bab vi konsep perencanaan dan perancangan … · konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi...
TRANSCRIPT
174
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
BAB VIKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORERINDONESIA DI YOGYAKARTA
VI.1. KONSEP DASAR
Permasalahan yang muncul dalam perencanaan dan perancangan Pusat
Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta yaitu bagaimana wujud
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia di Yogyakarta yang mampu
membantu pengunjung dalam penghayatan seni melalui tata ruang dan penampilan
bangunan yang mancitrakan karakter seni kontemporer. Pusat Pagelaran Seni
Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta merupakan suatu tempat mempergelarkan
kegiatan / aktifitas seni dari semua cabang seni kontemporer yang berkembang di
Indonesia baik seni pamer maupun seni pentas, yaitu seni lukis, seni grafis, seni
patung, seni kriya, seni instalasi, seni musik, seni tari, dan seni teater. Dari
dominasi karakter seni kontemporer yang diwadahinya tersebut, maka tersusunlah
konsep ruang dan bangunan yang mampu membantu pengunjung dalam
penghayatan seni melalui tata ruang dan penampilan bangunan yang mancitrakan
karakter seni kontemporer. Berikut adalah konsep dari hasil teransformasi karakter
seni kontemporer yang dikaitkan dengan elemen aritektural serta konsep
perencanaan dan perancangan ruang utama berdasarkan prinsip-prinsip
perancangan pusat pagelaran seni.
A. KONSEP RUANG PADA PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER
INDONESIA DI YOGYAKARTA.
Ruang-ruang pada Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
terdiri dari ruang utama dan ruang pendukung. Ruang utama meliputi ruang
display untuk cabang seni rupa kontemporer (seni lukis, seni grafis, seni patung,
seni kriya, seni instalasi) serta ruang pertunjukan seni kontemporer multi fungsi
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
untuk berbagai kegiatan pertunjukan seni (seni musik, seni tari, seni teater). Ruang
pendukung terdiri dari ruang perkantoran dan ruang untuk fungsi penunjang.
Konsep perencanaan dan perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi
transformasi dari karakter
1) Konsep ruang berdasarkan
yang dikaitkan dengan elemen aritektural
Tabel VI. 1 Konsep Ruang Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni Kontemporer
ElemenArsitektural
SIRKULASIPENCAPAIAN
KonseptualLintasan yang berhubungan dengankonseptual adalah bertahap, makalintasannya berupa garis diagonal, yangartinya proses bergerak.
WARNA KonseptualKonseptual berartigagasan. Warna merah memiliki sifatkaya dengan ide atau gagasan.
Naturalitas &Warna biru, hijau dan coklatmerupakan warnadekat dengan alamWarna putih memiliki sifat netral,simpel,luasWarna abuhening, dan p(Mitchel)
BUKAAN Naturalitas &Bukaan yang lebar akanmemperlihatkan adanya kesan kayacahaya. Bukaan yang banyakjuga menghilangkan kesan tertutup.Bukaan tersebutvegetasi didapat terasa.
TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
iatan pertunjukan seni (seni musik, seni tari, seni teater). Ruang
pendukung terdiri dari ruang perkantoran dan ruang untuk fungsi penunjang.
Konsep perencanaan dan perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi
karakter seni kontemporer yang diwadahinya.
Konsep ruang berdasarkan hasil teransformasi karakter seni kontemporer
yang dikaitkan dengan elemen aritektural:
Konsep Ruang Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni Kontemporer
Karakter Sketsa desain
Konseptual :Lintasan yang berhubungan dengankonseptual adalah bertahap, makalintasannya berupa garis diagonal, yangartinya proses bergerak.
Konseptual :Konseptual berarti menyangkut dengangagasan. Warna merah memiliki sifatkaya dengan ide atau gagasan.
Naturalitas & Modernitas :Warna biru, hijau dan coklatmerupakan warna-warna natural yangdekat dengan alamWarna putih memiliki sifat netral,simpel, kepolosan, bersih, bersahaja,uas, membantu, berkonsentrasi.
Warna abu-abu memiliki sifat tenang,hening, dan penetralistik suasana.(Mitchel)
Naturalitas & Modernitas :Bukaan yang lebar akanmemperlihatkan adanya kesan kayacahaya. Bukaan yang banyak dapatjuga menghilangkan kesan tertutup.Bukaan tersebut meimunculkanvegetasi di sekitamya, agar kesan alamdapat terasa.
(Ching, 2000: 168)
175
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
iatan pertunjukan seni (seni musik, seni tari, seni teater). Ruang
pendukung terdiri dari ruang perkantoran dan ruang untuk fungsi penunjang.
Konsep perencanaan dan perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi
hasil teransformasi karakter seni kontemporer
Konsep Ruang Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni Kontemporer
Sketsa desain
(Ching, 2000: 168)
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
SKALA DANPROPORSI
KonseptualSkala ruang yang bertahap memberkesan proses, bergerak.
Daya UngkapTradisi Jawa meniberikan suatu aturankesopanan, yaitu pada saat akan masukrumah,mempengaruhi skala yang akandirancang, yakni pemakaian skalaintim, dengan tinggi ruang
MATERIAL DANTEKSTUR
Naturalitas &Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Materimerupakan material yang modern danmerupakan kemajuan teknologiDaya Ungkap BudayaMaterial natural dan berbau alam dapatmengekspresikan kesan tradisi danbudaya, contoh materialnya yaitu kayudan batu bata.
2) Konsep ruang utama berdasarkan prinsip
seni.
b. Ruang Display P
Tabel VI.
Elemen DesainDesain ruang-lantai dansirkulasipengunjung.
-
-
TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Konseptual :Skala ruang yang bertahap memberikesan proses, bergerak.
Daya Ungkap Budaya :Tradisi Jawa meniberikan suatu aturankesopanan, yaitu pada saat akan masukrumah, diharuskan menunduk. Hal inimempengaruhi skala yang akandirancang, yakni pemakaian skalaintim, dengan tinggi ruang diperendah.
(White, 1985Naturalitas & Modernitas :Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.
aterial kaca, baja, dan bentonmerupakan material yang modern danmerupakan kemajuan teknologi.Daya Ungkap Budaya :Material natural dan berbau alam dapatmengekspresikan kesan tradisi danbudaya, contoh materialnya yaitu kayudan batu bata.
(Library textured Archicad)
Konsep ruang utama berdasarkan prinsip-prinsip perancangan
Display Pameran
Tabel VI. 2 Konsep Ruang Display Pameran
Tuntutan Ruang Sketsa Desain- membutuhkan fasilitas seperti
panel (skesel), atau dindingpembatas bongkar pasang,agar tidak memunculkanruang-ruang sisa.
- Karya yang dipamerkan tidak
176
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
White, 1985)
(Library textured Archicad)
prinsip perancangan pusat pagelaran
Sketsa Desain
177
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
diharuskan dapat dilihatsemua melainkanmemberikan pilihan-pilihanpada pengunjung dikarenakanseni yang dipamerkanmemiliki kemungkinan dalamsebuah pameran menampunglebih dari satu karya seniman.Namun alur yangdirencanakan adalah zig-zag.
Sumber : Susanto, 2004 : 283
Materi Karya. Jarak antara karya dan jarakantara karya dan penikmatmerupaka tugas yang berat.Masalah jarak tersebut,dipastikan jumlah karya yangakan sipamerkan mencukupi,tidak terlalu banyak dan tidakterlalu sedikit. Pemasangankarya juga tergantung padapengelompokan karya yangdisajikan, yakni dapatdigolongkan berdasar gaya,aliran tema, warna, objek, atauapapun yang dapat siberinuansa berbeda.
Sumber : Susanto, 2004 : 294
Sumber : Susanto, 2004 : 295
Labelisasi - Label urusan seragam
- Dalam pameran ada yangsetuju dengan penulisanharga karya diletakan padalabel atau ada pula yang tidakmelakukannya karena telahtersedia di daftar harga (pricelist) yang dipasang olehpenyelenggara pameran.
- Lengkapi tabel dengan segalaSumber : Susanto, 2004 : 284
178
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
sesuatu yang bersangkutandengan karya, seprti : namaperupa, judul, medium, tahun,harga (bila perlu), dankolektor memliki (jika tidakdijual).
- Letakan tabel pada tempatatau sisi yang sama antarasatu karya lainnya.
Sumber : Susanto, 2004 : 184
Tata Cahaya - Lampu harus difokuskanpada objek
- Lampu tidak bolehdifokuskan pada lantai dandinding yang kosong, kecualipada kasus tertentu.
- Pilih sudut sekitar 30-45˚arah vertical. Sudut inibiasanya akan menciptakantekanan yang efektif denganpenonjolan dan polabayangan yang alami.
- Jika memunkinkan gunakanlighting yang salingbersilangan dari arah kiri dankanan atau alternatif dari arahdepan. Hal ini akanmenciptakan penonjolan danbayangan dan meninggikanbentuk tiga dimensi dariobjek.
- Penanganan lighting jangansampai menyilaukan matapenonton yang berada disana.
- Spotlight harus segeradifokuskan kembali apabilalokasi dan display diubah
Sumber : Susanto, 2004 : 298
Sumber : Susanto, 2004 : 298
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
b. Ruang Pertunjukan Indoor
Elemen DesainBentuk Lantai -
-
Bentuk Langit-Langit
langitlantai penonton miring•
•
Panggung -
-
-
TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Pertunjukan Indoor
Tabel VI. 3 Konsep Ruang Pertunjukan Indoor
Tuntutan Ruang Sketsa Desain- Elemen dinding samping
yang bentuknya tidak sejajarmemungkinkan adanyapemantulan suara/ akustikyang menguntungkan
- Penonton dapat ditempatkan dekat dengansumber bunyi
Sumber: Izenour, GC, 1977, Theater Designdan Prasetyo Lea, 1985,
Akustik Lingkungan
langit-langit tidak teratur,lantai penonton miring• Bentuk langit-langit tidak
teratur menimbulkanpemantulan bunyi difus yangmenguntungkan danmenimbulkan waktu tundayang pendek serta terhindardari pemusatan bunyi
• Lantai miring yangmenyesuaikan garis pandangdan pemantulan bunyi darilangit-langit menimbulkandistribusi bunyi yang merata
Sumber: Izenour, GC,dan Prasetyo Lea, 1985,
Akustik Lingkungan
- Bentuk Panggung Extended
- Plafon PanggungPlafon panggung dibuatcukup tinggi dan membuka kearah penonton. Plafon ruangpanggung diselesaikan denganbahan yang memantulkan,agar pada keadaan tanpabantuan peralatan elektronik(sound systems) suara daripenyaji dapat disebarkan kearah penonton.
- Lantai PanggungLantai panggung dibuat lebih
Bentuk PanggungSumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,
AKUSTIKA BANGUNANPrinsip-Prinsip dan Penerapannya di
Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
179
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Sketsa Desain
Sumber: Izenour, GC, 1977, Theater Designdan Prasetyo Lea, 1985,
Akustik Lingkungan
Sumber: Izenour, GC, 1977, Theater DesignPrasetyo Lea, 1985,
Akustik Lingkungan
Bentuk Panggung ExtendedSumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,
AKUSTIKA BANGUNANPrinsip dan Penerapannya di
Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
180
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
tinggi daripada lantaipenonton yang paling bawah.
- Dinding panggungPada bentuk panggungproscenium, terbuka, danextended, panggung memilikidinding pembatas, yaitu dibagian belakang sertasamping kiri dan kanan.Dinding bagian belakangpanggung didesai relatif datardan diselesaikan denganbahan yang menyerap suara,agar tidak memantulkan suarakembali kepada penyaji, yangdapat menimbulkan suarabias.Kemudian dinding sampingdibuat dalam model siripmembuka guna menyebarkansuara dari sumber kepadapenonton.
Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN
Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN
Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
Area penonton - Akibat terbatasnyakemampuan mata manusiauntuk melihat objek secaralangsung, desain areapenonton yang terlalu panjangke arah belakang tidakdianjurkan.
- Lantai Area Penonton.Desain dengan sistem trapatau berundak. Lantai bertrapmemungkinkan penontonbagianbelakang memilikisudut pandang (view) yangbaik ke arah panggung.Jumlah ideal kursi penontonuntuk ditata beriajar adalah 12sampai 15 buah, denganasumsi bahwa penonton yangduduk di tengah-tengah tidakmenempuh perjalanan terlalujauh ke arah selasar utama.Pembatasan ideal jumlah kursiyang dijajar ini menyebabkanterbentuknya selasar ataulorong-lorong sirkulasi padaarea penonton.
- Plafon Area PenontonPemakaian plafon bertrapakan memberikankemungkinan pantulan suara
penonton tengahdi baris paling belakang
Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN
Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
Jenis penataan lantai penonton:bertrap (inclined).
Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN
Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
-
-
B. KONSEP PENAMPILAN BANGUNAN PADA
SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA
Sebagai sebuah bangunan
maka penampilan bangunan harus mencitrakan karakter seni kontemporer.
TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
yang secara terafur mengarahpada penonton.Langit-langit lengkungmenghasilkan iluminasi yangseragam pada auditorium
- Dinding Area PenontonAgar pemantulan yangdikehendaki berada padabatas-batas bunyi dengung,tidak semua bagian dindingdirancang untuk memantulkanbunyi. Adapun bagian yangumumnya tidak memantulkanbunyi adalah dinding yangberada di dekat area penontonbagian belakang dan dindingbagian belakang penonton.Hal-hal yang harus dihindariantaralain permukaan yangcekung dimana pemantulansuara akan terfokus. Gedungdengan dinding belakanglengkang akan memantulkankembali suara pemain.
- Lantai BalkonUntuk dapat menarnpunglebih banyak penonton dapatditambahkan lantai balkon,dengan tetap memperhatikankenyamanan visual, yaknitinggi maksimum balkonhanya boleh pada ketinggian30° dari lantai panggung, agarpenonton tidak perlumenundukkan kepala.
Contoh gambar potongan terinci panggunguntuk orkestra
Sumber: Ernst Neufert, DATA ARSITEK EdisiKedua, 1989
Deretan tempat duduk di antara gangSumber: Ernst Neufert, DATA ARSITEK Edisi
Kedua, 1989
Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN
Prinsip-Prinsip dan Penerapannya di Indonesia,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
Sumber: Mayer & Good Friend, 1957,Acoustic for The Architect.
Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN
Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
PENAMPILAN BANGUNAN PADA PUSAT PAGELARAN
SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA
Sebagai sebuah bangunan yang menampung berbagai kegiatan seni kontemporer,
maka penampilan bangunan harus mencitrakan karakter seni kontemporer.
181
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Contoh gambar potongan terinci panggunguntuk orkestra
Sumber: Ernst Neufert, DATA ARSITEK EdisiKedua, 1989
Deretan tempat duduk di antara gangErnst Neufert, DATA ARSITEK Edisi
Kedua, 1989
Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN
Prinsip dan Penerapannya di Indonesia,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
Sumber: Mayer & Good Friend, 1957,Acoustic for The Architect.
Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN
Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
PUSAT PAGELARAN
SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA.
yang menampung berbagai kegiatan seni kontemporer,
maka penampilan bangunan harus mencitrakan karakter seni kontemporer.
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari
seni kontemporer yang diwadahinya.
Tabel VI. 4 Konsep Penampilan Bangunan Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni
ElemenArsitektural
SIRKULASIPENCAPAIAN
KonseptualLintasan yang berhubungan dengankonseptual adalah bertahap, makalintasannya berupa garis diagonal,yang artinya proses bergerak.Serta lengkung yang memberi kesandinamis, riang, lembut, dan memberipengaruh gembira
BENTUK KonseptualBentukmemberi kesan tuntas, labil,bergerak, dan dinamis.ModernitasBentuk kubus memiliki kesan kaku,simpel dan fungsional.Bentuk melengkung memiliki kesantidak kaku, menarik, berteknologitinggi dan bergaya ekspresionismodern.
WARNA KonseptualKonseptual berarti menyangkutdengan gagasan. Warna merahmemiliki sifat kaya dengan ide ataugagasan.
Naturalitas &Warna biru, hijau dan coklatmerupakan warnayangWarna putih memiliki sifat netral,simpel,luasWarna abuhening, dan p(Mitchel)
SKALA DANPROPORSI
KonseptualSkalakesan proses, bergerak.
Daya Ungkap BudayaTradisi Jawa meniberikan suatuaturan kesopanan, yaitu pada saat
TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari
seni kontemporer yang diwadahinya.
Konsep Penampilan Bangunan Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter SeniKontemporer
Karakter Sketsa desain
Konseptual :Lintasan yang berhubungan dengankonseptual adalah bertahap, makalintasannya berupa garis diagonal,yang artinya proses bergerak.Serta lengkung yang memberi kesandinamis, riang, lembut, dan memberipengaruh gembira
Konseptual :Bentuk lengkung, bulat atau bolamemberi kesan tuntas, labil,bergerak, dan dinamis.Modernitas :Bentuk kubus memiliki kesan kaku,simpel dan fungsional.Bentuk melengkung memiliki kesantidak kaku, menarik, berteknologitinggi dan bergaya ekspresionismodern.
(Ching, 2000: 43)
Konseptual :Konseptual berarti menyangkutdengan gagasan. Warna merahmemiliki sifat kaya dengan ide ataugagasan.
Naturalitas & Modernitas :Warna biru, hijau dan coklatmerupakan warna-warna naturalyang dekat dengan alamWarna putih memiliki sifat netral,simpel, kepolosan, bersih, bersahaja,uas, membantu, berkonsentrasi.
Warna abu-abu memiliki sifat tenang,hening, dan penetralistik suasana.(Mitchel)Konseptual :Skala ruang yang bertahap memberikesan proses, bergerak.
Daya Ungkap Budaya :Tradisi Jawa meniberikan suatuaturan kesopanan, yaitu pada saat
182
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari karakter
Konsep Penampilan Bangunan Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni
Sketsa desain
(Ching, 2000: 43)
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
akan masuk rumah,menunduk. Hal inimempengaruhi skala yang akandirancang, yakni pemakaian skalaintim,diperendah.
MATERIAL DANTEKSTUR
Naturalitas &Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Tropis, berarti menggunakanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Daya Ungkap BudayaMaterial natural dan berbau alamdapat mengekspresikan kesan tradisidan budaya, contoh materialnya yaitukayu dan batu bata.
Diagram VI.
VI.2. PROGRAM RUANG
INDONESIA DI YOGYAKARTA
Skala danproporsi
bangunanyang
bertahap
Bukaan yang lebarpada sekeliling
bangunan
TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
akan masuk rumah, diharuskanmenunduk. Hal inimempengaruhi skala yang akandirancang, yakni pemakaian skalaintim, dengan tinggi ruangdiperendah.
(White, 1985
Naturalitas & Modernitas :Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Daya Ungkap Budaya :Material natural dan berbau alamdapat mengekspresikan kesan tradisidan budaya, contoh materialnya yaitukayu dan batu bata.
(Library textured Archicad)
Diagram VI. 1 Sketsa Bentuk Bangunan
PROGRAM RUANG PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER
INDONESIA DI YOGYAKARTA
Roof garden
penggunaanmaterial kaca
Bukaan yang lebarpada sekeliling
bangunan
183
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
White, 1985)
(Library textured Archicad)
PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER
Skala intim padaruang penerima
Bentukmelengkung
184
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Tabel VI. 5 Karakter dan Tuntutan Ruang Tiap Unit
Unit Kegiatan Karakter / Tuntutan Ruang Sifat KegiatanUnit KegiatanPameran
Santai, menarik, komunikatif,keleluasaan bergerak danpengamatanKebebasan dan keleluasaanbergerak, control, dinamis
Semi public
Unit Kegiatanpertunjukan indoor
Santai, menarik, komunikatif,keleluasaan pengamatan, auditifkenyamanan visual, pendenganranserta fisik
Semi public
Unit Kegiatanpertunjukan outdoor
Santai, menarik, komunikatif,keleluasaan pengamatan,kenyamanan visual, pendenganranserta fisik
Semi public
Unit KegiatanPenerima
Informatif, akrab, komunikatif,santai
Publik
Unit KegiatanPengelola
Formal, disiplin, privasi, teratur,keleluasaan kerja
Privat
Unit KegiatanPembinaan danHumas
Disipilin, komunikatif, keleluasaangerak dan pengamatan
Semi Publik
Unit KegiatanPenunjang
Santai, komunikatif keleluasaangerak
Publik – SemiPublik
Tabel VI. 6 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang
Unit Luas Area (m2)Unit Kegiatan Pameran 5262.33Unit Kegiatan Pertunjukan Indoor 4440.50Unit Kegiatan Pertunjukan Outdoor 3120.50Unit Kegiatan Penerima 9989.88Unit Kegiatan Pengelola 810.52Unit Kegiatan Pembinaan dan Humas 445.10Unit Kegiatan Penunjang 237.44Total 25426.27
185
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Diagram VI. 2 Organisasi Ruang Makro
186
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Diagram VI. 3 Organisasi Ruang Unit Penerima dan Unit Penunjang
Diagram VI. 4 Organisasi Ruang Unit Pengelola
: Lantai2
187
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Diagram VI. 5 Hubungan Ruang Unit Pembinaan dan Humas
Diagram VI. 6 Organisasi Ruang Unit Pameran
: Lantai2
188
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Diagram VI. 7 Hubungan Ruang Unit Pertunjukan Indoor
Diagram VI. 8 Hubungan Ruang Unit Pertunjukan Outdoor
: Lantai 2
189
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
VI.3. KONSEP TAPAK PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER
INDONESIA DI YOGYAKARTA
Diagram VI. 9 Tata Masa Bangunan
Bentuk penataan lansekap di atas memperhatikan jalur sirkulasi berbentuk
lengkung dan diagonal. Tata masa yang terbentuk adalah cluster dan linier.
VI.4. KONSEP STRUKTUR BANGUNAN PUSAT PAGELARAN SENI
KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA
Konsep struktur yang dipakai pada bangunan Pusat Pagelaran Seni
Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta adalah dengan struktur modern yaitu
struktur beton bertulang, serta penggunaan struktur cangkang untuk struktur
bentang lebamya. Pondasi yang digunakan adalah pondasi setempat berupa
pondasi tiang pancang dan pondasi foot plat. Sedang pondasi menerus
menggunakan pondasi batu kali dan beton bertulang.
1. 2 lantai(Lobi; rg pengelola)
2. 2 lantai(rg workshop, rg seminar;perpustakaan)
3. 2 lantai(art shop; kafetaria)
4. 3 lantai(rg pameran seni rupa)
5. 3 lantai(rg pertunjukan indoor)
6. 1 lantai(rg pertunjukan outdoor)
7. Parkir pengunjung8. Parkir pengunjung9. Parkir pengelola10. Parkir khusus11. Parkir khusus12. Taman
1
3
4
5
6
9
11
7
8
10
10
2
190
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
VI.5. KONSEP UTILITAS PUSAT PAGELARAN SENI
KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA
A. SISTEM PENGUDARAAN
Sistem pengudaraan pada bangunan Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia
Di Yogyakarta menggunakan pengudaraan alami dan pengudaraan buatan. Sistem
pengudaraan alami merupakan pengudaraan yang baik bagi bangunan daerah
tropis. Pengudaraan alami ini dapat dirancang dengan mengatur lubang masuk dan
keluar, serta dengan ventilasi silang. Untuk pengudaraan buatan atau non-alami
menggunakan sistem AC. Pemakaian AC tersebut adalah dengan AC central yang
pengudaraannya didistribusikan ke berbagai ruang. Khususnya pada ruang
pameran, gudang penyimpanan, ruang pertunjukan indoor dan ruang perkantoran,
sistem pengudaraannya memakai AC. Hal ini dikarenakan ruang tersebut
membutuhkan suhu dan kelembapan yang stabil untuk menjaga kenyamanan
termal dan kualitas karya seni.
B. SISTEM PENCAHAYAAN
Sistem pencahayaan digunakan sebagai penerangan ruang, penciptaan
kenyamanan pada fungsi kegiatan ruang, dan suasana pada ruang-ruang pamer an
ruang pertunjukan, dan membantu di dalam kelancaran aktivitas. Berdasarkan
sumbernya, sistem pencahayaan dapat dibedakan menjadi : natural lighting yaitu
sistem penerangan secara alami dengan memanfaatkan cahaya matahari dan
artifisial lighting yaitu sistem penerangan buatan dengan lampu.
Sistem pencahayaan pada Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di
Yogyakarta meliputi sistem alami dan buatan. Sistem pencahayaan alami adalah
sistem pencahayaan dengan memanfaatkan sinar matahari, dapat digunakan
sebagai faktor pembentuk suasana ruang. Pada ruang pamer, karya seni tidak
sepenuhnya mendapatkan penyinaran alami secara langsung dikarenakan sinar
ultraviolet dan tingkat kepanasan tertentu dapat mempengaruhi warna, pigmen,
mnyak, kanvas, atau kertas karya.
Sistem pencahayaan buatan adalah sistem pencahayaan yang
menggunakan alat buatan, lampu. Penggunaan sistem pencahayaan buatan
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
memiliki beberapa tujuan, selain untuk menerangi secara umum, sistem
pencahayaan buatan dapat menimbulkan efek visu
pergrakan, memberi efek dramatis dan lain
C. SISTEM JARINGAN LISTRIK
Sumber tenaga listrik yang dipakai pada
Indonesia Di Yogyakarta
skematik distribusi listrik pada Institut Sinematografi Yogyakarta di Yogyakarta.
Diagram VI.
D. SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA
KEBAKARAN
Pasif
Aplikasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pasif pada
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
penggunaan pintu keluar darurat terutama pada ruang pertunjukan indoor.
Aktif
Khusus pada ruang display pameran dan gudang pe
pemadaman api menggunakan sprinkler busa, zat kimia kering atau
karbon dioksida (CO2) agar tidak merusak benda seni. Sedangkan pada
ruang lainya karena ketinggian bangunan kurang dari 25 meter cukup
menggunakan Pemadaman Api Ringan
TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
memiliki beberapa tujuan, selain untuk menerangi secara umum, sistem
pencahayaan buatan dapat menimbulkan efek visual tertentu seperti mengarahkan
pergrakan, memberi efek dramatis dan lain-lain.
SISTEM JARINGAN LISTRIK
Sumber tenaga listrik yang dipakai pada Pusat Pagelaran Seni Kontemporer
Indonesia Di Yogyakarta berasal dari suplai PLN dan generator. Berikut adalah
skematik distribusi listrik pada Institut Sinematografi Yogyakarta di Yogyakarta.
Diagram VI. 10 Analisis Sistem Jaringan ListrikSumber: Data Primer
SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA
Aplikasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pasif pada
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
penggunaan pintu keluar darurat terutama pada ruang pertunjukan indoor.
Khusus pada ruang display pameran dan gudang penyimpanan barang seni,
pemadaman api menggunakan sprinkler busa, zat kimia kering atau
karbon dioksida (CO2) agar tidak merusak benda seni. Sedangkan pada
ruang lainya karena ketinggian bangunan kurang dari 25 meter cukup
menggunakan Pemadaman Api Ringan (PAR) dan hidran halaman yang
191
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
memiliki beberapa tujuan, selain untuk menerangi secara umum, sistem
al tertentu seperti mengarahkan
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer
berasal dari suplai PLN dan generator. Berikut adalah
skematik distribusi listrik pada Institut Sinematografi Yogyakarta di Yogyakarta.
SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA
Aplikasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pasif pada
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta dengan
penggunaan pintu keluar darurat terutama pada ruang pertunjukan indoor.
nyimpanan barang seni,
pemadaman api menggunakan sprinkler busa, zat kimia kering atau
karbon dioksida (CO2) agar tidak merusak benda seni. Sedangkan pada
ruang lainya karena ketinggian bangunan kurang dari 25 meter cukup
(PAR) dan hidran halaman yang
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
diletakan pada lokasi yang aman dari api dan mudak diakses oleh mobil
pemadam kebakaran.
E. SISTEM SANITASI DAN DRAINASE
Untuk air bersih mengunakan sistem
Sedangkan untuk sistem pembuangan air kotornya adalah mengunakan
sistem pembuangan langsung bagi limbah yang tidak membahayakan makluk
hidup, atau masih dalam kategori limbah tidak berbahaya.
TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
diletakan pada lokasi yang aman dari api dan mudak diakses oleh mobil
pemadam kebakaran.
SISTEM SANITASI DAN DRAINASE
Untuk air bersih mengunakan sistem down feed .
Diagram VI. 11 Sistem Distribusi Air Bersih
Sedangkan untuk sistem pembuangan air kotornya adalah mengunakan
sistem pembuangan langsung bagi limbah yang tidak membahayakan makluk
hidup, atau masih dalam kategori limbah tidak berbahaya.
Diagram VI. 12 Pembuangan Air Kotor
192
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
diletakan pada lokasi yang aman dari api dan mudak diakses oleh mobil
Sedangkan untuk sistem pembuangan air kotornya adalah mengunakan
sistem pembuangan langsung bagi limbah yang tidak membahayakan makluk
193
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
De Chiara, Joseph, John Hancock Callender, Time Saver Standards for Building
Types, Mcgraw Hill Inc., Singapore, 1991.
DK. Ching, Francis, diterjemahkan oleh Ir. Paulus Hanoto Ajie, Arsitektur,
Bentuk, Ruang dan Susunannya, Erlangga, 1996.
Neufert, Ernst diterjemahkan oleh Dr. Ing Sunarto Tjahjadi, Data Arsitek Edisi
Pertama, Erlangga, Jakarta, 1996.
Neufert, Ernst diterjemahkan oleh Dr. Ing Sunarto Tjahjadi, Data Arsitek Edisi
Kedua, Erlangga, Jakarta, 2002.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga,
Balai Pustaka, Jakarta, 2001.
White, Erdward , T, Tata Atur, pengantar merancang arsitektur, ITB, Bandung,
1986.
White, Erdward , T, Analisa Tapak, ITB, Bandung..
Team pelaksana & penyusun RIK dan RBWK, Rencana Induk Kota, Pemda
Dati II Yogyakarta.
Encyclopedia Americana, Canada, 1977.
W.J.S. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
1988.
Soedarso SP, Bengkel Seni Rupa Kontemporer, BP ISI, Yogyakarta, 1990.
Chistos G. Athanasopulos, Contemporery theater, 1983.
194
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
Izenour, GC, Theater Design, 1977.
Prasetyo Lea, Akustika Lingkungan, 1985.
Christina E, Mediastika, Ph.D, Akustika Bangunan Prinsip-Prinsip dan
Penerapannya di Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
Suka Hardjana, Musik Antara Kritik Dan Apresiasi, hal. 64: Penerbit Buku
Kompas, Jakarta, Juli 2004.
www.wikipedia.com
www.pemda-diy.go.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta
http://www.googlearth.com/
www.fortunecity.com
195
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
LAMPIRAN
196
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
PERSPEKTIF BANGUNAN
197
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
PERSPEKTIF INTERIOR
RG. PAMERAN SENI RUPA
RG. PERTUNJUKAN INDOOR
RG. PERTUNJUKAN OUTDOOR
198
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
PERSPEKTIF INTERIOR
KAFETARIA
KAFETARIA TERBUKA
KORIDOR
199
2010TUGAS AKHIR
Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta
PERSPEKTIF EKSTERIOR