bab vii rehabilitasi hutan - sertifikasi guru rayon...

32
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN BAB VII REHABILITASI HUTAN DR RINA MARINA MASRI, MP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Upload: hathuy

Post on 02-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

TEKNIK REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN

BAB VII REHABILITASI HUTAN

DR RINA MARINA MASRI, MP

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

1

BAB VIII REHABILITASI HUTAN

1. Pengertian Rehabilitasi Hutan

Hutan dan kawasan hutan merupakan kekayaan alam yang harus tetap dijaga

kelestariannya. Dalam rangka pengelolaan hutan untuk memperoleh manfaat yang

optimal dari hutan dan kawasan hutan bagi kesejahteraan masyarakat, maka pada

prinsipnya semua hutan dan kawasan hutan dapat dikelola dengan tetap

memperhatikan sifat, karakteristik dan keutamaannya, serta yang selaras dengan fungsi

pokoknya yaitu fungsi konservasi, lindung dan produksi. Untuk menjaga kelangsungan

fungsi pokok hutan dan kondisi hutan, dilakukan upaya rehabilitasi dan reklamasi hutan

yang dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi

hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranannya dalam

mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Penyelenggaraan rehabilitasi

hutan diutamakan pelaksanaannya melalui pendekatan partisipatif dalam rangka

mengembangkan potensi dan memberdayakan masyarakat.

Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya disingkat RHL adalah upaya untuk

memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga

daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga

kehidupan tetap terjaga. Rehabilitasi hutan dan lahan disosialisasikan sebagai program

pemulihan lingkungan hidup yang telah rusak dan sudah menjadi lahan kritis.

Rehabilitasi hutan dan lahan diimplementasikan pada semua kawasan hutan kecuali

cagar alam dan zona inti taman nasional.

Lahan kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang

telah menurun fungsinya sebagai unsur produksi pertanian, media pengatur tata air DAS

maupun unsur perlindungan alam dan lingkungannya. Lahan kritis juga merupakan

suatu lahan yang kondisi tanahnya telah mengalami proses kerusakan fisik, biologi atau

kimia yang pada akhirnya bisa membahayakan fungsi hidrologi, produksi, orologi,

pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi di sekelilingnya.

Page 3: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

2

Gambar 8.1. Lahan Kritis Kawasan Hutan

(Sumber: http://acehsatu.com/wp-content/uploads/2016/03/Hutan-Kritis.jpg )

Rehabilitasi diselenggarakan melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan serta

reklamasi hutan, keberhasilannya ditentukan oleh besar kecilnya partisipasi masyarakat.

Rehabiliasi untuk kepentingan pembangunan bersifat strategis atau menyangkut

kepentingan umum yang harus menggunakan kawasan hutan, harus diimbangi dengan

upaya reklamasinya. Menurut peraturan pemerintah, rehabilitasi dilakukan melalui

kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman serta penerapan

teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis, pada lahan kritis dan tidak

produktif. Serta kegiatan reklamasi hutan meliputi usaha untuk memperbaiki atau

memulihkan kembali lahan dengan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi

secara optimal sesuai dengan peruntukannya. Rehabilitasi hutan melalui kegiatan

reboisasi tersaji pada Gambar 8.2.

2. Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya disingkat

RPRHL adalah rencana manajemen (management plan) dalam rangka penyelenggaraan

RHL sesuai dengan kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang-undangan.

Page 4: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

3

Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya disingkat RTnRHL

adalah rencana RHL yang disusun pada tahun sebelum kegiatan (T-1) yang bersifat

operasional berisi lokasi definitif kegiatan RHL, volume kegiatan, kebutuhan bahan dan

upah serta kegiatan pendukung.

Gambar 8.2. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis (Sumber :http://www.biomaterial.lipi.go.id/main/wpcontent/uploads/2013/03/Picture11.jpg)

Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai yang

selanjutnya disingkat RTk-RHL DAS adalah rencana RHL 15 (lima belas) tahunan yang

memuat rencana pemulihan hutan dan lahan, pengendalian erosi dan sedimentasi,

pengembangan sumberdaya air dan pengembangan kelembagaan.

Prioritas rehabilitasi hutan dan lahan berdasarkan kategori lahan kritis terdiri dari:

a) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Prioritas I adalah lahan kritis sasaran

rehabilitasi hutan dan lahan kategori kritis dan sangat kritis yang ditetapkan dalam

RTk-RHL DAS;

Page 5: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

4

b) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Prioritas II adalah lahan kritis sasaran

rehabilitasi hutan dan lahan kategori agak kritis yang ditetapkan dalam RTkRHL

DAS.

3. Tata Cara Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Tata cara pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk

memberikan acuan kepada semua pihak dalam menyelenggarakan kegiatan RHL

sehingga pelaksanaan kegiatan RHL dapat terlaksana dengan baik. Tujuannya adalah

pulihnya daya dukung DAS dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

A. Rancangan Kegiatan RHL

RHL dilaksanakan sesuai Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan (RTnRH) dan/ata

Rencana Tahunan Rehabilitasi Lahan (RTnRL). Rancangan Kegiatan RHL berdasarkan

RTnRH dan/atau RTnRL terdiri dari :

1) Rancangan kegiatan penanaman RHL didalam Land Mapping Unit (LMU) Terpilih yaitu

satuan lahan terkecil pada RTk RHL DAS yang mempunyai kesamaan kondisi biofisik

(kekritisan lahan, fungsi kawasan, morfologi DAS serta prioritas DAS) dengan klas

erosi Agak Kritis, Kritis dan Sangat Kritis,. Penanaman RHL melalui tahapan: (a)

Persemaian/Pembibitan, (b) Penanaman, (c) Pemeliharaan tanaman, (d) Pengamanan

danmKegiatan Pendukung.

2) Rancangan kegiatan konservasi tanah dengan penerapan teknik konservasi tanah.

B. Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan dapat berupa penanaman RHL atau

penerapan teknik konservasi tanah.

1) Penanaman RHL

Penanaman RHL bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan

fungsi sumberdaya hutan dan lahan baik fungsi produksi, fungsi lindung maupun

fungsi konservasi. Penanaman RHL dilakukan di dalam kawasan hutan dan di luar

kawasan hutan. Penanaman RHL terdiri dari kegiatan: (a) Reboisasi, (b) Penghijauan,

(c) Pengayaan Tanaman, dan (d) Pemeliharaan Tanaman.

Page 6: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

5

(a) Reboisasi

Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang telah gundul atau tandus

akibat di tebang atau akibat bencana alam. Tujuan reboisasi yaitu untuk

meningkatkan kualitas hidup makhluk hidup khususnya manusia melalui kualitas

peningkatan sumber daya alam. Reboisasi sangat erat hubungannya dengan kata

penghijauan, dengan menggalakkan penghijauan maka lingkungan sekitar

tempat tinggal terasa lebih sejuk, ketersediaan air tanah akan terjamin dan dapat

meningkatnya kesuburan tanah, selain itu reboisasi juga dapat menurunkan

pemanasan global atau global warming. Dengan kembalinya fungsi hutan maka

dapat menghindarkan lingkungan hidup dari polusi udara, kembalinya ekosistem

dan dengan reboisasi dapat menanggulagi global warming.

Reboisasi hanya dilakukan di hutan atau lahan yang kosong atau gundul yang

telah ditentukan oleh peraturan. Dengan demikian, membuat hutan yang baru

pada area bekas tebang habis, bekas tebang pilih, lahan gundul ataupun pada

lahan kosong lainnya yang terdapat di dalam kawasan hutan itu termasuk

kedalam reboisasi.

Reboisasi dilakukan melalui kegiatan penanaman dalam kawasan hutan

konservasi, hutan lindung atau hutan produksi. Penanaman dilaksanakan pada

LMU Terpilih dengan kondisi areal terbuka/semak belukar dan bertegakan

anakan kurang dari 200 (dua ratus) batang/hektar. Jumlah tanaman pada akhir

tahun ketiga baik tanaman asal maupun tanaman baru paling sedikit 700 (tujuh

ratus) batang/hektar. Jika jumlah tanaman telah terpenuhi maka tidak dilakukan

pemeliharaan lanjutan. LMU Terpilih dibagi menjadi 2 (dua) prioritas yaitu:

i. Prioritas I dengan ketentuan paling sedikit 1.600 (seribu enam ratus)

batang/hektar,

ii. Prioritas II dengan ketentuan paling sedikit 1.100 (seribu seratus)

batang/hektar.

Page 7: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

6

Gambar 8.3. Reboisasi pada lahan gundul

(Sumber:https://encryptedtbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQYVx7ZkEIxbE1R8k

m6Wi4_L7ggu5SvpkILpZMS-CN6hX2jwssfhovEPQY)

(b) Penghijauan

Penghijauan bertujuan menjaga dan meningkatkan fungsi perlindungan tata air

dan pencegahan bencana alam banjir, longsor, dan/atau untuk meningkatkan

produktivitas lahan. Penghijauan dilaksanakan di luar kawasan hutan pada

kawasan lindung dan kawasan budidaya, meliputi kegiatan:

i. Pembangunan Hutan Rakyat;

Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak

milik maupun hak lainnya di luar kawasan hutan dengan ketentuan luas

minimal 0,25 (dua puluh lima perseratus) hektar, penutupan tajuk tanaman

kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50 % (lima puluh perseratus).

Pembangunan hutan rakyat dilaksanakan antara lain pada areal

terbuka/semak belukar/bertegakan dengan jumlah anakan kurang dari 200

(dua ratus) batang/hektar. Pembangunan hutan rakyat dilaksanakan pada

LMU Terpilih dengan ketentuan:

Prioritas I paling sedikit 1.600 (seribu enam ratus) batang/hektar

Prioritas II paling sedikit 1.100 (seribu enam ratus) batang/hektar

Jumlah tanaman pada akhir tahun ketiga baik tanaman asal maupun

tanaman baru paling sedikit 400 (empat ratus) batang/hektar.

Page 8: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

7

Gambar 8.4. Pembangunan Hutan Rakyat

(Sumber:http://agroindonesia.co.id/wp-content/uploads/2015/08/hutan-rakyat-sengon-11.jpg)

ii. Penghijauan Lingkungan

Penghijauan lingkungan dilaksanakan pada areal ruang terbuka hijau dan lahan

kosong yang diperuntukkan sebagai fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Pelaksanaan penanaman penghijauan lingkungan disesuaikan dengan keinginan

masyarakat dan kondisi fisik setempat.

Gambar 8.5. Penghijauan Lingkungan

(Sumber:http://4.bp.blogspot.com/cGwaxtuiy2Y/UNrm44jDzvI/AAAAAAAAATA/MSDCteouK6M/s1600/Green-Forest-Wallpaper-green-20036604-1280-1024.jpg)

Page 9: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

8

iii. Pembangunan Hutan Kota

Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohonan

yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah Negara

maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang

berwenang. Pembangunan Hutan Kota dilaksanakan di wilayah perkotaan yang

ditunjuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota, dengan luas paling sedikit 0,25 (dua

puluh lima perseratus) hektar. Pelaksanaan penanaman dalam rangka

pembangunan hutan kota paling sedikit 1.600 (seribu enam ratus)

batang/hektar. Penyediaan anggaran pembibitan, penanaman dan pemeliharaan

hutan kota secara normatif maksimal sebesar dua kali dari anggaran rehabilitasi

hutan ataupun rehabilitasi lahan tertinggi masing-masing kegiatan. Ketentuan

lebih lanjut tentang pembangunan hutan kota dilaksanakan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(c) Pengayaan Tanaman

Pengayaan tanaman dilakukan dengan cara: pengayaan tanaman dalam rangka

reboisasi dan pengayaan tanaman dalam rangka penghijauan atau lazim disebut

pengayaan hutan rakyat.

i. Pengayaan tanaman dalam rangka reboisasi dilaksanakan pada satuan lahan

terkecil (LMU) terpilih yang memiliki jumlah tegakan antara 200 (dua ratus)

sampai dengan 700 (tujuh ratus) batang/hektar. Pelaksanaan pengayaan

tanaman pada LMU Terpilih paling sedikit 500 (lima ratus) batang/hektar.

Jumlah tanaman pada akhir tahun ketiga baik tanaman asal maupun tanaman

baru paling sedikit 700 (tujuh ratus) batang/hektar. Jikajumlah tanaman telah

tercapai, maka tidak dilakukan pemeliharaan lanjutan.

ii. Pengayaan hutan rakyat dilaksanakan pada areal kebun campuran dengan

jumlah tegakan paling sedikit 200 (dua ratus) batang/hektar. Pelaksanaan

pengayaan hutan rakyat pada LMU Terpilih paling sedikit 200 (dua ratus)

batang/hektar. Jumlah tanaman pengayaan hutan rakyat pada akhir tahun

ketiga baik tanaman asal maupun tanaman baru paling sedikit 400 (empat

Page 10: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

9

ratus) batang/hektar. Jika jumlah tanaman telah tercapai, maka tidak dilakukan

pemeliharaan lanjutan.

(d) Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk memelihara tanaman RHL.

Pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan I dan pemeliharaan II yang didahului

dengan evaluasi tanaman untuk menentukan intensitas pemeliharaan. Intensitas

pemeliharaan terdiri dari:

i. Pemeliharaan ringan yaitu penyiangan dan pendangiran masing-masing

satu kali serta penyulaman maksimal 10% (sepuluh perseratus),

ii. Pemeliharaan sedang yaitu penyiangan, pendangiran, dan pemberantasan

hama masing-masing satu kali serta penyulaman maksimal 20% (dua puluh

perseratus).

iii. Pemeliharaan berat yaitu penyiangan, pendangiran dan pemberantasan

hama masing-masing minimal satu kali, serta penyulaman lebih dari 20%

(dua puluh perseratus). Penyulaman hanya dilakukan pada pemeliharaan I.

Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk jenis dan fungsi tertentu, setelah

Pemeliharaan II dapat dilaksanakan pemeliharaan lanjutan yang meliputi

perawatan dan pengendalian hama/penyakit. Pemeliharaan lanjutan dilakukan

sampai dengan tahun kelima dan dilaksanakan berdasarkan evaluasi oleh Tim yang

dibentuk Direktur Jenderal.

Pemeliharaan tanaman lanjutan dilaksanakan oleh:

i. Pemerintah untuk kawasan hutan konservasi;

ii. Pemerintah kabupaten/kota atau Kesatuan Pengelolaan Hutan untuk

kawasan hutan produksi dan hutan lindung;

iii. Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota untuk taman hutan

raya sesuai dengan kewenangannya; atau

iv. Pemegang hak atau izin untuk kawasan hutan yang telah dibebani hak atau

izin.

Page 11: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

10

Penyediaan anggaran pemeliharaan I dan pemeliharaan II secara normatif adalah

sebesar 30% (tiga puluh perseratus) setiap tahun dari anggaran penanaman.

Penyediaan anggaran pemeliharaan lanjutan paling banyak 15% (lima belas

perseratus) setiap tahun dari anggaran penanaman atau pengayaan tanaman

masing-masing.

2) Penerapan Teknik Konservasi Tanah

Penerapan teknik konservasi tanah dilakukan secara sipil teknis, vegetatif dan

teknik kimiawi. Penerapan teknik konservasi tanah di luar kawasan hutan yang

dilakukan secara sipil teknis disertai teknik vegetatif meliputi pembangunan atau

pembuatan:

(a) Dam pengendali,

Gambar 8.6 Dam Pengendali (Sumber : https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/cd2.jpg)

Page 12: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

11

(b) Dam penahan;

Gambar 8.7. Dam Penahan (Sumber :

http://wonogiri.vacau.com/files/images/c5ed1890ca29f2b1d750807874981da2.jpg)

(c) Pengendali jurang (gully plug);

Gambar 8.8. Pengendali Jurang (Sumber : http://sipdas.menlhk.go.id/documents/803/download)

Page 13: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

12

(d) Embung air;

Gambar 8.9. Embung Air (Sumber : https://technogetz.files.wordpress.com/2010/04/tambakboyo4.jpg)

(e) Sumur resapan air (SRA);

Gambar 8.10. Sumur Resapan Air (Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-

yvTqCl98j5o/UwHPKPN6X7I/AAAAAAAAAZA/0zlbItHm-QQ/s1600/sumur-resapan-pedesaan.jpg)

Page 14: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

13

(f) Rorak;

Gambar 8.11. Rorak (Sumber : https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/rorak1.jpg)

(g) Strip rumput;

Gambar 8.12. Strip Rumput (Sumber : https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/s1.jpg)

Page 15: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

14

(h) Perlindungan kanan-kiri tebing sungai;

Gambar 8.13. Perlindungan Kanan-Kiri Tebing Sungai (Sumber : http://image.slidesharecdn.com/tugaspresentasiwayan-120215004359-

phpapp01/95/tugas-presentasi-wayan-32-728.jpg?cb=1329266933)

(i) Saluran pembuangan air (SPA) dan bangunan terjunan air;

Gambar 8.14. Saluran Pembuangan Air (Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-bbZG6KWUYJc/T5uJn_E-

4xI/AAAAAAAAAFY/1PI1_aPtnrI/s1600/6.jpg)

Page 16: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

15

(j) Teras;

Gambar 8.15. Teras (Sumber : https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/tg1.jpg)

(k) Biopori;

Gambar 8.16. Biopori (Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ-

MKcZWQDNr5IjCN65ff5-sU-_QS4Sdj9LC0c6zA6H0U0X7_y3tw)

Page 17: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

16

(l) Mulsa;

Gambar 8.17. Mulsa (Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-RU-8IFXpJUo/UvLyxZ-

m9ZI/AAAAAAAADyA/5YvfTVc1KLc/s1600/peranan+mulsa.jpg)

Penerapan teknik konservasi tanah secara teknik kimiawi meliputi penggunaan;

(a) Bitumen,

Gambar 8.18. Bitumen (Sumber : http://www.21stcentech.com/wp-content/uploads/2013/07/Cold-Lake-oil-

spill.jpg)

Page 19: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

18

4. Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Daerah Pesisir/Pantai

Maksud dan tujuan RHL di daerah pesisir/pantai yaitu mengembalikan keberadaan

vegetasi daerah pesisir/pantai sehingga mampu berfungsi sebagai wilayah perlindungan

pantai dari abrasi dan intrusi air laut serta bencana alam tsunami. Kegiatan RHL di

daerah pesisir/pantai meliputi: (a) rehabilitasi hutan mangrove, (b) rehabilitasi areal

sempadan pantai. RHL di daerah pesisir/pantai dilakukan melalui tahapan kegiatan:

a. persemaian/pembibitan;

b. pelaksanaan penanaman; dan

c. pemeliharaan I dan pemeliharaan II

(1) Rehabilitasi Hutan Mangrove

Hutan mangrove adalah suatu formasi pohon-pohon yang tumbuh pada tanah

aluvial di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut

dan dicirikan oleh keberadaan jenis-jenis Avicennia spp (Apiapi), Soneratia spp.

(Pedada), Rhizophora spp (Bakau), Bruguiera spp (Tanjang), Lumnitzera excoecaria

(Tarumtum), Xylocarpus spp (Nyirih), Anisoptera dan Nypa fruticans (Nipah).

Rehabilitasi hutan mangrove atau areal sempadan pantai dilakukan berdasarkan

hasil penyusunan RTk RHL DAS pada Ekosistem Mangrove dan Ekosistem Pantai yang

diidentifikasi mempunyai vegetasi mangrove dengan kerapatan kurang (NDVI -1,00 s/d

0,43) dan wilayah yang berdasarkan peta land system termasuk KJP, KHY, PGO, LWW,

TWH, dan PTG yang kondisi vegetasinya telah terbuka dan/atau terdeforestasi.

Rehabilitasi hutan mangrove dilaksanakan pada LMU Prioritas I paling sedikit

3.300 (tiga ribu tiga ratus) batang/hektar dan LMU Prioritas II paling sedikit 6.000 (enam

ribu) batang/hektar. Jumlah tanaman mangrove pada akhir tahun ketiga baik tanaman

asal maupun tanaman baru paling sedikit 1.100 (seribu seratus) batang/hektar. Jika

jumlah tanaman telah tercapai, maka tidak perlu dilakukan pemeliharaan lanjutan.

Rehabilitasi hutan mangrove tersaji pada Gambar 8.21.

Page 20: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

19

Gambar 8.21. Rehabilitasi Hutan Mangrove (Sumber : http://www.rdifm.co.id/uploads/news/tanam_mangrove_ist.jpg)

(2) Rehabilitasi Areal Sempadan Pantai

Rehabilitasi areal sempadan pantai dilakukan pada areal terbuka/kritis menurut

RTk RHL DAS selebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah

darat yang bukan termasuk habitat/ekosistem mangrove.

Rehabilitasi areal sempadan pantai dilaksanakan pada LMU Prioritas I paling sedikit

1.600 (seribu enam ratus) batang/hektar dan LMU Prioritas II paling sedikit 1.100 (seribu

seratus) batang/hektar. Jumlah tanaman hasil rehabilitasi areal sempadan pantai pada

akhir tahun ketiga baik tanaman asal maupun tanaman baru paling sedikit 600

batang/hektar. Jika jumlah tanaman telah tercapai, maka tidak dilakukan pemeliharaan

lanjutan.

Page 21: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

20

Gambar 8.22. Rehabilitasi Hutan Areal Sempadan Pantai (Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-

iFfXHOZFvv8/UpLCsrG7d7I/AAAAAAAACWM/b2_63xj1N9o/s1600/Pantai-Pondok-Bali2.jpg)

5. Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kawasan Bergambut

Maksud dan tujuan RHL kawasan bergambut untuk memulihkan sumberdaya kawasan

bergambut yang kritis sehingga berfungsi optimal dalam memberikan manfaat ekologi,

ekonomi dan sosial kepada seluruh pihak yang berkepentingan, mengelola sumber daya

air, dan mengembangkan kelembagaan yang berbasis sumberdaya kawasan bergambut.

RHL kawasan bergambut dilakukan melalui tahapan kegiatan:

a. Persemaian/Pembibitan;

b. Pelaksanaan Penanaman; dan

c. Pemeliharaan I dan Pemeliharaan II.

Page 23: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

22

Gambar 8.25. Pemeliharaan I Lahan Gambut (Sumber : http://manajemenperkebunansawit.com/wp-

content/uploads/2016/04/kunci-pengelolaan-850x400.jpg)

Gambar 8.26. Pemeliharaan II Lahan Gambut (Sumber : http://www.pabrikpupuk.com/wp-content/uploads/2015/12/cara-

pemupukan-sawit-yang-benar-serta-berkualitas.jpg)

Sasaran lokasi RHL kawasan bergambut diprioritaskan pada kawasan bergambut

berfungsi lindung dan budidaya yang kemungkinan keberhasilannya paling tinggi, yang

terdiri dari prioritas I dan prioritas II berdasarkan hasil penyusunan RTkRHL DAS

Kawasan Bergambut.

Page 24: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

23

Penanaman RHL kawasan bergambut dilaksanakan pada prioritas RHL-G I dan

Prioritas RHL-G II berdasarkan RTkRHL DAS Kawasan Bergambut yang mempunyai

tegakan asal kurang dari 200 (dua ratus) batang/hektar, dengan jumlah penanaman

paling sedikit 400 (empat ratus) batang/hektar. Jumlah tanaman hasil penanaman RHL

pada kawasan bergambut pada akhir tahun ketiga baik tanaman asal maupun tanaman

baru paling sedikit 600 (enam ratus) batang/hektar. Jika jumlah tanaman telah tercapai,

maka tidak dilakukan pemeliharaan lanjutan.

Pelaksanaan pengayaan tanaman pada kawasan bergambut dilaksanakan pada

prioritas RHL-G I dan Prioritas RHL-G II berdasarkan RTkRHL DAS Kawasan Bergambut

yang mempunyai tegakan asal antara 200 (dua ratus) sampai dengan 700 (tujuh ratus)

batang/hektar, dengan penanaman pengayaan paling sedikit 400 (empat ratus)

batang/hektar. Jumlah tanaman pada kawasan bergambut pada akhir tahun ketiga baik

tanaman asal maupun tanaman baru minimal 600 batang/hektar. Jika jumlah tanaman

telah tercapai, maka tidak dilakukan pemeliharaan lanjutan.

6. Kegiatan Pendukung RHL

Kegiatan pendukung RHL bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan

RHL. Jenis kegiatan Pendukung RHL meliputi: (a) pengembangan perbenihan,(b)

pengembangan teknologi RHL, (c) pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan

dan lahan, (d) penyuluhan, (e) pelatihan, (f) pemberdayaan masyarakat, (g) pembinaan

dan (h) pengawasan.

a) Pengembangan pembenihan

Pengembangan perbenihan bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan jumlah

benih dan/atau bibit tanaman yang berkualitas sesuai sasaran RHL. Pengembangan

perbenihan meliputi kegiatan: (1) pemuliaan pohon, (2) pengembangan sumber

benih, (3) konservasi sumber daya genetic, (4) produksi benih,(5) distribusi benih dan

(6) pembibitan baik melalui pembuatan/pengadaan bibit, kebun bibit rakyat (KBR)

dan persemaian permanen.

Page 25: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

24

Gambar 8.27. Pengembangan Pembenihan (Sumber : http://v-images2.antarafoto.com/wirausaha-sektor-kehutanan-lozhez-sb.jpg)

b) Pengembangan Teknologi RHL

Pengembangan Teknologi RHL bertujuan untuk meningkatkan dukungan: (1)

teknologi perencanaan, (2) pelaksanaan dan (3) monitoring-evaluasi RHL.

Pengembangan teknologi RHL dalam pelaksanaan RHL mencakup metoda dan teknik

dalam melaksanakan kegiatan rehabilitasi termasuk dalam pembibitan, penanaman

dan pembuatan bangunan konservasi tanah, pemeliharaan, perlindungan, dan

pengamanan. Teknologi RHL dapat dikembangkan melalui kerjasama antara lembaga

penelitian, perguruan tinggi maupun melalui penggalian kearifan budaya masyarakat

setempat. Sasaran pengembangan teknologi RHL antara lain (1) RHL di wilayah

arid/kering, (2) RHL di kawasan bergambut,(3) Teknologi penebaran benih melalui

udara (aerial seeding), (4) RHL pada berbagai tipe hutan dan iklim,(5) RHL di wilayah

padat penduduk, (6) RHL di wilayah sentra sayuran dan (7) RHL dengan pola

wanatani.

Page 26: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

25

Gambar 8.28. Pengembangan Teknologi RHL (Sumber : https://encrypted-

tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRxiPs0wtIWzJ_7MWj0ea0Qefcd1CBmJzUrv5dWCRGWXlk3jaYo)

c) Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan merupakan rangkaian

kegiatan dalam usaha mencegah, memadamkan, mengendalikan, mengevaluasi

akibat kebakaran dan mempersiapkan tindakan rehabilitasi areal bekas kebakaran

hutan dan lahan. Kegiatan pada lokasi kegiatan RHL dilakukan secara terencana dan

terpadu dengan melibatkan para pihak terkait.

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan antara

lain dengan mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana kebakaran,

mensosialisasikan teknik pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan

lahan kepada masyarakat, menghindari pembakaran lahan, membuat ilaran/sekat

bakar, penyekatan air pada lahan gambut.

Page 27: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

26

Gambar 8.29. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan (Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-CZpF-

L76ZgM/UiBPsdyFIoI/AAAAAAAAMdQ/9lwx7qlij6Q/s400/images.jpg)

d) Penyuluhan

Penyuluhan bertujuan merubah sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya RHL

yang ditempuh melalui pendidikan non formal. Penyuluhan dilaksanakan melalui

berbagai pendekatan, antara lain kunjungan lapangan, ceramah, pameran,

penyebaran brosur, leaflet dan majalah, kampanye, lomba, demonstrasi, temu

wicara, diskusi kelompok, karyawisata.

Gambar 8.30. Penyuluhan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Sumber :

http://distanhutbun.banyuwangikab.go.id/images/page/orig/pelaksanaan_kakija_2014.jpg)

Page 28: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

27

e) Pelatihan

Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaksana

kegiatan RHL. Pelatihan dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah

Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Lembaga Swadaya Masyarakat dan/atau

lembaga lain yang terkait. Pelatihan yang diselenggarakan pemerintah ditujukan

untuk memperkuat sumberdaya manusia perencana, pelaksana, pendamping serta

pengawas kegiatan RHL di lapangan.

Gambar 8.31. Pelatihan Rehabilitas Hutan dan Lahan (Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-

2zZHmeF_1qI/T9hVlaz8AQI/AAAAAAAAAJc/N1El71hpt7Q/s1600/PICT0203.jpg)

f) Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat

dalamm melaksanakan RHL pada lahannya baik secara individu maupun kelompok.

Pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan antara lain melalui proses

penyadaran, peningkatan kapasitas dan pendayagunaan masyarakat. Kegiatan

pemberdayaan antara lain dalam bentuk pemberian akses pengelolaan kegiatan RHL

pada lahan milik melalui program bantuan langsung, pendampingan, penguatan

kelembagaan, kemitraan.

Page 29: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

28

Gambar 8.32. Pemberdayaan Masyarakat (Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-KHEMTjFagxk/U-

eZYPeSiYI/AAAAAAAAACY/znWYATC6IhU/s1600/PC040306.jpg)

7. Insentif Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Insentif RHL merupakan instrumen kebijakan pendukung RHL dalam rangka

mendorong percepatan tercapainya: (a) tujuan rehabilitasi hutan dan lahan dan (b)

pencegahan bertambah luasnya kerusakan/degradasi hutan dan lahan.

Kriteria insentif kegiatan RHL antara lain:

a. luas areal;

b. jumlah pohon ditanam yang hidup;

c. tingkat keberhasilan;

d. efektivitas bangunan konservasi tanah dan air;

e. keberadaan dan aktivitas kelembagaan;

f. kearifan lokal;

g. inisiatif pelestarian lingkungan; dan/atau

h. tingkat kesejahteraan masyarakat.

Standar insentif kegiatan RHL ditentukan berdasarkan masing-masing kriteria

yang ditetapkan untuk tujuan tertentu. Penerapan kriteria dan standar insentif

dilaksanakan oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota sesuai tujuan dan/atau

kondisi wilayahnya.

Page 30: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

29

Bentuk insentif antara lain berupa: (a) kemudahan pelayanan dan/atau (b)

penghargaan. Kemudahan pelayanan dapat dilaksanakan dalam bentuk: (a) pemberian

akses permodalan, (b) penyediaan sarana prasarana, (c) penyediaan lahan/lokasi, (d)

pemberian akses informasi teknologi, (e) pendampingan dan/atau (f) pemberian

perizinan dari pemerintah, pemerintah daerah, BUMN/ BUMD/BUMS.

Pemberian akses permodalan antara lain berupa: (a) kredit bunga lunak bagi

petani atau masyarakat dan/atau (b) pemberian modal bagi koperasi milik kelompok

tani lahan kritis maupun koperasi serba usaha.

Penyediaan sarana-prasarana dapat diberikan kepada kelompok tani/masyarakat

antara lain berupa: (a) bantuan sarana jalan, (b) saprodi, (c) saprotan; dan/atau (d) bibit

unggul.

Penyediaan lahan/lokasi dapat berupa pemberian kemudahan untuk

mendapatkan lahan olah untuk ditanami oleh kelompok tani. Akses informasi teknologi

berupa pemberian kemudahan informasi teknologi rehabilitasi hutan dan lahan melalui

berbagai media komunikasi. Pendampingan diberikan kepada kelompok masyarakat

yang sedang melakukan kegiatan rehabilitasi lahan kritis. Pemberian perizinan dapat

diberikan melalui pemberian izin hutan kemasyarakatan atau hutan desa.

Penghargaan dapat berupa: (a) subsidi/bantuan, (b) hadiah, (c)

sertifikat/piagam, dan/atau (d) piala. Penghargaan dapat diberikan kepada badan

hukum/usaha, kelompok masyarakat dan perorangan yang dikualifikasikan sebagai: (a)

pembina RHL, (b) perintis RHL, (c) pendamping RHL, dan (d) lainnya. Pemberian

penghargaan ditetapkan oleh Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan

tujuan dan kewenangannya.

8. Pembinaan dan Pengendalian Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pembinaan pada tata cara pelaksanaan, kegiatan pendukung dan pemberian

insentif kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan berupa koordinasi, supervisi dan

pelaporan. Sedangkan pengendalian dan pengawasan dapat berupa monitoring,

evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut. Pembinaan, pengendalian, dan pengawasan

Page 31: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

30

dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.

9. Pembiayaan Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pembiayaan kegiatan RHL bersumber pada: (a) Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), (b) Dana Alokasi

Khusus (DAK) Bidang Kehutanan, (c) Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBHDR), (d)

Sumber-sumber lain yang tidak mengikat sesuai peraturan perundang undangan.

Kegiatan RHL dilakukan menggunakan prinsip tahun jamak (multiyears). RHL

didalam kawasan hutan dapat dilaksanakan secara kontraktual maupun swakelola

sesuai dengan peraturan perundang undangan. Pekerjaan kontraktual tahun jamak

(multiyears) senilai dibawah 10 Milyar rupiah yang bersumber dari APBN Kementerian

Kehutanan dilaksanakan setelah mendapat izin Menteri. Pekerjaan kontraktual tahun

jamak (multiyears) yang bersumber dari sumber anggaran lain dilaksanakan sesuai

dengan peraturan perundang undangan.

Seluruh kegiatan penanaman pohon didalam dan diluar kawasan hutan yang

dilaksanakan oleh masyarakat dan program Kementerian/Lembaga dikelola dan

dilaporkan secara periodik kepada Menteri. Hasil pekerjaan kegiatan penanaman RHL

dapat diterima dengan ketentuan: (a) Persen tumbuh saat penyerahan pekerjaan

penanaman tahun pertama paling sedikit 60%, (b) Untuk hutan kota, persen tumbuh

saat penyerahan pekerjaan tahun pertama paling sedikit 80%.

Kegiatan RHL di dalam kawasan hutan mempertimbangkan keadaan tertentu dan

aspek keamanan yang dilaksanakan secara swakelola oleh TNI. Kegiatan RHL di kawasan

hutan lindung dan produksi yang tidak dibebani izin dan berada di wilayah Kawasan

Pemangkuan Hutan (KPH) dilaksanakan secara kontraktual maupun swakelola oleh KPH.

Kegiatan RHL di kawasan hutan lindung dan produksi yang telah dibebani izin

pemanfaatan hutan atau izin penggunaan kawasan hutan dibiayai oleh pemegang izin.

Kegiatan RHL di kawasan hutan lindung dan produksi yang hak pengelolaannya

dilimpahkan kepada BUMN Bidang Kehutanan/lembaga yang diberi hak pengelolaan

Page 32: BAB VII REHABILITASI HUTAN - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · kegiatan reboisasi, panghijauan, pemeliharaan, pengayaan

31

kawasan hutan dengan tujuan khusus dibiayai oleh BUMN Bidang Kehutanan atau

lembaga.

Kegiatan RHL diluar kawasan hutan dapat dilaksanakan melalui pemberdayaan

masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan. Kegiatan RHL yang berupa

penanaman pohon diluar kawasan hutan dapat dilaksanakan secara swakelola melalui

Surat Perjanjian Kerjasama (SPKS) dengan kelompok tani. Kegiatan RHL yang berupa

penanaman pohon diluar kawasan hutan yang diselenggarakan melalui program

Kementerian/Lembaga dapat dilaksanakan sesuai tata cara pelaksanaan yang ditetapkan

oleh Kementerian/Lembaga masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan

Peraturan Menteri.