bab vi konsep perencanaan dan perancangan … · konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi...

26
174 2010 TUGAS AKHIR Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA VI.1. KONSEP DASAR Permasalahan yang muncul dalam perencanaan dan perancangan Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta yaitu bagaimana wujud Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia di Yogyakarta yang mampu membantu pengunjung dalam penghayatan seni melalui tata ruang dan penampilan bangunan yang mancitrakan karakter seni kontemporer. Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta merupakan suatu tempat mempergelarkan kegiatan / aktifitas seni dari semua cabang seni kontemporer yang berkembang di Indonesia baik seni pamer maupun seni pentas, yaitu seni lukis, seni grafis, seni patung, seni kriya, seni instalasi, seni musik, seni tari, dan seni teater. Dari dominasi karakter seni kontemporer yang diwadahinya tersebut, maka tersusunlah konsep ruang dan bangunan yang mampu membantu pengunjung dalam penghayatan seni melalui tata ruang dan penampilan bangunan yang mancitrakan karakter seni kontemporer. Berikut adalah konsep dari hasil teransformasi karakter seni kontemporer yang dikaitkan dengan elemen aritektural serta konsep perencanaan dan perancangan ruang utama berdasarkan prinsip-prinsip perancangan pusat pagelaran seni. A. KONSEP RUANG PADA PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA. Ruang-ruang pada Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta terdiri dari ruang utama dan ruang pendukung. Ruang utama meliputi ruang display untuk cabang seni rupa kontemporer (seni lukis, seni grafis, seni patung, seni kriya, seni instalasi) serta ruang pertunjukan seni kontemporer multi fungsi

Upload: tranliem

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

174

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

BAB VIKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORERINDONESIA DI YOGYAKARTA

VI.1. KONSEP DASAR

Permasalahan yang muncul dalam perencanaan dan perancangan Pusat

Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta yaitu bagaimana wujud

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia di Yogyakarta yang mampu

membantu pengunjung dalam penghayatan seni melalui tata ruang dan penampilan

bangunan yang mancitrakan karakter seni kontemporer. Pusat Pagelaran Seni

Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta merupakan suatu tempat mempergelarkan

kegiatan / aktifitas seni dari semua cabang seni kontemporer yang berkembang di

Indonesia baik seni pamer maupun seni pentas, yaitu seni lukis, seni grafis, seni

patung, seni kriya, seni instalasi, seni musik, seni tari, dan seni teater. Dari

dominasi karakter seni kontemporer yang diwadahinya tersebut, maka tersusunlah

konsep ruang dan bangunan yang mampu membantu pengunjung dalam

penghayatan seni melalui tata ruang dan penampilan bangunan yang mancitrakan

karakter seni kontemporer. Berikut adalah konsep dari hasil teransformasi karakter

seni kontemporer yang dikaitkan dengan elemen aritektural serta konsep

perencanaan dan perancangan ruang utama berdasarkan prinsip-prinsip

perancangan pusat pagelaran seni.

A. KONSEP RUANG PADA PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER

INDONESIA DI YOGYAKARTA.

Ruang-ruang pada Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

terdiri dari ruang utama dan ruang pendukung. Ruang utama meliputi ruang

display untuk cabang seni rupa kontemporer (seni lukis, seni grafis, seni patung,

seni kriya, seni instalasi) serta ruang pertunjukan seni kontemporer multi fungsi

Page 2: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

untuk berbagai kegiatan pertunjukan seni (seni musik, seni tari, seni teater). Ruang

pendukung terdiri dari ruang perkantoran dan ruang untuk fungsi penunjang.

Konsep perencanaan dan perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi

transformasi dari karakter

1) Konsep ruang berdasarkan

yang dikaitkan dengan elemen aritektural

Tabel VI. 1 Konsep Ruang Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni Kontemporer

ElemenArsitektural

SIRKULASIPENCAPAIAN

KonseptualLintasan yang berhubungan dengankonseptual adalah bertahap, makalintasannya berupa garis diagonal, yangartinya proses bergerak.

WARNA KonseptualKonseptual berartigagasan. Warna merah memiliki sifatkaya dengan ide atau gagasan.

Naturalitas &Warna biru, hijau dan coklatmerupakan warnadekat dengan alamWarna putih memiliki sifat netral,simpel,luasWarna abuhening, dan p(Mitchel)

BUKAAN Naturalitas &Bukaan yang lebar akanmemperlihatkan adanya kesan kayacahaya. Bukaan yang banyakjuga menghilangkan kesan tertutup.Bukaan tersebutvegetasi didapat terasa.

TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

iatan pertunjukan seni (seni musik, seni tari, seni teater). Ruang

pendukung terdiri dari ruang perkantoran dan ruang untuk fungsi penunjang.

Konsep perencanaan dan perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi

karakter seni kontemporer yang diwadahinya.

Konsep ruang berdasarkan hasil teransformasi karakter seni kontemporer

yang dikaitkan dengan elemen aritektural:

Konsep Ruang Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni Kontemporer

Karakter Sketsa desain

Konseptual :Lintasan yang berhubungan dengankonseptual adalah bertahap, makalintasannya berupa garis diagonal, yangartinya proses bergerak.

Konseptual :Konseptual berarti menyangkut dengangagasan. Warna merah memiliki sifatkaya dengan ide atau gagasan.

Naturalitas & Modernitas :Warna biru, hijau dan coklatmerupakan warna-warna natural yangdekat dengan alamWarna putih memiliki sifat netral,simpel, kepolosan, bersih, bersahaja,uas, membantu, berkonsentrasi.

Warna abu-abu memiliki sifat tenang,hening, dan penetralistik suasana.(Mitchel)

Naturalitas & Modernitas :Bukaan yang lebar akanmemperlihatkan adanya kesan kayacahaya. Bukaan yang banyak dapatjuga menghilangkan kesan tertutup.Bukaan tersebut meimunculkanvegetasi di sekitamya, agar kesan alamdapat terasa.

(Ching, 2000: 168)

175

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

iatan pertunjukan seni (seni musik, seni tari, seni teater). Ruang

pendukung terdiri dari ruang perkantoran dan ruang untuk fungsi penunjang.

Konsep perencanaan dan perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi

hasil teransformasi karakter seni kontemporer

Konsep Ruang Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni Kontemporer

Sketsa desain

(Ching, 2000: 168)

Page 3: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

SKALA DANPROPORSI

KonseptualSkala ruang yang bertahap memberkesan proses, bergerak.

Daya UngkapTradisi Jawa meniberikan suatu aturankesopanan, yaitu pada saat akan masukrumah,mempengaruhi skala yang akandirancang, yakni pemakaian skalaintim, dengan tinggi ruang

MATERIAL DANTEKSTUR

Naturalitas &Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Materimerupakan material yang modern danmerupakan kemajuan teknologiDaya Ungkap BudayaMaterial natural dan berbau alam dapatmengekspresikan kesan tradisi danbudaya, contoh materialnya yaitu kayudan batu bata.

2) Konsep ruang utama berdasarkan prinsip

seni.

b. Ruang Display P

Tabel VI.

Elemen DesainDesain ruang-lantai dansirkulasipengunjung.

-

-

TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Konseptual :Skala ruang yang bertahap memberikesan proses, bergerak.

Daya Ungkap Budaya :Tradisi Jawa meniberikan suatu aturankesopanan, yaitu pada saat akan masukrumah, diharuskan menunduk. Hal inimempengaruhi skala yang akandirancang, yakni pemakaian skalaintim, dengan tinggi ruang diperendah.

(White, 1985Naturalitas & Modernitas :Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.

aterial kaca, baja, dan bentonmerupakan material yang modern danmerupakan kemajuan teknologi.Daya Ungkap Budaya :Material natural dan berbau alam dapatmengekspresikan kesan tradisi danbudaya, contoh materialnya yaitu kayudan batu bata.

(Library textured Archicad)

Konsep ruang utama berdasarkan prinsip-prinsip perancangan

Display Pameran

Tabel VI. 2 Konsep Ruang Display Pameran

Tuntutan Ruang Sketsa Desain- membutuhkan fasilitas seperti

panel (skesel), atau dindingpembatas bongkar pasang,agar tidak memunculkanruang-ruang sisa.

- Karya yang dipamerkan tidak

176

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

White, 1985)

(Library textured Archicad)

prinsip perancangan pusat pagelaran

Sketsa Desain

Page 4: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

177

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

diharuskan dapat dilihatsemua melainkanmemberikan pilihan-pilihanpada pengunjung dikarenakanseni yang dipamerkanmemiliki kemungkinan dalamsebuah pameran menampunglebih dari satu karya seniman.Namun alur yangdirencanakan adalah zig-zag.

Sumber : Susanto, 2004 : 283

Materi Karya. Jarak antara karya dan jarakantara karya dan penikmatmerupaka tugas yang berat.Masalah jarak tersebut,dipastikan jumlah karya yangakan sipamerkan mencukupi,tidak terlalu banyak dan tidakterlalu sedikit. Pemasangankarya juga tergantung padapengelompokan karya yangdisajikan, yakni dapatdigolongkan berdasar gaya,aliran tema, warna, objek, atauapapun yang dapat siberinuansa berbeda.

Sumber : Susanto, 2004 : 294

Sumber : Susanto, 2004 : 295

Labelisasi - Label urusan seragam

- Dalam pameran ada yangsetuju dengan penulisanharga karya diletakan padalabel atau ada pula yang tidakmelakukannya karena telahtersedia di daftar harga (pricelist) yang dipasang olehpenyelenggara pameran.

- Lengkapi tabel dengan segalaSumber : Susanto, 2004 : 284

Page 5: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

178

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

sesuatu yang bersangkutandengan karya, seprti : namaperupa, judul, medium, tahun,harga (bila perlu), dankolektor memliki (jika tidakdijual).

- Letakan tabel pada tempatatau sisi yang sama antarasatu karya lainnya.

Sumber : Susanto, 2004 : 184

Tata Cahaya - Lampu harus difokuskanpada objek

- Lampu tidak bolehdifokuskan pada lantai dandinding yang kosong, kecualipada kasus tertentu.

- Pilih sudut sekitar 30-45˚arah vertical. Sudut inibiasanya akan menciptakantekanan yang efektif denganpenonjolan dan polabayangan yang alami.

- Jika memunkinkan gunakanlighting yang salingbersilangan dari arah kiri dankanan atau alternatif dari arahdepan. Hal ini akanmenciptakan penonjolan danbayangan dan meninggikanbentuk tiga dimensi dariobjek.

- Penanganan lighting jangansampai menyilaukan matapenonton yang berada disana.

- Spotlight harus segeradifokuskan kembali apabilalokasi dan display diubah

Sumber : Susanto, 2004 : 298

Sumber : Susanto, 2004 : 298

Page 6: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

b. Ruang Pertunjukan Indoor

Elemen DesainBentuk Lantai -

-

Bentuk Langit-Langit

langitlantai penonton miring•

Panggung -

-

-

TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Pertunjukan Indoor

Tabel VI. 3 Konsep Ruang Pertunjukan Indoor

Tuntutan Ruang Sketsa Desain- Elemen dinding samping

yang bentuknya tidak sejajarmemungkinkan adanyapemantulan suara/ akustikyang menguntungkan

- Penonton dapat ditempatkan dekat dengansumber bunyi

Sumber: Izenour, GC, 1977, Theater Designdan Prasetyo Lea, 1985,

Akustik Lingkungan

langit-langit tidak teratur,lantai penonton miring• Bentuk langit-langit tidak

teratur menimbulkanpemantulan bunyi difus yangmenguntungkan danmenimbulkan waktu tundayang pendek serta terhindardari pemusatan bunyi

• Lantai miring yangmenyesuaikan garis pandangdan pemantulan bunyi darilangit-langit menimbulkandistribusi bunyi yang merata

Sumber: Izenour, GC,dan Prasetyo Lea, 1985,

Akustik Lingkungan

- Bentuk Panggung Extended

- Plafon PanggungPlafon panggung dibuatcukup tinggi dan membuka kearah penonton. Plafon ruangpanggung diselesaikan denganbahan yang memantulkan,agar pada keadaan tanpabantuan peralatan elektronik(sound systems) suara daripenyaji dapat disebarkan kearah penonton.

- Lantai PanggungLantai panggung dibuat lebih

Bentuk PanggungSumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,

AKUSTIKA BANGUNANPrinsip-Prinsip dan Penerapannya di

Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

179

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Sketsa Desain

Sumber: Izenour, GC, 1977, Theater Designdan Prasetyo Lea, 1985,

Akustik Lingkungan

Sumber: Izenour, GC, 1977, Theater DesignPrasetyo Lea, 1985,

Akustik Lingkungan

Bentuk Panggung ExtendedSumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,

AKUSTIKA BANGUNANPrinsip dan Penerapannya di

Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

Page 7: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

180

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

tinggi daripada lantaipenonton yang paling bawah.

- Dinding panggungPada bentuk panggungproscenium, terbuka, danextended, panggung memilikidinding pembatas, yaitu dibagian belakang sertasamping kiri dan kanan.Dinding bagian belakangpanggung didesai relatif datardan diselesaikan denganbahan yang menyerap suara,agar tidak memantulkan suarakembali kepada penyaji, yangdapat menimbulkan suarabias.Kemudian dinding sampingdibuat dalam model siripmembuka guna menyebarkansuara dari sumber kepadapenonton.

Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN

Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN

Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

Area penonton - Akibat terbatasnyakemampuan mata manusiauntuk melihat objek secaralangsung, desain areapenonton yang terlalu panjangke arah belakang tidakdianjurkan.

- Lantai Area Penonton.Desain dengan sistem trapatau berundak. Lantai bertrapmemungkinkan penontonbagianbelakang memilikisudut pandang (view) yangbaik ke arah panggung.Jumlah ideal kursi penontonuntuk ditata beriajar adalah 12sampai 15 buah, denganasumsi bahwa penonton yangduduk di tengah-tengah tidakmenempuh perjalanan terlalujauh ke arah selasar utama.Pembatasan ideal jumlah kursiyang dijajar ini menyebabkanterbentuknya selasar ataulorong-lorong sirkulasi padaarea penonton.

- Plafon Area PenontonPemakaian plafon bertrapakan memberikankemungkinan pantulan suara

penonton tengahdi baris paling belakang

Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN

Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

Jenis penataan lantai penonton:bertrap (inclined).

Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN

Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

Page 8: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

-

-

B. KONSEP PENAMPILAN BANGUNAN PADA

SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

Sebagai sebuah bangunan

maka penampilan bangunan harus mencitrakan karakter seni kontemporer.

TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

yang secara terafur mengarahpada penonton.Langit-langit lengkungmenghasilkan iluminasi yangseragam pada auditorium

- Dinding Area PenontonAgar pemantulan yangdikehendaki berada padabatas-batas bunyi dengung,tidak semua bagian dindingdirancang untuk memantulkanbunyi. Adapun bagian yangumumnya tidak memantulkanbunyi adalah dinding yangberada di dekat area penontonbagian belakang dan dindingbagian belakang penonton.Hal-hal yang harus dihindariantaralain permukaan yangcekung dimana pemantulansuara akan terfokus. Gedungdengan dinding belakanglengkang akan memantulkankembali suara pemain.

- Lantai BalkonUntuk dapat menarnpunglebih banyak penonton dapatditambahkan lantai balkon,dengan tetap memperhatikankenyamanan visual, yaknitinggi maksimum balkonhanya boleh pada ketinggian30° dari lantai panggung, agarpenonton tidak perlumenundukkan kepala.

Contoh gambar potongan terinci panggunguntuk orkestra

Sumber: Ernst Neufert, DATA ARSITEK EdisiKedua, 1989

Deretan tempat duduk di antara gangSumber: Ernst Neufert, DATA ARSITEK Edisi

Kedua, 1989

Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN

Prinsip-Prinsip dan Penerapannya di Indonesia,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

Sumber: Mayer & Good Friend, 1957,Acoustic for The Architect.

Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN

Prinsip-Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

PENAMPILAN BANGUNAN PADA PUSAT PAGELARAN

SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

Sebagai sebuah bangunan yang menampung berbagai kegiatan seni kontemporer,

maka penampilan bangunan harus mencitrakan karakter seni kontemporer.

181

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Contoh gambar potongan terinci panggunguntuk orkestra

Sumber: Ernst Neufert, DATA ARSITEK EdisiKedua, 1989

Deretan tempat duduk di antara gangErnst Neufert, DATA ARSITEK Edisi

Kedua, 1989

Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN

Prinsip dan Penerapannya di Indonesia,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

Sumber: Mayer & Good Friend, 1957,Acoustic for The Architect.

Sumber: Christina E, Mediastika, Ph.D,AKUSTIKA BANGUNAN

Prinsip dan Penerapannya diIndonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

PUSAT PAGELARAN

SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA.

yang menampung berbagai kegiatan seni kontemporer,

maka penampilan bangunan harus mencitrakan karakter seni kontemporer.

Page 9: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari

seni kontemporer yang diwadahinya.

Tabel VI. 4 Konsep Penampilan Bangunan Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni

ElemenArsitektural

SIRKULASIPENCAPAIAN

KonseptualLintasan yang berhubungan dengankonseptual adalah bertahap, makalintasannya berupa garis diagonal,yang artinya proses bergerak.Serta lengkung yang memberi kesandinamis, riang, lembut, dan memberipengaruh gembira

BENTUK KonseptualBentukmemberi kesan tuntas, labil,bergerak, dan dinamis.ModernitasBentuk kubus memiliki kesan kaku,simpel dan fungsional.Bentuk melengkung memiliki kesantidak kaku, menarik, berteknologitinggi dan bergaya ekspresionismodern.

WARNA KonseptualKonseptual berarti menyangkutdengan gagasan. Warna merahmemiliki sifat kaya dengan ide ataugagasan.

Naturalitas &Warna biru, hijau dan coklatmerupakan warnayangWarna putih memiliki sifat netral,simpel,luasWarna abuhening, dan p(Mitchel)

SKALA DANPROPORSI

KonseptualSkalakesan proses, bergerak.

Daya Ungkap BudayaTradisi Jawa meniberikan suatuaturan kesopanan, yaitu pada saat

TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari

seni kontemporer yang diwadahinya.

Konsep Penampilan Bangunan Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter SeniKontemporer

Karakter Sketsa desain

Konseptual :Lintasan yang berhubungan dengankonseptual adalah bertahap, makalintasannya berupa garis diagonal,yang artinya proses bergerak.Serta lengkung yang memberi kesandinamis, riang, lembut, dan memberipengaruh gembira

Konseptual :Bentuk lengkung, bulat atau bolamemberi kesan tuntas, labil,bergerak, dan dinamis.Modernitas :Bentuk kubus memiliki kesan kaku,simpel dan fungsional.Bentuk melengkung memiliki kesantidak kaku, menarik, berteknologitinggi dan bergaya ekspresionismodern.

(Ching, 2000: 43)

Konseptual :Konseptual berarti menyangkutdengan gagasan. Warna merahmemiliki sifat kaya dengan ide ataugagasan.

Naturalitas & Modernitas :Warna biru, hijau dan coklatmerupakan warna-warna naturalyang dekat dengan alamWarna putih memiliki sifat netral,simpel, kepolosan, bersih, bersahaja,uas, membantu, berkonsentrasi.

Warna abu-abu memiliki sifat tenang,hening, dan penetralistik suasana.(Mitchel)Konseptual :Skala ruang yang bertahap memberikesan proses, bergerak.

Daya Ungkap Budaya :Tradisi Jawa meniberikan suatuaturan kesopanan, yaitu pada saat

182

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari karakter

Konsep Penampilan Bangunan Berdasarkan Hasil Transformasi Karakter Seni

Sketsa desain

(Ching, 2000: 43)

Page 10: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

akan masuk rumah,menunduk. Hal inimempengaruhi skala yang akandirancang, yakni pemakaian skalaintim,diperendah.

MATERIAL DANTEKSTUR

Naturalitas &Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Tropis, berarti menggunakanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Daya Ungkap BudayaMaterial natural dan berbau alamdapat mengekspresikan kesan tradisidan budaya, contoh materialnya yaitukayu dan batu bata.

Diagram VI.

VI.2. PROGRAM RUANG

INDONESIA DI YOGYAKARTA

Skala danproporsi

bangunanyang

bertahap

Bukaan yang lebarpada sekeliling

bangunan

TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

akan masuk rumah, diharuskanmenunduk. Hal inimempengaruhi skala yang akandirancang, yakni pemakaian skalaintim, dengan tinggi ruangdiperendah.

(White, 1985

Naturalitas & Modernitas :Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Tropis, berarti menggunakan bahanmaterial alam lokal khas Indonesia,seperti batu bata ekspos, kayu, batucandi, bambu.Daya Ungkap Budaya :Material natural dan berbau alamdapat mengekspresikan kesan tradisidan budaya, contoh materialnya yaitukayu dan batu bata.

(Library textured Archicad)

Diagram VI. 1 Sketsa Bentuk Bangunan

PROGRAM RUANG PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER

INDONESIA DI YOGYAKARTA

Roof garden

penggunaanmaterial kaca

Bukaan yang lebarpada sekeliling

bangunan

183

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

White, 1985)

(Library textured Archicad)

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER

Skala intim padaruang penerima

Bentukmelengkung

Page 11: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

184

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Tabel VI. 5 Karakter dan Tuntutan Ruang Tiap Unit

Unit Kegiatan Karakter / Tuntutan Ruang Sifat KegiatanUnit KegiatanPameran

Santai, menarik, komunikatif,keleluasaan bergerak danpengamatanKebebasan dan keleluasaanbergerak, control, dinamis

Semi public

Unit Kegiatanpertunjukan indoor

Santai, menarik, komunikatif,keleluasaan pengamatan, auditifkenyamanan visual, pendenganranserta fisik

Semi public

Unit Kegiatanpertunjukan outdoor

Santai, menarik, komunikatif,keleluasaan pengamatan,kenyamanan visual, pendenganranserta fisik

Semi public

Unit KegiatanPenerima

Informatif, akrab, komunikatif,santai

Publik

Unit KegiatanPengelola

Formal, disiplin, privasi, teratur,keleluasaan kerja

Privat

Unit KegiatanPembinaan danHumas

Disipilin, komunikatif, keleluasaangerak dan pengamatan

Semi Publik

Unit KegiatanPenunjang

Santai, komunikatif keleluasaangerak

Publik – SemiPublik

Tabel VI. 6 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang

Unit Luas Area (m2)Unit Kegiatan Pameran 5262.33Unit Kegiatan Pertunjukan Indoor 4440.50Unit Kegiatan Pertunjukan Outdoor 3120.50Unit Kegiatan Penerima 9989.88Unit Kegiatan Pengelola 810.52Unit Kegiatan Pembinaan dan Humas 445.10Unit Kegiatan Penunjang 237.44Total 25426.27

Page 12: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

185

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Diagram VI. 2 Organisasi Ruang Makro

Page 13: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

186

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Diagram VI. 3 Organisasi Ruang Unit Penerima dan Unit Penunjang

Diagram VI. 4 Organisasi Ruang Unit Pengelola

: Lantai2

Page 14: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

187

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Diagram VI. 5 Hubungan Ruang Unit Pembinaan dan Humas

Diagram VI. 6 Organisasi Ruang Unit Pameran

: Lantai2

Page 15: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

188

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Diagram VI. 7 Hubungan Ruang Unit Pertunjukan Indoor

Diagram VI. 8 Hubungan Ruang Unit Pertunjukan Outdoor

: Lantai 2

Page 16: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

189

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

VI.3. KONSEP TAPAK PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER

INDONESIA DI YOGYAKARTA

Diagram VI. 9 Tata Masa Bangunan

Bentuk penataan lansekap di atas memperhatikan jalur sirkulasi berbentuk

lengkung dan diagonal. Tata masa yang terbentuk adalah cluster dan linier.

VI.4. KONSEP STRUKTUR BANGUNAN PUSAT PAGELARAN SENI

KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

Konsep struktur yang dipakai pada bangunan Pusat Pagelaran Seni

Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta adalah dengan struktur modern yaitu

struktur beton bertulang, serta penggunaan struktur cangkang untuk struktur

bentang lebamya. Pondasi yang digunakan adalah pondasi setempat berupa

pondasi tiang pancang dan pondasi foot plat. Sedang pondasi menerus

menggunakan pondasi batu kali dan beton bertulang.

1. 2 lantai(Lobi; rg pengelola)

2. 2 lantai(rg workshop, rg seminar;perpustakaan)

3. 2 lantai(art shop; kafetaria)

4. 3 lantai(rg pameran seni rupa)

5. 3 lantai(rg pertunjukan indoor)

6. 1 lantai(rg pertunjukan outdoor)

7. Parkir pengunjung8. Parkir pengunjung9. Parkir pengelola10. Parkir khusus11. Parkir khusus12. Taman

1

3

4

5

6

9

11

7

8

10

10

2

Page 17: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

190

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

VI.5. KONSEP UTILITAS PUSAT PAGELARAN SENI

KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

A. SISTEM PENGUDARAAN

Sistem pengudaraan pada bangunan Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia

Di Yogyakarta menggunakan pengudaraan alami dan pengudaraan buatan. Sistem

pengudaraan alami merupakan pengudaraan yang baik bagi bangunan daerah

tropis. Pengudaraan alami ini dapat dirancang dengan mengatur lubang masuk dan

keluar, serta dengan ventilasi silang. Untuk pengudaraan buatan atau non-alami

menggunakan sistem AC. Pemakaian AC tersebut adalah dengan AC central yang

pengudaraannya didistribusikan ke berbagai ruang. Khususnya pada ruang

pameran, gudang penyimpanan, ruang pertunjukan indoor dan ruang perkantoran,

sistem pengudaraannya memakai AC. Hal ini dikarenakan ruang tersebut

membutuhkan suhu dan kelembapan yang stabil untuk menjaga kenyamanan

termal dan kualitas karya seni.

B. SISTEM PENCAHAYAAN

Sistem pencahayaan digunakan sebagai penerangan ruang, penciptaan

kenyamanan pada fungsi kegiatan ruang, dan suasana pada ruang-ruang pamer an

ruang pertunjukan, dan membantu di dalam kelancaran aktivitas. Berdasarkan

sumbernya, sistem pencahayaan dapat dibedakan menjadi : natural lighting yaitu

sistem penerangan secara alami dengan memanfaatkan cahaya matahari dan

artifisial lighting yaitu sistem penerangan buatan dengan lampu.

Sistem pencahayaan pada Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di

Yogyakarta meliputi sistem alami dan buatan. Sistem pencahayaan alami adalah

sistem pencahayaan dengan memanfaatkan sinar matahari, dapat digunakan

sebagai faktor pembentuk suasana ruang. Pada ruang pamer, karya seni tidak

sepenuhnya mendapatkan penyinaran alami secara langsung dikarenakan sinar

ultraviolet dan tingkat kepanasan tertentu dapat mempengaruhi warna, pigmen,

mnyak, kanvas, atau kertas karya.

Sistem pencahayaan buatan adalah sistem pencahayaan yang

menggunakan alat buatan, lampu. Penggunaan sistem pencahayaan buatan

Page 18: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

memiliki beberapa tujuan, selain untuk menerangi secara umum, sistem

pencahayaan buatan dapat menimbulkan efek visu

pergrakan, memberi efek dramatis dan lain

C. SISTEM JARINGAN LISTRIK

Sumber tenaga listrik yang dipakai pada

Indonesia Di Yogyakarta

skematik distribusi listrik pada Institut Sinematografi Yogyakarta di Yogyakarta.

Diagram VI.

D. SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA

KEBAKARAN

Pasif

Aplikasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pasif pada

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

penggunaan pintu keluar darurat terutama pada ruang pertunjukan indoor.

Aktif

Khusus pada ruang display pameran dan gudang pe

pemadaman api menggunakan sprinkler busa, zat kimia kering atau

karbon dioksida (CO2) agar tidak merusak benda seni. Sedangkan pada

ruang lainya karena ketinggian bangunan kurang dari 25 meter cukup

menggunakan Pemadaman Api Ringan

TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

memiliki beberapa tujuan, selain untuk menerangi secara umum, sistem

pencahayaan buatan dapat menimbulkan efek visual tertentu seperti mengarahkan

pergrakan, memberi efek dramatis dan lain-lain.

SISTEM JARINGAN LISTRIK

Sumber tenaga listrik yang dipakai pada Pusat Pagelaran Seni Kontemporer

Indonesia Di Yogyakarta berasal dari suplai PLN dan generator. Berikut adalah

skematik distribusi listrik pada Institut Sinematografi Yogyakarta di Yogyakarta.

Diagram VI. 10 Analisis Sistem Jaringan ListrikSumber: Data Primer

SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA

Aplikasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pasif pada

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

penggunaan pintu keluar darurat terutama pada ruang pertunjukan indoor.

Khusus pada ruang display pameran dan gudang penyimpanan barang seni,

pemadaman api menggunakan sprinkler busa, zat kimia kering atau

karbon dioksida (CO2) agar tidak merusak benda seni. Sedangkan pada

ruang lainya karena ketinggian bangunan kurang dari 25 meter cukup

menggunakan Pemadaman Api Ringan (PAR) dan hidran halaman yang

191

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

memiliki beberapa tujuan, selain untuk menerangi secara umum, sistem

al tertentu seperti mengarahkan

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer

berasal dari suplai PLN dan generator. Berikut adalah

skematik distribusi listrik pada Institut Sinematografi Yogyakarta di Yogyakarta.

SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA

Aplikasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pasif pada

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta dengan

penggunaan pintu keluar darurat terutama pada ruang pertunjukan indoor.

nyimpanan barang seni,

pemadaman api menggunakan sprinkler busa, zat kimia kering atau

karbon dioksida (CO2) agar tidak merusak benda seni. Sedangkan pada

ruang lainya karena ketinggian bangunan kurang dari 25 meter cukup

(PAR) dan hidran halaman yang

Page 19: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

diletakan pada lokasi yang aman dari api dan mudak diakses oleh mobil

pemadam kebakaran.

E. SISTEM SANITASI DAN DRAINASE

Untuk air bersih mengunakan sistem

Sedangkan untuk sistem pembuangan air kotornya adalah mengunakan

sistem pembuangan langsung bagi limbah yang tidak membahayakan makluk

hidup, atau masih dalam kategori limbah tidak berbahaya.

TUGAS AKHIRPusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

diletakan pada lokasi yang aman dari api dan mudak diakses oleh mobil

pemadam kebakaran.

SISTEM SANITASI DAN DRAINASE

Untuk air bersih mengunakan sistem down feed .

Diagram VI. 11 Sistem Distribusi Air Bersih

Sedangkan untuk sistem pembuangan air kotornya adalah mengunakan

sistem pembuangan langsung bagi limbah yang tidak membahayakan makluk

hidup, atau masih dalam kategori limbah tidak berbahaya.

Diagram VI. 12 Pembuangan Air Kotor

192

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

diletakan pada lokasi yang aman dari api dan mudak diakses oleh mobil

Sedangkan untuk sistem pembuangan air kotornya adalah mengunakan

sistem pembuangan langsung bagi limbah yang tidak membahayakan makluk

Page 20: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

193

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA

De Chiara, Joseph, John Hancock Callender, Time Saver Standards for Building

Types, Mcgraw Hill Inc., Singapore, 1991.

DK. Ching, Francis, diterjemahkan oleh Ir. Paulus Hanoto Ajie, Arsitektur,

Bentuk, Ruang dan Susunannya, Erlangga, 1996.

Neufert, Ernst diterjemahkan oleh Dr. Ing Sunarto Tjahjadi, Data Arsitek Edisi

Pertama, Erlangga, Jakarta, 1996.

Neufert, Ernst diterjemahkan oleh Dr. Ing Sunarto Tjahjadi, Data Arsitek Edisi

Kedua, Erlangga, Jakarta, 2002.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga,

Balai Pustaka, Jakarta, 2001.

White, Erdward , T, Tata Atur, pengantar merancang arsitektur, ITB, Bandung,

1986.

White, Erdward , T, Analisa Tapak, ITB, Bandung..

Team pelaksana & penyusun RIK dan RBWK, Rencana Induk Kota, Pemda

Dati II Yogyakarta.

Encyclopedia Americana, Canada, 1977.

W.J.S. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,

1988.

Soedarso SP, Bengkel Seni Rupa Kontemporer, BP ISI, Yogyakarta, 1990.

Chistos G. Athanasopulos, Contemporery theater, 1983.

Page 21: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

194

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

Izenour, GC, Theater Design, 1977.

Prasetyo Lea, Akustika Lingkungan, 1985.

Christina E, Mediastika, Ph.D, Akustika Bangunan Prinsip-Prinsip dan

Penerapannya di Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

Suka Hardjana, Musik Antara Kritik Dan Apresiasi, hal. 64: Penerbit Buku

Kompas, Jakarta, Juli 2004.

www.wikipedia.com

www.pemda-diy.go.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta

http://www.googlearth.com/

www.fortunecity.com

Page 22: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

195

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

LAMPIRAN

Page 23: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

196

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

PERSPEKTIF BANGUNAN

Page 24: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

197

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

PERSPEKTIF INTERIOR

RG. PAMERAN SENI RUPA

RG. PERTUNJUKAN INDOOR

RG. PERTUNJUKAN OUTDOOR

Page 25: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

198

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

PERSPEKTIF INTERIOR

KAFETARIA

KAFETARIA TERBUKA

KORIDOR

Page 26: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN … · Konsep perancangan ruang tersebut berdasarkan hasi transformasi dari seni kontemporer yang diwadahinya. Tabel VI. 4 Konsep Penampilan

199

2010TUGAS AKHIR

Pusat Pagelaran Seni Kontemporer Indonesia Di Yogyakarta

PERSPEKTIF EKSTERIOR