bab iv hasil penelitian dan pembahasan hasil ......rumah sakit islam banjarmasin awalnya merupakan...
TRANSCRIPT
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Banjarmasin merupakan Musyawarah Pimpinan
Muhammadiyah Kalimantan Selatan ke 25 yang diadakan di Nagara
Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang berlangsung pad tanggal 15 – 17
April 1968 merupakan tonggak sejarah Rumah Sakit Islam Banjarmasin
ditancapkan guna mengembangkan amal usaha persyarikatan.
Berdasarkan akta notaris Bakhtiar tanggal 01 maret 1927 No.1/1927
telah dibentuk pengurus yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin yang
tanggal 19 Agustus 1927 di ketuai bapak H. Abdullah dengan SK Menkes
No.673/P.Kes/0/1927 di peroleh ijin kepegawai Rumah Sakit Islam
Banjarmasin, yang mana dalam perjalannyya pengurus yayasan tersebut
dibubarkan oleh PWM periode 2000-2005.
Rumah Sakit Islam Banjarmasin awalnya merupakan sebuah rumah
sakit bersalin yang bernama “Rumah Sakit Siti Khadijah”. Nama ini
digunakan tanggal 14 Agustus 1974 sampai 14 Agustus 1979 dan pada
tanggal 15 Agustus 1979 berubah menjadi Rumah Sakit Islam
Banjarmasin hingga sekarang mendapat ijin tetap Menkes RI No.
0917/Yan-Men/RSKS/1988 yang berlaku selama 5 tahun dan selalu di
perpanjang. Rumah Sakit bersalin siti khadijah kemudian berkembang
40
dan berubah menjadi Rumah Sakit Islam Banjarmasin pada 15 Agustus 1979.
Tidak hanya melayani persalin, sejak itu Rumah Sakit Islam Banjarmasin
menjadi Rumah Sakit yang juga melayani pasien Umum.
Direktur di bantu dua orang wakil direktur yaitu wakil direktur
administrasi umum dan keuangan dan wakil direktur medik. selama
perjalanan rumah sakit islam banjarmasin dalam pengabdiannya jabatan
direktur beberapa kali mengalaimi pergantian sebagai berikut :
a. dr . H. Abu Hanifah MPH Tahun 1974 – 1984
b. dr. H. Mochlan Aham DTMH Tahun 1984 –1994
c. dr. H. Muhammad Asj’ari Tahun 1994 - 2001
d. dr. H. Abimayu, Sp. PD, kgeh Tahun 2001 - 2003
e. dr. H. Hasan Zain, Sp. P Tahun 2004 - 2009
f. dr. H. Mohammad Isa, Sp. P Tahun 2009 – 2014
g. dr. Hj. Rafiqah Tahun 2014 – 2019
1) Jumlah tenaga Rumah Sakit Islam Banjarmasin 404 Orang. Adapun
sebagai berikut:
No Keterangan Jumlah
a) Tenaga medik
Dokter umum
8 Orang
Dokter gigi
1 Orang
41
Dokter tidak tetap
64 Orang
b) Tenaga Paramedik
Keperawatan 144 Orang
Bidan 10 Orang
c) Tenaga penunjang
medik
Laboratorium 7 Orang
Farmasi 24 Orang
Radiologi 6 Orang
Gizi 4 Orang
Rekam Medis 1 Orang
Kesehatan Masyarakat 4 Orang
Kesehatan Lingkungan 1 Orang
Elekro Medik 1 Orang
d) Tenaga Non Medik 129 Orang
Dokter Spesialis Bedah
Dokter Spesialis Dalam
Dokter Spesialis Anak
Dokter Spesialis Obyn
( Kebidanan dan
Kandungan
Dokter Spesialis Jiwa
Dokter Spesialis Mata
42
Dokter Spesialis THT
( Telinga, Hidung, dan
Tenggorokan)
Dokter Spesialis Kulit
dan Kelamin
Dokter Spesialis
kardiologi
Dokter Spesialis Paru
Dokter Spesialis Saraf
Dokter Spesialis Bedah
Saraf
Dokter Spesialis Bedah
Orthopedi
Dokter Spesialis
urologi
Dokter Spesialis
Rehabilitasi Medik
Dokter Spesialis
Patoligi Anatomi
2) Fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Islam Banjarmasin seperti:
No Keterangan Jumlah
a) Instalasi gawat Darurat
(IGD)
1 Tempat
b) Kamar Bedah (Operasi) 1 Tempat
c) Kamar Bersalin (VK) 1 Tempat
d) Medical Check Up (MCU)
Pemeriksaan dengan
klasifikasi sederhana
1 Tempat
Pemeriksaan dengan
klasifikasi standar
1 Tempat
Pemeriksaan dengan
klasifikasi lengkap
1 Tempat
Pemeriksaan dengan 1 Tempat
43
klasifikasi paripurna
Pemeriksaan dengan
klasifikasi haji
1 Tempat
Pemeriksaan dengan
klasifikasi pranikah
1 Tempat
e) Hemodialisa 1 Tempat
f) Penunjang Medik
Laboratorium 1 Tempat
Instalasi farmasi rawat
inap
1 Tempat
Instalasi rawat jalan 1 Tempat
Radiologi 1 Tempat
Gizi 1 Tempat
Fisioterafi 1 Tempat
g) Rawat Inap
Paviliun Super VIP 2 Tempat
Ruang VIP A Al – Farabi 9 Tempat
Ruang VIP B 3 Tempat
Ruang VIP B Al – Farabi 3 Tempat
Ruang kelas IA pavilion 6 Tempat
Ruang kelas IA Al –
Farabi
6 Tempat
Ar – razi VIP A1 2 Tempat
Ruang kelas I A Ar – razi 11 Tempat
Ruang kelas II A Ar – razi 2 Tempat
Ruang kelas II B Ar – razi 6 Tempat
Al – Binuri kelas II A 3 Tempat
Al – Binuri kelas II B 4 Tempat
Al – Binuri kelas II C 8 Tempat
Al – Binuri kelas III A 9 Tempat
Al – Binuri kelas III B 4 Tempat
Al –Haitam II C Anak 6 Tempat
Al – Haitam III B Anak 6 Tempat
ICU / ICCU 8 Tempat
Kamar Bayi 15 Tempat
h) Non Medik
Bimbingan rohani (
Bimroh)
1 Tempat
i) Bimroh Karyawan 1 Tempat
j) Pelayanan jenazah /
Kamar mayat
1 Tempat
44
k) Ambulance 1 Tempat
l) Masjid Abu Hanifah 1 Tempat
m) Mushola Asy Syaabirin 1 Tempat
n) Atm Bank Mandiri
Syariah
1 Tempat
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam sebuah Rumah Sakit mempunyai peran sangat
penting, sebab adanya struktur organisasi yang baik, akan diketahui
pembagian tugas, wewengan dan tanggung jawa dari masing-masing
jabatan. Sehingga dapat menghindari terjadinya kekacauan serta untuk
penghasilan pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
Adapun struktur organisasi yang digunakan oleh Rumah Sakit Islam
Banjarmasin adalah bentuk organisasi Lini (Garis), dimana bentuk struktur
organisasi garis ini sangat cocok untuk digunakan disebuah rumah sakit
karena sesuai dengan kondisi sistem operasional yang berlaku. Berikut
struktur organisasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin
45
Bagan 1
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN
DIREKTUR BPH
Komite SPI
Wadir Medik dan keperawatan
Wadir Administrasi Umum dan keuangan
Bidang Pelayanan Medik
Bidang Keperawatan
Bidang Penunjang Pelayanan
Seksi keperawatan
lnstalasi lnstalasi
lnstalasi SMF
Bagian Keuangan
Sub Bagian Akuntansi, Anggaran
dan Evaluasi
Sub Bagian Perbendaharaan dan
Mobilisasi Dana
Bagian Administrasi Umum
Sub Bagian Rumah Tangga
Sub Bagian SDM dan Diklat
Sub Bagian Hukum dan
Kehumasahan
46
Lanjutan:
STRUKTUR ORGANISASI
BIDANG PELAYANAN MEDIK
Ka Unit Igd Apotik
Laboratorium Radiologi
Ambulance
DIREKTUR
Kepala Bidang Pelayanan Medik
Dokter Jaga Dokter Konsulen
Kepala Bidang Keperawatan
Kepala Instalasi Gawat Darurat
Kasie keperawatan
Wadir Medik dan keperawatan
Inventaris Bimbingan penyeluhan
Administrasi / laporan
Pekarya
kebersihan Perawat Triase Penanggung Jawab Obat Obatan
47
Lanjutan:
STRUKTUR ORGANISASI
BIDANG KEPERAWATAN
DIREKTUR
Wadir Medik dan keperawatan
Bidang Keperawatan
Seksi keperawatan
Unit Gawat Darurat
Unit Rawat Jalan
Unit VK Bersalin
Unit Perinatologi
Unit Haemodialisa
Unit ICU/ICCU
Unit Al Haitam
Unit Al Razi
Unit Al Farabi
Unit Bedah
Unit Bedah Sentral
Unit Recovery Room
Unit Paviliun
Unit Al Biruni
IPCN
IPCN
48
Lanjutan:
STRUKTUR ORGANISASI
BIDANG PENUNJANG PELAYANAN
DIREKTUR
Wadir Medik dan keperawatan
Bidang Penunjang Pelayanan
Instalasi Farmasi
Instalasi Rekam Medik
Instalasi Laboratorium
Instalasi Penunjang Non Medik
Instalasi Gizi Instalasi Rekab Medik
Instalasi Radiologi
Unit Farmasi Klinis
Unit Farmasi kamar Obat
Unit Logistik Farmasi
Instalasi Laboratorium
Instalasi Rekab Medik
Instalasi Radiologi
Unit Produk dan Distribusi
Unit Gizi Klinis
Unit SKL
Unit Linen dan Laundry
Unit CSSD
Unit Ambulance
Unit Bina Rohani
49
Lanjutan:
STRUKTUR ORGANISASI
BIDANG ADMINISTRASI UMUM
DIREKTUR
Wadir Administrasi Umum dn Keuangan
Bagian Administrasi Umum
Sub Bagian Tata Usaha dan Kerumah Tanggaan
Sub Bagian SDM dan Diklat
Sub Bagian Hukum dan Kehumasahan
Unit Satpam
Unit PSRS
Unit Diklat Unit Pemasaran
Unit Pengaduan masyarakat
Unit Promkes
50
Lanjutan:
STRUKTUR ORGANISASI
BIDANG KEUANGAN
DIREKTUR
Wadir Akuntansi Umum dan Keuangan
Bagian Keuangan
Sub Bagian Akuntansi dan Anggaran
Sub Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana
Kepala Urusan Unit Akuntansi
Kepala Urusan Utang dan Piutang
Kepala Urusan Kas Penerimaan
Kepala Urusan Kas Penerimaan
51
3. Tugas dan Fungsi pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Berikut ini tugas dan fungsi dari Rumah Sakit Islam Banjarmasin
adalah sebagai berikut :
a. Direktur
Tugas yang dilaksanakan direktur adalah Mengkoordinasikan
pelaksanaan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan, melaksanakan upaya rujukan serat pelaksanaan
pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.
Dalam menyelenggarakan tugas, kepala bagian tata usaha
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Pengkoordinasikan pelayanan medis.
2) Pengkoordinasikan pelayanan medis penunjang medis dan non
medis.
3) Pengkoordinasikan pelayanan dan asuhan keperawatan.
4) Pengkoordinasikan pelayanan rujuk medis, non medis dan
lainnya.
5) Pengkoordinasikan pelayanan pelaksaan penelitian dan
pengembangan pemasaran, dan
6) Pengkoordinasikan pengelolaan administrasi, keuangan, hukum
dan kehumasan.
b. Badan Pelaksaan Harian (BPH)
49
50 49
50 50
50
50
50
52
Tugas yang dilaksanakan badan pelaksaan harian adalah
memimpin, membina, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengevaluasi seluruh kegiatan badan pelaksaan harian rumah sakit
c. Komite
Tugas yang dilakukan komite adalah membantu direktur rumah
sakit menyusun standar pelayanan medis dan memantau
pelaksaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi, displin profesi
dan mutu profesi. Mengatur kewenangan profesi antara kelompok
staf medis, membantu direktur menyusun peraturan staf medis dan
memantau pelaksaannya, membantu direktur rumah sakit menyusun
kebijakan dan prosedur yang terkait dengan hukum medis,
membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur
yang terkait dengan hokum etika, melakukan koordinasi dengan
kepala bidang pelayanan medik dalam melaksanakan pemantauan
dan pembinaan pelaksaan tugas kelompok staf medis. Dalam
menyelenggarakan tugas, komite mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Memberikan sarana kepada direktur rumah sakit atau kepada
bidang pelayanan medik.
2) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medik
3) Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran
4) Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus
dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis dirumah sakit.
d. Wadir Medik dan keperawatan
53
Wadir medik dan keperawatan mempunyai tugas merumuskan
kebijakan, mengembangkan, mengkoordinasikan, mengawasi,
membina, dan mengendalikan kegiatan pelayanan medik, pelayanan
diagnostik dan khusus, dan keperawataan. wadir medik dan
keperawatan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Pengkoordinasian perumusan strategi dan kebijakan di bidang
pelayanan medik, pelayanan diagnostik khusus, keperawatan dan
instalasi di bawah koordinasinya.
2) Perencanaan dan pengembangan pelayanan medik, pelayanan
diagnostik khusus, keperawatan dan instalasi di bawah
koordinasinya.
3) Pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan medik, pelayanan
diagnostik dan khusus, keperawatan dan instalasi di bawah
koordinasinya.
4) Pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan medik,
pelayanan diagnostik khusus, keperawatan dan instalasi dibawah
koordinasinya
5) Pengkoordinasian dan sinkronisasi pelayanan medik dan
keperawatan dengan instalasi, komite dan staf fungsional
dan/atau instansi lainnya.
5) pengawasan, pengendalian dan evaluasi pelayanan medik, pelayanan
diagnostik khusus, keperawatan dan instalasi di bawah
koordinasinya.
54
1) pembinaan dan penilaian kinerja serta remunerasi karyawan di
bawah koordinasinya.
2) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.
e. Bidang Pelayanan Medik
Bidang pelayanan medik, mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan, memantau, mengevaluasi kegiatan dan
mengembangkan pelayanan medik rawat jalan dan rawat inap,
pelayanan rawat darurat, pembedahan, intensif dan invasif dan
perumusan kebijakan. Bidang pelayanan medik mempunyai fungsi:
1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan perencanaan
pelaksanaan dan pengembangan rawat jalan, rawat inap, dan
pelayanan rawat darurat, pembedahan, intensif dan invasif.
2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan medik
rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan rawat darurat,
Pembedahan, intensif dan invasif.
3) Pelaksanaan pembinaan dan penilaian kinerja serta remunerasi
karyawan dibidang pelayanan medic
4) Pengkoordinasian penyusunan biaya satuan pelayanan medic
5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh wakil direktur.
f. Bidang Keperawatan
Bidang keperawatan, mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan, memantau dan mengevaluasi kegiatan
55
pelayanan keperawatan serta koordinasi dengan instalasi dan
perumusan kebijakan. bidang keperawatan, mempunyai fungsi:
1) penyusunan program dan rencana kegiatan asuhan keperawatan,
tenaga dan peralatan keperawatan.
2) pengkoordinasian penyusunan standar dan pengembangan asuhan
keperawatan, kebutuhan peralatan, sarana, prasarana dan sumber
daya manusia.
3) pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
pelayanan asuhan keperawatan pemanfaatan peralatan dan
sumber daya manusia.
4) pelaksanaan pembinaan dan penilaian kinerja sumber daya
manusia.
5) pelakssanaan koordinasi dengan instalasi terkait.
6) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh wakil direktur.
g. Bidang Penunjang Pelayanan
Bidang penunjang pelayanan mempunyai tugas menyusun
perencanaankegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pengawasan dari evaluasi pelayanan penunjang
diagnostik, logistik, beserta sarana dan prasarana. Bidang penunjang
pelayanan mempunyai fungsi:
1) Penyelenggaraan pelayanan penunjang diagnostik dan logistik.
2) Penyelanggaraan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
56
h. Wadir Administrasi Umum dan Keuangan
Wakil Direktur Umum dan Keuangan, mempunyai tugas
merumuskan kebijakan, mengembangkan, mengkoordinasikan,
mengawasi, membina dan mengendalikan kegiatan kepegawaian,
perencaraan program, ketatausahaan, pengelolaan keuangan dan
instalasi dibawah koordinasinya. Wakil direktur administrasi umum
dan keuangan, mempunyai fungsi :
1) pengkoordinasian perumusan strategi dan kebijakan dibidang
kepegawaian, perencanaan program, ketatausahaan dan keuangan
2) perencanaan dan pengembangan kepegawaian, penyusunan
program, ketatausahaan, dan keuangan.
3) pengkoordinasian pelaksanaan kepegawaian, perencanaan
program, ketatausahaan, dan keuangan .
4) pembinaan terhadap penyelenggaraan kepegawaian, perencanaan
program, ketatausahaan, keuangan dan instalasi di bawah
koordinasinya.
5) pengkoordinasian dan sinkronisasi pengelolaan kepegawaian,
dan keuangan dengan instalasi dan atau instansi lainnya
pemantauan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
kepegawaian, perencanaan program, ketatausahaan, dan
keuangan ;
6) pengarahan, penggerakan pelaksanaan dan pemanfaatan sumber
daya rumah sakit.
57
7) pembinaan dan penilaian kinerja serta remunerasi karyawan
dibawah koordinasinya.
8) penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan.
9) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.
6) Bagian Keuangan
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan
dan mengembangkan kegiatan perbendaharaan, penerimaan,
verifikasi, akuntansi dan perumusan kebijakan serta koordinasi
dengan instalasi dan perumusan kebijakan. Bagian keuangan,
mempunyai fungsi:
1) pengkoordinasian, pelaksanaan perencanaan kegiatan
perbendaharaan, penerimaan, verifikasi dan akuntansi.
2) pengkoordinasian pengembangan kegiatan perbendaharaan,
penerimaan, verifikasi dan akuntansi.
3) pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan perbendaharaan,
penerimaan, verifikasi dan akuntansi.
4) pelaksanaan koordinasi dengan instalasi .
5) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh wakil direktur
58
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Sistem Informasi Akuntansi penerimaan Kas pada Rumah Sakit
Islam Banjarmasin Tahun 2017.
a. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari rawat inap.
1) Deskripsi kegiatan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari
Pembayaran Rawat Inap.
pelayanan rawat inap oleh fungsi perawat dengan melayani
pasien, setelah itu pasien melakukan pembayaran atas kegiatan
rawat inap ke fungsi kasir.
2) Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari
Pembayaran Rawat Inap.
a) Fungsi Pendaftaran.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, fungsi ini bertanggung jawab untuk pencatatan identitas
pasien dalam formulir rekam medis, sebagai data awal pasien,
buku register pendaptaran rawat inap. Fungsi ini termasuk
dalam unit pemasaran pada sub bagian hukum dan kehumasan.
b) Fungsi Keperawatan.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai pelayanan
professional yang dilakukan oleh perawat dengan cara merawat
dan memberikan pelayanan pada pasien. Fungsi ini termasuk
dalam seksi keperawatan pada bidang keperawatan.
59
c) Fungsi Kasir.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai menerima
pembayaran dari pasien dan membuatkan kwintansi. Fungsi ini
termasuk dalam sub bagian perbendaharaan dan mobilisasi
dana pada bagian keuangan.
d) Fungsi Bendahara Penerimaan.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai menerima biaya
penerimaan kas dari pasien. Fungsi ini termasuk dalam sub
bagian perbendaharaan dan mobilisasi dana pada bagian
keuangan.
e) Fungsi Akuntansi.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat penerimaan
kas, Fungsi ini termasuk dalam sub bagian akuntansi, anggaran
dan evaluasi pada bagian keuangan.
f) Fungsi Perincian.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai merekap biaya
biaya yang ada didalam status pasien yang sesuai biaya pasien
rawat inap. Fungsi ini termasuk sub bagian perbendaharaan dan
mobilisasi dana pada bagian keuangan.
60
g) Fungsi Intalasi Farmasi.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai melayani pasien
untuk pengambilan obat-obatan yang diberikan sesuai resef
dokter pada pasien rawat inap. Fungsi ini termasuk dalam unit
pelayanan kamar obat pada instalasi farmasi.
3) Informasi yang diperlukan dalam Sistem AKuntansi Penerimaan
Kas dari Pembayaran Rawat Inap.
a) Jumlah penerimaan kas dari pembayaran rawat inap.
b) Jumlah kas yang diterima dari pendapatan tunai.
c) Jumlah pendapatan dari pelayanan rawat inap selama 1 hari
atau perhari.
d) Nama dan alamat pasien, informasi yang diperlukan dalam
penerimaan kas pasieen dari pelayanan rawat inap, informasi
nama dan alamat pasien sangat diperlukan untuk pengarsipan.
e) Kualitas pelayanan yang diberikan.
f) Nama dokter dan perawat yang memberikan pelayanan dan
pengobatan.
g) Otoritasi sub bagian akuntansi, sub bagian perbendaharaan dan
mobilisasi, ketua bagian keuangan, wakil direktur administrasi
dan keuangan, direktur yang berwenang tentang laporan
keuangan.
61
4) Dokumen yang digunakan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari
Pembayaran Rawat Inap
a) Pendaptaran Rawat Inap
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pendaftaran yang
digunakan oleh pasien sebagai identitas. Dokumen ini dapat
dilihat pada status rekam medis pada rekam medis A 2- A 4.
b) Status Rekam Medis
Dokumen ini diperlukan oleh fungsi keperawatan untuk
mengetahui penyakit pasien. Status rekam medis yang
digunakan fungsi keperawatan pada halaman rekam medis A 1,
- rekam medis O 2.
c) Peincian Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat Inap.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi perincian yang direkap dari
status rekam medis P 1-P2 dan di input ke NCI.
d) Kwintansi.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi perincian dengan mengisi
jumlah total biaya yang dibebankan kepada pasien. Kwintansi
ini merupakan bukti pembayaran oleh pasien dengan dokumen
pendukungnya yaitu peincian biaya pelayanan kesehatan rawat
inap.
e) Bukti Setor Bank.
Dokumen ini dibut oleh bank sebagai bukti penyetoran
biaya pasien rawat inap. Bukti setor bank diserahkan fungsi
62
bendahara penerimaan kas ke fungsi akuntansi, dan bukti setor
bank dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal penerimaan
kas.
5) Catatan yang digunakan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari
Pembayaran Rawat Inap
a) Jurnal Penerimaan Kas.
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat penerimaaan kas dari pasien.
b) Jurnal Khusus.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
memudahkan dalam pencatatan, mengkontrol laporan keuangan
dan lain-lain.
c) Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntasni untuk
mencacat semua transaksi keuangan secara kronologis atau
berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
6) Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas Dari Pembayaran Rawat Inap.
a) Prosedur Pembuatan Perincian Biaya.
63
Dalam prosedur ini fungsi perincian merekap biaya pasien
dari rawat inap. Kemudian pasien menyetor uang ke fungsi
kasir.
b) Prosedur Kasir.
Dalam prosedur ini fungsi kasir menerima uang dari pasien
dan memberikan tanda pembayaran pas.ien (berupa kwintansi
dan stempel “Lunas” dan Stempel “Rumah Sakit”).
c) Prosedur Penyerahan Uang Bendahara ke Bank.
Sistem pengendalian intern terhadap penerimaan
mengharuskan penyetoran pembayaran pasien ke bank. Dalam
prosedur ini bendahara penerimaan menyetorkan uang yang
diterima dari kasir ke bank.
d) Prosedur Pencatatan Akuntansi.
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat penerimaan
kas kedalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti
pembayaran pasien yang diterima dari melalui fungsi
bendahara penerimaan.
7) Unsur Pengendalian Intern yang membentuk Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Dari Pembayaran Rawat Inap.
a) Organisasi.
(1) Fungsi pendaftaran harus terpisah dari fungsi keperawatan.
(2) Fungsi perincian harus terpisah dari fungsi kasir.
64
(3) Fungsi kasir harus terpisah dari fungsi bendahara
penerimaan.
(4) Fungsi bendahara penerimaa harus terpisah dari fungi
akuntansi.
(5) Trnsaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat inap harus
dilaksanakan oleh fungsi perincian, fungsi kasir, fungsi
bendahara penerimaan dan fungsi akuntansi.
b) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
(6) Pembayaran dari pasien diotorisasi oleh fungsi kasir dengan
mengunakan perincian pasien dan kwintansi.
(7) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kasir dengan cara
menstempel lunas dan rumah sakit pada perincian pasien
dan kwintansi tersebut.
(8) Pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas di lakukan oleh
fungsi akuntansi
c) Praktik yang sehat.
(9) Perincian pasien dan kwintansi sesuai tanggal dan
dipertanggungjawabkan oleh fungsi kasir.
(10) Jumlah biaya pasien dari pembayaran rawat inap yang
diterima dari pendapatan tunai disetor seluruhnya ke bank
pada hari yang sama dengan transaksi pendapatan tunai
atau hari kerja berikutnya.
d) Karyawan yang mutunya terjamin.
65
(11) pendidikan utnuk fungsi akuntansi, fungsi pendaftaran,
fungsi perincian, dan fungsi kasir minimal smk akuntansi
dan langsung di traning selama 1 tahun.
(12) Pendidikan utuk fungsi keperawatan minimal D3 perawat
dan langsung di traning selama 1 tahun.
(13) Pendidikan untuk fungsi instalasi farmasi minimal smk
farmasi dan detraining selama 1 tahun.
8) Bagan alir sistem akuntansi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap.
pasien berobat melalui igd, kemudian pasien mendaftar ke
fungsi pendaftaran, setelah itu mengisi formulir pendaftaran,
setelah itu pasien memilih ruangan kelas terlebih dahulu,
Kemudian itu fungsi pendaftaran menghubungi fungsi
keperawatan, dan formulir pendaftaran diserahkan ke fungsi
perincian. Kemudian fungsi keperawatan menyiapkan ruangan
kelas yang telah dipilih pasien, Kemudian pasien diberi tindakan
dokter dan tindakan keperawatan dan dicatat ke status rekam
medis, setelah itu fungsi keperawatan menyerahkan status rekam
medis ke fungsi perincian, setelahitu fungsi perincian merekap
biaya pasien dari status rekam medis dan di input ke NCI kedalam
data perincian pasien dan mencetak kwintansi 2 lembar dan
perincian pasien 2 lembar. Setelah itu kwintansi 2 lembar dan
perincian pasien 2 lembar diserahkan ke fungsi kasir. Kemudian
66
pasien menyerahkan uang ke fungsi kasir, setelah itu kwintansi 2
lembar dan perincian pasien 2 lembar di beri materai diberi stempel
lunas dan rumah sakit oleh fungsi kasir. Kemudian kwintansi dan
perincian pasien lembar pertama diserahkan ke pasien dan
kwintansi dan perincian pasien lembar kedua bersama uang
diserahkan ke fungsi bendahara penerimaan. Kemudian fungsi
bendahara penerimaan menerima kwintansi dan perincian pasien
bersama uang dari fungsi kasir lalu kwintansi dan perincian pasien
di serahkan ke fungsi akuntansi, setelah itu fungsi bendahara
penerimaan mengisi bukti setor bank 3 lembar dan menyerahkan
ke bank. Kemudian bukti setor bank di otorisasi, setelah itu bukti
setor bank lembar pertama di serahkan ke bank bersama uang,
lembar kedua di arsip permanen menurut tanggal, dan lembar
ketiga diserahkan ke fungsi akuntansi. Kemudian fungsi akuntansi
meneyerahkan kwintansi dan perincian pasien dari fungsi
bendahara penerimaan dan dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas
lalu di arsip permanen menurut tanggal, kemudia fungsi akuntansi
menerima bukti setor bank dari fungsi bendara penerimaan dan
diarsip permanen menurut tanggal.
Berikut ini adalah flowchart dalam sistem akuntansi
penerimaan kas dari pembayaran rawat inap sebagai berikut:
67
Bagan pertama
Prosedur sistem penerimaan kas dari pembayaran rawat inap
Fungsi pendaftaran
Mulai
Menyiapkan
formulir
pendaftaran
PRI
RM A 2- A 4
Pasien memilih
ruangan kelas
Menghubungi
Fungsi
keperawatan1
Fungsi Keperawatan
Menyiapkan
ruangan
kelas
Pasien diberi
tindakan
keperawatan dan
tindakan dokter
SRM A1-O2
3
Fungsi Perincian
1 3
SRM P1-P2
Merekap biaya
pasien dari SRM
P1-P2
Meinput
ke NCI
Data Perincian biaya
pasien pelayanan
kesehatan rawat inap
Mencetak kwintansi
dan Perincian biaya
pasien pelayanan
kesehatan rawat inap
2
Kwintansi 1
2PBPKRI
4
Pasien
dirujuk dari
IGD
SRM A1-O2
1
FRI
RM A 2- A 4
68
Fungsi kasir
21kwintansi
2
1PP
Fungsi Bendahara Penerimaan
5
2kwintansi
2
Uang
Menerima
Uang dari
pasien
21kwintansi
21
Mengisi BSB
32
1
Menyerahkan
kas ke bank
BSB
32
1BSB
Memberikan materai,
menberi Stempel Lunas
dan Rumah Sakit sebagai
bukti pembayaran
21kwintansi
21
Pasien
5
Uang
otorisasi
32
1BSB
Bank
Uang
T
otorisasi
4
PBPKRI
PBPKRI
PBPKRI
6
69
Fungsi Akuntansi
T
2kwintansi
2
Selesai
PBPKRI
6
BSB 3
Jurnal
Penerimaan
kas
Keterangan
PRI
RM A 2- A 4 : Pendaftaran Rawat Inap, rekam medis A 2-A 4
SRM :Status Rekam Medis
BSB : Bukti Setor Bank
PBPKRI :Perincian Biaya Pasien Kesehatan Rawat Inap
Adapun penerapan sistem akuntansi penerimaan kas dari
pembayaran rawat inap pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin .
a) Fungsi Pendaftaran.
(1) Menyiapkan formulir pendaftaran.
(2) Menyerahkan formulir pendaftaran ke fungsi kasir.
(3) Menghubungi fungsi keperawatan.
70
b) Fungsi Keperawatan.
(1) Menyiapkan ruangan untuk pasien.
(2) Memberikan tindakan keperawatan kedalam statrsus rekam
medis.
(3) Menyerahkan status rekam mediske fungsi perincian.
c) Fungsi Perincian.
(1) Menerima formulir pendaftaran dari fungsi pendaftaran.
(2) Menerima status rekammedis dari fungsi keperawatan.
(3) Merekap biaya pasien dari statsu rekaam medis.
(4) Meinput biaya pasien dari statsu rekaam medis ke NCI
kedalam data perincian pasien rawat inap.
(5) Mencetak kwintansi 2 lembar dan perincian pasien 2
lembar.
(6) Menyerahkan kwintansi 2 lembar dan perincian pasien 2
lembar ke fungsi kasir.
d) Fungsi Kasir..
(1) Menerima kwintansi 2 lembar dan perincian pasien 2
lembar dari fungsi perincian.
(2) Menerima uang dari pasien.
(3) kwintansi 2 lembar dan perincian pasien 2 lembar di
otorisasi, diberi materai, diberi stempel dan rumah sakit.
71
(4) Menyerahkan perincian pasien dan kwintansi lembar
pertama ke pasien dan lembar kedua bersama uang ke
fungsi bendahara penerimaan.
e) Fungsi Bendahara Penerimaan.
(1) Meneriman perincian pasien dan kwintansi lembar kedua
bersama uang dari fungsi kasir.
(2) Menyerahkan perincian pasien dan kwintansi lembar keuda
ke fungsi kasir.
(3) Mengisi bukti setor bank 3 lembar kemudian menyerahkan
ke bank, setelah itu diotorisasi, dan bukti setor bank lembar
pertama diserahkan ke bank, lembar kedua diarsip secara
permanen menurut tanggal, dan lembar ketiga diserahkan
ke fungsi akuntansi.
f) Fungsi Akuntansi.
(1) Menerima perincian pasien dan kwintansi lembar kedua ke
fungsi kasir dari fungsi bendahara penerimaan, kemudian di
catat kedalam jurnal penerimaan kas dan diarsip permanen
menurut tanggal.
(2) Menerima bukti setor bank lembar ketiga dari fungsi
bendahara penerimaan, kemudian diarsip secara permanen
menurut tanggal.
72
b. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari instalasi gawat
darurat.
1) Deskripsi kegiatan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari
Pembayaran Instalasi gawat darurat.
Pelayan Instalasi gawat darurat dilaksanakan oleh fungsi perawatan
dengan cara melayani dan memeriksa pasien terlebih dahulu, setelah
itu pasien melakukan pembayaran atas pelayanan Instalasi gawat
darurat ke fungsi kasir.
2) Fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari
Pembayaran Instalasi gawat darurat.
a) Fungsi pendaptaran.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini bertanggung jawab untuk pencatatan
identitas pasien dalam formulir rekam medis sebagai data awal,
pasien, buku register pendaftaran. Fungsi ini termasuk dalam unit
pemasaran pada sub bagian hukum dan kehumasan.
b) Fungsi keperawatan.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini suatu profesi yang dilaksanakan perawat
dengan cara merawat dan memberikan pelayan pada pasien. Fungsi
ini termasuk dalam seksi keperawatan pada bidang keperawatan.
73
c) Fungsi kasir.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini bertanggung jawab menerma pembayaran
dari pasien dan memberikan stempel lunas dan stempel rumah
sakit. Fungsi ini termasuk dalam sub bagian perbendaharaan dan
mobilisasi dana.
d) Fungsi bendahara penerimaan.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini bertanggung jawab sebagai menerima
biaya pasien dari kasir. Fungsi ini termasuk dalam sub bagian
perbendaharaan dan mobilisasi dana pada bagian keuangan.
e) Fungsi akuntansi.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini bertanggung jawab mencatat penerimaan
kas, pengeluaran dan membuat laporan keuangan rumah sakit.
Fungsi ini termasuk dalam sub bagian akuntansi, anggaran dan
evaluasi pada bagian keuangan.
f) Fungsi administrasi instasi rawat darurat.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini bertanggung jawab membuat perincian
pasien dari instalasi gawat darurat dan meinput ke NCI. Fungsi ini
termasuk dalam Kepala Instalasi Gawat Darurat.
74
g) Fungsi instalasi farmasi.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini bertanggung jawab melayani pasien untuk
pengambilan obat obatan yang diberikan resef dokter pada pasien
di Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Fungsi ini termasuk dalam unit
pelayanan kamar obat pada instalasi farmasi.
3) Informasi yang diperlukan rumah sakit dalam Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Dari Pembayaran Instalasi gawat darurat.
a) Jumlah penerimaan kas dari pembayaran Instalasi gawat darurat.
b) Jumlah kas yang diterima dari pendapatan tunai
c) Jumlah pendapatan dari pelayanan rawat inap selama 1 hari atau
perhari.
d) Nama dan alamat pasien, informasi yang diperlukan dalam
penerimaan kas pasieen dari pelayanan rawat inap, informasi nama
dan alamat pasien sangat diperlukan untuk pengarsipan.
e) Kualitas pelayanan yang diberikan.
f) Nama dokter dan perawat yang memberikan pelayanan dan
pengobatan.
g) Otoritasi sub bagian akuntansi, sub bagian perbendaharaan dan
mobilisasi, ketua bagian keuangan, wakil direktur administrasi dan
keuangan, direktur yang berwenang tentang laporan keuangan.
4) Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Dari Pembayaran Instalasi gawat darurat.
75
a) Formulir Pendaftaran.
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pendaftaran untuk
mengetahui identitas pasien.
b) Bukti Pembayaran/Kwintansi
Dokumen ini dibuat oleh fungsi administrasi instalasi gawat
darurat. Dokumen ini dibuat sebaagai bukti pembayaran pasien.
c) Bukti setor bank.
Dokumen ini dibut oleh bank sebagai bukti penyetoran
biaya pasien rawat inap. Bukti setor bank diserahkan fungsi
bendahara penerimaan kas ke fungsi akuntansi, dan bukti setor
bank dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal penerimaan
kas.
5) Catatan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Dari Pembayaran Instalasi gawat darurat.
a) Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat penerimaaan kas dari pasien.
b) Jurnal Khusus.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
memudahkan dalam pencatatan, mengkontrol laporan keuangan
dan lain-lain.
c) Jurnal umum
76
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat
inap, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntasnsuntuk mencacat
semua transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan
sesuai dengan tanggal terjadinya.
6) Jaringan prosedur yang membentuk dalam Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Dari Pembayaran Instalasi gawat darurat.
a) Prosedur Pembuatan Perincian Biaya
Dalam prosedur ini fungsi perincian merekap biaya pasien
dari rawat inap. Kemudian pasien menyetor uang ke fungsi
kasir.
b) Prosedur Kasir.
Dalam prosedur ini fungsi kasir menerima uang dari pasien
dan memberikan tanda pembayaran pas.ien (berupa kwintansi
dan stempel “Lunas” dan Stempel “Rumah Sakit”).
c) Prosedur Penyerahan Uang Bendahara ke Bank.
Sistem pengendalian intern terhadap penerimaan
mengharuskan penyetoran pembayaran pasien ke bank. Dalam
prosedur ini bendahara penerimaan menyetorkan uang yang
diterima dari kasir ke bank.
77
d) Prosedur Pencatatan Akuntansi.
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat penerimaan
kas kedalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti
pembayaran pasien yang diterima dari melalui fungsi
bendahara penerimaan.
7) Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas Dari Pembayaran Instalasi gawat darurat.
a) Organisasi.
(1) Fungsi pendaftaran harus terpisah dari fungsi keperawatan
(2) Fungsi perincian harus terpisah dari fungsi kasir
(3) Fungsi kasir harus terpisah dari fungsi bendahara
penerimaan.
(4) Fungsi bendahara penerimaa harus terpisah dari fungi
akuntansi.Transaksi penerimaan kas dari pembayaran
instalasi gawat darurat harus dilaksanakan oleh fungsi
administrasi instalasi gawat darurat, fungsi kasir, fungsi
bendahara penerimaan dan fungsi akuntansi.
b) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
(5) Pembayaran dari pasien diotorisasi oleh fungsi kasir dengan
mengunakan perincian pasien dan kwintansi.
(6) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kasir dengan cara
menstempel lunas dan rumah sakit pada perincian pasien
dan kwintansi tersebut.
78
(7) Pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas di lakukan oleh
fugsi akuntansi
c) Praktik yang sehat.
(8) Perincian pasien dan kwintansi sesuai tanggal dan
dipertanggungjawabkan oleh fungsi kasir.
(9) Jumlah biaya pasien dari pembayaran rawat inap yang
diterima dari pendapatan tunai disetor seluruhnya ke bank
pada hari yang sama dengan transaksi pendapatan tunai
atau hari kerja berikutnya.
d) Karyawan yang mutunya terjamin.
(10) pendidikan utnuk fungsi akuntansi, fungsi pendaftaran,
fungsi perincian, dan fungsi kasir minimal smk akuntansi
dan langsung di traning selama 1 tahun.
(11) Pendidikan utuk fungsi keperawatan minimal D3 perawat
dan langsung di traning selama 1 tahun.
(12) Pendidikan untuk fungsi instalasi farmasi minimal smk
farmasi dan ditraining selama 1 tahun.
8) Bagan alir Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari Pembayaran
Instalasi gawat darurat.
Pasien diberi penangan oleh fungsi keperawatan, mengisi
tindakan instalasi gawat darurat ke dalam status rekam medis,
membuat resef dokter (dibuat oleh dokter), setelah itu statsu rekam
medis diserahkan ke fungsi administrasi instalasi gawat darurat dan
79
resef obat di serahkan ke indtalasi farmasi (melalui keluarga
pasien). Kemudian fungsi instalasi menerima resef obat dari
funngsi keperawatan (melalui kelurga pasien), setelah itu fungsi
instalasi farmasi membuat kwintansi 3 lembar, dan menyerahkan
obat kepada keluarga pasien dan kwintansi lembar pertama dan
kedua diserahkan ke fungsi kasir dan lembar ketiga di arsip
permamen menurut tanggal. Kemudian keluarga pasien menuju ke
fungsi pendaftaran untuk mendaftarkan pasien dan mengisi
formulir pendaftaran, setelah itu formulir pendaftaran di serahkan
ke fungsi administrasi instalasi gawat darurat melalui keluarga
pasien. Kemudian pasien menuju ke fungsi administrasi instalasi
gawat darurat, setelah itu fungsi administrasi instalasi gawat
darurat menerima status rekam medis dari fungsi keperawatan dan
formulir pendaftaran dari fungsi pendaftaran, setelah itu formulir
pendfataran dan status rekam medis di input ke NCI ke dalam data
perincian pasien instalasi gawat darurat dan mencetak bukti
pembayaran 3 lembar, bukti pembayaranm lembar pertama dan
kedua diserahkan ke fungsi kasir dan lembar ke tiga diarsip
permanen dan diarasip permanen menurut tanggal. Kemudian
fungsi kasir menerima kwintansi lembar pertama dan lembar kedua
dari fungsi instalasi farmasi dan menerima bukti pembayaran
lembar pertama dan lembar kedua dari fungsi administrasi instalasi
gawat darurat, setelah itu pasien menerima uang dari pasien,
80
kemudian kwintansi dan bukti pembayaran di otorisasi diberi
materai , diberi stempel dan rumah sakit.setelah itu kwintansi dan
bukti pembayaran lembar pertama diserahkan ke pasien dan lembar
kedua bersama uang diserahkan ke fungsi bendahara penerimaan.
Kemudian bendahara penerimaan menerima kwintansi dan bukti
pembayaran lembar kedua dari fungsi kasir bersama uang dari
fungsi kasir, setelah itu kwintansi dan bukti pembayaran lembar
kedua diserahkan kepada fungsi akuntansi. Kemudian fungsi
bendahara penerimaan mengisi bukti setor bank tiga lembar dan
diserahkan ke bank, setor bank tiga lembar diotorisasi dan bukti
setor bank lembar pertama diserahkan ke bank, lembar kedua
diarsip permanen menurut tanggal, dan lembar ketiga diserahkan
fungsi akuntansi. Kemudian fungsi akuntansi menerima kwintansi
dan bukti pembayaran lembar kedua dari fungsi bendahara
penerimaan, setelah itu kwintansi dan bukti pembayaran di catat ke
dalam jurnal penerimaan kas dan diarsip permanen menurut
tanggal. Kemudian fungsi akuntansi menerima bukti setor bank
lembar ketiga dari fungsi akuntansi dan diarsip permanen menurut
tanggal.
Berikut ini adalah flowchart dalam sistem akuntansi
penerimaan kas dari pembayaran instalasi gawat darurat sebagai
berikut:
81
Bagan Kedua
Prosedur sistem penerimaan kas dari pembayaran Instalasi Gawat darurat
Fungsi Keperawatan
Mulai
Menerima
dan
menangani
pasien
Mengisi
Tindakan IGD
ke SRM
Fungsi Instalasi farmasi
1
RO
Melalui
keluarga
pasien
SRM
Membuat
Resef dokter
RO
Dibuat Oleh
Dokter
SRM
RO
1
3
Membuat
kwintansi
32
1Kwintansi
Menyerahkan
Obat kepasien
32
1Kwintansi
2
T
obat
Fungsi pendaftaran
Menyiapkan
formulir
pendaftaran
FP
Keluarga
Pasien mengisi
FP
FP
Melalui
keluarga
Pasien
4
Melalui
keluarga
pasien
82
Lanjutan :
Fungsi administrasi IGD
3
FP
4
SRM
Merekap biaya
pasien dari status
rekam medis
Meinput
ke NCI
Data Perincian
pasien IGD
Mencetak
Bukti
pembayaran
3
1BP
5
T
Fungsi kasir
2
1Kwintansi
25
2
1BP
2
Menerima Uang
dari pasien
1BP
2
2
1Kwintansi
Memberi
Materai
Memberikan
Stempel Lunas
dan Rumah
Sakit
Pasien
6
Uang
otorisasi
1BP
2
2
1Kwintansi
83
Lanjutan:
Fungsi Bendahara Penerimaan
6
Uang
7
Mengisi BSB
32
1
Menyerahkan
kas ke bank
BSB
3
1BSB
otorisasi
32
1BSB
Bank
Uang8
Fungsi Akuntansi
7
1BSB
T
8
2BP
2Kwintansi
Jurnal
Penerimaan kas
T
Selesai
T
2BP2Kwintansi
Keterangan:
FP: Formulir Pendaftaran
SRM:Status Rekam Medis
PP: Perincian Pasien
BSB:Bukti Setor Bank
RO:Resef Obat
BP:Bukti Pembayaran
Adapun penerapan sistem akuntansi penerimaan kas dari
pembayaran instalasi gawat darurat pada Rumah Sakit Islam
Banjarmasin.
a) Fungsi Keperawatan.
(1) Menerima dan menangai pasien.
84
(2) Mengisi tindakan instalasi gawat darurat ke status rekam
medis.
(3) Membuat resef obat (dibuat oleh dokter).
(4) Menyerahkan resef obat ke fungsi instalasi farmasi melalui
keluarga pasien.
(5) Menyerahkan status rekam medis ke fungsi administrasi
instalasi gawat darurat.
b) Fungsi instalasi farmasi
(1) Menerima resef dokter dari keluarga pasien.
(2) Membuat kwintansi tiga lembar.
(3) Menyerahkan obat ke keliarga pasien.
(4) Menyerahkan kwintansi lembar pertama dan lembar kedua
ke fungsi kasir dan lembar ketiga diarsif permanen menurut
tanggal.
(5) Fungsi Fungsi Pendaftaran.
(6) Menyiapkan formulir pendaftaran
(7) Memyerahkan formulir pendaftran ke fungsi administrasi
instalasi gawat darurat.
c) Fungsi Administrasi Instalasi Gawat Darurat.
(1) Menerima status rekam medis dari fungsi keperawatan.
(2) Menerima formulir pendafatran dari fungsi pendaftaran
melalui pasien.
(3) Merekap biaya pasien dari status rekam medis.
85
(4) Meinput biaya pasien dari status rekam medis ke NCI
kedalam data perincian pasien instalasi farmasi.
(5) Mencetak bukti pembayaran tiga lembar.
(6) Menyerahkan bukti pembayaran lembar pertama dan kedua
ke fungsi kasir dan lembar ketiga diarsip secara permanen
menurut tanggal.
d) Fungsi Kasir.
(1) Menerima kwintansi lembar pertama dan kedua dari fungsi
instalasi farmasi.
(2) Menerima bukti pembayaran lembar pertama dan kedua
dari fungsi administrasi instalasi gawat darurat.
(3) Menerima uang dari pasien.
(4) Kwintansi dan bukti pembayaran lembar pertama dan
lembar kedua di otorisasi, di beri materai, diberi stempel
lunas dan rumah sakit.
(5) Menyerahkan kwintansi dan bukti pembayaran lembar
pertama ke pasien dan lembar kedua bersama uang ke
fungsi bendahara penerimaan.
e) Fungsi Bendahara Penerimaan.
(1) Menerima kwintansi dan bukti pembayaran lembar kedua
bersama uang dari fungsi kasir.
(2) Menyerahkan kwintansi dan bukti pembayaran lembar
kedua ke fungsi akuntansi.
86
(3) Mengisi bukti setor bank 3 lembar kemudian menyerahkan
ke bank, setelah itu diotorisasi, dan bukti setor bank lembar
pertama diserahkan ke bank, lembar kedua diarsip secara
permanen menurut tanggal, dan lembar ketiga diserahkan
ke fungsi akuntansi.
f) Fungsi Akuntansi.
(1) Menerima kwintansi dan bukti pembayaran lembar kedua
ke fungsi kasir dari fungsi bendahara penerimaan,
kemudian di catat ke dalam jurnal penerimaan kas dan
diarsip permanen menurut tanggal.
(2) Menerima bukti setor bank lembar ketiga dari fungsi
bendahara penerimaan, kemudia diarsip secara permanen
menurut tanggal
87
c. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari klinik.
1) Deskripsi kegiatan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari
pembayaran Kinik.
Pasien melakukan pendaftaran, kemudian fungsi pendaftaran
memberikan formulir pendaftaran kepada pasien. Kemudain pasien
beri pengobatan oleh dokter spesialis dengan cara melayani dan
memeriksa terlebih dahulu. Setelah itu pasien melakukan pembayaran
ke bagian kasa.
2) Fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari
Kinik.
a) Fungsi pendaftaran.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini bertanggung jawab untuk pencatatan
identitas pasien dalam formulir rekam medis sebagai data awal,
pasien, buku register pendaftaran. Fungsi ini termasuk dalam.
b) Fungsi kasir
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini bertanggung jawab menerma pembayaran
dari pasien dan memberikan stempel lunas dan stempel rumah
sakit. Fungsi ini termasuk dalam sub bagian perbendaharaan dan
mobilisasi dana.
88
c) Kasir Klinik.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran klinik, fungsi
ini bertanggung jawab sebagai menerima pembayaran pasien dari
klinik dan menyetorkan uang kebank dan membuatkan kwintansi.
d) Fungsi apotek matahari.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran klinik, fungsi
ini bertanggung jawab sebagai melayani pasien untuk penebusan
obat obatan untuk pasien sekitar Rumah Sakit Islam Banjarmasin
maupun pasien umum.
f) Fungsi dokter spesialis.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran klinik, fungsi
ini bertanggung jawab sebagai memeriksa dan memberikan
pengobatan kepada pasien. Fungsi ini termasuk dalam
g) Fungsi akuntansi.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi
gawat darurat, fungsi ini bertanggung jawab mencatat penerimaan
kas, pengeluaran dan membuat laporan keuangan rumah sakit.
Fungsi ini termasuk dalam sub bagian akuntansi, anggaran dan
evaluasi pada bagian keuangan.
3) Informasi yang diperlukan rumah sakit dalam Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Dari Pembayaran Kinik.
a) Jumlah penerimaan kas dari pembayaran Instalasi gawat darurat.
b) Jumlah kas yang diterima dari pendapatan tunai
89
c) Jumlah pendapatan dari pelayanan rawat inap selama 1 hari atau
perhari.
d) Nama dan alamat pasien, informasi yang diperlukan dalam
penerimaan kas pasieen dari pelayanan rawat inap, informasi nama
dan alamat pasien sangat diperlukan untuk pengarsipan.
e) Kualitas pelayanan yang diberikan.
f) Nama dokter dan perawat yang memberikan pelayanan dan
pengobatan.
g) Otoritasi sub bagian akuntansi, sub bagian perbendaharaan dan
mobilisasi, ketua bagian keuangan, wakil direktur administrasi dan
keuangan, direktur yang berwenang tentang laporan keuangan.
4) Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Dari Pembayaran Kinik.
a) Kartu pasien.
Dokumen ini merupaka bukti pasien berobat dari
klinik.dokumen ini dibuat oleh fungsi pendaftaran.
90
b) Status Rekam Medis.
Dokumen ini digunakan untuk merekap berbagai informasi
yang diperlukan oleh rumah sakit mengenai rekam medis, jika
dilihat kembali daftar informasi yang diperlukan oleh fungsi
perawatan yang berfungsi sebagai mengetahui penyakit dan biaya
oleh pasien kepada fungsi kasir dan dokumen ini untuk pencatatan
transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas.
c) Laporan dokter terakhir.
Dokumen ini digunakan untuk pencatatan biaya dokter dan
dokumen ini dibuat oleh kasir klinik dan akan di otorisasi oleh
dokter tersebut.
5) Catatan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari
Pembayaran Kinik.
91
a) Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaaan kas dari pasien.
b) Jurnal Khusus.
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat inap,
jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk memudahkan
dalam pencatatan, mengkontrol laporan keuangan dan lain-lain.
c) Jurnal umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat inap,
jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntasni untuk mencacat semua
transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan
tanggal terjadinya.
6) Jaringan prosedur yang membentuk dalam Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas Dari Pembayaran Kinik.
a) Prosedur Pembuatan Perincian Biaya
Dalam prosedur ini fungsi perincian merekap biaya pasien dari
rawat inap. Kemudian pasien menyetor uang ke fungsi kasir.
b) Prosedur Kasir.
Dalam prosedur ini fungsi kasir menerima uang dari pasien dan
memberikan tanda pembayaran pas.ien (berupa kwintansi dan
stempel “Lunas” dan Stempel “Rumah Sakit”).
c) Prosedur Penyerahan Uang Bendahara ke Bank.
92
Sistem pengendalian intern terhadap penerimaan
mengharuskan penyetoran pembayaran pasien ke bank. Dalam
prosedur ini bendahara penerimaan menyetorkan uang yang
diterima dari kasir ke bank.
d) Prosedur Pencatatan Akuntansi.
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas
kedalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti pembayaran
pasien yang diterima dari melalui fungsi bendahara penerimaan.
7) Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Dari Pembayaran Kinik.
a) Organisasi.
(1) Fungsi pendaftaran harus terpisah dari fungsi keperawatan
(2) Fungsi perincian harus terpisah dari fungsi kasir
(3) Fungsi kasir harus terpisah dari fungsi bendahara penerimaan.
(4) Fungsi bendahara penerimaa harus terpisah dari fungi
akuntansi.
(5) Trnsaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi gawat
darurat harus dilaksanakan oleh fungsi administrasi instalasi
gawat darurat, fungsi kasir, fungsi bendahara penerimaan dan
fungsi akuntansi.
b) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
(6) Pembayaran dari pasien diotorisasi oleh fungsi kasir dengan
mengunakan perincian pasien dan kwintansi
93
(7) Penerimaankas diotorisasi oleh fungsi kasir dengan cara
menstempel lunas dan rumah sakit pada perincian pasien dan
kwintansi tersebut.
(8) Pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas di lakukan oleh
fugsi akuntansi
c) Praktik yang sehat.
(9) Perincian pasien dan kwintansi sesuai tanggal dan
dipertanggungjawabkan oleh fungsi kasir
(10) Jumlah biaya pasien dari pembayaran rawat inap yang
diterima dari pendapatan tunai disetor seluruhnya ke bank pada
hari yang sama dengan transaksi pendapatan tunai atau hari
kerja berikutnya.
d) Karyawan yang mutunya terjamin.
(11) pendidikan utnuk fungsi akuntansi, fungsi pendaftaran,
fungsi perincian, dan fungsi kasir minimal smk akuntansi dan
langsung di traning selama 1 tahun.
(12) Pendidikan utuk fungsi keperawatan minimal D3 perawat
dan langsung di traning selama 1 tahun.
(13) Pendidikan untuk fungsi instalasi farmasi minimal smk
farmasi dan detraining selama 1 tahun.
8) Bagan alir Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari Pembayaran Kinik.
Pasien menuju ke fungsi pendaftarran, mengisis formulir
pendaftaran, menunjukan identitas (ktp atau sim), dan fungsi
94
pendaftaran meinput identitas pasien ke dalam identitas pasien
kemudia membuat kartu berobat, setelah itu pasien menyebutkan
menuju dokter spesialis yang dituju,kemudian fungsi pendaftaran
menyerahkan kartu berobat, nomor antrian dan status rekam
medis,setelah itu pasien menuju dokter spesialis dan menyerahkan
status rekam medis, kemudian asisten dokter mengisi tindakan
dokter, setelah itu dokter membuat resef dokter , kemudian pasien
menuju ke apotek farmasi, kemudian apotek farmasi membuat
kwintansi 2 lembar, 1 untuk pasien lembar 2 diarsip secara
permanen menurut tanggal, kemudian pasien menuju ke kasir
klinik, setelah itu kasir meniput ke NCI ke dalam data perincian
pasien klinik dan mencetak kwintansi 3 lembar, lembar pertama
diserahkan ke pasien lembar kedua diserahkan ke fungsi kasirdan
lembar ketiga diarsip permanen menurut tanggal, setelah itu fungsi
kasir klinik membuat kwintansi dua lembar dan menyerahkan uang
pembayaran pasien ke fungsi dokter spesialis dan kwintansi
pertama bersama uang ke dokter spesialis dan lembar kedua diarsip
permanen menurut tanggal. kemudian kasir klinik membuat
laporan akhir dokter dan ditanda tanggani oleh dokter spesialis dan
menyerahkan pembayaran dari pasien,kemudia laporan akhir
dokter diserahkan ke fungsi kasir. setelah itu menyetorkan kas ke
bank dan bukti setor lembar pertama pada bank dan lembar kedua
ke fungsi kasir dan lembar ketiga diarsip secara permanen dan
95
menurut tanggal. Kemudian kasir mendaptakan buki setor bank
dari fungsi kasir klinik, setelah itu diserahkan ke fungsi akuntansi.
Bagan Ketiga
Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Pembayaran Klinik
Fungsi pendaftaran
Mulai
Menyiapkan
formulir
pendaftaran
FP
Meinput ke
NCI
Mencetak
kartu berobat
Data identitas
pasien
Pasien
menyebutkan
dokter yang di
tuju
Menyerahkan
nomor antrian
Menyerahkan
Status Rekam
Medis
SRM
1
Diserahkan
oleh pasien
Fungsi Dokter Spesialis
SRM
1
Diisi oleh
asisten
dokter
Membuat
resef obat
RO
2
3
Diserahkan
oleh pasien
Fungsi Apotek matahari
2
RO
Meriman
uang dari
pasien
Membuat
kwintansi
2
kwintnasi 1
pasien T
6
SRM
uang
T
Pasien
menunjukn
ktp/sim
96
Fungsi kasir klinik
SRM
3
Meinput
ke NCI
Mencetak
Kwintansi
Data Perincian
pasienKlinik
3
1kwintansi
2
Membuat
laporan akhir
dokter
otorisasi
LAD
LAD
Pasien
4
T
9
Menyerahkan
pembayaran
pasein ke
dokter spesialis
Mengisi Bukti
setor Bank
32
1
Menyerahkan
kas ke bank
BSB
3
1BSB
otorisasi
3
2
1BSB
Bank
UangT
2
7
6
membuat
kwintansi
uang
2
1kwintansi
T
97
Fungsi kasir
kwintansi 2
4
3BSB
5
Fungsi Akuntansi
108
8
5
kwintansi 2
7
3BSBLAD
10
9
LAD
Jurnal
Penerimaan
kas
T
Jurnal
Penerimaan
kas
T
T
Keterangan:
FP: Formulir Pendaftaran
SRM:Status Rekam Medis
RO:Resef Dokter
LAD:Laporan Akhir Dokter
BSB:Bukti Setor Bank
Adapun penerapan sistem akuntansi penerimaan kas dari
pembayaran Klinik pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin .
a) Fungi Pendaftaran.
(1) Menyiapkan formulir pendaftaran.
(2) Meinput identitas pasien di NCI kedalam data identitas
pasien dan menvetak kartu kredit.
(3) Menyerahkan nomor antrian.
(4) Menyerahkan status rekam medis.ke fungsi dokter spesialsi
melalui pasien.
b) Fungsi Dokter Spesialis.
98
(1) Menerima status rekam medis dari fungsi pendaftaran
melalui pasien.
(2) Mengisi status rekam medis disi oleh asisten dokter.
(3) Membuat resef obat.
(4) Menyerahkan resef obat ke fungsi instalasi farmasi melalui
pasien.
(5) Menyerahkan status rekam medis ke fungsi kasir klinik.
(6) Memerima kwintansi lembar pertama bersama uang dan
kwintansi diarsip permanen menurut tanggal .
c) Fungsi Apotek Matahari.
(1) Menerima resef obat dari fungsi dokter spesialis melalui
pasien.
(2) Menerima uang dari pasien.
(3) Membuat kwintansi dua lembar dan kwintansi lembar
pertama diserahkan ke pasien dan kedua diarsip permanen
menurut tanggal.
d) Fungsi Kasir Klinik.
(1) Menerima status rekam medis dari fungsi dokter spesialis
dan meinput ke NCI kedalam data peincian pasien dan
mencetak kwintansi tiga lembar, kwintansi lembar pertama
diserahkan ke pasien, lembar kedua diserahkan ke fungsi
kasir dan lembar ketiga diarsip permanen menurut tanggal.
99
(2) Menyerahkan pembayaran pasien ke fungsi dokter spesialis
dan Membuat kwintansi dua lembar , kwintansi lembar
pertama beserta uang diserahkan ke fungsi dokter spesialis
dan lembar kedua diarsip permanen.
(3) Mengisi bukti setor bank tiga lembar. Kemudian bukti setor
bank diserahkan ke bank dan diotorisasi , setelah itu bukti
setor bank lembar pertama bersama uang diserahkan bank,
lembar kedua diarsip permanen menurut tanggal dan
lembar ketiga di serahkan ke fungsi bendahara penerimaan
(4) Membuat laporan akhir dokter dan diotorisasi. Kemudian
Laporan akhir dokter di serahkan ke fungsi akuntansi.
e) Fungsi Kasir.
(1) Menerima kwintansi lembar kedua dari fungsi kasir klinik.
(2) Menerima bukti setor bank lembar ketiga dari fungsi kasir
klinik.
(3) Menerima laporan akhir dokter dari fungsi kasir klinik.
(4) Menyerahkan kwintansi lembar kedua kefungsi akuntansi.
(5) Menyerahkan bukti setor bank lembar ketiga ke fungsi
akuntansi.
(6) Menyerahkan laporan akhir dokter ke fungsi akuntansi.
f) Fungsi Akuntansi.
(1) Menyerahkan kwintansi lembar kedua kefungsi akuntansi.
100
(2) Menyerahkan bukti setor bank lembar ketiga ke fungsi
akuntansi.
(3) Menyerahkan laporan akhir dokter ke fungsi akuntansi.