bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran...

49
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1) Sejarah Dan Profil Kompas Gramedia Gambar 4.1 Gedung Kompas Gramedia Jakarta Sumber: Website Kompas Gramedia 2019 Kompas Gramedia, disingkat KG, adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang media massa yang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1963, berawal dari terbitnya Majalah Intisari, Oleh P.K. Ojong dan Jakob Oetama. Kehadiran Kompas Gramedia tidak terlepas dari sejarah panjang demi mencapai cita-cita mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa.

Upload: others

Post on 09-Jul-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1) Sejarah Dan Profil Kompas Gramedia

Gambar 4.1 Gedung Kompas Gramedia Jakarta

Sumber: Website Kompas Gramedia 2019

Kompas Gramedia, disingkat KG, adalah perusahaan Indonesia yang bergerak

di bidang media massa yang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1963, berawal

dari terbitnya Majalah Intisari, Oleh P.K. Ojong dan Jakob Oetama.

Kehadiran Kompas Gramedia tidak terlepas dari sejarah panjang demi

mencapai cita-cita mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa.

2

Pada tahun 80-an perusahaan ini mulai berkembang pesat, terutama

dalam bidang komunikasi. Saat ini, Kompas Gramedia memiliki beberapa

anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari media massa cetak maupun

daring, toko buku, percetakan, penerbitan, radio, hotel, lembaga pendidikan,

bentara budaya, penyelenggara acara, stasiun televisi, hingga universitas.

2) Visi dan Misi Kompas Gramedia

Menjadi perusahaan yang terbesar, terbaik, terpadu, dan tersebar di Asia

Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan yang menciptakan masyarakat

terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, dan adil sejahtera.

3) Sejarah dan Profil PT.Gramedia Pustaka Utama

a. Group of Book Publishing Kompas Gramedia

Group of Book Publishing mencakup seluruh penerbit buku di kelompok

Kompas Gramedia. Penerbit yang tergabung dalam kelompok Ini adalah

Gramedia Pustaka Utama, Elex Media Komputindo, Gramedia

Widiasarana Indonesia, Kepustakaan Populer Gramedia, dan m&c!

Untuk mendukung operasi bisnisnya, Group of Book Publishing

didukung oleh unit fungsional HR & GA, Distribution Center, Special

Channel (yang mencakup Direct Marketing, Special Event, dan

International Marketing), dan IT & Research.

3

Sebagai kelompok penerbitan buku dengan pangsa pasar terbesar

di seluruh Indonesia, Group of Book Publishing berencana meningkatkan

penguasaan pasar dengan memperbanyak kuantitas dan meningkatkan

kualitas produk. Total buku yang diterbitkan pada tahun 2009 mencapai

hampir 5000 judul dengan lebih dari 1000 judul best-seller.

Selain penjualan melalui Toko Buku Gramedia, Group of Book

Publishing juga mengembangkan lini-lini penjualan lainnya termasuk

penjualan lewat agen, penjualan langsung melalui Gramedia Direct, dan

bekerjasama dengan Kompas.com mengembangkan toko buku online

Gramedia.com. Mengikuti perkembangan teknologi, Divisi IT &Research

Group of Book Publishing saat ini sedang mempersiapkan sejumlah

terobosan baru, termasuk buku digital.

Gramedia Pustaka Utama kemudian dikenal sebagai penerbit buku

best-seller dari novel, motivasi, marketing, sampai resep masakan. Bahkan

logo GM di sampul buku seolah menjadi jaminan bermutunya sebuah

buku. Saat ini publikasi Gramedia Pustaka Utama mencakup buku anak

(fiksi dan nonfiksi), buku remaja, novel, novel grafis, dan buku mengenai

bahasa dan sastra Indonesia.

Elex Media Komputindo didirikan pada Januari 1985. Perusahaan

ini didirikan untuk mendorong pertumbuhan teknologi informasi. Nama

Elex sendiri awalnya merupakan nama majalah yang merupakan singkatan

4

dari Electronica Experiment. Sampai saat ini, lini buku komputer Elex

merupakan yang terkuat di Indonesia.

Pertumbuhan Elex Media Komputindo sebagai penerbit buku

diawali dengan terbitnya komik. Hampir setiap judul komik yang populer

di Indonesia diterbitkan oleh Elex. Dari Candy-Candy, Kung Fu Boy,

Dora Emon, sampai Naruto. Banyak volume komik ini yang bahkan

menembus penjualan di atas 200 ribu eksemplar. Elex Media Komputindo

merupakan penguasa pasar komik Indonesia. Di samping buku komputer

dan komik, Elex Media Komputindo juga menerbitkan buku manajemen,

buku anak, software dan multimedia.

Gramedia Widiasarana Indonesia dibentuk pada tahun 1990 untuk

menerbitkan buku-buku pendidikan. Sampai saat ini Grasindo dikenal

orang sebagai penerbit buku pendidikan terkemuka. Buku yang diterbitkan

Grasindo mencakup buku untuk Pra-sekolah, TK, SD, sampai perguruan

tinggi. Di SD dan TK, Grasindo merupakan pelopor terbitnya buku

Tematik yang menggabungkan pelajaran-pelajaran dalam satu tema yang

komprehensif dan penyajian yang lebih menarik. Berbekal kekuatannya di

bidang pendidikan, Gramedia Widiasarana Indonesia terus memperkuat

produknya di segmen buku anak dan referensi pendidikan.

Kepustakaan Populer Gramedia didirikan pada Juni 1996 dan

mengkhususkan diri pada penerbitan buku sains, kemanusiaan, dan Sastra.

KPG dikenal dengan karya terbitan yang berpikiran terbuka,kritis, dan

5

berpikiran ilmiah. Salah satu terbitan KPG yang sangat populer adalah seri

komik strip Benny & Mice.

M&C hadir pada tahun 1980an sebagai Komik Majalah yang

menerbitkan berbagai judul komik yang dilisensi dari luar negeri.

Juduljudul yang sempat menjadi best-seller di antaranya adalah Nina dan

seri komik Tiger Wong. Di era 1990an M&C juga menerbitkan komik

Jepang. Saat ini selain menerbitkan komik dari Jepang, Korea, China,

Jerman, Perancis, Belgia, dan AS, M&C juga memiliki seri komik lokal

bernama Koloni.

Untuk menjangkau pasar internasional, Divisi International

Marketing Group of Book Publishing menyediakan layanan bagi berbagai

penerbit dari bebagai negara yang ingin melisensi dan menerjemahkan

buku terbitan Kompas Gramedia. Sedangkan untuk pembelian buku-buku

secara langsung, pengunjung dapat membelinya dari website

Gramedia.com.

b. Sejarah PT. Gramedia Pustaka Utama

Di atas kertas, penerbit Gramedia lahir pada tanggal 12 Maret 1970 ketika

nama Gramedia dikukuhkan dengan akta notaris sebagai sebuah PT yang

bergerak di bidang percetakan dan penerbitan. Tidak diketahui siapa yang

mengusulkan nama GRAMEDIA. Yang pasti suku kata Gra berasal dari

kata gramma (Latin) atau graphein (Yunani) yang berarti “huruf”, yang

6

kemudian digabungkan dengan kata media. Usaha penerbitan ini dirintis

oleh P.K. Ojong (almarhum) dan Jakob Oetama, yang memang kutu buku,

dengan mendirikan toko buku pada tahun 1969. Pada waktu itu buku-buku

yang ada kebanyakan berbahasa Inggris.

7 Agustus 1973, Adisubrata, direktur pertama Gramedia

Penerbitan menandatangani kontrak dengan pengarang. Pendirian Penerbit

Gramedia makin dikukuhkan dengan Surat Keputusan tertanggal 25 Maret

1974 yang ditandatangani oleh Jakob Oetama (selaku Pimpinan PT

Gramedia), intinya memberi kewenangan kepada Adisubrata untuk

menandatangani perjanjian kepada pihak luar/pengarang untuk dan atas

nama Penerbit Gramedia. Tanggal inilah yang kemudian menjadi “hari

lahir” Penerbit Gramedia.

Sejak didirikan pada 1974, Penerbit Gramedia Pustaka Utama

telah menjadi rumah bagi banyak buku dan penulis pemenang

penghargaan selama lebih dari 40 tahun. Dengan fokus terbitan pada buku

fiksi, nonfiksi, buku anak, dan buku masak, jumlah terbitan per tahun

mencapai 1.500 judul, dan banyak di antaranya berhasil menjadi buku

laris serta menerima penghargaan nasional dan internasional, termasuk

dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Gourmand World Cookbook

Awards, Liberaturpreis Germany, World Reader’s Award, dan nominasi

Man Booker International Prize. Dengan lebih dari 30 ribu judul buku

yang dimiliki saat ini serta jalinan kerja sama dengan lebih dari 200

7

penerbit asing terkemuka dari seluruh dunia, Gramedia Pustaka Utama

telah mengukuhkan posisinya sebagai salah satu penerbit buku terbaik,

yang berkomitmen menjadi agen perubahan di Indonesia: memilih dan

memproduksi buku-buku yang berkualitas, yang memperluas wawasan,

memberikan pencerahan, dan merangsang kreativitas berpikir, dengan

dukungan teknologi.

Sejarah bisnis penerbitan buku di Kelompok Kompas Gramedia

dimulai dengan berdirinya Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1974,

walaupun buku pertamanya terbit pada tahun 1973. Ketika itu buku yang

pertama kali diterbitkan adalah novel Karmila karya Marga T. Buku

nonfiksi pertama yang diterbitkan berjudul Hanya Satu Bumi yang ditulis

oleh Barbara Ward dan Rene Dubois. Kemudian disusul seri anak-anak

pertama Cerita dari Lima Benua. Gramedia Pustaka Utama kemudian

dikenal sebagai penerbit buku best-seller dari novel, motivasi, marketing,

sampai resep masakan. Bahkan logo GM di sampul buku seolah menjadi

jaminan bermutunya sebuah buku. Saat ini publikasi Gramedia Pustaka

Utama mencakup buku anak (fiksi dan nonfiksi), buku remaja, novel,

novel grafis, dan buku mengenai bahasa dan sastra Indonesia.

Sampai tahun 2004 penerbit Gramedia sudah menjalin kerjasama

dengan lebih dari 200 penerbit asing terkemuka dari: Amerika Serikat,

Belanda, Jerman, Belgia, Brasil, Denmark, Hongkong, India, Inggris,

Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Malaysia, dan Swis yang tetap aktif

8

sampai sekarang. Sebaliknya dalam skala kecil, terbitan Gramedia Pustaka

Utama diminati oleh penerbit dan agen luar negeri. Sampai sekarang

sudah lebih dari 55 judul karya asli yang hak ciptanya dibeli oleh 10

penerbit luar negeri, dari Amerika Serikat, Australia, Jepang, Jerman,

Singapura, dan Malaysia.

c. Profil PT. Gramedia Pustaka Utama

Gambar 4.2 Logo PT. Gramedia Pustaka Utama

Sumber: Website Kompas Gramedia 2019

Logo PT Gramedia Pustaka Utama adalah GM merupakan singkatan dari

GRAMEDIA. Warna dari logo tersebut berwarna merah, tetapi di setiap

buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama dapat berubahubah disesuaikan

dengan warna cover buku. Biasanya logo PT Gramedia Pustaka Utama di

cantumkan di sudut pojok kanan atas atau bagian tepi buku sehingga

warna logo berubah disesuaikan cover buku tersebut. Nama Gramedia

Sendiri sengaja ditulis dengan huruf capital karena Gramedia merupakan

9

penerbit buku umum terbesar yang memiliki nilainilai dasar yaitu

integritas dan profesionalisme. Filosofi perusahaan merupakan nilai-nilai

yang disepakati bersama yang menjadi pandangan hidup dan landasan

berpijak setiap karyawan didalam melaksanakan tugasnya. Filosofi

perusahaan senantiasa menjiwai dan menjadi pedoman di dalam

menentukan sistem, peraturan perusahaan, strategi, serta kebijakan lainnya

dalam upaya mewujudkan sasaran dan cita-cita perusahaan.

d. Visi dan Misi PT. Gramedia Pustaka Utama

Sebagai salah satu perusahaan penerbit buku umum terbesar di Indonesia.

PT. Gramedia Pustaka Utama memiliki visi dan misi yang merefleksikan

citra perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama memiliki tanggung jawab

dalam meraih visi dan misi tersebut.

1). Visi PT Gramedia Pustaka Utama

Visi perusahaan ini adalah “Menjadi penerbit umum terkemuka dan

professional yang berfokus pada kualitas produk dan kepuasan

pelanggan”.

2). Misi PT. Gramedia Pustaka Utama

Misi perusahaan ini adalah “Mendorong proses pembelajaran

masyarakat untuk hidup lebih cerdas, berbudaya, dan berwawasan luas

dengan terbitan bermutu”.

10

4) Lokasi Perusahaan

PT. Gramedia Pustaka Utama beralamat di Gedung Kompas Gramedia Blok 1

Lantai 5 Jalan Palmerah Barat No. 29-37, Jakarta 10270. Telepon: 021-

53650110/11 ext. 3511/3512. Fax: 021-5360315. Email:

[email protected] / [email protected].

5) Struktur Organisasi PT. Gramedia Pustaka Utama

Sumber : Arsip Divisi Public Relations PT. Gramedia Pustaka Utama 2018

GM

Fiction Editorial Mgr.

Adult Fiction Spt.

Teens Fiction Spt.

Children Fiction Spt.

Fiction Prepress Spt.

Nonfiction Editorial Mgr

Humaniora Spt.

Culinary & Fashion Spt.

Literature Spt.Nonfiction

Prepress Spt.

Secretariat PR & Socmed

Multimedia

11

6) Struktur Organisasi Toko Buku Gramedia Pusat Jakarta

Sumber : Arsip Toko Buku Gramedia Pusat Jakarta

B. Hasil Penelitian

1. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan informan untuk mengumpulkan

informasi atau data. Proses pengumpulan informasi atau data dilakukan

dengan mewawancarai secara mendalam para informan yang telah di

tentukan. Peneliti menentukan pihak-pihak yang akan dijadikan informan

General Manager

Direktur Bisnis

Manager Sales

Promotion

Manager Brand

Department

-GPU Fiction Superintendent

-GPU Non Fiction Superintendent

Manager Product

Specialist

Manager

Marcomm

-Elex Fiction Superintendent

-Elex Non Fiction Superintendent

KPG Superintendent

Grasindo Superintendent

M & C Superintendent

BIP Superintendent

Officer

Officer

Officer

Officer

Officer

Officer

Officer

Officer

12

pada penelitian ini berdasarkan kemampuan dalam menguasai permasalahan

yang menjadi topik penelitian. Informan yang dipilih oleh peneliti merupakan

pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam permasalahan yang diteliti

dalam penelitian ini. Hal ini dipilih oleh peneliti agar informan pada saat

melakukan wawancara dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk

penelitian ini.

Adapun informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah pihak-pihak

yang terlibat langsung dengan PT. Gramedia Pustaka Utama dalam

mempertahankan citra perusahaan penerbitan buku fiksi / non fiksi. Berikut

informasi mengenai informan:

a. Dionisius Wisnu sebagai key informan. Key informan satu ini

merupakan Public Relations dari PT. Gramedia Pustaka Utama, sudah

berkarir kurang lebih enam tahun di PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wawancara key informan dilakukan di kantor PT. Gramedia Pustaka

Utama, beralamat di Gedung Kompas Gramedia Blok 1 Lantai 5 Jalan

Palmerah Barat No. 29-37, Jakarta. Wawancara dilakukan pada hari

Kamis, 29 Agustus 2019 pukul 14.00-14.30 wib.

b. Mardhiana Koesumawati sebagai informan satu. Informan satu ini

merupakan Product Specialist atau salah satu divisi dari Marketing

Toko Buku Gramedia, yang sudah berkarir selama kurang lebih empat

tahun di Kompas Gramedia. Wawancara informan satu dilakukan di

Gedung Kompas Gramedia Blok 1 Lantai 3 Jalan Palmerah Barat No.

13

29-37, Jakarta. Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 12 September

2019 pukul 09.30-10.15 wib.

c. Digna MSD sebagai informan dua. Informan dua ini merupakan

Product Specialist Superintendent atau salah satu divisi dari Marketing

Toko Buku Gramedia, yang sudah berkarir kurang lebih dua puluh

empat tahun di Kompas Gramedia. Wawancara informan satu

dilakukan di Gedung Kompas Gramedia Blok 1 Lantai 3 Jalan

Palmerah Barat No. 29-37, Jakarta. Wawancara dilakukan pada hari

Jumat, 13 September 2019 pukul 11.00-11.40 wib.

d. Dias Asri Nugraheni sebagai triangulasi sumber, yang merupakan

pembaca setia buku novel terbitan dari PT. Gramedia Pustaka Utama,

sejak tahun 2005 - sekarang. Wawancara dilakukan pada hari Rabu, 03

Oktober 2019 di CoFi by Cozyfield Kompas Gramedia, Gedung, Jl.

Palmerah Barat No.29-37, RT.12/RW.9, Palmerah, Jakarta.

Wawancara dilakukan pada hari Rabu, 02 Oktober 2019 pukul 09.00-

10.00 wib.

Pada bagian ini terdapat hasil penelitian dan wawancara mendalam

yang dilakukan di PT. Gramedia Pustaka Utama dengan divisi Public

Relations mengenai Strategi Marketing Public Relations PT. Gramedia

Pustaka Utama Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Penerbitan Buku

Fiksi / Non Fiksi.

14

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang upaya PT. Gramedia Pustaka

Utama mengetahui kesadaran konsumen pada penerbitan buku fiksi / non

fiksi, terlebih dahulu akan dibahas mengenai alasan divisi Public Relations

PT. Gramedia Pustaka Utamamelakukan kerjasama dengan divisi Marketing

dalam mempertahankan citra perusahaan penerbitan buku fiksi / non fiksi.

Seperti yang dijelaskan oleh key informan mengenai alasan dari divisi Public

Relations PT. Gramedia Pustaka Utama, berikut hasil wawancara yang

diperoleh:

“Seorang PR itu biasanya menginformasikan buku-buku yang dinilai

bagus, buku-buku yang kita unggulkan. Kemudian program PR yang

lain lagi yaitu bagaimana untuk menyampaikan bahwa buku-buku

yang kita terbitkan itu kualitas terbaik, bagus, dan segala macem.

Paling utama yaitu menginformasikan buku-buku yang kita anggap

best seller atau memang kualitasnya bagus, bisa membuat tersebar

informasinya. Baik melalui launching ataupun promo di toko untuk

menarik perhatian. Dan untuk melaksanakan promo di toko selalu

berkoordinasi dengan bagian marketing.”(key informan)

Seperti yang dinyatakan oleh key informan bahwa Public Relations

PT. Gramedia Pustaka Utamamelakukan kerjasama dengan bagian

Marketingdalam mempertahankan citra perusahaan penerbitan buku fiksi /

non fiksi banyak bentuknya. Bisa seperti misalnya peluncuran buku-buku itu

sudah pasti berkoordinasi antara marketing dengan PR untuk setiap event

yang diadakan. Sejalan dengan Informan 1.

“Banyak bentuknya bisa seperti misalnya peluncuran buku-buku itu

sudah pasti kami koordinasi antara marketing dengan PR untuk setiap

15

event yang diadakan. Biasanya Mas Wisnu (PR GPU) itu membantu

untuk menyebarkan informasi ini ke media-media rekanan. Dia juga

membantu membuatkan press release, jadi untuk setiap event itu pasti

sudah berkoordinasi.” (informan 1)

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

setiap event atau kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan

penjualan demi terkomunikasikannya citra PT. Gramedia Pustaka Utama,

akan selalu membutuhkan kerjasama antara bagian Public Relations (PR)

dengan divisi Marketing. Baik upaya dengan cara online maupun offline untuk

menjangkau konsumen.

2. Pull Strategy PT. Gramedia Pustaka Utama untuk melaksanakan satu

strategi menarik konsumen

Dalam upaya merencanakan komunikasi PT. Gramedia Pustaka Utama

untuk melakukan pemasaran produk buku fiksi / non fiksi tersebut perlu adanya

perencanaan terlebih dahulu. Berdasarkan hasil wawancara dengan key

informan diperoleh informasi sebagai berikut:

“Setiap bulan itu kita ada yang namanya monitoring. Jadi monitoring itu

dimulainya dari redaksi. Redaksi mempresentasikan buku-buku apa saja

yang akan terbit di bulan depan. Jadi itu mana saja yang akan dijadikan

highlight, buku-buku yang bisa menjadi unggulan. Setelah monitoring

dari redaksi akan menyampaikan buku yang bisa dijadikan unggulan.

Baru kemudian dari tim marketing kita melihat dari hasil monitoring.

Komunikasi didalamnya kita perencanaannya itu ada monitoring, lalu ke

internal Marketing dengan tim itu membuat marketing plan, khusus untuk

buku-buku unggulan yang kemudian bisa dipromosikan untuk penjualan.”

(key informan)

16

Sejalan dengan key informan, bahwa dengan mengunggulkan buku-buku

terbagus dan mengadakan event promosi adalah salah satu upaya untuk

meningkatkan penjualan. Informan I menyatakan:

“Dengan mengadakan event-event dan segala macam. Seperti misalnya,

si penulis buku atau penerbit menganggap barang-barangnya ideal

semua, mereka menganggap barangnya yang paling laku bahkan

terbagus. Namun, kami berada diantara penerbit dengan toko.”

(informan 1)

Pendapat dengan informan 1, hasil wawancara informan 2 menyatakan

sebagai berikut:

“Tugasnya supaya toko bisa menerima pesan dari penerbit ini,

bagaimana bagusnya barang. Dan toko dapat menyampikan ke konsumen

langsung. Seperti misalnya buku-buku agama, novel-novel islami, kira-

kira toko-toko mana saja pasarnya.” (informan 2)

Ditambah oleh triangulasi sumber, bahwa perencanaan komunikasi yang

dilakukan PT. Gramedia Pustaka Utama menarik untuk konsumen dalam

merespon setiap kegiatan yang diadakan.

‘Ya, sudah cukup menarik bagi konsumen. Bisa dilihat dari cara

konsumen memanfaatkan media sosial seperti instagram dan website,

dan sudah memiliki jumlah followers ratusan ribu.” (triangulasi sumber)

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

untuk melakukan pemasaran produk buku tersebut perlu adanya perencanaan

terlebih dahulu. Supaya PT. Gramedia Pustaka Utama dapat menyampikan

pesan dari penerbit ini, bagaimana bagusnya barang ke konsumen.

17

Selain perencanaan komunikasi, divisimarketing PT. Gramedia Pustaka

Utama membuat pesan komunikasi untuk memberikan pengetahuan,

memberikan kesadaran, dan rangsangan pembelian pada konsumen buku fiksi /

non fiksi. Sebagaimana dijelaskan oleh key informan:

“Bentuk pesan komunikasi masih pakai media sosial itu yang aktif,

kemudian kita masih pakai materi promosi di toko juga masih jalan terus.

Dengan cara, materi komunikasi kita taruh di toko yang sekiranya

konsumen bisa liat langsung di toko. Karena memang bagaimanapun

konsumen kalau datang langsung ke toko itu bisa melihat promosi apa

saja yang sedang ada.” (key informan)

Hal serupa juga dijelaskan oleh Informan 1 bahwa dalam membuat pesan

terhadap konsumen itu bisa dilakukan dengan melalui media, berikut

penjelasannya:

“Bentuk rangsangan komunikasi kepada konsumen itu berbeda-beda.

Tiap penulis pasti ada keunikan sendiri. Misalkan, baru-baru ini salah

satu penulis buku Jerome Polin, dengan bukunya “Mantappu Jiwa”. Kita

lihat dari karakter si penulis itu sendiri. Jadi seperti lihat dari sisi penulis

itu sendiri adalah seorang youtuber, punya banyak followers, aktif di

instagram & youtube, di twitter juga. Kita mengemasnya pasti harus

beda.” (informan 1)

Pernyataan dari informan 2 menambahkan dari informan 1 sebagai

berikut:

“Misalnya kita ide awalnya untuk pre-marketing-nya kita bisa melakukan

preorder. Kita memanfaatkan followers si penulis ini kita coba dengan

cara preorder. Jadi sebelum buku tersebut terbit di toko kita bikin

penjualan perdana. Semacam penjualan sangat eksklusif untuk yang mau

lebih dahulu punya buku ini sebelum buku itu rilis di toko.” (informan 2)

18

Ditambahkan oleh triangulasi sumber, bahwa pesan komunikasi untuk

memberikan pengetahuan, memberikan kesadaran, dan rangsangan pembelian

pada konsumen buku fiksi / non fiksi sudah terlaksana dengan baik.

“Ya, marketing PT Gramedia Pustaka Utama sudah membuat pesan

komunikasi untuk memberikan pengetahuan, kesadaran, dan rangsangan

pembelian pada konsumen buku fiksi / non fiksi, bisa dilihat dari review-

review yang ditampilkan di media sosial instagram PT Gramedia

Pustaka Utama, yang cukup menarik minat beli konsumen.” (triangulasi

sumber)

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa,PT.

Gramedia Pustaka Utama sudah melaksanakan kegiatan dengan baik dalam

membuat pesan komunikasi untuk memberikan pengetahuan, memberikan

kesadaran, dan rangsangan pembelian pada konsumen buku terbitannya dengan

berinteraksi langsung dengan konsumen.

Bentuk komunikasi untuk memasarkan buku fiksi dan non fiksi dari PT.

Gramedia Pustaka Utama. Baik melalui event, sponsorship, dan lain

sebagainya.Dijelaskan oleh key informan sebagai berikut:

“Bisa dengan mengadakan event-event juga sering dibuat untuk interaksi

langsung dengan pembaca. Event-eventnya seperti misal launching buku,

screening buku (bedah buku), book signing, dan masih banyak lainnya.

Ada pun buku dari terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama yang

dibuatkan menjadi sebuah karya film, yang mana suat buku tidak hanya

bisa dinikmati dalam bentuk bacaan dalam tulisan fisik, namun juga

dapat dinikmati oleh konsumen dalam bentuk audio visual. Seperti

misalnya yang sedang jalan saat ini adalah buku novel dengan judul

“Twivortiare”, yang diadopsi untuk dijadikan filmnya juga.” (key

informan)

19

Pendapat lain yang diungkapkan informan 1 tentang bentuk komunikasi

dalam memasarkan buku fiksi dan non fiksi dari PT. Gramedia Pustaka Utama:

“Komunikasi dalam memasarkan bukunya bisa melalui event (offline),

bisa juga melalui media online. Online kita lewat sosial media, offline

kita bisa lewat event peluncuran buku, bisa meet and great, bisa book

signing, workshop, pokoknya saluran-saluran event tersebut.”

(informan 1)

Seperti yang dinyatakan oleh informan 1 bahwa bentuk komunikasi

pemasaran buku terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama bisa melalui event,

sponsorship, dan lain sebagainya. Baik event promo online maupun offline.

“Kalau di sosial media misalnya pemberian giveaway. Karena

sebenarnya kita basic-nya ingin menginformasikan buku yang

diterbitkan. Tapi memang sesuai dengan kebutuhan, jika bicara

mengenai pemberian hadiah/ reward dalam rangka promosi.”

(informan 2)

Adapun yang dirasakan oleh triangulasi sumber, bahwa bentuk

komunikasi melalui event ataupun sponsorship kurang dapat menarik

konsumen.

“Bentuk komunikasi melalui event atau sponsorship masih kurang

maksimal, karena hanya penulis atau influencer ternama saja yang

berhasil menarik konsumen untuk datang ke acara tersebut saat bedah

buku atau workshop penulisan.” (triangulasi sumber)

20

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

tidak selalu bentuk komunikasi dalam memasarkan buku terbitan dari PT.

Gramedia Pustaka Utama. Baik melalui event, sponsorship, dan lain

sebagainyamasih belum dapat menarik minat konsumen untuk melakukan

pembelian.

Cara mengkomunikasikan citra PT Gramedia Pustaka Utama untuk

menarik perhatian calon konsumen, sesuai dengan penjelasan dari key

informanberikut:

“Dengan melalui media sosial. Karena untuk saat ini media sosial

menjadi salah satu jalan yang paling efektif buat menginformasikan

segala sesuatu tentang PT. Gramedia Pustaka Utama itu sendiri. Jadi

mereka (konsumen) bisa tahu tracking-nya itu dari media sosial, baca-

baca informasi tentang PT. Gramedia Pustaka Utama darimedia sosial.”

(key informan)

Sependapat dengan key informan, informan 1 menyatakan bahwamedia

sosial adalah media utama dalam mengkomunikasikan citra kepada konsumen.

Berikut hasil wawancara:

“Bentuk komunikasi masih pakai media sosial, kemudian kita masih

pakai materi promosi di toko juga masih jalan terus. Dengan cara, materi

komunikasi kita taruh di toko yang sekiranya orang-orang atau konsumen

bisa lihat langsung di toko. Karena memang bagaimanapun orang atau

konsumen kalau datang langsung ke toko itu bisa melihat promosi apa

saja yang sedang ada.” (informan 1)

21

Sejalan dengan informan 1, bahwa cara mengkomunikasikan citra PT

Gramedia Pustaka Utama yang paling utama itu melalui media baik online

(media sosial) maupun offline. Informan 2 menyatakan:

“Maksudnya untuk event-event buku, kemudian informasi-informasi buku,

lalu buku baru, buku rekomendasi, segala macam itu di tempat sosial

medianya penerbit. Hanya di luar itu memang banyak pula melalui

media, kita pakai seperti media visit misalnya. Pokoknya kita strateginya

masih menggunakan media juga istilahnya, apapun itu bentuknya masih

dipakai baik online maupun offline.” (informan 2)

Dalam hal ini triangulasi sumber menyatakan bahwa tujuan dari citra

kurang maksimal tersampaikan.

“Kurang maksimal, karena belum terlalu banyak bentuk komunikasi

offline dalam penyampaian informasinya. Lebih banyak melalui online.”

(triangulasi sumber)

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan,

bahwacara mengkomunikasikan citra PT Gramedia Pustaka Utama untuk

menarik perhatian calon konsumen lebih banyak melalui media online, seperti

media sosial. Yang itu tidak selalu dapat berjalan dengan maksimal untuk

menciptakan citra di mata konsumen yang lebih senang berinteraksi secara

langsung dengan adanya kegiatan-kegiatan di lapangan. Yaitu melalui media

offline seperti misal event meet and greet, book signing, bedah buku, dan

sebagainya.

22

Dalam membicarakan bentuk komunikasi proses pemasaran produk buku

melalui event, sponsorship, dan lain sebagainya, key informan mengatakan

bahwa sebagai berikut:

“Bentuk komunikasi pemasarannya melalui semisal launching, lalu untuk

announce-nya bisa dilakukan melalui sosial media, media online maupun

offline juga.” (key informan)

Pendapat tambahan dari informan 1 mengenai bentuk komunikasi seperti

event bahkan sampai sponsorship dalam proses pemasaran dijelaskan dengan

pernyataan berikut:

“Mengenai sponsorship, kita memang terkait dengan bukunya sendiri.

Jika didukung oleh brand atau organisasi tertentu begitu masuknya

sponsorship. Dan bisa dibilang tidak banyak yang seperti itu, mungkin

ada beberapa saja. Misalnya buku-buku yang memang mungkin ada

kaitan atau didukung oleh sponsor-sponsor dari buku tersebut.”

(informan 1)

Selain melalui launching buku ataupun sponsorship, bentuk komunikasi

proses pemasaran produk bukubisa melalui bentuk media visit.

“Mungkin bisa dalam bentuk media visit, namun itu ada bagian lainnya

lagi yang melakukan kegiatan tersebut. Ada bagian penjualan

(marketing), seperti misalkan untuk penjualan ke sekolah-sekolah itu

biasanya bagian marketing juga sering ada jadi salah satu bagian

pendukung saja. Seperti ke sekolah-sekolah, kampus-kampus. Hanya itu

tidak pernah terlepas dari buku apa yg mau di ekspos.” (informan 2)

Dalam hal ini triangulasi sumber menyatakan bahwa bentuk komunikasi

dalam proses pemasaran kurang maksimal.

23

“Melalui event atau sponsorship kurang maksimal, karena memang

mungkin lebih banyak komunikasinya melalui media sosial.” (triangulasi

sumber)

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan

bahwabentuk komunikasi dalam proses pemasaran produk buku seperti

melalui event, sponsorship, dan sebagainya tergantung dari buku yang akan

diterbitkan. Jika didukung oleh brand atau organisasi tertentu begitu masuknya

sponsorship. Dan bisa dibilang tidak banyak yang seperti itu, mungkin ada

beberapa saja. Misalnya buku-buku yang memang mungkin ada kaitan atau

didukung oleh sponsor-sponsor dari buku tersebut.

Proses evaluasi yang dijalankan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama

sangat penting, mengingat rangkaian tersebut merupakan salah satu

upayauntuk menarik perhatian calon konsumen. Berikut bentuk evaluasi yang

dilakukan key informan:

“Evaluasi kita biasanya lakukan melalui penghitungan jumlah

pengikutnya. Misalnya jikalau dibuatkan promosi, hadiahnya ini ramai

sekali misalnya orang-orang jadi tertarik dan lebih aktif, kita akan

mengukurnya dari situ. Bisa pula dihitung dari berapa peserta atau

berapa jumlah orang yang ikut dalam acara yang diadakan. Memang

lebih banyak diliat dari media sosial untuk mengukur/ mengevaluasi

seberapa berhasilnya event yang diadakan oleh PT. Gramedia Pustaka

Utama.” (key informan)

Sependapat dengan key informan mengenai evaluasi yang dilakukan

dalam hal mengetahui perilaku konsumen. Berikut pernyataannya informan 1:

24

“Evalusi kami lakukan untuk setiap kali kegiatan, baik itu program

promosi ataupun event. Dari sebelum ada program hasilnya bagaimana,

setelah diadakan program apakah efektif atau tidak. Terus sampai ke

judul-judulnya, yang terangkat itu judul-judul apa saja, apakah bisa

mengangkat buku-buku backlist (buku non new arrival) juga. Jadi

harapannya tidak hanya buku yang baru saja, tidak hanya buku yang

best seller saja, tapi buku-buku yang lamapun bisa terangkat lagi.”

(informan 1)

Hal serupa juga dijelaskan oleh Informan 2 bahwa evaluasi diukur dari

hasil kegiatan yang sudah dilakukan untuk strategi pemasaran.

“Kalau mengukurnya sudah dari apa yang kita lakukan, kemudian jadi

digeneralisaikan penjualannya berapa, itu akan lebih gampang. Dengan

seperti itu, maka akan terlihat hasilnya. Misalnya bulan ini akan terjadi

peningkatan sekian, karena kita menjalankan program tertentu. Lalu

dengan program tersebut terjadi ada peningkatan sekian, dengan begitu

termasuk strategi pemasaran.” (informan 2)

Lebih lanjut ditambahkan oleh triangulasi sumber, bahwa evaluasi dari

PT. Gramedia Pustaka Utama dapat dilihat dari rangkaian proses komunikasi

yang menarik perhatian calon konsumen dengan pemberian promo yang telah

diadakan.

“Ya, dapat dirasakan langsung oleh calon konsumen dari segi promo.”

(triangulasi sumber)

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan

bahwaevaluasi yang dijalankan PT. Gramedia Pustaka Utama dalam rangkaian

proses komunikasi untuk menarik perhatian calon konsumen dengan diadakan

program promo pembelian buku. Baik promo di toko offline, maupun di toko

25

online. Tingkat keberhasilan promo bisa diliat dari antusias konsumen di

media sosial, atau pun ketika diadakannya event.

3. Push Strategy PT. Gramedia Pustaka Utama merangsang konsumen

untuk membeli produk, seperti memberikan bermacam-macam

pelayanan yang menarik benefit, hadiah, dsb.

Dalam melakukan interaksi antara konsumen dengan pihak PT. Gramedia

Pustaka Utama dalam merangsang penjualan buku terbitannya, salah satu

upayanya dengan merencanakan program yang dapat mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pembelian. Berikut hasil wawancara dengan key

informan:

“Kita untuk merencanakan biasanya kami diskusikan dahulu dengan

editor, dengan penulisnya juga. Kita sepertinya menarik kalau

misalkan membuat teaser-treaser, seperti misalnya countdown (hari-

hari menjelang buku launching). Atau bisa juga dengan cara buku

sebelum terbit ini dikirim ke influencer. Bisa juga dengan membuat

semacam kuis-kuis, pertanyaan-pertanyaan tentang buku terbitan PT.

Gramedia Pustaka Utama seperti itu di sosial media. Kuisnya bisa

berbentuknya giveaway atau apa saja yang membuat semacam

memperkenalkan buku baru tersebut sebelum terbit.” (key informan)

Hal yang tidak jauh berbeda disampaikan oleh informan 1 dalam

merencakan program untuk merangsang konsumen dalam membeli produk.

Sebagai berikut pernyataannya:

26

“Kami menyesuaikan dengan karakter bukunya, kemudian dengan

pembacanya. Misalnya pembacanya. Pembaca novel pastinya beda

dengan pembaca buku anak. Maksudnya kalau novel itu kita masih

mungkin bermain-main melalui media sosial. Berbeda lagi dengan

komunikasi untuk buku-buku anak, kita biasanya bisa dalam bentuk

demo atau buku anak itu lebih ke misalnya storytelling di toko, bisa

wisata belanja. Maksudnya kita menyasar ke ibu-ibunya, itu

bentuknya kami bedakan.” (informan 1)

Sependapat dengan informan 1, dari pernyataan informan 2

menyampaikan bahwa rangsangan penjualan terhadap konsumen bisa

dilakukan melalui bentuk kerjasama dengan portal-portal berita online.

“Dengan memanfaatkan portal-portal berita online salah satunya. Jadi

event promosi bisa juga melakukan kerjasama dengan portal-portal

berita online untuk meliput pelaksanaan kegiatan agar tersebar lebih

luas lagi dan dapat memberikan rangsangan pembelian pada

konsumen. Misalnya kerjasama dengan portal berita seperti

kompas.com, grid.id, detik.com, dan lain sebagainya.” (informan 2)

Hal ini ditambahkan oleh triangulasi sumber, bahwa perencanakan

program untuk merangsang konsumen membeli produk PT. Gramedia

Pustaka Utama sudah terlaksana dengan baik.

“Ya, sudah terlaksana dengan baik dilihat dari minat konsumen untuk

melakukan pembelian pada saat diadakannya promo.” (triangulasi

sumber)

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan,

bahwadalam melakukan interaksi antara konsumen dengan pihak PT.

Gramedia Pustaka Utama dalam merangsang penjualan buku terbitannya

27

yang memang lebih banyak dilakukan melalui perencanaan komunikasi di

media sosial berhasil mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian.

Dalam hal merangsang pembelian produk PT. Gramedia Pustaka

Utama, ada bentuk komunikasi untuk pemasaran. Seperti pernyataan dari key

informan berikut:

“Dengan menyesuaikan antara karakter buku dan pembacanya.

Misalnya pembacanya, pembaca novel pastinya beda dengan pembaca

buku anak. Maksudnya kalau novel itu kita masih mungkin bermain-

main melalui media sosial, karena range umurnya bisa mulai dari 10-

30/40 tahun itu menggunakan media sosial. Jadi mereka akan terpapar

informasi novel-novel itu dari media sosial.” (key informan)

Tidak jauh beda dari pendapat informan 1, yang menyatakan hal

mengenai bentuk komunikasi pemasaran untuk merangsang pembelian

produk. Berikut pernyataannya:

“Rangsangan komunikasi kepada konsumen, bentuk komunikasinya

berbeda-beda. Melalui event (offline), bisa juga melalui media online.

Online kita lewat sosial media, offline kita bisa lewat event peluncuran

buku, bisa meet and great, bisa book signing, workshop, pokoknya

saluran-saluran eventnya itu.” (informan 1)

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Mbak Digna selaku informan

2 yang menyatakan bahwa dalam merangsang pembelian konsumen, berikut

salah satu bentuk komunikasinya:

28

“Semisal dalam melakukan pemasaran buku anak. Dengan

komunikasinya kita biasanya bisa dalam bentuk demo atau buku anak

itu lebih ke misalnya storytelling di toko, bisa wisata belanja. Itu

bentuk-bentuk yang langsung lebih mengena ke konsumen yang

disasar.” (informan 2)

Menurut triangulasi sumber menambahkan, bahwa bentuk komunikasi

pemasaran untuk merangsang pembelian produk PT. Gramedia Pustaka

Utama dapat meningkatkan minat beli konsumen. Seperti pernyataan berikut:

“Ya, dapat meningkatkan minat beli konsumen.” (triangulasi sumber)

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan

bahwadalam hal merangsang pembelian produk PT. Gramedia Pustaka

Utama, ada bentuk komunikasi untuk pemasaran. Dengan menyesuaikan

antara karakter buku dan pembacanya. Baik melalui media sosial, maupun

offline melaluievent peluncuran buku, meet and great, book signing,

workshop, dan lain sebagainya. Dan hal itu dapat meningkatkan minat beli

konsumen sesuai kebutuhannya.

Selain bentuk komunikasi pemasaran, mekanisme pemberian hadiah

atau rewards menjadi salah satu proses yang dilakukan untuk menarik

konsumen.Berikut keterangan hasil wawancara dengan key informan:

“Biasanya dilakukan melalui media sosial. Seperti semisal

diadakannya giveaway, hadiah-hadiah seperti itu memang ada juga.

Bentuknya bisa semacam gimmick di masing-masing platform / genre

buku. Kalau di Toko Gramedia / rekanannya terkadang memberikan

29

hadiah atau semacamnya, bisa dalam bentuk diskon / potongan harga

seperti itu.” (key informan)

Sependapat dengan key informan. Berikut hasil wawancara dengan

Informan 1:

“Sebenarnya untuk ke personal konsumen begitu jatuhnya lebih ke

toko biasanya. Karena biasanya toko yang memegang data para

pembeli buku-bukunya. Kalau di kami, untuk tahu apakah dia

konsumen potensial atau tidak sehingga kita bisa kita kasih reward itu

tidak ada. Tapi kita bisa pilih hanya yang memang dia melakukan

preorder kita beri apresiasi dengan memberikan bonus misalkan

merchandise, atau bonus bertandatangan, atau segala macam.”

(informan 1)

Lebih lanjut disampaikan oleh informan 2 bahwa mekanisme

pemberian hadiah bisa dilakukan dengan imbal balik positif dari si konsumen

itu sendiri terhadap perusahaan.

“Kita biasanya mungkin bisa menghadiahi konsumen yang

memberikan masukan kepada kita, lalu kita berikan bingkisan. Seperti

itu masih bisa terjadi. Tapi kalau untuk via pembelian kami tidak

memegang database jadi belum ada seperti itu.” (informan 2)

Hal ini ditambahkan oleh triangulasi sumber yang menyatakan bahwa

mekanisme pemberian hadiah atau rewards menjadi salah satu hal yang

menarik konsumen untuk melakukan pembelian.

“Ya, cukup menarik untuk konsumen. Dapat meningkatkan repeating

order untuk buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama.” (triangulasi

sumber)

30

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan

bahwamekanisme pemberian hadiah atau rewardsmelalui media sosial seperti

semisal diadakannya giveaway, hadiah-hadiah itu ada. Namun tidak yang

secara intens, atau tidak sering dilakukan oleh Marketing& PR dari PT.

Gramedia Pustaka Utama. Karena biasanya toko yang mungkin memberikan

semacam hadiah atau reward, yang memang berinteraksi langsung dengan

konsumen. Hanya saja divisimarketing bisa memberikan apresiasi kepada

konsumen yang melakukan preorderdengan bonus misalkan merchandise,

atau bonus bertandatangan, atau lainnya. Atau biasanya mungkin bisa

memberikan bingkisan kepada konsumen yang memberi masukan melalui

media sosial.

Untuk dapat memuaskan konsumen pihak marketing menetapkan

kegiatan komunikasi pemasaran baik secara langsung maupun melalui media

(online dan offline). Berikut hasil wawancara dengan key informan:

“Dengan media online seperti media sosial kita yang paling aktif,

yaitu @bukugpu (instagram dan twitter) yang di handle oleh penerbit

sendiri. Jadi kalau bedanya media sosial untuk penerbit bisa di cek di

@bukugpu, itu semuanya khusus untuk penerbit buku.” (key informan)

Menambahkan pernyataan dari key informan dalam menetapkan

kegiatan komunikasi pemasaran melalui media online maupun offline, berikut

pernyataan dari informan 1:

31

“Kalau ditempatnya marketing itu lebih ke misalnya promo di Toko

Gramedia, jadi seperti misalnya hari ini kerjasama dengan Bank

BCA, diskon weekday dengan BCA di Toko Gramedia. Jadi lebih luas

promosi bukunya, bisa juga dengan diskon promo stationery, bisa

pula ada promosi di counter tas, ini semuanya kumpul disini. Selain

itu bisa juga dilakukan promosi melalui media berita online seperti

detik.com, grid.id, dan portal berita online lainnya.” (informan 1)

Sependapat dengan informan 1 mengenai kegiatan komunikasi dengan

konsumen, berikut hasil wawancara dengan informan 2:

“Dengan cara menginformasikan kepada konsumen yang aktif

berinteraksi langsung dengan kita di media sosial tentang buku-buku

baru terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama adalah salah satu cara

kita menjaga hubungan baik. Atau dengan cara pemberian buku baru

sebelum buku tersebut terbit kita kasih ke followers aktif. Kita kasih

kesempatan untuk baca buku duluan sebelum buku itu launching,

dikirim langsung komunikasinya melalui sosial media untuk data si

konsumen.” (informan 2)

Pendapat lain dari triangulasi sumber mengenai kegiatan komunikasi

pemasaran baik secara langsung maupun melalui media, yaitu mempermudah

konsumen untuk mendapatkan informasi tentang buku terbitan PT. Gramedia

Pustaka Utama.

“Untuk secara online sudah cukup memudahkan konsumen dalam

mendapatkan informasi tentang buku terbitan GPU. Secara offline

masih kurang.” (triangulasi sumber)

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

kegiatan komunikasi pemasaran baik secara langsung maupun melalui media,

semisalmedia online seperti media sosial yang paling aktif yaitu @bukugpu

32

(instagram dan twitter). Lalu melalui kegiatan komunikasi offlineitu lebih ke

misalnya promo di Toko Gramedia, seperti promosi buku.Selain itu bisa juga

dilakukan promosi melalui media portal berita online seperti detik.com,

grid.id, dan portal berita online lainnya untuk mempermudah konsumen

mendapatkan informasi.

Kemudian evaluasi dari bentuk pemberian bermacam pelayanan

menarik untuk konsumen tidak dapat spesifik berpengaruh pada penjualan

buku-buku terbitan baru berikutnya. Berikut hasil wawancara dengan key

informan:

“Selama ini tidak ada spesifik evaluasi terhadap konsumen dalam hal

pengaruh penjualan buku. Namun yang pasti lebih ke angka penjualan

untuk suatu program. Tidak ada yang spesifik mengarah kepada

berapa jumlah pengunjung. Kalau kita sudah infokan program/

promosi di media offline, sosial media (online), pada akhirnya

mengambil traffic untuk datanya dari toko bisa seperti itu. Atau juga

melalui pembelian online.” (key informan)

Menurut informan 1, evaluasi dari bentuk pemberian bermacam

pelayanan menarik untuk konsumen tergantung dari persetujuan atasan juga.

Seperti yang telah diungkapkannya:

“Evaluasi dilakukan langsung, setelah periode selesai itu langsung

dievaluasi. Periodenya tergantung approval dari atasan, seperti

misalnya ini kita sedang ada promo diskon 25%, karena promo diskon

yang kita berikan banyak kita jangan lama-lama. Karena jika

misalnya ada program diskon 50%, tapi masih 1 bulan masa

periodenya pasti konsumen juga akan berpikir belinya bisa nanti-nanti

saja. Jadi tidak ada kesan urgentsitas untuk membeli. Biasanya kalau

itu kita berikan waktu 1 minggu saja.” (informan 1)

33

Dalam hal tersebut ditambahkan oleh informan 2 yang menyatakan

bahwa evalusi dilakukan setiap saat setelah event telah diadakan.

“Misalnya promo hemat seminggu atau promo diskon seminggu, itu

tergantung approval dari atasan juga. Kalau misalnya ini musimnya

tahun ajaran baru, itu kita 1 bulan kira-kira masih bisa jualan karena

kebutuhan orang tua untuk membeli buku 1 bulan ini tinggi begitu jadi

kita buat promonya selama 1 bulan. Dinilai dari hasil penjualan

setelah diadakannya promo tersebut.” (informan 2)

Pendapat lain dari triangulasi sumber, tentang bentuk pemberian

bermacam pelayanan untuk menarik perhatian konsumen melakukan

pembelian.

“Kurang menarik untuk konsumen.” (triangulasi sumber)

Berdasarkan hasil kutipan wawancara pada penelitian ini

bahwasannyaevaluasi dari bentuk pemberian bermacam pelayanan menarik

untuk konsumen tidak dapat spesifik berpengaruh pada penjualan buku-buku

terbitan baru berikutnya.Tapi kalau mengukurnya bisa didapatkan dari hasil

event/ kegiatan yang sudah dilakukan, seperti launching buku, meet and greet,

atau book signing, dan sebagainya. Kemudian digeneralisaikan berapa jumlah

penjualannya dari kegiatan yang telah diadakan tersebut.

34

4. Pass Strategy PT. Gramedia Pustaka Utama untuk membujuk sehingga

masyarakat berpotensi dapat mendukung tercapainya tujuan marketing

public relations

Untuk bisa memaksimalkan interaksi pada PT. Gramedia Pustaka Utama

dengan konsumen, dapat dilakukan berbagai upaya dalam memfasilitasi

komunikasi yang informatif kepada masyarakat. Dengan merencanakan

pesankomunikasi untuk membujuk dan mempersuasi konsumen untuk

membeli produk PT. Gramedia Pustaka Utama menggunakan media.Berikut

kutipan hasil wawancarakey informan:

“Kita untuk merencanakan biasanya diskusikan dahulu dengan editor,

dengan penulisnya juga. Rangsangan komunikasi kepada konsumen,

bentuk komunikasinya berbeda-beda. Tiap penulis pasti ada keunikan

sendiri. Bisa melalui event (offline), bisa juga melalui media online.

Online kita lewat sosial media, offline kita bisa lewat event

peluncuran buku, bisa meet and great, bisa book signing, workshop,

dan saluran-saluran event lainnya.” (key informan)

Selanjutnya informan 1 menyampaikan hal yang tidak jauh beda

dengan key informan:

“Kita untuk merencanakan biasanya kami diskusikan dahulu dengan

editor, dengan penulisnya juga. Kita sepertinya menarik kalau

misalkan membuat teaser-treaser, seperti misalnya countdown (hari-

hari menjelang buku launching). Misalkan ini buku tentang novel

misteri, kita bisa cantumkan cuplikan ceritanya, atau misal kita teaser

sampul (covernya) dahulu. Jadi orang akan penasaran, orang jadi

menunggu kira-kira buku apa yang akan terbit itu.” (informan 1)

35

Hal yang tidak jauh berbeda disampaikan oleh Mbak Digna sebagai

informan 2 menyatakan sebagai berikut:

“Bisa juga dengan cara buku sebelum terbit ini dikirim ke influencer,

seperti misalnya mungkin ini buku parenting, kira-kira siapa orang

yang bisa menginfluence banyak orang untuk membeli buku ini.

Katakanlah buku parenting sesuai dengan Gisella Anastasia (Artis/

Mama Gempita Nora Marten). Kemudian buku tersebut kirim ke Gisel

karena dia followers atau penggemar dari Gempi (sang anak) itu

banyak sekali. Harapannnya dia bisa membantu untuk

mempromosikan buku tersebut melalui sosial medianya, bahwa buku

ini bagus untuk parenting dan sebagainya.” (informan 2)

Lalu, dalam hal ini Dias selaku triangualasi sumber menyatakan

bahwa dalam perencanakan pesan komunikasi Marketing PT.

GramediaPustaka Utama melalui media onlinesudah cukup berhasil untuk

membujuk dan mempersuasi konsumen untuk membeli produknya. Sedangkan

melalui media offline kurang maksimal. Seperti yang ditanyakan oleh peneliti,

berikut hasil wawancaranya:

“Untuk secara online sudah berhasil, sedangkan offline kurang

maksimal, karena konsumen di masa sekarang lebih ‘akrab’ dengan

dunia digital.” (triangulasi sumber)

Berdasarkan kutipan dari hasil wawancara diatas maka dapat

disimpulkan, bahwaperencanaan pesankomunikasi untuk membujuk dan

mempersuasi konsumen untuk membeli produk perusahaan menggunakan

media online lebih efektif, dibandingkan melalui media offline.

36

Dalam mempertahankan citra PT. Gramedia Pustaka Utama, ada

beberapa kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh Marketing & PR dalam

mempertahankan citra PT. Gramedia Pustaka Utama. Berikut pemaparan key

informan:

“Tugas PR itu biasanya kita informasikan buku-buku yang dinilai

bagus, buku-buku yang diunggulkan. Jadi memang diluar sana

terekam jejaknya bahwa kita menunjukkan buku-buku yang

berkualitas, itu yang pasti upaya nomer satu. Kemudian program PR

yang lain lagi yaitu bagaimana untuk menyampaikan bahwa buku-

buku yang kita terbitkan itu kualitas terbaik, bagus, dan segala

macamnya. Baik melalui launching ataupun promo di toko untuk

menarik perhatian, yang biasanya dilakukan kerjasama dengan

bagian Marketing. Dengan begitu selain dapat menarik perhatian

konsumen, juga dapat membentuk citra.” (key informan)

Bentuk kerjasama antara Marketing & PR dalam mempertahankan

citra PT. Gramedia Pustaka Utama juga disampaikan oleh informan 1, sebagai

berikut:

“Banyak bentuknya bisa seperti misalnya peluncuran buku-buku itu

sudah pasti kami koordinasi antara Markom dengan PR untuk setiap

event yang diadakan. Biasanya Mas Wisnu (PR GPU) itu membantu

untuk menyebarkan informasi ini ke media-media rekanan. Dia juga

membantu membuatkan press release, jadi untuk setiap event itu pasti

sudah berkoordinasi. Event apapun itu pasti akan selalu berkaitan.”

(informan 1)

Sependapat dengan informan 1, berikut yang disampaikan informan 2

dari hasil wawancara peneliti:

37

“Jadi dengan mengunggulkan buku-buku yang sudah menjadi

rekomendasi terbaik/ best seller, itu sudah termasuk dari pembentukan

citra PT. Gramedia Pustaka Utama. Pokoknya jika ada buku bagus

sebisa mungkin PR memperkenalkan kepada konsumen sesuai dengan

tugas semestinya dan bekerjasama dengan Marketing untuk

melakukan promosinya.” (informan 2)

Kemudian pendapat dari triangulasi sumber menyatakan, bahwa

kegiatan yang dilakukan PR & Marketing cukup baik dalam mempertahankan

citra PT. Gramedia Pustaka Utama.

“Ya, sudah cukup baik” (triangulasi sumber)

Berdasarkan kutipan dari hasil wawancara diatas maka dapat

disimpulkan bahwa segala bentuk kerjasama dalam setiap kegiatan yang

dilakukan PR & Marketing sudah cukup baik dalam mempertahankan citra

PT. Gramedia Pustaka Utama di mata publiknya.

Selanjutnya,cara yang dilakukan PT. Gramedia Pustaka Utama dalam

meningkatkan penjualan buku terbitannya pada publik, misalnya dengan

pemberian diskon / potongan harga pada saat-saat tertentu seperti yang

diungkapkan key informan berikut:

“Memang berbeda kalau dari toko itu ada program misalnya dari My

Value (program member Kompas Gramedia) mengadakan program,

misalnya dia mengadakan promo pengumpulan point. Kalau dengan

point terbanyak yang terkumpul dapat ditukar dengan hadiah. Itu

programnya toko, karena memang mereka langsung bertemu dengan

pembeli, jadi cara nge-treat-nya seperti itu. Semua konsumen yang

sering membeli buku di Toko Gramedia mempunyai kesempatan yang

38

sama untuk mengikuti promo/ mendapatkan hadiah dalam program

Toko.” (key informan)

Adapula pernyataan informan 1 cara meningkatkan penjualan buku

terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama pada publik, sebagai berikut:

“Mengadakan program yang pasti ada targetnya. Misal dengan

memberikan potongan 50.000 untuk pembelian 200.000 tapi dibuku

anak, apakah misalnya buku anak bagus. Dan ternyata program ini

memang tidak cocok untuk buku novel, cocoknya dibuku anak. Maka

dari itu kita jalankan untuk next nya buku anak, novelnya kita tidak

usah jalankan. Kalau untuk event, idealnya pada saat event buku itu

banyak terjual, tapi selama ini penjualan buku tidak bisa menjadi

satu-satunya QPI. Jadi biasanya QPI atau penilaiannya tidak hanya

berapa buku yang terjual, tapi juga apakah event itu ramai atau

tidak.” (informan 1)

Menambahkan dari pernyataan informan 1, Mbak Digna sebagai

informan 2 memaparkan hal sebagai berikut:

“Ada promonya secara massif (secara luas), jadi tidak terbatas

pembaca setianya saja, tapi termasuk orang-orang yang sudah tahu

dengan brand kita dan segala macam. tapi pembaca setianya juga.

Tidak hanya ada promo untuk karena konsumen tertentu saja yang

spesial yang kita berikan diskon itu juga tidak ada. Programnya bisa

lebih ke personal saja, lebih bagaimana caranya supaya mereka dan

kita punya keakraban.” (informan 2)

Hal ini pun dibenarkan oleh triangulasi sumber bahwa adanya

program pemberian diskon / potongan harga pada saat-saat tertentu kepada

konsumen, merupakan daya tarik untuk meningkatkan penjualan buku fiksi /

non fiksi terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama.

39

“Ya, cara yang dilakukan Marketing PT GPU sudah cukup berhasil

dalam meningkatkan penjualan buku fiksi / non fiksi.” (triangulasi

sumber)

Berdasarkan hasil pada kutipan wawancara diatas bahwasannya cara

yang dilakukan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama dengan program

pemberian diskon / potongan harga pada saat-saat tertentu kepada konsumen,

menjadi daya tarik dalam meningkatkan penjualan terbitannya. Namun

program tersebut tidak terbatas pada suatu golongan / konsumen tertentu saja,

namun semua konsumen memiliki kesempatan yang sama.

Mengenai upaya PT. Gramedia Pustaka Utama dalam menjalin

hubungan baik dengan konsumen, demi terciptanya citra positif perusahaan

penerbitan tidak ada strategi yang mengkhususkannya. Karena setiap buku

terbitannya memliki target yang sangat luas dan berbeda-beda. Seperti

kutipan dari key informan berikut:

“Sebenernya tidak ada strategi perlakuan khusus, karena setiap buku

itu targetnya beda-beda, target market-nya ataupun pembacanya. Jadi

kalau kita menyasar hanya pada sebagian konsumen seperti itu malah

nanti jadi loyalitas khusus saja segala macam. Tapi akhirnya kita

strateginya bagaimana caranya supaya orang-orang bisa

terinformasikan, akan tetap update terhadap buku-buku yang

diterbitkan.Ataupun bisa jadi pembaca-pembaca setianya dapat lebih

dikenal oleh editor, dan kita sebagai penerbit pun jadi kenal dan

saling sapa satu sama lain jika bertemu.” (key informan)

40

Sejalan dengan key informan, pernyataan dari informan 1 bahwa

semua konsumen memiliki kesempatan yang sama dalam menjalin

komunikasi.

“Kita kasih konsumen kesempatan untuk baca buku duluan sebelum

buku itu launching, dikirim langsung komunikasinya melalui media

sosial untuk data si konsumen. Mengajak makan bersama editor,

mengobrol dengan penulis, interaksi bukunya lebih awal seperti itu

juga. Hanya tidak ada promo untuk, semisal karena konsumen tertentu

saja yang spesial yang kita berikan diskon itu juga tidak ada.”

(informan 1)

Informan 2 menyatakan bahwa dengan jadikannyakonsumen sebagai

teman yang akhirnya menjadikan hubungan yang lebih longlasting:

“Kita lebih menjaga supaya mereka (konsumen) tetap punya akses

untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang buku-buku kita. Jadi

daripada menginformasikan satu persatu ada buku baru ini, lalu besok

ada buku baru ini lagi. Kecuali jika dalam lingkup kecil saja mungkin

akan lebih mudah mengukurnya. Dengan kita jadikan mereka teman

yang akhirnya lebih longlasting jadinya. Ataupun bisa jadi pembaca-

pembaca setianya dapat lebih dikenal oleh editor, dan kita sebagai

penerbit pun jadi kenal dan saling sapa satu sama lain jika bertemu.”

(informan 2)

Dalam hal ini, Dias selaku triangulasi sumber menyampaikan

pendapatnya mengenai upaya perusahaan dalam menjalin hubungan baik

dengan konsumensebagai berikut:

“Ya, sudah berjalan dengan baik. PT. Gramedia Pustaka Utama

selalu berupaya menyajikan produk dengan mutu yang baik seperti

buku-buku best seller dengan harga yang terjangkau sesuai

kebutuhan konsumen.” (triangulasi sumber)

41

Berdasarkan hasil kutipan pada wawancara diatas agar terjalin

hubungan baik antara PT. Gramedia Pustaka Utama tidakada strategi

perlakuan khusus kepada konsumen. Karena setiap buku itu targetnya beda-

beda, baik target market-nya ataupun pembacanya. Namun, dengan adanya

komunikasi yang aktif mengenai program promosi melalui media sosial

dapatmenjangkau konsumen dari berbagai macam latar belakangnya, untuk

mengetahui segala informasi tentang buku terbitan perusahaan.

Masih terkait dengan hubungan antara PT. Gramedia Pustaka Utama

dan konsumen terhadap pembentukan loyalitas. Belum ada strategi khusus

untuk menarik perhatian dengan memberikan fasilitas tertentu seperti yang

dijelaskan key informan:

“Untuk pemberian akses khusus kepada konsumen loyal untuk saat ini

memang belum menyiapkan strategi ke arah sana. Karena memang

rinciannya jika seperti itu masih sangat luas. Sementara kalau kita

treat seperti itu, yang lain juga bisa jadi loyal, pada akhirnya akan

terjadi kebingungan-kebingungan seperti itu.” (key informan)

Ditambahkan oleh informan1 yang sependapat dengan key informan

mengenai fasilitas tertentu untuk konsumen:

“Sebenernya tidak ada strategi perlakuan khusus. Jadi kalau kita

menyasar hanya pada sebagian konsumen seperti itu malah nanti jadi

loyalitas khusus saja segala macam. Agak susah karena hal itu akan

membuat konsumen loyal untuk buku-buku yang hanya dia suka saja.

Jadi bisa dibilang, kita mengharapkan dengan follow media sosial kita

jadi tahu jika ada buku baru. Kita lebih menjaga supaya mereka

(konsumen) tetap punya akses untuk mendapatkan informasi lebih

banyak tentang buku-buku kita.” (informan 1)

42

Tidak ada perbedaan antara konsumen satu dengan konsumen lainnya

dalam hal loyalitas. Karena semua konsumen dapat informasi yang sama atas

informasi dari PT. Gramedia Pustaka Utama. Seperti yang disampaikan

informan 2 berikut:

“Semua konsumen dapat informasi yang sama, semua dapat

kesempatan yang sama sebenarnya. Yang seperti itu bisa menjadi

lebih efektif untuk kita jaga keloyalitasan konsumen. Atau dengan cara

pemberian buku baru sebelum buku tersebut terbit kita kasih ke

followers aktif, adalah salah satu bentuk loyalitas kita terhadap

konsumen.” (informan 2 )

Hal ini pun dibenarkan oleh triangulasi sumber, bahwa tidak adanya

benefit khusus terhadap konsumen.

“Belum pernah tahu terkait benefit untuk pelanggan existing. Hanya

saja yang saya tahu, PT GPU selalu menawarkan diskon menarik

bagi pelanggan yang memiliki member dari perusahaan rekanan atau

pengguna kartu dari perusahaan yang terikat merger dengan PT

GPU (misal nasabah kartu kredit bank Cimb Niaga, GoPay, dll).”

(triangulasi sumber)

Berdasarkan hasil pada kutipan wawancara diatas, bahwasannya

dalam menjalin hubungan baik PT. Gramedia Pustaka Utama tidak ada

perbedaan perlakuan antara konsumen satu dengan konsumen lainnya. Semua

konsumen mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan informasi, bahkan

program promosi yang bisa diikuti oleh semua kalangan masyarakat.

43

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Proses pembahasan hasil penelitian adalah untuk mencari hubungan antara teori

atau konsep yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dengan adanya

analisa data ini, maka akan diuraikan hasil penelitian yang diperoleh dengan

wawancara sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

strategimarketing public relations PT. Gramedia Pustaka Utama dalam

mempertahankan citra perusahaan penerbitan yang dilakukan oleh divisi

Marketing & Public Relations, berikut pembahasan hasil penelitian:

1. Pull Strategy PT. Gramedia Pustaka Utama untuk melaksanakan satu strategi

menarik konsumen.

Dari hasil wawancara mendalam dengan ketiga informan, yaitu Mas Wisnu

(Public Relations), Mbak Dian (Marketing / Product Specialist), Mbak Digna

(Marketing / Product Specialist), dan Mbak Dias (konsumen) mengenai upaya

PT. Gramedia Pustaka Utama mengetahui kesadaran konsumen pada

penerbitan buku. Untuk melakukan pemasaran produk buku tersebut perlu

adanya perencanaan terlebih dahulu. Supaya PT. Gramedia Pustaka Utama

dapat menyampaikan pesan dari penerbit ini, bagaimana bagusnya barang ke

konsumen.PT. Gramedia Pustaka Utama sudah melaksanakan kegiatan

dengan baik dalam membuat pesan komunikasi untuk memberikan

pengetahuan, memberikan kesadaran, dan rangsangan pembelian pada

konsumen buku terbitannya dengan berinteraksi langsung dengan konsumen.

44

Tidak selalu bentuk komunikasi dalam memasarkan buku terbitan dari PT.

Gramedia Pustaka Utama. Baik melalui event, sponsorship, dan lain

sebagainyamasih belum dapat menarik minat konsumen untuk melakukan

pembelian. Cara mengkomunikasikan citra PT Gramedia Pustaka Utama

untuk menarik perhatian calon konsumen lebih banyak melalui media online,

seperti media sosial. Yang itu tidak selalu dapat berjalan dengan maksimal

untuk menciptakan citra di mata konsumen yang lebih senang berinteraksi

secara langsung dengan adanya kegiatan-kegiatan di lapangan. Yaitu melalui

media offline seperti misal event meet and greet, book signing, bedah buku,

dan sebagainya.Bentuk komunikasi dalam proses pemasaran produk buku

seperti melalui event, sponsorship, dan sebagainya tergantung dari buku yang

akan diterbitkan. Jika didukung oleh brand atau organisasi tertentu begitu

masuknya sponsorship. Dan bisa dibilang tidak banyak yang seperti itu,

mungkin ada beberapa saja. Misalnya buku-buku yang memang mungkin ada

kaitan atau didukung oleh sponsor-sponsor dari buku tersebut. Lalu evaluasi

yang dijalankan PT. Gramedia Pustaka Utama dalam rangkaian proses

komunikasi untuk menarik perhatian calon konsumen dengan diadakan

program promo pembelian buku. Baik promo di toko offline, maupun di toko

online. Tingkat keberhasilan promo bisa diliat dari antusias konsumen di

media sosial, atau pun ketika diadakannya event.

2. Push Strategy PT. Gramedia Pustaka Utama merangsang konsumen untuk

membeli produk, seperti memberikan bermacam-macam pelayanan yang

45

menarik benefit, hadiah, dsb. Dalam melakukan interaksi antara konsumen

dengan pihak PT. Gramedia Pustaka Utama dalam merangsang penjualan

buku terbitannya yang memang lebih banyak dilakukan melalui perencanaan

komunikasi di media sosial berhasil mempengaruhi konsumen untuk

melakukan pembelian. Dalam hal merangsang pembelian produknya ada

bentuk komunikasi untuk pemasaran. Dengan menyesuaikan antara karakter

buku dan pembacanya. Baik melalui media sosial, maupun offline

melaluievent peluncuran buku, meet and great, book signing, workshop, dan

lain sebagainya. Dan hal itu dapat meningkatkan minat beli konsumen sesuai

kebutuhannya. Mekanisme pemberian hadiah atau rewards melalui media

sosial seperti semisal diadakannya giveaway, hadiah-hadiah itu ada. Namun

tidak yang secara intens, atau tidak sering dilakukan oleh Marketing & PR

dari PT. Gramedia Pustaka Utama. Karena biasanya toko yang mungkin

memberikan semacam hadiah atau reward, yang memang berinteraksi

langsung dengan konsumen. Hanya saja divisi marketing bisa memberikan

apresiasi kepada konsumen yang melakukan preorder dengan bonus misalkan

merchandise, atau bonus bertandatangan, atau lainnya. Atau biasanya

mungkin bisa memberikan bingkisan kepada konsumen yang memberi

masukan melalui media sosial. Kegiatan komunikasi pemasaran baik secara

langsung maupun melalui media, semisal media online seperti media sosial

yang paling aktif yaitu @bukugpu (instagram dan twitter). Lalu melalui

kegiatan komunikasi offlineitu lebih ke misalnya promo di Toko Gramedia,

46

seperti promosi buku. Selain itu bisa juga dilakukan promosi melalui media

portal berita online seperti detik.com, grid.id, dan portal berita online lainnya

untuk mempermudah konsumen mendapatkan informasi. Evaluasi dari

bentuk pemberian bermacam pelayanan menarik untuk konsumen tidak dapat

spesifik berpengaruh pada penjualan buku-buku terbitan baru pada penjualan

berikutnya.Tapi kalau mengukurnya bisa didapatkan dari hasil event/ kegiatan

yang sudah dilakukan, seperti launching buku, meet and greet, atau book

signing, dan sebagainya. Kemudian digeneralisaikan berapa jumlah

penjualannya dari kegiatan yang telah diadakan tersebut.

Gambar 4.3 Poster Event Buka Gudang Gramedia 2019

Gambar 4.4 Suasana Di Event Buka Gudang Gramedia 2019

47

3. Pass Strategy PT. Gramedia Pustaka Utama untuk membujuk sehingga

masyarakat berpotensi dapat mendukung tercapainya tujuan marketing public

relations. Perencanaan pesan komunikasi untuk membujuk dan mempersuasi

konsumen untuk membeli produk perusahaan menggunakan media online

lebih efektif, dibandingkan melalui media offline. segala bentuk kerjasama

dalam setiap kegiatan yang dilakukan PR & Marketing sudah cukup baik

dalam mempertahankan citra PT. Gramedia Pustaka Utama di mata publiknya.

Cara yang dilakukan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama dengan program

pemberian diskon / potongan harga pada saat-saat tertentu kepada konsumen,

menjadi daya tarik dalam meningkatkan penjualan terbitannya. Namun

program tersebut tidak terbatas pada suatu golongan / konsumen tertentu saja,

namun semua konsumen memiliki kesempatan yang sama.Agar terjalin

hubungan baik antara PT. Gramedia Pustaka Utama tidak ada strategi

perlakuan khusus kepada konsumen. Karena setiap buku itu targetnya beda-

beda, baik target market-nya ataupun pembacanya. Namun, dengan adanya

komunikasi yang aktif mengenai program promosi melalui media sosial dapat

menjangkau konsumen dari berbagai macam latar belakangnya, untuk

mengetahui segala informasi tentang buku terbitan perusahaan.Dalam

menjalin hubungan baik PT. Gramedia Pustaka Utama tidak ada perbedaan

perlakuan antara konsumen satu dengan konsumen lainnya. Semua konsumen

mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan informasi, bahkan program

promosi yang bisa diikuti oleh semua kalangan masyarakat.

48

Gambar 4.5 Bentuk Promo Diskon Kerjasama Antara Toko Buku

Gramedia dengan CIMB Niaga Periode sampai Desember 2019

Gambar diatas merupakan salah satu bentuk komunikasi kerjasama dari Toko

Buku Gramedia dengan Bank CIMB Niaga yang memberikan potongan harga

/ diskon untuk konsumenketika melakukan pembelian buku. Termasuk untuk

buku terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama. Dengan demikian akan

meningkatkan jumlah penjualan.

Gambar 4.6 Bentuk Promo Cicilan Kerjasama Antara Toko Buku

Gramedia Dengan Aplikasi Pinjaman Tunai Kredivo

49

Gambar 4.7 Bentuk Promo My Value Dengan Menggunakan KGVC

(Kompas Gramedia Value Card)

Gambar diatas merupakan salah satu bentuk promosi dari PT. Gramedia

Pustaka Utama yang bekerja sama dengan divisi marketing dalam penjualan buku

terbitannya. Promo yang dimaksud melalui gambar diatas yaitu dengan melakukan

pembelian buku menggunakan My Value (KGVC) akan mendapatkan potongan harga

yang cukup menarik.