bab v - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1280/7/bab v.pdf · 6. pada pemeriksaan...
TRANSCRIPT
1
repository.unimus.ac.id
2
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Hasil pemeriksaan kadar elektrolit darah Natrium (Na) menggunakan sampel
yang dicentrifuge terhadap 30 sampel adalah nilai rata-rata 132,6 Meq/L
dengan nilai minimal 116 Meq/L dan nilai maksimal 140 Meq/L. Standar
deviasi 4,9937. Hasil pemeriksaan kadar elektrolit darah Natrium (Na)
menggunakan sampel yang didiamkan terhadap 30 sampel adalah nilai rata-
rata 131,1 Meq/L dengan nilai minimal 104 Meq/L dan nilai maksimal 140
Meq/L. Standar deviasi 7,2509.
2. Hasil pemeriksaan kadar elektrolit darah Kalium (K) menggunakan sampel
yang dicentrifuge terhadap 30 sampel adalah nilai rata-rata 3,3367 Meq/L
dengan nilai minimal 2,50 Meq/L dan nilai maksimal 4,00 Meq/L. Standar
deviasi 0,3978. Hasil pemeriksaan kadar elektrolit darah Kalium (K)
menggunakan sampel yang didiamkan terhadap 30 sampel adalah nilai rata-
rata 3,2367 Meq/L dengan nilai minimal 2,40 Meq/L dan nilai maksimal
4,00 Meq/L. Standar deviasi 3, 2367.
3. Hasil pemeriksaan kadar elektrolit darah Clorida (Cl) menggunakan sampel
yang di centrifuge terhadap 30 sampel adalah nilai rata-rata 100,700 Meq/L
dengan nilai minimal 95,00 Meq/L dan nilai maksimal 105,00 Meq/L. Standar
deviasi 3, 1089. Hasil pemeriksaan kadar elektrolit darah Clorida (Cl)
menggunakan sampel yang didiamkan terhadap 30 sampel adalah nilai rata-rata
repository.unimus.ac.id
3
100,733 Meq/L dengan nilai minimal 93,00 Meq/L dan nilai maksimal 108,00
Meq/L. Standar deviasi 3,4334.
4. pada kadar elektrolit darah Natrium (Na) menggunakan sampel yang di
centrifuge dan yang didiamkan didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 t hitung < t
tabel, maka H0 ditolak H1 diterima. Ada perbedaan antara kadar elektrolit
darah Natrium (Na) menggunakan sampel yang dicentrifuge dan yang
didiamkan.
5. Pada pemeriksaan elektrolit darah Kalium (K) menggunakan sampel yang di
centrifuge dan yang didiamkan didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 t hitung < t
tabel, maka H0 ditolak H1 diterima. Ada perbedaan antara kadar elektrolit
darah Kalium (K) menggunakan sampel yang dicentifuge dan yang
didiamkan
6. Pada pemeriksaan elektrolit darah Clorida (Cl) menggunakan sampel yang di
centrifuge dan yang didiamkan didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 t hitung < t
tabel, maka H0 ditolak H1 diterima. Ada perbedaan antara kadar elektrolit
darah Clorida (Cl) menggunakan sampel yang dicentrifuge dan didiamkan.
repository.unimus.ac.id
4
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Rumah Sakit
Bagi Rumah Sakit tempat peneliti bekerja, sampel serum untuk
pemeriksaan kadar elektolit darah (Na,K,Cl) sebaiknya segera diperiksa setelah
didapatkan serum. Perlu diadakanya perlalatan tambahan untuk penunjang
pada saat melakukan sampling dan pengiriman sampel darah pasien dan
perlunya penambahan tenaga analis sehingga pembagian porsi dan beban kerja
tenaga analis tidak terlalu banyak.
5.2.2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti-peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi untuk
melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan mendiamkan lebih dari 2
jam, variasi suhu, cara penyimpanan serum dan penanganan serum sehingga
dapat bermaanfaat bagi pemeriksaan dan diagnose penyakit.
repository.unimus.ac.id
5
DAFTAR PUSTAKA
Fischbach F. Dunning III MB.2009. A Manual of Labolatory andDiagnosticTest. 8th edition. Philadelphia Baltomore New York :Wolterskliwer Health.
Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. 2008. Riskedes 2007. JakartaDepkes.
Aulia Reinda. 2013. Antikoagulasi EDTA. Kesmas press. Jakarta
Sacher RA, McPherson RA. 2004. Tinjauan Klinis hasilPemeriksaanLabolatorium. Edisi II. Jakarta : EGC
Sutedjo, AY. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan Labolatorium,Amara Books. Yogjakarta 2007.
Hardjoeno. 2007. Interprestasi Hasil Tes Labolatorium Diagnostik, cet 5.Makassar. Hasanuddin University press.
Kumar V. Contran RS, Robbings. 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Jakarta:EGC
Keseimbangan air, Elektrolit dan Asam Basa. Edisi 2. Jakarta : Balai PenerbitFKUI : 2010
Darwis, Munajat Y, Nur MB, Madjid SA, Siregar P, Aniwidyanigsih, W, dkk2010 Gangguan Keseimbangan air, Elektrolit dan Asam basa, Edisi2, Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Siregar P. 2006 Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Buku AjarIlmu Penyakit Dalam, Edisi 4, Jilid 1. Pusat Penerbitan IlmuPenyakit Dalam FKUI: Jakarta.
Potter and Perry, 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7, Jakarta :EGC
Anonim, 2010. Hematologi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan : Jakarta.
M. Norman dkk, 2013 Buku Saku Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.Binapura Aksara Publisher. Jakarta.
Sadikin. M .2002. Biokimia Darah, Widya Medika, Jakarta.
Budiman, A. 2010, Sentrifugasi. http://beckmaniaindonesia.blogspot.com. 19november 2010.
Zulfikar. 2008. Kimia Kesehatan. Jilid 3. Departemen Pendidikan Nasional,Jakarta.
repository.unimus.ac.id
6
A, Aziz Alimul H. 2009. “ Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia” Jilid 2.Jakarta Salemba Medika.
repository.unimus.ac.id