bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. deskripsi...

43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru maka diperoleh gambaran rill tentang Inovasi Kepala sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Gorontalo yang akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Program Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo a. Program Kewirausahaan Di antara usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya adalah dengan mengembangkan program-program kewirausahaan sekolah. Di antara program-program kewirausahaan yang diterapkan di sekolahnya adalah bisnis center dan memberikan modal usaha kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak kepala sekolah yakni: “Di sekolah bukan hanya kepala sekolah yang menerapkan program kewirausahaan tapi semua elemen warga yang ada di sekolah. Program kepala sekolah meliputi: mengembangkan program bisnis center yang merupakan tempat praktek siswa dan wajib jual bagi setiap warga sekolah, mempromosikan sekolah sebagai layanan publik dalam melayani masyarakat, menciptakan usaha-usaha kecil di sekolah memberikan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah, orang tua dan pemerintah ikut terlibat dalam hal ini dinas pendidikan Kota Gorontalo memberikan petunjuk regulasi untuk pelaksanaan kegiatan kewirausahaan,dan implementasinya saya melihat langsung pelaksanaan kegiatan tersebut. Setiap kegiatan usaha di atur tanggung jawabnya dan memberikan modal kepada siswa”. (1.1/W/RU/KS. 30-04- 2012).

Upload: hadat

Post on 26-May-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru

maka diperoleh gambaran rill tentang Inovasi Kepala sekolah Dalam

Pengembangan Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1

Kota Gorontalo yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Program Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan

di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

a. Program Kewirausahaan

Di antara usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di

sekolahnya adalah dengan mengembangkan program-program kewirausahaan

sekolah. Di antara program-program kewirausahaan yang diterapkan di

sekolahnya adalah bisnis center dan memberikan modal usaha kepada siswa. Hal

ini sesuai dengan pernyataan bapak kepala sekolah yakni:

“Di sekolah bukan hanya kepala sekolah yang menerapkan program

kewirausahaan tapi semua elemen warga yang ada di sekolah. Program kepala

sekolah meliputi: mengembangkan program bisnis center yang merupakan

tempat praktek siswa dan wajib jual bagi setiap warga sekolah,

mempromosikan sekolah sebagai layanan publik dalam melayani masyarakat,

menciptakan usaha-usaha kecil di sekolah memberikan sosialisasi kepada

seluruh warga sekolah, orang tua dan pemerintah ikut terlibat dalam hal ini

dinas pendidikan Kota Gorontalo memberikan petunjuk regulasi untuk

pelaksanaan kegiatan kewirausahaan,dan implementasinya saya melihat

langsung pelaksanaan kegiatan tersebut. Setiap kegiatan usaha di atur

tanggung jawabnya dan memberikan modal kepada siswa”. (1.1/W/RU/KS.

30-04- 2012).

Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan

yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan

kewirausahaan mengatakan bahwa:

“Kepala sekolah menghimbau kepada Siswa maupun guru untuk

mengembangkan program kewirausahaan. Program kewirausahaan meliputi

Siswa di beri kesempatan untuk praktek di bisnis center untuk pengembangan

program kewirausahaan, penjualan barang retail dari door to door. Pada

intinya Siswa tidak hanya di berikan materi atau teori tentang kewirausahaan

tetapi siswa praktek langsung kewirausahaan dan guru harus memiliki

ketrampilan kewirausahaan dalam mendidik siswa”. (1.1/W/RB/WKSBK. 01-

05-2012)

Hal ini diperkuat oleh pernyataan wakil kepala sekolah di bidang

pengembangan yakni: “Program kewirausahaan meliputi Kepala sekolah

menyediakan bisnis center, melaksanakan praktek pemasaran kepada semua siswa

setiap mata pelajaran kewirausahaan, melaksanakan program door to door”.

(1.1/W/RD/WKSBP.28-05-2012)

Demikian juga dinyatakan oleh Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan yakni:

“Melaksanakan praktek kewirausahaan di bisnis center pada semua siswa

sekolah, setiap jurusan diberi tanggung jawab kepada ketua program harus

membuat suatu produk dan Memberikan izin kepada guru untuk memproduksi

suatu produk menjadi suatu usaha, misalnya pembuatan keripik jagung dan

produk tersebut di praktekkan kepada siswa”. (1.1/W/AS/GMPK. 05-05-

2012)

Pernyataan dari Guru mata Pelajaran kewirausahaan yang mengelolah bisnis

center bahwa: “Program kepala sekolah meliputi menyediakan gedung bisnis

center sebagai tempat untuk melayani segala kebutuhan siswa dalam

melaksanakan praktek kewirausahaan”. (1.1/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)

Pernyataan dari siswa jurusan pemasaran mengatakan bahwa :

“Program kewirausahaan telah dilaksanakan pada saat siswa masuk sekolah

SMK Negeri 1 Kota Gorontalo dengan membuat kelompok wirausaha

diberikan modal, kemudian modal tersebut dikelolah agar mendapat untung

dan di modal tersebut dikembalikan lagi pada sekolah. Melaksanakan praktek

pembuatan produk keripik jagung “.

(1.1/W/NH/SJP. 05-05- 2012)

Pada saat di lapangan peneliti juga melihat secara langsung bahwa program

kewirausahaan dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah baik guru maupun siswa

ikut berpartisipasi dalam program kewirausahaan. Namun masih ada siswa yang

takut ataupun malu dalam melaksanakan praktek menjual (1.1/O/30-04-2012).

Dari pemaparan data di atas dapat dipahami bahwa program yang

dikembangkan oleh kepala sekolah dalam menciptakan inovasi kewirausahaan

sekolah adalah mengembangkan program bisnis center yang merupakan tempat

praktek siswa dan wajib jual bagi setiap warga sekolah, mempromosikan sekolah

sebagai layanan public dalam melayani masyarakat, menciptakan usaha-usaha

kecil di sekolah, penjualan produk siswa door to door. Disamping itu sekolah pun

memberikan modal usaha kepada siswa untuk memproduksi suatu produk, karena

salah satu cara untuk mendorong kreativitas adalah memberi kewenangan pada

bawahan untuk berkreasi dalam pengembangan kewirausahaan.

b. Pelaksanaan Program Kewirausahaan

Inovasi diharapkan tidak hanya menjadi rencana belaka, tatapi dapat

diwujudkan dalam tindakan yang nyata. Untuk mewujudkan inovasi ini kepala

sekolah sebagai pimpinan disekolahnya diharapkan mampu mempercepat

terwujudnya inovasi tersebut. Di antara program khusus yang ditempuh oleh

kepala sekolah utnuk mempercepat inovasi dari segi pembelajaran adalah dengan

mendatangkan pakar kewirausahaan dari luar negeri untuk memberikan

bimbingan kepada pihak sekolah bagaimana menjadi wirausahawan yang

tangguh. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala sekolah pada wawancara

bersama beliau yakni:

“Mendatangkan pakar kewirausahaan dari universitas luar negeri,

mendatangkan praktisi dari luar, melaksanakan sosialisasi secara terus

menerus,memberikan kebebasan siswa-siswa keleluasaan untuk berkreasi

membaca peluang dengan prinsip bisnis sehat dan jiwa kewirausahaan siswa

akan muncul pada saat diberikan tantangan”.

(1.2/ W/RU/KS. 30-04- 2012)

Demikian juga wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan yang sebelumnya

pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan kewirausahaan

mengatakan bahwa:

“Kepala sekolah mengikut sertakan bagi guru dan siswa mengikuti diklat

berupa workshop tentang kewirausahaan, mendapat bantuan adape invest

tentang non fisik mengenai kewirausahaan. Maka di adakan pelatihan bagi

guru maupun siswa dalam pengembangan kewirausahaan kemudian diberikan

modal agar hasil yang di dapatkan dari diklat dapat dikembangkan”.

(1.2/W/RB/WKSBK. 01-05-2012)

Penjelasan Wakil kepala sekolah di bidang pengembangan mengatakan

bahwa: “Seluruh siswa di ikut sertakan dalam praktek kewirausahaan karena

semua siswa menerima materi kewirausahaan”. (1.2/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)

Pernyataan dari guru mata pelajaran kewirausahaan mengatakan bahwa:

Dari segi guru maupun siswa di berikan pelatihan dan khusus mata pelajaran

kewirausahaan. Siswa melaksanakan praktek langsung membuat suatu

produk. Dan praktek menjual barang dengan minimal harga barang yang

dibeli di bisnis center ditentukan oleh guru kewirausahaan.

(1.2/W/AS/GMPK. 05-05-2012)

Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Guru mata Pelajaran kewirausahaan

yang mengelolah bisnis center yakni:

“Mengikuti workshop untuk guru maupun siswa dalam peningkatan

pemahaman kewirausahaan, ketepatan siswa dalam menjual dan di upayakan

harus terjual barang tersebut sesuai dengan waktu yang di tentukan”.

(1.2/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)

Pernyataan siswa jurusan pemasaran bahwa:

“Melaksanakan praktek dalam pembuatan produk misalnya membuat keripik

jagung. Dan melaksanakan praktek menjual. Ilmu menjual antara lain

bagaimana cara membuka usaha dan mengelolah modal yang ada, mengetahui

cara melayani pelayanan prima. (1.2/W/NH/SJP. 05-05- 2012)

Program kewirausahaan di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo mengadakan

pelatihan maupun workshop untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi guru

maupun siswa hal ini terlihat dalam kegiatan pembukaan workshop industry dan

jobfair yang di lakukan pada tanggal 17-19 Mei 2012. Diikuti oleh sekitar 85

orang yang terdiri dari perwakilan kompetensi keahlian SMK Negeri 1 Kota

Gorontalo dan sekolah aliansi juga dihadiri oleh perwakilan dunia usaha dan

dunia industri sebagai pemakai lulusan diharapkan dari acara ini terbangun kerja

sama yang baik antara pencari kerja, penyalur tenaga kerja dan pengguna tenaga

kerja dalam rangka pembentukan kompetensi yang dibutuhkan sebagai

penyempurnaan atas proses belajar yang dilalui selama berada dilingkungan

pendidikan formal atau non formal. di lihat pada lampiran 10, (1.2/O/19-05-

2012).

Dari pemaparan data di atas dapat dipahami bahwa, untuk mempercepat

terwujudnya ide inovatif, kepala sekolah melaksanakan memberikan pelatihan

kewirausahaan dengan mendatangkan pakar dari luar negeri. Hal ini diharapkan

dapat meningkatkan pemahaman warga sekolah mengenai kewirausahaan secara

teori, dan dilanjutkan dengan memberi keleluasaan kepada warga sekolah untuk

mempraktekkan teori yang di dapat dari pelatihan-pelatihan tersebut dalam bentuk

pemberian modal usaha kepada warga sekolah dan diharapkan dari pemberian

modal usaha secara financial dan keleluasaan tersebut warga sekolah dapat

menciptakan produk dan bernilai komersil

Gambar 4.1: Program inovasi kewirausahaan di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

Pelaksanaan

program

kewirausahaan

Bisnis center

Menciptakan usaha-

usaha kecil di

sekolah

Melaksanakan

penjualan door to

door

Program

kewirausahaan

2. Strategi Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan

di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo.

a. Metode atau teknik dalam mengembangkan kewirausahaan

Usaha mengembangkan kewirausahaan sekolah yang dilakukan oleh kepala

sekolah adalah dengan menerapkan metode dan teknik yang efektif dan efisien.

Diantaranya adalah dengan menggunakan metode regulasi menyesuaikan dengan

aturan-aturan yang berlaku, berkonsultasi dengan dinas pendidikan Kota

Gorontalo. Di samping itu juga kepala sekolah bertindak sebagai motivator dalam

pengmbangan kewirausahaan disekolahnya, karena kewirausahaan sekolah akan

berhasil apabila kepala sekolah mampu merangkul dan melibatkan Guru dan

siswa dalam segala kegiatan usaha sekolah, untuk memotivasi bawahan dalam

berwirausaha kepala sekolah harus mengguanakan berbagai cara misalnya

memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup kepada guru

dan siswa yang terlibat dalam kewirausahaan sekolah. Demikian hal itu dijelaskan

dalam wawancara bersama kepala SMK Negeri 1 Kota Gorontalo diruang

kerjanya, yakni:

“Beliau menuturkan bahwa Tidak secara langsung melakukan perubahan.

Metodenya menggunakan pendekatan regulasi, merupakan pendekatan yang

berkonsultasi dengan pemerintah melalui dinas pendidikan kota. Strategi

Kepala sekolah harus sebagai pelaku dan motivator dalam pengembangan

kewirausahaan sekolah. Di antara usaha yang dilakukan adalah dengan

memberi arahan dan memberikan modal materi bagi para guru dan siswa yang

terlibat dalam kewirausahaan sekolah”. (2.1/W/RU/KS. 30-04- 2012)

Kalimat senada juga di tuturkan oleh bapak wakil kepala sekolah di bidang

kesiswaan yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah

lingkungan dan kewirausahaan mengatakan bahwa:

“Metode yang diterapkan kepala sekolah adalah dengan memberi motivasi

dan melibatkan semua warga sekolah. Karena ketika semua pihak sekolah

termotivasi dan ikut bersama-sama dalam pengembangan kewirausahaan,

program tersebut akan berjalan dengan baik karena disamping dapat

menguntungkan secara financial juga merupakan salah satu penunjang proses

belajar mengajar.” (2.1/W/RB/WKSBK. 01-05- 2012)

Dengan demikian pandangan informan di atas menunjukan adanya upaya

kepala sekolah dalam mengembangkan kewirausahaan sekolah. Hal tersebut

nampak dalam usaha kepala sekolah dalam memotivasi dan melibatkan warga

sekolah dalam kewirausahaan disekolah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang

dijelaskan oleh ibu wakil kepala sekolah di bidang pengembangan bahwa:

“Metode yang diterapkan oleh kepala sekolah adalah dengan menerapkan

metode langsung, guru maupun siswa langsung menyentuh kewirausahaan.

Pemberian tugas praktek kepada siswa tidak hanya dilaksanakan pada jam

praktek tetapi bisa juga di laksanakan di luar jam pembelajaran, pada sore hari

maupun hari-hari libur”. (2.1/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)

Kalimat senada juga di sampaikan oleh Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan

yakni:

“Beliau menuturkan bahawa kegiatan kewirausahaan sekolah harus

menjemput bola bukan menunggu bola. Maksudnya produk dan konsumen

sudah ada di sekolah, hanya bagaimana cara siswa dalam menjalankan

kegiatan tersebut”. (2.1/W/AS/GMPK. 05-05-2012)

Pernyataan juga di sampaikan oleh guru mata pelajaran kewirausahaan yang

mengelolah bisnis center yakni: “Siswa melakukan praktek menjual barang dan

di kontrol tiap bulan berapa keuntungan yang diperoleh”.

(2.1/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)

Penjelasan siswa jurusan pemasaran mengatakan bahwa: “Bagi siswa maupun

guru di ikut sertakan dalam pelatihan. Siswa di latih bagaimana menjadi

wirausaha yang jujur, baik dan dapat membuka peluang usaha”. (2.1/W/NH/SJP.

05-05-2012)

Pemaparan data di atas menunjukan usaha kepala sekolah dalam menerapkan

inovasi untuk mengembangkan program kewirausahaan disekolahnya dengan

memotivasi semua pihak sekolah untuk terlibat langsung dalam kewirausahaan

sekolah. Di sisi lain, melibatkan siswa dalam kewirausahaan sekolah dapat

mengembangkan kekreatifan siswa yang harus mereka miliki setelah mereka lulus

nanti. Sesuai pengamatan peneliti program kewirausahaan siswa langsung

melaksanakan praktek menjual dan membuat produk keripik jagung dan guru

turut serta dalam pembuatan produk tersebut untuk mengawasi siswa. (2.1/O/05-

05-2012)

Strategi pengembangan

kewirausahaan

Memberi motivasi pada

guru maupun siswa

Mengikuti pelatihan

maupun workshop

Praktek langsung

Implementasi

pengembangan

kewirausahaan

Pemberian modal baik

materi maupun

pengetahuan

Gambar 4.2 : Strategi pengembangan kewirausahaan SMK Negeri 1 Gorontalo

3. Produktivitas Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan

Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

a. Kerja sama

Di antara jalan menuju wirausaha sukses adalah dengan bekerja sama, bekerja

sama dengan semua pihak secara tidak langsung akan memudahkan kita dalam

memperkenalkan produk-produk dan membangun kepercayaan pada semua pihak.

Kepala sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk

memperluas jaringan usaha sekolah. Di antara langkah yang ditempuh kepala

sekolah adalah dengan mendatangkan supplier dari luar untuk memasarkan

produknya di sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala sekolah yakni:

“Kewirausahaan SMK Negeri 1 Kota Gorontalo melayani penjualan produk

dan jasa. Jadi berkerja sama dengan para supplier, dunia usaha dan industri.

Mempuyai jaringan dengan sekolah - sekolah lain yang sudah maju untuk

bermitra dalam mengembangkan kewirausahaan. SMK Negeri 1 Kota

Gorontalo berusaha untuk menjadikan sesuatu yang pertama disekolah”.

(3.1/W/RU/KS. 30-04-2012)

Pernyataan tersebut diperkuat oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan

yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan

kewirausahaan mengatakan yakni: “Diantara kerja sama yang dilakukan sekolah

adalah Banyak Melakukan mitra dengan perusahaan yang ada di Gorontalo,

meliputi UD Liana, PT Awet Sarana Sukses dan toko-toko yang menjual barang

retail”. (3.1/W/RB/WKSBK. 01-05- 2012)

Demikian juga dijelaskan oleh wakil kepala sekolah di bidang pengembangan

bahwa :

“Bentuk kerja sama sekolah dengan dunia luar adalah Kerja sama dengan

dunia usaha dan pemerintah karena program kewirausahaan di bisnis center

merupakan bantuan pemerintah untuk mengembangkan kewirausahaan pada

siswa”. (3.1/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)

Pernyataan juga di perkuat oleh guru mata pelajaran kewirausahaan

mengatakan bahwa: “Bisnis center menjual segala kebutuhan bahan pokok maka

barang-barang tersebut di ambil dari penyalur barang langsung

(Agen/Distributor)”. (3.1/W/AS/GMPK.05-05-2012)

Pernyataan tersebut di tambahkan juga oleh Guru mata pelajaran

Kewirausahaan yang mengelolah bisnis center yakni : “Di antara bentuk

kerjasama dengan dunia luar adalah Kerja sama dengan perindustrian dalam

membuat suatu produk”. (3.1/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)

Penjelasan Siswa jurusan pemasaran bahwa: “Kerja sama dalam

pengembangan kewirausahaan terutama dengan kepala jurusan, menghubungi

guru-guru produktif sesuai jurusan, wali kelas kemudian siswa”. (3.1/W/NH/SJP.

05 -05-2012)

Sesuai pengamatan peneliti, pihak sekolah melaksanakan kerja sama dengan

perusahaan-perusahaan luar maupun agen distributor barang untuk melengkapi

barang-barang yang ada di bisnis center. Selain kegiatan menjual di bisnis center

siswa juga di ajarkan bagaimana cara mempengaruhi hati pelanggan,

berkomunikasi yang baik dengan pelanggan serta mengetahui cara mengatur

barang dan mempaking barang sehingga menarik hati pembeli untuk membeli

barang di bisnis center.(3.1/O/ 05-05-2012)

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat dipahami bahwa kepala sekolah

melakukan kerjasama dengan dunia luar dalam bentuk mendatangkan supplier

dari luar dan bersama-sama membuat suatu produk. Karena dalam dunia bisnis

sekarang ini pada umumnya cara untuk memasuki suatu usaha adalah dengan

bekerja sama.

b. Hasil Program Kewirausahaan

Kualitas proses program kewirausahaan yang dikembangkan oleh sekolah

pada lahirnya dapat dilihat dari produktivitas atau hasil yang diperoleh. Hasil

yang diperoleh oleh sekolah dari program kewirausahaan meliputi penjualan di

bisnis center, pembuatan produk keripik jagung dan usaha-usaha kecil lainnya

sudah bisa mendanai masing-masing unit usaha. Hal ini sesuai dengan pemaparan

bapak kepala sekolah yakni:

“Produktivitas sudah meningkat, karena produktifitas adalah hasil dari suatu

produk. Produktivitas ini dengan pengembangkan kewirausahaan minimal

bisa membiayai biaya unit-unit tertentu misalnya membayar lampu. Hasilnya

sudah mendekati apa yang diharapkan,di bandingkan dengan keadaan sekolah

yang sebelumnya”. (3.2/W/RU/KS. 30-04-2012)

Demikian juga dinyatakan oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan

yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan

kewirausahaan mengatakan yakni:

“Program pengembangan kewirausahaan dapat melatih siswa agar hidup

mandiri dalam membuka peluang kerja. Hasilnya juga dapat ketika ada

keuntungan bisa di kembangkan kembali sebagai proses pembelajaran. Bagi

guru hasil tersebut bisa dinikmati dan mempermudah kebutuhan guru”.

(3.2/W/RB/WKSBK. 01-05-2012)

Pernyataan dari wakil kepala sekolah di bidang pengmbangan mengatakan

bahwa:

“Belum maksimal hasil yang di peroleh, karena kendalanya masih guru-guru

yang mengelolah. Sedangkan guru-guru masih mempunyai tugas dan

tanggung jawab dalam mengajar. Kurangnya kesadaran siswa dalam

melaksanakan praktek kewirausahaan”. (3.2/W/RD/WKSBP. 28-05-2012).

Penjelasan di atas diperkuat lagi oleh Guru mata pelajaran kewirausahaan

yang mengelolah bisnis center juga menjelaskan bahwa: “Kewirausahaan sekolah

dapat melatih siswa dalam membuat suatu produk. Hasilnya pembuatan produk

keripik jagung. Program sekolah belum maksimal Karena sekolah masih menuju

kemandirian”. (3.2/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)

Demikian pernyataan dari guru mata pelajaran kewirausahaan menjelaskan

bahwa: “Banyak hasil yang di peroleh dari program kewirausahaan. Dari

kegiatan tersebut, Siswa disiapkan 2 minggu praktek. Dalam pembuatan produk

keripik jagung di lakukan setiap hari”. (3.2/W/AS/GMPK. 05-05-2012)

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa kewirausahaan sekolah sudah

dapat membiayai unitnya sendiri dan keuntungan secara financial dapat menutupi

kebutuhan guru-guru disekolah. Disamping keuntungan secara financial,

kewirausahaan sekolah juga dapat melatih jiwa kewirausahaan siswa dan tentunya

akan sangat bermanfaat ketika mereka lulus nanti dapat membuka peluang dunia

usaha.

Produktivitas program kewirausahaan yang ada di SMK Negeri 1. Siswa di

ajarkan untuk membuat suatu produk misalnya pembuatan keripik jagung dari

proses pengolahan bahan adonan sampai keripik jagung di bungkus dalam plastik

yang berlabel keripik jagung No 1 di SMK Negeri 1 dan telah mendapat izin dari

Departemen Kesehatan akan produk tersebut. Siswa menjual produk tersebut

dengan harga Rp 1000 setiap bungkusnya di lingkungan sekolah sehingga produk

tersebut cepat habis . sehingga dengan penjualan produk unggulan ini dapat

membantu pihak sekolah minimal membantu mengurangi biaya operasional

sekolah. (3.2/O/05-05-2012).

Produktivitas

pengembangan

kewirausahaan

Kerja sama

Hasil program

kewirausahaan

Membuat produk

keripik jagung dan

membuka usaha-usaha

kecil

Perusahaan luar,

supplier,

agen/distributor barang

Gambar 4. 3: Produktivitas pengembangan kewirausahaan di SMK Negeri 1

4. Kendala-Kendala Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan

Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

a. Kendala-kendala dalam inovasi program kewirausahaan

Setiap perubahan kearah perbaikan yang dilakukan oleh organisasi apapun

termasuk organisasi sekolah pasti akan menemui kendala-kendala, dan kendala-

kendala ini seharusnya dapat diprediksikan oleh kepala sekolah sebelum

menerapkan inovasi disekolah agar dapat kendala-kendala tersebut tidak menjadi

penghambat dalam pengembangan inovasi disekolah.

Kendala-kendala yang ditemui di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo adalah

kurangnya dukungan dari para orang tua siswa terhadap pengembangan

kewirausahaan disekolah yang di akibatkan oleh kurangnya sosialisasi pada orang

Melatih siswa untuk

hidup mandiri dalam

membuka usaha dan

membantu mengurangi

biaya opersional sekolah

tua mengenai kewirausahaan sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala

sekolah yakni:

“Kendala yang ditemukan dalam inovasi kewirausahaan sekolah adalah

Kurangnya dukungan orang tua terhadap pengembangan kewirausahaan. Hal

ini Disebabkan sosialisasi awal bahwa siswa SMK di arahkan membaca

peluang kerja, belum tercapai. Tantangan bagi seorang wirausaha adalah

membangun peluang untuk memperoleh bagaimana kiranya menciptakan

tantangan atau hambatan menjadi suatu peluang”. (4.1/W/RU/KS. 30-04-

2012)

Kendala lain juga dijelaskan oleh bapak wakil kepala sekolah di bidang

kesiswaan yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah

lingkungan dan kewirausahaan mengatakan bahwa:

“Kendala dalam mengembangkan kewirausahaan sekolah adalah siswa

cenderung kurang mampu atau malu dalam mengembangkan praktek

kewirausahaan, karena siswa belum terbentuk jiwa kewirausahaan. Sementara

guru terbentur dengan tugas-tugas tambahan lainnya, Karena yang bertugas

mengelolah bisnis center adalah guru-guru kewirausahaan”.

(4.1/W/RB/WKSBK. 01-05-2012)

Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah di bidang

pengembangan bahwa:

“Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan kewirausahaan sekolah

adalah orang tua beranggapan tidak penting akan praktek kewirausahaan,

orang tua maupun siswa tidak mengetahui bahwa siswa SMK sasarannya siap

pakai disamping mereka mempunyai ketrampilan mereka juga harus

mengetahui bagaimana menjual ketrampilan yang mereka miliki, siswa masih

kurang aktif dalam praktek kewirausahaan. Bagi guru terkendala pada

pembagian waktu mmengajar”. (4.1/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)

Hal senada juga disampaikan oleh Guru mata pelajaran kewirausahaan bahwa:

“Yang menjadi kendala dalam pengembangan kewirausahaan sekolah adalah

Kurangnya bakat siswa, siswa tidak mempunyai kreatifitas, inovasi, dan

malas. Padahal pihak sekolah sudah memberikan keterampilan di sekolah,

tetapi tidak di praktekan lagi di rumah ”. (4.1/W/AS/GMPK. 05-05-2012)

Kendala lain juga di jelaskan oleh Guru mata pelajaran Kewirausahaan yang

mengelolah bisnis center yakni:

“Yang menjadi kendala dalam pengembangan kewirausahaan sekolah adalah

Segi guru, masih ada guru tidak mempunyai jiwa kewirausahaan dan minat

berwirausaha”. Jika guru mempunyai sifat seperi itu apalagi siswa”.

(4.1/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)

Siswa jurusan pemasaran mengatakan bahwa : “Kendalanya siswa masih takut

atau malu dalam mempromosikan suatu produk”. (4.1/W/NH/SJP. 05-05- 2012).

Kendala dalam mengelolah kewirausahaan siswa masih takut, malu, dan tidak

mempunyai jiwa kewirausahaan dalam melakukan praktek menjual maupun

mempromosikan suatu barang. Sebagian siswa hanya membeli barang di bisnis

center, tidak melaksanakan praktek menjual di sekolah dan barang tersebut hanya

di jual kembali di rumah kepada orang tua siswa( 4.1/O/12-05-2012)

Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa yang menjadi kendala dalam

pengembangan kewirausahaan sekolah adalah kurangnya dukungan dari komite

sekolah dalam mngembangkan kewirausahaan sekolah, disamping itu yang

menjadi kendala adalah kurangnya kreatifitas dan kemauan siswa dalam

berwirausaha, kurangnya dukungan orang tua terhadap program kewirausahan,

Kendala berikutnya adalah dari guru sendiri yang tidak memiliki jiwa

kewirausahaan dan pembagian waktu guru yang sibuk dengan mata pelajarannya

masing-masing.

b. Solusi-solusi dalam inovasi program kewirausahaan

Selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala merupakan bagian

dari dimensi kewirausahaan sebagaimana tertuang dalam PERMENDIKNAS

Nomor 13 tahun 2007. Solusi terbaik dalam menghadapi kendala sangat penting

bagi kelangsungan program kewirausahaan. Kepala sekolah sebagai pengambil

kebijakan disekolah diharapkan dapat memberikan solusi-solusi terbaik dalam

menghadapi kendala inovasi pengembangan kewirausahaan. Kepala sekolah

sebagai pemimpin disekolah selalu memberi solusi pada setiap kendala yang

dihadapi yakni: “Diantara solusi yang di berikannya adalah dengan Memberikan

sosialisasi kepada orang tua tentang pengembangan kewirausahaan melalui rapat

komite maupun rapat penyerahan raport”. (4.2/W/RU/KS. 30-04-2012)

Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan

yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan

kewirausahaan mengatakan yakni:

“Memberikan pemahaman yang lebih luas pada siswa, tentang pentingnya

kewirausahaan. Sehingga siswa tetap berusaha mengembangkan program

kewirausahaan seperti menjual dan mempromosikan barang. Melaksanakan

praktek dengan efektif dan efisien”. (4.2/W/RB/WKSBK. 01-05- 2012)

Hal ini sesuai dengan pernyataan wakil kepala sekolah di bidang

pengembangan sebagai berikut:

“Solusi yang ditempuh oleh kepala sekolah adalah dengan memberikan

sosialisasi kepada orang tua tentang pengembangan kewirausahaan melalui

rapat komite maupun rapat penyerahan raport. Memberikan insentif pada

guru-guru yang mengelolah bisnis center”. (4.2/W/RD/WKSBP. 28-05- 2012)

Pernyataan dari guru mata pelajaran kewirausahaan menjelaskan bahwa:

“Solusinya dengan melaksanakan praktek langsung kepada siswa dapat

mengembangkan jiwa kewirausahaan. (4.2/W/AS/GMPK. 05-05-2012)

Pernyataan juga di perkuat oleh Guru mata pelajaran Kewirausahaan yang

mengelolah bisnis center juga menjelaskan bahwa :

“Solusi yang diberikan kepala sekolah adalah dengan memberikan pelatihan-

pelatihan kewirausahaan kepada para guru, jika guru sudah mengetahui akan

pentingnya kewirausahaan, maka guru tersebut dapat mengajarkan dan

memberi contoh pada siswa tentng kewirausahaan ”. (4.2/W/SU/GMPKPBC.

05 Mei 2012)

Mencermati hasil wawancara di atas, jelas menunjukan bahwa kepala sekolah

selalu memberi solusi pada setiap kendala yang dihadapi dalam inovasi

pengembangan kewirausahaan seekolah. Di antara solusi yang ditempuh kepala

sekolah adalah dengan memberikan sosialisasi kepada orang tua tentang

pengembangan kewirausahaan melalui rapat komite maupun rapat penyerahan

raport. Memberikan insentif pada guru-guru yang mengelolah bisnis center,

Memberikan pemahaman yang lebih luas pada siswa, tentang pentingnya

kewirausahaan, juga memberikan pelatihan-pelatihan kewirausahaan kepada para

guru maupun siswa agar tertanam jiwa kewirausahaan.

Berpikir kreatif dan inovatif harus dilakukan kepala sekolah sebagai pimpinan

disekolahnya, sekolah harus mampu menerapkan ide-ide kreatif dan inovatif

untuk dapat meningkatkan kemandirian sekolah. Hal ini sesuai dengna pernyataan

bapak kepala sekolah yakni:

“Inovasi Pengembangan program kewirausahaan sangat berperan dalam

peningkatan kemandirian sekolah. Dengan alasan jika unit produksi, bisnis

center di sekolah berjalan dengan baik suatu saat sekolah akan mandiri dan

tidak akan bergantung pada pemerintah terutama pada biaya operasional

sekolah”. (4.3/W/RU/KS.30 April 2012)

Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan

yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan

kewirausahaan mengatakan yakni: “Bila program kewirausahaan dikelolah

dengan baik, akan menambah penghasilan bagi sekolah dan menghasilkan siswa

yang berkualitas dan mandiri dalam menciptakan dunia usaha”.

(4.3/W/RB/WKSBK. 01-05- 2012)

Pernyataan yang sama juga dinyatakan oleh wakil kepala sekolah di bidang

pengembangan yakni:

“Inovasi program kewirausahaan sangat berperan dalam meningkatkan

kemandirian sekolah, dengan alasan Pengembangan kewirausaahaan melatih

siswa mandiri menciptakan produk, menjalankan dunia usaha dapat

membantu program sekolah berjalan dengan efektif dan efisien”.

(4.3/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)

Demikian juga dinyatakan oleh Guru mata Pelajaran kewirausahaan yakni:

“Inovasi pengembangan kewirausahaan sangat berperan pada peningkatan

kemandirian sekolah. Dengan alasan sekolah telah menciptakan dunia usaha

kecil bagi siswa. Sekolah telah mengajarkan, praktek, pelatihan

pengembangan kewirausahaan. Hanya bagaimana siswa menerapkan ilmu

tersebut di luar sekolah”. (4.3/W/AS/GMPK. O5-05- 2012)

Pernyataan juga di perkuat oleh guru mata pelajaran kewirausahaan yang

mengelolah bisnis center mengatakan bahwa: “Dalam program kewirausahaan

kemandirian siswa yang lebih utama. Jika siswa mandiri dan menjalankan

program kewirausahaan dengan efektif maka sekolah juga akan mandiri”.

(4.3/W/SU/GMPKMBC.05-05-2012)

Siswa jurusan pemasaran mengatakan bahwa: “Dengan inovasi

kewirausahaan, siswa lebih mengetahui cara bagaimana mengelolah modal yang

ada untuk membuka peluang usaha. Siswa dapat belajar hidup mandiri tanpa

membebankan orang tua”. (4.3/W/NH/SJP. 05-05-2012)

Mencermati data di atas, jelas menunjukan bahwa inovasi sangat berperan

dalam meningkatkan kemandirian sekolah karena jika semua unit produksi

berjalan dengan baik maka secara ototmatis akan mendatangkan pendapatan

secara vinancial bagi sekolah. Dengan demikian sekolah akan mampu mandiri

dan mampu menjalankan operasional sekolahnya tanpa bergantung pada anggaran

yang disediakan oleh pemerintah. Hal ini terlihat dengan keadaan sekolah dengan

menjalankan program kewirausahaan sudah menuju kemandirian baik siswa

maupun guru. Bagi siswa dapat melatih diri untuk membuka peluang usaha, bagi

guru dapat membantu kebutuhan hidup dan sekolah dapat mengurangi minimal

biaya operasional sekolah. ( 4.3/O/12-05-2012)

.

Kendala-kendala

dalam pengembangan

kewirausahaan

Gambar 4.4: kendala-kendala dalam mengembangkan kewirausahaan di SMK

Negeri 1 Kota Gorontalo

B. Temuan Penelitian

Dari hasil analisis data (data yang diperoleh melalui wawancara, observasi

dan dokumentasi), maka dapat diperoleh temuan-temuan dalam penelitian ini,

a. Kendala-kendala

Kurangnya dukungan

orang tua

Siswa masih takut, malu

dalam melakukan

praktek menjual

Guru maupun siswa

tidak memililki jiwa

kewirausahaan

Pembagian waktu guru

yang sibuk dengan mata

pelajaran masing-masing

b. solusi-solusi atas

kendala-kendala

yang di hadapi:

Memberikan sosialisasai

akan pentingnya

kewirausahaan pada

orang tua, siswa, maupun

guru

Memberikan insentif jam

pada guru

Mengikuti pelatihan

Menciptakan sekolah

yang mandiri dengan

program pengembangan

kewirausahaan

yang kemudian dijabarkan dan diklasifikasikan sesuai dengan fokus penelitian.

Adapun temuan-temuan penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Program Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan

di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

a. Program Kewirausahaan

1. SMK Negeri 1 Kota gorontalo sudah menerapkan program kewirausahaan

pada guru, siswa maupun staf tata usaha.

2. Program kewirausahaan SMK Negeri 1 Kota Gorontalo meliputi menciptakan

usaha-usaha kecil di setiap jurusan, penjualan barang retail door to door

maupun di lingkungan sekolah

3. Terdapat gedung bisnis center sebagai tempat praktek siswa dalam

pengembangan kewirausahaan. Yang dananya berasal dari pemerintah

kemudian di kelolah oleh sekolah. Gedung bisnis center di dirikan pada tahun

2008 dan pengelolahnya adalah guru-guru mata pelajaran kewirausahaan

b. Pelaksanaan Program Kewirausahaan

1. Melaksanakan sosialisasi secara terus menerus

2. Mendatangkan pakar kewirausahaan dari universitas luar negeri dan

mendatangkan praktisi dari luar

3. Mengikut sertakan guru maupun siswa dalam workshop maupun pelatihan

kewirausahaan

2. Strategi inovasi Kepala Sekolah dalam pengembangan kewirausahaan di

SMK Negeri 1 Kota Gorontalo.

a. Metode atau teknik dalam mengembangkan kewirausahaan

1. Pemberian modal kepada siswa baik materi maupun pengetahuan tentang

bagaimana cara untuk membuka suatu usaha, serta memberikan motivasi

kepada guru maupun siswa untuk mengembangkan program kewirausahaan

2. Kepala sekolah Memberikan Motivasi kepada guru maupun siswa tentang

kewirausahaan

3. Mengikuti pelatihan maupun workshop kepada guru maupun siswa sehingga

dapat mengetahui bagaimana cara untuk mengembangkan program

kewirausahaan

4. SMK Negeri 1 Gorontalo melakukan workshop antara sekolah dan pihak

Industri agar pembelajaran di sekolah relevan dengan tuntutan dunia kerja

yang akan dihadapi siswa kelak pada kegiatan Prakerin maupun dunia kerja

nanti. Diharapkan dari acara ini terbangun kerja sama yang baik antara

pencari kerja, penyalur tenaga kerja dan pengguna tenaga kerja dalam rangka

pembentukan kompetensi yang dibutuhkan sebagai penyempurnaan atas

proses belajar yang dilalui selama berada di lingkungan pendidikan formal

atau non formal. Pada acara ini, masing - masing kompetensi keahlian dari

SMK Negeri 1 Kota Gorontalo dan sekolah aliansi memamerkan produknya.

5. Siswa selain di ajarkan guru tentang teori kewirausahaan, siswa juga

melaksanakan praktek langsung dalam pembuatan produk maupun menjual

barang

6. Guru maupun siswa di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo di berikan kebebasan

untuk menjual barang maupun makanan agar dapat mengembangkan jiwa

kewirausahaan.

7. Meskipun Kepala Sekolah telah memberi kebebasan pada siswa maupun guru

untuk menjual namun masih ada guru maupun siswa tidak melaksanakan

kegiatan kewirausahaan.

3. Produktivitas Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan

Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

a. Kerja Sama

1. Dalam melaksanakan program kewirausahaan SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

menjalankan kerja sama baik pemerintah, maupun dengan dunia usaha antara

lain UD Liana, PT Awet Sarana Sukses, dan toko-toko yang menjual barang

retail

b. Hasil program kewirausahaan

1. Pembuatan keripik jagung yang di olah oleh siswa dan merupakan produk

unggulan dari SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

2. Setiap jurusan yang ada di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo harus menciptakan

suatu produk. Dengan alasan setelah lulus nanti siswa bisa menerapkan ilmu

yang mereka miliki dalam membuka suatu usaha kecil

3. Dengan adanya usaha kecil maupun pembuatan produk yang di laksanakan

oleh sekolah dapat membantu mengurangi maupun meminimalisir biaya

operasional sekolah.

4. Kendala-Kendala Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan

Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

a. Kendala-kendala dalam inovasi program kewirausahaan

1. Kurangnya dukungan dari orang tua terhadap program kewirausahaan. Karena

orang tua beranggapan bahwa kewirausahaan tidak penting dalam suatu

pembelajaran

2. Siswa masih takut, malu, dalam melaksanakan praktek menjual maupun

mempromosikan suatu barang

3. Guru maupun siswa tidak memiliki jiwa kewirausahaan, masih ada guru yang

melarang siswa untuk praktek menjual

4. Pembagian waktu guru yang sibuk dengan mata pelajaran masing-masing

sehingga guru sulit untuk mengembangkan program kewirausahaan

b. Solusi – solusi dalam inovasi program kewirausahaan

1. Sekolah melaksanakan sosialisasi kepada orang tua, siswa, maupun guru

tentang pengembangan kewirausahaan

2. Guru mengajarkan siswa untuk melakukan praktek menjual dengan modal dan

waktu yang di tetapkan oleh guru. Sehingga bagi siswa yang dapat

melaksanakan dengan baik praktek tersebut siswa akan di berikan nilai yang

baik juga pada mata pelajaran kewirausahaan

3. Memberikan insentif jam pada guru agar dapat mengembangkan

kewirausahaan

4. Mengikuti pelatihan maupun workshop pada guru maupun siswa agar dapat

mengembangkan kewirausahaan.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai data dan hasil wawancara yang

telah dilakukan dari semua sumber informan tentang Inovasi Kepala sekolah

Dalam Pengembangan Kewirausahaan, temuan yang dikemukakan pada bagian

ini berdasarkan pada paparan data yang diperoleh dilapangan dan dirumuskan

berdasarkan interpretasi data.

Penyajian temuan tersebut bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian

sebagaimana telah dikemukakan pada bab pendahuluan. Atas dasar fokus

penelitian dan paparan data yang telah disajikan sebelumnya, akhirnya ditemukan

temuan-temuan sebagai berikut :

1. Program Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan

di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

Untuk meningkatkan kemandiriannya, sekolah harus mampu mengembangkan

program-program kewirausahaan. Adapun program kewirausahaan yang

dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kota Gororntalo adalah mengembangkan

program bisnis center yang merupakan tempat praktek siswa dan wajib jual bagi

setiap warga sekolah, mempromosikan sekolah sebagai layanan public dalam

melayani masyarakat, menciptakan usaha-usaha kecil di sekolah, penjualan

produk siswa door to door. Disamping itu sekolah pun memberikan modal usaha

kepada siswa untuk memproduksi suatu produk, karena salah satu cara untuk

mendorong kreativitas adalah memberi kewenangan pada bawahan untuk

berkreasi.

Inovasi diharapkan tidak hanya menjadi rencana belaka, tatapi dapat

diwujudkan dalam tindakan yang nyata. Untuk mewujudkan inovasi ini kepala

sekolah sebagai pimpinan disekolahnya diharapkan mampu mempercepat

terwujudnya inovasi tersebut. Di antara program khusus yang ditempuh oleh

kepala sekolah utnuk mempercepat inovasi dari segi pembelajaran adalah dengan

mendatangkan pekar kewirausahaan dari luar negeri untuk memberikan

bimbingan kepada pihak sekolah bagaiman menjadi wirausahawan yang tangguh.

Secara bahasa wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti berani

atau berjiwa kepahlawanan, sedangkan usaha berarti cara-cara yang dilakukan.

Jadi wirausaha artinya berusaha keras menunjukkan sifat-sifat keberanian,

kautamaan dan keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada

kemampuan sendiri. Perlu diingat bahwa wirausaha berbeda dengan wiraswasta.

Jika wirausaha memiliki visi pengenbangan usaha, kreativitas dan daya inovasi,

maka wiraswasta tidak memilikinya.

kewirausahaan dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terus menerus

yang dilakukan pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam menjadikan

sekolahnya lebih bermutu. Konsep kewirausahaan ini meliputi usaha membaca

dengan cermat peluang-peluang, melihat setiap unsur institusi sekolah adanya

sesuatu yang baru atau inovatif, menggali sumber daya secara realistik dan dapat

dimanfaatkan, mengendalikan resiko, mewujudkan kesejahteraan (benefits) dan

mendatangkan keuntungan finansial (profits)

Raymond (1995) dikutip Lupiodai dan Wacik (1998) berpendapat bahwa

enterpreneuship atau kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang

baru atau inovasi guna memperoleh kesejahteraan atau kekayaan individu dan

mendapat nilai tambah bagi masyarakat. Tujuan dari kewirausahaan itu, dilakukan

melalui pengungkapan gagasan baru, penggalian sumber daya, dan merealisasikan

gagasan itu menjadi suatu kenyataan yang menguntungkan

Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini digambarkan

oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini

Trigering Event (Pemicu)

Gambar 4.5: Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan

a. Proses Inovasi

Faktor personal yang mendorong inovasi adalah: keinginan berprestasi,

adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan

faktor pengalaman. Adanya inovasi yang berasal dari diri seseorang akan

mendorong dia mencari pemicu ke arah memulai usaha.

Sedangkan faktor-faktor environtmen mendorong inovasi adalah peluang,

pengalaman dan kreativitas.

b. Proses Pemicu

Faktor personal yang mendorong Triggering Event artinya memicu atau

memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah: (1) Adanya

ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang, (2) Adanya pemutusan

hubungan kerja (PHK Dorongan karena faktor usia), (3) Keberanian

menanggung resiko, (4) Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis. Dalam

dunia usaha seorang wirausaha banyak mengalami resiko maupun tantangan

Implementation (Pelaksanaan)

Growth (Pertumbuhan)

dalam membuka usaha namun bagaimana seorang wirausaha menciptakan suatu

tantangan menjadi peluang.

Faktor environment yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah: (1)

Adanya persaingan dalam dunia kehidupan, (2) Adanya sumber-sumber yang bisa

dimanfaatkan, misalnya memiliki modal, tabungan, warisan dsb, (3) Mengikuti

latihan-latihan atau incobator bisnis, (4) Kebijaksanaan pemerintah berupa

kemudahan-kemudahan lokasi ataupun fasilitas kredit. Dalam dunia wirausaha

sekolah faktor environment juga sangat mempengaruhi hal ini dapat dilihat

dengan kepala sekolah membuka suatu program kepala sekolah harus

bersosialisasi dengan pemerintah, pihak sekolah baik guru, siswa, dan orang tua

maupun stakeholder. Kemudian kepala sekolah memberi modal untuk

melaksanakan program tersebut baik modal materi maupun modal bagaimana

siswa dapat melaksanakan program tersebut dengan persaingan yang sehat.

Faktor sosiological yang menjadi pemicu serta pelaksanaan bisnis adalah : (1)

Adanya hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain, (2) Adanya tim yang dapat

diajak kerjasama, (3) Adanya dorongan dari orang tua, (4) Adanya pengalaman-

pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya, (5) Adanya bantuan family dalam

berbagai kemudahan. Proses program kewirausahaan sekolah dapat berjalan

dengan baik apabila ada dorongan dari orang tua maupun bantuan dari pihak luar

seperti supplier, agen/distribusi barang dan perusahaan-perusahaan luar

c. Proses Pelaksanaan

Faktor personal yang mendorong pelaksanaan adalah: (1) Adanya seorang

wirausaha yang sudah siap mental secara total, (2) Adanya manajer pelaksana

sebagai tangan kanan, (3) Adanya komitmen tinggi terhadap bisnis, (4) Adanya

visi dan pandangan ke depan. Program pelaksanaan kewirausahaan, kepala

sekolah harus memberi contoh kepada seluruh warga sekolah tentang

kewirausahaan, kepala sekolah harus turun langsung dalam melaksanakan dan

mengawasi program tersebut

d. Proses Pertumbuhan

Faktor organisasi yang mendorong antara lain: (1) Adanya tim yang kompak,

(2) Adanya strategi yang mantap, (3) Adanya produk yang dibanggakan. Agar

program kewirausahaan berlangsung dengan baik maka ada strategi dan tim yang

baik yang mendukung program tersebut kemudian adanya produk yang dihasilkan

oleh pihak sekolah seperti pembuatan keripik jagung, hanya di SMK Negeri 1

Kota Gorontalo yang menghasilkan produk tersebut.

2. Strategi Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan

Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo.

Usaha mengembangkan kewirausahaan sekolah yang dilakukan oleh kepala

sekolah adalah dengan menerapkan metode dan teknik yang efektif dan efisien.

Di antaranya adalah dengan menggunakan metode regulasi menyesuaikan dengan

aturan-aturan yang berlaku, berkonsultasi dengan dinas pendidikan Kota

Gorontalo. Di samping itu juga kepala sekolah bertindak sebagai motivator dalam

pengmbangan kewirausahaan disekolahnya, karena kewirausahaan sekolah akan

berhasil apabila kepala sekolah mampu merangkul dan melibatkan Guru dan

siswa dalam segala kegiatan usaha sekolah, untuk memotivasi bawahan dalam

berwirausaha kepala sekolah harus menggunakan berbagai cara misalnya

memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup kepada guru

dan siswa yang terlibat dalam kewirausahaan sekolah

Strategi kewirausahaan merupakan langkah-langkah pokok yang perlu

ditempuh kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya sebagai organisasi yang

bersifat kewirausahaan (entrepreneurial organization). Menurut Lupiyoadi dan

Wacik (1998) seperti yang dikuti oleh Johar Pernama dan Darma Kesuma (2009)

mengemukakan strategi kewirausahaan mencakup:

a. Pengembangan visi/misi

Visi/misi merupakan gambaran cita-cita atau kehendak sekolah yang ingin

diwujudkan dimasa yang akan datang (dalam kurun waktu tertentu). Visi sekolah

harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan mengandung dukungan nyata untuk

mewujudkan perubahan atau inovasi yang bersifat inetrepreneurial tersebut. Visi

yang telah dirumuskan, selanjutnya disosialisasikan atau disebarluaskan kepada

semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan pendidikan di sekolah.

b. Dorongan inovasi

Strategi ini berarti menumbuh/suburkan dan mengembangkan gagasan-

gagasan orisinal dan inivatif. Karena itu, setiap kepala sekolah dalam

mewirausahakan sekolahnya dituntut memiliki agenda inovasi. Agenda inovasi

ini menjadi alat spesifik dan utama dalam strategi mewirausahakan suatu sekolah.

Agenda inovasi yang dimiliki sewajarnya merujuk pada kerangkat mutu (kriteria

mutu) yang merefleksikan kebutuhan dan harapan-harapan tentang pendidikan di

sekolah dari semua pihak yang berkepentingan (pemilik, pendiri, pemakai, aparat

atau pemerintah, keluarga, dan masyarakat sekitar atau masyarakat dalam

lingkungan yang lebih jauh lagi)

c. Penstrukturan iklim kewirausahaan (Intrapreneurial)

Penstrukturan iklim Intrapreneurial merupakan langkah strategis dalam proses

pembentukan suasana yang kondusif atas terselenggaranya agenda inovasi.

Langkah ini menekankan pada proses internal organisasi, yaitu usaha-usaha yang

dilakukan pihak sekolah dalam memantapkan sistem manajemennya.

Untuk

pembentukan penstrukturan iklim kewirausahaan maka pengelolaan sekolah harus

berorientasi pada produk, proses dan teknologi. Ketiganya harus

diinstitusionalisasikan untuk kemakmuran jangka panjang.

Menyangkut pengembangan produk, proses organisasional atau pengelolaan

sekolah itu haruslah berorientasi pada perolehan hasil (kinerja) yang bermutu dan

berorientasi pada kepuasan (customer) sebagai pihak yang terlayani. Dalam

pengembangan proses, berarti pengelolaan sekolah itu sendiri harus berlangsung

dalam penciptaan suasana-suasana yang menggairahkan, dinamis dan

menyenangkan. Dalam pengembangan teknologi, berarti proses pengelolaan

sekolah itu menawarkan usaha-usaha yang lebih praktis, efektif, dan efisien

dengan penggunaan sarana dan peralatan (teknologi) yang canggih.

3. Produktivitas Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan

Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo

Di antara jalan menuju wirausaha sukses adalah dengan bekerja sama, bekerja

sama dengan semua pihak secara tidak langsung akan memudahkan kita dalam

memperkenalkan produk-produk dan membangun kepercayaan pada semua pihak.

Kepala sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk

memperluas jaringan usaha sekolah. Di antara langkah yang ditempuh kepala

sekolah adalah dengan mendatangkan supplier dari luar untuk memasarkan

produknya di sekolah. dan bersama-sama mebuat suatu produk. Karena dalam

dunia bisnis sekarang ini pada umumnya cara untuk memasuki suatu usaha adalah

dengan bekerja sama.

Hasil Penelitian menunjukkan kualitas proses program kewirausahaan yang

dikembangkan oleh sekolah pada lahirnya dapat dilihat dari produktifitas atau

hasil yang diperoleh. Di antara hasil yang diperoleh oleh sekolah dari program

kewirausahaan adalah kewirausahaan sekolah sudah dapat membiayai unitnya

sendiri dan keuntungan secara financial dapat menutupi kebutuhan guru-guru

disekolah. Disamping keuntungan secara financial, kewirausahaan sekolah juga

dapat melatih jiwa kewirausahaan siswa dan tentunya akan sangat bermanfaat

ketika mereka lulus nanti.

Kata produktivitas merupakan suatu kata yang sering dibicarakan disetiap

permasalahan baik dibidang perindustriaan, perbankkan, pendidikan, hiburan

ataupun pertanian. Pertama kali secara formal kata “ produktivitas “ ditemukan

artikel milik Quesnay pada tahun 1766. Lalu pada tahun 1883, Littre

mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan untuk berproduksi. pada tahun

1950, Organization For European Cooperation (OEEC) mengusulkan definisi

formal untuk produktivitas, yaitu: hasil bagi yang diperoleh dengan membagi

keluaran dengan salah satu dari faktor-faktor produksi.

Productivity Improvement Handbook (George J.Washnis, john wiley & Sons,

1981). Suatu pendapat menyatakan produktivitas mencakup dua konsep dasar,

yaitu daya guna (efisiensi) dan hasil guna (efektifitas). Efisiensi mengambarkan

tingkat sumber-sumber manusia, dana dan alam yang digunakan untuk hasil

tertentu dan efektivitas mengabarkan akibat dan kualitas dari hasil yang

digunakan.

Menurut "Small Business Development Center", bahwa untuk mencapai

keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri, sangatlah tergantung pada:

(1) Individual skills and attitudes, yaitu keterampilan dan sikap individual,

(2) Knowledge of business, yaitu pengetahuan tentang usaha yang akan

dilakukan, (3) Establishment of goal, yaitu kemantapan dalam menentukan

tujuan perusahaan, (4) Take advantages of the apportunities, yaitu keunggulan

dalam mencari peluang-peluang, (5) Adapt to the change, yaitu kemampuan untuk

beradaptasi dengan perubahan.

4. Kendala-Kendala Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan

Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo.

Setiap perubahan kearah perbaikan yang dilakukan oleh organisasi apapun

termasuk organisasi sekolah pasti akan menemui kendala-kendala, dan kendala-

kendala ini seharusnya dapat diprediksikan oleh kepala sekolah sebelum

menerapkan inovasi disekolah agar dapat kendala-kendala tersebut tidak menjadi

penghambat dalam pengembangan inovasi disekolah.

Kendala-kendala yang ditemui di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo adalah

kurangnya dukungan dari para orang tua siswa terhadap pengembangan

kewirausahaan disekolah yang di akibatkan oleh kurangnya sosialisasi pada orang

tua mengenai kewirausahaan disamping itu yang menjadi kendala adalah

kurangnya kreatifitas dan kemauan siswa dalam berwirausaha. Kendala

berikutnya adalah dari guru sendiri yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan dan

pembagian waktu guru yang sibuk dengan mata pelajaranya masing-masing.

Selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala merupakan bagian

dari dimensi kewirausahaan sebagaimana tertuang dalam PERMENDIKNAS

Nomor 13 Tahun 2007. Solusi terbaik dalam menghadapi kendala sangat penting

bagi kelangsungan program kewirausahaan. Kepala sekolah sebagai pengambil

kebijakan disekolah diharapkan dapat memberikan solusi-solusi terbaik dalam

menghadapi kendala inovasi pengembangan kewirausahaan. Kepala sekolah

sebagai pemimpin disekolah selalu memberi solusi pada setiap kendala yang

dihadapi. Di antara solusi yang di berikannya adalah dengan Memberikan

sosialisasi kepada orang tua tentang pengembangan kewirausahaan melalui rapat

komite maupun rapat penyerahan raport. Memberikan insentif pada guru-guru

yang mengelolah bisnis center, Memberikan pemahaman yang lebih luas pada

siswa, tentang pentingnya kewirausahaan, juga memberikan pelatihan-pelatihan

kewirausahaan kepada para guru maupun siswa agar tertanam jiwa kewirausahaan

Berpikir kreatif dan inovatif harus dilakukan kepala sekolah sebagai pimpinan

disekolahnya, sekolah harus mampu menerapkan ide-ide kreatif dan inovatif

untuk dapat meningkatkan kemandirian sekolah. Di SMK Negeri 1 Kota

Gorontalo inovasi sangat berperan dalam meningkatkan kemandirian sekolah

karena jika semua unit produksi berjalan dengan baik maka secara ototmatis akan

mendatangkan pendapatan secara vinancial bagi sekolah. Dengan demikian

sekolah akan mampu mandiri dan mampu menjalankan operasional sekolahnya

tanpa bergantung pada anggaran yang disediakan oleh pemerintah.

Pada saat ini usaha kecil di Indonesia didominasi olah kegiatan yang bergerak

pada sektor pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan (53,5%), sementara

usaha menengah banyak bergerak di sektor perdagangan, hotel dan restoran

(53,7%) dan usaha besar diindustri pengolahan (35,4%). Hal tersebut

menunjukkan bahwa dunia kewirausahaan diIndonesia memang tertinggal

dibandingkan negara lain yang sudah memasuki abad informasi dan pengetahuan.

Namun, memulai sebuah usaha atau bisnis tidaklah mudah. Tak jarang,

seorang anak muda yang mencoba merintis sebuah usaha, akan dianggap seorang

pengangguran yang tak mempunyai pekerjaan yang jelas. Anggapan-anggapan

serupa ini, menjadi kendala dan mematahkan semangat seseorang untuk

berwirausaha. Tidak hanya kendala tersebut yang menyebabkan wirausaha di

indonesia menjadi sulit berkembang. Namun masih terdapat terdapat kendala - kendala

lain yaitu iklim birokrasi suatu negara, perundang-undangan, lingkungan, dan lain

sebagainya.

Berikut adalah kendala-kendala tersebut antara lain: (1) Paradigma

masyarakat terhadap wirausahawan yang buruk Wirausaha belum dihargai

sebagai layaknya suatu profesi yang penting dan membanggakan. (2) Lingkungan

yang tidak mendukung untuk menjadi wirausahawan. Masih banyak orang tua

yang bangga melihat anaknya menjadi pegawai perusahaan atau negeri ketimbang menjadi

seorang enterpreneur. Resiko menjadi seorang wirausahawan dinilai terlalu tinggi.

(3) Kurangnya pendidikan mengenai wirausaha di dunia nyata. Maka dari itu, tak

heran bila kita temui banyak orang Indonesia yang berkarir atau bekerja yang tak

sesuai dengan disiplin ilmu yang ia tuntut. (4) Sistem birokrasi Indonesia yang Sulitnya

mendapat izin untuk mendirikan sebuah perusahaan. (5) Kurangnya mental para

wirausahawan untuk bersaing dalam bisnis, moral, karakter, fisik, secara sehat

Untuk mengatasi kendala tersebut, yang dapat dilakukan adalah dengan

membuka usaha itu sendiri. Setelah melakukan wirausaha tersebut, selanjutnya

adalah menanamkan sifat dan sikap yang dibutuhkan dalam suksesnya usaha

tersebut. Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan apabila menghadapi

masalah/kendala-kendala tersebut: (1) Mengatasi rasa takut akan adanya

kegagalan. Segala tantangan dan hambatan dalam menjalankan usaha dapat

diselesaikan jika kita fokus dalam menjalankan usaha. Kesuksesan usaha kita

tergantung dari niat, tekad dan usaha kita sendiri. (2) Mengatasi masalah krisis

skill maupun percaya diri untuk meningkatkan rasa percaya diri kita untuk membuka

usaha sesuai skill. (3) Mengatasi masalah jaringan untuk pemasaran. Mulailah

dari orang-orang yang sering berinteraksi dengan kita. Tawarkan kelebihan dan

prospek usaha kita, agar mereka bersedia menjalin kerjasama dengan bisnis kita.

Disamping itu kita juga bisa membuka jaringan pemasaran dengan berbagai

perusahaan besar untuk membantu memasarkan usaha kita.

Dengan program kewirausahaan yang di jalankan oleh sekolah dapat

menjadikan semua warga sekolah menjadi mandiri dan dapat membantu sekolah

minimal mengurangi biaya operasional sekolah.

Gambar 4.6: Program Kewirausahaan secara holistik

Program

Kewirausahaan

Bisnis Center

Menciptakan

usaha-usaha kecil

Penjualan door to

door

Pelaksanaan

Program

Kewirausahaan

Strategi Pengembangan

Kewirausahaan Motivasi guru maupun

siswa

Pelatihan maupun

workshop

Hasil program

Kewirausahaan

(Pembuatan produk

keripik jagung)

Praktek langsung

Kerja sama

(Perusahaan luar,

supplier, dll)

Produktivitas

pengembangan

Kewirausahaan

Melatih siswa

hidup mandiri

dalam membuka

usaha kecil dan

mengurangi

biaya

operasional

sekolah

sehingga

menjadikan

sekolah mandiri

dengan program

kewirausahaan

Implementasi

Pengembangan

Kewirausahaan

Inov

asi

Kep

ala

Sek

ola

h D

alam

Pen

gem

ban

gan

Kew

irau

sah

aan

Di

SM

K N

eger

i 1 K

ota

Go

ron

talo

Kendala-kendala

pengembangan

kewirausahaan

Kendala-kendala

Kurangnya dukungan

orangtua

Siswa masih takut

dan malu menjual

Solusi-solusi

Memberikan

sosialisasi

kewirausahaan

Mengikuti pelatihan