bab iv pembahasan 4.1 profil via vallen · lagu yang mengkolaborasi antara pop modern dengan...
TRANSCRIPT
Universitas Muhammadiyah Riau
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Profil Via Vallen
Dibalik suksesnya lagu ―Meraih Bintang‖ sudah pasti penyanyinya
menjadi sorotan. Yaitu Via Vallen. Via Vallen adalah artis rupawan sekaligus
penyanyi dangdut asal Jawa Timur yang sudah dikenal sebagai artis nasional.
Via juga terbilang sukses membawakan genre atau beraliran koplo dan
mendapat julukan ―Ratu Pop Koplo‖ karena lagu-lagu pop yang dibawakan
dalam irama dangdut koplo bersama sejumlah grup musik dangdut terkenal
seperti New Pallapa, SERA, Monata dan lainnya. Dari sekian banyaknya artis
dangdut koplo, nama Via Vallen cukup populer untuk mendominasi.
Kiprahnya pun semakin gemilang saat sejumlah stasiun televisi nasional
mengundangnya untuk menjadi bintang tamu termasuk dalam acara Karnaval
Inbox SCTV.
Nama Via Vallen semakin melambung karena berhasil memenangkan
penghargaan SCTV Music Awards 2017 dalam kategori Penyanyi Dangdut
Paling Ngetop 2017. Via juga sukses menjadi Penyanyi Dangdut Solo Wanita
Terpopuler dalam kompetisi Indonesian Dangdut Award (IDA) 2017.
Di tahun 2018, Via berpartisipasi menyanyikan salah satu lagu resmi
untuk Pesta Olahraga Asia 2018 (Asian Games 2018) berjudul "Meraih
Bintang". Lagu tersebut merupakan ciptaan Parlin Burman Siburian yang
memadukan lagu pop modern dengan dangdut, bernapaskan semangat meraih
kemenangan dengan cara sportif di mana seorang atlet harus berusaha
semaksimal mungkin untuk meraih prestasi terbaik.
4.2 Profil Penulis lagu “Meraih Bintang”
Siapakah kunci sukses dibalik lirik lagu ―Meraih Bintang‖ yang
sedang naik daun ini? Dialah Pay – nama akrab dari Parlin Burman Siburian.
Pria kelahiran Pematangsiantar, 2 Mei 1970 ini bukan nama yang asing di
ranah musik Indonesia.Bahkan, ia pernah bergabung dengan grup musik
Slank tahun 1989. Pada masa itu Pay kenal dengan beberapa produser dan
coba-coba menawarkan Tahun 1990 Slank demonya ke Slank, hingga
Universitas Muhammadiyah Riau
kemudian Slank pun menerima Pay sebagi salah satu personil mereka.Lagu
ciptaannya yang terkenal saat menjadi personel Slank adalah 'Terlalu Manis'.
Lagu yang mengkolaborasi antara pop modern dengan dangdut ini,
mempunyai lirik yang simple namun sarat akan makna. Terbukti dengan
liriknya tersebut mampu membakar semangat yang dikobarkan dari lagu
tersebut. Lagu ini dianggap sukses menjadi theme songs untuk acara Asian
Games.
4.3 Profil Asian Games
Pesta Olahraga Asia (atau yang lebih sering disebut Asian Games)
adalah ajang olahraga yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali,
dengan atlet-atlet dari seluruh Asia dan diselenggarakan oleh Dewan
Olimpiade Asia. Asian Games awalnya merupakan ajang olahraga di Asia
kecil. Far Eastern Championship Games diadakan untuk menunjukkan
kesatuan dan kerja sama antar tiga negara, yaitu Kerajaan Jepang, Kepulauan
Filipina, dan Republik Tiongkok. Far Eastern Championship Games pertama
diadakan di Manila pada tahun 1913. Negara Asia lainnya berpartisipasi
setelah diselenggarakan. Far Eastern Championship Games dihentikan pada
tahun 1938 ketika Jepang menyerbu Tiongkok dan aneksasi terhadap Filipina
yang menjadi pemicu perluasan Perang Dunia II ke wilayah Pasifik.
Setelah Perang Dunia II, sejumlah negara di Asia menerima
kemerdekaannya. Negara-negara baru tersebut meninginkan sebuah
kompetisi yang baru di mana kekuasaan Asia tidak ditunjukkan dengan
kekerasan dan kekuatan Asian diperkuat oleh saling pengertian. Pada Agustus
1948, pada saat Olimpiade di London, perwakilan India, Guru Dutt Sondhi
mengusulkan kepada para pemimpin kontingen dari negara-negara Asia
untuk mengadakan Asian Games. Seluruh perwakilan tersebut menyetujui
pembentukan Federasi Atletik Asia. Panitia persiapan dibentuk untuk
membuat rancangan piagam untuk federasi atletik amatir Asia. Pada Februari
1949, federasi atletik Asia terbentuk dan menggunakan nama Federasi Asian
Games (Asian Games Federation). Dan menyepakati untuk mengadakan
Asian Games pertama pada 1951 di New Delhi, ibu kota India. Mereka
sepakat bahwa Asian Games akan diselenggarakan setiap empat tahun sekali.
Setelah beberapa penyelenggaraan Asian Games, Komite Olimpiade
negara-negara Asia memutuskan untuk merevisi konstitusi Federasi Asian
Games. Sebuah asosiasi baru, yang bernama Dewan Olimpiade Asia
Universitas Muhammadiyah Riau
(Olympic Council of Asia/OCA) dibentuk. India sudah ditetapkan sebagai
tuan rumah pada tahun 1982 dan OCA memutuskan untuk tidak mengubah
jadwal yang sudah ada. OCA resmi mengawasi penyelenggaraan Asian
Games mulai dari tahun 1986 pada Asian Games di Korea Selatan
Pertama kalinya, Pesta Olahraga Asia diselenggarakan secara
bersamaan di dua kota; ibukota Indonesia Jakarta (yang menjadi tuan rumah
Pesta Olahraga Asia untuk pertama kalinya pada tahun 1962), dan
Palembang, ibukota dari provinsi Sumatera Selatan. Acara diadakan di dan
sekitar dua kota tersebut, termasuk lokasi di Bandung dan beberapa tempat di
provinsi Jawa Barat dan Banten. Upacara pembukaan dan penutupan Pesta
Olahraga Asia 2018 diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
eSports dan polo kano pertama kalinya disertakan sebagai olahraga eksibisi.
Tiongkok memimpin perolehan medali untuk kesepuluh kalinya
berturut-turut. Korea Utara dan Korea Selatan berpawai di bawah Bendera
Penyatuan Korea pada upacara pembukaan dan, untuk pertama kalinya,
berkompetisi sebagai tim bersatu dalam beberapa nomor pertandingan;
mereka juga memenangkan satu dan medali emas pertama sebagai tim yang
bersatu. Perenang Jepang Rikako Ikee diumumkan sebagai atlet terbaik
(MVP) untuk pesta olahraga ini. Dalam ajang olahraga ini 6 rekor dunia, 18
rekor Asia, dan 86 rekor Pesta Olahraga Asia berhasil dipecahkan.
Asian Games Musim Panas adalah ajang olahraga yang diadakan
empat tahun sekali yang diikuti oleh seluruh negara Asia yang terdaftar dalam
Dewan Olimpiade Asia (OCA). Dengan mengusung tema ― Energy of Asia’’
( Energi Asia), terlaksanalah ajang olahraga wilayah Asia yang
diselenggarakan dari 18 Agustus sampai 2 September 2018 di Indonesia,
tepatnya di kota Jakarta dan Palembang. Penjadwalan pertandingan Asian
Games, diubah dari tahun 2019 menjadi tahun 2018, karena pada tahun 2019
akan diselenggarakan pemilihan presiden. Pada tanggal 20 September 2014,
Indonesia menandatangani kontrak tuan rumah
Pada Maret 2017, Dewan Olimpiade Asia awalnya mengumumkan
bahwa Asian Games 2018 akan menampilkan 484 nomor pertandingan dalam
42 cabang olahraga, termasuk 28 cabang olahraga Olimpiade permanen yang
diperebutkan Olimpiade Musim Panas 2016, lima cabang olahraga tambahan
yang akan diperebutkan di Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo, serta
Universitas Muhammadiyah Riau
pertandingan di cabang olahraga non-Olimpiade lainnya. Pada April 2017,
OCA menyetujui pengurangan program sebagai tanggapan terhadap
kekhawatiran biaya; gulat sabuk, kriket, kurash, skateboarding, sambo, dan
berselancar dicoret dari program, dan terdapat pengurangan jumlah kompetisi
dalam bridge, jet ski, ju jitsu, paralayang, olahraga panjat, taekwondo
(khususnya, semua kelas berat non-Olimpiade), dan wushu. Perubahan ini
mengurangi jumlah total nomor pertandingan menjadi 431.
4.4 Tabel hasil Analisis menggunakan Semiotika Roland Barthes
Objek
Penelitian Denotasi Konotasi Mitos
Setiap saat
setiap waktu
Waktu terus
berlalu
Seiring bergulirnya
waktu sampailah pada
waktu pertandingan ini
Semua orang
menunggu waktu
pertandingan tiba.
Penonton ataupun
pemain
Keringat basahi
tubuh
Keringat yang
mengalir
membasahi tubuh
Keringat adalah bukti
bahwa seseorang
berusaha keras demi
terwujudnya sebuah
impian yang mulia
Keringat yang
mengalir menjadi
bukti bahwa
seseorang sudah
berusaha dengan
sekuat tenaga
Ini saat yang
kutunggu
Waktu yang
ditunggu telah tiba
Pertandingan adalah
ajang yang ditunggu
Pertandingan
menjadi sebuah
ajang yang
menegangkan.
Karena ini adalah
babak penentuan
hasil
Hari ini
kubuktikan
Setiap peserta akan
menunjukkan
prestasinya
Pertandingan akan
menjadi ajang yang
menunjukkan
kemampuan yang telah
lama ia asah
Semua orang
memaksimalkan
usaha mereka
untuk menjadi
yang terbaik
Ku yakin aku
kan menang
Setiap peserta
berkeyakinan
untuk menang
Semua peserta sudah
berlatih sebaik mungkin
dan berharap menjadi
pemenang
Meski tercampur
rasa tegang dan
takut, setiap
peserta pasti
bercita-cita untuk
menjadi
pemenang
Hari ini kan
dikenang
Pertandingan Olah
raga menjadi
momen yang akan
dikenang
Ajang Asian Games
adalah ajang yang
ditunggu dan dikenang
Semua orang
menyimpan
kenangan tentang
Asian Games.
Meskipun itu
kenangan baik
atau kenangan
buruk
Universitas Muhammadiyah Riau
Semua doa
kupanjatkan
Berdoa adalah
usaha kedua
setelah latihan
Berdoa adalah tahapan
yang penting setelah
latihan
Berdoa
memperkuat
keyakinan peserta
untuk
memberikan hasil
yang terbaik
Sejarah
kupersembahkan
Peserta akan
mempersembahkan
yang terbaik demi
terukirnya sebuah
sejarah
Peserta akan berusaha
sebaik yang ia bisa untuk
menjadi seseorang yang
akan dikenang oleh
sejarah
Sejarah hanya
akan mencatat
pemenang bukan
pecundang
Terus fokus satu
titik, hanya itu
titik itu
Untuk fokus, kita
harus melihat pada
satu titik
Keseriusan pada
pertandingan akan
menjadikan kita percaya
diri
Serius adalah hal
yang dibutuhkan
oleh peserta untuk
melewati
pertandingan
Tetap fokus kita
kejar lampaui
batas
Menjaga fikiran
agar fokus dan
menjadi luar biasa
Menjaga diri agar tetap
fokus dalam
pertandingan dan
mengeluarkan
kemampuan lebih
daripada biasanya
Semua peserta
berusaha untuk
fokus untuk
mencapai
maksimal
Terus fokus satu
titik, Hanya itu
titik itu
Untuk fokus, kita
harus melihat pada
satu titik
Fokus itu memusatkan
fikiran pada satu titik,
titik itulah yang akan
menjadi penentu hasil
akhir
Fokus untuk
melewati
pertandingan.
Karena fokus
membantu peserta
dalam pencapaian
hasil akhir
Tetap fokus kita
kejar dan raih
bintang
Menjaga fikiran
agar fokus dan
menjadi bintang
pertandingan
Fokus membantu peserta
untuk menjadi bintang
lapangan
Dengan daya
fokus yang baik,
seorang peserta
mampu
mengontrol diri
dengan baik dan
meraih prestasi
dalam
pertandingan
Yo yo ayo… yo
ayo Yo yo
ayo… yo ayo
Sebuah irama lagu
yang bersifat
mengajak
pendengar
Irama lagu yang
merupakan sebuah ajakan
kepada pendengar untuk
turut serta meramaikan
pertandingan
Ajakan kepada
seluruh pendengar
untuk meramaikan
pertandingan
Yo yo ayo.. kita
datang kita raih
kita menang
Ajakan kepada
pendengar untuk
meramaikan
pertandingan dan
menyaksikan
pemenang
Ajakan kepada
pendengar untuk
menghadiri pertandingan
dan ikut meraih
kesuksesan dan menjadi
pemenang
Ajakan dalam
lagu yang diambil
dari semboyan
"vini vidi vici"
dalam Bahasa
Italia, yang berarti
saya datang, saya
lihat dan saya
menang
Universitas Muhammadiyah Riau
Kalau menang
berprestasi
Kemenangan
adalah salah satu
bentuk prestasi
Kemenangan adalah
prestasi yang tercipta
setelah pertandingan
Himbauan kepada
para pemenang
untuk tidak
sombong atau
berlebihan
Kalau kalah
jangan frustasi
Kekalahan bukan
alasan untuk
menjadi frustasi
Kekalahan seringkali
dianggap sebagai
kesialan yang akan
beujung pada rasa
frustasi yang berlebihan
Peserta dihimbau
untuk tetap tenang
dalam
menghadapi hasil
pertandingan.
Meskipun kalah,
tapi tak boleh
frustasi
Kalah menang
solidaritas
Kalah atau menang
sama saja
Apapun hasil
pertandingan, semua
tetap saling menguatkan,
tetap menjadi tim yang
solid
Kalah jadi abu
dan menang jadi
arang. Dua
kondisi yang
sebenarnya sama
saja
Kita galang
sportivitas
Sportivitas harus
dijunjung tinggi
Bagaimanapun hasil
pertandingan, sportivitas
tetap terjaga dalam
pertandingan
Sportifitas adalah
kunci
pertandingan.
Kalau sportifitas
hilang, tidak akan
selamat suatu
pertandingan
tersebut
4.5 Pembahasan bait pertama lirik lagu Meraih Bintang
Setiap saat setiap waktu
Keringat basahi tubuh
Ini saat yang kutunggu
Hari ini kubuktikan
Dalam bait pertama, mengkisahkan para peserta sudah berusaha dan
berlatih sekuat yang ia bisa, hingga ia sampai pada waktu pertandingan. Karena
usahanya yang keras pula, menyebabkan keringat menetesi tubuh. Keringat
punya andil penting disini. Keringat tidak akan keluar sembarangan, karena
keringat keluar setelah adanya kerja keras. Setiap tetes dan peluh yang
membasahi tubuh turut menjadi saksi betapa besar pengorbanan seorang atlet
untuk mewujudkan impiannya. Membela nama baiknya, dan membela
negaranya, itu merupakan tugas mulia seorang atlet.
Asian Games adalah ajang empat tahun sekali untuk saling menguji
kemampuan antar atlet sebenua Asia. Dan dalam tahun 2018 yang teristimewa ini,
memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah, menggantikan
Universitas Muhammadiyah Riau
Vietnam yang mengunsurkan diri karena kesusahan dana. Indonesia tentu berharap
dapat mengulang prestasi terbaiknya yang pernah diukir pada Asian Games IV pada
tahun 1962, di Jakarta yang pada saat itu berhasil menduduki peringkat kedua
sesudah Jepang.
Tentu moment ini teramat istimewa, bukan hanya untuk para atlet, tapi juga
untuk para penonton, dan para panitia. Atlet Indonesia tentu harus menunjukkan hasil
daripada kerja keras mereka. Apalagi, ditambah pendukung Indonesia yang
berstatuskan pendukung terbanyak, karena dilihat dari sisi penyelenggara, – entah
dari balik layar atau langsung senantiasa akan meneriakkan nama bangsanya.
Para atlet yang sudah terpilih hingga menjadi perwakilan bangsa, bukanlah
semudah membalikkan telapak tangan. Karenanya, para atlet Indonesia sudah jelas
tidak ingin mengecewakan dan ingin mengharumkan bangsanya. Mereka telah
banyak berkorban waktu, fisik, tenaga, materi demi ajang Asian Games 2018 ini.
Tentu mereka tak ingin tampilan mereka mengecewakan. Ibarat panggung pagelaran
yang bisa membuat orang tegang bila berada diatasnya, begitu juga pertandingan.
Pertandingan yang terkemas dalam berbagai macam cabang olahraga di ajang Asian
Games 2018 ini, juga bisa membuat para atlet tegang. Karena saingannya bukan dari
level nasional, tapi internasional dengan berbagai kemampuan yang beragam.
Semua orang pasti menegang ketika pertandingan telah berlangsung. Karena
semua penonton tahu, para atlet perwakilan setiap negara di Asian Games 2018
bukanlah orang biasa. Mereka pekerja keras yang sudah mengorbankan segalanya
demi Asian Games 2018 ini. Tentu, hasil pertandingan akan menjadi sorotan bagi
semua pihak. Pihak yang berjuang dan pihak yang menyaksikan perjuangan tersebut.
Semua proses usaha sudah dilalui, tinggal hasil yang menjadi penentu dari sebuah
pertandingan. Tidak ada atlet yang ingin kalah dalam ajang bergengsi ini. Maka dari
itu, semua atlet tidak akan berjuang sewajarnya. Mereka pasti akan berjuang
semaksimal yang ia bisa untuk mendapatkan segala kemampuan.
Makna denotasi yang didapat dari bait pertama yaitu mengkisahkan waktu
yang telah dilalui oleh para atlet yang digunakan untuk mengasah kemampuan
mereka sebelum bertanding. Mereka terus bersabar dan berusaha untuk menunggu
ajang yang menjadi tempat pembuktian, apakah mereka berhasil atau tidaknya.
Makna konotasi yang tersirat adalah bilamana waktu dan tenaga yang sudah mereka
kerahkan harus sebanding dengan hasil. Artinya, para atlet tak ingin menyia-nyiakan
kesempatan yang ada. Mereka datang dengan harapan dan ingin pulang membawa
hasil.
Universitas Muhammadiyah Riau
Yang menjadi mitos disini adalah adanya latihan sebelum pertandingan
terkadang membuat kita terlena atau takut untuk menghadapi kenyataan. Karena
pada latihan, para atlet dituntut untuk maksimal dan membuahkan hasil yang nyata.
Adanya tuntutan tersebut hanya menjadi beban dan membuat orang yang berada
dibawah tuntutan tersebut menjadi frustasi atau stress. Inti dari bait pertama adalah
mengisahkan perjuangan seorang atlet dalam berlatih sebelum bertanding, hingga ia
berkeringat akibat kegigihannya dalam latihan. Ia berlatih karena menunggu ajang
Asian Games 2018 untuk menunjukkan hasil dari kegigihannya dan kerja kerasnya.
4.6 Pembahasan bait kedua lirik lagu Meraih Bintang
Ku yakin aku kan menang
Hari ini kan dikenang
Semua doa kupanjatkan
Sejarah kupersembahkan
Keoptimisan juga membantu para atlet untuk membentengi diri. Ia akan
berdiri tegap dan mengatur dirinya supaya mengeluarkan kemampuan terbaik.
Optimis pada dirinya sendiri, bila ia mampu melalui pertandingan ini. Mampu
menunjukkan hasil latihan yang terbaik. Meskipun terbalut rasa takut dan tegang,
semua atlet pasti bercita-cita untuk menang. Kemenangan itu bukan semata untuk
dirinya sendiri, tapi juga untuk negara asalnya, pelatihnya, atau bahkan orang-orang
yang dicintainya. Mereka memasang harapan supaya bisa menjadi maksimal.
Siapa yang tak ingin jadi pemenang? Tentu, semua ingin, karena kemenangan
merupakan hasil yang diinginkan oleh setiap peserta pertandingan. Ajang bergengsi
seperti Asian Games 2018 ini merupakan peristiwa penting, bersejarah dan tak
terlupakan. Tak setiap atlet berkesempatan untuk dapat merasakan kompetisi Asian
Games 2018 ini, maka para atlet tak ingin melewatkan moment ini dengan sia-sia.
Asian Games 2018 ini merupakan peristiwa yang takkan terlupa. Tentu, semua orang
berlomba-lomba menciptakan kenangan terbaik mereka di Asian Games 2018 ini.
Seperti juga para atlet yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kompetisi
olahraga antar bangsa. Mereka ingin mengukir kesempatan yang ada dengan prestasi
terindah, yaitu kemenangan.
Disamping usaha yang giat, berdo’a adalah usaha yang tak kalah penting.
Dalam segi religi, do’a sangat dibutuhkan apabila kita menginginkan sesuatu dan
telah mengusahakan sesuatu itu agar terwujud. Do’a adalah tahap dimana keyakinan
pada diri sendiri bisa bertambah menjadi dua kali lipat. Karena do’a bisa membuat
kita kuat dan lebih dekat dengan Sang Pencipta. Berdo’a juga merupakan usaha yang
Universitas Muhammadiyah Riau
terkadang banyak orang lupa melupakan kedahsyatannya. Mereka bisa saja sudah
berusaha sekuat tenaga, tapi lupa berdo’a sehingga lupa untuk mendekatkan diri
kepada Sang Maha Kuasa. Berdo’a mampu membuat diri kita merasa lebih baik dan
menjadi tenang sebelum dimulainya sebuah kompetisi.
Do’a adalah salah satu bentuk komunikasi spiritual antara manusia dan
Tuhan, bila direnungkan secara seksama, sesungguhnya dipengaruhi oleh suara hati
kita yang bersih. Suara hati kita yang bersih inilah yang disebut kecerdasan spiritual.
Zohar dan Marshall, (Ginanjar 2001:46) mendefiniskian kecerdasan spiritual sebagai
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermajna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) secara
efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita.
Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk
memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku, kegiatan, serta mampu
menyinergikan IQ, EQ, dan SQ secara komperhensif. Sebagai contoh, ketika
seseorang bekerja atau berkarya, ia tidak semata-mata bekerja hanya untuk
perusahaan, tetapi sebagai bentuk pengabdian (beribadah) kepada Tuhan dan demi
kepentingan umat manusia. Sebab pada dasarnya, kelahiran manusia ke muka bumi
ini hanya untuk beribadah. Oleh karena itu, berpikir tentang sesuatu, seperti
berkarya, mencetak prestasi, dan lain sebagainya, atau ketika kita bekerja, di mana
pun dan apa pun jenis pekerjaannya, sebaiknya diniatkan untuk ibadah serta didasari
dengan hati yang ikhlas. Kalau ini sudah menjadi prinsip hidup, seseorang itu sudah
mampu berpikir integralistik, menggabungkan antara kepentingan duniawi dan
ukhrawi. Sebuah penggabungan atau sinergi antara rasionalitas dunia (EQ dan IQ)
dan kepentingan spiritual (SQ). Hasilnya adalah kebahagiaan dan kedamaian lahir
bathin.
Makna denotasi yang tersirat pada bait kedua adalah langkah-langkah atau
tahapan yang dilalui para atlet dalam latihan. Selain latihan, mereka memerlukan
dukungan dan motivasi dar orang-orang yanga ada di sekitar mereka. Selain
dukungan, ia butuh mawas diri atau yang biasa disebut juga fokus. Makna konotasi
yang ada dalam bait kedua ini adalah perlunya berdo’a atau meminta pertolongan
pada yang Maha Kuasa. Hanya karena, kepada-Nya diri ini akan menjadi tenang dan
lebih baik. Selain berdo’a, ia juga perlu untuk fokus terhadap langkah-langkah yang
akan membuat ia sukses.
Universitas Muhammadiyah Riau
Yang menjadi mitos adalah seringkali adalah adanya rasa tegang dan takut
yang menyelinap dalam hati. Bahkan hal-hal negatif terkadang menganggu, dan bisa
menjadikan stress, merasa terbebani, minder, dan tidak percaya pada dirinya sendiri.
Namun itu semua bisa dikendalikan oleh masing-masing individu dengan
kemampuan masing-masing.Dan yang menjadi tantangan bagi para atlet untuk
menghadapi sebuah pertandingan ialah bilamana ia tak mampu menduga kapan
tegang dan yakut akan menguasainya. Ia hanya bisa mencegah dengan berfikiran
positif dan fokus dengan apa yang ada di hadapannya tanpa menghiarukan apapun.
4.7 Pembahasan bait ketiga lirik lagu Meraih Bintang
Terus fokus satu titik,
hanya itu titik itu
Tetap fokus kita kejar lampaui batas
Terus fokus satu titik,
Hanya itu titik itu
Tetap fokus kita kejar dan raih bintang
Pada bait ketiga, mengisahkan tentang cara para atlet untuk mencapai
penguasaan diri yang baik, atau bisa dikatakan sebagai kefokusan diri. Seseorang bila
fokus, ia bisa menjadi luar biasa, mengeluarkan kemampuan yang diluar
kemampuannya karena fokus tersebut. Sejarah terjadinya Asian Games 2018, tentu
bukanlah hal yang bisa diulangi. Suatu peristiwa yang sudah terjadi, hanya akan
sekali terjadi dan tak bisa diulangi. Karena ini peristiwa yang penting, tak semua
orang melalui peristiwa ini seperti angin lalu saja. Mereka akan berusaha sekuat
tenaga demi sejarah yang indah bila dikenang. Begitu banyak orang hanya ingin
mengingat yang indah-indah saja dalam sebuah peristiwa. Dan terkadang peristiwa
yang buruk, justru berusaha dilupakan. Maka sejarah tidak akan mencatat seorang
pecundang, justru pemenanglah yang akan tercatat. Karena memori buruk seringkali
membuat kita tidak ingin mengingat akan suatu hal.
Fokus adalah keadaan dimana fikiran memusatkan pada satu titik. Fokus
perlu dibarengi dengan daya konsentrasi yang baik. Bilamana seseorang
berkonsentrasi, tentu fokus akan turut menyertainya. Fokus adalah salah satu cara
untuk menghadapi rintangan yang ada di depan mata dengan keseriusan. Keseriusan
dapat menolong peserta sebelum bertanding, karena itulah yang menjadi kunci
kesuksesan sebuah pertandingan. Tidak ada orang yang tidak mau sukses. Itulah
mengapa semua atlet berlatih keras dan berusaha semaksimal mungkin. Karena
sebuah kesempatan belum tentu bisa datang dua kali, maka semua proses yang dilalui
sungguh dikerjakan dengan maksimal.
Universitas Muhammadiyah Riau
Makna denotasi dalam bait ketiga ini ialah pentingnya fokus dalam melatih
diri dan dalam menjaga konsentrasi. Karena fokus akan membantu dalam menjaga
fikiran untuk tetap stabil dalam menghadapi apa yang ada di depannya. Selanjutnya,
makna konotasi yang terdapat dalam lirik ketiga ini yaitu fokus bisa digambarkan
sebagaimana kita hanya melihat satu titik di depan kita tanpa menghiraukan hal lain
yang ada di sekitarnya.
Yang menjadi mitos disini adalah keseriusan terkadang dianggap menjadi hal
yang remeh. Karena latihan hanya dianggap sebagai ajang pemanasan tanpa ada
sangkut paut dengan pertandingan. Terlalu lama berlatih membuat bosan
menghampiri. Akibatnya, para atlet menjadi lengah, malas dan tidak bersungguh-
sungguh dalam latihan. Bosan juga menyebabkan para atlet terlena oleh waktu. Jarak
antara latihan yang panjang dengan pertandingan yang membuat kebosanan itu hadir.
4.8 Pembahasan bait Keempat lirik lagu Meraih Bintang
Yo yo ayo… yo ayo Yo yo ayo… yo ayo
Yo yo ayo… yo ayo Yo yo.. ooo…ooo
Yo yo ayo… yo ayo Yo yo ayo… yo ayo
Yo yo ayo.. kita datang kita raih kita menang
Bait selanjutnya adalah reff. Reff adalah inti atau puncak dari sebuah lagu.
Seorang penulis lagu biasanya menaruh pesan khusus yang ingin ia sampaikan dalam
sebuah lagu, karena reff biasanya diulang dalam lagu sekitar dua atau tiga kali.
Dalam reff bagian pertama adalah, kalimat ajakan yang bernadakan Yo yo ayo… yo
ayo Yo yo ayo… yo ayo. Bahkan kalimat ini diulang dalam satu kali intro berjumlah
empat kali. Ini sebagai bentu ajakan kepada penikmat lagu ―Meraih Bintang‖ untuk
meramaikan pertandingan. Meramaikan pertandingan bisa secara langsung atau dari
bailk layar televisi.
Ajakan ini merupakan nilai positif karena sang pencipta lagu berbagi nilai
semangat juang, bukan hanya peserta pertandingan saja, tapi juga bagi para
pendengarnya. Setelah mendengarkan intro dalam reff, semangat akan membara dan
menular kepada pendengar lagu. ―Ayo‖ adalah sebuah kata yang simple tapi dahsyat
akan makna. Siapapun yang mendengar kata ayo akan berasa seperti tertarik akan
suatu hal dan ingin bergabung.Kata ―ayo‖ juga menghilangkan keegoisan. Karena
kata yang berisi ajakan tersebut, mengajak kita untuk bersama-sama dalam
melakukan hal kebaikan. Bukan hanya kepada satu orang yang dituju, tapi kepada
segenap pendengar dari lagu ini.
Universitas Muhammadiyah Riau
Tak mungkin pula, kita meramaikan pertandingan dengan seorang diri, tentu
kita butuh banyak personal. Tidak hanya segelintir orang tapi rakyat Indonesia yang
terbilang banyak. Meski tak punya andil besar dalam sebuah pertandingan – seperti
kita – kita bisa mendukung perwakilan dari negeri kita sendiri. Dengan teriakan,
sorakan, tepuk tangan, itu bisa dianggap sebagai sebuah dukungan yang dalam
bentuk nyata. Kita juga bisa mendukung dengan dukungan yang tidak nyata tapi
terasa amat dahsyat, yaitu do’a. Meskipun kita tak hadir di stadion yang
menyelenggarakan pertandingan, kita bisa menitipkan do’a untuk hasil yang terbaik.
Selanjutnya adalah kata kita datang kita raih kita menang, terisnpirasi dari
sebuah kata bijak veni vidi vici adalah kalimat bahasa Latin yang terkenal, berasal
dari Julius Caesar, jenderal dan konsul Romawi pada tahun 47 SM. Julius Caesar
menggunakan kalimat ini dalam pesannya kepada senat Romawi menggambarkan
kemenangannya atas Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran Zela Karena.
Seorang atlet datang ke dalam sebuah pertandingan untuk bersaing dan untuk meraih
kemenangan.
Makna denotasi dalam reff ini adalah berupa ajakan untuk meraih
kemenangan secara bersama-sama. Ajakannya berlaku untuk siapa saja, baik
penonton, pelaku pertandingan atau panitia pertandingan. Makna konotasi yang ada
ialah sorakan dan antusiasme dari para penonton baik langsung di stadion atau dari
balik layar merupakan dukungan yang besar bagi pelaku pertandingan. Karena
dukungan merupakan penyemangat bagi mereka yang tengah berjuang. Yang
menjadi mitos adalah, kata-kata kita datang, kita raih, kita menang, belum tentu
menjadi kenyataan. Karena itu merupakan semboyan penyemangat yang hanya
berupa kata-kata dalam belum ada pembuktiannya. Meski semboyan vini vidi vici
yang diambil berdasarkan kejadian nyata, penakluk hebat yang terkenal dalam
sejarah – Julius Caesar – tapi itu tidak menjamin kita untuk bisa menirunya jikalau
kita tak punya persiapan yang matang.
Dan meskipun inti dari reff adalah ajakan, tetapi tak semua pendengar
mengindahkan ajakan tersebut. Bisa jadi ajakan dalam lagu tersebut terhambat oleh
beberapa faktor. Karena itulah, sebuah ajakan belum tentu berhasil untuk membawa
pendengar sekalian untuk meramaikan pertandingan.
4.9 Pembahasan bait kelima lirik lagu Meraih Bintang
Kalau menang berprestasi
Kalau kalah jangan frustasi
Universitas Muhammadiyah Riau
Kalah menang solidaritas
Kita galang sportivitas
Bait setelahnya bercerita tentang kemenangan dan sportivitas. Sportivitas
ialah sifat menerima apapun hasil dari sebuah pertandingan. Karena seringkali, ujian
datang menerpa, seperti halnya kekalahan. Seseorang yang meraih kemenangan
dalam sebuah pertandingan dikatakan sebagai prestasi. Sebuah prestasi dalam
pertandingan merupakan hasil dari kerja keras seorang atlet. Kemenangan diperoleh
karena berlatih keras dan berkonsentrasi dalam pertandingan.
Kemenangan yang diperoleh harus diiringi dengan rasa syukur. Karena
kemenangan merupakan sebuah anugerah yang tak ternilai harganya. Kemenangan
juga merupakan campur tangan dari yang Maha Kuasa. Tanpa kuasa-Nya, seorang
atlet mungkin bukanlah apa-apa. Kemenangan yang diperoleh juga tak boleh diikuti
dengan rasa sombong atau congkak. Karena itu bisa membuat seseorang keras hati
dan egois. Kemenangan yang diperoleh hanyalah bersifat sementara, karena
kemenangan hanya semata-mata sebagai hasil akhir dari pertandingan.
Terkadang sang atlet yang kurang beruntung menerima kekalahan. Dan tidak
semua orang bisa menerima kekalahan dengan lapang dada. Malah mereka biasanya
menjadi frustasi dan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan.Bukan itu tujuan
diadakannya sebuah kompetisi. Memang dalam sebuah kompetisi ada yang menang
dan ada yang kalah. Tapi dari sebuah kompetisi jugalah, siapapun belajar menerima
apapun hasilnya dengan lapang dada. Entah menang ataupun kalah, kita harus siap
menerimanya.
Kalau kita kalah, koreksi kembali diri kita, apakah ada sesuatu yang salah?
Atau adakah sesuatu yang menghambat kita dari kemenangan itu? Terkadang hal-hal
sepele yang bisa menutupi kesempatan kita untuk menang. Namun, seringkali kita
tak menyadarinya. Dan kebanyakan orang, lebih memilih emosi daripada akal
sehatnya. Seorang yang kecewa atau dalam keadaan marah, memang mudah untuk
terpancing emosi tanpa berfikir terlebih dahulu. Orang yang terbawa emosi –
melakukan banyak hal yang merugikan tanpa ia sadari, atau biasanya mengikuti
hawa nafsunya. Frustasi adalah salah satu bentuk dari emosi. Itu adalah keadaan
dimana seseorang tidak bisa menerima kekalahan dan meluapkan emosinya. Frustasi
tidak akan terjadi bagi siapapun yang bisa mengontrol dirinya. Hanya saja, tak semua
orang bisa melakukan hal itu.
Kebanyakan masyarakat Indonesia bilamana mengalami frustasi – dengan
berbagai macam penyebab – selalu melampiaskan kepada orang atau benda lain yang
Universitas Muhammadiyah Riau
ada di sekitarnya. Itulah yang kita sebut dengan perbuatan yang merugikan tanpa kita
sadari. Bentuk-bentuk kerugian yang biasa diperbuat oleh orang yang sedang frustasi
antara lain : memberontak, marah, merusak sesuatu, atau bahkan yang lebih parah,
bisa membunuh orang lain. Perbuatan seperti inilah yang seringkali terjadi setelah
usainya sebuah pertandingan. Segala upaya sudah dilakukan oleh aparat atau pihak
keamanan yang bertugas di daerah kejadian. Namun itu hanya sekedar meredakan,
bukan mengatasi atau menanggulangi agar hal seperti ini tak terulang dalam setiap
pertandingan olahraga.
Sejarah-sejarah jelek yang selalu terulang setiap berakhirnya pertandingan.
Kerusuhan demi kerusuhan, pemberontakan dan bahkan mencapai titik pembunuhan
sudah mewarnai akhir dari ajang pertandingan olah raga di Indonesia. Yang tersisa
setelahnya penyesalan. Namun, penyesalan tak bisa merubah situasi dan kondisi
yang telah terjadi. Itu sudah menjadi hal yang tidak asing lagi bagi Indonesia. Karena
Indonesia, sudah banyak membuat kejadian yang berakhir tragis pada pertandingan
olahraga yang ada. Mulai dari luka ringan, sampai meninggal dunia. Meskipun sudah
ada aparat keamanan yang bertugas disana, nampaknya belum berhasil untuk
meredakan dan membubarkan kerusuhan disana.
Kembali pada lirik lagu, kalah menang solidaritas. Kalah ataupun menang
sebenarnya dua kondisi yang sama. Persamaannya adalah kedua hal tersebut kita
dapatkan dari hasil pertandingan. Kekalahan bukan akhir dari segalanya, tapi justru
menjadi pembelajaran bagi kita semua. Kekalahan mengajarkan kita untuk tidak
berbuat salah dan terus optimis. Kekalahan yang pernah didapat harus terus dipicu
dengan semangat supaya berubah menjadi kemenangan.
Sebuah penghargaan bagi orang yang menerima kekalahan ialah, bilamana ia
merasa adanya kekurangan dalam dirinya sehingga ia tahu apa yang akan
menimpanya. Bila kita merasa kurang fokus, kurang teliti, kurang melihat sebuah
peluang dalam kesempatan yang ada mampu membuat kita kalah. Dan ia mengakui
bahwa lawannya memang hebat itulah hal tersulit yang kita harus lakukan seusai
pertandingan.
Sang penerima kekalahan harus berjiwa besar. Berjiwa besar dalam arti lapag
dada, tidak kecewa secara berlebihan dan tidak mencemooh sang pemenang.
Kesedihan memang pasti melanda bagi barang siapa yang kalah, tapi kita tidak boleh
berlarut-larut atau berlebihan dalam kesedihan. Hal itu memang sulit dilakukan, tapi
ketika kita berfikir kembali, berlebihan dalam kesedihan memang tak akan
mendatangkan banyak manfaat. Solidaritas berarti solid, kuat, hebat. Sebenarnya
semua atlet yang sudah sampai ke ajang pertandingan memang hebat. Cuma mereka
Universitas Muhammadiyah Riau
dianggap kurang beruntung saja dalam hasil. Solid juga bisa diartikan dengan
kebersamaan. Seseorang berubah menjadi lebih baik, bisa dipengaruhi oleh orang-
orang yang berada di sekitarnya. Begitu juga seorang atlet. Seorang atlet tidak
mungkin menjadi bersinar dengan sendirinya. Ia butuh bantuan dari pelatih, yang
mengawasi latihannya, rekan kerjanya dalam memacu kesemangatan dalam berlatih,
keluarga dan orang-orang yang dicintainya dalam dukungan yang diberikan.
Beberapa cabang olahraga membutuhkan tim, atau dilakukan secara
berkelompok. Misalnya : basket, sepak bola, volli, dan lain sebagainya. Sebuah tim
butuh kekompakan dan kesamaan langkah untuk menuju kesuksesan. Tidak
mungkin, mereka berjalan individu dan berbuat semau mereka.
Sebuah tim butuh arahan khusus yang diawasi secara intensif, karena semakin
banyak melibatkan orang, semakin sukar untuk mengendalikannya. Begitu juga
dalam hal latihan ataupun pertandingan, semua harus kompak dan harus satu
komando. Tidak boleh egois dan tidak boleh seenaknya sendiri. Hal inilah yang
disebut juga sebagai solidaritas. Kemenangan atau kekalahan yang mereka dapat,
adalah usaha mereka. Tidak bisa menyalahkan salah seorang dari anggota tim, karena
mereka merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan.
Atlet dalam lomba individu seperti : balap sepeda, marathon, bulu tangkis,
memanah atau yang lainnya, juga bisa dibilang solidaritas. Solidaritas disini dalam
artian, hubungannya dengan pelatih. Atlet hebat karena didikan dan arahan dari
pelatih. Bila atlet gagal, itu berarti pelatih juga gagal dalam mendidik.Ini bisa
dikaitkan dengan hakikat penciptaan manusia, manusia merupakan makhluk sosial.
Dimana kondisi manusia yang tak mungkin bertahan hidup dalam kesendirian, ia
pasti butuh individu lain untuk melangsungkan kehidupan.
Tujuan diadakannya kompetisi olahraga bukanlah untuk memecah belah
persatuan yang telah dibangun dan dibina. Tetapi semata-mata untuk, mempererat
persatuan antar tim olahraga di bidang-bidang yang ada. Menguji kemampuan,
melatih potensi juga menjadi tujuan diadakannya kompetisi olahraga, namun
terkadang disalah artikan seperti itu. Bahkan tak sedikit dari penonton ataupun
peserta pertandingan yang menjadi benci kepada lawannya. Apalagi lawannya
merupakan tim yang bagus dan menjadi pemenang. Itu hanyalah kedengkian semata
yang berasal dari emosi sesaat. Hanya orang-orang yang berfikiran sempit yang yang
akan menafsirkan seperti itu. Kebencian muncul karena rasa iri hati, tidak senang
melihat orang lain mendapatkan kesenangan atau keberuntungan.Solid dalam bahasa
Inggris juga berarti padat. Benda padat adalah benda yang sukar untuk dihancurkan,
tidak seperti zat cair atau zat gas. Karena itulah, persatuan dalam olahraga
Universitas Muhammadiyah Riau
diibaratkan seperti benda yang susah dirubah dan dihancurkan. Bisa digabung
dengan benda lain, namun butuh proses.
Dan yang menjadi mitos disini ialah, solid atau benda padat adalah benda
yang dianggap sombong karena tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan. Tidak
seperti benda cair yang bisa menyesuaikan diri dengan wadahnya, atau benda gas
yang mengisi ruang hampa yang ada di sekelilingnya. Benda padat cenderung untuk
pasif dan diam di tempat tanpa peduli akan sekitarnya. Tetapi benda padat bersifat
kuat karena ia tak mudah hancur dengan waktu yang singkat. Meski begitu, benda
padat mampu kokoh berdiri dengan segala tantangan yang ia hadapi. Ia tak mudah
terpengaruh dengan keadaan sekitar, bahkan ia tetap dan stabil.
4.10 Makna Sportivitas dalam lirik lagu Meraih Bintang
Sportivitas menjadi jembatan dalam dunia Olahraga. Karena sportivitas
adalah sikap yang harus ditonjolkan dalam olarhaga, berlaku adil, tidak memihak
pada pihak apapun, tenang dan tidak mengedepankan emosi. Tanpa sportivitas,
olahraga hanyalah sebuah kegiatan yang tidak mendatangkan energi positif.
Sportivitas juga menjadi kunci pertandingan. Tanpanya, pertandingan olahraga hanya
hiburan yang berakhir kerusuhan. Sportivitas harus ditumbuhkan kepada para atlet,
wasit, pelatih dan semua orang yang bersentuhan langsung dengan dunia olahraga.
Menurut Pradifta (2015: 714) ―Sportivitas berhubungan erat dengan perilaku
dan nilai-nilai yang dapat didefinisikan sebagai sikap yang konsisten untuk
merespons situasi melalui ciri-ciri seperti kebaikan hati, kejujuran, tanggung jawab,
dan penghargaan kepada orang lain‖. Selanjutnya menurut Beller dan Stoll
(Warmansyah, 2010: 11) Secara umum sportivitas didefinisikan sebagai ―Perilaku
yang menunjukan sikap hormat dan adil terhadap orang lain serta sikap menerima
dengan baik apapun hasil dari suatu pertandingan‖. Sedangkan menurut Shields dan
Bredemeier Robert S. Weinberg & Daniel (Gould, 2007; Pradifta 2015), berpendapat
bahwa ―Sportivitas melibatkan intens berjuang untuk berhasil, komitmen terhadap
semangat bermain sehingga standar etika akan lebih diutamakan daripada
keuntungan strategis ketika konflik‖.
Sportivitas adalah bentuk harga diri yang tercermin dari aspek sebagai
berikut:
1. Kejujuran dan keadilan; mengedepankan nilai moral
2. Rasa hormat terhadap lawan; kalah atau menang
3. Sikap ksatria dan tanpa pamrih
4. Tegas dan berwibawa; tidakterpengaruh walau lawan tidak sportif
Universitas Muhammadiyah Riau
5. Rendah hati bila menang dan tenang; mampu mengendalikan diri
bila kalah
6. Tanggung jawab dan cinta damai; tidak suka main keras dan kasar.
Sportivitas adalah bagian dari kepribadian manusia.
Sportivitas adalah sari pati olahraga dan pendidikan jasmani, dan merupakan
keniscayaan bagi perdamaian atau kelangsungan olahraga yang membawa
kemaslahatan. Sportivitas memberikan kepada olahraga kualitas kemanusiannya.
Sportivitas sangat penting dan perlu ditekankan dalam olahraga dan pendidikan
jasmani di sekolah, baik dalam olahraga rekreasi maupun olahraga prestasi
Agar olahraga bermakna dalam kehidupan manusia, maka olahraga dan
pendidikan jasmani harus dibangun dengan tiga prinsip, yakni:
1. Sportivitas merupakan nilai kesadaran moral yang selalu melekat
bahwa lawan tanding adalah kawan tanding yang diikat oleh
persaudaraan,
2. Sportivitas mendasari sikap, dan sikap mendasari perilaku untuk
berbuat,
3. Sportivitas penting sekali baik pada olahraga amatir maupun
profesional.
Sportivitas adalah bagian dari kepribadian manusia.Sportivitas mempunyai
arti,seorang atlet harus memiliki sikap ksatria,adil dan jujur dalam bertindak dan
berperilaku terhadap lawan, dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan atau
disepakati bersama. Sportivitas adalah permainan, adil kontes, menghormati aturan,
perjanjian, dan penghormatan terhadap pertandingan (Butcher & Schneider, 1998: 1-
22).
Pelaku bersedia mengakui keunggulan (kebenaran, keunikan, dan
kemenangan) lawan, dan mengakui kelemahan (kesalahan,kelelahan, dan kekalahan)
diri sendiri.Menumbuhkan rasa sportivitas memang susah, namun manfaat yang
didapat dengan rasa tersebut. Sportivitas membesarkan hati para pemain yang kalah
dan menyederhanakan rasa sombong yang terselubung di hati para pemenang. Wasit
juga begitu. Menegakkan keadilan bukan suatu hal yang mudah. Banyak tantangan
dan godaan di balik itu. Tapi keadilan adalah kejujuran yang mahal harganya namun
berbuah pada kesejahteraan.
Konsep sportivitas sangatlah luhur dalam konteks pembinaan olahraga,
kompetisi dan pencapaian prestasi. Dapat dibayangkan apa yang terjadi, apabila
Universitas Muhammadiyah Riau
sportivitas tidak dapat ditegakkan dalam bermain dan olahraga.Tanpa sportivitas,
maka suatu kompetisi tidak akan terkendali. Wasit yang menegakkan sikap
sportivitas cenderung tegas. Baginya, sportivitas adalah harga mati yang tak bisa
ditawar. Ketegasan inilah yang membuat pertandingan berjalan lancar tanpa adanya
toleransi yang berlebihan. Dan ia akan dipandang sebagai penegak keadilan dan
peraturan-peraturan dalam pertandingan. Layaknya polisi di jalanan, hakim di
pengadilan, dan lain-lainnya. Keselamatan dalam sebuah pertandingan dipegang oleh
wasit. Karena sportivitas adalah kuncinya, maka setiap pertandingan harus dilandasi
dengan sportivitas tersebut. Bila sportivitas hilang, hilang pula kendali pertandingan
dan akan berjung pada kerusuhan dan kemurkaan.
Mitos dalam dunia olahraga Indonesia adalah kerusuhan, kericuhan bahkan
baku hantam. Semua sudah menjadi rahasia umum. Mitos yang belum bisa
terpecahkab hingga kini : kapan Indonesia bangkit dari kerusuhan akibat
pertandingan olahraga dan bersikap sportivitas? Itu menjadi pekerjaan baru bagi kita
– rakyat Indonesia – karena hal tersebut selalu terjadi dan menjadi momok olahraga
Indonesia.
Ciri-ciri penonton Indonesia : Memakai atribut yang sama dengan atlet yang
tengah bertanding, rela bersuara lantang demi mendukung idolanya yang tengah
berjuang di lapangan, rela berdesak-desakkan untuk menonton di stadion ataupun
dari balik layar kaca dengan bersama-sama, dan tidak sabaran atau mudah terpancing
emosi. Ciri yang terakhir yang menjadi persoalan yang belum bisa tertangani hingga
kini. Karena, sikap itu belum mencerminkan sikap sportivitas dari pihak penonton
sendiri. Indonesia bisa dikatakan hebat dalam hal pendukung atau supporter. Tidak
usah kita telusuri darimana datangnya, pada kenyataannya penduduk Indonesia
adalah penduduk keempat terbanyak di dunia. Dan untuk dalam hal kompetisi, rakyat
Indonesia bisa dibilang sangat loyal dan setia dengan bangsanya. Ia tak segan-segan
meneriakkan suara keras, menggunakan kostum yang sama bahkan rela mengantri
tiket untuk menonton secara langsung
Lewat lagu inilah, sportivitas disuarakan. Tujuan dari disuarakannya untuk
menyadarkan bangsa Indonesia dari mimpi buruk – kerusuhan, kericuhan,
pertengkaran, pembunuhan setelah pertandingan – untuk menatap masa depan yang
lebih cerah. Sportivitas bukan hanya kata-kata belaka tanpa makna, tapi ia butuh
pemahaman dan perwujudan.
Masyarakat yang menonton pertandingan olahraga juga menjadi waspada.
Takut terlibat atau bahkan menjadi korban dalam pertandingan tersebut. Ini bukanlah
hal baru, tapi hal lama yang belum bisa tertangani hingga kini. Akibat banyak pihak
Universitas Muhammadiyah Riau
yang memilih bungkam dan tak bertindak atas kejadian-kejadian yang ada. Bahkan
Menpora – Menteri pendidikan olahraga – berganti puluhan kali dalam pergantian
presiden ataupun pergantian kabinet, tapi juga dianggap belum sukses mengatasi hal
ini. Ini menjadi bukti bahwa kebobrokan sistem olahraga Indonesia yang tidak
mendapatkan perhatian khusus dari pihak yang berwajib. Hal-hal yang seperti
kerusuhan, kericuhan bahkan yang berakhir pada melayangnya nyawa seseorang
yang tak berdosa dianggap enteng dan seperti angin lalu saja.
.
Kekompakan dalam hal supporter memang terbilang cukup baik. Tapi
kuantitas jumlah penduduk Indonesia belum berhasil mewujudkan satu suara dalam
sportivitas dan hasil pertandingan. Kita belum berhasil memahami nilai sportivitas
dalam sebuah pertandingan, dan belum bisa menerima secara besar hati apapun hasil
pertandingannya.
Sejak dahulu kala bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah,
santun, toleran, dan cinta damai, namun kini semua itu seolah telah berubah dan
tinggal wacana. Bangsa Indonesia berubah menjadi bangsa yang pemarah, suka
melakukan kekerasan, dan tidak lagi mengindahkan peraturan. Dengan kata lain,
bangsa Indonesia telah kehilangan jati diri sebagai bangsa yang berbudaya dan
berkarakter mulia. Krisis moral telah melanda bangsa ini, suatu kenyataan yang tidak
pernah terbayangkan sebelumnya dan pantas menjadi keprihatinan bersama dari
seluruh elemen bangsa ini (Capra, 1998: 3; Zohar dan Marshall, 2000: 16).
Dari berbagai bidang kehidupan diperoleh bukti tentang hal tersebut, baik
dalam skala kecil, seperti tindak kekerasan dalam keluarga yang menyebabkan
penderitaan bahkan kematian, maupun dalam skala besar, seperti penyerangan
terhadap kelompok warga tertentu oleh kelompok warga lainnya yang berakibat pada
terjadinya kerusakan fisik dan hilangnya nyawa. Dalam bidang pendidikan, perilaku
tidak terpuji dari pelajar dan mahasiswa terus saja terjadi, seperti tawuran, kasus
narkoba, dan perkosaan. ―Perang‖ antarsuporter sepak bola yang terjadi dalam setiap
pertandingan sepak bola yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda
sudah mencapai titik yang sangat merisaukan masyarakat. Inilah yang menjadi mitos
daripada sportivitas di Indonesia. Mengucapkannya memang mudah, tapi
mengamalkannya tak semudah pengucapan. Sportivitas adalah sikap dimana kita
berjiwa besar, dan mengakui kehebatan lawan. Sesama pendukung Indonesia sendiri
- yang berstatuskan bersaudara satu bangsa - mereka belum bisa mencerminkan
sikap ini.
Universitas Muhammadiyah Riau
4.11 Makna kemenangan dalam lirik lagu Meraih Bintang
Lagu yang berjudul ―Meraih Bintang‖ ini adalah menjadi salah satu alat
pendukung dalam meraih kegemilangan dan kemenangan dalam Asian Games 2018.
Filosofi daripada bintang itu sendiri ialah salah satu benda langit yang berada di
angkasa dan mampu memancarkan sendiri cahayanya. Manusia yang melihat
bintang, tentu terbesit di dalam hatinya ingin meraihnya dan membawanya pulang.
Begitu juga dengan kemenangan dalam dunia olahraga. Meskipun kemenangan harus
ditempuh dengan tahap yang susah dan dalam jangka waktu yang lama, para atlet
rela melalui itu semua.
Menang adalah suatu keadaan dimana kita mendapat nilai tertinggi setelah
pertandingan. Menang adalah bukti nyata bagi barang siapa bersungguh-sungguh.
Setiap peserta pertandingan pasti menaruh harapan untuk menang. Karena dengan
kemenangan, ia mendapat kehormatan. Kemenangan adalah simbol sukacita dan
bahagia. Meskipun kadar kebahagian yang diterima oleh sang pemenang mustahil
untuk dibuktikan dengan grafik. Kemenangan mampu membuat semangat dan rasa
bangga menjadi lebih, terutama pada diri sendiri. Rasa puas yang diterimanya karena
kemenangan, menjadi obat bagi lelahnya dan payahnya perjuangan dan masa latihan
yang panjang.
Di satu sisi, kemenangan dianggap sebagai kebahagian dan kesyukuran atas
banyaknya pihak yang terlibat dalam pertandingan. Itu sisi positif yang ditonjolkan
bila kemenangan berhasil untuk diraih. Tetapi kemenangan dalam sisi negatif, yaitu
apabila sang pemenang menjadi sombong dan merasa kemenangan hanya melekat
pada dirinya tanpa adanya bantuan dari orang lain. Itu adalah sifat buruk yang
seringkali merubah pribadi sang pemenang. Frustasi terkadang menghampiri bila
kekalahan menjadi nasib kita. Seakan ia belum mampu menerima hasil pertandingan.
Merasa bahwa adanya ketidakadilan dalam pertandingan, yang menyebabkan ia
berkecil hati. Meski begitu, pikiran positif perlu didahulukan. Emosi lebih mampu
melalap habis seseorang bila ia tak mampu menguasai diri.
Dan yang menjadi mitos dalam kemenangan adalah membuat kita menjadi
besar kepala dan lupa diri. Meski tak sepenuhnya benar, sudah sepatutnya kita
menjauhi dua sifat yang buruk tersebut. Kemenangan seharusnya disikapi dengan
rendah hati, karena itu hanya bersifat sementara.
Universitas Muhammadiyah Riau
Terminologi ―menang‖ bukan hanya akrab didengungkan dalam ranah
olahraga yang syarat dengan kompetisi, namun lebih jauh hal ini melekat dalam pola
kehidupan manusia. Manusia dalam konsepsi ―ubermensch‖ Nietzsche, menyatakan
bahwa pada hakekatnya manusia merupakan makhluk ―pemenang‖ dan selalu ingin
―menang‖. Persoalan kemudian yang muncul adalah berbagai cara ditempuh untuk
mewujudkan kemenangan (ill principle). Kemenangan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Kemenangan berarti keunggulan. Kemenangan juga berarti
kelebihan. Manusia dalam konsepsi “ubermensch” Nietzsche, menyatakan bahwa
pada hakekatnya manusia merupakan makhluk ―pemenang‖ dan selalu ingin
―menang‖. Persoalan kemudian yang muncul adalah berbagai cara ditempuh untuk
mewujudkan kemenangan (ill principle).
Dalam undang-undang No. 19 tahun 2004 dibeberkan bahwa secara struktur
olahraga dibagi menjadi 3 ruang, yaitu: olahrga prestasi; olahraga pendidikan;
olahraga rekreasi dan terapi. Sebagai sebuah tuntutan terhadap konsep olahraga
prestasi yang mengemuka, maka terminologi ‖kemenangan‖ menjadi suatu hal yang
mengemuka dalam dunia olahraga. Dalam The Will to Power, Nietsche mencoba
menekankan bahwa hasrat untuk berkuasa adalah merupakan hidup dari manusia itu
sendiri. Sebuah upaya pembentukan moral dengan segala macam jaminan
keabsolutan, termasuk yang tertinggi Tuhan—adalah sebuah kejahatan melawan
hidup atau naluri tersembunyi yang mau memusnahkan hidup (Sunardi, 1996: 78-
79). Olahraga sebagai sebuah entitas peniruan kehidupan disinyalir merupakan
sebuah ruang pelarian atas kenyataan kegalauan manusia atas himpitan dorongan
untuk mengaktualisasikan kehendak berkuasanya sekaligus ketakutannya terhadap
bangunan norma dan moral yang telah diabsolutkannya sendiri. Untuk itu, seringkali
dalam pentas-pentas keolahragaan mempertontonkan bagaimana hasrat untuk
menang menjadi sangat mendominasi.
Menengok dari apa yang dinyatakan Nietsche di atas, bahwasanya bukan
merupakan hal yang salah memang tatkala manusia harus mengupayakan
kemenangannya, termasuk didalamnya adalah dalam dunia olahraga. Namun yang
ironis adalah, bahwa akhirnya sekian banyak ajalan pintas ditempuh untuk
merealisasikan hasrat kemenangan itu. Akibatnya, nilai-nilai keolahragaan yang
secara hakiki dikonstruksikan oleh keluhuran nilai-nilai kebermainan manusia
menjadi tedistorsi. Tragisnya lagi, hal itu terkadang hadir tidak tersadari bahkan
diamini oleh sekian banyak orang akademisi dan praktisi dibidang olahraga itu
sendiri. Untuk itu, senantiasa perlu untuk dilakukan refleksi untuk memmbangun
Universitas Muhammadiyah Riau
sebuah penyadaran terhadap segala usaha pengembangan keolahragaan untuk
menghindarkan dari segala bentuk bias tendensi.
Kemenangan dalam beberapa definisi dinyatakan sebagai entitas fitrah yang
melekat pada sisi kemanusiaan. Oleh karena itu, seolah menjadi hal yang relatif tidak
mungkin untuk direduksi dan dihilangkan. Persoalan yang kemudian muncul adalah,
sekian banyak cara yang seringkali menghalalkan segala cara muncul dalam pentas
keolahragaan untuk mewujudkan satu tujuan—yaitu menang. Akibatnya, nilai-nilai
keluhuran olahraga dalam realitas kekinian seringkali tergeser baik disadari maupun
tidak. Untuk itu senantiasa perlu diadakan refleksi yang kritis terhadapnya.