bab iv metode penelitian - repository.ipb.ac.id 4... · kuisioner penelitian terdapat pada lampiran...
TRANSCRIPT
62
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku
sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2003 yang
berlangsung pada bulan Maret – Oktober 2009.
4.2. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dan dikumpulkan langsung dari responden dan
informan kunci di lapangan melalui wawancara dan menggunakan pertanyaan/
kuisioner yang terstruktur sesuai dengan tujuan penelitian. Kuisioner penelitian
terdapat pada Lampiran 1, 2 dan 3. Data primer yang dikumpulkan adalah; data
karakteristik responden (umur, perkerjaan dan pendidikan formal). Data persepsi
stakeholder mengenai manfaat pemekaran dan data persepsi masyarakat mengenai
dampak pemekaran terhadap kesejahteraan pada bidang ekonomi, layanan
pemerintah, partisipasi masyarakat, fasilitas umum dan pengelolaan sumberdaya
alam.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas-dinas yang terkait dengan
penelitian, BPS, Bappeda, Dinas Pendapatan Daerah, dan hasil penelitian
terdahulu. Data sebelum pemekaran digunakan dari tahun 2000-2002 sementara
untuk data setelah pemekaran digunakan data mulai tahun 2003-2009. Data
sekunder yang dikumpulkan adalah; data PDRB, APBD, gambaran umum daerah
penelitian yang meliputi aspek fisik, sosial, ekonomi, budaya dan data sekunder
lainnya.
4.3. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode nonprobability sampling dengan teknik “purposive sampling” dengan
pertimbangan stakeholder yang dipilih merupakan pihak yang berperan penting
dalam pembangunan daerah baik sebelum dan sesudah pemekaran. Menurut
Juanda (2007) teknik penarikan contoh purposive sampling biasanya dilakukan
63
oleh peneliti berpengalaman dalam memilih contoh berdasarkan pertimbangan
tentang berberapa karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang
diperlukan untuk menjawab tujuan penelitiannya. Sebagaimana terdapat pada
Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3 Rincian sebaran kelompok responden sebagai sumber data
Responden Jumlah Keterangan
1).Analisis responden 120 30 org Kec Aru Tengah dan 30 org Kec.
Arsel (Kepulauan Aru), serta 30 org Kec.
Dula Utara dan 30 org Kec.Dula Selatan
2).Stakeholder (AHP)
Pemerintah Daerah 3 Pemda dan DPR
Pengusaha 3 Pengusaha Besar/UKM/Koperasi
Masyarakat 5 Tokoh Adat/Masyarakat/LSM/Pemuda-i
Total 131 Responden Masyarakat dan Stakeholder
4.4. Pengamatan dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian yang diamati dan diukur yang selanjutnya akan dianalisa
dapat dilihat pada Tabel 4
Tabel 4 Pengamatan dan pengukuran variabel
No Tujuan Variabel AnalisisJenis/Sumber
Data
1 Menganalisaperkembangan ekonomidan kesejahteraanmasyarakat
Pertumbuhan PDRB, PDRBPerkapita dan pendapatan,pelayanan pemerintah.Partisipasi, prasarana &Pengolahan SDA
Deskriptif, AnalisisDeveritas Entropi(IDE) PDRB dan
Analisis Keresponden
Data Sekunderdan Primer
BPS, BappedaMasyrakat
2 MenganalisisKapasitas Fiskal Pendapatan Daerah
Analisis Deskritif danIDE Pendapatan
Data SekunderBappeda,KantorBupati
3 Menganalisis Sektoryang potensial bagiperekonomian Wil;ayahKab. Kepulauan Arusetelah pemekaran.
Perkembangan PDRB Analisis LQ danAnalisis SSA
Data Sekuder
4 Menganalisis PersepsiStakeholder terhadapdistribusi manfaatpemekaran
Struktur HirarkyStakeholders
AHP (AnalisisHirearki Proses)
Data Primer(stakeholders)
64
Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian.
65
4.6. Metode Analisis
4.6.1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui dampak pemekaran terhadap
pertumbuhan dan perkembangan struktur ekonomi, kapasitas fiskal daerah dengan
menggunakan data-data Produk Domestik Bruto (PDRB), Pendapatan Daerah dari
data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebelum dan setelah
Pemekaran untuk Kabupaten Maluku Tenggara dan setelah pemekaran untuk
Kabupaten Kepulauan Aru. Penekanan dalam analisis ini adalah pada laju
pertumbuhan PDRB dan Pendapatan Daerah.
a) Laju Pertumbuhan PDRB
Mengunakan Rumus :
LPPDRBt =
Dimana :
LPPDRBt = Laju Pertumbuhan PDRB pada tahun ke-t
PDRBt-1 = Angka PDRB pada tahun ke-t
PDRBt-1 = Angka PDRB tahun ke-t-1
b) Laju Pertumbuhan Pendapatan Daerah (PD)
Mengunakan Rumus :
LPPDt =
Dimana :
LPPDt = Laju Pertumbuhan Pendapatan Daerah pada tahun ke-t
PDt= Angka Pendapatan Daerah pada tahun ke-t
PDt-1 = Angka Pendapatan Daerah pada tahun ke-t-1
4.6.2. Analisis Indeks Diversitas Entropi (IDE)
Prinsip yang digunakan dalam analisis IDE adalah semakin beragam
aktifitas ekonomi atau semakin luas jangkauan spasialnya, maka semakin tinggi
nilai IDEnya. Artinya wilayah tersebut semakin berkembang. Analisis IDE ini
digunakan untuk data PDRB dan Pendapatan Daerah Kabupaten Maluku
Tenggara sebelum dan setelah pemekaran serta Kabupaten Kepulauan Aru setelah
pemekaran.
PDRBt – PDRBt-1
PDRBt-1
X 100 %
PDt - PDt-1
PDt-1X 100%
66
4.6.2.1. Analisis Indeks Diversitas Entropi (IDE) PDRB
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan jenis lapangan
usaha/sektor PDRB sesudah pemekaran dengan membandingkan pada kondisi
sebelum pemekaran. Adapun sektor-sektor yang akan diamati meliputi: (1)
pertanian, (2) pertambangan (3) industri pengelolahan, (4) bangunan, (5) listrik
dan air minum, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan &
komunikasi, (8) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta (9) jasa-jasa.
Analisis ini menggunakan formula yang dibangun oleh Saefulhakim
(2003) sebagai berikut berikut :
PiPiIDEPDRBn
i
ln1
Dimana :Pi = proporsi PDRB sektor ke-i terhadap total PDRBn = jumlah sektor
Xi
XiPi
Xi = persentase masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB
Untuk menjustifikasikan tingkat perkembangan, maka ada ketentuan
bahwa jika Indeks Diversitas Entropy (IDE) PDRB semakin tinggi maka tingkat
perkembangan semakin tinggi atau semakin merata.
4.6.2.2Analisis Indeks Diversitas Entropi (IDE) Pendapatan Daerah (PD)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sumber-sumber
Pendapatan Daerah sesudah pemekaran yang meliputi (1) Pendapatan Asli Daerah
(PAD), (2) Dana Perimbangan serta (3) Penerimaan lainnya. Analisis ini
menggunakan formula yang dibangun oleh Saefulhakim (2003) sebagai berikut
berikut:
PiPiIDEPDn
i
ln1
Dimana :Pi = proporsi sumber-sumber PD terhadap total PDn = jumlah sektor
Xi
XiPi
Xi = persentase masing-masing sumber-sumber PD terhadap total PD
67
Untuk menjustifikasikan tingkat perkembangan, maka ada ketentuan bahwa jika
Indeks Diversitas Entropy (IDE) Pendapatan Daerah semakin tinggi maka tingkat
perkembangan sama.
4.6.3. Analisis Hierarchy Process (AHP)
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak pemekaran wilayah
terhadap distribusi hirarkhy stakeholder melalui persepsi masyarakat/stakeholder
terhadap pemekaran wilayah Kabupaten Kepulauan Aru. Analisis Hierarchical
Process di desain untuk menangkap persepsi orang yang berhubungan sangat erat
dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang dirancang untuk sampai pada
skala preferensi diantara berbagai alternatif.
Ma’arif dan Tanjung (2003) AHP merupakan suatu model yang luwes
yang mampu memberikan kesempatan bagi perseorangan atau kelompok untuk
membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara
membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan diingingkan
darinya. AHP memasukan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis.
Proses ini bergantung pada imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk
menyusun hirarki suatu masalah pada logika, intuisi, dan pengalaman pengalaman
untuk memberikan pertimbangan. Penggunaan teknik ini dilakukan dengan cara
membuat urutan komponen-komponen utama penelitian secara berhirarki
kemudian diberi nilai (scoring) dalam rangka kepada setiap bagian yang
menunjukan penilaian subjektif kemudian disintesiskan guna menentukan variabel
yang memiliki prioritas tinggi.
Model ini ditujukan untuk memodelkan masalah-masalah tak terstruktur
baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun sains manajemen. Penerapan AHP
sedapat mungkin menghindari adanya penyerderhanan misalnya dengan membuat
asumsi-asumsi agar diperoleh model-model kuantitatif, sebaliknya
mempertahankan model yang kompleks seperti semula. Agar model realistik,
maka sebaliknya memasukan dan melakukan pengukuran terhadap semua hal
penting. Baik yang nyata maupun tidak nyata yang dapat diukur secara kuantitatif
maupun kualitatif. AHP membuka kesempatan adanya perbedaan pendapat dan
konflik sebagaimana yang ada dalam kenyataan sehari-hari dalam usaha mencapai
68
konsensus. Menurut Suryadi dan Rahmadhani (1998), Adapun langkah-langkah
yang dilakukan meliputi :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan; untuk
kepentingan analisis perlu diketahui dulu faktor-faktor yang berpengaruh
sebagai dampak pemekaran wilayah Kabupaten Kepulauan Aru
2. Membuat struktur hirarkhi yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan
dengan sub-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada
tingkatan kriteria yang paling bawah.
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi
relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau
kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan didasarkan pada pendapat
dari pengambilan keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen
yang lainnya.
4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh pendapat
seluruhnya sebanyak n x { (n-1)/2 } buah, dengan n adalah banyaknya elemen
yang dibandingkan.
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensi, jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulangi.
6. Mengulangi langkah 3, 4, 5 untuk seluruh tingkat hirakhi
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai
vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis
pendapat dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki
terendah sampai pencapaian tujuan.
8. Memeriksa konstitensi hierarkhi. Jika nilainya lebih 10 %, maka penilaian
data pendapat harus diperbaiki.
9. penyusunan atau struktur keputusan dilakukan untuk menggambarkan elemen
sistem atau alternatif keputusan yang teridentifikasi. Susunan hierarki
keputusan dapat dilihat pada gambar 4 .
Menurut Saaty (1991), penentuannya tingkat kepentingan pada setiap
tingkatan hierarki dilakukan dengan pendapat dari narasumber yang memahami
permasalahan dengan cara melakukan wawancara langsung dan menilai tingkat
kepentingan pada setiap elemen dibandingkan dengan elemen lainnya dan untuk
69
mengisi matriks banding berpasangan sebagai permasalahan, terlebih dahulu harus
ditetapkan skala kuantitatif 1 (satu) sampai dengan 9 (sembilan) untuk
menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen atas lainya. Penilaian dilakukan
dengan pembobotan untuk masing-masing komponen dengan komparasi
berpasangan yang dimulai dari tingkat yang lebih tinggi sampai dengan yang
terendah. Pembobotan dilakukan berdasarkan pendapat para narasumber
berdasarkan skala komparasi 1 (satu) sampai 9 (Sembilan). Nilai skala komparasi
digunakan untuk mengkuantitatifkan data yang bersifat kualitatif. Nilai dan
definisi pendapat kuantitatif tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 System urutan (rangking) Saaty untuk hierarchy process
Tingkat
KepentinganDefenisi
1
3
5
7
9
2,4,6,8
Kedua elemen sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yanglainnya
Sifat lebih penting dari salah satu elemen kuat
Satu elemen jelas lebih penting ketimbang elemen yanglainnya
Satu elemen mutlak lebih penting ketimabang elemen yanglainnya
Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatanJika untuk aktivitas/mendapat satu angka bila dibandingkandengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya biladibandingkan dengan i
70
Gambar 4 Analisis AHP Manfaat Pemekaran Wilayah.
PeningkatanSDM
Pemerintah(Eksekutif &
Legistatif)
Pengusaha(Besar, UKM & Koperasi)
Masyarakat(Tokoh Adat, Mayarakat,
LSM, Pemuda/Perempuan)
(Kriteria)
(Stakeholder)
Peningkatan PAD
PendapatanMasyarakat
Mobilitas Msyarakat
Pelayanan Pemerintahan
Penyediaan Tenaga Kerja
Prasarana kesehatan
Prasarana ekonomi
Prasarana Pemerintahan
Prasarana trasportasiPartisipasi Masyarakat
Pertumbuhan Ekonomi
Prasarana pendidikan
(Tujuan)
(Aspek)
Manfaat Pemekaran Wilayah
Ekonomi Sosial Potensi Daerah
(Alternatif)
Pembangunanstruktur
perekonomianyang kuat
Pembangunan danPengembangan Pusat-
pusat pertumbuhan baru(Agro & Minapolitan)
PenyediaanLapanganPerkejaan
PembagunanInfrastruktur
71
4.6.4. Analisis Koresponden (Correspondence Analysis)
Analisis Koresponden (Correspondence Analysis) digunakan untuk
melihat persepsi masyarakat tentang kondisi yang dialami sebelum dan setelah
pemekaran. Correspondence analysis merupakan sebuah teknik deskriptif yang
didesain untuk menganalis tabel sederhana dua arah (simple two-way) atau multi
arah (multi-way) yang berisi berapa ukuran korespondensi antara baris dan kolom.
Dalam correspondence analysis, sebuah tabel crosstab dari data frekuensi mula-
mula distandarisasi sedemikian, sehingga frekuensi relatif dari semua sel apabila
dijumlahkan sama dengan 1.0. Salah satu cara untuk menyatakan hasil dari
analisis ini adalah dengan menampilkan tabel frekuensi relatif tersebut dalam
bentuk jarak antara individual data berdasarkan data baris dan kolom dalam satu
dimensi ruang 2 dimensi.
Perhitungan dalam teknik analisis ini dapat diuraikan seperti yang telah
disampaikan oleh Greenacre (1984) diacu Sayori (2009). Perhitungan detail dari
teknik adalah didasarkan pada matriks berikut :
P : merupakan matrik dari frekuensi relatif, dimana masing-masing elemen
dari P dihitung berdasarkan nilai frekuensi dari tabel input dibagi dengan
jumlah total dari semua nilai
r : merupakan nilai vektror dari total baris matrik P
c : merupakan nilai vektor dari total kolom matrik P
Dr : merupakan matrik diagonal, dimana elemen diagonal dari Dr sama dengan
total baris dari P
Dc : merupakan matrik diagonal, dimana elemen diagonal dari Dc sama dengan
total kolom dari P
Komputasi terhadap kordinat baris dan koordinat kolom didasarkan pada
nilai singular dari matriks P, dimana :
P = A DuB̉’ ..................................................................................... (11)
Sehingga
A inverse (Dr)A = B’inverse(Dc) = 1 ............................................... (12)
dimana A adalah matriks vektor singular sisi kiri (left side generalized vektors), B
adalah matrik vektor singular sisi kanan (right side generalized vectors), Du
adalah matrik diagonal dengan elemen diagonal sama dengan nilai singular
72
(generalized singular values), dan 1 merupakan matrik identitas (sebuah matrik
diagonal dengan nilai 1 sebagai nilai diagonal). Kemudian koordinat baris
dihitung berdasarkan matrik baris R = inverse (Dr)P, dan koordinat kolom
dihitung berdasarkan koordinat kolom seperti halnya koordinat baris. Secara
spesifik, koordinat baris dihitung sebagai F = inverse(Dr)Adu, dan koordinat
kolom sebagai G = inverse (Dc)Bdu. Pilihan ini sangat sesuai apabila kita ingin
menginterpretasi variabel berdasarkan jarak baris dan jarak kolom (jarak antara
dua koordinat yaitu dari sisi baris dan kolom adalah jarak chi-square).
Dalam penelitian ini teknik perhitungan di atas digunakan untuk
mengetahui pola asosiasi antara karakteristik stekeholders atau responden dengan
persepsi mereka mengenai Kabupaten Maluku Tenggara dan Kepulauan Aru
setelah pemekaran. Persepsi ini akan dikelompokkan menjadi persepsi mengenai
tingkat pendapatan, pelayanan pemerintah, partisipasi masyarakat, fasilitas umum
dan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam di Kabupaten Maluku
Tenggara dan Kabupaten Kepulauan Aru sebelum dan setelah pemekaran.
4.6.5. Uji Validasi
Uji validasi dalam penelitian ini adalah uji validasi konstruk (construct
validity) adalah validasi yang mempertanyakan apakah butir-butir pertanyaan
dalam instrumen telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan.
Menurut Juanda (2007) diacu sayori (2009), jika sebuah item pertanyaan bersifat
valid (mengukur peubah yang sesungguhnya ingin diukur) maka seharusnya dia
berkorelasi sangat tinggi dengan item pertanyaan lain. Validasi sebuah item
pertanyaan diukur menggunakan korelasi antara skor pertanyaan tersebut (Xj)
dengan total skor tanpa melibatkan pertanyaan yang ingin diperiksa (Y-Xj).
Untuk memudahkan dalam pembuatan kuisioner untuk masing-masing
indikator, dapat dibuat dalam Tabel 6 seperti di bawah ini.
Tabel 6 Indikator dalam Kuisioner Penelitian
Variabel Penelitian Komponen (indikator)yang diukur
Item soal (indikator)dalam kuisioner
Dampak pemekaran(Tingkat
Kesejahteraan)
- Bidang Ekonomi- Pelayanan Pemerintah- Partisipasi Masyarakat- Fasilitas Umum- Lingkungan Hidup
1,2,34,56,7,8,9,1011,12,13,14,15,1617
73
Misalkan pertanyaan untuk soal nomor 1 untuk indikator di bidang ekonomi:
Setelah pemekaran bagaimana pengaruhnya terhadap pendapatan Anda?
Jawaban yang disediakan : 1 = menurun (skor = 1)
2 = tidak ada perubahan (skor = 2)
3 = meningkat (skor = 3)
Misalkan :
Xi : skor untuk item soal ke-i dalam kuisioner. i = 1, 2, ...17
Yi: total skor untuk item-item soal yang digunakan mengukur dampak pemekaran
dalam kuisioner.
17
1i
XiY
Uji validasi sebuah item pertanyaan diukur menggunakan korelasi antara
skor pertanyaan tersebut (Xi) dengan total skor tanpa melibatkan pertanyaan yang
ingin diperiksa (Y-Xi). Rumus korelasi pearson atau product moment, yaitu :
2222 )()( ZZnXXn
ZXXZnrhitung
Dimana :
r hitung = angka korelasi
n = jumlah responden
X = skor pertanyaan yang diuji validasinya
Z = skor total tanpa melibatkan pertanyaan yang dikaji (Y-X)
Jika korelasinya nyata, maka item pertanyaan tersebut dapat digunakan
untuk mengukur peubah disiplin kerja. Jika korelasinya tidak nyata, maka item
pernyataan tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur peubah disiplin kerja.
Item pertanyaan ini dapat dibaung atau diperbaiki, jika diperbaiki untuk
dipertahankan, item ini harus diji lagi keabsahannya. Untuk data ordinal,
sebaliknya menggunakan koefisien korelasi (rank) Spearman, dengan rumus
berikut :
74
)1(
61
2
2
nn
dr i
s
Dimana : rs = koefisien koreasi Rank Spearman
Di2 = selisih antara rank bagi Xi dan Zi
n = banyaknya pasangan data
Besarnya nilai r terletak antara -1 < r < 1, artinya :
r =+1 berarti hubungan X dan Z sempurna positif (mendekati 1, hubungan sangat
kuat dan positif).
r = -1 berarti hubungan X dan Z sempurna negatif (mendekati -1, hubungan sangat
kuat dan negatif).
r = 0 berarti hubungan X dan Z lemah sekali atau tidak ada hubungan.
4.6.6. Analisis Komparatif dan Kompetitif Wilayah
Analisis komparatif dan kompetitif wilayah dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi dari masing-masing sektor atau sub sektor di Kabupaten
Kepulauan Aru. Untuk mengkaji basis ekonomi atau keunggulan komparatif dan
juga mengetahui keunggulan kompetitif wilayah dapat dilihat dari kontribusi tiap-
tiap sektor atau sub sektor tersebut terhadap perekonomian wilayah dilakukan
dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu analisis Shift Share dan analisis
Location Quetiont (LQ).
4.6.6.2. Analisis Shift Share
Analisis Shift Share menggambarkan besarnya kontribusi suatu sektor
terhadap pembentukan PDRB Wilayah Kabupaten Kepulauaan Aru dalam satu
tahun, yang dirumuskan :
Share i %100xPDRB
NTBi
Dimana :
Share i = Kontribusi sektor i terhadap PDRB pada daerah yang dianalisa
NTB j = Nilai tambah bruto sektor j pada daerah yang dianalisa
PDRB = PDRB pada daerah yang dianalisis
75
Sedangkan untuk melihat terjadinya pergeseran struktur perekonomian
Kabupaten Kepulauan Aru dalam hubungannya dengan perekonomian Provinsi
Maluku, dalam Analisis Shift Share terdapat tiga komponen, yaitu : Provincial
Share, Proportional Share, dan Differential Share.
Provincial Share (SP), yaitu menggambarkan share wilayah Kabupaten
Kepulauan Aru yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku,
dengan formula :
R ro
no
ntro E
E
EE .
Dimana :
R = Provincial Share/Expected Growth
Ero = PDRB Kabupaten Kepulauan Aru tahun awal
Eno = PDRB Provinsi Maluku tahun awal
Ent = PDRB Provinsi Maluku tahun akhir
Proportional Share (SP), yaitu menggambarkan pergeseran dari nilai
tambah bruto sektor di Kabupaten Kepulauan Aru yang dipengaruhi oleh sektor
yang sama, serta PDRB di Provinsi Maluku, dengan formulasi;
SP
no
nt
noi
nti
roi
E
EE
E
E
Dimana :
SP = Proportional Share
Eiro = NTB sektor (i) di Kabupaten Kepulauan Aru tahun awal
Eino = NTB sektor (i) di Provinsi Maluku tahun awal
Eint = NTB sektor (i) di Provinsi Maluku tahun akhir
Eno = PDRB di Provinsi Maluku tahun awal
Ent = PDRB di Provinsi Maluku tahun akhir
Differential Share (SD), yaitu perbedaan antara pertumbuhan aktual
Kabupaten Kepulauan Aru yang dipengaruhi oleh sektor (i) di Provinsi Maluku,
dengan formulasi;
76
SD no
i
nti
roi
rti
E
EEE
Dimana :
SD = Differential Share
Eiro = NTB sektor (i) di Kabupaten Kepulauan Aru tahun awal
Eino = NTB sektor (i) di Provinsi Maluku tahun awal
Eirt = NTB sektor (i) di Kabupaten Kepulauan Aru tahun akhir
Eint = NTB sektor (i) di Provinsi Maluku tahun akhir
Selanjutnya hubungan dari ketiga komponen tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut : G = R + S
Dimana :
G = Pertumbuhan aktual Kabupaten Kepulauan Aru
R = Provinsial Share
S = Total Shift Share (SP + SD).
4.6.6.2. Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis lain dari perekonomian wilayah adalah analisis Location Quotient
(LQ), tujuannya adalah untuk melihat dan dapat menentukan sektor basis atau
sektor non basis dari suatu wilayah perencanaan serta dapat mengidentifikasi
sektor unggulan di Kabupaten Kepulauan Aru, formulasinya adalah :
p
ip
k
ik
PDRB
NTB
PDRB
NTB
LQ
Dimana :
LQ = Location Quotient
NTBik = NTB sektor (i) di Kabupaten Kepulauan Aru
NTBip = NTB sektor (i) di Provinsi Maluku
PDRBk = Total PDRB di Kabupaten Kepulauan Aru
PDRBp = Total PDRB di Provinsi Maluku
77
4.7. Definisi Operasional.
1. Dampak Pemekaran adalah kondisi fisik maupun non fisik yang terjadi
dilokasi penelitian setelah adanya pemekaran wilayah.
2. Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan daerah untuk
pendanaan daerah yang bersumber dari dana bagi Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil.
3. Stakeholder adalah pihak-pihak yang berpengaruh maupun yang dipengaruhi
oleh adanya pemekaran wilayah dilokasi penelitian.
4. Kesejahteraan Masyarakat adalah kondisi kehidupan masyarakat di lokasi
penelitian yang didekati dari kondisi perekonomian, peluang partisipasi,
pelayanan pemerintah, ketersediaan fasilitas umum dan pengelolaan sumber
daya alam.