bab v pelatihan tari bentang banten untuk …
TRANSCRIPT
97 Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAAN TARI DAERAH SETEMPAT
Pada pembahasan sebelumnya peneliti memaparkan pembahasan mengenai
tari Bentang Banten yang peneliti kaji dengan menggunakan teori Etnokoreologi.
Dari hasil peneliti menemukan beberapa aspek dalam tari Bentang Banten yang
dapat dijadikan stimulus untuk meningkatkan kemampuan penguasaan tari,
terutama tari daerah setempat diantaranya kompetensi pengetahuan dan
keterampilan yang mencakup sejarah, rias, busana, iringan musik, dan unsur tari).
Beberapa aspek yang dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan penguasaan tari
daerah setempat diantaranya adalah ragam gerak tari Bentang Banten, synopsis,
iringan musik, dan tema dari tari Bentang Banten. Pada bab ini, peneliti akan
memaparkan proses penguasaan tari daerah setempat melalui pelatihan tari
Bentang Banten dan akan menganalisis hasil dari penguasaan tari daerah
setempat.
A. Temuan Penelitian
1. Profil Sekolah
SMKN 2 Pandeglang didirikan berdasarkan SK Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor 107/0/1997 tanggal 16 Mei 1997 tentang
Pembukaan dan Penegrian Sekolah Tahun Pelajaran 1995/1996, yang beralamat di
Jl. Raya Lintas Timur KM 03, Kadubanen, Kabayan, Kec. Pandeglang, Kabupaten
Pandeglang, Banten 42212 Telp. (0253) 203901.
Sejalan dengan perkembangan dinamika di masyarakat, dunia usaha dan
dunia industri dalam memenuhi permintaan pasar kerja, SMK Negeri 2
Pandeglang mendapat rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Pandeglang tahun 2001 untuk melaksanakan Re-Enginering dan
membentuk SMK kelompok teknologi dan industri dengan program keahlian
Pemanfaatan Tenaga Listrik dan pada tahun 2002 membuka program keahlian
Teknik Mekanik Otomotif. Kemudian diteruskan membuka program keahlian
Multimedia pada tahun 2005 dan Teknik Komputer dan Jaringan pada tahun 2007.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan SMK Nomor
98
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3425b/CS.3/Kep/KU/2007, tentang penetapan SMK Penerima Imbal Swadaya
Sekolah Bertaraf Internasional, SMKN 2 Pandeglang ditetapkan menjadi Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional.yang dipimpin oleh Drs H Ade Firdaus, M.Pd.
Gambar 5.1
SMKN 2 Pandeglang
(Foto, Dzakiyyah, 2020)
a. Visi
“Menjadi Sekolah Unggulan Berstandar Internasional”
b. Misi
Menanamkan keimanan, ketakwaan dan kekeluargan
Menumbuhkan semangat dan sikap propesional
Berpikir Cerdas, Belajar keras, Berhati Ihklas
2. Desain Pelatihan Tari Bentang Banten untuk Meningkatkan Penguasaan
Tari Daerah Setempat
Istilah pelatihan merupakan terjemahan dari kata “training” dalam bahasa
inggris. Secara harfiah akar kata “training” adalah “train”, yang berarti 1)
memberi pelajaran dan praktik (give teaching and practice), 2) menjadikan
berkembang dalam arah yang dikehendaki (cause to grow in a required direction),
3) persiapan (preparation), dan 4) praktik (practice). Pelatihan memiliki beberapa
pengertian menurut Mustofa Kamil (2012, hlm. 3) pelatihan merupakan proses
yang disengaja atau direncanakan, bukan kegiatan yang bersifat kebetulan atau
spontan. Pelatihan merupakan proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan yang
99
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sistematis dan terencana juga terarah pada suatu tujuan. Selain itu pelatihan
merupakan bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar yang dilaksanakan
di luar sistem sekolah, memerlukan waktu yang relatif singkat, dan lebih
menekankan pada praktik.
Gentry 1985 dalam (Salamah, 2016 hlm. 67) mengungkapkan bahwa desain
pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi
dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan
untuk keefektifan pencapaian tujuan. Untuk menentukan desain pelatihan, peneliti
harus menganalisis melalui komponen pembelajaran yaitu tujuan, materi, metode,
media dan evaluasi. Pelatihan ini hanya dilakukan internal pada guru SMKN 2
Pandeglang saja karena adanya wabah Covid-19. Hal tersebut dikuatkan dengan
pengumuman Presiden mengenai kasus pertama Coronavirus Disease 2019
(Covid-19) pada awal Maret 2002 yang lalu. Hampir seluruh sektor mengalami
kelumpuhan termasuk bidang pendidikan, yang mengakibatkan kegiatan sekolah
diganti dengan belajar di rumah. Hal ini berdampak pula pada kegiatan guru yang
dilarang mengajar peserta didik melalui kegiatan tatap muka dan hanya
melaksanakan piket mingguan di Sekolah. Pemerintah Provinsi Banten pun
melayangkan surat edaran bagi seluruh citivas akademik tingkat SMA/SMK untuk
melaksanakan pembelajaran online dari rumah atau Belajaran Dari Rumah (BDR).
Gambar 5.2
Surat Keputusan Gubernur Banten
(Doc. Dzakiyyah, 2020)
100
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 5.3
Surat Lanjutan Keputusan Gubernur Banten
(Doc. Dzakiyyah, 2020)
Berdasarkan surat keputusan tersebut di atas yang mengharuskan
pembelajaran dilaksanakan di rumah ini membuat adanya beberapa perubahan
kegiatan pembelajaran. Guru tidak melakukan pembelajaran dikelas dengan
sistem tatap muka, tetapi melalui daring atau pembelajaran dalam jaringan seperti
google classroom, whatsapp grup, google form, youtube, dan media pembelajaran
lainnya. Guru lebih banyak melakukan kegiatan membuat media pembelajaran
berupa video pembelajaran yang diunggah ke situs web sekolah ataupun ke
youtube. Adapun pembelajaran seni budaya di SMKN 2 Pandeglang ini juga
menggunakan video pembelajaran yang dibuat oleh guru seni budaya sendiri.
Maka dari itu, hal yang pertama dilakukan peneliti adalah membuat rancangan
pelatihan dengan menghubungi para guru seni budaya SMKN 2 Pandeglang
melalui Group Whatsapp dengan menyamakan waktu dan tanggal pada jadwal
piket guru di sekolah dengan pelaksanaan penelitian awal.
Langkah-langkah pelaksanaan identifikasi kebutuhan pembelajaran tari
Bentang Banten dengan metode pelatihan digambarkan dalam flow chart di bawah
ini:
101
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 5.1
Flow Chat Pelatihan
Sumber : Kamil (2003)
Pelaksanaan penelitian awal pada tanggal 12 Oktober 2020 pukul 10.00 WIB
bertempat di Sanggar Seni SMKN 2 Pandeglang, peneliti melakukan wawancara
awal dengan mengacu pada instrumen penelitian. Didapatkan bahwa guru Seni
Budaya di SMKN 2 Pandeglang rata-rata bukan berlatar belakang pendidikan
seni, tetapi hanya memiliki dasar pengetahuan tentang seni terutama seni musik.
Tahap pelatihan tari Bentang Banten pada guru seni budaya di SMKN 2
Pandeglang dilakukan dengan empat kali treatment yang meliputi lima kali
pertemuan. Pertemuan pertama dengan materi pre-test untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta terhadap tari daerah setempat dan memahami makna tari
Bentang Banten dengan menyimak video tari Bentang Banten secara seksama dan
menghasilkan respon yang baik. peserta dapat mengenali tari Bentang Banten
Pengukuran kemampuan peserta pembelajaran melalui pretest yang berdasar kepada
pembedahan etnokoreologi tari Bentang Banten
Pengelompokan kemampuan dalam kawasan program pembelajaran berdasarkan hasil
pretest
Membandingkan kemampuan peserta dengan materi pembelajaran dilihat dari hasil
pretest
Menetapkan kesenjangan kemampuan, keterampilan yang diberikan treatment
Mengembangkan proses pembelajaran dengan memberikan materi tari Bentang Banten
dengan acuan kajian etnokoreologi dan melakukan kegiatan praktik untuk mengetahui
peningkatan penguasaan tari
Melaksanakan Pembelajaran
Penelitian
102
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara keseluruhan gerak, kostum, dan musik yang mengiringi tari Bentang
Banten.
Pada pertemuan ke-I ini peserta diminta untuk memberikan pendapat tentang
tayangan tari Bentang Banten yang kemudian diberikan questioner yang berkaitan
dengan tari daerah setempat dan hasil yang didapatkan adalah terlihat masih
kurangnya pemahaman terhadap materi tari daerah setempat. Kemudian peneliti
memberikan tayangan yang kedua, yakni tayangan power point mengenai tari
Bentang Banten yang didalamnya membahas sejarah, rangkaian gerak, tata rias
dan busana, musik pengiring serta pemahaman nilai dari tari Bentang Banten
dengan kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan ini peserta diharapkan dapat
memahami makna dan nilai yang terkadung dalam tari Bentang Banten melalui
sejarah, tata rias, tata busana, iringan dan gerak tari Bentang Banten. Hal tersebut
dilakukan agar tingkat pemahaman dan penguasaan tari daerah setempat dapat
meningkat bagi peserta, tidak hanya dari sejarah tari saja tetapi juga dari
keseluruhan komponen yang ada dalam tari Bentang Banten ini. Stimulus
tayangan tersebut diberikan untuk membantu peserta dalam mengenali,
memahami dan menganalisis tari Bentang Banten.
Pada pertemuan ke-II diawali dengan mengenal, memahami dan menganalisis
keunikan gerak, iringan musik, tata rias dan busana dari tari Bentang Banten. Pada
pertemuan ini peserta diharapkan dapat menganalisis keunikan gerak, iringan
musik, tata rias dan busana tari Bentang Banten melalui penayangan video tari
Bentang Banten dan power point. Hal tersebut dilakukan agar tingkat pemahaman
dan penguasaan tari daerah setempat dapat meningkat bagi peserta, tidak hanya
dari rangkaian geraknya saja tetapi juga dari keseluruhan komponen yang ada
dalam tari Bentang Banten ini. Stimulus tayangan tersebut diberikan untuk
membantu peserta dalam mengenali, memahami dan menganalisis tari Bentang
Banten.
Pertemuan ke-III dilakukan dengan kegiatan peserta dapat mengetahui makna
dari gerak tersebut. Pertemuan ketiga ini peneliti memberikan arahan untuk
mengetahui gerakan dari tari Bentang Banten yang menjadi fokus dalam
penguasaan tari daerah setempat. Rangkaian gerak tersebut diantaranya adalah
gerak Tumpang Tengen Rungu, Ngadoh Kepel, Silat 1, Silat 2, Silat 3 yang
103
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan bagian darai tari Bentang Banten yang dirasa memiliki makna dari
setiap geraknya serta perlu dilatih agar peserta dapat memahami makna dan nilai-
nilai yang terkandung didalam tari Bentang Banten. Pada pertemuan ketiga ini
peneliti juga berperan sebagai pelatih untuk mempraktikkan rangkaian gerak tari
Bentang Banten ini dan peserta mengikuti serta diharapkan dapat mengenal,
memahami, dan menganalisis setiap gerak tari Bentang Banten yang diberikan.
Dengan tercapainya tujuan tersebut peserta berarti berhasil meningkatkan
penguasaan tari tari setempat dengan baik, karena dari kegiatan menganalisis
makna sebuah gerakan menggambarkan peserta dapat memahami cara pencitptaan
tari daerah setempat yang diadaptasi dari kehidupan masyarakat daerah itu sendiri.
Pertemuan ke-IV dilakukan dengan kegiatan melanjutkan pembelajaran tari
Bentang Banten dengan tujuan akhir yang ditingkatkan dari sebelumnya, yakni
peserta diharapkan dapat mengenal, memahami, dan menganalisis fungsi yang ada
dalam setiap gerak tari Bentang Banten yang diberikan.
Pertemuan ke-V peneliti melakukan kegiatan evaluasi akhir dan post-test,
dimana peserta diminta untuk mempresentasikan hasil pelatihan dari pertemuan-
pertemuan sebelumnya. Baik itu rangkaian gerak maupun hasil pemahaman dan
analisis terhadap makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam tari Bentang
Banten. kemudian peneliti memberikan questioner mengenai hasil pelathan
penguasaan tari daerah setempat melalui pembelajaran tari Bentang Banten.
Bagan 5.2
Treatment Kegiatan Pelatihan di SMKN 2 Pandeglang
Berdasarkan bagan di atas, menunjukan treatment pada kegiatan
pembelajaran seni tari di kelas yang didesain menjadi 4 kali treatment dan akan
diaplikasikan pada materi terkait pada penguasaan tari daerah setempat guru seni
Pertemuan 1 & 2
• Pre-test
• Mengenal, memahami, dan menganalisis sejarah, makna dan nilai dari gerak tari Bentang Banten
Pertemuan 3 & 4
• Pengenalan gerak tari Bentang Banten
• Memahami makna dan nilai yang terkadung dalam tari Bentang Banten
Pertemuan 5 • Demontrasi hasil pelatihan tari
Bentang Banten
• Post-test
104
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
budaya SMKN 2 Pandeglang. materi ini diimplementasikan menjadi 5 pertemuan
dengan alokasi waktu 40 menit dalam satu kali pertemuan.
3. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan merupakan perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,
dimiliki, atau dikuasai setelah mengikuti kegiatan pelatihan tertentu. Tujuan
pelatihan memang perlu dirumuskan dengan jelas, karena perumusan tujuan yang
jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses pelatihan itu
sendiri. Tujuan pelatihan juga harus dirumuskan secara lengkap agar tidak
menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam. Penelitinan ini bertujuan untuk
meningkatkan penguasaan tari daerah setempat bagi guru seni budaya melalui
pembelajaran tari Bentang Banten sebagai tolak ukur konstruktivitas penguasaan
tari daerah setepat tersebut. Kegiatan pertemuan di atas berfungsi sebagai
gambaran untuk menyusun proses kegiatan pembelajaran seni tari pada setiap
pertemuan. Adapun indikator untuk penguasaan tari daerah setempat melalui tari
Bentang Banten adalah sebagai berikut :
Bagan 5.3
Indikator Peningkatan Penguasaan Pengetahuan Tari Daerah Setempat
Bagan 5.4
Indikator Peningkatan Penguasaan Keterampilan Tari Daerah Setempat
4. Media Pelatihan
Media pelatihan menurut Gagne & Briggs dalam Arsyad (2003, Hlm.4)
mengungkapkan bahwa media pelatihan meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri antara lain. Buku,
Memahami sejarah tari
Bentang Banten
Memahami tema yang terdapat pada tari Bentang Banten
Memahami makna yang
terdapat pada tari Bentang Banten
Memahami nilai yang terdapat pada tari Bentang Banten
Memahami fungsi yang terkandung dalam tari Bentang Banten
Menguasai teknik tari pada tari Bentang
Banten secara menyeluruh
Menguasai koreografi tari
Bentang Banten dalam
masyarakat
Memahami irama
pengiring tari Bentang
Banten secara menyeluruh
Menguasai pengolahan
rasa terhadap tari Bentang
Banten secara menyeluruh
Menguasai penjiwaan
terhadap tari Bentang
Banten secara menyeluruh
105
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
video, audio, grafik, televisi, dan komputer. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang penting dalam
menunjang kerberlangsungan pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan media pembelajaran berupa power point, video tari Bentang
Banten, audo speaker, dan juga proyektor sebagai penunjang proses pemahaman
peserta terhadap materi penguasaan tari daerah setempat. Setelah tersusunnya
treatment, materi, proses, dan media pembelajaran yang digunakan, peneliti tidak
lupa untuk membuat rancangan alokasi waktu untuk setiap pertemuan. Berikut
desain alokasi waktu dalam rancangan penelitian ini.
Bagan 5.5
Desain Alokasi Waktu Kegiatan Pembelajaran Tari Bentang Banten untuk
Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat
Alokasi waktu pada setiap treatment yang dilakukan didesain dengan
menggunakan alokasi waktu 40 menit dalam lima kali pertemuan.
5. Evaluasi Pelatihan
Evaluasi adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu,
yang dalam proses tersebut tercakup usaha untuk mencari dan mengumpulkan
data/informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu
yang menjadi objek evauasi, seperti program, prosedur, usul, cara, pendekatan,
model kerja, hasil program, dan lain sebagainya. Ada tiga hal yang tercakup
dalam proses evaluasi: (1) menetapkan suatu nilai atau judgement, (2) adanya sutu
kinerja, (3) adanya deskripsi program sebagai objek penilaian (Sudjana, 2007,
hlm. 55).
Pada penelitian ini evaluasi disesuaikan dengan indikator pembelajaran
yakni pemahaman dan penguasaan tari daerah setempat. Evaluasi yang dilakukan
dalam penelitian ini mengarah pada penilaian kuantitatif dengan menggunakan
penilaian test indikator pengetahuan dan keterampilan.
Treatment 1 & 2 (2 X 40 Menit)
Treatment 3 & 4 (2 X 40 Menit)
Treatment 5 (1 X 40 Menit)
106
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Penilaian Pre-test sebelum diterapkan Pelatihan Tari Bentang Banten
untuk Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat
Data pre-test yang peneliti ambil dilihat dari pengamatan pertama dengan
mengambil penilaian tes untuk melihat bagaimana pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh guru Seni Budaya sebelum dilaksanakannya treatment melalui
pembelajaran tari Bentang Banten. Data nilai pre-test yang peneliti amati dalam
permasalahan pengetahuan guru terhadap tari daerah setempat dengan
menggunakan tes yang berisi tentang pernyataaan guru mengenai peguasaan tari
daerah setempat sebagai berikut :
Tabel 5.1
Indikator Penilaian Pre-test Penguasaan Tari Darah Setempat
No Nama Guru
Indikator Penguasaan Tari Daerah Setempat
Pengetahuan Keterampilan
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
1 Achmad Najilah, S.Pd
2 Ridwan Maulana, S.Sos.
3 Andika Irmala Putra, S.Sn.
4 Juliana, S.Pd
Penilaian pada penelitian ini terdiri dari aspek pengetahuan dan keterampilan
penguasaan tari daerah setempat yang dimiliki guru sebelum dilakukan treatment
pelatihan yang masing-masing memiliki nilai sebagai berikut :
Keterangan :
100 – 91 : Guru sangat baik dalam peguasaan tari daerah setempat
90 - 81 : Guru baik dalam penguasaan tari daerah setempat
80 – 71 : Guru cukup dalam penguasaan tari daerah setempat
70 – 61 : Guru kurang dalam penguasaan tari daerah setempat
Tabel 5.2
Hasil Penilaian Pre-test Penguasaan Tari Daerah Setempat
NO NAMA INDIKATOR PENILAIAN
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
1 Achmad Najilah, S.Pd 65 60 70 60 60 65 60 70 60 65
2 Ridwan Maulana, S.Sos 60 60 65 60 60 60 60 70 60 65
3 Andika Irmala Putra, S.Sn 60 60 65 65 60 65 65 70 60 65
4 Juliana, S.Pd 65 60 60 65 60 68 68 65 65 60
107
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
100 - 91 : Guru sangat baik dalam peguasaan tari daerah setempat
90 - 81 : Guru baik dalam penguasaan tari daerah setempat
80 – 71 : Guru cukup dalam penguasaan tari daerah setempat
70 – 61 : Guru kurang dalam penguasaan tari daerah setempat
Tabel 5.3
Rata-Rata nilai pre-test Penguasaan Tari Daerah Setempat
No NAMA Jumlah Mean Median Modus Standar
Deviasi
1 Achmad Najilah, S.Pd 635 63,5 62,5 60 4,116363012
2 Ridwan Maulana, S.Sos 620 62 60 60 3,496029494
3 Andika Irmala Putra, S.Sn 635 63,5 65 65 3,374742789
4 Juliana, S.Pd 636 63,6 65 65 3,306559138
Berdasarkan nilai pre-test yang dilakukan sebelum treatment diperoleh nilai
rata-rata adalah 63.15, berdasarkan pengamatan penilaian tersebut yang dilakukan
oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya penguasaan tari daerah
setempat pada guru seni budaya sehingga diperlukan stimulus, pendekatan,
strategi dan metode pelatihan untuk dapat meningkatkan penguasaaan tari derah
setempat sesuai dengan yang diharapkan. Hasil perhitungan dilengkapi dengan
grafik yang tertera seperti di bawah ini :
Grafik 5.1
Rata-rata nilai Pre-test
C. Proses Pelatihan Tari Bentang Banten untuk Mengingkatkan
Penguasaan Tari daerah Setempat Guru Seni Budaya
Kegiatan pelatihan yang dilakukan di SMKN tingkat Kabupaten Pandeglang
mengalami kendalayang cukup berarti semenjak dialihkannya pembelajran tatap
61
61,5
62
62,5
63
63,5
64
AchmadNajilah, S.Pd
RidwanMaulana, S.Sos
Andika IrmalaPutra, S.Sn
Juliana, S.Pd
108
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
muka seperti biasa menjadi Pembelajaran Jarak Jauh dikarenakan oleh adanya
Pandemi Covid-19 sehingga pemberian treatment yang seharusnya dilaksanakan
dengan sampel keseluruhan guru SMKN di Kabupaten Pandeglang hanya menjadi
empat orang guru seni budaya di SMKN 2 Pandeglang, sehingga pembelajaran
masih bisa dilakukan secara tatap muka.
Proses pengamatan dan pengkajian tati Bentang Banten dilaksanakan pada
bulan September sampai Oktober, dan diimplementasikan pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pada guru Seni Budaya pada bulan November 2020.
Implementasi pembelajaran tari Bentang Banten dilakukan dengan alokasi waktu
sebanyak 40 menit dalam satu kali pertemuan. Kegiatan yang peneliti lakukan
dimulai dari survey dan observasi pada kompetensi profesional guru untuk
meningkatkan penguasaan tari daerah setempat, sehingga pada penelitian yang
dialakukan dapat melihat peningkatan penguasaan tari daerah setempat pada guru
seni budaya SMKN 2 Pandeglang yang dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan
dengan 4 kali treatment untuk mempengaruhi peningkatan penguasaan tari daerah
setempat.
1. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilakukan hari Senin, 9 November 2020 pukul 10.00
sampai 10.40 WIB. Treatment dalam kegiatan pelatihan seni tari menekankan
pemahaman terhadap pentingnya memahami sejarah tari, makna dan nilai serta
fungsi dari sebuah tarian melalui kegiatan apresiasi tari Bentang Banten. Penilaian
treatment ini difokuskan pada aspek pemahaman guru seni budaya terhadap
sejarah sebuah tari. Pada treatment pertama ini peneliti menyusun beberapa
tahapan pelatihan, berikut langkah-langkah pelatihan pertemuan pertama.
Tabel 5.4
Langkah-Langkah Pelatihan Tari Bentang Banten untuk
Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat pada Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Pelatihan Alokasi
Waktu
Pendahuluan a. Penerapan protokol kesehatan
b. Berdoa sesuai dengan agama masing-masing
c. Peneliti menyampaikan tujuan pelatihan
d. Peneliti memberikan isian daftar hadir
5 menit
109
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Peneliti memberikan srimulasi pre-test
Kegiatan Inti a. Tanya jawab mengenai pengetahuan seni
daerah untuk mendalami pengetahuan
peserta
b. Peserta diminta menyaksikan video tari
Bentang Banten secara seksama
c. Peserta mengamati gambar yang di berikan
d. Peserta diminta menuliskan pendapat
tentang sajian pertunjukan yang sudah
ditampilkan
e. Peserta diminta untuk berdiskusi dan
menganalisis sejarah, makna dan nilai serta
fungsi tari Bentang Banten
f. Peserta diminta untuk berdiskusi dan
menganalisis keunikan gerak, iringan musik,
tata rias dan busana tari Bentang Banten
g. Peserta memaparkan hasil diskusi analisis
h. Peneliti meminta peserta mencari tahu
tentang ragam gerak tari Bentang Banten
dan makna geraknya
i. Peneliti memberikan penjelasan tayangan
pertunjukan tari Bentang Banten
menggunakan tanyangan power point
j. Tanya jawab antara peserta dengan peneliti
mengenai tayangan tari Bentang Banten
30 menit
Penutup a. Peneliti memberikan kesimpulan pelatihan
tari pada pertemuan pertama
b. Peneliti memberikan instruksi tentang
pertemuan selanjutnya dan mengajak peserta
untuk mencari tahu tentang keunikan gerak
tari Bentang Banten
c. Peneliti menutup pertemuan dengan
5 menit
110
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bersama-sama berdoa
Pertemuan pertama peneliti mengawali pelatihan dengan memberikan
informasi mengenai tari daerah setempat secara umum terlebih dahulu, kemudian
memeriksa kehadiran para peserta dengan mengisi daftar hadir. Peneliti membuka
kegiatan pelatihan dengan memberikan motivasi dan gambaran pembelajaran
untuk selanjutnya mempersiapkan peserta untuk siap menerima pelatihan yang
akan dilakukan. Peneliti memulai kegiatan dengan menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai dan manfaat yang didapatkan oleh para guru dalam kegiatan
pelatihan. Peneliti juga menyampaikan tujuan pelatihan guna menjadi acuan untuk
para guru dalam melaksanakan proses pelatihan. Sebelum memulai kegiatan inti
pada pertemuan pertama, peneliti melakukan pre-test dengan meberikan stimulasi
pada setiap guru untuk mengemukakan pendapat mengenai tari daerah yang ada di
Banten, kemudian dilanjutkan dengan meminta unruk memeragakan tarian yang
disebutkan sebelum dilakukan treatment.
Gambar 5.4
Pertemuan 1
(Foto, Dzakiyyah, 2020)
Pada kegiatan inti peneliti melaksanakan proses pelatihan tari dengan
menggunakan tari Bentang Banten untuk meningkatkan penguasaan tari daerah
setempat dengan indikator penilaian pengetahuan dan keterampilan. Dimulai
dengan menyampaikan tujuan dan mempersiapkan guru untuk dapat mengikuti
pelatihan melalui apresiasi video tari daerah Banten sebagai salah satu stimulus
rangsangan untuk menambah pengetahuan guru Seni Budaya mengenai tari daerah
setempat di Banten yang ditampilkan dengan menggunakan power point.
111
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti melontarkan pertanyaan sederhana mengenai cuplikan video dan
gambar yang ada dalam power point tersebut “bagaiamana menurut bapa/ibu
cuplikan video yang baru saja di lihat?” salah seorang guru bernama Ahmad
Najilah, S.Pd menjawab “bagus bu kompak”, kemudian disambut dengan
tanggapan dari Andika Irmala Putra, S.Sn menjawab “musiknya memakai
shalawat dengan ketukan cepat”. Kemudian peneliti bertanya kembali perihal
gerak dan rias busana nya, tetapi jawaban yang didapat hanyalah kesan melihat
semuanya bagus, kompak dan menarik, seperti halnya yang pendapat yang
dilontarkan Julina, S.Pd “make up nya rapi bagus”. Selanjutnya peneliti
memberikan tayangan video yang kedua yaitu tari Bentang Banten sebagai
perbandingan dari tarian yang sudah ditayangkan sebelumnya. Berbeda dengan
cara diskusi di awal, kali ini peneliti meminta para guru seni budaya tersebut
menuliskan pendapat tentang tari Bentang Banten yang sedang ditayangkan.
Setelah para guru menuliskan pendapatnya, peneliti memberikan cuplikan video
penjelasan tentang tari Bentang Banten yang dijelaskan langsung oleh Wiwin
Purwinarti, M.Pd selaku koreografer dari tari Bentang Banten itu sendiri.
Setelah menyaksikan tayangan penjelasan teks dan kontekstual dari tari
Bentang Banten, peneliti meminta para guru untuk menuliskan kembali pedapat
mengenai tari Bentang Banten yang dilihat dari berbagai aspek. Peneliti meminta
salah satu guru untuk mempresentasikan pendapat awal sebelum dan sesudah
menyaksikan video penjelasan. Ada sedikit perubahan dari hasil pendapat yang
dituliskan diawal dan diakhir, hal tersebut memberikan hasil positif dalam aspek
teks dan kontekstual dari para guru seni budaya tersebut.
Kegiatan pelatihan selanjutnya peneliti memberikan stimulus kepada para
guru Seni Budaya untuk menganalisis makna dan nilai yang terkandung dalam tari
Bentang Banten dengan menayangkan kembali video tari Bentang Banten. Kali ini
peneliti membuat diskusi kelompok besar untuk memudahkan menganalisis
dengan waktu diskusi selama 10 menit. Setelah selesai berdiskusi peneliti
meminta para guru menyampaikan hasil diskusi. Hasil yang di dapat setelah
berdiskusi adalah sudah mulai ada sedikit perubahan pandangan dari para guru
seni budaya, terlihat dari apresiasi terhadap sejarah terciptanya tari Bentang
Banten dengan keselarasan dikehidupan sehari-hari. Hasil diskusi tersebut
112
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemudian digunakan sebagai bahan acuan baru untuk pertemuan selanjutnya yang
akan membahas tentang keunikan gerak, iringan musik, tata rias dan kostum.
Selanjutnya peneliti memberikan kesimpulan dari hasil pelatihan pada pertemuan
pertama dan para guru seni budaya menyimak dengan baik serta beberapa
diantaranya menuliskan hasil diskusi dari awal hingga akhir.
Setelah selesai pelatihan, peneliti menutup dengan membagikan file tari
Bentang Banten untuk dipelajari lebih lanjut dan mengingatkan untuk mencari
referensi untuk materi pelatihan selanjutnya. Sehingga pada saat pertemuan kedua
berlangsung, para guru seni budaya memiliki dasar pemikiran untuk dijadikan
bahan diskusi. Selanjutnya ditutup dengan mengucap hamdalah dan memberikan
instruksi untuk pertemuan selanjutnya yang adakan dilaksanakan dengan waktu
yang sama.
2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Selasa, 10 November 2020 pukul 10.00
sampai 10.40 dengan materi pelatihan keunikan ragam gerak tari Bentang Banten.
Pada pertemuan ini peneliti memberikan materi tari Bentang Banten dengan
keunikan ragam gerak. Sebelum masuk ke pelatihan selanjutnya peneliti bersama
para guru berdoa menurut kepercayaan masing-masing, selanjutnya peneliti
meminta peserta untuk mengisi form daftar hadir. Pada pertemuan kedua ini
peneliti memiliki tujuan untuk menganalisis rangkaian gerak, iringan musik, serta
konsep tata rias dan busana pada tari Bentang Banten. Namun sebelum masuk ke
ragam gerak tari Bentang Banten, peneliti mencoba mereview hasil pembelajaran
yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai konteks tari
Bentang Banten. diantaranya adalah sejarah tari Bentang Banten yang terinspirasi
dari kegiatan sehari hari. Peneliti memberikan stimulus dengan memberikan
pertanyaan “apakah dari bapak/ibu ada yang masih ingat kegiatan apa saja yang
mengisnprasi penciptaa tari Bentang Banten? apakah ada yang bisa menyebutkan
dan menjelaskannya?”, kemudian bapak Andika menyebutkan dua kegiatan yang
menginspirasi penciptaan tari bentang banten, diantaranya adalah mendengar
kumandang adzan dan gerak menengadah memanjatkan doa. Kemudian
pertanyaan kedua adalah “apakah bapak/ibu tahu nilai apa yang tergambarkan dari
kedua gerak yang sudah disebutkan oleh bapak Andika tadi?”, Selanjutnya ibu
113
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Juliana menjawab nilai keagamaan yang terkandung dalam dua gerak yang
disebutkan oleh bapak Andika. Dalam hal ini sudah membuktikan bahwa para
guru seni budaya sudah mulai memahami konteks dari tari Bentang Banten sedikit
demi sedikit. Setelah berhasil mereview kembali hasil pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya, peneliti sekarang memfokuskan pada ragam gerak yang
memang menjadi ciri khas dalam tari Bentang Banten ini, yaitu gerak tumpang
tengen rungu. Gerakan ini digunakan untuk menerapkan pemahaman gerak yang
diharapkan para guru Seni Budaya ini dapat memahami dari berbagai aspek
pengetahuan dan keterampilan.
Gambar 5.5
Pertemuan 2
(Foto, Dzakiyyah, 2020)
Pertemuan kedua ini dilakukan dengan memberikan contoh gerak tersebut
dalam power point, terlihat para guru Seni Budaya ini mencoba untuk fokus
mencerna bagaimana gerak tersebut dilakukan. Tahapan selanjutnya peneliti
meminta untuk bersama sama memeragakan gerak tumpang tengen rungu ini
sebelum diberikan contoh secara langsung oleh peneliti. Bagaimana bentuk
kemudian ekspresi dan rasa yang muncul saat memeragakan gerak tersebut. Hasil
yang didapatkan gerak yang diperagakan masih terlihat berbeda dengan yang ada
di power point, yang kemudian akhirnya bapak Aji mengajukan pertanyaan
“apakah tangan kanan atau tangan kiri yang ditekuk kesamping?” peneliti
menjelaskan bahwa tangankanan terlebih dahulu yang ditekuk ke samping dan
selanjutnya bergantian dengan tangan kiri. Setelah bebrapa kali mencoba akhirnya
bapak Aji bisa memeragakannya dan diikuti dengan yang lain.
Setelah semuanya bisa memeragakan, peneliti memberikan pertanyaan lagi
“apa yang dirasakan bapak/ibu pada saat memeragakan gerak tersebut? Apakah
114
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menemukan maksud dari penciptaan gerak tersebut?”, kemudian ibu Juliana
menjawab saya bisa mengerti maksud dari gerak ini adalah penggambaran untuk
kegiatan mendengar karena tangan ditekuk kesamping mendekati telinga”. Setelah
memeragakan salah satu ragam gerak dari tari Bentang Banten, peneliti kembali
mengenalkan inspirasi penciptaan ragam gerak dari tari Bentang Banten yang
menggambarkan mendengarkan adzan yang berkumandang adalah filosofi dari
gerak tumpang tengen rungu yang berarti menumpangkan tangan untuk
mendengar.
Selanjutnya setelah pemahaman gerak tari dilanjutkan pada iringan musik
dengan menyebutkan alat musik apa saja yang terdapat dalam sajian tari Bentang
Banten. Bapak Ridwan menjawab “saya seperti mendengar suara alat musik
terbang gede dan rebana”. Dilanjutkan dengan pak Aji menjawab “lagunya
menggunakan shalawat”. Dari kedua pertanyaan tersebut menggambarkan
peningkatan pada penguasaan tari dengan pelatihan tari Bentang Banten.
Pertanyaan dilanjutkan dengan konsep rias dan kostum pada tari Bentang Banten.
Ibu Juliana memberikan pendapat bahwa “rias yang digunakan terlihat cantik dan
rapi dan kostum yang digunakan juga menunjang keindahan dalam tarian
tersebut”. Dilanjutkan dengan jawaban dari pak Andika yaitu “kostum yang
digunakan bagus dan mengikuti kaidah islam untuk menutup aurat yang terlihat
dari kerudung yang menutup rambut penari walaupun lehernya tetap terlihat”.
Peneliti mengapresiasi hasil diskusi dari setiap guru, dan menjelaskan keseluruhan
tari Bentang Banten dengan bantuan video pengenalan sejarah tari Bentang
Banten yang sudah ditampilkan pada pertemuan sebelummnya. Selanjutnya
peneliti menyimpulkan hasil pelatihan pada pertemuan kedua ini dan menutup
pertemuan ini dengan memberikan stimulus untuk pertemuan berikunya dan
mengucapkan salam.
Berikut langkah-langkah pelatihan tari Bentang Banten pada pertemuan
kedua dengan tujuan pelatihan menganalisis rangkaian gerak, iringan musik, serta
konsep tata rias dan busana pada tari Bentang Banten :
115
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 5.5
Langkah-Langkah Pelatihan Tari Bentang Banten untuk
Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat pada Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan a. Penerapan protokol kesehatan
b. Berdoa sesuai dengan agama masing-
masing
c. Peneliti menyampaikan tujuan pelatihan
d. Peneliti memberikan isian daftar hadir
5 menit
Inti a. Tanya jawab mengenai teks dan konteks
tari Bentang Banten yang sudah dipelajari
di pertemuan sebelumnya
b. Peserta diminta menyaksikan video tari
Bentang Banten secara seksama
c. Peserta mengamati gambar yang di
berikan
d. Peserta diminta menuliskan pendapat
tentang sajian pertunjukan yang sudah
ditampilkan
e. Peserta diminta untuk berdiskusi dan
menganalisis ragam gerak tari Bentang
Banten yang dirasa memiliki keunikan
dari berbagai aspek
f. Peserta memaparkan hasil diskusi analisis
g. Peneliti meminta peserta mencari tahu
tentang ragam gerak tari Bentang Banten
dan makna geraknya
h. Peneliti memberikan penjelasan tayangan
pertunjukan tari Bentang Banten
menggunakan tanyangan power point
i. Tanya jawab antara peserta dengan
peneliti mengenai tayangan tari Bentang
30 menit
116
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Banten
Penutup a. Peneliti memberikan kesimpulan
pembelajaran tari pada pertemuan kedua
b. Peneliti memberikan instruksi tentang
pertemuan selanjutnya dan mengajak
peserta untuk mencari tahu tentang
rangkaian gerak tari Bentang Banten
c. Peneliti menutup pertemuan dengan
bersama-sama berdoa
5 menit
3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Rabu, 11 November 2020 pukul
10.00 sampai dengan pukul 10.40 dengan materi pelatihan ragam gerak tari
Bentang Banten. Pada pertemuan ketiga ini diawali dengan doa bersama menurut
kepercayaan masing masing dan peneliti memberikan form daftar hadir untuk diisi
oleh para guru Seni Budaya. Setelah dua pertemuan sebelumnya sudah membahas
tentang teks dan konteks dari tari Bentang Banten dan peneliti sudah melihat
peningkatan penguasaan tari dari setiap guru, maka pada pertemuan ketiga peneliti
akan memberikan pelatihan kepada para guru agar dapat menguasai keterampilan
yang ditunjang dengan tari Bentang Banten sebagai stimulus.
Peneliti menjelaskan ragam gerak dari tari Bentang Banten terdiri dari 20
macam ragam gerak yang terbagi menjadi 4 kategori gerak yakni gerak
locomotion (gerak berpindah tempat), gesture (gerak maknawi), baton signal
(gerak penguat ekspresi), pure movement (gerak murni). Pada pertemuan kali ini
juga peneliti akan sekaligus menjadi pemeraga dalam pelatihan tari Bentang
Banten, dan pada pertemuan ini juga akan diberikan pemahaman makna dari
setiap ragam gerak yang diperagakan.
Peneliti kemudian meminta para guru untuk berbaris dan melakukan kegiatan
peregangan agar tubuh tidak terasa kaku atau sakit saat mulai berlatih. Akan tetapi
pada treatment ini peneliti memberikan peragaan gerak secara menyeluruh yang
menjadi ciri khas dari tari Bentang Banten ini, diantaranya adalah tumpang tengen
117
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rungu, ngadah, tumpang rungu, dan silat. Peneliti memulai dari ragam gerak
pertama yaitu gerak tumpang tengen rungu, dimana pada saat proses berlatih
gerak terdapat beberapa kendala seperti kesulitan menyamakan gerak tangan
dengan kaki. Ibu Juliana bertanya “kaki kanan dahulu atau kiri dahulu yang
melangkah karena saya kebingungan?” yang dilanjutkan oleh pak Aji dengan
menanyakan “tangan nya dari bawah atau langsung ke samping?” kemudian
peneliti memberikan teknik dari gerak tumpang tengen rungu tersebut sampai
akhirnya beberapa diantaranya dapat melakukan gerak dengan cukup baik.
Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan “apakah bapak/ibu ada yang
mengerti maksud dari gerak tumpang tengen rungu ini?” pak Andika menjawab
“seperti sedang mendengar bu, diawal pertemuan juga kemarin kami mengartikan
seperti itu” peneliti memberikan pertanyaan tambahan “mendengar apa kira-kira
yang bapak/ibu pikirkan?” pak aji menjawab “kalau mendengan suara bagaimana
bu? Bisa kan?” disambung dengan jawaban pak Ridwan “mendengar sesuatu dari
segala arah”. Setelah para guru mengemukakan pendapat, peneliti memberikan
penjelas bahwa nilai yang terkandung pada gerak tumpang tengen rungu yaitu
nilai kedisiplinan yang digambarkan dengan memberikan perhatian pada saat
adzan sebaiknya didengarkan dan berhenti sejenak dari pekerjaan apapun yang
sedang dilakukan yang kemudian diarahkan pada stimulus ragam gerak lain yaitu
ngadoh yang memiliki nilai ketaatan, dimana pada gerak ini mengadopsi gerak
berasal dari mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa. Pada gerak ini tidak banyak
pertanyaan karena gerak yang bisa dibilang mudah.
Gambar 5.6
Pertemuan 3
(Foto, Dzakiyyah, 2020)
118
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dilanjutkan dengan ragam gerak tumpang rungu, pada gerak ini para guru
mengalami kesulitan seperti pak Ridwan yang berkomentar “bu ini geraknya
seperti berjalan tetapi saya selalu sama kaki dan tangan” disambut oleh jawaban
dari ibu Juliana “pak Ridwan salah tangan nya jangan sama dengan kaki, biasa aja
gerkin nya kaya lagi jalan” pak Andika dan pak Aji hanya memerhtikan sembari
mencoba lagi untuk menggerakan kaki dan tangannya. Setelah semuanya bisa
melakukan gerak tumpang rungu ini peneliti mengajukan kembali pertanyaan
“sekarang setelah bisa memeragakan gerak tumpang rungu menurut bapa dan ibu
makna nya apa?” pak Andika menjawab “kok mirip seperti gerka yang awal bu?
Apakah makna nya sama?” peneliti melontarkan kembali pertanyaan “gerak nya
hampir sama tetapi apakah bapak/ibu melihat perbedaannya berada dimana?” ibu
Juliana memberikan pendapat “ada bu, perbedaannya ada di gerak jalan, kalau di
gerak pertama itu hanya bergerak ke depan dan muter, sedangkan pada gerak ini
kita berjalan ke kanan dan kiri dengan gerakan seperti berjalan biasa” setelah
mendengar pendapat dari masing masing guru peneliti menjelaskan makna yang
ada dalam tarian ini yang berarti mendengar dari segala sisi ini menyiratkan nilai
toleransi yang dimana walaupun Banten mayoritas beragama islam tetapi nilai
toleransi tetap digunakan dalam hubungan kemasyarakatan.
Ragam gerak yang terakhir adalah gerak silat, yang mana pada tari Bentang
Banten ini terdapat tiga jenis silat yaitu silat trumbu, silat bandrong dan silat
cimande. Pada gerak silat ini para guru mengalami kendala yang cukup banyak
karena penggunaan tenaga yang besar dan gerak yang banyak menggunakan
putaran badan dengan langsung diakhiri dengan kuda-kuda. Seperti Pak Andika
yang berkomentar “sebentar bu saya bingung setelah gerak angan ini kakinya
harus bagaimana” dilanjutkan dengan Ibu Juliana “bu tenaga saya hanya segini,
apakah masih terlihat tidak bertenaga?” Gerak silat ini dimunculkan untuk
memberikan identitas Banten yang mana ketiga gerak silat ini dikenal berasal dari
berbagai daerah di Banten, juga pada setiap tarian yang ada di daerah Banten pasti
akan selalu ditemukan sisipan gerak silat didalamnya. Hasil pertemuan ketiga ini
terlihat penguasaan keterampilan gerak tari masih belum terlihat peningkatan,
tetapi dikemampuan menganalisis sudah terlihat peningkatannya karena masih
dalam tahap mengingat dan menghapal gerakan. Setelah semua guru bisa
119
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memeragakan gerak silat peneliti mengajukan pertanyaan yang sama yaitu “apa
makna yang terdapat dalam gerak silat ini?” pak Aji menjawa keberanian bu
karena dalam gerak ini kita menggunakan gerak seperti menyerang” pak Ridwan
menambahkan “seperti namanya bu gerakan silat ini bermakna kita rrrus berani
dalam mengahadapi apapun”, kemudian peneliti menjelaskan makna yang
terdapat dalam gerak silat ini yaitu keberanian dan rela berkorban.
Pada akhir pertemuan ini peneliti memberikan motivasi dan kesimpulan
tentang rangkaian gerak tari yang sudah diberikan, peneliti meminta para guru
untuk menghafalkan ragam gerak tersebut untuk dilanjutkan pada pembelajaran
selanjutnya dengan menggunakan iringan musik.
4. Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilakukan pada hari Kamis, 12 November 2020 pukul
10.00 sampai dengan pukul 10.40 dengan materi pelatihan ragam gerak tari
Bentang Banten. Pada pertemuan keempat ini diawali dengan memberi salam dan
berdoa bersama menurut kepercayaan masing masing dan peneliti memberikan
form daftar hadir untuk diisi oleh para guru Seni Budaya. Kegiatan pada
pertemuan hari ini dimulai dengan terlebih dahulu bertanya mengenai pelatihan
sebelumnya. Para guru merasa kurang puas karena merasakan kesakitan ditubuh
yang mungkin diakibatkan dari pelatihan sebelumnya. “bu, badan saya sakit-sakit
semua, apa yang salah ya?” ujar ibu Juliana, penelitti memberikan penjelasn
bahwa apabila setelah menari tetapi tidak melakukan pendinginan dengan baik
pasti akan terasa sakit badannya”, lalu ibu Juliana pun berkomentar “berarti saya
kemarin pendinginannya ada yang tidak benar ya bu”. Kemudian peneliti
mejelaskan tujuan dari pertemuan ini adalah melanjutkan pelatihan sebelumnya
dipertemuan ketiga, yaitu memeragakan dan menganalisis ragam gerak tari
Bentang Banten. Pada pertemuan hari ini guru Seni Budaya sebagai peserta akan
memeragakan kembali ragam gerak yang sudah di berikan kemarin. Peneliti
kembali menampilkan kembali video tari Bentang Banten sebagai stimulus awal
sebelum masuk kedalan proses pelatihan ini. Setelah menonton tayangan tersebut
peneliti meminta pendapat dan saran dari setiap guru, dan menganalisis pendapat
dari guru yang lainnya. Selanjutnya peneliti mengajak diskusi guru Seni Budaya
dengan mengajukan pertanyaan awal “bagaimana bapak/ibu apakah sekarang
120
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sudah dapat menguasai gerak-gerak yang diberikan kemarin?” pak Andika
menjawab “sudah mulai menguasai bu, tetapi mungkin belum bagus banget” lalu
disambung oleh pak Aji “sama bu, saya juga lebih paham ke makna nya, kalau
geraknya sepertinya masih bingung”. Setelah berdiskusi peneliti memberikan
arahan agar para guru berlatih kembali, bisa secara bersamaan ataupun mandiri.
Pak Ridwan bertanya “apakah nanti akan mendemokan hasil pelatihan kita ini
bu?” peneliti menjelaskan bahwa “iya pak, nanti akan saya nilai hasil pelatihan
mulai dari pemahaman bapak/ibu mengenai tari Bentang Banten ini dan juga
penguasaan bapak/ibu tentang gerak yang sudah saya berikan” ibu Juliana
bertanya” apakah dengan iringan musiknya bu? atau hanya geraknya saja?”
peneliti menjawab “tentu dengan menggunakan musiknya bu, maka sekarang
berlatih dulu tanpa musik sampai hapal, nanti baru digabung dengan musik”.
Setelah itu peneliti kembali melatih dan memantau jalannya pelatihan dimana
ragam gerak yang sudah dilatih akan kembali dicoba kemudian
menggabungkannya dengan iringan musik. Peneliti kembali menjelaskan alat
musik apa saja dan syair apa yang digunakan sebagai musik pengiring tari
Bentang Banten.
Selanjutnya pada kegiatan inti peneliti meminta para guru untuk berbaris dan
melakukan gerakan pemanasan yang kemudian disusul dengan pengulangan
ragam gerak tari yang kemarin diberikan. Setelah semua ragam gerak selesai
dipresentasikan peneliti memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada para
guru agar bisa mengikuti dan memahami aspek musik. Peneliti memeragakan
ragam gerak tari tersebut dengan menggunakan alunan musiknya, sehingga para
guru memiliki kemampuan kepekaan musik yang lebih baik. Pembelajaran
berjalan lancar tanpa kendala, dan peneliti memberikan waktu para guru untuk
berlatih bersama untuk bisa menguasai gerak dan musiknya diwaktu yang sama.
Pada pertemuan ini, peneliti merasakan peningkatan yang lumayan
memberikan kesan baik terhadap proses pembelajaran tari bentang banten ini
karena terlihat kemampuan dari setiap guru seni budaya meningkat baik di aspek
pengetahuannya ataupun pada aspek keterampilannya. Peneliti memberikan waktu
untuk para guru untuk berlatih secara keseluruhan karena akan ada evaluasi
terhadap pemelajaran tari bentang banten ini dan dilanjutkan.
121
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 5.7
Pertemuan 4
(Foto, Dzakiyyah, 2020)
Kegiatan ditutup dengan bersama-sama menyimpulkan materi pelatihan hari
ini yaitu, rangkaian gerak tari Bentang Banten dengan iringan musik dan konsep
tata rias dan kostum yang sudah di apresiasi. Selanjutnya peneliti memberikan
tugas kepada para guru untuk mengingat ragam gerak dan musik yang sudah
diajarkan pada pertemuan hari ini. Berikut langkah-langkah pelatihan tari Bentang
Banten pada pertemuan ketiga dengan tujuan pembelajaran memahami teknik
gerak, nilai yang terkandung, rias dan busana dalam tari Bentang Banten :
Tabel 5.6 Langkah-Langkah Pembelajaran Tari Bentang Banten untuk
Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat pada Pertemuan 3 dan 4
Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan a. Penerapan protokol Kesehatan
b. Berdoa sesuai dengan agama masing-
masing
c. Peneliti menyampaikan tujuan pelatihan
d. Peneliti memberikan isian daftar hadir
5 menit
Inti a. Peneliti bertanya mengenai ragam gerak
yang ada di tayangan
b. Peserta diminta menyaksikan tari
Bentang Banten dengan seksama
c. Peserta diminta untuk mencari tahu
tentang ragam gerak tari Bentang Banten
dan makna geraknya
d. Pemanasan
30 menit
122
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Peserta mengikuti gerakan yang
dipraktikan oleh pelatih
f. Peserta mempresentasikan hasil latihan
dengan menggabungkan semua gerak
yang sudah dilatih
g. Pelatih memberikan penjelasan tentang
makna dari setiap gerak Tari Bentang
Banten
h. Pelatih memberikan penjelasan tentang
nilai, ragam gerak, dan rias busana dari
setiap gerak Tari Bentang Banten
i. Tanya jawab antara peserta dengan
pelatih mengenai tayangan Tari Bentang
Banten
Penutup a. Peneliti memberikan kesimpulan
pelatihan pada akhir pertemuan
b. Peneliti memberikan instruksi tentang
pertemuan pelatihan selanjutnya dan
mempersiapkan pemahaman peserta
tentang Tari Bentang Banten
c. Peneliti menutup pertemuan dengan
bersama-sama berdoa
5 menit
5. Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima ini merupakan pertemuan terkahir yang dilakukan pada
hari Jumat, 13 November 2020 pukul 10.00 sampai dengan pukul 10.40 dengan
materi pelatihan hari ini adalah evaluasi kemampuan penguasaan tari daerah
setempat dan penyebaran form post-test . Pada pertemuan terakhir ini peneliti
menyusun beberapa tahapan pembelajaran, berikut langkah-langkah pembelajaran
pertemuan kelima.
123
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 5.7
Langkah-Langkah Pembelajaran Tari Bentang Banten untuk Meningkatkan
Penguasaan Tari Daerah Setempat pada Pertemuan 5
Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan a. Penerapan protokol Kesehatan
b. Berdoa sesuai dengan agama masing-
masing
c. Peneliti menyampaikan tujuan pelatihan
d. Peneliti memberikan isian daftar hadir
5 menit
Inti a. Peserta diminta menyaksikan tari
Bentang Banten dengan seksama
b. Peserta diminta menuliskan pendapat
tentang tari Bentang Banten yang sudah
dipelajari
c. Peneliti meminta peserta untuk
mempresentasikan hasil pelatihan tari
Bentang Banten
d. Peneliti meminta salah satu peserta
untuk memberikan kesimpulan dari
hasil pelatihan tari Bentang Banten
e. Peserta mengisi kuisioner post-test
yang berkaitan dengan tari Bentang
Banten
30 menit
Penutup a. Peneliti memberikan kesimpulan
pelatihan pada akhir pertemuan
b. Peneliti menutup pertemuan dengan
bersama-sama berdoa
5 menit
Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama menurut
kepercayaan masing-masing, kemudian peneliti memberikan form daftar hadir
agar bisa diisi langsung oleh para guru seni budaya. Pada pertemuan kali ini
peneliti akan melakukan evaluasi akhir terhadap pembelajaran tari Bentang
124
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Banten yang sudah dilalui selama 5 (lima) hari yaitu mempresentasikan hasil
pelatihan tari Bentang Banten.
Selanjutnya pada kegiatan inti ini peneliti menayangkan kembali video
pembelajaran tentang tari Bentang Banten untuk memberikan waktu latihan
terakhir sebelum diadakan evaluasi akhir. Peneliti meminta para guru untuk
meminta berbaris dan melakukan pemanasan yang dilanjutkan dengan berlatih
rangkaian ragam gerak dengan iringan musik selama 10 menit. “bapak/ibu hari ini
adalah evaluasi akhir dari pelatihan tari Bentang Banten ini, maka saya harapkan
bapak/ibu bisa memebrikan hasil yang terbaik” lalu ibu Juliana bertanya “bu
apakah perorangan atau berbarengan semua di evaluasinya?” peneliti menjelaskan
bahwa pada proses evaluasi penilaian dilakukan secara mandiri sehingga terlihat
peningkatan penguasaannya”pa Ridwan bertanya “apakah hanya memeragakan
saja atau dengan penjelasan makna geraknya bu?” “geraknya dulu, baru nanti ada
pertanyaan seputar tari Bentang Banten”. Tidak lupa juga untuk peneliti
memastikan bahwa para guru seni budaya ini masih memahami teks dan konteks
tari Bentang Banten ini seperti pada saat pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Setelah peneliti memberikan waktu latihan selama 10 menit, maka waktunya
untuk melihat apakah dengan dilaksanakan pembelajaran tari Bentang Banten ini
mendapatkan peningkatan penguasaan tari daerah setempat pada guru seni budaya
di SMKN 2 Pandeglang ini. Peneliti meminta para guru untuk memprsentasikan
rangkaian gerak tari Bentang Banten secara bergiliran dan tentu menggunakan
pemutaran musik yang utuh.
Gambar 5.8
Pertemuan 5
(Foto, Dzakiyyah, 2020)
125
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan selanjutnya peneliti memantau perkembangan latihan setiap guru
sampai pada akhirnya selesai dari hasil akhir penampilan yang telah dilakukan,
yang kemudian dilakukan evaluasi akhir mulai dari pemahaman sejarah, nilai,
makna, tata rias dan busana yang terkandung dalam tari Bentang Banten tersebut.
Peneliti meneruskan pelatihan dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait
penilaian indikator pengertahuan tentang tari Bentang Banten.
Tabel 5.8
Indikator Penilaian Post-test Penguasaan Tari Darah Setempat
No Nama Guru
Indikator Penguasaan Tari Daerah Setempat
Pengetahuan Keterampilan
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
1 Achmad Najilah, S.Pd
2 Ridwan Maulana, S.Sos.
3 Andika Irmala Putra, S.Sn.
4 Juliana, S.Pd
Penilaian pada penelitian ini terdiri dari aspek pengetahuan dan keterampilan
penguasaan tari daerah setempat yang dimiliki guru setelah dilakukan treatment
pelatihan yang masing-masing memiliki nilai sebagai berikut:
Keterangan :
100 – 91 : Guru sangat baik dalam peguasaan tari daerah setempat
90 - 81 : Guru baik dalam penguasaan tari daerah setempat
80 – 71 : Guru cukup dalam penguasaan tari daerah setempat
70 – 61 : Guru kurang dalam penguasaan tari daerah setempat
D. Penilaian Post-test Setelah Diterapkan Pelatihan Tari Bentang Banten
untuk Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat
Tabel 5.9
Hasil Post-test Penguasaan Tari Daerah Setempat
NO NAMA PERTANYAAN
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
1 Achmad Najilah, S.Pd 85 80 87 83 80 93 83 85 80 83
2 Ridwan Maulana, S.Sos 90 87 93 85 87 95 85 90 83 85
3 Andika Irmala Putra, S.Sn 87 85 90 85 87 93 85 90 85 90
4 Juliana, S.Pd 90 87 87 90 87 95 90 87 93 87
126
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
100 - 91 : Guru sangat baik dalam peguasaan tari daerah setempat
90 - 81 : Guru baik dalam penguasaan tari daerah setempat
80 – 71 : Guru cukup dalam penguasaan tari daerah setempat
70 – 61 : Guru kurang dalam penguasaan tari daerah setempat
Tabel 5.10
Rata-Rata nilai Post-test Penguasaan Tari Daerah Setempat
No Nama Jumlah Mean Median Modus Standar
Deviasi
1 Achmad Najilah, S.Pd 839 83,9 87 80 3,984692934
2 Ridwan Maulana, S.Sos 880 88 87 85 3,887301263
3 Andika Irmala Putra, S.Sn 877 87,7 88,5 85 2,869378562
4 Juliana, S.Pd 893 89,3 86 87 2,869378562
Data post-test yang peneliti lakukan selama 5 kali pertemuan dilihat dari
proses pembeljaran guru Seni Budaya diperoleh nilai rata-rata adalah 87.22,
berdasarkan pengamatan penilaian tersebut yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa penguasaan tari daerah setempat pada guru Seni Budaya di
SMKN 2 Pandeglang sudah meningkat secara signifikan. Hasil perhitungan
dilengkapi dengan grafik yang tertera seperti di bawah ini :
Grafik 5.2
Rata-Rata Nilai Post-test
Berdasarkan pengamatan penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan yang sangat signifikan apabila dibandingkan dengan nilai
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Achmad Najilah,S.Pd
Ridwan Maulana,S.Sos
Andika IrmalaPutra, S.Sn
Juliana, S.Pd
127
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rata-rata pre-test dan membuktikan adanya peningkatan penguasaan tari daerah
setempat setelah diberikan treatment pembelajaran tari Bentang Banten dengan
tahapan-tahapan yang digambarkan ke dalam grafik sebegai berikut :
Grafik 5.2
Perbandingan Rata-Rata Nilai Pre-test dan Post-test
Berdasarkan grafik di atas terlihat perbedaan yang sangat signifikan antara
penilaian penguasaan tari daerah setempat pasa pre-test atau sebelum dilakukan
treatment dan setelah dilakukan treatment atau post-test. Perbedaan yang sangat
signifikan terlihat dari nilai yang dimana rata-rata pre-test sebelum dilakukan
treatment adalah sebesar 63.15 kemudian setelah dilakukan treatment pelatihan
tari Bentang Banten untuk meningkatkan penguasaan tari daerah setempat terjadi
peningkatan yang sangat signifikan mencapai nilai 87.22.
E. Analisis Hasil Post-test Penguasaan Tari Daerah Setempat
1. Analisis Uji Prasyarat Normalitas
Untuk mengetahui normalitas data post-test, maka dilakukan pengujian data
dengan menggunakan SPSS. Peneliti menggunakan uji normalitas pada hasil nilai
rata-rata post-test. Berikut hasil uji data normalitas pada hasil rata-rata penguasaan
tari daerah setempat :
Tabel 5.11
Analisis Uji Normalitas Pada Data Post-test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 4
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
0
20
40
60
80
100
AchmadNajilah,
S.Pd
RidwanMaulana,
S.Sos
AndikaIrmalaPutra,S.Sn
Juliana,S.Pd
Rata-Rata Nilai Pre-test
Rata-Rata Nilai Post-test
128
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Std. Deviation 1.94603110
Most Extreme Differences Absolute .284
Positive .192
Negative -.284
Kolmogorov-Smirnov Z .568
Asymp. Sig. (2-tailed) .904
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Keterangan :
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansinya adalah 0,904>0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
2. Analisis Uji T Pada Data Post-test
One sample T-Test merupakan teknik analisis untuk membandingkan suatu
variable bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda
secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel.
Tabel 5.12
Analisis Uji T Pada Data Post-test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 PRETEST 2.9500 4 .12247 .06124
POSTTES 4.8375 4 .13150 .06575
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PRETEST &
POSTTES
4 .673 .327
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 PRETEST -
POSTTES
-1.88750 .10308 .05154
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
129
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
95% Confidence Interval of
the Difference
tailed)
Lower Upper
Pair 1 PRETEST -
POSTTES
-2.05152 -1.72348 -36.623 3 .000
Keterangan :
Berdasarkan data diatas nilai signifikansi dari Uji T 0.000<0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan
perlakuan yang diberikan pada masing-masing variabel.
Dilihat dari hasil pengujian uji T yang tertera pada tabel di atas dapat
diketahui bahwa dihasilkan sebesar -36.623 dengan probabilitas sebesar 0.000, hal
tersebut berarti probabilitas 0.000<0.05. dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa ada perbedaan yang signifikan dari hasil pre-test dan post-test penguasaan
tari daerah setempat. Nilai tersebut menunjukan peningkatan penguasaan tari
daerah setempat sebelum dan sesudah diberikan treatment. Ditinjau dari hasil rata-
rata post-test penguasaan tari daerah setempat mendapatkan nilai lebih tinggi dari
hasil rata-rata pre-test penguasaan tari daerah setempat. Hal ini dapat terlihat dari
perkembangan peserta pelatihan dalam pencapaian indikator aspek pengetahuan
dan keterampilan. Peserta pelatihan dapat memahami dan menguasai sejarah
penciptaan tari, tema, makna, nilai dan fungsi yang terkandung dalam tari Bentang
Banten.
Hal tersebut dapat terlihat pada saat peserta pelatihan mampu mengemukakan
pendapat dari hasil analisis sejarah, makna, nilai dan fungsi dalam tari Bentang
Banten terlihat meningkat setelah diberikan stimulus pertanyaan melalui tarian
yang ditampilkan sebanyak dua kali pertemuan. Selanjutnya peserta pelatihan juga
mengalami peningkatan pada aspek keterampilan, hal ini terlihat pada saat peserta
pelatihan dapat menguasai teknik dan koreografi dari 4 gerak yang menjadi ciri
khas dari tari Bentang Banten, peserta pelatihan juga meguasai irama baik dari
syair hingga permainan alat musik pengiring tari Bentang Banten, selanjutnya
peserta pelatihan juga dapat menguasai pengolahan rasa dan penjiwaan dalam
memeragakan tari Bentang Banten setelah diberikan treatment selama tiga kali
pertemuan.
130
Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari treatment yang diberikan kepada peserta pelatihan sebanyak 5 kali
pertemuan didapatkan perbedaan hasil peningkatan penguasaan yang sangat
signifikan, terlihat dari nilai yang dimana rata-rata pre-test sebelum dilakukan
treatment adalah sebesar 63.15 kemudian setelah dilakukan treatment
pembelajaran tari Bentang Banten untuk meningkatkan penguasaan tari daerah
setempat terjadi peningkatan yang sangat signifikan mencapai nilai 87.22.