bab iv konsep rancangan -...
TRANSCRIPT
54
BAB IV KONSEP RANCANGAN
4.1. KONSEP PERANCANGAN
4.1.1 ALL DAY SERVICE SEBAGAI DASAR KONSEP FUNGSI
Untuk mencapai tingkat pemakaian bangunan yang maksimum demi terciptanya ruang
interaksi baru bagi pemuda yang juga bisa memicu kreatifitasnya, Youth Development
Center akan difungsikan menggunakan konsep All Day Service. Hal ini berarti Youth
Development Center akan terus difungsikan mulai pagi hari hingga larut malam untuk
berbagai keperluan pemuda. Untuk mencapai konsep fungsi All Day Service ini, Youth
Development Center akan melayani tiga fungsi utama yang berbeda pada pagi, sore, dan
malam hari. Dimana pada pagi hari Youth Development Center akan memiliki fungsi utama
sebagai Sekolah Pengembangan Bakat, sore hari sebagai Community Center, dan pada
malam hari sebagai Hangout Place. Namun begitu, sepanjang hari ketiga fungsi ini
sebenarnya berjalan paralel hanya dengan tingkat penekanan fungsi yang berbeda.
Pemilihan penekanan fungsi sebagai sekolah pengembangan bakat pada pagi hari
diadasari pada fakta bahwa kebanyakan pemuda pada umumnya sedang menjalani aktifitas
pendidikan mereka baik itu di SMA, ataupun Universitas. Oleh karena itu, Youth
Development Center berfungsi utama sebagai Sekolah Pengembangan Bakat pada pagi
hari sebagai tujuan edukasi alternatif bagi pemuda yang mampu menentukan pilihannya
sesuai dengan bakat atau minat yang ingin dikembangkannya.
Pada sore hari, dimana kebanyakan pemuda pada umumnya telah selesai dengan
aktifitas belajar di sekolahnya, Youth Development Center menawarkan fungsi utama
sebagai Community Center, demi menyediakan tempat bagi para komunitas untuk
beraktifitas sesuai dengan bidang mereka. Dengan berkumpulnya para komunitas pada
sore hari, diharapkan dapat terjadi interaksi yang baik, yang kemudian juga memungkinkan
terjadinya pertukaran pengetahuan sehingga dapat mengembangkan masing-masing
komunitas hingga ke anggota dari komunitas itu sendiri.
Pada malam hari, Youth Development Center akan menjadi tujuan Hangout , yang
menawarkan lokasi kuliner yang nyaman dan jauh dari kebisingan kota selagi menawarkan
kesempatan bagi para pemuda untuk sekedar berkumpul, dan berinteraksi dengan santai
menikmati malam atau bahkan menunjukan kemampuan pemuda melalui Amphitheatre
yang dikelola dengan tema-tema tertentu yang unik di setiap kesempatannya, sehingga
dapat terus menarik minat para pemuda untuk datang dan menikmati suasana di Youth
Development Center.
55
4.1.2 YOUTH DEVELOPMENT CENTER SEBAGAI RUANG INTERAKSI SOSIAL,
PEMICU KREATIFITAS, DAN SARANA EDUKASI FORMAL – INFORMAL.
Mengingat statusnya sebagai Sekolah Pengembangan Bakat, maka Youth
Development Center juga memilki konsep fungsi sebagai ruang pemicu kreatifitas
sehingga dapat memicu lahirnya inovasi-inovasi baru yang merupakan prestasi dan hal
positif bagi pemuda. Sebagai Ruang Pemicu Kreatifitas, Youth Development Center
akan didesain dengan fitur-fitur arsitektural yang dapt menstimulasi munculnya ide atau
inspirasi bagi peserta didik ataupun pemuda yang beraktifitas di lingkungan Youth
Development Center.
Selain sebagai Ruang Pemicu Kreatifitas, Youth Development Center, juga akan
menjadi Ruang Interaksi Sosial, yang tidak hanya melayani interaksi casual, tetapi juga
interaksi yang memiliki nilai pertukaran pengetahuan atau skill yang dimiliki oleh
komunitas atau individu sebagai pengguna fasilitas. Dengan fungsi seperti ini, maka
Youth Development Center tidak hanya menjadi Sekolah Pengembangan Bakat yang
bersifat formal, dimana pertukaran pengetahuan terjadi di kelas-kelas atau ruang
praktik, dari pengajar ke peserta didik, tetapi juga sebagai Sekolah Pengembangan Bkat
Informal dimana pengetahuan terjadi di luar kelas, antar individu ke individu lain, atau
komunitas ke komunitas lain.
Melalui interaksi ini pula diharapkan dapat terajdi pertukaran pengetahuan dari
peserta didik di Sekolah Pengembangan Bakat dengan ilmu yang peserta didik
dapatkan di kelas, dengan Komunitas tertentu yang mendapatkan pengetahuan mereka
berdasarkan pengalaman di jalan.
4.2. KONSEP INTERAKSI
Seperti yang sudah dibahas di bab sebelumnya, interaksi akan didesain dengan
pemahaman terhadap konsep yang diungkapkan oleh Martin Ludvigsen dan Goffman.
Interaksi dalam lingkup occasion yang terjadi hingga level Collaborative Action akan
diterapkan pada pusat-pusat aktifitas utama di setiap fasilitas dan fasilitas-fasilitas
permainan yang memang menuntut interaksi untuk bisa diselesaikan (forced
collaboration). Interaksi dalam lingkup situation diterapkan pada penataan furniture dan
ruang-ruang imajiner yang dibentuknya pada sekitaran pusat fasilitas.
56
4.3. KONSEP CROSS-PROGRAMMING
Konsep Cross-Programming digunakan sebagai solusi dalam menyatukan fungsi
Sekolah Pengembangan Bakat dan Youth Center, sehingga tidak terkesan ada dua
bangunan berbeda di dalam satu kawasan, melainkan satu bangunan yang fungsinya
terintegrasi yakni Youth Development Center.
Gambar 4.1: Konsep Cross-Programming :
Sekolah Pengembangan Bakat yang Meng-Intersect Diantara Fasilitas Youth Center
Sumber : Analisis, 2013
Gambar 4.2: Konsep Cross-Programming :
Sekolah Pengembangan Bakat Sebagai Penghubung Antar Zona
Sumber : Analisis, 2013
57
Gambar 4.3: Konsep Cross-Programming :
Sekolah Pengembangan Bakat Sebagai Penghubung Antar Zona
Sumber : Analisis, 2013
58
4.4. KONSEP PENCITRAAN
Berdasar pada status Youth center sebagai pusat aktifitas pemuda, maka citra yang
akan ditampilkan berpegang pada karakteristik pemuda yakni dinamis dan penuh semangat.
Selain itu, untuk mengarahkan pada tujuan tertentu, Youth center ini juga akan dirancang
dengan konsep kreatif dan ceria.
Citra seperti ini bisa ditampilkan dengan menghindari elemen-elemen yang terkesan
kaku dan formal dan menggunakan material serta permainan warna yang hangat dan
menggugah. Selain itu penggunaan elemen-elemen detail arsitektural seperti garis dan
lengkung juga akan dirancangan secara dinamis untuk menghasilkan citra yang sesuai
dengan konsep.
4.5. KONSEP TATA RUANG LUAR
4.5.1 ORIENTASI
Untuk mendukung terjadinya interaksi, maka massa bangunan secara umum akan
diorientasikan ke pusat-pusat aktifitas.
Sebagai bahan pertimbangan lain, masa bangunan juga akan mempertimbangkan
orientasi pergerakan arah matahari, pergerakan angin, bentukan dan batas site dan
semua elemen didalamnya, serta view baik dari dalam ataupun luar site.
Gambar 4.3: MVMNT Hoarding
Sumber : Archdaily.com, Desember 2012
Gambar 4.4 : Cantina Studio Enomada
Sumber : Archdaily.com, Desember 2012
59
4.5.2 TATA MASA
Tata Masa di dominasi oleh bentukan-bentukan radial sehingga menciptakan kesan
yang fleksibel dan dinamis demi mencitrakan karakter pemuda. Bentukan radial juga
sesuai dengan metode pendekatan konsep yakni Center Oriented Space, karena
dengan bentukan radial, view akan terarah pada satu titik yang sama, yakni pusat dari
masa itu sendiri yang akan berfungsi sebagai pusat aktifitas.
4.5.3 TATA MATERIAL DAN ELEMEN EKSTERIOR
Material yang akan digunakan pada Youth center ini akan didominasi oleh Beton
yang difinishing dengan cat putih dengan aksen warna-warna yang ceria dan
menggugah semangat seperti kuning dan merah.
Gambar 4.5 : Preseden Orientasi Site
Sumber : Archdaily.com, Juli 2012
Gambar 4.6: Qing Dao Plaza
Sumber : Archdaily.com, Juli 2012
Gambar 4.7: Qing Dao Plaza
Sumber : Archdaily.com, Juli 2012
60
Sebagai tambahan, akan juga banyak digunakan material kayu untuk membentuk
kesan alami dan hangat, serta green roof dan green wall pada titik-titik tertentu.
Selain beton, material lain yang akan mendominasi adalah kaca, sehingga
memaksimalkan view baik dari dalam keluar bangunan ataupun sebaliknya yang
minimal memunculkan interaksi visual antara pengguna ruang dan orang diluar.
4.6. KONSEP TATA RUANG DALAM
Sama seperti tata ruang luar, demi menciptakan kesan pemuda yang dinamis dan
penuh semangat, Ruang dalam juga akan didesain dengan sentuhan aksen warna-
warna yang ceria dan kuat ditambah aksen kayu untuk menciptakan kehangatan.
Secara konfigurasi penataan furniture, akan diterapkan juga metode center oriented ,
sehingga minimal akan
terbentuk interaksi sampai level shared focus. Selain itu, untuk memaksimalkan
interaksi, akan diterapkan konfigurasi yang minim akan personal space, sehingga
meminimalisasi orang-orang yang menyendiri pada Youth center ini.
Gambar 4.8: Proxy
Sumber : Archdaily.com, September 2012
Gambar 4.9 : Paisan Green Community
Sumber : Archdaily.com, September 2012
Gambar 4.11 : Pescados Capitales Restaurant
Sumber : Archdaily.com, September 2012
Gambar 4.10: Pescados Capitales Restaurant
Sumber : Archdaily.com, September 2012
61
Hal lain yang juga penting dalam penataan ruang dalam, pada Youth center ini akan
diterapkan konsep fleksibilitas, sehingga pengguna ruang bisa merancang sendiri
bagian-bagian tertentu dari ruang. Konsep fleksibilitas ini juga penting diterapkan
terutama pada zona seni dimana pengguna ruang bisa memamerkan hasil karya
mereka dengan berbagai cara.
4.7. KONSEP TATA SISTEM BANGUNAN
4.7.1 KONSEP PENCAHAYAAN
Konsep pencahayaan pada Youth center ini akan didominasi oleh pencahayaan
alami dengan permainan shading , sehingga membentuk bayangan yang dinamis, yang
berubah seiring pergerakan matahari. Sedangkan pada malam hari, pencahayaan akan
diterapkan terang merata pada seluruh ruangan, sehingga menghilangkan kesan privat
namun tanpa menghilangkan permainan tata cahaya yang dinamis.
Pada bagian tertentu dari bangunan yang tidak terjangkau oleh sinar matahari
langsung, akan digunakan metode pemantulan cahaya dengan teknologi Light Pipes,
yang sudah diterapkan misalnya oleh Zero energy Building, di Singapura.
4.7.2 KONSEP PENGHAWAAN
Sama halnya dengan konsep pencahayaan, penghawaan pada bangunan ini akan
didominasi oleh penghawaan alami. Hal ini juga didukung oleh lokasi site yang berada
pada daerah sub-urban dimana udara masih segar dan minim polusi.
Gambar 4.12: The Buesanlido
Sumber : Archdaily.com, Januari 2013
Gambar 4.13 : BNLBRA
Sumber : Archdaily.com, Januari 2013
62
Untuk mendukung sirkulasi udara, akan diterapkan beberapa sistem penghawaan
seperti stack effect dan cross ventilation.
4.7.3 UTILITAS
4.7.3.1. KONSEP MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1. Konsep Penyediaan Listrik
Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung oleh genset.
Distirbusi listrik dalam bangunan dimulai dari trafo, yang dikontrol oleh MDP
yang didistribusikan ke SDP kemudaian terkahir ke alat kelistrikan. Apabila
terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti
dengan menggunakan sistem standby emergency power (SEB) dari genset.
2. Konsep Sistem Audio
Sistem audio digunakan unuk menyiarkan radio lokal yang disiarkan
langsung dari Youth center khusus untuk untuk memberikan hiburan bagi
pengguna ruang pada area tertentu, serta menyebarkan informasi dan
panggilan di area Yotuh Center.
Gambar 4.15 : Skema Distribusi Listrik
Sumber : Analisis, 2013
Gambar 4.16 : Skema Sistem Audio
Sumber : Analisis, 2013
63
4.7.3.2 KONSEP SISTEM SANITASI
1. Konsep Penyediaan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung
pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran.
Pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem down
feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju tangki yang
berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan
pompa, kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan dengan
memanfaatkan gaya gravitasi bumi dan bantuan booster pump.
3. Konsep Pengelolaan Air Kotor
Pengelolaan air kotor dilakukan dengan dua jalur, yakni melalui pipa
terutup dan pipa terbuka (selokan). Pengelolaan air kotor juga melalui
system STP (Sewage Treatment Plan ) , sehingga limbah yang dikeluarkan
tidak mencemari lingkungan sekitar.
Gambar 4.17 : Skema Distribusi Air
Sumber : Analisis, 2013
Gambar 4.18 : Skema Pembuangan Air Kotor
Sumber : Analisis, 2013
64
4.7.4. SISTEM PENGAMANAN
Pengamanan merupakan suatu hal yang sangat urgent untuk diperhatikan
terutama di Youth center, mengingat pemuda ada di tahap umur yang sangat rentan
akan bahaya Narkoba, Minuman Keras, serta gejolak semangat berlebih yang
terlampiaskan dalam bentuk perkelahian baik antar kelompok ataupun individu. Oleh
karena itu, untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya hal-hal tersebut, akan
diterapkan system pengamanan dengan CCTV yang dapat mengontrol seluruh
bagian dari Youth center tanpa celah sedikitpun.
Namun begitu, untuk menghilangkan kesan selalu terawasi yang dapat
menimbulkan perasaan tidak nyaman, kamera-kamera CCTV akan diletakan
secara tersembunyi ataupun terkamuflase.
Selain bahaya yang dapat ditimbulkan dari pemuda itu sendiri, Youth center ini
akan dilengkapi dengan system pengamanan kebakaran berupa peletekan hydrant
box di setiap jarak 30m dan sprinkler yang bekerja dengan ssmoke detector pada
bagian dalam bangunan