bab.i . pendahuluan 1.1. latar belakangbeta.semarangkota.go.id/content/image/files/renstra...
TRANSCRIPT
1
BAB.I .
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permasalahan bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan
Kependudukan merupakan permasalahan yang tak akan pernah tuntas. Penanganan
permasalahan inipun tidak akan mampu diselesaikan secara sektoral maupun
regional, tetapi harus dilakukan secara komprehesif koordinatif, serentak dan
sinergis baik lintas sektoral maupun lintas wilayah (teritorial), serta bersifat terus
menerus, mengingat pertumbuhan penduduk yang merupakan generasi angkatan
kerja baru selalu muncul dan tidak akan pernah berhenti. Terlambat dalam
mempersiapkan penanganan dapat berakibat fatal bagi upaya pembangunan Kota
Semarang.
Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan akan menimbulkan dampak
yang sangat luas, baik dibidang ekonomi, politik, Sosial budaya, hukum bahkan
sampai pada bidang pertahanan dan keamanan.
Permasalahan penting yang selalu mewarnai bidang ketenagakerjaan,
ketransmigrasian dan kependudukan adalah tingginya angka penganggguran,
rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja atau pekerja, kesempatan kerja
yang ada tidak sesuai dengan kompetensi pencari kerja, masih sering terjadinya
gejolak ketenagakerjaan berupa unjuk rasa dan mogok kerja, tingkat kesejahteraan
pekerja yang masih jauh dari harapan, lemahnya perlindungan tenaga kerja, pekerja
anak, perdagangan anak dan perempuan, serta pertumbuhan dan penyebaran
penduduk secara proporsional kurang merata.
Mengingat penanganan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sangat
penting, maka diperlukan suatu perencanaan strategis dibidang ketenagakerjaan,
ketransmigrasian selama kurun waktu 5 (Lima) tahun kedepan terhitung mulai
tahun 2010 – 2015.
2
1.2 Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali terakhir dengan Nomor 12 Tahun 2007
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja / Serikat
Buruh;
5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial;
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Stuktur Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan Stuktur;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara,
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
3
15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Jangka Panjang
Menengah Nasional Tahun 2005 - 2009;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 09 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Pekerja Anak;
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2005-2025;
19. Peraturan Gubernur No. 94 Tahun 2006 tentang Komite Aksi Provinsi
Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Anak;
20. Peraturan Gubernur No. 23 Tahun 2008 tentang Rencana Aksi Provinsi
Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Anak;
1.2. Maksud dan Tujuan.
Maksud
Rencana Strategis (Renstra) ini merupakan dokumen perencanaan pembangunan
bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian, periode 5 (lima) tahun terhitung sejak
tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, ditetapkan dengan maksud memberikan
arah sekaligus menjadi acuan bagi pemangku program dan kegiatan di bidang
kesekretariatan maupun bidang-bidang teknis dan UPTD di lingkungan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang dalam upaya mendukung Visi,
Misi, dan Kebijakan Walikota Semarang dalam rangka mewujudkan Kota
Semarang yang lebih sejahtera dengan penekanan pada Pengurangan Pengangguran
dan Pengentasan Kemiskinan , Penangangan Banjir dan dan Rob , Peningkatan
4
Infrastruktur, Peningkatan Pelayanan Publik , Kesetaraan Gender, Kesehatan serta
Pendidikan yang diharapkan dapat mendukung pembangunan nasional.
Tujuan :
a. Mewujudkan keterpaduan perencanaan Program dan mempertajam prioritas
pembangunan.
b. Tercapainya hasil-hasil pembangunan bidang Ketenagakerjaan,
Ketransmigrasian secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat.
1.3. Sistimatika Penulisan
Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Kota Semarang Tahun
2010-2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Didalamnya memuat tentang latar belakang penyusunan Renstra
ditinjau dari aspek keterkaitan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-
2015 dan memuat secara ringkas tentang Sistematika penyusunan.
Bab II : Gambaran Pelayanan Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi Kota Semarang.
Secara substansi bab ini membahas tentang Struktur Organisasi,
Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan, Tugas dan Fungsi.
Kondisi yang ada sekarang, Kondisi yang diinginkan, dan Rencana
Proyeksi ke depan tentang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian,
termasuk didalamnya tentang Standar Pelayanan Minimum dan Hasil
Capaian Kinerja yang ada sekarang, dan apa yang diharapkan ke
depan.
Bab III : Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok Dan Fungsi
Bab V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi Dan
Kebijakan.
5
Dalam bab ini dimaksudkan sebagai acuan penyusunan dan
pelaksanaan program – program pembangunan untuk kurun waktu 5
(lima) tahun, yaitu tahun 2010 -2015.
Bab VI : Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja Kelompok
Sasaran dan Pendanaan Indikatif .
Berisi tentang penjelasan prioritas-prioritas program dan kegiatan
serta indikasi pendanaan dan sumber dananya baik yang berasal dari
APBD Kota, APBD Provinsi, APBN dan Sumber pendanaan lainnya
dalam periode lima tahun dan tahunan. Indikator Kinerja adalah
refleksi capaian prioritas program dan kegiatan yang telah
direncanakan dan terukur, sedangkan indikator kinerja selain dengan
prosentase juga penjelasan naratif.
Bab VII : Penutup
Berisi tentang penegasan fungsi Renstra yaitu berlaku sebagai acuan
dan pedoman bagi segenap unsur jajaran di lingkungan Dinas
Tenaga Kerja dan, Transmigrasi Kota Semarang dalam Penyusunan
Rencana Kerja, Penguatan peran Stakeholder, dan dasar evaluasi dan
pelaporan pelaksanan kinerja tahunan dan lima tahunan, serta hal-hal
yang ingin dicapai di masa yang akan datang.
6
BAB.II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
A. TUGAS
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor : 12 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang , Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah dibidang tenaga kerja dan transmigrasi berdasarkan
asas otonomi dan tugas pembantuan.
B. FUNGSI
Untuk melaksanakan tugas di atas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasii
Kota Semarang mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang Pelatihan Tenaga Kerja,
Bidang Penempatan dan Transmigrasi, Bidang Hubungan
Industrial serta Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.
2. Penyusunan rencana program dan rencana anggaran Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi.
3. Pengkoordinasian peleksanaan tugas Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
4. Pelaksanaan kebijakan operasional dan penyelenggaraan kajian
tknis pemberian perijinan dan / atau mau perijinan di bidang
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.
5. Pembinaan ,pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan di bidang
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.
6. Pelaksanaan pertanggungjawaban terhadap kajian
teknis/rekomendasi perijinan dan / atau non perijinan di bidang
tenagakerja dan transmigrasi.
7
7. Pelaksanaan pembinan, pemantauan,pengawasan dan pengendalian
serta monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap UPTD.
8. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
9. Pelaksanaan pembinaan , pemantauan, pengawasan dan
pengendalian serta monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
10. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan bidang tugasnya.
C. STRUKTUR ORGANISASI.
8
2.2. Sumber Daya SKPD
Secara organisatoris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang berada
dibawah Pemerintah Kota Semarang. Sedangkan tugasnya melaksanakan tugas
pemerintahan Kota Semarang di bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.
Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
3. Bidang Pelatihan
4. Bidang Penempatan Tenaga Kerja
5. Bidang Hubungan Industrial
6. Bidang Pengawasan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Jumlah karyawan / karyawati Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Semarang tercatat sebanyak 97 orang PNS , dengan perincian sebagai berikut :
a. Menurut jenis kelamin
Laki – laki : 52 orang
Perempuan : 45 orang
b. Menurut tingkat pendidikan
Pasca Sarjana (S2) : 9 orang
Sarjana (S1) : 48 orang
Sarjana Muda (D-3) : 5 orang
SLTA : 31 orang
SLTP : 1 orang
SD : 3 orang
c. Menurut golongan
Golongan IV : 11 orang
Golongan III : 75 orang
Golongan II : 10 orang
Golongan I : 1 orang
9
d. Pejabat struktural
Eselon II B : 1 orang
Eselon III A : 1 orang
Eselon III B : 4 orang
Eselon IV A : 16 orang
Eselon IV B : 1 orang
e. Pejabat fungsional
Laki – laki : 7 orang
Perempuan : 9 orang
Guna menunjang kelancaran pelaksanaan operasional Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Semarang di dukung dengan dengan sarana kendaraan dinas
berupa :
a. Kendaraan roda 4 (empat) : 2 buah
b. Kendaraan roda 2 (dua) : 15 buah
c. Komputer : 53 buah
d. Lap Top : 15 buah
e. LCD : 3 buah
f. Scener : 1 buah
g. Foto Digital :` 3 buah
h. Printer : 64 buah
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang
dapat digambarkan sebagai berikut :
Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2005 sebesar 63,45
%, dengan angkatan kerja sebanyak 699.016 0rang , pada tahun 2006 TPAK
sebesar 65,78 % dengan angkatan kerja 702.118 0rang , pada tahun 2007 TPAK
sebesar 62,52 % sedangkan pada tahun 2008 sebesar 64,27 % .dengan angkatan
kerja 744.439 0rang , pada tahun 2009 TPAK sebesar 64,75 % dengan angkatan
kerja 709.464 0rang.
10
Pembangunan di bidang pelayanan system antar kerja menunjukkan
adanya peningkatan bahwa pada tahun 2005 jumlah pencari kerja sebesar 16.444
Orang, tahun 2006 sebesar 23.292 0rang, tahun 2007 sebesar 24.525 0rang dan
tahun 2008 sebesar 24.378 0rang sedangkan pada tahun 2009 sebesar
21.951.Orang., sehingga total pencari kerja yang terdatar pada disnakertrans
selama kurun waktu 5 (lima ) tahun sebesar 86.212 0rang
Jumlah Lowongan Pekerjaan pada tahun 2005 sebesar 4.470.lowongan,
tahun 2006 sebesar 14.359 lowongan , tahun 2007 sebesar 23.095 lowongan ,
tahun 2008 sebesar 20.878 lowongan sedangkan pada tahun 2009 sebesar 12.525
lowongan , sehingga total lowongan yang tersedia selama kurun waktu 5 (lima)
tahun sebanyak 75.327 lowongan.
Jumlah Penempatan Tenaga Kerja pada tahun 2005 sebesar 4.470 0rang,
tahun 2006 sebesar 5.352 0rang, tahun 2007 sebesar 7.311 0rang , tahun 2008
sebesar 8.975 0rang sedangkan pada tahun 2009 sebesbesaar 8.449 Orang.
Sehingga total penempatan tenaga kerja selama kurun waktu 5 (lima) tahun
sebesar 34.557 0rang.
Jumlah Penempatan Transmigrasi tahun 2005 sebanyak 10.KK, tahun
2006 sebesar 15 KK, tahun 2007 sebesar 5 KK , tahun 2008 sebesar 12 KK pada
tahun 2009 sebanyak 9 KK. Sehingga total penempatan transmigrasi selama
kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak 51 KK
Disamping hal tersebut juga terbentuk Wira Usaha Baru (WUB) tahun
2006 sebanyak 1 kelompok / 20 Orang, tahun 2007 sebanyak 23 kelompok / 345
0rang, tahun 2008 sebanyak 42 kelompok / 630 0rang , tahun 2009 sebanyak 21
kelompok / 315 0rang dan 20 0rang TKM ( Tenaga Kerja Mandiri ) sehingga total
WUB selama kurun waktu 5 ( lima ) tahun sebanyak 87 kelompok / 1.310 0rang
serta Tenaga Kerja Mandiri sebanyak 20 Orang .
Pembangunan di bidang pelatihan menunjukkan angka peningkatan
dimana pelaksanaan pelatihan pada tahun 2005 sebanyak 1.490 Orang, sedangkan
pada tahun 2006 sebanyak 75 0rang, tahun 2007 sebanyak 300 0rang , tahun
2008 sebanyak 410 0rang pada tahun 2009 sebanyak 280 Orang, dengan total
pelatihan selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak 2.555.Orang
11
Pembangunan di bidang hubungan industrial mengalami perbaikan,
dimana setiap menentukan Upah Minimum Kota tidak banyak menimbulkan
gejolak. Upah Minimum Kota mengalami peningkatan dimana pada tahun 2005
UMK sebesar Rp 473.600 pada tahun 2006 sebesar Rp.586.000,- Tahun 2007
sebesar Rp.650.000,-. Tahun 2008 sebesar Rp.715.700,- sedangkan pada tahun
2009 sebesar Rp. 838.500,-( 100 % KHL) perlu diketahui bahwa UMK mulai
tahun 2008 sudah menunjukkan angka 100 % dari Kebutuhan Hidup Layak
(KHL). Hal ini dapat meredam gejolak para pekerja / Serikat Pekerja / Serikat
Buruh di Kota Semarang. Jumlah kasus hubungan industrial ( PHI/PHK ) pada
tahun 2005 sebanyak 315 kasus dimana PHI sebanyak 52 kasus dan PHK
sebanyak 263 kasus, pada tahun 2006 sebanyak 218 kasus terdiri PHI sebanyak 38
kasus dan PHK sebanyak 180 kasus, pada tahun 2007 jumlah kasus sebanyak 258
kasus terdiri PHI sebanyak 54 kasus dan PHK sebanyak 204 kasus , pada tahun
2008 sebanyak 286 kasus terdiri PHI sebanyak 63 kasus dan PHK sebanyak 221
kasus , pada tahun 2009 jumlah kasus sebanyak 256 kasus terdiri PHI sebanyak 48
kasus dan PHK sebanyak 208 kasus , sedangkan kasus unjuk rasa pada tahun 2005
sebanyak 8 kasus, pada tahun 2006 sebanyak 7 kasus, pada tahun 2007 sebanyak
2 kasus, pada tahun 2008 sebanyak 9 kasus dan pada tahun 2009 sebanyak 8
kasus.
Penyelesaian kasus hubungan industrial antara pekerja / buruh atau serikat
pekerja / serikat buruh dengan pengusaha / organisasi pengusaha mengalami
penurunan dan dapat di selesaikan sesuai dengan peraturan perundang undangan
yang berlaku, demikian juga mogok kerja atau unjuk rasa mengalami penurunan.
Pembangunan di bidang Pengawasan Ketenagakerjaan dilakukan dengan
baik hal ini dapat dilihat jumlah kecelakaan kerja pada tahun 2005 sebanyak 429
kecelakaan dengan rincian meninggal 38 0rang , Cacat/luka berat 96 Orang, luka
ringan 295 0rang , dengan kejadian kecelakaan sebagai berikut kecelakaan di
tempat kerja 229 0rang kekecelekaan lalulintas /menuju tempat kerja 200 0rang ,
pada tahun 2006 sebanyak 461 0rang dengan rincian meninggal 7 0rang, luka
berat 34 0rang , luka ringan 420 0rang dengan kejadian kecelakaan sebagai
berikut kecelakaan di tempat kerja 248 0rang kecelakaan lalulintas /menuju
12
tempat kerja 312 0rang , padna tahun 2007 sebanyak 306 kecelakaan dengan
rincian meninggal 7 0rang, cacat/luka berat 11 0rang, luka ringan 288 0rang
dengan kejadian kecelakaan sebagai berikut , kecelakaan ditempat kerja 184
0rang kecelakaan lalulintas /menuju tempat kerja 122 0rang, pada tahun 2008
sebanyak 405 kecelakaan dengan rincian meninggal 11 0r ang , cacat / luka berat
9 0rang , luka ringan 385 0rang , dengan kejadian kecelakaan sebagai berikut
kecelakaan ditempat kerja 241 0rang , kecelakaan lalulintas / menuju tempat kerja
182 0rang sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 372 kecelakaan. Dengan rincian
meninggal 4 0rang , cacat/luka berat 5 0rang , luka ringan 363 0rang dengan
kejadian kecelakaan sebagai berikut, kecelakaan ditempat kerja 218. 0rang ,
kecelakaan lalulintas / menuju tempat kerja 154 0rang . Dengan total kecelakaan
selama kurun waktu 5 ( lima ) tahun sebanyak 2.090 0rang
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Semarang dimaksud, maka pelayanan Dinas dapat digambarkan sebagai berikut :
A. Bidang Ketenagakerjaan :
a. Penurunan prosentase jumlah pengangguran di kota semarang sebesar :
1. Tahun 2011 : 14,26 %
2. Tahun 2012 : 13,84`%
3. Tahun 2013 : 13,33 %
5. Tahun 2014 : 12,73 %
6 Tahun 2015 : 12,07 %
b. Peningkatan jumlah penempatan tenaga kerja di kota Semarang sebesar :
1 Tahun 2011 : 8.900 0rang
2. Tahun 2012 : 9.350 0rang
3. Tahun 2013 : 9.800 0rang
4. Tahun 2014 : 10.250 0rang
5. Tahun 2015 : 10.750 0rang
13
c. Perluasan dan penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi jumlah
penganggur.
d. Pengembangan bursa tenaga kerja terpadu bagi tenaga kerja terlatih untuk
untuk memenuhi permintaan pasar
e. Pemberdayaan dan peningkatan kompetensi dan profesionalisme tenaga
kerja bagi penganggur dan setengah penganggur.
f. Peningkatan ketrampilan bagi pencari kerja
g. Memasyarakatkan pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja
h. Pemberdayaan kelembagaan Bipartit serta peningkatan pemahaman dan
kesadaran berbagai pihak untuk mengupayakan kesejahteraan dan
perlindungan pekerja.
i. Peningkatan pengupahan tenaga kerja
j. Peningkatan tingkat kesejahteraan tenaga kerja
k. Lebih terjaminnya perlindungan tenaga kerja terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja, serta penyakit akibat kerja.
l. Peningkatan proses penyelesaian kasus PHI/PHK tenaga kerja
B. Bidang Ketransmigrasian :
a. Meningkatkan dan memantapkan fasilitasi / mediasi kerjasama bidang
ketransmigrasian dengan Provinsi / Kab.Kota Penempatan transmigrasi.
b. Peningkatan kualitas penyelenggaraan transmigrasi
c. Meningkat kembangan sistem informasi ketransmigrasian agar alebih
diketahui masyarakat.
d. Mengembangkan pola apengerahan melelui forum-forum
komunikasi,informasi dan edukasi ( KIE)
e. Meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM calon transmigran asal kota
semarang dengan meningkatkan sumberdaya pelatihan transmigrasi
f. Meningkatkan kualitas pelaksanaan pendaftaran dan seleksi calon
transmigran.
14
BAB.III.
ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI.
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi.
Isu – isu Strategis baik internal maupun external merupakan faktor –
faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan serta akan berpengaruh dan
mewarnai pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kota Semarang
pata tahun 2010 – 2015.
Permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian adalah :
1. Sempitnya kesempatan kerja yang disebabkan oleh :
a. Ketidak seimbangnya antara kesempatan kerja yang ada dan
dengan kebutuhan masyarakat akan pekerjaan.
b. Penyerapan angkatan kerja yang tidak sebanding dengan
pertumbuhan angkatan kerja sehingga jumlah pengangguran
bertambah
c. Lowongan kerja yang ada tidak mampu diserap oleh pencari
kerja, dikarenakan keterbatasan tingkat kompetensi
ketrampilan yang dimiliki.
2. Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang disebabkan
oleh :
a. Rendahnya ketrampilan tenaga kerja
b. Rendahnya kompetensi tenaga kerja
c. Ketidak sesuaian antara kualifikasi jabatan yang dibutuhkan
oleh pasar kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh tenaga
kerja.
3. Belum optimalnya perlindungan tenaga kerja dan pengembangan
lembaga tenaga kerja yang disebabkan oleh :
a. Kurang berfungsinya lembaga tenaga kerja.
15
b. Belum optimalnya fungsi PPTKIS ( Pelaksana Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia Swasta ) dalam memberikan
perlindungan kepada TKI ( Tenaga Kerja Indonesia )
c. Rendahnya kesadaran pengusaha untuk melaksanakan segala
ketentuan yang berlaku dibidang ketenatenaga kerjaan
d. Kurangnya kesadaran pengusaha dalam pelaksnaan peraturan
perundangan ketenagakerjaan.
e. Lemahnya penegakan hukum dibidang ketenagakerjaan
f. Rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja / buruh disebabkan
banyak pengusaha yang menjadikan upah minimum Kota
( UMK ) merupakan upah standart.
3. Belum optimalnya sarana – sarana hubungan industrial.
4. Terbatasnya alokasi target penempatan transmigrasi
3.2. Telaahan Visi , Misi dan Program Kepala daerah dan Wakil kepala daerah
dan wakil kepala daerah Terpilih.
Visi adalah kondisi yang diinginkan pada akhir
perencanaan m – program yang direpresentasikan dalam sejumlah
sasaran hasil pembangunan yang dicapai melalui program –
program pembangunan dalam bentuk rencana kerja.
Visi Kota Semarang adalah ” TERWUJUDNYA
SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA, YANG
BERBUDAYA MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA ” Visi
tersebut memiliki empat kunci pokok yakni Kota Perdagangan,
Kota Jasa, Kota Berbudaya dan Masyarakat yang Sejahtera.
Kota Perdagangan, mengandung arti Kota yang
mendasarkan bentuk aktivitas pengembangan ekonomi yang
menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai dengan karakteristik
masyarakat kota, yang didalamnya melekat penyelenggaraan
16
fungsi jasa yang menjadi tulang punggung pembangunan dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak
meninggalkan potensi lainya..Pengembangan kota Perdagangan
diarahkan pada upaya untuk lebih ,meningkatkan produktivitas,
sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kota secara
keseluruhan.
Kota Jasa, sebutan sebagai kota jasa sebenarnya tidak lepas
dari status kota perdagangan, akrena perdagangan akan selalalu
terkait dengan persoalan perniagaan atau proses transaksi dan
distribusi barang dan jasa. Kota Jasa lebih menekankan pada fungsi
kota dalam pelayanan publik di berbagai bidang.
Kota Berbudaya, mengandung arti bahwa penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan senantiasa dilandasi seluruh aspek
kebudayaan yang terdiri dari cipta, rasa dan karsa yang telah
tumbuh menjadi kearifan masyarakat seperti pelaksanaan
pelaksanaan nilai religiusitas , kemanusiaan,kebersamaan,
persaudaraan, ketertiban dan sikap ketauladanan lainya dalam
lingkungan budaya masyarakat, sehingga menghasilkan
pembangunan karakter yang mengedepankan kehalusan budi dan
perasaan, manusiawi dan penghormatan terhadap hak azazi
manusia.
Sejahtera, pemberian otonomi kepada daerah, pada
hakekatnya merupakan proses pemberdayaan kolektif bagi seluruh
pemangku kepentingan yang terkait yang terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah , agar disatu sisi tercipta
ruang yang lebih bagi segenap jajaran birokrasi pemerintah daerah
untuk memenuhi seluruh tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik dan benar, sedangkan disisi yang lain terbuka peluang bagi
warga masyarakat dan dunia usaha untuk meningkatkan
keberdayaanya sehingga mampu dan mau secara mandiri
memenuhi segala kebutuhan hidup dan kehidupan. Sejahtera dalam
17
visi ini, mengarah pada tujuan terlayani dan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup dan rasa aman dan tentram serta adil dalam
segala bidang.
Dalam mewujudkan Visi ” Terwujudnya Semarang Kota
Perdagangan dan Jasa, yang Berbudaya Menuju Masyarakat
Sejahtera ” di tempuh melalui 5 ( lima ) misi pembangunan daerah
yaitu :
a. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat
Kota Semarang yang berkualitas.
b. Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan
efisien, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta
menjunjung tinggi supermasi hukum.
c. Meujudkan kemandirian dan dya saing daerah.
d. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang
berkelanjutan.
e. Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Terkait dengan misi Kota Semarang Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Semarang melaksanakan Misi yang
Pertama yaitu Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat
Kota Semarang yang berkualitas.Untuk mencapai misi rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah tersebut maka
dirumuskan tujuan dan sasaran misi yang terkait dengan
Disnakertrans sebagai berikut :
Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja / berusaha,
kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga
kerja yang mampu bersaing di era global, dengan sasaran
pembangunan difokuskan pada :
a. Prosentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
mencapai 66,71 %.
b. Prosentase kompetensi dan produktivitas tenaga
kepelatihan mencapai 25 %
18
c. Prosentase Perlindungan dan Jaminan kesejahteraan
tenaga kerja mencapai 50 %
d. Prosentase penyelenggaraan dan sistem informasi pasar
kerja yang mudah diakses oleh masyarakat mencapai
100 %.
e. Prosentase fasilitasi penyelesaian masalah hubungan
industrial mencapai 10 %
Kebijakan pada urusan ketenagakerjaan diarahkan pada
upaya pengurangan pengangguran melalui penciptaan dan
perluasan kesempatan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja melalui
:
a. Peningkatan kualitas tenaga kerja.
b. Peningkatan peran lembaga pelatihan / ketrampilan dan
penyalur tenaga kerja.
c. Meningkatkan informasi bursa kerja baik dalam negeri
maupun luar negeri.
d. Fasilitasi hubungan industrial dan perlindungan tenaga
kerja.
Program – program pembangunan pada urusan
ketenagakerjaan yang dilaksanakan adalah :
a. program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga
Kerja.
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja.
c. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan.
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi / Kabupaten / Kota
3.3.1. Telaahan Renstra K/L.
Untuk mencapai tujuan pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian , Visi Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi lima
19
tahun kedepan adalah ” TERWUJUDNYA TENAGA KERJA DAN
MASYARAKAT TRANSMIGRASI YANG PRODUKTIF, BERDAYA
SING, MANDIRI DAN SEJAHTERA”
Upaya untuk pencapaian visi tersebut diimplementasikan melalui misi
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan
masyarakat transmigrasi.
2. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan
penempatan dan perlindungan tenaga kerja di dalam dan
diluar negeri.
3. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan
sosial tenaga kerja.
4. Meningkatkan perlindungan tenaga kerja.
5. Membangun kawasan serta memfasilitasi perpindahan dan
penempatan transmigrasi.
6. Mengembangkan kapasitas masyarakat transmigrasi dan
kawasan transmigrasi.
7. Menerapkan organisasi yang efisien, tatalaksana yang efektif
dan terpadu dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang
baik ( good govermance ), meningkatkan efektivitas
pengawasan kinerja,dan melaksanakan penelitian,
pengembangan serta pengelolaan data dan informasi yang
efektif.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian adalah :
1. Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan
berdaya saing yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja
serta menciptakan wirausaha baru.
2. Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif, dan
perluasan penciptaan lapangan kerja.
20
3. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan
meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial.
4. Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri
( independent ) tidak memihak ( fair treatment), profesional
dan seragam di seluruh Indonesia.
5. Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat
tinggal dan usaha yang layak.
6. Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan
kawasan transmigrasi sebagai sebagai pusat pertumbuhan
baru.
7. Mewujudkan good govermance di lingkungan Kementrian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, efektivitas pengawasan
kinerja, memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan,
serta menyediakan data dan informasi untuk
kebijakan/manajemen dan informtasi publik.
Sasaran Strategis dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian antara
lain :
1. Terlaksananya pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis
masyarakat sebanyak 700.000 0rang.
2. Terciptanya pelayanan penempatan tenaga kerja ( bursa
kerja) di 551 Kab/Kota dan fasilitasi penempatan tenaga
kerja sebanyak 8.000.000 0rang
3. Terbentuknya Lembaga Kerja Sama ( LKS ) Bipartit di
20.000 perusahaan serta LKS Tripartitdi 33 provinsi dan 400
kab/kota.
4. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan dalam rangka
peningkatan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( SMK3 ) di 300.000 perusahaan.
5. Terbangunnya 10 wilayah Pengembangan Transmigrasi
( WPT) dan 25 Lokasi Pemukiman Transmigrasi (LPT) baru
21
serta terfasilitasinya perpindahan dan penempatan 44.233
keluarga transmigran
6. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan meningkatnya kapasitas
sumberdaya manusia dan kelembagaan masyarakat
transmigrasi untuk 86.200 keluarga kawasan transmigrasi
( 344.800 jiwa) di 478 permukiman transmigrasi serta
berkembangnya 18 kawasan transmigrasi sebagai embrio
pusat pertumbuhan baru.
7. Terciptanya tata kelola organisasi yang efektif, transparan,
akuntabel dan bersih dari KKN serta meningkatnya
pemanfaatan hasil penelitian sebagai acuan perumusan
kebijakan, serta meningkatnya ketersediaan data dan
informasi untuk kebijakan dn pelayanan informasi.
Kebijakan untuk melaksanakan Visi dan Misi supaya pencapaian
sasaran strategis Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah :
1. Peningkatan kompetensi dan kualitas produktivitas tenaga
kerja untuk mencetak tenaga kerja dan wirausaha baru yang
berdaya saing.
2. Perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan
tenaga kerja, baik dalam maupun di luar negeri.
3. Pengelolaan iklim kerja yang kondusif melalui hubungan
industrial yang harmonis.
4. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan
ketenagkerjaan, keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta
penegakan hukum.
5. Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumberdaya
alam perdesaan terintegrasi dengan pengembangan perkotaan
dlam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah
dalam bentuk Wilayah Pengembangan Trnsmigrasi ( WPT)
atau Lokasi Pemukiman Transmigrasi ( LPT) serta fasilitasi
perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi
22
kebutuhan sumberdaya manusia dan memberikan peluang
usaha dikawasan transmigrasi.
6. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan
pengembangan kawasan transmigrasi sebagai pusat
pertumbuhan baru dalam mendukung pengembangan
perdesaan dan ekonomi lokal dan daerah untuk mewujudkan
kemandirian masyarakat dan daya saing kawasan
transmigrasi.
7. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan
administratif, pengawasan fungsional, sumberdaya, serta
peningkatan fungsi penelitian, pengembangan dan
pengelolaan data dan informasi.
3.3.2. Telaahan Renstra Provinsi.
Visi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa
Tengah adalah :
TERWUJUDNYA TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRAN YANG
MANDIRI BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA SERTA TERTIB
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.
Berdasarkan Visi tersebut, maka Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah mempunyai Misi sebagai berikut :
1. Menyusun kebijakan teknis di bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian sesuai kebijakan Gubernur serta
mengembangkan kerjasama di bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian antar daerah dan negara maupun lintas
sektor.
2. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja dan
berwirausaha di Jawa Tengah, luar daerah / Provinsi dan luar
negeri maupun kesempatan bertransmigrasi serta
23
meningkatkan kualitas pelayanan informasi ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian.
3. Membina tenaga kerja dan transmigran melalui pelatihan dan
pengembangan produktifitas tenaga kerja.
4. Menetapkan Upah minimum, pedoman jaminan
kesejahteraan purna kerja, pengawasan pelaksanaan upah
minimum, hubungan industrial, dan syarat kerja.
5. Menetapkan kebijaksanaan dan mengawasi pelaksanaan per
Undang – undangan dibidang Norma Kerja dan Jamsostek,
Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (AKAD), Luar
Negeri (AKAN), Penyandang Cacat (Penca), Tenaga Kerja
Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP), Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, hygiene perusahaan dan lingkungan
kerja dan ergonomi.
6. mengembangkan dan meningkatkan sumber daya aparatur
yang beretos kerja tinggi dan profesional, sarana dan
prasarana perkantoran serta pelatihan dan pengujian yang
memadai.
Tujuan yang ingin dicapai selama 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun
yang akan datang dengan mengacu pada visi, misi, dan obsesi Gubernur
Jawa Tengah “ BALI DESO BANGUN DESO “ serta isu – isu dan
analisa strategi. Tujuan yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Kependudukan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kesempatan Kerja didalam dan diluar Negeri
serta Kesempatan Berusaha disektor Informal
2. Meningkatkan kompetensi kualitas, produktivitas dan
profesionalisme tenaga kerja yang standar untuk mengisi
kesempatan kerja didalam maupun diluar negeri, serta
berusaha mandiri.
24
3. Mengurangi jumlah penganggur dan setengah penganggur
melalui peningkatan kualitas kemandirian dan daya saing
4. Mencegah dan menyelesaikan kasus-kasus penempatan
tenaga kerja dalam dan luar negeri.
5. Meningkatan kuantitas dan kualitas program transmigrasi.
6. Meningkatan kualitas dan kemandirian lembaga pelatihan
kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar kerja dan
penciptaan lapangan kerja.
7. Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis.dan
Meningkatkan Pelayanan Penyelesaian Kasus PHI/PHK.
8. Meningkatkan perlindungan tenaga kerja dan peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja.
9. Meningkatkan kualitas SDM aparatur, serta kuantitas dan
kualitas sarana dan prasarana perkantoran, serta pelatihan dan
pengujian.
10. Menciptakan kesempatan kerja dan berusaha melalui
penciptaan wirausaha baru dengan diversifikasi usaha di
pedesaan.
11. Meningkatkan ketertiban dalam penempatan tenaga kerja
dalam negeri (AKAD), luar negeri (AKAN), Penyandang
Cacat (Penca), Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang
(TKWNAP).
Sasaran yang yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya pengembangan dan penambahan jaringan
Sistim Informasi Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
2. Terselenggaranya kerjasama Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian antar daerah dan luar negeri
25
3. Terwujudnya peningkatan Kesempatan kerja di dalam dan di
luar Negeri serta kesempatan berusaha di sektor informal
4. Terwujudnya akses pasar kerja melalui simnakertrans
5. Terwujudnya peningkatan Kualitas dan Kuantitas Program
Transmigrasi
6. Terwujudnya peningkatan kualitas kemandirian dan daya
saing melalui pelatihan
7. Terwujudnya peningkatan relevansi lulusan pelatihan dengan
kebutuhan pasar di dalam dan di luar negeri
8. Terwujudnya peningkatan kualitas, produktifitas dan
kemandirian lembaga pelatihan tenaga kerja dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasar kerja dan penciptaan lapangan
kerja .
9. Terwujudnya proses penyelesaian kasus PHI/PHK tingkat
Provinsi diluar PHI (Pengadilan Hubungan Industrial)
Hubungan industrial yang harmonis dan berkurangnya kasus
PHI/ PHK
10. Terwujudnya peningkatan peran dan fungsi lembaga
ketenagakerjaan dengan Indikator
11. Terwujudnya peningkatan perlindungan tenaga kerja,
meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
12. Terwujudnya peningkatan kualitas SDM aparatur yang
beretos kerja tinggi
13. Terkuranginya kasus-kasus penempatan tenaga kerja dalam
dan luar negeri
14. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Program Transmigrasi
26
Strategi untuk mencapai Misi :
a. Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam
penyerapan tenaga kerja, baik regional, nasional maupun
internasional.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya pelatihan
dan produktivitas.
c. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam
penyelenggaraan bursa kerja dan optimalisasi sistem
informasi bursa kerja yang mudah diakses oleh masyarakat.
d. Meningkatkan pengawasan dan perlindungan tenaga kerja
sesuai norma hukum yang berlaku, serta meningkatkan peran
lembaga ketenagakerjaan.
e. Peningkatan pengakuan kompetensi dan profesionalisme
tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar.
f. Peningkatan kualitas dan optimalisasi kelembagaan pelatihan
serta pengembangan Net Working pelatihan dan
produktivitas.
g. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme Sumber Daya
Manusia pelatihan.
h. Peningkatan sarana dan prasarana pelatihan.
i. Peningkatan penerapan program Trhree in One di lembaga
pelatihan kerja.
j. Pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja yang layak.
k. Peningkatan perlindungan dan kebebasan berserikat.
l. Meningkatkan fungsi pengawasan ketenagakerjaan untuk
memberikan perlindungan hak-hak normatif tenaga kerja.
m. Peningkatan kelembagaan aparatur pengawasan
ketenagakerjaan.
27
n. Peningkatan Hubungan Industrial yang harmonis, dinamis
dan berkeadilan.
o. Peningkatan penyelesaian kasus-kasus ketenagakerjaan
secara cepat, mudah dan bermartabat.
p. Mengembangkan kerjasama dan koordinasi antar daerah serta
pelibatan pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan
transmigrasi.
q. Mengoptimalkan media informasi untuk menyampaikan
pesan program transmigrasi.
r. Meningkatkan kemampuan aparat dalam penyelenggaraan
transmigrasi.
s. Meningkatkan ketrampilan calon transmigran sesuai dengan
kondisi dan potensi SDA di lokasi tujuan.
t. Meningkatkan kualitas SDM yang profesional dan disiplin
aparatur untuk pelayanan bagi masyarakat.
u. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perkantoran dan
pelatihan.
Kebijakan pembangunan ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah diarahkan
pada :
a. Peningkatan dan perluasan lapangan pekerjaan di berbagai
sektor.
b. Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
c. Penegakan hukum dan perlindungan tenaga kerja.
d. Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja
e. Memantapkan hubungan industrial yang harmonis.
f. Peningkatan kerjasama antar daerah dalam penyelenggaraan
dan pengembangan wilayah transmigrasi.
28
g. Peningkatan media komunikasi,informasi dan edukasi
ketransmigrasian untuk menumbuhkan minat masyarakat.
h. Peningkatan calon transmigran melalui pelatihan.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategi.
Angkatan Kerja Kota Semarang berdasar Kecamatan tahun 2009
berdasarkan hasil Survey dapat dilihat dalam tabel berikut:
No Kecamatan
Angkatan Kerja Jumlah
Bekerja Mencari Pekerjaan Jumlah
L P L P L P
1 Semarang Tengah 15.524 12.862 2.408 2.563 17.932 15.425 3.357
2 Semarang Timur 14.376 13.680 4.698 5.053 19.074 18.733 37.807
3 Semarang Selatan 25.235 25.224 2.859 2.860 28.094 28.084 56.178
4 Gajah Mungkur 14.848 9.287 1.780 1.113 16.628 10.400 27.028
5 Candi Sari 17.673 14.185 3.248 1.361 20.921 15.546 36.467
6 Semarang Barat 46.705 7.286 4.846 2.423 51.551 9.709 61.260
7 Semarang Utara 34.189 14.680 2.951 2.899 37.140 17.579 54.719
8 Genuk 20.471 18.103 764 887 21.235 18.990 40.225
9 Tugu 8.153 4.813 749 398 8.902 5.211 14.113
10 Ngalian 23.436 19.596 6.780 5.418 30.216 25.014 55.230
11 Gayamsari 19.751 17.821 223 211 19.974 18.032 38.006
12 Pedurungan 25.326 25.248 12.538 9.904 37.864 35.152 73.016
13 Tembalang 44.577 28.385 769 596 45.346 28.981 74.327
14 Banyumanik 34.412 23.357 992 598 35.404 23.955 59.359
15 Gunungpati 2.672 1.113 17.324 4.635 19.996 5.748 25.744
16 Mijen 12.355 6.788 1.840 1.645 14.195 8.i433 22.628
Jumlah 359.703 242.428 64.769 42.564 424.472 284.992 709.464
Jumlah 602.131 107.333 709.464
Dari Tabel tersebut diatas Jumlah Angkatan Kerja khususnya tenaga kerja
yang masih mencari pekerjaan sebanyak 107.333 0rang di arahkan untuk
mendukung kawasan kawasan industri antara lain :
a. Kawasan Industri Genuk.
b. Kawasan Industri Candisari.
c. Kawasan Industri Tugu.
d. Kawasan Industri Candi.
e. Kawasan Industri Mijen.
29
f. Kawasan Industri Pergudangan Tanjung Emas
Dengan banyak tenaga kerja yang terserap di wilayah kawasan Industri
tersebut maka akan meningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di
sekitar wilayah kawasan industri.
3.5. Penentuan Isu – isu Strategis.
1. Berdasarkan hasil survey penganggur tahun 2009 jumlah penduduk usia 10 tahun
keatas sebanyak 1.296.304 0rang (85,77% ) dari jumlah penduduk total,
sedangkan jumlah penduduk usia kerja 15 – 59 tahun sebanyak .1.106.911.0rang.
Usia produktif terjadi pada struktur usia antara 15 – 44 tahun sebesar 875.764
0rang ( 79,11 %) dari usia kerja dan lebih spesifik lagi pada usia 15 – 19 tahun
sebanyak 138.584. 0rang ( .12,51.%) dari usia kerja.
2. Jumlah angkatan kerja tahun 2009 sebanyak 709.464. 0rang terdiri dari bekerja
sebanyak 602.131 0rang (84,87.%) dan pencari kerja sebanyak .107.333.0rang
( 15,12.%).
3. Jumlah bukan angkatan kerja ( sekolah,mengurus rumah tangga dan lain – lain )
sebanyak 586.840 .0rang terdiri dari sekolah sebanyak 277.129 .0rang ( 47,22.%)
, mengurus rumah tangga sebanyak 213.297.0rang ( 36,34.%) serta lain – lain
96.414.0rang ( 16,42.%).
4. Berdasarkan tingkat pendidikan penduduk yang bekerja tahun 2009 untuk SD
sebanyak 85.247 0rang ( 14,15.% ), SLTP sebanyak 132.298 .0rang ( 21,97.%)
dan SLTA sebanyak 195.101.0rang ( 32,40.%) ,Sarjana muda 85.094..0rang
(14,13.%) dan sarjana sebanyak 63,169.0rang (10,49.%) .
5. Jumlah pencari kerja tahun 2009 yang berpendidikan SD sebanyak 332. 0rang
(0,56.%) ,SLTP sebanyak 1.034.0rang ( 1,76.%) ,SLTA sebanyak 16.569 .0rang
( 28,28.%) Sarjana Muda 12,064 .0rang ( 20,59.%) dan Sarjana 28.583 .0rang
(.48,79.%) . Ada kecenderungan kenaikan pencari kerja terdidik.
6. Kesempatan kerja yang ada dalam negeri tidak sebanding dengan pencari kerja
yang ada hal ini terbukti pada tahun 2009 jum lah pencari kerja yang terdaftar
sebanyak 58.582 0rang, jumlah lowongan yang ada sebanyak .17.589. lowongarn,
30
sedangkan yang dapat ditempatkan hanya sebanyak 8.449 0rang ( 48,03.%) dari
jumlah lowongan kerja, sedangkan tingkat penyerapan pencari kerja sebanyak
14,42. % dari jumlah pencarai kerja yang ada.
7. Lembaga latihan kerja yang dikelola Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Semarang dalam bentuk Unit Pelaksanan Tehnis Daerah ( UPTD) yaitu Balai
Latihan Kerja.
8. Rendahnya relevansi dan daya saing kompetensi lulusan pelatihan di lembaga
kerja ( LPK ) dengan kebutuhan pasar.
9. Rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja , sehingga perlu peningkatan
pelatihan dan pengukuran untuk antara lain Pelatihan Motivasi Kerja, Total
Quality Control ( TQC), Total Quality Manajement ( TQM) , Manajemen
Usaha,Pengendalian Mutu Terpadu, Produktivitas Tenaga Kerja serta Pelatihan 5
S.
10. Hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha diatur dengan Peraturan
Perusahaan (PP ) sebanyak 559 dan Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ) sebanyak
71.
11. Rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja / buruh dapat dilihat dari indikasi
besaranya upah minimum karena adanya peningkatan biaya hidup.Upah
Minimum kota / regional tahun 2009 sebesar Rp.838.500 sudah mencapai 100 %
KHL, namun demikian masih ada sebagian pengusaha yang belum melaksanakan
ketentuan yang menyangkut hak dasar pekerja seperti misalnya upah minimum,
upah lembur, cutti tahunan maupun cuti haid bagi pekerja wanita , kebebasan
berserikat bagi para pekerja / buruhnya.
12. Belum efektifnya ( baik kualitas maupun kuantitas ) lembaga
ketenagakerjaan/sarana Hubungan Industrial, hal ini ditunjukan pada Peraturan
Perusahaan ( PP ) yang ada 559 (37,19.% ) dari 1.503.perusahaan wajib PP,
Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ) yang ada 71 ( 12,86 %) dari Perserikatan Unit
Kerja ( PUK ) SP/SB yang berjumlah 552, Lembaga Kerja ( LK) Bipartit
berjumlah 44 ( 4,86 % ) dari 905 perusahaan wajib membentuk LK Bipartit.
31
13. Masih banyaknya kasus norma Kecelakaan kerja, dari 2.154 perusahaan dengan
jumlah tenaga kerja 170.327 0rang terjadi 372 kasus akibat kecelakaan kerja
dengan rincian luka ringan 363 kasus, cacat 5 kasus dan mati 4 kasus.
14. Kurangnya komitmen perusahaan terhadap pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja kerja ( K3 ) yang di tandai :
a. Baru ada 79 poliklinik dari 558 perusahaan wajib.
b. Hanya terdapat 5 perusahaan yang telah memiliki sertifikasi Sistem
Manajemen K3 ( SMK3) dari 558 yang wajib menyelenggarakan.
c. Baru ada 237 perushaan yang telah terbentuk Pantia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( P2K3) dari 905 perushaan yang wajib
P2K3.
15. Terdapat beberapa obyek K3 yang belum mendapatkan pengesahan / perijinan,
yaitu :
a. Pesawat uap sebanyak 380 yang memiliki ijin 371, operator pesawat uap
70 0rang ,yang memiliki sertifikat sebanyak 70 0rang.
b. Pesawat angkat angkut sebanyak 400 buah yang memiliki pengesahan
sebanyak 390 buah
c. Instalasi listrik sebanyak 1.010 perusahaan yang memiliki pengesahan
sebanyak 137 perusahaan.
d. Pesawat lift sebanyak 430 buah yang memiliki pengesahan sebanyak 406
buah
e. Instalasi penyalur petir sebanyak 500 buah yang memiliki pengesahan
sebanyak 404 buah.
f. Perusahaan jasa boga yang melayani tenaga kerja sebanyak 80 perushaan
yang memiliki rekomendasi sebanyak 63 perusahaan
32
BAB.IV.
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
A. Visi.
Visi merupakan pandangan jauh ke Depan, kemana dan bagaimana
instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan
eksis, antipatif, inovatif, inovatif serta produktif.
Visi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang adalah :
TERWUJUDNYA IKLIM KETENAGAKERJAAN DAN
KETRANSMIGRASIAN YANG KONDUSIF DAN BERKUALITAS
MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA.
B. Misi
Berdasarkan Visi tersebut, maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Semarang mempunyai Misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan ketrampilan tenaga kerja.
b. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan penempatan
transmigrasi.
c. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial
d. Meningkatkan perlindungan tenaga kerja
e. Meningkatkan sarana pelayanan ketenagakerjaan dan
ketransnmigrasian
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
A. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai selama 1 ( satu ) sampai dengan
5 ( lima ) tahun yang akan datang dengan mengacu pada visi,misi serta isu
isu dan analisa strategi. Tujuan yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Semarang adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi jumlah pengangguran melaui peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja serta peningkatan profesionalisme
tenaga kepelatihan.
33
2. Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Kesempatan Berusaha
disektor informal.
3. Mengurangi jumlah penganggur dan setengah penganggur melalui
peningkatan kualitas kemandirian dan daya saing.
4. Menciptakan kesempatan kerja dan berusaha melalui penciptaan
wirausaha baru dengan disverifikasi usaha.
5. Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis ,
berkeadilan serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan
pelayanan penyelesaian kasus PHI / PHK
6. Meningkatkan perlindungan tenaga kerja dan peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Meningkatkan kualitas SDM aparatur, serta kuantitas dan kualitas
sarana dan prasarana perkantoran.
B. Sasaran
1. Terwujudnya / Tersedianya tenaga kerja trampil dan tenaga
kepelatihan yang profesional dengan indikator :
a. Terwujudnya peningkatan profesionalisme tenaga
kepelatihan sebanyak 670 0rang
b. Terwujudnya peningkatan produktivitas tenaga kerja
sebanyak 330 0rang
c. Terwujudnya peningkatan pelatihan berbasis pemagangan
sebanyak 415 0rang
d. Terwujudnya ketrampilan bagi pncari kerja sebanyak
2.310 0rang
e. Meningkatnya kompetensi tenaga kepelatihan 25 %
2. Terwujudnya peningkatan Kesempatan Kerja serta kesempatan
berusaha di sektor informal dengan indikator :
a. Menurunya jumlah pengangguran sebesar 2,5 %
b. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja sebesar 66,71 %
c. Angka partisipasi angkatan kerja sebesar 63,51 %
34
d. Tingkat mendapatkan kesempatan Kerja(TKSP )sebanyak
1.050. 0rang
e. Tingkat mendapatkan kesempatan berusaha di sektor inf
Ormal ( padat karya produktif ) sebanyak 1.980 0rang
c. Penempatan calon transmigran sebanyak 75 0rang
3. Terwujudnya akses pasar kerja melalui Simnakertrans dengan
indikator :
a. Terwujudnya pelayanan bursa Kerja On line dan Job Fair
sebanyak 10 kali
b. Menempatkan tenaga kerja sebanyak 49.050 0rang
4. Terwujudnya peningkatan kualitas kemandirian dan daya saing
melalui pelatihan dengan indikator :.
a. Terwujudnya kemandirian tenaga kerja melalui pelatihan
wirausaha baru sebanyak 2.970. 0rang dan Tenaga kerja
Mandiri sebanyak 1.250 0rang.
5. Meningkatkan efektifitas lembaga-lembaga ketenagakerjaan dan
sarana – sarana hubungan industrial dengan indikator:
a. Adanya rekomendasi LKS Tripartit di bidang
ketenagakerjaan sebanyak 10 rekom.
b. Pendataan / pencatatan SP/SB sebayak 100 SP/SB
c. Terbentuknya LKS Bipartit sebanyak 75 LKS
6. Meningkatkan syarat – syarat kerja ( PP,PKB) dan kesejahteraan
pekerja / buruh dengan indikator :
a. Terbentuknya koperasi karyawan sebanyak 180 koperasi
b. Terbentuknya PP/PKB yang berkualitas sebanyak 240
PP/PKB.
c. Tersedianya angka KHL sebanyak 60 KHL
d. Tersedianya usulan UMK sebanyak 5 UMK
7. Meningkatkan pelayanan penyelesaian perselisihan dan unjuk rasa
/ mogok kerja dengan indikator :
35
a. Menurunya angka perselisihan hubungan industrial PHI /
PHK / Unjuk Rasa 2 % pertahun.
b. Terselesaikannya kasus hubungan industrial sebanyak
1.000 kasus.
c. Terselesaiakanya pencegahan keresahan sebanyak 50
perusahaan.
d. Terselesaikanya stiap unjuk rasa / mogok sebanyak 25
perusahaan.
8. Terwujudnya peningkatan perlindungan tenaga kerja,
meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan indikator:
a. Meningkatnya jumlah perusahaan yang menerapkan K3
/Keselamatan dan kesehatan kerja sebanyak 570
perusahaan ( 45,8 % )
9. Terwujudnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia aparatur
yang beretos kerja tinggi dengan indikator :
a. Terwujudnya pola kerja yang lancar dan nyaman dalam
penyelesaian tugas
4.3. Strategi dan Kebijakan
Untuk dapat mewujudkan Visi ” TERWUJUDNYA IKLIM
KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN YANG KONDUSIF
DAN BERKUALITAS MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA. ” tersebut
Strategi dan Kebijakan dalam pelaksanaan misi Renstra Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Semarang sebagai berikut :
4.3.1. Meningkatkan ketrampilan tenaga kerja
Strategi untuk mencapai Misi Pertama sebagai berikut ;
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya pelatihan dan
produktivitas.
c. Peningkatan pengakuan kompetensi dan profesionalisme tenaga
kerja sesuai dengan kebutuhan pasar.
36
d. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme Sumber Daya
Manusia Pelatihan.
e. Peningkatan Penerapan Program Tree In One di Lembaga
Pelatihan Kerja.
f. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelatihan.
Sedangkan kebijakan dari Strategi untuk mencapai sasaran Misi Pertama
sebagai berikut:
a. Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan pasar kerja.
b. Meningkatkan koordinasi fungsional antar instansi / lembaga untuk
lebih mengefektifkan program – program pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja.
4.3.2. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan penempatan
transmigrasi
Strategi untuk mencapai Misi Kedua sebagai berikut ;
b. Meningkatkan kerja sama dengan pihak – pihak terkait dalam
penyerapan tenaga kerja, baik regional, nasional maupun
internasional.
c. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan
bursa kerja dan optimalisasi sistem informasi bursa kerja yang
mudah diakses oleh masyarakat.
d. Memperluas dan menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi
jumlah penganggur dengan mendorong tumbuh kembangkannya
berusaha di sektor informal / usaha mandiri atau pada perusahaan
padat karya.
e. Peningkatan system informasi pasar kerja , pengaturan dan
penempatan tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal
( AKL ), Antar Kerja Daerah ( AKAD ), Antar Kerja Antar Negara
( AKAN), Antar Kerja Khusus dan Transmigrasi.
37
Sedangkan kebijakan dari Strategi untuk mencapai sasaran Misi Kedua
sebagai berikut:
a. Peningkatan dan perluasan lapangan pekerjan di berbagai sektor.
b. Perluasan kesempatan perlu lebih dimantapkan melalui usaha-
usaha dan langkah - langkah menyeluruh dan terpadu.
c. Pemanfaatnan jumlah angkat kerja yang besar sebagi kekuatan
pembangunan perlu dilakukan dengan peningkatan usaha – usaha
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia.
4.3.3. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial
Strategi untuk mencapai Misi Ketiga sebagai berikut ;
a. Fasilitasi penyelesaian prosedur penyelesaian perselesihan
hubungan industrial.
b. Fasilitasi penyelesaian, perlindungan hukum dan jaminan sosial.
c. Sosialisasi berbagai peraturan Pelaksanaan tentang
ketenagakerjaan.
Sedangkan kebijakan dari Strategi untuk mencapai sasaran Misi Ketiga
sebagai berikut:
a. Memantapkan ketenangan bekerja dan berusaha.
b. Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan buruh.
c. Mencegah terjadinya keresahan hubungan industrial.
4.3.4. Meningkatkan perlindungan tenaga kerja
Strategi untuk mencapai Misi Keempat sebagai berikut ;
a. Meningkatkan pengawasan dan perlindungan tenaga kerja sesuai
norma hukum yang berlaku,serta meningkatkan peran lembaga
ketenagakerjaan.
b. Meningkatkan fungsi pengawasan ketenagakerjan untuk
memberikan perlindungan hak – hak normatif tenaga kerja.
38
Sedangkan kebijakan dari Strategi untuk mencapai sasaran Misi Keempat
sebagai berikut:
a. Penegakan hukum dan perlindungan tenaga kerja.
b. Peningkatan pelaksanaan pengawasan norma kerja ,norma
perempuan dan anak
4.3.5. Meningkatkan sarana pelayanan ketenagakerjaan dan
ketransnmigrasian
Strategi untuk mencapai Misi Kelima sebagai berikut ;
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan
disiplin aparatur untuk pelayanan bagi masyarakat.
b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana perkantoran
Sedangkan kebijakan dari Strategi untuk mencapai sasaran Misi Kelima
sebagai berikut:
a. Mengembangkan kemampuan kualitas dan kuantitas layanan
sumber daya manusia di bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
b. Mengembangkan sarana dan prasarana perkantoran.
39
BAB.V.
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Perencanaan Program Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Tahun 2010 – 2015
meliputi Program kewenangan urusan wajib, program urusan pilihan ,pelaksanaan tugas
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, serta pelaksanaan tugas umum pemerintahan.
1. Kewenangan Urusan Wajib Ketenagakerjaan.
a. Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2010 – 2015 adalah
sebagai berikut :
1. Program Administrasi Perkantoran dengan Kegiatan :
a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya air dan listrik.
b. Penyediaan Jasa kebersihan kantor.
c. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja.
d. Penyediaan alat tulis kantor.
e. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan..
f. Penyediaan makanan dan minuman
g. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke Luar Daerah.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan
Kegiatan :
a. Pengadaan perlengkapan gedungkantor.
b. Pengadaan peralatan gedung kantor.
c. Pengadaan Mebelair
d. Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor.
e. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional.
f. Pemeliharaan rutin / berkala perlengkapan gedung kantor.
g. Pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor.
h. Pemeliharaan rutin / berkala mebeleair.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan
Kegiatan :
40
a. Sosialisasi peraturan perundang undangan.
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja Keuangan dengan kegiatan :
a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD.
b. Penunjang Kinerja PA,PPK, Bendahara dan Pembantu.
c. Penyusunan Lakip ( Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah )
d. Penyusunan LKPJ ( Laporan Keterangan Pertanggung
Jawaban )
e. Penyusunan Renja ( Rencana Kerja Tahunan )
f. Penyusunan Program Kerja SKPD
g. Penyusunan Profil SKPD
h. Penyusunan RKA dan DPA Murni serta Perubahan.
i. Penyusunan Buku Data Base
j. Penyusunan Buku Informasi Ketenagakerjaan
k. Penyusunan Buku Saku.
5. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.
Dengan Kegiatan :
a. Peningkatan profesionalisme tenaga kepelatihan dan
instruktur BLK.
b. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja.
c. Peningkatan produktivitas tenaga kerja.
d. Pemagangan.
6. Program Peningkatan Kesempatan Kerja.dengan Kegiatan :
a. Penyusunan informasi bursa tenaga kerja.
b. Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja.
c. Penyiapan tenaga kerja siap pakai.
41
d. Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan
kewirausahaan..
e. Pemberian fasilitas dan mendorong sistem pendanaan
pelatihan berbasis masyarakat.
f. Penempatan Transmigrasi.
g. Padat karya produktif.
7. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
dengan Kegiatan :
a. Fasilitasi penyelesaian prosedur penyelesaian perselisihan
hubungan industrial.
b. Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan
hukum dan jaminan sosial ketenagakerjaan.
c. Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang
ketenagakerjaan.
d. Peningkatan pengawasan , perlindungan dan penegakan
hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Sasaran :
1. Tersedianya tenaga kerja dan tenaga kepelatihan yang profesional
dengan indikator :
a. Peningkatan profesionalisme tenaga kepelatihan sebanyak 670
0rang
b. Peningkatan produktivitas tenaga kerja sebanyak 330 0rang
c. Peningkatan pelatihan berbasis pemagangan sebanyak 415
0rang
d. Peningkatan ketrampilan bagi pencari kerja sebanyak 2.310
0rang
e. Meningkatnya kompetensi tenaga kepelatihan 25 %.
2. Meningkatnya Angka Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 63,51 %
dengan indikator :
a. Angka partisipasi angkatan kerja sebesar 63,51 %
42
3. Meningkatnya Tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 66,71 %
dengan indikator :
a. Tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 66,71 %
4. Meningkatnya pencari yang ditempatkan sebesar 25 % dengan
indikator :
a. Penempatan pencari kerja sebanyak 49.050 0rang
5. Menurunya tingkat pengangguran terbuka sebesar 2,5 % dengan
indikator :
a. Menurunya jumlah pengangguran sebesar 0,5% per tahun.
6. Terwujudnya peningkatan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
disektor informal sebanyak 3.105 0rang dengan indikator :
a. Tingkat mendapatkan kesempatan kerja, kesempatan berusaha
disektor informal sebanyak 3.105 0rang.
7. Terwujudnya akses pasar kerja melalui sistem informasi
ketenagakerjaan ( siketan ) sebanyak 49.050 0rang dengan indikator :
a. Pelayanan bursa kerja online dan job fair sebanyak 10 kali
b. Penempatan tenaga kerja sebanyak 49.050 0rang.
8. Terwujudnya peningkatan kualitas kemandirian dan daya saing
melalui pelatihan wirausaha sebanyak 4.220 0rang dengan indikator :
a. Kemandirian tenaga kerja melalui pelatihan wirausaha
rsebanyak 4.220 0rang
9. Menurunya angka sengketa pengusaha dan pekerja sebesar 10 %
dengan indikator :
a. Menurunya perselisihan hubungan industrial ( PHI,PHK,
Unjuk rasa/Mogok ) 2 % per tahun.
10. Meningkatkan efektifitas lembaga – lembaga ketenagakerjaan dan
sarana-sarana hubungan industrial dengan indikator :
a. Adanya rekomendasi LKS tripartit sebanyak 10 tripartit.
b. Pendataan SP/SB sebanyak 225 SP/SB
c. Terbentuknya LKS Bipartir sebanyak 50 LKS
43
11. Meningkatkan syarat-sayarat ( PP/PKB) dan kesejahteraan pekerja /
buruh dengan indikator :
a. Terbentuknya koperasi karyawan sebanyak 180 koperasi.
b. Terbentuknya PP/PKB sebanyak 240 PP/PKB
c. Tersedianya angka KHL sebanyak 60 KHl
d. Tersedianya usulan UMK sebanyak 5 UMK
12. Meningkatkan pelayanan penyelesaian perselisihan dan unjuk rasa /
mogok kerja dengan indikator :
a. Terselesaikanya 1.000 kasus hubungan industrial.
b. Terlaksananya pencegahan keresahan sebanyak 50 perusahaan
c. Terselesaikanya 25 kasus mogok kerja
13. Meningkatkan perlindungan tenaga kerja dan peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja dengan indikator :
a. Meningkatkanya jumlah perusahaan yang menerapkan K3
/Keselamatan dan kesehatan kerja terhadap 570 perusahaan.
( 45,8 % )
b. Penyuluhan K3 sebanyak 290 perusahaan
c. Pemeriksaan ketenagakerjaan 3.401 perusahaan
14. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia ( SDM )
aparatur yang beretos kerja tinggi. Dengan indikator :
a. Terwujudnya pola kerja yang lancar dan nyaman dalam
menyelesaikan tugas
2. Kewenangan Urusan Pilihan Transmigrasi.
Untuk urusan pilihan transmigrasi tidak melaksanakan di karenakan
kegiatan penempatan transmigrasi sudah dimasukan dalam program peningkatan
kesepatan kerja .
Dari tiga program pembangunan yang ada pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Semarang yang menrupakan Program Unggulan adalah Program
Peningkatan Kesempatan Kerja sedangkan dua program pembanguan yang lainya
merupakan pendukung dari pada program unggulan.
44
Untuk lebih jelasnya lihat matrik RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
.
45
BAB.VI.
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN RPJMD
No Indikator
Kondisi
Kinerja
pada awal
periode
RENSTRA
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja
pada akhir
periode
RENSTRA
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS
DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
1. Ketrampilan pencari kerja 280 0rang 380 420 460 500 550 2.310
2.
Meningkatnya kompetensi tenaga
kepelatihan 25 %
28 /478
0rg instrk 5 % 5% 5% 5% 5% 25 %
3. Profesinalisme tenaga pelatihan : 670
a. Pengelola LPK
40 40 40 40 20 20 160
b. Instruktur
40 0 20 0 20 20 60
c. Uji Kompetensi
40 40 30 30 30 0 130
d. Fasilitasi pelatihan tenaga kerja
- 60 60 60 60 60 300
e. Akreditasi LPK
- 0 5 5 5 5 20
f. Identifikasi pelatihan tenaga kerja
- 0 0 0 0 0 0
g. Jejaring pelatihan
- 0 0 0 0 0 0
h. Pelatihan berbasis kompetensi
16 0 0 0 0 0 0
I Pembinaan LPK
40 0 0 0 0 0 0
2. Produktivitas Tenaga Kerja
a. Pelatihan Peningkatan produktivitas
40 60 65 65 70 70 330
b. Identifikasi dan pengukuran
- 0 0 0 0 0 0
c. Produktivitas tenaga kerja
- 0 0 0 0 0 0
3. Pemagangan
415
a. Pra magang
- 15 15 15 15 15 75
b. Sosialisasi ke instansi
- 0 0 0 0 0 0
c. Pelatihan berbasis pemagangan
40 60 60 60 80 80 340
46
II
PROGRAM PENINGKATAN
KESEMPATAN KERJA .
1
Menurunya Tingkat pengangguran terbuka
2,5 % 14,96%
14,26%
(0,70%)
13,66%
(0,60%)
13,16%
(0,50%)
12,76%
(0,40%)
12,46%
(0,30%)
12,46%
(2,5%)
2 Angka partispasi angkatan kerja ( 63,51% ) 62,21% 62,47% 62,73% 62,99% 63,25% 63,51% 63,51%
3
Tingkat partisipasi angkatan kerja ( 66,71%
) 64,75% 65,40% 65,73% 66,05% 66,38% 66,71% 66,71%
4
Pencari kerja yang ditempatkan 49.050 0rg (
25 %)
8.449
0rang 8900 9.350 9.800 10.250
10.750
49.050
a Penyusunan buku IPK 217 315 315 315 315 315
1.575
b Pendaftaran pencaker
20.000 21000 21500 22000 22500 23000
110.000
c Lowongan
10.000 10100 10500 11000 11500 12000
55.100
d Bursa Kerja
2 2 2 2 2 2
10
e Penyiapan tenaga kerja siap pakai
100 100 225 250 175 300
1.050
f Pelatihan wirausaha baru
150 190 350 360 370 380
1.650
g Tenaga kerja mandiri ( TKM)
15 50 75 100 125 150
500
h Pelatihan wirausaha baru DBHCHT
240 240 240 260 280 300
1.320
i Tenaga kerja mandiri ( TKM)DBHCHT
- 125 125 150 150 200
750
j Padat karya produktif
- 198 264 396 528 594
1.980
k Penempatan Transmigrasi
10 15 15 15 15 15
75
III
PROGRAM PERLINDUNGAN
PENGEMBANGAN LEMBAGA
KETENAGAKERJAAN
1 Menurunya Angka perselisihan hubungan
industrial PHI/PHK/Unjukrasa 2 %
pertahun 256 kasus 246 ks 241 ks 236 ks 232 ks 227 ks 227 ks
a. Pencegahan keresahan 50 persh 40 10 10 10 10 10 50
b Penyelesaian kasus 1000 kasus 200 200 200 200 200 200
1.000
c Penanganan mogok kerja 25 kasus 5 5 5 5 5 5 25
d Pembentukan LKS Bipartit 14 15 15 15 15 15 75
75 LKS
e Rekomendasi LKS Tripartit 2 2 2 2 2 2 10
sebanyak 10 Rekomendasi
f Verivikasi /pendataan SP/SB 0 45 45 45 45 45 225
225 0rganisasi
g Pementukan Koperasi karya 10 36 36 36 36 36 180
wan 180 Koperasi
h Pembinaan PP/PKB 240.pers 25 48 48 48 48 48 240
i Survey Harga Pasar / penyusu 12 12 12 12 12 12 60
47
nan Angka KHL 60 kali
j Sosialisasi UMK 5 kali 0 1 1 1 1 1 5
k Sosialisasi Peraturan Perundangan 40 80 80 80 80 80 400
tentang ketenagakerjaan 400 persh
2
Meningkatnya jumlah perusahaan yang
menerapkan K3 /Keselamatan dan
perlindungan sebanyak 570 persh ( 45,8%) 237 persh 329 382 439 502 570 570
a Terbentuknya kelembagaan K3 48 53 57 63 68 289
(P2K3) di Perusahaan sebanyak 570 persh
b Penyuluhan K3 30 50 55 55 65 65 290
c Pemeriksaan ketenagakerjaan 468 521 720 720 720 720 3.401
48
BAB.VII.
PENUTUP
Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Semarang digunakan sebagai acuan, pedoman, arahan, dan tolok ukur
dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di Bidang Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian selama kurun waktu 2010 - 2015, agar dapat terlaksana secara efektif
dan efisien.
Rencana Strategis yang telah dirumuskan berdasarkan tugas pokok dan fungsi
serta dokumen perencanaan jangka menengah daerah akan dapat berhasil dengan asumsi
adanya dukungan alokasi dana serta komitmen penuh dan dukungan sepenuhnya oleh
berbagai pihak yang terkait
Koordinasi merupakan prinsip yang paling penting dalam melaksanakan
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
hingga pelaporan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan.
Semarang, 14 Pebruari 2011
KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI KOTA SEMARANG
GUNAWAN SAPTOGIRI, SH., MM.
Pembina Tk. I
NIP. 19620502 198903 1 018