bab iv pengambilan sampel dan hasil analisis iv.1 ... - · pdf filebab iv pengambilan sampel...

13
IV-1 Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 Pengambilan Sampel Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan dan prediksi overburden antar lapisan batubara, dilakukan pengamatan/pengukuran kandungan gas. Lokasi dua titik bor di daerah penelitian secara geografis adalah sebagai berikut : PMG-01 : 00° 11' 30,0" LS dan 117° 06' 58,6" BT PMG-02 : 00° 11' 40,4" LS dan 117° 08' 11,6" BT Lokasi bor 1 (PMG 01) telah menembus lapisan A/6, B/7 dan C/8 pada kedalaman ± 304,85 m dengan penempatan titik bor berjarak sekitar 985 m ke arah downdip dari singkapan SA. Lokasi bor 2 (PMG 02) berjarak sekitar 2 km sebelah tenggara PMG 01 dan menembus lapisan D/16, E/17, F/18, G/19 dan H/20 pada kedalaman sekitar 287 m dengan penempatan titik bor 390 m ke arah downdip dari singkapan SD/16. (Gambar IV.1, IV.2, IV.3 dan IV.4) Pertimbangan pemilihan lapisan yang dijadikan target pemboran diantaranya adalah kualitas batubara yang cukup baik, kemiringan lapisan yang cukup landai dan ketebalan lapisan ± 2 m. Dari 2 lubang pemboran yang telah dilakukan di daerah penyelidikan dengan total kedalaman 700,10 m, yaitu PMG 01 (335,5 m) dan PMG 02 (365,5 m) diperoleh 8 lapisan batubara dengan ketebalan berkisar antara 1,45 m-6 m dan beberapa sisipan-sisipan batubara yang mempunyai ketebalan mulai dari 0,30 m-0,96 m.

Upload: lamdat

Post on 03-Mar-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-1

Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis

IV.1 Pengambilan Sampel

Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan dan prediksi overburden antar

lapisan batubara, dilakukan pengamatan/pengukuran kandungan gas. Lokasi dua

titik bor di daerah penelitian secara geografis adalah sebagai berikut :

PMG-01 : 00° 11' 30,0" LS dan 117° 06' 58,6" BT

PMG-02 : 00° 11' 40,4" LS dan 117° 08' 11,6" BT

Lokasi bor 1 (PMG 01) telah menembus lapisan A/6, B/7 dan C/8 pada

kedalaman ± 304,85 m dengan penempatan titik bor berjarak sekitar 985 m ke

arah downdip dari singkapan SA. Lokasi bor 2 (PMG 02) berjarak sekitar 2 km

sebelah tenggara PMG 01 dan menembus lapisan D/16, E/17, F/18, G/19 dan

H/20 pada kedalaman sekitar 287 m dengan penempatan titik bor 390 m ke arah

downdip dari singkapan SD/16. (Gambar IV.1, IV.2, IV.3 dan IV.4)

Pertimbangan pemilihan lapisan yang dijadikan target pemboran diantaranya

adalah kualitas batubara yang cukup baik, kemiringan lapisan yang cukup landai

dan ketebalan lapisan ± 2 m.

Dari 2 lubang pemboran yang telah dilakukan di daerah penyelidikan dengan total

kedalaman 700,10 m, yaitu PMG 01 (335,5 m) dan PMG 02 (365,5 m) diperoleh 8

lapisan batubara dengan ketebalan berkisar antara 1,45 m-6 m dan beberapa

sisipan-sisipan batubara yang mempunyai ketebalan mulai dari 0,30 m-0,96 m.

Page 2: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-2

Gambar IV.1. Peta geologi, sebaran batubara dan posisi Lubang Bor PMG-01

dan PMG-02

Gambar IV.2 Sketsa penempatan Lubang Bor PMG-01 dan PMG-02 (tanpa skala)

PMG 01 01

PMG 02

Page 3: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-3

100.00

0.00

DEPTH (m)

THICKNESS (m)

GRAIN SIZE &SED. STRUCTURE LITHOLOGY

CORERECOVERY (%)FOSSILS SAMPLE

NUMBERDESCRIPTIONS

BORE HOLE LOGBUANA JAYA AREA (SHEET NO. 1915 - 43)

EAST KALIMANTAN PROVINCE

BORE HOLE NO AREA LOCATION STARTED FINISHED SCALE

Grav C.S M.S F.S Silt Clay 4020 8060

PMG - 01 Buana Jaya Mulawarmanjuly 2007August 2007 1 : 200

::::::

COORDINATE X YELEVATIONDEPTHWELL SITE GEOLOGISTDRILLER

00° 11' 30.0"117° 06' 58.6" - m365.50 mAgus SubarnasHasyim S Cs.:

:

::::

Soil, brown, soft, friable plant remain abundant.

End of drilled at 365.50 m

Clayey siltstone, grey, hard, parallel lamination. Thin layer of coal at 239.35- 239.51m.

Claystone, grey, weakly cemented, contain of fragment & coal string

Claystone, blackish grey, hard.

5.507.20

18.50

23.90

74.00

101.50

117.30119.50

166.54167.50

191.50

218.10

224.10226.10

242.70

272.44274.34

278.40

282.55

303.40304.85306.15

320.18322.10

340.05

350.10

365.50

20.00

40.00

60.00

80.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

220.00

240.00

260.00

280.00

300.00

320.00

340.00

360.00

Sandstone, grey, fine - medium grain size, sub angular,hard.

Sandstone, fine to medium grain size, grey, weakly cemented. Coal layer at the lower part (18.85-19.15 m)

5.50

1.70

11.30

5.4050.1

027.5

011.1

0

2.20

47.04

24.00

0.96

26.60

6.00

2.00

16.60

29.74

14.03

1.92

17.95

10.05

15.40

1.301.45

20.85

4.154.06

1.90

Silty claystone, grey, hard, thin layer (± 10 cm) of sandstone & coal (± 40 cm at 34 m and 36 m)

Sandstone, grey, fine grain size, hard. Interlamination with carbonaceous clay, contain of coal fragment at the lower part.

Coal, black, banded bright, hard, sub concoidal,resin occured, pyrite < 1%.Coaly clay, black, bedded, soft. Contain of resin & coal fragment.

Coal, black, banded bright, hard, sub concoidal cleaved, resin occured.

Silty claystone, grey, hard, parallel lamination. Sandstone, fg, grey, hard (144.00-144.50 m & 146-146.50 m).

Claystone, Greenish grey to black, hard, parallel lamination, contain of coal fragment.

Siltstone, grennish grey, very hard (187.70 m-188.30 m).

Silty claystone, greenish grey, hard. At the bottom the colour is black. Thin layer of coal at 191.50-192.02 & 202.30 m-202.71 m.

Coal, black, bright, hard, sub concoidal cleaved, resin occured, pyrite < 1 %. Coally clay at the top and bottom.

Claystone, dark grey, bedded, contain of coal string

. .. ..

..

.

..

.

.

..

...

.

. .

...

...

.

Sandstone, dark grey - black, medium to coarse grain size, mostly quartz, weakly cemented,parallel lamination, contain of fragment & coal string, intensive at 259.70 m-260.50 m.

Sandstone, dark grey to black, fine to med grainsize, mostly quartz, weakly cemented, parallel lamination, contain of fragment & coal string.Siltstone, dark grey, hard, parallel lamination, intercalation with coally clay.Coaly clay, black, bedded, soft. Contain of resin & coal fragment. Coal layer at 278.93 m-279.63 m.

Siltstone, dark grey, hard, parallel lam, contain of coal fragment. Intercalation with coally clay.

Coal, black, bright, hard, sub concoidal cleavedresin occured, pyrite < 1 %. Coally clay at the top and bottom.

Siltstone, dark grey, hard, parallel lamination,contain of coal fragment.

Coaly clay, black, bedded, soft. Contain of resin & coal fragment. Coal layer at 278.93 m -279.63 m.

Siltstone, dark grey, hard, parallel lamination.

Sandstone, dark grey to black, fine to med grainsize, mostly quartz, weakly cemented, parallel lamination.

Siltstone, dark grey, very hard, parallel lamination

Silty claystone, dark grey, very hard, massive.

CENTER OF GEOLOGICAL RESOURCES

PMG 01/1112.60

4.70

PMG 01/2

PMG 01/3

PMG 01/4

Gambar IV.3. Log Bor PMG-01

Page 4: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-4

100.00

0.00

DEPTH (m)

THICKNESS (m)

GRAIN SIZE &SED. STRUCTURE LITHOLOGY

CORERECOVERY (%)FOSSILS SAMPLE

NUMBERDESCRIPTIONS

BORE HOLE LOGBUANA JAYA AREA (SHEET NO. 1915 - 43)

EAST KALIMANTAN PROVINCE

BORE HOLE NO AREA LOCATION STARTED FINISHED SCALE

Grav C.S M.S F.S Silt Clay 4020 8060

PMG - 02 Buana Jaya MulawarmanAugust 2007October 2007 1 : 200

::::::

COORDINATE X YELEVATIONDEPTHWELL SITE GEOLOGISTDRILLER

00° 11' 40.4"117° 08' 11.6" - m335.50 mAgus SubarnasHasyim S Cs.:

:

::::

Soil, brown, soft, friable, plant remain abundant

End of drilled at 335.50 m

CENTER OF GEOLOGICAL RESOURCES

Claystone, light brown, soft, coal layer at 13.70-14.80 m.

10.00

20.00

40.00

60.00

80.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

220.00

240.00

260.00

280.00

300.00

320.00

10.00

20.40

72.50

12.10

12.25

24.23

32.47

14.20

Siltstone, dark grey, very hard, parallel lamina-tion. Intercalation with carbonaceous clay.

10.00

20.00

61.00

65.10

79.12

91.65

96.20

168.70170.90

183.00

195.15197.50

205.96

218.45

230.70

254.93

278.40279.18

284.50287.00288.00

302.20

309.35

335.50

39.1040.60

Siltstone, dark grey, very hard, parallel lamina-tion. Intercalation with carbonaceous clay.

Coal, black, banded bright, hard, sub conc,resin occured, pyrite < 1%.

19.10

1.50

4.10 Coal, black, bright, hard, sub concoidal cleaved,

resin occured, pyrite < 1 %. Coally clay at the top and bottom.

Siltstone, dark grey, very hard, parallel lamina-tion. Intercalation with carbonaceous clay.

14.02

12.53

Sandstone, dark grey, fine-med, very hard, parallel lam. Interlamination with carb clay and coal layer. Contain of coal fragment at the lower part.

4.55 Coal, black, bright, hard, sub concoidal cleaved,

resin occured, pyrite. Coally clay at the top and bottom.

Siltstone, grey, very hard, interlamination with carbonaceous clay and quartz sandstone (grey, fine-med, hard at 107.80 m, 125.141.90 m, 154.80 m, 159.70 m).

Coal, black, bright, hard, sub concoidal cleaved, resin occured at 125.55-125.95 m.

Coally clay and coal fragment at 142.40-142.90 m

2.20 Sandstone, grey, fine-med grain size, hard, sub angular. Interlamination with carbonaceous claycontain of coal fragment at the lower part.

Siltstone, grey, very hard, parallel lam. Interlami-nation with quartz sandstone (grey, fine-med, hard) and coal at 173.20 and 177.35 m.

10.15

Siltstone, grey, very hard, parallel lamination. Coal layer at 184.81 m.

2.35 Coal, black, bright, hard, sub concoidal cleaved, resin occured, pyrite < 1 %. Coally clay at the top and bottom.

Siltstone, grey, very hard, parallel lamination.

8.46

12.49 Sandstone, grey, medium-coarse grain size,

sub angular, very hard.

Silty claystone, grey, hard, parallel lamination.Thin layer of coal at 221.32-221.90 m.

Clayey siltstone, grey, hard, parallel lamination.

Coally clay, black, soft, contain of coal string at 232.70 m-233.40 m.

..

..

.

..

.

..

..

.

. . .

...

.Quartz Sandstone, dark grey to black, medium to coarse grain size, weakly cemented, parallel lamination, contain of fragment & coal string.

Coal, black, banded bright, hard, sub concoidal cleaved, resin occured.5.3

2

Siltstone, dark grey, hard, parallel lamination.2.50

Coal, black, bright, hard, sub concoidal cleaved, resin occured, pyrite. Coally clay at the top and bottom

1.00

Carbonaceous clay, black, hard, sub concoidal cleaved, resin, occured, pyrite. Siltstone, dark grey, very hard, parallel lamination.

7.15

Silty claystone, darkgrey, very hard, massive.

Siltstone, grey, very hard, parallel lamination.

0.78

26.15

PMG 02/1

PMG 02/2

PMG 02/3

PMG 02/4

PMG 02/5

Gambar IV.4. Log Bor PMG-02

Page 5: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-5

Tabel IV.1. Data batubara pada lubang Bor PMG 01

No Top (m) Bottom (m) Tebal (m) Keterangan

1 18.85 19.15 0.30 Sisipan Batubara

2 34.00 34.40 0.40 Sisipan Batubara

3 63.00 63.30 0.30 Sisipan Batubara

4 112.60 117.30 4.00 Batubara seam A/6

5 166.54 167.50 0.96 Sisipan Batubara

6 191.50 192.02 0.52 Sisipan Batubara

7 202.30 202.71 0.41 Sisipan Batubara

8 218.10 224.10 6.00 Batubara seam B/7

9 239.93 239.51 0.16 Sisipan Batubara

10 278.93 279.63 0.70 Sisipan Batubara

11 303.40 304.85 1.45 Batubara seam C/8

Tabel IV.2. Data batubara pada lubang Bor PMG 02

No Top (m) Bottom (m) Tebal (m) Keterangan

1 13.70 14.30 0.60 Sisipan Batubara

2 39.10 40.60 1.50 Batubara seam D/16

3 61.00 65.10 4.10 Batubara seam E/17

4 91.65 96.20 4.55 Batubara seam F/18

5 195.15 197.50 2.35 Batubara seam G/19

6 284.50 287.00 2.50 Batubara seam H/20

IV.2 Analisis Proksimat dan Ultimat

Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui kandungan air inheren, abu, zat

terbang, dan karbon terlambat, sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk

mengetahui karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen. Analisis ini akan

digunakan sebagai data pendukung yang akan dihubungkan dengan perilaku

kandungan gas dalam batubara dalam penelitian ini. Hasil analisis proksimat dan

ultimat digunakan sebagai data sekunder (Tabel IV.3,IV.4. dan IV.5).

Page 6: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-6

Tabel IV.3. Hasil analisis proksimat

Analisis

Nomor Sampel

PMG 01/1

A PMG 01/1B

PMG 01/2A

PMG 01/2B

PMG 01/2C

PMG 01/3

PMG 02/1

PMG 02/2A

PMG 02/2B

PMG 02/3A

PMG 02/3B

PMG 02/4

PMG 02/5

FREE MOISTURE ar (%) 13,03 11,54 09,90 10,65 10,65 11,56 12,15 11,35 08,79 11,05 10,52 11,10 10,06

TOTAL MOISTURE ar (%) 20,29 20,57 18,69 19,51 19,83 19,89 20,65 20,07 17,37 20,14 18,88 19,86 18,69

PROXIMATE

MOISTURE adb (%) 09,07 10,21 09,76 10,10 10,27 09,42 09,67 09,86 09,41 10,22 09,34 09,85 09,59

VOLATILE MATTER adb (%) 42,99 41,55 44,90 42,29 43,06 43,09 38,19 44,77 43,68 42,63 41,30 41,10 40,06

FIXED CARBON adb (%) 44,98 44,86 42,71 45,23 44,20 44,59 42,49 42,98 43,27 43,84 40,08 46,85 41,35

ASH adb (%) 02,96 03,38 06,63 02,38 02,43 02,90 09,65 02,39 03,64 03,31 09,28 02,20 09,00

TOTAL SULPHUR ADB (%) 00,13 0,13 00,10 00,10 00,14 00,11 01,28 00,27 00,18 00,20 00,22 00,16 00,30

HGI adb 48,00 47,00 57,00 56,00 47,00 52,00 44,00 43,00 52,00 48,00 48,00 47,00 42,00

SG adb 1,42 1,43 1,38 1,41 1,39 1,41 1,48 1,38 1,41 1,43 1,46 1,42 1,47

CALORIFIC VALUE adb (%) 6169 6065 6347 6208 6264 6238 5614 6306 6205 6136 5814 6246 5789

Page 7: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-7

Tabel IV.4. Hasil analisis ultimat

Analisis Nomor Sampel

PMG 01/1A

PMG 01/1B

PMG 01/2A

PMG 01/2B

PMG 01/2C

PMG 01/3

PMG 02/1

PMG 02/2A

PMG 02/2B

PMG 02/3A

PMG 02/3B

PMG 02/4

PMG 02/5

ULTIMATE

CARBON daf (%) 74,35 74,41 76,12 74,61 75,52 75,27 73,38 75,56 75,22 79,94 75,69 75,50 74,81

HYDROGEN daf 05,03 05,03 05,25 04,86 05,12 04,98 04,77 05,26 05,14 05,05 05,21 04,95 05,18

NITROGEN daf (%) 01,27 01,27 01,35 01,20 01,33 01,27 00,96 01,23 01,28 01,33 01,43 01,69 01,62

SULPHUR daf (%) 00,15 00,15 00,11 00,11 00,16 00,13 01,58 00,31 00,21 00,23 00,26 00,18 00,37

OXYGEN daf (%) 19,13 19,13 17,44 19,15 18,80 18,28 19,02 17,59 18,08 18,40 17,14 17,63 17,78

Tabel IV.5. Nilai kisaran dan rata-rata kualitas sampel batubara Daerah Buanajaya PARAMETER KISARAN RATA-RATA SATUAN

M 09,07 – 10,27 9,51 %

VM 38,19 – 44,90 42,28 %

FC 40,08 – 46,85 33,78 %

ASH 02,20 – 09,65 4,322 %

S.Tot 0.10 – 1,28 0,255 %

SG 1,38 – 1.48 1,42 Gr/cm3

CV 5614 - 6347 6107 Kal/gr

HGI 42 - 57 47.87

Page 8: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-8

IV.3 Pengukuran Kandungan Gas dan Komposisi Gas

Dalam uraian geologi regional telah disinggung bahwa di dalam Cekungan Kutai,

formasi pembawa batubara adalah Formasi Pulaubalang dan Formasi Balikpapan,

sedangkan pada dua formasi lainnya endapan batubara tidak berkembang dengan

baik. Oleh sebab itu sasaran pengambilan sampel dan pengukuran gas

dititikberatkan pada kedua formasi di atas. Hasil pemboran pada Formasi

Balikpapan ini terdapat 2 seam yang mempunyai ketebalan antara 4 - 6 meter,

dengan interval vertikal 101 meter (pada bor PMG-01).

Pengukuran kandungan gas di lapangan menggunakan Standar USGS dengan cara

sampel inti bor (core) dimasukkan ke dalam tabung canister, selanjutnya

dilakukan pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan gelas ukur.

Dengan hasil pembacaan pada gelas ukur, akan didapatkan jumlah kandungan gas

secara periodik dengan interval waktu tertentu sampai kandungan gas tersebut

habis (tidak mengeluarkan gas lagi).

Pada dasarnya ada tiga aspek pada pengukuran kandungan gas:

1. Gas yang hilang, yaitu gas yang hilang pada saat bor menyentuh seam

batubara sampai batubara dimasukkan ke dalam canister (Q1),

2. Gas yang keluar dan diukur (desorb gas) (Q2)

3. Gas sisa (Q3).

Untuk Q1 diperoleh dari hasil interpretasi grafis pengukuran Q2, sedangkan Q2

merupakan hasil dari pengukuran langsung di dalam tabung canister, dan yang

terakhir adalah Q3 adalah jumlah kandungan gas sisa hasil dari pengukuran

laboratorium (Laboratorium Lemigas, DESDM). Setelah pengukuran gas sisa,

selanjutnya dilakukan analisis komposisi gas untuk mengetahui komposisi dari

masing-masing sampel batubara dari tabung canister. Pengamatan geokimia

organik terhadap sampel gas ini dilakukan menggunakan GC (gas

chromatographs). Peralatan yang digunakan selama pengukuran di lapangan

adalah seperti Gambar IV.5.

Page 9: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-9

Gambar IV.5. Alat-alat yang digunakan pada pengukuran gas di lapangan

Untuk selanjutnya hasil dari pengukuran kandungan gas dapat dilihat pada tabel

IV.6.

Tabel IV.6. Hasil pengukuran kandungan gas dan komposisi gas

Page 10: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-10

IV.4 Analisis Petrografi

IV.4.1 Prosedur Analisis Reflektansi

Analisis reflektansi adalah analisis untuk menentukan besarnya intensitas sinar

yang dipantulkan kembali oleh maseral vitrinit. Peningkatan besar intensitas ini

bersifat progresif dengan meningkatnya pembatubaraan, sehingga dapat

dipergunakan sebagai parameter tingkat kematangan (peringkat) suatu lapisan

batubara. Pengukuran reflektansi vitrinit dilakukan dibawah medium minyak

imersi yang memiliki indeks refraksi 1,518 pada panjang gelombang 546 nm dan

temperatur 23o

C. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat digunakan

standar reflektansi yang telah diketahui. Dalam penelitian ini standar reflektansi

yang dipergunakan adalah spinel sintetik dengan besaran reflektansi 0,586%.

Pengukuran standar reflektansi dilakukan sebelum pengukuran reflektansi

vitrinit. Maseral vitrinit yang diukur reflektansinya adalah telocollinit atau

ulminit, karena maseral ini yang paling banyak ditemukan diantara maseral yang

lain, bersifat homogen, dan ukurannya relatif lebih besar. Jenis reflektansi yang

diukur adalah reflektansi acak. Jumlah pengukuran reflektansi untuk setiap sampel

mengikuti Standar Australia yaitu sebanyak 100 pengukuran atau dapat dilakukan

50 pengukuran saja jika nilainya relatif konstan.

IV.4.2 Prosedur Analisis komposisi maseral

Analisis komposisi maseral adalah analisis untuk menentukan presentasi

kandungan maseral dan mineral dari suatu sampel batubara. Dalam pengamatan

ini digunakan mikroskop sinar pantul merk Zeiss dan point counter swift dengan

pembesaran 400 kali. Sedangkan untuk identifikasi grup maseral liptinit

digunakan sinar ultraviolet (fluorescence), yaitu dengan mengganti filter dan

lampunya. Klasifikasi maseral batubara, AS 2856 (Standart Association of

Australia, 1986) dan terminologi Australia. Jumlah pengamatan yang dilakukan

terhadap masing-masing bidang poles dalam penelitian ini adalah sebanyak 500

pengamatan tersebar di seluruh permukaan sampel.

Page 11: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-11

IV.4.3 Hasil Analisis

Hasil analisis komposisi maseral dan reflektansi vitrinit dari 18 sampel dapat

dilihat pada Gambar V.4, Tabel V.1 dan Tabel V.2. Prosentase maseral dan

mineral di dalam suatu lapisan batubara erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

pengendapan pada saat akumulasi gambut dan batubara, sehingga analisis ini

dapat digunakan untuk rekonstruksi fasies batubara. Untuk hasil perhitungan

parameter-parameter lingkungan pengendapan dapat di lihat pada Tabel IV.7.

IV.5. Hasil Perhitungan Sumber Daya Gas

Data hasil pengukuran gas dilapangan menunjukkan kisaran 73 - 2007 cc, dan

diambil sampel dari seam batubara pada lubang bor secara sistematis. Ketebalan

relatif batubara berkisar antara 0,4-6 meter. Ada dua seam yang mempunyai

ketebalan yang besar yaitu seam A dan Seam B, masing-masing 4 dan 6 meter di

sekitar kedalaman 113-117 meter dan 218-224 meter. Ini merupakan seam target

eksplorasi perusahaan swasta di daerah sekitar penyelidikan.

Sumber daya batubara berdasarkan luas daerah pengaruh 2 km sebesar

23.675.598,84 ton dengan perincian sumber daya kandungan gas adalah

15.338.111,77 m3 (CO2) , 4.358.905,50m3 (N2) dan 17.176.666,59 m3 (CH4

).

Page 12: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-12

Tabel IV.7. Hasil perhitungan parameter lingkungan pengendapan

NO SAMPEL TPI GI GWI VI Rv (%)

1 GBJ01-01A 1.092275 87.63636 1.092873 1.083857 0.35

2 GBJ01-02A 1.182628 97 1.186099 1.175055 0.34

3 GBJ01-03A 1.492308 193.4 1.514212 1.454321 0.39

4 GBJ01-01B 1.5 119 1.534535 1.491228 0.38

5 GBJ01-01C 1.298824 47.85 1.292162 1.289655 0.38

6 GBJ01-02C 1.518325 63.13333 1.556728 1.508997 0.38

7 GBJ01-01D 1.134783 97.2 1.137856 1.137634 0.38

8 GBJ01-02D 1.870588 50.36842 1.868657 1.837143 0.38

9 GBJ01-03D 1.86217 96.6 1.87574 1.834286 0.37

10 GBJ01-04D 1.496183 139.1429 1.525641 1.5 0.38

11 GBJ01-05D 0.89942 64.46667 0.900585 0.904031 0.38

12 GBJ01-06D 1.635616 73 1.703601 1.644022 0.41

13 GBJ01-01E 1.17226 87.27273 1.190045 1.159041 0.4

14 GBJ01-01F 1.855072 139.7143 1.877193 1.819209 0.4

15 GBJ02-02A 1.218824 116.875 1.313539 1.209195 0.36

16 GBJ02-01B 1.503896 79.33333 1.56168 1.502564 0.38

17 GBJ02-02C 1.240275 64.26667 1.232719 1.2287 0.4

18 GBJ02-01D 1.382927 107.5556 1.395577 1.364286 0.41

Page 13: Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV.1 ... - · PDF fileBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis . IV.1 Pengambilan Sampel . Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan

IV-13

Tabel IV.8. Hasil perhitungan kandungan Gas In Place

Kandungan Gas In Place dibatasi 2 Km

Kandungan Gas In Place Buanajaya, data sumber daya batubara berdasarkan laporan PMG (2007)

HOLE NUMBER

SEAM NAME

Kandungan Gas (m3) Sumber Daya Batubara (ton)

Sumber Daya Batubara (ton)

sampai kedalaman 500m

Kandungan Gas (m3)

CO2 N2 CH4 CO2 N2 CH4

PMG

-01 A 2,229,175.61 1,026,076.86 3,904,175.59 5,347,938.49 10,278,190.94 86,934,484.70 63,797,322.43 274,583,675.75

Sub - B 2,377,208.08 694,270.96 1,550,749.73 2,755,087.86

311,043,837.30 356,856,100.32 261,880,699.85 1,127,134,532.14 B 10,034,515.85 2,433,291.02 11,155,590.01 8,746,310.66

PMG

-02

Sub - D 21,480.68 2,883.79 24,364.47 158,424.38

D 44,396.18 5,960.22 50,356.40 396,060.94 E 111,513.58 16,291.26 352,217.05 1,082,566.57

F 129,421.24 94,976.45 408,778.62 1,201,384.86 G 32,596.71 23,921.26 102,957.12 620,495.47 747,373.86 769,938.11 565,023.08 2,431,859.32

T O T A L 15,338,111.77 4,358,905.50 17,176,666.59 23,675,598.84 534,261,544.50 444,560,523.14 326,243,045.35 1,404,150,067.20