bab v pembahasan · 2013. 6. 10. · bab v pembahasan . bab ini akan membahas mengenai hasil...
TRANSCRIPT
1
BAB V
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang meliputi deskripsi
karakteristik data hasil penelitian, yang mencakup variabel tingkat penggunaan
media dengan variabel motif gratifikasi terhadap media tersebut. Tujuannya untuk
menggambarkan secara umum karakteristik data hasil penelitian, sebelum
dilakukannya hipotesis. Untuk menggambarkan karakteristik masing-masing
variabel, maka telah dilakukan uji deskriptif frekuensi dengan menggunakan
program SPSS for Window Relase 12.0. Sehingga hasilnya dapat diketahui jumlah
nominal dari nilai tersebut untuk menggambarkan secara komperehensif mengenai
karakteristik data penelitian.Sebelum dilaksanakan uji hipotesis, maka harus
dilakukan uji persyaratan analisis data yang mencakup uji normalitas dan uji
linearitas, yang sudah diuraikan di Bab III.
Dalam penelitian ini, penulis juga mengkaji hubungan antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain, besar kemungkinan nilai dari perbedaan hubungan
antara dua variabel, tingkat signifikansi, dan untuk mengetahui motif gratifikasi
mahasiswa anggota Keluarga Mahasiswa Satya Wacana dengan memperoleh
kepuasan apa yang terpenuhi dalam menonton program acara “Islam Itu Indah
TRANSTV” dalam skala persentase.
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai
berikut :
a. Hipotesis variabel motif dan kepuasan :
1. Penonton aktif
1.1. Motif Informasi :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
1.2. Motif Integrasi dan Interaksi sosial :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
2
1.3. Motif Hiburan :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
2. Penonton pasif
2.1. Motif Informasi :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
2.2. Motif Integrasi dan Interaksi sosial :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
2.3. Motif Hiburan :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
3. Penonton momental
3.1. Motif Informasi :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
3.2. Motif Integrasi dan Interaksi sosial :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
3.3. Motif Hiburan :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”
b.Hipotesis pemenuhan kepuasan dan kepuasan yang diperoleh :
1. GS informasi dan GO informasi
- H0 : Tidak terdapat perbedaan hubungan antara GS informasi dan GO
Informasi dalam acara “Islam Itu Indah”
3
- H1 : Terdapat perbedaan hubungan antara GS informasi dan GO Informasi
dalam acara “Islam Itu Indah”
2. GS integrasi dan interaksi sosial dan GO integrasi dan interaksi sosial
- H0 : Tidak terdapat perbedaan hubungan antara GS integrasi dan interaksi
sosial dan GO integrasi dan interaksi sosial dalam acara “Islam Itu Indah”
- H1 : Terdapatperbedaan hubungan antara GS integrasi dan interaksi sosial dan
GO integrasi dan interaksi sosial dalam acara “Islam Itu Indah”
3. GS hiburan dan GO hiburan
- H0 : Tidak terdapat perbedaanhubungan antara GS hiburan dan GO hiburan
dalam acara “Islam Itu Indah”
- H1 : Terdapat perbedaanhubungan antara GS hiburan dan GO hiburan dalam
acara “Islam Itu Indah”
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis diatas, maka dalam penelitian ini
digunakan teknik-teknik statistik dalam menganalisa data. Adapun data-data yang
telah dianalisa, sebagai berikut:
5.1. Analisa Deskripsi Karakteristik Responden
Dengan melakukan penelitian “Motif dan Kepuasan Mahasiswa
pada program acara “Islam Itu Indah” di TRANSTV periode April 2012,
Studi Kuantitatif Pada Mahasiswa KMIS (Keluarga Mahasiswa Islam
Satya Wacana) Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, peneliti
mengklasifikasikan karakteristik responden yang dibagi berdasarkan usia,
jenis kelamin, asal daerah, dan fakultas.
4
5.1.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Pada penghitungan variabel usia responden, rentang usia yang
diperoleh peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Frequency Table 5.1.1
Statistics
75 75 75 75
0 0 0 0
1.83 21.11 1.85 10.53
.044 .162 .138 .560
2.00 21.00 1.00 12.00
2 22 1 16
.381 1.401 1.193 4.847
.145 1.961 1.424 23.495
-1.761 -.316 2.055 -.134
.277 .277 .277 .277
1.132 -.769 5.379 -1.277
.548 .548 .548 .548
1 5 6 17
1 18 1 1
2 23 7 18
137 1583 139 790
2.00 20.00 1.00 7.00
2.00 21.00 1.00 12.00
2.00 22.00 2.00 16.00
Valid
Missing
N
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Dev iat ion
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Sum
25
50
75
Percentiles
Jenis_
Kelamin Umur Fakultas Kota
Umur
3 4.0 4.0 4.0
6 8.0 8.0 12.0
19 25.3 25.3 37.3
13 17.3 17.3 54.7
20 26.7 26.7 81.3
14 18.7 18.7 100.0
75 100.0 100.0
18
19
20
21
22
23
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
5
Histogram 5.1.1
Pada hasil diatas, terlihat hasil output dengan program SPSS adalah
usia 18 tahun sebanyak 3 mahasiswa dan usia 19 tahun sebanyak 6
mahasiswa, sehingga klasifikasi usia 18-19 tahun sebanyak 9 mahasiswa
dengan persentase 12%, usia 20 tahun sebanyak 19 mahasiswa dan usia 20
tahun sebanyak 13 mahasiswa sehingga klasifikasi 20-21 tahun sebanyak
32 mahasiswa dengan persentase 42,6%, dan usia 22 tahun sebanyak 20
mahasiswa sedangkan usia 23 tahun sebanyak 14 mahasiswa sehingga
klasifikasi 22-23 tahun sebanyak 34 mahasiswa dengan persentase 45,4%.
5.1.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penellitian ini, total mahasiswa anggota KMIS, sekaligus
menjadi responden berjumlah 75 mahasiswa, yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Perbandingan jenis kelamin tersebut dapat dilihat di Output
SPSS berikutini :
2423222120191817
Umur
20
15
10
5
0
Fre
qu
en
cy
Mean =21.11Std. Dev. =1.401
N =75
Umur
6
Frequency Table 5.1.2
Histogram 5.1.2
Dari data diatas, maka telah diperoleh data bahwa persentase
responden mahasiswa berjenis kelamin laki-laki hanya sebesar 17,3 %
dengan jumlah 13 orang, sedangkan persentase responden mahasiswa
berjenis kelamin perempuan sebesar 82,7 % dengan jumlah 62 orang. Data
ini diperoleh berdasarkan jumlah populasi anggota KMIS.
5.1.3. Distribusi Responden Berdasarkan Asal Daerah
Dari data yang diperoleh peneliti bahwa di dalam Keluarga
Mahasiswa Islam Satya Wacana, ditemukan anggota KMIS lahir dan
dibesarkan, serta berasal dari berbagai macam daerah dan kota. Berikut ini
adalah klasifikasi menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan SPSS
sebagai berikut:
Jenis_Kelamin
13 17.3 17.3 17.3
62 82.7 82.7 100.0
75 100.0 100.0
1
2
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
2.42.11.81.51.20.90.6
Jenis_Kelamin
60
40
20
0
Freq
uenc
y
Mean =1.83Std. Dev. =0.381
N =75
Jenis_Kelamin
7
Frequency Table 5.1.3
Histogram 5.1.3
Kota
2 2.7 2.7 2.7
1 1.3 1.3 4.0
2 2.7 2.7 6.7
2 2.7 2.7 9.3
7 9.3 9.3 18.7
3 4.0 4.0 22.7
13 17.3 17.3 40.0
1 1.3 1.3 41.3
2 2.7 2.7 44.0
3 4.0 4.0 48.0
1 1.3 1.3 49.3
11 14.7 14.7 64.0
2 2.7 2.7 66.7
2 2.7 2.7 69.3
1 1.3 1.3 70.7
15 20.0 20.0 90.7
6 8.0 8.0 98.7
1 1.3 1.3 100.0
75 100.0 100.0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
20151050
Kota
20
15
10
5
0
Fre
qu
en
cy
Mean =10.53Std. Dev. =4.847
N =75
Kota
8
Dari data diatas, maka dapat disimpulkan mayoritas mahasiswa
yang menjadi anggota KMIS masih berasal dari daerah seputaran Pulau
Jawa, mengingat organisasi tersebut merupakan organisasi berskala
universitas, yaitu UKSW yang terkenal dengan julukan Indonesia Mini,
yang terdiri dari berbagai macam latar belakang, termasuk dimana dia
dilahirkan dan dibesarkan.
Dari jumlah responden 75 orang, terdapat 2 mahasiswa berasal dari
Blora(kode 1) dengan persentase 2,7 %, 1 mahasiswa berasal dari Bogor
(kode 2)dengan persentase 1,3 %, 2 mahasiswa berasal dari Boyolali(kode
3) dengan persentase 2,7 %, 2 mahasiswa bersal dari Demak (kode 4)
dengan persentase 2,7 %, 7 mahasiswa berasal dari Grobogan (kode 5)
dengan persentase 9,3 %, 3 mahasiswa berasal dari Jepara (kode 6) dengan
persentase 4 %, 13 mahasiswa berasal dari Kabupaten Semarang (kode 7)
17,3 %, 1 mahasiswa berasal dari Klaten (kode 8) dengan persentase 1,3
%, 2 mahasiswa berasal dari Magelang (kode 9) dengan persentase 2,7 %,
3 mahasiswa berasal dari Ungaran (kode 10) dengan persentase 4 %, 1
mahasiswa berasal dari Medan (kode 11) dengan persentase 1,3 %,11
mahasiswa berasal dari Temanggung (kode 12) dengan persentase 14,7 %,
2 mahasiswa berasal dari Pati (kode 13) dengan persentase 2,7 %, 2
mahasiswa berasal dari Pekalongan (kode 14) dengan persentase 2,7 %, 1
mahasiswa berasal dari Surakarta (kode 15) dengan persentase 1,3 %, 15
mahasiswa berasal dari Salatiga (kode 16) dengan persentase 20 %, 6
mahasiswa berasal dari Semarang (kode 17) dengan persentase 8 %, dan 1
mahasiswa berasal dari Sragen (kode 18) dengan persentase 1,3 %.
5.1.4. Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas
Selain asal daerah, peneliti juga mengklasifikasi mahasiswa yang
menjadi anggota KMIS berasal dari berbagai macam fakultas di
Universitas Kristen Satya Wacana. Berikut ini adalah klasifikasi
menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan SPSS sebagai berikut:
9
Frequency Table 5.1.4
Histogram 5.1.4
Dari data di atas, maka peneliti memperoleh data bahwa mahasiswa
yang menjadi anggota KMIS didominasi oleh FKIP (kode 1) sejumlah 38
mahasiswa dengan persentase 50,7 % dan FTI (kode 2) sejumlah 21
mahasiswa dengan persentase 28 %, disusul oleh FBS (kode 3) sejumlah
11 mahasiswa dengan persentase 14,7%, FEB (kode 4) sejumlah 2
Fakultas
38 50.7 50.7 50.7
21 28.0 28.0 78.7
11 14.7 14.7 93.3
2 2.7 2.7 96.0
1 1.3 1.3 97.3
1 1.3 1.3 98.7
1 1.3 1.3 100.0
75 100.0 100.0
1
2
3
4
5
6
7
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
86420
Fakultas
40
30
20
10
0
Fre
qu
en
cy
Mean =1.85Std. Dev. =1.193
N =75
Fakultas
10
mahasiswa dengan persentase 2,7 % , FSM (kode 5) sejumlah 1 mahasiswa
dengan persentase 1,3 %, Psikologi (kode 6) sejumlah 1
mahasiswa,dengan persentase 1,3%, serta FIK (kode7) sejumlah 1
mahasiswa dengan persentase 1,3 %. Dalam keanggotaan KMIS tidak
mencakup anggota yang terwakilkan dari semua fakultas, akan tetapi
KMIS tetap menjadi sebuah organisasi yang berada di aras universitas
sehingga dapat menjadi sampel dari populasi seluruh mahasiswa yang
memeluk agama Islam di UKSW.
5.2. Tingkat Penggunaan Media dan Tingkat Perhatian Media
(Mahasiswa KMIS dalam Penggunaan Media Menonton Program
Acara “Islam Itu Indah”)
Penghitungan pada motif gratifikasi, dari setiap jawaban dalam
variabel motif yang sudah ditetapkan dan data yang telah diperoleh melalui
kuesioner yang telah disebarkan, sehingga akan dihitung untuk
memperoleh hasil penelitian yang selanjutnya akan dianalisis. Motif
tersebut adalah motif informasi, motif integrasi dan interaksi sosial, serta
motif hiburan.
Dari ketiga motif tersebut, maka akan dihitung, dansetelah
diperoleh hasilnya, maka akan dijumlahkan dengan varibel kepuasan.
Sehingga akan diperoleh hasil, dan kemudian akan dihitung untuk
memperoleh rata-rata. Hasil rata-rata (mean) tersebutlah yang kemudian
akan dilihat gratifikasinya, sehingga dapat diketahui motif manakah yang
memiliki gratifikasi paling tinggi yang dimiliki oleh responden.
Dari total responden sebanyak 75 orang, diperoleh hasil sebagai
berikut:
11
Tabel 5.2.1.
Klasifikasi Penonton
Rentang nilai mean Jumlah responden Klasifikasi Penonton
0 – 1,33 11 Orang Momental
1,34 – 2,66 56 Orang Pasif
2,67 – 4 8 Orang Aktif
Total 75 Orang
Berdasarkan data yang telah dikemukakan diatas maka dapat
dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat penggunaan media secara
momental, atau mengkonsumsi media tersebut hanya sewaktu-waktu saja
dan dapat dilihat hasil output SPSS sebagai berikut:
Frequency Table 5.1.5
Klasifikasi_Penonton
11 14,7 14,7 14,7
56 74,7 74,7 89,3
8 10,7 10,7 100,0
75 100,0 100,0
1
2
3
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
12
Histogram 5.1.4
Berdasarkan hasil output diatas maka besar nilai mean adalah 0-
1,33 adalah responden nomor 3, 11, 24, 27, 30, 44, 52, 55, 60, 66, 72 atau
sebanyak 11 orang responden dengan presentse 14,7%.
Sedangkan responden yang memiliki tingkat penggunaan media
secara pasif dengan besar nilai mean adalah 1,34-2,66 adalah responden
nomor 1, 4, 5, 6, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 28, 29,
31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 49, 50, 51, 53, 54,
56, 57, 58, 59, 61, 62, 63, 64, 65, 68, 69, 70, 71, 73, 74, 75 atau sebanyak
56 orang responden dengan presentse 74,7%.
Dan responden yang secara aktif memiliki tingkat penggunaan
media, yaitu dengan besar nilai mean 2,67-4 adalah responden nomor 2, 7,
8, 13, 21, 35, 48, 67 atau sbanyak 8 orang dengan presentse 10,7%.
3.532.521.510.5
Klasifikasi_Penonton
60
50
40
30
20
10
0
Fre
qu
en
cy
Mean =1.96Std. Dev. =0.505
N =75
Klasifikasi_Penonton
13
5.3. Motif Gratifikasi Mahasiswa Anggota KMIS Dalam Menonton
Program“Islam Itu Indah TRANSTV”
Penghitungan pada motif gratifikasi, dari setiap jawaban dalam
variabel motif yang sudah ditetapkan dan data yang telah diperoleh melalui
kuesioner yang telah disebarkan sehingga akan dihitung untuk
memperoleh hasil penelitian yang selanjutnya akan dianalisis. Motif
tersebut adalah motif informasi, motif integrasi dan interaksi sosial, serta
motif hiburan.
Uji anova dan model summary ini berguna untuk menjawab motif
yang mendasari mahasiswa KMIS setelah menonton program religi “Islam
Itu Indah”, pada semua klasifikasi penonton. Berikut ini peneliti
menyajikan hasil uji anova terhadap penonton aktif, pasif, dan momental,
yaitu mahasiswa anggota KMIS.
5.3.1. Motif Gratifikasi Masyarakat Dalam Menonton Program
Acara“Islam Itu Indah”pada Penonton Aktif.
Pada pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
maka dihasilkan output sebagai berikut :
1. Motif Informasi :
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
Model Summary
.261a .068 -.087 1.414
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), GO_Inf ormationa.
ANOVAb
.875 1 .875 .438 .533a
12.000 6 2.000
12.875 7
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GO_Informat iona.
Dependent Variable: GS_Inf ormationb.
14
a. Hipotesis :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program acara “Islam Itu
Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program acara “Islam Itu Indah”
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan pada tabel Anova diatas, diperoleh bahwa nilai
sig. sebesar 0,533 lebih besar dari 0,05 (0,533 > 0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakan “Penonton tidak puas terhadap program
acara “Islam Itu Indah” diterima. Apabila melihat pada tabel model
summary nilainya yaitu 0.068 atau 6,8% artinya “Program acara
Islam Itu Indah tidak dapat memberikan kepuasan dalam motif
informasi”
Penonton aktif pada mahasiswa anggota KMIS tidak puas
dengan program acara “Islam Itu Indah TRANSTV” dalam hal
informasi, karena mereka beranggapan bahwa program acara
tersebut tidak memberikan informasi yang bermanfaat mengenai
kehidupan Islami mereka. Mahasiswa anggota KMIS sebagai
penonton aktif merasa bahwa tayangan yang mereka saksikan tidak
bermuatkan hal-hal yang berkaitan dengan informasi yang dapat
memotivasi mereka dalam menjalankan rutinitas di kampus.Bagi
mereka, materi yang disampaikan oleh Ustadz Maulana masih
seputar hal yang umum di masyarakat saja.
15
2. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial :
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
a. Hipotesis :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program acara “Islam Itu
Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program acara “Islam Itu Indah”
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan pada tabel Anova diatas, diperoleh bahwa nilai
sig. sebesar 0,22 lebih besar dari 0,05 (0,228 > 0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakan “Penonton tidak puas terhadap program
acara “Islam Itu Indah” diterima. Apabila melihat pada tabel model
summary yaitu 0.231 atau 23,1% artinya “Program acara Islam Itu
Indah tidak dapat memberikan kepuasan dalam integrasi dan
interaksi sosial”
Program acara “Islam Itu Indah” tidak memberikan
kepuasan dalam integrasi dan interaksi sosial terhadap penonton
aktif mahasiswa anggota KMIS, dikarenakan penonton aktif
merasa bahwa program acara tersebut, biasanya mereka saksikan di
lingkungan kos maupun rumah kontrakan, sehingga penonton aktif
Model Summary
.480a .231 .102 1.601
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), GO_Integration_dan_Social_
Interact ion
a.
ANOVAb
4.613 1 4.613 1.799 .228a
15.387 6 2.565
20.000 7
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GO_Integration_dan_Social_Interactiona.
Dependent Variable: GS_integration_dan_Social_Interact ionb.
16
disini sering menyaksikan secara terstruktur, tetapi tetap dalam
keadaan individualis di dalam ruangan atau kamar pribadi tanpa
melibatkan teman kos lain, dengan tujuan untuk meningkatkan
solidaritas. Disini, mereka hanya sekedar ingin mendapatkan
konten hiburan demi kepuasan pribadi, tanpa keberadaan orang
lain.
3. Motif Hiburan
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
a. Hipotesis :
- H0 : penonton tidak puas terhadap program acara “Islam Itu
Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program acara “Islam Itu Indah
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan pada tabel anova diatas, diperoleh bahwa nilai
sig. sebesar 0,035 lebih kecil dari 0,05 (0,035 < 0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakanpenonton puas terhadap program acara
“Islam Itu Indah” diterima. Apabila melihat pada tabel model
summary yaitu 0.551 atau 55,1% artinya “Program acara Islam Itu
Indah dapat memberikan kepuasan dalam motif hiburam”
Model Summary
.742a .551 .476 1.814
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), GO_Entertainmenta.
ANOVAb
24.251 1 24.251 7.368 .035a
19.749 6 3.291
44.000 7
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GO_Entertainmenta.
Dependent Variable: GS_Entertainmentb.
17
Motif yang mendasari mahasiswa anggota KMIS pada
klasifikasi penonton aktif dalam menonton tayangan program
acara “Islam Itu Indah” yaitu motif hiburan yaitu sebesar 55,1%
lebih besar dibandingkan motif- motif yang lain.
Sehingga, pada penonton aktif dalam motif hiburan merasa
terpuaskan dengan program acara “Islam Itu Indah TRANSTV”,
karena hal tersebut merupakan tujuan utama. Mereka menjadikan
program acara tersebut sebagai media untuk pemenuhan kebutuhan
lahir dan batin akan iman Islam mereka, tetapi bagi mereka hal
tersebut harus disampaikan dengan jenaka, karena mereka
menginginkan materi program acara yang ringan untuk
mengimbangi tugas maupun kegiatan di dalam organisasi KMIS
yang menyita waktu dan pikiran mereka.
5.3.2 Motif Gratifikasi Masyarakat Dalam Menonton Program“Islam
Itu Indah”pada Penonton Pasif.
Pada pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
maka dihasilkan output sebagai berikut :
1. Motif Informasi
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
Model Summary
.263a .069 .052 1.340
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), GO_Inf ormationa.
ANOVAb
7.186 1 7.186 4.003 .050a
96.939 54 1.795
104.125 55
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GO_Informat iona.
Dependent Variable: GS_Inf ormationb.
18
a. Hipotesis:
- H0 : penonton tidak puas terhadap program acara “Islam Itu
Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program acara “Islam Itu Indah
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan pada tabel Anova diatas, diperoleh bahwa nilai
sig. sebesar 0,05 sama dengan dari 0,05 (0,05 = 0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakan penonton puas terhadap program acara
“Islam Itu Indah” diterima. Apabila melihat pada tabel model
summary yaitu 0.069 atau 6,9% artinya “Program acara Islam Itu
Indah dapat memberikan kepuasan dalam motif informasi”
Penonton pasif pada mahasiswa anggota KMIS puas dengan
program acara “Islam Itu Indah TRANSTV” dalam hal informasi,
karena mereka beranggapan bahwa program acara tersebut
memberikan informasi yang baru mengenai konsep pemikiran
mereka akan hal-hal baru yang berhubungan dengan dunia Islam.
Mahasiswa anggota KMIS sebagai penonton pasif mendapatkan
informasi baru yang dibawakan dengan santai, walaupun mereka
tidak menyaksikan program acara tersebut dengan frekuensi yang
rutin, akan tetapi pada saat mereka menyaksikannya, mereka tetap
memperoleh informasi yang menitikberatkan pengalaman Islami
mereka di kampus dan kegiatan perkuliahan mereka.
19
2. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
a. Hipotesis:
- H0 : penonton tidak puas terhadap program acara “Islam Itu
Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program acara “Islam Itu Indah
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan pada tabel Anova diatas, diperoleh bahwa nilai
sig. sebesar 0,03 lebih kecil dari 0,05 (0,03 < 0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakan penonton tidak puas terhadap program
acara “Islam Itu Indah” diterima. Apabila melihat pada tabel model
summary yaitu 0.157 atau 15,7% artinya “Program acara Islam Itu
Indah tidak dapat memberikan kepuasan dalam motif integrasi dan
interaksi sosial”
Mahasiswa anggota KMIS sebagai penonton pasif merasa
tidak puas dalam integrasi dan interaksi sosial, mengingat
kesempatan dan frekuensi mereka menyaksikan program acara
“Islam Itu Indah TRANSTV” tidaklah serutin penonton
aktif.Mereka menonton dengan tidak terlalu terstruktur, sehingga
Model Summary
.396a .157 .141 1.535
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), GO_Integration_dan_Social_
Interact ion
a.
ANOVAb
23.645 1 23.645 10.039 .003a
127.194 54 2.355
150.839 55
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GO_Integration_dan_Social_Interactiona.
Dependent Variable: GS_integration_dan_Social_Interact ionb.
20
pemahaman merekapun tidaklah maksimal. Mereka menonton di
dalam kamar pribadikos mereka, sehingga dalam menonton mereka
tidak merasakan interaksi sosial bahkan integrasi dengan orang
lain, bahkan teman seiman di dalam kehidupan mereka setelah
menonton tayangan program acara “Islam Itu Indah”.
3. Motif Hiburan
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
a. Hipotesis:
- H0 : penonton tidak puas terhadap program acara “Islam Itu
Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program acara “Islam Itu Indah
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan pada tabel Anova diatas, diperoleh bahwa nilai
sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakanpenonton puas terhadap program acara
“Islam Itu Indah” diterima. Apabila melihat pada tabel model
summary yaitu 0.421 atau 42,1% artinya “Program acara Islam Itu
Indah dapat memberikan kepuasan dalam motif hiburan”
Model Summary
.649a .421 .410 1.120
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), GO_Entertainmenta.
ANOVAb
49.161 1 49.161 39.225 .000a
67.678 54 1.253
116.839 55
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GO_Entertainmenta.
Dependent Variable: GS_Entertainmentb.
21
Motif yang mendasari mahasiswa anggota KMIS pada
klasifikasi penonton pasif dalam menonton tayangan program
acara “Islam Itu Indah” yaitu motif hiburan yaitu sebesar 42,1%
lebih besar dibandingkan motif- motif yang lain.
Hiburan merupakan kepuasan yang paling diperoleh oleh
penonton pasif, karena walaupun mereka tidak menyaksikan
program acara “Islam Itu Indah TRANSTV” secara terstruktur,
akan tetapi setiap tayangan program acara tersebut, mereka
memperoleh hiburan yang disajikan oleh sang narasumber, Ustadz
Maulana. Bagi mereka, aksi ustadz tersebut lebih menarik ditonton
pada saat bagian tausiah yang bermuatan lelucon, tetapi tidak pada
bagian akhir, yaitu bagian intropeksi batin, merupakan bagian acara
yang bertolak belakang dengan gaya kocak sang ustadz. Bagian ini
merupakan bagian yang cukup serius dan menyedihkan, sehingga
kurang menarik untuk ditonton secara penuh.
5.3.3 Motif Gratifikasi Masyarakat Dalam Menonton Program“Islam
Itu Indah”pada Penonton Momental.
Pada pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
maka dihasilkan output sebagai berikut :
1. Motif Informasi
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
Model Summary
.357a .128 .031 1.252
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), GO_Inf ormationa.
ANOVAb
2.065 1 2.065 1.317 .281a
14.116 9 1.568
16.182 10
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GO_Informat iona.
Dependent Variable: GS_Inf ormationb.
22
a. Hipotesis:
- H0 : penonton tidak puas terhadap program acara “Islam Itu
Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program acara “Islam Itu Indah
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan pada tabel Anova diatas, diperoleh bahwa nilai
sig. sebesar 0,281 lebih besar dari 0,05 (0,281 > 0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakan penonton tidak puas terhadap program
acara “Islam Itu Indah” diterima. Apabila melihat pada tabel model
summary yaitu 0.128 atau 12,8% artinya “Program acara Islam Itu
Indah tidak dapat memberikan kepuasan dalam motif informasi”
.Penonton momental pada mahasiswa anggota KMIS tidak
puas dengan program acara “Islam Itu Indah TRANSTV” dalam
hal informasi, karena mereka beranggapan bahwa konten dalam
program acara tersebut murni bermuatan hiburan semata, karena
mereka tidak mengikuti program acara tersebut dengan frekuensi
yang terstruktur, akan tetapi hanya sebagai selingan disaat
menyaksikan program acara tertentu di stasiun televisi lain yang
mereka anggap mulai membosankan. Selain itu pula, tayangan
program acara tersebut dijadikan peralihan dari tayangan iklan
pada program acara yang menjadi tontonan utama.
23
2. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
a. Hipotesis:
- H0 : penonton tidak puas terhadap program acara “Islam Itu
Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program acara “Islam Itu Indah
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan pada tabel Anova diatas, diperoleh bahwa nilai
sig. sebesar 0,121 lebih besar dari 0,05 (0,121 > 0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakan penonton tidak puas terhadap program
acara “Islam Itu Indah” diterima. Apabila melihat pada tabel model
summary yaitu 0.246 atau 24,6% artinya “Program acara Islam Itu
Indah tidak dapat memberikan kepuasan dalam motif integrasi dan
interaksi sosial” .
Program acara “Islam Itu Indah TRANSTV” tidak dapat
memberikan kepuasan dalam integrasi dan interaksi sosial pada
penonton momental mahasiswa anggota KMIS, karena mereka
Model Summary
.496a .246 .162 1.679
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), GO_Integration_dan_Social_
Interact ion
a.
ANOVAb
8.272 1 8.272 2.935 .121a
25.365 9 2.818
33.636 10
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GO_Integration_dan_Social_Interactiona.
Dependent Variable: GS_integration_dan_Social_Interact ionb.
24
menyaksikan program acara tersebut dengan intensitas yang
minim, tidak terjadi pemahaman yang cukup dalam pikiran
mereka.Sehingga, yang terjadi disini adalah mereka tidak
menemukan makna yang ingin disampaikan oleh konten acara yang
berkaitan dengan adanya integrasi dan interaksi sosial, serta
keterbatasan pemahaman tentang adegan demi adegan program
acara tersebut.
3. Motif Hiburan
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
a. Hipotesis:
- H0 : penonton tidak puas terhadap program acara “Islam Itu
Indah”
- H1 : penonton puas terhadap program acara “Islam Itu Indah
b.Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan pada tabel Anova diatas, diperoleh bahwa nilai
sig. sebesar 0,032 lebih kecil dari 0,05 (0,032 < 0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakan penonton puas terhadap program acara
“Islam Itu Indah” diterima. Apabila melihat pada tabel model
Model Summary
.644a .415 .350 1.145
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), GO_Entertainmenta.
ANOVAb
8.383 1 8.383 6.395 .032a
11.799 9 1.311
20.182 10
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GO_Entertainmenta.
Dependent Variable: GS_Entertainmentb.
25
summary yaitu 0.415 atau 41,5% artinya “Program acara Islam Itu
Indah dapat memberikan kepuasan dalam motif hiburan”
Bagi penonton momental mahasiswa anggota KMIS,
memperoleh hiburan merupakan kesan pertama yang diperoleh
pada saat menyaksikan program acara “Islam Itu Indah”, walaupun
mereka menyaksikan dengan intensitas dan frekuensi yang minim
terhadap program acara tersebut, akan tetapi pada saat mereka
menyaksikannya mereka tetap akan terhibur dengan tausiah yang
disampaikan Ustadz Maulana, walaupun mereka menonton “Islam
Itu Indah” sebagai pelarian sementara untuk menghindari iklan di
program acara utama yang mereka tonton.
5.4. Tingkat Kepuasan Mahasiswa Anggota KMIS Terhadap Program Acara
“Islam Itu Indah TRANSTV”
Penghitungan pada tingkat kepuasan,dari setiap jawaban dalam
variabel motif yang sudah ditetapkan dan data yang telah diperoleh melalui
kuesioner yang telah disebarkan sehingga akan dihitung untuk memperoleh
hasil penelitian yang selanjutnya akan dianalisis. Motif tersebut adalah motif
informasi, motif integrasi dan interaksi sosial, serta motif hiburan.
Dari ketiga motif tersebut maka akan dihitung dan dan setelah
diperolehhasilnya, maka akan dijumlahkan dengan varibel kepuasan.
Sehingga akan diperoleh hasil dan kemudian akan dihitung untuk
memperoleh rata-rata. Hasil rata-rata (mean) tersebutlah yang kemudian
akan dilihat gratifikasinya, sehingga dapat diketahui motif manakah yang
memiliki tingkat kepuasan mahasiswa dalam menonton acara “Islam Itu
Indah TRANSTV”.
Berdasarkan penghitungan antara jumlah Gratification Sought untuk
setiap motif, maka akan diketahui apakah motif tertinggi yang dimiliki oleh
responden ketika menonton “Islam Itu Indah”. Selanjutnya, akan
diperbandingkan dengan jumlah Gratification Obtained untuk setiap motif
26
informasi, integrasi dan interaksi sosial, sertahiburan, sehingga akan
diketahui motif apa yang terpenuhi setelah menonton program acara “Islam
itu Indah”. Berikutnya akan penulis sajikan tentang motif gratifikasi
penonton, dalam hal ini mahasiswa anggota “Keluarga Mahasiswa Islam
Satya Wacana” (KMIS) ketika menonton program acara “Islam Itu Indah”.
Tabel 5.4
Gambaran Motif Gratifikasi Mahasiswa Anggota KMIS
Motif Gratifikasi Penonton
Aktif
Penonton
Pasif
PenontonMom
ental
Information
GS 10,87 75 7,87 GS 6,72
GO 11,25 GO 9,02 GO 7,91
TK 1,87 TK 2,16 TK 2,45
Integration &
Social Interaction
GS 12 GS 10,20 GS 9,18
GO 11,37 GO 9 GO 7,72
TK 1,625 TK 1,57 TK 1,36
Entertainment
GS 11 GS 8,80 GS 8,27
GO 11,37 GO 9,80 GO 9,54
TK 2 TK 2,55 TK 2,54
Sumber Data : Analisis Data Primer 2011
Pertimbangan pengklasifikasian puas atau tidak puas, karena nilai
yang digunakan untuk penelitian ini dibagi menjadi 2, dengan pembagian,
yaitu untuk nilai >1,5 dikatakan puas dan <1,5 dikatakan tidak
puas.Walaupun nilai GO lebih besar dari GS, namun masih mempunyai nilai
kepuasan.Sedangkan caranya adalah dengan menghitung satu-persatu,
dimulai dari penonton aktif. Apabila nilaiGS lebih besar dari GO, maka
nilainya 1, jika nilai GS sama dengan GO maka nilainya 2 dan jika nilai GS
lebih kecil dari GO maka nilainya adalah 3. Standar nilai ini mengacu pada
teori expectancy value guna mempermudah dalam perhitungan.
27
Dengan demikian, standar nilai 1,2, dan 3 dijadikan sebagai patokan
nilai apakah si penonton puas atau tidak.Pada data tersebut dapat dilihat
bahwa berdasarkan tabel penghitungan rata-rata gambaran motif
(gratification sought) dan pemenuhan kebutuhan penonton(gratification
obtained) diatas diketahui bahwa:
1. Penonton Aktif
- Pada motif informasi, mahasiswa anggota KMIS mempunyai nilai
tingkat kepuasan sebesar 1,87artinya penonton mengalami kepuasan
dalam motif informasi
- Pada motif integrasi dan interaksi sosial,mahasiswa anggota KMIS
mempunyai nilai tingkat kepuasan sebesar 1,625artinya penonton
mengalami kepuasan dalam motif integrasi dan interaksi sosial
- Pada motif hiburan, mahasiswa anggota KMIS mempunyai nilai
tingkat kepuasan sebesar 2artinya penonton mengalami kepuasan
dalam motif hiburan
Berdasarkan hasil diatas,bagi penonton aktif, motif tertinggi
mereka dalam menonton “Islam Itu Indah” adalah motif hiburan,
dengan tingkat kepuasan 2 yang artinya adalah puas. Hal ini terjadi
karena bagi penonton aktif, mereka secara regular dan terjadwal
menonton “Islam Itu Indah”, untuk melupakan kepenatan selama
perkuliahan, karena dapat melihat aksi kocak dan lelucon di setiap
tausiah yang dibawakan narasumber “Islam Itu Indah”, Ustadz
Maulana.“Islam Itu Indah” menjadi acara talk show Islam yang sangat
menghibur untuk mengisi waktu luang tetapi tetap dengan suasana
santai, di samping kegiatan yang telah dilakukan di kampus seperti
kuliah dan kegiatan KMIS di UKSW.Ketika mereka menonton “Islam
Itu Indah, kebutuhan akan informasi serta integrasi dan interaksi sosial
sudah terpenuhi.Bagi mereka, kebutuhan akanhiburan dari sang
pembawa acara sekaligus narasumber yang membawakan tausiah
dengan cara jenaka menjadi sangat penting dan menarik, sehingga
mereka merasa ajaran Islam terkesan sangat sederhana dan mudah
28
dipahami. Sehingga ketika menonton “Islam Itu Indah”, motif hiburan
adalah yang paling tinggi.
2. Penonton Pasif
- Pada motif informasi, mahasiswa anggota KMIS mempunyai nilai
tingkat kepuasan sebesar 2,16artinya penonton mengalami kepuasan
dalam motif informasi
- Pada motif integrasi dan interaksi sosial, mahasiswa anggota KMIS
mempunyai nilai tingkat kepuasan sebesar 1,57artinya penonton
mengalami kepuasan dalam motif integrasi dan interaksi sosial
- Pada motif hiburan, mahasiswa anggota KMIS mempunyai nilai
tingkat kepuasan sebesar 2,55artinya penonton mengalami kepuasan
dalam motif hiburan
Berdasarkan hasil diatas, bagi penonton pasif, motif tertinggi
mereka dalam menonton “Islam Itu Indah” adalah motif hiburan,
dengan tingkat kepuasan 2.55 yang artinya adalah puas.Hal ini
dimungkinkan karena penonton pasif tidak mementingkan
terpenuhinya kebutuhan interaksi dan interaksi sosialsasi, serta
informasi.Mereka menganggap bahwa televisi hanyalah sebagai sarana
untuk mendapatkan hiburan, sehingga yang paling mereka butuhkan
adalah hiburan saja.Penonton pasif suka menonton “Islam Itu Indah”
untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri, serta menjadikan
televisi sebagai sarana untuk memperoleh hiburan.
Bagi penonton aktif dan pasif, motif gratifikasi yang terpenuhi
adalah motif hiburan. Dapat dikatakan bahwa penonton aktif dan pasif
adalah penonton yang sama-sama aktif dalam menonton dan
menyaksikan “Islam Itu Indah”, hanya saja penonton aktif ikut terlibat
dalam artian disini penonton aktif selalu menyimak setiap detail ayat
dari tausiah yang dilantunkan oleh ustadz Maulana, dan merenungkan
dengan baik, bahkan sesekali mencocokkannya pada Al-Quran
walaupun mereka dalam keadaan untuk mencari hiburan saja,
29
sedangkan penonton pasif hanya menyimak dan menonton sebagai
bagian dari bentuk hiburan tetapi tetap menangkap setiap kalimat yang
diucapkan yang berkonsep jenaka oleh ustadz Maulana. Mereka sama-
sama mengetahui tentang format acara dan apa saja yang disajikan di
acara “Islam Itu Indah”. Bagi mereka motif hiburan menjadi paling
utama dari mengapa mereka ingin menonton “Islam Itu Indah”, karena
pembawaan yang khas dalam bertausiah, dalam hal ini lelucon yang
dihadirkan sangat berbeda dari program talk show religi yang serupa.
Dari fakta ini, maka dapat diketahui bahwa penonton aktif dan pasif,
keduanya sama-sama menginginkan terpenuhinya kebutuhan mereka
akan hiburan.
3. Penonton Momental
- Pada motif informasi, mahasiswa anggota KMIS mempunyai nilai
tingkat kepuasan sebesar 2,45artinya penonton mengalami kepuasan
dalam motif informasi
- Pada motif integrasi dan interaksi sosial, mahasiswa anggota KMIS
mempunyai nilai tingkat kepuasan sebesar 1,36artinya penonton tidak
mengalami kepuasan dalam motif interaksi dan integrasi sosial
- Pada motif hiburan, mahasiswa anggota KMIS mempunyai nilai
tingkat kepuasan sebesar 2,54artinya penonton mengalami kepuasan
dalam motif hiburan
Berdasarkan hasil diatas, bagi penonton momental, motif
tertinggi mereka dalam menonton “Islam Itu Indah” adalah motif
hiburan, dengan tingkat kepuasan 2,54 yang artinya adalah puas. Hal
ini terjadi karena bagi penonton momental, menonton “Islam Itu
Indah” tidak mementingkan kebutuhan akan informasi serta integrasi
dan interaksi sosial.Namun, menganggap program tersebut hanyalah
merupakan program biasa, yang ditonton untuk mengisi waktu luang
sejenak, dan tidak menjadi program acara prioritas yang harus ditonton
secara rutin.
30
Dari ketiga klasifikasi penonton (aktif, pasif, dan momental),
motif yang paling tinggi adalah motif hiburan, karena mereka sama-
sama terhibur, namun perbedaannya hanya pada konsumsi yang
berkelanjutan saja, dan khusus bagi penonton momental tidak
mengutamakan program acara “Islam Itu Indah” sebagai tontonan
utama.
5.5. Perbedaan Hubungan Antara Pemenuhan Kepuasan (Gratification
Sought) dengan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained)
1. PerbedaanHubungan antara GS Informasi dengan GO Informasi
a. Hipotesis:
- H0 :Tidak terdapat perbedaan hubungan antara GS informasi dan GO
informasi dalam acara “Islam Itu Indah”
- H1 : Terdapat perbedaan hubungan antara GS informasi dan GO
informasi dalam acara “Islam Itu Indah”
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS di atas,
tampak nilai sig. lebih kecil dari pada tingkat α yang digunakan (yaitu
0,05)atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan
hubungan antara GS informasi dan GO informasi dalam acara “Islam Itu
Indah”. Sedangkan koefisien korelasi menunjukan perbedaan hubungan
Correlations
1,000 ,472**
. ,000
75 75
,472** 1,000
,000 .
75 75
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
GS_Inf ormation
GO_inf ormation
Spearman's rho
GS_
Inf ormation
GO_
informat ion
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
31
antara GS informasi pada penonton dan GO informasi pada penonton
dalam acara “Islam Itu Indah” adalah 0,472, berarti terdapat perbedaan
hubungan antara GS informasi dan GO informasi yang signifikan.
Berdasarkan nilai signifikansi 0,472 menunjukan bahwa mahasiswa
anggota KMIS dalam menonton program acara “Islam Itu Indah” memiliki
motif (GS) untuk mengetahui konsep kehidupan Islami, memperoleh
informasi yang berkaitan dengan peristiwa dan kondisi tentang dunia Islam
di Indonesia, mengetahui hal-hal tertentu untuk kehidupan sehari-hari
(misal : pekerjaan dalam perspektif Islam), memperoleh pengetahuan
tentang cerita Nabi-nabi yang pernah terjadi di masa lampau dan berperan
dalam perkembangan Islam memiliki kepuasan dalam hal akan infomasi
lain (GO) selain yang telah disebutkan. Dari hasil data yang diperoleh,
ditemukan bahwa mahasiswa anggota KMIS dalam menonton program
acara “Islam Itu Indah” memperoleh kepuasan lebih banyakakan konten
acara, tetapi berhubungan dengan informasi.
Sebagai contoh, dari program acara tersebut, mereka juga
memperoleh beberapa informasi menjalin hubungan percintaan yang
dianjurkan dalam Islam, jadi tema yang diangkat dalam acara tidak
hanyaterbatas pada materi yang mutlak Islami, akan tetapi disajikan
dengan tema yang lebih mendalam. Walaupun tema yang berkaitan dengan
perkuliahan secara mendalam tidak didapatkan, akan tetapi tema menjalin
hubungan percintaan merupakan salah satu tema yang menarik dan sangat
melekat di rentang usia mereka sebagai mahasiswa.
32
2. Perbedaan Hubungan antara GS Integrasi dan Interaksi Sosial
dengan GO Integrasi dan Interaksi Sosial
a. Hipotesis:
- H0 :Tidak terdapat perbedaan hubungan antara GS integrasi dan interaksi
sosial dan GO integrasi dan interaksi sosial dalam acara “Islam
Itu Indah”
- H1 : Terdapat perbedaan hubungan antara GS integrasi dan interaksi
sosial dan GO integrasi dan interaksi sosial dalam acara “Islam Itu
Indah”
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS di atas,
tampak nilai sig. lebih kecil dari pada tingkat α yang digunakan (yaitu
0,05)atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan
hubungan antara GS integrasi dan interaksi sosial dan GO integrasi dan
interaksi sosial dalam acara “Islam Itu Indah”. Sedangkan koefisien
korelasi menunjukan hubungan antara GS integrasi dan interaksi sosial
pada penonton dan GO integrasi dan interaksi sosial pada penonton dalam
acara “Islam Itu Indah” adalah 0,528,berarti terdapat perbedaan hubungan
antara GS integrasi dan interaksi sosial dan GO integrasi dan interaksi
sosial yang signifikan.
Correlations
1,000 ,528**
. ,000
75 75
,528** 1,000
,000 .
75 75
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
GS_Integrat ion_dan_
Social_Interction
GO_Integration_dan_
Social_Interction
Spearman's rho
GS_
Integrat ion_
dan_Social_
Interct ion
GO_
Integrat ion_
dan_Social_
Interct ion
Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).**.
33
Berdasarkan nilai signifikansi 0,528 menunjukan bahwa mahasiswa
anggota KMIS dalam menonton program acara “Islam Itu Indah” memiliki
motif (GS) untukmendapatkan pengetahuan dan berguna untuk orang lain
dalam perspektif Islam (misal: pengetahuan tentang pemecahan satu
permasalahan), memperoleh bahan pembicaraan dalam percakapan dengan
orang lain, mengikuti kebiasaan menonton acara ini seperti orang lain,
dihargai oleh orang lain (karena tidak ketinggalan pembicaraan dalam
pembicaraan yang menarik tentang program acara ini), memiliki kepuasan
dalam hal akan integrasi dan interaksi sosial lain (GO) selain yang telah
disebutkan. Dari hasil data yang diperoleh, ditemukan bahwa mahasiswa
anggota KMIS dalam menonton program acara “Islam Itu Indah”
memperoleh kepuasan lebih banyak akan konten acara, tetapi berhubungan
dengan integrasi dan interaksi sosial.
Mahasiswa anggota KMIS memperoleh kepuasan dalam integrasi
dan interaksi sosial dari program acara “Islam Itu Indah” melebihi dari
motif mereka, karena mereka juga memperoleh beberapa hal yang dapat
menjadi bahan ajar bagi mereka untuk melakukan interaksi yang baik,
khususnya terhadap teman-teman yang seiman di KMIS. Dari program
acara tersebut, konten acara yang menyangkut integrasi dan interaksi sosial
dalam dunia perkuliahan mereka tidak dapatkan, tetapi setidaknya
pengetahuan bagaimana membina ajaran solidaritas terhadap teman seiman
dari tokoh nabi, dapat diterapkan di dalam organisasi KMIS, yang
merupakan organisasi yang bernaung di bawah universitas masih menjadi
bagian dalam pembentukan integrasi dan interaksi sosial dalam mereka
berorganisasi.
34
3. Perbedaan Hubungan antara GS Hiburan dengan GO Hiburan
a. Hipotesis:
- H0 :Tidak terdapat perbedaan hubungan antara GS hiburan dan GO
hiburan dalam acara “Islam Itu Indah”
- H1 :Terdapat perbedaan hubungan antara GS hiburan dan GO
hiburandalam acara “Islam Itu Indah”
b. Dasar Pengambilan Keputusan :
- Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS di atas,
tampak nilai sig. lebih kecil dari pada tingkat α yang digunakan (yaitu
0,05)atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan
hubungan antara GS hiburan dan GO hiburan dalam acara “Islam Itu
Indah”. Sedangkan koefisien korelasi menunjukan hubungan antara GS
hiburan pada penonton dan GO hiburan pada penonton dalam acara “Islam
Itu Indah” adalah 0,654,berarti terdapat perbedaan hubungan antara GS
hiburan dan GO hiburan yang signifikan.
Berdasarkan nilai signifikansi 0,654 menunjukan bahwa mahasiswa
anggota KMIS dalam menonton program acara “Islam Itu Indah” memiliki
motif (GS) untukmelupakan sejenak atas kepenatan dan rasa jenuh atas
kegiatan seharian atau permasalahan yang sedang dipikirkan), dapat
bersantai di rumah bersama keluarga, mengisi waktu luang, memperoleh
kesenangan atas galak tawa yang dibawakan oleh pembawa acara,
Correlations
1,000 ,654**
. ,000
75 75
,654** 1,000
,000 .
75 75
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
GS_Entertainment
GO_Entertaiment
Spearman's rho
GS_
Entertainment
GO_
Entertaiment
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
35
narasumber, maupun bintang tamu, memiliki kepuasan dalam hal akan
hiburan lain (GO) selain yang telah disebutkan. Dari hasil data yang
diperoleh, ditemukan bahwa mahasiswa anggota KMIS dalam menonton
program acara “Islam Itu Indah” memperoleh kepuasan lebih banyak akan
konten acara, tetapi berhubungan dengan hiburan.
Dari hasil data yang telah diperoleh, maka kepuasan dalam hiburan
dalam menonton program acara “Islam Itu Indah” melebihi dari motif
mereka, karena mereka juga memperoleh beberapa hal yang sangat
menarik, karena mereka mendapatkan pemahaman baru bahwa ajaran
Islam dapat dikemas secara menarik, dengan kalimat-kalimat yang umum
dan sederhana, sehingga sangat menghibur. Dalam kehidupan umum di
kehidupan sehari-hari pun dapat menjadi bahan gelak tawa apabila
dibawakan oleh Ustadz Maulana, sehingga dari ketiga hubungan
perbedaan antara GS dan GO, maka hubungan GS dan GO hiburan inilah
yang memiliki nilai signifikansi paling besar di antara yang lain, karena
mahasiswa anggota KMIS sebagai penonton (aktif, pasif, dan momental)
lebih mendapatkan kepuasan dalam hiburan dalam hal yang bersifat
umum, bahkan gelak tawa yang diperoleh untuk membangkitkan semangat
dalam melanjutkan aktivitas di kampus.
5.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Peneliti mencoba melihat responden dalam berbagai sudut, antara
lain deskripsi karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, asal
daerah, dan fakultas. Dari berbagai hal tersebut, peneliti telah memperoleh
hasil yang dapat dipertanggungjawabkan dalam menjabarkan hasil
penelitian. Secara menyeluruh karakteristik responden dalam penelitian ini
berdasarkan rentang usia 18 sampai dengan 23 tahun dengan klasifikasi
usia 18-19 tahun sebanyak 9 mahasiswa, 20-21 tahun sebanyak 32
mahasiswa, dan 22-23 tahun sebanyak 34 mahasiswa. Dalam hal ini,
mahasiswa merupakan kelompok usia yang produktif dimana mereka
36
senang akan program acara yang tidak hanya bermanfaat bagi pengetahuan
mereka, tetapi juga dapat menghibur mereka sebagai ganti kepenatan yang
dirasakan selama perkuliahan. Sehingga, program acara “Islam Itu Indah”
merupakan program acara yang tidak hanya bermanfaat secara spiritual,
tetapi juga memberikan kesegaran rohani mereka.
Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka telah diperoleh
data bahwa persentase responden mahasiswa berjenis kelamin laki-laki
hanya sebesar 17 % dengan jumlah 13 orang, sedangkan persentase
responden mahasiswa berjenis kelamin perempuan sebesar 83 % dengan
jumlah 62 orang. Jadi, mahasiswa anggota KMIS terdiri dari anggota yang
didominasi oleh perempuan.
Kemudian dalam hal asal daerah, mayoritas responden masih
berasal dari daerah seputaran Pulau Jawa, mengingat KMIS bergerak di
bawah naungan UKSW yang terletak di Pulau Jawa, walaupun UKSW
memiliki mahasiswa dengan latar belakang asal daerah yang beragam,
namun responden yang berasal dari Pulau Jawa tetap mendominasi, yaitu
sebanyak 73 responden dengan tanpa melihat asal kota secara spesifik.
Penulis juga mengklasifikasi responden berdasarkan
fakultas.Penulis mendapatkan bahwa responden didominasi oleh
mahasiswa FKIP sejumlah 38 mahasiswa dengan persentase 51 %,
mengingat awal terbentuknya KMIS juga dipelopori oleh mahasiswa dari
FKIP.
Berdasarkan motif gratifikasi, berdasarkan pada uji Anova
diperoleh bahwa penonton aktif pada mahasiswa anggota KMIS tidak puas
informasi, tidak puas integrasi dan interaksi sosial, akan tetapi puas
hiburan karena mereka menjadikan program acara “Islam Itu Indah”
sebagai media untuk pemenuhan kebutuhan lahir dan batin akan iman
Islam mereka, tetapi bagi mereka hal tersebut harus disampaikan dengan
jenaka, karena mereka menginginkan materi program acara yang ringan
untuk mengimbangi tugas maupun kegiatan di dalam organisasi KMIS
yang menyita waktu dan pikiran mereka
37
Sedangkan untuk penonton pasif pada mahasiswa anggota KMIS
tidak puas integrasi dan interaksi sosial, akan tetapi puas dengan program
acara “Islam Itu Indah TRANSTV” dalam hal informasi, karena mereka
beranggapan bahwa program acara tersebut memberikan informasi yang
baru mengenai konsep pemikiran mereka akan hal-hal baru yang
berhubungan dengan dunia Islam, serta puas hiburan karena aksi ustadz
tersebut lebih menarik ditonton pada saat bagian tausiah yang bermuatan
lelucon.
Kemudian, penonton momental pada mahasiswa anggota KMIS
tidak puas informasi, tidak puas integrasi dan interaksi sosial, akan tetapi
puas hiburan karena bagi penonton momental mahasiswa anggota KMIS,
memperoleh hiburan merupakan kesan pertama yang diperoleh pada saat
menyaksikan program acara “Islam Itu Indah”, walaupun mereka
menyaksikan dengan intensitas dan frekuensi yang minim terhadap
program acara tersebut, akan tetapi pada saat mereka menyaksikannya
mereka tetap akan terhibur dengan tausiah yang disampaikan Ustadz
Maulana.
Berdasarkan tingkat penggunaan media, diklasifikasikan menjadi
tiga bagian yaitu penonton aktif, penonton pasif, dan penonton momental.
Dari hasil penelitian, responden yang memiliki tingkat penggunaan media
secara momental, atau mengkonsumsi media tersebut hanya sewaktu-
waktu saja dengan besar nilai mean adalah 0-1,33 adalahsebanyak 11
orang responden.Sedangkan responden yang memiliki tingkat penggunaan
media secara pasif dengan besar nilai mean adalah 1,34-2,66
adalahsebanyak 56 orang responden. Kemudian, responden yang secara
aktif memiliki tingkat penggunaan media, yaitu dengan besar nilai mean
2,67-4 adalah sebanyak 8 orang.
Pada tahap berikutnya, penulis melihat motif apa saja pada
responden yang mencapai kepuasan. Secara keseluruhan total responden
sebanyak 75 mahasiswa dan berdasarkan tabel penghitungan rata-rata
gambaran motif (gratification sought) dan pemenuhan kebutuhan penonton
38
(gratification obtained) diketahui bagi penonton aktif, motif tertinggi
mereka dalam menonton “Islam Itu Indah” adalah motif hiburan, dengan
tingkat kepuasan 2 yang artinya adalah puas. Hal ini terjadi karena bagi
penonton aktif, mereka secara regular dan terjadwal menonton “Islam Itu
Indah”, untuk melupakan kepenatan selama perkuliahan, karena dapat
melihat aksi kocak dan lelucon di setiap tausiah yang dibawakan
narasumber “Islam Itu Indah”, Ustadz Maulana.“Islam Itu Indah” menjadi
acara talk show Islam yang sangat menghibur untuk mengisi waktu luang
tetapi tetap dengan suasana santai, di samping kegiatan yang telah
dilakukan di kampus seperti kuliah dan kegiatan KMIS di UKSW.Ketika
mereka menonton “Islam Itu Indah, kebutuhan akan informasi serta
integrasi dan interaksi sosial sudah terpenuhi. Bagi mereka, kebutuhan
akan hiburan dari sang pembawa acara sekaligus narasumber yang
membawakan tausiah dengan cara jenaka menjadi sangat penting dan
menarik, sehingga mereka merasa ajaran Islam terkesan sangat sederhana
dan mudah dipahami. Sehingga ketika menonton “Islam Itu Indah”, motif
hiburan adalah yang paling tinggi.
Kemudian bagi penonton pasif, motif tertinggi mereka dalam
menonton “Islam Itu Indah” adalah motif hiburan, dengan tingkat
kepuasan 2.55 yang artinya adalah puas.Hal ini dimungkinkan karena
penonton pasif tidak mementingkan terpenuhinya kebutuhan integrasi dan
interaksi sosial, serta informasi.Mereka menganggap bahwa televisi
hanyalah sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan, sehingga yang paling
mereka butuhkan adalah hiburan saja.Penonton pasif suka menonton
“Islam Itu Indah” untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri, serta
menjadikan televisi sebagai sarana untuk memperoleh hiburan.
Bagi penonton aktif dan pasif, motif gratifikasi yang terpenuhi
adalah motif hiburan. Dapat dikatakan bahwa penonton aktif dan pasif
adalah penonton yang sama-sama aktif dalam menonton dan menyaksikan
“Islam Itu Indah”, hanya saja pendengar aktif ikut terlibat dalam artian
disini penonton aktif selalu menyimak setiap detail ayat dari tausiah yang
39
dilantunkan oleh ustadz Maulana, dan merenungkan dengan baik, bahkan
sesekali mencocokkannya pada Al-Quran walaupun mereka dalam
keadaan untuk mencari hiburan saja, sedangkan penonton pasif hanya
menyimak dan menonton sebagai bagian dari bentuk hiburan tetapi tetap
menangkap setiap kalimat yang diucapkan yang berkonsep jenaka oleh
ustadz Maulana. Mereka sama-sama mengetahui tentang format acara dan
apa saja yang disajikan di acara “Islam Itu Indah”. Bagi mereka motif
hiburan menjadi paling utama dari mengapa mereka ingin menonton
“Islam Itu Indah”, karena pembawaan yang khas dalam bertausiah, dalam
hal ini lelucon yang dihadirkan sangat berbeda dari program talk show
religi yang serupa. Dari fakta ini, maka dapat diketahui bahwa penonton
aktif dan pasif, keduanya sama-sama menginginkan terpenuhinya
kebutuhan mereka akan hiburan.
Bagi penonton momental, motif tertinggi mereka dalam menonton
“Islam Itu Indah” adalah motif hiburan, dengan tingkat kepuasan 2,54
yang artinya adalah puas. Hal ini terjadi karena bagi penonton momental,
karena mereka menonton “Islam Itu Indah” tidak mementingkan
kebutuhan akan informasi serta integrasi dan interaksi sosial.Namun,
menganggap program tersebut hanyalah merupakan program biasa, yang
ditonton untuk mengisi waktu luang sejenak, dan tidak menjadi program
acara prioritas yang harus ditonton secara rutin.
Dari ketiga klasifikasi penonton (aktif, pasif, dan momental), motif
yang paling tinggi adalah motif hiburan, karena mereka sama-sama
terhibur, namun perbedaannya hanya pada konsumsi yang berkelanjutan
saja, dan khusus bagi penonton momental tidak mengutamakan program
acara “Islam Itu Indah” sebagai tontonan utama.
Berdasarkan teori expectancy value, diperoleh bahwa mahasiswa
anggota KMIS sebagai penonton program acara “Islam Itu Indah”
memiliki beberapa kepercayaan dan evaluasi diri bahwa mereka dapat
mencari kepuasan bagi diri mereka sendiri, dengan cara menggunakan
salah satu bentuk media massa, dalam hal ini mahasiswa KMIS
40
menggunakan televisi sebagai medianya, dan program acara “Islam Itu
Indah” sebagai objek pencarian kepuasannya. Setelah itu, mereka dengan
penuh kepercayaan tadi menonton “Islam Itu Indah” dengan beberapa
motif dalam diri mereka, sehingga mereka memperoleh apa yang menjadi
kepuasan motif mereka, bahkan kepuasan lain dari motif yang mereka
inginkan, khususnya dalam kepuasan hiburan.
Selanjutnya, sesuai dengan teori uses and gratification dari Dennis
McQuail, syarat mencapai titik kepuasan adalah jika GS lebih kecil atau
sama dengan GO. Dengan uji statistik Anova dan uji hubungan dengan
korelasi product moment. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan,
diketahui bahwa program acara “Islam Itu Indah” didominasi oleh
penonton pasif sebanyak 56 mahasiswa, penonton aktif sebanyak 8
mahasiswa, dan penonton momental sebanyak 11 mahasiswa. Berikut ini
adalah penjelasannya :
a.Tingkat Kepuasan Penonton Aktif Program Acara “Islam Itu
Indah”.
Berdasarkan gambaran motif gratifikasi penonton aktif, diketahui
bahwa motif tertinggi mereka dalam menonton acara ini adalah motif
hiburan, sehingga acara “Islam Itu Indah” sudah memenuhi kebutuhan
hiburan bagi penontonnya secara penuh.Ketika dianalisis melalui uji
Anova, diketahui bahwa program acara “Islam Itu Indah” dapat
memberikan kepuasan bagi penonton aktif dalam motif hiburan.Mereka
menonton “Islam Itu Indah” secara rutin, kapan pun, dimana pun, selalu
aktif, dan menjadikan acara “Islam Itu Indah” sebagai hiburan.Secara
generalisasi, motif gratifikasi hiburan mereka terpenuhi setelah
menonton “Islam Itu Indah”.
Sedangkan untuk motif integrasi dan interaksi sosial serta motif
informasi dalam menonton “Islam Itu Indah” belum memenuhi
kebutuhan bagi penontonnya secara penuh, karena, ketika dianalisis
melalui uji Anova, diketahui bahwa program acara “Islam Itu Indah”
tidak memberikan kepuasan bagi penonton aktif. Meskipun, mereka
41
menonton secara rutin, kapan pun, dimana pun, selalu aktif, dan
menjadikan acara “Islam Itu Indah” sebagai pemenuhan akan integrasi
dan interaksi sosial serta informasi, namun secara generalisasi, motif
gratifikasi mereka tidak terpenuhi setelah menonton “Islam Itu Indah”.
b. Tingkat Kepuasan Penonton Pasif Program Acara “Islam Itu
Indah”.
Berdasarkan gambaran motif gratifikasi penonton aktif, diketahui
bahwa motif tertinggi mereka dalam menonton acara ini adalah motif
hiburan, sehingga acara “Islam Itu Indah” sudah memenuhi kebutuhan
hiburan bagi penontonnya secara penuh, demikian halnya dengan motif
informasi. Ketika dianalisis melalui uji Anova, diketahui bahwa program
acara “Islam Itu Indah” dapat memberikan kepuasan bagi penonton aktif
dalam pemenuhan kebutuhan hiburan dan informasi.Mereka menonton
“Islam Itu Indah” secara rutin, kapan pun, dimana pun, dan menjadikan
acara “Islam Itu Indah” sebagai hiburan dan sumber informasi.Secara
generalisasi, motif gratifikasi hiburan dan motif gratifikasi informasi
mereka terpenuhi setelah menonton “Islam Itu Indah”.
Sedangkan untuk motif integrasi dan interaksi sosial dalam
menonton “Islam Itu Indah” belum memenuhi kebutuhan bagi
penontonnya secara penuh.Karena, ketika dianalisis melalui uji Anova,
diketahui bahwa program acara “Islam Itu Indah” tidak memberikan
kepuasan bagi penonton pasif. Meskipun, mereka menonton secara rutin,
kapan pun, dimana pun,dan menjadikan acara “Islam Itu Indah” sebagai
pemenuhan kebutuhan integrasi dan interaksi sosial, namun secara
generalisasi, motif gratifikasi mereka tidak terpenuhi setelah menonton
“Islam Itu Indah”.
42
c. Tingkat Kepuasan Penonton MomentalProgram Acara “Islam Itu
Indah”.
Berdasarkan gambaran motif gratifikasi penonton momental,
diketahui bahwa motif tertinggi mereka dalam menonton acara ini adalah
motif hiburan, sehingga acara “Islam Itu Indah” sudah memenuhi
kebutuhan hiburan bagi penontonnya secara penuh.Ketika dianalisis
melalui uji Anova, diketahui bahwa program acara “Islam Itu Indah”
dapat memberikan kepuasan bagi penonton momental dalam motif
hiburan.Mereka menonton “Islam Itu Indah” bukan menjadi program
acara prioritas, akan tetapi menjadikan acara “Islam Itu Indah” salah satu
sumber hiburan. Secara generalisasi, motif gratifikasi hiburan mereka
terpenuhi setelah menonton “Islam Itu Indah”.
Kemudian berdasarkan motif integrasi dan interaksi sosial,
diketahui bahwa acara “Islam Itu Indah” tidak memenuhi kebutuhan
integrasi dan interaksi sosial bagi penontonnya secara penuh.Ketika
dianalisis melalui uji Anova, diketahui bahwa program acara “Islam Itu
Indah” tidak dapat memberikan kepuasan bagi penonton momental
dalam motif integrasi dan interaksi sosial.Mereka menonton “Islam Itu
Indah”, bukan menjadi program acara prioritas dan tidak juga
menjadikan acara tersebut sebagai salah satu program acara untuk
pemenuhan kebutuhan integrasi dan interaksi sosial.Secara generalisasi,
motif gratifikasi integrasi dan interaksi sosial mereka tidak dipuaskan
setelah menonton “Islam Itu Indah”.
Sedangkan untuk motif informasi dalam menonton “Islam Itu
Indah” belum memenuhi kebutuhan bagi penontonnya secara
penuh.Karena, ketika dianalisis melalui uji Anova, diketahui bahwa
program acara “Islam Itu Indah” tidak memberikan kepuasan bagi
penonton momental. Meskipunmereka menonton bukan menjadi
program acara prioritas, akan tetapi menjadikan acara “Islam Itu Indah”
sebagai salah satu pemenuhan akan informasi, namun secara
43
generalisasi, motif gratifikasi mereka tidak terpenuhi setelah menonton
“Islam Itu Indah”.
Perbedaan Hubungan Antara Pemenuhan Kepuasan (Gratification
Sought) dengan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained)
Perbedaan hubungan antara GS dengan GO menunjukkan bahwa
hubungan Gratification Sought hiburan dengan Gratification Obtained
hiburan memiliki nilai signifikansi yang paling besar yaitu 0,654, karena
mahasiswa anggota KMIS mendapatkan kepuasan yang diperoleh sangat
besar dalam hiburan dalam menonton program acara “Islam Itu Indah”,
dibandingkan dengan motif mereka untuk mencari hiburan. Mahasiswa
anggota KMIS tidak terlalu memperdulikan tema apa yang disajikan
setiap tayangnya program acara tersebut, akan tetapi mereka lebih
menitikberatkan bagaimana mereka terhibur dengan aksi Ustadz
Maulana dalam memberikan tausiah, sehingga mereka tetap
mendapatkan pengetahuan tentang Islam, tetapi memperoleh nilai
hiburan yang lebih besar untuk memberikan semangat mereka dalam
kegiatan di kampus.