bab iv hasil penelitian dan pembahasannya...
TRANSCRIPT
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini diadakan di SD Kanisius Cungkup yang terletak di Jalan R.
Patah Nomor 01, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan letak geografisnya sekolah ini terletak di dekat kota Salatiga meskipun
begitu kondisi lingkungan SD Kanisius Cungkup bisa digolongkan cukup tenang,
walaupun dekat dengan jalan raya, hal ini tidaklah mengganggu kelancaran proses
belajar-mengajar, yang dikarenakan oleh letak sekolahnya berada di belakang gereja
Katolik Santo Paulus Miki yang berada sangat dekat dengan jalan raya.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret dan terdiri dari tiga kali
pertemuan. Pertemuan pertama yaitu pembelajaran dengan metode konvensional yang
biasa digunakan oleh guru, pertemuan kedua dengan menerapkan treatment pertama
yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum, selanjutnya pada
pertemuan ketiga adalah lanjutan pembelajaran dengan menggunakan metode
praktikum dengan membuat alat peraga periskop sederhana.
4.2 Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Kanisius Cungkup Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga, yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 11 siswa putra dan 14
siswa putri pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi “Membuat
suatu karya yaitu periskop sederhana”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SD Kanisius Cungkup
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, pada pembelajaran sebelumnya khususnya mata
pelajaran IPA, materi “Merancang dan membuat suatu karya dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan metode
praktikum dengan membuat periskop sederhana. Guru hanya menjelaskan materinya
saja, guru tidak secara langsung mempraktikkannya kepada siswa atau meminta siswa
53
untuk membuat periskop sederhana, sehingga dalam penelitian ini guru IPA SD
Kanisius Cungkup sangat mendukung penelitian dengan menerapkan metode
praktikum dengan alat peraga periskop sederhana.
4.3 Hasil Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif sehingga perlu
dipaparkan hasil uji normalitas, dan uji hipotesis data.
4.3.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas ini dengan menggunakan teknik
Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas Variabel Kreativitas Siswa
dengan Metode Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji normalitas data dengan tehnik One Sample
Kolmoogov-Smirov Test, dapat dilihat mean sebesar 88,9800, standar deviasi sebesar
7.54169, Kolmogorov-Smirmov sebesar 0,750 dan signifikansi sebesar 0.627 (> 0.05)
dengan taraf kepercayaan 5 %. Jika dirumuskan hipotesis adalah distribusi
normal, dan Ho adalah distribusi tidak normal. Maka diterima apabila P > 0.05
dan ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel di atas menunjukan bahwa S = P = 0,627.
Artinya berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,627
Prepro
N 50
Normal Parametersa Mean 88.9800
Std. Deviation 7.54169
Most Extreme Differences Absolute .106
Positive .106
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .750
Asymp. Sig. (2-tailed) .627
54
lebih besar 0,05 (0,627 > 0,05). Jadi diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.
4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Metode Praktikum dengan Alat
Peraga Periskop Sederhana dalam Pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan
alat peraga periskop sederhana terdiri dari kegiatan pra pembelajaran yaitu persiapan,
dimana siswa diberi pemahaman tentang pemantulan cahaya, selanjutnya kegiatan
inti yaitu pelaksanaan kegiatan praktikum, dimana siswa melakukan beberapa
percobaan untuk mengamati gejala pemantulan cahaya terhadap cermin datar, serta
membuat karya yaitu periskop sederhana dengan memanfaatkan pemantulan cahaya
terhadap cermin datar, dan kegiatan penutup yaitu siswa mempresentasikan hasil
kegiatan yang telah mereka laksanakan.
Proses ini diharapkan bermanfaat bagi guru maupun siswa. Manfaat bagi guru
adalah agar guru dapat menyampaikan materi secara mudah kepada peserta didik
serta dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sedangkan
manfaat bagi siswa adalah untuk membangun kreativitas yang ada di dalam dirinya,
agar rasa ingin tahu, keterbukaan terhadap pengalaman, toleransi terhadap resiko dan
penuh energi yang ada di dalam diri siswa bisa terus ditingkatkan.
Pada treatment penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop
sederhana ini peneliti mengunakan teknik observasi tentang langkah-langkah
pembelajaran dengan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana
dengan indikator nilai :
55
Tabel 4.2
Indikator Penilaian Lembar Observasi Penggunaan Metode
Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana
No Nilai Interval Kategori
1 33 < x 52,8 Sangat Rendah
2 52,8 < x 72,6 Rendah
3 72,6 < x 92,4 Sedang
4 92,4 < x 112,2 Tinggi
5 112,2 < x 132 Sangat Tinggi
Observasi digunakan untuk mengetahui tindakan atau kegiatan yang dilakukan
guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Observasi tentang metode praktikum
dengan alat peraga periskop sederhana yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa, hasil observasi tentang langkah-
langkah pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan alat peraga
periskop sederhana, mendapatkan total skor nilai sebesar 110 pada pertemuan
pertama dengan kategori tinggi, dan 113 pada pertemuan kedua dengan kategori
sangat tinggi.
Penilaian tes unjuk kerja digunakan untuk menilai siswa dalam
mengendalikan proses dan memanfaatkan bahan untuk menghasilkan karya yaitu
periskop sederhana, serta kerja praktik atau kualitas estetik dari periskop sederhana
yang mereka produksi, dengan indikator nilai :
Tabel 4.3
Indikator Penilaian Tes Unjuk Kerja Penggunaan Metode
Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana
No Nilai Interval Kategori
1 15 < x 24 Sangat Rendah
2 24 < x 33 Rendah
3 33 < x 42 Sedang
4 42 < x 51 Tinggi
5 51 < x 60 Sangat Tinggi
56
Berdasarkan hasil lembar penilaian tes unjuk kerja yang diamati oleh guru
kelas V SD Kanisius Cungkup mendapatkan jumlah total bobot skor penilaian 50
dengan kategori tinggi dari 15 aspek yang diamati. Hasil lembar penilaian tes unjuk
kerja bisa dilihat pada lampiran 6.
Dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode praktikum
dengan alat peraga periskop sederhana, serta penilaian tes unjuk kerja ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi guru maupun siswa, bagi guru yaitu dapat mempermudah guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, memudahkan guru dalam penilaian,
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, memudahkan guru dalam
menarik perhatian siswa, memotivasi dan menumbuhkan kreativitas siswa pada saat
proses belajar mengajar di dalam kelas. Manfaat bagi siswa yaitu mempermudah
siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dan untuk
mengembangkan kreativitas yang ada di dalam dirinya.
4.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Kreativitas Siswa.
Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non
tes yaitu angket. Pembelajaran pertama yang dilaksanakan adalah pembelajaran
secara konvensional, pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Kamis 8, Maret 2012
kemudian dilakukan pengukuran pertama dengan meminta siswa mengisi angket.
Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan treatment yaitu metode
praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, pembelajaran ini dilaksanakan
dengan dua kali pertemuan yaitu pada hari Senin 12, Maret 2012 dilanjutkan pada
hari Kamis 15, Maret 2012. Setelah pembelajaran dengan metode praktikum dengan
alat peraga periskop sederhana selesai, siswa diminta untuk mengisi kembali angket
pengukuran akhir.
Pengukuran akhir digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode
praktikum dengan alat peraga periskop sederhana terhadap kreativitas siswa. Untuk
menentukan tinggi rendahnya pengukuran awal dan pengukuran akhir angket
57
kreativitas siswa, maka digunakan lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah dengan rumus berikut ini.
Interval skor tertinggi skor terendah
banyaknya kategori
i 115 23
5
i 18,4
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui nilai interval sebesar 18,4.
Distribusi frekuensi nilai pengukuran awal dan pengukuran akhir kreativitas siswa
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengukuran Awal dan
Pengukuran Akhir Angket Kreativitas Siswa
No Kategori Interval Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
Frek Persen Frek Persen
1 Sangat Rendah 23 < x 41,4 0 0% 0 0%
2 Rendah 41,4 < x 59,8 0 0% 0 0%
3 Sedang 59,8 < x 78,2 0 0% 1 4%
4 Tinggi 78,2 < x 96,6 23 92% 19 76%
5 Sangat Tinggi 96,6 < x 115 2 8% 5 20%
Jumlah 25 100% 25 100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran awal kreativitas
siswa dengan menggunakan metode konvensional yang mendapatkan skor interval
78,2 < x 96,6 dengan presentase 92% sebanyak 23 orang siswa dan masuk pada
kategori tinggi, sedangkan siswa yang mendapatkan skor interval 96,6 < x 115
dengan presentase 8% sebanyak 2 orang siswa masuk pada kategori sangat tinggi.
Pada pengukuran akhir setelah diterapkan metode praktikum dengan alat peraga
periskop sederhana, siswa yang mendapatkan skor interval 59,8 < x 78,2 dengan
presentase 4% sebanyak 1 orang siswa dan masuk pada kategori sedang, siswa yang
mendapatkan skor interval 78,2 < x 96,6 dengan presentase 76% sebanyak 19
orang siswa dan masuk pada kategori tinggi, siswa yang mendapatkan skor interval
58
96,6 < x 115 dengan presentase 20% sebanyak 5 orang siswa dan masuk pada
kategori sangat tinggi. Adapun distribusi frekuensi hasil pengukuran awal dan
pengukuran akhir kreativitas siswa jika digambarkan dalam bentuk grafik akan
terlihat pada gambar 4.1 Berikut ini.
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pengukuran Awal dan Pengukuran
Akhir Angket Kreativitas Siswa.
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat hasil pengukuran awal dan pengukuran
akhir angket kreativitas dari 25 orang siswa kelas V SD Kanisius Cungkup
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Pada pengukuran awal dengan metode
konvensional, dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa mendapatkan skor interval
dengan kategori tinggi berjumlah 23 orang siswa. Pada pengukuran akhir setelah
diterapkan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, mayoritas siswa
mendapatkan skor interval dengan kategori tinggi yang berjumlah 19 orang siswa.
Sedangkan siswa yang mendapatkan skor interval dengan kategori sangat tinggi pada
pengukuran awal berjumlah 2 orang siswa, dan pada pengukuran akhir berjumlah 5
orang siswa. Hal ini menunjukan bahwa dari 23 siswa yang masuk dalam kategori
tinggi pada pengukuran awal, ada 3 orang siswa yang masuk dalam kategori sangat
tinggi setelah diterapkannya metode praktikum dengan alat peraga periskop
sederhana dalam pembelajaran.
Perolehan angket kreativitas dari pengukuran awal ke pengukuran akhir juga
dapat dilihat pada perbedaan total dan rata-rata pengukuran angket kreativitas siswa
sebelum dan setelah diterapkan treatment, yang mendapatkan total sebesar 2165
0%
50%
100%
1 2
Pengukuran Awal
Pengukuran Akhir
59
dengan rata-rata 86,60 pada pembelajaran konvensional dan sebesar 2284 dengan
rata-rata 91,36 pada pembelajaran menggunakan metode praktikum dengan alat
peraga periskop sederhana. Dari 25 siswa SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga, yang mengikuti pembelajaran dengan metode praktikum dengan alat
peraga periskop sederhana, ada 22 orang siswa yang mengalami kenaikan perolehan
angket kreativitas dari pengukuran awal ke pengukuran akhir, dan ada 3 orang siswa
yang mengalami penurunan. Adapun data total dan rata-rata pengukuran awal dan
pengukuran akhir angket kreativitas siswa dapat dilihat pada lampiran 7.
4.6 Pengujian Hipotesis.
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan sebelum dan setelah treatment,
nilai rata-rata angket tersebut dianalisis menggunakan T-Test. Pengujian hipotesis ini
menggunakan Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Samples T-Test). Uji ini
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua
kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan) maksudnya disini adalah sebuah
sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda (Duwi Priyatno dalam Sugiono,
2007). Dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya keefektifan sebelum
dan sesudah diterapkan treatment penggunaan metode praktikum dengan alat peraga
periskop sederhana pelajaran IPA terhadap kreativitas siswa kelas V SD Kanisius
Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan
teknik paired samples T-Test tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.5
Hasil Rata-Rata Angket Kreativitas Siswa
Dapat dilihat pada tabel 4.5 hasil rata-rata (mean) pada pengukuran awal
sebesar 86.60, sedangkan pada pengukuran akhir sebesar 91.36. Hal ini
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 AWAL 86.6000 25 6.70820 1.34164
AKHIR 91.3600 25 7.70216 1.54043
60
menunjukkan bahwa skor yang diperoleh siswa mengalami kenaikan dari 86,60
menjadi 91,36.
Tabel 4.6
Hasil Uji Hipotesis Angket Kreativitas Siswa
Berdasarkan rumusan hipotesis :
Ho :Pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan alat peraga
periskop sederhana pelajaran IPA tidak efektif terhadap kreativitas siswa kelas
V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Ha : Pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan alat peraga
periskop sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap kreativitas siswa kelas
V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α 5 % atau
0,05. Untuk pengambilan keputusan yaitu Ho diterima jika signifikansi > 0,05, dan
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05. Dapat dilihat pada tabel 4.6 signifikansi sebesar
0,001 yang artinya 0.001 lebih kecil dari 0.05 (0.001< 0.05), maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pembelajaran dengan penggunaan metode
praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap
kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
Paired Differences
T df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 AW
AL –
AK
HIR
-
4.760
00
6.07783 1.21557 -7.26880 -2.25120 -3.916 24 .001
61
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan sebelumnya, berikut ini
akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi dan
interpretasi data dianalisis berdasarkan pada teori dan langkah-langkah penggunaan
metode praktikum dengan alat peraga alat peraga periskop sederhana terhadap
kreativitas siswa.
Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa setelah
diterapkan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga periskop sederhana lebih
meningkat. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan metode praktikum
dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap
peningkatan kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga.
Hal ini terbukti dari hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukkan hasil
yang sangat signifikan dengan probabilitas di bawah 0,005 yaitu 0,001. Nilai t hitung
negatif (-3.916) berarti rata-rata nilai angket kreativitas siswa sebelum diterapkan
treatment lebih rendah dari pada setelah diterapkan treatment. Signifikansi sebesar
0,001 yang artinya 0.001 lebih kecil dari 0.05 (0.001< 0.05), maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pembelajaran dengan penggunaan metode
praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap
kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
Hasil uji hipotesis dengan probabilitas 0,001 menunjukkan hasil yang sangat
signifikan, hal ini disebabkan oleh pada saat dilakukan pembelajaran dengan
penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, dapat
membangkitkan minat dan keingintahuannya dalam belajar sehingga lebih efektif
terhadap peningkatan kreativitas siswa.
Penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana ini telah
dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang bersumber pada Science Education
Quality Imphovement Project (SEQIP), hal ini terbukti pada hasil observasi yang
62
mendapatkan skor nilai sebesar 110 pada pertemuan pertama dengan kategori tinggi
dan 113 pada pertemuan kedua dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan teori
Arsyad (2000) belajar yang paling baik adalah melalui pengalaman langsung, dalam
belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya. Dalam penelitian ini telah diterapkan metode praktikum dengan
alat peraga periskop sederhana, dimana siswa belajar melalui pengalaman langsung
membuat suatu karya yaitu periskop sederhana dengan menerapkan salah satu sifat
cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan.
Menurut Berg, 1991; Lee, 1982; Mills. 1985; Nasution, 1988; Omang, 1989,
ada beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa guru melakukan praktikum,
salah satunya adalah pada poin kelima yang menjadi aspek dalam mengukur
kreativitas siswa dalam penelitian yang telah dilaksanakan yaitu terbentuknya rasa
ingin tahu, keterbukaan antar siswa, toleransi terhadap resiko dan pantang menyerah.
Metode praktikum yang telah diterapkan dalam penelitian ini telah terbukti lebih
efektif terhadap peningkatan kreativitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
kenaikan hasil skor perolehan angket siswa, bahwa rata-rata hasil skor perolehan
pengukuran akhir setelah diterapkan treatment skornya tinggi dari pada skor angket
siswa pada pengukuran awal sebelum diterapkan treatment. Rata-rata skor angket
siswa setelah diterapkan treatment sebesar 91.36 sedangkan rata-rata skor angket
sebelum diterapkan treatment sebesar 86.60.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Hilmansyah
dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Praktikum Fisika terhadap Kreativitas
Siswa di Sekolah Menengah Umum”, dan beberapa peneliti sebelumnya yang
mengembangkan dan meningkatkan kreativitas siswa dengan cara menerapkan model
pembelajaran, pendekatan serta praktikum, terbukti dapat meningkatkan dan
mengembangkan kreativitas siswa, sehingga dalam penelitian ini pula dapat
disimpulkan bahwa penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop
sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap kreativitas siswa kelas V SD Kanisius
63
Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, karena metode praktikum adalah cara
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan suatu materi
pembelajaran atau informasi kepada peserta didik, agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, dimana siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan
dikeadaan nyata, apa yang diperoleh dalam teori. Kondisi ini menempatkan siswa
dalam situasi yang menuntut siswa mengalami sendiri pertentangan pikiran secara
pribadi, sehingga mampu merangsang minat dan keingintahuannya dalam belajar.
Metode pengajaran ini berupa penggunaan alat, dengan bantuan alat-alat untuk
menjelaskan suatu konsep tentang membuat suatu karya dengan menerapkan salah
satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan (Omang, 1989).
Ternyata pada tingkat Sekolah Dasar pun kita dapat menggunakan metode
praktikum yang sederhana, khususnya pada mata pelajaran IPA yang merupakan
pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan
langkah-langkah ilmiah, berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen
atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.
Penggunaan metode praktikum pada mata pelajaran IPA ini diharapkan dapat
digunakan dengan langkah-langkah yang sistematis, agar proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan lancar, dapat menarik siswa dalam belajar, serta memudahkan
siswa dalam memahami suatu konsep atau materi yang disampaikan oleh guru.