bab iv rinza
DESCRIPTION
peopleTRANSCRIPT
39
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada Tn.T dengan diagnosa medis post op
apendisitis diruang kutilang (bedah pria) RSUD dr. Hi Abdul moeloek propinsi
lampung ditemukan beberapa kesenjangan antara tiori dan tinjauan kasus yang
didapat pada asuhan keperawatan,perbedaan yang dibahas serta pembahasan nya
adalah:
1. pengkajian
Pada pengkajian secara teori dan pengkajian pada klien terdapat tanda-tanda
apendisitis
Pengkajian secara teori Pengkajian pada klien
1. Malaise
2. takikardi
3. distensi abdomen
4. mual/ muntah
5. nyeri lepas
6. nyeri abdomen sekitar epigastrium dan
umbilicus
7. penurunan dan tidak ada bising usus
8. demam
9. takipnea
10. pernapasan dangkal
Nyeri pada abdomen sekita epigastrium dan
umbilicus,sehingga klien dilakukan operasi
laparatomi. Luka pada operasi tersebut sudah
membaik tapi setelah dilakukan up hetting,luka
tersebut terjadi kebocoran sehingga luka tersebut
memburuk dan luka tersebut mengeluarkan feses
dari lubang kebocoran nya tersebut.
39
40
Dari hasil pengkajian diatas dapat disimpulkan bahwa malaise, takikardi, distensi
abdomen, mual/ muntah, nyeri lepas, penurunan dan tidak ada bising usus, demam,
takipnea, dan pernapasan dangkal tidak muncul karena klien sudah dilakukan post
operasi laparatomi,tapi saat ini luka klien memburuk karena terjadi nya ruptur sekum.
2. Diagnosa keperawatan
Dx keperawatan pada teori dx. keperawatan pada klien
1.Resiko infeksi berhubungan dengan reptur
sekum
2.Resiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan mual/ muntah, anoreksia dan diare
3. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan
usus oleh inflamasi
4.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan disfungsi usus
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang memperoleh informasi
6.----------
7.-------
1. Resiko infeksi berhubungan dengan reptur
sekum
2.--.
3.—
4.nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan disfungsi usus
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang memperoleh informasi
6.gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidakmampuan bergerak optimal
7.gangguan pemenuhan kebutuhan personal
hygiene berhubungan dengan ketidakmampuan
beraktifita
Maka dari kasus diatas ditemukan 2 diagnosa keperawatan pada teori yang tidak
muncul pada klien yaitu:
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/ muntah, anoreksia
dan diare
2. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi
41
dan ada 2 diagnosa pada klien yang tidak ada pada teori yaitu:
1. gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan bergerak optimal
2. gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene berhubungan dengan
ketidakmampuan beraktifitas.
Karena klien tidak mengalami kekurangan cairan, dan klien tidak terpasang infus,
klien juga tidak mengalami nyeri karena klien post operasi laparatomi nya sudah 1
bulan yang lalu dan klien tidak merasa nyeri pada bagian luka.
Untuk diagnosa yang tidak ada pada teori dan terdapat pada pengkajian karena
berdasarkan pengkajian menunjukkan bahwa klien tampak lemah, aktivitas klien
dibantu oleh keluarga, gigi klien tampak kotor, rambut tampak kusam, dan kulit klien
tampa kotor sehingga data tersebut dijadi kan sebagai data penunjang untuk
menegakkan diagnosa tersebut.
3. Intervensi keperawatan
No dx Intrvensi pada teori Intervensi pada klien
Dx 1 1. kaji tanda infeksi
2. monitor temperature klien
3. lakukan perawatan luka setiap
hari
4. berikan penkes terhadap keluarga
5. kolaborasi dengan dokter
1.Kaji tanda infeksi
2 monitor temperature klien
3. lakukan perawatan luka setiap
hari
4. berikan penkes terhadap
Keluarga
5. kolaborasi dengan dokter
42
Dx 2
Dx 3
1. . Kaji tanda tanda vital klien
2.Timbang berat badan secara
teratur
3. Ukur lingkar abdomen
4. Auskultasi bising usus
5. Berikan penkes
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
1. dorong aktivitas sesuai dengan
periode istirahat periodic( berkala)
2. identifikasi gejala yang
memerlukan evaluasi medik sontoh
peningkatan nyeri
3. berikan penkes
4. Diskusikan dengan keluarga
tentang penyakit usus buntu
1. . Kaji tanda tanda vital klien
2.Timbang berat badan secara
teratur
3. Berikan penkes
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
1. dorong aktivitas sesuai
dengan periode istirahat
periodic( berkala)
2. identifikasi gejala yang
memerlukan evaluasi medik
sontoh peningkatan nyeri
3. berikan penkes
4. Diskusikan dengan keluarga
tentang penyakit usus buntu
Dari kasus diatas intervensi pada teori dapat dilakukan semua dengan baik pada klien
43
4. Implementasi
a. Untuk diagnosa 1 implementasi telah dilakukan sesuai dengan rencana dan telah
dilakukan perawatan luka perhari
b. untuk diagnosa ke II implementasi telah dilakukan sesuai dengan rencana dan
telah dilakukan penyuluhan tentang gizi
c. untuk diagnosa ke III implementasi telah dilakukan sesuai dengan rencana yang
dibuat dan dilakukan penyuluhan tentang penyakit appendicitis
5. Evaluasi
a. Diagnosa 1,masalah resiko infeksi sebagian teratasi karena luka klen pada
perawatan hari ke 3 sudah membaik dan sudah tidak mengeluarkan kotoran lagi
dan balutan luka nya sudah tidak kotor lagi.
b. Diagnosa ke 2, masalah nutrisi sebagian teratasi karena pada saat dilakukian
penyuluhan tentang gizi, klien dan keluarga klien kooferatif dan klien banyak
bertanya dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh penyuluh.
c. Diagnosa ke 3, masalah kurang pengetahuan sebagian teratasi karena pada saat
dilakukan penyuluhan klien dapat menjawab pertanyaan dari perawat, klien dapat
menyebutkan pengertian dari usus buntu/ app, klien dapat menyebutkan tanda dan
gejala dan penyebab penyakit usus buntu/ app dank lien banyak bertanya
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan Pada Tn. T dengan post operasi
laparatomi di Ruang Kutilang RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung,
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Pada saat pengkajian pada Tn. T dengan post operasi laparatomi dengan
indikasi appendisitis didapat data sebagai berikut :
Pada saat pengkajian klien tidak terlihat sedih dan putus asa, hal ini
dikarenakan klien selalu mendapat support dari keluarga dan perawat, klien
sudah banyak kemajuan,dari pertama klien masuk rumah sakit klien belum
banyak mengetahui tentang penyakit usus buntu atau appendicitis tetapi saat
ini setelah diberikan penyuluhan, klien sudah banyak mengetahui tentang
penyakit usus buntu atau disebut juga appendicitis, klien selalu mengikuti
terapi yang diberikan.
Sedangkan masalah nyeri dan resiko kekurangan volume cairan tidak diangkat
karena memang dari pengkajian tidak ada data-data yang menunjukkan kalau
klien mengalami kekurangan volume cairan dan mengalami nyeri karena input
dan output klien normal dan nyeri nya pun sudah tidak dirasakan lagi.
44
45
1. dari pengkajian, penulis mengangkat diagnosa berdasarkan data saat
pengkajian, yaitu :
1.resiko infeksi b.d reftur sekum
2.nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d disfungsi usus
3.kurang pengetahuan b.d kurang memperoleh informasi
2. Rencana Keperawatan yang dilakukan terhadap Tn. T mengacu pada
kebutuhan klien pada saat pengkajian seperti :
1. Mengkaji tanda-tanda infeksi
2. Mengkaji tanda-tanda vital klien
3. Memonitor temperatur klien
4. Melakukan perawatan luka/ hari
5. Memberikan penyuluhan kesehatan(penkes)
6. Mendiskusikan tentang penyakit usus buntu(appendisitiis)
3. Pada implementasi sudah dilakukan sesuai dengan intervensi yang ada pada
tinjauan kasus.
46
4. Pada tahap evaluasi hasil yang dapat dilihat dari :
1. .Pada diagnosa Resiko terjadi infeksi b.d ruftur sekum,sebagian
teratasi ditandai dengan luka klien mulai mengering dan luka nya
sudah bersih dan luka klien tidak kotor lagi
2. Pada diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d disfungsi usus
sebagian teratasi ditandai dengan berat badan klien sudah bertambah,
nafsu makan klien sudah membaik.
3. Pada diagnosa kurang pengetahuan b.d kurang nya informasi
sebagian teratasi ditandai dengan klien dapat menjawab pertanyaan
dari perawat, klien dapat menyebutkan pengertian dari usus
buntu(appendisitis), klien dapat menyebutkan tanda, gejala dan
penyebab dari usus buntu(appendisitis), klien banyak bertanya
47
B. SARAN
1. untuk menghindariakibat lebih lanjut, keluarga hendak nya memenuhi
kebutuhan nutrisi yang baik, menjaga luka agar tidak terkontaminasi, kurangi
aktivitas berat atau berlebihan, istirahat yang cukup dan hindari makanan-
makanan yang tidak boleh dimakan.
2. bagi pelayanan kesehatan
Bagi pelayanan kesehatan dengan diagnosa post operasi laparatomi
appendisitis diharapkan dapat tetap menggunakan standar asuhan
keperawatan secara komprehensif, serta melakukan pendokumentasian sesuai
tindakan untuk mengetahui keadaan perkembangan klien.
3. Bagi institusi
Semoga makalah ilmiah ini dapat memotivikasi institusi untuk
mengembangkan penelitian lebih lanjut dalam meningkatkan ilmu dan
kemampuan perawat untuk melakukan asuhan keperawatan secara
professional.
4. Bagi mahasiswa
Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian, perencanaan, melaksanakan
askep, mengevaluasi dan mendokumentasikan asuhan keperawatan terhadap
klien dengan diagnosa post operasi laparatomi denan indikasi appendicitis
sesuai dengan teoti keperawatan.
48