bab v implementasi pembelajaran a. model …repository.upi.edu/7822/6/t_bind_1007276_chapter5.pdf257...
TRANSCRIPT
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
257
BAB V
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
A. Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter
SILABUS
ANALISIS PUISI KD 16
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
Kelas/Semeater : X/2
Standar Kompetensi : Memahami puisi, analisis puisi dan dari analisis
puisi ini diharapkan siswa dapat memberikan
pemaknaan dan beroleh pengalaman yang dapat
dijadikan inspirasi dalam menuliskan puisi.
Kompetensi Dasar : Memahami teori puisi yang didalamnya ada
unsur-unsur puisi meliputi struktur puisi, imaji
atau pencitraan dan unsur afektif dalam puisi.
Alokasi Waktu : (6 x 45 menit)
Materi Pokok atau
Bahan Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
atau Pengalaman
Belajar Siswa
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Belajar
PUISI Memperlihatkan
pembacaan puisi
dengan
menggunakan
pemutaran video
Siswa mencoba
mengapresiasikan
puisi yang
dilihatnya
Pembacaan puisi
Kognitif : Siswa diberi
tontonan video tentang
tokoh idola dan
pembacaan puisi oleh
penyair dan gurunya.
Dari hasil tontonan
tersebut siswa mencoba
mengapresiasikan puisi
dengan menyebutkan
hakikat puisi dan unsur
Pengamatan
Pengamatan
6x2 JP Pemutaran
video tokoh
idola “Hellen-
Keller”.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
258
oleh gurunya
Siswa memberi
kritikan atas puisi
yang telah
dibacakan
Berdiskusi tentang
puisi dan unsur-
unsur dalam puisi
menurut pandangan
siswa (inkuiri) dari
puisi yang
dihasilkan.
Guru membagi
kelompok yang
akan
mempresentasikan
puisi yang telah
dibuat, dari puisi
temannya yg sudah
dinilai oleh anggota
kelompoknya. (
puisi yang terbaik)
Kegiatan
menganalisis puisi
dan Pembahasan
dengan berdiskusi.
(Buzz-group)
fisik puisi.
Produk: Siswa
mengungkapkan
pikiran dan persaannya
melalui kegiatan
menulis puisi.
Proses: Siswa diguyur
untuk menghasilkan
puisi melalui proses
kreatif menulis puisi
dimulai dari pencarian
ide, pilihan kata dan
belajar
mendokumentasikan
kata-kata yang akan
dituangkan kedalam
puisinya.
Psikomotorik:
Pencarian ide dari hasil
tontonannya, mencari
pilihan kata yang tepat,
mendokumentasikan
kata-kata, merangkai
kata dan kedalam puisi.
Afektif: Setiap
kejadian yang terjadi
dalam hidupnya dan
apa yang dirasakan
dapat dituangkan
kedalam puisi.
Karakter: menemukan
nilai-nilai kehidupan
dari apa yang dilihat,
dirasa dan
diimplementasikan
kedalam sastra melalui
kegiatan berekspresi.
Tes
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
259
Keterampilan sosial:
berdiskusi ( saling
bertanya dan
berpendapat),
berkomunikasi, saling
menghargai teman,
dapat mengambil
keputusan, kejujuran,
menemukan nilai-nilai
kehidupan.
RPP SMA: Menulis Puisi
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 18 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Materi Pembelajaran : Menulis Puisi
Alokasi Waktu : 6 (2 x 45 menit)
I. Standar Kompetensi : 16. Mengungkapkan keindahan alam
dan pengalaman melalui kegiatan
menulis kretif puisi
II. Kompetensi Dasar : 16.1. Menulis kretif puisi berkaitan
dengan tokoh idola.
III. Indikator :
A. Kognitif:
Siswa diberi tontonan video tentang tokoh idola dan pembacaan puisi
oleh penyair dan gurunya.
Produk:
Dari hasil tontonannya tersebut siswa ditugasi oleh gurunyan untuk
menulis puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
260
Proses: Siswa diguyur untuk menghasilkan puisi melalui proses kreatif
menulis puisi dimulai dari pencarian ide, pilihan kata dan belajar
mendokumentasikan kata-kata yang akan dituangkan kedalam
puisinya.
B. Psikomotor: Pencarian ide dari hasil tontonannya, mencari pilihan kata
yang tepat, mendokumentasikan kata-kata, merangkai kata dan
kedalam puisi.
C. Afektif: Setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya dan apa yang
dirasakan dapat dituangkan kedalam puisi.
Karakter: menemukan nilai-nilai kehidupan dari apa yang dilihat,
dirasa dan diimplementasikan kedalam sastra melalui kegiatan
berekspresi.
Keterampilan sosial: berdiskusi ( saling bertanya dan berpendapat),
berkomunikasi, saling menghargai teman, dapat mengambil keputusan,
kejujuran, menemukan nilai-nilai kehidupan.
IV. Tujuan Pembelajaran:
Produk: Siswa mampu menulis puisi yang merupakan ungkapan dan
perasaan yang dituangkan kedalam bentuk puisi.
Proses: memperlihatkan tontonan tentang tokoh idola dan pembacaan puisi
oleh penyair dan gurunya sebagai cara untuk membangkitkan imajinasi
siswa dalam pencarian ide.
Psikomotor: Pencarian ide dari hasil tontonannya, mencari pilihan kata
yang tepat, mendokumentasikan kata-kata, merangkai kata dan kedalam
puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
261
Pengembangan Karakter: menemukan nilai-nilai kehidupan dari apa yang
dilihat, dirasa dan diimplementasikan kedalam sastra melalui kegiatan
berekspresi.
Keterampilan Sosial: berdiskusi ( saling bertanya dan berpendapat),
berkomunikasi, saling menghargai teman, dapat mengambil keputusan,
kejujuran, menemukan nilai-nilai kehidupan.
V. Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Pendekatan inkuiri, pendekatan
keterampilan proses, pendekatan induktif,
pendekatan role playing.
Strategi Pembelajaran : Pembelajaran berbasis siswa
Model pembelajaran : Model gabungan dari pembelajaran
menulis puisi yang berorientasi
pendidikan karakter. (inkuiri,
pembelajaran kooperatif)
Metode pembelajaran : Demonstrasi, eksperimen, diskusi dan
klarifikasi nilai.
VI. Proses Pembelajaran
Pendahuluan (+ 10 menit)
Kegiatan Tahap Pembelajaran
Sebelum memulai
pembelajaran guru
menghapus papan tulis
yang masih kotor dan
melihat kondisi kelas
apakah sudah siap
dilakukan pembelajaran
atau belum (memberi
contoh membiasakan hidup
Eksplorasi
Konfirmasi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
262
bersih)
Guru mengabsent siswa
dengan menanyakan siapa
diantara teman kalian yang
tidak hadir dan siswa
menjawab pertanyaan guru
dengan memberikan alasan
temannya kenapa tidak
hadir dan memberikan
bukti fisik (membiasakan
siswa bersikap jujur dan
rasa saling percaya antara
guru dan murid)
Untuk menyatukan pola
bahasa dan menyamakan
rasa guru menggunakan
teknik bernyanyi berjudul
“Jagalah Hati” dari AA
Gym
Konfirmasi
Kegiatan Inti (+ 70 menit )
Kegiatan Tahap Pembelajaran
Guru memutar video puisi
tentang tokoh idola “Hellen-
keller”, dan pemutaran video
puisi yang dibacakan oleh
penyair dan gurunya setelah
itu siswa mengapresiasi
puisi yang telah di tonton.
Guru mengomunikasikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dari
pembelajaran ini.
Guru menugasi siswa
menulis puisi dari hasil
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
Eksplorasi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
263
tontonannya, kemudian puisi
yang dihasilkan dinilai oleh
temannya dan puisi hasil
penilaian temannya di
presentasikan, kemudian
siswa berdiskusi tentang
puisi yang dipresentasikan
dan menemukan unsure fisik
puisi, hakikat puisi dan
pesan moral yang
disampaikan dalam puisi
tersebut.
Guru dan siswa berdiskusi
dalam memecahkan
permasalahan yang ada, dan
guru menjelaskan tentang
puisi dan unur-unsur yang
ada dalam puisi.
Guru dan siswa menarik
kesimpulan dari hasil
pembelajarannya dan guru
berpesan kepada siswa agar
nilai-nilai yang ditemukan
dapat diimplementasikan
kedalam kehidupannya.
Elaborasi dan konfirmasi
Elaborasi dan konfirmasi
Elaborasi dan konfirmasi
Penutup (+ 10 menit)
Kegiatan Tahap Pembelajaran
Guru merefleksi hasil
pembelajaran. (memberikan
pujian/penghargaan kepada
kelompok maupun individu
yang telah bekerja dengan
baik dan menasihati untuk
menjadi lebih baik terhadap
siswa atau kelompok yang
Konfirmasi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
264
pada hari ini belum dapat
bekerja dengan baik).
Guru mengajak siswa untuk
mengucapkan rasa syukur
kepada Allah karena
pembelajaran berjalan
dengan lancar dan berharap
agar esok hari penuh dengan
semangat dan diberikan
kesehatan dan keselamatan
oleh Allah dengan doa
bersama.
Konfirmasi
VII. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran
Sumber pembelajaran:
Alat pembelajaran:
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 18 Bandung
Bandung,…………….2012
Guru Mata Pelajaran
Bhs. Indonesia
Suryana, S.Pd.
NIP 196109301984031004
Pembina Tk.I,
NIP
B. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal ( kurang lebih 15 menit)
a. Guru melihat keadaan kelas apakah sudah bersih dan murid sudah siap
melakukan pembelajaran. Jika papan tulis belum di bersihkan guru
menghapus papan tulis. (Membiasakan hidup bersih)
b. Guru menayakan siswa yang tidak masuk kepada temannya sebagai bentuk
kepedulian antarteman.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
265
c. Sebelum pembelajaran dimulai guru menggunakan teknik bernyanyi. Hal
ini dilakukan agar menyamakan pola bahasa dan menyatukan rasa diantara
guru dan murid.
2. Kegiatan Inti ( kurang lebih 60 menit)
a. Pembelajaran diawali dengan pemutaran video “Hellen-Keller” kemudian
setelah pemutaran video guru bertanya kepada siswa dan siswa
mengapresiasikannya. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan imajinasi
siswa akan puisi yang akan ditulisnya.
b. Kemudian guru membacakan puisi dan berganti dengan siswa
membacakan puisi.
c. Setelah itu guru menugasi siswa untuk menulis puisi yang bertemakan
“tokoh-idola” siswa sangat senang akan tema yang telah ditentukan oleh
guru tentang tokoh idolanya. Siswa tidak dibekali tentang teori menulis
dan teori tentang puisi. Kreatif menulis puisi merupakan ungkapan yg
dirasakan oleh siswa kemudian di tuangkan dalam bentuk tulisan. (secara
inquiry)
d. Kemudian dibentuk kelompok yang beranggotakan 6 orang. Dari anggota
kelompok siswa menilai hasil puisi yang di buatoleh temannya dan puisi
yang dipilih siap untuk di persentasikan.
e. Terjadilah diskusi buzz-group, dalam diskusi terdapat pertanyaan-
pertanyaan tentang unsur-unsur puisi dan pesan moral dalam puisi
tersebut. Kemudian kelompok lain mengomentari ketepatan dan
kesesuaian kata yang digunakan dalam puisi tersebut. Terdapat
penambahan dan sanggahan kata untuk perbaikan puisi. Diskusi terjalin
penuh semangat dan kehangatan. Dan proses pembelajaran itulah yang
dinamakn pembelajaran menulis puisi.
f. Sambil terus mengikuti perkembangan siswa, guru melontarkan
pertanyaan-pertanyaan pancingan berkaitan dengan unsure-unsur
pembangun puisi yang dibahas (meliputi tema, amanat/pesan, nada,
makna, majas/gaya bahasa, pesan moral, irama, tipografi).
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
266
g. Guru mereaksi jawaban-jawaban balikan dari siswa disertai penjelasan
seperlunya tentang materi pembahasan. Penjelasan tersebut tetap diarahkan
pada pemahaman siswatentang unsur-unsur pembangun puisi.
h. Siswa dan guru terlibat dari pengambilan sebuah keputusan dalam
menyelesaikan pemecahan masalah.
3. Kegiatan Akhir (kurang lebih 15 menit)
a. Guru merangkum seluruh kegiatan dari awal pembelajaran dan
mengidentifikasikan nilai-nilai yang baik yang dapat diimplementasikan
dalam kehidupan.
b. Sambil mengakhiri pembelajaran guru mengajak siswa mengucapkan
syukur atas nikmat yang telah di berikan Allah kepada kita semua. Amin
C. Analisis puisi siswa
Puisi adalah sebagai salah satu cabang sastra, dimana cabang sastra
merupakan bagian dari seni. Di dalam kehidupan ini alangkah indahnya
apabila ada keseimbangan antara jasmani dan rohani. Bahasa merupakan
medium dalam satsra karena apa yang kita rasakan dalam kehidupan dapat
dituangkan ke dalam salah satu karya sastra dengan menggunakan bahasa
sebagai mediumnya.
Apa yang kita rasakan dan yang ada dalam pikiran kita dapat
dituangkan kedalam tulisan yang berupa puisi. Sehingga puisi dapat dikatakan
sebagai curahan hati si penyairnya. Agar puisi itu bernilai dan bermakna maka
puisi yang dituangkan harus menggunakan bahasa yang padat makna.
Puisi yang bermakna adalah puisi yang pada dasarnya memiliki 4
makna atau arti yaitu, pokok pembicaraan, nada, perasaan, dan itikad
penyairnya. Dimana hakikat dan tujuan puisi adalah penikmatan dan
penghayatan terhadap puisi untuk memperkaya batin puisi. Dengan
merelevansikan puisi dalam kehidupan kita maka kebermaknaan hidup dapat
kita peroleh lewat sebuah karya, yakni puisi. Puisi yang baik adalah puisi yang
menggunakan bahasa yang padat makna dan bersesuaian dengan isi dari puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
267
Nama Lengkap : Aam Muharam
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ kode : 01
Nabi Muhammad SAW
Nabiku Muhammadku
Nabiku kou adalah panutanku
Idola di dalam hatiku
Kou pahlawan bagi semua umatmu
Walau kita tak pernah bertemu
Tapi aku bangga padamu
Kou telah pertaruhkan nyawa untuk umatmu
Hingga aku tahu Tuhanku
Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup
Kou bimbing umatmu ke jalan yang benar
Walau banyak yang menentang ajaranmu
Kou tetap berjuang
Lelah dan letih tak pernah kou rasakan
Hanya untuk umatmu
Caci dan maki kou anggap ujian
Wahai Muhammadku koulah seruanKu
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
268
1. Tema
Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”.
Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer
dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu)
yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang
yang sangat besar yaitu seorang Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW
Nabiku Muhammadku
Nabiku kou adalah panutanku
Idola di dalam hatiku
Kou pahlawan bagi semua umatmu
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa bangga terhadap seseorang
yang paling besar dan merupakan panutan bagi umat muslim.
Nabiku muhammadku
Nabiku kou adalah panutanku
Idola di dalam hatiku
Kou pahlawan bagi semua umatmu
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
untuk umatmu
Nada dalam puisi di atas adalah menasihati pada umat yang lain atau sesama
manusia agar mencontoh pribadi Nabi Muhammad SAW
Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup
Kou bimbing umatmu ke jalan yang benar
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
269
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana dalam puisi di atas adalah kekaguman dan rasa bangga si aku liris
kepada Nabi Muhammad SAW
Tapi aku bangga padamu
Kou telah pertaruhkan nyawa
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang
hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak
disampaikan penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Agar Nabi
Muhammad itu dijadikan panutan oleh umatnya.
Kou pahlawan bagi semua umatmu
Wahai muhammadku koulah seruanku
5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah:
1). Shaleh
Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup
2). Berjiwa besar
Kou pahlawan bagi semua umatmu
3). Mencontoh yang baik
Nabiku kou adalah panutanku
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan
maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah
konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Dilihat dari unsur-unsurnya dan pemilihan kata yang digunakan puisi tersebut
menggunakan bahasa sehari-hari namun bernilai dan bermakna bagi orang
yang membacanya.
Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup
Kou bimbing umatmu ke jalan yang benar
Walau banyak yang menentang ajaranmu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
270
Kou tetap berjuang
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Hingga aku tahu Tuhanku
Lelah dan letih tak pernah kou rasakan
Imaji pendengaran
Caci dan maki kou anggap ujian
8. Rima
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau
orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca.
Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi.
Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana
puisi. Pada bait pertama berima a-a-a-a, pada bait ke-2 berima a-a-a-a, pada
bait ke-3 berima a-b-a-b, pada bait ke-4 berima a-b-a-b.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
271
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
___________________
___________________
___________________
___________________
Nama Lengkap : Ade Yulianty
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C2
KARTINI
Namamu harum, seharum jasamu
Tekadmu kuat, sekuat jiwamu
Kou berjuang untuk kami
Putri di negeri pertiwi
Kami bangga mengenalmu
Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu
Meski jasadmu kini tak berdiri lagi
Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati
Kami tak takut lagi untuk beradu
Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju
Walau tantangan demi tantangan terus datang silih berganti
Tak akan menjadi penghalang yang berarti
Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah
hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
272
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-
matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut
mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah
puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang
melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idolanya yaitu kartini yang
merupakan pahlawan yang telah mebela hak-hak wanita.
KARTINI
Namamu harum, seharum jasamu
Tekadmu kuat, sekuat jiwamu
Kou berjuang untuk kami
Putri di negeri pertiwi
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada adalah perasaan bangga dan kagum pada pahlawan kita.
Kami bangga mengenalmu
Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu
Meski jasadmu kini tak berdiri lagi
Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleh penyair, apakah dia ingin
bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi diatas adalah bersikap lugas dalam menyampaikan perasaan
bangga dan semangat dalam menghadapi rintangan dalam hidup.
Kami tak takut lagi untuk beradu
Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju
Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti
Tak akan menjadi penghalang yang berarti
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
273
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana dalam puisi diatas adalah terharu dan bahagia
Kami bangga mengenalmu
Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu
Meski jasadmu kini tak berdiri lagi
Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati
4. Pesan (Amanat)
Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan
atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa sekarang kaum perempuan tidak
takut lagi untuk beremansipasi karena ada kesamaan gender.
Kami tak takut lagi untuk beradu
Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju
Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti
Tak akan menjadi penghalang yang berarti
5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah
1) Menghargai orang lain
Namamu harum, seharum jasamu
Tekadmu kuat, sekuat jiwamu
Kou berjuang untuk kami
Putri di negeri pertiwi
2) Berjiwa besar
Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti
Tak akan menjadi penghalang yang berarti
3) Berani berjuang
Kami tak takut lagi untuk beradu
Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju
Walau tantangan demi tantangan terus datang silih berganti
Tak akan menjadi penghalang yang berarti
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
274
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari namun
bermakna. Dan juga menggunakan bahasa yang bermajas perumpamaan.
Namamu harum seharum jasamu
Meski jasadmu kini tak berdiri lagi
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan:
Kami tak takut lagi untuk beradu
Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju
Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti
Tak akan menjadi penghalang yang berarti
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambing
bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan
suasana puisi.
Bait pertama, kedua dan ketiga bait diatas berima: a-a-b-b. dan adanya
asonansi antara /a/ dan /u/ pada kata: jasamu, jiwamu, kami, pertiwi,
mengenalmu, mengenangmu, lagi, hati, beradu, maju, berganti dan berarti.
Pilihan kata-kata itu sangat tepat digunakan untuk mengungkapkan rasa
bangga dan kagum terhadap pahlawan.
Kami bangga mengenalmu
Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu
Meski jasadmu kini tak berdiri lagi
Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
275
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut disusun dalam bentuk bait-bait.
Judul
_______________________
_______________________
_______________________
_______________________
____________________________
____________________________
_____________________________
_____________________________
________________________
________________________
________________________
_________________________
Nama Lengkap : Afra Auliani Abidin
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C3
Kabut di kala Senaja
Aku tak lagi melihatmu
Tak lagi menyentuhmu
Dan tak lagi mendengarmu
Kamu hilang,
Entah kemana kamu menghilang
Bagai kabut di kala senja
Tertutup rapat oleh awan tipis tapi mengaburkan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
276
Bagai embun di pagi hari
Membasahi pipi ketika ku mengingatmu
Aku selalu mencarimu, tapi pencarianku sia-sia
Mencarimu tanpa arah
Didalam ruang kabut yang tebal
Tak ada matahari
Tak ada sinar cahaya
Semua terasa hampa
Tidak gelap tidak juga terang
Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku
Itu yang aku rasakan
Ketika kou menghilang
Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”.
Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer
dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu)
yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang suatu keadaan yang diibaratkan oleh si aku
liris ketika si kou menghilang dari hidupnya.
Tidak gelap tidak juga terang
Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku
Itu yang aku rasakan
Ketika kou menghilang
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
277
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut
bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan
dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang dirasakan oleh si aku liris adalah perasaan kegelisahan dan
kesedihan yang teramat dalam karena dia kehilangan si kou yang dalam puisi
ini si kou sebagai orang yang dibicarakan.
Tak ada matahari
Tak ada sinar cahaya
Semuanya terasa hampa
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada penyair dalam puisi itu adalah bersikap lugas mengutarakan
kegelisahannya ditinggal si kou.
Kamu hilang,
Entah kemana kamu menghilang
Bagai kabut dikala senja
Tertutup rapat oleh awan tipis tapi mengkaburkan
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasan yang ada adalah rasa iba dan sedih.
Tak ada matahari
Tak ada sinar cahaya
Semua terasa hampa
4. Pesan (Amanat)
Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan
atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
278
Pesan dalam puisi ini adalah bahwa si sku liris ingin menyampikan perasaan
yang ia rasakan saat ia ditinggal pergi oleh pacarnya.
Tidak gelap tidak juga terang
Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku
Itu yang aku rasakan
Ketika kou menghilang
5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah
1) Rasa cinta dan saying
Tidak gelap tidak juga terang
Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku
Itu yang aku rasakan
Ketika kou menghilang
2) Berusaha keras tidak pantang menyerah
Aku selalu mencarimu, tapi pencarianku sia-sia
Mencarimu tanpa arah, bagaikan mencarimu
Di dalam ruang kabut yang tebal
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata dalam puisi ini menggunakan bahasa sehari-hari. Tapi ada juga
kalimat yang bermajas personifikasi:
Bagai embun di pagi hari
Membasahi pipi ketika ku mengingatmu
Tidak gelap. Tidak juga terang
Warna kabut dikala senja memenuhi penglihatanku
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan:
Bagai kabut dikala senja
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
279
Tertutup oleh awan tipis tapi mengkaburkan
Bagai embun di pagi hari
Membasahi pipi ketika ku mengingatmu
Tak ada matahari
Tak ada sinar cahaya
Semuanya terasa hampa
8. Rima
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau
orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca.
Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi.
Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana
puisi.
Tidak ada rima dalam puisi ini. Namun terdapat pengulangan pronominal
persona mu dalam puisi tersebut seperti terlihat pada kata; mengingatmu,
mendengarmu, melihatmu dan menyentuhmu jadi jelas sudah dari
pengulangan pronominal persona mu bahwa yang diajak bicara dalam puisi
tersebut adalah si mu yang berarti bagi si aku.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
______________
______________
______________
_________________
_________________
_________________
__________________
________________
________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
280
___________________
___________________
___________________
________________
________________
________________
____________________
____________________
____________________
Nama Lengkap : Angga Yogaswara
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No absen/ Kode : C4
Tokoh Idola
Nafasku adalah senyummu
Detak jantungku adalah semangatmu
Inspirasiku adalah jiwamu
Kekuatanku adalah dirimu
Semua yang ada dalam jiwaku hanyalah tentang dirimu
Kisah yang ku tulis, lagu yang kunyanyikan
Semua mengisahkan tentang dirimu
Keindahan duniaku adalah warna dari kehadiranmu
Inspirasiku takkan habis karena kehadiranku
Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku
Oh idolaku…..koulah penuntunku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
281
Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah
hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”.
Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer
dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu)
yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi di atas adalah tentang tokoh idola yang menjadi insprirasi si aku
dalam mengarungi hidup ini.
Tokoh Idola
Nafasku adalah senyummu
Detak jantungku adalah semangatmu
Inspirasiku adalah jiwamu
Kekuatanku adalah dirimu
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut
bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan
dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada adalah rasa kebanggaan si penulis tentang tokoh idolanya.
Keindahan duniaku adalah warna dari kehadiranmu
Inspirasiku takkan habis karena kehadiranku
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca
apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap
lugas…”.
Nada dalam puisi tersebut bersikap lugas dalam menyampaikan rasa
kagumnya terhadap tokoh idola. Dan si penyair menggunakan pilihan kata
yang konotatif.
Nafasku adalah senyummu
Detak jantungku adalah semangatmu
Inspirasiku adalah jiwamuatmu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
282
Kekuatanku adalah dirimu
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana puisi tersebut adalah rasa penasaran untuk mengetahui tokoh idola si
aku liris karena didalam pusi tersebut si aku liris tidak menyebutkan siapa
idolanya.
Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku
Oh idolaku…..koulah penuntunku
4. Pesan (Amanat)
Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan
atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau,
pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif
penyair terhadapa sesuatu.
Pesan dari puisi diatas adalah bahwa sang idola itu adalah penuntun si aku liris
dan inspirasi si aku liris tak akan habis karena kehadiran tokoh idolanya
Keindahan duniaku adalah warna dari kehadiranmu
Inspirasiku takkan habis karena kehadiranku
Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku
Oh idolaku…..koulah penuntunku
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1). Menghargai prestasi orang lain
Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku
2). Meniru kebaikan orang
Inspirasiku takkan habis karena kehadiranmu
3). Berpikir positif
Inspirasiku adalah jiwamu
4). Produktif
Inspirasiku takkan habis karena kehadiranmu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
283
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata yang digunakan menggunakan bahasa sehari-hari dan ada juga
kalimat yang bermajas. Kalimat yang bermajas hiperbola ini terdapat dalam
kalimat:
Nafasku adalah senyummu
Detak jantungku adalah semangatmu
Kekuatanku adalah dirimu
Inspirasiku adalah jiwamu
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Keindahanku adalah warna dari kehadiranmu
Inspirasiku takkan habis karena kehadiranmu
Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Bait pertama berima: a-a-a-a, bait ke-2 berima: a-b-a, bait ke-3 berima: a-a-a-
a. Semua menggambarkan kekaguman si aku kepada si kamu sebagai orang
yang diajak bicara, yang terdapat dalam kata: senyummu, semangatmu, dirimu,
jiwamu, dirimu, dirimu, kehadiranmu, bagiku, penuntunku. Jelas sudah dari
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
284
pengulangan pronominal mu menegaskan betapa si aku mempunyai
kebanggan terhadap mu. Dan kehadiran mu memengaruhi kehidupan si aku
liris.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
______________
______________
______________
______________
_____________________
_____________________
______________________
________________
________________
________________
________________
Nama Lengkap : Asep Saepulloh
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No absen/ Kode : C6
Nabi Muhammad Saw
Wahai Nabi ku
Wahai Muhammad Ku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
285
Kou maha bijaksana
Kou pemimpin kami
Hanya kou contoh yang baik
Hanya kou yang patut ditiru
Jadikanlah aku jadi umatmu
Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua
Kou utusan Tuhan yang terakhir
Dan tiada penggantimu lagi
Hanya kou nabi terakhir
Dan tak ada nabi yang terakhir lagi
Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair.
Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer
dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu)
yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tokoh idola dimana tokoh yang diidolakan adalah
seseorang yang besar yaitu seorang Nabi yang merupakan penuntun umat
manusia.
Nabi Muhammad Saw
Wahai Nabi ku
Wahai Muhammad Ku
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Perasaan penulis dalam menulis puisi tersebut adalah rasa bangga si aku liris
terhadap seorang nabi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
286
Hanya kou contoh yang baik
Hanya kou yang patut ditiru
Jadikanlah aku jadi umatmu
Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi diatas adalah bersikap mengurui agar pembaca sadar akan
perilaku di dunia karena ada dunia kedua. Dan mengingatka kepada pembaca
bahwa Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dan tiada nabi lagi, hanya Kou
contoh yang baik dan hanya Kou yang patut ditiru.
Hanya kou contoh yang baik
Hanya kou yang patut ditiru
Jadikanlah aku jadi umatmu
Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang hadir setelah membaca puisi tersebut adalah rasa aman dan
terarah karena adakalanya kita lupa untuk apa dan karena apa kita hidup. Apa
yang dilakukan di dunia merupakan bekal yang akan dibawa di dunia kedua.
Hanya kou contoh yang baik
Hanya kou yang patut ditiru
Jadikanlah aku jadi umatmu
Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan bahwa kita sebagai umat muslim harus meniru
contoh yang baik.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
287
Hanya kou contoh yang baik
Hanya kou yang patut ditiru
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1). Shaleh
Wahai Nabiku
Wahai Muhammadku
Kou maha bijaksana
Kou pemimpin kami
2). Berjiwa besar
Kou maha bijaksana
Kou pemimpin kami
3). Beriman
Kou utusan yang terakhir
Dan tiada penggantimu lagi
Hanya kou nabi terakhir
Dan tak ada nabi yang terakhir lagi
4). Berusaha untuk melakukan hal yang baik
Hanya kou contoh yang baik
Hanya kou yang patut ditiru
Jadikanlah aku jadi umatmu
Bantulah aku nanti dikehidupan kedua
5). Memiliki tujuan hidup
Jadikanlah aku jadi umatmu
Bantulah aku nanti dikehidupan kedua
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan diksi yang digunakan menggunakan bahasa sehari-hari namun
bermakna dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh si penulis puisi
tersebut. Si aku selalu berpikir dalam bertindak karena si aku yakin akan
adanya dunia kedua.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
288
Hanya kou contoh yang baik
Hanya kou yang patut ditiru
Jadikanlah aku jadi umatmu
Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan:
Wahai Nabiku
Wahai Muhammadku
Kou maha bijaksana
Kou pemimpin kami
Hanya kou contoh yang baik
Hanya kou yang patut ditiru
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambing
bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan
suasana puisi.
Pada bait ke-3 ada pengulangan bunyi kata terakhir dan lagi
Kou utusan Tuhan yang terakhir
Dan tiada penggantimu lagi
Hanya kou nabi terakhir
Dan tak ada nabi yang terakhir lagi
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
_______________
_______________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
289
_______________
_______________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
Nama Lengkap : Anisah Tsamarah Aidi
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C5
My Idol
Idolaku…
Idolaku… kau sungguh menawan di mataku
Kau selalu ada di saat aku sedang sedih
Walau kuhanya melihat melalui angan
Idolaku...
Aku senang mengidolakanmu
Aku selalu mendengar lagu indahmu
Meskipun secara tidak langsung
Idolaku…
Terus berjuang meraih mimpi yang dinanti
Kuingin melihatmu di peringkat nomer 1
1 kata persembahan ku untukmu
Wish you all the best
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
290
Ada yang menarik dari judul di atas, “My Idol” walaupun jika
dialihbahasakan menjadi Idolaku, tetapi penggunaan bahasa Inggris menjadi
lebih menarik untuk dibaca dan itu merupakan sebuah judul yang berhasil
untuk sebuah puisi. Judul puisi di atas dengan jelas sesuai dengan tema dan
dibingkis dalam bentuk yang menarik.
Kemudian kita lihat mengenai bentuk puisi di atas. Bentuk puisi yang
mengalami repetisi diperbolehkan dalam sebuah puisi. Bentuk yang terdiri
dari bait-bait teratur dipergunakan dalam puisi tersebut. Dan tipografi dalam
teks di atas sudah mewakili adanya bentuk sebuah puisi.
Amanat yang termaktub dalam puisi tersebut adalah doa. Sebuah puisi
bisa menjadi doa, bisa menjadi catatan pribadi, bisa menjadi apapun
bergantung maksud yang akan disampaikan oleh penulis. Dari puisi di atas
bisa dilihat ada doa yaitu pada baris dua bait tiga: Terus berjuang meraih
mimpi yang dinanti ada pesan doa terlepas doa itu untuk siapa.
Diksi yang dipakai terlihat biasa saja, hanya ada yang cukup baik
ketika ada kata Wish you all the best. Sedangkan kata-kata atau frase seperti
Peringkat nomer 1, lagu indahmu, meraih mimpi terlihat biasa-biasa saja.
Tetapi tautan kata Menawan di mataku merupakan sebuah kata-kata yang
berhasil untuk dijadikan sebuah puisi karena tidak bersifat umum.
Tidak ada majas yang digunakan, tetapi dalam sebuah puisi majas
bukan hal yang utama. Walau memang majas itu selalu bisa menjadikan
sebuah puisi lebih sublim dan menyayat untuk dibaca. Tidak ada pengetatan
kata-kata ketika menuliskannya akan menjadikan tidak ada imajinasi yang
dipakai. Dan majas tidak akan ditemui dalam sebuah puisi yang telanjang.
Nada yang disampaikan biasa saja dan sama dengan nada teks pada
umumnya, tetapi di akhir puisi terlihat usaha penulis untuk melahirkan nada
puncak yang berbeda. Yaitu pada kata Wish you all the best.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
291
Nama Lengkap : Billy Antony Ayland
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/Kode : C7
CANTIK
Kulitmu putih seperti kain kafan
Matamu indah bagaikan bola salju
Bibirmu merah seperti darahku
Kulitmu halus seperti kain sutra
Badanmu indah tinggi semampai
Betapa sempurnanya dirimu
Sungguh ingin ku congkel matamu
Ingin ku mencakar wajahmu
Ingin ku mengsumbat hidungmu
Jika…… kou menolakku
Lebih baik ku mati bersamamu
Karna kesempurnaan mu membuatku cinta padamu
Koulah……idola cintaku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
292
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola yang mengidolakan seorang
gadis cantik untuk menjadi pacarnya.
CANTIK
Kulitmu putih seperti kain kafan
Matamu indah bagaikan bola salju
Bibirmu merah seperti darahku
Kulitmu halus seperti kain sutra
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan penulis ketika menulis puisi tersebut adalah rasa kekaguman penulis
akan gadisnya sehingga ia memanggil kekasihnya dengan sebutan cantik yang
berarti indah dan enak dipandang.
Bait pertama mendeskripsikan keadaan si cantik sebagai idolanya dengan
kata-kata yang bermajas yang terdapat pada bait ke-1:
Kulitmu putih seperti kain kafan
Matamu indah bagaikan bola salju
Bibirmu merah seperti darahku
Kulitmu halus seperti kain sutra
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaiakan oleh penyair adalah nada yang lugas dan sesuai
dengan keadaan penyair yang sedang di mabuk cinta. Dalam bait ke-1 berisi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
293
pujia-pujian terhadap si cantik. Pada bait ke-2 terdapat curahan hati si penulis
jika ia tidak diterima cintanya maka si penulis akan meluapkan kekeselannya
dengan kata kiasan: mencongkel mata, mencakar wajahmu, mengsumbat
hidungmu hal ini dilontarkan jika si aku liris ditolak cintanya.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang ada adalah rasa takut dan terharu karena si aku mencintai gadis
pujaannya secara berlebihan dimana ada kontra dari bait pertama dan bait ke
2. Di bait pertama mendeskripsikan kecantikan dan keadaan fisik gadis
pujaan si aku liris. Bait ke-2 larik ke-1 dan ke-2 tentang kesempurnaan si
gadis tapi dari larik ke-3 sampai ke-7 kesadisan yang akan dilakukan si aku
liris jika cintanya ditolak.
Cinta bisa begitu indah seperti percintaan natara Romeo dan Juliet juga seperti
dalam kisah putrid salju dan Cinderalla. Dan cinta pun bisa menjadi biang
dendam dan benci dan inilah percintaan si aku liris jika rasa cintanya di tolak.
Dengan kesempurnaan yang dimiliki si gadis menjadikan si aku mencintai
gadis itu dan menjadikannya idola.
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadap sesuatu.
Jika kita mencintai orang lain janganlah berlebihan dan apa yang kita lakukan
di dunia ini semata-mata untuk mendapat ridho dari Allah SWT
Sungguh ingin ku congkel matamu
Ingin ku mencakar wajahmu
Ingin ku mengsumbat hidungmu
Jika…… kou menolakku
Lebih baik ku mati bersamamu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
294
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Cantik adalah:
1. kasih sayang
Dari puisi cantik tersebut dapat disimpulkan bahwa si aku liris memiliki
sikap yang egois dan tidak mencintai dirinya karena rasa cintanya yang
teramat dalam membuat si aku liris tidak berkarakter karena tidak dapat
mengendalikan emosinya.
Sungguh ingin ku congkel matamu
Ingin ku mencakar wajahmu
Ingin ku mengsumbat hidungmu
Jika…… kou menolakku
Lebih baik ku mati bersamamu
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Puisi diatas lewat unsur-unsur yang dibangunnya, terasa mendalam,
mengharukan, menakutkan, menggembirakan tapi di bait terakhir
kesempurnaan yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadikan orang lain sakit
hati tatkala orang itu tidak dapat menerima kenyataan.
Betapa sempurnanya dirimu
Sungguh ingin ku congkel matamu
Ingin ku mencakar wajahmu
Ingin ku mengsumbat hidungmu
Jika…… kou menolakku
Lebih baik ku mati bersamamu
Karna kesempurnaan mu membuatku cinta padamu
Koulah……idola cintaku
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
295
Imaji penglihatan
Kulitmu putih seperti kain kafan
Matamu indah bagaikan bola salju
Bibirmu merah seperti darahku
Kulitmu halus seperti kain sutra
Badanmu indah tinggi semampai
Betapa sempurnanya dirimu
Imaji perabaan
Sungguh ingin ku congkel matamu
Ingin ku mencakar wajahmu
Ingin ku mengsumbat hidungmu
Jika…… kou menolakku
Lebih baik ku mati bersamamu
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Rima puisi cantik ini melalui pengolahan bunyi. Adanya asonansi /a/ dan /i/,
yaitu: kulitmu, matamu, bibirmu, darahku, kafan, sutra, dirimu, wajahmu,
hidungmu,padamu. Dan ada pengulangan kata kulitmu, matamu. Pronomina
mu dan ku bermakna bahwa yang berbicara dalam puisi itu adalah si aku liris
dan mu disini adalah seorang gadis dengan pangilan cantik.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
________________
________________
________________
________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
296
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
______________
______________
______________
______________
Nama Lengkap : Chaterin Claudia
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C8
Pangeran Dipenogoro
Pangeran Dipenogoro kou pahlawan sejati
Tak pernah mementingkan diri sendiri
Berjuang separuh nafas untuk kebebasan negeri ini
Pangeran Dipenogoro pahlawan pembela pertiwi
Kou tinggalkan takhta kerajaan yang megah
Kou ikhlaskan kehidupanmu untuk berjuang
Demi kehormatan bangsa dan Negara
Menuju Indonesia merdeka
Pangeran Dipenogoro jasadmu telah kembali ke bumi
Namun api perjuanganmu tak mati-mati
Kou habiskan tetesan darahmu untuk negeri ini
Kou habiskan nafas penghabisan untuk pertiwi
Dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi
denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
297
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola, si aku mengidolakan Pangeran
Dipenogoro
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada adalah tentang kekaguman dan kebanggaan si aku terhadap
pahlawan Indonesia.
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dalam menyampaikan rasa
bangga terhadap pahlawan.
Pangeran Dipenogoro kou pahlawan sejati
Tak pernah mementingkan diri sendiri
Berjuang separuh nafas untuk kebebasan negeri ini
Pangeran Dipenogoro pahlawan pembela pertiwi
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut adalah
merasa bangga karena memiliki pahlawan seperti Pangeran Dipenogoro
sehingga berkat jasa-jasa beliau Indonesia menjadi merdeka.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
298
Kou tinggalkan takhta kerajaan yang megah
Kou ikhlaskan kehidupanmu untuk berjuang
Demi kehormatan bangsa dan Negara
Menuju Indonesia merdeka
4. Pesan (Amanat)
Herman J. Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud
yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak
disampaikan penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah kita harus bebrbagga memiliki pahlawan
seperti Pangeran Dipenogoro karena beliau merupakan pahlawan sejati yang
berani meninggalkan takhta kerajaan yang magah dan keikhlasannya untuk
berjuang demi negeri ini. Walau jasadmu telah mati tapi perjuanganmu tak
akan pernah mati.
Pangeran Dipenogoro kou pahlawan sejati
Tak pernah mementingkan diri sendiri
Kou ikhlaskan kehidupanmu untuk berjuang
Demi kehormatan bangsa dan Negara
Menuju Indonesia merdeka
5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah
1) berjiwa besar
2) menghargai pengorbanan orang lain
3) Berpikir positif
6) Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari
dalam menyampikan rasa bangganya terhadap pahlawan yang telah membela
Negara Indonesia sehingga menjadi Negara yang merdeka.
Kou tinggalkan takhta kerajaan yang megah
Kou ikhlaskan kehidupanmu untuk berjuang
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
299
Demi kehormatan bangsa dan Negara
Menuju Indonesia merdeka
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Pangeran Dipenogoro kou pahlawan sejati
Tak pernah mementingkan diri sendiri
Berjuang separuh nafas untuk kebebasan negeri ini
Pangeran Dipenogoro pahlawan pembela pertiwi
8. Rima
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau
orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca.
Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi.
Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana
puisi.
Bait pertama puisi tersebut berima: a-a-a-a, bait ke-2 berima: b-b-b-b, bait ke-
3 berima a-a-a-a.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
___________________________
_______________
____________________________
________________
______________________________
__________________
_______________________________
____________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
300
Nama Lengkap : Desi Hardianti
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C9
ROSULULLAH SAW
Cinta kami ya Rosul akankah sampai padamu
Rindu kami ya Rosul tak sabar ingin bertemu
Dalam hidup sekejap ini
Ku junjung tinggi namamu
Dalam renunganku teringat padamu
Selalu bergema shalawat untukmu
Tak terlupakan semua pengorbananmu
Di jalanmu yang menuju kemenangan
Bila waktuku dating hasratku di jalanmu
Jalan yang selalu terang
Jalan lurus yang ku tuju
Ya rosul hadir dalam hijrah hidupku
Perjalanan yang berbatu dan berliku
Meski gelombang uji coba menghadang
Aku kan berdiri kukuh dan berjuang
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
301
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang
yang sangat besar yaitu seorang Rosululloh SAW
ROSULULLAH SAW
Cinta kami ya Rosul akankah sampai padamu
Rindu kami ya Rosul tak sabar ingin bertemu
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa bangga, kagum dan tegar
dalam menghadapi hidup dan ia mencoba selalu berada di jalan yang benar
karena hidup ini hanya sekejap.
Dalam hidup sekejap ini
Jalan yang selalu terang
Jalan yang lurus ku tuju aku kan berdiri kukuh dan berjuang
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi tersebut adalah si penulis puisi bersikap lugas dalam
menyampaiakan keinginannya untuk selalu mencontoh Rosululloh karena si
aku berkeyakinan bahwa hidup ini hanya sementara.
Cinta kami ya Rosul akankah sampai padamu
Rindu kami ya Rosul tak sabar ingin bertemu
Dalam hidup sekejap ini
Ku junjung tinggi namamu
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
302
Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa aman dan nyaman karena
mengingatkan kembali kepada kita akan tujuan hidup di dunia. Hidup ini
hanya sementara jadi usahakan agar selalu berada di jalan yang benar.
Dalam hidup sekejap ini
Jalan yang selalu terang
Jalan lurus yang kutuju
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa dalam hidup yang sementara ini
kita harus mencontoh Rosululloh SAW agar hidup ini berada di jalan yang
lurus dan benar.
Dalam hidup sekejap ini
Jalan yang selalu terang
Jalan lurus yang kutuju
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1). Beriman
Bila waktuku datang hasratku di jalanmu
2). Taat dan patuh
Ku junjung tinggi namamu
Di jalanmu yang menuju kemenangan
3). Shaleh
Jalan yang selalu terang
Jalan lurus yang ku tuju
4). Berjiwa besar
Cinta kami ya Rosul akan kah sampai padamu
Rindu kami ya Rosul tak sabar ingin bertemu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
303
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks
kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Diksi dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari tidak
ada unsur puitisnya. Meskipun menggunakan bahasa-bahasa sehari-hari
puisi tersebut bermakna dan bernilai.
Dalam renunganku teringat padamu
Selalu bergema shalawat untukmu
Tak terlupakan semua pengorbananmu
Di jalanmu yang menuju kemenangan
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi
lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau
citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji pendengaran:
Selalu bergema shalawat untukmu
Imaji penglihatan:
Tak terlupakan semua pengorbananmu
Di jalanmu yang menuju kemenangan
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung
perasaan dan suasana puisi.
Dalam puisi tersebut tidak ada permainan rima, tetapi terdapat
pengulangan pronominal persona mu seperti pada kata: padamu, namamu,
padamu, untukmu, pengorbananmu, jalanmu. Dari pengulangan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
304
pronominal persona mu jelaslah bahwa si aku mengidolakan mu dan
diusahakan mencontoh si mu yang dalam puisi ini mu sebagai tokoh idola
yaitu Rosululloh. Begitu mulia si aku dan karakter seperti inilah yang
dapat menjadi pondasi bangsa.
Perjalanan yang berbatu dan berliku
Meski gelombang uji coba menghadang
Aku kan berdiri kukuh dan berjuang
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
________________
________________
________________
________________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
______________
______________
______________
______________
_______________
_______________
_______________
_______________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
305
Nama Lengkap : Deffi Putri
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
Absen/Kode : C10
Kenanglah dalam Selembar Puisi
Jika malam ini aku tiada
Jangan kou berduka
Jangan pula kou melara
Karena aku takkan terima
Jika malam ini aku mati
Jangan kou meninti air mata
Jangan pula kou merana
Karna aku takkan bahagia
Jika malam ini aku benar tiada dan mati
Kenanglah aku sebagai puisi
Kenanglah aku dalam mimpi
Disetiap kou terbangun di pagi
Karena, disetiap harimu
Langkahmu, Nafasmu
Aku masih abadi
Meski hanya menjadi selembar puisi
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-
matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut
mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
306
puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang
melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Puisi yang berjudul Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi merupakan
puisi yang bertemakan percintaan yang bernilai religius karena si aku liris
menginginkan orang yang dicintainya harus ikhlas menerima kematian si
aku dan meskipun si aku telah tiada di dunia ini si aku tetap ada dan abadi
meski hanya menjadi selembar puisi, hal ini ditunjukkan pada bait ke-3
dan bait ke-4.
Jika malam ini aku benar tiada dan mati
Kenanglah aku sebagai puisi
Kenanglah aku dalam mimpi
Disetiap kou terbangun di pagi
Karena, disetiap harimu
Langkahmu, Nafasmu
Aku masih abadi
Meski hanya menjadi selembar puisi
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi
tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang
dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana
perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh
pembaca”.
Perasaan penulis dalam puisi kenanglah aku dalam selembar puisi adalah
kepasrahan penulis dan keikhlasan penulis menyambut kematian dan jika
ia benar-benar mati malam itu, ia meningini agar orang-orang yang dekat
dengan si aku liris jangan menangis dana jangan berduka karena si penulis
tidak akan terima. Hal ini ditunjukkan pada bait ke-1 dan ka-2.
Jika malam mini aku tiada
Jangan kou berduka
Jangan pula kou melara
Karena aku takkan terima
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
307
Jika malam ini aku mati
Jangan kou meninti air mata
Jangan pula kou merana
Karna aku takkan bahagia
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleh penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut
Nada puisi tersebut adalah bernada menasihati hal ini ditunjukkan pada
bait ke-1, bait ke-2.
Jangan kou berduka
Jangan pula kou melara
Jangan kou meninti air mata
Jangan pula kou merana
Suasana yang ditimbulkan adalah keharuan akan keikhlasan penulis akan
sikapnya karena ia berterima akan takdir yang telah ditentukan Allah.
Jika malam ini aku mati
Jangan kou meninti air mata
Jangan pula kou merana
Karna aku takkan bahagia
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan dalam puisi tersebut adalah si aku liris berpesan agar orang-orang
terdekatnya jangan bersedih dan harus menerima kematian yang merupakan
takdir Allah, meskipun si aku liris sudah tiada namun ia selalu ada dan abadi
walau dalam selembar puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
308
Jika malam ini aku benar tiada dan mati
Kenanglah aku sebagai puisi
Kenanglah aku dalam mimpi
Disetiap kou terbangun di pagi
Karena, disetiap harimu
Langkahmu, Nafasmu
Aku masih abadi
Meski hanya menjadi selembar puisi
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
a. Ikhlas
Keikhlasan penulis menerima takdir yang telah ditentukan oleh Allah yaitu
kematian ditunjukkan dengan kata, “Jika malam ini aku mati”.
b. Bertanggung jawab
Si aku liris menginginkan agar kematiannya tidak menjadikan orang lain
berduka dan merana karena si aku liris tidak akan terima.
Jika malam mini aku tiada
Karena aku takkan terima
Jika malam ini aku mati
Karna aku takkan bahagia
c. Berjiwa besar
Jika malam ini aku benar tiada dan mati
Kenanglah aku sebagai puisi
Si aku liris menginginkan agar setelah ia mati orang akan mengenangnya
sebagai puisi yang berarti si penulis itu dalam hidupnya telah melakukan hal
yang sangat luar biasa karena kenangan masa hidupnya diibaratkan sebagai
puisi, dan puisi itu merupakan sesuatu yang bernilai dan bermakna. Orang
yang berjiwa besarlah yang bermakna di dalam hidupnya.
d. Penuh cinta kasih
Jangan kou berduka
Jangan pula kou melara
Jangan kou meninti air mata
Jangan pula kou merana
Karena, disetiap harimu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
309
Langkahmu, Nafasmu
Aku masih abadi
Meski hanya menjadi selembar puisi
e. Beriman
Si aku liris merupakan orang yang beriman karena si aku bisa menerima
kematian yang merupakan takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT
Jika malam ini aku mati
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks
kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Penulis menggunakan kata yang lugas dan mudah di pahami. Terdapat
asonansi /u/ dan /a/, /a/ dan /i/. pada kata berduka, melara, terima, merana,
dan kata mati, mimpi, puisi, dan kata harimau, nafasmu.
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi
lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau
citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan:
Jika malam ini aku tiada
Jangan kou berduka
Jangan pula kou melara
Jika malam ini aku mati
Jangan kou meninti air mata
Jangan pula kou merana
Jika malam ini aku benar tiada dan mati
Kenanglah aku sebagai puisi
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
310
lambang bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung
perasaan dan suasana puisi.
Puisi tersebut bait ke-1 berima a-a-a-a, bait ke-2 berima a-b-a-a, bait ke-3
berima a-a-a-a dan bait ke-4 berima a-a-a-a.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
________________
________________
________________
________________
_________________
__________________
__________________
___________________
________________
________________
________________
________________
Nama Lengkap : Fahmi Fajar
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C13
Tokoh Idola
Guruku engkau adalah pahlawan
Pahlawan tanpa tanda jasa
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
311
Namamu akan selalu hidup
Hidup di hatiku yang paling dalam
Engkau patriot pahlawan bangsa
Apalah kami tanpa engkau
Mungkinkah tanpamu aku akan seperti ini
Seperti yang kau lihat menjadi seseorang yang sukses
Terima kasih guruku, namamu akan selalu ku kenang
Dikenang di hatiku
Dihati yang paling dalam
Karna engkau tak pantas untuk dilupakan
Namaku akan selalu kukenang
Dalam sanubariku
Namamu akan selalu hidup
Dalam kegelapan
Judul puisi di atas cukup baik tapi tidak terlalu puitis. Frase “Tokoh
Idola” berbeda dengan kata-kata “Cahaya Hidup” walaupun bisa
menampilkan arti yang sama. Jika dilihat dari temanya yaitu tokoh idola dan
dihubungkan dengan keseluruhan isi dari puisi. Judul di atas bisa dikatakan
berhasil tapi tidak puitis.
Bentuk puisi di atas sudah berhasil dikatakan sebagai puisi
dikarenakan sebuah puisi pada saat ini tidak bisa dibatasi dalam bentuk apa
pun. Bahkan ada yang disebut puisi prosais. Tetapi lepas dari itu, kita bisa
melihat sebuah ciri khas dari pemakaian kata-katanya.
Pesan moral dalam puisi di atas jelas sekali tentang bagaimana kita
sebagai manusia harus berterimakasih pada apapun yang pernah berjasa dalam
hidup. Dan pesan moral di atas berhasil dituliskan dalam puisinya.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
312
Guruku engkau adalah pahlawan
Namamu akan selalu hidup
Pahlawan tanpa tanda jasa
Hidup di hatiku yang paling dalam...1
Namaku akan selalu kukenang
Dalam sanubariku
Namamu akan selalu hidup
Dalam kegelapan....4
Diksi dan majas akan selalu berhubungan, ketika kita melihat diksi
yang baik digunakan dalam puisi. Maka akan dilihat juga majas-majas di
dalamnya, kita lihat puisi di atas kaya akan metafor tetapi tidak lepas dari
tema. Baris kata seperti Dalam sanubariku, Namamu akan selalu hidup dalam
kegelapan, hidup di hatiku yang paling dalam merupakan kata-kata yang
mempunyai style dalam penulisannya. Diksi dan majas dalam puisi ini sangat
baik. Imajinasi bermain dan menjadi sebuah kata-kata nyata yang puitis.
Walaupun majas sudah ditampilkan, tetapi alur nada dalam puisi
tersebut terlihat kurang ketat dalam pemilihan kata-katanya. Tetapi itu tidak
menjadi masalah lagi ketika tautan makna yang dibangun dari awal sampai
akhir bisa terasakan oleh pembaca. Dan puisi di atas menunjukkan hal itu.
Nama Lengkap : Fanny Septiani
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C14
GURU TERBAIK
Wajahmu lembut
Penuh kasih sayang
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
313
Kau selalu tersenyum
Walau kami membuatmu kesal
Guru kau selalu membantuku
Ketika kita sedang kesusahan
Guru ilmumu selalu kau berikan
Kepada murid-muridmu
Guru lemahmu tak kau rasakan
Demi mengajar murid-muridmu
Jasamu sungguh luar biasa
Terima kasih guru
Jika diapresiasi dari segi temanya, terlihat ada ketepatan yang
berhubungan dengan tokoh idola. Judul puisi “Guru Terbaik” sudah mewaklili
apa yang akan diceritakan dalam tema tokoh idola.
Bentuk puisi bersifat bebas, yang penting kata-kata di dalamnya
berbeda dengan kata-kata yang ditampilkan dalam paragraf biasa. Jika dilihat
dari kata-kata yang dipakainya. Bentuk puisi tersebut di atas sudah mewakili
sebagai sebuah bentuk puisi. Hal itu dikarenakan puisi yang ditulis terdiri dari
bait-bait yang merupakan salah satu syarat utama hadirnya sebuah puisi.
Amanat sebuah puisi adalah tidak mutlak, selama itu bisa dirasakan
oleh pembacanya dalam suasana sedih atau bahagia. Maka puisi tersebut
dikatakan berhasil membuat makna dalam puisinya. Dalam puisi di atas,
walaupun amanatnya tercantum di tiap bait. Misalnya pada baris Guru kau
selalu membantuku/Ketika sedang kesusahan/Guru ilmumu selalu kau
berikan/Kepada murid-muridmu. Bait tersebut menyampaikan sebuah amanat
yang cukup baik tentang jasa seorang guru. Tetapi tidak hanya amanat yang
harus ditampilkan dalam puisi. Ada diksi yang harus dipilih hingga tidak
telanjang begitu saja puisi tersebut.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
314
Diksi dalam sebuah puisi merupakan salah satu kelebihan yang
dimiliki puisi dibanding karya lain seperti prosa atau artikel. Kata-kata guru,
mengajar, jasa, terima kasih, sudah sering dipakai dalam teks biasa. Jadi,
tidak ada keistimewaan dalam puisi tersebut dilihat dari diksinya.
Majas dalam puisi penting untuk penyimbolan agar puisi tidak terasa
telanjang dan gampang dipahami seperti teks lain. Karena itulah keberhasilan
sebuah puisi, ketika metafor-metafor yang digunakan akan membuat bulu
kuduk merinding. Dalam puisi di atas tidak ditampilkan metafor yang
istimewa, kata-kata yang dipakai di dalamnya seperti teks biasa yang dibait-
baitkan.
Nada dalam puisi terdiri dari rima dan ritma. Puisi diatas sudah cukup
berusaha untuk membuat sebuah rima yang bisa diapresiasi sebagai sebuah
puisi. Tetapi jika diolah kembali kata-kata tersebut di atas bisa menjadi sebuah
puisi yang berhasil.
Nama Lengkap : Fauzi Ismail
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C15
Guru
Engkou bagaikan cahaya
Yang menenrangi jiwa
Bagi setiap manusia
Dari segala gelap dunia
Kou membuka kesempatan
Atas bentuk kegagalan yang menghentikan
Kou pamerkan lembar kemegahan
Atas usaha sebuah keberhasilan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
315
Kou berjasa tanpa berharap lebih
Kou dahulukan mimipi pemilk bangsa
Untuk membawa nama
Sebuah kebanggaan
Terima kasih
Hanya itu sebuah kata
Yang hanya kupersembahkan
Untuk Guruku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang
yang berjasa dalam hidupnya ialah guru.
Guru
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa bangga atas jasa-jasa yang
telah di berikan oleh guru.
Kou berjasa tanpa berharap lebih
Kou dahulukan mimpi pemilik bangsa
Untuk membawa nama
Sebuah kebanggaan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
316
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang ada dalam puisi tersebut adalah bersikap lugas dalam
menyampaikan rasa bangga dan kagumnya terhadap orang yang paling berjasa
yaitu guru yang telah menjadikannya terang dalam menghadapi hidup atas
ilmu yang telah ia peroleh.
Engkou bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gealap dunia
Untuk membawa nama
Sebuah kebanggaan
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa haru dan bangga atas pengorbanan
seorang guru.
Kou berjasa tanpa berharap lebih
Kou dahulukan mimipi pemilk bangsa
Untuk membawa nama
Sebuah kebanggaan
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah rasa terima kasih yang teramat dalam
untuk guru yang telah menerangi jiwanya dari kegelapan.
Terima kasih……
Hanya itu sebuah kata
Yang hanya kupersembahkan
Untuk guruku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
317
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1). Tahu balas budi
Terima kasih……
Hanya itu sebuah kata
Yang hanya kupersembahkan
Untuk guruku
2). Berjiwa besar
Kou berjasa tanpa berharap lebih
Kou dahulukan mimipi pemilik bangsa
Untuk membawa nama
Sebuah kebanggaan
3). Jujur
Kou membuka kesempatan
Atas bentuk kegagalan yang menghentikan
Kou pamerkan lembar kemegahan
Atas usaha sebuah keberhasilan
4). Berkemauan keras untuk lebih baik
Kou membuka kesempatan
Atas bentuk kegagalan yang menghentikan
Kou pamerkan lembar kemegahan
Atas usaha sebuah keberhasilan
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata dala puisi tersebut menggunakan bahasa sehari-haari dan
bahasa yang bermajas perumpamaan. Peraduan keduanya menjadikan puisi itu
bermakna.
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
318
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Kou membuka kesempatan
Atas bentuk kegagalan yang menghentikan
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Pada bait pertama dan kedua berima yaitu; a-a-a-a dan b-b-b-b tetapi pada bait
ke-3 dan ke-4 tidak ada permainan rima.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
_____________
_____________
_____________
_____________
________________
________________
________________
________________
_______________
_______________
_______________
_______________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
319
________________
________________
________________
________________
Nama Lengkap : FITRIAH
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C16
Nabi Muhammad SAW
Ya Rosululloh
Engkau telah memperjuangkan agama islam
Engkau bangkitkan umat islam dari kaum quraisy
Engkau hadang rintangan demi rintangan
Untuk membela agama islam
Engkau hadapi dengan tekad yang kuat
Ya Rosululloh
Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia
Engkaoulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia
Engkoulah cahaya diatas cahaya
Betapa mulia akhlaqmu
Besarnya perjuanganmu menegakkan agama
Agungnya cintamu menyanyangi sesame
Ya Rosulloh
Betapa indah akhlaqmu
Bagai cahaya keindahan Al-quran
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
320
Rindu kami padamu sepanjang masa
Engkou cermin bagi hidup kami
Engkoulah petunjuk perjalanan kami
Engkoulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam
Ya Rosululloh
Betapa suci akhlaqmu
Bagai cahaya kesucian al-Quran
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahan dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlakmu dalam hidup kami
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-
matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut
mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah
puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang
melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan
orang yang sangat besar yaitu seorang Nabi Muhammad SAW.
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi
tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang
dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
321
perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh
pembaca”.
Perasaan yang ada adalah rasa bangga dan kekaguman terhadap orang
yang sangat besar yaitu Nabi Muhammad SAW.
Engkau telah memperjuangkan agama islam
Engkau bangkitkan umat islam dari kaum quraisy
Engkau hadang rintangan demi rintangan
Untuk membela agama islam
Engkau hadapi dengan tekad yang kuat
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaian adalah bersikap lugas dalam menyampaikan rasa
kebanggaannya terhadap peribadi Rosululloh sehingga si aku berkeinginan
agar Rosululloh hadir dalam ibadah dan kehidupannya dengan mencontoh
akhlaq Rosululloh.
Ya Rosululloh
Betapa suci akhlaqmu
Bagai cahaya kesucian al-Quran
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahan dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlakmu dalam hidup kami
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana dalam puisi tersebut adalah nyaman dan tenang jika kita hidup
mencontoh Rosululloh dan tujuan hidup pun pasti terarah.
Engkoulah cermin bagi kami
Engkoulah punjuk perjalanan kami
Engkolah mata air dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
322
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa agar kita dalam hidup harus
mencontoh pribadi Rosululloh agar kita menjadi manusia yang baik dan
bermakna bagi orang banyak.
Engkoulah cermin bagi kami
Engkoulah punjuk perjalanan kami
Engkolah mata air dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam
5. Nilai-nilai moral dalam puisi adalah
1) Beriman
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
2) Berusaha menjadi baik
Engkaulah cermin bagi hidup kami
3) Rajin beribadah
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahan dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami
4) Berjiwa besar
Karena penulis telah mengidolakan tokoh yang sangat besar dalam
hidupnya sehingga si aku liris berusaha untuk mencontoh akhlaq
Rosululloh
Ajarkanlah ketabahan dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami
5) Penyabar
Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
323
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata dalam puisi tersebut menggunakan bahasa sehari-hari tetapi
bernilai dan bermakna. Jika puisi tersebut di ubah dan lebih bermakna padat
maka hasil puisi akan lebih indah.
Ya Rosululloh
Engkau telah memperjuangkan agama islam
Engkau bangkitkan umat islam dari kaum quraisy
Engkau hadang rintangan demi rintangan
Untuk membela agama islam
Engkau hadapi dengan tekad yang kuat
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Engkau telah memperjuangkan agama islam
Engkau bangkitkan umat islam dari kaum quraisy
Engkau hadang rintangan demi rintangan
Untuk membela agama islam
Engkau hadapi dengan tekad yang kuat
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
324
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
325
Nama Lengkap : Hanisah Apriliani
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C18
Yang Tak Pernah Tersampaikan
Aku titipkan perasaanku kepada tanah
Namun kou menginjaknya
Aku titipkan perasaanku kepada air
Namun kou mengeringankannya
Aku titipkan perasaanku kepada api
Namun kou memadamkannya
Aku titipkan perasaanku kepada angin
Namun kou tak melihatnya
Kini
Haruskah ku menanti kejaiban
Berharap dirimu bisa merasakan perasaanku
Hingga akhir nafas ini
Ku tak akan urungkan niat bersamamu
Disini, kou hadirkan ingatan yang membuatku tenang
Ingatan yang membuatku bahagia ketika mengingatmu
Namun satu pintaku kepadamu
Walaupun rasa ini tak pernah tersampaikan
Ku berharap selalu melihatmu bahagia disana
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
326
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-
matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut
mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah
puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang
melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang percintaan yang merupakan cinta
bertepuk sebelah tangan. Si aku disini mencintai orang dimana orang
tersebut tidak menghiraukannya.
Aku titipkan perasaanku kepada tanah
Namun kou menginjaknya
Aku titipkan perasaanku kepada air
Namun kou mengeringankannya
Aku titipkan perasaanku kepada api
Namun kou memadamkannya
Aku titipkan perasaanku kepada angin
Namun kou tak melihatnya
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi
tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang
dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana
perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh
pembaca”.
Perasaan yang ada adalah rasa kecewa si aku akan cintanya namun si aku
berharap agar si kamu dapat merasakan hal yang sama tapi jika tidak si
aku akan tetap mencintai si kamu sampai akhir nafas ini.
Berharap dirimu bisa merasakan perasaanku
Hingga akhir nafas ini
Ku tak akan urungkan niat bersamamu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
327
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi tersebut adalah bersikap lugas menyatakan perasaan
cintanya kepada si mu orang yang dicintainya.
Disini, kou hadirkan ingatan yang membuatku tenang
Ingatan yang membuatku bahagia ketika mengingatmu
Namun satu pintaku kepadamu
Walaupun rasa ini tak pernah tersampaikan
Ku berharap selalu melihatmu bahagia disana
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasananya adalah rasa haru dan bangga karena rasa cinta yang dimiliki si aku
sangat tulus walaupun tak berbalas. Dan si aku tetap mendoakan si mu agar
selalu bahagia.
Walaupun rasa ini tak pernah tersampaikan
Ku berharap selalu melihatmu bahagia disana
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Amanat yang ingin disampaikan oleh si aku liris adalah walaupun rasa yang
dimilikinya tidak berbalas si aku berharap agar kekasihnya itu selalu hidup
bahagia.
Namun satu pintaku kepadamu
Walaupun rasa ini tak pernah tersampaikan
Ku berharap selalu melihatmu bahagia disana
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
328
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah:
1). Tidak memaksakan kehendak
Walau rasa ini tak pernah tersampaikan
Ku berharap ku selalu melihatmu bahagia disana
2). Berjiwa besar
Kini
Haruskah ku menanti kejaiban
Berharap dirimu bisa merasakan perasaanku
Hingga akhir nafas ini
Ku tak akan urungkan niat bersamamu
3). Berani berkorban
Aku titipkan perasaanku kepada tanah
Namun kou menginjaknya
Aku titipkan perasaanku kepada air
Namun kou mengeringankannya
Aku titipkan perasaanku kepada api
Namun kou memadamkannya
Aku titipkan perasaanku kepada angin
Namun kou tak melihatnya
4). Tidak putus asa
Ku takkan urungkan niat bersamamu.
5). Mencintai dan menyanyangi orang lain
Disini, kou hadirkan ingatan yang membuatku tenang
Ingatan yang membuatku bahagia ketika mengingatmu.
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Puisi diatas menggunakan kata bermajas perumpamaan dan menggunakan
bahasa sehari-hari.
Aku titipkan perasaanku kepada tanah
Namun kou menginjaknya
Aku titipkan perasaanku kepada air
Namun kou mengeringankannya
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
329
Aku titipkan perasaanku kepada api
Namun kou memadamkannya
Aku titipkan perasaanku kepada angin
Namun kou tak melihatnya
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Aku titipkan perasaanku kepada tanah
Namun kou menginjaknya
Aku titipkan perasaanku kepada air
Namun kou mengeringkannya
Namun kou memadamkannya
Namun kou tak melihatnya
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Pada bait pertama dan bait kedua berima a-b-a-b, sedangkan pada bait ke-3
dan ke-4 tidak ada permainan rima namun ada pengulangan pronominal mu
yang menegaskan betapa berartinya kamu untuk si aku. Perasaanku,
bersamamu, mengingatmu, kepadamu, melihatmu.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
330
_______________
________________
________________
________________
_____________
_____________
_____________
______________
______________
______________
______________
______________
______________
_________________
_________________
_________________
_________________
_________________
Nama Lengkap : Komalasari
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C22
IBU
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur karena telah memiliki sosok ibu
sepertimu
Kou rela memperjuangkan hidup dan matimu untuk melahirkanku kedunia ini
Rela menjagaku selama Sembilan bulan meski masih dalam kandungan
Dan rela menyitakan waktumu hanya untuk membesarkan dan mendidikku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
331
Ibu….kasih sayangmu tak akan terlupakan
Kepedulianmu selalu dihati
Jiwaku hilang jika tanpamu
Baktiku hanya untukmu
Ketulusan hatiku kan kulakukan hanya untuk membuatmu tersenyum
Meski lakuku selalu membuatmu sedih
Namun kou selalu mendoakanku dalam setiap doa yang kou panjatkan
Kehadiranmu tak akan bisa digantikan
Kebahagiaanmu adalah obat untuk langkah hidupku
Ibu…. Kou selalu mengajarkan kebaikan untukku
Belaian kasihmu mampu mendamaikan hatiku
Terima kasih atas semua yang telah kou berikan padaku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola, si aku mengidolakan ibunya.
IBU
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
332
Perasaan yang dirasakan oleh penulis puisi adalah rasa kagum dan bahagia
karena memiliki ibu yang sanga luar biasa.
Tak henti-hentinya aku menucap syukur karena telah memiliki sosok ibu
sepertimu
Belaian kasihmu mampu mendamaikan hatiku
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi tersebut adalah penulis puisi bersikap lugas dalam
menyampaikan rasa kagum terhadap ibunya.
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur karena telah memiliki
sosok ibu sepertimu
Kou rela memperjuangkan hidup dan matimu untuk melahirkanku
kedunia ini
Rela menjagaku selama Sembilan bulan meski masih dalam
kandungan
Dan rela menyitakan waktumu hanya untuk membesarkan dan
mendidikku
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa haru dan bahagia karena memang ibu
sangat berharga dan bermakna dalam hidup.
Ibu….kasih sayangmu tak akan terlupakan
Kepedulianmu selalu dihati
Jiwaku hilang jika tanpamu
Baktiku hanya untukmu
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
333
Pesan yang ingin disampaikan adalah meningatkan betapa berjasanya ibu
dalam hidup kita dan kita harus melakukan hal yang dapat membahagiakan
hati ibu karena kebahagiaan ibu adalah obat bagi kita.
Kebahagiaanmu adalah obat untuk langkah hidupku
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1). Shaleh
Ibu….kasih sayangmu tak akan terlupakan
Kepedulianmu selalu dihati
Jiwaku hilang jika tanpamu
Baktiku hanya untukmu
2). Anak yang berbakti
Baktiku hanya untukmu
3). Anak yang pandai mengucap syukur
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur karena telah memiliki sosok
ibu sepertimu
Kou rela memperjuangkan hidup dan matimu untuk melahirkanku
kedunia ini
4). Jujur
Rela menjagaku selama Sembilan bulan meski masih dalam
kandungan
Dan rela menyitakan waktumu hanya untuk membesarkan dan
mendidikku
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari,
namun untaian katanya bermakna dan bernilai sehingga puisi tersebut
bermakna.
Ketulusan hatiku kan kulakukan hanya untuk membuatmu tersenyum
Meski lakuku selalu membuatmu sedih
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
334
Namun kou selalu mendoakanku dalam setiap doa yang kou panjatkan
Kehadiranmu tak akan bisa digantikan
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji pendengaran
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur
Namun kou selalu mendoakanku dalam setiap doa yang kupanjatkan
Imaji penglihatan:
Ketulusan hatiku kan kulakukan hanya untuk membuatmu tersenyum
Meski lakuku selalu membuatmu sedih
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut. Namun ada pengulangan
pronominal persona ku, seperti: mendidikku, hidupku, untukku, hatiku, padaku
dan juga pengulangan pronominal persona mu, seperti: sepertimu, tanpamu,
untukmu. Dari pengulangan pronominal persona tersebut jelaslah bahwa yang
berbicara itu si aku dan kepada mu dan mu disini adalah ibunya yang
merupakan tokoh idola. Dan karena mu lah si aku ada di dunia ini.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
335
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
____________________
____________________
____________________
____________________
__________________________
__________________________
__________________________
__________________________
_____________________
_____________________
_____________________
_____________________
_________________________
_________________________
_________________________
__________________________
Nama Lengkap : Maya Solihat
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C23
CHAIRIL ANWAR
Aku mengagumi karya-karyamu
Menghargai dan mempelajarinya
Tulisanmu yang penuh makna
Hingga menyentuh ke dalam dada
Membaca karya tulismu
Membuat bulu kudukku merinding
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
336
Bayangannya, seakan aku pernah hidup
Dan berperan di dalamnya
Karya sastra yang kou tulis
Memberi inspirasi kepada kami
Tuk memahami makna terserat
Dan melahirkan sastra baru
Kita tak pernah bertatap muka
Karena dirimu lebih dulu berpulang
Namun karyamu masih di kenang
Lewat tulisan yang berkesan
Aku ingin seperti dirimu
Mampu merangkai kata menjadi puisi
Yang bernilai dan berkesan
Untuk kebanggan di masa depan
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola dan ini biasa dilihat dari
judulnya:
CHAIRIL ANWAR
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan
penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
337
Perasaan yang ada adalah tentang kekaguman dan kebanggaan si aku
terhadap penyair Indonesia.
Aku mengagumi karya-karyamu
Aku ingin sperti dirimu
Mampu merangkai kata menjadi puisi
Yang bernilai dan berkesan
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dalam menyampaikan
kekagumannya kepada tokoh idola.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang ada dalam puisi adalah rasa bangga terhadap sastrawan
Indonesia.
Karya sastra yang kou tulis
Memberi inspirasi kepada kami
Tuk memahami makna terserat
Dan melahirkan sastra baru
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita memahami makna tersirat
dalam karya sastra maka kita harus mempelajari sastra tersebut agar kita dapat
berimajinasi dalam menghasilkan karya sastra yang baru.
Karya sastra yang kou tulis
Memberi inspirasi kepada kami
Tuk memahami makna terserat
Dan melahirkan sastra baru
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
338
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1). Menghargai karya orang lain
Namun karyamu masih dikenang
Lewat tulisan yang berkesan
2). Ingin menjadi seorang yang lebih baik
Aku ingin seperti dirimu
Mampu merangkai kata menjadi puisi
Yang bernilai dan berkesan
Untuk kebanggaan di masa depan
3). Rajin membaca
Membaca karya tulis mu
Membuat bulu kudukku merinding
4). Membuat hidup bermakna dengan berkarya
Aku mengagumi karya-karyamu
Menghargai dan mempelajarinya
Tulisanmu yang penuh makna
Hingga menyentuh kedalam dada
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari
namun bermakna.
Aku mengagumi karya-karyamu
Menghargai dan mempelajarinya
Tulisanmu yang penuh makna
Karya sastra yang kou tulis
Memberi inspirasi kepada kami
Tuk memahami makna terserat
Dan melahirkan sastra baru
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
339
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
____________________
____________________
____________________
____________________
____________________
____________________
____________________
____________________
____________________
____________________
____________________
Nama Lengkap : M. Akbar. R
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C26
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
340
CINTA
Rintik hujan yang menggelitik telinga
Wangi embun yang mengharumkan hariku
Kurasa cerah hari ini kan terasa bahagia
Saat ku memandang cantiknya parasmu
Tersenyumlah sang malaikat diatas sana
Tatkala melihat senyum manismu
Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja?
Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku
Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta….
Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu
Kututup mataku sejenak
Kupendam relung hatiku
Hanya untuk menyimpan namamu di ujung relung hatiku
Oh cinta
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Puisi ini bertemakan tentang tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan
seorang gadis yang sangat rupawan sehingga puisi ini diberi judul cinta.
Kekaguman si aku liris terhadap seorang gadis ditunjukkan pada bait ke-2. Si
aku liris dapat merasakan kesejukan hatinya hanya dengan sekejap saja untuk
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
341
memandang si gadis, dan si aku merasakan bahwa ini adalah cinta dalam
setiap waktu si aku liris selalu mengingatnya.
Tersenyumlah sang malaikat diatas sana
Tatkala melihat senyum manismu
Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja?
Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku
Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta….
Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan
penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan penulis dalam menulis puisi ini adalah kegembiraan yang luar biasa,
yakni dengan pemilihan kata mengharumkan hariku, cerah hari ini kan terasa
bahagia, memandang, cantik,sejuk hatiku, mengingat, menyimpan.
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang digunakan bersikap khidmat tentang perasaan cintanya kepada
seorang gadis yang menjadi idola dengan kata-kata yang menegaskan
perasaannya.
Wangi embun yang mengharumkan hariku
Kurasa cerah hari ini kan terasa bahagia
Saat ku memandang cantiknya parasmu
Tersenyumlah sang malaikat diatas sana
Tatkala melihat senyum manismu
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Puisi
diatas lewat unsur-unsurnya menyatakan perasaan kekaguman yang mendalam
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
342
sampai malaikatpun ikut tersenyum ketika melihat si gadis yang diidolakannya
itu tersenyum.
Tersenyumlah sang malaikat diatas sana
Tatkala melihat senyum manismu
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang disampaikan penulis adalah permohonan si aku liris kpeda si gadis
untuk dapat memandangnya walaupun sekejap agar si aku merasakan
kedalaman rasanya dan ia yakin dengan rasa yang dimilikinya bahwa inilah
yang dinamakan cinta.
Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja?
Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku
Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta….
Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu
5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah
1). Jujur
Kejujuran si aku liris merasakan rasa cintanya kepada gadis yang
diidolakannya.
Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja?
Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku
Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta….
2). Berkata benar
Si aku liris mengakui perasaan hatinya
Ku pun mulai percaya bahwa ini adalah cinta…..
Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu…..
3). Kasih sayang
Oh gadis…. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja?
Hanya untuk dapatku merasakan sejuk di hatiku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
343
4). Percaya diri
Kurasa cerah hari ini terasa bahagia
Saatku memandang cantiknya parasmu
5). Berpikir positif
Si aku liris berpikir positif tentang hari ini dan ia merasa hari ini
akan cerah.
Wangi embun yang mengharumkan hariku
Kurasa cerah hari ini kan terasa bahagia
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Diksi yang digunakan dalam puisi ini adalah menggunakan diksi yang
bermakna konotatif dan bermakna denotatif. Makna konotatif terdapat pada
kata, menggelitik telinga, mengharumkan hariku, dan penggunaaan bahasa
sehari-hari yang tepat untuk mengungkapkan perasaan cinta yang mendalam
seperti pada kata: cerah, memandang, cantiknya, melihat, memandang senyum
manismu, sejuk, cinta, mengingat, namamu, mataku, relung hatiku,
menyimpan, oh cinta. Kata-kata itu menggambarkan si aku liris betapa
mendambakan kekasihnya dan keinginan si aku untuk memandang kekasihnya
walau sekejap untuk menyejukkan hati si aku liris.
Oh gadis…. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja?
Hanya untuk dapatku merasakan sejuk di hatiku
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji perabaan:
Rintik hujan yang menggelitik telinga
Hanya dapat ku merasakan sejuk hatimu
Hanya untuk menyimpan namamu di ujung relung hatiku
Imaji citra rasa:
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
344
Wangi embun yang mengharumkan hariku
Imaji penglihatan:
Ku rasa cerah hari ini kan terasa bahagia
Saat ku memandang antiknya parasmu
Tersenyumlah sang malaikat diatas sana
Tatkala melihat senyum manismu
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Bait pertama berima a-b-a-b, bait ke-2 berima a-b-a-b-a-b, bait ke-3 berima a-
b-b-a
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
_____________
_____________
______________
______________
____________________________
____________________________
____________________________
____________________________
____________________________
____________________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
345
_______________
_______________
_______________
_______________
Nama Lengkap : Moch Faruq Mufrod M
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode :C24
Sang Maestro
Otakmu bagaikan berlian
Berlian ditumpukkan sampah-sampah
Karyamu indah
Indah bagaikan alam ini
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum
Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu
Kou telah menginspirasi banyak orang
Kou telah membuat mereka berlomba
Berlomba untuk menjadi sepertimu
Berlomba untuk membuat karya sepertimu
Mungkin orang-orang tidak akan bisa membuat karya
Karya yang sepertimu
Karena karyamu begitu indah di mataku
Chrisye
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
346
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola
Mungkin orang-orang tidak akan bisa membuat karya
Karya yang sepertimu
Karena karyamu begitu indah di mataku
Chrisye
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada dalam puisi diatas adalah rasa kagum terhadap sang
maestro
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum
Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Herman J. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin
bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dengan pujian-pujian kepada
tokohnya karena kehebatan dan hasil karya yang telah diciptakan.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
347
Otakmu bagaikan berlian
Berlian ditumpukkan sampah-sampah
Karyamu indah
Indah bagaikan alam ini
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang ada adalah rasa kagum dan bangga karena telah memiliki sang
maestro yang menghasilkan banyak karya
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum
Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Amanat yang ingin disampaikan adalah bahwa kita harus berlomba untuk
menjadi sang maestro.
Berlomba untuk jadi sepertimu
Berlomba untuk membuat karya sepertimu
5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah
1). Menghargai kehebatan orang lain
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum
Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu
2). Ingin menjadi orang yang bermanfaat
Kou telah menginspirasi banyak orang
Kou telah membuat mereka berlomba
Berlomba untuk menjadi sepertimu
Berlomba untuk membuat karya sepertimu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
348
3). Berwawasan luas
Mungkin orang-orang tidak akan bisa membuat karya
Karya yang sepertimu
Karena karyamu begitu indah di mataku
Chrisye
4). Memiliki cita-cita
Berlomba untuk menjadi sepertimu
Berlomba untuk membuat karya sepertimu
5). Mencintai dan menyanyangi sesama manusia.
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari dan
ada juga menggunakan bahasa yang bermajas perumpamaan.
Otakmu bagaikan berlian
Berlian ditumpukkan sampah
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum
Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu
Kou telah menginspirasi banyak orang
Kou telah membuat mereka berlomba
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
349
Berlomba untuk menjadi sepertimu
Berlomba untuk membuat karya sepertimu
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Tidak ada permainan rima, namun ada pengulangan bunyi pronominal persona
mu pada kata karyamu, ide-idemu, 3 kali pengulangan kata sepertimu. Dari
pengulangan kata itu dapat mempertegas arti betapa hebatnya si mu itu
sebagai tokoh yang diidolakan oleh si aku.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
_____________
_____________
______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
__________________
__________________
__________________
__________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
350
Nama Lengkap : Muhammad Maulana Malik Ibrohim
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C25
Sejuta Cinta Untukmu IBU
Ibu
Bila aku diciptakan menjadi sebuah angin
Akan kutiupkan hembusan angin
Angin cinta kasih sayang padamu
Jika kou merasakan kesejukkan itu
Aku pun akan tersenyum melihatnya
Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu
Tak sebanding dengan langit dan bumi yang kou berikan padaku
Bila aku melihatmu bersedih
Akan kulukiskan sebuah pelangi indah
Di Angkasa raya
Hanya untuk membuatmu tersenyum
Percayalah ibu
Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sebagian rasa cinta untukmu
Karena koulah idolaku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
351
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang
yang sangat besar yaitu seorang ibu yang sangat berjasa.
Sejuta Cinta Untukmu IBU
Ibu
Bila aku diciptakan menjadi sebuah angin
Akan kutiupkan hembusan angin
Angin cinta kasih sayang padamu
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa sayang kepada ibunya dan
rasa bahagia si aku liris jika dapat membuat ibunya bahagia.
Percayalah ibu
Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sebagian rasa cinta untukmu
Karena koulah idolaku
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada puisi tersebut bersikap lugas dalam menyampaikan perasaannya ke
dalam puisi sehingga bermakna.
Jika kou merasakan kesejukkan itu
Aku pun akan tersenyum melihatnya
Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
352
Tak sebanding dengan langit dan bumi yang kou berikan padaku
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa haru dan bangga karena ibu tetap
menjadi sosok yang sangat luar biasa.
Percayalah ibu
Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sebagian rasa cinta untukmu
Karena koulah idolaku
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ada dalam puisi tersebut adalah menyampaikan segala rasa yang
dirasakan oleh si aku kepada ibunya.
Percayalah ibu
Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sejuta rasa cinta untukmu
Karena koulah idolaku
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1). Anak yang berbakti
Bila aku melihat bersedih
Akan kulukiskan sebuah pelangi indah
Di angkasa raya
Hanya untuk membuatmu tersenyum
2). Anak shaleh
Percayalah ibu
Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sejuta rasa cinta untukmu
Karena koulah idolaku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
353
3). Penuh cinta dan saying
Angin cinta kaih saying padamu
Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks
kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata dalam puisi diatas menggunakan bahasa sehari-hari.
Jika kou merasakan kesejukkan itu
Aku pun akan tersenyum melihatnya
Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu
Tak sebanding dengan langit dan bumi yang kou berikan padaku
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi
lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau
citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Jika kou merasaka kesejukan itu
Aku akan tersenyum melihatnya
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung
perasaan dan suasana puisi.
Tidak ada perminan rima dalam puisi tersebut.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
354
_________________
_________________
_________________
_________________
____________________
____________________
____________________
____________________
___________________
___________________
___________________
___________________
_____________________
_____________________
_____________________
_____________________
Nama Lengkap : Muhammad Azis El Islamy
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C27
SANG IDOLA
Menatapmu adalah potret
Aku seakan tersedot keduniamu
Seakan aku orang yang paling tahu
Semua tentang mu
Aku hanya tersenyum malu
Malu pada kebodohanku
Apakah ini sebuah ambisi atau obsesi
Kemampuanku melampaui imajinasi seperti dirimu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
355
Aku ingin seperti mu
Namun aku tau aku pasti tak mampu
Sang Idolaku
Untukmu kupersembahkan kemampuanku
Atas semua kegigihanmu selama ini
Jangan pernah lelah menginjakkan kakimu di rumput hijau ini
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola
SANG IDOLA
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan
penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan penyair dalam menulis puisi diatas adalah rasa kagum terhadap sang
idola, sehingga si aku ingin melakukan yang terbaik untuk
mempersembahkannya kepada sang idolanya.
Sang Idolaku
Untukmu kupersembahkan kemampuanku
Atas semua kegigihanmu selama ini
Jangan pernah lelah menginjakkan kakimu di rumput hijau ini
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
356
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi diatas adalah bersikap lugas menungkapkan rasa kagumnya
terhadap sang idola.Dan si aku menginkan pribadi yang sama seperti sang
idola namun si aku merasa tak mampu. Tapi si aku berusaha untuk melakukan
yang terbaik.
Aku ingin seperti mu
Namun aku tau aku pasti tak mampu
Sang Idolaku
Untukmu kupersembahkan kemampuanku
Atas semua kegigihanmu selama ini
Jangan pernah lelah menginjakkan kakimu di rumput hijau ini
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana puisi diatas adalah rasa kagum atas tokoh yang diidolakan si aku.
Sang Idolaku
Untukmu kupersembahkan kemampuanku
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah keinginan si aku agar tokoh idolanya
jangan menyesal melakukan apapun dalam hidup ini karena sang tokoh idola
merupakan orang yang paling hebat sehingga si aku merasa bukan siapa-siapa,
dan si aku merasa malu pada kebodohannya.
jangan pernah lelah menginjakkan kakimu dirumput hijau ini.
Aku hanya tersenyum malu
Malu pada kebodohanku
Apakah ini sebuah ambisi atau obsesi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
357
Kemampuanku melampaui imajinasi seperti dirimu
5. Nilai-nilai moral dalam puisi diatas adalah:
1). Jujur
Aku hanya tersenyum malu
Malu pada kebodohanku
2). Berusaha melakukan yang terbaik
Untukmu kupersembahkan kemampuanku
Atas semua kegigihanku selama ini
3). Menghargai kelebihan yang dimiliki orang lain
Apakah ini sebuah ambisi atau obsesi
Kemampuanku melampaui imajinasi seperti dirimu
4). Berpikir positif
Sang idolaku
Untukmu kupersembahkan kemampuanku
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata-kata yang digunakan dalam puisi tersebut adalah menggunakan
bahsa sehari-hari, namun pemilihan katanya bermakna. Ada juga kalimat yang
bermajas perumpamaan terdapat pada bait pertama larik ke-2.
Aku seakan tersedot kedalam duniamu
Jangan pernah lelah menginjakkan kakimu di rumput hijau ini
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
358
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Dalam puisi diatas tidak ada permainan rima.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
____________
_____________
_____________
_____________
__________________
___________________
___________________
___________________
____________________
____________________
________________
________________
________________
________________
Nama Lengkap : Nadiar Tanzil
Kelas - : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/Kode : C28
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
359
Bandungku
Bandungku…….
Kou panas bagaikan neraka
Aku lelah dengan panasmu
Aku basah dengan sengatanmu
Oh Bandungku……
Ku ingin kou seperti dulu
Kota yang penuh keindahan
Dengan penuh mekarnya bunga
Mana Bandungku yang dahulu
Yang dimekari jutaan bunga
Warna-warni indahmu
Bagaikan pelangi bumi
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Dalam puisi Bandungku si penulis mengidolakan kota Bandung.
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
360
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Dari pilihan kata penulis merasa marah dan kesal atas keadaan Bandung
sekarang. Terdapat pada bait pertama:
Bandungku…….
Kou panas bagaikan neraka
Aku lelah dengan panasmu
Aku basah dengan sengatanmu
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi itu bersikap menggurui karena si aku liris meninginkan
keadaan Bandung seperti dulu lagi. Kota yang penuh keindahan dengan penuh
mekarnya bunga.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Oh Bandungku……
Ku ingin kou seperti dulu
Kota yang penuh keindahan
Dengan penuh mekarnya bunga
Suasana puisi itu adalah mengharukan karena keadaan Bandung yang sudah
tidak indah lagi, sehingga si aku liris mempertanyakan dimana Bandung yang
dahulu yang dimekari jutaan bunga dan warna-warni indahmu bagaikan
pelangi dan itu terdapat pada bait ke-3.
Mana Bandungku yang dahulu
Yang dimekari jutaan bunga
Warna-warni indahmu
Bagaikan pelangi bumi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
361
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Dalam puisi Bandungku penulis berpesan agar Bandung senantisa menjadi
kota yang penuh keindahan dengan penuh mekaran bunga.
Oh Bandungku……
Ku ingin kou seperti dulu
Kota yang penuh keindahan
Dengan penuh mekarnya bunga
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1). Bertangung jawab
Oh Bandungku……
Ku ingin kou seperti dulu
Kota yang penuh keindahan
Dengan penuh mekarnya bunga
2). Berpikiran positif dan cinta alam
Mana Bandungku yang dahulu
Yang dimekari jutaan bunga
Warna-warna indahmu
Bagaikan pelangi bumi
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Puisi diatas dilihat dari unsur-unsur yang dibangunnya terasa
menggambarklan kota Bandung yang gersang dan haus akan penghijauan.
Pemiliham katanya sesuai dengan keadaan Bandung sekarang.
Bandungku…….
Kou panas bagaikan neraka
Aku lelah dengan panasmu
Aku basah dengan sengatanmu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
362
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji citra rasa
Bandungku…….
Kou panas bagaikan neraka
Aku lelah dengan panasmu
Aku basah dengan sengatanmu
Imaji penglihatan
Oh Bandungku……
Ku ingin kou seperti dulu
Kota yang penuh keindahan
Dengan penuh mekarnya bunga
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambang bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
___________
______________
_____________
______________
_______________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
363
_______________
_______________
_______________
_____________
_____________
_____________
_____________
Nama Lengkap : Nuraeni
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C30
RADEN AJENG KARTINI
Engkau memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia
Engkau tak pantang menyerah memperjuangkannya
Hatimu sungguh mulia membela kaum wanita
Engkau angkat semua derajat wanita
Ancaman, larangan, kekerasan, engkau hadapi
Karena tak ingin dibedakan dengan kaum lelaki
Perlahan-lahan derajat kaum wanita sama dengan kaum lelaki
Itu semua karena jasamu ibu kartini
Tak perduli meskipun nyawa kou pertaruhkan
Tak ada yang menghina, mencibir, dan meremehkan
Jasamu yang tak pernah dilupakan
Sampai kapanpun dan tak akan pernah terlupakan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
364
“HABIS GELAP TERBITLAH TERANG” itu kata-kata bijakmu
Emansipasi wanita ada karena jasamu
Wanita Indonesia tidak akan pearnah melupakan jasa-jasamu
Semua perjuanganmu akan di benakku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola dimana si aku lirik mengidolakan
Raden Ajeung Kartini sebagai tokoh pergerakan wanita.
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada adalah rasa bangga dan kagum atas perjuangan yang telah
dilakukan oleh raden Ajeng Kartini membela hak wanita.
Engkau memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia
Engkau tak pantang menyerah memperjuangkannya
Hatimu sungguh mulia membela kaum wanita
Engkau angkat semua derajat wanita
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
365
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dan bermakna. Bahasanya
cukup jelas karena ada kalimat penjelas.
Ancaman, larangan, kekerasan, engkau hadapi
Karena tak ingin dibedakan dengan kaum lelaki
Perlahan-lahan derajat kaum wanita sama dengan kaum lelaki
Itu semua karena jasamu ibu kartini
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang ada adalah rasa bangga karena kita telah memiliki pelopor
pahlawan wanita yang membela hak wanita.
Engkau memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia
Engkau tak pantang menyerah memperjuangkannya
Hatimu sungguh mulia membela kaum wanita
Engkau angkat semua derajat wanita
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa wanita Indonesia tidak akan
pernah melupakan jasa-jasamu karena semua perjuangan si mu akan selalu ada
di benak si aku.
“HABIS GELAP TERBITLAH TERANG” itu kata-kata bijakmu
Emansipasi wanita ada karena jasamu
Wanita Indonesia tidak akan pearnah melupakan jasa-jasamu
Semua perjuanganmu akan di benakku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
366
5. Nilai-nilai moral dalam puisi diatas adalah
1). Menghargai perjuangan orang lain
Tak perduli meskipun nyawa kou pertaruhkan
Tak ada yang menghina, mencibir, dan meremehkan
Jasamu yang tak pernah dilupakan
Sampai kapanpun dan tak akan pernah terlupakan
2). Bertanggung jawab
Wanita Indonesia tidak akan pearnah melupakan jasa-jasamu
Semua perjuanganmu akan di benakku
3). Berjiwa besar
“HABIS GELAP TERBITLAH TERANG” itu kata-kata bijakmu
Emansipasi wanita ada karena jasamu
4). Berpikir positif
Semua perjuanganmu akan ada di benakku
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan diksi dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari
tapi bermakna.
Tak perduli meskipun nyawa kou pertaruhkan
Tak ada yang menghina, mencibir, dan meremehkan
Jasamu yang tak pernah dilupakan
Sampai kapanpun dan tak akan pernah terlupakan
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Engkau memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia
Engkau tak pantang menyerah memperjuangkannya
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
367
Hatimu sungguh mulia membela kaum wanita
Engkau angkat semua derajat wanita
Imaji pendengaran
Ancaman, larangan, kekerasan, engkau hadapi
Karena tak ingin dibedakan dengan kaum lelaki
Perlahan-lahan derajat kaum wanita sama dengan kaum lelaki
Itu semua karena jasamu ibu kartini
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima hanya ada pengulangan kata
wanita, jasamu, lelaki dan kata kerja memperjuangkannya, pertaruhkan,
meremehkan, dilupakan, terlupakan, melupakan. Dari pengulangan itu
mengandung kejelasan makna bahwa kaum wanita yang telah
memperjuangkan dan mempertaruhkan nyawanya untuk membela hak wanita
dari laki-laki.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk bebas karena si penulis puisi menulisnya secara bebas
tanpa terikat dengan konvensi-konvensi puisi pada umumnya.
Nama Lengkap : Reva nur’ainy ovirza
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No ABSEN/ Kode : C34
Para Pengagum
Kou dipuja layaknya raja…..
Kou disambut dengan kemeriahan….
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
368
Kou diidolakan semua kalangan……
Dan namamu, selalu disebut dengan semangat….
Seakan kou malaikat kecil yang dilahirkan di bumi
Seakan kou adalah manusia sempurna
Seakan kou segalanya
Dan seakan kou adalah nafas para pengagumu
Para pengagum selalu memujamu,
Tak kenal lelah menunggumu….
Tak kenal lelah menantimu….
Dan tak pernah bosan menyebut namamu…
Para pengagum selalu memujamu,
Tak kenal lelah menunggumu
Tak kenal lelah menantimu
Dan tak pernah bosan menyebut namamu
Para pengagum yang tak dipedulikan
Para pengagum yang tak dianggap penting
Karna hanya sekedar mengagumimu
Dan ku kan tetap menjadi pengagum yang tak berarti
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
369
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah menceritakan tentang tokoh idola tapi tidak
disebutkan siapa tokoh idolanya tersebut. Judul puisi tersebut adalah
paraPengagum berarti orang yang mengidolakan tokoh tersebut bukan satu
orang tetapi banyak orang.
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang dirasakan oleh penyair adalah rasa bangga terhadap tokoh
idolanya.
Kou dipuja layaknya raja…..
Kou disambut dengan kemeriahan….
Kou diidolakan semua kalangan……
Dan namamu, selalu disebut dengan semangat….
Seakan kou malaikat kecil yang dilahirkan di bumi
Seakan kou adalah manusia sempurna
Seakan kou segalanya
Dan seakan kou adalah nafas para pengagumu
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi diatas adalah bahwa si aku bersikap lugas dalam
menyampaikan perasaannya kepada si kou walau si aku menjadi pengagum
yang tek berarti.
Para pengagum yang tak dipedulikan
Para pengagum yang tak dianggap penting
Karna hanya sekedar mengagumimu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
370
Dan ku kan tetap menjadi pengagum yang tak berarti
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang ada adalah rasa penasaran akan tokoh yang diidolakan oleh si
aku dan para pengagum lainnya, karena si kou sebagai orang yang diajak
bicara tidak disebutkan secara jelas.
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Amanat yang ingin disampaikan adalah bahwa si aku akan tetap menjadi
pengagum yang tak berarti.
Dan ku kan tetap menjadi pengagum yang tak berarti.
5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah
1). Mengakui kelebihan orang lain
Kou dipuja layaknya raja…..
Kou disambut dengan kemeriahan….
Kou diidolakan semua kalangan……
Dan namamu, selalu disebut dengan semangat….
2). Berjiwa besar
Para pengagum yang tak dipedulikan
Para pengagum yang tak dianggap penting
Karna hanya sekedar mengagumimu
Dan ku kan tetap menjadi pengagum yang tak berarti
3). Jujur dengan rasa yang dimiliki
Tak kenal lelah menantimu….
Dan tak pernah bosan menyebut namamu…
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
371
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Puisi diatas menggunakan bahasa sehari-hari namun ada juga bahasa yang
bermajas perumpamaan.
Kou dipuja layaknya raja
Seakan kou malaikat kecil yang dilahirkan dibumi
Dan seakan koulah nafas para pengagummu
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Seakan kou malaikat kecil yang dilahirkan di bumi
Seakan kou adalah manusia sempurna
Seakan kou segalanya
Dan seakan kou adalah nafas para pengagumu
Imaji pendengaran
Kou dipuja layaknya raja
Kou disambut dengan kemeriahan
Dan namamu, selalu disebut dengan semangat….
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambang bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Tidak ada permainan bunyi namun ada pengulangan kata mu, pengagummu,
memujamu, menunggumu, menantimu, namamu, mengagumimu. Mempertegas
makna bahwa yang menjadi subjek-matter adalah si mu.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
372
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
________________
Nama Lengkap : Reynaldo
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/Kode : C35
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
373
Oliver Khan
Tubuhmu begitu tinggi dan kekar
Tangan dan kakimu begitu besar
Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar
Banyak prestasi yang telah kou raih
Itulah kou Oliver Khan
Disaat masa mudamu
Kou terlihat begitu hebat
Dan tiada yang bisa menandingimu
Dalam hal menangkap sirkuit bundar
Terlihat saat kou memperlihatkan kemampuanku
Kou begitu gesit dan bereaksi cepat
Bola-bola yang melesat ke gawangmu
Kou tangkap dengan cepat
Itulah kou Oliver Khan
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi siatas adalah tentang tokoh idola, si aku liris mengidolakan Oliver
Khan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
374
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan ketika penulis menulis puisi adalah rasa ketakjuban penulis dan rasa
bangga penulis terhadap tokoh idolanya.
Banyak prestasi yang telah kou raih
Itulah kou Oliver Khan
Disaat masa mudamu
Kou terlihat begitu hebat
Dan tiada yang bisa menandingimu
Dalam hal menangkap sirkuit bundar
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Herman J. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin
bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi diatas adalah penulis bersikap lugas mengungkapkan rasa
kagumnya.
Tubuhmu begitu tinggi dan kekar
Tangan dan bahumu begitu besar
Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar
Itulah kou Oliver Khan
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang timbul dalam puisi itu adalah kekaguman tentang salah seorang
pemain bola yaitu Oliver Khan.
Tubuhmu begitu tinggi dan kaekar
Tangan dan kakimu begitu besar
Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar
Banyak prestasi yang telah kou raih
Itulah kou Oliver Khan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
375
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Amanat yang ingin disampaikan penulis adalah memberitahukan tentang
kehebatan pemain bola yang bernama Oliver Khan saat bermain dilapangan
dan penulis berpesan agar berprestasi dilapangan dalam menagkap bola harus
gesit dan bereaksi cepat.
Kou begitu gesit dan bereaksi cepat
Bola-bola yang meleset ke gawangmu
Kou tangkap dengan cepat
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Oliver Khan adalah
1) Menghargai orang lain
Penulis menghargai orang lain karena prestasi seseorang ia jadikan tokoh
idolanya dan kehebatannnya itu menjadi pijakan penulis.
Tubuhmu begitu tinggi dan kekar
Tangan dan kakimu begitu besar
Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar
Banyak prestasi yang telah kou raih
2) Mengakui kehebatan orang lain
Kehebatan Oliver Khan penulis deskripsikan dengan penuh semangat.
Itulah kou Oliver Khan
3) Meniru sesuatu yang baik
Perilaku yang baik Oliver Khan penulis jadikan suatu sikap yang pantas
ditiru.
Disaat masa mudamu
Kou terlihat begitu hebat
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
376
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Puisi diatas menggunakan bahasa sehari-hari dan pemilihat diksinya tepat
namun tidak bermakna padat karena terdapat kalimat penjelas yang
menjelaskan kalimat sebelumnya dan ini yang membatasi makana.
Tubuhmu begitu tinggi dan kekar
Tangan dan kakimu begitu besar
Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar
Banyak prestasi yang telah kou raih
Itulah kou Oliver Khan
Kata-kata : kekar, besar, bundar. Bait terakhir sajak diatas didominasi oleh
kata-kata yang beraliterasi (r). Bunyi (r) ini menimbulkan asosiasi kesan
bergetar.
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan:
Tubuhmu begitu tinggi dan kekar
Tangan dan kakimu begitu besar
Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar
Banyak prestasi yang telah kou raih
Itulah kou Oliver Khan
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
377
Rima puisi diatas adalah a-a-a-b-b dan bait ke-2 berima a-b-a-b, bait ke-3
berima a-b-a-b-a.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
_________________
_________________
_________________
__________________
__________________
_______________
_______________
________________
________________
____________________
____________________
____________________
____________________
Nama Lengkap : Rizka Rismayani Setiawan
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C36
Idolaku
Idolaku bukanlah seorang super hero
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
378
Yang membela sebuah kebenaran
Idolaku bukanlah seorang public figur
Yang dicintai dan disenangi banyak orang
Idolaku bukanlah seorang dokter
Yang bisa mengobati berbagai penyakit
Dan idolaku bukanlah seorang presiden
Yang bisa memimpin semua negeri menjadi makmur
Tapi idolaku adalah….
Seorang sosok yang sangat berharga
Seseorang yang paling penting di dunia
Yang tidak akan pernah tergantikan
Dia adalah seseorang yang paling besar
Seseorang yang selalu memaafkan setiap kesalahanku
Dan selalu menghiburku dikala gundah
Dan dia adalah orang tua terbaikku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola
Dia adalah seseorang yang paling besar
Seseorang yang selalu memaafkan setiap kesalahanku
Dan selalu menghiburku dikala gundah
Dan dia adalah orang tua terbaikku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
379
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang dirasakan adalah rasa bangga dan kagum terhadap ibunya.
Tapi idolaku adalah….
Seorang sosok yang sangat berharga
Seseorang yang paling penting di dunia
Yang tidak akan pernah tergantikan
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas ketika menyampaikan rasa
bangga dan kagumnya terhadap orang yang dikaguminya.
Idolaku bukanlah seorang dokter
Yang bisa mengobati berbagai penyakit
Dan idolaku bukanlah seorang presiden
Yang bisa memimpin semua negeri menjadi makmur
Tapi idolaku adalah….
Seorang sosok yang sangat berharga
Seseorang yang paling penting di dunia
Yang tidak akan pernah tergantikan
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang dapat dirasakan adalah rasa terharu karena rasa cintanya seorang
anak terhadap orang tuanya, yang ia banggakan bukanlah presiden dan bukan
publuk figur tapi yang ia banggakan ialah orang tuanya yang paling sabar dan
selalu menghibur aku dikala gundah.
Idolaku bukanlah seorang public figur
Idolaku bukanlah seorang presiden
Idolaku bukanlah seorang dokter
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
380
Tapi idolaku adalah…….
Seseorang yang sangat berharga
Seseorang yang paling penting di dunia
Yang tidak pernah tergantikan
Dia adalah seorang yang paling sabar
Dan dialah orang tua terbaikku
4. Pesan (Amanat)
Herman J. Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud
yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak
disampaikan penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa seseorang yang besar bisa saja
tidak menjadi besar dimata orang lain, semua tergantung dari sudut mana
orang memandang. Dan bahwa orang yang paling berjasa di dunia ini adalah
seorang ibu yang bisa mengubah anak biasa menjadi anak luar biasa berkat
kesabaran dan ajaran dalam mengarungi hidup ini.
Tapi idolaku adalah….
Seorang sosok yang sangat berharga
Seseorang yang paling penting di dunia
Yang tidak akan pernah tergantikan
5. Nilai-nilai moral dalam ouisi tersebut adalah:
1) Mencintai ibu
Dia adalah seorang yang paling sabar
Dan dialah orang tua terbaikku
2) Berjiwa besar
Seseorang yang paling penting di dunia
Yang tidak akan pernah tergantikan
3) Shaleh
Dia adalah seorang yang paling sabar
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
381
4) Bangga akan sesuatu yg dimiliki
Tapi idolaku adalah….
Seorang sosok yang sangat berharga
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Penggunaan bahasa dalam puisi tersebuut adalah menggunakan bahasa sehari-
hari namun dari untaian kata-katanya memberikan makna yang mendalam
akan rasa hormat dan bangganya terhadap orang tua.
Idolaku bukanlah seorang super hero
Yang membela sebuah kebenaran
Idolaku bukanlah seorang public figur
Yang dicintai dan disenangi banyak orang
Idolaku bukanlah seorang dokter
Yang bisa mengobati berbagai penyakit
Dan idolaku bukanlah seorang presiden
Yang bisa memimpin semua negeri menjadi makmur
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan:
Idolaku bukanlah super hero
Idolaku bukanlah public figur
Idolaku bukanlah seorang presiden
Idolaku bukanlah seorang dokter
Tapi idolaku adalah…….
Seorang sosok yang sangat berharga
Seseorang yang paling penting di dunia
Yang tidak akan pernah tergantikan
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
382
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Tidak ada permainan rima dalam puisi ini namun ada pengulangan bunyi kata:
idolaku, bukanlah, dia, selalu. Dari pengulangan kata itu maka akan
ditemukan tema yaitu kata dia yang berarti orang yang diidolakan si aku dari
kata bukan berarti merupakan penolakan atau jawaban yang salah dan ada kata
tapi yang mempertegas pilihan si aku liris bahwa ia mengidolakan ibunya
karena ada pengulangan kata selalu yang berarti orang yang selalu ada disaat
si aku butuhkan dan dia adalah ibunya.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
______________
_______________
_______________
_______________
__________________
__________________
__________________
__________________
__________________
__________________
__________________
__________________
___________________
___________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
383
___________________
____________________
Nama Lengkap : Rizki Gustiana
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C37
Ibuku
Tanpamu aku bukan apa-apa
Tanpamu aku bukan siapa-siapa
Kou bagaikan Matahari di dalam hidupku
Yang selalu menyinari di kala pagi
Tiada siang…….Tiada malam…..
Kou selalu ada dalam benakku
Lelah dan letih tak sedikitpun kou rasakan
Hanya untuk selalu menjagaku
Semangatmu yang tak pernah padam
Membuat hatiku tersentuh untuk selalu memelukmu
Semangatmu yang sekuat baja
Membuatku tahu betapa beratnya kou disisiku
Ibu…kou selalu menjadi idolaku
Dari sekian banyak wanita di bumi ini
Hanya koulah yang berarti bagiku
Koulah hidup dan matiku ibu…..
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
384
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi tersebut adalah tentang tokoh idola, yang mengidolakan
ibunya. Ibuku
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada adalah rasa bangga dan kagum atas jasa ibunya.
Tanpanya aku bukan apa-apa
Tanpanya aku bukan siapa-siapa
Semangatmu yang tak pernah padam
Membuat hatiku tersentuh untuk selalu memelukmu
Semangatmu yang sekuat baja
Membuat tahu betapa berartinya kou disisiku
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dalam menyampaikan rasa
kagumnya terhadap ibunya dan bermajas perumpamaan.
Kou bagaikan matahari dalam hidupku
Yang selalu menyinari di kala pagi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
385
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang ada adalah bersikap haru akan kecintaannya kepada ibunya.
Ibu…. Kou selalu menjadi idolaku
Dari sekian banyak wanita di bumi ini
Hanya koulah yang berarti bagiku
Kou hidup dan matiku ibu…..
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah menyampaikan rasa bangga dan
sayangnya si aku kepada ibunya karena tanpa ibunya ia bukan siapa-siapa.
Tanpanya aku bukan siapa-siapa
Tanpanya aku bukan apa-apa
5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah
1). Hormat akan ibunya
Semangatmu yang sekuat baja
Membuatku tahu betapa beratnya kou disisiku
2). Anak yang shaleh
Ibu…kou selalu menjadi idolaku
Dari sekian banyak wanita di bumi ini
3). Anak yang berbakti
Ibu…kou selalu menjadi idolaku
Dari sekian banyak wanita di bumi ini
Hanya koulah yang berarti bagiku
Koulah hidup dan matiku ibu…..
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
386
Pemilihan kata adalah menggunakan bahasa sehari-hari tetapi bermakna dann
bernilai.
Tiada siang….tiada malam…..
Kou selalu ada dalam benakku
Lelah….dan letih……tak sedikitpun kou rasakan
Hanya untuk selalu menjagaku….
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Semangatmu yang tak pernah padam
Membuat hatiku tersentuh untuk selalu memelukmu
Semangatmu yang sekuat baja
Membuatku tahu betapa berartinya kou disisiku
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana puisi.
Tidak terdapat permainan rima dalam puisi tersebut.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
_______________________
_______________________
_______________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
387
_______________________
_____________________________
_____________________________
_____________________________
_____________________________
________________________
________________________
_________________________
_________________________
_____________________________
_____________________________
_____________________________
_____________________________
Nama Lengkap : Sandi Rusnandi
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C38
Nabi Muhammad SAW
Kau adalah suri teladan umatmu
Kau selalu memberi jalan lurus
Kau contoh yang baik
Yang patut ditiru
Wahai nabiku
Kau adalah pemimpin kami
Kau maha bijaksana
Jadikanlah aku umatmu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
388
Kau selalu jadi panutan hidupku
Kau nabi yang terakhir
Yang tuhan utus turun ke bumi
Bantulah aku kelak di akhirat
Judul merupakan salah satu hal yang bisa membuat orang tertarik
dalam membaca sebuah puisi. Dengan judul “Nabi Muhammad SAW” sudah
bisa ditebak bagaimana isi puisinya yang tidak akan jauh dari lagu nasyid.
Sedangkan puisi tidak sama dengan lirik. Jadi dengan judul yang biasa ini
seorang yang menulis puisi harus bisa menghadirkan kata-kata yang tak biasa
dari yang umum dan akan dibahas di paragraf berikutnya.
Bentuk puisi yang tidak lagi bergantung pada nada a-b-a-b menjadi sah
jika disajikan dalam bentuk apa saja. Tipografi atau bentuk puisi seperti di atas
sudah berhasil dikatakan sebagai bait-bait puisi.
Kau adalah suri teladan umatmu
Kau selalu memberi jalan lurus
Kau contoh yang baik
Yang patut ditiru
Jadi, bentuk puisi di atas sudah patut disebut sebagai bait puisi karena
memenuhi kriteria sebagai bait yang merupakan syarat puisi. Berikutnya
adalah pesan moral dalam puisi. Pesan moral dalam puisi begitu terlihat dalam
puisi di atas. Kau adalah suri teladan umatmu/kau selalu memberi jalan
lurus/ kau contoh yang baik/ yang patut ditiru. Kita sebagai pembaca bisa
mengambil pesan yang baik dari puisi itu.
Pemakaian diksi sudah terlihat lebih ketat. Kata-kata seperti Suri
teladan, jalan lurus, turun ke bumi, merupakan kata-kata yang baik untuk
dijadikan bagian dalam puisi. Dan penulis ini berhasil dalam
menyuguhkannya. Hal ini juga sangat berkaitan dengan majas dalam puisi.
Majas atau lebih umum lagi gaya bahasa yang dipakai bergantung pada diksi
seseorang dalam menulis puisi. Dan kata-kata Jalan lurus, maha bijaksana,
turun ke bumi merupakan sebuah metafor yang baik dalam puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
389
Nada yang ditampilkan tampak cukup berhasil membawa pembaca
larut dalam puisi tersebut. Kata-kata umatmu, lurus, ditiru, nabiku, umatmu,
panutan, turun berbunyi u dan itu bisa menjadi pembentuk salah satu
keindahan dalam puisi.
Nama Lengkap : Tamam Bustomi
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/kode : C41
Pesan Untuk Negeri Ku
Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi Satu
Demi kemauan bangsa
Indonesianya Satu
Penduduknya banyak
Demi perjuangan Indonesia
Masyarakat bersatu, membentuk NKRI
Demi Indonesia
Masyarakat berpedoman pancasila
Pancasila adalah jati diri kami
Demi memajukan bangsa
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
390
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi di atas adalah kemanusiaan bahwa kita harus berpedoman pada
pancasila sebagai falsafah bangsa.
Demi Indonesia
Masyarakat berpedoman pancasila
Pancasila adalah jati diri kami
Demi memajukan bangsa
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan
penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada adalah rasa bangga terhadap Bangsa Indonesia.
Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi Satu
Demi kemauan bangsa
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi itu adalah bersikap menngurui agar kita hidup berpedoman
pada pancasila.
Demi Indonesia
Masyarakat berpedoman pancasila
Pancasila adalah jati diri kami
Demi memajukan bangsa
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
391
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana dalam puisi diatas adalah rasa bangga terhadp bangsa:
Indonesianya Satu
Penduduknya banyak
Demi perjuangan Indonesia
Masyarakat bersatu, membentuk NKRI
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Amanat yang disampaikan adalah agar kita hidup berpedoman pada falsafah
bangsa yaitu pancasila.
Demi Indonesia
Masyarakat berpedoman pancasila
Pancasila adalah jati diri kami
Demi memajukan bangsa
5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah
1) Bangga terhadap bangsa
Demi Indonesia
Masyarakat berpedoman pancasila
Pancasila adalah jati diri kami
Demi memajukan bangsa
2) Berpikir untuk masa depan
Pancasila adalah jati diri kami
Demi memajukan bangsa
3) Berinisiatif
Sambung menyambung menjadi Satu
Demi kemauan bangsa
4) Berpikir matang
Demi Indonesia
Masyarakat berpedoman pancasila
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
392
5) Bersahaja
Indonesianya Satu
Penduduknya banyak
Demi perjuangan Indonesia
Masyarakat bersatu, membentuk NKRI
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata-kata diatas sangat tepat dalam mendeskripsikan keadaan
bangsa Indonesia dan bermakna.
Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi Satu
Demi kemauan bangsa
Demi Indonesia
Masyarakat berpedoman pancasila
Pancasila adalah jati diri kami
Demi memajukan bangsa
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung meny-ambung menjadi Satu
Demi kemauan bangsa
8. Rima
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau
orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
393
Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambang bunyi.
Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana
puisi.
Puisi diatas berima a-a-a-a, bait ke-2 a-a-a-a dan bait ke-3 a-a-a-a.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
___________________
___________________
____________________
___________________
_____________________
____________________
_____________________
_____________________
_____________________
____________________
____________________
____________________
____________________
Nama Lengkap : Tazkia Karin Manurung
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C42
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
394
AYAHKU
Waktu mencekam dini hari
Sesosok manusia telah terjaga dari tidurnya
Tak menghiraukan rasa kantuk yang menyerang
Demi perjuangan hidupnya dan keluarganya
Ayah ……
Meskipun dirimu keras
Meskipun dirimu selalu melarang
Meskipun dirimu tegas
Tapi …….
Kutahu itu semua demi diriku
Kau lakukan itu demi masa depanku
Kau berjuang demi kehidupanku
Maafkan aku ayah
Yang selalu melawan dirimu
Menganggap dirimu tak pernah mengerti diriku
Tapi kusadar
Kau pahlawanku
Pemimpin masa hidupku
Judul puisi yang sederhana tetapi sudah mewakili seluruh isi puisi
tersebut. Jika kita lihat secara simbolisasi, kata ayah dan –ku merupakan dua
objek yang disatukan menjadi kata ayahku. Kemudian jika dihubungkan
dengan tema. Judul puisi di atas mencerminkan idola ayah dalam diri si aku.
Bentuk puisi bersifat bebas, tetapi jika ada kriteria itu pun sudah
memenuhi syarat sebagai puisi. Dengan tiga bait di atas. Sudah lengkap
disebut sebagai sebuah puisi. Bait-bait yang tertulis mencerminkan sesuatu
yang berbeda dibanding paragraf atau prosa.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
395
Pesan moral dalam puisi di atas terlihat dari pemakaian kata-kata di
dalamnya. Seperti pertautan kata Kau lakukan itu demi masa depanku menjadi
penanda dari sebuah pesan moral yang mengisyaratkan tentang perjuangan
seorang bapak. Juga pada kata Kau pahlawanku/ Pemimpin masa hidupku
terlihat ada pesan yang ingin disampaikan penulis berkenaan dengan
keberadaan ayah dalam hidupnya.
Diksi dalam puisi di atas terlihat umum. Jika dilihat dari sisi diksi saja bukan
merupakan sebuah puisi yang kaya akan diksi. Tetapi lebih dari itu, penulis
telah berhasil menggunaan kemiskinan diksi dalam puisinya dengan
menggunakan kata-kata yang lain dari bahasa yang umum. Pada bait pertama
kita bisa lihat majas yang dipakai oleh penulis di atas:
Waktu mencekam dini hari
Sesosok manusia telah terjaga dari tidurnya
Tak menghiraukan rasa kantuk yang menyerang
Demi perjuangan hidupnya dan keluarganya
Kata mencekam, dini hari, sesosok, menyerang, sudah terbiasa dalam
penggunaan kata sehari-hari. Tetapi karena disandingkan dengan kata lain
menjadi Waktu mencekam, sesosok manusia, kantuk yang menyerang maka
kata-kata itu terlihat lebih istimewa. Yang akhirnya bisa menghasilkan nada
yang baik dalam puisi tersebut.
Nama Lengkap : Ugan Mela
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C43
Ki Hajar Dewantara
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
396
Kou begitu indah dimataku
Seperti bulan yang selalu menyinari malam
Namamu selalu abadi
Dan semua orang tak akan pernah melupakanmu
Jasa-jasamu begitu mulia
Sehingga kou akan tetap hidup di dalam hatiku
Kou memberiku motivasi untuk negeri
Sehingga negeri ini bangkit akan keterpurukkan
Semangatmu begitu membara
Untuk melahirkan bangsa yang terpelajar
Perjuanganmu untuk menjadikan negeri ini pintar
Masih tertanam dalam jiwa kami
Jiwa pejuangmu sangat besar
Sehingga membuat negeri ini jauh dari kebodohan
Kou lawan kebodohan itu dengan kepintaran
Kou membuat bangsa ini mengenal akan pendidikan
Ragamu seperti tidak pernah lelah
Untuk membuat negeri ini merdeka
Semangat mu seperti matahari yang tidak pernah
Berhenti menyinari dunia
Terimakasih ku untuk mu
Yang telah membangun jiwa muda
Menjadi kebanggaan untuk bangsa
Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
397
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola dimana Ki Hajar Dewantara
merupakan pahlawan dalam bidang pendidikan.
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan
penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Persaan yang ada adalah rasa bangga si aku kepada Ki Hajar Dewantara atas
perjuangan yang telah dilakukan.
Kou begitu indah dimataku
Seperti bulan menyinari malam
Kou memberikan motivasi untuk negeri
Perjuanganmu untuk menjadikan negeri ini pintar
Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada dalam puisi diatas adalah bersikap lugas dalam menyampaikan rasa
kebanggaan terhadap tokoh yang diidolakannya.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
398
Terimakasih ku untuk mu
Yang telah membangun jiwa muda
Menjadi kebanggaan untuk bangsa
Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana dalam puisi diatas adalah rasa terharu karena jasa Ki hajar Dewantar
itu meskipun beliau sudah tiada tapi jasa-jasanya selalu hidup bagi Bangsa
Indonesia.
Namamu selalu abadi
Dan semua orang tak akan pernah melupakanmu
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaiakn adalah kita harus melawan kebodohan dan
bangkit agar negeri ini maju.
Jiwa pejuangmu sangat besar
Sehingga membuat negeri ini jauh dari kebodohan
Kou lawan kebodohan itu dengan kepintaran
Kou membuat bangsa ini mengenal akan pendidikan
Terimakasih ku untuk mu
Yang telah membangun jiwa muda
Menjadi kebanggaan untuk bangsa
Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1) Cinta bangsa dan tanah air
Jiwa pejuangmu sangat besar
Sehingga membuat negeri ini jauh dari kebodohan
Kou lawan kebodohan itu dengan kepintaran
Kou membuat bangsa ini mengenal akan pendidikan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
399
2) Berjiwa besar
Terimakasih ku untuk mu
Yang telah membangun jiwa muda
Menjadi kebanggaan untuk bangsa
Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini
3) Berpikir positif
Kou memberiku motivasi untuk negeri
Sehingga negeri ini bangkit akan keterpurukkan
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari dan
menggunakan bahasa yang bermajas perumpamaan.
Seperti bulan yang selalu menyinari malam
Semangatmu seperti matahari yang tidak pernah berhenti menyinari dunia.
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Kou begitu indah dimataku
Seperti bulan yang menyinari malam
Ragamu seperti tidak pernah lelah
Untuk membuat negeri ini merdeka
8. Rima
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau
orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca.
Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambang bunyi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
400
Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana
puisi.
Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
_______________
_______________
_______________
_______________
________________
__________________
__________________
__________________
__________________
__________________
__________________
__________________
_____________________
_____________________
_____________________
_____________________
Nama Lengkap : Yola Insyan Mediana
Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C45
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
401
Soekarno Hatta
Kou begitu muda
Dan begitu indah dimataku
Setiamu kou berikan untuk bangsamu
Perjuanganmu begitu harum di mataku
Semangatmu tak pernah padam
Seperti api yang membara
Semangat dan perjuanganmu menuntun negeri ini mencapai kemerdekaan
Pengabdianmu begitu sulit untu dipadamkan
Namamu tak akan pernah hilang oleh waktu
Kan selalu abadi dalam sanubariku
Pengabdianmu menjadi semangat untuk penerusmu
Dan merah putih adalah tanda cintamu
Tanpamu apalah arti negeri ini
Jasamu bagaikan mutiara yang selalu bersinar
Seruanmu mengibarkan merah putih negeri ini
Dan selalu tetap abadi dalam sanubariku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin
puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti
memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus
ditafsirkan secara utuh.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
402
Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang
yang sangat besar yaitu tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan Ir.
Soekarno Hatta
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang dirasakan oleh penulis puisi tersbut adalah rasa bangga dan
kagum atas perjuangan mantan presiden kita yaitu Ir. Soekarno Hatta
Tanpamu apalah arti negeri ini
Jasamu bagaikan mutiara yang selalu bersinar
Seruanmu mengibarkan merah putih negeri ini
Dan selalu tetap abadi dalam sanubariku
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca,
beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap
menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Pemilihan kata yang digunakan adalah bahasa sehari-hari dan juga bahasa
yang bermajas perumpamaan. Sehingga dari penggabungan bahasa tersebut
membuat puisi itu bermakna.
Kou begitu muda
Dan begitu indah dimataku
Setiamu kou berikan untuk bangsamu
Perjuanganmu begitu harum di mataku
Jasamu bagaikan mutiara yang bersinar
Seruanmu mengibarkan merah putih negeri ini
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa terharu dan bagngga karena telah
memiliki pahlawan yang sangat luar biasa dan menjadikan Negara ini
merdeka.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
403
Namamu tak akan pernah hilang oleh waktu
Kan selalu abadi dalam sanubariku
Pengabdianmu menjadi semangat untuk penerusmu
Dan merah putih adalah tanda cintamu
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang
merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita mengingat perjuangan yang
telah dilakukan oleh Ir.Soekarno Hatta dan agar kita hidup harus dengan
semangat dan penuh perjuangan dalam mengisi kemerdekaan .
Semangatmu tak pernah padam
Seperti api yang membara
Semangat dan perjuangan mu menuntun negeri ini mencapai kemerdekaan
Pengabdianmu begitu sulit dipadamkan
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi
adalah
1). Cinta tanah air
Pengabdianmu menjadi semangat untuk penerusmu
2). Menghargai pengorbanan orang lain
Tanpamu apalah arti negeri ini
Jasamu bagaikan mutiara yang bersinar
6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari
tetapi bermakna. Jika puisi tersebut digubah dengan bahasa yang bermakna
padat pasti puisi tersebut bernilai estetis.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
404
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa.
Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Kou begitu muda
Dan begitu indah dimataku
Setiamu kou berikan untuk bangsamu
Perjuanganmu begitu harum di mataku
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas
atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambing
bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan
suasana puisi.
Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul
_______________
_______________
_______________
_______________
__________________
__________________
__________________
__________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
405
__________________
__________________
__________________
__________________
D. Analisis Deskriptif Hasil Belajar
1. Hasil Uji Tahap Pertama di SMA Negeri 18 Bandung
Berdasarkan analisis deskriptif hasil pre-tes dan pos-tes uji coba terbatas
yang dilakukan pada tahap pertama dapat dilihat pada tabel berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
406
Tabel 4.1
Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Pertama
pre1 post1
N Valid 32 32
Missing 0 0
Mean 66,8750 74,5313
Median 65,0000 75,0000
Mode 60,00 75,00
Std. Deviation 6,56850 1,48072
Minimum 60,00 70,00
Maximum 80,00 75,00
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 15.0
Berdasarkan tabel di atas rata-rata nilai pretes 1 adalah 66,87, nilai
yang paling banyak diperoleh siswa adalah 60 dan nilai tengah siswa adalah
65, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di
bawah rata-rata. Nilai standar deviasi 6,56 berarti data pretes1 lebih tersebar
dibandingkan data pada postes1.
Rata-rata nilai postes1 adalah 74,53 nilai yang paling banyak diperoleh
siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah 75, hal ini memperlihatkan
bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata. Nilai standar
deviasi adalah 1,48 menggambarkan data postes 1 mempunyai variasi lebih
rendah dibandingkan data pada pretes 1.
Gambaran perbandingan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 18
Bandung pada uji tahap 1 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
407
Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes pada Uji
Tahap 1
2. Hasil Uji Tahap Kedua di SMA Negeri 18 Bandung
Berdasarkan analisis deskriptif hasil pre-tes dan pos-tes uji coba
terbatas yang dilakukan pada tahap kedua dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Kedua
pre2 post2
N Valid 32 32
Missing 0 0
Mean 66,5313 76,5625
Median 65,0000 75,0000
Mode 65,00 75,00
Std. Deviation 4,39196 3,22228
Minimum 60,00 70,00
Maximum 80,00 80,00
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 15.0
Berdasarkan tabel di atas rata-rata nilai pretes 2 adalah 66,53, nilai
yang paling banyak diperoleh siswa adalah 65 dan nilai tengah siswa adalah
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
408
65, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di
bawah rata-rata. Nilai standar deviasi 4,39 berarti data pretes 2 lebih tersebar
dibandingkan data pada postes2.
Rata-rata nilai postes2 adalah 76,56 nilai yang paling banyak diperoleh
siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah 75, hal ini memperlihatkan
bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata. Nilai standar
deviasi adalah 3,22 menggambarkan data postes 2 mempunyai variasi lebih
rendah dibandingkan data pada pretes 2.
Gambaran perbandingan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 18
Bandung pada uji tahap 2 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes pada
Uji Tahap2
3. Hasil Uji Tahap Ketiga di SMA Negeri 18 Bandung
Berdasarkan analisis deskriptif hasil pre-tes dan pos-tes uji coba terbatas
yang dilakukan pada tahap ketiga dapat dilihat pada tabel berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
409
Tabel 4.3
Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Ketiga
pre3 post3
N Valid 32 32
Missing 0 0
Mean 71,2500 77,5000
Median 70,0000 77,5000
Mode 75,00 75,00(a)
Std. Deviation 4,81932 2,54000
Minimum 62,00 75,00
Maximum 80,00 80,00
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 15.0
Berdasarkan tabel di atas rata-rata nilai pretes 3 adalah 71,25, nilai
yang paling banyak diperoleh siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah
70, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di
bawah rata-rata. Nilai standar deviasi 4,81 berarti data pretes 3 lebih tersebar
dibandingkan data pada postes3.
Rata-rata nilai postes 3 adalah 76,56 nilai yang paling banyak
diperoleh siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah 75, hal ini
memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-
rata. Nilai standar deviasi adalah 2,54 menggambarkan data postes 3
mempunyai variasi lebih rendah dibandingkan data pada pretes 3.
Gambaran perbandingan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 18
Bandung pada uji tahap 3 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
410
Grafik 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes pada
Uji Tahap3
4. Hasil Uji Tahap Keempat di SMA Negeri 18 Bandung
Berdasarkan analisis deskriptif hasil pre-tes dan pos-tes uji coba terbatas
yang dilakukan pada tahap keempat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Keempat
pre4 post4
N Valid 32 32
Missing 0 0
Mean 76,1875 79,8438
Median 75,0000 80,0000
Mode 75,00 80,00
Std. Deviation 3,76261 2,00176
Minimum 70,00 75,00
Maximum 85,00 85,00
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 15.0
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
411
Berdasarkan tabel di atas rata-rata nilai pretes 4 adalah 76,18, nilai yang
paling banyak diperoleh siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah 70, hal
ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah
rata-rata. Nilai standar deviasi 3,76 berarti data pretes 4 lebih tersebar
dibandingkan data pada postes 4.
Rata-rata nilai postes 4 adalah 79,84 nilai yang paling banyak diperoleh
siswa adalah 80 dan nilai tengah siswa adalah 80, hal ini memperlihatkan
bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata. Nilai standar
deviasi adalah 2,00 menggambarkan data postes 4 mempunyai variasi lebih
rendah dibandingkan data pada pretes 4.
Gambaran perbandingan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 18
Bandung pada uji tahap 4 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes pada
Uji Tahap 4
E. Normalitas Data
Penelitian ini menggunakan perhitungan statistic inferensial dan
statistik paramteris. Digunakan penghitungan statistic inferensial sebab
peneliti ingin membuat kesimpulan-kesimpulan yang berlaku bagi populasi
dari sampel yang diambil. Statistik parametris digunakan karena berdasarkan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
412
hasil uji normalitas data baik dengan metode skewness dan kurtosis maupun
grafik data terhadap hasil belajar siswa di semua siklus berdistribusi normal.
Pedoman pengambilan keputusan suatu data dikatakan normal apabila
skewness kurang dari 2 dan kurtosis kurang dari 7 (Current et all (1996),
dalam Gozali, 2006 : 113).. Sedangkan menggunakan pendekatan grafik grafik
histogram untuk semua data dikategorikan normal apabila membentuk pola
distribusi tidak menceng dan membentuk lonceng. Demikian pula
menggunakan pendekatan grafik normal plot, data dikatakan normal jika
terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak
jauh dari garis diagonal.
1. Hasil Uji Normalitas Data Pada Uji Pertama
Hasil pengujian disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Uji Normalitas Pada Uji Pertama
Statistics
32 32
0 0
,427 -2,926
,414 ,414
-1,341 6,999
,809 ,809
Valid
Missing
N
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
pre1 post1
Berdasarkan perhitungan menggunakan program SPSS 15.00,
diperoleh data pretes dan postes untuk semua siklus berdistribusi normal
karena mempunyai nilai skewnes < 2 dan kurtosis < 7. Gambar grafik
histogram dan normal plot, disajikan secara lengkap pada lampiran.
2. Hasil Uji Normalitas Data Pada Uji Kedua
Hasil pengujian disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
413
Tabel 4.6 Uji Normalitas Pada Uji Kedua
Statistics
32 32
0 0
,690 -,392
,414 ,414
1,441 -,599
,809 ,809
Valid
Missing
N
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
pre2 post2
Berdasarkan perhitungan menggunakan program SPSS 15.00,
diperoleh data pretes dan postes untuk semua siklus berdistribusi normal
karena mempunyai nilai skewnes < 2 dan kurtosis < 7. Gambar grafik
histogram dan normal plot, disajikan secara lengkap pada lampiran.
3. Hasil Uji Normalitas Data Pada Uji Tahap 3
Hasil pengujian disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7 Uji Normalitas Pada Uji Ketiga
Statistics
32 32
0 0
-,791 ,000
,414 ,414
-,028 -2,138
,809 ,809
Valid
Missing
N
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
pre3 post3
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Berdasarkan perhitungan menggunakan program SPSS 15.00,
diperoleh data pretes dan postes untuk semua siklus berdistribusi normal
karena mempunyai nilai skewnes < 2 dan kurtosis < 7. Gambar grafik
histogram dan normal plot, disajikan secara lengkap pada lampiran.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
414
4. Hasil Uji Normalitas Data Pada Uji Keempat
Hasil pengujian disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.8 Uji Normalitas Pada Uji Keempat
Statistics
32 32
0 0
,023 -,286
,414 ,414
-,283 4,161
,809 ,809
Valid
Missing
N
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
pre4 post4
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Berdasarkan perhitungan menggunakan program SPSS 15.00,
diperoleh data pretes dan postes untuk semua siklus berdistribusi normal
karena mempunyai nilai skewnes < 2 dan kurtosis < 7. Gambar grafik
histogram dan normal plot, disajikan secara lengkap pada lampiran.
Hasil peserta didik dalam penerapan pembelajaran Pendidikan
Karakter dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi Pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia diperoleh melalui tes yang dilaksanakan untuk mengukur
indikator keberhasilan pembelajaran. Hasil belajar ini diambil dari hasil uji
terbatas dan uji luas yang masing-masing dilakukan dalam 4 siklus yang
dilaksanakan di SMAN 18 Bandung.
1. Hasil Uji Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan
Karakter
Pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 18 Bandung dilakukan
dalam 4 siklus. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peserta didik diberikan tes
(pretes) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Data hasil uji
terbatas diolah dengan teknik statistik Paired Sample t test melalui software
SPSS 15 untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes peserta didik antara
sebelum dan sesudah model pembelajaran diterapkan. Kriteria ukur adalah
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
415
dengan melihat probabilitas test (sig) jika < α =5%, maka terdapat perbedaan
yang signifikan dan sebaliknya.
Untuk melihat stabilitas model pembelajaran Pendidikan Karakter
dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang dikembangkan di SMA Negeri 18 Bandung maka dilakukan
analisis hasil pre-test yang dilaksanakan setiap kali siklus. Stabilitas model
yang dikembangkan pada uji terbatas ini, dapat diketahui dengan melihat nilai
rata-rata hasil belajar peserta didik. Jika nilai rata-rata hasil belajar peserta
didik pada setiap kali siklus memperlihatkan perbedaan yang signifikan, maka
model pembelajaran yang dikembangkan tersebut dapat dikatakan baik.
1) Hasil Pengujian Tahap Pertama
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 1
Paired Samples Statistics
66,8750 32 6,56850 1,16116
74,5313 32 1,48072 ,26176
pre1
post1
Pair
1
Mean N Std. Dev iat ion
Std. Error
Mean
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Tabel 4.10 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest di Semua
Siklus
Paired Samples Test
-7,65625 6,95427 1,22935 -10,16353 -5,14897 -6,228 31 ,000pre1 - post1Pair 1
Mean Std. Dev iation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Conf idence
Interv al of the
Dif f erence
Paired Dif f erences
t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran
sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia
menunjukkan hasil sebagai berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
416
Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah) dengan
hipotesis :
Ho μ1 = μ2
Ho μ1 ≠ μ2
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan
sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran
bahasa Indonesia
Ha : Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa
Indonesia
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak
Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima
Pada siklus pertama perbedaan rata-rata adalah 7,65 dengan standar
deviasi 6,95 dan nilai t hitung 6,228 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila
dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%)
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum
pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan
tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan model pendidikan karaktermemberi kontribusi yang berarti
dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik.
2. Hasil Uji Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan
Karakter
Pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 18 Bandung dilakukan
dalam 4 siklus. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peserta didik diberikan tes
(pretes) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Data hasil uji
terbatas diolah dengan teknik statistik Paired Sample t test melalui software
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
417
SPSS 15 untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes peserta didik antara
sebelum dan sesudah model pembelajaran diterapkan. Kriteria ukur adalah
dengan melihat probabilitas test (sig) jika < α =5%, maka terdapat perbedaan
yang signifikan dan sebaliknya.
Untuk melihat stabilitas model pembelajaran Pendidikan Karakter
dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang dikembangkan di SMA Negeri 18 Bandung maka dilakukan
analisis hasil pre-test yang dilaksanakan setiap kali siklus. Stabilitas model
yang dikembangkan pada uji terbatas ini, dapat diketahui dengan melihat nilai
rata-rata hasil belajar peserta didik. Jika nilai rata-rata hasil belajar peserta
didik pada setiap kali siklus memperlihatkan perbedaan yang signifikan, maka
model pembelajaran yang dikembangkan tersebut dapat dikatakan baik.
1) Hasil Pengujian Tahap Pertama
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 1
Paired Samples Statistics
66,8750 32 6,56850 1,16116
74,5313 32 1,48072 ,26176
pre1
post1
Pair
1
Mean N Std. Dev iat ion
Std. Error
Mean
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Tabel 4.12 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest
Paired Samples Test
-7,65625 6,95427 1,22935 -10,16353 -5,14897 -6,228 31 ,000pre1 - post1Pair 1
Mean Std. Dev iation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Conf idence
Interv al of the
Dif f erence
Paired Dif f erences
t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
418
Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran
sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia
menunjukkan hasil sebagai berikut :
Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah) dengan
hipotesis :
Ho μ1 = μ2
Ho μ1 ≠ μ2
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan
sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran
bahasa Indonesia
Ha : Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa
Indonesia
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak
Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima
Pada siklus pertama perbedaan rata-rata adalah 7,65 dengan standar
deviasi 6,95 dan nilai t hitung 6,228 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila
dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%)
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum
pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan
tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan model pendidikan karakter dengan media pemutaran video
dan menekankan rasa memberi kontribusi yang berarti dalam meningkatkan
kemampuan Menulis Puisi peserta didik.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
419
2) Hasil Pengujian Tahap Kedua
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 2
Paired Samples Statistics
66,5313 32 4,39196 ,77640
76,5625 32 3,22228 ,56962
pre2
post2
Pair
1
Mean N Std. Dev iat ion
Std. Error
Mean
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Tabel 4.14 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest
Paired Samples Test
-10,03125 5,88319 1,04001 -12,15237 -7,91013 -9,645 31 ,000pre2 - post2Pair 1
Mean Std. Dev iation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Conf idence
Interv al of the
Dif f erence
Paired Dif f erences
t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran
sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia
menunjukkan hasil sebagai berikut :
Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah)
dengan hipotesis :
Ho μ1 = μ2
Ho μ1 ≠ μ2
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan
sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran
bahasa Indonesia
Ha : Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa
Indonesia
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak
Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
420
Pada siklus kedua perbedaan rata-rata adalah 10,03 dengan standar
deviasi 5,88 dan nilai t hitung 9,64 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila
dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%)
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum
pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan
tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan model pendidikan karakter melalui media pemutaran video
dan pengamatan langsung terhadap objek yang relevan memberi kontribusi
yang berarti dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik.
2) Hasil Pengujian Tahap Ketiga
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 2
Paired Samples Statistics
71,2500 32 4,81932 ,85194
77,5000 32 2,54000 ,44901
pre3
post3
Pair
1
Mean N Std. Dev iat ion
Std. Error
Mean
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Tabel 4.16 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest
Paired Samples Test
-6,25000 5,92970 1,04823 -8,38788 -4,11212 -5,962 31 ,000pre3 - post3Pair 1
Mean Std. Dev iation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Conf idence
Interv al of the
Dif f erence
Paired Dif f erences
t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran
sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia
menunjukkan hasil sebagai berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
421
Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah) dengan
hipotesis :
Ho μ1 = μ2
Ho μ1 ≠ μ2
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan
sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran
bahasa Indonesia
Ha : Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa
Indonesia
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak
Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima
Pada siklus ketiga perbedaan rata-rata adalah 6,25 dengan standar
deviasi 5,92 dan nilai t hitung 5,96 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila
dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%)
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum
pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan
tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan model pendidikan karakter melalui media pemutaran video,
menyanyi dan instrumen musik yang relevan memberi kontribusi yang berarti
dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
422
3) Hasil Pengujian Tahap Keempat
Tabel 4.17 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 2
Paired Samples Statistics
76,1875 32 3,76261 ,66514
79,8438 32 2,00176 ,35387
pre4
post4
Pair
1
Mean N Std. Dev iat ion
Std. Error
Mean
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Tabel 4.18 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest di Semua
Siklus
Paired Samples Test
-3,65625 4,21678 ,74543 -5,17656 -2,13594 -4,905 31 ,000pre4 - post4Pair 1
Mean Std. Dev iation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Conf idence
Interv al of the
Dif f erence
Paired Dif f erences
t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran
sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia
menunjukkan hasil sebagai berikut :
Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah)
dengan hipotesis :
Ho μ1 = μ2
Ho μ1 ≠ μ2
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan
sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran
bahasa Indonesia
Ha : Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa
Indonesia
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
423
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak
Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima
Pada siklus keempat perbedaan rata-rata adalah 3,65 dengan standar
deviasi 4,22 dan nilai t hitung 4,905 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila
dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%)
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum
pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan
tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan model pendidikan karakter melalui media pemutaran video,
menyanyi dan apresiasi puisi memberi kontribusi yang berarti dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik.
1. Uji Perbedaan Setelah Penerapan Modep Pembelajaran (Postest)
H asil uji perbedaan nilai postest antar siklus pada uji terbatas dapat dilihat
dalam deskripsi sebagai berikut :
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest di Semua Siklus
Paired Samples Statistics
74,5313 32 1,48072 ,26176
76,5625 32 3,22228 ,56962
76,5625 32 3,22228 ,56962
77,5000 32 2,54000 ,44901
77,5000 32 2,54000 ,44901
79,8438 32 2,00176 ,35387
79,8438 32 2,00176 ,35387
80,4688 32 3,20266 ,56616
post1
post2
Pair
1
post2
post3
Pair
2
post3
post4
Pair
3
post4
post5
Pair
4
Mean N Std. Dev iat ion
Std. Error
Mean
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
424
Tabel 4.20 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Antar Postest di Semua
Siklus
Paired Samples Test
-2,03125 2,49495 ,44105 -2,93078 -1,13172 -4,605 31 ,000
-,93750 1,98279 ,35051 -1,65237 -,22263 -2,675 31 ,012
-2,34375 2,83537 ,50123 -3,36601 -1,32149 -4,676 31 ,000
-,62500 2,10606 ,37230 -1,38432 ,13432 -1,679 31 ,103
post1 - post2Pair 1
post2 - post3Pair 2
post3 - post4Pair 3
post4 - post5Pair 4
Mean Std. Dev iat ion
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Conf idence
Interv al of the
Dif f erence
Paired Dif f erences
t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil belajar siswa
setelah pembelajaran Pendidikan Karakter diterapkan dapat dilihat pada
deskripsi berikut:
1. Pada uji postest antar siklus pertama dan kedua terdapat perbedaan rata-
rata 2,03 dengan standar deviasi 2,49 dan nilai t hitung = 4,605 dan
probabilitas (sig) = 0,000. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka
nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest siklus
pertama dan siklus kedua.
2. Pada uji postest antar siklus kedua dan ketiga terdapat perbedaan rata-rata
0,93 dengan standar deviasi 1,98 dan nilai t hitung = 2,675 dan
probabilitas (sig) = 0,012. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka
nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest siklus
kedua dan ketiga.
3. Pada uji postest antar siklus ketiga dan keempat terdapat perbedaan rata-
rata 2,34 dengan standar deviasi 2,83 dan nilai t hitung = 4,676 dan
probabilitas (sig) = 0,000. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka
nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
425
artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest siklus
ketiga dan keempat.
4. Pada uji postest antar siklus keempat dan kelima terdapat perbedaan rata-
rata 0,625 dengan standar deviasi 2,10 dan nilai t hitung = 1,679 dan
probabilitas (sig) = 0,103. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka
nilai probabilitas (sig) > 0,05 (5%) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest siklus
kempat dan klima. Nilai perbedaan antar postest setiap siklus mengalami
kecenderungan selisih perbedaan yang semakin kecil dan berakhir
perbedaannya pada siklus lima akhirnya jika diadakan tambahan
penerapan pembelajaran berikutnya dengan menambah siklus akan bernilai
statis, mengindikasikan bahwa penerapan model tersebut akan mengalami
kesetabila dan akan menuju kurva yang mendatar.
Hasil belajar dengan menggunakan media pembelajaran
Pendidikan Karakter juga dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang
tuntas belajar berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM)
tingkat Sekolah Menengah Umum dan nasional. SKBM digunakan untuk
menentukan batas minimum nilai hasil belajar pada kompetensi dasar
tertentu. SKBM tingkat SMU yang digunakan uji terbatas dan SKBM
tingkat nasional adalah 60,00. Berikut adalah grafik persentase peserta
didik tuntas belajar :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
426
Grafik 4.5 Persentase Keuntasan Hasil Belajar Peserta didik pada uji Terbatas
Berdasarkan grafik di atas tampak bahwa hasil belajar peserta didik uji
terbatas di SMAN 18 Bandung pada postes pertama sampai dengan postes
keempat tuntas 100%.