bab v signifikansi speak good english movement dalam

12
51 BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM MEMBANGUN IDENTITAS NASIONAL 5.1 SGEM untuk Mengunifikasi Bahasa Vernakular Benedict Anderson (1983) dalam konsep Komunitas Terbayangnya menekankan pentingnya para individu untuk menyadari bahwa mereka adalah bagian dari kolektif atau suatu komunitas politik bernama nation atau bangsa. Nation adalah sebuah komunitas politik yang anggotanya tidak mengenal satu sama lain tetapi mengklaim mereka sendiri adalah sebuat komunitas yang berdaulat. Namun yang terjadi disini Singapura adalah munculnya krisis identitas dan Speak Good English Movement tidak dapat menjawab situasi krisis tersebut. Pembahasan Singapura mengenai nation, nation-state dan nationalism kemudian mengantarkan kepada pertanyaan seberapa besar dan berpengaruh program pemerintah dalam membangun nasionalisme dan mengonstruksi identitas bersama. Jika dalam Bab IV penulis menjelaskan peran Kebijakan Bilingualisme sebagai instrumen pemerintah membangun identitas, dalam Bab V penulis akan menjelaskan sejauh mana Speak Good English Movement digunakan oleh pemerintah untuk membangkitkan nasionalisme masyarakat Singapura. Penulis akan membahas mengenai dua aspek penting dalam Language and Power, bagaimana Speak Good English Movement mengunifikasi bahasa vernakular dan bagaimana Speak Good English Movement digunakan pemerintah sebagai alat meraih kekuasaan. Pertama penulis akan membahas bahwa bahasa memiliki peran yang signifikan dalam pembentukkan identitas nasional. Bahasa bukanlah sesuatu yang pasif yang tidak berarti apa-apa dan tidak berhubungan apa-apa dengan aspek sosial, kultural, ekonomi, historikal, maupun politikal, justru bahasa merupakan agen yang secara aktif berkontribusi terhadap pembangunan identitas nasional (Pennycook, 1992). Seorang individu sejak lahir akan disosialisasikan dengan beberapa penanda identitas. Mereka bersosialisasi seiring waktu untuk mengklaim sejumlah identitas yang mereka inginkan, misalnya menampilkan identitas seperti

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

51

BAB V

SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

MEMBANGUN IDENTITAS NASIONAL

5.1 SGEM untuk Mengunifikasi Bahasa Vernakular

Benedict Anderson (1983) dalam konsep Komunitas Terbayangnya

menekankan pentingnya para individu untuk menyadari bahwa mereka adalah

bagian dari kolektif atau suatu komunitas politik bernama nation atau bangsa.

Nation adalah sebuah komunitas politik yang anggotanya tidak mengenal satu

sama lain tetapi mengklaim mereka sendiri adalah sebuat komunitas yang

berdaulat. Namun yang terjadi disini Singapura adalah munculnya krisis identitas

dan Speak Good English Movement tidak dapat menjawab situasi krisis tersebut.

Pembahasan Singapura mengenai nation, nation-state dan nationalism

kemudian mengantarkan kepada pertanyaan seberapa besar dan berpengaruh

program pemerintah dalam membangun nasionalisme dan mengonstruksi identitas

bersama. Jika dalam Bab IV penulis menjelaskan peran Kebijakan Bilingualisme

sebagai instrumen pemerintah membangun identitas, dalam Bab V penulis akan

menjelaskan sejauh mana Speak Good English Movement digunakan oleh

pemerintah untuk membangkitkan nasionalisme masyarakat Singapura. Penulis

akan membahas mengenai dua aspek penting dalam Language and Power,

bagaimana Speak Good English Movement mengunifikasi bahasa vernakular dan

bagaimana Speak Good English Movement digunakan pemerintah sebagai alat

meraih kekuasaan.

Pertama penulis akan membahas bahwa bahasa memiliki peran yang

signifikan dalam pembentukkan identitas nasional. Bahasa bukanlah sesuatu yang

pasif yang tidak berarti apa-apa dan tidak berhubungan apa-apa dengan aspek

sosial, kultural, ekonomi, historikal, maupun politikal, justru bahasa merupakan

agen yang secara aktif berkontribusi terhadap pembangunan identitas nasional

(Pennycook, 1992). Seorang individu sejak lahir akan disosialisasikan dengan

beberapa penanda identitas. Mereka bersosialisasi seiring waktu untuk mengklaim

sejumlah identitas yang mereka inginkan, misalnya menampilkan identitas seperti

Page 2: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

52

berbicara dalam bahasa tertentu (Golob et al, 2016). Mereka akan memiliki

kewajiban moral untuk kemudian berkontribusi untuk kelompok atau untuk

mendukung sesama anggota walaupun tidak membawa keuntungan ekonomi

maupun simbolis, bahkan tidak segan mengambil risiko pribadi yang besar (Golob

et al, 2016). Melalui bahasa kita dapat mendefinisikan diri kita sendiri secara

subjektif dan dapat mendapat sense of ourselves (Weedon, 1987).

Herder, dikutip dalam Edwards (1985) mengungkapkan

“Dan wahai kau orang Jerman, sepulangmu dari luar negeri, akankah

kamu menyapa ibumu menggunakan bahasa perancis? Oh muntahkanlah

cairan buruk dari Sungai Seine. Bicaralah bahasa Jerman wahai kau orang

Jerman!” (Heng, 1989)

Pemerintah mempertimbangkan signifikasi kebijakan bahasa karena

bahasa adalah penentu identitas seseorang baik pada level nasional maupun level

etnik. Bahasa adalah refleksi dari pikiran manusia dan budaya, dari kosakata

bahasa manusia kita bisa menemukan dan mengidentifikasi budaya dengan

karakterisasinya orang-orang yang berbeda di dunia (Spolsky 1998). Budaya

bersifat fluid atau dinamis, dikatakan demikian karena sifatnya yang dapat

bergerak maju dan mundur melampaui batas-batas fisik negara. Gagasan ini

menimbulkan pertanyaan menarik tentang hubungan kita dengan negara-negara di

mana kita terikat. Misalnya orang Inggris atau Britania, perlu mempertimbangkan

apa saja sifat-sifat yang sama yang dimiliki orang Inggris dan orang Britania dan

apakah rasa ke-Inggris-an merupakan rasa yang terbayang atau rasa kepemilikan

bersama.

Sifat budaya yang dinamis dan cair memungkinkan individu untuk

merespons perubahan pribadi atau keadaan sosial dari waktu ke waktu, sdan

memberi kesempatan untuk menciptakan rasa memiliki dan rasa betah di

keluarga, komunitas, masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Gagasan ini

digunakan secara luas oleh politisi, penulis, jurnalis, aktivis, seniman, dan bahkan

masyarakat umum. Istilah ini digunakan dalam istilah psikologi, sosial politik,

Page 3: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

53

sosiologi, antropologi, filsafat dan bidan humaniora lainnya. Masing-masing

memiliki definisi dan penjabarannya sendiri (Kluver & Weber 2003).

Bahasa Inggris adalah bahasa kolonisasi yang menyentuh banyak negara

di dunia di mana akibatnya adalah penyebaran dan adopsi bahasa inggris di

negara-negara terkait. Dalam perjalanannya bahasa inggris telah “blending”

dengan bahasa lokal sehingga memiliki dialek yang beragam dan khas (Echaniz,

2015). Singapura lahir dan berkembang dari kontak beberapa budaya, di mana

budaya lama dan baru turut lahir dan berkembang seiring berjalannya waktu.

Sebagian besar dari enam juta masyarakat Singapura berbicara Bahasa Singlish.

Varian lokal bahasa yang disebut Singapore Colloquial English atau SCE atau

Bahasa Singlish, telah menghadapi serangkaian kampanye dari pemerintah dalam

visi pemberantasannya, seperti dilarangnya Bahasa Singlish dari media lokal dan

sebagai jargon merk karena dianggap sebagai hambatan utama daya saing global

Singapura. Terlepas dari gagasan dan peraturan dari Pemerintah, Gupta (1994)

menganggap bahwa pengguaan Bahasa Singlish dinyatakan banyak orang sebagai

“ke-Singapura-an klasik” (Chng, 2003).

Bahasa Singlish muncul karena pengaruh bahasa ibu siswa pada aspek

leksikal, sintaksis dan wacana bahasa Inggris yang digunakan oleh siswa (Phoon,

1973; Platt dan Ho, 1989; Platt, Weber dan Ho, 1983; Yeo dan Deterding, 2003;

Gupta, 1994). Bahkan, telah terbukti bahwa "Singapura dapat berhasil

mengidentifikasi kelompok etnis penutur Singapura berdasarkan ucapan yang

hanya berdurasi sepuluh detik, dengan tingkat akurasi lebih dari 90% untuk

mengidentifikasi penutur yang berpendidikan muda sebagai orang Cina atau

Melayu" (Deterding dan Poedjosoedarmo, 2000; Lim, 2000).

Bahasa Singlish merupakan contact variety atau varietas kontak, di mana

biasanya merupakan hasil interaksi dari populasi yang beralih dari penggunaan

bahasa satu ke bahasa lainnya untuk interaksi sehari-hari karena beraneka ragam

alasan termasuk alasan prestis (Siemund 2013). Dapat disimpulkan bahwa varietas

kontak bukanlah bentuk dari sebuah bahasa yang cacat, namun merepresentasikan

proses asimilasi masyarakat yang menghasilkan sebuah produk baru yang berciri

Page 4: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

54

khas. Bahasa Bahasa Singlish bukanlah broken English atau Bahasa Inggris yang

buruk seperti yang sering digaungkan pemerintah, Bahasa Bahasa Singlish

merupakan varietas bahasa bahasa baru yang tumbuh dalam masyarakat yang

sedang mencari jati dirinya sebagai komunitas yang satu, walaupun komunitas

tersebut dikonstruksi atau dibayangkan. Penduduk yang lahir tahun 1950 hingga

1960 tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan Bahasa Singlish, kebiasaan

tersebut kemudian diturunkan ke generasi selanjutnya melalui kebiasaan sehari-

hari (Nilsson, 2015).

Namun pemerintah Singapura justru menganggap Bahasa Bahasa Singlish

merupakan Bahasa Inggris yang buruk dan tidak sempurna. Situasi pada saat itu

butuh dirubah karena dianggap akan merugikan masa depan Singapura dan tidak

berkontribusi apapun dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mendorong Goh

Chok Tong, Perdana Menteri Singapura ke dua menginisiasi sebuah program dan

kemudian mengemukakan pendapatnya,

Bahasa Inggris yang buruk mencerminkan kita dengan buruk dan

membuat kita tampak kurang cerdas atau tidak kompeten. Investor

akan ragu untuk datang jika manajer atau penyelia mereka hanya bisa

menebak apa yang dikatakan pekerja kami. Kami akan merasa sulit

untuk menjadi pusat pendidikan dan keuangan. Program TV dan film

kami akan sulit untuk berhasil di pasar luar negeri karena pemirsa di

luar negeri tidak mengerti Bahasa Singlish. Semua ini akan

mempengaruhi tujuan kita menjadi ekonomi dunia pertama (Goh Chok

Tong, Opening Speech Speak Good English Movement, 2000).

Sebagian turis yang datang ke Singapura secara umum akan dapat

mengetahui bahwa ada dua jenis Bahasa Inggris di Singapura, yaitu Bahasa

Bahasa Singlish dan Bahasa Inggris Standar dalam beberapa menit saja (Platt

1977; Richards dan Tay 1977; Gupta 1994; Bao dan Hong 2006) Bahkan di meja

persewaan mobil bandara misalnya, pengunjung akan disambut dan dijelaskan

mengenai persewaan mobil menggunaan Bahasa Bahasa Singlish yang sangat

mirip dengan Bahasa Inggris Standar tetapi memiliki fonologi yang berbeda (Wee

2004a; Deterding 2005) serta beberapa fitur morfologis dan sintaksis yang

berbeda juga (Wee 2004b).

Page 5: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

55

Merujuk pada penjelasan Bab IV mengenai adanya berbagai bangsa dan

bahasa di Singapura dan aspek Language and Power mengenai bahasa vernakular,

pemerintah kemudian menginisiasi program untuk mengunifikasi bahasa-bahasa

vernakular bangsa Tiongkok, Melayu dan India dengan Bahasa Inggris, inilah

yang kemudian menuntun pemerintah merilis Speak Good English Movement

tahun 2000.

Kemampuan untuk berbicara bahasa Inggris yang baik adalah

keuntungan tersendiri dalam hal berbisnis dan berkomunikasi dengan

dunia. Ini sangat penting untuk kota penghubung dan ekonomi terbuka

seperti kita. Jika kita berbicara dalam bentuk bahasa Inggris yang

rusak yang tidak dimengerti oleh orang lain, kita akan kehilangan

keunggulan kompetitif utama. Kekhawatiran saya adalah bahwa jika

kita terus berbicara bahasa Bahasa Singlish, dari waktu ke waktu akan

menjadi bahasa umum Singapura (Goh Chok Tong, Opening Speech

Speak Good English Movement, 2000).

Walaupun banyak yang merasa bahwa Bahasa Singlish adalah bahasa

nasional Singapura, namun pendirian resmi pemerintah adalah bahwa Bahasa

Singlish adalah ancaman bagi negara karena menurunkan kelebihan kompetitif di

pasaran global sehubungan dengan Singapura yang dianggap sebagai dialek yang

diasosiasikan dengan status sosial rendah (Tent & Mugler 1998). Alasan tersebut

mendasari pemerintah Singapura untuk menginisiasi program Speak Good English

Movement yang profilnya, sebagaimana dicantumkan di situs resminya, sebagai

berikut,

4.4.1 Kegiatan Speak Good English Movement

Speak Good English Movement mendorong dan menghimbau warga

Singapura untuk berbicara bahasa inggris sesuai kaidah bahasa inggris

standar sehingga dapat dipahami secara universal. Speak Good English

Movement juga bekerja sama dengan mitra untuk menjalankan berbagai

acara, program dan konten pembelajaran yang mendukung.

Page 6: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

56

4.4.2 Kemitraan, Acara dan Program

Speak Good English Movement bekerja sama dengan mitra yang

berbeda setiap tahun untuk menjangkau warga Singapura dari segala lapisan

masyarakat. Beberapa agenda acara Speak Good English Movement meliputi

lokakarya, kontes, seminar dan program sepanjang tahun untuk

meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka.

4.4.3 Pengembangan Konten Pembelajaran

Salah satu agenda Speak Good English Movement adalah

mengembangkan konten pembelajaran yang meliputi fitur audio dan kiat-

kiat belajar Bahasa Inggris untuk membantu warga Singapura meningkatkan

kemampuan Bahasa Inggris. Speak Good English Movement kemudian juga

kolaborasi dengan berbagai mitra untuk dapat menghasilkan lebih banyak

konten pembelajaran.

4.4.4 Agenda Speak Good English Movement tahun 2000 hingga 2019,

2000-2004, Pusat Bahasa Regional (RELC) meluncurkan

serangkaian 5 buku komik yang menggunakan tata bahasa yang

benar berjudul Grammar Matters. Sekitar 170.000 orang

diundang untuk mendengarkan Phone-In Lessons untuk belajar

berbicara Bahasa Inggris yang baik.

2005, SGEM menawarkan beasiswa parsial untuk sukarelawan

yang seacara aktif terlibat dalam kegiatan pekerjaan sukarela

literasi. Di tahun yang sama Speak Good English Movement

mengadakan Plain English Speaking Awards, sebuah kompetisi

bercerita dan orasi bagi siswa siswi di Singapura.

2006, The National Institute of Education (NIE) mengadakan

workshop untuk mengenalkan publik dengan International

Phonetic Alphabet (IPA). Kolom baru di Koran Sunday Times

juga muncul dan berjalan selama 2 tahun sebagai media

interaktif antara Speak Good English Movement dan

Page 7: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

57

masyarakat yang mempunyai pertanyaan tentang penggunaan

Bahasa Inggris.

2007, Band-band lokal mendukung Speak Good English

Movement dengan menggelar live music di Timbre setiap hari

Rabu.

2008, Masyarakat lokal dihimbau untuk berpartisipasi dalam

tes kecakapan Bahasa Inggris gratis yang diselenggarakan di 4

perpustakaan umum. Speak Good English Movement juga

mulai masuk ke ranah profesional dengan meluncurkan

kegiatan “Bahasa Inggris untuk Ritel Professional” yang

ditujukan untuk staf ritel garis depan. Program ini berkerja

sama dengan Asosiasi Pengecer Singapura.

2009, Speak Good English Movement menyelenggarakan

rangkaian lokakarya Bahasa Inggris bagi guru, orang tua, anak-

anak TK dan pelajar Sekolah Dasar. Program baru berjudul

“Cara Menginspirasi dan Memotivasi Tim Anda” diluncurkan

di Radio.

2010, Gerakan bertajuk “Say It Right!” dan “iPhone Say It

Right” diluncurkan. Aplikasi-aplikasi tersebut bertujuan untuk

membantu masyarakat mengucapkan kata-kata dengan benar

karena biasanya masyarakat mengucapkan secara tidak benar.

2011, Program berjudul “Bicara Karnaval Bahasa Inggris yang

Baik”, yang merupakan pemainan dan kegiatan untuk anak-

anak, orang tua dan khalayak muda diluncurkan. Program ini

bertujuan untuk mengenalkan kepada publik bahwa

pembelajaran Bahasa Inggris Standar dapat dilakukan dengan

bersenang-senang.

2012, Gerakan menggunakan serangkaian poster membagikan

pesan atau cara berbahasa Inggris baik, cara tersebut sebagai

berikut

Page 8: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

58

1. Berusahalah untuk Memulai

2. Rilekskan diri anda

3. Berlatih, Berlatih, Berlatih

4. Jangan pernah meremehkan Kekuatan Anda Sendiri

2013, SGEM menghimbau sepuluh tips belajar Bahasa Inggris

cepat dan sederhana dengan menggunkan audio dan buku tips-

tips tersebut dapat membantu pelajar untuk meningkatkan

kecakapan mereka secara signifikan dengan mengambil

langkah kecil setiap hari.

2014-2016, Serangkaian video jenaka untuk menyanggah

stereotip belajar tata bahasa yang membosankan diluncurkan.

Video tersebut diunggah di kanal Youtube resmi.

2017, SGEM mengadakan simposium di The Art House untuk

pertama kalinya.

2017, Simposium dihadiri oleh ratusan peserta. Acara

merupakan waktu yang tepat untuk merilis buku panduan

Aturan Tata Bahasa yang juga dapat diakses di situs resmi

SGEM.

Saya yakin bahwa upaya ini harus dilakukan, jika kita ingin

bertahan hidup sebagai masyarakat yang berbeda, layak untuk

dilestarikan. Atau kita akan menjadi benar-benar kehilangan

budaya dan hilang. Jika kita menjadi seperti beberapa masyarakat

yang berbicara bahasa Inggris pidgin, meniru Amerika atau Inggris

tanpa berpikiran, tanpa nilai-nilai dasar atau budaya mereka

sendiri, maka, terus terang, saya tidak percaya ini adalah

masyarakat atau bangsa yang layak dibangun, apalagi membela

(Pidato Lee Kuan Yew).

Speak Good English Movement awalnya merupakan program yang

ditujukan untuk meningkatkan kesadaran bahasa Inggris tanpa diagendakan

sebagai program tahunan, namun karena melihat keadaan dan urgensi yang

mendesak maka program ini bernaung dibawah pemerintah pusat Singapura dan

Page 9: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

59

wajib diselenggarakan setiap tahun secara rutin. Pemerintah secara aktif

mempromosikan program tersebut melalui koran dan membahas mengenai

program-program yang akan dilakukan. Salah satu program Speak Good English

Movement adalah menjadikan koran sebagai media tanya jawab penggunaan

Bahasa Inggris yang baik dan benar, sehingga program tersebut merangkul rakyat

luas dan dapat menjangkau masyarakat di berbagai lapisan (Bockhorst-Heng,

1999).

Obyektif dari implementasi Speak Good English Movement adalah

penggunaan Bahasa Inggris standar dan bahasa ibu standar, begitu juga kebijakan

Kebijakan Bilingual yang menghimbau masyarakat untuk membiasakan

penggunaan Bahasa Inggris standar. Sebagai negara yang bertransisi menjadi

negara dunia pertama dari negara dunia ketiga dalam 50 tahun, Singapura krisis

identitas karena derasnya arus globalisasi. Sebagai salah satu negara yang paling

terglobalisasi, masyarakat Singapura mulai menunjukkan ciri-ciri lemahnya ikatan

emosional dengan negaranya. Contohnya adalah renggangnya ikatan terhadap

masyarakat, menjamurnya sikap apatis dan kurangnya apresiasi terhadap arti

pengorbanan (Moyer, 2015).

Bahasa inggris juga digunakan sebagai “afirmasi positif” yang tidak

menggungulkan satu ras atau bahasa tertentu di Singapura sehingga tidak

menimbulkan rasa “superioritas” atau “inferioritas” dan sebagai media untuk

memetakan bahwa semua ras memiliki kedudukan sama (Echaniz, 2015).

Walaupun bahasa nasional Singapura adalah Bahasa Melayu menurut Konstitusi

Singapura (Singapura Statutes Online, 2019) dan mayoritas populasi Singapura

adalah ras Tionghoa, pemerintah tetap tidak memprioritaskan bahasa apapun

kecuali penggunaan Bahasa Inggris standar yang baik dan benar. Bahasa Inggris

adalah bahasa universal sehingga bisa diadaptasi tanpa harus mempraktikkan

budaya tertentu, namun dibutuhkan karena akses ke teknologi membutuhkan itu

(Echaniz, 2015). Disebut universal karena Inggris Raya, Amerika Serikat dan

Australia, penggunaan bahasa tersebut telah mendunia dan telah dijadikan sebagai

bahasa nasional oleh banyak negara.

Page 10: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

60

Sebuah budaya kolektifis akan menonjolkan kelompok daripada individu

karena seseorang sering merasakan ikatan emosional yang kuat dengan identitas

etnisnya, nasionalnya atau kolektifnya (Golob et al, 2016). Singapura merdeka

sebagai negara tanpa bangsa serupa dan sejak jaman kolonial tidak ada inisiasi

langsung dari penduduknya untuk membaur atau berintergrasi menjadi satu,

sehingga pemerintah yang segera mengambil peran aktif dalam membangun

bangsa. Konstruksi identitas nasional itu betul-betul state-driven (Kwok & Ali

1998). Apabila negara tidak mengambil tindakan ini, penduduk mungkin tidak

akan memiliki masa depan karena pola pikir dan tujuan yang berbeda-beda

sebagai penduduk sebuah negara dan akan sangat mudah sekali terpecah karena

satu hal dan lainnya. Lee Kuan Yew begitu signifikan dalam sejarah

pembangunan Singapura dan kemajuan yang tidak dapat dipisahkan dari gaya

pemerintahannya. Perannya begitu sentral bagi Singapura (Hong, 2002) begitupun

partai yang beliau bentuk yaitu PAP (People’s Action Party) sejak awal

kemerdekaan Singapura. Singapura mencoba mendefinisikan dirinya terhadap

dunia dengan sedikit kontradiktif. Di satu sisi ia ingin menjadi crossroads antara

barat dan timur tapi di sisi lain ia ingin mengotentikkan dirinya sendiri yang

mempromosikan nilai-nilai Asia (Heng, 1989). Disini ada dua konsep paradoks

yang ingin dicapai, pertama mempertahankan multikulturalisme Singapura dan ke

dua menghomogenisasi semua golongan di Singapura untuk menjadi sama-sama

“Asia” (Echaniz, 2015). Ideologi nasional Singapura adalah untuk

mempertahankan norma masyarakat Asia dengan membentuk budaya yang tidak

kebarat-baratan namun modern, namun di satu sisi tertap berbudaya Asia (Hee,

2016). Calhoun (2002) mendeskripsikan ideologi nasional sebagai cara berbicara,

menulis dan berpikir mengenai budaya, politik dan kepemilikan yang membantu

membentuk negara sebagai dimensi sosial yang kuat. Disebut dimensi sosial yang

kuat karena ideologi nasional merepresentasikan cara berbicara, menulis dan

berpikir suatu kelompok secara menyeluruh sehingga menimbulkan suatu ciri

khas.

Speak Good English Movement kemudian digunakan pemerintah sebagai

media promosi identitas nasional yang dengan mudah menjangkau seluruh

Page 11: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

61

masyarakatnya dengan berbagai program untuk mendukung unifikasi bahasa

vernakular.

5.2 SGEM untuk Memperoleh Kekuasaan

Saat pertama kali Inggris menginjakkan kaki di Singapura, hanya ada

segelintir orang saja yang menghuni wilayah tersebut, yaitu beberapa gipsi laut

dari India, nelayan Melayu, dan petani gambir Tiongkok. Penduduk dari latar

belakang yang berlainan tersebut berbicara bahasa ibunya masing-masing, yaitu

Bahasa India, Bahasa Melayu dan Bahasa Tiongkok, yang erat dengan nilai-nilai

yang dianut sebagai masing-masing ras (Bloodworth, 1986). Pemerintah koloni

kemudian mengajarkan Bahasa Inggris supaya dapat berinteraksi dengan

masyarakat dan berkooperasi dengan mereka.

Akuisisi bahasa kolonial di Singapura pertama kali dikenalkan dan dimulai

sejak kedatangan Raffles. Salah satu visi pengajaran Bahasa Inggris Raffles

adalah untuk mendirikan perguruan tinggi dan Raffles Institute (1823) yang tidak

hanya melayani wilayah Melayu namun juga menjangkau Tiongkok, Jepang dan

India (Raffles, 1835). Walaupun visi Raffles tidak berhasil menjangkau wilayah

seperti yang diharapkannya, Raffles berhasil mengoperasikan sebagian besar di

wilayah Singapura bagi anak-anak dari keluarga Tiongkok yang mampu. Institusi

ini yang kemudian membentuk dan menghasilkan orang-orang berpendidikan

yang kemudian memegang posisi penting seperti Lee Kuan Yew maka itu

pendidikan Bahasa Inggris dianggap memiliki prestis lebih tinggi. Beberapa tahun

kemudian pemerintah koloni membangun Free School yang sepenuhnya mereka

dukung dan atur, termasuk penyediaan beasiswa, dalam rangka menyaring siswa

siswi terbaik untuk melanjutkan pendidikan di universitas di Inggris. Tujuan

utama sekolah Bahasa Inggris adalah untuk mencetak orang-orang yang nantinya

dapat bekerja dibawah pemerintah Inggris dan untuk membantu pekerjaan

administratif dan perdagangan (Straits Settlements, 1894). Proses akuisisi bahasa

kolonial oleh ras-ras pribumi merupakan proses yang dapat mengubah cara

Page 12: BAB V SIGNIFIKANSI SPEAK GOOD ENGLISH MOVEMENT DALAM

62

pandang seseorang mengenai teknis berbicara, seperti cara belajar cara

mengucapkan fonetik yang benar, tata bahasa yang berbeda, dan seperangkat

aturan bahasa lainnya. Tidak hanya sejauh itu, proses akuisisi bahasa baru juga

dapat merubah cara berpikir seseorang secara mental dan spiritual dan dapat

menyebabkan cultural shock karena peran bahasa baru tersebut yang

menggantikan bahasa aborigin. Bilingualisme bisa disebut sebagai bukan hanya

kecakapan dua bahasa namun juga dua cara pikir, selain itu bilingualisme juga

bukan hanya teknis saja melainkan memiliki peran dan sudut pandang bidang

psikologi bahkan masalah agama (Anderson, 1990). Proses akuisisi pemerintah

memiliki tujuan untuk mencetak orang-orang yang cakap berbahasa koloni

sehingga dapat membantu pekerjaan pemerintah kolonial dengan lebih mudah.

Disebut lebih mudah karena akuisisi bahasa juga merupakan proses pembelajaran

dan penyerapan nilai budaya dari bahasa tersebut sehingga dapat lebih mengerti

cara pikir dengan lebih mudah.