bab iv.pdf
TRANSCRIPT
-
79
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Teknologi dan Informasi (TI) pada dekade terakhir ini
meningkat dengan sangat pesat. Penggunaannya dalam berbagai bidang
kehidupan manusia juga mengalami peningkatan yang sangat besar. Mulai
dari sekedar life style hingga menjadi sarana vital yang menunjang kehidupan
manusia. Hal ini tidak hanya terjadi pada level individu sebagai pengguna
teknologi informasi, tetapi juga merambah pada institusi-institusi yang
menggantungkan kegiatannya pada keandalan teknologi informasi.
Dalam bidang pemerintahan sendiri, keberadaan Teknologi Informasi
(TI) sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh berbagai kalangan. TI yang hadir
dalam wujud electronic government, telah banyak memberi kemudahan pada
penyelenggara dan pengguna layanan publik. Semenjak diperkenalkan
electronic government telah banyak membawa perubahan yang signifikan
dan peningkatan kualitas dan kuantitas dalam pelayanan publik. Hal ini tentu
saja berdampak pada pergeseran paradigma pada pelayanan publik dan
kinerja aparat pemerintahan sebagai penyeleggara pelayanan publik.
Penggunaan TI dalam praktek penyeleggaraan pemerintahan di Indonesia
menjadikan media elekronik sebagai solusi dari beberapa kendala pelayanan
-
80
publik semisal tidak sebandingnya waktu kerja dan jumlah urusan publik yang
mesti mendapat pelayanan secara professional dan merata.
Dalam penerapannya, konsep Electronic government tidak hanya
terbatas pada fungsi jejaring internet (website) melainkan juga dapat berupa
dokumen, film, photo, laporan, situs web dan bentuk-bentuk lain yang dapat
menunjukkan adanya proses, fasilitas, sumberdaya dan mekanisme kerja
tertentu yang kongkret dan nyata.
Penelitian ini sendiri dilakukan di DInas Kependudukan dan catatan
Sipil Kota Palu Provinsi Slawesi Tengah untuk mengetahui dan
menggambarkan kualitas pelayanan publik pada instansi tersebut dalam
menjalankan tugas dan fungsinya serta faktor-faktor yang menjadi pilar
terselenggaranya tugas dan fungsi tersebut dengan menerapkan pelayanan
yang berbasis pada penggunaan teknologi informasi.
4.1. Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintahan melalui penerapan
Electronic Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Palu
Secara umum pengertian electronic government adalah sistem
manajemen informasi dan layanan masyarakat berbasis Media Elektronik
baik dalam bentuk jearing internet maupun penggunaan media elektonik lain
sesuai dengan kebutuhan pelayanan tersebut. Dengan memanfaatkan media
diatas, maka akan muncul sangat banyak pengembangan modus layanan
dari pemerintah kepada masyarakat. Dalam hal ini, electronic government
-
81
diartikan sebagai penerapan atau pengaplikasian penggunaan teknologi
informasi oleh instansi-instasi pemerintah dalam menjalankan tugas pokok
dan fungsinya, utamanya dalam menyediakan layanan publik yang berbasis
media elektronik. Teknologi Informasi bisa didefenisikan sebagai sebuah
sistem informasi yang terdiri dari perangkat keras (hardware), basis data
(database), perangkat lunak (software), jaringan komputer dan peralatan lain
yang terkait. Penggunaan teknologi informasi oleh institusi pemerintah
diyakini akan mendorong peningkatan kinerja melalui peningkatan
produktivitas, perbaikan kualitas layanan, peningkatan daya saing, dan
peningkatan kreativitas dan inovasi serta perbaikan struktur dan fungsi
organisasi. Bukan itu saja, penggunaan teknologi informasi dalam electronic
government diyakini bisa meningkatkan koordinasi antara institusi-institusi
pemerintah.
Penerapan electronic government di Indonesia telah berlangsung
cukup lama, terlebih semenjak dikeluarkannya Instruksi Presiden No 3 tahun
2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan electronic
government menjadi motivasi bagi berbagai daerah untuk
mengaplikasikannya. Tidak bisa dipungkiri hal tersebut menjadi angin segar
bagi penerapan teknologi komunikasi dan informasi di pemerintahan. Sejalan
dengan itu, arus permintaan masyarakat akan pentingnya optimalisasi
pelayanan publik yang mudah dan murah serta transparan membutuhkan
sebuah strategi yang efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Maka
-
82
penggunaan teknologi informasi menjadi pilihan yang tak terhindarkan dan
wajib diimplementasikan oleh pemerintah dalam tugasnya.
Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan Kota Palu sebagai
salah satu Kota yang berada di Sulawesi Tengah sekaligus merupakan ibu
kota Provinsi Sulawesi Tengah yang saat ini mengalami tingkat intensitas
pembangunan yang cukup pesat yang pada hakekatnya berupaya
mempersiapkan diri secara sistematis dan berkesinambungan dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.Pilihan tujuan tersebut tentunya dilakukan secara sadar atas dasar
skala kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki anggota organisasi yang
bersangkutan. Disamping penentuan pilihan cara dan alternative strategi
yang rasional guna mencapai tujuan tersebut juga disesuaikan dengan
sumber daya sebelumnya. Jika kita kaitkan dalam konteks organisasi Negara
dan pemerintahan, pemilik organisasi tersebut adalah masyarakat secara
keseluruhan.
Pembangunan kedepan selalu diperlukan tersedianya data dan
informasi tentang kegiatan pembangunan yang telah dilakukan sebelumnya
secara matang dan hasil yang diperoleh dalam kegiatan pembangunan
tersebut input data dan informasi yang diterima. Bila data dan informasi
salah, maka otomatis hasil yang dicapai juga salah. Sebaliknya, jika data dan
informasi tersebut valid dan akurat, maka akan dapat memberikan dukungan
terhadap kematangan hasil pembangunan tersebut.
-
83
Sejalan dengan hal tersebut, Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Palu mempunyai tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat
mengingat tugas dan tanggung jawab yang di emban sangat berat dan
signifikan, menuntut pula pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang
telah ditentukan dan dibutuhkan oleh aparat dalam memberikan pelayanan
terhadap penyelenggaraan pemerintah berdasarkan pada paturan daerah
Kota Palu Nomor 5 Tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata
kerja Dinas-Dinas Kota Palu. Dalam hal ini tugas dan fungsinya sebagai
unsur pelaksana teknis pendukung pelaksana tugas walikota melalui
sekretaris kota untuk melaksanakan tugas wajib Pemerintah Kota. Dalam hal
ini diperlukan sebagai bahan penyusunan pengambilan kebijakan
perencanaan penyelenggaraan pemerintah pembangunan kemasyarakatan
dalam bentuk penyusunan struktur penduduk.
Dari sedikit paparan diatas dapat dipahami bahwa proses pelayanan
publik pada instansi tersebut berada pada grafik yang cukup padat
berbanding lurus dengan tuntutan profesionalitas kerja dan kebutuhan
pertumbuhan masyarakat maka pengolahan data akan menjadi semakin
rumit maka kebutuhan akan penerapan e-government menjadi factor yang
cukup memepengaruhi kualitas pelayanan publik.
Jika membicarakan tentang kualitas pelayanan disebuah instansi,
sudah barang tentu kita akan membicarakan tentang tugas pokok dan fungsi
dari instansi tetrsebut. Hal ini agar adanya kejelasan tentang indicator kunci
-
84
dalam proses pembuatan sampai evaluasi dari setiap kebijakan yang
dihasilkan. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota
Palu sendiri berdasarkan Perda Kota Palu Nomor 5 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Kota Palu sebagai
mana yang dijelaskan dalam bab sebelumnya secara garis besar mempunyai
fungsi sebagai pusat pengolahan data kependudukan. Dengan menerapkan
e-government secara professional diharapkan dapat mengaplikasikan
pelayanan publik secara lebih berkualitas.
Pelayanan Publik yang baik dapat dilihat dari beberapa aspek. Adapun
untuk mengukur kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil di Kota Palu dengan menerapkan pelayanan publik berbasis
Electronic Government dapat di dilihat dari aspek sebagai berikut:
4.1.1 Kesederhanaan dan kejelasan prosedur
Berbicara tentang pelayanan publik yang berkualitas, salah satu hal
yang tidak dapat dipisahkan dari kondisi tersebut adalah kejelasan dari setiap
prosedur pelayanan yang dijalankan oleh setiap instansi dengan maksud
tidak terjadinya lagi kesimpangsiuran dalam tata cara atau mekanisme
operasional sebuah program maka dipandang perlu untuk merumuskan
metode yang efektif dalam merancang prosedur tersebut. Kesederhanaan
dan kejelasan prosedur dapat ditopang oleh lengkapnya data yang dipunyai
oleh tiap-tiap unit.
-
85
Disamping kesederhanaan dalam prosedur pembayaran, penerapan e-
government juga berdampak pada kejelasan prosedur pendataan lainnya.
Misalnya saja proses pendaftaran Akta catatan sipil dimana sebelumnya
setiap instansi harus membuat sebuah unit yang bertugas untuk membuat
dan menerbitkan blanko ataupun formulir isian dalam penerapan electronic
government. Unit tersebut bisa saja dihilangkan dengan menerapkan
pendaftaran dan pengisian formulir berbasis internet sehingga masyarakat
cukup mendownload file yang diterbitkan dalam internet tentu saja hal
tersebut dapat disederhanakan kembali dengan metode penginputan data
langsung ke server induk. Artinya data kemasyarakatan yang ada di input
langsung oleh masyarakat sendiri dan diolah oleh operator pusat sehingga
keamanan data dari masyarakat dapat ditingkatkan.
Metode diatas dapat ditopang dengan adanya jeringan internet yang
tersebar diseluruh pelosok apalagi dengan melihat kondisi Kota Palu sebagai
ibukota provinsi dapat menopang terlaksananya pengolahan data berbasis
jejaring internet.
Jejaring internet atau web server dapat pula menjadi sarana
sosialisasi prosedur yang efektif dikarenakan aksesnya mampu menjangkau
seluruh lapisan masyarakat. Jika dilihat dari kualitas sosialisasi, sosialisasi
yang berkualitas harusnya dilaksanakan secara berkesinambungan diseluruh
lapisan masyarakat. Kendala yang sering terjadi dalam proses sosialisasi
prosedur adalah banyaknya waktu, tenaga dan biaya yang terbuang dalam
-
86
mencapai asas berkelanjutan tersebut. Dengan memanfaatkan jejaring
internet kendala tersebut dapat diminimalisir disebabkan akses internet yang
tidak mengenal batas waktu, biaya yang relative murah dan hanya perlu satu
orang staf yang bertugas sebagai operator untuk mengupdate bahan
sosialisasi walaupun dalam metode sosialisasi seperti ini membutuhkan
eksistensi masyarakat di dunia maya yang pada kenyataannya belum terlalu
tinggi namun setidaknya dapat menjadi solusi dari tersedianya akses
informasi terhadap kejelasan prosedur pelayanan publik.
Tabel 4.1 Kesederhanaan Prosedur Pelayanan
di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu (N=45)
Kondisi
Frekuensi
R Sangat
rumit
(4)
Rumit
(3)
mudah
(2)
Sangat
mudah
(1)
Jumlah
Sebelum
implementasi
e-gov
3 (12)
(6,67%)
38 (114)
(84,44%)
4(8)
(8,89%)
0 (0)
(0%)
45 (134)
(100%)
2,98
Setelah
implementasi
e-gov
0 (0)
(0%)
0 (0)
(0%)
31 (62)
(68,89%)
14 (14)
(31,11%)
45 (76)
(100%)
1,69
Sumber : Survei Internal Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu 2011
Pada tabel 4.1 disajikan tentang kesederhanaan dan kejelasan
prosedur pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu
-
87
pada saat sebelum dan sesudah adanya impelementasi electronic
government. Perolehan data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa adanya
perbedaan kesederhanaan dan kejelasan prosedur yang dikeluarkan untuk
proses pelayanan, dimana terlihat bahwa pada saat sebelum adanya
implementasi electronic government dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat prosedur yang dijalankan tergolong rumit. Hal ini ditunjukkan
dengan rata-rata skor 2,98, sementara pada saat sesudah adanya
implementasi electronic government prosedur yang dijalankan tergolong
sangat sederhana.
Mengenai prosedur pembayaran, dalam sebuah wawancara di Kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu salah seorang masyarakat
juga memberikan tanggapan mengenai hal tersebut. Berikut kutipan
wawancara dengan bapak Jefri:
bagusnya pakai metode pembayaran tersebut, uang yang kita bayarkan sesuai dengan yang tertera karena biasanya juga ada pungutan liar dalam beberapa pengurusan. Lagipula tidak bingung masyarakat karena banyak sekali ruangan yang harus dimasuki setiap mengurus (wawancara tanggal 11 oktober 2011 pukul 10.15)
Namun agaknya tidak semua masyarakat berpendapat sama tentang
kualitas pelayanan berbasis e-government dalam pembahasan diatas seperti
yang di ungkap oleh H. Dani Reti:
rumit juga model pelayanan seperti itu karena susah untuk orang-orang tua seperti kami. Tambah pusing di lihat, lebih baik pake cara biasa sepeti yang sebelumnya. Yang penting sabar saja menunggu. (wawancara tanggal 25 september 2011 pukul 11.15)
-
88
Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa kesederhanaan dan
kejelasan prosedur dalam proses pelayanan publik dapat diselesaikan
dikarenakan waktu yang terbuang dalam pendataan dan penyusunan berkas
yang lebih mudah. Masalah penumpukan masyarakat yang harus dilayanipun
dapat tertanggulangi dengan menyederhanakan beberapa prosedur manual
dengan mengalihkan ke metode otomatis disamping itu dengan menerapkan
pelayanan berbasis media elektronik dapat pula menjadi senjata sosialisasi
yang cukup mumpuni dalam mencapai asas berkelanjutan dalam sosialisasi
prosedur dikarenakan akses yang tak mengenal batas waktu, biaya yang
relative murah serta tidak membutuhkan sumber daya yang besar dalam
pengoperasiannya.
4.1.2. Efisiensi dan Ketepatan Waktu
Kualitas pelayanan publik suatu instansi pemerintah dapat dilihat dari
efisiensi dan ketepatan waktu dalam proses pelayanan tersebut. Kualitas
aparatur tersebut dapat diukur dari bagaimana kinerja aparat dalam
mengupayakan pelayanan publik yang berkualitas. Jadi kualitas aparatur
secara langsung ataupun tidak langsung akan tergambarkan dalam kualitas
pelayanan publik secara umum.
Dalam konsep pelayanan publik, dikemukakan bahwa efisiensi dan
ketepatan waktu menjadi salah satu syarat terlaksananya pelayanan publik
yang berkualitas. Demikian juga kualitas dari aparatur sebuah instansi
-
89
pelayanan publik dapat dilihat dari seberapa besar pencapaian sebuah
instansi terhadap kualitas pelayanan publiknya jika kita asumsikan bahwa
peningkatan keduanya akan selalu searah seperti yang telah dikemukakan
diatas.
Efisiensi dan ketepatan waktu merupakan penyelesaian tugas
pekerjaan atau pencapaian tingkat output yang didasari pada batas waktu
yang ditentukan. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa setiap
pelaksana tugas bidang memiliki tanggung jawab menyelesaikan setiap tugas
dengan tepat waktu, tidak menunda sebagaimana tugas yang dibebankan
tanpa harus menunggu pada suatu kesempatan lain.
Seperti yang diungkapkan Oleh Kepala Dinas Kependudukan dan
catatan Sipil Kota Palu Drs. Burhan Toampo:
Pemanfaatan media elektronik dalam pelayanan publik memberikan dampak yang besar bagi pelayanan di kantor kami, sebelumnya banyak keluhan dari masyarakat tentang waktu yang terbuang waktu mengurus administrasi. Biasanya masyarakat mengeluh karena lama mengantri, datang jam 8 pagi urusannya selesai jam 1 siang. Bahkan bisa saja harus ditunggu sampai satu atau dua hari baru kelar (wawancara tanggal 21 september 2011 pukul 13.30)
Dalam wawancara selanjutnya dengan Kasi Pengelolaan Data
danDokumen Kependudukan bapak Alfrin Magdalena P, SE. tentang
masalah efisiensi waktu juga diungkap sebagai faktor yang manjadi penentu
kepuasan masyarakat dalam pelayanan publik.
biasanya masyarakat mengeluh kalau pelayanannya berlangsung lama. Apalagi yang berurusan dengan masalah berkas, arsip yang harus
-
90
dibongkar dulu tapi sekarang berkas disinpan di computer dengan format Pdf. Jadi mudah untuk ditemukan karena tinggal di search (wawancara tanggal 21 september 2011 pukul 14.13)
Dari petikan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa instansi
tersebut menggunakan media elektornik dalam proses pengolahan
administrasi dan penyimpanan database kependudukan sehingga
memudahkan proses penyusunan arsip dengan demikian masalah waktu
tidak efisien dalam proses pelayanan sebelumnya dapat ditanggulangi secara
maksimal.
Efisiensi waktu sebagai dampak dari penerapan e-government juga
dirasakan oleh banyak masyarakat. Sebagai contoh dalam proses pembuatan
Kartu Tanda Penduduk dimana sebelumnya membutuhkan waktu minimal
tiga hari setelah adanya penerapan e-government bisa di efisiensikan
menjadi paing lama dua hari dikarenakan proses input dan pengolahan data
yang semakin singkat. Hal ini berlaku pula dalam proses pembuatan Akta
kelahiran, akta kematian serta Akta Lainnya seperti yang diungkapkan
Suriadi Sazli dalam wawancara:
pengurusan akta kelahiran anak saya sebelumnya bisa makan waktu tiga sampa empat hari baru kelar aktanya kalau sekarang bisa selesai satu hari. minggu lalu juga saya urus KTP lumayan cepat, dulu harus bolak-balik tiap loket yang panjang antriannya (wawancara tanggal 26 september 2011 pukul 08.45)
Untuk mengukur sejauhmana penerapan e-government sebagai
penunjang pelayanan publik yang berkualitas Dinas Kependudukan dan
-
91
Catatan Sipil Kota Palu mengadakan survey internal. Dalam survey internal
guna mengevaluasi kinerja tahunan tersebut, Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Palu memberikan sedikit gambaran tentang manfaat
peneraan e-government dalam implementasi pelayanan publik seperti dalam
tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Penggunaan Waktu Dalam Proses Pelayanan Perizinan
di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu (N=45)
Kondisi
Frekuensi
R Sangat
cepat
(4)
Cepat
(3)
Lambat
(2)
Sangat
lambat
(1)
Jumlah
Sebelum
implementasi
e-gov
0 (0)
(0%)
0 (0)
(0%)
37 (74)
(82,2%)
8 (8)
(17,8%)
45 (82)
(100%)
1,82
Setelah
implementasi
e-gov
5 (20)
(11,11%)
38 (114)
(84,45%)
2 (4)
(4,44%)
0 (0)
(0%)
45 (138)
(100%)
3,07
Sumber : Survei Internal Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu 2011
Pada tabel 4.2 merupakan tanggapan masyarakat terhadap
penggunaan waktu yang dibutuhkan dalam proses pelayanan perizinan pada
saat sebelum dan sesudah adanya implementasi electronic government.
Perolehan data pada tabel 4.2 menunjukkan adanya perbedaan tingkat
penggunaan waktu dalam memberikan pelayanan pada saat sebelum dan
sesudah adanya implementasi electronic government. Penggunaan waktu
-
92
pada saat sebelum adanya implementasi electronic government tergolong
sangat rendah/sangat buruk hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor 1,82,
hal ini bermakna bahwa waktu yang dibutuhkan dalam melayani masyarakat
lebih banyak, misalkan untuk melayani masyarakat 1 orang saja memerlukan
waktu yang lama sehingga jumlah pelayanan yang mampu diberikan pun
jumlahnya menjadi terbatas. Sementara setelah adanya penerapan electronic
government tingkat penggunaan waktu tergolong tinggi/baik dengan rata-rata
skor 3,07, ini berarti dalam pemberian layanan kepada masyarakat menjadi
semakin cepat dan tidak memakan banyak waktu.
Lebih efisiennya waktu yang digunakan dalam proses pelayanan
publik di dinas kependudukan dan catatan sipil Kota Palu tidak terlepas dari
rencana kinerja tahunan dalam pengebangan database kependudukan.
4.1.3. Biaya yang Wajar dan Sesuai
Biaya yang dibutuhkan dalam setiap pengurusan data kependudukan
masyarakat mutlak menjadi salah satu indikator utama dalam mengetahui
kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan masyarakat. Hal ini tidak dapat
dipungkiri karena pengeluaran berupa biaya yang dibebankan kepada
masyarakat akan menjadi tolak ukur masyarakat dalam mengetahui
keseriusan pemerintah dalam melayani masyarakatnya. Selain itu jumlah
biaya yang dibebankan pemerintah kepada masyarakat dalam proses
pengurusan data-data kependudukan dalam hal ini Kartu Tanda Penduduk
(KTP) dan Kartu Keluarga (KK) apabila tidak diimbangi dengan pelayanan
-
93
yang memuaskan secara langsung akan berdampak pada rendahnya tingkat
kepuasaan dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah khususnya
dinas yang terkait. Dalam lingkup Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Palu sendiri khususnya dalam proses pengurusan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) setiap retribusi atau pembayaran
yang dibebankan kepada masyarakat telah diatur dan ditentukan besarannya
dalam Peraturan Walikota Palu No. 5 Tahun 2009 BAB II Pasal 8. Dalam
peraturan tersebut dengan jelas disebutkan bahwa biaya pengurusan Kartu
Tanda Penduduk (KTP) sebesar Rp. 30.000 perkeping untuk WNI dan Rp.
87.500 untuk WNA sedangkan Kartu Keluarga sebesar Rp. 20.000 perset
untuk WNI dan Rp. 35.000 perset untuk WNA.
Hal ini juga diperjelas oleh salah satu staf dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Bapak Andi Hajidin S.E selaku Kabid Pelayanan Pendaftaran
Penduduk yang mengungkapkan bahwa
Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dalam setiap pengurusan data kependudukan telah diatur dalam perda dalam hal ini untuk KTP sebesar Rp. 30.000 dan KK sebesar Rp. 20.000 dan hal ini sesuai dengan biaya yang diberlakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu. (Wawancara 18 Oktober 2011 Pukul 11.15 Wita).
Berdasarkan ketetapan mengenai retribusi tersebut maka peneliti coba
untuk menggambarkan respon dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap
biaya yang harus mereka keluarkan dan apakah selama proses pengurusan
di Dinas Kependudukan ditemukan kasus-kasus penyelewangan dalam hal
-
94
ini pungutan liar yang dilakukan oleh pegawai/staf Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Palu.
Berikut adalah Hasil wawancara dengan beberapa informan yang
sedang melakukan proses pengurusan KTP dan KK.
Bapak Surya (Pengurusan KTP) mengungkapkan:
Biaya yang ditetapkan untuk pengurusan KTP sudah murah dan terjangkau oleh masyarakat, hal ini juga sebanding dengan kualitas pelayanan dan waktu kepengurusan yang lumayan baik dan cepat, tapi alangkah lebih baiknya kalau tidak ada pungutuan atau gratis apalagi untuk masyarakat miskin atau ekonomi lemah. (Wawancara 19 Oktober 2011 Pukul 08.50)
Terkait dengan apakah dalam proses pengurusan data ditemukan
adanya pungutan liar, Hartini (Pengurusan KTP) mengatakan:
Selama melakukan pengurusan KTP saya tidak pernah dimintai biaya berlebih dari pegawa/staf dan biaya yang saya keluarkan sesuai dengan biaya yang tertera di papan informasi yakni sebesar 30.000 dan menurut saya biaya sebesar itu sudah lumayan murah . (wawancara 19 Oktober 2011 Pukul 09.45 Wita)
Dari hasil wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa biaya yang
ditetapkan oleh pemerintah kota Palu dalam Proses pengurusan data
Kependudukan dalam hal ini KTP dan KK sudah tergolong murah (ekonomis)
dan dapat dijangkau oleh warga masyarakat. Selain itu pemerintah kota palu
dalam hal ini aparat yang melayani masyarakat di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil tidak melakukan/belum di temukan penyimpangan dalam setiap
proses pelayanan kepada masyarakat dalam hal ini melakukan pungutan liar.
-
95
4.1.4. Keadilan yang Merata
Sila ke-5 dalam pancasila menyatakan bahwa keadilan sosial
merupakan landasan dari pembentukan sebuah Negara. Keadilan social yang
merata dapat dipahami sebagai upaya untuk meberikan perlakuan yang
sama berdasarkan hak dan kewajiban warga Negara oleh karena itu menjadi
landasan bagi segenap kompenen pemerintahan untuk komimen dalam
menjaga dasar Negara tersebut dengan menerapkan keadilan sebagai salah
satu asas dalam penyelenggaraan Negara.
Tidak dapat terelakkan lagi bahwa Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Palu merupakan bagian dari system pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan dalam ruang lingkup
otonomi daerah mempunyai kewajiban untuk tetap menegakkan asas
keadilan social sebagai landasan dan filosofi pelayanan yang berkualitas.
Keadilan yang ada dalam pelayanan publik yang berkualitas dapat dilihat dari
perlakuan yang sama yang diterima oleh masyarakat dalam praktek
pelayanan publik.
Keadilan yang merata, berarti bahwa pelayanan harus diupayakan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarkat melalui distribusi yang adil dan
merata, pelayanan tidak membedakan kaya/miskin, laki-laki atau perempuan,
merata dalam memberi subjek pelayanan sera tidak diskriminatif kemudian
akan kembali menibulkan pertanyaan tentang sejauhmanakah e-government
mampu menjadi penunjang keadilan yang merata tersebut.
-
96
Dalam suatu wawancara walikota Palu menjelaskan bahwa
keadilan yang merata merupakan wujud dari pelayanan publik yang berkualitas dengan mengesampingkan adanya strata dalam masyarakat. Pejabat maupun masyarakat biasa hendaknya mendapatkan keadilan yang sama baik dari pelayanan, sosialisasi, kemudahan akses sampai pada besaran beban biaya yang harus dikeluarkan (wawancara tanggal 18 oktober 2011 pukul 13.35)
Dalam e-gov, jarak dan waktu bukanlah menjadi penghalang dalam
mengakses pelayanan yang bermutu terlebih lagi dengan pemanfaatan
media internet sebagai salah satu media dalam pelayanan publik. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa pelayanan administrasi ataupun pencatatan sipil
yang dapat di akses dari jarak jauh dengan menggunakan internet.
Contohnya pencatatan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk Secara
On line dapat menjadi salah satu solusi akan keterbatasan akses informasi
dan pelayanan yang tidak pilih kasih. Pilih kasih yang dimaksudkan disini
adalah adanya kesamarataan pemberian akses tentang prosedur,
penjadwalan pelayanan serta keterbukaan dalam pencatatan administrasi
masyarakat dengan mengesampingkan strata social dalam masyarakat.
Lebih lanjut tentang fungsi dan peran media elektronik sebagai
penopang asas keadilan dapat dilihat dalam pelayanan pembuatan akta
catatan sipil. Dalam mode manual proses pencatatan membutuhkan
pengarsipan dan pembuatan dokumen secara insidentil. Maksudnya, ketika
seorang masyarakat hendak melakukan pencatatan sipil di sebuah instansi
maka pendataan dan pengarsipan baru akan dilaksanakan hal inilah yang
-
97
terkadang menimbulkan ketidakadilan dalam proses pelayanan. Adanya
prioritas terhadap individu tertentu dari aparatur pelayanan publik diluar dari
strata penjadwalan mengakibatkan banyaknya keluhan dari masyarakat.
Berikut adalah kutipan wawancara dengan bapak Imran Jaya, S.T.
salah satu masyarakat yang memanfaatkan jasa pelayanan di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil
kadang sudah mengantri tapi yang lebih dahulu dibuatkan warga yang datang dengan baju dinas. Biasa alasannya ada keperluan penting makanya di dahulukan. (wawancara tanggal 20 oktober 2011 pukul 11.05)
Demikian kutipan wawancara dengan salah satu masyarakat yang
sedang mengurus akta perkawinan dalam mode manual. hal tersebut
dikarenakan tidak adanya formulir ataupun dokumen yang telah dipersiapkan
sebelumnya sehingga aparatrnya harus membuat kembali dokumen yang
membuthkan waktu yang lumayan memakan waktu.
Hal tersebut diakui secara tebuka oleh Kepala Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Palu dalam sebuah wawancara:
ada prioritas dalam pembuatan dokumen dikarenakan tidak adanya dokumen yag telah dibuat sebelumnya jadi ketika ada pelayanan maka dokumen tersebut harus dibuat terebih dahulu. Masyarakat biasa biasanya menjadi korban dalam kejadian tersebut dikarenkan aparat pelayanannya ebih mengutamakan keluarga ataupun kenalan dalam pembuatannya sekalipun melompati antrian pencatatan. Untuk membuat salinan secara ragkap sebenarnya bisa untuk dilaksanakan akan tetapi membuatuhkan ruangan tambahan untuk menampung dokumen ataupu formulir isian yang belum digunakan yang jumlahnya bisa mencapai berdos-dos (wawancara tanggal 28 september 2011 pukul 10.12)
-
98
Kondisi diatas bukan hanya situasi yang terjadi di Dinas Pencatatan
Sipil saja melainkan di setiap dinas yang ada di Kota Palu Khususnya dan
Indonesia pada umumnya.
Dalam kasus diatas dapat ditangkap beberapa masalah beruntun
dimana masing-masing opsi mampu menimbulkan masalah baru. Yang
pertama, adanya prioritas dikarenakan mode manual yang banyak memakan
waktu akibat dari pencatatan yang besifat insidentil; yang kedua. Hal tersebut
dapat diminimalisir dengan membuat dokumen terlebih dahulu namun
membutuhkan banyak tempat untuk meletakkann berkas tersebut; dan yang
ketiga diperlukan ruangan yang lebih besar dalam meminimalisir kedua
kondisi diatas namun membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup
besar dalam mewujudkannya.
Dalam kondisi kondisi diatas, dapat dirasakan secara nyata peran
media elektronik dalam keadilan pelayanan yang merata bagi masyarakat
dengan menerapkan komputerisasi berkas mampu menjadi solusi
penggandaan dokumen pencatatan. Berkas-berkas yang ada dapat di save
dalam benuk dokumen virtual dengan format doc, docx ataupun pdf yang
hanya membutuhkan sebuah computer sebagai tempat penyimpanannya
serta mampu digandakan sekejap sehingga pembuatan dokumen akta
catatan sipil menjadi lebih singkat.
penggunaan media elektronik sedikit banyak dapat menimbulkan kemerataan pelayanan bagi masyarakat. Bagi kami para pegawai menghadapi keluhan masyarakat bukanlah menjadi factor kejenuhan
-
99
dikarenakan hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab kami. Melainkan melihat kertas-kertas menumpuk di ruangan menjadi tekanan tersendiri dalam menjalankan tugas. Dengan adanya komputerisasi berkas, membuat berkurang arsip yang menumpuk sehingga sedikit banyak mampu mengurangi tekanan dalam pekerjaan. Tekanan pekerjaanlah yang membuat banyak aparat cenderung tidak mau tau, cuek ataupun setengah hati dalam melaksakan pelayanan (wawancara tanggal 13 oktober 2011 pukul 11.15)
Demikian petikan wawancara dengan Kasi Sistem dan Teknologi
Informasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Bapak Asri Radjabia
mengenai adanya praktek ketidakadilan yang dirasakan dalam masyarakat
Hal-hal tersebut hanyalah sedikit gambaran mengenai praktek
electronic government mampu manjadi salah satu cara mencapai pelayanan
yang berkulitas. Namun kita tak boleh terjebak dalam pemahaman bahwa
teknologilah yang menjadi factor kunci dalam peningkatan kualitas tersebut.
Perlu analisis yang lebih dalam mengenai apa sebenarnya yang menjadi
faktor yang berperan dalam kualitas pelayanan publik dalam
menyelenggarakan pelayanan publik yang lebih berkualitas.
4.2 Faktor-faktor Yang mendukung Kualitas Pelayanan Publik
Berbasis Electronic government
Di dalam mengembangkan dan mengimplementasikan konsep
electronic government, ada sebuah prinsip dari Oracle (sebuah perusaahan
software database) yang baik untuk diterapkan, yaitu : Think big, start small.
Scale fast, deliver value. Inti dari perkataan tersebut adalah pemerintah
-
100
daerah harus memiliki visi yang jauh dan besar terhadap konsep electronic
government yang ingin diterapkannya. Berdasarkan visi yang besar tersebut
maka disusunlah sejumlah langkah-langkah kecil penerapan dan
implementasi aplikasi electronic government di berbagai bidang yang
perlahan namun pasti dikembangkan untuk menuju visi besar itu.
Cepat atau lambatnya penerapan electronic government ini sangat
tergantung dari seberapa peka pemerintah daerah dan masyarakatnya dalam
membaca perkembangan dunia (trend dan kecenderungan). Di dalam era
globalisasi sangat banyak variabel dan parameter yang berada di luar kontrol
sebuah pemerintahan sehingga memaksa pemerintah dan masyarakatnya
untuk dapat menerapkan suatu strategi atau konsep yang tepat dalam
menjawab tantangan globalisasi.
4.2.1 Kebijakan Pemerintah/Aturan tentang Pelaksanaan Electronik
Government
Kesuksesan pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan terhadap
masyarakat tidak serta merta dapat terjadi tanpa adanya kebijakan yang jelas
dan sistematis. Berkaitan dengan pelaksanaan electronic government dalam
lingkup Dinas Kependudukandan Catatan Sipil di Kota Palu maka hal paling
utama yang perlu dilakukan adalah peninjauan dan analisis terhadap
kebijakan yang mengatur kegiatan tersebut. Dalam hal ini kebijakan yang
dimaksud adalah Peraturan Walikota Palu Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Petunujuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Palu No. 5 Tahun 2009
-
101
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 5 Tahun
2001 Tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Pendudukdan
Akta Catatan Sipil. Selanjutnya dalam Pasal 1 Ayat 21 disebutkan bahwa
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat
SIAK, adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi
kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu
kesatuan.
Dari kebijakan diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan electronic
government dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menunjang terciptanya
kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan memanfaatkan sistem
informasi dan teknologi. Walaupun secera mendetail tidak ditemukan
kebijakan yang mengatur tata pelaksanaan elektronik government (Juklak
dan Juknis) akan tetapi hal tersebut bukanlah menjadi hambatan dalam
penerapan sistem ini.
Harus diakui bahwa tidak terperincinya kebijakan yang mengatur hal
ini bisa saja menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaan elektronic
government khususnya dalam hal-hal teknis. Sebagai contoh dalam
pelaksanaan pembuatan data baik itu dalam lingkup kerja maupun data
tentang kependudukan apabila tidak ada peraturan terperinci mengenai tata
kelola dan pelaksanaan maka dapat menimbulkan error data seperti
tercambur baurnya data.
-
102
Namun apabila diamati lebih dalam hal ini bisa dimaklumi melihat
pelaksanaan sistem elektronic government di Kota Palu Khususnya di lingkup
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil masih tergolong baru. Kekurangan-
kekurangan seperti ini haruslah menjadi pekerjaan rumah yang harus
menapatkan prioritas utama dari pemerintah daerah dalam rangka
peningkatan kulitas pelayanan aparatur kepada masyarakat.
4.2.2 Sumber daya manusia
Memperhatikan kondisi yang ada, penerapan electronic government di
Indonesia menghadapi beberapa tantangan khususnya yang dihadapi oleh
organisasi pemerintah. Salah satu diantaranya adalah masalah sumber daya
manusia yang belum memadai. Penerapan electronic government di kantor-
kantor publik perlu didukung oleh pegawai yang mengerti mengenai
teknologi. Menghadapi tantangan tersebut di atas, Pemerintah kiranya perlu
melakukan upaya peningkatan kualitas SDM, perlu diadakannya pelatihan
bagi para pegawai pemerintahan mengenai teknologi. Yang juga diperlukan
adalah pegawai yang mau belajar dan mampu menanggapi perubahan
(manage change). Teknologi informasi berubah secara cepat sehingga
kemauan belajar pun dituntut untuk dimiliki setiap pegawai lembaga publik.
Selain itu penerapan electronic government memerlukan perubahan
dalam organisasi dan dukungan keterampilan baru. Peningkatan kuantitas
dan kualitas sumberdaya manusia di bidang teknologi informasi dan
komunikasi dapat dilakukan dengan membuka seluas-luasnya akses
-
103
informasi serta mendorong kepada semua pihak untuk ikut berpartisipasi
dalam mengembangkan bidang ini. Memberikan inspirasi pada kalangan
bisnis, industri, akademis dan masyarakat luas untuk berpartisipasi haruslah
menjadi ide utama dalam program electronic government, karena tujuan
utama dari program ini adalah untuk menyediakan pelayanan pemerintah
yang lebih bagus, lebih cepat, dan lebih murah kepada masyarakat.
Teknologi informasi merupakan sebuah bidang yang baru. Pemerintah
umumnya jarang yang memiliki SDM yang handal di bidang teknologi
informasi. SDM yang handal ini biasanya ada di lingkungan bisnis / industri.
Kekurangan SDM ini menjadi salah satu penghambat implementasi dari
electronic government. Pada sejumlah kantor pemerintah daerah, PNS yang
mempunyai kemampuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi
jumlahnya sangatlah sedikit dan umumnya tidak berlatar belakang pendidikan
sarjana bidang Informatika atau Elektro. Hal ini mungkin saja terjadi
mengingat selama 10-20 tahun yang lalu jarang pemerintah daerah merekrut
pegawai baru dengan latar belakang bidang teknologi informasi dan
komunikasi. Misalnya saja jika terdapat 473 pemerintah daerah (provinsi,
pemkab/pemkot), jika masing-masing pemda mempunyai sedikitnya 10
perangkat daerah (Badan, Dinas, Kantor), berarti terdapat 4730 kantor yang
harus tersedia sumberdaya manusia yang mempunyai standar kompetensi
dibidang teknologi informasi dan komunikasi. Untuk mampu menjalankan
implementasi e-government, setiap kantor jika diasumsikan minimal
-
104
memerlukan 5 orang, berarti diperlukan 23.650 orang untuk dapat
mengimplementasikan electronic government di kantor pemerintah daerah
seluruh Indonesia.
Sesuai kondisi diatas maka untuk menunjang palayanan pubik yang
berkualitas maka Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu sudah
seharusnya memiliki beberapa tenaga ahli dalam bidang tersebut berupa
keluaran perguruan tinggi berbasis IT ataupun pegawai yang punya keahlian
dalam bidang tersebut. Jumlah Pegawai Dinas Kependudukan Dan
Pencatatatan Sipil Kota Palu sampai dengan 31 Desember 2011 sebanyak
86 orang dengan perincian sebagai berikut :
Sarjana Strata II Sebanyak 1 Orang
Sarjana Strata I sebanyak 23 Orang
Sarjana Muda sebanyak 8 Orang
SLTA sebanyak 16 Orang
SD 1 Orang
Dalam wawancara yang dilakukan di intansi tersebut di antara 86
orang pegawai tersebut, hanya dua orang staf yang mempunyai kompetensi
keilmuan dalam bidang komputerisasi dan pengolahan jaringan (ICT)
sedangkan sisanya merupakan lulusan dari lembaga pendidikan umum
sementara ada 26 orang termasuk dua staf yang telah disebutkan diatas
yang mengetahui dasar-dasar pengoperasian komputer secara mahir serta
memahami seluk beluk sistem operasi digital sementara sisanya mampu
mengopersikan dasar-dasar aplikasi yang sesuai dengan wilayah kerja
-
105
mereka terkecuali tujuh orang staf yang mengaku jika sama sekali buta
akan media elektronik tersebut. Menjadi menarik untuk di cermati dalam
situasi saat ini ketika komputerisasi menjadi pijakan dari pelayanan publik
modern namun kurang ditunjang dengan sumber daya manusia yang lebih
dalam penguasaan dan pengoperasian media digital.
Khususnya bagi pemerintah Kota Palu SDM yang punya pengetahuan
mengenai ICT masih jarang. Untuk meminimalisasi kendala ini, pihak pemda
Kota Palu giat melakukan pelatihan dan bimbingan teknis bagi para abdi
negara tersebut khususnya yang berada di Dinas Kependudukan dan Catatn
Sipil Kota Palu. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil
Walikota Palu, menjelaskan bahwa pada saat ini Dept. Kominfo telah
menyusun panduan pendidikan dan pelatihan PNS di bidang teknologi
informasi dan komunikasi. Pelatihan di bidang teknologi informasi dan
komunikasi dapat diselenggarakan secara sentralisasi (oleh Dept.
Komunikasi dan Informatika melalui Diklat) dan desentralisasi baik dengan
membuat pusat-pusat diklat di sejumlah ibukota provinsi oleh pihak swasta
bekerjasama dengan Dept. Kominfo, maupun di perguruan tinggi.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan bahwa kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Palu tergolong baik hal ini terlihat dari banyaknya pelatihan-pelatihan
telah mereka ikuti yang dilaksanakan instansi tersebut dalam menunjang
pelaksanaan fungsi dan tugasnya. Kemampuan dan keterampilan pegawai ini
-
106
juga berperan dalam mengatasi hambatan yang timbul dalam implementasi
electronic government, misalnya dalam penggunaan penggunaan sistem
berbasis komputer ataupun jaringan. Dengan tingkat pengetahuan dan
keterampilan pegawai yang memadai maka Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Palu diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan lebih
cepat.
Peningkatan sumberdaya manusia PNS untuk implementasi electronic
government perlu penanganan yang serius dan dilakukan bersama oleh
pemerintah, Perguruan Tinggi, dan pihak swasta. Di dalam pelatihan dan
peningkatan sumberdaya manusia, perlu mengubah pandangan tentang
teknologi informasi dan komunikasi; bukan sekadar alat untuk mengelola
informasi, melainkan ia memiliki aspek budaya. Teknologi bukan hanya
menuntut penguasaan atas perangkat kerasnya, melainkan mengubah diri
kita berinteraksi dengan masyarakat melalui teknologi informasi dan
komunikasi.
4.2.3 Sarana dan Prasarana
Infrastruktur telekomunikasi Indonesia memang masih belum tersebar
secara merata. Di berbagai daerah di Indonesia masih belum tersedia saluran
telepon, atau bahkan aliran listrik. Kalaupun semua fasilitas ada, harganya
masih relatif mahal. Pemerintah juga belum menyiapkan pendanaan (budget)
untuk keperluan ini namun dalam hal ini tergantung dari kesiapan yang
dimiliki oleh tiap daerah. Seperti halnya Kota Besar Lain di Indonesia, yang
-
107
telah mempersiapkan infrastruktur guna mendukung penerapan electronic
government di daerahnya baik itu dengan membuatnya sendiri ataupun
kerjasama dengan pihak luar (outsourcing) dengan menyediakan software
(perangkat lunak) maupun hardware (perangkat keras) dan dukungan
jaringan lainnya.
Infrastruktur yang belum memadai termasuk kurangnya tempat akses
umum merupakan tantangan yang lain. Ini disebabkan masih sangat sedikit
mobilitas masyarakat untuk mengakses vendor-vendor perangkat keras/lunak
dengan technical support yang tersebar di daerah-daerah. Penyediaan
pelayanan melalui electronic government perlu didukung oleh tingkat
penetrasi internet yang tinggi baik dari rumah tangga ataupun stand/kios
umum. Persentasi penggunaan internet di Indonesia sangatlah rendah.
Tingkat penetrasi yang rendah ini juga merupakan suatu kendala. Walaupun
dalam situasi dilapangan menunjukkan pertumbuhan tempat surfing yang
cukup pesat Adapun kondisi infrastruktur di Dinas Kependdukan dan Catatn
Sipil Kota Palu.
A . SOFTWARE
1. Operating System (OS)
a. Windows 7 Starter
b. Windows XP Home Premium SP 3
c. Windows XP Professional SP 1
2. Software Pendukung
-
108
a. Microsoft Office 2007
b. SPSS 12
c. PDF Reader
d. Adobe Reader
e. Macromedia, dll
B. HARDWARE
NO RUANGAN JUMLAH SPESIFIKASI
1 SIMPTAP A CPU 13 Pentium IV, DDR 128 , HDD 40 Gb B SERVER 2 Pentium Xeon, IV, SCASI, DDR
256 C PRINTER 10 Dot Matrix, Ink Jet D UPS 12 1300 A , 600 VA E Switch Hub 1 16 port
2 SIMLIDA A CPU 1 Pentium III, SDRAM 128, HDD 20
Gb B PRINTER 1 Ink Jet
3 SIMNAKER A CPU 1 Pentium III, SDRAM 128, HDD 20
Gb B PRINTER 1 Ink Jet
4 SIMAGRI A CPU 3 Pentium III, SDRAM 128, HDD 20
Gb B PRINTER 1 Ink Jet
5 SIMPAR A CPU 1 Pentium III, SDRAM 128, HDD 20
Gb B PRINTER 1 Ink Jet
6 SIMPEG A CPU 2 Pentium III, SDRAM 128, HDD 20
Gb B PRINTER 1 Ink Jet
-
109
7 SIMSTA A CPU 1 Pentium III, SDRAM 128, HDD 20
Gb B PRINTER 1 Ink Jet
8 SIMNAKER A CPU 1 Pentium III, SDRAM 128, HDD 20
Gb B PRINTER 1 Ink Jet
9 SIMKEU A CPU 1 Pentium III, SDRAM 128, HDD 20
Gb B PRINTER 1 Ink Jet
10 Sub Bagian Umum A CPU 2 Pentium IV, DDR 256, HDD 40 Gb B PRINTER 1 Ink Jet C UPS 1 1300 VA
11 Sub Bagian Program A CPU 2 Pentium IV, DDR 256, HDD 40 Gb B PRINTER 1 Ink Jet C UPS 1 1300 VA
12 Sub Bagian Keuangan A CPU 1 Pentium IV, DDR 128, HDD 40 Gb B PRINTER 1 Ink Jet C UPS 1 1300 VA
13 Kepala Badan A CPU 1 Pentium IV, DDR 128, HDD 40 Gb B UPS 1 1300 VA
14 Sekretaris Badan
A CPU 1 Pentium IV, DDR 256, HDD 40 Gb B PRINTER 1 Laser Jet C UPS 1 1300 VA
15 Website A CPU 3 Pentium IV, DDR 256, HDD 40 Gb B PRINTER 2 Ink Jet C SCANNER 3 Canon Lide D UPS 2 1300 VA
16 Workshop A CPU 1 Pentium IV, DDR 256, HDD 40 Gb B PRINTER 1 Ink Jet C UPS 1 1300 VA
-
110
17 Staf NOC
A CPU 2 Pentium IV, DDR 256, HDD 40 Gb
B UPS 1 1300 VA
18 NOC A SERVER 3 Pentium Xeon, Pentium IV, SCASI,
DDR 256 B UPS 1 12 KVA C Switch Hub 2 24 port, 8 port
Menurut wawancara dengan salah satu mahasiswa tingkat akhir salah
satu perguruan tinggi berbasis IT menjelaskan bahwa spesifikasi hardware
dan software seperti yang tertulis diatas ada dalam standar mencukupi
kebutuhan basis data elektronik.
4.2.4 Tingkat Partisipasi dan Pemahaman Masyarakat terhadap
Teknologi dan Informasi
Selain kualitas Sumber daya manusia yang ada dalam ruang lingkup
dinas terkait serta ketersediaan sarana dan prasarana, salah satu factor yang
menjadi penentu kualitas pelayanan publik dalam era e-government adalah
tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam menggunakan
teknologi informasi ataupun waktu dalam mengakses dunia elektronik
tersebut. Menjadi program yang tak berarti walaupun kucuran dana mencapai
bermilyar-milyar untuk mengembangkan pelayanan publik berbasis IT jika
ternyata masyarakat sendiri tidak mempunyai ketertarikan berlebih terhadap
media tersebut. Kota palu sendiri bila dilihat dari tingkat pendidikan maka
persentase penduduk Kota Palu berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum
-
111
tamat SD sebesar 41,13% pada Tahun 2011, yang tamat SD/MI/sederajat
sebesar 25,62%, tamat SLTP/MTs/sederajat sebesar 24,04%, tamat
SLTA/MA/Sederajat sebesar 51,35%, Diploma/Sarjana Muda 5,52%, dan
perguruan tinggi sebanyak 1,80%. Sedangkan yang tidak/belum pernah
sekolah sebesar 0,52%.
Memang untuk sekedar mempelajari cara mengakses internet dan
computer tidaklah dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pendidikan
namun sedikit banyak hal tersebut mempengaruhi cepat ataupun
pemahaman masyarakat terhadap penggunaan media tersebut sebagai
sarana yang cukup memberikan kemudahan bagi masyarakat. Dengan
persentase 58,67% masyarakat yang mempunyai pendidikan SMA keatas
menjadi peluang baik bagi pengembangan e-government dikota palu tersebut
apalagi mengingat banyaknya tempat mengakses internet yang tersebar
disetiap kelurahan dengan biaya yang dapat di akses oleh selruh lapisan
masyarakat serta computer yang sudah bukan menjadi barang baru lagi
mampu menguatkan posisi e-government sebagai salah satu tonggak
pelayanan publik yang berkualitas dengan catatan adanya upaya yang lebih
intensive dalam sosialisasi prosedur dan petunjuk serta pelatihan yang nyata
di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu.