bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
66
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan kursus
pendidik PAUD terhadap kompetensi pendidik saat ini yang diselenggarakan
P2PNFI Regional 1 Bandung. Adapun pokok-pokok pembahasannya meliputi
gambaran umum lokasi penelitian, gambaran umum responden penelitian,
variabel yang diteliti, deskripsi hasil penelitian, pengujian hipotesis dan
pembahasannya.
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2PNFI)
Regional 1 Bandung
a. Sejarah berdirinya
Sejak berdiri lembaga ini telah mengalami tujuh kali reorganisasi
dan restrukturisasi. Tahun 1961, berdasarkan SK Menteri Pendidikan,
Pengadjaran dan Kebudajaan No 523228/UU/1960 tanggal 27 Djuni 1960
lembaga ini bernama Pusat Penelitian dan Latihan Nasional Pendidikan
Masjarakat (PPLNPM), dengan wilayah kerja nasional. Pada tahun 1979
dengan SK Menteri P dan K No 0202/O/1978 nama dan fungsi lembaga ini
berubah menjadi Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), sebagai
Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda
dan Olahraga dengan wilayah kerja nasional. BPKB secara teknis edukatif
dan administratif bertanggung jawab dan dibina oleh Direktur Pendidikan
Tenaga Teknis.
67
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada tahun 1991 berdasarkan SK Mendikbud No 0136/O/1991
BPKB mengalami perubahan baik tugas, fungsi, maupun organisasinya
menjadi lembaga fungsional dengan Pamong Praja sebagai tenaga
fungsionalnya. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya BPKB Jayagiri secara
teknis edukatif bertanggung jawab dan dibina oleh Direktur Pendidikan
Tenaga teknis Direktorat Jenderal pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan
Olahraga, dan secara teknis administratif bertanggung jawab dan dibina oleh
Kepala Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat.
Wilayah kerja meliputi Propinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Tahun
1997 melalui SK Mendikbud No 022/O/1997 lembaga ini berubah tugas serta
fungsi, dan tetap menjadi Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga. Dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya BPKB Jawa Barat secara teknis edukatif bertanggung jawab
dan dibina oleh Direktur Pendidikan Tenaga Teknis, dan secara teknis
administrative bertanggung jawab dan dibina oleh Kantor Wilayah
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat, dengan wilayah kerja
hanya Propinsi Jawa Barat.
Tahun 2001 seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor
22 tahun 1999 tentang Pemerintah daerah melalui penerapan Pemerintah
Nomor 25 tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
propinsi sebagai Daerah Otonom, Menteri Pendidikan Nasional
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 125/O/2001 tentang Penutupan
Instansi Vertikal di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
68
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan SK Mendiknas ini diterbitkan Surat edaran Sekretaris
Departemen Pendidikan Nasional Nomor 88936/A.A5.HK/2001 tentang
Kedudukan dan tanggung Jawab Unit Pelaksana Teknis di bawah
Departemen Pendidikan Nasional. Surat edaran ini menetapkan BPKB Jawa
Barat termasuk dari 5 BPKB yang tidak dialihkan menjadi perangkat daerah
dan masih tetap menjadi Unit Pelaksana Teknis Pusat di bawah Direktorat
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Adapun tugas, fungsi,
wilayah kerja dan struktur organisasi masih mengacu kepada SK Mendikbud
No 022/O/1997.
Tahun 2003 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI
No 115/O/2003 tanggal 31 Juli 2003, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, dan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 016/O/2004 tanggal 17
Februari 2004 tentang Perubahan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No
115/O/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan
Pendidikan Nasional dan Pemuda, BPKB Jawa Barat dialihfungsikan menjadi
Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP – PLSP).
Dengan dasar tersebut lembaga ini berubah nomenklatur menjadi BP – PLSP
Regional II, wilayah koordinasi kerja meliputi Propinsi: Jawa Barat, Banten,
DKI Jakarta, Lampung, Bengkulu dan Bangka – Belitung.
Seiring dengan perubahan pendidikan luar sekolah menjadi
pendidikan nonformal dan informal sesuai dengan UU No 20 tahun 2003
membawa konsekuensi perubahan kelembagaan. Tahun 2007 BP – PLSP
69
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Regional II berubah menjadi BP – PNFI Regional II sesuai dengan
Permendiknas RI Nomor 28 tahun 2007, tanggal 25 Juli 2007.
Tahun 2008 BP – PNFI Regional II Bandung berubah menjadi Pusat
Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2 – PNFI) Regional I
Bandung, sesuai dengan Peraturan Mendiknas RI Nomor 8 tahun 2008
tanggal 31 Maret 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja P2 – PNFI.
Permendiknas ini sekaligus menyatakan perubahan eselonisasi lembaga dari
III/a menjadi II/b.
b. Visi dan Misi
VISI
Terwujudnya Layanan PNFI yang lebih demokratis, bermakna dan
memberdayakan
MISI
1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendidikan nonformal dan
informal di wilayah koordinasi kerja;
2) Melakukan pengkajian dan pengembangan program dan model
pendidikan nonformal dan informal sebagai bahan masukan perumusan
kebijakan di bidang pendidikan noformal dan informal;
3) Memfasilitasi pengembangan sumberdaya di bidang pendidikan
nonformal dan informal sesuai kebutuhan daerah;
4) Melakukan pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan program
pendidikan nonformal dan informal;
70
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5) Melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi di bidang
pendidikan nonformal dan informal di wilayah koordinasi kerja.
c. Tugas
Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan program
dan model pendidikan, supervisi, fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan
program, penerapan model dan pengembangan sumber daya serta kemitraan
di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal.
d. Fungsi
1) Pemetaan mutu pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan
pendidikan nonformal.
2) Pengembangan program pendidikan di bidang pendidikan anak usia
dini, pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal.
3) Pegembangan model pendidikan di bidang pendidikan anak usia dini,
pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal.
4) Supervisi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan
pendidikan nonformal dalam mencapai standar pendidikan nasional.
5) Fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program dan penerapan model
pendidikan pengembangan dan pendayagunaan sumber daya di bidang
pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan pendidikan
nonformal.
6) Pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang pendidikan anak
usia dini, pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal.
7) Pelaksanaan urusan administrasi pusat.
71
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Wilayah Kerja
Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Bengkulu, Bangka Belitung.
f. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi P2PNFI
72
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Gambaran Umum Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah alumni peserta kursus pendidik PAUD
dan pengelola lembaga PAUD tempat mengajar pendidik yang telah mengikuti
kursus pendidik PAUD. Adapun alasan memilih responden yang telah dipaparkan
sebelumnya karena untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan kursus pendidik
PAUD terhadap kompetensi pendidik yang dilihat dari persepsi alumni kursus
pedidik PAUD terhadap pelaksanaan kursus pendidik PAUD dan kompetensi
pendidik setelah mengikuti kursus pendidik PAUD.
Alumni peserta kursus pendidik PAUD yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini berjumlah 36 orang yang tersebar di 20 lembaga PAUD dengan karakteristik
pendidikan terakhir, usia dan pengalaman mengikuti pelatihan yang berbeda.
Berikut ini adalah deskripsi mengenai responden yang menjadi objek penelitian.
Biodata responden terlampir.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat
pada tabel dan gambar berikut ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan
Terakhir Jumlah Persentase
1 SD 3 8%
2 SMP 7 19%
3 SMA 19 54 %
4 PT 7 19 %
Jumlah 36 100 %
Sumber: Pengolahan Data
73
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.2
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
8%
19%
54%
19%SD
SMP
SMA
PT
Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa,
karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir alumni kursus
pendidik PAUD yaitu SD 3 orang sebesar 8%, SMP 7 orang sebesar 19%,
SMA 19 orang sebesar 54%, dan PT 7 orang sebesar 19%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir
SMA.
2. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel dan
gambar berikut ini :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Persentase
1 22-30 Tahun 13 36%
2 31-37 Tahun 9 25 %
3 38- 47 Tahun 14 39 %
Jumlah 36 100 %
Sumber: Pengolahan Data
74
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
36%
25%
39%22-30
31-37
38-47
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa dari jumlah
sampel 36 orang dengan karakteristik responden berdasarkan usia 22-30 tahun
sebesar 36%, usia 31-37 tahun sebesar 25% dan usia 38-47 tahun sebesar 39%.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa sebagian responden berusia antara 38-
47 tahun.
3. Karekteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti
Pelatihan
Karakteristik responden berdasarkan pengalaman mengikuti Pelatihan
dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti Pelatihan
No. Pengalaman
Mengikuti
Pelatihan
Jumlah Persentase
1 Pernah
mengikuti
Pelatihan
15 42%
2 Belum pernah
mengikti
pelatihan
21 58%
Jumlah 36 100 %
Sumber: Pengolahan Data
75
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.4
Karakteristik Responden berdasarkan pengalaman mengikuti pelatihan
42%
58%
PernahMengikutiPelatihan
Belum PernahMengikutiPelatihan
Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa, dari sampel 36
orang alumni kursus pendidik PAUD, terdapat 15 orang yang pernah mengikuti
pelatihan sebesar 42% dan 21 orang belum pernah mengikuti pelatihan
sebelumnya sebesar 58%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih
banyak responden yang belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya
dibandingkan yang sudah pernah mengikuti pelatihan.
C. Deskripsi Analisis Data
1. Perhitungan Kecenderungan Skor Umum
Gambaran umum mengenai variabel penelitian diketahui dengan
melakukan persentase rata-rata. Perhitungan umum skor responden dari setiap
variabel dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan secara umum jawaban
responden terhadap setiap variabel penelitian, untuk variabel X (pelaksanaan
kursus pendidik PAUD) angket ditujukan kepada alumni kursus pendidik
PAUD dengan jumlah item sebanyak 34 pernyataan dan jumlah responden
sebanyak 36 alumni kursus pendidik PAUD, dengan begitu setelah melakukan
76
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengolahan data diperoleh skor minimun yaitu 96, skor maksimum yaitu 136
dan skor rata-ratanya yaitu 109,36.
Jumlah skor rata-rata variabel X (pelaksanaan kursus pendidik PAUD)
jika dilihat dari pendidikan terakhir responden terdiri dari SD 3 orang dengan
rata-rata 107, SMP 7 orang dengan rata-rata 108.57, SMA 19 orang dengan
rata-rata 110.74, dan PT (Perguruan Tinggi) 7 orang dengan rata-rata 107.43,
dan jika dilihat dari usia responden terdiri dari usia 22-30 dengan rata-rata
113,08, usia 31-37 dengan rata-rata 108.44, dan 38-47 dengan rata-rata 106.50.
Dari penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar 4.5
Nilai Rata-Rata Pelaksanaan Kursus Pendidik PAUD
dilihat dari Pendidikan Terakhir
107
108,57
110,74
107,43
105
106
107
108
109
110
111
112
SD SMP SMA PT
SD
SMP
SMA
PT
77
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.6
Nilai Rata-Rata Pelaksanaan Kursus Pendidik PAUD
dilihat dari Usia
113,08
108,44
106,5
102
104
106
108
110
112
114
22-30 31-37 38-47
22-30
31-37
38-47
Jumlah standar deviasi untuk variabel X (pelaksanaan kursus pendidik
PAUD ) yaitu sebesar 10,162. Apabila skor ini dibandingkan dengan skor ideal
diperoleh skor kecenderungan responden sebesar 80,413 %. Skor ini pada skala
Guillford berada pada kategori tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan kursus pendidik PAUD berkecenderungan tinggi atau baik.
Sedangkan untuk variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) angket
ditujukan kepada pengelola PAUD tempat alumni kursus pendidik PAUD
mengajar dan pendidik PAUD yang pernah mengikuti kursus pendidik
PAUD, hal tersebut dilakukan oleh peneliti dikarnakan agar data yang didapat
bisa lebih objektif. Karena responden yang berbeda maka, jumlah variabel Y
dengan responden pengelola dirata-ratakan dengan jumlah variabel Y yang
respondennya pendidik, hasil dari rata-rata jumlah variabel Y yang telah
diolah mejadi nilai keseluruhan angket variabel Y (kompetensi pendidik
PAUD). Jumlah item pada angket variabel Y (kompetensi pendidik PAUD)
78
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sebanyak 25 pernyataan dengan hasil pengolahan data di peroleh skor
minimun yaitu 75, skor maksimum yaitu 96 dan skor rata-ratanya yaitu 87.36.
Jumlah skor rata-rata variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) jika
dilihat dari pendidikan terakhir responden terdiri dari SD 3 orang dengan rata-
rata 81.00, SMP 7 orang dengan rata-rata 86.43, SMA 19 orang dengan rata-
rata 87.58, dan PT (Perguruan Tinggi) 7 orang dengan rata-rata 90.43 serta
jika dilihat dari usia responden terdiri dari usia 22-30 dengan rata-rata 88,85,
usia 31-37 dengan rata-rata 87,11, dan 38-47 dengan rata-rata 66.14. Dari
penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar 4.7
Nilai Rata-Rata Kompetensi Pendidik PAUD
dilihat dari
Pendidikan Terakhir
81
86,4387,58
90,43
76
78
80
82
84
86
88
90
92
SD SMP SMA PT
SD
SMP
SMA
PT
79
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.8
Nilai Rata-Rata Kompetensi Pendidik PAUD
dilihat dari Usia
88,85 87,11
66,14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
22-30 31-37 38-47
22-30
31-37
38-47
Jumlah standar deviasi untuk variabel Y (kompetensi pendidik PAUD)
yaitu sebesar 5,249. Apabila skor ini dibandingkan dengan skor ideal diperoleh
skor kecenderungan responden sebesar 87,153%. Skor ini pada skala Guillford
berada pada kategori tinggi. Adapun untuk deskripsi data dengan pengolahan
SPSS Versi 17.0 diperoleh data seperti dalam tabel di bawah ini:
80
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.4
Deskripsi Data Hasil Penelitian
Pendidikan Responden
N Mean
Std.
Deviation Std. Error Minimum Maximum
Pelaksanaan
Kursus
Pendidik PAUD
SD 3 107.00 2.646 1.528 104 109
SMP 7 108.57 15.054 5.690 96 136
SMA 19 110.74 9.966 2.286 99 136
PT 7 107.43 7.850 2.967 101 120
Total 36 109.36 10.162 1.694 96 136
Kompetensi
Pendidik PAUD
SD 3 81.00 5.568 3.215 75 86
SMP 7 86.43 4.504 1.702 79 90
SMA 19 87.58 5.231 1.200 79 96
PT 7 90.43 3.952 1.494 86 96
Total 36 87.36 5.249 .875 75 96
Tabel 4.5
Deskripsi Data Hasil Penelitian
Usia Responden
N Mean Std. Deviation Std. Error Minimum Maximum
Pelaksanaan
Kursus
Pendidik
PAUD
22-30 13 113.08 9.878 2.740 101 136
31-37 9 108.44 8.762 2.921 99 120
38-47 14 106.50 10.840 2.897 96 136
Total 36 109.36 10.162 1.694 96 136
Kompetensi
Pendidik
PAUD
22-30 13 88.85 3.805 1.055 82 96
31-37 9 87.11 5.840 1.947 79 95
38-47 14 86.14 5.998 1.603 75 96
Total 36 87.36 5.249 .875 75 96
81
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi
Uji normalitas distribusi skor ini dimaksudkan untuk keperluan analisis
selanjutnya, yaitu untuk memenuhi persyaratan dalam proses pengujian dan
pembuktian hipotesis. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas
distribusi. Uji normalitas dilakukan terhadap terhadap kedua variabel penelitian
yaitu Pelaksanaan kursus pendidik PAUD (X) dan Kompetensi pendidik
PAUD (Y) di P2PNFI Regional 1 Bandung dengan menggunakan uji One
Sample Kolmogorov Smirnov Test yang diperoleh hasil sebagai berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X Y
N 36 36
Normal Parametersa,,b
Mean 109.36 87.36
Std. Deviation 10.162 5.249
Most Extreme Differences Absolute .194 .095
Positive .194 .058
Negative -.104 -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.163 .569
Asymp. Sig. (2-tailed) .134 .903
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Perumusan Hipotesis:
a. Ho: Data Variabel X berdistribusi normal
H1: Data Variabel X berdistribusi tidak normal
b. Ho: Data variabel Y berdistribusi Normal
H1: Data variabel Y berdistribusi tidak normal
Dasar pengambilan keputusan
Dengan melihat angka probabilitas, yaitu sebagai berikut:
82
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Jika probabilitas (p-value/signifikasi) ≥ 0,05 maka Ho diterima
b. Jika probabilitas (p-value/signifikasi) < 0,05 maka Ho ditolak
Interpretasi hasil pengolahan data adalah sebagai berikut
a. Data variabel X adalah normal karena nilai sig (2-tailed) = 0,134 > 0,05.
harga ini lebih dari harga batas signifikasi sebesar 0,05 (0,134 > 0,05)
b. Data variabel Y adalah normal karena nilai sig (2-tailed)= 0,903 > 0,05
Harga ini lebih dari harga batas signifikasi sebesar 0,05 (0,903 > 0,05)
3. Regresi Linier Sederhana
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Pengujian persyaratan untuk regresi linier sederhana variabel X dan
variabel Y didahului oleh pembuatan diagram pencar dengan hasil pencaran
terdapat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.9
Scattergram variabel X atas variabel Y
83
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar titik dalam bidang disebut diagram pencar atau scattergram
atau scatter diagram yang menunjukan pengaruh dua variabel. Gambar diatas
menunjukan bahwa korelasi antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD (X)
dengan kompetensi pendidik PAUD (Y) di P2PNFI Regional 1 Bandung
bersifat positif, artinya terdapat kecenderungan bahwa semakin besar harga
variabel X akan diikuti oleh variabel Y walaupun tidak besar.
b. Model Regresi Linier
Model ini ditaksir oleh persamaan regresi linier sederhana, yaitu:
Persamaan regresi digunakan untuk melihat pengaruh fungsional dari
variabel Y atas variabel X. Akibat dari adanya regresi menunjukan adanya
kecenderungan ke arah rata-rata dari hasil yang sama bagi pengukuran
berikutnya. Istilah regresi digunakan dalam analisis statistik dalam
mengembangkan suatu persamaan untuk meramalkan sesuatu variabel dari
variabel kedua yang telah diketahui. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
harga-harga a = 68,241, b = 0,173 sehingga model persamaan regresi Y atas
X adalah berbentuk:
Persamaan tersebut mengatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan
pada pelaksanaan kursus pendidik PAUD diikuti oleh kenaikan kompetensi
pendidik PAUD sebesar 0,173 satuan. 0,173 adalah merupakan bilangan
Y= 68,241 + 0,173
Y = a + b X
84
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
konstan yang dikalikan dengan setiap nilai pada variabel X (Pelaksanaan
kursus pendidik PAUD) dan 68,241 merupakan bilangan konstan yang
ditambahkan kepada hasil kali b dengan X.
4. Analisis Varians dalam Regresi (ANOVA)
Pengujian ketergantungan variabel Y terhadap X sebagaimana yang
dinyatakan dalam persamaan regresi diatas, dilakukan melalui analisis variansi
dalam regresi analisis antara variabel X (pelaksanaan kursus pendidik PAUD)
dan variabel Y (Kompetensi Pendidik PAUD). Kriteria yang pertama yaitu
tolak hipótesis nol yang menyatakan koefisien arah regresi tidak berarti jika F
Hitung lebih besar dari F Tabel. Kriteria yang kedua ádalah tolak hipótesis nol
yang menyatakan bahwa regresi linier jika F Hitung lebih kecil dari F Tabel. Dalam
kondisi inilah hipótesis nol diterima.
Ho: Variabel Y tidak dependen terhadap variabel X; apabila harga F Hitung
≤ F Tabel pada tingkat kepercayaan 95 %.
H1: Variabel Y dependen terhadap variabel X; apabila harga F Hitung > F
Tabel pada tingkat kepercayaan 95 %.
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Analisis Varians Untuk Uji
Independensi Variabel Y Terhadap Variabel X
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 117.007 1 117.007 4.695 .037a
Residual 847.299 34 24.921
Total 964.306 35
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Kursus Pendidik PAUD
b. Dependent Variable: Kompetensi Pendidik PAUD
85
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kriteria pengujian adalah Y bersifat independent (tidak bergantung)
terhadap X apabila F Hitung < F Tabel tetapi bersifat dependen (tergantung)
bersifat sebaliknya.
Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas, besarnya F Tabel pada dk
pembilang = 1, dengan dk penyebut 35 dan p = 0,05 atau F 0,05 (1, 35) = 2,855
jadi Fhitung = 4,695 > Ftabel = 2,855. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel
Kompetensi Pendidik PAUD (Y) bergantung terhadap Pelaksanaan Kursus
Pendidik PAUD (X). Hal ini berarti pula menyatakan bahwa pelaksanaan
kursus pendidik PAUD (X) bergantung pada kompetensi pendidik PAUD (Y).
5. Pengujian Koefisien Korelasi
Analisis korelasi yang dimaksudkan untuk mengungkapkan kadar
pengaruh dan arah variabel penelitian. Perhitungan koefisien X dan Y
menggunakan rumus Product Moment dengan mengunakan Excel 2007.
berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh korelasi 0,337 berdasarkan
penafsiran koefisien korelasi diatas, maka pengaruh antara pelaksanaan kursus
pendidik PAUD dengan kompetensi pendidik PAUD di P2PNFI Regional 1
Bandung menunjukan korelasi rendah. Kriteria yang dijadikan standar untuk
menginterpretasikan tingkat korelasi digunakan penafsiran korelasi dari
Winarno Surakhmad (1994:302) yaitu:
0,00 s.d 0,20 : Tidak Ada Korelasi
0,20 s.d 0,40 : Korelasi Rendah
0,40 s.d 0,70 : Korelasi Sedang
0,70 s.d 0,90 : Korelasi Tinggi
86
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
0,90 s.d 1,00 : Korelasi Sempurna
(Surakhmad, 1994:302)
Selanjutnya untuk pengujian korelasi dari nilai r tersebut, menggunakan
uji t, nilai t Hitung tersebut dibandingkan ke dalam nilai t Tabel dari distribusi t.
Dari hasil pengujian diperoleh t Hitung = 2,167 sedangkan t Tabel = 1.69 pada
tingkat kepercayaan 95 % dan dk = n-2 = 34. Berdasarkan perhitungan tersebut
diperoleh thitung > t Tabel 2,167 > 1.69 maka dapat dikatakan signifikan artinya
ada korelasi yang terjadi antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD (variabel
X) dengan kompetensi pendidik (variabel Y) PAUD di P2PNFI Regional 1
Bandung bersifat signifikan.
6. Perhitungan Koefisien Determinasi (KD)
Besarnya pengaruh variabel bebas (pelaksanaan kursus pendidik
PAUD) terhadap variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) ditafsirkan dari
koefisien determinasi dan dapat dihitung dengan rumus:
c.d = r x 100 %
c.d = Koefisien Determinasi
r = Kuadrat koefisien korelasi
dari hasil perhitungan diperoleh harga determinasi sebesar 0,11354 artinya
pelaksanaan kursus pendidik PAUD memberikan pengaruh sebesar 11,354 %
terhadap kompetensi pendidik PAUD, sedangkan 88,646 % kompetensi
pendidik PAUD dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini. Data ini menunjukan bahwa pelaksanaan kursus pendidik PAUD
bukanlah yang mempengaruhi kompetensi pendidik PAUD, karena kompetensi
pendidik PAUD tersebut masih dipengaruhi oleh faktor lain.
87
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk membandingkan hasil perhitungan
yang telah dilakukan dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun
hipotesis yang diajukan adalah: “Terdapatnya pengaruh antara pelaksanaan kursus
pendidik PAUD terhadap kompetensi pendidik yang dilaksanakan di P2PNFI”.
Secara statistik hipotesis tersebut dirimuskan sebagai berikut :
Ho :
H1 :
Hasil perhitungan korelasi antara variabel X (pelaksanaan kursus
pendidik PAUD) dengan variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) menghasilkan
nilai sebesar 2,167 hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh antara variabel X
(pelaksanaan kursus pendidik PAUD) terhadap variabel Y (Kompetensi pendidik
PAUD) sehingga signifikan. Hal ini dibuktikan dengan harga t Hitung sebesar 2,167
hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan t tabel yang telah ditetapkan yaitu 0,358
maka hipotesis (H0) yang diajukan diterima.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan kursus pendidik PAUD
Pelaksanaan kursus pendidik PAUD dalam penelitian ini, diukur
melalui tanggapan peserta atau persepsi peserta terhadap pelaksanaan kegiatan
kursus pendidik PAUD di P2PNFI Regional 1 Bandung, yang dinilai dari
kelengkapan pelaksanaan kursus pendidik PAUD, kenyamanan tempat,
ketersediaan alat-alat persiapan yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan kursus
pendidik PAUD, pelayanan panitia kursus pendidik PAUD, tujuan
88
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran, metode pembelajaran, materi pembelajaran, penampilan
pengelola atau fasilitator kursus pendidik PAUD dan evaluasi..
Kamil (2010: 159) berpendapat bahwa, pelaksanaan merupakan proses
pembelajaran dengan penyampaian materi yang dilakukan oleh fasilitator
dengan peserta pelatihan. Menurut Sudjana (2007:12), dilihat dari fungsi
manajemen atau pengelolaan dalam program pelatihan pelaksanaan merupakan
tahap kedua setelah perencanaan.
Menurut hasil analisis data yang telah dipaparkan sebelumnya
mengenai pelaksanaan kursus pendidik PAUD berkecendrungan baik. Hal ini
dilihat dari hasil proporsi kesenderungan score umum variabel X (pelaksanaan
kursus pendidik PAUD) yaitu sebesar 80,413 % dan berada pada kategori
tinggi. Adapun nilai rata-rata dari pelaksanaan kursus pendidik PAUD yaitu
109,36 dengan skor minimun 96, dan skor maksimum 136. Selain itu
berdasarkan uji hipotesis diperoleh bahwa hasil hipotesis dapat diterima.
Artinya pelaksanaan kursus pendidik PAUD berpengaruh terhadap kompetensi
pendidik.
2. Kompetensi pendidik setelah mengikuti kursus pendidik PAUD
Kompetensi pendidik dapat diartikan sebagai kemampuan atau
kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, serta dikuasai oleh seorang pendidik yang dapat diperoleh melalui
latihan (Hamzah, 2009:64). Menurut hasil analisis data yang telah dipaparkan
sebelumnya mengenai kompetensi pendidik berkecendrungan baik. Hal ini
dilihat dari hasil proporsi kesenderungan score umum variabel Y (kompetensi
89
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pendidik PAUD) yaitu sebesar 87,153% dan berada pada kategori tinggi, selain
itu dilihat dari jumlah score minimum dari variabel Y (kompetensi pendidik
PUD) yaitu 75 dan score maksimumnya 96, untuk jumlah rata-rata variabel Y
(kompetensi pendidik PUD) yaitu 87.36 dan jumlah keseluruhan dari nilai
variabel Y (kompetensi pendidik PUD) yaitu 3138.
Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10
ayat 1 menyatakan bahwa kompetensi meliputi : kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Dengan demikian indikator dari kompetensi pendidik PAUD dalam penelitian
ini merupakan indikator dari kompetensi yang sesuai dengan Undang-Undang
No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1.
Kompetensi pedagogik menurut standar Nasional Pendidikan,
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dalam Mulyana (2008:75) dikemukakan
bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Dalam kisi-kisi penelitian ini untuk indikator dari kompetensi pedagogik terdiri
dari kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melaksanakan
evaluasi pembelajaran. Dari hasil pengolahan data untuk kedua indikator ini
didapatkan jumlah seluruh item indikator yaitu 747 dengan rata-rata skor
20,75.
90
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kompetensi kepribadian menurut standar Nasional Pendidikan,
penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b dalam mulyasa, (2008:117) dikemukakan
bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia. Dalam kisi-kisi penelitian ini untuk indikator dari kompetensi
kepribadian terdiri dari bertindak sesuai norma, agama, hukum, sosial, dan
budaya serta penampilan diri yang mencerminkan keteladanan. Dari hasil
pengolahan data untuk kedua indikator ini didapatkan jumlah seluruh item
indikator yaitu 1144 dengan rata-rata skor 31,78.
Kompetensi sosial menurut Mulyasa (2011:173) Kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, teaga
kependidikan, orang tua/wali dan masyarakat sekitar. Dalam kisi-kisi
penelitian ini untuk indikator dari kompetensi sosial terdiri dari kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak-anak dan masyarakat sekitar serta
kemampuan berkomunikasi dengan sesama pendidik, orang tua, dan
masyarakat. Dari hasil pengolahan data untuk kedua indikator ini didapatkan
jumlah seluruh item indikator yaitu 500 dengan rata-rata skor 13,89.
Kompetensi profesional menurut Undang-Undang Guru dan dosen
memuat penjelasan pasal demi pasal dalam pasal 10 ayat 1 dikemukakan
bahwa yang dimaksud kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam kisi-kisi penelitian ini untuk
indikator dari kompetensi profesional terdiri dari kemampuan penguasaan
91
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
materi pembelajaran, kemampuan mengembangkan materi pembelajaran dan
kemampuan mengembangkan profesi. Dari hasil pengolahan data untuk ketiga
indikator ini didapatkan jumlah seluruh item indikator yaitu 777 dengan rata-
rata skor 21,58.
3. Pengaruh pelaksanaan kursus pendidik PAUD terhadap kompetensi
pendidik saat ini
Dalam penelitian ini untuk mengukur pelaksanaan pelatihannya peneliti
meminta tanggapan alumni peserta atau persepsi alumni peserta terhadap
pelaksanaan kegiatan kursus pendidik PAUD. Sedangkan untuk kompetensi
pendidik peneliti meminta penilaian dari pengelola tempat pendidik PAUD
mengajar dan pendidik PAUD itu sendiri yang telah mengikuti kursus pendidik
PAUD di P2PNFI Regional 1 Bandung.
Pelaksanaan merupakan proses pembelajaran dengan penyampaian
materi yang dilakukan oleh fasilitator dengan peserta pelatihan (Kamil, 2010:
159). Sedangkan kompetensi pendidik menurut Hamzah (2009:64) dapat
diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, serta dikuasai oleh seorang pendidik
yang dapat diperoleh melalui latihan. Kompetensi pendidik tidak berdiri
sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman
belajar, dan lamanya belajar.
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis bahwa „terdapat
pengaruh antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD terhadap kompetensi
pendidik yang dilaksanakan di P2PNFI‟. Setelah melakukan analisis data di
92
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dapatkan hasil bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu „terdapat
pengaruh antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD terhadap kompetensi
pendidik yang dilaksanakan di P2PNFI‟ walaupun pengaruhnya rendah. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil analisis korelasi yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan kadar pengaruh dan arah variabel penelitian. Perhitungan
koefisien X dan Y menggunakan rumus Product Moment dengan mengunakan
Excel 2007. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh korelasi 0,337 yang
menurut kriteria penafsiran Winarno Surakhmad (1994:302) hasil tersebut
berada pada kriteria „korelasi rendah‟. Selain itu dilihat dari hasil analisis data
mengenai besarnya pengaruh variabel bebas (persepsi peserta terhadap
pelaksanaan kursus pendidik PAUD) terhadap variabel Y (kompetensi pendidik
PAUD) yang ditafsirkan dari koefisien determinasi didapatkan hasil bahwa
persepsi peserta terhadap pelaksanaan kursus pendidik PAUD memberikan
pengaruh sebesar 11,354 % terhadap kompetensi pendidik PAUD, sedangkan
88,646 % kompetensi pendidik PAUD dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
Oleh sebab itu maka, tidaklah salah pendapat para ahli yang telah
dipaparkan sebelumnya bahwa kompetensi pendidik itu tidak berdiri sendiri
tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman belajar,
dan lamanya belajar. Dalam penelitian ini hanya dibahas mengenai faktor latar
belakang pendidikan, pengalaman belajar dan usia, yaitu :
93
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Latar Belakang Pendidikan
Dalam penelitian ini latar belakang pendidikan peserta kursus pendidik
PAUD terdiri dari SD, SMP, SMA dan PT (Perguruan Tinggi). Jumlah latar
belakang pendidikan SD 3 orang dengan persentase 8%, SMP 7 orang dengan
persentase 19%, SMA 19 orang dengan persentase 54%, dan PT (Perguruan
tinggi) 7 orang dengan persentase 19%. Menurut hasil pengolahan data yang
dijelaskan dalam deskripsi data hasil penelitian responden untuk variabel X
(persepsi peserta kursus pendidik PAUD terhadap pelaksanaan kursus pendidik
PAUD) hasil rata-rata pendidikan terakhir SD yaitu 107, SMP dengan rata-rata
108.57, SMA dengan rata-rata 110.74, dan PT (Perguruan Tinggi) dengan rata-
rata 107.43. Sedangkan untuk variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) hasil
rata-rata pendidikan terakhir SD peserta kursus pendidik PAUD yaitu 71 , rata-
rata pendidikan terakhir SMP yaitu 86.43, rata-rata pendidikan terakhir SMA
yaitu 87.58 dan rata-rata pendidikan terakhir PT yaitu 90.43.
2. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar dalam hal ini adalah pengalaman belajar alumni
mengikuti pelatihan sebelum mengikuti kursus pendidik PAUD. Menurut data
yang di dapat peneliti dari pengelola kursus pendidik PAUD peserta yang
pernah mengikuti pelatihan sebelumnya hanya terdapat 15 orang yaitu 42% dan
belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya terdapat 21 orang yaitu 58%.
Dengan demikian maka dapat di simpulkan bahwa lebih banyak responden
yang belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya dibandingkan yang sudah
pernah mengikuti pelatihan, padahal dengan mengikiti pelatihan atau kursus
94
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan menambah pengetahuan, keahlian-keahlian yang berhubungan dengan
profesi dalam hal ini meningkatkan pengetahuan, keahlian-keahlian sebagai
seorang pendidik yang tentu saja pelatihan atau kursus yang diikuti harus
sesuai dengan profesi yaitu seorang pendidik sesuai dengan pendapat
Simamora dalam Kamil (2010:4) menjelas pelatihan adalah serangkaian
aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan,
atau pun perubahan sikap seorang individu.
Belajar di dalam pelatihan atau kursus tidak memerlukan waktu yang
bertahun-tahun, menurut pendapat Andrew E. Sikula dalam Anwar pelatihan
(training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan
prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai non managerial
mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.
Pelatihan atau kursus pun sangat cocok untuk para pekerja yang formal
maupun nonformal karena menurut pendapat J.Pfeiffer, James dalam Soebagio
(2002:37) menjelaskan bahwa pelatihan adalah usaha untuk meningkatkan
efektivitas pekerjaan. Dan jika dilihat dari tujuan umumnya menurut Moekijat
dalam Kamil (2010:11) menjelaskan bahwa tujuan umum pelatihan adalah
pertama, untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan lebih cepat, dan lebih efektif; kedua, untuk
mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat deselesaikan secara
rasional; dan ketiga untuk mengembangkan sikap, sehingga dapat
menimbulkan kemauan untuk bekerjasama.
95
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Usia
Menurut data yang didapat peneliti dari pengelola kursus pendidik PAUD
usia dari peserta kursus pendidik PAUD jika di kelompokkan terdapat tiga
kelompok yaitu usia 22-30 tahun dengan jumlah 13 orang, usia 31-37 tahun
dengan jumlah 9 orang, dan usia 38-47 tahun dengan jumlah 14 orang dan jika
dipersentasekan untuk usia 22-30 tahun yaitu 36%, usia 31-37 tahun yaitu
25%, dan usia 38-47 tahun 39%. Dengan demikian maka, dapat disimpulkan
bahwa usia 38-47 lebih banyak yang mengikuti kursus pendidik PAUD. Dalam
pengolahan data yang dilakukan peneliti diperoleh hasil untuk penilaian
variabel X (persepsi peserta kursus pendidik PAUD terhadap pelaksanaan
kursus pendidik PAUD) yaitu usia 22-30 tahun dengan nilai rata-rata skor
yaitu 113.08, usia 31-37 tahun dengan nilai rata-rata skor yaitu 108.44, dan 38-
40 dengan nilai rata-rata skor yaitu 791,5. Sedangakan untuk variabel Y
(kompetensi pendidik PAUD) usia 22-30 tahun dengan nilai rata-rata skor
yaitu 87,15, usia 31-37 tahun dengan nilai rata-rata skor yaitu 85,.67 dan usia
38-40 tahun dengan nilai rata-rata skor yaitu 86.64.