bab viii - limbah

13
BAB VI PENANGANAN LIMBAH Setiap pabrik pasti tidak bisa lepas dari limbah. Limbah dibagi menjadi limbah cair dan limbah padat dengan penangan yang berbeda. Keberadaan limbah ini berhubungan dengan mutu dan kondisi lingkungan (SDA dan sosial). Sehingga pengelolaan limbah sudah menjadi kebutuhan dasar yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab agar tidak merugikan lingkungan di sekitar pabrik. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan konservasi tanah dan air serta penggunan SDA secara bijaksana, pengendalian hama secara hayati, eksplorasi ekologis, pemilihan teknologi ramah lingkungan, dan mengutamakan 6R (Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, dan Retrieve to energy) dalam pengolahan limbah. Berikut ini adalah potensi setiap tahapan proses produksi, Tabel Input Limbah dan Produk Sampingan Stasiun Gilingan (Mill House) Tebu Air limbah yang mengandung padatan terlarut (suspended solid) dan minyak Air tumpahan dari lantai yang mengandung gula Stasiun Proses (Claryfication Nira tebu Air tumpahan dari beberapa peralatan proses yang mengandung konsentrasi COD,

Upload: abror-insany

Post on 17-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

limbah

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Viii - Limbah

BAB VI

PENANGANAN LIMBAH

Setiap pabrik pasti tidak bisa lepas dari limbah. Limbah dibagi menjadi

limbah cair dan limbah padat dengan penangan yang berbeda. Keberadaan limbah

ini berhubungan dengan mutu dan kondisi lingkungan (SDA dan sosial). Sehingga

pengelolaan limbah sudah menjadi kebutuhan dasar yang harus dilaksanakan

dengan penuh tanggung jawab agar tidak merugikan lingkungan di sekitar pabrik.

Berdasarkan hal tersebut, diharapkan konservasi tanah dan air serta penggunan

SDA secara bijaksana, pengendalian hama secara hayati, eksplorasi ekologis,

pemilihan teknologi ramah lingkungan, dan mengutamakan 6R (Refine, Reduce,

Reuse, Recycle, Recovery, dan Retrieve to energy) dalam pengolahan limbah.

Berikut ini adalah potensi setiap tahapan proses produksi,

Tabel

  Input Limbah dan Produk Sampingan

Stasiun

Gilingan (Mill

House)

Tebu

Air limbah yang mengandung padatan terlarut

(suspended solid) dan minyak

Air tumpahan dari lantai yang mengandung

gula

Stasiun Proses

(Claryfication,

Boiling,

Curing)

Nira tebu

Air tumpahan dari beberapa peralatan proses

yang mengandung konsentrasi COD, BODS,

dan TDS yang tinggi

Stasiun Ketel

(Boiler)

Ampas

dan

minyak

Air limbah dan Scrubber

Kolam

Pendingin

(Cooling Pond)

Air dan

ChemicalAir limbah

Page 2: Bab Viii - Limbah

Sebelum limbah ditangani berdasarkan bentuknya, terlebih dahulu dilakukan

penanganan awal dan minimisasi polutan yang terdiri dari :

1. Debit air limbah

Penanganan debit air limbah dilakukan dengan cara penataan saluran/parit

limbah yang sistematis sehingga air yang tercemar dapat terpisah dan

pemakaian air cucian yang terkendali.

2. Bahan organik (nira tebu/larutan gula)

Limbah dari bahan organik ditangani dengan menggunakan gland packing

yang tepat pada pompa – pompa nira tebu atau larutan gula, menggunakan

packing sheet yang tepat pada valve – valve, menggunakan kawat las yang

tepat untuk sambungan – sambungan pada pipa tangki, pemasangan level

kontrol pada tangki – tangki nira atau larutan gula yang terbuka, pemanfaatan

air condensate sebagai imbibisi dan air panas untuk washing centrifugal,

pemanfaatan air kondensor kembali setelah melalui spray pond (kolam

pendingin air injeksi), menggunakan mechanical seal pada pompa – pompa

nira tebu atau larutan gula

3. Abu/ampas halus

Limbah ini ditangani dengan melakukan ”ash handling” (meresirkulasi abu

bercampur air dengan bantuan pompa dan padatan abu diendapkan pada bak

pengendap yang berjumlah 4 buah dengan ukuran p x l x d : 10 x 2,5 x 2 m)

4. Minyak/oli

Minyak dan oli ditangani dengan alat pengambil minyak pada kolam

separator dan bak pemisah minyak (berjumlah 2 buah dengan ukuran p x l x d :

20 x 10 x 1,5 m)

5. Sampah

Penanganan sampah dilakukan secara manual (menggunakan tenaga

manusia)

Setelah terpisah, pengolahan air limbah dilakukan dengan cermat agar limbah

tidak merugikan lingkungan sekitarnya dan dapat digunakan kembali.

Page 3: Bab Viii - Limbah

A. PENANGANAN LIMBAH CAIR

Sebelum dialirkan ke sungai, limbah terlebih dahulu diolah di unit

pengolahan air limbah (IPAL). Hal tersebut dilakukan agar memenuhi standar

baku mutu yang telah ditetapkan oleh kementrian lingkungan hidup. Sebagai

indikator untuk mengetahui air pada kolam sudah aman dan dapat digunakan,

maka pada kolam diletakkan ikan dan enceng gondok. Masyarakat sekitar

dapat memanfaatkan ikan – ikan tersebut dengan cara memancingnya. Air ini

digunakan sebagai pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di

lingkungan PT. GMP yang membutuhkan ribuan Watt listrik setiap harinya.

Selain itu, air juga dikembalikan ke areal untuk sistem irigasi.

Di PT. GMP ini terdapat beberapa kolam dengan fungsi yang berbeda –

beda, antara lain :

1. Kolam pemisah minyak dan padatan

Kolam ini berfungsi untuk memisahkan minyak yang terikat dalam

polutan serta sebagai kolam pengendap partikel padatan sehingga

mencegah pendangkalan kolam – kolam di belakangnya.

2. Kolam penyangga (ekualisasi)

Kolam penyanga berfungsi untuk ekualisasi air limbah masuk dari

kondisi yang berbeda – beda berupa suhu, debit, pH, kadar pencemar

(polutan). Kolam ini dilengkapi satu aerator dengan kapasitas 12,5 kw,

alat tersebut berfungsi untuk mengaduk.

3. Kolam anaerob

Fungsi dari kolam anaerob adalah menguraikan bahan – bahan

organik secara anaerob biologis (terutama untuk menguraikan senyawa –

senyawa organik kompleks menjadi lebih sederhana sehingga lebih

mudah didegradasi), dimana bahan – bahan organik akan membusuk dan

dihasilkan hasil – hasil samping yang macamnya tergantung pada kondisi

dan cara pembusukannya.

4. Kolam fakultatif I sampai dengan V

Kolam ini merupakan kolam lanjutan dari kolam degradasi anaerob

dimana proses lanjutan dilakukan di kedalaman kolam dan juga mulai

Page 4: Bab Viii - Limbah

ditambahkan bakteri pendegradasi limbah hasil dari pembiakan. Bakteri

ini berfungsi untuk menguraikan bahan organik yang bersifat aerob di

permukaan kolam. Sehingga proses degradasi secara total berjalan

dengan cepat. Kolam fakultatif dilengkapi dengan aerator yang berfungsi

untuk menambah suplai oksigen di permukaan kolam dengan kapasitas

12,5 kw sebanyak 4 buah.

5. Kolam aerasi I dan II

Kolam aerasi berfungsi untuk menguraikan bahan – bahan organik

secara aerob biologis dan mengurangi bau. Cara yang digunakan adalah

dengan memasukkan oksigen atau udara ke dalam kolam. Kolam ini

dilengkapi dengan aerator berkapasitas 12,5 kw sebanyak 5 buah.

6. Kolam stabilisasi

Kolam stabilisasi merupakan kolam yang digunakan untuk

melanjutkan/menuntaskan proses penguraian bahan – bahan organik

secara alamiah.

7. Kolam monitor

Kolam monitor berfungsi untuk memantau hasil limbah dengan

mengamati secara bertahap pertumbuhan biota air dan dilengkapi dengan

Bio indikator.

B. PENANGANAN LIMBAH PADAT / PRODUK SAMPING

1. Bagasse (bagas)

Ampas tebu dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler untuk

sumber pembangkit tenaga listrik tenaga di PT. Gunung Madu

Plantations.

2. Blotong

Blotong mengandung unsur hara yang cukup tinggi, oleh PT.

Gunung Madu Plantations dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang

dapat membantu pertumbuhan tebu karena masih mengandung unsur

hara.

Page 5: Bab Viii - Limbah

3. Abu

Abu yang dihasilkan mengandung unsur hara yang tinggi sama

seperti blotong.

Bagas, blotong, dan abu dapat dicampur dan kemudian dikembalikan ke areal

untuk dijadikan pupuk kompos dengan perbandingan 5 : 3 : 1. Selain bagas,

blotong, dan abu, dalam pembuatan pupuk kompos juga diperlukan beberapa

bahan tambahan seperti urea, starter (bakteri), serta molasses dengan

komposisi sebagai berikut :

Bagas 27,77 kgBlotong 16,66 kgAbu 5,55 kgUrea 1 kg/tonStarter (bakteri) 1 L/tonMolasses 0,2 kg/ton

Untuk menghasilkan pupuk kompos yang baik, maka bagas yang digunakan

adalah bagas yang sudah berumur 1 – 2 tahun. Hal tersebut disebabkan oleh

terjadinya penguraian pada bagas. Namun untuk memenuhi kebutuhan dari

divisi I sampai divisi VII dengan permintaan yang cukup banyak dan waktu

yang tersedia hanya sedikit, digunakan juga bagas yang baru keluar dari

pabrik dan sedikit berbeda perbandingan pada komposisinya dengan yang

sudah ditetapkan. Pembuatan kompos berlangsung di bangsal pengomposan

yang terletak di belakang pabrik. Setelah semua bahan diaduk, kemudian

didiamkan selama 1 bulan dan setiap satu minggu sekali dilakukan

pengadukan. Selain pengadukan dilakukan di bangsal pengomposan,

pengadukan dapat dilakukan di areal atau dapat juga langsung diaplikasikan

ke areal namun dengan dosis yang berbeda. Pupuk yang langsung

diaplikasikan hanya terdiri dari bagas, blotong, dan abu saja. Hal tersebut

disebabkan oleh letak bangsal pengomposan yang hanya ada di satu tempat

dengan kapasitas yang sedikit serta tuntutan waktu agar semua pekerjaan dari

land preparation sampai tebang angkut dan penggilingan tebu dapat berjalan

Page 6: Bab Viii - Limbah

dengan tepat. Untuk pengangkutan BBA ini digunakan truk – truk dengan bak

terbuka yang dapat mengangkut dengan jumlah yang banyak.

Bangsal pengomposan

Proses pengadukan

Page 7: Bab Viii - Limbah

Bagasse, blotong, abu

4. Molasses

Molasses merupakan produk samping yang dijamin kulitas dan

kemanannya. Kandungan dari molasses adalah sukrosa 30 – 40%. Hal ini

mengakibatkan produk samping ini dengan mudah dapat dipasarkan ke

dalam maupun luar negeri. Molasses dipasarkan untuk memenuhi

kebutuhan industri etanol, penyedap rasa, dan lain – lain.

Page 8: Bab Viii - Limbah

SKEMA IPAL PT. GMP Kolam fakultatif

Kolam penangkap padatan Kolam anaerob

kolamaerasi

pompatransfer

kolam stabilisasi

kolam monitor

Luas total : 10 HaVolume : 245.000 m3

Waktu tinggal : min. 60 hari sungai

12

43

5

1

2

Starter Bakteri

Page 9: Bab Viii - Limbah

Keterangan ukuran kolamNama Kolam Ukuran (m)Pemisah minyak dan penangka padatan 1

20 x 10 x 4

Pemisah minyak dan penangka padatan 2

20 x 10 x 4

Penyangga (ekualisasi) 148.5 x 40 x 5Anaerob 145 x 70 x 6Fakultatif 1 70 x 40 x 3Fakultatif 2 70 x 40 x 3Fakultatif 3 37.5 x 257 x 3.27Fakultatif 4 39 x 139 x 4.1  22 x 116 x 4.1Fakultatif 5 102 x 20 x 3  panjang utara selatan tinggiAerasi 1 294 59 11.50 1.8Aerasi 2 311 60 63 1.8Stabilisasi 75 73 47 1.8Monitor 100 38 13 1.8