bab iv pesan dakwah dalam talkshow mario teguh...
TRANSCRIPT
132
132
BAB IV
PESAN DAKWAH DALAM TALKSHOW
MARIO TEGUH GOLDEN WAYS (MTGW) DI METRO TV
Dalam menganalisis pesan dakwah dalam talkshow Mario Teguh Golden
Ways (MTGW), peneliti mengambil sampel dari beberapa episode yang ada, yaitu
sejumlah 5 episode sebagai satuan pengukuran (unit of analysis), yaitu; episode
becoming a star, lalu perhatikan apa yang terjadi, from Batam with love,
memperbaiki rizki, dan bisniss from the start. Setelah 5 episode dari talkshow
Mario Teguh Golden Ways (MTGW) dianalisis menggunakan semiotika Roland
Barthes dengan memaknai tanda menjadi dua tahap, yaitu tahap denotatif dan
tahap konotatif. Selanjutnya, penulis akan mengungkap hasil dan temuan
mengenai pesan dakwah dalam talkshow Mario Teguh Golden Ways (MTGW)
tersebut.
Pertama, dakwah sebagai proses komunikasi, pada prinsipnya
menyampaikan nilai-nilai ajaran Islam kepada umat manusia baik yang sudah
muslim maupun yang belum muslim agar mereka mendapatkan kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Dakwah dalam perkembangannya membutuhkan
beragam variasi dan format, cara penyampaian materi maupun media dakwahnya.
Bertolak dari hal tersebut, tayangan talkshow Mario Teguh Golden Ways ini
termasuk jenis acara motivasi yang faktanya terdapat kandungan pesan-pesan
dakwah Islam. Secara deskriptif talkshow Mario Teguh Golden Ways ini telah
menggambarkan aktivitas dakwah yang faktanya terdapat tanda-tanda (audio
131
visual) baik dari tanda-tanda yang tampak (manifest content) dan yang tidak
tampak atau tersembunyi (latent content) terkandung pesan-pesan dakwah Islam.
Pesan dan nilai motivasi yang di sampaikan Mario Teguh dalam tayangan
Mario Teguh Golden Ways (MTGW) tersebut, dipercaya dapat memberikan
semangat dan dorongan untuk kebaikan bagi khalayak penonton luas. Nilai dan
pesan Islam yang di dalamnya terdapat berbagai petunjuk bagaimana seharusnya
manusia itu menyikapi hidup dalam kehidupan, secara lebih bermakna dalam arti
yang seluas-luasnya. Nilai-nilai Islam yang mengajarkan hidup damai, dinamis,
progresif, menghargai waktu serta meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
Tayangan Mario Teguh Golden Ways (MTGW) ini memiliki daya
kekuatan tersendiri, dibandingkan dengan tayangan program lain di televisi.
Kekuatannya terdapat pada pesan kalimat bijak yang disampaikan, dan kemasan
penyampaian komunikasinya yang persuasif, jelas, tegas dan humoris. Dengan
penyampaian yang tidak terkesan menggurui (sarat) dengan pesan dakwah Islam,
mampu memberikan ruang yang luas bagi permirsa untuk berdiskusi dan
mendapatkan pencerahan dari kata-kata bijak yang disampaikannya. Sehingga
tayangan talskhow MTGW tersebut mampu menyuguhkan kemasan berbeda
kepada penonton, tidak hanya kepada orang Islam saja, namun dapat dirasakan
oleh semua kalangan termasuk non muslim. Kemasan bahasa yang simple dan
aktual (menyesuaikan perkembangan), dan analisis yang kuat digunakan untuk
mempengaruhi dan mengajak orang dalam menerima nilai-nilai pesan yang
disampaikannya, sehingga sebagian masyarakat menjadi termotivasi dari kata-kata
bijaknya.
133
Dakwah Islam hendaknya dapat disebarluaskan dan diperkenalkan kepada
umat manusia bukan dengan kekerasan, pemaksaan dan angkat senjata hanya
untuk mendapatkan pengikut. Akan tetapi kebenaran agama Islam harus di sajikan
melalui aktifitas dakwah yang humanis dengan metode yang relevan, sehingga
dapat diterima, dan di pahami sesuai dengan misinya sebagai rahmatan lil
'alamin. Dengan demikian umat manusia melihat kehadiran Islam bukan sebagai
ancaman bagi eksistensi mereka. Untuk itulah, berdakwah hendaknya fleksibel
sesuai dengan obyek dakwah yang senantiasa berubah karena perubahan aspek
sosio kultutural masyarakatnya.
Kedua, berdasarkan fakta dan analisis sebagaimana tayangan Mario Teguh
Golden Ways (MTGW) di Metro Tv, peneliti menemukan fakta dan tanda-tanda
(audio visual) baik dari tanda-tanda yang tampak (manifest content) dan yang
tidak tampak atau tersembunyi (latent content) terkandung pesan-pesan dakwah
Islam. Sebagain besar isi pesannya, lebih banyak menyangkut pesan-pesan
yang mengedepankan pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah
kehidupan yang terjadi di dalam masyarakat, antara lain terkait aspek keimanan
(tauhid), kejujuran, hubungan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, pekerjaan dan
lain sebagainya. Namun, sebagai kerangka dalam menganalisis pesan dakwah
dalam talkshow MTGW tersebut peneliti akan mengklasifikasikan menjadi tiga
kategori pesan yaitu; a). Pesan tentang tauhid/ keimanan kepada Allah Swt., b).
Pesan tentang motivasi dan etos kerja Islam. c). Pesan tentang penciptaan suasana
damai (perdamaian). Untuk lebih jelasnya penulis paparkan temuan dan
pembahasannya sebagai berikut:
132
A. Pesan tentang Keimanan Kepada Allah Swt. (Tauhid)
Pesan tauhid atau keimanan ini bersifat murni baik dalam isinya maupun
prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya
Allah. Menurut Ibnu Katsir, iman adalah pengakuan hati, ikrar lidah dan amalan
anggota tubuh. Tegasnya iman adalah memadukan ucapan dengan pengakuan hati
dan perilaku, dengan kata lain mengikrarkan dengan lidah akan kebenaran Islam
(Ash-Shidieqy, 2000: 7).
Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain,
karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak
sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah. Keyakinan inilah yang akan
melahirkan bentuk pengabdian hanya kepada Allah, yang selanjutnya berjiwa
bebas, merdeka dan tidak tunduk pada manusia dan lainnya yang menggantikan
posisi Tuhan. Orang beriman tidak ada niat, ucapan, dan perbuatan yang
dikemukakan kecuali sejalan dengan kehendak Allah (Nata, 2007: 84).
Iman sering juga dikenal dengan istilah akidah, artinya ikatan, yaitu ikatan
hati. Bahwasanya seseorang yang beriman mengikatkan hati dan perasaan dengan
suatu kepercayaan yang tidak lagi ditukar dengan kepercayaan lain. Akidah
tersebut akan menjadi pegangan dan pedoman hidup, yang tidak dapat dipisahkan
dari seorang muslim, bahkan seorang muslim sanggup berkorban segalanya (harta
dan bahkan jiwanya) demi mempertahankan akidahnya. Iman kepada Allah
merupakan titik sentral, akar dan fondasi yang menjadi kekuatan seorang muslim.
Iman adalah seperti pohon yang berbuah, buahnya tidak pernah terputus, pohon
iman memberikan buahnya setiap saat, baik di musim panas dan musim dingin, di
132
siang maupun di malam hari. Begitu juga seorang mukmin harus tetap beramal di
setiap saat dan di setiap kesempatan.
Esensi Islam adalah tauhid atau pengesaan Tuhan, tindakan yang
menegaskan Allah sebagai yang Esa, pencipta yang mutlak dan transenden,
penguasa segala yang ada. Tidak ada satupun perintah dalam Islam yang bisa
dilepaskan dari tauhid. Seluruh agama itu sendiri, kewajiban untuk menyembah
Tuhan, mematuhi printah dan menjauhi larangan-larangannya, akan hancur begitu
tauhid dilanggar. Ismail Raji al-Faruqi dalam Ancok dan Nashori (2005: 79)
menyimpulkan bahwa tauhid adalah intisari Islam, dan suatu tindakan tak dapat
disebut sebagai bernilai Islam tanpa dilandasi oleh kepercayaan kepada Allah Swt.
Kalimat tauhid yang kita kenal adalah “laa ila ha illallah”. Secara singkat
arti kalimat tersebut adalah; Pertama, seorang muslim dituntut terlebih dahulu
untuk mengatakan tidak terhadap segala fenomena, kekuatan yang non ilahiyah,
sehingga sebelum seseorang menerima kehadiran Allah pada jiwanya terlebih
dahulu segala bentuk keyakinan dan kekuatan yang non ilahiyah yang ada dalam
jiwa harus kita keluarkan. Kedua, seorang muslim mengakui secara utuh, penuh
keesaan Allah pada jiwanya. Dalam tingkat kedua ini hanya ada satu tingkat
kebenaran yaitu kebenaran dari Allah Swt. (Munir, 2010: 12). Dari keyakinan
yang utuh ini seorang muslim akan lantang mengikrarkan sumpah setianya, yaitu;
قل إن صالت ونسكي ومياي ومات للو رب العالمني “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (Q.S. al-An‟am: 162).
Keimanan terhadap Allah selanjutnya harus berpengaruh kedalam segala
aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas tersebut bernilai
132
ibadah. Dalam hubungan ini Yusuf Qardawi mengatakan bahwa iman menurut
pengertian yang sebenarnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati,
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak atau ragu, serta memberi
pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari (Qardawi,
1977: 25).
Pesan tauhid atau keyakinan kepada Tuhan biasanya ditautkan dengan
rukun Iman yang menjadi asas seluruh ajaran Islam. Pokok-pokok aqidah ini
terbagi menjadi enam, yaitu keyakinan atau keimanan kepada Allah, keimanan
kepada Malaikat, keimanan kepada kitab-kitab Allah, keyakinan kepada Rasul,
keyakinan kepada hari akhir, dan keyakinan kepada taqdir atau qadha dan qadhar
Allah (Ali, 2000: 201). Namun, dalam hal ini materi tauhid tidak langsung
diarahkan kepada rukun iman tersebut, tetapi lebih ke arah hubungan baik kepada
Allah Swt.Secara praktis ada beberapa tugas dan kewajiban manusia terhadap
Allah Swt., antara lain: beriman kepada Allah, beribadah kepada-Nya, bertaubat,
bersyukur, bertawakkal, berdo‟a, sabar dan berprasangka baik kepada-Nya.
Pesan dakwah tentang keimanan yang disampaikan Mario Teguh ini
menjadi spirit bahwa dalam aspek kehidupan apapun diperlukan adanya peran dan
campur tangan Tuhan dalam mencapai kesuksesan. Beriman kepada Allah
merupakan proses peralihan jiwa manusia menganggap dirinya tidak mempunyai
kekuatan dan kekuasaan, tunduk, berserah diri dan mengakui bahwa tiada Tuhan
melainkan Allah. Iman sebagai sumber motivasi, yakni sebagai motivasi dan
energi dalam segala gerak dan langkah manusia yang berupa amal shaleh dan
akhlak mulia. Ridha Allah sebagai tujuan akhir, hal ini sesuai dengan pola hidup
yang digariskan oleh Islam bahwa seluruh kegiatan ini diperuntukkan untuk
132
beibadah kepada Allah. Seorang muslim di dalam mencari rizki tidak semata-mata
mencarinya akan tetapi mempunyai tujuan, sebagai sarana kesehatan jasmani dan
rahani, dan itu semua akan dipergunakan untuk mengabdi dan mendekatkan diri
kepada Allah Swt.
Pesan-pesan Mario Teguh, telah menunjukkan tentang pentingnya
seseorang untuk beriman dan melibatkan peran Tuhan dalam setiap gerak
kehidupannya, dengan memperhatikan beberapa aspek, antara lain: pertama,
keimanan dengan penyerahan secara total kepada Allah menumbuhkan jiwa
merdeka bagi seseorang muslim di tengah-tengah pergaulan hidupnya. Ia menjadi
manusia yang merdeka, bebas dari perbudakan dalam segala dimensi
kemanusiannya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat
124 sebagai berikut:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi
maha mengenal” (Q.S. al-Hujurat: 124).
Kedua, keyakinan kepada Allah menjadikan orang memiliki keberanian
untuk berbuat, karena tidak ada baginya yang ditakuti selain melanggar perintah
Allah. Keberanian ini menjadikan seorang muslim untuk berbicara tentang
kebenaran secara lurus dan konsekuen serta tegas berdasarkan aturan-aturan yang
dijelaskan Allah Swt. Ketiga, keyakinan dapat membentuk rasa optimis menjalani
kehidupan, karena keyakinan tauhid menjamin hasil yang terbaik yang akan
dicapainya secara ruhaniah, karena itu seorang muslim tidak pernah gelisah dan
putus asa, ia tetap berkiprah dengan penuh semangat dan optimisme.
132
Pesan tentang keimanan tersebut dapat penulis temukan dalam beberapa
segmen tayangan Mario Teguh Golden Ways (MTGW) di Metro TV, antara lain:
1. Pesan untuk beriman kepada Allah
Berdasarkan fakta dan analisis dalam talkshow Mario Teguh Golden
Ways di atas, terdapat beberapa pesan yang berkaitan dengan keimanan
kepada Allah, pesan ini dapat penulis temukan pada episode becoming a strar
(segmen 2, sesion 2), yakni :
“Kalau ukuran keberhasilan itu bisa dilihat dari keberanian, maka
sebetulnya orang yang betul-betul beriman dalam kehidupannya dia
berani. Orang yang mau semuanya pasti sebelum dia memulai, maka
dia tidak membutuhkan Tuhan. Karena banyak hal yang tidak pasti,
terutama yang terlalu besar bagi kemampuan kita, maka kita
membutuhkan do‟a. Kalau sebuah teknologi cangggih pada
masanya tetapi usianya sudah puluhan tahun lalu, sudah tidak
digunakan lagi sekarang karena sudah dianggap kuno, maka do‟a
sudah dipakai sejak ribuan tahun lalu, dan sampai sekarang masih
manjur. Maka beranilah, karena keberanian adalah bukti dari iman”.
Dalam pesan tersebut, Mario Teguh menekankan pentingnya sebuah
keberanian dalam melakukan hal yang positif. Sehingga orang yang beriman
itu tidak takut kecuali kepada Tuhannya. Menjadi orang yang berani dalam
melakukan hal yang baik merupakan bukti keimanan kepada Allah. Keyakinan
kepada Allah menjadikan orang memiliki keberanian untuk berbuat, karena
tidak ada baginya yang ditakuti selain melanggar perintah Allah. Keberanian
ini menjadikan seseorang untuk berbicara tentang kebenaran secara lurus dan
konsekuen serta tegas berdasarkan aturan-aturan yang dijelaskan Allah Swt.
Sehingga keberanian ini menjadi pembeda utama antara sifat-sifat seorang
dengan orang biasa, karena dengan keberanaian, ia yakin dan mampu
melakukan tanggung jawab yang tidak dimiliki oleh orang biasa (Mario
Teguh, 2009: 167).
132
Pesan keimanan kepada Allah juga diarahkan pada upaya untuk selalu
menakar mutu iman, karena iman merupakan aspek penting dalam beragama.
Iman sangat berkorelasi dengan hati sehingga penyucian hati akan
mempertebal rasa keimanan dan nilai-nilai ke Tuhanan akan masuk dan
menyinari aktifitas dan kehidupan kita. Pesan ini dapat penulis temukan pada
episode from Batam with love (segmen pertama, sesion 1), yakni:
“Janganlah berhenti berharap, banyak dari kita mensyaratkan
kebahagiaan pada yang kita miliki sehingga sebelum kita memilikinya,
kita tidak bahagia. Kesederhanaan dalam berharap untuk berfokus
kepada yang bisa kita lakukan, untuk menjadi pemantas bagi
pemberian yang kita harapkan dari Tuhan, supaya kita tetap tabah,
tetap bertahan di dalam keberanian yang sabar, di dalam kebahagiaan
yang penuh kesyukuran, karena kita diberikan izin untuk memulai
kehidupan yang lebih baik hari ini, yang tidak lagi terbebani
penyesalan-penyesalan masa lalu, karena hari ini adalah awal dari sisa
masa depan kita”.
Berharap kepada Allah merupakan pengakuan kelemahan seorang
hamba kepada Rabbnya. Berharap kepada Allah merupakan bukti penyerahan
diri, ketundukan, ketawadhu‟an. Dalam kalimat yang disampaikan di atas, inti
yang dapat diambil seperti yang terdapat dalam surat al-Insiroh ayat 8 berikut;
“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S.
Al-Insirah: 8).
Pada pesan Mario Teguh di atas juga jelas berkenaan dengan keimanan
terhadap Allah. Allah mengetahui apa yang dibutuhkan manusia. Sesuatu yang
didapatkan manusia merupakan yang terbaik, berkenaan dengan usaha
manusia tersebut. Setiap orang berhak atas permintaannya dan tidak boleh
membatasi ukuran dari permintaannya, karena Allah yang mampu memenuhi
permintaan yang kelihatannya tidak masuk akal bagi orang lain, namun bagi
Allah atas keyakinan setiap hambanya semua bisa terjadi tanpa terduga duga.
122
Disamping itu keyakinan dapat membentuk rasa optimis menjalani kehidupan,
karena keyakinan tauhid menjamin hasil yang terbaik yang akan dicapainya
secara ruhaniah, karena itu seorang muslim tidak pernah gelisah dan putus asa,
ia tetap berkiprah dengan penuh semangat dan optimisme. Pesan ini juga
penulis temukan pada episode from Batam with love (segmen 1 sesion 2),
yakni :
“Yang kita lakukan tidak boleh tidak ada gambar besar di masa depan.
Kalau orang ingin tumbuh besar, harus menghindari yang bisa
dilakukan orang lain. Jangan lakukan yang bisa dilakukan orang lain.
Orang-orang yang ingin tidak letih pada berharap harus sibuk dalam
melakukan sesuatu yang menjadikan impiannya nyata. Cara terbaik
untuk sampai pada impian adalah sibuk selama menunggu. Kita semua
menunggu menjadi pribadi yang mapan, yang mandiri, yang kuat,
yang lebih besar kemampuannya daripada kewajiban-kewajiban
kehidupan”.
Pada pesan Mario Teguh di atas, memiliki mimpi dan gambar besar,
secara implisit adalah sebagai langkah awal yang penting dalam Islam.
Sebagaimana prinsip rukun Islam yang pertama, yaitu mission statemen yang
jelas yaitu, dengan membaca dua kalimat syahadat, sebagai tujuan hidup dan
komitmen kepada Tuhan. Kalimat syahadat adalah cermin komitmen dari 6
prinsip rukun iman. Ia merupakan sebuah kekuatan visi, yaitu memulai dengan
tujuan akhir, dan membulatkan tekad diri. Selalu berorientasi pada tujuan
akhir terhadap setiap langkah yang dibuat. Melakukan setiap langkah secara
optimal dan bersungguh-sungguh. Memiliki kendali diri dan sosial, karena
telah memiliki kesadaran akan adanya hari kemudian. Memiliki kepastian
akan masa depan dan memiliki ketenangan batiniah yang tinggi, yang tercipta
karena sebuah keyakinan akan adanya hari pembalasan (Ginanjar, 2005: 262).
122
Setiap orang pada langkah pertama diharuskan untuk menetapkan misi
masa depan sebelum melangkah. Ia harus memiliki sebuah visi yang jelas
dalam benaknya serta meneguhkan hati untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan penuh keyakinan dan optimisme. Apabila keyakinan
bersyahadat ini telah ditanamkan kuat-kuat dalam hati, maka keyakinan itu
akan berubah menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang mendorong setiap jiwa
manusia bergerak mencapai visi dan cita-citanya.
2. Pesan untuk berprasangka baik kepada Allah Swt.
Materi keimana kepada Allah Swt juga diarahkan pada sikap untuk
selalu berprasangka baik kepada Allah. Sikap ini menjadi penting pada saat
manusia sedang ditimpa musibah. Pada posisi ini kita jangan menyalahkan
Allah Swt. tetapi hendaknya selalu mencari hikmah dari musibah atau
peristiwa yang tidak mengenakkan itu. Sikap ini akan berimplikasi pada
kesadaran akan posisi makhluk di hadapan sang kholiq untuk selalu mencari
ridho dalam realitas apapun. Pesan ini dapat penulis temukan pada episode
memperbaiki rizki segmen ke tujuh sesion 1, yakni:
“Kadang-kadang kita melihat kehidupan itu seperti tidak enak karena
kita mengarahkan pandangan kita kepada hal-hal yang menyedihkan.
Itu sebabnya, jagalah pergaulan yang baik. Dengarkan yang baik-baik.
baca yang baik-baik. Mudah-mudahan dengan itu, kita tidak hanya
sudut pandangnya baik, di manapun kita melihat dibaikkan karena
bagi mata yang ikhlas membaikkan kehidupan, sampahpun indah
karena dia bisa menggali rezeki yang besar dari pengelolaan sampah”.
Pesan untuk berbaik sangka kepada Allah juga terdapat pada episode
lalu perhatikan apa yang terjadi segmen 2, yakni:
“Demikian besarnya kewenangan yang diberikan Tuhan kepada Kita;
sampai-sampai orang yang tidak mengetahui keberadaan Tuhan, yang
tidak menghormati Tuhan, bahkan yang lupa menuliskan “T” besar
untuk panggilan Tuhan atau “A” besar untuk Allah semua tetap
121
dikasihiNya. Bahkan ada orang yang tidak percaya keberadaan Tuhan
hidupnya tetap baik karena dia berupaya, soal sampai kapan
kehidupannya baik, tidak ada yang tahu”.
Pesan untuk berbaik sangka kepada Allah juga terdapat pada episode
memperbaiki rizki segmen 1, yakni:
“Apakah Tuhan maha kaya?, apakah Tuhan maha pemurah?, Tuhan
itu maha kaya, maha pemurah, maha mendengar semua permintaan.
Jadi, Tuhan maha memungkinkan”.
“Mungkin tidak orang yang tidak pantas diberi sesuatu yang besar?,
mungkin”.
Dengan medium shot, beliau menambahkan;
“Maka, seninya adalah mencari hal-hal yang memungkinkan Tuhan
membesarkan kita daripada ukuran kita sendiri. Oleh karena itu,
banyak dari kita terlalu menakar kemampuan Tuhan. Kemampuan
Tuhan besar sekali, jangan batasi. Kekayaan itu harus. Jangan sampai
orang jahat yang kaya, menggunakan kekayaannya untuk menistai
orang baik. Yuk jadi orang baik yang kaya”.
Pesan untuk berbaik sangka kepada Allah juga terdapat pada episode
memperbaiki rizki segmen 5 sesion 2, yakni:
“Betul, untuk setiap jiwa, Tuhan sudah punya rencana. Pernikahan itu
indah karena di dalam penyatuan ini, rencana Tuhan akan menjadi
utuh. Abaikan yang tidak membahagiakan Tuhan. Apapun yang ingin
Anda lakukan tanya, apakah ini akan membahagiakan Tuhanku?.
Kalau tidak, komentar apapun dari orang lain tidak penting. Mereka
sementara dalam hidupku. Aku permanen dalam hubunganku dengan
Tuhan”.
Pesan untuk berbaik sangka kepada Allah juga terdapat pada episode
from Batam with love segmen 5 sesion 1, yakni:
“Rizki itu minta sedikit atau secukupnya, minta yang besar. Allah
maha kaya...., Tuhan sudah berjanji..., berharaplah pada Tuhan..., tidak
berharap dari partai, dari calon gubernur......”.
Pesan untuk berbaik sangka kepada Allah juga terdapat pada episode
from Batam with love segmen 6 sesion 1, yakni:
123
“Berdo‟a yang sesuai dengan kemampuan itu salah. Kalau berdo‟a
sesuai dengan kemampuan itu bukan Tuhan yang kasih, tetapi teman.
Misalnya peran Tuhan dalam mengatur rizki itu, tiba-tiba, ada orang
dari Jepang ahli lipstik, sedang mencari bahan baku tanaman yang
mengandung zat warna merah, yang harganya milyaran rupiah, coba
kalau bapak gak kaya...., kenapa bapak membatasi Allah, Allah itu
maha besar, Allah maha kaya...”.
“Kenapa Tuhan disebut Tuhan, karena dimintai yang tidak masuk
akal...”.
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara implisit
menganjurkan kepada penonton untuk selalu berbaik sangka dan berpikir
positif. Dalam melihat permasalahan, Islam mengajarkan untuk melihatnya
dari sudut pandang positif. Islam mewajibkan umatnya untuk selalu berpikir
positif. Dalam Islam, hal tersebut kita kenal dengan istilah khusnudhon
(prasangka baik) (Ghani, 2005: 106).
Anjuran Mario Teguh untuk khusnudhon juga terdapat dalam bukunya,
yang mengatakan bahwa Tuhan tidak akan menaruh kita dalam keadaan yang
kesulitannya lebih besar dari pada kemampuan kita untuk mengatasinya.
Sebagaimana yang dikatakannya;
“Kita tidak akan pernah mengenali kekuatan kita, sampai kita
menemui kesulitan. Tidak ada tujuan lain dari kesulitan, kecuali
menjadikan kita lebih kuat daripada sebelum kesulitan itu hadir”
(Mario Teguh, 2009: 112).
Pesan tersebut, menganjurkan kepada manusia untuk berbaik sangka
kepada Tuhan atas apa yang kita hadapi. Sebenarnya, berpikir positif melihat
kebaikan dalam segala hal merupakan hal yang biasa. Apa pun kondisinya,
baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan, merupakan kualitas
moral yang penting, yang timbul dari keyakinan yang tulus akan Allah Swt.,
dan pendekatan tentang kehidupan yang disebabkan oleh keimanan.
Sebagaimana Allah berfirman;
122
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.
Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (Q.S. al-
Baqarah: 216).
Tanda pemahaman yang benar akan arti iman adalah tidak adanya
kekecewaan akan apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini. Sebaliknya, jika
seseorang gagal melihat kebaikan dalam setiap peristiwa yang terjadi dan
terperangkap dalam ketakutan, kekhawatiran, keputusasaan, dan kesedihan, ini
menunjukkan kurangnya kemurnian iman. Dengan kata lain salah satu ciri
orang beriman adalah selalu berpikir positif. Kebenaran ini juga dinyatakan
secara panjang lebar oleh Nabi Saw.;
“Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam
setiap urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur
(kepada Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa
musibah, ia berserah diri (dan menjalankannya dengan sabar) bahwa
di dalamnya ada kebaikan pula” (HR. Muslim).
Hanya dalam kesadaran bahwa Allah menciptakan segalanya untuk
tujuan yang baik sajalah, maka hati seseorang akan menemukan kedamaian.
Adalah sebuah keberkahan yang besar bagi orang-orang beriman bila ia
memiliki pemahaman akan kenyataan ini. Seseorang yang jauh dari Islam
akan menderita dalam kesengsaraan yang berkelanjutan. Ia terus-menerus
hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran. Di sisi lain, orang beriman
menyadari dan menghargai kenyataan bahwa ada tujuan-tujuan Ilahiah di balik
ciptaan dan kehendak Allah. Oleh karena itu, berpikir positif akan membuat
hidup kita damai dan bahagia.
3. Pesan untuk ikhlas karena Allah
Materi keimana kepada Allah juga diarahkan pada sikap ikhlas
mencari ridho Allah. Ikhlas adalah sikap murni dalam tingkah laku dan
122
perbuatan semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah dan bebas dari
pamrih lahir dan batin, tertutup maupun terbuka. Sikap ikhlas ini menjadi
penting dalam melakukan suatu pekerjaan. Pesan ini dapat penulis temukan
pada episode lalu perhatikan apa yang terjadi segmen ke 3 sesion 1, yakni:
“Segala sesuatu ditentukan oleh niatnya. Jaminannya, jika niat kita
baik; maka hidup kita akan baik, mungkin tidak segera, tetapi pasti.
Niat adalah penghijrah. Jika ada orang yang mengaku sudah berniat
tapi tetap malas, itu belum betul-betul berniat, karena orang yang
berniat pasti menindak-lanjutinya dengan perbuatan yang mengubah
keadaan. Semua tindakan baik adalah tindakan kebahagiaan. Jadi
orang yang belum bahagia, harus melebihkan tindakan kebaikan”.
Ungkapan Mario Teguh di atas secara implisit menjelaskan tentang
pentingnya niat dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam wacana ilmu fiqih,
niat adalah sesuatu yang dikrarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diaktualisasikan dalam tindakan. Niat (motivasi) hendaknya di imbangi
dengan ikhtiar (usaha keras). Niat yang baik adalah pondasi dari amal
perbuatan. Jika niatnya baik usaha amalnya juga baik, sebaliknya jika niatnya
rusak, maka amalnya juga rusak, sebagaimana hadits Rasulullah berikut:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Dan seseorang
sesuai dengan apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari).
Niat lurus adalah motivasi yang diletakkan dalam kerangka mencari
keridhaan Allah semata, bukan atas motif yang lainnya. Dengan demikian
kontraknya adalah langsung antara manusia dan sang pencipta. Niat
meruapakan langkah awal dari sebuah karya, dan niat tulus yang dijalankan
dengan penuh keikhlasan akan menghasilkan sesuatu yang terjaga dari
cemaran motif, selain memperoleh ridha Allah.
Pesan untuk ikhlas kepada Allah juga terdapat pada episode lalu
perhatikan apa yang terjadi segmen 2, yakni:
122
“Banyak sekali orang sudah tahu teknologi keberhasilan, sehingga kita
menganalisa keikhlasan. Padahal ikhlas itu tidak perlu dianalisa, ikhlas
itu dekat dengan tindakan. Kalau tahu itu tidak jujur, maka langsung
tolak dan tidak perlu dianalisa lagi. Orang yang tidak peka hatinya,
karena diganggu oleh analisa yang berlebihan”.
Pesan untuk ikhlas kepada Allah juga terdapat pada episode busnis
from the start segmen 1, yakni:
“Start berarti awal.., dari semua yang kita lakukan, yang paling sulit
dimulai adalah ‟mulai‟. Berapa banyak orang berdiri, duduk berjam-
jam di depan komputer karena mau menemukan satu kata untuk
memulai. Dalam kehidupan seperti itu kita seperti kehilangan
pandangan saat kita memikirkan. Aku harus melakukan apa?, bisnis
apa yang harus aku lakukan?. Bagaimana orang bisa membayar aku?.
Bisnis from the start …, menekankan pada awal, kuncinya supaya kita
bersemangat dan tidak membatasi upaya. Bukan besarnya akhir yang
penting, tetapi ikhlasnya memulai dari apa yang bisa kita lakukan”.
Pesan untuk ikhlas kepada Allah juga terdapat pada episode
memperbaiki rizki segmen 4 sesion 2, yakni:
“Jika kita benar-benar mengerti menerima ikhlas kekuatan Tuhan,
hampir tidak ada ilmu yang tidak bisa diambil dari keimanan”.
Ungkapan Mario Teguh tentang ikhlas di atas begitu jelas dan tegas
yang mengungkapkan bahwa, perbuatan ikhlas merupakan motif hati manusia
dalam berpikir, berkata, dan berperilaku semata hanya ditujukan kepada
perkenan Allah ta‟ala. Tidaklah dikatakan ikhlas kalau ada terbersit motif
selain untuk mencapai ridha Allah. Sesuatu dikatakan ikhlas digambarkan
seperti apabila tangan kanan memberikan sesuatu, tangan kirinya tidak tahu.
(Gani, 2005: 113).
Keikhlasan menjalani kehidupan merupakan fitrah dengan sunnatullah.
Sebagaiamana ungkapan Mario Teguh, “tenaga yang anda ikhlaskan bagi
pekerjaan anda adalah penunjuk kebesaran yang menjadi keberhasilan anda”
(Mario Teguh, 2009: 49). Untuk itulah dalam pencapaian tujuan harus disertai
122
prasyarat dan proses yang baik. Manakala hasil dicapai tanpa melalui prosese
berarti ada pemaksaan kehendak. Manakala ini terjadi, biasanya akan
mengalami benturan dengan kepentingan orang lain, masyarakat maupun
lingkungan. Orang yang ikhlas memiliki persepsi bahwa kehidupan dunia
adalah bersifat sementara dan kampung akhiratlah kehidupan yang kekal.
Kesadaran untuk mencapai keselamatan ke terminal akhir, itulah yang
membimbing perilaku hidupnya senantiasa menebarkan keikhlasan yang
bersandar pada perkenan Allah.
4. Pesan untuk bertawakkal kepada Allah
Materi keimana kepada Allah juga diarahkan pada sikap kita untuk
bertawakkal kepada Allah. Tawakkal adalah ciri dari orang yang beriman.
Tawakal dan iman bagaikan dua sisi mata uang, tidak bisa dipisahkan. Imam
al-Qusairi (tokoh sufi) ketika ditanya tentang tawakkal, ia menjawab;
bergantung kepada Allah dalam segala hal. Karena itu Nabi, melalui malaikat
Jibril menegaskan bahwa tawakkal kepada Allah adalah meyakini bahwa
seluruh makhluk (pada hakikatnya) tidak memberi bahaya, kemanfaatan, dan
tidak memberi maupun mencegah (Ghafur, 2005: 31).
Untuk itu, sikap tawakal merupakan sikap senantiasa bersandar kepada
Allah dengan penuh harapan kepadaNya dan keyakinan bahwa Allah akan
menolong manusia dalam mencari dan menemukan jalan yang terbaik. Karena
manusia mempercayai atau menaruh kepercayaan kepada Allah, maka tawakal
suatu kemestian. Sikap ini menjadi penting pada saat melakukan suatu
pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Pesan ini dapat penulis temukan pada
episode memperbaiki rizki segmen ke 7 sesion 3, yakni:
122
“Berdo‟a saja sudah indah. Apalagi hidup dalam keindahan do‟a.
Banyak di antara yang kita terima sekarang, yang kita nikmati adalah
hal-hal yang tidak pernah kita minta. Tuhan mengetahui hal-hal yang
lebih baik daripada kita. Jadi mungkin, permintaan itu hanya karena
diperintahkan, minta saja, soal yang diberi apa betul-betul sebaiknya
kita serahkan kepada yang maha mengetahui”.
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara konotatif
menganjurkan kepada penonton untuk senantiasa berdo‟a dan berupaya.
Karena kedua hal inilah yang menjadi faktor dari penentu kesuksesan dan
pantasnya menerima rizki yang baik. Allah memerintahkan kita berupaya dan
berdo‟a agar kita memahami bahwa kita sangat terbatas dan tak berdaya,
sehingga do‟a dan upaya adalah bentuk kesiapan kehambaan belaka agar kita
siap menyongsong takdir-Nya.
Penyerahan secara total kepada Allah dengan meniadakan sama sekali
kekuatan dan kekuasaan di luar Allah yang dapat mendominasi dirinya.
Sebagaimana pesan Mario Teguh yang mengajak untuk “kembali polos”, yaitu
kembali pada diri kita yang bersih, karena kita berpikiran jernih, berhati
bening, dan berlaku santun. Dengan mencukupkan keluhan kepada Tuhan, dan
menjadikan kita pribadi-pribadi yang dicintai Tuhan. Maka kualitas asli kita
yang bersih, yang bebas, kreatif dan berani akan muncul dan menjadikan kita
pribadi bahagia yang selalu dicintai Tuhan (Mario Teguh, 2009: 37).
Keyakinan ini menumbuhkan jiwa merdeka bagi seseorang, tidak ada
manusia yang menjajah manusia lain. Ia menjadi manusia yang merdeka,
bebas dari perbudakan dalam segala dimensi kemanusiannya. Hal ini sesuai
dengan Firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 124 sebagai berikut:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
122
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal” (Q.S. al-Hujurat: 124).
5. Pesan untuk berdo’a kepada Allah
Materi keimana kepada Allah juga diarahkan pada sikap kita untuk
berdo‟a kepada Allah. Sikap berdo‟a adalah sikap untuk permohonan dan
pujian kepada Allah Swt. dengan cara-cara tertentu. Menurut bahasa do‟a
berarti memanggil, dari asal kata da‟aa-yad‟u-du‟a. Sedangkan secara istilah
adalah sikap sepenuh hati memohon kepada Allah Swt., berharap memperoleh
kebaikan dari sisi-Nya agar tercapai apa yang dimintanya dan yang
diharapkannya (Hasyim, 2010: 191).
Pesan ini menjadi penting pada saat melakukan suatu pekerjaan dan
mendapatkan kebahagiaan. Pesan ini dapat penulis temukan pada episode
becoming a star segmen ke 5 sesion 1, yakni:
“Dalam berdo‟a kita itu tidak boleh meminta akibat, melainkan kita
harus meminta sebab. Kalau kita meminta uang, itu hanya bagian dari
akibat”.
Pesan untuk berdo‟a kepada Allah juga terdapat pada episode
memperbaiki rizki segmen 2, yakni:
“Kita itu harus bagi tugas yang jelas sekali antara kita dengan Tuhan.
Tugas kita untuk meminta dan tugas Tuhan untuk memberi. Meminta
disebut tugas karena diperintahkan oleh Tuhan untuk berdo‟a. Jadi,
kewajiban kita adalah untuk meminta”.
“Upaya sama dengan: do‟a plus tindakan. Jangan kurangi
sembahyangnya, tambahi tindakannya”.
“Dari semua permintaan, yang paling indah itu yang tidak dikatakan.
Permintaan yang paling kuat adalah yang tidak dikatakan tetapi dalam
tindakan. Itu sebabnya do‟a yang paling indah adalah do‟a dalam
bentuk kehidupan. Orang yang hidupnya berdo‟a. Bangun pagi karena
dia mengetahui bahwa rezeki harus segera dijemput. Meramahkan diri,
senyum karena tahu penghormatan itu penting bagi hati sesama.
Menyimpan uang orang dengan amanah. Do‟a yang paling kuat, yang
paling didengar itu dalam bentuk kehidupan.
122
Pesan untuk berdo‟a kepada Allah juga terdapat pada episode
memperbaiki rizki segmen 7 sesion kesimpulan, yakni:
“Berdo‟a saja sudah indah. Apalagi hidup dalam keindahan do‟a.
Banyak di antara yang kita terima sekarang, yang kita nikmati adalah
hal-hal yang tidak pernah kita minta. Tuhan mengetahui hal-hal yang
lebih baik daripada kita. Jadi mungkin, permintaan itu hanya karena
diperintahkan, minta saja, soal yang diberi apa betul-betul sebaiknya
kita serahkan kepada yang maha mengetahui”.
Pada kalimat di atas secara implisit, menggambarkan pentingya do‟a
dan tindakan dalam memperoleh rizki. Hal ini sebagaimana pengertian do‟a
yang artinya ibadah, yakni ibadahnya makhluk kepada sang pencipta. Do‟a
berarti juga upaya memanggil Allah dalam rangka mengajukan permohonan
kepada-Nya (Ghafur, 2005: 212).
Berdo‟a memiliki makna simbolik berupa pengakuan akan adanya zat
yang maha pengasih, yang memiliki kemampuan meluluskan do‟a hambanya.
Dalam do‟a terkandung pengakuan kepasrahan, ketidak mampuan, kedhaifan
dan sekaligus sebagai peneguhan komitmen untuk mengabdi hanya kepada-
Nya.
Do‟a sangat dianjurkan dalam agama. Karena do‟a menunjukkan
dekatnya relasi manusia dengan penciptanya. Do‟a merupakan ruhul ibadah,
setiap ritus ibadah pasti memuat bacaan do‟a yang dipersembahkan kepada
Allah. Sebagaimana ritus ibadah shalat meliputi bacaan yang merupakan do‟a.
Shalat adalah salah satu ibadah yang menempati posisi yang paling signifikan
dalam ajaran Islam (Hasyim, 2010: 192). Sebagai medium atau metode
pendekatan diri, maka do‟a adalah mengisi substansi dialog batin kepada sang
khalik. Dengan do‟a disampaikan visi dan misi kepada-nya. Sebagaimana
firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 186:
122
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan
permohonan orang yang berdo‟a apabila ia memohon kepada-Ku,
Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran” (Q.S. al-Baqarah: 186).
Dengan berdo‟a‟a manusia bisa meminta apa saja yang dibutuhkan
dalam hidupnya. Sebagaimana janji Allah dalam surat Fathir: 60;
“Berdo‟alah kalian kepada-Ku, niscaya Aku penuhi (do‟a) kalian”.
Ini adalah jaminan bahwa setiap do‟a akan dijawab Allah dengan
sebaik-baik jawaban. Namun, bukan berarti ketika Allah berjanji mengabulkan
do‟a, kemudian bebas meminta apa saja, termasuk hal-hal yang buruk. Do‟a
adalah sarana kebajikan, maka dimanfaatkannya pun hanya demi kebaikan.
Hendaknya do‟a juga harus diselaraskan dengan usaha dalam mencapainya.
Do‟a dan usaha merupakan dua hal yang harus dilakukan bersama.
Orang tidak boleh mengandalkan do‟a tanpa usaha atau sebaliknya. Do‟a
hendaknya diselaraskan dengan usaha secara bersamaan. Sebagai contoh,
berdo‟a agar lulus dengan baik dan mendapatkan nilai tinggi, tetapi malas
belajar. Kekuatan do‟a akan menjadi efektif apabila kita sanggup mengubah
diri kita melalui do‟a itu.
Dengan berdo‟a, berarti menunjukkan kualitas dan kemampuan
untuk memperepsi diri sehingga mempunyai asumsi atas gambaran jiwa
yang tidak lain adalah salah satu bagian dari proses berpikir itu sendiri
(Tasmara, 1995: 50). Do‟a yang melahirkan optimisme itu, menggerakkan
sikap diri yang gagah untuk berkinerja. Dia tidak takut dengan kesulitan,
karena di dalam nuraninya ada keyakinan bahwa setelah kesulitan pastilah
ada kemudahan dan Allah akan mengabulkan do‟anya.
121
6. Pesan untuk bersyukur kepada Allah
Materi keimanan kepada Allah juga diarahkan pada sikap bersyukur
kepada Allah. Bersyukur merupakan sikap penuh rasa terimakasih dan
penghargaan, dalam hal ini atas segala nikmat dan karunia yang tidak
terbilang banyaknya yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Bersyukur
sebenarnya sikap optimis dalam hidup, senantiasa mengharap kepada Allah.
Karena itu bersyukur kepada Allah hakikatnya bersyukur kepada diri sendiri,
karena manfaat yang besar akan kembali kepada diri yang bersangkutan.
Sikap syukur ini menjadi penting dalam menjalin hubungan baik antara hamba
dengan Tuhannya. Pesan ini dapat penulis temukan pada episode becoming a
star segmen ke 7 sesion 1, yakni:
“Cara yang paling sederhana adalah tahu bahwa Tuhan-pun bisa
mengagumi kehidupan kita, Tuhan bisa mensyukuri kita, sehingga
kalau kita tahu cara berfikir yang diharapkan dalam keimanan kita, kita
harus berupaya menjadi pribadi yang bernilai bagi orang lain, karena
itu cara yang membuat kita bernilai dihadapan Tuhan”.
Pesan untuk bersyukur kepada Allah juga terdapat pada episode
memperbaiki rizki segmen 6 sesion 2, yakni:
“Kita itu,, kita pikir bisa lalu minta dihargai seperti yang kita pikir kita
bisa”. Atasan kita membayar kita dari yang sudah kita lakukan.
Penghargaan orang lain itu dari yang sudah kita lakukan, bukan yang
kita pikir bisa. Yuk kita membuktikan kepantasan untuk diberi. Bukan
bertanya-tanya mengapa belum diberi. Kuncinya, bersyukur.”
Pesan untuk bersyukur kepada Allah juga terdapat pada episode from
Batam with love segmen 6 sesion 2, yakni:
“Kehidupan ini hanya seindah kesungguhan kita untuk
mengindahkannya. Kehidupan ini memang tidak mudah, sebetulnya
sulit, tetapi hanya terasa lebih mudah jika kita menjadi pribadi yang
lebih kuat. Kesungguhan untuk menggunakan yang sederhana, yang
sudah ada pada kita, jauh lebih penting daripada modal apapun, karena
tidak ada modal yang cukup bagi orang-orang yang tidak mensyukuri
123
kesederhanaan yang ada padanya, karena sebetulnya kesempurnaan
adalah kesederhanaan yang disyukuri”.
Pada pesan di atas secara implisit, terdapat beberapa pesan dakwah
yang tersirat yaitu untuk mensyukuri nikmat dan tidak boleh sombong.
Penjelasan ini membawa kita pada pengertian lebih lanjut bahwa bersyukur
dan beriman kepada Allah laksana dua sisi mata uang, keduanya tidak bisa
dipisahkan. Hal ini nampak dalam penegasan Allah yang tertuang dalam
Alquran surat an-Nisa‟ ayat 147:
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan
beriman?, dan Allah adalah maha mensyukuri lagi maha mengetahui”
(Q.S. an-Nisa‟: 147)
Pada ayat tersebut bersyukur dan beriman digandengkan Allah. Orang
yang benar bersyukurnya pada Allah pastilah imannya juga benar. Demikian
pula, manakala seseorang memiliki iman yang benar kepada Allah, niscaya ia
akan menjadi pribadi yang selalu mensyukuri nikmat Allah. Jika keduanya
berpadu dalam diri seseorang maka tidak ada alasan bagi Allah untuk
menimpakan siksa padanya. Allah Maha Tahu siapa di antara manusia yang
benar-benar beriman dan bersyukur kepada-Nya.
7. Pesan untuk bersabar
Materi keimana kepada Allah juga diarahkan pada sikap sabar dan
tabah kepada Allah. Sabar yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan
hidup, besar dan kecil, lahir dan batin, fisiologis maupun psikologis, karena
keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan
kembali kepada-Nya. Jadi sabar adalah sikap batin yang tumbuh karena
kesadaran akan asal dan tujuan hidup, yaitu Allah Swt.
122
“Sabar itu tanda bahwa anda percaya kepada Tuhan” (Mario Teguh,
2009: 86).
Sikap sabar ini menjadi penting dalam menjalin hubungan baik antara
hamba dengan Tuhannya. Pesan ini dapat penulis temukan pada episode
memperbaiki rizki segmen 5 sesion 3, yakni:
“Banyak orang memaki kemarahan padahal kemarahan adalah
kesempatan indah untuk menyabarkan diri. Kapan lagi Anda bersabar
kalau tidak marah?”.
Pesan untuk sabar kepada Allah juga terdapat pada episode from
Batam with love segmen 5 sesion 1, yakni:
“Jadi, alasan kenapa orang tidak mau cita-citanya besar, tidak sabar.
Raut wajah orang yang keinginannya besar itu berbeda. Berbisnis yang
amanah itu memikirkan bagaimana orang bisa baik dan beruntung”.
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara implisit
menganjurkan kepada penonton untuk bersikap sabar dan ikhlas menerima
kekurangan. Sabar merupakan salah satu sifat yang seharusnya dimiliki setiap
manusia. Sabar berarti menerima segala sesuatu yang diberikan oleh Allah
dengan pikiran positif, tidak berpikir negatif kepada-Nya. Sabar juga dapat
diartikan menahan diri dari hawa nafsu. Sabar merupakan salah satu rahasia
diri seorang hamba Allah karena sifat sabar membuat manusia lebih bisa
memahami kedudukannya sebagai hamba yang semestinya selalu patuh dan
taat pada perintah sang pencipta dan menyadari bahwa segala sesuatu yang
terjadi kepada kita merupakan yang terbaik untuk kita.
Hanya kepada Allah-lah setiap manusia akan kembali dan Allah
membenci manusia yang tidak sabar karena sifat tidak sabar akan berkembang
jauh melahirkan sikap putus asa, dan Allah sangat membenci sifat putus asa.
122
Oleh karena itu, sabar merupakan alat untuk mengendalikan diri agar
seseorang bisa bertindak secara bijak. Putus asa berarti menyerah kepada apa
yang semestinya bisa kita hadapi, bisa kita ubah dan mungkin bisa kita
perbaiki. Putus asa akan menyuburkan sifat malas dan sifat malas akan
mengarah pada kebodohan. Orang yang tidak sabar selalu gentar dalam
menghadapi cobaan yang datang kepadanya sehingga menyebabkan nyali
mereka ciut.
Mario Teguh juga, mengingatkan bahwa “masalah adalah rahmat
yang tidak kita sukai, agar kita meninggalkan yang kita sukai tetapi yang
tidak baik bagi kita” (Mario Teguh, 2009: 138). Sayangnya, hanya sedikit dari
kita yang mengetahui bahwa masalah adalah batu pijakan yang menjadikan
kita pantas bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemrlangan ditempat-
tempat yang nail. Untuk itulah sikap sabar merupakan kunci agar kita selalu
ditemani dan dibimbing Allah. Sabar menghantarkan seseorang menjadi
manusia sejati, tangguh, elegan, dan bermartabat. Betapa banyak kerusakan
yang terjadi akibat manusia tidak bisa bersabar. Banyak kegagalan
perencanaan hidup juga diakibatkan karena kurangnya kesabaran. Allah Swt.
berfirman;
"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar” (Q.S.
Fushshilat: 35).
B. Pesan tentang Etos Kerja Islam.
Kerja adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang, baik sendiri atau
bersama orang lain, untuk memproduksi suatu komoditi atau memberikan jasa.
122
(Qordhowi, 1995: 51). Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha
yang dilakukan manusia baik dalam hal materi atau non-materi, intelektual atau
fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan atau keakhiratan.
(Alkhayyat, 1994: 13).
Kerja merupakan suatu perbuatan yang memuat beberapa aspek, seperti
niat (commitmen), gagasan (idea), dorongan (motivation), rencana (plan), usha
(strive), dan pengelolaan (management). Sebagai bangsa yang mayoritas
beragama Islam, sudah sewajarnya ada semacam keinginan untuk mewarnai
aspek-aspek kerja itu dengan sibghah (memberi makna) yang Islami, sebagaimana
bangsa-bangsa lain yang telah maju dalam bidang ekonomi dan industri, selalu
mengatakan bahwa kemajuan itu akibat pengaruh ajaran agamanya (Khaeruman,
2003: 55).
Dalam Islam, bekerja merupakan suatu bentuk ibadah manusia yang
dilakukan di dunia. Makna “kerja” bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang
sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, pikir, dan dzikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang
harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari
masyarakat yang terbaik (khoiru ummah) (Tasmara, 1995: 27).
Senada dengan pengertian tersebut, Mario Teguh (2009: 60),
mengungkapkan bahwa “pekerjaan adalah sarana pembaikan hidup”. Sehingga
orang yang ingin memperbaiki kehidupannya, harus memperbaiki pekerjaannya,
setidaknya memperbaiki cara-caranya dalam bekerja. Dengan kata lain orang yang
bekerja adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan
diri, keluarga, masyarakat, dan negara tanpa menyusahkan orang lain. Di dalam
122
Alquran terdapat ayat yang menganjurkan dan memotivasi untuk bekerja. Dengan
bekerja dan berpenghasilan manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Dalam surat al-Jum‟ah ayat 10, Allah telah menegaskan :
“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebarlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung”(Q.S. al-Jumu‟ah: 10).
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mu‟min
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghoib dan nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (Q.S. at-Taubah:105).
Banyak hadits yang menjelaskan tentang pentingnya bekerja didalam
Islam, antara lain:
“Bekerjalah seperti kerja orang yang meyangka dia tidak akan mati
selamanya, dan berhati-hatilah seperti hati-hati orang yang kuatir ia mati
besok pagi” (HR. Baihaqi dari Ibnu Amr).
“Tidaklah makan seseorang lebih baik dari hasil usahanya sendiri.
Sesungguhnya Nabi Daud, makan dari hasil usahanya sendiri”(HR.
Bukhari).
“Sungguh seandainya salah seorang diantara kalian mengambil beberapa
utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan hasil itu Allah
mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta
kepada sesama manusia, baik mereka memberi ataupun tidak” (HR.
Bukhori).
Dari ayat dan sabda Nabi tersebut, agar manusia bisa mempertahankan
eksistensinya di dunia ini, hendaknya terus-menerus dan berencana meningkatkan
dirinya untuk menciptakan hari esok yang lebih baik dan mulia dalam kehidupan
di dunia dan akhirat.
Bekerja dengan etos kerja yang benar sesuai ajaran Islam merupakan salah
satu syarat mutlak untuk dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebab
dengan etika yang baik dan berakhlaq dapat meningkatkan semangat kerja yang
berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kata “etos kerja” diambil
122
dari bahasa Yunani ethosi, yang mengandung arti watak dan karakter. Etos kerja,
dengan demikian adalah karakterdan sikap, kebiasaan dan kepercayaan yang
bersifat khusus tentang seseorang atau sekelompok manusia (Nurkholis Madjid,
1992: 411). Etos juga mengungkapkan “semangat dan sikap batin tetap pada
seseorang atau sekelompok orang sejauh di dalamnya termuat tekanan-tekanan
moral tertentu (Suseno, 1992: 120). Dengan demikian etos mengandung makna
semangat, kesungguhan, keuletan, dan kemauan untuk maju yang meruapakan
karakter tetap dalam batin.
Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya
mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu,
yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high
performance). Dengan demikian etos kerja Islam adalah akhlak dalam bekerja
sesuai dengan nilai-nilai Islam sehingga dalam melaksanakannya tidak perlu lagi
dipikir-pikir karena jiwanya sudah meyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar
(Tasmara, 2002: 15).
Gunar Myrdal (1981: 61) menyebutkan tiga belas sifat dan karakter yang
menggambarkan etos kerja yang tinggi, di antaranya adalah; rajin, disiplin waktu,
sederhana, jujur, rasional dalam membuat keputusan, siap berubah, gesit dalam
menangkap kesempatan, energik dalam bekerja, bekerjasama, dan mempunyai
pandangan jauh kedepan.
Islam mendorong umatnya untuk bersungguh-sungguh dan mendorong
para pemeluknya dalam menunaikan tanggung jawab pekerjaannya. Kerja adalah
segala aktivitas yang dilakukan karena ada dorongan untuk mewujudkan sesuatu
sehingga tumbuh rasa tanggung jawab yang benar untuk menghasilkan karya atau
122
produk yang berkualitas dan dilakukan dengan kesengajaan dan direncanakan
(Tasmara, 1995: 15).
Bekerja bagi umat Islam tentu tidak hanya dilandasi oleh tujuan-tujuan
yang bersifat duniawi belaka. Lebih dari itu, bekerja adalah untuk beribadah.
Bekerja akan memberikan hasil, hasil inilah yang memungkinkan orang dapat
memenuhi kebutuhan makan, berpakaian, tempat tinggal, memberi nafkah
keluarga, dan menjalankan bentuk-bentuk ibadah lainnya secara baik. Dari hasil
kerja inilah manusia dapat membayar zakat, bersedekah kepada yang masih lemah
dan berinfaq untuk kepentingan pembangunan umat Islam secara keseluruhan.
Bekerja untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan
Islam. Dalam sebuah hadist diriwayatkan:
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil
(professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah
untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan
Allah (HR. Ahmad).
Dalam melakukan setiap pekerjaan, aspek etika merupakan hal mendasar
yang harus selalu diperhatikan. Seperti bekerja dengan baik, didasari iman dan
taqwa, bersikap baik, jujur dan amanah, kuat, tidak menipu, tidak merampas, tidak
semena-mena (proporsional), ahli dan professional, serta tidak melakukan
pekerjaan yang bertentangan dengan hukum Allah atau syariat Islam.
Hal ini dikarenakan nilai etika, moral, susila atau akhlaq adalah nilai-nilai
yang mendorong manusia menjadi pribadi yang utuh seperti kejujuran, kebenaran,
keadilan, kebahagiaan dan cinta kasih. Apabila nilai etika ini dilaksanakan akan
menyempurnakan hakikat manusia seutuhnya. Setiap orang boleh punya
seperangkat pengetahuan tentang nilai, tetapi pengetahuan yang mengarahkan
dan mengendalikan perilaku orang Islam hanya ada dua yaitu Alquran dan hadist
122
sebagai sumber segala nilai dan pedoman dalam setiap sendi kehidupan, termasuk
dalam bisnis (Hasan, 2009: 172).
Pesan-pesan Mario Teguh dalam talkshow Mario Teguh Golden Ways,
telah menunjukkan tentang pentingnya seseorang untuk memiliki sikap optimisme
dan etos kerja yang tinggi. Orang yang etos kerjanya baik memiliki ciri-ciri selalu
bekerja keras untuk mencapai kualitas kerja yang sebaik-baiknya dan bermanfaat
untuk orang lain. Sebagaimana ungkapan Mario Teguh (2009: 37);
“Bekerja keras dengan niatan baik untuk melayani bagi kebaikan hidup
orang lain adalah cara untuk membangun bakat beruntung”.
Selain itu orang yang mempunyai etos kerja yang baik selalu ingin
meningkatkan prestasi kerjanya dari hari ke hari. Mereka tergolong orang yang
menerapkan prinsip hidup bahwa apa yang diperbuat hari ini harus lebih baik dari
apa yang telah diperbuat kemarin. Orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi
akan merasa tidak puas dengan pekerjaan yang asal jadi, tetapi mereka akan puas
dengan pekerjaan yang bermutu tinggi. Kepuasan mereka tidak terletak pada uang
yang diperoleh dari hasil kerja, tetapi kepuasannya pada kualitas kerja yang baik
(Ancok, 2004: 174).
Apa yang diharapkan seseorang akan mempengaruhi perilakunya. Jika kita
mengharapkan kesuksesan, maka motivasi kerja kita akan besar dan kita tidak
mudah menyerah akan segala kesulitan. Sebagaimana Mario Teguh sampaikan:
“Keberhasilan utama dalam hidup ini adalah menjadi pribadi yang baik,
dengan jiwa yang damai” (Mario Teguh, 2009: 47).
Dari sikap optimis ini akan muncul wajah yang berseri-seri penuh
keyakinan akan keberhasilan. Keyakianan akan berhasil ini akan memudahkan
segala sesuatu yang dikerjakan. Teori harapan (expectation theory), yang intinya
122
bahwa apa yang diharapkan seseorang sangat besar kemungkinannya menjadi
kenyataan, sangat sejalan dengan prinsip ajaran Islam. Dalam Islam kita tidak
boleh berpikir dalam keburukan, hal ini dikarenakan pikiran yang buruk akan
mempengaruhi hasil pekerjaan kearah yang buruk. Selain itu pikiran yang buruk
itu sendiri memang suatu bisikan iblis yang mengarahkan pada dosa dan putus asa
(Ancok dan Nashori, 2005: 37).
Pesan tentang etos kerja Islam tersebut dapat penulis temukan dalam
beberapa segmen tayangan Mario Teguh Golden Ways (MTGW) di Metro Tv,
antara lain:
1. Pesan untuk selalu optimis dan semangat.
Pesan untuk senantiasa optimis dan semangat sangat penting untuk di
sampaikan, sebagai dorongan untuk bekerja keras dan gigih dalam upaya
meraih prestasi yang lebih baik. Sikap optimisme ini menjadi modal yang
paling berharga dan juga paling sulit untuk ditumbuhkan. Orang optimis selalu
punya harapan pada kemajuan-kemajuan yang dapat diusahakan sendiri, yang
dapat menolong hidupnya dalam kesulitan, dan dapat mengangkat diri kita dari
keterpurukan.
Mario Teguh telah banyak memberi motivasi kepada penonton untuk
terus menumbuhkan sikap optimisme dan semangat dalam menghadapi
kehidupan. Sudah sewajarnya optimisme harus dibarengi dengan kerja keras,
etos kerja, dan segala macam upaya yang diperlukan. Keyakinan bahwa
pertolongan Allah akan datang, ketika kita membutuhkannya demi keperluan
yang baik selama kita sudah berusaha secara maksimal. Berharap dan berdo‟a
121
kepada Allah tidaklah akan ada artinya, jika kita tidak berusaha secara
maksimal.
Pesan menjadikan diri optimis dalam berupaya maksimal dapat penulis
temukan pada episode becoming a strar segmen pertama sesion 1, yakni:
“Semuanya bisa menjadi bintang hanya jalannya berbeda, dan yang
paling indah adalah apabila kita berhasil melakukan hal yang tadinya
diragukan orang”.
Pesan menjadikan diri optimis juga dapat penulis temukan pada episode
from Batam with love dalam segmen pertama sesion 1, yakni:
“Janganlah berhenti berharap, banyak dari kita mensyaratkan
kebahagiaan pada yang kita miliki sehingga sebelum kita memilikinya,
kita tidak bahagia. Kesederhanaan dalam berharap untuk berfokus
kepada yang bisa kita lakukan, untuk menjadi pemantas bagi pemberian
yang kita harapkan dari Tuhan, supaya kita tetap tabah, tetap bertahan
di dalam keberanian yang sabar, di dalam kebahagiaan yang penuh
kesyukuran, karena kita diberikan izin untuk memulai kehidupan yang
lebih baik hari ini, yang tidak lagi terbebani penyesalan-penyesalan
masa lalu, karena hari ini adalah awal dari sisa masa depan kita”.
Pesan Mario Teguh di atas secara implisit mengajarkan kepada
penonton untuk selalu optimis dalam berupaya mencapai cita-citanya.
Seseorang dalam mencapai keberhasilan dan cita-citanya diperlukan usaha
yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Selain untuk optimis, pesan Mario Teguh tersebut secara implisit juga
mengandung pesan moral untuk selalu berharap hanya kepada Allah. Sikap ini
merupakan suatu sikap positif yang diperintahkan Allah kepada hamba-Nya.
Berharap kepada Allah merupakan pengakuan kelemahan seorang hamba
kepada Rabbnya. Berharap kepada Allah merupakan bukti penyerahan diri,
ketundukan, ketawadhu‟an. Dalam kalimat yang disampaikan di atas, inti yang
dapat diambil seperti yang terdapat dalam surat al-Insiroh ayat 8 berikut;
123
“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. al-
Insirah: 8).
Pada pesan Mario Teguh di atas juga jelas berkenaan dengan keimanan
terhadap Allah. Allah mengetahui apa yang dibutuhkan manusia. Sesuatu
yang didapatkan manusia merupakan yang terbaik, berkenaan dengan usaha
manusia tersebut. Setiap orang berhak atas permintaannya dan tidak boleh
membatasi ukuran dari permintaannya, karena Allah yang mampu memenuhi
permintaan yang kelihatannya tidak masuk akal bagi orang lain, namun bagi
Allah atas keyakinan setiap hambanya semua bisa terjadi tanpa terduga duga.
2. Pesan untuk bekerja profesional
Profesionalisme mengandung pengertian komitmen untuk menjalankan
amanah sesuai dengan jenis dan pekerjaan yang diembannya (Azizy, 2004: 1).
Sebagaimana hadits Nabi berikut;
“Jika amanah itu disia-siakan, tunggulah kehancurannya. Ditanyakan
kepada Nabi. Apakah yang dimaksud menyia-nyiakan amanah?. Nabi
menjawab, jika suatu urusan/ pekerjaan diserahkan kepada mereka
yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya (HR. Bukhari).
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai jika seseorang melakukan
suatu pekerjaan yang dilakukannya dengan itqan/ sempurna
(professional)” (HR. Thabrani).
Sikap profesional menjadi penting dalam mencapai kesuksesan. Pesan
ini dapat penulis temukan pada episode becoming a star segmen ke 3 sesion 1,
yakni:
“Jangan memantaskan diri bagi pangkat, karena kebanyakan kita
memaksakan diri untuk berpantas-pantas di suatu tempat, padahal orang
yang naik pangkat adalah orang yang sudah tidak pantas lagi bagi
jabatannya. Maka anjurannya secepat mungkin ketika anda duduk
disuatu pangkat, usahakan untuk tidak pantas lagi. Karena
kekhawatirannya terlalu besar, pikirannya terlalu luas dan terlalu rinci
untuk dikerjakan oleh orang-orang yang terlalu kecil”.
122
Pesan tentang kerja profesional juga dapat penulis temukan pada
episode becoming a star segmen ke 7 sesion 3, yakni:
“Jadi kalau begitu mulai saat ini jadilah jiwa-jiwa yang mewakili
kebesaran bangsa ini, untuk mendahulukan pikiran, sikap dan cara-cara
yang benar, lalu bersikap hormat, dan bersungguh-sungguh
mendatangkan nilai bagi orang lain. Lalu perhatikan bagaimana Tuhan
meningkatkan nilai kita dihadapan-Nya. Perhatikan apa yang terjadi
saat kita bersungguh-sungguh melayani orang lain”.
Pesan kerja profesional juga dapat penulis temukan pada episode
becoming a start segmen ke 3 sesion 1, yakni:
“Kata „super‟ itu menunjukkan, bahwa baik saja itu tidak cukup kalau
lebih baik masih mungkin, jangan pernah puas dengan baik, kalau kita
masih berhak untuk sesuatu yang lebih baik”.
Pesan tentang bekerja profesional dapat penulis temukan pada episode
from Batam with love segmen ke 7 sesion 1, yakni:
“Sesuatu yang dilakukan secara setengah-setengah, itu harus dilakukan
dua kali.Waktu itu menuntut kita untuk tegas sekali berfokus karena
banyak orang menginginkan banyak hal, membagi waktunya untuk
banyak hal. Menginginkan banyak hal itu bagus tetapi berhasil di satu
keinginan itu yang memungkinkan kita mendapatkan semua keinginan.
Orang tidak harus berhasil pada semua hal. Cari satu yang paling kita
cintai, yang membuat kita bangun pagi-pagi, bekerja paling lama, lupa
makan, lupa istirahat, pikirannya hanya itu, belajar hanya itu, fokus
hanya itu. Itu lebih mudah berhasil. Sesuatu yang diperlakukan tidak
penting, tidak mungkin menjadikan kita penting”.
Pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara implisit
menganjurkan kepada khalayak penonton untuk bekerja profesional dan
berfokus pada satu hal. Fokus penting dalam segala aktifitas. Saat fokus, kita
sungguh-sungguh memberikan perhatian pada satu pekerjaan, sebaliknya jika
tidak fokus, perhatian kita akan “ke sana kemari”. Sebagaimana ungkapan
Mario Teguh (2009: 102), bahwa “yang menjadi fokus anda maka akan
tumbuh”. Hal ini, fokus pada aktifitas yang ditekuni akan menjadikan kita
122
mampu menyelesaikan aktifitas tersebut dengan hasil optimal. Sebaliknya
perhatian yang terbagi ketika melakukan aktifitas akan menjadikan pekerjaan
tidak terselesaikan, atau terselesaikan dengan hasil kurang memuaskan dan
tidak sesuai harapan.
Seseorang akan menikmati pekerjaan dan sekaligus berprestasi hebat
bersama pekerjaan tersebut, ketika ia mampu memfokuskan segala potensi
dirinya untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut, dan memiliki ketertarikan
yang luar biasa pada pekerjaan tersebut. Ukuran seseorang akan ditentukan
oleh ukuran dan kualitas dari fokus orang yang bersangkutan (Mario Teguh,
2009: 120). Fokuskan diri Anda hanya untuk bekerja mewujudkan mimpi dan
cita-cita yang besar itu dengan didukung keterampilan yang searah dengan
mimpi dan cita-cita itu.
Pada pesan Mario Teguh di atas secara implisit juga mengandung pesan
untuk setiap pekerjaan dan karier seseorang hendaknya ada peningkatan
kemajuan dan dapat bermanfaat luas terhadap karir kehidupan. Sehingga yang
dikerjakan oleh Mario Teguh adalah bekerja menjadi seorang profesional
semuda mungkin dan sesegera mungkin, lalu kemudian berhenti, agar beliau
bisa melayani banyak orang.
Hal ini hampir sesuai dalam ajaran Islam, yang memerintahkan
pemeluknya untuk bersegera melakukan kebaikan dan ibadah karena akan
memberikan rasa aman dan membuat hati tenang. Sebagaiman firman-Nya;
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa" (Q.S. Ali Imran: 133).
"Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan" (Q.S. al-
Baqarah: 148).
122
Disini terlihat bahwa Islam merupakan agama gerak, agama yang
menekankan umatnya untuk aktif bekerja. Islam tidak menghendaki para
pemeluknya menjadi umat yang lemah, rendah diri, dan menganggur. Dalam
spirit Islam, kerja keras demikian terhormat, oleh karenanya, Rasulullah sering
kali mengingatkan umatnya agar tidak menyia-nyiakan waktu luang yang
sering kali tidak banyak disadari bahwa waktu sangat berharga. Sebagaimana
peringatan Allah;
"Maka, apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain" (Q.S al-Insyirah : 7).
Kemajuan dan kemunduran seseorang dan bahkan sebuah bangsa
sangat tergantung pada kesigapan mereka dalam menyegerakan pekerjaan dan
aktivitas-produktifnya. Semakin lamban mereka menyelesaikan masalah-
masalahnya akan semakin lambat pula majunya, semakin cepat mereka
mengelola aktivitasnya maka kemajuan akan segera di depan mata.
3. Pesan untuk berupaya dan berdo’a
Ajaran Islam banyak berisi anjuran, perintah, dan dorongan kepada
umatnya untuk meningkatkan etos kerja diantarannya. Firman Allah Swt.:
Dan katakanlah: "bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan (Q.S. at- Taubah : 105).
Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Islam bukan hanya menyuruh umatnya untuk beribadah dalam konteks yang
sempit seperti ritual saja, tetapi Islam juga menyuruh umatnya untuk beribadah
dalam arti yang lebih luas seperti bekerja, berdagang, menuntut ilmu, dan
berbagai perintah lainnya.
122
Bekerja dalam Islam sangat di anjurkan karena secara langsung di
perintahkan dalam Alquran dan di perjelas dalam hadist. Maka sudah
seharusnya sebagai umat Islam mempunyai spirit dan motivasi untuk bekerja
keras, agar tidak bergantung kepada siapapun, sehingga menjadi umat Islam
yang terbaik seperti yang di sebutkan dalam surat Ali Imron ayat 110:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah…” .
Allah sudah menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik,
karena itu umat Islam harus unggul dalam segala hal, memiliki semangat kerja
yang luar biasa, mau bekerja keras dan pantang menadahkan tangannya
kebawah, sebaliknya umat Islam harus mengangkat tangan setinggi-tingginya
(berada di atas) siap mengayunkannya dengan kerja keras.
Pesan untuk berupaya dan berdo‟a dapat penulis temukan pada episode
memperbaiki rizki segmen ke 2 sesion 1, yakni:
“Upaya sama dengan: do‟a plus tindakan. Jangan kurangi
sembahyangnya, tambahi tindakannya. Dari semua permintaan, yang
paling indah itu yang tidak dikatakan. Permintaan yang paling kuat
adalah yang tidak dikatakan tetapi dalam tindakan. Itu sebabnya do‟a
yang paling indah adalah do‟a dalam bentuk kehidupan. Orang yang
hidupnya berdo‟a. Bangun pagi karena dia tahu bahwa rezeki harus
segera dijemput. Meramahkan diri, senyum karena tahu penghormatan
itu penting bagi hati sesama. Menyimpan uang orang dengan amanah.
Do‟a yang paling kuat, yang paling didengar itu dalam bentuk
kehidupan”.
Pesan untuk berupaya dan berdo‟a dapat penulis temukan pada episode
memperbaiki rizki segmen ke 6 sesion 1), yakni:
“Kita itu ingin jawaban sederhana tapi tidak suka jawaban yang
sederhana, sebagian besar sudah tahu jawabannya, yang membuat dia
sepertinya tidak tahu karena tidak mau bertindak. Padahal tindakan itu
separo (setengah) dari do‟a. Yaitu do‟a plus tindakan sama dengan
upaya (do‟a+tindakan= upaya)”.
122
Tindakan yang menjadi kehidupan yang baik adalah do‟a yang terbaik.
Orang yang sudah tidak berdo‟a, karena kehidupannya adalah do‟a, dia
bisa mendapat yang tidak dimintanya. Jadi jangan terlalu terpaku
kepada permintaan yang kita minta. Ada hal-hal yang lebih penting
yang bisa diberikan Tuhan yang tidak kita minta kalau kita bertindak
yang pantas menerima yang tidak kita minta.
Kita sudah tahu pertanyaan-pertanyaan kehidupan, kita itu hanya belum
bertindak. Jadi kelihatannya seperti tidak tahu. Lalu sebagian orang
hidupnya hanya bertanya. Dijawab, tidak bertindak”.
Pada pesan Mario Teguh di atas secara implisit, menggambarkan
pentingya do‟a dan tindakan dalam memperoleh Rizki. Hal ini sebagaimana
pengertian do‟a yang artinya ibadah, yakni ibadahnya makhluk kepada sang
pencipta. Do‟a berarti juga upaya memanggil Allah dalam rangka mengajukan
permohonan kepada-Nya (Ghafur, 2005: 212).
Do‟a dan usaha merupakan dua hal yang harus dilakukan bersama.
Orang tidak boleh mengandalkan do‟a tanpa usaha atau sebaliknya. Do‟a
hendaknya diselaraskan dengan usaha secara bersamaan. Sebagai contoh,
berdo‟a agar lulus dengan baik dan mendapatkan nilai tinggi, tetapi malas
belajar. Kekuatan do‟a akan menjadi efektif apabila kita sanggup mengubah
diri kita mealalui do‟a itu.
Mario Teguh, dalam penjelasannya juga mengingatkan bahwa, masalah
yang terjadi itu karena kurangnya tindakan, hal ini hanya bisa diperbaiki
dengan tindakan. Jika kita telah melebihkan do‟a tetapi kurang bertindak, kita
harus melebihkan tindakan, tanpa mengurangi do‟a. Untuk itu, pesannya
janganlah hanya berdo‟a, tetapi tidak melakukan sesuatu yang menjadi sebab
terjawabnya do‟a. Sebuah upaya belumlah lengkap, jika hanya berisi do‟a
untuk diringankannya beban, tanpa diikuti dengan tindakan pasti dan tegas
untuk menjadikan kita lebih kuat daripada beban kita sekarang.
122
Setiap mukmin tidak pernah gentar dalam melintasi perjuangan hidup
ini. Sebab, hanya Allah sebagai pembela dan penolong. Sebagaimana dalam
surat Al-Fatihah ayat 5;
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan” (Q.S. al-Fatihah: 5).
Ayat ini sebagai ikrar seorang mukmin untuk mengabdi pada Allah.
Jika dalam pengabdiannya itu menemui aneka macam persoalan, maka kepada
Allah-lah memohon pertolongan (Qowiy: 192). Dalam penjelasannya tentang
berdo‟a, Mario Teguh menekankan pada terkabulnya do‟a ketika do‟anya di
iringi dengan tujuan dan usaha yang memadai. Permintaan yang paling kuat
adalah permintaan yang tidak dikatakan. Sebagai contoh; ketika ada dua orang
yang berdo‟a, orang yang pertama secara terang-terangan minta uang kepada
Tuhan, namun orang yang satunya berusaha mencari uang ketika ia ingin
memberi bantuan kepada orang yang tidak mampu, padahal dirinya sendiri
tidak punya uang. Tentu saja hal yang dilakukan oleh orang yang kedua bisa
dikatakan sebagai permintaan. Bahkan permintaan seperti yang dilakukan oleh
orang yang kedua itulah yang lebih mulia, karena jelas untuk apa permintaan
uang tersebut, yakni untuk membantu orang lain yang tidak mampu. Sehingga,
beliau menekankan bahwa do‟a yang paling indah adalah dalam bentuk
kehidupan. Sebagai contoh bangun pagi karena tahu bahwa rezeki harus segera
dijemput, meramahkan diri dengan tersenyum karena tahu penghormatan itu
penting bagi hati sesama, menyimpan uang orang dengan amanah, dan lain
sebagainya.
Pesan untuk berupaya maksimal dapat penulis temukan pada episode
memperbaiki rizki segmen ke 6 sesion 3, yakni:
122
“Ada, karena nasib tergantung upaya kita, Tuhan sudah menjamin kalau
manusia mau merubah dengan berupaya. “Upaya penentu kebaikan
nasib”. Jadi orang yang merasa nasibnya tidak baik, harus memeriksa
upayanya. Setiap orang berhak atas sebaik-baiknya kehidupan hanya
kalau dia ikhlas berupaya”.
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara implisit
menganjurkan kepada penonton untuk selalu berupaya dalam mencapai suatu
tujuan. Tidak ada orang yang tidak mampu untuk bersungguh-sungguh, karena
keberhasilan dan kesuksesan seseorang tidak mungkin dicapai, dengan mudah
dan santai tapi dengan perjuangan yang gigih, ulet dan rajin serta dengan resiko
yang menyertainya (Mario Teguh, 2009: 44).
Ada ungkapan pepatah Arab yang terkenal di kalangan pesantren yaitu
“man jadda wajada” yang artinya “Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti
akan mendapatkan hasil,” juga terkenal di masyarakat kita pepatah “dimana
ada kemauan, pasti disitu ada jalan “. Kalimat bijak ini menununjukkan
bahwa, tidak ada hal yang sulit jika kita mau berusaha dengan sungguh-
sungguh, yang penting ada kemauan dan menggunakan logika serta ilmu
pengetahuan sesuai kapasitas kita masing masing yang telah Allah berikan
(Yusanto, 2002: 33).
Setiap manusia punya potensi untuk tumbuh dan berkembang, jadi
bukan hanya sekedar tumbuh semata, melainkan harus berkembang. Allah
sudah berikan modal dasar berupa otak dan akal yang lebih baik dibandingkan
dengan mahluk lainnya di muka bumi ini. Jadi sangatlah keliru jika kita
beranggapan bahwa nasib tidak bisa diubah. Nasib kita itu kita sendirilah yang
menentukan, sebagaimana yang telah di firmankan oleh Allah dalam kitab suci
Alquran bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu
122
sendiri yang mengubah nasib atau keadaan yang ada pada dirinya, sebagaimana
firman Allah;
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia (Q.S. ar-Ra‟d: 11).
Allah tidak akan mengubah nasib seseorang, bahkan suatu bangsa
kecuali dirinya sendiri yang mengubahnya. Untuk itulah, kendaraan menuju
keberhasilan adalah kerja keras (Mario Teguh, 2009: 132). Allah sangat
demokratis, segala sesuatu peralatan dan hukum bermain telah ditetapkan,
bergantung pada ketrampilan masing-masing para pemain. Sebagaimana
Jennnis Bryan dalam Toto Tasmara, “taqdir bukanlah masalah kebetulan,
taqdir adalah masalah pilihan, taqdir bukanlah sesuatu yang harus ditunggu,
taqdir adalah sesuatu yang harus dicapai” (Tasmara, 2004: 51).
4. Pesan untuk menjaga amanah.
Amanah, berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan
setiap tugas dan kewajiban. Amanah mengandung pengertian dapat
dipercaya, baik mengenai barang titipan, jabatan, maupun kehormatan
sehingga menimbulkan rasa aman bagi orang lain, baik keamanan materil
maupun keamanan moral (Khaeruman, 2004; 186). Amanah ditampilkan
dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan (berbuat
yang terbaik) dalam segala hal, sebagaimana firman Allah dalam surat An-
Nissa‟ ayat 58 berikut;
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
121
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat” (Qs. An-Nisa: 58).
Sifat amanah harus dimiliki oleh setiap mukmin, sifat amanah menjadi
dasar ketahanan umat, kestabilan negara, kekuasaan, kekuasaan, kehormatan
dan keadilan. (Raharjo, 2012: 68). Sikap ini menjadi penting dalam
mewujudkan pribadi yang berkualitas. Pesan ini dapat penulis temukan pada
episode memperbaiki rizki segmen ke 3 sesion 1, yakni:
“Pejabat itu orang amanah bukan orang kaya” (dengan bantuan gambar
dilayar, beliau menambahkan), “yang di berhasilkan menjadi orang
tidak jujur itu orang yang dibiarkan karena sudah dilarang tetapi tetap
maksa”
Dalam pesan tersebut, Mario Teguh menjelaskan, bahwa menjadi
pejabat itu adalah amanah dan kepercayaan yang diberikan oleh rakyat, untuk
mewakili dalam mensejahterakan dan memuliakan kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa. Dalam Alquran secara tegas Allah Swt. berpesan sebagaimana
dalam surah Al-Anfal ayat 27 ;
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui (Q.S. al-Anfal: 27).
Menjadi pejabat adalah sebuah amanah. Dimana rakyat telah
memberikan kepercayaan untuk menjalankan amanah dalam mengelola
pemerintahan. Maka tindakan korupsi adalah tindakan ingkar atas amanah,
penghianatan dan kejahatan kemanusiaan. Sebuah prilaku yang bisa membuat
Tuhan menjadi marah.
Pesan tentang sikap amanah dapat penulis temukan juga pada episode
memperbaiki rizki segmen ke 1 sesion 1, yakni:
123
“Kekayaan itu harus. Jangan sampai orang jahat yang kaya,
menggunakan kekayaannya untuk menistai orang baik. Yuk jadi orang
baik yang kaya”.
Pesan tersebut, mengajak penonton menjadi orang kaya yang
dermawan, menggunakan kekayaannya untuk membantu sesama dan
bertanggung jawab atas kekayaan yang dilikinya. Pesan tentang sikap amanah
dapat penulis temukan juga pada episode bisniss from the start segmen ke 1
sesion 3, yakni:
“…Pemimpin itu adalah pedagang harapan, Seorang pemimpin itu
harus banyak bicara mengenai harapan ke depan, di ulang sampai orang
percaya. Atasan harus bicara mengenai harapan, yang kita lakukan ini
penting bukan hanya untuk dirimu, tapi untuk banyak orang.”
Kalimat pemimpin itu adalah pedagang harapan (A leader is a dealer
in hope; oleh: Napoleon Bonaparte) tersebut Mario Teguh ingin
menyampaikan bahwa untuk menjadi pemimpin hendaknya dapat memberi
harapan dan motivasi kepada bawahannya. Pesan ini, secara konotatif, ingin
menjelaskan bahwa kepemimpinan dalam perspektif Islam merupakan
pengamalan konsep penggembalaan umat, sebagaimana keteladanan dengan
merujuk nilai-nilai kepemimpinan Rasulullah SAW. Konteks pemimpin dalam
hal ini tidak hanya pemimpin dalam lingkup besar akan tetapi juga lingkup
terkecil, seperti keluarga. Seorang pemimpin tidak hanya harus mempunyai
kredibilitas tetapi juga harus mampu menjadi suri tauladan bagi orang-orang
yang dipimpinnya. Dalam hal ini kita bisa mencontoh kepemimpinan
Rasulullah Saw, sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya telah ada pada diri seorang rasul itu suri tauladan
yang baik bagimu” (Q.S. al-Ahzab:21).
122
Seorang pemimpin mulai dari lingkup terkecil (keluarga) sampai
terbesar (negara), pada hakikatnya mengemban amanah Tuhan sebagai wakil-
Nya di muka bumi. Sejak awal, dalam setiap pribadi muslim, selalu
ditanamkan sebuah keyakinan bahwa dirinya terlahir sebagai pemimpin.
Sebagaimana sabda Rasulullah; “setiap pribadi adalah pemimpin dan kelak
akan ditanyakan tentang kepemimpinannya”. Kepemimpinan merupakan
sunnatullah, dimana interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin (makmum),
masing-masing memiliki hak tanggung jawab.
Kepemimpinan membawa konsekuensi tanggung jawab terhadap apa
yang dipimpinnya. Seseorang yang memperoleh amanah memimpin suatu
institusi tertentu hendaknya menyikapi bahwa dipundaknya tergantung beban,
membawa konsekuensi tanggung jawab, bukan hanya didunia saja, melainkan
yang paling utama adalah kepada Allah Swt.. Sebagaimana firman Allah;
“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Q.S. al-
Isra: 36).
5. Pesan untuk tekun dan rajin
Islam senantiasa menganjurkan umatnya supaya tekun dan bersungguh-
sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, dengan keseriusan dalam
melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas akan mendapatkan hasil yang
memuaskan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw;
“Sesungguhnya Allah Swt. menyukai apabila seseorang kamu bekerja
dia melakukan dengan tekun” (HR. Abu Dawud).
122
Sikap tekun ini akan meningkatkan produktivitas, melahirkan suasana
kerja yang aman dan mencapai hasil yang maksimal. Pesan ini dapat penulis
temukan pada episode becoming a star segmen ke 2 sesion 1, yakni:
“Semakin sederhana sebuah tuntunan semakin mudah untuk
dilaksanakan. Maka kunci untuk menjadi seorang “true star” hanya dua
yaitu: Selalu memandaikan diri untuk yang bisa mereka lakukan...”
Pesan selalu memandaikan diri untuk yang bisa kita lakukan, dapat
dimaknai sebagai ajakan kepada penonton untuk selalu belajar, memperbaiki
diri, dan mau berproses dalam mencapai cita-citanya. Menjadi pribadi yang
baik merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam agama Islam. Hal ini
karena Islam itu tidak hanya ajaran normatif yang hanya diyakini dan dipahami
tanpa diwujudkan dalam kehidupan nyata, tapi Islam memadukan dua hal
antara keyakinan dan aplikasi, antara norma dan perbuatan, antara keimanan
dan amal saleh, oleh sebab itulah ajaran Islam harus tercermin dalam setiap
tingkah laku, perbuatan dan sikap pribadi-pribadi muslim. Sebagaimana pesan
Mario Teguh: “jika anda ingin membangun kekuatan, bangunlah keteraturan”
(Mario Teguh, 2009: 100).
Upaya memandaikan diri merupakan langkah awal untuk mencapai
kesuksesan. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka dari itu
mesti dirawat dan dijaga kefitrahannya dan selanjutnya dibangun agar menjadi
pribadi yang baik, pribadi yang diharapkan.Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas diri adalah dengan belajar atau menuntut ilmu, yang itu
bisa diperoleh melalui pendidikan. Allah Swt. dalam firman-Nya
memerintahkan umat Islam untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan
keilmuannya, sebagaimana firman Allah dalam Alquran;
122
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
„berlapang-lapanglah dalam majlis‟, maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
“berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan (Q.S. Mujadalah 11).
Dari ayat tersebut, kita bisa memahami bahwa orang yang berilmu
punya posisi yang berbeda dengan orang yang tidak berilmu. Ayat-ayat
tersebut juga merupakan pendorong bagi umat Islam untuk selalu berusaha
meningkatkan kualitas keilmuannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas keilmuan adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang baik dan
berkualitas akan membawa kebaikan pada bidang yang lain. Dengan
pendidikan yang baik dan tingkat keilmuan yang cukup, akan mengarahkan
seseorang untuk cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, terutama pada
dirinya sendiri.Dengan pendidikan yang baik, diharapkan umat Islam bisa
meningkatkan dan mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah kepada
kita dengan optimal.
Pesan tentang tekun dapat penulis temukan pada episode becoming a
star segmen ke 7 sesion 1, yakni:
“Cara berhasil dalam semalam adalah bekerja keras 20 tahun plus satu
malam”.
Pesan tekun dan rajin juga dapat penulis temukan pada episode from
Batam with love segmen ke 2 sesion 1, yakni:
“Orang-orang yang ingin tidak letih pada berharap harus sibuk dalam
melakukan sesuatu yang menjadikan impiannya nyata. Cara terbaik
untuk sampai pada impian adalah sibuk selama menunggu. Kita semua
menunggu menjadi pribadi yang mapan, yang mandiri, yang kuat, yang
lebih besar kemampuannya daripada kewajiban-kewajiban kehidupan.”
122
Pesan tentang tekun dan rajin juga dapat penulis temukan pada episode
bisniss from the start segmen ke 7 sesion 1, yakni:
“Dalam bahasa Inggris ada kata industrious… Industrious, source of
success adalah limitasi pada kemampuan sehingga orang lain meminta
untuk meningkatkan kapasitas kita seiring dengan value yang
meningkat... yang berarti rajin … Orang yang rajin itu adalah yang
menjadikan dirinya industri. Dia menghasilkan nilai,,,, awal dari bisnis
itu adalah karena kita tidak sempat. Jadi orang yang menghindari
melakukan, akan selalu sempat. Jadilah orang yang selalu diminta”.
Pesan ini menunjukkan tentang hubungan kerja dengan hasil yang
didapatkanya, tidak pandang siapa orangnya, asalkan mau dan tidak malu
bekerja, maka akan mendapatkan rezki sesuai dengan jerih payahnya. Entah itu
anak orang kaya atau mungkin anak orang miskin, atau keturunan orang biasa.
Asalkan mau rajin bekerja, maka akan mendapatkan yang ia inginkan. Bekerja
keras merupakan seni yang sangat indah, karena dari keringat yang terkucur
akan muncul sesuatu yang membuat perasaan jadi puas lahir dan batin.
6. Pesan untuk istiqamah dalam kebaikan
Istiqomah, artinya konsisten dalam iman dan nilai-nilai yang baik
meskipun menghadapi berbagai godaan dan tantangan. Istiqomah dalam
kebaikan ditampilkan dengan keteguhan, kesabaran, serta keuletan,
sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal. Istiqomah merupakan hasil dari
suatu proses yang dilakukan secara terus menerus. Misalnya, interaksi yang
kuat dengan Allah dalam bentuk shalat, zikir, membaca Alquran, dan lain-lain.
Semua proses itu akan menumbuhkembangkan suatu sistem yang
memungkinkan kebaikan, kejujuran, dan keterbukaan teraplikasi dengan baik.
Sikap istiqamah di dalam menjalankan suatu aktivitas, merupakan
cerminan dari keimanan yang kuat. Dimana dalam melakukan kegiatan dengan
122
penuh keikhlasan dan tanggung jawab, kerja akan dapat menghasilkan kualitas
kerja yang bagus (Raharjo, 2012: 72).
Pesan tentang istiqamah dapat penulis temukan pada episode from
Batam with love segmen ke 2 sesion 1, yakni:
“Hidup ini lari maraton, bukan lari 100 meter siapa yang paling cepat,
ini panjang-panjangan ketahanan kebaikan.”
Mario Teguh mengngingatkan kepada penonton, bahwa hidup ini lari
maraton, bukan lari 100 meter siapa yang paling cepat, ini panjang-panjangan
ketahanan kebaikan. Artinya, hidup ini bukan seperti lari cepat 100 M atau
sekadar adu panjang ketahanan kebaikan. Untuk apa berhasil sebelum 60 tahun
lalu korupsi setelah 60 tahun dan akhirnya membuat cucu kita harus
mengunjungi di penjara. Pesan Mario Teguh ini secara konotatif ingin
menggambarkan tentang fenomena kasus korupsi yang sedang marak terjadi di
Indonesia. Mereka mencari jalan pintas untuk memanfaatkan jabatan dan
kedudukannya untuk memperkaya diri. Sebagaimana peringatan Nabi
Muhammad Saw.;
"Seandainya anak Adam memiliki sebuah lembah berisi emas, pasti dia
ingin memiliki dua lembah emas. Tidak akan ada yang bisa memenuhi
mulutnya kecuali hanya tanah (kuburan). Dan Allah akan memberi
taubat kepada orang-orang yang mau bertaubat" (HR. Bukhari).
Hadits tersebut di atas memberi pengertian betapa setiap manusia
mempunyai karakter rakus, kerakusan manusia tak ada batasnya, andaikan ia
mempunyai apa yang telah diidam-idamkan maka muncul keinginan yang lain
untuk memilikinya, karakter dan keinginan yang demikian ini berjalan terus
secara simultan hingga keinginan itu terkubur bersama jasad-jasanya.
122
Untuk memenuhi hasrat ingin memiliki yang berlebihan dan nafsu
rakus yang menggebu-nggebu itulah disinyalir menjadi faktor terbesar
terjadinya korupsi dari semua lini, dari penjuru kota hingga pelosok desa, dari
instansi negeri sampai pada instansi swasta. Bahkan ada beberapa orang
terpandang dalam ilmu agamanya tetapi ia terlibat korupsi yang jumlahnya
fantastis mencapai miliaran rupiah.
Untuk itu yang perlu disadari adalah bahwa hidup adalah proses. Untuk
itu, hendaknya hati-hati dan sabar, karena proses memerlukan kehati-hatian,
dan karena proses memerlukan waktu yang juga menuntut kesabaran.
Melupakan proses pada hakikatnya berlawanan dengan kodrat hidup itu
sendiri. Semuanya yang menentukan adalah proses, dan dalam proses itulah
maka harga, kualitas, derajat dan jati diri seseorang ditentukan bukan hasilnya.
Tidak ada artinya kekayaan, kesuksesan yang diperoleh dengan melawan
aturan dan merugikan orang lain (Asyari, 2005: 246).
7. Pesan untuk selalu jujur (shiddiq)
Shiddiq berarti memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan,
keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Jujur adalah
memberitakan suatu peristiwa sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Jujur
merupakan lawan dari kebohongan. Tidak ada kontradiksi dan pertentangan
yang disengaja antara ucapan dan perbuatan. Oleh karena itu, Allah
memerintahkan orang-orang yang beriman untuk senantiasa memiliki sifat
shiddiq dan menciptakan lingkungan yang shiddiq. Sebagaimana firman Allah
dalam surat at-Taubah: 119 berikut;
122
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Q.S. at-Taubah:
119).
Sikap jujur juga mengandung keutamaan dan pahala yang besar serta
derajat yang mulia yang akan menuntun seseorang untuk mencapai kebaikan
dan surga. Sebagaimana hadits Nabi berikut:
“Sesungguhnya jujur bisa mengarahkan kepada kebaikan, dan
kebaikan bisa mengantarkan kepada surga, dan seorang laki-laki yang
bersikap jujur, maka niscaya ia akan dicatat disisi Allah sebagai
seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta akan mengarahkan
kepada kejahatan, dan kejahatan akan mengantarkan kepada neraka,
dan seorang laki-laki yang berdusta, maka niscaya dia akan dicatat
oleh Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pesan untuk kejujuran dapat penulis temukan pada episode lalu
perhatikan apa yang terjadi segmen ke 4 sesion 1, yakni:
“Kalau tahu itu tidak jujur, maka langsung tolak dan tidak perlu
dianalisa lagi. Orang yang tidak peka hatinya, karena diganggu oleh
analisa yang berlebihan.”
Pesan tentang kejujuran juga dapat penulis temukan pada episode from
Batam with love segmen ke 7 sesion 1, yakni:
“Memang tidak semuanya akan menjadi seperti yang kita harapkan,
tetapi apabila kita ikhlas, tidak letih berharap, bekerja dalam kejujuran
dan pengabdian kepada Tuhan, bagi kebahagiaan sesama, tahu-tahu kita
bisa sampai pada keadaan yang bahkan lebih indah daripada yang kita
harapkan.”
Mario Teguh juga menyampaikan bahwa, kejujuran merupakan sebuah
kesaktian, yang tidak bisa menetap dalam diri yang tidak kuat. Pribadi yang
kuat, adalah pribadi yang kebaikannya kuat. Sehingga, jika kita ingin menjadi
pribadi sakti dalam kehidupan yang modern ini, hendaknya mengikhlaskan
diri untuk setia kepada kebaikan, yaitu sikap kejujuran (Mario Teguh, 2009:
92).
122
8. Pesan untuk kreatif dan berani dalam berupaya
“Apapun yang anda inginkan, mungkinkan!”, sebuah pesan dari Mario
Teguh yang cukup menggairahkan dalam berupaya untuk mencapai sesuatu
yang diharapakan (Mario Teguh, 2009: 22). Tentunya untuk mencapainya
dibutuhkan keberanian dan cara yang baik. Pesan ini menjadi penting,
mengingat kebanyakan orang berpikiran ragu dan pesimis terhadap
kemungkinan bagi yang ingin dicapainya. Pesan untuk berani dan kreatif dapat
penulis temukan pada episode becoming a start segmen ke 1 sesion 1, yakni:
“.......memberanikan diri untuk yang selama ini mereka takuti. Banyak
sekali orang menua menggunakan kemampuan yang sama dengan cara-
cara yang sama, tetapi mengharapkan hasil beda.”
Pesan tersebut, secara implisit ingin menganjurkan kepada penonton
agar selalu bersikap berani melakukan usaha dalam rangka yang mencapai cita-
citanya. Sifat berani adalah salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Allah Swt.
kepada setiap manusia yang dijadikan-Nya. Sikap berani merupakan satu
kekuatan tersembunyi yang wujud di dalam diri setiap manusia untuk
menghadapi cobaan dan masalah hidup. Sikap berani juga diibaratkan sebagai
senjata ampuh bagi manusia untuk menangkis segala rintangan dan halangan
yang akan merinangi apa yang diinginkan oleh seseorang itu ataupun cita- cita
dari orang tersebut. Sifat berani itu adalah modal yang paling besar yang ada
dalam diri. Setiap manusia diberi dua sifat yang berlawanan yaitu berani atau
takut. Dalam diri manusia tidak berlaku kekosongan antara dua sifat tadi.
Begitu juga dengan berani, jika ia tidak mempunyai sifat berani ia mempunyai
sifat penakut atau pengecut atau ada juga yang mungkin mempunyai sedikit
sifat berani dan sedikit sifat takut. Orang tersebut adalah manusia yang tidak
121
berani membuat keputusan. Orang tersebut tidak bertindak untuk mendapatkan
sesuatu yang besar.
Pesan untuk berani dan kreatif dapat penulis temukan pada episode
becoming a start segmen ke 1 sesion 2, yakni:
“Banyak sekali orang-orang yang hebat, namun bekerja dan dibayar
oleh orang-orang yang tidak begitu hebat. Penyebabnya adalah karena
orang yang sangat terdidik tidak mempunyai keberanian, sementara
yang tidak terdidik tidak ada jalan lain selain harus berani. Contohnya;
orang-orang profesional dan cerdas mau menjadi bawahan atau
karyawan dari pengusaha yang tidak pintar dan tidak memiliki status
pendidikan tinggi.”
Dalam kalimat tersebut, Mario Teguh menekankan pentingnya sebuah
keberanian dalam melakukan hal yang positif.
Pesan untuk berani dan kreatif juga dapat penulis temukan pada episode
memperbaiki rizki segmen ke 4 sesion 1, yakni:
“Kalau Anda melakukan hal-hal yang sama, Anda akan menjadi orang
yang sama. Jadi, kalau kita mau ada perubahan, kita harus melakukan
sesuatu yang lain, termasuk pilihan kata. Penghormatan terhadap
sumber rezeki tidak boleh dikecilkan”.
“Saya tidak mengajarkan kebencian tapi seandainya kalau ada benci
satu hal, bencilah kerata-rataan. Jangan pernah katakan "hanya",
"biasa", "kebetulan".
Pada tersebut secara implisit, terdapat pesan tentang keberanian
melakukan yang berbeda dari pada umumnya. Sikap berani ini merupakan
salah satu strategi yang bisa di gunakan untuk meningkatkan kesuksesan.
Kalau kita mau menjadi lebih baik, tentunya kita harus berani melakukan hal
berbeda. Tetapi kalau kita melakukan sesuatu yang sama dengan apa yang
orang lain lakukan, maka hasil yang kita dapatkan pasti akan sama. Keberanian
ini menjadikan seorang muslim untuk berbicara tentang kebenaran secara lurus
dan konsekuen serta tegas berdasarkan aturan-aturan yang dijelaskan Allah
123
Swt.. Untuk itulah hendaknya kita mengikhlaskan diri untuk menjadi pribadi
yang baik.
Maka sudah seharusnya sebagai umat Islam mempunyai spirit dan
motivasi untuk berani berbeda untuk mencapai kesuksesan, agar tidak
bergantung kepada siapapun, sehingga menjadi umat Islam yang terbaik seperti
yang di sebutkan dalam surat Ali Imron ayat 110:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah…” .
Allah sudah menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik,
karena itu umat Islam harus unggul dalam segala hal, memiliki keberanian dan
semangat kerja yang luar biasa, mau bekerja keras dan pantang menadahkan
tangannya kebawah, sebaliknya umat Islam harus mengangkat tangan setinggi-
tingginya (berada di atas) siap mengayunkannya dengan kerja keras.
C. Pesan tentang Penciptaan Suasana Damai (Perdamaian)
Pesan tentang perdamaian merupakan salah satu pesan penting dalam
proses dakwah, mengingat beragamnya masyarakat Indonesia yang majemuk
yang rentan akan gesekan dan konflik antar kelompok terutama dalam perbedaan
agama. Dakwah hendaknya mengajak umat manusia agar membangun kehidupan
yang damai, menghindari konflik dan pertentangan yang tidak perlu di antara
kelompok atau golongan dalam masyarakat. Untuk mencapai perdamaian, dengan
sendirinya dakwah Islam haruslah bersifat terbuka (inklusif), dan bukan tertutup
(ekslusif). Ini berarti, dakwah harus membuka ruang yang lebar untuk adanya
kritik yang konstrukstif dari pihak manapun disatu sisi, dan perlunya inovasi dan
122
penyempurnaan yang terus menerus dan berkelanjutan disisi yang lain (Islamil
dan Hotman, 2011: 23).
Agama boleh saja secara ideal mengklaim diri sebagai pembawa pesan
esensial tentang perdamaian. Namun dalam realitas kehidupan acapkali gejala
yang nampak justru sebaliknya. Umat beragama malah tak segan mempermalukan
diri dan Tuhannya dengan berkonflik atas nama pembedaan dan pembelaan
terhadap agama. Nilai ideal yang dibawa agama memang menghadapi berbagai
persoalan tatkala ia muncul dan bergelut dalam realitas proses sejarah kehidupan
umat manusia.
Dalam konteks ini, menghormati adanya pluralitas adalah kearifan dan
kebaikan universal. Dengan demikian pluralitas agama tidak boleh dengan serta
merta menempatkan agama lain sebagai sesuatu yang dihakimi sesat, sehingga
terancam pula hak hidupnya. Islam harus memperkuat posisi ajarannya untuk
kedamaian, agama harus dikembalikan sebagai kekuatan yang konstruktif untuk
mewujudkan kedamaian hidup bersama. Dengan menghadirkan Islam sebagai
rahmatan lil alamin, bukan hanya untuk kehidupan manusia saja, tetapi kehidupan
untuk alam seisinya. Karena itu Islam juga diartikan dengan keselamatan,
kedamaian dan kepatuhan. Menjadi muslim artinya menyelamatkan kehidupan
orang lain dari kejahatan lisan, tangan dan kekuasaannya, untuk menjadi orang
yang memberikan manfaat lebih banyak bagi kehidupan sesama (Asy‟arie, 2005:
172).
Ajaran Islam pada hakikatnya bersifat inklusif, karena Islam adalah agama
keterbukaan dan siap berdampingan dengang paham-paham diluar Islam.
Pluralisme dalam segala bentuknya merupakan sunatullah dan sekaligus etika
122
global. Dengan demikian, kelompok yang alergi dengan inklusivisme tidak saja
berhadapan dengan mainstrem religiusitas, tetapi juga tidak dapat diterima oleh
masyarakat dunia. Disinilah perlunya pemberdayaan masyarakat indonesia yang
religius dan tanpa pagar (Amin, 2009: 286).
Dalam menghargai kebebasan menganut Islam, Alquran tidak memaksa
hamba-Nya yang non muslim memeluk Islam. Alquran menggunakan pendekatan
persuasif berupa ajakan (dakwah) untuk kembali kepada satu titi temu esensi
Islam yang universal. Keberhasilan dakwah menurut Alquran bukan dengan cara
paksaan melainkan dengan menggunakan dialog sesuai dengan tingkat
pemahaman masing-masing, sehingga bermnfaat bagi manusia. Jika kedua
pendekatan, nasihat dan bimbingan belum berhasil, maka cara berikutnya untuk
mengajak kepada kebenaran adalah dengan bantahan dengan cara yang lebih baik,
sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nahl ayat 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.”
Yusuf Qardhawi dalam Aflatun Muhtar (2001: 147) menerjemahkan ayat
ini dengan: serulah (manusia) kepada jalan Rabb-Mu dengan hikmah dan nasihat
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Menurutnya dalam
melakukan mau‟izhah cukup dengan cara yang baik, tetapi dalam melakukan jidal
tidak dibenarkan kecuali dengan cara yang lebih baik. Ia membagi jidal atas dua
uslub, yaitu: cara yang baik dan cara yang lebih baik. Hal ini dapat dapat
dipahami bahwa kebebasan menganut agama merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan dari hak asasi dan sekaligus menggambarkan bagian dari nikmat Islam
122
yang paling agung dalam menjunjung prinsip kemerdekaan bagi umat manusia.
Prinsip ini merupakan pedoman yang paling berharga dalam rangka mewujudkan
kerukunan hidup bersama yang harmonis dan damai antara pemeluk agama yang
berbeda. Kehidupan seperti ini bagaimanapun merupakan dambaan manusia
sepanjang sejarah peradabannya.
Pesan tentang penciptaan suasana damai (perdamaian) tersebut dapat
penulis temukan dalam beberapa segmen tayangan Mario Teguh Golden Ways,
antara lain:
1. Pesan tentang misi Islam sebagai rahmatan lil alamin
Doktrin Islam sebagai agama yang diturunkan untuk merahmati alam
semesta, mengandung arti sebagai agama yang bersifat universal.
Universalisme Islam tidak berarti terbatasi oleh primordialisme atau apapun
namanya. Dari dasar inilah, pada gilirannya setiap muslim dituntut untuk ikut
menebarkan universalime yang dikandung ajaran ini kepada segenap alam
semesta. Alquran tidak menoleransi perbedaan antara muslim yang satu dan
yang lainnya, laki-laki atau perempuan, dalam hal partisipasinya untuk
menciptakan kehidupan bersama (Khaeruman, 2004: 198).
Islam merupakan agama perdamaian, untuk menunjukkan bahwa Islam
sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari pengertian Islam itu sendiri. Kata
Islam yang makna aslinya adalah masuk dalam perdamaian, sehingga orang
muslim hendaknya orang yang damai dengan Allah dan damai dengan manusia
Damai dengan Allah, artinya berserah diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya,
dan damai dengan manusia adalah berbuat baik kepada sesama (Nata, 2004:
98).
122
Pesan ini penting untuk menciptakan perdamaian antara sesama. Pesan
ini dapat penulis temukan pada episode becoming a star segmen ke 4 sesion 1,
yakni:
Banyak orang meyakini bahwa agama yang dianutnya adalah rahmat
bagi seluruh alam, tetapi prilakunya tidak menjadi rahmat minimal bagi
pasangan hidupnya juga bagi keturunannya. Jadi kalau kita meyakini
agama kita rahmat, maka jadilah rahmat bagi siapapun. Jadilah orang
baik, sehingga orang yang tidak mengenal kebaikan menjadi mengenal
kebaikan, karena dia mengenal kita.Kalau kita beragama jadilah pribadi
yang mewakili agama itu dengan baik, sehingga orang yang tidak
mengerti agama kita, mengerti agama kita karena dia mengenal kita.
Dan kita tidak harus bergantung pada label-label yang sama, ada cara
untuk menjelaskannya secara logis, sehingga orang itu beragama tidak
hanya kelahirannya, tetapi karena secara logis menerima bahwa agama
itu membaik-kan.
Pada pesan Mario Teguh di atas mengandung pesan, bahwa orang
beragama hendaknya mewakili ajaran agamanya dengan baik, sebagai
pembawa rahmat untuk semesta alam. Namun, Mario Teguh juga
menyayangkan ada sebagian orang yang beragama tidak bertindak
sebagaimana ajaran agamanya.
Pesan penciptaan suasana damai juga dapat penulis temukan pada
episode lalu perhatikan apa yang terjadi segmen ke 2 sesion 1, yakni:
“Tetapi sebagian dari kita yang tidak mengenal Tuhan berlaku seperti
dia mengenal Tuhan. Yang menyedihkan adalah orang yang mengaku
mengenal Tuhan dan beragama, berlaku seperti orang yang tidak
mengenal Tuhan dan tidak beragama.
Nampaknya pesan Mario Teguh di atas secara implisit sesuai dengan
misi Islam, yaitu sebagai agama inklusif yang diturunkan untuk melayani
seluruh umat manusia. Misi kenabian Rasulullah adalah sebagai pembawa
kebenaran dan memberi rahmat (kasih sayang) kepada penjuru alam (rahmatan
lil „alamin). Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada
122
tindakan-tindakan yang tidak mencerminkan kasih sayang. (Abuddin Nata,
2004: 97). Sebagaimana firman Allah;
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai
rahmat bagi seluruh manusia” (Q.S. al-Anbiya: 107).
Yang dimaksud dengan Islam rahmatan lil 'alamin adalah Islam yang
kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian
dan kasih sayang bagi sesama manusia maupun lingkungan alam semesta.
Pesan kerahmatan dalam Islam benar-benar tersebar dalam teks-teks Islam,
baik di dalam Alquran maupun hadist (Nata, 2004: 97).
Kata 'rahman' yang berarti kasih sayang, berikut derivasinya, disebut
berulang-ulang dalam jumlah yang begitu besar, lebih dari 90 ayat dalam
Alquran. Bahkan, dua kata rahman dan rahim yang diambil dari kata 'rahmat'
dan selalu disebut-sebut kaum Muslim setiap hari adalah nama-nama Allah
Swt. sendiri (asmaul husna). Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,
"Sayangilah siapa saja yang ada di muka bumi niscaya Allah Swt.
menyanyanginya".
Klaim Alquran bahwa Islam bisa menjadi rahmat bagi sekalian alam
adalah respon positif bagi perkembangan masyarakat multikultural.
Multikulturalisme secara literal bermakna paham tentang keragaman budaya,
maka dalam hal ini Alquran sejak dini telah memberikan isyarat bahwa
manusia itu ditakdirkan Tuhan sebagai yang bernbangsa-bangsa, bersuku-suku
(multietnis), agar mereka saling mengenal. Hal ini bukan hanya semata-mata
slogan dan respon terhadap kecenderungan modernitas yang banyak
mengemuka akhir-akhir ini, tetapi lebih dari itu memiliki landasan doktrin
dalam teks kitab suci, antara lain;
122
يا أي ها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل لت عارفوا إن أكرمكم عند اللو أت قاكم إن اللو عليم خبي
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S. al-Hujurat: 13).
Dua kata kunci dari keterangan Alquran di atas, yakni saling mengenal
(litaarafu) dan berlomba-lomba mengejar kebajikan (fastabiq al-khairat) adalah
dasar dari sikap multikuturalisme tentang keragaman sebagai fakta di satu sisi,
dan kesetaraan kaum beriman. Artinya bahwa keragaman budaya dan agama
itu adalah kenyataan sebagai wujud dari kehendak Tuhan yang tidak bisa
ditolak, dan karenanya yang mungkin dilakukan manusia hanyalah konstruksi
positif (Ismail, Hotman, 2011: 268).
Selanjutnya ayat Alquran (Q.S. al-Hujurat: 13) di atas, mengandung
pengertian bahwa kualitas manusia cenderung tidak hanya dipandang dari sisi
simbolik assesories belaka, meskipun dari pandangan sosiologis sah dalam
ukuran manusia. Pengakuan universalnya adalah nilai kemanusiaan yang setiap
orang harus menghormatinya tanpa terlalu terpaku pada label luar dan
aksesoris luar yang melekat. Sebab simbol-simbol dan label itu akan terus
menerus berubah sesuai perkembangan peradaban manusia. Isyarat dalam surat
al-Hujurat: 13 tersebut merupakan pesan Alquran atas pengakuan terhadap
keragaman manusia dan kebudayaannya. Dalam bahasa lain perbedaan yang
ada merupakan order of nature atau sunnatullah. Karenanya keragaman ini
122
mestinya dijadikan sarana jalan, kerjasama dan kompetisi guna mencapai yang
terbaik (Arifudin, 2007: 16).
Doktrin Islam rahmatan lil alamin sudah selayaknya menjadi pedoman
bagi siapa saja dalam menjalankan profesinya. Sebagai sistem nilai, Islam
menempatkan kebersamaan, solidaritas, dan empati sebagai dasar dalam
interaksi sosial. Dalam tataran hubungan sosial dikenal adanya konsep
ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariah. Ukhuwah
Islamiyah hanya terbatas kepada saudara seiman, sedangkan ukhuwah
wathaniyah mencakup hubungan persatuan dan kesatuan dalam satu teritorial
atau negara. Sedangkan ukhuwah basyariyah berlaku untuk kebersamaan umat
manusia dimuka bumi tanpa memandang suku, agama, warna kulit, dan
golongan (Ghani, 2005: 34).
2. Pesan untuk persaudaraan dan persahabatan.
Persaudaraan (ukhuwah), terambil dari akar kata yang pada mulanya
berarti “memperhatikan”. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan
mengaharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara
(Shihab, 1998: 486). Persaudaraan (ukhuwah), yaitu semangat persaudaraan,
lebih-lebih antara sesama kaum beriman. Intinya adalah agar manusia tidak
mudah merendahkan golongan lain (Alim, 2006: 155). Pesan ini penting untuk
menciptakan perdamaian antara sesama.
Pesan tentang pentingnya persahabatan dapat penulis temukan pada
episode bussnis from the start segmen 1 sesion 3, yakni:
“Mintalah kepada Tuhan untuk mengirimkan sahabat yang setia
…karena sahabat itu bukan main nilainya .. Istri yang bukan sahabat
seperti bukan istri… Istri adalah sahabat yang kita nikahi … Jika suami
istri tidak bersahabat maka bisnis akan hancur. Persahabatan yang
122
kemudian tumbuh jadi bisnis, lebih baik daripada bersahabat karena
bisnis.”
Mario Teguh, mengajak kepada penonton untuk memilki sahabat dan
partner kerja yang yang baik. Ini menjelaskan bahwa, sebagai makhluk sosial
manusia tidak dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk
memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia
melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun
dengan makhluk hidup lainnya. Karena dalam kesuksesan usahanya, pasti ada
peran orang atau pihak lain. Sebagaimana ungkapan Mario Teguh (2009: 35)
bahwa, pribadi yang diutamakan adalah pribadi yang besar manfaatnya bagi
sesamnya.
Persahabatan merupakan istilah yang menggambarkan perilaku kerja
sama dan saling mendukung antara dua orang atau lebih. Sedangkan
bersahabat, selain saling mengenal secara mendalam dan interaksinya dekat
sekali, juga terjadi saling mempengaruhi secara nilai. Bersahabat tidak boleh
dengan sembarang orang, Islam memberikan panduan bagaimana memilih
sahabat dan bagaimana cara mempergaulinya.
Mario Teguh juga mengingatkan kepada penonton untuk berhati-hati
dalam memilih partner kerja atau sahabat. Dengan memberikan penekanan
kepada penonton, bahwa persahabatan yang kemudian tumbuh jadi bisnis,
lebih baik daripada bersahabat karena bisnis. Sehingga anjurannya kepada
penonton, mintalah kepada Tuhan untuk mengirimkan sahabat yang setia,
karena sahabat itu bukan main nilainya. Pesan Mario Teguh ini secara konotatif
ingin menjelaskan, bahwa pentingnya pergaulan dengan orang-orang yang baik
dan dalam sistem yang baik. Bagaimanapun manusia dipengaruhi interaksi
121
sosial dengan orang lain, sehingga berlangsung transfer nilai. Bagi seseorang
yang lemah pertahanan ruhaninya, mudah hanyut tertelan oleh arus luar.
Contohnya, amat sulit sekarang ini untuk terbebas dari perilaku sogok
menyogok, karena iklim korupsi yang sudah dianggap biasa terjadi
dilingkungan kita.
Pemilihan teman bekerja atau rekan bisnis, bertujuan untuk membentuk
tim dalam mengerjakan dan menghasilkan yang baik serta mencegah agar tidak
terjadi konspirasi untuk hal-hal yang tidak baik, sebagaimana firman Allah
Swt.;
“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Amat berat siksa-Nya (Q.S. al-Maidah: 2).
Pesan tentang persahabatan juga diarahkan pada sikap ramah terhadap
sesama, sebagaimana penulis temukan pada episode from Batam with love segmen
ke 3 sesion 1, yakni:
“Tuhan itu maha penyayang, Tuhan maha kaya...berarti ada syarat yang
belum dipenuhi....
Yang membatalkan rezeki adalah sombong ke istri. Maka, yang ramah,
Tuhan tidak sampai hati membuat orang yang hatinya baik,, lama-lama
susah.
Cara terbaik adalah meminta, bersikap ramah dan melayani orang lain.
Izinkan kita yang melayani orang lain”.
Pesan di atas menganjurkan, untuk bersikap ramah dan terbuka kepada
sesama, bersikap ramah tamah terhadap sesama ibarat sinar mentari yang
menyebabkan berbagai kebaikan tumbuh. Mario Teguh juga, mengingatkan
bahwa “semua hal baik terjadi dalam hubungan yang baik antar manusia” (Mario
Teguh, 2009: 35). Sikap ramah akan menciptakan suasana yang nyaman dan
menguatkan keyakinan hati pada sesama sebagai bukti bahwa kita menerima
123
kehadiran mereka. Sesungguhnya keindahan pergaulan itu ada dalam sikap yang
ramah bukan sikap yang acuh tak acuh apalagi sinis terhadap sesama. Rasulullah
SAW bersabda,
"Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang
yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang
paling bermanfaat bagi manusia." (HR Thabrani dan Daruquthni, dari
Jabir RA).
Hadis di atas kembali mengingatkan jati diri kemanusiaan kita agar selalu
bersikap ramah dalam berinteraksi sosial di antara sesama. Seorang palaku bisnis,
harus bersikap ramah dalam melakukan bisnis. Nabi Muhammad Saw
mengatakan,
“Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis”
(H.R. Bukhari dan Tarmizi).
Dari penyampaian beberapa pesan motivasi yang disampaikan Mario
Teguh dalam talkshow MTGW tersebut, mempunyai andil besar dalam
menyebarkan nilai-nilai perdamaian. Terlihat, nilai-nilai yang disampaikan Mario
Teguh tidak bertentangan dengan tugas suci dakwah sebagai rahmatan lil alamin,
yaitu menjunjung tinggi harkat dan martabat umat manusia. Mario Teguh dalam
hal ini, cukup berhasil dalam mensyiarkan nilai-nilai Islam secara substansial,
yaitu dengan mengutamakan sistem penanaman “nilai-nilai Islam” kedalam jiwa
manusia tanpa perlu mendahulukan “simbol-simbol keIslaman” secara formal
dalam berdakwah. Sudah seharusnya, nilai-nilai substantif Islam di terapkan
dalam kehidupan sehari-hari, sebagai perwujudan penegakan harkat dan martabat
manusia, keadilan, dan rahmat bagi seluruh alam semesta.
Peranan agama sebagai instrumen pengikat kebersamaan sudah
sepantasnya dijalankan, bukan sebaliknya memosisikan agama sebagai sumbu
122
pemicu tindakan kekerasan atau radikalisme. Simbol-simbol keIslaman seperti
masjid, jilbab, Alquran, ka‟bah dan lain-lain hendaknya dimanfaatkan untuk
menebarkan perdamaian dan kerukunan, bukan dieksploitasi untuk memprovokasi
kekerasan yang merugikan orang lain (Zubaedi, 2012: 75).
Salah besar untuk disebut agama, ketika justru mendukung gerakan
kekerasan, penindasan. Simbol-simbol Islam itu hanyalah ungkapan-ungkapan
yang tidak dipahami dan kadang-kadang inti darinya tidak dimengerti oleh banyak
orang (Hakim, dkk, 2004: 241).
Sebagaimana ungkapan Mario Teguh dalam wawancaranya yang telah
dilangsir di sufinews.com. mengatakan, bahwa beliau menghindari komponen-
komponen komunikasi yang terlalu mengindikasikan agama Islam secara formal
atau verbal. Sebagaimana kutipan dibawah ini;
Buat saya, ketika kita betul-betul dengan sadar sesadarnya mengatakan “ya
!” terhadap keberadaan dan keesaan Allah (laa ilaaha illallaah; red) kita
tak perlu repot-repot lagi memikirkan lebel-lebel formal ketuhanan.
Pokoknya terus berlaku jujur, menjaga kerahasiaan klien, menganjurkan
yang baik, menghindarkan perilaku, sikap dan pikiran buruk, saya rasa ini
semua pilihan orang-orang beriman. Itu alasan pertama Alasan kedua,
Islam itu agama rahmat untuk semesta alam loch. BerIslam itu mbok yang
keren abis gitu loch! Maksudnya jadi orang Islam mbok yang betul-betul
memayungi (pemeluk) agama-agama lain. Agama kita itu sebagai agama
terakhir dan penyempurna bagi agama-agama sebelumnya. Agama kita
puncak kesempurnaan agama loch. Dan karenanya kita harus tampil
sebagai pembawa berita bagi semua. Kita tidak perlu mengunggul-
unggulkan agama kita yang memang sudah unggul dihadapan saudara-
saudara kita yang tidak seagama dengan kita. Bagaimana Islam bisa dinilai
baik kalau kita selaku muslim lalu merendahkan agama (dan pemeluk)
agama lain (http://sufinews.com, 2009).
Pemahaman dakwah yang keliru terhadap konsep dakwah adalah titik
rawan yang dapat mendorong terjadinya”konflik keagamaan”, yang pada
gilirannya terjadi “konflik sosial” dalam kehidupan masyarakat. Dakwah yang
dipahami sebagai suatu aktifitas menyeru serta mengajak orang yang berlainan
122
agama untuk pindah agama/ konversi, hanya akan memancing timbulnya
pertikaian dan perpecahan di kalangan pemeluk agama. Untuk itu para penyeru
agama (da‟i) dalam melakukan dakwah mereka harus menghindari praktek
“menghalalkan segala cara” untuk menarik orang yang telah beragama kepada
agama mereka atau untuk tujuan dakwah mereka, karena aktivitas itu telah
memasuki intern wilayah privat orang lain, sehingga tidak mengganggu harkat
dan martabat serta nilai-nilai universal HAM yang telah diberikan oleh Tuhan.
Islam menghormati perbedaan, terlihat jelas dalam Alquran, berikut ini:
الرشد من الغي فمن يكفر بالطاغوت وي ؤمن ين قد ت ب ني ال إكراه ف الديع عليم باللو ف قد استمسك بالعروة الوث قى ال انفصام لا واللو س
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu
Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut. dan beriman kepada Allah,
Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat
yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui
(Q.S. al-Baqarah: 256).
لكم دينكم ول دين “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku (Q.S. al-Kafirun: 6).
Dalam Islam, percaya atau beriman kepada Allah semata-mata karena
petunjuk-Nya. Pemilihan seseorang terhadap agamanya harus dilakukan secara
sadar dan sukarela. Tidak boleh dengan paksaan, baik secara fisik maupun secara
sugestif dalam segala bentuk manifestasinya.
Pesan-pesan Mario Teguh, setidaknya dapat mewujudkan gerakan anti
kekerasan, dengan berupaya aktif menebarkan perdamaian, dan kasih sayang demi
tegaknya suasana hidup damai dalam masyarakat yang plural (majemuk). Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang pluralistik, karena terdiri dari berbagai suku,
122
bahasa, etnis, dan agama. Perspektif bahwa seolah-olah ajaran Islam akan
membawa masyarakat kepada kehidupan yang monolitik, dan bukan pluralistik
adalah persepsi yang keliru.
Islam sangat toleran dan menghargai agama-agama lain. Cukup banyak
anjuran dan perintah untuk mencari kalimatun sawaa (iman kepada Allah dan
amal shaleh), sebuah tititk temu dalam hubungan beragama dan bermasyarakat, di
luar aspek teologis yang sudah berbeda. Sebagaimana intisari dari dakwah, adalah
sebagai petunjuk bagaimana manusia menjaga nilai dan martabat manusia, dan
mencapai jalan lurus kebahagiaan. Hidup yang damai merupakan kebutuhan dasar
manusia (human basic needs) yang menjadi hak asasinya yang paling penting
ditengah masyarakat dan bangsa Indonesia yang kita cintai.