bab vi kandang dan peralatan
TRANSCRIPT
Bab VI
KANDANG DAN PERALATAN
Kandang mempunyai peranan penting dalam
peternakan babi komersial, sebab kondisi kandang ikut
menentukan hasil yang dapat dicapai. Pada pemeliharaan
babi secara ekstensif, kandang dianggap tidak penting,
sekedar dibuat tanpa perhitungan fungsi kandang yang
efektif dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan
perkembangan ternak babi. Umumnya dalam
pemeliharaan secara ekstensif, babi dilepaskan secara
bebas, tanpa kandang.
Tetapi, dalam peternakan intensif dan komersial
segala sesuatu diperhitungkan untuk memperoleh
keuntungan maksimal. Kandang babi harus dibuat
berdasarkan rancangan yang baik, disesuaikan dengan
fungsi dan segi-segi biologis babi, serta pengaruhnya
pada segi profesional peternakan, untuk menjamin
penampilan ternak yang optimal dan penggunaan tenaga
kerja efisien.
Suatu kandang yang baik belum tentu dapat
memperbaiki kondisi kesehatan ternak, akan tetapi sudah
pasti mengatasi permasalahan penyakit. Dengan kondisi
yang buruk ternak babi akan mengalami cekaman
(stress), cenderung tertular kepada yang lain dan
mengalami kemunduran serta dapat menimbulkan
penyakit.
1. Fungsi Kandang
1. Melokalisir babi agar tidak berkeliaran. Kondisi
biologis babi mengharuskan peternak membatasi
gerak babi. Syarat mendasar suatu usaha peternakan
yang baik, yakni bahwa ternak babi tidak boleh
dilepaskan, harus dikandangkan. Karena, di samping
untuk kemudahan pemeliharaan dan
pengontrolannya, pengandangan ini juga baik untuk
kepentingan pertumbuhan, perkembangan, dan
kesehatan babi sendiri.
2. Kandang dapat melindungi ternak babi dari
gangguan predator atau hewan ternak lainnya, juga
perlindungan terhadap cuaca atau temperatur yang
ekstrim. Suhu badan ternak babi sekitar 390C yang
merupakan suhu tubuh yang baik untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan. Untuk
memperoleh hasil yang baik, maka suhu tubuh
tersebut harus dapat dipertahankan. Ternak babi
hampir tidak memiliki kelenjar keringat sehingga
kondisi tubuhnya mudah terganggu oleh perubahan
udara yang terlalu panas atau terlalu dingin. Dengan
demikian, pembuatan kandang harus dilaksanakan
juga dengan maksud untuk melindungi ternak babi
dari suhu lingkungan yang terlalu panas maupun
dingin.
3. Kandang untuk mempermudah tatalaksana yang
meliputi pemberian makan, minum, pembersihan
kandang, pengontrolan kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan, dan hal lain.
4. Kandang mempermudah pelaksanaan program
peternakan atau pemeliharaaan babi, yakni program
penggemukan, pembiakan, pembibitan, dan lain-lain.
Hal ini berkaitan dengan cara dan langkah-langkah
yang harus dilaksanakan sesuai program
pemeliharaan.
5. Kandang harus menyenangkan. Bagi ternak babi
kandang harus mudah dibersihkan, mudah kering,
dan sedapat mungkin terhindar dari suhu yang terlalu
tinggi atau rendah, humiditas, hembusan angin,
panas matahari, dan memungkinkan sirkulasi udara
yang baik.
2. Persyaratan Kandang
Dalam merencanakan usaha peternakan babi,
pembuatan kandang sudah tentu harus
mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1. Sarana jalan
2. Ketinggian lokasi (altitude)
3. Ketersediaan air
4. Kemungkinan pengadaan listrik
5. Sarana komunikasi
6. Kemungkinan memperoleh bahan ransum
7. Kelandaian lahan
8. Keadaan lingkungan sekitar
9. Kondisi tanah
10. Pengaruh terhadap kesehatan ternak, dan lain-lain
11. Khusus untuk tujuan penghasil bibit ternak,
lingkungan harus diperhatikan, antara lain harus
aman dari lalulintas ternak atau hewan liar dan
manusia.
Gambar 31. Kandang yang baik dengan lantai jerami.
Gambar 32. Kandang dengan konstruksi lantai besi.
2.1. Syarat-syarat faktor-faktor fisik bangunan kandang untuk daerah tropis
Pembuatan kandang di daerah tropis harus
memperhatikan beberapa syarat. Suhu lingkungan yang
cukup panas dan pengaruh kelembaban yang tinggi akan
memudahkan ternak babi mengalami stress karena faktor
biologisnya yang hampir tidak memiliki kelenjar
keringat. Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Bahan bangunan yang tahan lama, relatif murah, dan
berdaya pantul tinggi terhadap sinar.
2. Berkemampuan rendah menyimpan beban panas
yang berasal dari tubuh ternak.
3. Landaian (slope) atap cukup, biasanya 30 – 40
derajat sehingga ternak terlindung baik terhadap
panas, hujan, dan angin.
4. Langit-langit bangunan cukup tinggi sesuai
kebutuhan.
5. Terjamin sirkulasi udara yang baik, sehingga udara
tak sehat keluar dan udara segar masuk
6. Luasan ruangan bagi ternak cukup memadai
7. Arah memanjang (poros) bangunan kandang untuk
daerah Tropis adalah dari Timur-Barat untuk
memudahkan bangunan kandang menerima sinar
matahari, hal ini berbeda dengan arah bangunan di
daerah beriklim subtropis atau beriklim dingin.
2.2. Sifat Biologis dan Iklim Kandang
Kandang harus memenuhi tuntutan biologis
ternak babi. Ternak babi tergolong hewan berdarah
panas atau homeoterm, yang mempunyai mekanisme
fisiologis yang selalu berusaha mempertahankan
kemantapan keadaan internal tubuh dengan kondisi
lingkungan eksternal yang tidak cocok baginya. Babi
selalu berusaha mencapai keadaan homeostatis melalui
neraca panas tubuh, termoregulasi, neraca biokemis (air,
elektrolit, dan senyawa karbon), dan neraca kardio-
vaskuler.
Keadaan homeostatis ditentukan oleh faktor-
faktor eksternal, yakni ketinggian tempat, garis lintang
bumi, radiasi surya maupun bumi, suhu dan kelembaban
relatif udara, curah hujan, gerakan udara (angin),
komposisi dan ionisasi udara, tekanan udara, dan bahan-
bahan pencemar udara.
Kadang-kadang terlihat tingkah laku yang
menyimpang pada babi. Hal tersebut mungkin
disebabkan oleh faktor genetik atau faktor lingkungan,
misalnya kandang yang kurang memadai, dan oleh
defisiensi zat-zat makanan. Tingkah laku yang
menyimpang ini antara lain, kebiasaan menggigit ekor
(tail-bitting) dan telinga temannya, suka mengunggis
perut temannya, kanibalisme, suka menggosok-gosokkan
cungurnya ke lantai atau temannya, suka menggosokkan
anusnya ke lantai atau dinding kandang, suka
mengunyah tanpa isi, suka merusak atau menggigit sekat
atau penghalang kandang, dan hiperaktif.
Oleh sebab itu, faktor-faktor eksternal tersebut
sedapat mungkin harus dimanipulasi oleh peternak,
antara lain dengan menyediakan kandang yang sesuai
bagi ternak dan manajemen yang sebaik mungkin.
Selain harus menyenangkan bagi ternak, kandang
harus mudah dibersihkan juga, mudah kering, dan
sedapat mungkin terhindar dari suhu yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah, terlalu lembab, hembusan angin
keras, panas matahari yang tinggi, dan harus memiliki
sirkulasi udara baik sehingga akan terhindar dari
kepengapan maupun bau yang ekstrim dan tidak disukai.
2.3. Luasan Kandang
Luasan bangunan kandang babi tergantung dari
banyaknya babi yang dipelihara dan tipe usaha yang
dijalankan. Misalnya tipe usaha untuk penggemukkan
babi, cukup membangun satu macam kandang sederhana
saja. Makin banyak induk yang dipelihara, luas
bangunan kandang tentu meningkat dan macam kandang
bertambah. Usaha ternak babi yang besar atau sangat
besar membutuhkan kandang yang makin kompleks,
mungkin pekerjaannya dilakukan secara otomatis,
malahan komputerisasi.
Besar usaha bervariasi dari yang kecil sampai
besar. Skala usaha ini tergantung pada modal yang
tersedia dan permintaan pasar. Besar skala usaha ternak
babi yang kini terdapat di dunia usaha ternak babi dapat
digolongkan mulai dari usaha keluarga (beternak di
pekarangan) sampai usaha yang sangat besar.
Tabel 13. Besar Skala Usaha Peternakan Babi
Skala usaha Banyaknya induk
Populasi babi
Usaha keluarga 1- 20 1 - 250
Usaha kecil 20 - 50 250 - 450
Usaha sedang 50 - 200 450 - 2200
Usaha besar 200 - 1250 2200 -10.000
Usaha sangat besar
Lebih dari 1250 Lebih dari 10.000
Bangunan kandang babi untuk daerah tropis
seperti di Indonesia lebih sederhana dibanding dengan
daerah subtropis atau daerah beriklim dingin. Suhu di
Indonesia rata-rata 27,2 0C, namun suhu di berbagai
daerah berbeda tergantung dari letak geografis,
ketinggian tempat, kelandaian, sinar matahari, angin,
curah hujan, dan kelembaban.
Suhu optimal bagi ternak babi berbeda menurut
umur atau bobot badan. Anak babi yang baru lahir
memerlukan suhu yang relatif tinggi, sedangkan babi
dewasa membutuhkan suhu yang relatif rendah seperti
yang terlihat pada Tabel.
Tabel 14. Suhu Optimal bagi Ternak Babi
Status babi Bobot badan (kg)
Suhu optimal (0C)
Baru lahir (anak babi)
1 - 2 35
Menyusu (anak babi) 2 - 5 25 - 34Lepas sapih (anak babi)
5 - 40 18 - 24
Fase bertumbuh - pengakhiran
40 - 90 12 - 22
Babi bunting 130 - 250 14 - 20Induk yang menyusu anak
130 - 250 5 - 18
2.4. Tata Letak dan Bentuk Bangunan Kandang
Tata letak kandang biasanya disesuaikan dengan
keadaan topografi lahan, namun harus memenuhi
persyaratan teknis kandang ternak babi. Bagi perternak
babi dengan usaha keluarga atau beternak babi di
pekarangan rumah yang memelihara sampai 10 ekor
induk, dapat mendirikan satu bangunan kandang saja
dengan luas lantai, misalnya 50 m², dan dengan
manajemen pemeliharaan yang efisien. Dalam bangunan
kandang tersebut sudah terdapat petak kandang pejantan,
induk kering, dan induk bunting, kandang melahirkan
sekaligus laktasi dan kandang membesarkan anak.
Bagi peternak dengan usaha kecil, sedang, besar
dan sangat besar, sebaiknya membuat minimal 4
golongan kandang mengikuti siklus hidup ternak babi,
yaitu: kandang betina sebelum dan selama bunting,
kandang melahirkan, kandang mengasuh anak atau
sapihan, dan kandang pembesaran atau penggemukan.
3. Jenis-jenis kandang menurut tujuan pemeliharaan
3.1. Kandang Individu untuk Induk
Kandang untuk individu yang dibuat untuk induk
babi dan anak-anaknya. Kandang ini ditempati oleh
induk dan anak-anaknya sampai anak tersebut disapih.
Induk terpisah dengan induk atau babi lain.
Contoh kandang induk individu:
Kandang pokok ukuran 2,5 x 3 meter
Bagian umbaran: 4 x 3 meter
Tinggi bangunan kandang pokok: 2,5 m, dan
belakang: 2 m
Tinggi dinding tembok bangunan pokok: 100 cm
Tinggi pagar bagian umbaran: 200 cm
Lantai kandang; beton dengan kemiringan 2%
guna mempermudah waktu pembersihan.
Pada kandang pokok di mana babi beristirahat
dibuat palang-palang pengaman (guard rail),
untuk menghindari anak babi tertindih induknya.
Tempat makanan dan minum disediakan terpisah
antara si induk dan yang khusus untuk anak-
anaknya. Induk babi tidak dapat mengganggu
atau menyerobot makanan yang disediakan untuk
anak-anaknya.
3.2. Kandang Induk Kelompok
Pada dasarnya sama dengan kandang individu,
tetapi dalam satu ruang diisi beberapa ekor induk babi.
Bedanya bahwa ukuran luas kandang sebanding dengan
jumlah babi yang ada di dalamnya. Tiap induk
memerlukan luas 7,5 meter persegi. Peralatan kandang
yang lain sama dalam kandang induk individu.
3.3. Kandang Bunting dan Melahirkan
Betina kering susu, yang belum bunting, dan
selama bunting mesti dikandangkan terpisah dari
golongan babi yang lain hingga 3-10 hari sebelum
melahirkan anak. Di dalam bagian atau unit kandang
juga dibuatkan petak kandang bentuk octagonal untuk
tempat mengawinkan babi, dan petak kandang babi
pejantan. Kandang bentuk octagonal diperlukan agar
pejantan tidak mengalami kesulitan menaiki betina.
Gambar 33. Letak topografi bangunan kandang yang baik.
Pejantan perlu ditempatkan berdekatan dengan betina
yang akan kawin, agar merangsang betina lebih cepat
berahi dan juga untuk mengurangi betina yang
mengalami silent heat atau berahi tersembunyi.
Kandang melahirkan dilengkapi dengan unit
kandang tempat induk melahirkan anak, dan petak
kandang ini dilengkapi dengan palang pengaman atau
kerangkeng (stall) melahirkan anak (guard rail). Induk
babi bersama anaknya tinggal di petak kandang tersebut
sampai anak babi disapih.
Cara untuk memperkirakan kebutuhan kandang
bagi bibit betina ini, yakni:
Menghitung berapa jumlah induk dan berapa kali induk
beranak dalam setahun, kemudian menentukan berapa
induk yang melahirkan setiap minggu guna
memaksimalkan pemakaian petak kandang melahirkan.
3.4. Kandang Penggemukan
Unit kandang penggemukan ini ditempati sampai
mencapai umur 6-9 bulan, atau babi mencapai bobot
badan sekitar 90 kg atau lebih, yang siap dijual untuk
dipotong. Kandang digunakan untuk menggemukkan
babi baik secara kelompok maupun individu. Luas
kandang dan jumlah babi tampungan menurut berat
diperhitungkan sebagai berikut:
Untuk babi dengan berat rataan 50 - 80 kg :
1 m²/ekor
Untuk babi dengan berat rataan 30 - 50 kg :
0,75 m²/ekor
Untuk babi dengan berat < 30 kg : 0,5
m²/ekor
3.5. Kandang Pejantan
Kandang khusus untuk pejantan pemacek, dibuat
untuk per ekor (individu). Ukuran tiap kandang pokok: 3
x 2 meter,dan kandang umbaran: 3 x 4 meter.
Perlengkapan kandang sama dengan kandang induk
individu, tetapi tanpa palang pengaman (guard rail).
3.6. Kandang Isolasi
Bagi peternakan dengan skala usaha sedang
sampai besar perlu disediakan kandang isolasi, yakni
beberapa petak kandang untuk babi yang sakit,
mengalami kecelakaan, ataupun babi yang nakal.
Kandang isolasi ini perlu juga untuk menampung stok
bibit yang baru dimasukkan ke perusahaan.
3.7. Gudang Makanan
Perlu disediakan gudang makanan yang dapat
memuat paling kurang untuk satu bulan kebutuhan
populasi ternak babi yang dipelihara. Lebih baik lagi
kalau bisa disediakan lebih dari 1 bulan, misalnya untuk
persediaan makanan 2 bulan.
4. Konstruksi dan Bahan Kandang
Konstruksi dan bahan kandang yang perlu
diperhatikan:
4.1. Lantai Kandang
Bahan yang dipakai tergantung pada tipe lantai
yang dikehendaki. Biasanya dikenal ada 2 tipe lantai,
yaitu:
Lantai polos (solid floor) atau plesteran dan
Lantai berbilah (slotted floor) yang terbuat dari
batangan-batangan coran, alumunium, logam
berlubang-lubang, fibre glass atau plastik
(polyethylene).
Dapat juga dibuat gabungan dari 2 cara tadi,
yakni sebagian polos dan sebagian berkisi-kisi.
Keuntungan memakai lantai berbilah atau
berkisi-kisi adalah sebagai berikut.
Tubuh babi lebih bersih dan bulunya lebih baik
Lebih efektif dalam pengendalian penyakit
Lebih mudah membersihkan kotoran dari
kandang
Temperatur lantai lebih sejuk
Menghemat air dan tenaga kerja.
Fungsi lantai adalah:
Untuk menutup dasar tanah
Untuk babi berbaring (tidur dan istirahat), sebab
sebagian terbesar waktu bagi babi adalah tidur
atau beristirahat setelah makan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
lantai adalah:
Permukaan tidak boleh licin atau kasar, tidak
boleh ada penonjolan-penonjolan yang tajam
yang dapat menyebabkan goresan luka pada babi
Lantai tidak akan jadi sarang parasit atau bakteri,
seperti menghindarkan sambungan lantai dengan
dinding yang berbentuk siku, melainkan dibuat
melengkung.
Lantai tidak akan mengakibatkan stress pada babi
yang dapat mengganggu tingkah laku atau
produktivitas ternak babi
Bahan lantai harus yang tahan lama dan sedapat
mungkin ringan pemeliharaannya
Bila lantai berlubang atau berbilah, kotoran atau
urin harus lancar terbuang dan tak usah disapuh
lagi, sedapat mungkin bersih sendiri
Serendah mungkin biaya pembuatannya
Tebal lantai polos coran adalah 10 cm agar kuat
menahan beban tubuh babi dan kelandaian 1 - 1,5
% ke arah saluran pembuangan kotoran.
Luas lantai
Luas lantai kandang babi sangat penting
diperhatikan karena sangat berkaitan erat dengan
kehidupan biologis babi yang meliputi pertumbuhan,
kesehatan, reproduksi, produksi, dan tingkah laku.
Lantai yang terlalu sempit akan mengakibatkan
suhu-mikro dalam kandang meningkat, terutama di
daerah tropis, sehingga kesehatan babi terganggu. Lantai
yang terlalu sempit juga akan menyebabkan tempat
makan kotor, dan stirahat ataupun bermain berkurang,
sehingga mungkin menimbulkan stress, tingkah laku
ternak berubah, misalnya terjadi perkelahian antar ternak
ataupun kanibalisme.
Luas lantai tergantung dari status atau golongan,
bobot badan atau umur babi, bahan dan tipe lantai
kandang. Di setiap petak kandang harus tersedia tempat
makan, apakah setara lantai, permanen atau temporer,
dan air minum harus selalu tersedia dalam bak air atau
pentil air minum (water nipple) otomatis.
Gambar 34. Model Lantai Kandang modern
Tabel 15. Luas Lantai Kandang Bagi Ternak Babi (m²/ekor)
Golongan atau berat badan babi (kg)
Tipe lantai
Polos Berbilah
Babi gemukan:
10,0 - 25,0 0,46 0,36 25,0 - 45,0 0,66 0,46 45,0 - 70,0 0,86 0,56 70,0 - 100,0 0,12 0,86Babi bibit:
Dara 1,5 1,5 Dewasa 1,8 1,8 Induk paritas I dengan anak-
anaknyaa 3,8 – 4,2
Induk dengan anaknyaa 3,8 – 5,8 Pejantan 5,5 – 6,3
Gambar 35. Model Lantai Kandang tradisional
Untuk kesempurnaan sebaiknya dibuatkan saluran yang
akan menampung air―setiap diadakan pembersihan
kandang―dan juga air kencing babi. Air akan segera
mengalir ke saluran dan selanjutnya akan menuju ke
tempat penampungan kotoran (bak khusus).
4.2. Dinding Kandang
Dinding kandang berguna untuk melindungi
ternak atau pembatas, yakni pembatas antara luar dan
dalam kandang dan antar-ternak, untuk membatasi
ruangan, udara, angin, dan panas. Di samping untuk
mengisolir babi agar tidak lepas, dinding kandang
berfungsi juga untuk:
Melindungi babi dari gangguan cuaca yang tidak
menguntungkan (angin, suhu yang terlalu panas
atau dingin dari luar kandang)
Melindungi babi per kandang satu dengan
kandang lain agar tidak saling menyerang
Mencegah penularan penyakit dari kandang satu
ke kandang lain.
Dinding dapat dibuat total atau sebagian tertutup.
Dinding kandang untuk daerah tropis biasanya hanya
sebagian saja dibuat dinding pembatas luar, yakni
dinding polos atau hanya berupa pagar pembatas luar
saja misalnya untuk babi penggemukkan-pengakhiran.
Umumnya dinding luar atau batas petak kandang babi di
daerah tropis berkisar 90 – 110 cm, kecuali kandang babi
pejantan dan karantina babi sakit mungkin perlu setinggi
125 cm, sedang dinding kandang babi sapihan mungkin
cukup 75 cm dan batas pemisah kandang beranak cukup
50 cm.
Bahan dinding polos sebaiknya memiliki
difusivitas atau konduktivitas termal serendah mungkin.
Di daerah tropis dinding kandang dibuat dari batu bata
atau batu gunung yang diplester dengan semen atau bilah
bahan coran, dapat pula dibuat dari kayu atau batangan
palma, asal cukup kuat, batangan atau plat atau anyaman
logam yang tidak mudah berkarat.
4.3. Atap Kandang
Atap kandang adalah naungan bagi ternak dan
melindunginya terhadap air hujan, panas sinar matahari
maupun terhadap udara dingin. Bahan atap yang dipilih
sebaiknya memiliki permukaan yang memungkinkan
pemantulan sebanyak mungkin atau yang memiliki daya
pantul baik atau mempunyai koefisien refleksi (albedo)
radiasi surya atau bumi.
Bahan atap yang dapat dipakai untuk membuat
kandang adalah seng plat atau gelombang, alumunium,
superdek (campuran alumunium dan seng), asbes
gelombang, plastik gelombang, genteng, sirap, ijuk, atau
dedaunan (alang-alang, daun palma seperti rumbia,
lontar, gewang).
Masing-masing bahan atap ini mempunyai
keunggulan maupun kekurangannya, di samping
perbedaan biayanya. Atap ijuk atau pelbagai daunan
membuat kandang cukup sejuk, namun bahan tersebut
mudah terbakar dan kemungkinan tikus bersarang. Atap
dedaunan dapat tahan sekitar 25 tahun dan ijuk 100
tahun, asal rapih pemasangannya. Penggunaan seng
kurang baik karena seng mudah terpengaruh oleh suhu
udara dan pengaruh tersebut dapat menganggu suhu
dalam kandang. Penggunaan atap rumbia, daun kelapa,
dan lain-lain akan mudah lapuk dan mudah mengotori
lantai atau banyak hewan (laba-laba, tikus) yang
bersembunyi pada atap tersebut yang mengakibatkan
masalah yang berkaitan dengan kesehatan babi.
Atap kandang hendaknya dibuat dengan
kemiringan sedang dan biasanya sekitar 30 – 40°. Hal ini
ada hubungannya dengan bahan yang digunakan dan
lebar kandang. Bila kandang dibuat lebar atau lebar
sekali mungkin perlu membuat atap bertingkat agar
terjamin perputaran udara dalam kandang.
Boleh membangun kandang di daerah tropis
selebar 30 meter dengan panjang 300 m asalkan
memperhatikan lantai, dinding, atap, dan tinggi
bangunannya sehingga terjamin tuntutan lingkungan
biologis ternak babi, maupun manajemennya. Biasanya
tinggi atap pada titik terendah adalah 2,0 – 2.5 m, dan
bagian tertinggi (puncak) sekitar 3,0 – 3,5 m; namun hal
ini ditentukan oleh lebar dan bahan atap yang digunakan
dan lebar kandang. Hal yang perlu diingat untuk daerah
yang sering dilanda angin ribut harus pilih bahan dan
tinggi atap yang sesuai di lokasi peternakan, juga di
beberapa tempat di Indonesia sering terjadi gempa bumi;
kekuatan bangunan kandang perlu diperhitungkan.
Atap kandang berfungsi melindungi babi dari
terik mataharai dan air hujan, menjaga kestabilan suhu
dalam kandang sesuai dengan suhu yang disukai oleh
ternak babi. Mengenai kemiringan atap sebaik mungkin
diperhitungkan agar air hujan mudah meluncur ke
bawah. Kemiringan juga berguna untuk memperkecil
sudut jatuhnya sinar pada waktu siang hari sehingga
panas matahari pada waktu siang tidak terlalu panas
(berpengaruh pada atap dan suhu dalam kandang), juga
agar tidak terjadi kebocoran.
4.4. Ventilasi Kandang
Kandang babi memerlukan ventilasi yang baik.
Ventilasi berguna untuk mempertahankan kesegaran
udara dalam kandang dengan alirannya yang keluar
masuk dalam kandang. Sirkulasi udara yang baik akan
membuat ternak babi berada dalam keadaan sehat karena
kebutuhan zat-zat asam tercukupi, pernapasan tidak
terganggu. Dengan demikian, karena adanya pertukaran
hawa ini, ventilasi berfungsi antara lain:
Mensuplai udara segar dan membuang udara pengap
dalam kandang
Mengurangi kelembaban dan mempercepat lantai
menjadi kering dan mengurangi bau dalam kandang
Memungkinkan masuknya sinar matahari pagi di
kandang (berkaitan dengan kesehatan babi).
Lubang ventilasi diukur agar tidak terlalu lebar
ataupun terlalu sempit. Ventilasi dibuat beberapa lubang,
agar udara dapat masuk, sedangkan pada lubang yang
lain udara dapat mengalir keluar. Perhitungkan agar
lubang masuk udara ke dalam kandang 2 – 3 kali lebih
lebar daripada lubang untuk keluarnya.
Sinar Matahari dalam Kandang
Sinar matahari dibutuhkan untuk kehidupan dan
kesehatan ternak babi, tetapi harus diperhatikan bahwa
sinar matahari pagi yang dibutuhkan adalah sampai jam
9 pagi, di mana sinarnya belum panas menyengat.
Gambar 36. Model Kandang dengan atap tradisional
Kegunaannya antara lain:
Mengeliminasi hidup bibit penyakit dalam kandang
Membantu proses pembentukkan vitamin D,
sehingga babi tidak terserang defisiensi vitamin D
(pertumbuhan tulang, dan lain-lain)
Mempercepat keringnya lantai sehabis dibersihkan
pada pagi hari, sebab setiap hari kandang babi harus
dibersihkan (dengan desemprot air) dari kotoran,
bekas kencing, dan lain-lain.
5. Tipe-tipe Kandang
Ada beberapa tipe kandang yang dibicarakan di
sini dan masing-masing tipe berbeda dalam biaya
pembuatan maupun dalam penggunaan tenaga kerja.
5.1. Pen and Run
Adalah suatu tipe kandang yang bervariasi
bagunannya, dilengkapi sebuah run yang terbuka.
Tempat makan berada di daerah open run, sedangkan
jalan tempat memberi makan berada di sebelah luar.
Sulit membersihkan secara mekanik kandang-kandang
tipe ini. Pekerja melakukan pekerjaan di ruang terbuka
tanpa atap. Biaya pembuatan kandang ini agak murah.
5.2. Danish Type House (Tipe Denmark)
Kandang tipe Denmark ini mudah dikenal, yaitu
karena mempunyai central feeding passage. Jalan
tempat memberi makan berada di tengah-tengah
sedangkan pen berada di sisi kiri dan kanan.
Gambar 37. Model Kandang dengan bak mandi
5.3. Kandang dengan Sistim Litter (Reid Type House)
Kandang dengan sistim litter ini tidak perlu
dibersihkan setiap hari. Lantai miring ke arah dinding
sebelah belakang sehingga kotoran terutama urine
mengalir ke arah belakang dan tertimbun di sana.
Pembersihan kandang dengan cara membuka sekat-sekat
antara pen-pen.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
o Akumulasi urine dan feses menimbulkan panas dan
kelembaban udara yang tinggi di dalam kandang.
o Ruangan kandang agak sempit sehingga untuk
membersihkan secara mekanis harus dibuka dan
dibersihkan sekaligus.
Bentuk-bentuk lain dari kandang sistim litter ini adalah:
a. Harper Adams Type House
Bentuk kandang ini mempunyai sistim atap tunggal
dengan feeding passage di bawahnya sedangkan open
run dan litter berada disisi lain tanpa atap.
Pembersihan kandang dilakukan secara mekanis.
Sayangnya kalau hujan litter menjadi basah. Hanya
disini Open run berada dibawah atap sehingga tidak basa
bila kehujanan. Agar dapat dibersihkan secara mekanis
maka tiang atap harus cukup tinggi sedangkan feeding
passage harus terletak pada salah satu sisi kandang.
Gambar 38. Model Kandang induk kering modern
b. Deep Litter House with Covered Deep Letter Run
Variasi lain dari bentuk Deep litter house yaitu yang
menggunakan Duct Barn yaitu tempat penyimpanan
jerami jerami dan langit-langit kandang yang dilapisi
jerami yang berfungsi sebagai insulasi.
Tabel 16. Kebutuhan ruangan bagi ternak babi
Berat badan(kg)
Minimum ruangan(m2/ekor)
Kisaran berat(kg)
10 0,16 10
15 0,21 11-2020 0,25
30 0,33 21-40
40 0,4050 0,47 41-6060 0,5370 0,59 61-8080 0,64
90 0,69
6. Alat-alat dan perlengkapan Kandang
6.1. Tempat untuk Induk Beranak (Farrowing Crate)
Guna mengurangi kematian perlu adanya alat
penyekat untuk memisahkan induk dengan anak agar
supaya anak babi yang lahir tidak tertindih/terinjak oleh
induknya. Alat ini dapat ditempatkan sekitar 20 sampai
25 cm dari dinding dan dari lantai. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam hal untuk menentukan kadang untuk
beranak, adalah:
1. Interval penggunaaan tempat beranak
2. Lama waktu yang digunakan induk untuk beradaptasi
3. Jumlah hari setelah beranak dari seekor induk dalam
setahun dan
4. Jumlah induk yang dipelihara dalam kelompok.
Kandang tempat beranak perlu didesinfektasi dan
dikeringkan. Seekor induk perlu waktu 7 hari untuk
adaptasi dalam kandang beranak. Apabila induk dan
anaknya dikeluarkan dari kandang beranak pada 42 hari
setelah beranak, maka waktu yang diperlukan adalah 52
hari dalam setiap kelahiran (3+7+42 = 52 hari).
Setiap kandang beranak rata-rata dapat digunakan
tujuh (7) kali kelahiran selama setahun (365/52 = 7)).
Apabila terdapat 100 ekor induk dalam satu usaha
peternakan dan tiap induk beranak dua (2) kali setiap
tahun, maka rata-rata jumlah tempat induk beranak yang
diperlukan adalah 29, (100 x 29/7 + 28,5 atau dibulatkan
menjadi 29. Ukuran tinggi 80 – 100 cm, lebar 60 – 80
cm, dan panjang 150 – 200 cm.
6.2. Lampu Pemanas atau Brooder
Apabila anak babi yang baru lahir tidak mampu
Gambar 39. Kandang induk beranak (farrowing) modern
mengatur suhu tubuhnya sebelum umur 2 – 3 hari,
tambahan panas perlu diberikan untuk anak-anak babi
selama keadaan dingin atau cuaca buruk.
Salah satu cara yang umum dilakukan adalah
dengan menyediakan pemanas yang secara tradisional
dapat menggunakan bola lampu 250 watt yang
digantungkan pada daerah di mana anak babi berada.
Lampu tersebut memberikan kehangatan kepada anak
babi dan sekaligus untuk menarik perhatian anak-anak
babi agar menjauhi induk apabila tidak sedang menyusu.
Bola lampu pemanas digantungkan kira-kira 70 sampai
76 cm dari lantai dan dapat disesuaikan dengan
Gambar 40. Brooder atau lampu pemanas tradisional
pertumbuhan anak babi. Daerah yang penggunaan lampu
pemanas tidak memungkinkan, sebaiknya disediakan
kotak kemudian diberi alas karung goni bekas atau
dengan jerami padi, sekam atau bekas gergaji agar dapat
memberikan kehangatan kepada ternak babi dan
memberi situasi yang menyenangkan terutama pada
lingkungan yang dingin dan lembab.
Sedangkan untuk usaha peternakan modern,
brooder atau kandang khusus untuk anak dan induk
sudah secara elektronik dapat mengatur suhu sesuai
dengan kebutuhan suhu lingkungan anak babi.
Gambar 41. Tempat makan atau self feeder
6.3. Tempat Makan atau Self Feeder.
Terdapat beberapa macam tipe tempat makan,
akan tetapi tempat makan dari beton atau yang dapat
dipindah-pindahkan dapat juga terbuat dari logam atau
kayu. Tempat makan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga:
1. Terbuangnya ransum sesedikit mungkin
2. Laju pengeluaran ransum dapat diatur
3. Ransum tidak dapat diterbangkan oleh angin dan
tidak basah apabila hujan atau terkontaminasi
oleh burung dan binatang pengerat, misalnya
tikus
4. Kuat , tahan lama, dan mudah dibersihkan
5. Alat tersebut dapat diisi ransum untuk kebutuhan
beberapa hari.
Tempat makan juga harus dibuat agar tidak
menjadi tempat berbaring dari ternak, juga tempat buang
kotoran, tahan lama dan mudah dibersihkan.
6.4. Tempat Air Minum
Tempat air minum ada bermacam-macam, dalam
hal ini sama dengan dengan tempat makan. Ada yang
terbuat dari beton, logam, dan lain-lain. Demikian pula
ada tempat minun secara otomatis yang disebut nipple
drinker atau cup drinker, satu untuk 15 – 25 ekor. Bisa
juga menggunakan tempat makan karena ada yang
memberi ransum dalam keadaan basah. Air minum
dicampurkan atau sesudah makan diberi air minum
sehingga bisa digunakan tempat makan.
Gambar 42. Tempat minum (drinker dan nipple)
6.5. Creep Feeder
Adalah tempat makanan untuk anak-anak babi
yang masih menyusu pada induknya. Ditempatkan pada
kandang dalam keadaan tidak terjangkau oleh induk (di
dalam guard rail). Rata-rata untuk setiap induk
disediakan 1 creep feeder dengan panjang 100 cm, tinggi
25 cm, dan lebar 25 – 30 cm.
Gambar 43. Creep feed dalam feeder tradisional dan modern