bab iv metodologi penelitian 4.1 desain penelitianeprints.umm.ac.id/48909/5/bab iv.pdf · maka...
TRANSCRIPT
41
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah strategi penelitian dalam mengidentifikasi
permasalahan yang ada sebelum perencanaan akhir pengumpulan data. Desain
penelitian digunakan untuk mengidentifikasi struktur penelitian yang akan
dilakukan dan sebagai petunjuk dalam perencanaan serta pelaksanaan penelitian
untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab pertanyaan penelitian. Desain
penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang mana dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi akurasi hasil penelitian. Desain penelitian
merupakan hal yang terpenting dalam menentukan uji statistik yang akan
digunakan didalam penelitian (Nursalam, 2016).
Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimen dengan
rancangan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan
dependen dinilai secara simultan pada suatu saat dan tidak ada tindak lanjut.
Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk mengkaji dan menjelaskan
mengenai suatu fenomena berdasarkan fakta di lapangan yang terjadi pada masa
kini untuk menemukan ide baru (Nursalam, 2016).
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang mana
pendekatan ini menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali saja. Pada jenis ini, variabel
42
independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat dan tidak ada
tindak lanjut (Nursalam, 2016).
4.2 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka operasional atau kerangka kerja penelitian merupakan bagan yang
menerangkan langkah-langkah dalam aktivitas penelitian, yaitu kegiatan sejak
awal dilaksanakannya penelitian mulai dari penetapan populasi, sampel, dan
seterusnya (Nursalam, 2016). Kerangka kerja penelitian ini dijelaskan pada bagan
4.2 di bawah ini.
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi: 90 orang Relawan Bencana Muhammadiyah Disaster
Management Centre Kota Malang dan Kabupaten Malang
Teknik Sampling: Teknik pengambilan sample pada penelitian
menggunakan convinience sampling
Sample: Relawan Muhammadiyah Disaster Management Centre
Kota Malang dan Kabupaten Malang
Pengumpulan data: menggunakan Kuisioner Pengetahuan dan Sikap
Kesiapsiagaan Bencana yang berbentuk online google form
Pengolahan data berdasarkan pengetahuan dan sikap relawan
tentang kesiapsiagaan bencana
Analisis data: Statistik Deskriptif
Mendapatkan hasil dari analisa data dan menemukan
masalah yang terjadi
Menjelaskan kesimpulan dari hasil yang didapat
43
4.3 Populasi, Sampling, dan Teknik Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu, objek atau fenomena yang secara
potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian. Populasi menjadi target
dimana peneliti dapat menghasilkan hasil penelitian (Swarjana, 2015). Populasi
dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 60 orang relawan
Muhammadiyah Disaster Management Centre Kota Malang dan 30 orang
relawan Muhammadiyah Disaster Management Centre Kabupaten Malang.
4.3.2 Sample
Sampel merupakan sebagian atau perwakilan dari populasi yang diteliti.
Sampel menjadi bagian dari jumlah populasi yang diteliti sehingga hasil penelitian
bisa digeneralisasikan (Hamdi & Bahruddin, 2014). Sample terdiri dari bagian
populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui
sampling (Nursalam, 2016). Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah
relawan Muhammadiyah Disaster Management Centre Kota Malang dan
Kabupaten Malang.
Responden yang dikeluarkan dari penelitian ini adalah responden yang
belum pernah mengikuti salah satu dari pelatihan kebencanaan, simulasi
bencana, pelatihan SAR, diklat dasar MDMC, dan apel kesiapsiagaan bencana,
serta belum pernah terjun ke lokasi bencana.
Penentuan besar sampel menurut Rumus Slovin (Setyawan, 2017):
𝑛 =N
(1 + (N + 𝑒2))
44
Keterangan:
n = perkiraan besar sampel
N = perkiraan besar populasi
e = margin of error (0,05)
𝑛 =N
(1+(N+𝑒2))
= 90
(1+(90 . 0,052 )) =
90
(1+(90 . 0,0025))
= 90
(1+0,225) =
90
1,225 = 73,4
= 73 responden
4.3.3 Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili
populasi yang ada. Teknik sampling merupakan cara yang digunakan dalam
pengambilan sample, agar memperoleh sample yang sesuai dengan subjek
penelitian (Nursalam, 2016).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
convinience sampling. Convinience sampling merupakan suatu teknik penetapansampel
apabila peneliti tidak mampu melakukan pendekatan dan tidak memungkinkan
untuk melakukan kontrol bias. Sampling inidipilih apabila responden tidak
berada dalam waktu dan tempat yang sama. Subjek dijadikan sampel karena
kebetulan dijumpai di tempat dan waktu yang sama pada saat pengumpulan data.
Dengan cara ini, sampel diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga tidak dapat
dianggap mewakili populasi sumber (Nursalam, 2016).
45
4.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan nilai dari individu, objek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu dan telah ditetapkan oleh peneliti yang kemudian
dipelajari untuk ditarik kesimpulannya (Lusiana, Andriyani, & Megasari, 2013).
Variabel dalam penelitian ini hanya terdiri dari variabel Independen saja.
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan variabel dependen (terikat). Variabel yang nilainya
mempengaruhi atau menentukan variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel bebas
(Independent) merupakan variabel stimulus, perlakuan atau masukan untuk
memastikan hubungannya dengan fenomena yang diamati (Jha, 2014). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap.
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalahsesuatu yang dapat didefinisikan berdasarkan
karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek (Nursalam, 2016).
Definisi operasional menjadi petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur.
Definisi operasional yaitu suatu definisi ketika variabel-variabel penelitian
menjadi bersifat operasional. Definisi operasional fungsinya membuat konsep
yang masih bersifat abstrak menjadi operasional yang memudahkan dalam
pengukuran variabel (Muharto & Ambarita, 2016). Bagian terpenting dari
definisi operasional ialah apa yang harus diukur dan bagaimana mengukur tingkat
variabel yang telah ditentukan (Sharma, 2014). Definisi operasional penelitian ini
dijelaskan pada tabel 4.5 di bawah ini.
46
Tabel 4.5 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Alat Ukur Skala Hasil
Variabel Independen
Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam mengingat berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indranya.
Kuisioner Pengetahuan dan Sikap Kesiapsiagaan Bencana
Ordinal - Total skor ≥11: “baik”
- Total skor 8-11: “cukup”
- Total skor ≤8: “kurang” (A. Wawan dan Dewi M., 2017).
Sikap Sikap merupakan pendapat atau keyakinan seseorang terhadap suatu stimulus atau rangsangan yang diberikan oleh seseorang ataupun benda berupa respons atau tanggapan sebagai reaksinya, disertai adanya perasaan tertentu.
Kuisioner Pengetahuan dan Sikap Kesiapsiagaan Bencana
Ordinal - Total skor ≥15: sikap positif.
- Total skor ≤14: sikap negatif (Naser & Saleem, 2018).
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Muhammadiyah
Disaster Management Centre Kota Malang dan Kabupaten Malang. Waktu
pelaksanaan pengambilan data dimulai tanggal 17 Juni sampai dengan 22 Juni
2019.
4.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sejenis alat bantu yang digunakan untuk
metode penelitian. Instrumen merupakan alat yang berfungsi untuk memperoleh
atau mengumpulkan data dalam memecahkan suatu masalah penelitian
(Alfianika, 2016). Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
47
kuesioner yang mengacu pada kerangka konsep. Kuesioner merupakan daftar
pertanyaan yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dari responden
(Nursalam, 2016).
Penelitian ini menggunakan Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
Kesiapsiagaan Bencana yang diadopsi dan ditambahkan dari kuesioner penelitian
Naser & Saleem (2018). Kuesioner terdiri dari dua aspek, yaitu pengetahuan dan
sikap tentang kesiapsiagaan bencana. Kuesioner tentang pengetahuan terdiri dari
15 pertanyaan dan sikap terdiri dari enam pertanyaan.Aspek Pengetahuan dan
Sikap dijelaskan pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Kesiapsiagaan
Bencana
No. Variabel Penelitian
Indikator Butir Soal
1. Pengetahuan Dampak bencana 1
Tujuan perencanaan bencana 2
Analisa kerentanan bahaya 3
Pelaku Kesiapsiagaan Bencana 4
Kerjasama tim 5
Pemantauan perkembangan ancaman dan kerentanan masyarakat
6
Penyuluhan, pelatihan, dan geladi tentang mekanisme tanggap darurat bencana
7, 8
Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar
9, 10, 11, 12
Penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana
13
Penyiapan lokasi evakuasi 14, 15
2. Sikap Pelatihan Perencanaan Bencana 1
Pelatihan Perencanaan Bencana yang Diselenggarakan Lembaga
2
Rencana Gawat Darurat 3
Peran Lembaga pemerintah dalam kesiapsiagaan bencana
4
Tugas, Peran, dan Tanggung Jawab Relawan
5
48
Pelatihan bencana dengan simulasi atau lokakarya
6
Dalam kuesioner pengetahuan peneliti mengklasifikasikan dengan
menggunakan skala Guttman dalam rentang (1) Benar dan (0) Salah. Setiap
pertanyaan akan mendapat skor ‘satu’ untuk jawaban benar dan ‘nol’ untuk
jawaban salah. Maka, skor maksimal dari poin pengatahuan adalah 15.
Responden dengan total skor lebih dari 11 dikategorikan memiliki pengetahuan
“baik”, sedangkan antara 8-11 dikategorikan “cukup”, dan responden dengan
skor kurang dari 8 dikategorikan dengan “kurang” (A. Wawan dan Dewi M.,
2017). Sedangkan dalam kuesioner sikap peneliti mengklasifikasikan dengan
menggunakan skala Likert dalam rentang sebagai berikut: (1) Sangat Tidak
Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju. Setiap
pertanyaan akan mendapat skor 5 untuk jawaban ‘sangat setuju’, skor 4 untuk
jawaban ‘setuju’, skor 3 untuk jawaban ‘netral’, skor 2 untuk jawaban ‘tidak
setuju’, dan skor 1 untuk jawaban ‘sangat tidak setuju’. Maka, skor maksimal dari
poin sikap adalah 30. Responden dengan total skor ≥15 dikelompokkan
memiliki sikap “positif”, sedangkan skor ≤14 akan dikelompokkan memiliki
sikap “negatif” (Naser & Saleem, 2018).
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Setelah jenis instrumen penelitian ditentukan, langkah selanjutnya adalah
menguji validitas dan reliabilitas instrumen, instrumen yang baik harus
memenuhi persyaratan valid dan reliabel. Untuk itu penyusun perlu melakukan
uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu sebelum instrumen tersebut
digunakan dalam penelitian. Uji ini dilakukan kepada 10 mahasiswa UMM yang
pernah menjadi relawan bencana. Uji validitas adalah pengukuran dan
49
pengamatan untuk melihatkonsistensi instrumen dalam mengumpulkan data.
Dalam hal ini, instrumen yang digunakan harus dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Sedangkan Uji Reliabilitas adalah kesamaan
hasil pengukuran atau pengamatan apabila fakta di lapangan diukur atau diamati
berkali-kali dalam waktu yang berbeda (Nursalam, 2016). Uji reliabilitas
berfungsi untuk menetapkan apakah instrumen dapat digunakan lebih dari satu
kali.
4.8.1 Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan
Uji Validitas yang digunakan dalam penelitian ini berupa validitas konstruk
yaitu validitas yang berhubungan dengan teori yang sudah dijabarkan pada bab
sebelumnya. Karena kuesioner aspek pengetahuan menggunakan skala guttman,
maka untuk menilai ketunggalan dimensi kuesioner dilakukan analisis skalogram
untuk mendapatkan koefisien reprodusibilitas atau Kr (coefficient of reproducibility)
dan koefisien skalabiitas atau Ks (coefficient of scalability). Koefisien reprodusibilitas
dan koefisien skalabilitas digunakan untuk melihat apakah skala yang memiliki
nilai kesalahan cukup baik untuk digunakan (Effendi & Tukiran, 2017).
Koefisien reprodusibilitas (Kr) menunjukkan derajat ketepatan instrumen
pengukur. Adapun rumus untuk menghitung koefisien Reprodusibilitas adalah
sebagai berikut (Rianse & Abdi, 2008):
Kr = 1 – ( 𝑒/𝑛 )
Keterangan:
Kr = Koefisien Reprodusibilitas
e = Jumlah kesalahan/nilai error
n = Jumlah pernyataan dikali jumlah responden
50
Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibiltas yaitu apabila koefisien
reprodusibilitas memiliki nilai > 0.90 (Effendi & Tukiran, 2017).
Setelah menghitung Kr, langkah selanjutnya ialah menghitung koefisien
skalabilitas. Adapun rumus untuk menghitung koefisien Skalabilitas adalah
sebagai berikut (Rianse & Abdi, 2008):
Ks = 1 – ( 𝑒/𝑥 )
Keterangan:
Ks = Koefisien Skalabilitas
e = Jumlah kesalahan/nilai error
x = 0,5 ({jumlah pernyataan dikali jumlah responden} -
jumlah jawaban “ya”).
Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien
skalabilitas memiliki nilai > 0.60 (Effendi & Tukiran, 2017). Uji validitas
menggunakan rumus Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility) dan
Koefisien Skalabilitas (Coefficient of Skalability) dianalisis dengan menggunakan
Ms. Excel 2007.
Setelah didapatkan data uji instrumen, penyusun melakukan tabulasi pada
kuesioner pengetahuan dengan menyusun item menurut ukuran skor jawaban
“Ya” tertinggi sampai dengan yang paling rendah. Hasil tabulasi dan uji
instrumen terlampir pada lampiran 2. Setelah penyusun melaksanakan uji
instrumen, didapatkan hasil:
a. Kr = 0.986 dimana Kr > 0.90, sehingga nilai koefisien
reprodusibilitas diterima.
b. Ks = 0.714 dimana Ks > 0.60, sehingga nilai koefisien skalabilitas
diterima.
51
Sehingga dapat disimpulkan dari uji validitas menggunakan rumus
Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility) dan Koefisien
Skalabilitas (Coefficient of Skalability) bahwa pada pertanyaan aspek pengetahuan
dinyatakan valid.
4.8.2 Uji Validitas Kuesioner Sikap
Uji Validitas Kuesioner sikap dianalisis menggunakan metode "Pearson
Product Moment" dengan menggunakansoftware Statistical Product and Service
Solutions (SPSS 16.0).Pada perhitungan skor kuesioner sikap mempunyai
jawaban gradasi dari sangat negatif sampai sangat positif, yaitu 1 = sangat tidak
setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Setelah hasil
uji validitas melalui aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for
windows 16 diketahui (Lampiran 3), langkah selanjutnya adalah mencari nilai r
tabel N = 10 pada signifikasi 5%, ditemukan nilai r tabel = 0.632. Angka r tabel
kemudian kita bandingkan dengan nilai r hitung yang telah kita ketahui dari
nilai output dari pengujian validitas melalui aplikasi SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) for windows 16. Berikut adalah tabel perbandingannya :
Tabel 4.8.2 Pembandingan r hitung dengan r tabel
No. Item r hitung r tabel = 0.632 Keterangan
1 0.752 0.632 Valid 2 0.978 0.632 Valid 3 0.820 0.632 Valid 4 0.944 0.632 Valid 5 0.897 0.632 Valid 6 0.978 0.632 Valid
Dengan demikian, diketahui bahwa semua nilai r hitung > dari nilai r tabel,
yang artinya semua item kuesioner dinyatakan valid dan bisa dijadikan sebagai
alat pengumpul data dalam penelitian yang dilakukan.
52
4.8.3 Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan
Pada kuesioner pengetahuan, pengujian reliabilitas menggunakan
metode Kuder Richardson 20 (KR-20) dengan menggunakan Ms. Excel 2007.
Rumus KR 20 digunakan karena skor yang diperoleh adalah skor dikotomi 1
dan 0 (Sugiyono, 2012), adapun tabel hasil uji reliabilitas instrumen dengan KR
20 terlampir pada lampiran 10. Rumus Kuder Richardson 20 adalah sebagai
berikut (Sugiyono, 2012):
ri = k
( k−1){
Vt2−∑ p q
Vt2}
Keterangan:
k = jumlah item soal dalam instrumen
p = banyak subyek yang menjawab 1
q = 1 – p
Vt2 = varians total = xt2 / n (jumlah responden)
Dari analisis dengan menggunakan Ms. Excel 2007 (Lampiran 10)
diperoleh nilai reliabilitas/KR 20 sebesar = 0.63, menurut (Sugiyono, 2012)
nilai reliabilitas 0,10 - 0,20 adalah sangat rendah, 0,21 - 0,04 adalah rendah, 0,41
- 0,70 adalah cukup, 0,71 - 0,90 adalah tinggi, dan 0,91 - 1,00 adalah sangat
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa nilai realibilitas = 0.63, maka nilai reliabilitas
adalah cukup.
4.8.4 Uji Reliabilitas Kuesioner Sikap
Pada uji reliabilitas kuesioner sikap dianalisa dengan menggunakan
"Cronbach Alpha" melalui software Statistical Product and Service Solutions (SPSS
16.0). Dari hasil uji reliabilitas melalui aplikasi SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) for windows 16 (Lampiran 5), diperoleh output tabel sebagai berikut:
53
Tabel 4.8.4 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.814 7
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai r tabel N = 10 pada signifikasi
5%, ditemukan nilai r tabel = 0.632. Disimpulkan bahwa nilai Cronbach's Alpha
yang diperoleh = 0.814 > r tabel = 0.632, dapat diartikan item- item kuesioner
reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan karakteristik dari subjek yang dibutuhkan dalam penelitian
(Nursalam, 2016).Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner yang berbentuk online google form yang diisioleh relawan bencana
MDMC Kota Malang dan Kabupaten Malang.Berikut adalah langkah-langkah
yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data:
a. Peneliti menyiapkan surat izin pendahuluan dan penelitian yang
diserahkan kepada kepala lembaga Muhammadiyah Disaster
Management Centre Kota Malang dan Kabupaten Malang. Peneliti
melakukan studi pendahuluan dan menanyakan terkait relawan bencana
MDMC dan kegiatannya. Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat
penelitian kepada kepala lembaga, serta meminta izin untuk melakukan
penelitian di lembaga tersebut.
b. Peneliti menyiapkan informed consent dan kuesioner pengetahuan dan
sikap kesiapsiagaan bencana dalam bentuk online google form.
54
c. Peneliti memberikan link kuesioneronline google form kepada kepala
lembaga MDMC Kota Malang dan Kabupaten Malang.
d. Peneliti menjelaskan tentang tujuan dan manfaat penelitian. Selain itu,
peneliti juga menjelaskan bahwa data yang diperoleh hanya digunakan
untuk pengembangan ilmu, intervensi yang dilakukan adalah dengan
pemberian kuesioner, dan cara pengisian kuesioner.
e. Pengisian kuesioner dibatasi dalam kurun waktu 1 minggu. Dimulai
sejak tanggal 17 Juni sampai dengan 22 Juni 2019.
f. Setelah data masuk, peneliti melakukan pengecekan hasil data
kuesioner.
g. Peneliti melakukan proses pengolahan data dengan semua kuesioner
yang terkumpul.
4.10 Analisa Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
mengungkap fenomena (Nursalam, 2016).
Langkah – Langkah Pengolahan Data (Lapau, 2012):
1. Editing, tahapan dalam memeriksa kelengkapan isi kuisioner.
2. Coding, tahapan dimana peneliti dapat mengklasifikasi data dan jawaban
menurut kategori masing – masing sehingga memudahkan dalam
mengelompokkan data.
3. Processing, merupakan tahapan dalam memproses data agar dapat
dianalisis.
4. Cleaning, yaitu tahapan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah
dimasukkandan melakukan koreksi bila terdapat kesalahan
55
5. Tabulating, merupakan kegiatan pengorganisasian data sedemikian rupa
agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan
dan dianalisis.
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Jenis analisis ini
digunakan untuk penelitian dengan satu variabel. Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Statistik deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah
direkam melalui alat ukur yang kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil
pengolahan tersebut dipaparkan dalam bentuk angka (Siyoto & Sodik, 2015).
Analisa data ini memformulasikan data melalui pengelompokkan, penentuan
nilai, dan fungsi statistik melalui penggunaan berbagai bentuk tabel. Alat analisis
deskriptif yang paling sering digunakan adalah tabel frekuensi dan distribusi,
tabel presentase, dan tabel silang (Gani & Amalia, 2015). Data dengan statistik
deskriptif perlu memperhatikan jenis datanya. Jika peneliti memiliki data diskrit,
maka penyajian data yang bisa dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak,
frekuensi relatif (mencari presentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya,
yaitu: Mean, Median, Modus (Siyoto & Sodik, 2015).
Analisis statistik deskriptif dibedakan menjadi tiga, yaitu (Siyoto & Sodik,
2015):
1. Analisis potret data (frekuensi dan presentase).
Analisis potret data adalah perhitungan frekuensi suatu nilai
dalam suatu variabel. Nilai dapat disajikan dalam bentuk absolute atau
56
presentase keseluruhan. Analisis potret data akan disajikan dalam
bentuk tabel.
2. Analisis kecenderungan sentral data (mean)
Mean merupakan nilai rata-rata dari semua variabel yang diukur
dengan cara menjumlahkan semua hasil penelitian dibagi dengan
banyaknya pengamatan (Spiegel & Stephens, 2007).
3. Analisis variasi nilai (simpangan baku)
Analisis ini digunakan untuk melihat sebaran nilai dalam
distribusi semua nilai dari suatu variabel dari nilai tengahnya. Analisis
ini biasa dilakukan dengan melihat simpangan baku (standar deviation).
Standar deviasi adalah simpangan baku dari nilai hasil penelitian
(Spiegel & Stephens, 2007).
4.11 Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan
dipatuhi oleh peneliti. Peneliti memberikan penjelasan mengenai etika penelitian
yaitu (Nursalam, 2016):
1. Prinsip Manfaat
Prinsip ini berhubungan dengan perlakuan yang diberikan
kepada responden harus mengandung prinsip kebaikan (promote good).
Perlakuan yang diberikan kepada responden tidak menimbulkan
kerugian atau membahayakan. Penelitian ini tidak merugikan atau
membahayakan responden karena peneliti menggunakan kuesioner
yang tidak membutuhkan waktu lama untuk pengisiannya.
2. Prinsip Human Dignity (menghargai hak asasi manusia)
57
Responden mendapatkan informasi tentang tujuan
penelitianyang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responsden. Peneliti tidak
memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden. Pada informed
consent juga dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan
dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini berhubungan dengan perlakuan yang adil oleh
peneliti kepada seluruh responden. Peneliti tidak memandang suku, ras,
agama, miskin-kaya, dll. Peneliti juga menjaga kerahasiaan data yang
diberikan oleh responden. Peneliti tidak mencantumkan identitas
responden, nama ditulis kode atau inisial dan data penelitian hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan ilmu
pengetahuan.