bab vi konsep perencanaan dan perancangan wisata …

41
182 BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA AIR PROGOWATI DI KABUPATEN MAGELANG VI.1 KONSEP PERUANGAN VI.1.1 Konsep Kapasitas Wisata Air Progowati Jumlah kapasitas pengunjung perhari yang ditampung pada Wisata Air Progowati maksimal adalah 5000 orang, dengan rincian : 1. Pengunjung Jumlah pengunjung ini akan dibagi lagi menurut kisaran umur dan kapasitas wahana yang akan menampung. Table VI.1 Kapasitas yang ditampung pada setiap wahana No. Fasilitas yg menampung Dewasa, remaja Anak-anak Jumlah 1. Play ground 20 40 60 2. Plaza 100 75 175 3. Conference room 100 - 100 4. Kolam arus 300 200 500 5. Labirin 100 100 200 6. Tower slide 100 100 200 7. Walk track 100 100 200 8. Kolam renang dewasa 100 - 100 9. Kolam renang anak 50 200 250 10. Kolam ombak 300 200 500 11. Kolam air hangat 40 20 60 12. Volley air 20 - 20 13. Futsal air 40 - 40 14. Sun bathing area 100 50 150 15. Ruang bilas 200 100 300 16. Kegiatan arung jeram : - Simulasi - Pondok santai - Berarung jeram 100 100 100 30 100 50

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

182

BAB VI

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA AIR

PROGOWATI DI KABUPATEN MAGELANG

VI.1 KONSEP PERUANGAN

VI.1.1 Konsep Kapasitas Wisata Air Progowati

Jumlah kapasitas pengunjung perhari yang ditampung pada Wisata Air Progowati

maksimal adalah 5000 orang, dengan rincian :

1. Pengunjung

Jumlah pengunjung ini akan dibagi lagi menurut kisaran umur dan kapasitas

wahana yang akan menampung.

Table VI.1 Kapasitas yang ditampung pada setiap wahana

No. Fasilitas yg menampung Dewasa, remaja Anak-anak Jumlah

1. Play ground 20 40 60 2. Plaza 100 75 175 3. Conference room 100 - 100 4. Kolam arus 300 200 500 5. Labirin 100 100 200 6. Tower slide 100 100 200 7. Walk track 100 100 200 8. Kolam renang dewasa 100 - 100 9. Kolam renang anak 50 200 250 10. Kolam ombak 300 200 500 11. Kolam air hangat 40 20 60 12. Volley air 20 - 20 13. Futsal air 40 - 40 14. Sun bathing area 100 50 150 15. Ruang bilas 200 100 300 16. Kegiatan arung jeram :

- Simulasi - Pondok santai - Berarung jeram

100 100 100

30 100 50

Page 2: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

183

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

- Gazebo 125 75 680

17. Pondok santai 250 100 350 18. Gazebo 150 60 210 19. Flying fox 40 50 90 20. Kios cinderamata 30 20 50 21. Foodcourt 200 150 350 22. Mushola 150 50 200 Total 4785

2. Staff pengelola

Staff pengelola pada bangunan Wisata Air Progowati meliputi pelaku kegiatan

utama, pelayanan umum, penunjang dan servis. Pada pelaku kegiatan umum

terdiri dari direktur, sekretaris dan 6 divisi masing-masing memiliki 3 staff.

Dan untuk kegiatan lainnya terdiri dari 20 orang, sehingga jumlah staff

pengelola adalah 46 orang.

3. Pemberi Jasa Servis

Pemberi jasa servis ini meliputi orang-orang yang bekerja sebagai pengawas

lapangan, tim medis, pengelola foodcourt dan restoran, kesenian, kerajinan

dan lain sebagainya. Jumlah dari pemberi jasa ini 40 pada pengawas lapangan,

5 orang tim medis, 100 pada pengelola foodcourt dan restoran, kesenian

kerajinan 30 orang dan untuk lain-lain 5 orang. Sehingga jumlah totalnya ada

180 orang.

VI.1.2 Pengelompokkan Kegiatan

Dari pengelompokan, karakteristik, serta aktivitas pelaku kegiatan, diperoleh

pengelompokan kegiatan yang diwadahi Wisata Air Progowati, yaitu:

§ Kegiatan Penerimaan

Kegiatan penerimaan bertujuan mengawali segala kegiatan di tirta zone

terutama bagi pengunjung. Kelompok kegiatan ini mencakup kegiatan

informasi, administrasi, menunggu, menitipkan barang.

Page 3: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

184

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

§ Kegiatan Rekreasi

Kegiatan ini bertujuan memberi hiburan bersifat leisure kepada pengunjung.

Kegiatan ini berupa menikmati pengalaman di alam bebas, seperti kegiatan

menyusuri sungai baik arung jeram maupun penelusuran dengan gondola, dan

menikmati semua wahana permainan yang disediakan di waterboomnya.

§ Kegiatan Penunjang

Kegiatan penunjang bertujuan untuk melengkapi kegiatan utama (rekreasi)

meliputi kegiatan makan-minum, belanja, telekomunikasi, parkir, penjagaan,

dan sebagainya.

§ Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan pengelolaan bertujuan mengkoordinasi segala kegiatan yang

berlangsung pada Wisata Air Progowati.

VI.1.3 Kebutuhan Ruang

Rincian kebutuhan ruang yang dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang

diwadahi, yaitu :

a. Kelompok kegiatan penerimaan

Tabel VI.2 penerimaan

PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

Pengunjung Jalur kendaraan, pedestrian Drop off, bangunan penerima Main lobby Front desk / resepsionis ATM

Karyawan Front desk/resepsionis Lobby Main lobby

Page 4: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

185

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

b. Kelompok kegiatan Wisata

Table VI. 3 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan wisata

PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

Pengunjung Water Park Permainan anak : 1. Walking track, play ground,

slide waterboom 2. Kolam arus 3. Labirin 4. Kolam renang

Permainan remaja dan dewasa :

1. Walking track, play ground, aneka slide waterboom, kolam arus, kolam air hangat

2. Lapangan futsal air 3. Kolam volley air 4. Kolam renang Pondok santai Tempat berjemur Plaza

Pengunjung arung jeram Sungai elo Area pembelajaran Kolam simulasi Pondok santai

Pengunjung arung jeram dan waterpark

Tempat start dan finish flying fox

Karyawan Ruang pengawasan Arena wahana permainan Area pelatihan arung jeram

c. Kelompok kegiatan akomodasi

Tabel VI.4 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan akomodasi

PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

Pengunjung Tempat makan (cafe)

Page 5: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

186

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

r. display pada retail

kasir

retail

Kios cindera mata

Pusat informasi

Lavatory

Mushola

r. konverensi

Pengelola Pusat informasi

Kasir

R. Pengelola

Lavatory

Dapur

Ruang saji

Gudang supply

Loading dock

d. Kelompok kegiatan konservasi

Tabel VI.5 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan konservasi PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

Pengelola Konservasi mata air

Konservasi sungai

e. Kelompok kegiatan pengelolalan

Tabel VI.6 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan pengelolaan PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

Kegiatan utama

Direktur R. Direktur

Sekretaris R. Sekretaris

Kadiv rekreasi

Staff rekreasi

R. kadiv rekreasi

R. staff rekreasi

Kadiv arung jeram

Staff arung jeram

R. kadiv arung jeram

R. staff arung jeram

Page 6: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

187

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Kadiv ME

Staff ME

R. Kadiv ME

R. Staff ME

Kadiv administrasi

Staff administrasi

R. Kadv administrasi

R. Staff administrasi

Kadiv operasional & Pemeliharaan

Staff operasional & Pemeliharaan

R. Kadiv operasional & Pemeliharaan

R. Staff operasional & Pemeliharaan

Kadiv pelayanan umum

Staff pelayanan umum

R. Kadiv pelayanan umum

R. Staff pelayanan umum

Kegiatan Pelayanan Umum

Pengelola R. Informasi

Lavatory

Kegiatan penunjang

Pengelola R. Rapat

R. Pertemuan

Kegiatan service

Cleaning service R. Cleaning service

Office boy R. Office boy

Pengelola R. ME

f. Kelompok kegiatan service

Tabel VI.7 Kebutuhan ruang kelompok kegiatan service PELAKU KEBUTUHAN RUANG

Kegiatan service Pengelola R. Panel

R. Genset

Lavatory Kegiatan maintenance

Cleaning service R. Cleaning service Kegiatan penyelamatan Tim medis R. PPPK

Page 7: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

188

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Pengawas Gardu Pandang T. Parkir ambulance

VI.1.4 Besaran Ruang Pada Site Utama

1) Kelompok ruang penerima

Tabel VI.8 Besaran ruang kelompok kegiatan penerima Ruang Kapasitas Luasan (m²)

Drop-off 2 buah mobil 25 m² Loket tiket 1. Tiket waterpark 2. Tiket arung jetam

Waterpark 6 loket Arung jeram = 12

40,87 m²

Front Desk/resepsionis 9 m² Main lobby 40 m² Mini market 52,5 m²

ATM 4 mesin ATM 16,8 m²

Total kelompok ruang penerima 184.17 m²

Area parkir Parkir mobil 100 mobil 1800 m² Parkir bus 30 bus 2304 m² Parkir motor 200 motor 520 m² Parkir mobil arung jeram

2 mobil 36 m²

Parkir motor karyawan 100 motor 260 m² Parkir mobilkaryawan 10 mobil 180 m²

Pedestrian

Pedestrian digunakan juga sebagai plaza 130x2x2 m² (jarak antara jalan loket tiket 30 m)

832 m²

Total Luasan area parkir dan pedestrian 5932 m²

Total Luasan kelompok ruang penerima 6116.17 m²

2) Kelompok kegiatan wisata

Tabel VI.9 Besaran ruang kelompok kegiatan wisata Ruang Kapasitas Luasan (m²)

Dry area

Ply ground Untuk 40 anak, 20 dewasa 252

Page 8: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

189

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Plaza 150 orang 800

Total luasan dry area 1052

Area basah (wet area)

Kolam arus 200 orang 1050 m²

Labirin 75 orang 36 m²

Tower seluncur untuk : Slide waterboom (straight slide, family slide, couple slide, hole slide)

Terdiri dari 3 tower @kapasitas 75 orang

192

Walk track 200 orang 420

Kolam renang dewasa 75 orang 1.000 m²

Kolam renang anak 50 anak 150 m²

Kolam ombak + sphlash pool

1500 orang 2.350 m²

Kolam air hangat @kolam 6 orang 48 m²

Volley air - 162 m²

Futsal air ( bola keranjang ) - 840 m²

Sun bathing area 25 200 m²

Shower / r. bilas tertutup,

loker, toilet, ruang ganti

Untuk pria dan wanita

= 200@ ruang

400 m²

r. bilas terbuka @ jenis kelsmin = 10 20 m²

Total luasan Area basah (wet area) 7192 m²

Area arung jeram

Kolam simulasi dan area pembelajaran

- 300

Ruang bilas dan ruang ganti 100 orang 80

gazebo 14 gazebo 196

Total luasan Area arung jeram 576

Area santai waterpark

Tempat berjemur 15 meja payung 180

Start finish flying fox 32

Total luasan Area santai 212

Total luasan kegiatan wisata 9032

Page 9: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

190

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

3) Kelompok kegiatan akomodasi

Tabel VI. 10 Besaran ruang kelompok kegiatan akomodasi Ruang Kapasitas Luasan (m²)

Café (foodcourt) - Waterpark - Arung jeram

Untuk 150 orang Untuk 100 orang

650

Bar / Kasir Untuk 15 kios 29.25

Dapur dan gudang supply 13 stand 78

Ruang saji 13 stand 58,5

Loading dock asumsi 10

Gudang alat asumsi 30

Ruang sampah 10

Kios cinderamata dan oleh-oleh

20,8

Pusat informasi 9

Mushola Asumsi 100

Resto depan 100 orang 340

Conference room Untuk 100 orang 65

Total luasan kegiatan akomodasi 1400,55

4) Kelompok kegiatan konservasi

Tabel V.11 Besaran ruang kelompok kegiatan konservasi

Ruang Kapasitas Luasan

(m²) Konservasi sungai 1 m dari tepi sungai

Pembuatan pembatas tinggi 120 cm berjarak 1 m dari tepi sungai dan menyusurinya

Konservasi mata air Tertutup bangunan seperti pendapa untuk menyamarkan fungsi sesungguhnya

64

5) Kelompok kegiatan pengelolaan

Tabel VI.12 Besaran ruang kelompok kegiatan pengelolaan

Ruang Kapasitas Luasan (m²)

R. Direktur Lavatory Ruang kerja direktur dan ruang tamu

19,25 m²

Page 10: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

191

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

di jadikan satu R. Sekretaris 1 staff 7,7 m²

R. Div. Rekreasi

1 kadiv 3 staff R. Kadiv & staff dijadikan 1

19,8 m²

R. Div. Arung jeram 19,8 m²

R.Div. ME 19,8 m²

R.Div. Administrasi 19,8 m²

R.Div. Operasional &

pemeliharaan

19,8 m²

R.Div. Pelayanan umum 19,8 m²

Hall & R. Rapat Orang duduk= 1,2x0,6 m² (45 staff) 32,4m²

Total luasan kegiatan pengelolaan 178,15 m2

6) Kelompok kegiatan service

Tabel VI.13 Besaran ruang kelompok kegiatan service

Ruang Kapasitas Luasan

(m²) R. Panel 9 m2 R. Genset 150 m2 Lavatory 10 orang 120 m2 R. Cleaning service 9 m2 R. PPPK 10 orang 19m2 T. Parkir ambulance 1 mobil 22,75m2 R. pompa & filter Tiapkolam dibedakan ruang

pompa dan filternya namun disatukan dengan tendon

1. 200 2. 300 3. 500

Tertanam dibawah tanah

1000m2

Balancing tank 90m2 Gudang 10m2 Ruang persiapan kesenian 68 m2 Total luasan kegiatan service 1497,75 m2

Rekapitulasi Ruang

§ Ruang Penerima 6116,17 m2

§ Ruang wisata 9032,00 m2

Page 11: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

192

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

§ Ruang akomodasi 1400,55 m2

§ Ruang konservasi 64 m2

§ Ruang Pengelola 178,15 m2

§ Ruang Servis 1497,75 m2

Luas total kebutuhan ruang 18.398.62 m2 (Luas bersih bangunan)

Sirkulasi 40% (asumsi ) 7359,448 m2

Luas kotor bangunan 25758,068 m2

Site yang tersedia pada lokasi adalah 52.076 m².

Building Coverage 50 % - 75 %

Jika building coverage 60%, maka luas tanah yang bisa ditutupi bangunan adalah

= 60 % x 52.076 m² = 31245,6

Luas tanah yang bisa dibangun adalah 31245,6 m², sedangkan total luas

kebutuhan ruang yang ada adalah 18.398.62 m² sehingga bangunan tidak harus

berupa 1 lantai namun memungkinkan jika dibuat lebih dari itu mengikuti fungsi

bangunannya.

VI.1.5 Analisis Penentuan Besaran Ruang Pada Site Penunjang

1) Kelompok ruang penerima

Tabel VI.14 Besaran ruang kelompok kegiatan penerima Ruang Kapasitas Luasan (m²)

Drop off 2 buah mobil 25 Front desk / resepsionis

0,9

Main lobby 16 Lavatory 15 orang 14,4 Total Luasan kelompok Ruang Penerima 56,3

Area parkir Kapasitas Luasan Parkir mobil 20 mobil 360 Parkir motor 40 motor 104 Total luas area parkir dan pedestrian 464

2) Kelompok kegiatan Wisata

Tabel VI.15 Besaran ruang kelompok kegiatan wisata

Page 12: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

193

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Ruang Perhitungan Luasan m²

Ruang persiapan

arung jeram

Berada di tepi sungai, sebagian

diolah dan sebagian merupakan

badan sungai berukurann 5x20 =

100

150 m²

Pondok santai 40 orang 100 m²

gazebo 48 orang 67 m²

Total luas area kegiatan wisata 317 m²

3) Kelompok kegiatan akomodasi

Tabel VI.16 Besaran ruang kelompok kegiatan akomodasi Ruang Perhitungan Luasan m²

Café (foodcourt) Untuk 50 orang 130 m² Bar / Kasir Untuk 10 kios 19,5 m²

Kios cinderamata dan oleh-oleh

Dimensi rak barang 2x0.8 m² 2 rak = 3,2

5,12 m²

Mushola 30 orang 46 m²

Dapur asumsi 20 m²

Ruang saji asumsi 6 m²

Gudang supply asumsi 10 m²

Loading dock asumsi 10 m²

Gudang alat asumsi 20 m²

Ruang sampah asumsi 5 m²

Total luasan kegiatan akomodasi 271,62 m²

4) Kelompok Kegiatan service dan pelayanan

Tabel VI.17 Besaran ruang kelompok kegiatan service dan pelayanan

Ruang Kapasitas Flow (%) Luasan

(m2) R. Pelayanan umum 4 orang 30 23,4m2

R. Genset Asumsi 20m2

Lavatory Asumsi 10m2

Gudang Asumsi 15 m2

Total luasan kegiatan service dan pelayanan 68,4m2

Rekapitulasi Ruang

Page 13: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

194

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

§ Ruang Penerima 520,3 m2

§ Ruang wisata 317 m2

§ Ruang akomodasi 271,62 m2

§ Ruang Pengelola dan servis 68,4 m2

Luas total kebutuhan ruang 1.177,32m2 (Luas bersih bangunan)

Sirkulasi 40% 470,928 m2

Luas kotor bangunan 1648, 248 m2

Luas site yang ada 4.165 m²

Melihat pada luasan site yang ada, site dapat digunakan mencukupi kebutuhan

besaran ruang yang dibutuhkan.

VI.2 KONSEP PENGOLAHAN TAPAK BERDASARKAN IKLIM DAN

LINGKUNGAN DI SEKITAR SITE PADA SITE UTAMA

VI.2.1 Konsep Alur Gerak Matahari pada Site

VI.2.1.1 Konsep Bentuk Massa dan Fasade

Massa dengan ketinggian mencapai 4 lantai untuk tower slide yang berupa

bangunan terbuka dan tidak berdinding menggunakan tritisan yang lebar agar

panas matahari tidak banyak masuk ke dalam. Sedangkan untuk massa utama

akan dibuat menghadap utara selatan agar pada foodcourtnya yang terbuka

tidak mendapatkan silau dari sinar matahari sore berlebihan.

Gambar VI. 1 Gubahan massa pada kawasan wisata

Page 14: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

195

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Pada fasade bangunan yang menghadap ke timur maupun ke barat akan

diberikan tritisan yang lebih lebar untuk mengurangi radiasi yang masuk ke

dalam bangunan. Hal ini dilakukan agar bangunan tetap mendapat sinar yang

cukup.

Gambar VI. 2 Tritisan pada bangunan

Agar pada bagian tengah bangunan tetap mendapat cahaya, maka pada

bangunan yang berukuran besar akan ditambahkan sun roof dengan material

yang dapat menyerap cahaya dengan baik namun tidak menyilaukan ruang

dibawahnya.

Gambar VI. 3 Skylight pada atap agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan

Bagian tengah bangunan dengan skylight agar cahaya dapat masuk ke dalam ruangan

Page 15: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

196

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

VI.2.1.1 Konsep Vegetasi

Pada bangunan wisata air progowati ini, untuk mereduksi sinar matahari dan

meneduhkan ruang terbukanya dipilih pohon trembesi dan akasia.

Gambar VI. 4 Beberapa pohon peneduh

Pohon trembesi akan diletakkan di sisi timur site dan beberapa menyebar

ditengah. Hal ini agar kondisi di tengah site menjadi sejuk dan pengunjuk

dapat betah menikmati wahana yang ada. Sedangkan untuk pohon akasia

sebagian akan diletakkan pada sisi barat agar dapat mereduksi glare yang

datang disore hari.

VI.2.2 Konsep Arah Pergerakan Angin pada Site

VI.2.2.1 Konsep Bentuk Massa dan Fasade

Bangunan untuk fasilitas penerima, fasilitas akomodasi dan fasilitas

pengelolaan yang berada pada bagian utara site, akan dibuat jendela terbuka

dengan penutup jalusi-jalusi agar debu tidak masuk namun angin dapat tetap

masuk ke dalam ruangan. Selain itu pada sisi timur dan baratnya pada

bukaannya akan diberi tritisan panjang agar tidak menyilaukan ruangan

didalamnya namun pergerakan angin tetap akan dapat masuk ke dalam

bangunan.

Akasia Trembesi

Page 16: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

197

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Gambar VI. 5 Bangunan akomodasi dengan tritisan dan bukaan yang berfungsi untuk memudahkan angin masuk ke dalam ruangan

Namun mengingat pada Wisata Air Progowati yang sebagian besar fasilitas

utamanya merupakan bangunan terbuka sehingga pemanfaatan angin

dimaksimalkan untuk memberi kesejukan pada ruang-ruang out doornya.

VI.2.2.2 Konsep Arah Pergerakan Angin pada Site

Gambar VI. 6 Jenis pohon yang dapat memecah angin

Pohon cemara dan beberapa akasia akan diletakkan dibagian utara site untuk

menyaring udara yang akan masuk ke dalam bangunan penerima, selain itu

juga untuk menyejukkan dan meneduhkan pada fasilitas penerima.

Tritisan yang panjang

Jendela-jendela yang dapat terbuka sehingga angin dapat masuk ke dalam ruangan

Tritisan untuk menghalangi sinar matahari yang menyilaukan ke dalam ruangan

Page 17: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

198

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

VI.2.3 Konsep Pencapaian dan Sirkulasi

VI.2.3.1 Pencapaian antar Site

VI.2.3.2 Pencapaian Site Utama

Lokasi site yang hanya memiliki 1 muka jalan sehingga main entrancenya

akan diletakkan pada sisi yang bertemu dengan jalan. Namun karena jalan

lokal yang ada hanya memiliki lebar 6 meter dan memungkinkan terjadinya

macet jika dibuat objek wisata, maka akan dibuat area penerima sebelum

masuk ke kawasan wisatanya.

Gambar VI. 7 Pencapaian antar site

Page 18: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

199

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Gambar VI. 8 Sirkulasi menuju site

VI.2.3.3 Pencapaian Site Penunjang

Gambar VI. 9 Pencapaian pada site penunjang

VI.2.3.4 Sirkulasi, Parkir dan Vegetasi di dalam site berdasarkan ME dan SE

Sirkulasi didalam site membentuk pola melingkar dengan 1 arah dari ME yaitu

menuju ke area masuk ( kanopi ). Sedangkan untuk jalur menuju ruang servis

dibuat terpisah agar tidak mengganggu penjalan kaki pada area wisata. Lebar

jalan disesuaikan pada masing-masing area.

Page 19: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

200

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Pintu masuk dan pintu keluar parkir dibedakan dari setiap jenis kendaraannya.

Hal ini dilakukan agar menghindari kesemrawutan didalam site dan agar

pengunjung dapat berjalan kaki menikmati kondisi site sebelum masuk ke

dalam bangunan utama penerima. Sirkulasi pada area parkir berlangsung searah

dengan lebar jalan maksimal 6-8 meter.Jarak putar kendaraan minimal 8

meter.Dengan lokasi parkir terpisah mengikuti jenis kendaraannya.

Gambar VI. 10 Pengelompokkan tempat parkir berdasarkan jenis kendaraan

Area parkir dipusatkan pada bagian tengah site, untuk karyawan berada pada

parkir paling ujung dekat dengan bangunan wisata. Tidak menggunakan

basement mengingat bangunan yang direncanakan sebagian besar berada pada

outdoor. Untuk persatuan unit kendaraan, parkir dibuat lurus memgingat lahan

yang ada cukup luas dan memudahkan kendaraan dalam menempatkan posisi

parkir sesuai dengan jalur sirkulasi pada area parkir.

Gambar VI. 11 Parkir lurus karena lahan yang luas

Page 20: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

201

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

VI.2.4 Konsep View

Penzoningan fasilitas dalam analisis view pada site didasarkan dari kebutuhan

fasilitas-fasilitas tersebut terhadap view ke dalam dan ke luar site. Zona-zona

seperti fasilitas penerima dan akomodasi harus diekspose secara maksimal agar

mudah dikenali. Fasilitas servis tidak memerlukan view ke dalam maupun

keluar. Sedangkan fasilitas pengelola memerlukan view ke luar karena

kegiatannya yang tidak hanya didalam bangunan saja bersifat continue namun

juga dapat mengawasi semua kegiatan pada fasilitas wisata. Fasilitas wisata

membutuhkan view ke luar dan ke dalam site. Dan fasilitas akomodasi juga

membutuhkan view ke luar dan kedalam site, namun juga membutuh view

kearah wisata disalam site.

Gambar VI. 12 Zona berdasarkan view pada site

VI.2.5 Konsep Massa Bangunan

Bentuk massa bangunan disesuaikan orientasi bangunannya, yaitu membuat

bentuk massa bangunan penerima yang menekuk kebawah agar terkesan

mengarahkan ke pintu utama waterpark. Massa bangunan utama sengaja

diletakkan masuk ke dalam site agar pengunjung yang datang dapat terlebih

dahulu menikmati kondisi alam disepanjang jalan menuju massa utama.

PENERIMAAN

WISATA

AKOMODASI

PENGELOLAA

SERVICE

Page 21: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

202

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Gambar VI. 13 Massa bangunan utama yang mengarahkan ke pintu utama

Massa yang berada pada area yang memiliki ekspose tinggi ditepi jalan timur dan

barat komposisi dibuat sederhana mengingat nilai ekspose disisi tersebut rendah.

Untuk massa yang memiliki view keluar yang memiliki kualitas tinggi, bukaan

dibuat maksimal kearah view keluar. Sebagian bangunan malah dibuat terbuka

dengan dinding tidak penuh dan berupa pendapa. Hal ini agar kesan terbuka ke

view yang ada menjadi lebih lega.

VI.2.6 Konsep Zona Fasilitas Pada Site

Perletakan zona fasilitas akhir pada site yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Gambar VI. 14 Perletakan zona fasilitas pada site

WISATA PENERIMAAN

AKOMODASI

PENGELOLAAN SERVICE

KONSERVASI

Page 22: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

203

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Sirkulasi internal yang terjadi diantara fasilitas yang ada adalah :

Gambar VI. 15 Skema sirkulasi internal didalam site

VI.2.7 Konsep Zona Perletakkan Wahana

Gambar VI. 16 Pembagian jenis jenis wahana pada waterpark

WISATA PENERIMAAN

AKOMODASI

PENGELOLAAN SERVICE

KONSERVASI

Page 23: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

204

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

VI.3 KONSEP SITE PENUNJANG

VI.3.1 Konsep Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE)

Gambar VI. 17 Perletakkan main entrance pada site penunjang

V.3.2 Konsep Penzoningan fasilitas pada site penunjang

Berdasarkan dari kondisi tapak yang yang ada, untuk mempermudah

menentukan penataan bangunan. Maka dihasilkan penzoningan fasilitas

sebagai berikut :

Keterangan :

1. Fasilitas akomodasi

2. Fasilitas servis

3. Tempat parkir

4. kantor pelayanan dan statf

5. Kolam renang dewasa

6. Futsal dan voli air

7. Play ground

8. Kolam renang anak

9. Pondok santai

10. Tower finish gondola dan slides

11. Kolam air hangat

12. Kolam ombak

13. Start dan finish flying fox

14. Labirin

15. Kolam simulasi

16. Fasilitas penunjang arung jeram

17. konservasi air

18. Finish arung jeram

19. Kolam arus

20. Walking track

21. Sun bathing area

22. Plaza

Page 24: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

205

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Gambar VI. 18 Penzoningan fasilitas pada site penunjang

VI.4 KONSEP SITE DERMAGA

Tapak yang ada biasanya digunakan bersama sehingga yang akan dilakukan pada

tapak hanya akan membuat ulang saung-saung lama menjadi lebih representatif dari

sebelumnya namun tetap menggunakan material setempat yang alami. Mengingat

lokasi ini digunakan oleh berbagai penyedia jasa arung jeram yang ada di kabupaten

magelang.

Gambar VI.19 Alternatif bentuk saung yang memanfaatkan material alam

VI.5 KONSEP KONTEKSTUAL ARSITEKTUR PADA TAMPILAN

BANGUNAN

VI.5.1 Penampilan Bangunan

Bentuk bangunan yang ingin mempertahankan ke khasan daerah magelang

dengan Candi Borobudurnya ditampilkan pada bangunan utama penerimanya

WISATA

PENERIMAAN

AKOMODASI

SERVICE

Page 25: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

206

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

yang berbentuk seperti stupa. Selain pada bentuk, penggunaan material

setempat berupa bebatuan dan bambu diharapkan dapat menguatkan konsep

kontekstualnya.

Gambar VI. 20 Massa bangunan utama mengikuti bentuk stupa candi Borobudur

Tekstur, warna material alam dan landscape diimbangi dengan tampilan yang

natural dan menyatu dengan alam merupakan pilihan tampilan alami pada

Wisata Air Progowati. Aspek ekologi iklim tercermin pada tampilan atap,

pemberian teritisan yang lebar dan bentuk-bentuk yang mengadopsi dari

lingkungan sekitar yang dianggap berhasil menanggapi iklim setempat.

Gambar V. 53 Bentuk-bentuk atap yang mengadopsi kondisi di sekitar site

Gambar VI. 21 Bentuk-bentuk atap yang mengadopsi kondisi di sekitar site

Nilai keterbukaan ditampilkan pada banyaknya pelubangan dinding dan

beberapa ruang terbuka seperti pendopo . Penggunaan material kaca difungsikan

Page 26: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

207

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

untuk mereduksi kecepatan angin dan memudahkan sinar matahari masuk ke

dalam bangunan.

Gambar VI. 22 Keterbukaan yang ditampilkan pada bangunan-bangunan yang

ingin mengoptimalkan view ke luar

VI.5.2 Material Bangunan

Untuk memberi kesan alami pada Wisata Air Progowati yang direncanakan

maka bahan untuk penutup atap dipilih atap pelana dan limasan dipadu dengan

atap datar pada bangunan-bangunan utama, pengelola dan servisnya.

Sedangkan untuk gazebo-gazebo peristirahatannya menggunakan ijuk pada

atapnya. Atap transparan juga dipakai sebagai tambahan untuk memperoleh

pencahayaan alami pada area foodcourt.

Gambar VI. 23 Penggunaan atap pelana, limasan dan datar pada bangunan di

Wisata Air Progowati

Pohon yang terpaksa ditebang untuk perencanaan Wisata Air Progowati yang

telah cukup usia dapat dimanfaatkan sebagai material bangunan. Pemanfaatan

itu antara lain untuk lantai, perencanaan deck, serta kolom yang sengaja

diekspos dengan menampilkan tekstur kayu.

Page 27: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

208

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

VI.6 KONSEP STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN

a. Pondasi

Untuk bangunan satu lantai menggunakan pondasi menerus.

Gambar VI. 24 Pondasi menerus pada bangunan satu lantai

Pada beberapa bangunan pendukung seperti gazebo dan saung peristirahatan

menggunakan struktur panggung / umpak dengan penahan cor dan bambu.

Gambar VI. 25 Pondasi umpak

Untuk bangunan yang berlantai banyak (2-4) menggunakan pondasi footplat

dan tiang pancang.

Gambar VI. 26 Pondasi Footplat untuk bangunan 2-4 lantai

Page 28: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

209

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Dan untuk kebutuhan menopang berbagai wahan waterslide menggunakan

struktur rangga dari baja. Agar terkesan alami nantinya akan dicat warna kayu.

Gambar VI. 27 Struktur rangka baja penopang waterslides

b. Dinding

Dinding eksterior akan menggunakan pasangan batu bata. Pada beberapa

dinding luar akan menggunakan partisi dari material batu alam dan beberapa

juga akan menggunakan kaca dan air. Untuk interior digunakan partisi dari

material alam maupun material ringan seperti gypsum.

Gambar VI. 28 Pengaplikasian batubata ekspose

c. Balok dan lantai

Untuk balok dan lantai yang sesuai dengan bentang 8 meter yaitu dipilih

lantai plat dengan balok (waffle plate) dipertimbangkan terhadap:

§ Pelaksanaan mudah dan sering digunakan di Indonesia (umum dipakai).

§ Tinggi balok 1/10 – 1/12 jarak bentang.

§ Tebal plat ± 12 centimeter.

Page 29: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

210

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

d. Atap

Untuk bentang bangunan yang lebar akan menggunakan space frame.

Sedangkan untuk bangunan lainnya menggunakan atap datar, limasan atau

pelana mengikuti kebutuhan bangunan.

Gambar VI. 29 Struktur atap limasan

VI.7 KONSEP SISTEM UTILITAS BANGUNAN

VI.7.1 Jaringan Air Bersih

a. Sumber air

Penyediaan air bersih diperoleh dari dua sumber yang dapat dimanfaatkan,

yaitu sumber mata air di dalam site dan PDAM.

b. Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih pada Wisata Air Progowati adalah untuk :

1. Toilet, lavatory, ruang bilas

Air bersih yang digunakan pada kegiatan ini adalah portable water yaitu

air bersih yang dapat diminum. Berasal dari sumber mata air atau

PDAM yang dididistribusikan melalui pipa-pipa kemudian ditampung

pada bak penampung ( roof tank ) yang disediakan pada setiap

bangunan.

2. Bebagai wahana ( kolam arus, kolam ombak dls )

Kualitas air pada kolam renang sudah ditentukan parameternya oleh

pemerintah yaitu terdiri dari parameter fisika meliputi bau, ada tidaknya

benda terapung, dan kejernihan. Parameter kimiawi meliputi kadar

Page 30: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

211

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

aluminium, CaSO3, oksigen, pH, sisa klor, dan tembaga. Parameter

biologik meliputi kolioform total dan jumlah kuman.

Pokok-pokok dalam pengolahan air kolam renang meliputi proses

penjernihan air dan desinfeksi. Proses penjernihan bertujuan untuk

mengikat kotoran yang berupa zat organik yang ada dalam air kolam

menjadi keeping yang lebih besar agar dapat lebih mudah diambil atau

disaring. Proses ini dilakukan dengan menambahkan koagulan seperti

tawas (Al2(SO4)3) dan soda ash (Na2Co3). Proses yang kedua disebut

proses desinfeksi. Proses desinfeksi perlu dilakukan untuk membunuh

bakteri yang ada dalam kolam renang.

3. Menyiram tanaman

Air yang digunakan untuk menyiram tanaman ini menggunakan air

dengan jenis non portable water. Yaitu air yang diperoleh dari

pengolahan air kotor yang berasal dari kamar mandi, kolam renang dan

cafetaria/pantry yang ditreatment kemudian ditampung pada sebuah

kolam yang selanjutnya akan didistribusikan ke pipa-pipa untuk

menyiram tanaman didalam site.

c. Sistem Pendistribusian air bersih

Pendistribusian pada area wahana wisata air progowati secara garis besar

adalah :

Page 31: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

212

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Skema VI.1 Sistem pendistribusian air bersih secara umum pada area wisata

air progowati

Kemudian dari sistem tersebut pendistribusian air bersih dibagi berdasarkan

kebutuhan air yang ada meliputi:

1. Toilet, lavatory, ruang bilas

Untuk pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan

sistem down feed distribution, air dari PDAM dan sumur (mata air)

disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water

treatment dengan menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju

ruang-ruang yang memerlukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi

bumi. Penyalaan pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala

apabila air pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air

mencapai batas maksimal.

Skema VI. 2 Sistem down feed distribution. Sumber: analisa penulis

Pompa

Roof tank

Mata air

Ground tank

Pompa

Distribusi

Distribusi

Distribusi

Page 32: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

213

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Perhitungan pemakaian air rata-rata perorang setiap hari:

1. Untuk bangunan food court dan resto : ±2500 x 30 liter = 75000 lt

Jadi besarnya roof tank yang dibutuhkan agar dapat menampung

semua kebutuhan air bersih pada cafe adalah 75 m³, kemudian untuk

area lainnya seperti kantor, retail, mempunyai roof tank yang lebih

kecil masing-masing bagian besarnya 15 m³.

2. Untuk toilet & kamar mandi :

Untuk bangunan kamar mandi : ± 3000 orang x 50 liter = 150000 lt

Sehingga roof tank untuk kamar mandi masing-masing besarnya 150

m³.

Perletakan roof tank terbagi pada lokasi dekat kamar mandi, dekat

kantor, dekat cafe & dekat retail). Hal tersebut dilakukan agar pipa

yang digunakan tidak terlalu panjang yang biasanya dapat

menimbulkan kebocoran. Serta lokasi disesuaikan dengan kebutuhan

air paling banyak.

2. Bebagai wahana ( kolam arus, kolam ombak dls )

Sistem pendistribusian air bersih pada wahana yang diperoleh dari bagan

V.1 kemudian terjadi perputaran air sebagai berikut :

Skema VI.3 Sistem perputaran air pada wahana wisata air

Page 33: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

214

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Air bersih berasal dari mata air didalam site yang ditampung pada

ground tank khusus untuk menampung air dari berbagai wahana wisata

air yang ada (kolam renang, kolam arus, dls).

Dalam setiap sub ground tank terdapat beberapa tandon air sebagai

penyimpan air, filter, pompa, blower yang kemudian di alirkan ke tiap

kolam. Perlengkapan ini digunakan untuk menyaring air kolam agar air

kolam dapat digunakan tahan lama dan air kolam dapat terjaga

kebersihannya.

Untuk menjaga air kolam tetap pada level yang sama maka digunakan

Balancing tank. Diletakkan antara kolam dewasa, anak-anak dan kamar

mandi, dengan kapasitas 5x dari total air pada kedua kolam tersebut.

Balancing tank ini digabung dengan ruang pompa dan filter dengan cara

disusun ke atas dengan pertimbangan efisiensi lahan.

Skema VI. 4 Penempatan ruang pompa, filter, tandon dan balancing tank

Untuk filter, setiap hari ada 3 x perputaran air (turn over) yaitu setiap 6

jam-8 jam. Setiap 6 jam untuk kolam anak-anak karena anak-anak

membutuhkan air yang lebih bersih. 8 jam untuk kolam dewasa.

Kapasitas filter = volume air (m³) / turn over

Pompa Filter

Balancing tank Tandon Air bersih

Ke kolam

Over flow

Menjadi satu ruang

Page 34: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

215

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Filter yang tersedia dipasaran bila dibedakan dari medianya ada dua

macam yaitu:

1. Single media : 60 cm- 70 cm berisi pasir

2. Multi media : berisi coalsite 2-3 ml dengan berat jenis yang ringan,

garnet coalsite 0-4 – 0,5 ml dengan berat jenis yang lebih berat.

Dari segi harga multi media jauh lebih mahal, tetapi kualitasnya 8-

9x lebih bagus daripada single media.

Pompa yang digunakan besar dayanya menyesuaikan dengan banyak air.

3. Menyiram tanaman

Sistem pendistribusian air untuk penyiraman tanaman dengan

menampung air buangan baik dari dapur maupun air hujan keludian

dilakukan filtrasi. Setelah itu air yang sudah layak untukmenyiram

tanaman ditampung pada sebuah groundtank kemudian dipompa dan

dialirkan ke beberapa kran penyiram tanaman.

Berikut adalah bagan pendistribusian air bersih pada Wisata Air Progowati :

VI.7.2 Jaringan Air Kotor dan Air Hujan

Air kotor dibedakan menjadi dua, yaitu limbah padat dan cair. Air kotor berasal

dari:

Page 35: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

216

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

§ Air hujan

§ Air limbah dapur

§ Air limbahkm/wc

§ Air limbah kolam renang

§ Air limbah kolam taman

Sistem pengolahan dan pembuangan air kotor yaitu :

1. Air hujan

Air hujan yang turun pada kawasan wisata air progowati ada yang akan

dimanfaatkan kembali dan dan dibuang keluar site untuk menghindari

adanya genangan air. Dimanfaatkan kembali berarti akan ada tempat

penampungan dan penyaringan air hujan yang akan digunakan sebagai

cadangan air bersih atau untuk menyiram tanaman. Sedangkan untuk yang

dialirkan ke luar site ini dimaksudkkan agar kondisi tempat wisata

menjadi tidak menggenang.

Proses mengalirkan air hujan ini dilakukan dengan membuat saluran-

saluran peresapan primer, sekunder, tersier hingga kemudian dibuang dan

ditampung. Saluran-saluran ini akan ditutupi dengan ijuk, rumput atau

batu alam sehingga tidak akan nampak adanya saluran namun air dapat

dengan leluasa meresap ke dalam saluran. Seletah air hujan pada tiap

saluran terkumpul maka sebagian akan ditampung dan sebagian akan

dibuang ke sungai Elo melalui pipa-pipa pada tepi sungai diantara sela-

sela pondasi yang adadi tepi sungai.

Dibawah ini adalah bagan aliran air hujan pada kawasan wisata air :

Page 36: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

217

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

2. Air limbah dapur dan limbah km/wc

Air limbah yang berasal cuci piring pada foodcourt, kegiatan mandi, bilas

dan sebagainya. Akan diolah secara biologis kemudian dirembeskan ke

saluran air hujan yang kemudian akan dikembalikan ke sungai. Sedangkan

untuk limbah yang mengandung sabun akan dibuang ke saluran selokan

terbuka yang dilanjutkan ke riol kota.

Skema VI. 5 Sistem sanitasi bangunan sumber: analisa penulis

3. Air limbah kolam wahana ( kolam renang,kolam arus )

Air kotor pada kolam renang yang sudah beberapa minggu terpakai baru

akan dibuang ke sungai. Namun sebelum di alirkan ke sungai air akan di

filtrasi dahulu agar air tidak merusak ekosistem yang ada di sungai.

Sedangkan proses yang terjadi sebelum air kolam renang dibuang, setelah

air kolam kotor atau sebagian tumpah pada pinggiran kolam (over flow)

Page 37: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

218

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

air akan diproses agar air menjadi bersih kembali. Selain dilakukan

penyaringan akan diberi bahan kimia dan desinfektan untuk membunuh

bakteri dan membersihkan air sehingga dapat digunakan kembali.

Besrikut skema pembuangan air ke sungai (backwash) dan pengolahan air

agar dapat digunakan kembali :

Skema VI.6 Pembuangan air ke sungai (backwash)

Skema VI.7 Overflow air kotor pada kolam wahana

4. Air limbah taman

Air limbah taman akan dialirkan ke dalam saluran resapan air hujan

sehinngga dapaat diresapkan dan sebagian dialirkan ke sungai.

VI.7.3 Elektrikal

Kebutuhan listrik pada Wisata Air Progowati saat siang hari seluruh bangunan

menggunakan pencahayaan alami, baik pada ruang pengelola, foodcourt dan

seluruh bangunan. Sedangkan pada malam hari pencahayaan buatan digunakan

pada :

1. Operasional bangunan seperti penerangan semua bangunan yang ada baik

bangunan akomodasi, wisata, servis dan pelayanan.

2. Penerangan pada landscape outdoor fasilitas wisata, pedestrian dan area

parkir.

3. elemen dekorasi, keamanan, alat komunikasi, proteksi seperti telepon dan

alarm kebakaran, kebutuhan dapur dan ruang pendingin

Pompa Filter Ground tank Outlet Over flow

Kolam renang Blower

Sungai Air kotor Filter Over flow Backwash

Page 38: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

219

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

Selain untuk penerangan, daya listrik digunakan pada siang hari untuk

menghidupkan pompa air untuk mengalirkan air pada semua wahana yang ada.

Pompa air digunakan untuk mengalirkan air pada water slides, kolam arus dan

membuat ombak pada kolam ombak.

Sistem penerangan yang digunakan, pada area outdoor seperti pada landscape,

kolam menggunakan lampu spot dan beberapa menggunakan downlight.

Dalam memenuhi kebutuhan listrik pada tapak maka dalam distribusi listriknya

digunakan sistem listrik PLN dan Genset ( berfungsi bila listrik dari PLN mati,

merupakan cadangan penuh/pengganti). Peletakan ruang genset dipisah dengan

bangunan lain tetapi tetap mudah dicapai dengan kendaraan service dan

mempunyai dinding yang masif untuk meredam kebisingan yang ditimbulkan.

VI.7.4 Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran

Karena pola massa yang menyebar dan sebagian besar fasilitas berada pada

outdoor, maka pada setiap bangunan disediakan beberapa portable extinguisher.

Siamis diletakkan dibagian tapak yang berada pada daerah yang paling berpotensi

terjadi kebakaran dan masih bisa dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran dan

sumber air.

VI.7.5 Sistem Penangkal Petir

Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday berupa tiang

setinggi 50 cm, dengan jarak antar tiang kurang lebih 20 m. Selain itu lokasi tapak

yang terbuka dan luas maka tiang-tiang ini dipasang di puncak bangunan atau

atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang

tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian

dihubungkan dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk

memperbesar penghantaran listrik ke tanah.

Page 39: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

220

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

VI. 7.6 Konsep Pendekatan Sistem Telekomunikasi

Sistem komunikasi pada tapak menggunakan sistem komunikasi intern yang

direncanalkan:

· Telepon

Sistem PABX untuk komunikasi di dalam site. Sistem PBX untuk

komunikasi keluar & masuk site. Akan diletakkan pada ruang pelayanan dan

· Intercome

Digunakan untuk keperluan staff dan pengelola yang berada di ruang staff

dan pelayanan

· Paging

Digunakan untuk memberikan pengumuman di luar ruang siaran dan di

dalam site, juga berfungsi sebagai hiburan pemutar musik. Untuk hiburan

musik akan diletakkan di area play ground dan pondok santai sehingga akan

menambah keceriaan bagi pengunjung yang datang. Akan diletakkan di

pusat informasi untuk memberi pengumuman dan di ruang staff untuk

mengatur pemutaran musik pada wahana wisata.

VI.7.7 Sistem Deteksi Keamanan (CCTV)

CCTV ini akan diletakkan di beberapa titik yang membutuhkan pengamanan,

seperti kolam start dan finish water slide, kolam arus, tower water slides dls.

VI.7.8 Konsep Sistem Pembuangan Sampah

Untuk menghindari sampah yang menumpuk maka tidak dibuatkan tempat

sampah umum bagi pengunjung. Tempat sampah hanya disediakan untuk

pengelola foodcourt maupun fasilitas akomodasi sehingga para pengunjung tidak

membuang sembarangan pada tempat wisata dan kebersihan tempat wisata tetap

terjaga.

Page 40: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

221

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

VI.8 ANALISIS PENDEKATAN SISTEM BAHAN FINISHING

Konsep bangunan yang dihadirkan adalah kontekstual dengan lingkungan yang ada.

Sehingga nuansa yang dihadirkan adalah dekat dengan alam, memanfaatkan banyak

material lokal dan alami. Selain itu akan ada beraneka vegetasi yang menghijaukan

kawasan wisata sehingga nampak hijau dan asri.

VI.8.1 Bahan Finishing Lantai

Untuk wahana wisata air sebagian besar akan memanfaatkan bebatuan alam yang

bertekstur agar tidak licin saat dilewati. Selain bebatuan akan digunakan juga

paving blok untuk menutup area parkir. Sedangkan untuk bangunan-bangunan

indoor akan menggunakan parquete dan beberapa dibuat kasar menggunakan

adukan pasir semen agar lebih terlihat natural.

VI.8 .2 Bahan Finishing Dinding

Dinding yang direncanakan menggunakan material :

1. Batu bata ekspose

Batu bata sangat mudah dicari di daerah ini, karena di desa sekitar tebing

Sungai elo pada sisi barat banyak penduduk yang memproduksi batubata.

2. Batu alam

batu alam mudah diperolehdari penambangan batu di lereng merapi juga

disekitar site, sedangkan batu kali bisa diperoleh dari Sungai Elo sendiri.

memilihmenggunakan batu alam karena mampu membuat tampilan ruangan

menjadi alami dari bentuk, tekstur, dan motifnya.

3. Rangkaian bambu yang ditata dengan apik.

Dan untuk bambunya sangat mudah diperoleh di sepanjang tepi sungai elo.

Jadi kontekstual yang diambil terkait dari materialnya adalah penggunaan

material setempat yang banyak diperoleh pada sekitar site.

Page 41: BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA …

222

BAB VI “Wisata Air Progowati dengan penekanan Arsitektur Kontekstual”

VI.8.3 Bahan Finishing Atap

Material yang akan digunakan pada penuyup atap adalah bahan genteng pada

beberapa bangunan wisata sepert water tower, fasilitas servis. Untuk gazebo akan

menggunakan jeram sedangkan untuk bangunan utama akomodasi akan

menggunakan atap cor dan material yang dapat memasukkan cahaya ke dalam

ruangan seperti kaca atau fiberglass.