenal kemampuan dan keinginan diri
(Pengenalan)
G Indikator Siswa mengetahui kelemahan dan kelebihan
yang ada pada dirinya dan menganggap hal itu
sebagai sesuatu yang unik dan patut disyukuri.
H Tujuan Layanan
148
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Tujuan Umum Siswa memiliki sikap positif terhadap diri
sendiri
2.Tujuan Khusus 1. siswa mengetahui adanya keunikan diri
2. siswa mengetahui manfaat dari sikap positif
terhadap keunikan dirinya
I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
J Uraian Kegiatan
1. Teknik Penyajian
Ceramah
2.Materi ” Kita Diciptakan Dengan Kelebihan”
K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas
L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)
M Penyelenggara Layanan Konselor
N Alat dan Perlengkapan Laptop, LCD, dan Speaker aktif (Power Point
Terlampir)
O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)
a. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
b. Sebagai pembukaan layanan, konselor
menjelaskan tujuan dari kegiatan dan
memberikan ice breaking untuk
menumbuhkan konsentrasi siswa.
2. Tahap Inti (20 Menit)
a. Konselor mengajak siswa untuk sama-
sama menyimak sebuah topik mengenai
kelebihan dari setiap manusia
b. Konselor mempersilahkan siswa untuk
bertanya.
3.Tahap Penutup (10 Menit)
a. Siswa dibimbing konselor menyimpulkan
kegiatan yang telah dilakukan dan
149
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menutup pertemuan.
b. Konselor selanjutnya merancang tindak
lanjut berupa bimbingan kelompok,
konseling kelompok, maupun konseling
individual
P. Evaluasi
1. Awal
2. Proses
3. Akhir
Konselor mengamati bagaimana antusias
siswa dalam menerima materi (Terlampir)
Konselor mengajak siswa untuk
menyimpulkan hikmah kegiatan dan
menemukan cara-cara mengaplikasikan
hikmah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Konselor memantau beberapa hal untuk
dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang
akan diberikan, seperti :
1. Apa hikmah dan manfaat yang siswa
rasakan setelah memperoleh materi?
2. Apakah siswa mengetahui manfaat dari
memiliki sikap positif?
3. Apakah siswa mampu menerapkan sikap
positif dalam kehidupan sehari-hari?
Materi:
Mengenal Kelebihan dan Kelemahan diri
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena hanya
manusialah yang diberi akal dan pikiran oleh Tuhan. Meskipun demikian, setiap
orang memiliki kodrat yang sama yaitu memiliki kelebihan dan kelemahan. Hal
150
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
inilah yang menjadikan manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai
makhluk sosial.
Adanya kelebihan dan kelemahan yang dimiliki setiap orang menyebabkan tidak
bisa hidup sendirian. Maka, jika ada orang yang menyombongkan diri merasa
orang yang paling, itu sangat memalukan. Dan sebaliknya, sangat tidak pantas jika
ada orang yang merasa rendah diri, paling bodoh, paling miskin, paling tidak
berharga di hadapan orang lain. Hal itulah yang dapat menyebabkan keputusasaan
bahkan mengambil jalan pintas dengan cara bunuh diri.
Jika kita menyadari bahwa setiap orang memilki kelebihan dan kelemahan, maka
setiap orang akan selalu rendah hati dan menghargai hak azasi manusia.
Bagaimanakah untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan diri sendiri???? Cara
yang paling tepat adalah dengan melakukan introspeksi diri atau merenungkan diri
untukmelihat kemampuan diri sendiri secara jujur.
Untuk melakukan introspeksi diri memang bukan hal yang mudah, maka perlu
bantuan orang lain terutama orang-orang di sekitar kita untuk memberikan
penilaian kepada diri kita secara jujur. Namun, dalam hal ini pun tidak mudah.
Sebab kadangkala orang-orang di sekitar kita cenderung mengatakan tidak
sejujurnya dan cenderung menyenangkan hati kita. Hal yang penting untuk
melakukan introspeksi adalah :
Menghilangkan perasaan superior, yakni menganggap dirinya paling hebat,
sehingga malu jika diketahui kelamahannya.
Jangan pernah menganggap orang lain lemah, sebelum menemukan kelemahan
diri sendiri.
Menanamkan pemahaman kepada diri sendiri bahwa tujuan introspeksi adalah
untuk memperbaiki diri agar lebih baik dalam bersikap maupun bertingkahlaku.
Memperhatikan kritikan yang masuk. Walaupun kritikan itu pedih, namun pada
hakikatnya kritikan itu bersifat membangun terutama membangun mentalitas kita.
Menggunakan bantuan alat ukur dalam bentuk angket atau kuersioner yang
khusus dibuat untuk menguji kelemahan diri. Ini biasanya dilakukan oleh lembaga
psikologi.
151
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan mengetahui kelebihan diri, maka kita dapat mengembangkannya sebagai
bentuk kekuatan yang mendorong tercapainya kesejahteraan lahir dan batin bagi
kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang. Selain dengan mengetahui
kelebihan diri, mengetahui kelamahan yang dimiliki juga bermanfaat dalam hal :
Membatasi sikap perilaku
memudahkan dalam mencari jalan keluar terbaik
Mengupayakan agar kelemahan bukan penghambat, tetapi justru pemacu
semangat untuk meningkatkan kemampuan yang menjadi kelebihan kita. Untuk
itu mari kita bersama-sama mengintrospeksi diri, sebelum, kita menilai
kekurangan orang lain.
Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
(6)
1. Kelebihan yang saya miliki adalah
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
2. Kelemahan yang saya miliki adalah
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
152
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
3. Yang saya suka dari diri saya adalah
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
4. Yang tidak saya suka dari diri saya adalah
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
5. Yang dapat saya lakukan terhadap kelemahan diri saya adalah
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(7)
A. Topik Memiliki sikap positif Terhadap Teman
B. Bidang Bimbingan Bimbingan Sosial
C. Strategi Layanan Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Layanan Informatif
E Standar Kompetensi Kesadaran Tanggung Jawab Sosial
F Kompetensi Dasar Mempelajari cara-cara memperoleh hak dan
memenuhi kewajibandalam lingkungan
kehidupan sehari-hari (Pengenalan)
153
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G Indikator Siswa saling mengetahui kelebihan dan
kelemahan dari teman-temannya dan mampu
menghargai hal tersebut sebagai keunikan yang
dimiliki setiap orang.
H Tujuan Layanan
1. Tujuan Umum
Siswa mampu untuk memiliki sikap positif
2. Tujuan Khusus 1. Siswa mengetahui bahwa semua orang
mempunyai kelebihan dan kelemahan dan itu
adalah unik
2. Siswa mampu memahami pentingnya sikap
positif terhadap keunikan teman
I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
J Uraian Kegiatan
1. Teknik Penyajian
Ceramah
2. Materi Tips-tips Menghargai Keunikan Teman
K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas
L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)
M Penyelenggara Layanan Konselor
N Alat dan Perlengkapan Laptop, LCD, dan Speaker Aktif
O Eksperientasi 1.Tahap Awal (10 Menit)
a. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
b. Sebagai pembukaan layanan, konselor
menjelaskan tujuan dari kegiatan dan
memberikan ice breaking untuk
menumbuhkan konsentrasi siswa.
2. Tahap Inti (20 Menit)
a. Konselor mengajak siswa untuk sama-
sama menyimak mengenai topik tentang
154
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
aku tahu kamu, kamu tahu aku
b. Konselor memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
3. Tahap Penutup
a. Siswa dibimbing konselor menyimpulkan
kegiatan yang telah dilakukan dan
menutup pertemuan.
b. Konselor selanjutnya merancang tindak
lanjut berupa bimbingan kelompok,
konseling kelompok, maupun konseling
individual.
S. Evaluasi
1. Awal
2. Proses
3. Akhir
Konselor mengamati bagaimana antusias
siswa dalam menerima materi (Lembar
pertanyaan terlampir)
Konselor mengajak siswa untuk
menyimpulkan hikmah kegiatan dan
menemukan cara-cara mengaplikasikan
hikmah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Konselor memantau beberapa hal untuk
dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang
akan diberikan, seperti :
Apakah siswa menunjukkan dan
menerapkannya sikap positifnya terhadap
teman .
Materi untuk Pegangan Konselor:
155
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kemampuan individu dalam menghargai orang lain merupakan salah satu soft
skill yang harus dimiliki siswa agar mampu bergaul dan berinteraksi dengan
lingkungannya terutama teman-temannya.
Pendidikan merupakan suatu proses dimana peserta didik akan memiliki
pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan ketrampilan (psikomotorik) guna bekal
hidup layak di tengah-tengah masyarakat. Proses ini mencakup peningkatan
intelektual, personal dan kemampuan social yang diperlukan bagi peserta didik
sehingga tidak saja berguna bagi diri pribadi dan keluarga tetapi juga
keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat. Maka strategi yang dikembangkan
dalam kurikulum pendidikan nasional kita selalu berdasarkan pada ketiga ranah di
atas baik dalam proses pembelajaran maupun evaluasinya.
Relevansi Soft Skill
Dalam era industri modern saat ini, komponen pokok dalam kegiatan produksi
adalah mesin-mesin penggerak yang berfungsi meningkatkan dan mengganti
kekuatan otot manusia. Bahkan di beberapa Negara maju mesin-mesin penggerak
mulai digantikan robot. Maka tatkala semua komponen fisik dan otak manusia
telah sebagian diganti atau paling tidak dikuatkan manusia, lalu apa yang harus
diperbuat manusia? Yang jelas ada satu komponen yang tidak tergantikan oleh
perkembangan teknologi pada diri manusia yaitu yang namanya emosi, semangat,
empati, ambisi dan lain-lainya yang tidak mungkin tergantikan oleh alat-alat ukur
apapun. Dalam kondisi demikian, kemampuan mengelola hubungan antar manusia
menjadi semakin meningkat relevansinya
Mengembangkan Soft Skill
Guru sebagai salah satu komponen dalam system pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa, memiliki peranan penting dalam menentukan
arah dan tujuan dari suatu proses pembelajaran. Kemampuan yang dikembangkan
tidak hanya ranah kognitif dan psikomotorik semata yang ditandai dengan
penguasaan materi pelajaran dan ketrampilan , melainkan juga ranah kepribadian
siswa. Pada ranah ini siswa harus menumbuhkan rasa percaya diri sehingga
menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya sendiri yakni manusia yang
156
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berkepribadian yang mantap dan mandiri. Manusia utuh yang memiliki
kemantapan emosional dan intelektual, yang mengenal dirinya, yang
mengendalikan dirinya dengan konsisten dan memiliki rasa empati (tepo seliro).
Menurut Howard Gardner dalam bukunya yang bejudul Multiple Inteligences
(1993), bahwa ada 2 kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan
mengembangkan kepribadian yaitu :
Kecerdasan Interpersonal (interpersonal Intelligence) adalah kemampuan untuk
mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan
temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh
orang lain (isyarat), dan kemampuan untuk menjali relasi dan komunikasi dengan
berbagai orang lain.
Kecerdasan Intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah kemampuan
memahami diri dan bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan tentang diri.
Kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran diri tinggi, inisiatif dan
berani.
Mengingat pentingya soft skill dalam upaya membentuk karakter siswa,
maka strategi pembelajaran yang bisa dikembangkan adalah dengan
mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru
dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah. Disamping itu perlu
juga kreativitas guru untuk mampu memancing siswa untuk terlibat secara aktif,
baik fisik, mental, sosial dan emosional. Dengan demikian bila hal itu sudah
terbiasa dilakukan oleh siswa maka akan terbawa nantinya bila mereka terjun di
dunia kerja dan di masyarkat. Wallahu „alam bis shawab.
Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
(7)
1. Teman saya yang paling saya kagumi dikelas adalah
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
157
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
2. Karena teman tersebut menurut saya
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
3. Sikap seperti apa yang bisa kamu ikuti kebaikannya?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………..
Kotak Pertanyaan :
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(8)
A. Topik Bekerjasama dengan Semua Teman
B. Bidang Bimbingan Bimbingan Sosial
C. Strategi Layanan Bimbingan Kelompok
158
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
E Standar Kompetensi Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
F Kompetensi Dasar Menyadari keragaman latar belakang teman
sebaya yang mendasari pergaulan (Akomodasi)
G Indikator Siswa mampu bergaul dan menjalin pertemanan
serta kerjasama dengan semua teman tanpa
memandang jenis kelamin.
H Tujuan Layanan
1. Tujuan Umum
Siswa mampu menjalin kerjasama dengan teman
2. Tujuan Khusus 1. Siswa mampu bekerjasama dengan teman
tanpa membedakan jenis kelamin
I Sasaran Layanan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
J Uraian Kegiatan
1. Teknik Penyajian
Diskusi dan Simulasi
4. Materi ”Selamatkan Kota Bandung”
K Tempat Penyelenggaraan Ruangan kelas
L Waktu 1 x pertemuan (40 Menit)
M Penyelenggara Layanan Konselor
N Alat dan Perlengkapan 1. Air putih
2. Gelas
3. Tali tambang
4. Power Point (Terlampir)
O Eksperientasi 1. Tahap Awal (10 Menit)
a. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
b. Sebagai pembukaan layanan, konselor
menjelaskan tujuan dari kegiatan dan
memberikan ice breaking untuk
menumbuhkan konsentrasi siswa.
2. Tahap Inti (20 Menit)
159
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Langkah awal konselor membagi siswa
menjadi beberapa kelompok,
b. Selanjutnya konselor kelompok
memindahkan air yang ada di titik A
menuju titik B tanpa boleh memegang
gelas dan tidak boleh tumpah.
c. Air diibaratkan sebagai bahan kimia yang
sangat berbahaya jika tumpah.
d. Sedangkan jarak antara titim A dan B
adalah Kota Bandung. sehingga jika air
tumpah dalam perjalanan maka seluruh
kota akan hancur dan musnah.
3.Tahap Penutup (10 Menit)
a. Konselor bersama siswa menyimpulkan
makna kegiatan yang telah dilakukan.
b. Konselor menutup pertemuan
c. Tindak lanjut : konseling kelompok dan
konseling individual
P. Evaluasi
a. Awal
b. Proses
c. Akhir
a.
Konselor mengamati bagaimana antusias
siswa dalam menerima materi.
Konselor mengajak siswa untuk
menyimpulkan hikmah kegiatan dan
menemukan cara-cara mengaplikasikan
hikmah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Konselor memantau beberapa hal untuk
dijadikan pertimbangan tindak lanjut yang
akan diberikan, seperti :
160
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Apakah siswa mengetahui makna komunikasi
dalam kerjasama tim?
2. Hikmah apa yang dapat siswa ambil dari
kegiatan yang dilaksanakan?
Materi:
Menjalin Kerja Sama
Kerjasama itu sangat penting dan banyak sekali manfaatnya. Karena dengan
kerjasama semua pekerjaan akan terasa makin ringan untuk dilakukan dan
tentunya akan lebih cepat selesai.
Selain itu dengan kerjasama hubungan kita dengan teman, saudara, tetangga akan
terjalin lebih erat.
1. Semua memberi andil
Artinya dalam kerjasama semua harus memberi andil,maksudnya semua harus
ikut bekerja jangan sampai hanya salah satu pihak saja yang bekerja.
2. Tak menjadikan bergantung
Dalam kerjasama jangan sampai membuat kita tidak bisa mandiri, jangan
sampai kita bergantung kepada orang lain atas terselesainya suatu pekerjaan.
3. Selalu bertujuan baik
Artinya kerjasama yang kita lakukan tidak memiliki tujuan yang buruk.
Misalnya untuk memperdaya orang lain atau mencari keuntungan pribadi atas
pekerjaan yang dilakukan bersama-sama.
Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
(8)
161
Ingrit Nanisrinuria,2013
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Bagaimana perasaan mu setelah melakukan kegiatan ini?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………….
2. Apakah kelompok mu berhasil? Dan mengapa hal itu bisa terjadi?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………..
3. Bagian mana yang menurut mu paling sulit?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………..
4. Apakah kerja sama berpengaruh besar dalam keberhasilan misi ini?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………..
5. Setelah melakukan kegiatan ini, apa arti kerja sama menurut mu dan seperti
apa contoh dan bentuk kerja sama yang baik itu?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………..