bab iv titik nyala dan titik bakar aspal

6
BAB VI PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR ASPAL 4.1 Tujuan Praktikum Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui suhu ketika aspal mulai dapat mengeluarkan nyala api dan terbakar akibat pemanasan dengan menggunakan Cleveland Open Cup. Suhu yang diperoleh dijadikan suatu simulasi terhadap suhu maksimum yangbisa terjadi pada aspal hingga aspal mengalami kerusakan permanen. 4.2 Prinsip Percobaan Dalam percobaan ini terdapat dua metoda praktikum yang umum dipakai untuk menentukan titik nyala dari aspal. Percobaan untuk aspal cair (cutback) biasanya dilakukan dengan menggunakan alat Tagliabue Open Cup, sedangkan untuk aspal keras biasanya dilakukan dengan Cleveland Open Cup. Pada dasarnya kedua metode tersebut memiliki prinsip yang sama. Pada kedua metode tersebut suhu dari material aspal ditingkatkan secara bertahap pada jenjang yang tetap. Seiring dengan kenaikan suhu, titik api kecil diberikan sebagai pancingan dengan cara dilewatkan diatas permukaan aspal yang sedang dipanaskan. Titik nyala ditentukan sebagai suhu terendah dimana percikan api pertama kali terjadi

Upload: reskyaranda

Post on 03-Oct-2015

196 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

BAB IV

TRANSCRIPT

BAB VIPENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR ASPAL

4.1 Tujuan Praktikum Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui suhu ketika aspal mulai dapat mengeluarkan nyala api dan terbakar akibat pemanasan dengan menggunakan Cleveland Open Cup. Suhu yang diperoleh dijadikan suatu simulasi terhadap suhu maksimum yangbisa terjadi pada aspal hingga aspal mengalami kerusakan permanen.

4.2 Prinsip PercobaanDalam percobaan ini terdapat dua metoda praktikum yang umum dipakai untuk menentukan titik nyala dari aspal. Percobaan untuk aspal cair (cutback) biasanya dilakukan dengan menggunakan alat Tagliabue Open Cup, sedangkan untuk aspal keras biasanya dilakukan dengan Cleveland Open Cup. Pada dasarnya kedua metode tersebut memiliki prinsip yang sama. Pada kedua metode tersebut suhu dari material aspal ditingkatkan secara bertahap pada jenjang yang tetap. Seiring dengan kenaikan suhu, titik api kecil diberikan sebagai pancingan dengan cara dilewatkan diatas permukaan aspal yang sedang dipanaskan. Titik nyala ditentukan sebagai suhu terendah dimana percikan api pertama kali terjadi sedangkan titik bakar ditentukan sebagai suhu dimana sampel terbakar. Misalnya dari hasil pengujian didapat temperature titik nyala adalah 344 C dan titik bakar adalah 354 C, nilai tersebut sudah memenuhi syarat minimum temperatur titik nyala Bina Marga untuk aspal PEN 40-60 yatu 200 C. Titik nyala dan titik aspal dapat digunakan sebagai: Indikasi temperatur pemanasan maksimum dimana masih dalam batas aman pengerjaan. Agar karakteristik aspal tidak berubah (rusak) akibat dipanaskan melebihi temperature batas titik bakar.4.3 Alat dan BahanPeralatan dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah :a. Cawan kuningan (Cleveland Cup) dengan bentuk dan ukuran tertentu. b. Termometer. c. Nyala penguji, yaitu nyala api yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter d. 3,2 sampai 4,8 mm dengan panjang tabung 7,5 cm. e. Pemanas yang terdiri dari logam untuk meletakkan cawan Cleveland. f. Pembakar gas atau tungku listrik atau pembakar alkohol yang tidak menimbulkan asap disekitar cawan. g. Pengukur waktu. h. Penahan angin, alat yang menahan angin disekeliling alat percobaan.

4.4 Prosedur Pengujian Prosedur untuk melakukan pengujian ini terbagi menjadi proses persiapan benda uji dan pengujian terhadap bahan yang telah dipersiapkan. Berikut ini adalah prosedut sesuai SK SNI M-19-1990-F atau berdasarkan juga pada AASHTO T 48-89: 1990 dan ASTM D 92-78: Persiapan benda uji :a. Benda uji adalah contoh aspal sebanyak 100 gram b. Panaskan contoh aspal antara 148,9C sampai 176C sampai cukup cair. c. Kemudian isi cawan Cleveland sampai garis dan hilangkan (pecahkan) gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.

Langkah-langkah pengujian :

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian adalah :a. Tersedia pelindung angin untuk menjaga nyala api dari hembusan angin. b. Kecepatan pemanasan perlu diatur agar tepat sesuai prosedur. c. Pemberian api pemancing (pilot) dilakukan menjelang temperatur yang mendekati titik nyala perkiraan.

4.5 Perhitungan dan PelaporanBerikut adalah hasil pengujian titik nyala dan titik bakar aspal pada satu buah sampel :Tabel 4. 1 Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar

Suhu titik nyala dan titik bakar dapat diketahui dari hasil pengujian pada tabel berikut :Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal

Dari hasil pengujian terhadap satu buah sampel, dapat diketahui titik nyala aspal yang diuji adalah 344 C dan titik bakar aspal adalah 354 C.4.6 AnalisisDari pengolahan data diatas, kita dapat nilai titik nyala dan bakar untuk sampel aspal yang diuji adalah masing-masing 344 C dan 354 C. Angka diatas menunjukkan bahwa aspal akan mulai menyala dan terbakar pada suhu 344 - 354 C.4.7 KesimpulanNilai titik nyala dan bakar aspal yang diperoleh dari hasil pengujian titik nyala dan bakar aspal masing-masing 344 C dan 354 C.