bab v konsep perencanaan dan perancangan v.1.1....
TRANSCRIPT
88
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan
Pembahasan dasar perencanaan dan perancangan meliputi pembahasan mengenai
data tapak beserta luas lantai hunian yang direncanakan untuk dibangun, serta
penerapan topik dan tema arsitektur kontekstual pada proyek.
V.1.1. Data Proyek
1. Nama Proyek : Hotel Kapsul di Tanah Abang
2. Lokasi Tapak : Jalan kebun Kacang 1, Jakarta Pusat
3. Luas Lahan : 4.350m2
4. KDB : 60% = 2.610 m2
5. KLB : 3,5 = 15.225 m2
6. Ketinggian Max : 6 - 8 Lantai
7. Tinggi Bangunan : lantai 1 untuk lobby,kantor pengelolah
deserta fasilitas,
7 lantai dipergunakan untuk hunian
8. Kapasitas Parkir : 20 mobil dan 30 motor
9. GSB
GSB bagian timur : 3 Meter
GSB bagian selatan : 6 Meter
GSB bagian barat dan utara : 0 Meter
V.1.2 Topik dan Tema
Topik pada proyek ini adalah aplikasi atau pengembangan teknologi,
dimana tema yang di ambil adalah metode konstruksi menggunakan sistem
precast. Dimana metode konstruksi ini adalah metode yang mempuyai sejumlah
keuntungan serta bersifat baik bagi pemilik maupun kontraktor. Fungsi
penggunaan metode konstrksi precast pada bangunan antara lain:
89
- Pengendalian mutu teknis dapat dicapai, karena prosesproduksi dikerjakan di
pabrik dan dilakukan pengujianlaboratorium
- Waktu pelaksanaan lebih singkat
- Dapat mengurangi biaya pembangunan
- Tidak terpengaruh cuaca
V.1.3 Konsep Perencanaan Lingkungan
Gambar 5.1 : Konsep perencanaan
Drop off
Dilihat pada gambar di atas, bahwa orientasi bangunan mengikuti tapak yang
derajat tapak nya hampir berorientasi dari utara-selatan.pertimbangan lainya nya
adalah untuk menggurangi dari panas yang di timbulkan sinar matahari beserta
orientasi pada jalan utama pada sisi bagian selatan. Hal tersesebut dibuat setegah
ligkaran mengingatkan karena jalan terbagi dua, sisi kiri merupakan sisi jalan
merupakan salah satu pengunjung/pengguna hotel dari pasar Tanah Abang,
sedangkan sisi kanan merupakan jalan Hook, maka desain itu merupakan hasil
analisa jalan.
Kamar Hotel yang akan di precat
U
90
Untuk sirkulasi masuk, akses pintu masuk untuk manusia diletakkan pada
sisi depan tapak yakni di pinggir lalu untuk kearah tapak dan disambut dengan
ruang terbuka yang telah dirancang, walaupun aksesnya sama, hal itu dipisahkan
dengan ketinggian dan juga sikurlasi tersebut, untuk pejalalan kaki
menggunakan grass block . Untuk akses sirkulasi kendaraan, pemisahan pintu
masuk dan keluar namun terdapat pada 1 bagian pada tapak, bertujuan untuk
menghindari kemacetan pada jalan utama dan memberikan kenyamanan bagi
pengguna. Mengenai jalan sekitar hotel cukup jarang dilalui oleh kendaraan,
dikarenakan lingkungan sekitar terdapat rumah-rumah biasa, hal ini membuat
lingkungan sekitar tidak macet dan cukup jauh dari pangkalan angkutan umum.
Mobil service diletakkan di belakang agar terpisah dan tidak dapat terlihat oleh
pengguna hotel tersebut dan selain itu penempatan gudang diperhatikan yang
menghasilkan desain gudang ditempatkan pada bagian yang langsung bisa
diakses oleh mobil servis. Selain gudang, area servis untuk mesin-mesin juga
harus bisa diakese langsung oleh mobil servis.
Dengan bangunan yang sebagian mendapat sinar matahari dari barat, maka
untuk merangsang permasalahan yang terjadi, diterapkan pemakaian sisi servise
atau tangga darurat untuk mengisolasi radiasi panas yang datang dari barat.
Lantai dasar pada tiap bangunan merupakan area public dan semi publik
menempatkan fasilitas serta pula penggunaan kantor pengelolah sehingga tidak
mengganggu privasi para tamu. Area sirkulasi kendaraan diletakkan di letakan
depan bangunan agar tidak menggangu aktivitas dibagian dalam gedung. Area
service diletakkan di belakang agar tidak mengganggu aktivitas utama dalam
tapak ini.
Dalam konsep perangan hotel kapsul, didesain dari lantai 2 hingga lantai 8
merupakan fungsi hunian, namun untuk memodifikasi hal yang desain monoton,
maka desain di buat dengan konsep yang tidak menantang matahari barat dan
timur, dan angin tetap mengalir, maka dibuatnya desain berupaya angin tetap
mengalir dari utara ke selatan, dan selatan ke utara, maka dibuatnya perbedaan
lebar dan ketinggian lantai, untuk perhitungan dalam 8 lantai, desain tersebut
91
hasil modular dari kamar tidur yang di pracetak dan juga dengan sistem single
koridor yang menyebabkan butuhl uasan yang cukup luas untuk desain tersebut
yang mencoba memaksimalkan ketinggian lantai dan diperhitungkan atas
keterbatasan lahan yang tidak begitu lebar dan juga mencoba konsep yang baik
tidak saling menggangu privasi ataupun terlihat menjadi sempit.
1 modul = 445 cm x 330 cm x 260 cm, dengan keterbatasan lebar lahan serta
target kamar yang perlu diperhitungkan, maka bangunan ini didesain dengan
ketinggian 8 lantai.
V.1.4 Konsep Perencanaan Bangunan
V.1.4.1 Konsep massa bangunan
Dari analisa sebelumnya, telah ditentukan massa bangunan yang
akan digunakan adalah bangunan majemuk yang terdiri dari dua buah
massa bangunan.
V.1.4.2 Konsep Sistem Struktur
Konsep untuk sistem struktur menurut hasil analisa lingkungan
setempat dan juga kekuatan dari sistem struktur, maka dipilihnya
konstruksi struktur dibawah tanah adalah pondasi tiang pancang
dengan sistem hidrolik/tekan, hal tersebut mengalami berbagai
pertimbangan tidak memilih borpile adalah dari lingkungan sekitar
yang masih memakai air sumur berbagai rumah. Dan tiang pancang
tekan digunakan agar tidak menggangu kebisingan pada lingkugan
sekitar yang merupakan perumahan. Sedangkan untuk struktur atas
menggunakan berbagai campuran seperti shearwall pada bagian
tengah, dan sisnya menggunakan sistem struktur kolom dan balok.
Untuk sistem pracetak, penulis akan membahas mengenai secara
terpisah.
V.1.4.3 Konsep Sistem Utilitas
• Pencahayaan dan Penghawaan/pengudaraan
Pencahayaan dan penghawaan yang digunakan adalah pencahayaan
dan penghawaan buatan dan alami, terutama pada ruang tidur
92
menggunakan AC, yaitu jenis AC split per unit kamar. Untuk solusi
secara arsitektural dalam pencahayaan dan penghawaan alami, maka
dibuatnya jendela sebagai aliran udara dan pencahayaan, selalin itu
jedela tersebut bisa dibuka agar udara tetap mengalir sehingga
kenyamanan termal tetap terjaga. Hal tersebut ditambahakan dengan
hotel yang aktif pada malam hari, keadaan suhu udara cukup dingin.
Pencahayaan dan penghawaan buatan hanya digunakan pada malam hari.
Dengan hal ini memperhitungkan jenis koridor terbaik adalah jenis
single koridor.
• Proteksi Kebakaran
Tangga darurat berada di setiap bangunan dengan peraturan
bangunan bahwa desain untuk lari jarak titik terjauh adalah 30meter
untuk menuju tangga darurat. Selain itu, sprinkler ada di setiap ruangan
dan ruang sirkulasi serta hidran berada di setiap lantai. Jarak radius
untuk mencapai tangga darurat adalah 30 meter jika tidak menggunakan
Spinkler dan 45 meter jika menggunakan sprinkler.
Proteksi kebakaran ini terdiri dari 2, yaitu berupa proteksi aktif
contohnya hidran dan sprinkler dan proteksi pasif berupa tangga darurat
atau struktur bermaterial tahan api.
Gambar 5.2. : Deteksi api dan spinkler
Pemadam api berupa hidran juga perlu disediakan. Hidran dalam
biasanya ditempatkan di dekat atau di dalam tangga kebakaran,
Sumber : seach Google enginer
93
dilengkapi selang, katup, tabung pemadam, serta alarm atau tombol
panggil. Air yang digunakan diambil dari menara air, yang memang
sebagian isinya dicadangkan untuk keperluan darurat. Hidran luar berupa
kepala hidran dan selang. Sumber airnya dari sistem hidran kota.
• Pengolahan dan Panyaluran Air dan Limbah
Air yang didapat dari PAM, ditampung terlebih dahulu ke reservoir
bawah. Air yang beradadi reservoir bawah dipompa ke reservoir atas
melalui pipa yang berada dalam shaft pipa. Air dari reservoir atas
didistribusikan ke seluruh lantai dengan gaya gravitasi bumi melalui pipa
yang tersedia pada shaft pipa. Limbah padat akan msuk ke dalam STP
untuk diolah, lalu dibuang ke roil kota.
• Instalasi Listrik
Instalasi listrik mengambil arus dari PLN. Selain dari PLN,
disiapkan pula pembangkit listrik cadangan berupa generator atau genset
yang akan dioperasikan apabila PLN mengalami gangguan.
Penempatan ruang genset dan ruang-ruang panel utama bisa
ditempatkan pada lantai agar bunyi dan getaran yang mungkin dihasilkan
tidak mengganggu kenyamanan hotel dan juga cukup terpisah dengan
area untuk tamu hotel, selain itu memperhatikan untuk perawatan jika
terjadi kerusakan serius maka harus dapat dikerluarkan dengan tanpa
merusak bangunan, maka perlekatan agak dibagian dekat sisi jalan.
Selain itu pengantaran bahan bakar untuk solar juga dapat dilakukan
dengan mudah tanpa menggangu penghuni begitu juga saat terjadi
kerusakan dan dapat dikeluarkan jika mengalami kerusakan.
Listrik yang berasal dari PLN, tidak langsung masuk ke tiap
bangunan. Listrik ini akan diatur oleh travo, sebelum masuk ke dalam
bangunan. Dari travo ini, listrik didistribusikan ke panel induk tiap
tower. Dari panel induk ini, akan disalurkan ke panel distribusi yang
berada di setiap lantai. Dari sini lah listrik baru dapat bisa disalurkan ke
94
lampu, atau alat elektronik lainnya. Untuk bagian kabel listrik di berikan
shafe khusu karena dalam perencanaan hotel kapsul berbeda dengan
hotel biasa.
• Penangkal Petir
Jenis penangkal petir yan gdigunakan pada bangunan ini adalah
penangkal petir thomas. Penangkal petir ini baik digunakan pada
bangunan bertingkat tinggi. Penangkal petir ini dipasang pada bangunan
yang paling tinggi, yaitu bangunan tower yang berada pada bagian kiri.
Penangkal Petir Thomas System Merupakan Penangkal Petir yang
sangat aman dan ramah Lingkungan. Penggunaanya Hanya
membutuhkan satu down conductor. sehingga tidak merusak dan
menjadikan gedung atau bangunan yang diproteksi tidak sedap di
pandang mata. Cara sistem Streamer yang dihasilkan Penangkal Petir
Thomas System dan Gent Menunggu dengan sabar dan meluas ketika
terdapat Leader dari petir yang mendekat. Setelah petir dan streamer
bertemu , Dengan jalur terbentuk lengkap , arus mengalir antara
penangkal petir dan awan. Peyaluran arus listrik merupakan jalan
alamiah untuk menetralkan perbedaan potensial yang terjadi.
• Pembuangan Sampah.
Dengan pertimbangan bahwa dalam hotel untuk kebuthan tidur
hanya 1 malam, kemungkinan sampah terjadi sangatlah sedikit, hal ini
mengakibatkan Sistem pembuangan sampah dapat dilakukan dengan
system biasa, yaitu menyediakan tong sampah dalam hunian, dan
diambil ketika tamu/pengguna kamar hotel tersebut keluar dan
dikumpulkan pada tiap kamar kemudian di antar melalui lift servis
kemudian dibuang pada saat malam hari yang mengakibatkan tidak
terjadinya gangguan kepada pengguna hotel. Dan pada area servis pada
lantai dasar (terpisah dengan bangunan), disediakan TPS yang diberikan
dinding setinggi 1.5 m dengan lebar dan panjang cukup untuk dimasuki
95
mobil yang pada malam hari, mobil untuk pengakut sampah masuk
melalui jalur servis dan dibuang pada pusat kota.
Unit bangunan -> shaft sampah -> penampingan sementara -> TPA
V.2 Konsep Zoning Ruang
Skema 5.1 : Skema secara vertikal
Lantai 1 merupakan tempat beberapa zona antara lain semi publik (fasilitas-fasilitas),
semi publik seperti lounge, dan privat seperti area kantor dan servis. Sedangkan untuk
lantai selanjutkan adalah hunian, kemudian area diletakan pada bagian belakang gedung
dan area parkir diletakan pada bagian depan.
96
Peta 5.1 : Peta secara penataan tapak
A= Bagunan utama (bagian lantai atas terdapat fasilitas, kantor, beserta hunian)
S = Servis
E= main enterance
X = exit dan enterance bagi pengelolah atau servis
P = parkir area
GSB di pergunakan untuk pohon-pohon serta sirkulasi mobil
V.3 Konsep Sirkulasi Dalam Gedung
Untuk konsep hotel kapsul yang memperhatikan segala aspek seperti dari sisi
guna bangunan itu sendiri, serta kenyamanan untuk pengguna kepada pangsa pasar
rendah dan menengah yang tidak megah namun meperhatikan kenyamanan, sertapula
mencoba menghemat energi, maka yang terjadi adanya single koridor yang berupaya
S
A
P
E
X
97
mencapai kenyamanan bagi pengguna hotel tersebut, untuk sirkulais trasportasi vertikal,
memakai lift yang berada di core bangunan.
Jadi untuk pola sirkulasi antar gedung atau bangunan adalah melalui area lift yang
sebagai pusat semi publik di lantai hunian, selain itu untuk akses antar lantai
menggunakan lift yang disediakan di bagian tengah-tengah bangunan, jika dalam
keadaan darurat juga bisa menggunakan tangga darurat yang terdapat 4 pada sisi
bagunan . Dalam sirkulasi tiap lantai adalah pola linier dengan single koridor, hal ini
merupakan petimbangan dari sistem cahaya dan penghawaan/pengudaraan, hal ini
merupakan cara terefektif untuk menghemat energi.
Gambar 5.3 : Pola linier
Gambar 5.4 : Kamar Tidur sebagai modul
98
Gambar 5.5 : Gubahan Massa
Hal ini membentuk setengah lingkarang pada bagian depan karena pertimbangan yang
berupapaya untuk menangkap kehadian hotel tersebut dari 2 sisi jalan, pada bagian barat
yang merupakan arah tanah abang yang memungkinkan untuk menarik tamu hotel, dari
bagian timur terdapat jalan hook.
V.4 Pracetak Untuk Hotel Kapsul
Konsep yang digunakan adalah sistem dimana dengan rangka terbuka, yang dimana
pracetak disusun secara pertahap, dengan cara menghasilkan pekerjaan yang lebih lama
Pengunjung dari tanah abang
hook
99
dibandingkan dengan sistem pracetak hasil 1 cetakan kabin/kamar hotel, namun dengan
sistem terpisah ini memudahkan dalam pekerjaan dalam single koridor.
Sistem yang diterapkan ini terbentuk dari sistem modul kamar yang berjarak 2.5 m dan
3.8 m, namun diupayakan dalam dindin luar langsung dibuat 2 cetakan kamar , hal ini
menjadikan dengan jarak 5m x 3.8 per modul struktur. Selain hasil analisa dimana
pengakutan dalam perjalanan pabrik ke lokasi membutuhkan scape yang cukup hal ini
menjadikan tidak masalah dalam hal tersebut dan disedikan alat pengakutan, dalam hal ini
tetap membutuhkan hal cor ditempat yang dikarenakan pada bagian yang harus di fininsing
atau d kerjaakan pada terakhir atau juga dilakukan dengan cara material lain.
Untuk modul tersebut dikatikan dalam jenis hotel yang dikatikan dengan pelaku itu
sendiri yaitu pebisnis, yang membutuhkan ruangan selain tempat tidur, juga adanya kamar
mandi, beserta adanya tempat untuk mengerjakan sesuatu. Dalam plat lantai koridor
merupakan hasil satu cetakan pracetak yang bersama dengan kamar tersebut.
Gambar 5.6 : kapsul yang terdiri dari 2 kamar
100
Gambar 5.7 : Cara pekerjaannya
Shaft Lubang disediakan untuk pintu
Pada bagian dinding yang bersentuhan langsung dengan kolom, diikat dengan dynabolt
101
Gambar 5.8 : bagian utilitas
Pada bagian dinding kamar mandi terlihat akan rata beton dan kemudian dilapisi oleh
keramik, sebenarnya pada bagian dinding tersebut sudah terisi oleh pipa-pipa hasil cetakan
pracetak dari pabrik.
102
sambungan pada pracetak dalam kolom dan balok
Gambar 5.8 : sambungan balok dengan kolom
Gambar 5.9 : sambungan kolom dengan kolom
104
Dengan hotel kapsul dengan sistem pracetak arus juga memperhatikan bagaimana
sistem dalam pengangkatan, maka harus diperhatikan dalam konsep pengangkatan kapsul
dengan tower crane, penulis akan membahas berbagai cara beserta pilihan terbaik..
Namun kapsul di angkat dengan tower crane dan pada bagian kapsul sebelum diangkat
diberikan cincin pengikat pada bagian kapsul.
Gambar 5.11 : cara pengangkatan unit
1. Dengan cara ini, akan terjadi keretakan pada bagian pengangkut yang
mengakibatkan kerusakan pada kapsul, hal ini sangat berbahaya pada daerah
pembangunan, dan untuk resiko terkecil merupakan terjadi pelendutan pada kapsul.
2. Dengan 4 tiang yang dikaitkan kepada tower crane, hal ini membuat lebih aman
dibandingakn dengan cara pertama, namun hal ini akan beresiko pelendutan pada
bagian kapsul atau resiko terbesar adanya terjadinya pecah bagian tengah andara
kapsul.
3. Pada cara ini, bagian tiap sisi balok pengankut di berikan pengikat tiang dan
kemudian dikaitkan dengan plat, hal ini untuk mengurangi resiko efek pelendutan,
jika terjadi pelendutan, maka bagian plat yang mengalami pelendutan.