bab iv metode penelitian 4.1 desain penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/bab iv.pdfdesain penelitian...
TRANSCRIPT
51
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan model atau metode yang digunakan peneliti
untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian.
Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian (Creswel,
2014). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen semu
(Quasi-Experimental). Desain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini
berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok intervensi dan kelompok kontrol (Nursalam, 2017). Dalam penelitian ini
dibagi menjadi kedua kelompok yaitu kelompok perlakuan 1 yang akan diberikan air
jahe dan kelompok perlakuan 2 yang akan diberian air kelapa. Kedua kelompok akan
dilakukan pre-test dan post-test. Kelompok perlakuan 1 akan diberikan air jahe 2x sehari
selama 3 hari pada pagi dan sore hari sedangkan untuk kelompok perlakuan 2 akan
diberikan air kelapa 2x sehari selama 3 hari pada pagi dan sore hari.
Tabel 4.1 Rancangan Penelitian Eksperimen Semu (Quasi-Experimental)
Subjek Pre Perlakuan Post
K-A O1 P1 O2
K-B O 1 P2 O2
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Keterangan Tabel :
K-A : Subyek kelompok perlakuan 1 (Air jahe)
K-B : Subyek kelompok perlakuan 2 (Air kelapa)
O1 : Pengkajian nyeri haid sebelum intervensi
P1 : Pemberian air jahe
P2 : Pemberian air kelapa
O2 : Pengkajian nyeri haid setelah intervensi
52
4.2 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian adalah langkah-langkah dalam aktifitas kelompok ilmiah,
dimulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu kegiatan dari awal
penelitian yang akan dilakukan (Suryawan, 2014).
Populasi : Mahasiswi PSIK UMM yang mengalami nyeri haid
Sampling : Quota Sampling
Sampel : 22 orang mahasiswi yang mengalami nyeri haid
Kelompok 1 (n1 = 11) Kelompok 2 (n2 = 11)
Pre-test : pengukuran skala nyeri haid sebelum diberikan intervensi
Pre-test : pengukuran skala nyeri haid sebelum diberikan intervensi
Kelompok perlakuan 1 diberikan intervensi air jahe sebanyak 200ml pada pagi dan sore hari
selama 3 hari pertama menstruasi
Kelompok perlakuan 2 diberikan intervensi air kelapa sebanyak 200cc pada pagi dan sore selama
3 hari pertama menstruasi
Post-test : pengukuran kembali skala nyeri haid sesudah diberikan intervensi air jahe
Post-test : pengukuran kembali skala nyeri haid sesudah diberikan intervensi air kelapa
Analisa data : Independent t-test
Gambar 4.1 Kerangka Penelitian
4.3 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan dari penelitian tersebut (Sugiyono, 2016)
53
sedangkan menurut Nursalam (2017), populasi dalam penelitian yaitu subjek misalnya
manusia atau klien yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.
Populasi terbagi menjadi dua yaiu populasi target dan populasi terjangkau (accessible
population), populasi target yaitu populasi yang memenuhi kriteria sampling dan
menjadi sasaran akhir penelitian sedangkan populasi terjangkau (accessible population)
yaitu populasi yang memenuhi kriteria penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh
peneliti dari kelompoknya (Nursalam 2017). Dalam penelitian ini mengambil populasi
yaitu mahasiswi PSIK UMM yang berusia 18-24 tahun dan mengalami nyeri haid.
4.3.2 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2016).
Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel,
agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian (Sastroasmoro & Ismail, 1995; Nursalam 2008, dalam Nursalam 2017).
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Quota sampling yang merupakan
bagian dari nonprobability sampling. Quota sampling adalah teknik pengambilan sampel
dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam
pengambilan sampel dari populasi (khususnya yang tidak terhingga atau tidak jelas),
kemudian dengan patokan jumlah tersebut peneliti mengambil sampel secara
sembarang asal memenuhi persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut.
4.3.3 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2016). Tujuan ditentukannya sampel dalam penelitian yaitu untuk
mempelajari karakteristik suatu populasi, karena tidak dimungkinkannya peneliti
melakukan penelitian pada semua populasi, terdapat kriteria sampel yang meliputi
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut digunakan untuk
54
menentukan dapat tidaknya dijadikan sampel sekaligus untuk membatasi hal-hal yang
akan diteliti (Hidayat, 2010). Nursalam (2017) berpendapat bahwa sampel terdiri atas
bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui
sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 22 responden yang akan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok 1 (n1) yang akan diberikan air jahe sebanyak
200ml pada pagi dan sore hari selama 3 hari dan kelompok 2 (n2) yang akan
diberikan air kelapa sebanyak 200cc pada pagi dan sore hari selama 3 hari.
Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus minimal sampel untuk koefisien kolerasi (r) :
𝑛1 = 𝑛2 = (𝑧𝛼 +𝑧𝛽 )
0,5 𝐼𝑛(1+𝑟1)/(1−𝑟1)−𝐼𝑛(1+𝑟2)/(1−𝑟2)
2
+ 3
𝑛1 = 𝑛2 = (1,96+0,842)
0,5 𝐼𝑛(1+0,5)/(1−0,5)− 𝐼𝑛(1+0,5)/(1−0,5
2
+ 3
𝑛1 = 𝑛2 = 2,802
0,5 𝐼𝑛 3 −𝐼𝑛 (3)
2
+ 3
𝑛1 = 𝑛2 = 2,802 2 + 3
𝑛1 = 𝑛2 = 10,85 / dibulatkan menjadi 11
Keterangan :
𝑛1 dan n2 : Besar sampel minimal
zα : Ketetapan (1,96)
zβ : Ketetapan (0,842)
r1 dan r2 : Nilai koefisien kolerasi (0,5)
Sehingga jumlah responden pada kelompok perlakuan 1 (n1) sebanyak 11
orang dan kelompok perlakuan 2 (n2) sebanyak 11 orang. Jadi total keseluruhan
sampel dalam penelitian ini berjumlah 22 orang (Sastroasmoro & Ismael, 2014).
Dengan kriteria insklusi dan eksklusi sebagai berikut :
55
a. Kriteria inklusi
- Mahasiswi berusia 18-24 tahun
- Mahasiswi yang belum menikah
- Masa menstruasi minimal 5-6 hari
b. Kriteria eksklusi
- Mengkonsumsi obat anti nyeri
- Mengkonsumsi jamu ataupun minuman herbal lainnya
4.4 Varibel penelitian
Variabel adalah karakteristik yang memberikan nilai berbeda terhadap sesuatu
(benda, manusia, dan lain-lain) (Soeparto, Putra, & Haryanto, 2000 dalam Nursalam,
2017). Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan
sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran ataupun manipulasi suatu penlitian
(Nursalam 2017). Jenis variabel diklasifikan menjadi bermacam-macam tipe untuk
menjelaskan penggunaannya dalam penelitian meliputi variabel independen dan
variabel dependen.
4.4.1 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen biasanya di manipulasi, di amati, di
ukur untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap variabel lainnya
(Nursalam 2017). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian air jahe
dan air kelapa.
4.4.2 Variabel dependen
Variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi
nilainya ditentukan oleh variabel lain. Dalam ilmu perilaku, variabel dependen adalah
56
aspek tingkah laku yang diamati dari suatu organisme yang dikenai stimulus dengan
kata lain variabel dependen adalah faktor yang diamati dan di ukur untuk
menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas atau variabel
independen (Nursalam, 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nyeri
haid.
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud atau yang berkaitan dengan apa yang diukur oleh variabel yang berkaitan.
Tabel 4.2 Definisi Operasional Pemberian air jahe dan air kelapa
No Variabel Definisi
Operasional Indikator Skala Alat Ukur
Hasil Ukur
1. Variabel
Independen:
Pemberian air
jahe dan air
kelapa
Metode terapi
nonfarmakologis dengan
mengkonsumsi air jahe
dan air kelapa. Intervensi
dilakukan pada kelompok
1 dengan menggunakan
jahe sebanyak 15gr dan
pemberian air jahe
sebanyak 200ml pada
pagi dan sore hari selama
3 hari dan kelompok 2
dengan pemberian air
kelapa 200cc pada pagi
dan sore hari selama 3
hari
1. Air jahe
sebanyak
200ml yang
diberikan
selama 3 hari
pertama
menstruasi
2. Air kelapa
sebanyak
200ml yang
diberikan
selama 3 hari
pertama
menstruasi
Lembar
observasi yang
terdiri dari
komponen:
nama, usia,
alamat, nomor
responden
2. Variabel
Dependen:
Nyeri haid
Nyeri haid merupakan
nyeri yang dirasakan
selama menstruasi dan
merupakan keluhan
ginekologis akibat
ketidakseimbangan
hormon prostaglandin
dalam darah
Skala nyeri haid
pre-test
Rasio Pengukuran
skala nyeri
haid :
1. Lembar
observasi
2. Skala nyeri
numerik
Skala nyeri
haid 0-10
57
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu pengumpulan data akan dilakukan selama seminggu yang akan di
mulai sekitar bulan Desember 2018-Januari 2019 yang bertempat di sekitar daerah
Sumbersari, Kota Malang.
4.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data pada waktu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, alat ukur nyeri haid yang
berupa skala nyeri numerik (Numeral Rating Scale) dan bahan penelitian seperti jahe, air
kelapa muda, gula aren, gula merah, air putih dan gelas.
4.8 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini intervensi yang diberikan pada kelompok perlakuan 1
yaitu pemberian air jahe dan kelompok perlakuan 2 yaitu pemberian air kelapa.
1. Peneliti mengidentifikasi mahasiswi PSIK yang berumur 18-24 tahun yang
mengalami nyeri haid, kemudian mengidentifikasi nyeri haid yang mereka
rasakan.
2. Peneliti melakukan pendekatan pada responden tersebut dan menjelaskan
tujuan dan maksud dari penelitian yang dilakukan kemudian memberikan
surat ketersediaan mereka menjadi responden (Informed Consent).
3. Peneliti dan responden melakukan kontrak waktu dan tempat untuk
dilakukannya intervensi penelitian.
4. Peneliti membagi responden dalam kedua kelompok yaitu kelompok
perlakuan 1 yang diberikan air jahe dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan
air kelapa.
58
5. Hari pertama penelitian, peneliti mengidentifikasi atau melakukan pengukuran
skala nyeri haid yang dirasakan responden dengan menggunakan skala nyeri
numerik (Numeral Rating Scale) kemudian dicatat di lembar observasi sebagai
tahap pre-test. Setelah itu peneliti memberikan intervensi kepada responden
sesuai kelompok yang dibagikan yaitu kelompok perlakuan 1 diberikan air
jahe sebanyak 200ml pada pagi dan sore hair selama 3 hari pertama
menstruasi, sedangkan untuk kelompok perlakuan 2 diberikan air kelapa
sebanyak 200cc yang diminum pada pagi dan sore hari selama 3 hari pertama
masa menstruasi.
6. Setelah pemberian intervensi, peneliti kembali mengidentifikasi atau
melakukan pengukuran skala nyeri haid yang dirasakan oleh mahasiswi
dengan menggunakan skala nyeri numerik (Numeral Rating Scale) yang
kemudian dicatat dilembar observasi sebagai tahap post-test. Identifikasi atau
pengukuran skala nyeri haid setelah diberikan intervensi (post-test) dilakukan
setelah pemberian intevensi selama 3 hari pertama masa menstruasi.
4.8.1 Teknik Pengumpulan Data
A. Tahap Persiapan
1. Peneliti melakukan observasi kepada mahasiswi dengan cara mendatangi
para responden dan kemudian memberikan penjelasan dan tujuan dari
penelitian dilakukan oleh peneliti, setelah itu peneliti memberikan
kuesioner kepada responden dan memilih responden berdasarkan kriteria
inklusi.
2. Apabila responden sudah memahami tujuan dari penelitian dan memenuhi
kriteria inklusi responden diberikan informed consent apabila bersedia
menjadi responden dan mengikuti penelitian.
59
3. Setelah pengisian informed consent dilanjutkan pengisian lembar observasi
yang meliputi nama, usia, alamat dan nomor responden dan skala nyeri
haid.
4. Peneliti juga menjelaskan kepada responden bahwa responden dibagi
menjadi 2 kelompok yang pada kelompok 1 diberikan air jahe dan pada
kelompok 2 diberikan air kelapa sebanyak 200ml selama 3 hari pertama
menstruasi
5. Peneliti dengan responden melakukan kontrak waktu selama 3 hari untuk
melakukan penelitian.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Mempersiapkan lembar observasi skala nyeri haid, air jahe, air kelapa dan
lembar skala nyeri numerik (Numeral Rating Scale).
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat penelitian
termasuk lembar observasi skala nyeri haid yang juga digunakan sebagai
media intervensi pada saat penelitian.
3. Peneliti melakukan pemberian intervensi air jahe dan air kelapa dimulai
dengan pre-test, intervensi, dan tahap akhir post-test.
4. Pada minggu awal selama 3 hari peneliti melakukan terapi pada kelompok
1 yaitu kelompok yang diberikan air jahe. Pemberian intervensi kepada 11
responden dengan cara peneliti mendatangi tempat tinggal responden yang
sedang menstruasi dan melakukan pengukuran skala nyeri (pre), kemudian
pemberian intervensi air jahe setalah itu dilakukan pengukuran skala nyeri
haid (post).
60
5. Pemberian intervensi pada 3 hari berikutnya minggu kedua untuk
kelompok 2 dengan pemberian air kelapa selama 3 hari pertama
menstruasi.
6. Pemberian intervensi pada kelompok 2 yaitu kelompok yang diberikan air
kelapa. Pemberian intervensi kepada 11 responden dengan cara peneliti
mendatangi tempat tinggal responden yang sedang menstruasi dan
melakukan pengukuran skala nyeri (pre), kemudian pemberian intervensi
air jahe setalah itu dilakukan pengukuran skala nyeri haid (post).
4.8.2 Pengolahan Data
Langkah-langkah dalam menganalisa data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Editing
Data yang telah dikumpulkan dapat diolah dengan baik dan benar
sehingga dapat menghasilkan informasi yang benar. Dilakukan dengan cara
memeriksa dan mengamati kelengkapan pengisian sehingga apabila terjadi
kesalahan atau jawaban yang belum dapat ditelusuri (Notoatmojo, 2005).
2. Coding
Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam
kategori dengan cara memberikan tanda atau kode berbentuk angka pada
masing-masing jawaban untuk memudahkan dalam pengolahan data.
3. Entry
Memasukkan data dalam program komputer untuk melakukan
pengolahan data sesuai dengan variabel yang sudah ada (Septiawan, 2013).
Dalam penelitian ini melakukan entry data dengan memasukkan nama inisial
responden, usia, dan hasil pengukuran skala nyeri haid.
61
4. Tabulasi Data
Pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian
menyusunnya ke dalan tabel untuk mempermudah dalam pembacaan hasil
(Septiawan, 2013).
4.9 Analisa Data
Analisis data merupakan bagian terpenting untuk mencapai tujuan dari
penelitian dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berdasrkan data yang
diperlukan (Nursalam, 2017). Analisa data merupakan sebuah proses setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
4.9.1 Analisis Univariat
Analisisi univariat atau analisis deskriptif bertujuan dalam menjelaskan
karakteristik dalam setiap variabel penelitian, bentuk analisis ini tergantung dari jenis
data yang digunakan (Notoatmodjo, 2010). Data penelitian ini analisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian meliputi usia dan lama masa menstruasi.
4.9.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel
terikat dengan variabel bebas (Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat digunakan untuk
mengetahui perbedaan skala nyeri haid setelah dilakukan pemberian air jahe dan air
kelapa. Pada penelitian ini Analisis bivariat digunakan untuk menganalisa perbedaan
efektifitas antara kedua kelompok, yaitu kelompok perlakuan 1 (kelompok air jahe)
dengan kelompok perlakuan 2 (kelompok air kelapa). Setelah data terkumpul maka
selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisa data dengan menggunakan Uji t-
independen untuk melihat perbedaan efektifitas pemberian air jahe dan air kelapa
pada kedua kelompok.
62
Analisis normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk karena jumlah
responden dalam penelitian ini kurang dari 50. Analisis variabel berdistribusi normal
dengan nilai signifikan P>0,05 dan apabila data berdistribusi tidak normal dilakukan
dengan uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh pemberian air jahe dan air kelapa untuk
menurunkan skala nyeri haid dan menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat
keefektifan hasil dari penurunan skala nyeri haid pada kedua kelompok. Dengan
analisa data statistik atau menggunakan komputerisasi program software SPSS versi
16.00.
4.10 Etika Penelitian
Dalam pelaksaan penelitian, peneliti perlu membawa rekomendasi dari
institusi untuk pihak lain dengan cara mengajukan permohonan ijin kepada lembaga
tempat penelitian yang diajukan oleh penulis. Setelah mendapatkan persetujuan,
barulah peneliti dapat melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang
meliputi Informed Consent, Anonimity dan Confidentiality. Masalah etika pada penelitian
yang menggunakan subyek manusia menjadi isu yang berkembang saat ini. Hampir
90% subyek penelitian dalam ilmu keperawatan adalah manusia, maka peniliti harus
memahami prinsip-prinsip etika penelitian (Nursalam, 2016).
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Informed Consent atau lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan
antara peneliti dan responden dengan memberikan lembar persetujuan menjadi
responden, yaitu sebelum melakukan pengambilan data penelitian, peneliti
memberikan penjelasan ke calon responden tentang tujuan, manfaat, serta dampak
terhadap subjek peneliti selama pengumpulan data. Apabila calon responden bersedia
untuk diteliti maka calon responden harus menandatangani lembar persetujuan,
menjadi reponden penelitian yang disedia oleh peneliti dan apabila tidak calon
63
responden tidak bersedia menjadi responden penelitian maka peneliti tidak boleh
memaksa dan harus tetap menghormati keputusan calon responden (Nursalam, 2016).
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Anonimity atau tanpa nama dalah pengolahan data peneliti tidak mencatumkan
nama responden secara lengkap di lembar pengumpulan data tetapi hanya
menggunakan kode atau inisial nama responden untuk menjaga kerahasiaan
indentitaas responden.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Confidentiality adalah kerahasiaan informasi, semua informasi responden yang
telah dikumpulkan oleh peneliti akan dijamin kerahasiaannya. Penyajian data hasil
penelitian hanya disajikan dalam forum akademik. Menurut Swarjana (2012) beberapa
langkah yang dapat diambil oleh peneliti untuk menghindari pelanggaran dalam
confidentiality :
1. Mencantumkan indentifikasi informasi (nama, alamat) ketika memang sangat
dibutuhkan (sangat penting)
2. Membuat atau mencantumkan ID number
3. Menyimpan data dalam a loccked file
4. Hanya boleh dilihat oleh orang-orang tertentu yang sangat berkepentingan
(sangat membutuhkan)
5. Tidak memasukkan identitas kedalam computer
6. Menghapus identifikasi informasi dengan cepat dan praktis
7. Personal sign confidentialy
8. Jika terdapat informasi yang sangat spesifik, dapat dibuat nama fiktif.