bab iv hasil penelitian danpembahasannya...

24
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANNYA 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal Pembelajaran Matematika di SD paradigma yang memandang Matematika sebagai momok juga terjadi pada siswa SDN Bantal. Kondisi ini diperparah dengan pembelajaran guru yang masih menggunakan pembelajaran yang konvensional dengan banyak ceramah dan siswa hanya membaca buku paket selama pembelajaran berlangsung. Akumulasi dari semua hal ini menyebabkan motivasi belajar siswa rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa hal itu nampak saat saat pembelajaran matematika berlangsung, siswa kurang konsentrasi, kurang antusias, siswa kurang percaya diri saat menjawab pertanyaan, siswa tidak aktif selama pembelajaran. Rendahnya motivasi belajar bedampak pada kurang maksimalnya hasil belajar. Tabel4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Kelas V SDN Bantal Kecamatan Bancak Tahun 2015/2016 NO RENTANG NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETUNTASAN 1 95-100 0 0% Tuntas 2 85-94 2 8,0% Tuntas 3 75-84 3 13% Tuntas 4 65-74 6 25% Tuntas 5 55-64 6 25,00% Belum Tuntas 6 45-54 7 29% Belum Tuntas Jumlah 24 100% Rata-rata Nilai 63,3 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 45

Upload: vanlien

Post on 15-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANNYA

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Kondisi Awal

Pembelajaran Matematika di SD paradigma yang memandang Matematika

sebagai momok juga terjadi pada siswa SDN Bantal. Kondisi ini diperparah

dengan pembelajaran guru yang masih menggunakan pembelajaran yang

konvensional dengan banyak ceramah dan siswa hanya membaca buku paket

selama pembelajaran berlangsung. Akumulasi dari semua hal ini menyebabkan

motivasi belajar siswa rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa hal itu nampak

saat saat pembelajaran matematika berlangsung, siswa kurang konsentrasi, kurang

antusias, siswa kurang percaya diri saat menjawab pertanyaan, siswa tidak aktif

selama pembelajaran. Rendahnya motivasi belajar bedampak pada kurang

maksimalnya hasil belajar.

Tabel4.1

Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Kelas V SDN Bantal Kecamatan Bancak

Tahun 2015/2016

NO

RENTANG

NILAI

JUMLAH

SISWA PERSENTASE KETUNTASAN

1 95-100 0 0% Tuntas

2 85-94 2 8,0% Tuntas

3 75-84 3 13% Tuntas

4 65-74 6 25% Tuntas

5 55-64 6 25,00% Belum Tuntas

6 45-54 7 29% Belum Tuntas

Jumlah 24 100%

Rata-rata Nilai 63,3

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 45

33

Berdasarkan tabel di atas nilai tertinggi siswa 90, nilai terendah 45 dan rata-

rata nilai 63,3. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥ 65) masih ada 13

siswa (54%) yang berada di bawah KKM.

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Kelas V SDN Bantal kecamatan Bancak tahun Pelajaran 2015/2016

NO NILAI KATEGORI JUMLAH PERSENTASE

1 ≥ 65 Tuntas 11 46%

2 ≤ 65 Belum Tuntas 13 54%

Berdasarkan hasil nilai pra siklus di kelas V Sekolah Dasar Negeri Bantal

Kecamatan Bancak semester I tahun pelajaran 2015/2016mata pelajaran

Matematika terlihat hasil belajarnya masih rendah. Hal ini terlihat dari 24 siswa

hanya 11 (46%) siswa yang tuntas belajar dan siswa yang belum tuntas sebanyak

13 (54%). Hal ini membuktikan pembelajaran yang berlangsung belum berhasil.

Rendahnya hasil pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas,

dikarenakan guru mengajar secara konvensional, dalam menyampaikan materi

guru hanya mengandalkan media pembelajaranbuku paket sehingga menyebabkan

siswa mengantuk, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan, dan tidak konsentrasi.

Disamping itu guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa hal ini mengakibatkan

motivasi belajar siswa rendah.

Rendahnya motivasi belajar bedampak pada kurang maksimalnya hasil

belajar. Berdasarkan ulangan harian materi pangkat dua dan akar pangkat dua

yang telah berlangsung lebih dari 50% siswa nilai ulangannya berada di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.

34

Berdasarkan rendahnya motivasi belajar siswa kelas V SDN Bantal

Kecamatan Bancak tersebut, peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan

kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya. Dalam penelitian tersebut peneliti akan menerapkan permainan heli

berbasis STAD, yang akan di terapkan melalui dua siklus yaitu pada materi

menghitung Perpangkatan Dua atau Kuadrat untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa.

4.1.2 Deskripsi Penelitian Siklus I

Berdasarkan gamabaran umum tentang kondisi awal peneliti membuat

suatu rencana tindakan dengan menyusun skenario pembelajaran dengan

menggunakan permainan heli berbasis STAD. Praktik pembelajaran pertama

dilaksanakan dengan pokok bahasan Menghitung Pangkat Dua atau Kuadrat.

Dalam siklus I ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan rinciannya

sebagai berikut:

4.1.2.1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan siklus I dimulai dengan diskusi antara peneliti dan

guru kelas dalam menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

materi yang akan diajarkan yaitu menghitung pangkat dua atau kuadrat dengan

kompetensi dasar menghitung perpangkatan dan akar sederhana. Berdasarkan

materi tersebut kemudian disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Penyusunan RPP diberikan alokasi waktu 6 x 35 menit artinya pembelajaran

dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan 2 x 35

menit.

Selanjutnya membuat permainan heli berbasis STAD dibuat mengacu pada

materi yang akan di ajarkan. Agar lebih menarik dan optimal dalam pembelajaran,

media permainan ini dikonsultasikan dengan praktisi media. Untuk

35

mengobservasi jalannya pembelajaran maka disusun lembar observasi guru, dan

lembar observasi siswa. Peneliti juga membuat kuis sesuai dengan materi yang

akan disampaikan. Pembelajaran yang akan direncanakan adalah melalui tahapan

pengajaran, pembentukan kelompok, kuis, dan penghargaan. Pada saat setiap

siswa diberi kesempatan untuk menggunakan permainan heli ini. Dalam

permainan edukatif ini siswa harus bisa menyelesaikan tantangan yang muncul

dari media permainan ini.

4.1.2.2. Pelaksananaan Tindakan

A. Pertemuan Pertama Siklus I

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 28 Maret 2016 melalui tahap-tahap

berikut ini :

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru

mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran

yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan perkalian

sederhana menggunakan benda-benda di kelas. Dilanjutkan tanya jawab siswa

dengan guru tentang perkalian sederhana.

Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi mengenal pangkat dua, siswa

memperhatikan penjelasan materi tentang pangkat dua sederhana. Guru

menyampaikan peraturan dalam permainan dan cara penggunaan permainan.

Siswa dipersilahkan membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa

pengelompokan acak secara heterogen. Siswa bermain menyelesaikan

tantangan-tantangan dalam permainan heli terkait perpangkatan sederhana.

Guru membimbing siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian

menggunakan permainan heli. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang

36

pangkat dua bilangan. Siswa mengerjakan kuis yang disediakan oleh

guru.Guru dan siswa membahas hasil pengerjaan.

Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi

yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang

belum dmatematikahami. Guru menjelaskan kembali jika terjadi kesalahan

pemahaman siswa terkait materi pangkat dua bilangan.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya

Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik.

B. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus I dilakukan pada tanggal 29 Maret 2016.

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru

mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran

yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan perpangkatan

sederhana. Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru perpangkatan

sederhana.

Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi mencari hasil pangkat dua,

siswa memperhatikan penjelasan materi tentang perpangkatan sederhana. Guru

menyampaikan peraturan dalam permainan dan cara penggunaan permainan.

Siswa dipersilahkan membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa

pengelompokan acak secara heterogen. Siswa bermain menyelesaikan

tantangan-tantangan dalam permainan heli terkait perpangkatan sederhana.

Guru membimbing siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian

menggunakan permainan heli. Guru bertanya jawab dengan siswa mencari

37

hasil pangkat dua bilangan. Siswa mengerjakan kuis yang disediakan oleh

guru.Guru dan siswa membahas hasil pengerjaan.

Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi

yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang

belum dmatematikahami. Guru menjelaskan kembali jika terjadi kesalahan

pemahaman siswa terkait materi mencari hasilpangkat dua bilangan.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya

Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik.

C. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga siklus I ini dilakukan pada tanggal 7 April 2016.

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru

mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran

yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan perpangkatan

sederhana. Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru perpangkatan

sederhana.

Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi tentang operasi hitung yang

melibatkan bilangan pangkat dua, siswa memperhatikan penjelasan materi

tentang materi yang disampaikan. Guru menyampaikan peraturan dalam

permainan dan cara penggunaan permainan. Siswa dipersilahkan membentuk

kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa pengelompokan acak secara heterogen.

Siswa bermain menyelesaikan tantangan-tantangan dalam permainan heli

terkait penerapan perpangkatan dua dalam kehidupan sehari-hari. Guru

membimbing siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian menggunakan

38

permainan heli. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi. Siswa

mengerjakan kuis yang disediakan oleh guru.Guru dan siswa membahas hasil

pengerjaan.

Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi

yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang

belum dmatematikahami. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan pemahaman

siswa terkait materi penerapan pengkuadrataan bilangan dalam pemecahan

masalah sehari-hari.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya

Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik. Siswa

mengerjakan evaluasi pembelajaran akhir siklus I Dilanjutkan dengan

membimbing siswa dalam mengisi angket motivasi belajar yang telah

disiapkan.

4.1.2.3. Pengamatan / Observasi

Selama peneliti mengajar, observer mengamati jalannya pembelajaran

melalui lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hasil dari observasi

siklus I adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama secara keseluruhan guru mengajar dengan baik,

tetapi dalam menyampaikan materi guru masih terlalu terburu-buru sehingga

kadang-kadang kurang jelas.

Hambatan pada pertemuan ini adalah :

a) Siswa masih gaduh saat pembentukan kelompok karena permainan ini baru

mereka temui.

b) Siswa kelihatan kesulitan dalam menggunakan permianan, sehingga waktu

yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tantangan dalam permainan masih

lama.

39

2) Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua secara keseluruhan guru mengajar dengan kategori

baik, tetapi guru masih mendominasi dalam pembelajaran.

Catatan hambatan pada pertemuan ini adalah:

a) Hanya beberapa siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.

b) Saat berdiskusi masih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja.

3) Pertemuan ketiga

Pada Pertemuan ketiga secara keseluruhan guru mengajar dengan kategori

baik, tetapi

Catatan hambatan pada pertemuan ini adalah :

a) Beberapa siswa sering mentertawakan teman saat gagal menyelesaikan

tantangan.

b) Beberapa siswa mendominasi dalam kelompok dan terlalu sering

menggunakan permaianan.

c) Setelah evaluasi ternyata masih ada siswa yang belum menguasai materi

sehingga tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ).

Berikut ini disajikan tabel analisa motivasi belajar siklus I dari kategori yang

telah ditetapkan.

Tabel 4.3

Analisa Motivasi Belajar Siswa Siklus I

NO KATEGORI MOTIVASI JUMLAH PERSENTASE

BELAJAR SISWA

1 Sangat Baik 8 33%

2 Baik 11 47%

3 Cukup Baik 5 20%

4 Kurang Baik 0 0%

5 Tidak Baik 0 0 %

Jumlah 24 100%

40

Berdasarkan dari tabel motivasi belajar siklus 1, dari 24 siswa diperoleh

sejumlah siswa dengan kategori sangat baik yaitu 8 siswadengan persentase

sejumlah 33 %, siswa yang mempunyai motivasi belajar baik 11 siswa dengan

persentase sejumlah 47 %, siswa yang memiliki kategori motivasi belajar cukup

baik 5 siswa sejumlah 20 %. Tidak ada siswa dengan kategori motivasi belajar

kurang baik dan tidak baik. Karena target pada indikator kinerja belum terpenuhi

dengan demikian peneliti melakukan penelitian siklus II.

Nilai dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Rentang nilai Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan

1 95-100 2 8% Tuntas

2 85-94 3 13% Tuntas

3 75-84 6 25% Tuntas

4 65-74 8 33% Tuntas

5 55-64 5 21% Belum Tuntas

Jumlah 24 100%

Rata-rata Nilai 74,3

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 55

Berdasarkan tabel tentang hasil belajar siswa siklus I dari 24 siswa kelas V

menunjukkan data sebagai berikut. Siswa yang memperoleh nilai 55-64 sejumlah

5 siswa dengan persentase sebanyak 17 %. Sejumlah 8 siswa (33%) memperoleh

nilai antara 65-74. Sejumlah 6 siswa memperoleh nilai antara 75-84 dengan

persentase sejumlah 25%. Siswa yang memperoleh nilai antara 85-94 adalah 3

siswa dengan persentase 13%. Siswa yang memperoleh nilai antara 95-100 adalah

2 siswa dengan persentase 8%. Nilai terendah 55, nilai tertinggi 100 sedangkan

rata-rata hasil belajar 74,3.

41

Tabel 4.5

Ketuntasan Hasil Belajar

Siklus I

NO NILAI KATEGORI JUMLAH PERSENTASE

1 ≥ 65 Tuntas 19 79%

2 ≤ 65 Belum Tuntas 5 21%

Berdasar tabel di atas secara keseluruhan ketuntasan hasil belajar siklus I

dari 24 siswa ada 5 siswa sebanyak 21 % yang belum tuntas dalam pembelajaran

dan selebihnya 19 siswa sebanyak 79 % telah tuntas dalam pembelajaran. Di

karenakan ketuntasan belajar belum mencapai 80% maka peneliti melakukan

penelitian pada siklus II.

4.1.2.4. Refleksi

Secara keseluruhan pembelajaran pada siklus I berjalan dengan baik dilihat

dari siswa yang sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan pemberian

penghargaan, siswa semakin bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran matematika. Begitu juga dengan motivasi belajar siswa yang diukur

dengan angket sebagian besar siswa memilki motivasi belajar kategori baik.

Hanya saja kegiatan awal terkesan monoton dan kurang memancing antusias

siswa.

Dalam siklus I hasil angket motivasi belajar sangat baik 8 siswa (33%),

kategori baik 11 siswa (47%), kategori motivasi belajar cukup baik 5 siswa

(20%). Data hasil belajar siklus I nilai terendah 55, nilai tertinggi 100 sedangkan

rata-rata hasil belajar 74,3. Dari 24 siswa ada 5 siswa sebanyak 21 % yang belum

tuntas dalam pembelajaran dan selebihnya 19 siswa sebanyak 79 % telah tuntas

dalam pembelajaran Karena indikator penelitian belum tercapai dengan demikian

perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II.

42

Berdasarkan observasi pada siklus I hal-hal yang perlu diperhatikan untuk

memperbaiki pembelajaran pada siklus II antara lain dengan cara :

a) Untuk meningkatkan antusias siswa dalam kegiatan awal, maka dibuat

permainan pangkat dor.

b) Memberi pengarahan ulang pada siswa agar dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan harapan.

c) Menyusun ulang anggota kelompok agar pembelajaran tidak didominasi

siswa tertentu.

4.1.3 Deskripsi Penelitian Siklus II

Siklus II ini dilakukan dengan dengan mengajarkan materi akar pangkat dua.

Siklus ini dilakukan melalui 3 pertemuan, dengan rincian sebagai berikut:

4.1.3.1 Perencanaan Tindakan

Secara umum persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan

pertemuan pada siklus II ini adalah dengan mempersiapkan permainan heli, alat,

dan bahan yang disesuaikan dengan materi untuk penelitian agar efektifitas

pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I. Perencanaan tindakan

siklus II diawali dengan menyusun RPP diberikanalokasi waktu 6 x 35 menit.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

A. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal 11 April 2016 dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru

mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran

yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan permaianan kuadrat dor.

2. Kegiatan Inti

43

Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan perpangkatan

sederhana. Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru perpangkatan

sederhana.

Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi mengenal materi , siswa

memperhatikan penjelasan materi tentang perpangkatan sederhana. Guru

menyampaikan peraturan dalam permainan dan cara penggunaan permainan.

Siswa dipersilahkan membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa

pengelompokan acak secara heterogen. Siswa bermain menyelesaikan

tantangan-tantangan dalam permainan heli terkait perpangkatan sederhana.

Guru membimbing siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian

menggunakan permainan heli. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang

pengkuadratan bilangan. Siswa mengerjakan kuis yang disediakan oleh

guru.Guru dan siswa membahas hasil pengerjaan.

Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi

yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang

belum dmatematikahami. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan pemahaman

siswa terkait materi pengkuadrataan bilangan.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya

Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik.

B. Pertemuan Kedua Siklus II

Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal 13 April 2016 dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru

mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran

yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan permaianan kuadrat dor.

44

2. Kegiatan Inti

Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan akar pangkat

dua sederhana. Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru akar pangkat dua

sederhana.

Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi terkait operasi hitung bilangan

melibatkan akar pangkat dua, siswa memperhatikan penjelasan materi tentang

perpangkatan sederhana. Guru menyampaiakan materi dengan multimedia

pembelajaran yang telah disiapkan. Kemudian guru menyampaikan peraturan

dalam permainan dan cara penggunaan permainan. Siswa dipersilahkan

membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa pengelompokan acak secara

heterogen. Siswa dipersilakan untuk mencoba permainan dengan bimbingan

dari guru. Siswa bermain menyelesaikan tantangan-tantangan dalam

permainan heli terkait operasi hitung akar pangkat dua. Guru membimbing

siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian menggunakan permainan heli.

Guru bertanya jawab dengan siswa tentang operasi hitung akar pangkat dua.

Siswa mengerjakan kuis yang disediakan oleh guru.Guru dan siswa membahas

hasil pengerjaan.

Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi

yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang

belum dmatematikahami. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan pemahaman

siswa terkait materi operasi hitung akar pangkat dua.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya

Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik.

C. Pertemuan Ketiga Siklus II

Pertemuan ketiga ini dilakukan pada tanggal 20 April 2016 dengan tahapan

sebagai berikut:

45

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru

mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran

yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan permaianan bilanagan kuadrat

dor.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan akar pangkat dua.

Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru akar pangkat dua.

Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi terkait perpangkatan dua

bilangan, siswa memperhatikan penjelasan materi tentang menggunakan

operasi hitung yang melibatkan perpangkatan sederhana dalam kehidupan

sehari-hari. Guru menyampaikan peraturan dalam permainan dan cara

penggunaan permainan. Siswa dipersilahkan membentuk kelompok yang

terdiri dari 4-5 siswa pengelompokan acak secara heterogen. Siswa bermain

menyelesaikan tantangan-tantangan dalam permainan heli terkait

perpangkatan sederhana. Guru membimbing siswa dalam permainan heli.

Siswa bergantian menggunakan permainan heli. Guru bertanya jawab dengan

siswa tentang materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan kuis yang

disediakan oleh guru.Guru dan siswa membahas hasil pengerjaan.

Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi

yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang

belum dmatematikahami. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan pemahaman

siswa terkait operasi hitung yang melibatkan bilangan akar pangkat dua.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan.Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai

terbaik. Guru meminta siswa mengerjakan evaluasi dilanjutkan dengan

membimbing siswa mengisi angket.

46

4.1.3.3 Pengamatan Observasi

Observasi dilakukan untuk megetahui kelebihan dan kekurangan dari

kegiatan pembelajarn yang telah berlangsung. Adapun hasil dari observasi guru

selama siklus II berlangsung.

1) Pertemuan Pertama

Secara keseluruhan Guru kelas V telah melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan kategori sangat baik dengan skor.

Hambatan pada pertemuan ini siswa masih canggung menggunakan laptop

saat bermain.

2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan ini secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar lancar

seperti pertemuan sebelumnya.

Siswa sudah lancar dalam menggunakan laptop saat bermain.

3) Pertemuan Ketiga

Secara keseluruhan pembelajaran beralnsung tanpa hambatan. Sebagian besar

siswa ikut berpartismatematikasi saat pembahasan hasil diskusi. Dan semua

siswa sudah mendapat giliran bermain.

Berikut ini disajikan analisa motivasi belajar siklus II berdasarkan kategori

yang telah ditetapkan.

Tabel 4.6

Analisa Motivasi Belajar Siklus II

No Kategori Motivasi Jumlah Presentase

Belajar Siswa

1 Sangat Baik 10 42%

2 Baik 14 58%

3 Cukup Baik 0 0%

4 Kurang Baik 0 0%

5 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan dari tabel analisa motivasi belajar siklus II, dari 24 siswa

diperoleh sejumlah siswa dengan kategori sangat baik yaitu 10 siswa dengan

47

persentase sejumlah 42 %, siswa yang mempunyai motivasi belajar baik 14 siswa

dengan persentase sejumlah 58 %, sedangkan tidak ada siswa yang memiliki

kategori motivasi belajar cukup baik, kurang baik dan, tidak baik. Secara

keseluruhan motivasi belajar siswa pada siklus II berada pada kategori sangat baik

dan baik jadi siklus II ini dapat dikatakan berhasil.

Berikut ini akan disajikan tabel analisa hasil belajar siklus II dan tabel

ketuntasan belajar siswa siklus II.

Tabel 4.7

Analisa Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Rentang nilai Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan

1 95-100 4 17% Tuntas

2 85-94 5 21% Tuntas

3 75-84 8 33% Tuntas

4 65-74 6 25% Tuntas

5 55-64 1 4% Belum Tuntas

Jumlah 24 100%

Rata-rata Nilai 80,4

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 60

Berdasarkan tabel tentang hasil belajar siswa siklus II dari 24 siswa kelas V

menunjukkan data sebagai berikut. Siswa yang berada di rentang nilai 55-64

sejumlah 1 siswa (4%). Sebanyak 6 siswa (29%) berada pada rentang nilai 65-

74. Sebanyak 8 (33%) siswa dengan berada pada rentang nilai 75-84. Siswa

memperoleh dengan rentang nilai 85-94 sebanyak 5 (21%) siswa dan 4 siswa

berada pada rentang nilai 95-100. Nilai tertinggi 100, nilai terendah 60 rata-rata

nilai siswa 80,4.

48

Tabel 4.8

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Berdasar tabel diatas secara keseluruhan ketuntasan pada siklus II ini

mencapai 23 siswa 96% . Sedangkan yang siswa yang belum tuntas sejumlah 1

siswa (4%). ketuntasan hasil belajar siklus II dari 24 siswa belum semuanya

mencapai batas ketuntasan hasil belajar, tetapi sudah melebihi indikator kinerja

yang telah ditentukan yaitu 80% siswa harus melebihi kriteria ketuntasan

minimal. Dapat dikatakan penelitian pada siklus II ini berhasil.

4.1.3.4 Refleksi

Dalam siklus II pelaksanaan pembelajaran berjalan lebih baik dibanding

siklus I terlihat dari keseluruhan siswa dapat berpartismatematikasi aktif dalam

pembelajaran.Hasil dari penelitian dari siklus II motivasi belajar sangat baik

mencapai 10 siswa (42%), dan kategori motivasi baik berjumlah 14 siswa (58%).

Hasil belajar siswa nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100 rata-rata siswa 80,4

dengan ketuntasan belajar sejumlah 23 siswa (96%) sudah tuntas, sisanya 1 siswa

(4%) belum tuntas. Secara keseluruhan siswa senang dan motivasi belajarnya

sangat baik. Begitu juga hasil pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena

sejumlah 23 siswa (96%) telah tuntas.

4.2 Hasil Penelitian

Dalam bagian ini akan dmatematikaparkan hasil analisis data penelitian

tentang motivasi belajar serta hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran siklus I

dan siklus II.

No Kategori Jumlah Persentase Keterangan

1 Tuntas 23 96% Nilai di atas KKM

2 Belum Tuntas 1 4% Nilai di bawah KKM

Jumlah 24 100%

49

4.2.1 Analisa PerbandinganMotivasi Belajar Siklus I dan Siklus II

Berikut ini tabel perbandingan motivasi belajar siwa siklus I dan siklus II

Tabel 4.9

Perbandingan Motivasi Belajar Siswa

Siklus I, dan Siklus II

NO Kategori Siklus I Siklus II

Motivasi Belajar Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Sangat Baik 8 33% 10 42%

2 Baik 11 47% 14 58%

3 Cukup Baik 5 20% 0 0%

4 Kurang Baik 0 0% 0 0%

5 Tidak Baik 0 0% 0 0%

Jumlah 24 100% 24 100%

Berdasarkan tabel diatas dari 24 siswa diperoleh data sebagai berikut:

Jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar sangat baik pada siklus I sejumlah 8

siswa ( 33%) dan siklus II sejumlah 10 siswa (42%). Kategori motivasi belajar

baik pada siklus I sejumlah 11 siswa (47%), pada siklus II 14 siswa (58%).

Kategori motivasi belajar cukup baik pada siklus I sejumlah 5 ( 20%) sedangkan

pada siklus II tidak ada.

Peningkatan pada motivasi belajar kategori sangat baik dari siklus I

sebanyak 33% menjadi 42% pada siklus II sehingga terjadi peningkatan sebanyak

9%. Pada motivasi belajar siswa kategori baik, begitu juga dari siklus I sebanyak

47% menjadi 58 % pada siklus II sehingga terjadi peningkatan sebanyak 11%.

Dengan demikian dapat dikatakan indikator penelitian dengan rata-rata motivasi

belajar siswa sangat baik dan baik dapat terpenuhi dapat dikatakan penelitian ini

berhasil.

50

4.2.2 Analisa Perbandingan Hasil Belajar Pra siklus, siklus I, dan siklus II

Tabel 4.10

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasar Tabel perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan

siklus II dapat dilihat peningkatan rata-rata dari prasiklus 63,3 siklus I 73,5

menjadi 80,4 pada siklus II. Dapat dilihat peningkatan rata-rata hasil belajar siswa

dari prasiklus ke siklus Isebanyak 10,2. Dan peningkatan rata-rata hasil belajar

siklus I dan siklus II sebanyak 6,9. Pada pra siklus nilai terendah 45 Siklus I nilai

siswa terendah adalah 55 sedangkan pada siklus II nilai terendah 60. Selain itu

dapat dilihat nilai tertinggi prasiklus adalah 90, siklus I dan siklus II 100.

Tabel 4.11

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tuntas 11 46% 19 79% 23 96%

Belum Tuntas 13 54% 5 21% 1 4%

Jumlah 24 100% 24 100% 24 100%

No Rentang

Nilai Prasiklus Siklus 1 Siklus II

Jumlah Siswa

Persentase Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase

1 95-100 0 0% 2 8% 4 17%

2 85-94 2 8,% 3 13% 5 21%

3 75-84 3 13% 6 25% 8 33%

4 65-74 6 25% 8 33% 6 25%

5 55-64 6 25% 5 21% 1 4 %

6 45-54 7 29% 0 0% 0 0 %

Jumlah 24 100% 24 100% 24 100%

Rata-rata Nilai 63,3 73,5 80,4

Nilai Tertinggi 90 100 100

Nilai Terendah 45 55 60

51

Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥65 ) hasil belajar siswa pra

siklus dapat dilihat dari tabel di atas siswa yang tuntas sejumlah 11 (46%),

sejumlah 13 siswa (54%) belum tuntas. Selanjutnya pada siklus Isiswa yang tuntas

dalam pembelajaran siklus I sebanyak 19 siswa( 79%) dan siswa yang belum

tuntas sejumlah 5 siswa (21%). Pada siklus II siswa yang mengalami ketuntasan

sejumlah 23 siswa (96%) dan siswa yang belum tuntas adalah 1 siswa (4%).

Ketuntasan pada hasil belajar siswa pra siklus sebanyak 46%. Pada siklus I

ketuntasan siswa sebanyak 83% dan siklus II menjadi 96%.Dengan begitu dapat

dikatakan indikator penelitian yang akan dicapai dapat terpenuhijadi penelitian ini

berhasil.

4.3 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada kelas 5 SD Negeri Bantal yang berjumlah 24

siswa. Pada waktu peneliti melakukan observasi masih terlihat siswa kurang

berani dalam bertanya maupun menyatakan pendapatnya didalam pembelajaran,

perhatian siswa belum sepenuhnya fokus dan terpusat pada pembelajaran karena

lebih asik bermain ataupun mengganggu temannya ketika proses pembelajaran

berlangsungsehingga hasil belajarnya rendah. Guru sangat mendominasi dalam

kegiatan setiap proses belajar mengajar, guru belum menggunakan metote yang

bervariasi, guru cenderung menggunakan ceramah, tanya jawab, sehingga metode

yang dmatematikakai guru cenderung sama. Ceramah dianggap oleh guru sebagai

cara yang paling mudah dan diterapkan dalam menyampaikan materi pelajaran

kepada siswa, hal itu membuat siswa menjadi bosan dan ramai. Metode yang

diterapkan guru kurang sesuai dengan karakter siswa dan materi pembelajaran.

Setelah guru menggunakan permainan heli berbasis Student Teams Achievement

Division (STAD), keaktifan, dan semangat siswa mejadi meningkat.

Permainan heli berbasis Student Teams Achievement Division (STAD)

membuat siswa aktif karena semua siswa terlibat dalam pembelajaran, tanggung

jawab terhadap kelompoknya, membuat siswa percaya diri. Dalam menerapkan

permainan heli berbasis Student Teams Achievement Division (STAD) disesuaikan

dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran yang merupakan implikasi dari

52

RPP. Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti yang terdiri dari

ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan baik karena dilakukan dengan interaktif, dan menyenangkan

karena semua siswa teribat dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian tindakan, terdapat peningkatan

hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Hasil belajar matematika kelas 5B SD

Negeri Bantal pra siklus masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dari perolehan

hasil belajar matematika dari 24 siswa masih ada 13 siswa atau 54% yang belum

tuntas dan 11 siswa atau 46% sudah tuntas dengan nilai rata-rata 63,3. Setelah

dilakukan tindakan dengan metode permainan heli berbasis Student Teams

Achievement Division (STAD) pada siklus I ada peningkatan hasil belajar dari 24

siswa ada 19 anak atau 79% sudah tuntas dan 5 anak atau 21% belum tuntas

dengan nilai rata-rata klasikal siklus I menjadi 74,3. Setelah dilaksanakan siklus II

menunjukan adanya ketuntasan hasil belajar. Dari 24 siswa 23 siswa atau 96%

dinyatakan tuntas dengan nilai diatas KKM 65 dan 1 anak atau 4% belum tuntas

dikarenakan dalam mengikuti tes kurang persiapan. Nilai rata-rata klasikal siklus

II meningkat menjadi 80,4.

Pada saat kegiatan pembelajaran selain untuk mengetahui hasil belajar

siswa, guru juga mengamati motivasi belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran

matematika dengan permainan heli berbasis STAD. Hasil kategori motivasi

belajar siwa siklus I Jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar sangat baik

pada siklus I sejumlah 8 siswa ( 33%) dan siklus II sejumlah 10 siswa (42%).

Kategori motivasi belajar baik pada siklus I sejumlah 11 siswa (47%). Sedangkan

pada siklus II pada siklus II 14 siswa (58%). Kategori motivasi belajar cukup baik

pada siklus I sejumlah 5 ( 20%) sedangkan pada siklus II tidak ada. Peningkatan

pada motivasi belajar kategori sangat baik dari siklus I sebanyak 33% menjadi

42% pada siklus II sehingga terjadi peningkatan sebanyak 9%. Pada motivasi

belajar siswa kategori baik, begitu juga dari siklus I sebanyak 47% menjadi 58 %

pada siklus II sehingga terjadi peningkatan sebanyak 11%.

53

Hasil penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Khafiq Andri Prasetyo tahun 2009 dengan judul Media Permainan Edukatif

dengan Macromedia Flash dan penelitian yang dilakukan oleh Toni Harseno

tahun 2013 dengan judul Multimedia untuk menciptakan motivasi belajar dalam

penerapan pembelajaran kooperatif. Karena pada penelitian terbukti ada

peningkatan hasil dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan permainan

heli berbasis STAD yang disesuaikan dengan standar proses. Sealin itu peneliti

juga menambah model pembelajaran STAD yang pembantu kegiatan

pembelajaran lebih inovatif dan dapat menambah keaktifan, keceriaan,

mengamati, memperhatikan, sehingga tercipta pembelajaran dengan permainan

yang menyenangkan. Langkah-langkah pembelajaran permainan heli berbasis

STAD yang dimodifikasi dengan standar proses terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi) dan kegiatan penutup.

Hasil nilai ketuntasan belajar yang diperoleh Penelitian yang dilakukan oleh

Khafiq (2009) kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar

siswa kategori baik pada kondisi awal sejumlah 3 siswa (12%) menjadi siswa 10

(41%) pada siklus I dan meningkat siswa 15 (56%) pada siklus II. dengan KKM =

60 mencapai persentase 100%. Hasil penelitian yang dilakukan Toni (2013)

kesimpulan terjadi peningkatan motivasi belajar siswa kategori baik pada kondisi

awal sejumlah 10 siswa (37%) menjadi siswa 11 (47%) pada siklus I dan

meningkat siswa 14 (58%) pada siklus II selain itu hasil belajar dengan KKM ≥60

mencapai persentase 3,6%.

Hal ini membuktikan bahwa permainan heli berbasis STAD dapat

meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa mata pelajara matematika. Dengan

demikian pihak sekolah atau guru dapat menerapkan dan mengembangkan metode

dapat menerapkan permainan heli berbasis STAD untuk meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa

Dari penelitian ini dapat dibuat implikasi secara teoritis dan implikasi

praktis, sebagai berikut:

54

4.3.1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan kegiatan pembelajaran matematika menggunakan Permainan

heli berbasis STAD yang disesuaikan dengan standar proses (eksplorasi, elaborasi

dan konfirmasi) menjadikan siswa dalam pembelajaran lebih aktif, antusias, dan

menyenangkan. Karena semua siswa tertantang unutk menyelesaikan misi-misi

dalam permainan. Dalam pembelajaran menerapkan Permainan heli berbasis

STAD siswa dibagi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari siswa yang

berkemampuan akademik sedang sampai yang berkemampuan akademik tinggi.

Siswa akan menerima penyajian materi dari guru dan didukung permainan heli

sehingga pembelajaran tidak pasif. Materi yang disampaikan menjadi bekal untuk

menjawab tantangang dalam permainan. Didalam kelompok akan terbentuk

interaksi yang positif antar individu, dimana mereka akan menyusun strategi

dalam menjawab. Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menjawab

soal, sehingga tiap siswa tidak ada yang menganggur karena semua siswa akan

mendapatkan giliran untuk menjawab soal. Kelompok dengan skor terbanyak

akan menjadi juara dan mendapatkan penghargaan.

Hasil penelitian tindakan dengan menerapkan Permainan heli berbasis

STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran matematika. Hal tersebut terbukti dengan nilai rata-rata siklus I dan

siklus II yang meningkat.

Penelitian dengan permainan heli berbasis STAD yang dilakukan oleh

peneliti dengan penelitian sebelumya ada kesamaan dan perbedaan. Akan tetapi

perbedan dan persamaannya masih sejalan dan saling melengkapi. Penerapan

permainan heli berbasis STAD disesuaikan dengan standar proses yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi), dan kegiatan penutup.

Sehingga kegiatan pembelajaran terprogram dengan baik. Sebelum pelaksanaan

dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat SK, KD,

Indikator, tujuan pembelajaran, materi, langkah langkah dengan permainan heli

berbasis STAD yang nantinya siswa dapat menyelesaikan tantangan dalam

permainan.

55

Setelah kegiatan pembelajaran menggunakan permainan heli berbasis

STAD disesuaikan dengan standar proses yaitu, eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi akan membuat siswa aktif dan senang mengikuti pembelajaran, karena

siswa secara fitrah menyukai permainan. Selain itu penerapan Permainan heli

berbasis STAD akan melibatkan antusias siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran sehingga materi pelajaran akan diserap dengan baik dampaknya

motivasi dan hasil belajar siswa meningkat.

4.3.2 Implikasi Praktis

Hasil penelitian secara praktis Permainan heli berbasis STAD digunakan

sebagai salah satu cara yang dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran matematika dan digunakan bagi siswa karena dengan

penerapan metode permainan heli berbasis STAD menjadikan pembelajaran lebih

inovatif, antusias, dan ceria. Karena semua siswa terlibat dalam pembelajaran dan

permainan akademik.

Dengan menerapkan permainan heli berbasis STAD berfungsi sebaga cara

untuk membantuk dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar yang

inovatif, karena kegiatan pembelajaran sebelumnya hanya menggunakan metode

yang cenderung sama dan belum inovatif yaitu ceramah. Pembelajaran dengan

menerapkan Permainan heli berbasis STAD memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menyalurkan energi bermain siswa dengan melakukan permainan

heli. Dengan hasil penelitian tindakan dengan menerapkan permainan heli

berbasis STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran matematika.

Pembelajaran dengan metode permainan heli berbasis STAD memberikan

kesempatan bagi siswa untuk memberikan peran serta dalam kelompok untuk

mempelajari materi maupun menyelesaikan tantangan dalam misi permainan heli.

Sehingga pembelajaran matematika tidak semata-mata guru menjelaskan

kemudian siswa duduk diam, karean siswa akan selalu aktif menjalankan

permaian. Oleh karena itu permainan heli berbasis STAD digunakan sebagai

bahan pertimbangan guru dan sekolah dalam mengajarkan materi pelajaran yang

sesuai.