bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran umum...
TRANSCRIPT
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak
yang terletak pada Jl. Semarang-Purwodadi, memiliki tempat yang
strategis yang berdekatan dengan Puskesmas Karangawen, SD Negeri
Karangawen dan kantor polisi. Sekolahan ini memiliki 25 kelas yaitu 9
kelas 1, 8 kelas 2 dan 8 kelas 3 dengan jumlah siswi sebanyak 460 dan
siswa 400. Hasil pencatatan kejadian anemia remaja putri di SMP Negeri 1
Karangawen sebanyak 80, penelitian ini dilakukan dengan membagi
kuesioner secara proporsional pada 25 kelas terhadap siswi remaja putri
dengan jumlah responden 213 yang sebelumnya siswi telah bersedia
menjadi responden penelitian.
2. Karakteristik responden penelitian
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Remaja Putri di SMP Negeri 1
Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
Variabel n Median Standar
Deviasi
Minimum Maksimum
Usia 213 13 0,896 12 15
Usia responden penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 13,06 tahun
dengan median 13 tahun dan usia yang paling banyak mengikuti adalah 14
tahun. Usia termuda adalah 12 tahun dan usia tertua adalah 15 tahun
dengan standar deviasi 0,896. Kategori usia selanjutnya disajikan sebagai
berikut:
42
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Remaja Putri di SMP Negeri 1
Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
Usia Frekuensi Persentase (%)
12 tahun 73 34,3
13 tahun 60 28,2
14 tahun 74 34,7
15 tahun 6 2,8
Total 213 100
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Sikap Remaja Putri
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi
Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak, April 2014
(n=213).
Variabel n Minimum Maksimum Median Standar Deviasi
Sikap 213 38 49 46 2,29
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa skor rata-rata sikap remaja
putri adalah 44,59 dengan nilai median 46. Skor terendah adalah 38 dan
skor tertinggi adalah 49. Standar deviasi berada pada angka 2,29. Hasil
uji kenormalan data didapatkan bahwa variabel sikap remaja memiliki
data tidak berdistribusi normal dengan p value sebesar 0,000 (< 0,05)
sehingga pengkategorian data didasarkan pada nilai median.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten
Demak, April 2014 (n=213).
Sikap Remaja Putri Frekuensi Persentase (%)
Tidak Baik 101 47,4
Baik 112 52,6
Total 213 100
43
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki sikap yaitu 112 remaja putri (52,6%) menyatakan memiliki
sikap yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan tabel 4.5
bahwa remaja putri mengatakan pernah mengkonsumsi tablet Fe,
remaja putri pernah melihat ibunya juga meminum tablet Fe ketika
menstruasi supaya tidak lemas dan remaja putri pernah mendapatkan
penyuluhan tentang tablet Fe dari petugas kesehatan. Sebanyak 101
remaja putri (47,4%) menyatakan memiliki sikap yang tidak baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan tabel 4.5 remaja putri
menyatakan tidak mau mengkonsumsi tablet fe karena tablet Fe akan
meningkatkan nafsu makan, remaja putri kurang mencari informasi
tentang kegunaan tablet Fe melalui internet dan media karena
dimungkinkan fasilitas internet dan media di daerah Karangawen jarang
dan letaknya diperbatasan kota yang jaraknya cukup jauh, remaja putri
merasa tablet Fe menyebabkan kegemukan karena remaja putri
berpendapat bahwa setelah meminum tablet Fe nafsu makan remaja
akan meningkat sehingga terjadi kegemukan.
44
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri Dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten
Demak, April 2014 (n=213).
No Pernyataan Tidak Baik Baik
n % n %
1. Pengalaman pribadi remaja melihat ibu
konsumsi tablet Fe
6
2,8 207
97,2
2. Pengalaman pribadi remaja melihat
anggota keluarga konsumsi tablet Fe
52
24,4 161
75,6
3. Remaja putri pernah minum tablet Fe 3
1,4 210
98,6
4. Pengaruh keluarga tentang tablet Fe 58
27,5 155
72,8
5. Pengaruh keluarga karena tidak mengenal
tablet Fe
34
16 179
84
6. Pengaruh kebudayaan karena tablet Fe
menyebabkan kegemukan
70
32,9 143
67,1
7. Pengaruh kebudayaan karena tablet Fe
meningkatkan nafsu makan.
127
59,6 86
40,4
8. Pengaruh media massa tentang fungsi
konsumsi tablet Fe
119
55,9 94
44,1
9. Pengaruh media massa tentang fungsi
konsumsi tablet Fe pada usia remaja.
25
11,7 188
88,8
10. Ajaran tentang tablet Fe dari guru sekolah 45
21,1 171
78,9
11. Ajaran tentang konsumsi tablet Fe dari
petugas puskesmas terdekat.
18
8,5 195
91.6
12. Pernyataan emosional bahwa tablet Fe
tidak memberikan pengaruh kesehatan
21
9,9 292
90,1
13. Keyakinan positif tentang konsumsi tablet
Fe
55
25,7
158
74,2
14. Keyakinan negatif tentang konsumsi tablet
Fe
87
40 129
60
15. Evaluasi hasil tentang adanya manfaat
tablet Fe untuk remaja.
37
17,4 176
82,6
%
16. Evaluasi hasil tentang tidak adanya
manfaat tablet Fe untuk remaja.
16
7,5 197
92,5
b. Norma Subjektif
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Norma Subjektif Remaja Putri
Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen
Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
Variabel n Minimum Maksimum Median Standar
Deviasi
NormaSubjektif 213 26 30 28 0,92
45
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa skor rata-rata norma
subjektif remaja putri adalah 27,63 dengan nilai median 28. Skor
terendah adalah 26 dan skor tertinggi adalah 30. Standar deviasi berada
pada angka 0,92. Hasil uji kenormalan data didapatkan bahwa variabel
norma subjektif remaja putri memiliki data tidak berdistribusi normal
dengan p value sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga pengkategorian data
didasarkan pada nilai median.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Norma Subjektif Remaja Putri dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten
Demak, April 2014 (n=213).
Norma Subjektif Remaja Putri Frekuensi Persentase (%)
Tidak Baik 104 48,8
Baik 109 51,2
Total 213 100
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki norma subjektif yaitu 109 remaja putri (51,2%) menyatakan
memiliki norma subjektif yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan tabel 4.8 bahwa remaja putri merasa perlu meniru
temannya yang mengikuti ibunya mengkonsumsi tablet Fe ketika mens,
remaja putri menyatakan ingin mengkonsumsi tablet Fe karena
keluarganya memiliki pengalaman yang baik ketika meminumnya,
remaja putri juga yakin bahwa di usia mereka yang sekarang juga perlu
untuk mengkonsumsi tablet Fe sama seperti yang dilakukan ibunya.
Sebanyak 104 remaja putri (48,8%) menyatakan memiliki norma
subjektif yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan
tabel 4.8 remaja putri menyatakan bahwa remaja putri mempunyai
anggapan bahwa tablet Fe bukan kebutuhan remaja karena remaja
berpendapat bahwa dengan olahraga saja sudah cukup, di dalam
keluarga ternyata remaja putri kurang mendapat dukungan dalam
mengkonsumsi tablet Fe karena anggota keluarganya tidak ada yang
46
mengkonsumsi tablet Fe ketika remaja dan remaja putri ada yang
menolak temannya saat diajak untuk mengkonsumsi tablet Fe karena
remaja putri takut akan gemuk setelah mengkonsumsi tablet Fe.
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Norma Subjektif Remaja
Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen
Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
No Pernyataan Tidak Baik Baik
n % n %
1. Keyakinan normatif dari ibu dalam konsumsi
tablet Fe
42 19,7 171
80,3
2. Keyakinan normatif dari ibu dalam konsumsi
tablet Fe dapat dilakukan pada usia remaja
21 9,9 192
91,1
3. Keyakinan normatif dari teman untuk
mengikuti ibunya mengkonsumsi tablet Fe
0
0
213
100
4. Ibu dan keluarga saya sebaiknya memberikan
semangat untuk mengkonsumsi tablet Fe
85
39,9 128
60,1
5. Adanya jaringan dukungan sosial dari semua
remaja agar mengkonsumsi tablet Fe.
95
44,6 118
55,4
6. Motivasi yang kurang dalam konsumsi tablet
Fe
13,1 29
184
86,9
7. Motivasi positif dalam konsumsi tablet Fe 42 19,7 171
80,3
8. Motif primer remaja untuk konsumsi tablet Fe
merupakan kebutuhan remaja
109
51,2 104
48,8
9. Motif primer dari diri remaja untuk konsumsi
tablet Fe
69 32,4 144
67,6
10. Motif sekunder dari orang-orang disekitar
remaja untuk konsumsi tablet Fe
8 3,8
205
96,2
c. Pengendalian Perilaku Yang Disadari
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Pengendalian Perilaku yang Disadari
Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1
Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
Variabel n Minimum Maksimum Median Standar
Deviasi
Pengendalian Perilaku
yang Disadari
213 33 40 37 1,736
47
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa skor rata-rata pengendalian
perilaku yang disadari remaja putri adalah 37 dengan nilai median 37.
Skor terendah adalah 33 dan skor tertinggi adalah 40. Standar deviasi
berada pada angka 1,736. Hasil uji kenormalan data didapatkan bahwa
variabel pengendalian perilaku remaja putri memiliki data tidak
berdistribusi normal dengan p value sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga
pengkategorian data didasarkan pada nilai median.
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengendalian Perilaku Yang Disadari
Remaja Putri dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1
Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
Pengendalian Perilaku yang
Disadari Remaja Putri Frekuensi Persentase (%)
Tidak Baik 81 38,0
Baik 132 62,0
Total 213 100
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki pengendalian perilaku yang disadari remaja putri yaitu 132
remaja putri (62,0%) menyatakan memiliki pengendalian perilaku yang
baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan tabel 4.10 remaja
putri menyatakan bahwa remaja merasa yakin pada petugas kesehatan
dari Puskesmas akan memberi informasi jika bertanya tentang tablet Fe,
remaja yakin bahwa dengan mengkonsumsi tablet Fe dapat mengurangi
gejala seperti lemas saat menstruasi, remaja putri menyatakan perlu
meminta petugas untuk mempermudah distribusi tablet Fe pada remaja
sekolah. Sebanyak 81 remaja putri (32,0%) menyatakan memiliki
pengendalian perilaku yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan tabel 4.10 bahwa remaja putri menganggap tablet Fe tidak
dijual bebas dan harganya sangat mahal karena kebanyakan dijual di
apotek dan hanya dijual di Puskesmas, remaja putri merasa
mengkonsumsi tablet Fe dapat menyebabkan gemuk karena remaja
48
beranggapan setelah meminum tablet Fe nafsu makan menjadi
meningkat.
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengendalian Perilaku
yang Disadari Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP
Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
N
o Pernyataan
Tidak Baik Baik
n % n %
1. Persepsi manfaat yang positif dalam
mengkonsumsi tablet Fe
0
0 213
100
2. Persepsi manfaat yang negatif dalam
mengkonsumsi tablet Fe
98
46,6 115
54
3. Persepsi negatif dalam mengkonsumsi tablet Fe
karena bermanfaat hanya ketika menstruasi.
56 26,3 157
73,7
4. Persepsi manfaat yang baik untuk masa
pertumbuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe.
62
29,1 151
70,9
5. Persepsi negatif dalam mengkonsumsi tablet Fe
karena membuat badan gemuk.
125 58,7 88
41,3
6. Persepsi biaya bahwa tablet Fe sangat sulit
didapatkan.
80
37,6 133
62,4
7. Persepsi biaya bahwa tablet Fe dijual bebas dan
harganya murah.
117
54,9 96
45,1
8. Persepsi biaya bahwa untuk memperoleh tablet
Fe perlu menyisihkan uang
91
42,7 122
57,3
9. Persepsi biaya bahwa tablet Fe hanya ada di
Puskesmas.
109
51,2 104
48,8
10. Persepsi biaya bahwa tablet Fe diberikan oleh
petugas kesehatan.
83 39 130
61
11. Penghalang bagi remaja jika tidak terdaftar di
data Puskesmas maka tidak dapat tablet Fe.
59
27,7 154
72,3
12. Remaja merasa, petugas kesehatan akan
memberi informasi tentang konsumsi tablet Fe.
0
0
213
100
13. Penghalang bagi remaja bahwa tablet Fe
diberikan saat puskesmas buka pada jam kerja.
58
27,2 155
72,8
14. Remaja perlu meminta petugas untuk
mempermudah distribusi tablet Fe di sekolah.
22 10,3 191
89,7
d. Niat Remaja dalam Mengkonsumsi Tablet Fe
Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Intensi (niat) Remaja Putri
Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen
Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
Variabel n Minimum Maksimum Median Standar
Deviasi
Intensi 213 6 8 8 0,634
49
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa skor rata-rata niat remaja
putri dalam mengkonsumsi tablet Fe adalah 7,5 dengan nilai median 8.
Skor terendah adalah 6 dan skor tertinggi adalah 8. Standar deviasi
berada pada angka 0,634. Hasil uji kenormalan data didapatkan bahwa
variabel niat remaja putri memiliki data tidak berdistribusi normal
dengan p value sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga pengkategorian data
didasarkan pada nilai median.
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intensi (niat) Remaja Putri dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten
Demak, April 2014 (n=213).
Niat Remaja Putri Frekuensi Persentase (%)
Tidak Baik 90 42,3
Baik 123 57,7
Total 213 100
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki niat remaja putri yaitu 123 remaja putri (57,7%) menyatakan
memiliki niat yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan
tabel 4.14 bahwa remaja putri merasa konsentrasi belajar meningkat
jika mengkonsumsi tablet Fe, remaja putri merasa sehat jika
mengkonsumsi tablet Fe, remaja putri merasa perlu untuk mencari
informasi tentang manfaat konsumsi tablet Fe dari pengalaman orang
yang pernah mengkonsumsi. Sebanyak 90 remaja putri (42,3%)
menyatakan memiliki niat yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet
Fe. Berdasarkan tabel 4.14 remaja putri menyatakan bahwa tidak
berminat mencari informasi dari media dan berita untuk mengetahui
kegunaan tablet Fe karena remaja merasa memiliki keterbatasan biaya
dalam memberi media berita seperti koran, majalah dan membayar
biaya internet. Remaja putri merasa minum tablet Fe hanya membuang
waktu dan biaya karena anggapan remaja bahwa biaya untuk
mengkonsumsi tablet Fe tidak murah. Remaja putri tidak berusaha
mencari wacana untuk menambah informasi tentang keutamaan
50
mengkonsumsi tablet tambah darah karena remaja beranggapan harus
mencari internet untuk mendapatkan informasi.
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Intensi (niat) Remaja Putri
Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen
Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
No Pernyataan Baik Tidak Baik
n % n %
1. Upaya mengenal manfaat positif konsumsi
tablet Fe untuk usia remaja.
213
100 0
0
2. Upaya mengenal manfaat positif konsumsi
tablet Fe agar tubuh terasa sehat.
212
99,5 1
0,5
3. Upaya mengenal manfaat positif konsumsi
tablet Fe dengan mencari wacana.
159
74,6 54
25,4
4. Tidak ada upaya untuk mencari media dan
berita untuk mengkonsumsi tablet Fe.
150
70,4 63
29,6
5. Upaya mencari pengalaman pada orang yang
sudah mengkonsumsi tablet Fe.
202
94,8 11
5,2
6. Penilaian pribadi remaja yang positif tentang
konsumsi tablet Fe
190
89,2 23
10,8
7. Penilaian pribadi remaja yang negatif tentang
tablet Fe karena membuang waktu dan biaya.
152
71,4 61
28,6
8. Remaja berniat konsumsi tablet Fe karena
anjuran dari petugas kesehatan.
194
91,1 19
8,9
9. Remaja berniat konsumsi tablet Fe dari semua
pengalaman dan informasi.
197
92,5 16
7,5
51
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan sikap remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri dalam
mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten
Demak.
r = 0,088 nilai p = 0,200
Grafik 4.1
Hubungan Sikap Remaja Putri dengan Niat (niat) Remaja Putri dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten
Demak, April 2014 (n=213)
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Corellations Rank
didapatkan nilai korelasi sebesar 0,088 dengan nilai p sebesar 0,200 (p
value > 0,05) sehingga dapat dinyatakan tidak ada hubungan antara
sikap remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri dalam
mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan nilai korelasi sebesar 0,088
tersebut menunjukkan tingkat hubungan yang sangat rendah.
Berdasarkan diagram scatter plot dapat diketahui bahwa garis
kemiringan garis linier bergerak dari bawah keatas yang menunjukkan
hubungan yang positif antara dua variabel, yang artinya semakin kuat
sikap remaja putri, maka akan semakin kuat niat remaja putri dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
52
Tabel 4.15
Crosstab Variabel Sikap dengan Intensi (niat) Remaja Putri dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten
Demak, April 2014 (n=213).
Niat Remaja Putri
Total Baik Tidak Baik
Sikap
Remaja
Putri
Baik Count 69 43 112
Expected Count 64,7 47,3 112,0
% within Sikap RemajaPutri 61,6% 38,4% 100,0%
% of Total 32,4% 20,2% 52,6%
Tidak
Baik
Count 54 47 101
Expected Count 58,3 42,7 101,0
% within Sikap RemajaPutri 53,5% 46,5% 100,0%
% of Total 25,4% 22,1% 47,4%
Total Count 123 90 213
Expected Count 123,0 90,0 213,0
% within Sikap RemajaPutri 57,7% 42,3% 100,0%
% of Total 57,7% 42,3% 100,0%
Berdasarkan hasil crosstabs pada variabel sikap dengan niat remaja
dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa sikap remaja putri
yang tidak baik atau sikap tidak berniat, sejumlah 101 responden yang
terdiri dari intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe
sebanyak 47 responden dan diikuti dengan intensi yang baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 54 responden.
53
b. Hubungan norma subjektif remaja putri dengan intensi (niat) remaja
putri dalam mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen
Kabupaten Demak.
r = 0,294** nilai p = 0,0001
Grafik 4.2
Hubungan Norma Subjektif Remaja Putri dengan Intensi (niat) Remaja
Putri dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen
Kabupaten Demak, April 2014 (n=213)
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Corellations Rank
didapatkan nilai korelasi sebesar 0,294** dengan nilai p sebesar 0,000 (p
value < 0,05) sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang signifikan
antara norma subjektif remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri
dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan nilai korelasi sebesar
0,294** tersebut menunjukkan terdapat tingkat hubungan yang sangat
rendah.
Berdasarkan diagram scatter plot dapat diketahui garis kemiringan garis
linier bergerak dari bawah ke atas yang menunjukkan terdapat hubungan
yang positif antara dua variabel, yang artinya semakin kuat norma
subjektif remaja putri, maka akan semakin kuat niat remaja putri dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
54
Tabel 4.16
Crosstab Variabel Norma Subjektif dengan Intensi (niat) Remaja Putri
dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten
Demak, April 2014 (n=213).
Niat Remaja Putri
Total Baik Tidak Baik
Norma
Subjektif
Baik Count 78 31 109
Expected Count 62,9 46,1 109,0
% within Norma Subjektif 71,6% 28,4% 100,0%
% of Total 36,6% 14,6% 51,2%
Tidak
Baik
Count 45 59 104
Expected Count 60,1 43,9 104,0
% within Norma Subjektif 43,3% 56,7% 100,0%
% of Total 21,1% 27,7% 48,8%
Total Count 123 90 213
Expected Count 123,0 90,0 213,0
% within Norma Subjektif 57,7% 42,3% 100,0%
% of Total 57,7% 42,3% 100,0%
c. Berdasarkan hasil crosstabs pada variabel norma subjektif dengan niat
remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa norma subjektif
remaja putri yang baik sejumlah 109 responden terdiri dari intensi yang
baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 78 responden dan diikuti
dengan intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak
31 responden.
55
d. Hubungan pengendalian perilaku remaja putri dengan intensi (niat) remaja
putri dalam mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen
Kabupaten Demak.
r = -0,069 nilai p = 0,316
Grafik 4.3
Hubungan Pengendalian Perilaku Remaja Putri dengan Intensi (niat)
Remaja Putri dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1
Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Corellations Rank
didapatkan nilai korelasi sebesar -0,069 dengan nilai p sebesar 0,316 (p
value > 0,05) sehingga dapat dinyatakan tidak ada hubungan yang
signifikan antara pengendalian perilaku yang disadari remaja putri dengan
intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan
nilai korelasi sebesar -0,069 tersebut menunjukkan bahwa terdapat tingkat
hubungan yang sangat rendah.
Berdasarkan diagram scatter plot dapat diketahui bahwa arah garis linier
memiliki arah yang negatif sehingga menunjukkan bahwa semakin
rendahnya pengendalian perilaku yang disadari maka akan mempengaruhi
rendahnya niat remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.
56
Tabel 4.17
Crosstab Variabel Pengendalian Perilaku yang Disadari dengan Intensi
(niat) Remaja Putri dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1
Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).
Niat Remaja Putri
Total Baik
Tidak
Baik
Pengendalian
Perilaku
Baik Count 72 60 132
Expected Count 76,2 55,8 132,0
% within PengendalianPerilaku 54,5% 45,5% 100,0%
% of Total 33,8% 28,2% 62,0%
Tidak
Baik
Count 51 30 81
Expected Count 46,8 34,2 81,0
% within Pengendalian Perilaku 63,0% 37,0% 100,0%
% of Total 23,9% 14,1% 38,0%
Total Count 123 90 213
Expected Count 123,0 90,0 213,0
% within PengendalianPerilaku 57,7% 42,3% 100,0%
% of Total 57,7% 42,3% 100,0%
Berdasarkan hasil crosstabs pada variabel pengendalian perilaku yang
disadari dengan niat remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui
bahwa pengendalian perilaku yang disadari remaja putri tidak baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe sejumlah 81 responden terdiri dari intensi yang tidak
baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 30 responden dan diikuti
dengan intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 51
responden.
C. Pembahasan
1. Sikap remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki sikap yaitu 112 remaja putri (52,6%) menyatakan memiliki
sikap yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 101 remaja
putri (47,4%) menyatakan memiliki sikap yang tidak baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
57
Berdasar pada remaja putri yang memiliki sikap yang baik, dengan alasan
bahwa remaja putri mengatakan pernah mengkonsumsi tablet Fe (98,6%),
remaja putri pernah melihat ibunya juga meminum tablet Fe ketika
menstruasi supaya tidak lemas (97,2%) dan remaja putri pernah
mendapatkan penyuluhan tentang tablet Fe dari petugas kesehatan
(91,6%).
Thomas & Znaniecki dalam Wawan & Dewi (2010) menerangkan bahwa
sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis
yang murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih
merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Sikap berperilaku
seseorang dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan
membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan dan
seseorang akan berperilaku bila dia menilai konsekuensi akibat
melakukan perilaku tersebut berakibat positif (evaluasi hasil) (Ajzen,
1991 dalam Alberry & Munafo, 2011).
Hasil penelitian oleh Puspasari, Saryono & Ramawati (2008) bahwa
95,2% ibu hamil menunjukkan sikap yang utuh yang terbentuk dari
kepercayaan, keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, evaluasi terhadap
objek dan kecenderungan untuk bertindak. Hasil penelitian terdahulu
mendukung hasil penelitian ini.
Sebagian besar remaja putri pada penelitian ini memiliki keyakinan yang
melatarbelakangi untuk melakukan konsumsi tablet Fe yang muncul dari
didalam diri remaja putri secara sadar sesuai dengan keinginan yang
dicapai oleh remaja putri tersebut agar terhindar dari anemia. Sebelumnya
remaja putri di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak telah
mendapatkan tablet Fe dari Puskesmas Karangawen dan mendapatkan
58
pendidikan kesehatan dan konseling dari petugas kesehatan dan guru BK
sekolah tersebut.
Dengan mendapatkan pengarahan pendidikan kesehatan dan konseling
oleh petugas puskesmas dan guru BK, 52,6% remaja putri menyatakan
memiliki sikap yang baik dalam memngkonsumsi tablet Fe yang
dinyatakan dengan remaja yang telah mendapatkan pengalaman dari diri,
lingkungan dan keluarga, telah mendapatkan pengaruh dari orang yang
dianggap penting seperti guru dan petigas kesehatan, mendapatkan
informasi melalui media massa seperti majalah, koran dan internet serta
pernyataan secara emosional bahwa remaja meyakini dengan positif
kegunaan tablet Fe dan memiliki harapan menghasilkan tidak terjadi
anemia pada diri remaja.
Selain sikap baik, pada penelitian ini juga didapatkan sikap tidak baik
pada remaja putri terhadap niat dalam mengkonsumsi tablet Fe, dengan
pernyataan remaja putri bahwa remaja tidak mau mengkonsumsi tablet fe
karena tablet Fe akan meningkatkan nafsu makan (59,6%), remaja putri
kurang mencari informasi tentang kegunaan tablet Fe melalui internet dan
media karena dimungkinkan fasilitas internet dan media di daerah
Karangawen jarang dan letaknya diperbatasan kota yang jaraknya cukup
jauh (55,9%), remaja putri merasa tablet Fe menyebabkan kegemukan
karena remaja putri berpendapat bahwa setelah meminum tablet Fe nafsu
makan remaja akan meningkat sehingga terjadi kegemukan (32,9%).
Menurut Almatsier (2010), memaparkan bahwa kekurangan besi dapat
menyebabkan pucat, lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan,
menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan untuk
berkonsentrasi belajar. Pada usia remaja terjadi masa pubertas yaitu salah
satu perubahan pada remaja putri adalah terjadi menstruasi yang dapat
mengakibatkan nyeri haid. Terjadinya disminore pada setiap remaja putri
59
berbeda-beda pada setiap individu. Akibat disminore tersebut pada remaja
dapat menggagu kosnentrasi belajar sehingga prestasi pada usia remaja
dapat menurun. Antisipasinya adalah dengan mengkonsumsi tablet Fe
secara benar untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja.
Hasil penelitian oleh Puspasari, Saryono & Ramawati (2008) bahwa
95,2% ibu hamil menunjukkan sikap yang utuh yang terbentuk dari
kepercayaan, keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, evaluasi terhadap
objek dan kecenderungan untuk bertindak. Hasil penelitian ini tidak
mendukung hasil penelitian dengan sikap yang tidak baik.
Pada hasil penelitian terdahulu menjadi dasar dan penguatan pada hasil
penelitian ini bahwa sesuai dengan konsep dan teori sikap bahwa sikap
remaja putri terbentuk melalui 3 komponen yang mendasari sikap
individu yaitu remaja akan bersikap apabila remaja putri memiliki
kepercayaan terhadap tablet Fe yang biasa didapatkan dari pengalaman
pribadi dan pengaruh orang lain terutama yang dipercaya dan dianggap
penting. Hasil evaluasi terhadap tablet Fe dapat berupa anggapan yang
positif dan anggapan negatif melalui pernyataan emosional bahwa remaja
memiliki perasaan ingin mengkonsumsi atau tidak ingin mengkonsumsi
tablet Fe serta kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap
yang telah dimiliki oleh remaja yaitu menumbuhkan niat untuk
mengkonsumsi atau tidak.
Pada penelitian ini sikap remaja putri cenderung memiliki sikap yang
tidak baik untuk mengkonsumsi tablet Fe, dikarenakan informasi tentang
konsumsi tablet Fe yang belum sepenuhnya dimengerti oleh remaja putri.
Hal ini dimungkinkan dapat terjadi karena anggapan yang negatif tentang
tablet Fe, tidak ada dukungan media yang berisi pembahasan tablet Fe
sehingga remaja belum sepenuhnya mengetahui perlunya tablet Fe.
60
2. Norma subjektif remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki norma subjektif yaitu 109 remaja putri (51,2%) menyatakan
memiliki norma subjektif yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Sebanyak 104 remaja putri (48,8%) menyatakan memiliki norma subjektif
yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasar pada hasil norma subjektif remaja putri yang baik, dinyatakan
dengan remaja putri merasa perlu meniru temannya yang mengikuti
ibunya mengkonsumsi tablet Fe ketika mens (100%), remaja putri
menyatakan ingin mengkonsumsi tablet Fe karena keluarganya memiliki
pengalaman yang baik ketika meminumnya (96,2%), remaja putri juga
yakin bahwa di usia mereka yang sekarang juga perlu untuk
mengkonsumsi tablet Fe sama seperti yang dilakukan ibunya (91,1%).
Keyakinan individu ini akan dipandu oleh pengaruh keyakinan yang
bersifat normatif (yang diharapkan oleh orang lain) misalnya keluarga dan
jaringan dukungan sosial, kemudian motivasi untuk mencapai keinginan
sesuai dengan harapan normatif tersebut dilakukan melalui motif primer
dan sekunder yang selanjutnya akan membentuk norma subjektif dalam
diri individu. Jadi jika seseorang yakin bahwa ada pengaruh dari
keyakinan normatif untuk melakukan perilaku yang diharapkan maka
orang tersebut akan bersikap seperti yang diinginkan (Ajzen, 1991 dalam
Alberry & Munafo, 2011).
Menurut Ajzen dan Fishbein (1991) dalam Abraham (1997),
menerangkan bahwa persepsi individu terhadap pandangan orang lain dan
keinginan individu pada persetujuan orang lain akan mempengaruhi
perilaku individu tersebut, hal ini dipertimbangkan dengan adanya norma
subjektif yang terdiri dari keyakinan normatif dan motivasi pencapaian.
61
Keyakinan yang dimiliki oleh remaja putri tentang bagaimana orang lain
yang dianggap penting juga menginginkan remaja putri bersikap demikian
(Albery & Munafo, 2011). Ketika mengkonsumsi tablet Fe secara teratur,
remaja putri akan melakukannya karena percaya pada yang telah diamati
dan atau dari teman terdekat remaja putri tersebut juga melakukannya.
Hasil penelitian terkait memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang
dipaparkan oleh Sigit (2006) dengan hasil bahwa norma subjektif
memiliki hubungan yang signifikan untuk menimbulkan niat beli
mahasiswa sebagai konsumen potensial produk pasta gigi close up yang
ditunjukkan dengan p value 0,0123. Hasil penelitian terdahulu
mendukung hasil penelitian ini.
Remaja putri pada penelitian ini sebagian memiliki keyakinan normatif
yang terbentuk dari keluarga remaja putri tersebut, dari keluarga yang
memiliki pengetahuan tentang konsumsi tablet Fe maupun yang anggota
keluarga yang sudah mengkonsumsi tablet Fe akan membentuk pola
perilaku melalui proses observasi dan bertanya atau mendapatkan
pengarahan, melalui pengamatan yang berulang didalam keluarga dan
pengaruh keluarga yang menjadi gaya hidup akan menumbuhkan
keyakinan dalam konsumsi tablet Fe yang akan mempengaruhi kesehatan
dalam keluarga.
Remaja putri yang memiliki jaringan pendukung yang adekuat melalui
teman, keluarga, petugas kesehatan, guru atau orang kepercayaan akan
mempengaruhi kesadaran individu remaja putri pada saat terjadi
disminore yang mengakibatkan anemia dan dapat mengganggu
konsentrasi belajar serta alat reproduksi remaja. Pada saat terjadi anemia,
remaja putri tersebut akan mencari pelayanan kesehatan terdekat ketika
berada di sekolah adalah melalui guru dan UKS sekolah sedangkan di
rumah remaja putri akan berkomunikasi dengan keluarga terutama ibu.
62
Dengan ini remaja putri akan terbentuk dukungan dari jaringan dukungan
sosial untuk mendukung individu untuk menjadi lebih sehat dengan
mengkonsumsi tablet Fe dengan benar.
Selain norma subjektif remaja menyatakan baik, ada pula norma subjektif
remaja yang tidak baik yang dinyatakan bahwa remaja putri mempunyai
anggapan bahwa tablet Fe bukan kebutuhan remaja karena remaja
berpendapat bahwa lebih membutuhkan olahraga (51,2%), di dalam
keluarga ternyata remaja putri kurang mendapat dukungan dalam
mengkonsumsi tablet Fe karena anggota keluarganya tidak ada yang
mengkonsumsi tablet Fe ketika remaja (39,9%) dan remaja putri ada yang
menolak temannya saat diajak untuk mengkonsumsi tablet Fe karena
remaja putri takut akan gemuk setelah mengkonsumsi tablet Fe (44,6%).
Selain melalui pembentukan keyakinan normatif, pada norma subjektif
juga terbentuk oleh adanya motivasi pencapaian pada diri individu remaja
putri. Menurut Terry G. 1986 dalam Notoatmodjo (2007), merumuskan
bahwa keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang
mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan (perilaku). Menurut
Stooner 1992 dalam Notoatmodjo (2007) mendefinisikan bahwa motivasi
adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau
perilaku seseorang.
Hasil penelitian terkait memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang
dipaparkan oleh Sigit (2006) dengan hasil bahwa norma subjektif
memiliki hubungan yang signifikan untuk menimbulkan niat beli
mahasiswa sebagai konsumen potensial produk pasta gigi close up yang
ditunjukkan dengan p value 0,0123. Hasil penelitian terdahulu tidak
mendukung hasil penelitian norma subjektif remaja yang menyatakan
tidak baik.
63
Berdasarkan pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ada norma
subjektif yang dapat nenimbulkan niat dan ada pula yang tidak
menimbulkan niat. Sesuai dengan konsep norma subjektif dan
berdasarkan pada hasil penelitian bahwa remaja putri memiliki keyakinan
normatif yang timbul melalui pengaruh yang kuat dari sekitar seperti
keluarga, sahabat maupun teman. Selain itu pada remaja putri yang tidak
memiliki norma subjektif baik atau yang menyatakan memiliki norma
subjektif tidak baik, tidak memiliki norma subjektif yang didapat melalui
media massa seperti internet, koran maupun majalah dan kemungkinan
tidak mengikuti pelajaran pendidikan disekolah dengan baik sehingga
tidak mampu menimbulkan motivasi secara primer seperti langsung dari
pelajaran sekolah maupun sekunder yang berasal dari internet, koran dan
majalah.
3. Pengendalian perilaku remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan pada hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki pengendalian perilaku yang disadari remaja putri
yaitu 132 remaja putri (62,0%) menyatakan memiliki pengendalian
perilaku yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 81 remaja
putri (32,0%) menyatakan memiliki pengendalian perilaku yang tidak
baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasar pada pernyataan remaja putri yaitu memiliki pengendalian
perilaku yang baik dinyatakan oleh remaja bahwa remaja merasa yakin
pada petugas kesehatan dari Puskesmas akan memberi informasi jika
bertanya tentang tablet Fe (100%), remaja yakin bahwa dengan
mengkonsumsi tablet Fe dapat mengurangi gejala seperti lemas saat
menstruasi (100%), remaja putri menyatakan perlu meminta petugas
untuk mempermudah distribusi tablet Fe pada remaja sekolah (89,7%).
64
Menurut Albery & Munafo (2011), kontrol perilaku yang disadari atau
PBC (perceived behavioural control), yaitu keyakinan-keyakinan yang
berkaitan dengan seberapa banyak kontrol yang dimiliki seseorang
terhadap perilaku tertentu, untuk menjelaskan hubungan sikap-perilaku
dalam perilaku tidak dikehendaki (non-volitional). Salah satu dari faktor
yang terkandung di dalam keputusan untuk menjalankan atau tidak
suatu tindakan perlindungan kesehatan adalah kontrol yang dirasakan. Hal
ini menyatakan tentang seberapa banyak kontrol yang dianggap seseorang
dimilikinya dalam menentukan apakah seseorang akan menjalankan
perilaku tersebut atau tidak.
Sebagian besar remaja putri pada penelitian ini mengalami pengendalian
kontrol diri yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Melalui sikap
remaja putri dan adanya norma subjektif remaja putri yang kemudian
akan terjadi pengendalian perilaku yang disadari, melalui keyakinan-
keyakinan yang sebelumnya terbentuk dari pengamatan, pengalaman
pribadi, pengaruh media, serta pengaruh keluarga dan orang yang
dipercaya akan memunculkan anggapan yang dianggap remaja putri
penting atau tidak untuk dilakukan yaitu mengkonsumsi tablet Fe.
Selain pernyatan remaja dengan pengendalian perilaku yang baik, remaja
putri juga menyatakan sebagian memiliki pengendalian perilaku yang
tidak baik yang dinyatakan dengan remaja memiliki pengendalian
perilaku yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe, yang dinyatakan
oleh remaja bahwa remaja putri menganggap tablet Fe tidak dijual bebas
(54,9%) dan harganya sangat mahal karena kebanyakan dijual di apotik
dan hanya dijual di Puskesmas (51,2%), remaja putri merasa
mengkonsumsi tablet Fe dapat menyebabkan gemuk karena remaja
beranggapan setelah meminum tablet Fe nafsu makan menjadi meningkat
(58,7%).
65
Menurut Kozier, dkk (2011), variabel yang mempengaruhi kontrol
perilaku yang disadari atau keyakinan-keyakinan yang terkait dengan
kontrol tindakan yang pertama yaitu persepsi manfaat yang dirasakan
(Perceived Benefit), persepsi ini dipengaruhi oleh pertimbangan apakah
perilaku tersebut bermanfaat untuk mencegah suatu penyakit, kemudian
adanya sumber daya untuk melakukan suatu tindakan, juga dipengaruhi
oleh norma dan tekanan dari kelompok masyarakat. Kedua yaitu persepsi
biaya atau penghalang yang dirasakan (Perceived Cost), persepsi ini
berkaitan dengan hambatan-hambatan dari seseorang untuk melakukan
suatu perilaku sehat. Misalnya dengan adanya dana yang besar, waktu
yang lama, pengalaman yang tidak menyenangkan seperti rasa sakit yang
dialami individu.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Arum &
Mangkunegara (2010) dengan hasil bahwa pengendalian perilaku secara
sedirian tidak signifikan untuk memprediksi intensi yang ditunjukkan
dengan B=0,426; p > 0,05. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil
penelitian dengan pengendalian perilaku yang disadari dengan tidak baik.
Hasil penelitian ini didasarkan bahwa pada remaja putri belum memiliki
pengendalian perilaku yang disadari yang kuat terhadap niat
mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini dimungkinkan karena remaja putri
menganggap tablet Fe tidak dijual bebas dan harganya mahal sehingga
perlu dana lebih untuk membelinya dan mereka menganggap tablet Fe
hanya ada di Puskesmas sehingga mereka merasa membuang waktu kalau
antri di Puskesmas.
4. Niat remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki niat remaja putri yaitu 123 remaja putri (57,7%) menyatakan
memiliki niat yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 90
66
remaja putri (42,3%) menyatakan memiliki niat yang tidak baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasar pada hasil niat remaja yang baik, dinyatakan oleh remaja bahwa
remaja putri merasa konsentrasi belajar meningkat jika mengkonsumsi
tablet Fe (100%), remaja putri merasa sehat jika mengkonsumsi tablet Fe
(99,5%), remaja putri merasa perlu untuk mencari informasi tentang
manfaat konsumsi tablet Fe dari pengalaman orang yang pernah
mengkonsumsi (94,8%).
Berdasar pada theory of planned behavioural (TPB), perilaku dipengaruhi
oleh intensi (niat) dalam mengkonsumsi tablet Fe. Intensi (niat)
dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan pengendalian perilaku yang
disadari yang telah terbentuk pada diri remaja putri itu sendiri. Villis
(2000) mendeskripsikan intensi (niat) adalah penetapan tujuan yang
merupakan sebuah perkiraan perilaku.
Hasil penelitian terkait didapatkan oleh Istiana, Syahlani & Nurtini (2010)
dengan hasil bahwa niat memiliki hubungan yang signifikan terhadap
perilaku mengkonsumsi produk susu UHT yang ditunjukkan dengan p
value 0,000.
Hasil penelitian sebelumnya mendukung dalam memiliki niat yang baik,
hasil penelitian ini menyatakan bahwa remaja putri memiliki niat yang
baik dalam mengkonsumsi tablet Fe yang ditunjukkan dengan hasil
analisis pada 57,7% remaja putri menyatakan berniat. Melalui sikap yang
muncul dari pengalaman pribadi hingga evaluasi hasil yang diharapkan
remaja yang kemudian akan memunculkan norma subjektif dari adanya
keyakinan normatif dan motivasi pencapaian akan menumbuhkan perilaku
yang disadari oleh remaja putri untuk melakukan konsumsi tablet Fe.
67
Untuk memimbulkan niat pada remaja putri dalam mengkonsumsi tablet
Fe, remaja perlu memiliki faktor independen yang dimiliki secara internal
melalui penentuan sikap yang didapatkan dengan pengalaman pribadi
pengamatan dengan lingkungan sekitar hingga pengaruh dari lembaga
pendidikan. Dari sikap tersebut akan menimbulkan keyakinan normatif
yang menjadi pendukung adanya sikap yang telah muncul sebelumnya.
Didalam keyakinan normatif ini juga terdapat sikap remaja dalam mencari
informasi tentang tablet Fe melalui media massa seperti internet, majalah
serta koran.
Dalam hal ini remaja akan timbul norma secara subjektif dalam mengenal
dampak secara positif maupun negatif dalam konsumsi tablet Fe. Selain
adanya interaksi antara sikap dan norma subjektif dalam memunculkan
niat, pengendalian perilaku juga berperan dalam persepsi dan penilaian
tentang tablet Fe mulai dari biaya, penghalang remaja dalam
mengkonsumsi tablet Fe dan penilaian akan manfaat konsumsi tablet Fe
yang mana penilaian-penilaian ini juga berinteraksi dengan sikap pada diri
remaja seperti penilaian positif konsumsi tablet Fe yang kemudian
menjadi keyakinan dalam mengkonsumsi yang didukung dengan adanya
norma subjektif pada remaja bahwa remaja memiliki hasil sesuai dengan
yang diharapkan yaitu terhindar dari anemia remaja sehingga tidak terjadi
gangguan pada saat menstruasi yang dapat mengganggu konsentrasi
belajar sehingga prestasi pendidikan tidak terganggu.
Selain niat remaja putri yang baik, sebagian remaja putri juga memiliki
niat yang tidak baik yang dinyatakan dengan oleh remaja putri bahwa
tidak berminat mencari informasi dari media dan berita untuk mengetahui
kegunaan tablet Fe karena remaja merasa memiliki keterbatasan biaya
dalam memberi media berita seperti koran majalah dan membayar biaya
internet (29,6%). Remaja putri merasa minum tablet Fe hanya membuang
waktu dan biaya karena anggapan remaja bahwa biaya untuk
68
mengkonsumsi tablet Fe tidak murah (28,6%). Remaja putri tidak
berusaha mencari wacana untuk menambah informasi tentang keutamaan
mengkonsumsi tablet tambah darah karena remaja beranggapan harus
mencari internet untuk mendapatkan informasi (25,4%).
Conner & Norman (2005) menerangkan bahwa pada Social Cognitif
Theory dalam psikologi sosial mengenai kesehatan, intensi (niat)
merupakan konstruksi inti dalam memahami intensi (niat) perilaku terkait
dengan kesehatan, tindakan atau perubahan perilaku. Pada perilaku yang
akan dilakukan adalah intensi (niat) behavioral yang merupakan intensi
(niat) untuk melakukan tindakan kesehatan yang teratur, dimana terdapat
kemungkinan yang semakin meningkat untuk melakukan tindakan
kesehatan tersebut (Albery & Munafo, 2011). Intensi (niat) merupakan
kumpulan keyakinan yang dapat disebut dengan berniat.
Hasil penelitian terkait didapatkan oleh Istiana, Syahlani & Nurtini (2010)
dengan hasil bahwa niat memiliki hubungan yang signifikan terhadap
perilaku mengkonsumsi produk susu UHT yang ditunjukkan dengan p
value 0,000. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian niat
dengan kriteria tidak baik.
Pada remaja putri yang memiliki niat tidak baik dalam mengkonsumsi
tablet Fe dimungkinkan bahwa remaja tidak memiliki tiga komponen
intensi (niat) yang adekuat diantaranya adalah sikap, norma subjektif dan
pengendalian perilaku yang disadari oleh remaja itu sendiri. Seorang
remaja untuk memiliki intensi dalam konsumsi tablet Fe tidak cukup
hanya memiliki norma subjektif yang baik, walaupun dalam norma
subjektif remaja telah mengerti informasi tentang tablet Fe dengan baik,
memiliki motivasi yang positif dalam mengkonsumsi dan memiliki
harapan yang baik setelah mengkonsumsi tetapi tidak memiliki sikap
yang baik seperti terus mencari informasi melalui pengalaman di
69
lingkungan dan orang yang dipercaya seperti keluarga, guru maupun
teman terdekat, niat tidak akan muncul dalam diri, sehingga norma
subjektif yang dimiliki hanya sejumlah informasi tentang tablet Fe yang
ada dalam diri remaja.
5. Hubungan sikap remaja dengan intensi (niat) remaja putri dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki sikap yaitu 112 remaja putri (52,6%) menyatakan memiliki
sikap yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 101 remaja
putri (47,4%) menyatakan memiliki sikap yang tidak baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan antara sikap
remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi
tablet Fe dengan koefisien korelasinya menunjukkan tingkat hubungan
yang sangat rendah.
Hasil analisis menyatakan bahwa pada variabel sikap dengan niat remaja
dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa sikap remaja putri yang
baik atau sikap berniat, sejumlah 112 responden (52,6%) yang terdiri dari
intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 69 (32,4%)
responden dan diikuti dengan intensi yang tidak baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 43 responden (20,2%).
Menurut Notoatmodjo (2007) sikap terdiri dari berbagai tingkatan
diantaranya menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Memberikan jawaban
atau respon apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau tugas yang diberikan. Mengajak orang
70
lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap
suatu masalah. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala risiko adalah memiliki sikap yang paling tinggi.
Dalam teori TPB menjelaskan bahwa akan terjadi sebuah intensi (niat)
jika terjadi interaksi secara independen dari sikap, norma subjektif dan
pengendalian perilaku yang disadari. Melalui interaksi yang saling
berkaitan pada objek remaja putri yaitu mengkonsumsi tablet Fe akan
mudah menimbulkan intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi
tablet Fe. Namun dengan berdirinya sendiri dari sebuah sikap yang
memunculkan intensi (niat) remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe akan
mengalami kekurangan dalam diri remaja untuk melakukan intensi (niat)
karena masih perlu berproses dengan keyakinan normatif dan
pengendalian perilaku.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terkait oleh Istiana,
Syahlani & Nurtini (2010) dengan hasil penelitian sikap tidak
mempengaruhi niat beli produk UHT.
Selain hasil penelitian yang diikuti oleh niat remaja yang baik
berdasarkan hasil penelitian bahwa pada variabel sikap dengan niat
remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa sikap remaja putri
yang tidak baik atau sikap tidak berniat, sejumlah 101 responden (47,4%)
yang terdiri dari intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe
sebanyak 47 responden (22,1%) dan diikuti dengan intensi yang baik
dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 54 responden (25,4%).
Menurut Purwanto (1998) dalam Wawan & Dewi (2010) sikap dapat
bersifat positif apabila sikap memiliki kecenderungan untuk mendekati,
menyenangi dan mengharapkan objek tertentu. Sikap dapat bersifat
71
negatif apabila dalam bertindak cenderung untuk menjauhi, menghindari,
membenci dan tidak menyukai objek tertentu.
Struktur sikap yang membentuk remaja putri dalam mengkonsumsi tablet
Fe dapat terjadi melalui adanya komponen kognitif yang merupakan
pengulangan pengetahuan yang dipercayai oleh individu yang didapat
melalui kepercayaan tentang penilaian terhadap tablet Fe yang masih
terbentu sebuah opini remaja tentang konsumsi tablet Fe. Komponen
afektif remaja muncul dari perasaan yang menyangkut aspek emosional
tentang konsumsi tablet Fe baik secara positif maupun negatif melalui
opini-opini yang muncul dari dalam diri remaja putri.
Komponen konatif timbul pada diri remaja putri yang merupakan aspek
kecenderungan berperilaku mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan sikap
yang dimiliki oleh seseorang. Pada kemampuan konatif remaja ini, remaja
putri mengharapkan bahwa sikap dari individu lain adalah dicerminkan
dalam bentuk perilaku nyata dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Hasil penelitian ini tidak didukung oleh hasil penelitian Arum &
Mangkunegara (2010) dengan hasil bahwa sikap secara sedirian tidak
signifikan untuk memprediksi intensi yang ditunjukan dengan B=0,124;
p > 0,05.
Dengan adanya sikap yang tidak baik tersebut petugas kesehatan
hendaknya petugas kesehatan atau Puskesmas dapat bekerjasama dengan
unit sekolah untuk memfasilitasi media informasi tentang konsumsi tablet
Fe berupa leaflet. Diharapkan dengan adanya media leaflet tentang
konsumsi tablet Fe, remaja mampu menerima informasi dengan baik dan
menumbuhkan motivasi untuk mengkonsumsi tablet Fe, serta bagi remaja
putri yang sudah memiliki sikap yang baik dapat mempertahankan dan
meningkatkan sikap tersebut.
72
6. Hubungan norma subjektif remaja dengan intensi (niat) remaja putri
dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki norma subjektif yaitu 109 remaja putri (51,2%) menyatakan
memiliki norma subjektif yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Sebanyak 104 remaja putri (48,8%) menyatakan memiliki norma subjektif
yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada hubungan yang signifikan antara
norma subjektif remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri dalam
mengkonsumsi tablet Fe dengan koefisiensi korelasi yang didapat
menunjukkan tingkat hubungan yang sangat rendah.
Hasil analisis pada variabel norma subjektif dengan niat remaja dalam
mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa norma subjektif remaja putri
yang baik sejumlah 109 (51,2%) responden terdiri dari intensi yang baik
dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 78 responden (36,6%) dan
diikuti dengan intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe
sebanyak 31 responden (14,6%).
Menurut McClelland yang dikutip dan diterjemahkan oleh Sahlan Asnawi
2002 dalam Notoatmodjo (2007), mengatakan bahwa dalam diri manusia
ada dua motivasi yakni motif primer yang merupakan motif yang tidak
dipelajari, yang secara alamiah timbul pada setiap manusia secara
biologis, misalnya dorongan seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan
biologis seperti makan, minum dan kebutuhan biologis lain. Motif
sekunder yaitu motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi
dengan orang lain, motif ini ditimbulkan karena dorongan dari luar akibat
interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial.
73
Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan-
dorongan yang dipersepsikan dari orang-orang disekitarnya dengan
motivasi untuk mengikuti pandangan mereka dalam melakukan atau
tidak melakukan tingkah laku tersebut (Abraham, 1997).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Sigit
(2006) yang berjudul dengan hasil p value 0,004 menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan dari norma subjektif responden secara parsial
(individual) terhadap niat membeli pasta gigi.
Motivasi yang timbul secara internal pada norma subjektif, didasarkan
pada interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya dimana
terdapat kebutuhan atau keinginan terhadap konsumsi tablet Fe di luar
seseorang tersebut, kemudian bagaimana remaja putri tersebut
menghubungkan antara kebutuhan dengan situasi di luar konsumsi tablet
Fe tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dimaksud yaitu
terhindar dari anemia. Oleh sebab itu motivasi adalah suatu alasan remaja
putri untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya agar
terhindar dari anemia.
Berdasarkan pada norma subjektif yang dimiliki remaja adalah baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe dapat terus ditingkatkan melalui kerjasama antar
Puskesmas dengan unit sekolah untuk membentuk kegiatan konseling
yang rutin dan diberikan secara langsung kepada remaja, sehingga remaja
dapat berkonsultasi langsung pada petugas kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel norma subjektif dengan niat
remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa norma subjektif
remaja putri yang tidak baik sejumlah 104 (48,8%) responden terdiri dari
intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 45 responden
74
(21,1%) dan diikuti dengan intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi
tablet Fe sebanyak 59 responden (27,7%).
Menurut Albery & Munafo (2011) dalam Theory of Planned Behavioural
menerangkan tentang keyakinan bahwa seseorang ingin melakukan apa
yang orang lain lakukan. Misalnya, jika seseorang yakin bahwa para ahli
kesehatan ingin melakukan latihan fisik secara teratur dan seseorang suka
mengerjakan apa yang diharapkan para ahli, maka orang tersebut
berpotensi besar untuk membentuk intensi (niat) dalam melakukan latihan
fisik yang teratur dan karena itulah seseorang akan bersikap seperti yang
diinginkan.
Hasil penelitian dengan norma subjektif yang tidak baik, tidak
mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Sigit (2006) yang berjudul
dengan hasil p value 0,004 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari norma subjektif responden secara parsial (individual)
terhadap niat membeli pasta gigi.
Remaja putri yang memiliki norma subjektif tidak baik maka
menimbulkan tidak adanya niat mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini
dimungkinkan dengan tidak terjadi secara penuh pembentukan norma
subjektif melalui penilaian terhadap tablet Fe yang kurang ataupun
informasi yang diterima tidak positif sehingga remaja beranggapan bahwa
mengkonsumsi tablet Fe tidak diperlukan. Selain itu juga pembentukan
norma subjektif tidak diikuti dengan motivasi atau dorongan secara
eksternal seperti keluarga dan lingkungan sekitar.
75
7. Hubungan pengendalian perilaku remaja dengan intensi (niat) remaja
putri dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan pada hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki pengendalian perilaku yang disadari remaja putri
yaitu 132 remaja putri (62,0%) menyatakan memiliki pengendalian
perilaku yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 81 remaja
putri (32,0%) menyatakan memiliki pengendalian perilaku yang tidak
baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara pengendalian perilaku yang disadari remaja putri dengan intensi
(niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan nilai
koefisisensi korelasi menunjukkan bahwa terdapat tingkat hubungan yang
sangat rendah.
Hasil analisis pada variabel pengendalian perilaku yang disadari dengan
niat remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa
pengendalian perilaku yang disadari remaja putri dengan baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe sejumlah 132 responden (62,0%) terdiri dari
intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 72 responden
(33,8%) dan diikuti dengan intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi
tablet Fe sebanyak 60 responden (28,2%).
Menurut Kozier, dkk (2011), variabel yang mempengaruhi kontrol
perilaku yang disadari atau keyakinan-keyakinan yang terkait dengan
kontrol tindakan yaitu persepsi manfaat yang dirasakan (Perceived
Benefit) persepsi ini dipengaruhi oleh pertimbangan apakah perilaku
tersebut bermanfaat untuk mencegah suatu penyakit, kemudian adanya
sumber daya untuk melakukan suatu tindakan, juga dipengaruhi oleh
norma dan tekanan dari kelompok masyarakat.
76
Hasil penelitian ini tidak didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Arum
& Mangkunegara (2010) dengan hasil bahwa pengendalian perilaku
secara sendirian tidak signifikan untuk memprediksi intensi yang
ditunjukkan dengan B=0,426; p > 0,05.
Berdasarkan teori TBP bahwa terjadi interkorelasi antara sikap, norma
subjektif dan pengendalian perilaku yang disadari untuk memunculkan
intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe. Pada
pengendalian perilaku yang baik pada remaja dimungkinkan terjadi
interkorelasi dengan sikap dan norma subjektif yang tidak mendukung
seperti remaja yang memiliki pengendalian perilaku untuk mengkonsumsi
tablet Fe mempunyai anggapan tentang tablet Fe dari manfaat dan
biayanya tetapi remaja dimungkinkan pada pengendalian ini tidak
memiliki dukungan yang baik melalui sikap dan motivasi melalui norma
subjektif, sehingga remaja hanya memiliki pengendalian perilaku sebatas
penilaian tentang tablet Fe saja.
Hasil analisis pada variabel pengendalian perilaku yang disadari dengan
niat remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa
pengendalian perilaku yang disadari remaja putri tidak baik dalam
mengkonsumsi tablet Fe sejumlah 81 responden terdiri dari intensi yang
tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 30 (14,1%) responden
dan diikuti dengan intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe
sebanyak 51(23,9%) responden.
Menurut Kozier, dkk (2011), variabel yang mempengaruhi kontrol
perilaku yang disadari atau keyakinan-keyakinan yang terkait dengan
kontrol tindakan yang pertama yaitu persepsi manfaat yang dirasakan
(Perceived Benefit), persepsi ini dipengaruhi oleh pertimbangan apakah
perilaku tersebut bermanfaat untuk mencegah suatu penyakit, kemudian
adanya sumber daya untuk melakukan suatu tindakan, juga dipengaruhi
77
oleh norma dan tekanan dari kelompok masyarakat. Kedua yaitu persepsi
biaya atau penghalang yang dirasakan (Perceived Cost), persepsi ini
berkaitan dengan hambatan-hambatan dari seseorang untuk melakukan
suatu perilaku sehat. Misalnya dengan adanya dana yang besar, waktu
yang lama, pengalaman yang tidak menyenangkan seperti rasa sakit yang
dialami individu.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Arum &
Mangkunegara (2010) dengan hasil bahwa pengendalian perilaku secara
sedirian tidak signifikan untuk memprediksi intensi yang ditunjukan
dengan B=0,426; p > 0,05
Pengendalian perilaku yang disadari ditentukan oleh pengalaman masa
lalu seseorang maupun dari norma subjektif yang merupakan pengalaman
teman atau orang lain yang pernah melakukannya sehingga terbentuk
perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk
melakukan perilaku yang diinginkan. Pengendalian perilaku yang disadari
ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri seseorang sedang
berada dalam kondisi yang lemah yang akan mempengaruhi keyakinan
seseorang untuk bersikap.
Persepsi biaya atau penghalang yang dirasakan (Perceived Cost) persepsi
ini berkaitan dengan hambatan-hambatan dari seseorang untuk melakukan
suatu perilaku sehat. Misalnya dengan adanya dana yang besar, waktu
yang lama, pengalaman yang tidak menyenangkan seperti rasa sakit yang
dialami individu.
Pada pengendalian yang disadari oleh remaja putri dalam mengkonsumsi
tablet Fe, remaja melakukan upaya mengenal dampak baik positif maupun
negatif dari mengkonsumsi tablet Fe yang diperoleh melalui persepsi diri,
pengalaman disekitar dan pengendalian emosi remaja. Upaya mencari
78
pendapat tentang tablet Fe juga diupayakan oleh remaja putri dapat
melalui keluarga, saudara, teman, guru hingga petugas kesehatan untuk
menimbulkan penilaian atau anggapan yang dapat melatar belakangi
munculnya sebuah keputusan yang disadari remaja putri untuk
mengkonsumsi atau tidak misalnya dengan pemberian tablet Fe secara
rutin disertai dengan konseling tentang tablet Fe sehingga pengendalian
perilaku remaja terbentuk dengan baik.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya kekurangan dalam penelitian yang terdapat pada
keterbatasan penelitian diantaranya yaitu:
1. Penelitian yang menggunakan tempat penelitian yang formal
memungkinkan peneliti harus mengikuti proses birokrasi sesuai program
yaitu tidak boleh menggangu jam pelajaran terutama pada kelas IX
sehingga peneliti menunggu pada hari dan waktu diluar program
pendidikan.
2. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan proporsional random
sampling dengan jumlah sampel penelitian yang besar, mengakibatkan
perlunya waktu yang lebih untuk membagi secara proporsional.
E. Implikasi Penelitian
Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar sikap remaja putri
memiliki sikap yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe, agar sikap remaja
dapat meningkat untuk mengkonsumsi tablet Fe, maka upaya yang harus
ditingkatkan adalah dengan mempertahankan konsumsi tablet Fe, selain itu
diperlukan adanya kerja sama antara perawat komunitas dengan unit sekolah
dalam meningkatkan pengetahuan tentang tablet Fe dengan memberikan
penyuluhan. Selain sikap baik remaja putri, sikap tidak baik juga dimiliki
oleh remaja putri misalnya remaja putri merasa tablet Fe akan meningkatkan
nafsu makan sehingga menyebabkan kegemukan, mereka juga kurang
mencari info tentang tablet Fe. Perubahan sikap tidak baik ini dapat
79
ditanggulangi dengan pemberian leaflet sebagai media baca yang dapat
dibaca dengan mudah dan efisien.
Sebagian remaja putri menyatakan memiliki norma subjektif baik. Dalam
upaya peningkatan norma subjektif yang baik, maka diperlukan keyakinan
remaja putri untuk meniru temannya mengikuti ibunya untuk mengkonsumsi
tablet Fe saat mestruasi. Selain norma subjektif yang baik, norma subjektif
yang tidak baik juga dimiliki oleh remaja putri misalnya mereka menganggap
tablet Fe bukan kebutuhan remaja dan kurang mendapat dukungan dari
keluarga. Dengan adanya pelayanan keperawatan komunitas, diharapkan
perawat dapat meningkatkan norma subjektif remaja putri dalam
mengkonsumsi tablet Fe dengan memberikan konsultasi secara langsung pada
remaja putri untuk menumbuhkan motivasi yang positif untuk mengkonsumsi
tablet Fe.
Sebagian besar remaja putri memiliki pengendalian perilaku yang baik
terhadap persepsi manfaat yang dirasakan dengan mengkonsumsi tablet Fe,
hal ini dikarenakan terdapatnya pengarahan oleh tenaga kesehatan yang
langsung memberikan informasi tablet Fe. Dalam upaya peningkatan
pengendalian perilaku yang disadari oleh remaja adalah dengan
mengkonsumsi tabet Fe. Berkaitan dengan persepsi yang baik, pengendalian
perilaku yang tidak baik juga dimiliki oleh remaja dengan persepsi bahwa
tablet Fe yang sulit didapat dan harga yang kurang terjangkau. Terkait dengan
persepsi tersebut, perawat komunitas dapat melakukan pengabdian sosial
yang berkerja sama dengan puskesmas untuk memberikan stimulasi pada
remaja putri dengan memberikan tablet Fe dengan kelengkapan informasi dan
konseling terkait dengan konsumsi tablet Fe.