bab iv proses semen
DESCRIPTION
tentang listrik pada semenTRANSCRIPT
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
BAB IV
APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) SIEMENS
SIMATIC STEP 7 300 SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA KILN
THRUSTER INDARUNG IV PT SEMEN PADANG
4. 1 Kiln Dan Thruster
Dalam proses pembuatan semen, dapat diketahui bahwa Kiln merupakan
tempat pembakaran utama material dalam sebuah pabrik semen, dimana hasil
pembakaran pada Kiln ini berupa bahan baku semen yaitu klinker. Kiln berbentuk
tabung yang berdiameter 5 meter dan panjang 85 meter. Dimana pada saat beroperasi
tabung ini akan berputar dengan kecepatan yang diatur pada suhu tertentu ( sekitar
1350° C - 1550° C ), kecepatan putar tersebut di atur berdasarkan banyaknya material
yang masuk pada Kiln. Semakin banyak material yang masuk, maka kecepatan putar
akan diatur semakin cepat, hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pembakaran
dalam Kiln sehingga hasilnya tidak mentah.
Gambar 8. Kiln pada pabrik Indarung IV PT. Semen Padang
32
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Kiln itu sendiri berputar menggunakan 4 buah cincin yang menyatu dengan
Shell Kiln, cincin ini biasa disebut dengan Life Ring yang akan ikut berputar bersama
Kiln. Life Ring tersebut ditempatkan pada masing-masing pondasi Kiln, yaitu :
1. Pondasi 1 , dimana terletak pada inlet Kiln ( setelah Suspension Preheater )
2. Pondasi 2, 3 , dimana terletak pada bagian tengah Kiln
3. Pondasi 4 , dimana terletak pada outlet Kiln ( Burner )
Gambar 9. Letak Life Ring Kiln
Dengan beban yang berat serta temperatur yang tinggi akan menyebabkan
supporting roller dan Life Ring mudah mengalami proses keausan, karena tingginya
tingkat pemuaian material pada supporting roller dan Life Ring serta titik geseknya
yang tetap diantara keduanya.
33
LIFE RING
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 10. Supporting Roller dan Life Ring
Untuk menghindari terjadinya proses keausan material tersebut dengan cepat
maka dirancanglah suatu metode yang dikenal dengan Kiln Thruster.. Prinsip kerja
Kiln Thruster secara umum yaitu menggerakkan posisi Kiln ke atas dan kebawah pada
bagian Life Ring nya secara periodik menggunakan sistem hidrolik sehingga titik
gesek yang disebabkan perputaran Kiln dan Supporting Roller nya berganti-ganti,
dengan demikian waktu proses keausan material supporting roller dan lifering dapat di
reduksi.
Gambar 11. Kiln Thruster beserta Life Ring
34
Supporting Roller
Life Ring
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 12. Posisi Kiln Thruster di lapangan
Kiln Thruster bekerja dengan sistem start/stop pompa Hidrolik untuk menggeser
posisi Kiln sekaligus Life Ring nya ke posisi atas serta dengan prinsip membuka valve
untuk menggeser posisi Kiln kearah bawah dengan mengandalkan gravitasi. Jarak
pergerakkan Kiln ke atas dan kebawah dibatasi maksilmal 50 mm ( +25 mm keatas
dan -25 mm kebawah dari posisi default Kiln ), namun pada operasionalnya jarak
yang digunakan adalah 30 mm ( + 15 mm ke atas dan - 15 mm kebawah dari posisi
default Kiln) , program pompa hidrolik untuk menggeser Kiln ke atas dan program
menggeser Kiln ke bawah bekerja bergantian, tergantung dari posisi Kiln, logikanya,
untuk operasi normal, saat Kiln sudah berada pada posisi +15 (posisi atas), maka
program yang beroperasi adalah program menggeser Kiln ke bawah, saat Kiln sudah
mencapai posisi -15 di bawah, program yang beroperasi berganti ke program pompa
hidrolik, hingga nantinya program berganti lagi saat Kiln kembali ke posisi +15,
sebagai penanda posisi Kiln ini (+15 atau -15) di gunakan Limit Switch sebagai
inputnya, dimana posisi Limit Switch ini di lapangan dirancang sedemikian rupa agar
tersentuh saat Kiln berada di posisi atas juga pada posisi bawah.
35
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 13. Limit Switch sebagai batas pergerakan Kiln
Pada mulanya kontrol Kiln Thruster menggunakan kontrol hardware, dimana
kontrol dengan sistem ini bersifat manual menggunakan relay, kontaktor, serta timer .
Hal tersebut sangat menyulitkan bila sedang terjadi kerusakaan, karena banyaknya
kabel-kabel yang peletakkannya tidak teratur atau rapi.
Seiring perkembangan teknologi, maka sistem kontrol manual tersebut diganti
dengan sistem otomatis menggunakan PLC Siemens Simatic Step 7. Dimana sistem
yang semulanya di setting secara manual, kini di ubah dengan setting secara digital
melalui program dan dijalan oleh PLC sebagai kontrol utama pada Kiln Thruster.
36
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 14. Panel kontrol Kiln Thruster model lama
Gambar 15. Panel kontrol Kiln Thruster dengan PLC Siemens Simatic S7
37
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Secara blok diagram prinsip kerja PLC Siemens Simatic 7 dengan Kiln Thruster
adalah sebagai berikut :
Gambar 16. Konfigurasi Sistem Kerja Kiln Thruster
4. 2 PLC ( Programmable Logic Control )
Programmable Logic Control ( PLC ) adalah suatu sistem elektronik yang
dioperasikan secara digital, menggunakan memori yang bisa diprogram (progmable)
untuk menyimpan secara internal instruksi-instruksi yang user oriented, untuk
mengimplemenntasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logic, sequencing, timing,
counting, dan arithmatic, guna mengontrol berbagai tipe mesin atau proses, melalui
input dan output digital maupun analog. Gambar berikut memperlihatkan konsep
pengontrolan yang dilakukan oleh sebuah PLC.
38
Motor Hidrolik Pump
MCC
I/OLC 2.1
PLC
HMITransducer &
SA/SD BoxKilnThruster
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 17. Aplikasi PLC
Walaupun istilah PLC secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat
diprogram, tapi pada kenyataannya PLC secara fungsional tidak lagi terbatas pada
fungsi-fungsi logika saja. Sebuah PLC dewasa ini dapat melakukan perhitungan-
perhitungan aritmatika yang relatif kompleks, fungsi komunikasi, dokumentasi dan
lain sebagainya, sehingga dengan alasan ini dalam beberapa buku manual, istilah PLC
sering hanya ditulis sebagai PC - Programmable Controller saja.
Perangkat keras PLC pada dasarnya tersusun dari empat komponen utama
berikut:
1. Prosesor
2. Power supply
3. Memori
4. Modul Input/Output.
Secara fungsional interaksi antara ke-empat komponen penyusun PLC ini dapat
diilustrasikan pada gambar berikut:
39
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 18. Interaksi Komponen-komponen sistem PLC
4. 2. 1 Prosessor
PLC menggunakan chip microprocessor sebagai intinya dan sekaligus
merupakan otaknya dari PLC. Gerakan actuator yang diperintah oleh inti ini dalam
bentuk program yang diolah oleh microprocessor. Jenis microprocessor yang umum
digunakan adalah: Z80, 6800, 8086, 6502, 6800, 80286 ataupun 80486 serta lainnya
sampai generasi Intel Pentium.
4. 2. 2 Power Supply
Modul Catu Daya ini disuplai dengan tegangan input 115 VAC atau 230 VAC.
Catu Daya ini mengeluarkan tegangan DC, yaitu + 24 V, yang fungsinya memberi
suplai ke modul-modul lainnya. Tegangan input dihidupkan dan dimatikan melalui
sebuah circuit breaker yang dipasang di depan panel, yang dilengkapi pula dengan
lampu-lampu indikasi, sebagai monitor tegangan masuk.
40
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Power supply yang baik idealnya dirancang untuk mengamankan terjadinya
fluktuasi kondisi daya. Tetapi sebuah power supply belum tentu dapat
mengkompensasi kondisi ketidakstabilan tegangan ini, biasanya disebabkan oleh:
a. Jauhnya lokasi sumber energi
b. Sistem sambungan yang tidak baik
c. Dekat dengan peralatan berat
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu alat yang dapat menstabilkan
tegangan sebelum digunakan. Alat yang biasa dipakai adalah Constan Voltage
Transformator atau lebih dikenal dengan nama stabilizer
Gambar 19. Power Supply Siemens S7 300
4. 2. 3 Memory
Karakteristik terpenting dari PLC adalah pemakai dapat menggantikan
program dengan mudah dan cepat. Tujuan ini dapat dicapai dengan membuat
41
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
karakteristik PLC dilengkapi dengan sistem urutan instruksi ataupun program yang
dapat dieksekusi oleh processor sesuai dengan perintah yang telah diberikan dalam
program. Jenis memory yang biasa digunakan dalam sistem industri diantaranya:
a. RAM ( Random Access Memory )
Hampir semua jenis PLC menggunakan memory jenis RAM (Random Access
Memory). RAM bekerja cepat dan memungkinkan untuk diprogram ulang. RAM
termasuk jenis memori yang mudah dihapus atau mudah hilang / lenyap, terutama jika
sumber energi putus/hilang maka semua data yang tersimpan dalam memori ini akan
hilang juga. Data yang tersimpan dalam memori ini akan tetap bertahan jika ada suatu
tambahan energi misalnya baterai sebagi back up bila energi utamanya hilang atau
putus secara mendadak. Namun demikian baterai yang berfungsi sebagai back up
tetap harus dalam kondisi standby (berenergi penuh).
b. PROM ( Programmable Read Only Memory )
Untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh memory jenis RAM maka
beberapa jenis PLC menambah memory dengan jenis PROM (Programmable Read
Only Memory). Jenis memory ini dapat menyimpan data secara permanen walaupun
sumber energi sudah terputus (off).
c. EPROM ( Erasable Programmable Read Only Memory )
Untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh jenis memory PROM yaitu
tidak bisa diprogram ulang dan hanya dapat dipakai sekali saja maka beberapa jenis
PLC saat ini banyak dilengkapi dengan memory jenis EPROM (Erasable
Programmable Read Only Memory) yang memngkinkan dapat melakukan
42
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
pemograman secara berulang kali, misalnya dengan cara menyinarinya menggunakan
sinar ultraviolet (UVPROM) atau dengan aliran listrik (EEPROM) atau dengan
mengalirnya dengan arus listrik (EAPROM).
d. ROM ( Read Only Memory )
Jenis memori lainnya yang biasa digunakan adalah ROM (Read Only Memory).
Memory ini tidak bisa di isiulang oleh pemakai. Memory ini digunakan untuk
menyimpan sistem operasi yang dapat menterjemahkan kontrol pemakai ke CCU.
e. CORE
PLC jenis baru banyak menggunakan memory CORE. Biasanya memory ini
digunakan jika kapasitas memory yang dibutuhkan pengembangan adalah memory
jenis Bubble. Kelebihan memory ini mempunyai kapsitas yang besar, kerja yang cepat
dan mudah dalam prosesnya, tetapi harganya cukup mahal.
4. 2. 4 Modul Input / Output
Sistem input/output dari PLC merupakan suatu sistem tersendiri, yakni modul-
modul input maupun output ditempatkan pada rak yang mempunyai catu daya
tersendiri pula. Kapasitas dari suatu rak dari sistem input/output ini bervariasi,
tergantung dari tipe-tipe PLC. Dari hasil pengamatan lapangan, suatu rak I/O dapat
berisi sampai 8 buah modul input/output, masing-masing modul mempunyai kapasitas
input atau output yang bervariasi pula. Jika 8 modul input serta output dimasukkan
pada suatu rak, maka akan dioperoleh titik input atau output sebanyak 256 titik, ini
jika masing-masing modul mempunyai 32 titik input atau output. Untuk menentukan
urutan titik-titik input atau output, mulai dari nomor 1 sampai 256, digunakan suatu
43
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
DIP (Dual In Package) switch 7 segment. Masing-masing modul mempunyai sebuah
DIP switch 7 segment yang ditempatkan pada rak. Sehingga dengan mengatur posisi
switch dari masing-masing segment ini, dengan membuka atau menutup akan
diperoleh suatu urutan nomor dari titik input atau output yang diinginkan.
4. 3 PLC Siemens Simatic Step 7 300 Pada Kiln Thruster
Pada Kiln Thruster, PLC yang digunakan adalah Siemens S7 300, dengan
pertimbangan bahwa Siemens Simatic Step 7 merupakan CPU PLC (Programable
Logic Controler ) keluaran Siemens yang paling terbaru yang dapat menangani sebuah
sistem personal yang di program sesuai dengan kebutuhan. Dimana disini di pakai S7
300 CPU 314 dengan karakteristik sebagai berikut :
Overview CPU 314
For installations with medium requirements on program scope
High processing performance in binary and floating-point
arithmetic
Micro memory card required to operate the CPU.
CPU 314
Order No. 6AG1 314-1AG13-2AB0
Order No. based on 6ES7 314-1AG13-0AB0
Ambient temperature range -25 °C to +60 °C,
condensation permissible
Ambient conditions Suitable for extraordinary medial
exposure (e.g. by chloric and
sulphuric atmospheres).
Conformity with standard for
electronic devices on rail vehicles
(EN 50155, temperature T1,
category 1).
Yes
Technical data The technical data are identical
with the technical data of the
based on modules.
Gambar 20. SIEMENS CPU 314 Series
44
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
S7 300 dapat menggantikan sistem lama masih menggunakan S5. Dengan S7
dapat dengan mudah untuk memodifikasi program sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa Keuntungan S7 300 dibanding S5.
Dukungan Sistem Operasi yang lebih user friendly
Program berbasis Ladder yang mudah untuk di buat dan di mengerti
Dukungan Spare part yang masih banyak.
Dapat mendukung untuk sistem SCADA
S7 300 bisa menggunakan lebih dari satu Digital Input dan Digital Output
sebagai Inteface. DI dan DO yang digunakan merupakan DI dan DO yang support
dengan CPU 314 yang digunakan. 32 x 24 Volt DI dan DO. Dimana karakteristik
Digital Input yang digunakan :
Digital inputsFor connecting standard switches and two-wire proximity switches (BERO)
Technical specifications6ES7 321-1BP00-0AA0Voltages and currentsLoad voltage L+• Rated value (DC) 24 VCurrent consumptionfrom backplane bus 5 V DC, max. 100 mAPower loss, typ. 7 WConnection pointrequired front connectors Cable: 6ES7 392-4Bxx0-0AA0Terminal blocks:6ES7 392-1xN00-0AA0Digital inputsNumber of digital inputs 64Number of simultanneouslycontrollable inputs• vertical installation- up to 40 °C, max. 32• horizontal installation- up to 40 °C, max. 64- up to 60 °C, max. 32Input characteristic curve toIEC 1131, Typ 1Input voltage• Rated value, DC 24 V• for signal "0" -30...5 V• for signal "1" 13...30 V
Gambar 21. Modul Digital Input dan Spesifikasinya
45
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Digital Ouput yang digunakan :
Digital outputsFor connecting solenoid valves, contactors, low-power motors,
lamps and motor
Technical specifications6ES7 322-1BP00-0AA06ES7 322-1BP50-0AA0Voltages and currentsLoad voltage L+• Rated value (DC) 24 V 24 VCurrent consumptionfrom load voltage L+(without load), max.75 mA 75 mAfrom backplane bus 5 V DC,max.100 mA 100 mAPower loss, typ. 6 W 6 WConnection pointrequired front connectors Cable: 6ES7 392-4Bxx0-0AA0Terminal blocks:6ES7 392-1xN00-0AA0Cable: 6ES7 392-4Bxx0-0AA0;Terminal blocks:6ES7 392-1xN00
Gambar 22. Modul Digital Output dan Spesifikasinya
46
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 23. CPU Siemens Simatic Step 7 300 beserta Power Supply dan Modul
Input/Output
4. 4 Dasar-dasar Gerbang Logika Pemrograman PLC
Untuk membuat program pada PLC ( Programmable Logic Control )
sebelumnya harus memahami dasar – dasar gerbang logika karena prinsip kerja PLC
menggunakan sinyal – sinyal digital dan di proses dengan aturan digital yang
menerapkan sistem sinyal digital dengan dua keadaan yaitu “0” untuk keadaan
OFF( Low ) dan “1” untuk keadaan ON( high ). Adapun dasar – dasar gerbang logika
adalah sebagai berikut :
4. 4. 1 Gerbang AND
Gambar 24. Gerbang Logika AND
a. Dua input
b. Tiga input
Gerbang logika AND adalah suatu gerbang yang mempunyai minimal
dua input atau lebih dan hanya satu output. Output yang dihasilkan oleh
gerbang AND akan bernilai berlogika 1 ( high) jika semua inputnya berlogika
1 ( high ). Gerbang ini dapat diilustrasikan dengan saklar-saklar yang dipasang
seri untuk menghidupkan lampu seperti gambar berikut ini :
47
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 25. Ilustrasi gerbang AND dengan tiga input (saklar)
Dari ilustrasi diatas lampu dapat menyala jika dan hanya jika ketiga
saklar tersebut dalam kondisi On (1), jika salah satu saja saklar dalam keadaan
terbuka (Off) maka lampu dalam keadaan padam.
Kondisi tersebut dapat dirangkum dalam suatu tabel kebenaran dari
gerbang AND yang menunjukan bahwa A (input), B (input) dan Y (output)
seperti pada tabel kebenaran berikut :
Input A Input B Output Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Tabel 2. Tabel Kebenaran Gerbang AND dengan Dua Input
Secara umum untuk gerbang yang mempunyai n input akan
mempunyai 2n kombinasi input yang mungkin, sehingga dari contoh pada
tabel di atas mempunyai 4 kombinasi dari (22). Secara boolean gerbang logika
AND dengan dua input dapat dinotasikan sebagai: Y= A.B
4. 4. 2 Gerbang OR
48
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 26. Gerbang logika OR
Gerbang logika OR ialah suatu gerbang yang mempunyai dua input atau
lebih dan hanya mempunyai satu buah output. Gerbang ini akan menghasilkan
output berlogika “0” ( low ) jika dan hanya seluruh inputnya berlogika “0” ( low
). Rangkaian dua saklar atau lebih yang dipasang secara paralel untuk
menghidupkan lampu dengan satu sumber adalah contoh ilustrasi dari gerbang
logika OR, seperti gambar berikut :
Gambar 27. Ilustrasi gerbang logika OR dengan tiga input
Lampu akan dapat dihidupkan jika salah satu atau dua saklar
dihubungkan dan lampu akan tetap padam jika semua saklar dalam keadaan
terbuka (Off).Kemungkinan kombinasi dari beberapa input gerbang logika OR
dapat dilihat pada tabel kebenaran berikut ini :
Input A Input B Output
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Tabel 3. Tabel kebenaran gerbang OR dengan dua input
49
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Secara boolean, gerbang logika OR dengan dua input dinotasikan
sebagai: Y=A+B
4. 4. 3 Gerbang NOT ( NOT Inverter / Inverter )
Gambar 28. Gerbang Logika NOT
Gerbang logika NOT/ Inverter hanya mempunyai satu buah input dan
satu buah output. Kondisi outputnya selalu berlawanan dengan kondisi input.
Jika inputnya berlogika “1” ( high ) maka kodisi outputnya akan berlogika “0”
( low ), demikian pula sebaliknya. Gerbang logika ini dapat di ilustrasikan
melalui gambar di bawah ini :
Gambar 29. Ilustrasi gerbang logika NOT/Inverter
Jika saklar dalam kondisi terhubung (on) maka arus listrik tidak
melewati lampu sehingga lampu dalam kondisi padam (off). Jika saklar dalam
keadaan terbuka (off) maka lampu akan menyala (on) karena terhubung
dengan kutub positif sumber. Kombinasi input yang menghasilkan output dari
gerbang ini dapat dilihat pada tabel kebenaran berikut :
Input A Input B
0 1
1 0
Tabel 4. Tabel kebenaran NOT Gate
50
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Secara boolean, gerbang logika NOT dengan satu input dinotasikan
sebagai: Y= A
4. 4. 4 Gerbang NAND
Gambar 30. Gerbang logika NAND
a. Dua input
b. Tiga input
Gerbang logika NAND (NOT AND) mirip dengan gerbang logika
AND, hanya pada outputnya diberi inverter. Gerbang ini disebut juga gerbang
universal karena dapat juga digunakan untuk membuat gerbang-gerbang
logika lainnya. Ilustrasi dari gerbang logika ini dapat dilihat pada gambar di
berikut ini :
Gambar 31. Ilustrasi gerbang logika NAND
Jika kedua saklar input dalam kondisi terhubung (on) maka relay akan
mendapat tegangan (on) maka relay akan mendapatkan tegangan (on). Pada
saat relay bertegangan (on) maka lampu berada dalam kondisi padam (off)
51
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
karena terputus arusnya dari sumber melalui kontak normally close (NC)
relay. Jika satu atau kedua saklar dalam keadaan terbuka (off) maka lampu
akan mendapat tegangan melalui kontak NC relay yang sedang dalam keadaan
off.
Kombinasi input dari gerbang ini dapat dilihat pada tabel kebenaran berikut :
Input A Input B Output (Y)
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Tabel 5. Tabel kebenaran gerbang logika NAND dengan dua input
Secara boolean, gerbang logika NAND dengan dua input dinotasikan
sebagai Y=: A.B.
4. 4. 5 Gerbang NOR
Gambar 32. Gerbang logika NOR
a. Dua input
b. Tiga input
Gerbang NOR (NOT OR) mempunyai sifat yang sama dengan gerbang
logika OR, hanya diberi inverter pada ouputnya. Gerbang ini akan
menghasilkan output berlogika “1” ( high ) jika dan hanya seluruh inputnya
52
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
berlogika “0” ( low ). Ilustrasi dari gerbang logika ini dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Gambar 33. Ilustrasi gerbang logika NOR
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa jika salah satu saklar atau
semua saklar sebagai input dihubungkan (on) maka lampu tidak akan menyala
karena arusnya terputus oleh kontak NC dari relay yang sedang dalam keadaan
on. Jika semua saklar dalam keadaan terbuka (off) maka lampu akan menyala
(on) karena terhubung langsung tegangan melalui kontak NC relay ( kumparan
relay dalam keadaan tidak bertegangan atau off ).
Input A Input B Output (Y)
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Tabel 6. Tabel kebenaran gerbang NOR
Secara Boolean dinotasikan sebagai : Y = A+B
4. 4. 6 Gerbang XOR
53
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 34. Gerbang logika XOR dua input
Gerbang logika XOR akan menghasilkan ouput yang berlogika ( high )
jika logika “1” ( tinggi ) pada inputnya berjumlah ganjil. Sifat yang dimiliki
oleh gerbang ini dapat dimanfaatkan sebagai indikator kesamaan ( comparator
) dengan dua input yang dapat membandingkan dua buah sinyal, jika ada
perbedaan jumlah input yang berlogika “1” ( high ) ganjil maka akan
memberikan output tinggi sehingga dapat dipakai sebagai indikator.
Karakteristik ouput dari kombinasi dua input gerbang ini dapat
dipahami melalui tabel kebenaran di berikut ini :
Input A Input B Ouput (Y)
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Tabel 7. Tabel kebenaran gerbang XOR
Gerbang XOR dapat juga dibentuk dari berberapa gerbang yang lain
seperti gerbang AND, NOT, dan OR seperti gambar berikut ini :
Gambar 35. Kombinasi gerbang logika pembentuk gerbang XOR
54
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Secara Boolean, gerbang XOR dinotasikan sebagai : Y= A+B
4. 4. 7 Gerbang XNOR
Gambar 36. Gerbang logika XNOR
Gerbang XNOR kebalikan dari gerbang XNOR karena jika pada
gerbang XOR dengan input yang sama berlogika nol dan input yang berbeda
berlogika satu, maka pada gerbang XNOR input yang sama, maka pada
gerbang XNOR input yang sama berlogika satu dan input yang berbeda
berlogika nol. Selain itu gerbang XNOR dapat digunakan sebagai pembanding
( komparator ) dengan dua inputan sebagaimana gerbang XOR. Keluaran yang
dihasilkan gerbang ini dapat dilihat pada tabel kebenaran berikut :
Input A Input B Output(Y)
1 1 1
0 1 0
1 0 0
0 0 1
Tabel 8. Tabel kebenaran gerbang XNOR
Secara Boolean, gerbang ini dapat dinotasikan sebagai : Y=A ϴ B
4. 4. 8 Timer
55
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Timer berfungsi untuk mengaktifkan suatu keluaran dengan interval
waktu yang dapat diatur. Pengaturan waktu dilakukan melaui nilai setting
(preset value). Timer tersebut akan bekerja bila diberi input dan mendapat
pulsa clock. Untuk pulsa clock sudah disediakan oleh pembuat PLC. Besarnya
nilai pulsa clock pada setiap timer tergantung pada nomor timer yang
digunakan. Saat input timer ON maka timer mulai mencacah pulsa dari 0
sampai preset value. Bila sudah mencapai preset value maka aan mengaktifkan
Outputyang telah ditentukan.
4. 4. 9 Counter
Fungsi counter adalah mencacah pulsa yang masuk. Sepintas cara kerja
counter dan timer mirip. Perbedaannya adalah timer mencacah pulsa internal
sedangkan counter mencacah pulsa dari luar.
4. 5 Perancangan Program PLC
PLC memiliki bermacam-macam bahasa program yang ditetapkan oleh
(International Electrotecnic Comminssion) IEC61131-3, diantara bahasa – bahasa
program yang umum dipakai dalam bidang perindustrian, perkantoran dan sarana –
saranan pendidikan serta tempat – tempat lain adalah sebagai berikut :
Dalam pemrograman dengan menggunakan PLC, dikenal istilah controller cycle.
Controller cycle adalah rangkaian proses yang dilakukan CPU PLC secara terus-
menerus dan berulang-ulang. Controller cycle ini terdiri dari 3 fase:
1. fase pertama: mengambil ‘image’ dari status inputs
2. fase kedua: eksekusi program
3. fase ketiga: mengaktifkan atau menon-aktifkan output yang ada.
56
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Setelah fase ketiga selesai, maka kontroller akan kembali ke fase pertama, dan
seterusnya. PLC memiliki bermacam-macam bahasa program yang ditetapkan oleh
(International Electrotecnic Comminssion) IEC61131-3 adalah sebagai berikut :
4. 5. 1 Ladder Diagram (Diagram Tangga)
Adalah bahasa pemrograman yang yang dibuat dari persamaan fungsi
logika dan fungsi-fungsi lain berupa pemrosesan data atau fungsi waktu dan
pencacahan. Ladder diagram terdiri dari susunan kontak- kontak dalam satu
group perintah secara horizontal dari kiri ke kanan, dan terdiri dari banyak
group perintah secara verikal. Contoh dari Ladder Diagram ini adalah kontak
normaly open, kontak normaly close, output coil, pemindahan data. Garis
vertikal paling kiri dan paling kanan diasumsikan sebagai fungsi tegangan, bila
fungsi dari group perintah menghubungkan 2 garis vertikal tersebut maka
rangkaian perintah akan bekerja
Gambar 37. Ladder diagram program
4. 5. 2 Function Block Diagram (FB/FBD)
Function block diagram adalah suatu fungsi-fungsi logika yang
disederhanakan dalam gambar block dan dapat dihubungkan dalam suatu
fungsi atau digabungkan dengan fungsi blok lain.
57
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 38. Function Block Diagram diagram program
4. 5. 3 Statement List (STL)
Adalah bahasa program jenis tingkat rendah. Instruksi yang dibuat
berupa susunan sederhana menuju ke operand yang berupa alamat atau
register. Berikut merupakan contoh Statement List :
Gambar 39. Statement List program
4. 5. 4 Structured Text (ST) atau Structure Language (SCL)
Teks terstruktur merupakan bahasa tingkat tinggi yang dapat
memproses system logika ataupun alogaritma dan memungkinkan pemrosesan
system lain. Perintah umumnya menggunakan IF, THEN, ELSE, WHILE DO,
REPEAT, UNTIL. Contoh Text testruktur (ST).
58
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 40. Structured Text program
4. 5. 5 Sequential Function Chart (SFC)
Bahasa program yang dibuat dan disimpan dalam chart. Bagian-bagian
chart memiliki fungsi urutan langkah , transisi dan percabangan. Tiap step
memiliki status proses dan bisa terdiri dari struktur yang berurutan :
Gambar 41. Sequential Function Chart program
4.6 Simatic Manager S7
59
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
SIMATIC Manager adalah : aplikasi dasar untuk mengkonfigurasi atau
memprogram. Fungsi-fungsi berikut ini dapat ditampilkan dalam SIMATIC Manager
Step 7 :
1. Set up project
2. Mengkonfigurasi dan menetapkan parameter ke hardware
3. Mengkonfigurasi hardware Networks
4. Program blocks
5. Debug dan Commission program-program
SIMATIC Manager 7 dapat di operasikan dengan cara :
Offline, tidak terhubung dengan Programmable Controller
Dengan bekerja pada operasi offline ini, kita dapat menguji program yang
dibuat secara simulasi , dimana menu simulasi sudah tersedia pada toolbar
Simatic Manager.
Online, terhubung dengan Programmable Logic Controller
Kebalikan dari meny offline, pada mode operasi ini, PC terhubung
langsung ke hardware, sehingga menu simulasi tidak dapat digunakan.
Minimum sistem hardware komputer yang dibutuhkan untuk menjalankan
Simatic Manager S7 adalah sebagai berikut :
Operating System Minimum Requirements for: Processor RAM Graphics
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MS Windows 2000 Professional P 233 128 MB SVGA 800x600 16 Bit color depth
MS Windows XP Professional P 333 128 MB SVGA 800x600 16 Bit color depth
60
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Minimum sistem software komputer yang dibutuhkan untuk menjalankan
Simatic Manager S7 adalah sebagai berikut :
Operating System Service Pack------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------
MS Windows 2000 Professional SP 3 is required
MS Windows XP Professional SP 1 is required
STEP 7 Professional tidak dapat berjalan pada sistem operasi :
MS Windows 3.1 MS Windows for Workgroups 3.11 MS Windows 95/98/Me/NT MS Windows XP HomeInternet Explorer
Semua sistem operasi harus menggunakan MS Internet Explore 6.0 ( Lebih Tinggi )
4. 7 Narasi Program Kiln Thruster
Secara flow diagram sistem Kiln Thruster digambarkan sebagai berikut :
Gambar 42. Flow diagram sistem Kiln Thruster
Dari flow diagram diatas dapat dijelaskan bahwa, sebelum Kiln Thruster
beroperasi ada syarat - syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
Motor yang dikontrol ada 2 jenis yaitu motor Lubrikasi ( berjumlah 2 motor )
dan motor Hidrolik ( berjumlah 2 motor ).
o Motor Lubrikasi, berfungsi sebagai lubrikasi Gear Kiln.
61
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Kedua motor lubrikasi ini harus memiliki start yang sama, dimana
untuk dapat memenuhi syarat tersebut sinyal motor ready dan sinyal
overload yang diterima di MCC harus belogika high atau “1” serta
command start baik dari operator CCP maupun local run harus
berlogika high atau “1”. Apabila sudah dalam kondisi start maka kedua
motor ini akan running yang kemudian memberikan sinyal output
motor run. Sinyal output tersebut digunakan untuk 3 address, yaitu :
1. Return signal ke CCP sebagai indikasi di operator bahwa motor
telah running di lapangan.
2. Return signal indikasi running pada panel Kiln Thruster.
3. Return signal input untuk program Kiln UP dan Kiln Down.
o Motor Hidrolik
Motor hidrolik berjumlah 2 buah, namun dalam operasionalnya hanya
di gunakan satu buah. Motor hidrolik dikontrol dengan Limit Switch
dimana kondisi ini beroperasi apabila syarat diatas sudah terpenuhi.
Limit Switch berfungsi sebagai pembatas sekaligus input untuk start
program Kiln Up atau Kiln Down.
62
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 43. Motor Hidrolik pada Kiln Thruster
Pada kondisi operasional normal Limit Switch yang digunakan hanya 2
limit switch, yaitu :
1. LS 2 ( Low / -15mm ), apabila limit switch ini tersentuh maka
motor hidrolik akan memompa Kiln untuk keatas secara bertahap
Maksudnya adalah, Kiln akan didorong keatas selama waktu
tertentu, lalu menahannya selama waktu tertentu, program ini akan
terus berulang (looping) sampai limit switch atas tersentuh. Untuk
mengontrol motor hidrolik run, maka dibutuhkanlah 3 input sinyal,
yaitu :
Sinyal motor ready dari MCC
Sinyal overload dari MCC
Sinyal command yang diberikan dari program Kiln Up
Pada kondisi operasional sinyal yang digunakan adalah input dari
command Kiln Up, dimana motor akan run saat timer program
dijalankan.
63
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
2. LS 1 ( High / + 15mm ), apabila limit switch ini yang tersentuh,
maka program Kiln Down akan beroperasi dan program Kiln Up
dihentikan. Dimana proses nya adalah dengan membuka valve
selama waktu tertentu, dan menahannya selama waktu terentu,
program ini akan berulang terus ( looping ) sampai limit switch LS
2 tersentuh dan program Kiln Up dijalankan.
Dalam operasionalnya proses program Kiln Up atau Kiln Down akan di
tampilkan di panel lampu indikasi yang berada di panel Kiln Thruster.
Selain kedua Limit Switch (LS1/LS2) tersebut, ada 2 Limit Switch untuk
proteksi apabila kedua limit tersebut tidak berfungsi, yaitu :
o LS 3 ( High High + 25 )
o LS 4 ( Low Low – 25 )
Apabila limit switch diatas akan tersentuh, maka lampu indikasi yang menyala
adalah Kiln Position Max.
Dalam operasional normal, Kiln akan menyentuh salah satu limit switch dalam
waktu 2 jam, apabila waktu terlewati maka akan menyebabkan alarm / fault.
Selain kondisi waktu, ada beberapa hal lain yang menyebabkan alarm/ fault,
yaitu:
o Sinyal motor ready dari pompa hidrolik yang di select hilang.
o Sinyal motor running dari kedua motor lubrikasi hilang.
4. 8 Input Data Hardware
Sebelum narasi diatas dijadikan sebuah program dalam bentuk “ block “, maka
langkah pertama adalah menyusun sebuah project baru sekaligus konfigurasi
hardware. Kemudian memilih modul PLC yang akan digunakan berdasarkan I/O yang
64
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
akan digunakan. Setiap project mencakup konfigurasi perangkat keras PLC dan
program logika yang memiliki fungsi tertentu.
Langkah – langkah membuat project baru adalah sebagai berikut :
1. Klik icon SIMATIC MANAGER pada desktop
2. Klik File → New → Project
Gambar 44. New Project STEP 7 Wizard
3. Klik Finish
Selanjutnya adalah memilih jenis PLC dan konfigurasi hardware yang akan
digunakan atau disebut “Stations”, langkah – langkahnya adalah sebagai
berikut :
1. Klik icon project yang telah dibuat
2. Klik Insert → Station → Pilih SIMATIC 300 Station
65
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 45. SIMATIC 300 Station
4. 7. 1 Consumer List dan I/O List
Pada Kiln Thruster, objek yang akan dikontrol ada 4 motor yaitu 2
motor lubrikasi dan 2 motor hidrolik. Berdasarkan nomor default yang ada di
Indarung IV, maka dapat di buat consumer list sebagai berikut :
No Objek Keterangan
1 4W1W08M1 Lubrication Pump 1
2 4W1W08M2 Lubrication Pump 2
3 4W1W08M3 Hydraulic Pump 1
4 4W1W08M4 Hydraulic Pump 2
Tabel 9. Consumer List Kiln Thruster
Berdasarkan informasi ini, maka dapat dibuat I/O list seperti table berikut :
66
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
No I/O Symbol Keterangan
1 Q 8.0 4W1W08M1C Lub. Pump 1 Command Start
2 I 3.0 4W1W08M1C CCP Command Lub. Pump 1 from CCP
3 I 0.1 4W1W08M1L Lubrication Pump 1 Local Start
4 I 0.0 4W1W08M1MR Lubrication Pump 1 Motor Ready
5 Q 9.0 4W1W08M1MR CCP MR 4W1M08M1C From CCP
6 I 0.3 4W1W08M1OV Lubrication Pump 1
7 I 0.2 4W1W08M1R Lubrication Pump 1 Return
8 Q 9.1 4W1W08M1R CCP Run 4W1M08M1C From CCP
9 Q 8.1 4W1W08M2C Lub. Pump 2 Command Start
10 I 3.1 4W1W08M2C CCP Command Lub. Pump 2 from CCP
11 I 0.5 4W1W08M2L Lubrication Pump 2 Local Start
12 I 0.4 4W1W08M2MR Lubrication Pump 2 Motor Ready
13 Q 9.2 4W1W08M2MR CCP MR 4W1M08M2C From CCP
14 I 0.7 4W1W08M2OV Lubrication Pump 2
15 I 0.6 4W1W08M2R Lubrication Pump 2 Return
16 Q 9.3 4W1W08M2R CCP Run 4W1M08M2C From CCP
17 Q 8.2 4W1W08M3C Hydr. Pump 1 Command Start
18 I 3.2 4W1W08M3C CCP Command Hydr. Pump 1 from CCP
19 I 1.1 4W1W08M3L Hydraulic Pump 1 Local Start
20 I 1.0 4W1W08M3MR Hydraulic Pump 1 Motor Ready
21 Q 9.4 4W1W08M3MR CCP MR 4W1M08M3C From CCP
22 I 1.3 4W1W08M3OV Hydraulic Pump 1
23 I 1.2 4W1W08M3R Hydraulic Pump 1 Return
67
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
24 Q 9.5 4W1W08M3R CCP Run 4W1M08M3C From CCP
25 Q 8.3 4W1W08M4C Hydr. Pump 2 Command Start
26 I 3.3 4W1W08M4C CCP Command Hydr. Pump 2 from CCP
27 I 1.5 4W1W08M4L Hydraulic Pump 2 Local Start
28 I 1.4 4W1W08M4MR Hydraulic Pump 2 Motor Ready
29 Q 9.6 4W1W08M4MR CCP MR 4W1M08M4C From CCP
30 I 1.7 4W1W08M4OV Hydraulic Pump 2
31 I 1.6 4W1W08M4R Hydraulic Pump 2 Return
32 Q 9.7 4W1W08M4R CCP Run 4W1M08M4C From CCP
Tabel 10. I/O List Motor Kiln Thruster
Dari table diatas dapat dilihat bahwa, Kiln Thruster membutuhkan 20
input (I) dan 12 output (Q) yang terhubung ke PLC. Berdasarkan data tersebut
Kiln Thruster membutuhkan 2 buah modul input dan 2 buah modul output.
4. 7. 2 Hardware Configuration SIMATIC Manager Step 7
Untuk bisa masuk ke frame hardware configuration, dapat dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut :
Klik ganda icon “Simatic 300 Station”
Klik ganda icon “Hardware”, maka muncul frame “Hardware
Configuration”
68
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 46. Frame konfigurasi Hardware SIMATIC S7
Klik icon “Catalog”, muncul frame “Hardware Catalog” yang berisi 3
pilihan, yaitu : Profibus DP, Simatic 300 dan Simatic 400
Langkah – langkah pengisian Hardware Component :
Klik tanda [+] di kiri Simatic 300
Klik ganda tanda Rack-300 → Klik ganda Rail,muncul table yang baris
pertamanya sudah di select
Untuk memilih jenis Power Supply, di Frame “Hardware Catalog” pada
baris pertama, klik tanda [+] di kiri PS-300 → double klik PS 307 5A,
muncul di tabel tulisan PS307 5A, dan baris pertama terselect
Untuk memilih Processor yang akan digunakan, klik tanda [+] di kiri
CPU-300 → klik ganda CPU 314, lalu cari jenis CPU yang digunakan,
untuk project ini, pilih CPU jenis 6ES7-314-1AG13-0AB0, dan baris ke
dua terselect
69
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Baris ke tiga di isi dengan IM (Interface Module), baris ini tidak
digunakan, maka baris ini dikosongkan.
Untuk mendaftarkan jenis DI dan DO, klik tanda [+] di kiri SM-300, lalu
klik tanda [+] di kiri DI-300 → pilih dan klik ganda jenis DI yang
digunakan, begitu juga dengan mendaftarkan DO. Setelah DI dan DO
didaftarkan, klik tombol “save”, maka akan tampil di layar seperti gambar
berikut :
Gambar 47. Hardware Configuration Kiln Thruster
4. 9 Pemrograman Kiln Thruster dengan SIMATIC S7
Pada bagian ini, yang pertama kali harus dilakukan adalah mendata motor
yang masuk ke dalam sistem, yaitu data alamat atau simbol masukan dan keluaran
motor yang digunakan, juga alamat/simbol masukan dan keluaran non motor yang
termasuk ke dalam sistem. Langkah – langkah membuat symbol table adalah sebagai
berikut :
Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri “Rizky Kiln Thruster”
70
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri “SIMATIC 300 Station”
Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri “CPU 314”
Klik “S7 Program(1)”, sehingga akan muncul tiga pilihan di layar kanan,
yaitu : Source Files, Blocks dan Symbols
Klik ganda “Symbols”, yang harus diisi pada table tersebut adalah kolom
“symbol” dan “address”, sementara kolom “data type” akan terisi otomatis,
untuk kolom “Comment” dapat diisi sesuai kebutuhan, seperti gambar berikut:
Statu
s Symbol Address
Data
Type Comment
1 4W1W08M1MR I 0.0 BOOL Lubrication Pump 1 Motor Ready
2 4W1W08M1L I 0.1 BOOL Lubrication Pump 1 Local
3 4W1W08M1R I 0.2 BOOL Lubrication Pump 1 Return
4 4W1W08M1OV I 0.3 BOOL Lubrication Pump 1
5 4W1W08M2MR I 0.4 BOOL Lubrication Pump 2 Motor Ready
6 4W1W08M2L I 0.5 BOOL Lubrication Pump 2 Local
7 4W1W08M2R I 0.6 BOOL Lubrication Pump 2 Return
8 4W1W08M2OV I 0.7 BOOL Lubrication Pump 2
9 4W1W08M3MR I 1.0 BOOL Hydraulic Pump 1 Motor Ready
10 4W1W08M3L I 1.1 BOOL Hydraulic Pump 1 Local
11 4W1W08M3R I 1.2 BOOL Hydraulic Pump 1 Return
12 4W1W08M3OV I 1.3 BOOL Hydraulic Pump 1
13 4W1W08M4MR I 1.4 BOOL Hydraulic Pump 2 Motor Ready
14 4W1W08M4L I 1.5 BOOL Hydraulic Pump 2 Local
15 4W1W08M4R I 1.6 BOOL Hydraulic Pump 2 Return
16 4W1W08M4OV I 1.7 BOOL Hydraulic Pump 2
17 4W1W08M1C CCP I 3.0 BOOL Command Lub. Pump 1 from CCP
18 4W1W08M2C CCP I 3.1 BOOL Command Lub. Pump 2 from CCP
19 4W1W08M3C CCP I 3.2 BOOL Command Hydr. Pump 3 from CCP
20 4W1W08M4C CCP I 3.3 BOOL Command Hydr. Pump 4 from CCP
21 LS1 I 4.0 BOOL Limit Switch 1 / High
22 LS2 I 4.1 BOOL Limit Switch 2 / Low
23 LS3 I 4.2 BOOL Limit Switch 3 / High High
24 LS4 I 4.3 BOOL Limit Switch 4 / Low Low
71
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
25 LS5 I 5.0 BOOL Limit Switch 5
26 P1 I 5.1 BOOL Pressure Hydraulic 1
27 P2 I 5.2 BOOL Pressure Hydraulic 2
28 F1 I 5.3 BOOL Flow Oil Hydraulic 1
29 F2 I 5.4 BOOL Flow Oil Hydraulic 2
30 Reset I 5.6 BOOL Reset
31 Hold Down M 0.1 BOOL Valve open Hold
32 Hold Up M 0.2 BOOL Motor Running Hold
33 Hold Down 1 M 0.3 BOOL Valve open Hold 1
34 Hold Up 1 M 0.4 BOOL Motor Running Hold 1
35 1 M 0.0 BOOL Logic 1
36 0 M 0.1 BOOL Logic 0
37 4W1W08M1C Q 8.0 BOOL Lub. Pump 1 Command Start
38 4W1W08M2C Q 8.1 BOOL Lub. Pump 2 Command Start
39 4W1W08M3C Q 8.2 BOOL Hydr. Pump 1 Command Start
40 4W1W08M4C Q 8.3 BOOL Hydr. Pump 2 Command Start
41 Sel val Q 8.4 BOOL Command Selenoid Valve
42 4W1W08M1MR CCP Q 9.0 BOOL MR 4W1M08M1C From CCp
43 4W1W08M1R CCP Q 9.1 BOOL Run 4W1M08M1C From CCP
44 4W1W08M2MR CCP Q 9.2 BOOL MR 4W1M08M2C From CCP
45 4W1W08M2R CCP Q 9.3 BOOL Run 4W1M08M2C From CCP
46 4W1W08M3MR CCP Q 9.4 BOOL MR 4W1M08M3C From CCP
47 4W1W08M3R CCP Q 9.5 BOOL Run 4W1M08M3C From CCP
48 4W1W08M4MR CCP Q 9.6 BOOL MR 4W1M08M4C From CCP
49 4W1W08M4R CCP Q 9.7 BOOL Run 4W1M08M4C From CCP
50 Lamp 1 Q 10.0 BOOL Kiln Up
51 Lamp 2 Q 10.1 BOOL Kiln Position Max
52 Lamp 3 Q 10.2 BOOL Kiln Position Up
53 Lamp 4 Q 10.3 BOOL Kiln Position Down / Low
54 Lamp 5 Q 10.4 BOOL Fault
55 Lamp 6 Q 10.5 BOOL On
56 Lamp 7 Q 10.6 BOOL Hydraulic Pump 2 On
57 Lamp 8 Q 10.7 BOOL Hydraulic Pump 1 On
58 Lamp 9 Q 11.0 BOOL Lubrication Pump 2 On
59 Lamp 10 Q 11.1 BOOL Lubrication Pump 1 On
60 Lamp 11 Q 11.2 BOOL Kiln Down
61 Valve Q 11.3 BOOL Valve Open
62 4W1W08M3/M4 Run Q 11.4 BOOL Motor Running
72
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Tabel 11. Symbols List untuk program Kiln Thruster
4. 9. 1 Function Block Diagram (FBD) Kiln Thruster
Setelah address yang dibutuhkan Kiln Thruster dibuat, langkah
selanjutnya adalah membuat Function Block Diagram, dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri “Rizky Kiln Thruster”
Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri “SIMATIC 300 Station”
Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri “CPU 314”
Klik “S7 Program(1)”, sehingga akan muncul tiga pilihan di layar kanan,
yaitu : Source Files, Blocks dan Symbols
Klik ganda “Blocks”
Klik kanan pada frame → Insert New Object → Function, maka akan
muncul frame berikut :
73
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Gambar 48. Frame properties Function
Klik OK
Setelah function dibuat, maka langkah selanjutnya membuat program pada
function dengan klik ganda pada function yang telah dibuat.
74
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Function 1 (FC1) Kiln Moving Up & Down
75
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
76
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Function 2 (FC2) Lubrication Pump 1 (4W1W08M1)
77
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
78
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Function 3 (FC3) Lubrication Pump 2 (4W1W08M2)
79
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
80
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Function 4 (FC4) Hydraulic Pump 1 (4W1W08M3)
81
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Function 5 (FC5) Hydraulic Pump 2 (4W1W08M4)
82
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Function 6 (FC6) Kiln Thruster Panel Lamps
83
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
84
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Function 7 (FC7) Kiln Thruster Moving Input
85
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Function 8 (FC8) Limit Switch Set & Reset
86
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
87
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Function 9 (FC9) Fault / Alarm
88
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
4. 9. 2 Simulasi Program
Sebelum program di download ke panel Kiln Thruster, maka dilakukan
langkah simulasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan input dan output sesuai
yang di inginkan.Berikut adalah list input output untuk Kiln Thruster :
Gambar 49. List Input Output Kiln Thruster
89
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
4. 9. 2 Tampilan Simulasi Kiln Thruster Indarung IV
Setelah dilakukan simulasi secara offline dan sesuai dengan input
output yang di inginkan, maka program Kiln Thruster telah dapat di download
kepanel Kiln Thruster untuk dijalankan secara online yang dihubungkan ke
peralatan – peralatan lapangan dan di monitor oleh operator yang berada di
CCP.
Berikut adalah tampilan OpStation KILN OVERVIEW pada CCP
Indarung IV :
Gambar 50. Kiln Overview pada CCP Indarung IV
Dari gambar diatas terdapat lampu-lampu mimic yang berfungsi
sebagai indikator – indikator Kiln Thruster beroperasi, berikut adalah
keterangan dari mimic Kiln Thruster :
o Thruster Upper Limit yakni indikator LS 3, menandakan Limit Swicth
High High +25 mm.
90
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
o Thruster Up1 yakni indikator LS 1, menandakan Limit Switch High +
15 mm.
o Thruster Lower1 yakni indikator LS 2, menandakan Limit Switch Low
– 15 mm.
o Thruster Lower Limit yakni indikator LS 4, menandakan Limit Swicth
Low Low – 25 mm.
Selain di tampilkan pada monitor CCP, output juga di tampilkan dalam
bentuk lampu panel pada panel Kiln Thruster.
Gambar 51. Lampu indikator pada panel Kiln Thruster
Keterangan lampu indikator :
Power ON, indikasi Power untuk panel Kiln Thruster dalam posisi ON →
Output Q 10.5 ( Lamp 6 )
Kiln Pos Low, indikasi Kiln di posisi bawah, LS2 tersentuh → Output Q
10.3 (Lamp 4)
91
Power On
Fault/Alarm
Kiln Pos Low
Kiln Down
Kiln Up
Kiln Pos Max
Kiln Pos Up
Lub Pump 1On
Lub Pump 2 On
Hyd Pump 2 On
Hyd Pump 1 On
Reset
Laporan Kerja Praktik PT. Semen Padang
Kiln Pos Up, indikasi Kiln di posisi atas, LS1 tersentuh → Output Q 10.2
(Lamp 3)
Kiln Pos Max, indikasi Kiln over limit, LS3 atau LS4 tersentuh → Output
Q 10.1 ( Lamp 2 )
Kiln Up, indikasi Kiln bergerak naik, Hydr. Pump Run → Output Q 10.0
( Lamp 1 )
Kiln Down, indikasi Kiln bergerak turun, Valve open → Output Q 11.2
( Lamp 11)
Lubrication Pump 1 ON → Output Q 11.1 ( Lamp 10 )
Lubrication Pump 2 ON → Output Q 11.0 ( Lamp 9 )
Hydraulic Pump 1 ON → Output Q 10.7 ( Lamp 8 )
Hydraulic Pump 2 ON → Output 10.6 ( Lamp 7 )
92