bab v teori akuntansi

21
BAB V KONSEP DASAR Konsep dasar pada umumnya, merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakterisitik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC, konsep dasar tersebut adalah : 1. Basis akrual ( Accrual basis ) 2. Usaha berlanjut ( Going concern ) Paul Grady Grady mendeskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen keuangan. Kesepuluh konsep tersebut antara lain : 1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribdi 2. Entitas bisnis spesifik 3. Usaha berlanjut 4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun 5. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama 6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independent 7. Konservatisma 8. Keterandalan data melalui pengendalian internal

Upload: tamitamita

Post on 11-Nov-2015

591 views

Category:

Documents


139 download

DESCRIPTION

TEORI AKUNTANSI

TRANSCRIPT

BAB VKONSEP DASAR

Konsep dasar pada umumnya, merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakterisitik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.

Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI )Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC, konsep dasar tersebut adalah :1. Basis akrual ( Accrual basis )2. Usaha berlanjut ( Going concern )

Paul GradyGrady mendeskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen keuangan. Kesepuluh konsep tersebut antara lain :1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribdi2. Entitas bisnis spesifik3. Usaha berlanjut4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun5. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independent7. Konservatisma8. Keterandalan data melalui pengendalian internal9. Materialitas10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran

Accounting Principles Board ( APB )Accounting Principles Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai ciri ciri dasar dan memuatnya dalam APB Statement No. 4. APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu :

1. Entitas akuntansi2. Usaha berlanjut3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban4. Periode periode waktu5. Pengukuran dalam unit uang6. Akrual7. Harga pertukaran8. Angka pendekatan9. Pertimbangan10. Informasi keuangan umum11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar12. Substansi daripada bentuk13. Materialitas

Wolk, Tearney, dan DoddWolk dan Tearny mendaftar emapt konsep yang dianggap sebagai postulat yaitu :1. Usaha berlanjut (Going concern)2. Perioda waktu (Time period)3. Entitas Akuntansi (Accounting entity)4. Unit moneter (Monetary unit)

Anthony, Hawkins, dan MerchantPenulis ini mendaftar sebelas konsep yaitu :1. Pengukuran dengan unit uang2. Entitas3. Usaha berlanjut4. Kos5. Aspek ganda6. Perioda Akuntnasi7. Konservatisme8. Realisasi9. Penandingan10. Konsistensi11. Materialitas

Paton dan LittletonBerikut adalah konsep-konsep dasar yang dikemukakan oleh P&L :1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha2. Kontinuitas kegiatan/usaha3. Penghargaan sepakatan4. Kos melekat5. Upaya dan capaian/hasil6. Bukti terverifikasi dengan obyektif7. AsumsiKesatuan UsahaKonsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.Konsep ini mempersonifikasikan badan usaha sehingga badan usaha dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomik atas nama badan tersebut dan bukan atas nama pemilik. Pemisahan kedudukan kesatuan usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi manajemen terpisah dengan fungsi investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut kesatuan pelapor yang bertanggung jelas kepada pemilik.

Batas KesatuanWalaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik. Artinya, akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali oleh satu manajemen. Oleh karena itu, untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjelasan keuangan, pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.

Pengertian EkuitasDengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau modal merupakam utang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan pendefinisian secara struktural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap aset bersih sebagaimana didefinisi dalam rerangka konseptual.

Pengertian PendapatanKonsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan didefinisi sebagai kenaikan atau aliran masuk aset. Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan merupakan aset perusahaan bukan aset pemilik. Pada saat terjadi pendapatan, pada saat yang sama utang unit usaha kepada pemilik bertambah yang berarti ekuitas bertambah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendapatan menambah ekuitas.

Pengertian BiayaDefinisi biaya sebagai penurunan aset atau timbulnya kewajiban dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan aset berkurang. Berkurangnya aset inilah yang disebut biaya. Jadi dapat dikatakan bawa biaya mengurangi ekuitas

Sistem BerpasanganPengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan harus selalu ditunjukkan. Untuk melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakanlah sistem berpasangan.

Persamaan AkuntansiPersamaan akuntansi merupakan cara merepresentasi sistem berpasagan. Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat, sistem akuntansi harus di organisasi atas dasar persamaan akuntansi. Oleh karena itu, persamaan akuntansi dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional buku besar yang merepresentasi elemen statemen keuangan. Dengan konsep kesatuan usaha, elemen pendapatan dan biaya merupakan penyebab perubahan ekuitas. Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

A = K + E + P B + I - DAktiva = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan Biaya + Investasi oleh pemilik Distribusi ke pemilikArtikulasiArtikulasi merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha. Dengan artikulasi, akan dapat ditunjukan bahwa laba dalam statemen laba-rugi akan sama dengan laba dalam statemen berubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statemen perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah ekuitas dalam neraca.

Kontinuitas UsahaKonsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tidak terabatas.Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan di masa datang tidak pasti.

Arti Penting Laporan PeriodikDengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk terus maju dan berkembang. Untuk mengetahui seberapa maju dan berkembangnya perusahaan yang dijalankan, maka perusahaan tersebut harus membuat laporan mengenai perusahaan secara periodik. Jika perusahaan tidak membuat laporan secara periodik, maka sulit untuk menentukan keputusan lebih lanjut.

Kedudukan Stetemen Laba-RugiUntuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus sumber ekonomik masuk dan keluar kestuan usaha (pendapatan dan biaya) harus dipenggal-penggal dengan periode waktu sebagai wadah atau penakar. Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu perioda dituangkan dalam stetemen laba-rugi periodic sehingga stetemen laba-rugi dipandang sebagai stetemen yang paling penting dalam pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilai daya melaba. Pemenggalan aliran data yang terus-menerus dalam penggalan waktu sebagai penakar cendrung memutus ketertarikan antara kejadian-kejadian antara perioda yang berkaitan. Informasi yang ditentukan dalam stetemen keuangan periodic harus dianggap bersifat tentative dan bukannya tuntas.

Fungsi Neraca dan Penilaian ElemennyaKonsep kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam mendasari penilaian elemen atau pos neracadan inteprestasi jumlah rupiah yang dimuat di dalamnya. Denagn konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi-potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi (menjadai biaya) dalam tahun yang berakhir pada tanggal neraca. Oleh karena itu, proses penentuan jumlah yang harus dilekatkan pada tiap pos neraca bukanlah merupakan proses penilaian harga jual tetapi merupakan pengukuran sisa potensi jasa yang direpresentasi oleh kos yang melekat padanya sehingga akuntansi menilai pos-pos neraca pada umumnya berdasarkan kos historis.

Penghargaan sepakatan Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber skonomik yang keluar (biaya). Sebagai konsekuensi , slemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut. Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi yang berpaut denagn kegiatan perusahaan yang sebagaian besar terdiri atas transaksi pertukaran dengan perusaahaan lain.

Istilah yang TepatP&L tidak menyebut bahan olah dasar akuntansi sebagai nilai (velue) karena nilai bagi orang yang satu mungkin sekali berbeda dengan nilai bagi orang yang lainsehingga nilai akan menimbulkan berbagai interprestasi. Istilah nilai akan memberi kesan bahwa akuntansi mengolah bahan yang tidak homogenius. Nilai bersifat subjektif dan interpretative sedangkan penghargaan sepektan adalah apa yang melekat pada objek dan inheren.Penghargaan sepektan dalam suatu pertukaran merupakan istilah yang mengandung makna adanya penilaian bersama antara pembeli dan penjual. Pada mang dapat dikatakan sebagai pencatatan nilai. Tetapi beberapa saat setelah transaksi , nilai dapat berubah tetapi jumlah rupiah yang tercatat tidak. Jumlah rupiah yang tercatat itulah yang akan tetap menjadi bahan olah akuntansi. Tentu saja, dengan berjalannya waktu jumlah yang tercatat tersebut tidak dapat disebut nilai lagi. Jadi, akuntansi tidak mengolah nilai tetapi penghargaan spekta. P&L tidak menggunakan istilah cost untuk menunjukkan penghargaan sepakatan karena cost terlanjur mempunyai makna umum sebagai acquisition cost dari sudut pandang pihak yang memperoleh sumber ekonomi.Menurut pendapat penulis, istilah cost cebenarnya cukup tepat untuk menyatakan price-aggregate atau measured consideration karena alasan-alasnan berikut :1) Dari segi penjuaan , walaupun istilah cost tidak cukup luas, aliran masuk penghargaan sepakatan penjualan atau pendapatan yang dicatat (berupa kas atau piutang ) akhirnya akan menjadi cost juga kalu sudah digunakan untuk memperoleh barang atau jasa. Cost akan tetap menjadi pengukur berbagai post asset dan kewajiban. 2) Dari segi pembelian, kalau istilah cost mempunyai keterbatasan karena tidak dapat menyatakan hal yang sama dari kedua belah pihak(pembeli dan penjual) dalam suatu pertukaran, keterbatasan ini sebenarnya tidak menimbulkan masalah karena akuntansi menganut konsep kesatuan usaha. Kalau ingin konsisten dengan konsep kesatuan usaha, pandangan dari pihak penjual (sebagai pihak luar) dianggap tidak relevan.Cost dalam arti luas sebagaimana dinyatakan P&L itulah yang penulisan serap menjadi istilah kos sebagai bahan olah akuntansi. Kos disini adalah istilah serapan bukan terjemahan istilah kos itu sendiri karena cost dapat diterjemahkan menjadi berbagai istilah Indonesia yang mempunyai banyak arti. Kos merupakan istilah baru dengan pengertian sebagai bahan olah akuntansi yang akan menjadi data dasar dalam penyusunan stetemen keuangan, secara konseptual, kos dapat juga digunakan untuk menyebut penghargaan sepakatan dalam penjualan produk atau jasa. Walaipun demikian, dalam praktiknya penggunaan semacam itu jarang dijumpai karena orang terlanjur mempunyai fiksasi fungsional terhadap istilah kos yang arahnya keluar dari kesatuan usaha.

Wadah Penggabungan Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan, dan kemudian digabung lagi mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan dengan produk sebagai wadah penakar penggabungan. Setelah produk diserahkan kepada pelanggan (telah terjadi penjualan) maka kos yang logis dapat disebut kos barang terjual. Kos yang ikatannya dengan produk dapat dikenali dengan mudah. Kos yang tidak erat kaitannya dengan produk atau sukar dirunut secara praktis ke produk, wadah penggabungannya adalah periode (waktu) dan akan membentuk kos perioda. Kos perioda yang telah dinyatakan keluar dalam rangka penyerahan produk akan menjadi pengukur biaya.

Upaya dan HasilKonsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan biaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya) secara konseptual pendapatan timbul karena biaya bukan bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif (yang direpresentasi dengan terhimpunnya kos0 maka pendapatan dapat dikatakan telah dibentuk pula walaupun belum terrealisasi .

Perlunya Basis AsosiasiAliran kos keluar merupakan pengukuran upaya dan aliran kos masuk merupakan pengukuran hasil atau capaian. Selisih antara kedua komponen tersebut akan membentuk laba. Laba mencerminkan ke efektifan manajemen dalam mengelola sumber ekonomik dan merupakan informasi penting bagi pihak yang berkepentingan khususnya bagi mereka yang menyediakan sumber ekonomik dan menanggung resiko akhir. Ukuran ke efektifan ini akan tepat apabila hasil ditandingkan dengan upaya yang menimbulkan hasil tersebut. Dengan demikian, diperlukanlah dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara kedua komponsn tersebut agar laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan.

Penakar Asosiasi Ideal dan PraktisKonsep ini merupakan konsekuensi lebih lanjut dari konsep kontinuitas usaha bahwa untuk menentukan kemajuan perusahaan tidak perlu ditunggu nasib akhir perusahaan itu terjadi. Oleh karena itu, pihak yang berkepentingan dengan perusahaan memerlukan wadah atau penakar kemajuan dari waktu kewaktu. Yang ditakar adalah biaya sebagai upaya dan pendapatan sebagai hasil dari biaya tersebut. Karena tidak semua kos tidak mudah dikaitkan dengan produk, akuntansi beralih kepada perioda waktu sebagai penakar untuk dijadikan dasar dalam memandingkan kos yang telah dikorbankan (biaya) dan pendapatan. Perioda akuntansi merupakan penakar pengganti yang memang mudah dilaksanakan tetapi konsep dasarnya tetap yaitu bahwa untuk mengukur laba yang tepat dalam suatu perioda maka pendapatan dari hasil penjualan sejumlah produk (atau jasa) harus ditandingkan dengan biaya (diukur dengan kos) yang keluar dari kesatuan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut.Keterbatasan Informasi AkuntansiInformasi akuntansi hanya merupakan sebagian hak eksternal dan manajemen. Lebih dari itu, walaupun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam. Pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data non akuntansi dan akan diwawancarai dengan hal hal yang sangat kualitatif dan subjektif.

Laba Akuntansi versus EkonomikKonsep ini mempunyai implikasi terhadap interpretasi laba akuntansi. Dengan konsep ini, laba dipandang sebagai residual atau selisih pengukuran dua elemen yang berkaitan yaitu pendapatan dan laba.

Kos AktualDalam menandingkan upaya dengan hasil,akuntansi hanyalah menandingkan upaya yang benar-benar telah dilakukan oleh suatu kesatuan usaha sehingga laba yang diperoleh adalah selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang sesungguhnya terjadi. Artinya, kos tersebut timbul karena transaksi, kejadian, atau upaya yang nyata-nyata dilakukan.

Asas Akrual atau HimpunAsas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul dikarenakan penggunan sumber ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut.

Pengertian DepresiasiDepresiasi adalah biaya nyata bukan hipotesis. Depresiasi untuk suatu periode harus diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan oleh asset tetap tidak terjadi sekaligus pada saat pemerolehan atau pemberhentian asset tersebut.Sebagai upaya, penentuan besarnya depresiasi tidak bergantung pada besarnya laba perusahaan walaupun besarnya biaya depresiasi akan mempengaruhi besarnya laba periodic. Dengan kata lain, besarnya laba perusahaan tidak boleh mempengaruhi besarnya epresiasi oleh karena laba merupakan hasil akhir akibat penyerahan barang yang didalamnya melekat berbagai macam jasa termasuk jasa asset tetap.

Kapasitas Menganggur Biaya depresiasi yang telah dihitung dengan metode tertentu harus tetap merupakan biaya untuk menghasilkan pendapatan walaupun perhitungan tersebut menimbulkan atau bahkan menambah rugi operasi.

Pos-Pos Luar BiasaKarena perhatian diletakkan pada daya melaba, konsep upaya dan hasil tidak sekedar mengakibatkan pengakuan dan penangguhan untuk periode berjalan tetapi juga untuk jangka panjang. Untuk menentukan laba periodic, konsep menandingkan yang berorientasi jangka panjang akan memasukkan juga untung luar biasa dan juga rugi luar biasa.Perbedaan penyebab terjadinya laba atau rugi hanya mengisyaratkan bahwa pemisahan dan penjelasan yng cukup diperlukan. Perbedaan tersebut tidak mengisyaratkan bahwa pengaruh untung nonoperasi berbeda dengan pengaruh pos-pos pendapatan lainnya terhadap kenaikan asset atau sebaliknya bahwa pengaruh rugi nonoperasi berbeda dengan pengaruh pos-pos biaya lainnya terhadap penurunan asset.

Bukti Terverifikasi dan ObjektifKonsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Objektivitas harus dievaluasi atas dasar kondisi yang meliputi penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi.Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang kuat dan sah. Bukti transaksi dapat timbul karena adanya transaksi pertukaran antara kesatuan usaha dengan pihak luar atau karena diciptakan oleh pihak internal perusahaan atas asar kebijakan.

Arti Penting Untuk PengauditanDisamping penting karena membantu pencapaian karakteristik kualitatif informasi yang tinggi, konsep bukti yang dapat diuji kebenarannya dan objektif itu menjadi penting dalam kaitannya dengan pengauditan untuk menentukan kewajaran statemen keuangan. Salah satu kriteria kewajaran adalah bahwa pos-pos statemen keuangan didefinisi, diukur, dinilai, diakui, dan disajikan sesuai dengan PABU.

Objektivitas Bukti Bukti hendaknya diartikan dalam arti luas dan substantif tidak sekedar bukti formal dan material. Memverifikasi berarti membuktikan kebenaran, menguji ketelitian suatu fakta, atau menguat/menyangkal suatu pernyataan. Bukti adalah sarana untuk memastikan kebenaran atau memberikan pembuktian.

Objektitas RelatifAkuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektivitas bukti dalam akuntansi bersifat relatif. Konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektivitas yang disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas mutlak. Dengan konsep relativitas bukti, fakta yang paling objektif akan mendapat bobot paling tinggi untuk dipilih. Relativitas yang sama juga berlaku untuk keterverifikasian bukti.

Objektivitas dan Keterverifikasian Jangka PanjangBukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang sepenuhnya objektif. Akan tetapi, bila persyaratan objektivitas semacam ini harus diikuti secara mutlak dalam segala hal maka akuntansi akan menjadi berpandangan jangka pendek dan bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha.Bukti akntansi juga tidak harus mendasarkan pada bukti juga tiak harus mendasarkan pada bukti yuridis. Itulah sebabnya, untuk dapat dinyatakan sebagai asset yang harus dilaporkan oleh kesatuan usaha, suatu asset tidak harus dimilki kesatuan usaha tetapi cukup dikuasai.Dapat disimpulkan bahwa konsep dasar bukti terverifikasi dan objektif dalam akuntansi mengandung elemen variabilitas sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas. Tingkat objektivitas bukti yang paling tinggi pada saat yang keadaan tertentu adalah yang terbaik assalkan tujuan untuk memperoleh tingkat objektivitas yang tinggi tersebut tidak bertentangan dengan konsep kepentingan usaha.

AsumsiAsumsi dalam daftar konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan konsep dasar tetapi lebih merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.

Kontinuitas UsahaKonsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu, penerapan konsep ini dalam perusahaan tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam proses pelaporan. Tingkat kegagalan usaha adalah tinggi terutama untuk perusahaan perseorangan yang kecil.

Perioda Satu TahunPelaporan periodik dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah salah satu kebiasaan penting dalam akuntansi. Untuk tujuan penakaran terhadap pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang biasanya digunakan adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun tahun buku/fiskal. Penakaran altenatif adalah unit-produksi, pekerjaan-order, atau proyek.

Kos Sebagai Bahan OlahPenghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan. Sering terjadi bahwa transaksi dilakukan dengan tidak bijaksana atau serampangan.

Daya Beli Uang StabilKonsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa. Dalam perioda-perioda yang mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak berlaku lagi untuk tujuan-tujuan tertentu.

Tujuan Mencari LabaKonsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba. Keinginan untuk mencari laba adalah karakteristik nyata yang melekat pada perusahaan-perusahaan komersial pada umumnya.

Konsep Dasar LainKonsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P&L diatas merupakan konsep-konsep dasar yang terpadu dan lengkap sebagai landasan konseptual untuk merekayasa pelaporan keuangan. Telah dibahas pula kaitan antara konsep-konsep dasar tersebut dengan konsep dasar dari sumber lain yang berpaut. Berikut ini adalah beberapa konsep yang belum dicakupi konsep dasar P&L dan cukup penting untuk dibahas.

Substansi Daripada BentukKonsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep ditingkat perekayaan atau dalam menetapkan standar di tingkat penyusun standar, akuntansi akan menekankan makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian daripada makna yuridisnya meskipun makna yuridis mungkin menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi yang berbeda.

Keanekaragaman Akuntansi AntarentitasKonsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan (metoda) akuntansi antarkesatuan usaha merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kondisi yang melingkupi dan karakteristik kesatuan usaha individual.Akuntansi juga menghendaki agar statemen keuangan dapat saling diperbandingkan antarperusahaan dalam batas-batas yang layak. Oleh karena itu, akuntansi tidak berusaha untuk menekankan keseragaman mutlak tetapi lebih menekankan pada penentuan pedoman-pedoman umum yang memberikan keleluasaan untuk memilih perlakuan yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing kesatuan usaha dalam batas-batas yang realistic sehingga pembandingan antatkesatuan usaha masih tetap memberikan makna yang cukup berarti.

KonservatismaKonservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati hati dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Jika akuntansi menganut konsep dasar konservtisma, dalam menyikapi ketidakpastian, akuntansi ( penyusun standar ) akan menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang didasarkan pada munculan ( keadaan, harapan kejadian,atau hasil ) yang dianggap kurang menentukan.Pengendalian Internal Menjamin Keterandalan DataKonsep ini menyatakan bahwa sistem pengendalian internal yang memadai merupakan sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yang tinggi. Pengendalian internal juga merupakan salah satu bentuk bukti yang menukung keterandalan, objektivitas, dan keterverifikasian angka-angka akuntansi. Sebagai bukti, auditor harus menilai stuktur pengenalian internal kesatuan usaha yang diauditnya.

Manfaat Konsep DasarWalaupun telah disiggung sebelumnya bahwa konsep dasar berfungsi melandasi penalaran pada tingkat perekayaan akuntansi, konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusunan standar dalam berargumen untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang kan dijadikan standar. Bahwa standar harus objektif dan tidak memihak berari stanar harus bebas dari selera dan kepentingan ribadi atau kelompok. Standar akuntansi juga tiak harus tunduk pada apa yang nyatanya dipraktikan tetapi harus lebih berorientasi ke masa depan demi perbaikan secara bertahap.