BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASANPada pengamatan ini mineral yang digunakan adalah mineral turmalin. Setelah kenampakan mineral jelas pada medan pandang maka mineral siap diamati. Hal yang pertama diamati adalah diameter medan pandang, yaitu mengukur diameter medan pandang mineral turmalin. Adapun lensa obyektif yang digunakan adalah lensa obyektif perbesaran 5x. dari pengamatan yang dilakukan nilai skala nampak yang diperoleh adalah 100, dengan nilai pinggir 80 setelah dilakukan pergeseran 2 kali dengan jarak 40 mm. Adapun diameter medan pandang yang didapatkan adalah :DMP1 = BS Z= 0,02 100= 2DMP2 = BS Y= 0,02 80= 1,6DMPtotal = DMP1 + DMP2= 2 +1,6= 3,6

Sebelum digeser Setelah digeserPada pengamatan selanjutnya yaitu pengamatan mineral sejajar analisator. Lensa obyektif yang digunakan adalah lensa obyektif perbesaran 5x, dengan bilangan skala 0,02 dan nilai bukaan diafragma 0,1. Kemudian ditentukan kedudukan mineral pada sumbu X dan Y (54 ; 25). Dengan ukuran mineral 3, daya absorbsi mineral gelap maksimum, warna mineral orange keabu-abuan, belahan 2 arah dengan system kristal hexagonal.Selanjutnya pengamatan mineral sejajar polarisator, dengan lensa obyektif 5x. Dimana kedudukan mineral, ukuran mineral, warna mineral, belahan dan system kristalnya sama dengan pengamatan mineral sejajar analisator yang membedakan hanya daya absorbsi mineral yaitu terang maksimum.Dari pengamatan ini dapat diketahui bahwa mineral yang diamati adalah mineral Turmalin. Dimana mineral yang sejajar analisator memiliki daya absorbsi gelap maksimum sedangkan mineral yang sejajar polarisator memiliki daya absorbsi terang maksimum.