badan legislatif mahasiswa (blm) fkip umrah
TRANSCRIPT
BADAN LEGISLATIF MAHASISWA
(BLM) FKIP UMRAH PERIODE
2013-2014
DISAMPAIKAN OLEH :
UNYIL
KETUA BLM FKIP UMRAH Periode 2013-2014
Tanjungpinang, 04 Mei 2013
Badan Legislatif Mahasiswa adalah/merupakan lembaga
perwakilan mahasiswa yang berkedudukan sebagai
lembaga tinggi baik di Fakultas/Universitas. yang
mempunyai fungsi legislasi, pengawasan, Anggaran, dan
Advokasi yang dimana pengurusnya merupakan
perwakilan mahasiswa dari setiap Kelas/fakultas.
1. Fungsi Legislasi
Membuat perundang-undangan;
2. Fungsi pengawasan
BLM mempunyai kewajiban untuk mengawasi kinerja dari ormawa khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa dan Badan Semi Otonomnya;
3. Fungsi Anggaran
Sudah seyogyanyajika keuangan mahasiswa di pegang oleh mahasiswa itu sendiri. Pengelolaan keuangan dipegang dan diatur penggunanya oleh BLM mahasiswa sebagaimana yang terjadi di pemerintah. BLM mengevaluasi kinerja dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan BEM sehingga pengelolaan dana keuangan dan pemberian anggaran dilakukan berdasarkan kinerja dari ormawa tersebut;
4. Fungsi advokasi
Fungsi ini dilakukan untuk menyampaikan keluhan, masukan, saran dan kritik mahasiswa kepada pihak pengelola Fakultas/Universitas agar aspirasi serta permasalahan yang ada dapat
4 Fungsi BLM
Badan Legislatif Mahasiswa juga memiliki hak seperti mempunyai
hak angket, budget, inisiatif dan interpelasi, meminta
pertanggungjawaban Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
sewaktu-waktu bila dianggap perlu, kemudian menerima,
menimbang dan mengesahkan pengajuan pembentukan Badan
Otonom di tingkat Fakultas/universitas.
Hak BLM
Anggota-anggota dari Badan Legislatiif Mahasiswa juga
memiliki kewajiban untuk mengamalkan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, menaati Undang-Undang Dasar negara
(Peraturan Organisasi), menjaga stabilitas dan kerukunan,
serta melaksanakan peranan sebagai wakil mahasiswa.
Kewajiban Anggota BLM
Pernyataan Thomas Hobbes tersebut merupakan konsep dasar dari
konsep perwakilan politik. Dimana wakil merupakan orang-orang
yang dipercaya untuk mengakomodir kepentingan-kepentingan
terwakil. Disamping itu Alfred de Grazia juga mengemukakan
pendapat mengenai apa itu perwakilan. Perwakilan adalah hubungan
diantara dua pihak, yaitu wakil dengan terwakil dimana wakil
memegang kewenangan untuk melakukan berbagai tindakan yang
berkenaan dengan kesepakatan yang dibuatnya dengan terwakil.
Perwakilan
Mengutip dari bahan ajar mata kuliah Sistem Perwakilan Politik
(Akhmad Satori : 2012) bahwa wakil merupakan orang yang
mempunyai kualifikasi yang tentunya berhak dan cakap dalam
menjalankan tugas sebagai amanat dari terwakil yang
memberikan kepercayaan kepadanya untuk memperjuangkan
aspirasi dan kepentingan masyarakat dalam arti yang luas. Jadi
seorang wakil dituntut memiliki kompetensi dan kapabilitas yang
lebih untuk menjalankan tugas menyalurkan aspirasi terwakil dan
memahami apa yang dibutuhkan atau kepentingan dari terwakil
Dalam menjelaskan pola hubungan antara
wakil dan terwakil dapat dijelaskan dengan
empat konsep teori yaitu teori mandat, teori
sosiologi Rieker, teori organ, dan teori
hukum objektif
Pertama;
Teori mandat menyatakan bahwa seorang wakil diartikan sebagai juru bicara atas nama kelompok yang diwakilinya. Dengan demikian, seorang wakil tidak boleh bertindak di luar kuasa yang memberi mandat. Berdasarkan teori mandat (Saragih, 1988: 82), konsep perwakilan dapat dilihat dalam tiga kelompok, yaitu mandat imperatif (tindakan sesuai dengan perintah yang memberi mandat), mandat bebas (wakil dapat bertindak tanpa tergantung dari perintah yang diwakilinya), serta mandat representation (wakil tidak kenal yang diwakili karena ditunjuk oleh partai).
Kedua;
Teori Sosiologi Rieker, hubungan wakil dan yang diwakili lebih bersifat sosial daripada politis. Sang pemilih akan memilih wakil – wakilnya yang dapat merepresentasikan kebutuhan dan tuntutan mereka kepada eksekutif yang menurut mereka benar – benar ahli di bidang kenegaraan dan akan benar – benar membela kepentingan pemilih.
Ketiga;
Teori Organ, teori ini menjelaskan bahwa negara merupakan suatu organisme yang mempunyai alat – alat perlengkapannya, serta memiliki fungsi masing – masing dan saling bergantung. Dalam konteks ini kedaulatan rakyat sangat tampak pada saat mereka melaksanakan pemilihan untuk membentuk lembaga perwakilan yang diinginkan. Setelah lembaga tersebut berdiri, rakyat pemilih tidak perlu lagi turut campur dalam berbagai kerja lembaga – lembaga negara tersebut.
Keempat;
Teori Hukum Objektif Leon Duguit. Dasar hubungan antara wakil dan yang diwakili adalah solidaritas. Ilustrasi sederhananya, wakil rakyat dapat menjalankan tugas – tugas kenegaraannya hanya atas nama rakyat. Sebaliknya rakyat tidak akan dapat melaksanakan tugas – tugas kenegaraannya tanpa mendukung wakilnya dalam menentukan wewenang pemerintah.
Begitu banyak dan kompleksnya Badan Legislatif Mahasiswa di
Perguruan Tinggi yang seharusnya menjalankan fungsi check and
balance terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa, namun dalam tinjauan
lapangan serta dari sudut pandang kebanyakan mahasiswa seolah olah
Badan Legislatif Mahasiswa itu miskin peran tidak seperti Badan
Eksekutif Mahasiswa yang selalu eksis di mata mahasiswa, bahkan
terkadang hanya cenderung dijadikan sebagai formalitas pelengkap
keberadaan lembaga kemahasiswaan di suatu universitas. Hal ini
semakin terpuruk dengan minimnya minat mahasiswa untuk berkiprah
di Lembaga Legislatif Mahasiswa.
Padahal jika merunut pada fungsinya, signifikansi Lembaga
Legislatif Mahasiswa sebenarnya sangatlah tinggi, terutama dalam
menjaga ritme pergerakan mahasiswa, terlebih disaat seperti sekarang
yang tengah menggejala kelesuan gerakan mahasiswa intra kampus.
Lembaga Legislatif Mahasiswa memegang kunci regulasi tatanan
kemahasiswaan, sehingga seharusnya dinamisasi mahasiswa yang
nantinya direpresentasikan dalam gerakan eksekutif mahasiswa tetap
terjaga. Tidak seharusnya kelesuan dan kemandulan eksekutif
mahasiswa dalam memperlihatkan taringnya entah dihadapan
birokrat kampus maupun pemerintahan negara terjadi.
Lembaga legislatif seharusnya bisa mencarikan treatment-nya, yaitu
dengan melakukan preasure sebagai representasi aspirasi suara
mahasiswa dan merekomendasikannya kepada eksekutif mahasiswa
sebagai eksekutornya. Peran sebagai watch dog dan sparing partner
bagi eksekutif mahasiswa inilah yang sepertinya jarang dilakuakan
oleh Lembaga Legislatif Mahasiswa. Hal ini semakin diperparah
dengan minimnya mereka menyerap aspirasi dari konstituen
mahasiswa yang diwakilinya di tataran bawah. Saat ini yang terjadi
kebanyakan dari kedua lembaga itu terkesan sama saja, miskin
fungsi.
Terlebih ketika dihadapkan pada realitas bahwa kedua lembaga
tersebut tak jarang dikuasai oleh elemen pergerakan mahasiswa
yang sama ideologi dan garis politiknya, maka makin matilah
dinamisasi kelembagaan mahasiswa utamanya lembaga
legislatifnya. Karena, ada kecenderungan sungkan dan malas dalam
melakukan fungsi check and balance. Pada akhirnya memang sangat
perlu penjagaan ritme dan dinamisasi pergerakan mahasiswa,
mengingat ruh dan kekuatan mahasiswa yang begitu dinantikan
bangsa hanya akan terlihat ketika ada dinamisasi dan pergerakan.
Tanpa itu semua, tentunya mahasiswa hanya akan berkutat pada
wacana tanpa aksi nyata. Dan peran strategis tersebut harus segera
dimainkan oleh setiap Lembaga Legislatif Mahasiswa yang ada.
APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN AGAR
BLM DI PANDANG SEBAGAI LEMBAGA
TINGGI YANG PUNYA ARTI PENTING/
BUKAN SEKEDAR PELENGKAP DISEBUAH
FAKULTAS/UNIVERSITAS ?