badan pemeriksa keuangan republik …data.bmkg.go.id/share/dokumen/layanan_publik/... · bpk lhp -...
TRANSCRIPT
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
LAPORAN KEUANGAN
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
TAHUN 2012
Nomor : 19a/HP/XIV/05/2013
Tanggal : 3 Mei 2013
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210
Telp. (021) 25549000 Ext. 7111 Fax (021) 5738725
BPK LHP - LK BMKG Tahun 2012 i
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI ............................................................................................................. i
SISTEMATIKA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
TAHUN 2012 ............................................................................................................ ii
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ................. 1
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN.................................................................. 2
1. Dasar Hukum Pemeriksaan ............................................................................. 2
2. Tujuan Pemeriksaan ......................................................................................... 2
3. Sasaran Pemeriksaan ........................................................................................ 2
4. Standar Pemeriksaan ........................................................................................ 2
5. Metodologi Pemeriksaan.................................................................................. 2
6. Waktu Pemeriksaan ......................................................................................... 4
7. Objek Pemeriksaan .......................................................................................... 4
8. Batasan Pemeriksaan ....................................................................................... 4
LAPORAN KEUANGAN BMKG TAHUN 2012
BPK LHP - LK BMKG Tahun 2012 ii
SISTEMATIKA LAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
TAHUN 2012
Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) Tahun 2012 terdiri dari tiga laporan sebagai berikut :
1. Laporan I : Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Laporan I berisi: (a) Hasil pemeriksaan yang memuat opini BPK; (b) Gambaran
umum pemeriksaan yang berisi dasar hukum pemeriksaan, tujuan pemeriksaan,
sasaran pemeriksaan, standar pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, waktu
pemeriksaan, objek pemeriksaan dan batasan pemeriksaan; (c) Laporan Keuangan
BMKG Tahun 2012.
2. Laporan II : Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern
Laporan II berisi: (a) Resume Laporan atas Sistem Pengendalian Intern; (b) Hasil
Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern (SPI); dan (c) Hasil Pemantauan
Tindak Lanjut Pemeriksaan atas SPI Tahun 2005-2011.
3. Laporan III : Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap
Peraturan Perundang-undangan
Laporan III berisi: (a) Resume Laporan atas Kepatuhan terhadap Peraturan
Perundang-undangan; (b) Hasil Pemeriksaan Kepatuhan terhadap Peraturan
Perundang-undangan; dan (c) Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Pemeriksaan
Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan Tahun 2005-2011.
BPK LHP - LK BMKG Tahun 2012 1
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), BPK telah memeriksa Neraca Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tanggal 31 Desember Tahun 2012 dan 2011, dan
Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, serta
Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan adalah tanggung jawab BMKG.
Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan
pemeriksaan yang telah dilakukan.
BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara. Standar tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan
agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian
atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
BMKG, penilaian atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang berdampak material terhadap
laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan
opini.
Menurut opini BPK, laporan keuangan yang disebutkan di atas menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan BMKG tanggal 31 Desember 2012
dan 2011, dan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan
tersebut, BPK juga melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan
kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem
Pengendalian Intern dan Laporan hasil pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Ketentuan
Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor 19b/HP/XIV/05/2013 dan
Nomor 19c/HP/XIV/05/2012 tanggal 3 Mei 2013, yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari laporan ini.
Jakarta, 3 Mei 2013
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Penanggung Jawab Pemeriksaan,
Gatot Supiartono, S.H., M.Acc., C.F.E., Ak.
Register Negara No.D-5.747
BPK LHP - LK BMKG Tahun 2012 Halaman 2 dari 4
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN
1. Dasar Hukum Pemeriksaan
a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23E, F, dan G;
b. Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
c. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
d. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara;
e. UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
2. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan (LK) BMKG bertujuan untuk memberikan
opini atas kewajaran LK BMKG dengan memperhatikan:
a. Kesesuaian LK BMKG yang diperiksa dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP);
b. Kecukupan pengungkapan informasi keuangan dalam LK sesuai dengan
pengungkapan yang seharusnya dibuat seperti disebutkan SAP;
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaporan
keuangan; dan
d. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI).
3. Sasaran Pemeriksaan
Sasaran pemeriksaan atas Laporan Keuangan BMKG meliputi:
a. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan BMKG
Tahun 2005-2011;
b. Penilaian kepatuhan terhadap perundang-undangan terkait dengan penyajian LK
BMKG Tahun 2012;
c. Penilaian efektivitas sistem pengendalian intern atas proses penyusunan laporan
keuangan, temasuk aplikasi komputer yang digunakan untuk menyusun LK; dan
d. Pengujian substantif atas transaksi-transaksi Tahun 2012 dan saldo disajikan
dalam LK BMKG Tahun 2012.
4. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas LK BMKG Tahun 2012 berpedoman pada Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan dengan Peraturan BPK
Nomor 1 Tahun 2007.
5. Metodologi Pemeriksaan
Secara umum pemeriksaan dilaksanakan dengan pendekatan-pendekatan
sebagai berikut:
5.1. Pendekatan Risiko
Metodologi yang diterapkan dalam melakukan pemeriksaan terhadap LK
BMKG menggunakan pendekatan risiko, yang didasarkan pada pemahaman dan
pengujian atas efektivitas SPI penyusunan LK. Hasil pemahaman dan pengujian
BPK LHP - LK BMKG Tahun 2012 Halaman 3 dari 4
tersebut akan menentukan tingkat keandalan asersi manajemen dan ketentuan
yang berlaku.
Penetapan risiko pemeriksaan (audit risk) simultan dengan tingkat
keandalan pengendalian (risiko pengendalian) serta tingkat risiko bawaan
(inherent risk) entitas yang akan diperiksa dapat digunakan sebagai acuan
dalam menentukan risiko deteksi (detection risk) yang diharapkan dan jumlah
pengujian yang akan dilakukan serta menentukan fokus pemeriksaan.
5.2. Materialitas
Pertimbangan atas tingkat materialitas meliputi kegiatan (a) Penetapan
tingkat materialitas awal (Planning Materiality/PM) yang merupakan tingkat
materialitas pada keseluruhan laporan keuangan yaitu sebesar 5% dari total
realisasi belanja dengan pertimbangan LK BMKG tahun sebelumnya mendapat
opini Wajar Tanpa Pengecualian. Akun signifikan adalah akun-akun yang
saldonya sama dengan atau melebihi 50% dari PM. (b) Selanjutnya untuk
tingkat akun, ditetapkan kesalahan tertolerir (Tolerable Error/TE) secara
proporsional sesuai dengan saldo akun. Standar materialitas di atas tidak
berlaku atas penyimpangan yang mengandung unsur kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN) dan pelanggaran hukum.
5.3. Uji petik pemeriksaan
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji
petik atas unit-unit dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan pemeriksaan
akan diperoleh berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk
menggambarkan kondisi dari populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa
dapat menggunakan metode non-statistik (non-statistical sampling) atau metode
statistik (statistical sampling) dengan memperhatikan kecukupan jumlah sampel
yang dipilih baik dari segi nilai rupiah atau jenis transaksinya. Penggunaan
metode uji petik baik statistik maupun non-statistik harus didokumentasikan di
dalam KKP. Dokumentasi tersebut antara lain mengungkapkan alasan
penggunaan dan gambaran umum metode uji petik tersebut. Satuan kerja yang
dijadikan uji petik pemeriksaan adalah Kantor Pusat di Jakarta dan Satker
BMKG yang berada di provinsi Sumatera Utara dan provinsi Sulawesi Selatan.
5.4. Pelaporan
Pemeriksa menyusun Konsep Temuan Pemeriksaan atas LK BMKG
apabila menemukan permasalahan yang perlu dikomunikasikan
kepada BMKG. Permasalahan tersebut meliputi (1) ketidakefektivan SPI,
(2) penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
(3) ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang signifikan,
dan (4) ikhtisar koreksi.
Konsep Temuan Pemeriksaan tersebut disampaikan ketua tim pemeriksa
kepada pejabat BMKG yang berwenang untuk mendapatkan tanggapan tertulis
dan resmi dari BMKG. Setelah Konsep Temuan Pemeriksaan disampaikan
ketua tim pemeriksa kepada BMKG, tim pemeriksa membahas temuan tersebut
dengan pejabat entitas yang berwenang di BMKG. Penolakan atas ikhtisar
koreksi, temuan SPI, dan ketidakpatuhan akan berpengaruh terhadap opini.
BPK LHP - LK BMKG Tahun 2012 Halaman 4 dari 4
Tanggapan resmi dan tertulis atas konsep Laporan Temuan Pemeriksaan
(LTP) diperoleh dari pejabat BMKG yang berwenang. Tanggapan tersebut
akan diungkapkan dalam Temuan Pemeriksaan atas LK BMKG. Temuan
Pemeriksaan atas LK BMKG diserahkan oleh ketua tim kepada pejabat BMKG
yang berwenang. Penyampaian Temuan Pemeriksaan atas LK BMKG tersebut
merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan LK BMKG.
6. Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilaksanakan selama 60 hari sejak tanggal 4 Februari 2013 sampai
dengan 30 April 2013 berdasarkan Surat Tugas Anggota I BPK
Nomor 12/ST/III-XIV.3/01/2013 tanggal 23 Januari 2013.
7. Objek Pemeriksaan
Laporan Keuangan BMKG Tahun 2012.
8. Batasan Pemeriksaan
Semua informasi yang disajikan dalam LK merupakan tanggung jawab
manajemen BMKG. Oleh karena itu, BPK tidak bertanggung jawab terhadap salah
interpretasi dan kemungkinan pengaruh atas informasi yang diberikan baik yang
sengaja maupun tidak disengaja oleh manajemen BMKG.
Pemeriksaan BPK meliputi prosedur-prosedur yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya kesalahan dan
salah saji yang berpengaruh material terhadap LK. Pemeriksaan BPK tidak ditujukan
untuk menemukan kesalahan atau penyimpangan. Walaupun demikian, jika dari
hasil pemeriksaan ditemukan penyimpangan maka akan diungkapkan.
Dalam melaksanakan pemeriksaan, BPK juga menyadari kemungkinan adanya
perbuatan-perbuatan melanggar hukum yang timbul. Namun pemeriksaan BPK tidak
memberikan jaminan bahwa semua tindakan melanggar hukum akan terdeteksi dan
hanya memberikan jaminan yang wajar bahwa tindakan melanggar hukum yang
berpengaruh secara langsung dan material terhadap angka-angka dalam LK akan
terdeteksi. BPK akan menginformasikan bila ada perbuatan-perbuatan melanggar
hukum atau kesalahan/penyimpangan material yang ditemukan selama pemeriksaan.
Dalam melaksanakan pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, BPK memprioritaskan pengujian pada kepatuhan instansi atas peraturan
perundang-undangan yang terkait langsung dengan penyusunan laporan keuangan.
Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih terdapat ketidakpatuhan pada
peraturan perundang-undangan yang tidak teridentifikasi.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KEUANGAN
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
TAHUN 2012
(AUDITED)
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2012
URAIAN Ref
ANGGARAN
TAHUN 2012
(Rp)
REALISASI
TAHUN 2012
(Rp)
% REALISASI
TERHADAP
ANGGARAN
PENERIMAAN NEGARA DAN
HIBAH
B.1
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 46.991.948.962,00 47.890.745.818,00 101,91
Penerimaan Hibah B.1 0,00 0,00 0,00
JUMLAH PENDAPATAN DAN
HIBAH
46.991.948.962,00 47.890.745.818,00 101,91
BELANJA NEGARA B.2
Belanja Pegawai B.2.1 218.839.916.000,00 207.188.061.754,00 94,68
Belanja Barang B.2.2 510.425.766.000,00 487.128.822.441,00 95,44
Belanja Modal B.2.3 561.052.013.000,00 440.639.507.882,00 78,54
JUMLAH BELANJA NEGARA 1.290.317.695.000,00 1.134.956.392.077,00 87,96
II. NERACA
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
URAIAN PERKIRAAN
Ref
PER 31 DESEMBER
2012
(Rp)
PER 31 DESEMBER
2011
(Rp)
%
KENAIKAN /
(PENURUNAN)
ASET
ASET LANCAR C.2.1
Kas di Bendahara Pengeluaran C.2.1.1 47.235.076,00 54.790.671,00 (13,79)
Kas di Bendahara Penerimaan C.2.1.2 71.770,00 1.769.500,00 (95,94)
Kas Lainnya dan Setara Kas C.2.1.3 100.937,00 258.441.291,00 (99,96)
Belanja Dibayar Dimuka C.2.1.4 2.614.800,00 0,00 0,00
Uang Muka Belanja 0,00 6.537.000,00 (100,00)
Piutang Bukan Pajak C.2.1.5 10.465.520.491,00 9.913.911.993,00 5,56
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang
Bukan Pajak
C.2.1.6 (52.327.603,00) 0,00 0,00
Piutang Bukan Pajak (Netto) 10.413.192.888,00 9.913.911.993,00 5,04
Persediaan C.2.1.7 21.465.620.019,00 23.246.417.366,00 (7,66)
JUMLAH ASET LANCAR 31.928.835.490,00 33.481.867.821,00 (4,64)
ASET TETAP C.2.2
Tanah C.2.2.1 831.279.172.710,00 827.214.373.964,00 0,49
Peralatan dan Mesin C.2.2.2 1.998.676.181.331,00 1.714.546.727.699,00 16,57
Gedung dan Bangunan C.2.2.3 846.960.953.962,00 813.849.341.728,00 4,07
Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.2.2.4 235.903.574.617,00 208.145.313.065,00 13,34
Aset Tetap Lainnya C.2.2.5 7.092.048.490,00 4.045.179.490,00 75,32
Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.2.6 70.672.270.958,00 8.428.241.226,00 738,52
JUMLAH ASET TETAP 3.990.584.202.068,00 3.576.229.177.172,00 11,59
ASET LAINNYA C.2.3
Aset Tak Berwujud C.2.3.1 130.021.054.483,00 97.524.923.063,00 33,32
Aset Lain-Lain C.2.3.2 18.975.675.618,00 16.467.950.870,00 15,23
JUMLAH ASET LAINNYA 148.996.730.101,00 113.992.873.933,00 30,71
JUMLAH ASET 4.171.509.767.659,00 3.723.703.918.926,00 12,03
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.2.4
Utang kepada Pihak Ketiga C.2.4.1 2.004.752.106,00 655.648.487,00 205,77
Uang Muka dari KPPN C.2.4.2 47.235.076,00 54.790.671,00 (13,79)
Pendapatan yang Ditangguhkan C.2.4.3 172.707,00 242.230.418,00 (99,93)
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 2.052.159.889,00 952.669.576,00 115,41
JUMLAH KEWAJIBAN 2.052.159.889,00 952.669.576,00 115,41
URAIAN PERKIRAAN
Ref
PER 31 DESEMBER
2012
(Rp)
PER 31 DESEMBER
2011
(Rp)
%
KENAIKAN /
(PENURUNAN)
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR C.2.5
Cadangan Piutang C.2.5.1 10.415.807.688,00 9.920.448.993,00 4,99
Cadangan Persediaan C.2.5.2 21.465.620.019,00 23.246.417.366,00 (7,66)
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang Jangka Pendek C.2.5.3
(2.004.752.106,00) (637.668.114,00) 214,39
JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 29.876.675.601,00 32.529.198.245,00 (8,15)
EKUITAS DANA INVESTASI C.2.6
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap C.2.6.1 3.990.584.202.068,00 3.576.229.177.172,00 11,59
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya C.2.6.2 148.996.730.101,00 113.992.873.933,00 30,71
JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 4.139.580.932.169,00 3.690.222.051.105,00 12,18
JUMLAH EKUITAS DANA 4.169.457.607.770,00 3.722.751.249.350,00 12,00
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 4.171.509.767.659,00 3.723.703.918.926,00 12,02
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 1 dari 42
III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN UMUM
A.1 DASAR HUKUM
1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara;
4. UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN TA 2012;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 Tahun 2007 tentang Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas
Piutang Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang
Tidak Tertagih;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme
Pengelolaan Hibah;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem
Akuntansi Hibah;
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011
Tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan;
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tentang
Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada
Laporan Keuangan;
14. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 55/PB/2012 tentang
Pedoman Penyusunan LKKL;
15. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-80/PB/2011 tentang
Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada
Bagan Akun Standar.
A.2 KEBIJAKAN TEKNIS BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN
GEOFISIKA (BMKG)
RENCANA STRATEGIS BMKG
Dalam rangka mendukung dan mengemban tugas pokok dan fungsi serta
memperhatikan kewenangan BMKG agar lebih efektif dan efisien, maka
diperlukan aparatur yang profesional, bertanggung jawab dan berwibawa serta
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 2 dari 42
bebas dari KKN, di samping itu harus dapat menjunjung tinggi kedisiplinan,
kejujuran dan kebenaran guna ikut serta memberikan pelayanan informasi yang
cepat, tepat, dan akurat. Oleh karena itu, kebijakan yang akan dilakukan BMKG
Tahun 2010-2014 adalah mengacu pada Visi, Misi, dan Tujuan BMKG yang telah
ditetapkan.
A.2.1 Visi BMKG
Terwujudkan BMKG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara, dan Geofisika (MKKuG) yang handal
guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta
berperan aktif di tingkat internasional.
Terminologi di dalam visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tanggap dan mampu dimaksudkan BMKG dapat menangkap dan
merumuskan kebutuhan stakeholder akan data, informasi, dan jasa MKKuG
serta mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa;
2. Pelayanan informasi MKKuG yang handal ialah pelayanan BMKG terhadap
penyajian data, informasi pelayanan jasa MKKuG yang akurat, tepat sasaran,
tepat guna, cepat, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan;
3. Mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional
dimaksudkan bahwa data, informasi, dan jasa yang diberikan oleh BMKG
dapat diinformasikan dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor pengguna
jasa dan dapat meminimalkan kerugian akibat bencana ataupun kegagalan
pembangunan secara nasional;
4. Berperan aktif di tingkat internasional dimaksudkan bahwa BMKG sebagai
wakil Pemerintah Republik Indonesia wajib membawa nama Bangsa dan
Negara di kancah internasional dalam bidang MKKuG.
Untuk mencapai visi tersebut, BMKG sebagai institusi pemerintah di bawah
Presiden perlu mendapatkan dukungan dari institusi yang saling terkait yang terdiri
dari Pemerintah, BUMN/BUMD, dan swasta serta masyarakat pengguna
(stakeholder).
A.2.2 Misi BMKG
Dalam rangka mewujudkan Visi BMKG, maka diperlukan visi yang jelas
yaitu berupa langkah-langkah BMKG untuk mewujudkan misi yang telah
ditetapkan yaitu:
1. Mengamati dan memahami fenomena MKKuG;
2. Menyediakan data, informasi, dan jasa MKKuG yang handal dan terpercaya;
3. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang MKKuG; dan
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional di bidang MKKuG.
Secara lebih rinci, maksud dari pernyataan misi di atas adalah sebagai berikut:
1. Mengamati dan memahami fenomena MKKuG artinya BMKG melaksanakan
operasional pengamatan dan pengumpulan data secara teratur, lengkap dan
akurat guna dipakai untuk mengenali dan memahami karakteristik unsur-unsur
MKKuG guna membuat prakiraan dan informasi yang akurat;
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 3 dari 42
2. Menyediakan data, informasi dan jasa MKKuG kepada para pengguna sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan mereka dengan tingkat akurasi tinggi dan
tepat waktu;
3. Mengkoordinasi dan memfasilitasi kegiatan sesuai dengan kewenangan
BMKG, maka BMKG wajib mengawasi pelaksanaan operasional, memberi
pedoman teknis, serta berwenang untuk mengkalibrasi peralatan MKKuG
sesuai dengan peraturan yang berlaku; dan
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional artinya BMKG dalam
melaksanakan kegiatan secara operasional selalu mengacu pada ketentuan
internasional mengingat bahwa fenomena MKKuG tidak terbatas dan tidak
terkait pada batas wilayah suatu negara manapun.
A.2.3 Tujuan BMKG
Tujuan Rencana Strategis BMKG diarahkan untuk mempercepat pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan pemikiran konseptual
analitis, realistis, rasional, dan komprehensif serta perwujudan pembangunan
dalam langkah-langkah yang sistemik dan bertahap dalam suatu perencanaan yang
bersifat strategis.
A.2.4 Sasaran Strategis BMKG
Sasaran strategis BMKG diarahkan pada upaya penyajian dan penyediaan
informasi BMKG untuk mewujudkan program pemerintah dalam mendukung
keselamatan dan meminimalkan risiko akibat bencana secara integrasi dan
berkesinambungan dengan sasaran sebagai berikut:
1. Terselesaikannya pembangunan sistem peringatan dini tsunami, cuaca, dan
iklim ekstrim, termasuk Pusat Pengamatan Siklon Tropis;
2. Penguatan kemampuan layanan informasi iklim dan cuaca (Strengthening
BMKG Climate and Weather Services Capacity);
3. Terjaminnya sistem operasi seluruh sistem peralatan pengamatan, baik yang
manual maupun otomatis, dalam rangka menjamin kontinuitas seluruh
pengamatan MKKuG sehingga mampu menghasilkan data yang akurat,
kontinyu dan pada akhirnya dapat tertelusuri;
4. Dipahaminya proses perubahan iklim yang terjadi di wilayah Indonesia dan
tersedianya layanan informasi perubahan iklim bagi keperluan adaptasi dan
mitigasi sektoral serta pengambilan kebijakan pada sektor terkait yaitu
perhubungan, pertanian, kehutanan, sumber daya air, tenaga listrik,
pembangunan infrastruktur, turisme, kesehatan, dan kelautan;
5. Terbaharuinya Standard Operating Prosedure (SOP) dalam mendukung
standardisasi tata laksana pengamatan di seluruh stasiun pengamatan BMKG
dan pendukungnya;
6. Terbangunnya sistem informasi database perencanaan berbasis web;
7. Terbangunnya Gedung Operasional Utama untuk keperluan pemanduan
sistem telekomunikasi MKKuG (SPIMKKuG), kalibrasi, pusat simulasi cuaca
numerik, pusat basis data, dan Pusat Pelayanan Informasi Nasional MKKuG
(PPINMKKuG);
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 4 dari 42
8. Terkendalinya pengamanan dan pengawasan sistem peralatan kebakaran
gedung;
9. Tertatanya mekanisme administratif pelaksanaan tata kelola barang milik
negara baik dalam proses pembangunan maupun pemeliharaan dalam rangka
peningkatan akuntabilitas di lingkungan BMKG;
10. Terwujudnya dan tersosialisasikannya peraturan perundang-undangan
MKKuG;
11. Terwujudnya reorganisasi BMKG;
12. Meningkatnya peran posisi BMKG dalam jejaring kerjasama nasional dan
internasional terutama dalam peran soft positioning BMKG;
13. Terkendalinya sistem pengawasan keuangan dan pembangunan BMKG;
14. Terselesaikan dan terealisasikannya blueprint rencana Pengembangan
Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik dalam rangka peningkatan
kualitas penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi MKKuG dan
penunjangnya maupun kuantitas jangkauan kesempatan bagi seluruh SDM
BMKG; dan
15. Dimanfaatkannya hasil-hasil pengkajian, penelitian, pengembangan dan
perekayasaan Iptek MKKuG dalam upaya mendukung pelaksanaan pelayanan
informasi MKKuG.
A.3 PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Tahun 2012 ini merupakan laporan yang mencakup
seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh BMKG. Laporan Keuangan ini
dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur
manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan
dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Laporan Keuangan BMKG Tahun 2012 ini merupakan laporan konsolidasi
dari seluruh jenjang struktural di bawah BMKG seperti Eselon I, wilayah, serta
satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan.
Jumlah satuan kerja di lingkup BMKG adalah 183 satker. Dari jumlah
tersebut, yang menyampaikan laporan keuangan dan dikonsolidasikan sejumlah
183 satker (100%). Rincian satuan kerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Rekapitulasi Jumlah Satuan Kerja Menurut Eselon 1
No
Kode
Eselon
I
Uraian
Jumlah Jenis Kewenangan Jumlah
Satker KP KD DK TP
M TM M TM M TM M TM
1 01
Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan
Geofisika
4 0 179 0 - - - - 183
Jumlah 4 0 179 0 183
Keterangan: M = Menyampaikan LK KP = Kantor Pusat DK = Dekonsentrasi TM = Tidak menyampaikan LK KD = Kantor Daerah TP = Tugas Pembantuan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 5 dari 42
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAK dirancang
untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari LRA,
Neraca, dan CaLK. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan
informasi Aset Tetap, Persediaan, dan lainnya untuk penyusunan Neraca dan
Laporan Barang Milik Negara serta laporan manajerial lainnya.
A.4 KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2012 telah mengacu
pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Dalam penyusunan LKKL telah diterapkan kaidah-kaidah
pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan
Keuangan BMKG adalah:
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah Ekuitas Dana
Lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada
saat Kas diterima pada KUN. Akuntansi Pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas
netto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan mengurangi kewajiban
sehingga mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis pendapatan.
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi Ekuitas Dana
Lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi
pengeluaran Kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran,
pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas Pengeluaran tersebut
disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja
disajikan di muka (face) Laporan Keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis
belanja, sedangkan pada CaLK, belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi
dan fungsi.
3. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah
maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber
daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum
dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam
pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di
dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada
saat hak kepemilikan berpindah.
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 6 dari 42
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset
Lainnya.
a. Aset Lancar
Aset Lancar mencakup Kas dan Setara Kas yang diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu dua belas bulan
sejak tanggal pelaporan. Aset Lancar ini terdiri dari Kas, Piutang, dan
Persediaan.
Kas disajikan di Neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam
bentuk valuta asing disajikan di Neraca dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia pada tanggal Neraca.
Piutang dinyatakan dalam Neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan
hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
yang akan jatuh tempo dua belas bulan setelah tanggal Neraca disajikan
sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.
Persediaan adalah Aset Lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan dicatat di Neraca berdasarkan:
1) Harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
2) Harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
3) Harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan
cara lainnya seperti donasi/rampasan.
b. Investasi
Investasi adalah Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomis seperti bunga, dividen, dan royalti, atau manfaat sosial sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Investasi Pemerintah diklasifikasikan ke dalam Investasi Jangka Pendek
dan Investasi Jangka Panjang. Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang
dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu
setahun atau kurang. Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang
dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun.
Investasi Jangka Panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya,
yaitu non permanen dan permanen.
1) Investasi Non Permanen
Investasi non permanen adalah Investasi Jangka Panjang yang tidak
termasuk dalam investasi permanen dan dimaksudkan untuk dimiliki
secara tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan
penyertaan modal saham melainkan berupa pinjaman jangka panjang
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 7 dari 42
yang dimaksudkan untuk pembiayaan investasi perusahaan negara/
daerah, pemerintah daerah, dan pihak ketiga lainnya.
Investasi non permanen meliputi:
a) Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar
negeri yang diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement
(SLA) dan dana dalam negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi
(RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) yang dipinjamkan
kepada BUMN/BUMD dan Pemerintah Daerah;
b) Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman Dana
Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana
Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan Pinjam/Tempat
Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah Bank Perkreditan Rakyat.
2) Investasi Permanen
Investasi permanen adalah Investasi Jangka Panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan
untuk mendapatkan dividen atau menanamkan pengaruh yang signifikan
dalam jangka panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan
Modal Negara (PMN) pada perusahaan negara, lembaga internasional,
dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara. PMN pada badan
usaha atau badan hukum lainnya yang sama dengan atau lebih dari 51%
disebut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Hukum
Milik Negara (BHMN). PMN pada badan usaha atau badan hukum
lainnya yang kurang dari 51% (minoritas) disebut sebagai non BUMN.
PMN dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas
dan non surat berharga, yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk
saham pada perusahaan yang bukan perseroan.
Penilaian Investasi Jangka Panjang diprioritaskan menggunakan metode
ekuitas. Jika suatu investasi bisa dipastikan tidak akan diperoleh kembali atau
terdapat bukti bahwa investasi hendak dilepas, maka digunakan metode nilai
bersih yang direalisasikan. Investasi dalam bentuk pinjaman jangka panjang
kepada pihak ketiga dan non earning asset atau hanya sebagai bentuk
partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan pada lembaga-lembaga
keuangan internasional, menggunakan metode biaya.
Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah BI pada
tanggal transaksi. Pada setiap tanggal Neraca, pos investasi dalam mata uang
asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs
tengah BI pada tanggal Neraca.
c. Aset Tetap
Aset Tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah
maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun. Aset Tetap dilaporkan pada Neraca Kementerian Negara/Lembaga
per 31 Desember 2012 berdasarkan harga perolehan.
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 8 dari 42
Pengakuan Aset Tetap yang perolehannya sejak tanggal 1 Januari 2002
didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:
1) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga
yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu
rupiah);
2) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau
lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
3) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya
berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
d. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain Aset Lancar, Investasi Jangka
Panjang, dan Aset Tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan
Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh
tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang
Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset
pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar
nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan
setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke Kas
Negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap
bendahara/pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut
penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat
langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum
yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam
pelaksanaan tugasnya.
TPA dan TGR yang akan jatuh tempo lebih dari dua belas bulan setelah
tanggal Neraca disajikan sebagai Aset Lainnya.
Kemitraan dengan Pihak Ketiga merupakan perjanjian antara dua pihak
atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang
dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang
dimiliki.
Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang
alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu
seperti kas besi perwakilan RI di luar negeri, rekening dana reboisasi, dan
dana moratorium Nias dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi software komputer, lisensi
dan franchise, hak cipta (copyright), paten, goodwill, dan hak lainnya, hasil
kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 9 dari 42
Aset Lain-lain merupakan Aset Lainnya yang tidak dapat dikategorikan
ke dalam TPA, Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana
yang Dibatasi Penggunaannya. Aset Lain-lain dapat berupa Aset Tetap
pemerintah yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.
Di samping itu, piutang macet kementerian negara/lembaga yang
dialihkan penagihannya kepada Departemen Keuangan cq. Ditjen Kekayaan
Negara juga termasuk dalam kelompok Aset Lain-lain.
4. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Dalam konteks pemerintahan, Kewajiban muncul antara lain karena penggunaan
sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas
pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi
karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap Kewajiban
dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat
atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam Kewajiban Jangka Pendek
dan Kewajiban Jangka Panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai Kewajiban Jangka Pendek jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban Jangka Pendek meliputi Utang kepada Pihak Ketiga, Utang
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang
Bunga (accrued interest) dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai Kewajiban Jangka Panjang jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas
bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal,
yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi
berlangsung.
Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan
penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya
selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai
tercatat kewajiban tersebut.
5. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset
dan utang pemerintah. Ekuitas Dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan
Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara Aset Lancar
dan Utang Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara
Aset Tetap dan Kewajiban Jangka Panjang.
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 10 dari 42
6. Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk
sebesar persentase tertentu dari akun Piutang berdasarkan penggolongan kualitas
piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh
tempo dan perkembangan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas
piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tentang
Kualitas Piutang Kementerian Negara Lembaga dan Pembentukan Penyisihan
Piutang Tidak Tertagih.
Tabel 2 Penggolongan Kualitas Piutang
Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan sampai dengan
tanggal jatuh tempo 0,5%
Kurang Lancar Bulan terhitung sejak tanggal surat penagihan
pertama tidak dilakukan pelunasan 10%
Diragukan Bulan terhitung sejak tanggal surat kedua
penagihan tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet
1. Bulan terhitung sejak tanggal surat ketiga
penagihan tidak dilakukan pelunasan
2. Piutang telah diserahkan ke Panitia
Urusan Piutang/DJKN
100%
7. Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap
Sampai saat Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2012, Kantor Pembinaan
Akuntansi Instansi Jakarta belum menerapkan penyusutan Barang Milik Negara
berupa Aset Tetap, hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 53/KMK.06/2012 tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara
berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat, yang menyebutkan bahwa
penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada seluruh entitas
Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2013.
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 11 dari 42
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
B.1 PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2012 adalah sebesar
Rp47.890.745.818,00 atau mencapai 101,91% dari estimasi pendapatan yang
ditetapkan sebesar Rp46.991.948.962,00. Keseluruhan Pendapatan Negara dan
Hibah BMKG merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasi PNBP lainnya sampai dengan
tanggal pelaporan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2012 mengalami penurunan
sebesar Rp743.754.999,00 atau 0,02% dibandingkan dengan Tahun 2011,
penurunan ini terjadi karena terdapat penurunan yang cukup signifikan pada
Pendapatan Iuran dan Denda. Perbandingan realisasi PNBP Tahun 2012 dan 2011
disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4
Kenaikan/Penurunan PNBP
B.2 BELANJA NEGARA
Realisasi belanja Tahun 2012 sebesar Rp1.134.956.392.077,00 atau sebesar
87,96% dari anggarannya setelah dikurangi pengembalian belanja. Anggaran
BMKG pada tahun 2012 sebesar Rp1.290.317.695.000,00. Anggaran dan realisasi
belanja Tahun 2012 menurut sumber program dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No Uraian Estimasi Pendapatan Realisasi %
1
Pendapatan dari Pengelolaan
BMN serta Pendapatan dari
Penjualan
46.421.538.962,00Rp 43.227.424.474,00Rp 93,12
2 Pendapatan Jasa 70.410.000,00Rp 1.381.425.366,00Rp 1961,97
3
Pendapatan Kejaksaan dan
Peradilan dan Hasil Tindak
Pidana Korupsi
-Rp 23.265.000,00Rp 0,00
4 Pendapatan Pendidikan 500.000.000,00Rp 755.111.000,00Rp 151,02
5Pendapatan Gratifikasi dan
Uang Sitaan Hasil Korupsi-Rp 66.096.100,00Rp 0,00
6 Pendapatan Iuran dan Denda -Rp 630.470.422,00Rp 0,00
7 Pendapatan Lain-lain -Rp 1.806.953.456,00Rp 0,00
46.991.948.962,00Rp 47.890.745.818,00Rp 101,91Jumlah
%
1Penerimaan Negara
Bukan Pajak47.890.745.818,00Rp 48.634.500.817,00Rp (743.754.999,00)Rp (0,02)
No Uraian 2012 2011Kenaikan/(Penurunan)
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 12 dari 42
Tabel 5 Rincian Anggaran dan Realisasi Menurut Program
Kode Uraian Anggaran Realisasi %
001
Program Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
218.231.527.000Rp 208.529.327.497Rp 95,55
006
Program Pengembangan
dan Pembinaan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika
1.053.415.858.000Rp 908.200.327.870Rp 86,21
601
Program Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
18.670.310.000Rp 18.226.736.710Rp 97,62
1.290.317.695.000Rp 1.134.956.392.077Rp 87,96 Jumlah
Sedangkan menurut jenis belanja, rincian anggaran dan realisasinya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6
Rincian Anggaran dan Realisasi Tahun Anggaran 2012
Realisasi Belanja BMKG Tahun 2012 terdiri dari Belanja Rupiah Murni dan
Belanja Pinjaman Luar Negeri yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang,
dan Belanja Modal.
Komposisi alokasi belanja juga dapat disajikan seperti grafik di bawah ini:
Grafik : Alokasi Komposisi Belanja TA 2012
Kode Uraian Anggaran Realisasi Belanja %
51 Belanja Pegawai 218.839.916.000Rp 207.188.061.754Rp 94,68
52 Belanja Barang 510.425.766.000Rp 487.128.822.441Rp 95,44
53 Belanja Modal 561.052.013.000Rp 440.639.507.882Rp 78,54
1.290.317.695.000Rp 1.134.956.392.077Rp 87,96Jumlah
-
100,000,000,000
200,000,000,000
300,000,000,000
400,000,000,000
500,000,000,000
600,000,000,000
BelanjaPegawai
Belanja Barang Belanja Modal
Anggaran
Realisasi
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 13 dari 42
Realisasi Belanja Tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar
Rp26.396.536.672,00 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
disebabkan pada tahun 2011 penyerapan untuk anggaran yang bersumber dari
pinjaman dan hibah luar negeri sangat rendah.
Tabel 7 Tabel Perbandingan Realisasi Belanja Tahun 2012 dan 2011
B.2.1 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar
Rp207.188.061.754,00 dan Rp189.624.188.613,00. Peningkatan realisasi Belanja
Pegawai antara lain disebabkan naiknya besaran gaji pokok dan tunjangan serta
penambahan jumlah pegawai. Rincian Belanja Pegawai disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 8 Perbandingan Belanja Pegawai Tahun 2012 dan 2011
Jumlah pegawai BMKG sebanyak 4.273 pegawai yang tersebar pada 183
satuan kerja di seluruh Indonesia.
Komposisi pegawai BMKG berdasarkan golongan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Golongan I sebanyak 2 pegawai;
2. Golongan II sebanyak 1.438 pegawai;
3. Golongan III sebanyak 2.632 pegawai;
4. Golongan IV sebanyak 201 pegawai.
2012 2011 %
51 Belanja Pegawai 207.188.061.754,00Rp 189.624.188.613,00Rp 17.563.873.141,00Rp 9,26
52 Belanja Barang 487.128.822.441,00Rp 418.000.870.320,00Rp 69.127.952.121,00Rp 16,54
53 Belanja Modal 440.639.507.882,00Rp 500.934.796.472,00Rp (60.295.288.590,00)Rp -12,04
1.134.956.392.077,00Rp 1.108.559.855.405,00Rp 26.396.536.672,00Rp 2,38
Kode UraianRealisasi Naik/(Turun)
Jumlah
Uraian Tahun 2012 Tahun 2011 Naik/(Turun) %
Gaji Pokok 135.029.327.385Rp 125.112.223.206Rp 9.917.104.179Rp 7,93
Tunjangan Pembulatan 2.119.698Rp 3.083.943Rp (964.245)Rp (31,27)
Tunjangan Suami/Istri 9.360.287.544Rp 8.525.125.479Rp 835.162.065Rp 9,80
Tunjangan Anak 2.724.075.592Rp 2.496.978.339Rp 227.097.253Rp 9,09
Tunjangan Struktural 5.445.857.858Rp 5.474.748.806Rp (28.890.948)Rp (0,53)
Tunjangan Fungsional 8.499.747.650Rp 8.196.496.700Rp 303.250.950Rp 3,70
Tunjangan PPh 4.606.332.604Rp 3.769.162.275Rp 837.170.329Rp 22,21
Tunjangan Beras 8.047.343.600Rp 8.288.662.300Rp (241.318.700)Rp (2,91)
Uang Makan 22.599.976.800Rp 18.424.473.560Rp 4.175.503.240Rp 22,66
Tunjangan Daerah Terpencil 133.615.000Rp 146.425.000Rp (12.810.000)Rp (8,75)
Tunjangan Khusus Papua 1.270.355.000Rp 1.345.250.000Rp (74.895.000)Rp (5,57)
Tunjangan Lain-lain
Termasuk Uang Duka122.069.700Rp 74.074.800Rp
47.994.900Rp 64,79
Tunjangan Umum 3.195.283.823Rp 3.799.389.305Rp (604.105.482)Rp (15,90)
Tunjangan Profesi Dosen 290.814.000Rp 290.814.000Rp -
Uang Lembur 1.354.594.000Rp 771.009.900Rp 583.584.100Rp 75,69
Belanja Vakasi 4.506.261.500Rp 3.197.085.000Rp 1.309.176.500Rp 40,95
Total 207.188.061.754Rp 189.624.188.613Rp 17.563.873.141Rp 9,26
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 14 dari 42
Grafik: Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan
Komposisi pegawai BMKG berdasarkan pendidikan terakhir dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pegawai dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar sebanyak 27 pegawai;
2. Pegawai dengan pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama sebanyak 57
pegawai;
3. Pegawai dengan pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas sebanyak 694
pegawai;
4. Pegawai dengan pendidikan terakhir Diploma I sebanyak 964 pegawai;
5. Pegawai dengan pendidikan terakhir Diploma II sebanyak 30 pegawai;
6. Pegawai dengan pendidikan terakhir Diploma III sebanyak 856 pegawai;
7. Pegawai dengan pendidikan terakhir Diploma IV sebanyak 2 pegawai;
8. Pegawai dengan pendidikan terakhir Strata I sebanyak 1394 pegawai;
9. Pegawai dengan pendidikan terakhir Strata II sebanyak 234 pegawai;
10. Pegawai dengan pendidikan terakhir Strata III sebanyak 15 pegawai.
Grafik : Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Golongan I 2 orang
Golongan II 1438 orang Golongan III
2632 orang
Golongan IV 201 orang
27 57
694
964
30
856
2
1,394
234
15
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
SD SMP SMA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 15 dari 42
B.2.2 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang Tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar
Rp487.128.822.441,00 dan Rp418.000.870.320,00. Belanja Barang mengalami
kenaikan sebesar Rp69.127.952.121,00 atau 16,54%. Rincian Belanja Barang
disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 9 Perbandingan Belanja Barang Tahun 2012 dan 2011
1. Belanja Barang Operasional sebesar Rp46.525.044.413,00 terdiri dari:
a. Belanja Keperluan Perkantoran (521111) Rp22.360.420.863,00;
b. Belanja Penambahan Daya Tahan Tubuh (521113) Rp723.548.759,00;
c. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat (521114) Rp2.686.262.283,00;
d. Belanja Honor Terkait Operasional Satuan Kerja (521115)
Rp7.221.622.000,00;
e. Belanja Barang Operasional Lainnya (521119) Rp13.533.190.508,00.
2. Belanja Barang Non Operasional sebesar Rp139.773.991.921,00 terdiri dari:
a. Belanja Bahan (521211) Rp29.444.190.584,00;
b. Belanja Honor Terkait Output Kegiatan (521213) Rp44.889.782.180,00;
c. Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219)
Rp65.440.019.157,00.
3. Belanja Jasa sebesar Rp73.457.230.824,00 terdiri dari:
a. Belanja Langganan Listrik (522111) Rp17.421.095.885,00;
b. Belanja Langganan Telepon (522112) Rp3.391.644.800,00;
c. Belanja Langganan Air (522113) Rp701.129.259,00;
d. Belanja Langanan Daya dan Jasa Lainnya (522119) Rp37.056.273,00;
e. Belanja Jasa Konsultan (522113) Rp529.444.000,00;
f. Belanja Sewa (522114) Rp35.068.876.534,00;
g. Belanja Jasa Profesi (522115) Rp2.820.071.250,00;
h. Belanja Jasa Lainnya (522119) Rp13.487.912.823,00.
4. Belanja Pemeliharaan sebesar Rp150.556.003.979,00 terdiri dari:
a. Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan (523111)
Rp13.156.651.272,00;
b. Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Lainnya (523119)
Rp485.029.900,00;
c. Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin (523121)
Rp136.837.087.307,00;
d. Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya (523129)
Rp55.580.000,00;
e. Belanja Biaya Pemeliharaan Jaringan (523133) Rp21.655.500,00.
Uraian TA 2012 TA 2011 Naik/(Turun) %
Belanja Barang Operasional 46.525.044.413Rp 42.634.368.083Rp 3.890.676.330Rp 9,13
Belanja Barang Non Operasional 139.773.991.921Rp 118.087.870.972Rp 21.686.120.949Rp 18,36
Belanja Jasa 73.457.230.824Rp 68.544.056.655Rp 4.913.174.169Rp 7,17
Belanja Pemeliharaan 150.556.003.979Rp 125.558.555.038Rp 24.997.448.941Rp 19,91
Belanja Perjalanan 76.816.551.304Rp 63.176.019.572Rp 13.640.531.732Rp 21,59
Jumlah 487.128.822.441Rp 418.000.870.320Rp 69.127.952.121Rp 16,54
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 16 dari 42
5. Belanja Perjalanan sebesar Rp76.816.551.304,00 terdiri dari:
a. Belanja Perjalanan Dalam Negeri sebesar Rp69.833.872.030,00 terdiri
dari:
1) Belanja Perjalanan Biasa (524111) Rp16.606.430.550,00;
2) Belanja Perjalanan Lainya (524119) Rp53.227.441.480,00.
b. Belanja Perjalanan Luar Negeri sebesar Rp6.982.679.274,00 terdiri dari:
1) Belanja Perjalanan Biasa Luar Negeri (524211)
Rp3.174.169.671,00;
2) Belanja Perjalanan Lainnya Luar Negeri (524219)
Rp3.808.509.603,00.
B.2.3 Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal Tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar
Rp440.639.507.882,00 dan Rp500.934.796.472,00 mengalami penurunan sebesar
Rp60.295.288.500,00 atau sebesar Rp12,04%.
Tabel 10 Perbandingan Belanja Modal Tahun 2012 dan 2011
1. Belanja Modal Tanah sebesar Rp3.846.661.146,00 terdiri dari:
a. Belanja Modal Tanah (531111) Rp2.416.801.000,00;
b. Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah (531114) Rp188.177.146,00;
c. Belanja Modal Pengurukan dan Pematangan Tanah (531115)
Rp1.241.683.000,00.
2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebesar Rp329.590.221.007,00 terdiri
dari:
a. Belanja Modal Peralatan dan Mesin (532111) Rp328.141.339.507,00;
b. Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin (532121)
Rp1.448.881.500,00.
3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan sebesar Rp71.952.387.171,00 terdiri
dari:
a. Belanja Modal Gedung dan Bangunan (533111) Rp34.784.261.714,00;
b. Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Gedung
dan Bangunan (533113) Rp7.950.000,00;
c. Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan
(533115) Rp32.170.000,00;
Uraian TA 2012 TA 2011 Naik/(Turun) %
Belanja Modal Tanah 3.846.661.146Rp 1.152.424.000Rp 2.694.237.146Rp 233,79
Belanja Modal Peralatan dan
Mesin329.590.221.007Rp 394.363.214.254Rp
(64.772.993.247)Rp (16,42)
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan71.952.387.171Rp 87.625.213.013Rp
(15.672.825.842)Rp (17,89)
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan8.694.804.154Rp 6.115.315.900Rp
2.579.488.254Rp 42,18
Belanja Modal Fisik Lainnya 26.555.434.404Rp 11.678.629.305Rp 14.876.805.099Rp 127,38
Jumlah 440.639.507.882Rp 500.934.796.472Rp (60.295.288.590)Rp (12,04)
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 17 dari 42
d. Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan (533121)
Rp37.128.005.457,00.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp8.694.804.154,00 terdiri
dari:
a. Belanja Modal Jalan dan Jembatan (534111) Rp1.444.670.500,00;
b. Belanja Irigasi (534121) Rp554.806.000,00;
c. Belanja Modal Jaringan (534131) Rp3.698.902.654,00;
d. Belanja Penambahan Nilai Jalan dan Jembatan (534141)
Rp2.383.706.000,00;
e. Belanja Penambahan Nilai Jaringan (534161) Rp612.719.000,00.
5. Belanja Modal Lainnya sebesar Rp26.555.434.404,00 terdiri dari:
a. Belanja Modal Lainnya (536111) Rp26.501.759.404,00;
b. Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya
(536121) Rp53.675.000,00.
B.3 CATATAN PENTING LAINNYA
BMKG pada tahun 2012 mempunyai anggaran yang berasal dari pinjaman
luar negeri sebesar Rp180.688.000.000,00. Pinjaman luar negeri ini berasal dari
NATIXIS (Prancis) dengan total nilai pinjaman sebesar EUR30,300,000.00,
pinjaman ini telah diregistrasikan pada tahun 2011 dengan nomor register
21647101. Realisasi anggaran pinjaman luar negeri ini sebesar
Rp70.592.306.958,00 atau sebesar 39,07% dari anggaran, sisa anggaran yang tidak
terserap akan diluncurkan ke DIPA TA 2013.
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 18 dari 42
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
C.1 PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
Komposisi Neraca per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 11 Perbandingan Aset 2012 dan 2011
Jumlah Aset per 31 Desember 2012 sebesar Rp4.171.509.767.659,00 terdiri dari
Aset Lancar sebesar Rp31.928.835.490,00, Aset Tetap sebesar
Rp3.990.584.202.068,00 dan Aset Lainnya sebesar Rp148.996.730.101,00.
Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2012 sebesar Rp2.052.159.889,00 merupakan
kewajiban jangka pendek.
Jumlah ekuitas dana per 31 Desember 2012 sebesar Rp4.169.457.607.770,00 terdiri
dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp29.876.675.601,00 dan Ekuitas Dana Investasi
sebesar Rp4.139.580.932.169,00
Grafik komposisi neraca dapat disajikan seperti contoh dibawah ini:
Grafik. Komposisi Neraca
Uraian 31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan/ (penurunan)
Aset 4.171.509.767.659,00Rp 3.723.703.918.926,00Rp 447.805.848.733,00Rp
Kewajiban 2.052.159.889,00Rp 952.669.576,00Rp 1.099.490.313,00Rp
Ekuitas Dana 4.169.457.607.770,00Rp 3.722.751.249.350,00Rp 446.706.358.420,00Rp
Rp-
Rp500,000,000,000
Rp1,000,000,000,000
Rp1,500,000,000,000
Rp2,000,000,000,000
Rp2,500,000,000,000
Rp3,000,000,000,000
Rp3,500,000,000,000
Rp4,000,000,000,000
Rp4,500,000,000,000
Aset Kewajiban Ekuitas Dana
2012
2011
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 19 dari 42
C.2 Penjelasan Per Pos Neraca
C.2.1 Aset Lancar
C.2.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2012 dan 2011
masing-masing sebesar Rp47.235.076,00 dan Rp54.790.671,00 merupakan kas
yang dikuasai, dikelola dan dibawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang
berasal dari sisa Uang Persediaan (UP), namun sampai dengan akhir tahun
anggaran belum disetor/dipertanggungjawabkan ke Kas Negara.
Tabel 12 Perbandingan Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun 2012 dan 2011
Rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran BMKG adalah sebagai berikut:
1. Stasiun Meteorologi Kemayoran sebesar Rp2.562.500,00 telah disetor ke Kas
Negara pada tanggal 04 Januari 2013;
2. Stasiun Meteorologi Maritim Belawan sebesar Rp960.000,00 telah disetor ke
Kas Negara pada tanggal 04 Januari 2013;
3. Stasiun Klimatologi Banjarbaru sebesar Rp25.000.000,00 telah disetor ke Kas
Negara pada tanggal 03 Januari 2013;
4. Stasiun Meteorologi Samarinda sebesar Rp5.050.036,00 telah disetor ke Kas
Negara pada tanggal 02 Januari 2013;
5. Stasiun Meteorologi Tual sebesar Rp2.770.000,00 telah disetor ke Kas Negara
pada tanggal 08 Januari 2013;
6. Stasiun Meteorologi Sarmi sebesar Rp10.892.500,00 telah disetor ke Kas
Negara pada tanggal 02 Januari 2013;
7. Stasiun Meteorologi Biak sebesar Rp40,00 teah disetor ke Kas Negara pada
tanggal 08 Januari 2013.
C.2.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan
Besarnya Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2012 dan
2011 masing-masing sebesar Rp71.770,00 dan Rp1.769.500,00 mencakup seluruh
kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai yang berada di bawah
tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang belum disetorkan ke Kas Negara.
Rincian saldo Kas di Bendahara Penerimaan BMKG adalah sebagai berikut:
Tabel 13 Perbandingan Kas di Bendahara Penerimaan Tahun 2012 dan 2011
Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp71.770,00 terdapat di Stasiun
Meteorologi Sibolga yang merupakan pendapatan jasa penerbangan (PJP) yang
baru disetor tanggal 27 Februari 2013.
31 Desember 2012 31 Desember 2011Kenaikan /
(penurunan)
47.235.076,00Rp 54.790.671,00Rp (7.555.595,00)Rp
31 Desember 2012 31 Desember 2011Kenaikan /
(Penurunan)
71.770,00Rp 1.769.500,00Rp (1.697.730,00)Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 20 dari 42
C.2.1.3 Kas Lainnya dan Setara Kas
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
masing-masing sebesar Rp100.937,00 dan Rp258.441.291,00 merupakan
kumpulan akun Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan
yang sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan (31 Desember 2012) belum
disetorkan ke Kas Negara. Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas BMKG adalah
sebagai berikut:
Tabel 14 Perbandingan Kas Lainnya dan Setara Kas Tahun 2012 dan 2011
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
100.937,00Rp 258.441.291,00Rp (258.340.354,00)Rp
Kas Lainnya dan Setara Kas di Bendahara Pengeluaran terdapat pada Stasiun
Klimatologi Sicincin sebesar Rp100.937,00 yang merupakan saldo di rekening
Bendahara Pengeluaran.
C.2.1.4 Belanja Dibayar Dimuka
Jumlah Belanja Dibayar Dimuka BMKG per 31 Desember 2012 sebesar
Rp2.614.800,00 terdapat pada Stasiun Meteorologi Tegal yang merupakan
Persekot Gaji.
C.2.1.5 Piutang Bukan Pajak
Jumlah Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing
sebesar Rp10.465.520.491,00 dan Rp9.913.911.993,00. Piutang tersebut
merupakan semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa
yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada akhir tahun anggaran serta
diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Rincian
Piutang Bukan Pajak sebagai berikut:
Tabel 15 Perbandingan Piutang Bukan Pajak Tahun 2012 dan 2011
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
10.465.520.491,00Rp 9.913.911.993,00Rp 551.608.498,00Rp
Piutang Bukan Pajak terdapat pada satker:
1. Sekretariat Utama sebesar Rp10.449.154.485,00 merupakan tagihan jasa
kemeteorologian dari PT Angkasa Pura I untuk bulan Nopember dan
Desember 2012 dan dari dari PT Angkasa Pura II untuk bulan September,
Oktober, Nopember, dan Desember 2012;
2. Stasiun Meteorologi Sibolga sebesar Rp56.550,00 merupakan PJP 4% dari
Perhubungan Udara yang diterima melewati tahun anggaran;
3. Stasiun Meteorologi Aek Godang sebesar Rp149.800,00 merupakan tagihan
PNBP yang belum dibayar oleh operator penerbangan (Susi Air) untuk bulan
Oktober, Nopember dan Desember 2012;
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 21 dari 42
4. Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak sebesar Rp51.000,00 merupakan sewa
rumah dinas yang belum dibayar selama tiga bulan;
5. Stasiun Meteorologi Tanjung Redep sebesar Rp1.310.000,00 merupakan
Pendapatan Jasa Penerbangan (PJP) dari Bandara Kalimaru – Berau untuk
tagihan bulan Agustus-Desember 2012;
6. Stasiun Meteorologi Mutiara Palu sebesar Rp8.648.656,00 merupakan hasil
temuan BPKP yang menyatakan terdapat kurang pungut PJP Tahun 2012
sebesar Rp11.648.656,00 namun baru dibayar sejumlah Rp3.000.000,00;
7. Stasiun Klimatologi Maros Sebesar Rp900.000,00 merupakan pengembalian
tunjangan tugas belajar yang belum dibayar; dan
8. Stasiun Klimatologi Kediri sebesar Rp5.250.000,00 merupakan hasil temuan
BPKP yang menyatakan terdapat kurang pungut PNBP Tahun 2012 sebesar
Rp11.850.000,00 namun baru dibayar sejumlah Rp6.600.000,00.
C.2.1.6 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak
Saldo Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak per 31
Desember 2012 adalah sebesar Rp52.327.603,00 yang merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang di tentukan oleh kualitas masing-
masing piutang. Piutang bukan pajak BMKG seluruhnya memiliki kualitas lancar
sehingga disisihkan sebesar 0,5%.
C.2.1.7 Persediaan
Nilai persediaan BMKG per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
masing-masing sebesar Rp21.465.620.019,00 dan Rp23.246.417.366,00.
Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies)
pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan
operasional dan untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Perbandingan Persediaan Tahun 2012 dengan 2011 adalah sebagai berikut:
Tabel 16 Perbandingan Persediaan Tahun 2012 dan 2011
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
21.465.620.019,00Rp 23.246.417.366,00Rp (1.780.797.347,00)Rp
Tabel 17 Rincian persediaan per 31 Desember 2012
No Uraian 2012 2011
1 Barang Konsumsi 4.931.996.153,00Rp 4.328.231.554,00Rp
2 Bahan Untuk Pemeliharaan 76.983.392,00Rp 71.338.060,00Rp
3 Suku Cadang 13.679.570.167,00Rp 16.780.657.123,00Rp
4 Pita Cukai, Materai dan Leges 21.000,00Rp 154.000,00Rp
5 Barang Lainnya untuk Dijual atau Diserahkan 13.542.250,00Rp 29.546.500,00Rp
6 Bahan Baku 1.923.048.807,00Rp 2.003.022.313,00Rp
7 Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga 9.389.250,00Rp 3.766.625,00Rp
8 Persediaan Lainnya 831.069.000,00Rp 29.701.191,00Rp
21.465.620.019,00Rp 23.246.417.366,00Rp Jumlah
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 22 dari 42
Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik. Selain
itu terdapat persediaan yang berada dalam kondisi rusak sebesar Rp186.139.733,00
dan dalam kondisi usang sebesar Rp30.893.000,00, persediaan yang berada dalam
kondisi rusak dan usang tidak dimasukan ke dalam nilai Persediaan di Neraca.
C.2.2 Aset Tetap
Saldo aset tetap Per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing
sebesar Rp3.990.584.202.068,00 dan Rp3.576.229.177.172,00. Aset tetap
merupakan aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari dua belas bulan
dan digunakan dalam kegiatan operasional entitas. Rincian aset tetap BMKG per
31 Desember 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 18 Rincian Aset Tetap
Grafik Komposisi Aset Tetap
No. Uraian 31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
1 Tanah 831.279.172.710,00Rp 827.214.373.964,00Rp 4.064.798.746,00Rp
2 Peralatan dan Mesin 1.998.676.181.331,00Rp 1.714.546.727.699,00Rp 284.129.453.632,00Rp
3 Gedung dan
Bangunan
846.960.953.962,00Rp 813.849.341.728,00Rp 33.111.612.234,00Rp
4 JIJ 235.903.574.617,00Rp 208.145.313.065,00Rp 27.758.261.552,00Rp
5 Aset Tetap Lainya 7.092.048.490,00Rp 4.045.179.490,00Rp 3.046.869.000,00Rp
6 KDP 70.672.270.958,00Rp 8.428.241.226,00Rp 62.244.029.732,00Rp
Jumlah 3.990.584.202.068,00Rp 3.576.229.177.172,00Rp 414.355.024.896,00Rp
Rp0
Rp200,000,000
Rp400,000,000
Rp600,000,000
Rp800,000,000
Rp1,000,000,000
Rp1,200,000,000
Rp1,400,000,000
Rp1,600,000,000
Rp1,800,000,000
Rp2,000,000,000
Tanah P & M G & B JIJ ATL KDP
2012
(dalam ribuan)
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 23 dari 42
C.2.2.1 Tanah
Nilai aset tanah berupa tanah yang dimiliki BMKG per 31 Desember 2012 dan
31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp831.279.172.710,00 dan
Rp827.214.373.964,00 Perbandingan Tanah Tahun 2012 dan 2011 sebagai
berikut:
Tabel 19 Perbandingan Tanah Tahun 2012 dan 2011
Mutasi atau perubahan tanah sebesar Rp4.064.798.746,00 rinciannya sebagai
berikut:
Tabel 20 Mutasi Tanah
Realisasi Belanja Modal tanah sampai dengan 31 Desember 2012 adalah sebagai
berikut:
Tabel 21 Belanja Modal Tanah
Tanah BMKG sebesar Rp831.279.172.710,00 seluas 1.689.924m2 terdiri dari
Tanah persil Rp818.569.901.316,00 seluas 1.611.537m2, Tanah Non Persil
Rp5.801.784.529,00 seluas 44.450m2, Lapangan Rp6.907.486.865,00 seluas
33.937m2. Di antara tanah tersebut terdapat tanah yang masih belum bersertifikat
31 Desember 2012 31 Desember 2011Kenaikan /
(penurunan)
831.279.172.710,00Rp 827.214.373.964,00Rp 4.064.798.746,00Rp
Penambahan :
Pembelian 2.386.701.000,00Rp
Hibah 30.976.000,00Rp
Penyelesaian Pembangunan KDP 412.572.000,00Rp
Pembatalan Penghapusan 16.450.000,00Rp
Reklasifikasi Masuk 1.548.371.109,00Rp
Pengembangan Nilai Aset 307.227.146,00Rp
Koreksi Pencatatan 61.199.391,00Rp
Koreksi Tim Penertiban Aset 279.062.000,00Rp
Penerimaan Aset tetap Renovasi 245.522.000,00Rp
Pengembangan Melalui KDP 922.954.000,00Rp
6.211.034.646,00Rp
Pengurangan
Penghapusan 137.818.500,00Rp
Reklasifikasi Keluar 1.809.867.100,00Rp
Koreksi Pencatatan 198.550.300,00Rp
2.146.235.900,00Rp
Jumlah 4.064.798.746,00Rp
MA Uraian Jumlah
531111 Belanja Modal tanah 2.416.801.000,00Rp
531114 Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah 188.177.146,00Rp
531115 Belanja Modal Pengurukan Dan Pematangan Tanah 1.241.683.000,00Rp
Jumlah Belanja 3.846.661.146,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 24 dari 42
dan terdapat pula tanah yang sudah bersertifikat namun belum atas nama
Pemerintah Republik Indonesia cq BMKG pada satker sebagai berikut:
1. Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok sebanyak satu bidang tanah;
2. Stasiun Klimatologi Semarang sebanyak satu bidang tanah belum
bersertifikat;
3. Stasiun Meteorologi Juanda sebanyak empat bidang tanah;
4. Stasiun Geofisika Tretes sebanyak dua bidang tanah;
5. Stasiun Meteorologi Meulaboh sebanyak satu bidang tanah;
6. Stasiun Meterologi Banda Aceh sebanyak satu bidang tanah;
7. Stasiun Geofisika Tuntungan sebanyak dua bidang tanah;
8. Stasiun Geofisika Parapat sebanyak dua bidang tanah;
9. Stasiun Meteorologi Gunung Sitoli sebanyak satu bidang tanah;
10. Balai Wilayah I Medan sebanyak enam bidang tanah;
11. Stasiun Geofisika Padang sebanyak dua bidang tanah;
12. Stasiun Meteorologi Sultan Taha Jambi sebanyak dua bidang tanah;
13. Stasiun Meteorologi Bandar Lampung sebanyak dua bidang tanah;
14. Stasiun Geofisika Lampung sebanyak satu bidang tanah;
15. Stasiun Meteorologi Maritim Lampung sebanyak satu bidang tanah;
16. Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak sebanyak dua bidang tanah;
17. Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangkaraya sebanyak dua bidang tanah;
18. Stasiun Meteorologi Muara Teweh sebanyak dua bidang tanah;
19. Stasiun Meteorologi Nunukan sebanyak dua bidang tanah;
20. Stasiun Meteorologi Samarinda sebanyak dua bidang tanah;
21. Stasiun Geofisika Balikpapan sebanyak tiga bidang tanah;
22. Stasiun Meteorologi Naha Tahuna sebanyak satu bidang tanah;
23. Stasiun Meteorologi Manado sebanyak enam bidang tanah;
24. Stasiun Geofisika Manado sebanyak satu bidang tanah
25. Stasiun Geofisika Palu sebanyak satu bidang tanah
26. Stasiun Meteorologi Hasanuddin Makasar sebanyak dua bidang tanah;
27. Stasiun Meteorologi Masamba sebanyak dua bidang tanah;
28. Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar sebanyak dua bidang tanah;
29. Stasiun Geofisika Ambon sebanyak dua bidang tanah;
30. Stasiun Geofisika Karangasem sebanyak satu bidang tanah;
31. Balai Wilayah III Denpasar sebanyak dua bidang tanah;
32. Stasiun Meteorologi Bima sebanyak satu bidang tanah;
33. Stasiun Meteorologi Larantuka sebanyak satu bidang tanah;
34. Balai Wilayah V Jayapura sebanyak tiga bidang tanah;
35. Stasiun Meteorologi Serui sebanyak satu bidang tanah;
36. Stasiun Meteorologi Timika sebanyak dua bidang tanah;
37. Stasiun Meteorologi Tanah Merah sebanyak satu bidang tanah;
38. Stasiun Meteorologi Dok II Jayapura sebanyak dua bidang tanah;
39. Stasiun Geofisika Kepahiang sebanyak satu bidang tanah; dan
40. Stasiun Meteorologi Ranai sebanyak satu bidang tanah.
C.2.2.2 Peralatan dan Mesin
Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2012 dan
31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp1.998.676.181.331,00 dan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 25 dari 42
Rp1.714.546.727.699,00. Perbandingan Peralatan dan Mesin Tahun 2012 dan 2011
sebagai berikut:
Tabel 22 Perbandingan Peralatan dan Mesin Tahun 2012 dan 2011
Mutasi/perubahan Peralatan dan Mesin sebesar Rp284.129.453.632,00 tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 23 Mutasi Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin sampai dengan 31 Desember 2012
adalah sebagai berikut:
Tabel 24 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
1.998.676.181.331,00Rp 1.714.546.727.699,00Rp 284.129.453.632,00Rp
Penambahan :
Saldo Awal 1.246.610.442,00Rp
Pembelian 58.656.203.268,00Rp
Transfer Masuk 223.666.081.854,00Rp
Hibah Masuk 293.079.813,00Rp
Penyelesaian Pembangunan KDP 214.334.277.027,00Rp
Pembatalan Penghapusan 2.923.500,00Rp
Reklasifikasi Masuk 121.519.159.108,00Rp
Perolehan Lainnya 27.200.000,00Rp
PenyelesaianPembangunan Langsung 44.711.000,00Rp
Reklas ke Aset Tetap 272.059.405,00Rp
Reklas Intra/Ekstra 35.624.094,00Rp
Pengembangan Nilai Aset 49.100.000,00Rp
Koreksi Tim Penertiban Aset 191.626.152,00Rp
Penerimaan Aset Renovasi 78.781.000,00Rp
Pengembangan Melalui KDP 322.891.400,00Rp
620.740.328.063,00Rp
Pengurangan
Koreksi Pencatatan 440.968.180,00Rp
Penghapusan 275.456.703,00Rp
Transfer Keluar 234.874.846.907,00Rp
Hibah Keluar 19.750.000,00Rp
Reklasifikasi Keluar 95.415.089.875,00Rp
Koreksi Pencatatan 773.943.954,00Rp
Penghapisan Semu 1.699.998,00Rp
Penghentian dari Penggunaan 4.809.118.814,00Rp
336.610.874.431,00Rp
Jumlah 284.129.453.632,00Rp
MA Uraian Jumlah
532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 328.141.339.507,00Rp
532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin 1.448.881.500,00Rp
Jumlah Belanja 329.590.221.007,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 26 dari 42
Peralatan dan Mesin senilai Rp1.998.676.181.331,00 yang terdiri dari:
1. Alat Besar Darat Rp294.417.500,00;
2. Alat Bantu Rp24.495.355.598,00;
3. Alat Angkutan Darat Bermotor Rp77.967.283.182,00;
4. Alat Angkutan Darat Tak Bermotor Rp6.377.500,00;
5. Alat Angkutan Apung Bermotor Rp7.985.000,00;
6. Alat Bengkel Bermesin Rp944.727.947,00;
7. Alat Bengkel Tak Bermesin Rp1.680.996.688,00;
8. Alat Ukur Rp388.778.889.105,00;
9. Alat Pengolahan Rp19.338.776.678,00;
10. Alat Kantor Rp71.366.532.647,00;
11. Alat Rumah Tangga Rp132.270.456.225,00;
12. Alat Studio Rp70.964.826.382,00;
13. Alat Komunikasi Rp26.365.210.691,00;
14. Peralatan Pemancar Rp47.488.500.542,00;
15. Peralatan Komunikasi Navigasi Rp50.441.711.500,00;
16. Alat Kedokteran Rp4.894.571.491,00;
17. Alat Kesehatan Umum Rp313.531.600,00;
18. Unit Alat Laboratorium Rp244.436.020.128,00;
19. Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir Rp10.842.875.897,00;
20. Alat Laboratorium Fisika Nuklir/Elektronika Rp27.655.325.871,00;
21. Alat Proteksi Radiasi/Proteksi Lingkungan Rp152.714.943.044,00;
22. Radiation Application & Non Destructive Testing Laboratory
Rp4.758.083.004,00;
23. Alat Laboratorium Lingkungan Hidup Rp84.276.484.706,00;
24. Peralatan Laboratorium Hydrodinamica Rp83.399.505.177,00;
25. Alat Laboratorium Standardisasi Kalibrasi & Instrumentasi
Rp12.362.161.604,00;
26. Senjata Api Rp2.603.387.000,00;;
27. Persenjataan Non Senjata Api Rp60.689.176.777,00;
28. Alat Khusus Kepolisian Rp2.275.495.340,00;
29. Komputer Unit Rp140.728.601.588,00;
30. Peralatan Komputer Rp88.641.592.107,00;
31. Alat Eksplorasi Topografi Rp994.096.758,00;
32. Alat Eksplorasi Geofisika Rp83.205.827.422,00;
33. Alat Pengeboran Non Mesin Rp74.712.000,00;
34. Sumur Rp121.424.000,00;
35. Pengolahan dan Pemurnian Rp5.830.000,00;
36. Alat Bantu Eksplorasi Rp11.840.000,00;
37. Alat Deteksi Rp558.573.000,00;
38. Alat Pelindung Rp58.306.700,00;
39. Alat SAR Rp328.301.200,00;
40. Alat Kerja Penerbangan Rp29.974.048.552,00;
41. Unit Peralatan Proses/Produksi Rp425.534.880,00;
42. Rambu-rambu Lalu Lintas Darat Rp86.846.000,00;
43. Rambu-rambu Lalu Lintas Udara Rp49.624.038.300,00;
44. Peralatan Olah Raga Rp202.837.000,00; dan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 27 dari 42
45. Tanda Penghargaan Bidang Olah Raga Rp163.000,00.
C.2.2.3 Gedung dan Bangunan
Saldo Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2012 dan 31
Desember 2011 masing-masing sebesar Rp846.960.953.962,00 dan sebesar
Rp813.849.341.728,00. Perbandingan Gedung dan Bangunan Tahun 2012 dan
2011 sebagai berikut:
Tabel 25 Perbandingan Gedung dan Bangunan Tahun 2012 dan 2011
Mutasi/perubahan Gedung dan Bangunan sebesar Rp33.111.612.234,00 tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 26 Mutasi Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan sampai dengan 31 Desember 2012
adalah sebagai berikut:
Tabel 27 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
846.960.953.962,00Rp 813.849.341.728,00Rp 33.111.612.234,00Rp
Penambahan :
Saldo Awal 440.598.812,00Rp
Pembelian 2.069.232.900,00Rp
Transfer Masuk 21.456.938.087,00Rp
Penyelesaian Pembangunan KDP 35.550.560.644,00Rp
Reklasifikasi Masuk 125.789.071.226,00Rp
Penyelesaian Pembangunan Langsung 105.967.000,00Rp
Reklasifikasi intra ekstra 45.440.000,00Rp
Pengembangan Nilai Aset 1.546.202.771,00Rp
Koreksi Tim Penertiban Aset 798.156.603,00Rp
Penerimaan Aset Renovasi 13.570.344.989,00Rp
Pengembangan Melalui KDP 21.491.931.280,00Rp
222.864.444.312,00Rp
Pengurangan
Koreksi Pencatatan 38.654.810.208,00Rp
Penghapusan 3.307.634.480,00Rp
Transfer keluar 20.751.294.902,00Rp
Reklasifikasi Keluar 125.495.200.226,00Rp
Koreksi Pencatatan 1.495.204.262,00Rp
Penghentian dari Penggunaan 48.688.000,00Rp
Jumlah 189.752.832.078,00Rp
33.111.612.234,00Rp
MA Uraian Jumlah
532111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 34.784.261.714,00Rp
533113 Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola
Teknis Gedung dan Bangunan
7.950.000,00Rp
533115 Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan 32.170.000,00Rp
532121 Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan 37.128.005.457,00Rp
Jumlah Belanja 71.952.387.171,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 28 dari 42
Gedung dan Bangunan Senilai Rp846.960.953.962,00 terdiri dari:
1. Rambu-rambu Lalu lintas Darat sebesar Rp1.860.191.006,00;
2. Bangunan Gedung Tempat Kerja sebesar Rp604.694.811.774,00;
3. Bangunan Gedung Tempat Tinggal sebesar Rp171.894.528.181,00;
4. Candi/Tugu Peringatan/Prasasti sebesar Rp20.475.000,00;
5. Bangunan Menara Perambuan sebesar Rp3.299.472.770,00; dan
6. Tugu/Tanda Batas sebesar Rp65.191.475.231,00.
C.2.2.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Saldo Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2012
dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp235.903.574.617,00 dan
Rp208.145.313.065,00. Perbandingan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Tahun 2012 dan
2011 sebagai berikut:
Tabel 28 Perbandingan Jalan, Irigasi dan Jaringan Tahun 2012 dan 2011
Mutasi/perubahan Jalan, Irigasi, dan Jaringan sebesar Rp27.758.261.552,00
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 29 Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan
Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan sampai dengan 31 Desember
2012 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
235.903.574.617,00Rp 208.145.313.065,00Rp 27.758.261.552,00Rp
Penambahan :
Saldo Awal 29.980.000,00Rp
Pembelian 2.413.381.654,00Rp
Transfer Masuk 21.764.084.500,00Rp
Penyelesaian Pembangunan KDP 6.807.898.030,00Rp
Reklasifikasi Masuk 224.778.600,00Rp
Penyelesaian Pembangunan Langsung 92.728.000,00Rp
Pengembangan Nilai Aset 475.264.000,00Rp
Koreksi Pencatatan Nilai 111.862.750,00Rp
Penerimaan Aset Tetep Renovasi 871.021.700,00Rp
Pengembangan Melalui KDP 305.546.200,00Rp
33.096.545.434,00Rp
Pengurangan
Koreksi Tim Penertiban Aset 56.258.260,00Rp
Penghapusan 87.151.587,00Rp
Transfer Keluar 4.223.872.900,00Rp
Reklassifikasi Keluar 322.007.000,00Rp
Koreksi Pencatatan 189.503.496,00Rp
Penghentian dari Penggunaan 459.490.639,00Rp
5.338.283.882,00Rp
Jumlah 27.758.261.552,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 29 dari 42
Tabel 30 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp235.903.574.617,00 yang terdiri dari:
1. Jalan sebesar Rp27.843.519.520,00;
2. Jembatan sebesar Rp864.530.754,00;
3. Bangunan air irigasi sebesar Rp4.553.926.603,00;
4. Bangunan pengairan pasang surut Rp283.405.280,00;
5. Bangunan pengembangan rawa dan polder Rp7.866.680.637,00;
6. Bangunan Pengaman sungai/pantai dan penanggulangan bencana alam
Rp36.509.441.862,00;
7. Bangunan pengembangan sumber air dan air tanah Rp4.118.019.622,00;
8. Bangunan air bersih/air baku Rp3.226.164.202,00;
9. Bangunan air kotor Rp1.210.260.565,00;
10. Instalasi air bersih/air baku Rp3.379.112.989,00;
11. Instalasi air kotor Rp17.778.190,00;
12. Instalasi pengolahan sampah Rp2.400.000,00;
13. Instalasi pembangkit listrik Rp3.513.946.283,00;
14. Instalasi gardu listrik Rp6.278.816.455,00;
15. Instalasi pertahanan Rp120.380.528.781,00;
16. Instalasi gas Rp29.000.000,00;
17. Instalasi pengaman Rp756.254.000,00;
18. Instalasi lain Rp2.053.934.932,00;
19. Jaringan air minum Rp2.510.520.097,00;
20. Jaringan listrik Rp7.314.290.618,00;
21. Jaringan telepon Rp3.190.502.425,00; dan
22. Jaringan gas Rp540.802,00.
C.2.2.5 Aset Tetap Lainnya
Saldo Aset Tetap berupa Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2012 dan 31
Desember 2011 masing-masing sebesar Rp7.092.048.490,00 dan
Rp4.045.179.490,00 yang merupakan Aset Tetap yang tidak dapat dikelompokan
dalam Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan Irigasi dan
Jaringan. Perbandingan Aset Tetap Lainnya Tahun 2012 dan 2011 sebagai berikut:
Tabel 31 Perbandingan Aset Tetap Lainnya Tahun 2012 dan 2011
MA Uraian Jumlah
534111 Belanja Modal Jalan dan Jembatan 1.444.670.500,00Rp
534121 Belanja Modal Irigasi 554.806.000,00Rp
534131 Belanja Modal Jaringan 3.698.902.654,00Rp
534141 Belanja Penambahan Nilai Jalan dan Jembatan 2.383.706.000,00Rp
534161 Belanja Penambahan Nilai Jaringan 612.719.000,00Rp
Jumlah Belanja 8.694.804.154,00Rp
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
7.092.048.490,00Rp 4.045.179.490,00Rp 3.046.869.000,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 30 dari 42
Mutasi/perubahan Aset Tetap Lainnya sebesar Rp3.046.869.000,00 tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 32 Mutasi Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya sebesar Rp7.092.048.490,00 yang terdiri dari:
1. Aset tetap dalam renovasi Rp2.767.787.000,00;
2. Bahan perpustakaan cetak Rp2.093.886.395,00;
3. Bahan perpustakaan terekam dan bentuk mikro Rp722.049.400,00;
4. Kartografi, naskah dan lukisan Rp556.733.995,00;
5. Barang bercorak kesenian Rp751.638.700,00;
6. Alat bercorak kebudayaan Rp199.953.000,00.
C.2.2.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan
Saldo Aset Tetap berupa Konstruksi Dalam Pekerjaan per 31 Desember 2012
dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp70.672.270.958,00 dan
Rp8.428.241.226,00. Perbandingan Konstrusi Dalam Pengerjaan Tahun 2012 dan
2011 sebagai berikut :
Tabel 33 Perbandingan KDP Tahun 2012 dan 2011
Konstruksi Dalam Pengerjaan sebesar Rp70.672.270.958,00 terdapat pada:
1. Sekretariat Utama sebesar Rp70.592.306.958,00 merupakan KDP dari
kegiatan Strengthening (pinjaman luar negeri dari NATIXIS);
2. Stasiun Meteorologi Pekanbaru sebesar Rp79.964.000,00 merupakan KDP
perencanan pembangungan stasiun klimatologi yang tidak diteruskan karena
lokasi pembangunan kurang memadai sebagai stasiun klimatologi.
C.2.3 Aset Lainnya
Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 masing-
masing sebesar Rp148.996.730.101,00 dan Rp113.992.873.933,00 merupakan aset
yang tidak dapat dikelompokan kedalam Aset Lancar maupun Aset Tetap.
Perbandingan Aset Lainnya tahun 2012 dan tahun 2011 sebagai berikut:
Penambahan :
Pembelian 2.675.036.376,00Rp
Transfer Masuk 297.398.152,00Rp
Penyelesaian Pembangunan 12.398.460.413,00Rp
15.370.894.941,00Rp
Pengurangan
Penghapusan
Transfer Keluar 12.271.417.941,00Rp
Reklas Keluar 14.950.000,00Rp
Penghentian Penggunaan 37.658.000,00Rp
12.324.025.941,00Rp
Jumlah 3.046.869.000,00Rp
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
70.672.270.958,00Rp 8.428.241.226,00Rp 62.244.029.732,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 31 dari 42
Tabel 34 Perbandingan Aset Lainnya Tahun 2012 dan 2011
C.2.3.1 Aset Tak Berwujud
Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
masing-masing sebesar Rp130.021.054.483,00 dan Rp97.524.923.063,00 yang
merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki tetapi tidak mempunyai
wujud fisik. Aset Tak Berwujud BMKG berupa software, antivirus, dan hasil
penelitian. Perbandingan Aset Tak Berwujud Tahun 2012 dan 2011 sebagai
berikut:
Tabel 35 Perbandingan Aset Tak Berwujud Tahun 2012 dan 2011
Mutasi/perubahan sebesar Rp32.496.131.420,00 tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 36 Mutasi Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud sebesar Rp130.021.054.483,00 terdiri dari:
1. Software sebesar Rp126.652.910.879,00;
2. Lisensi sebesar Rp255.594.900,00;
3. Aset Tak Berwujud Lainnya sebesar Rp3.112.548.704,00.
C.2.3.2 Aset Lain-lain
Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 masing-
masing sebesar Rp18.975.675.618,00 dan Rp16.467.950.870,00. Aset Lain-lain
BMKG merupakan Aset yang dalam kondisi rusak sehingga di hentikan
penggunaanya dari operasional BMKG namun izin penghapusan dari Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara belum terbit. Perbandingan Aset lain-lain tahun 2012
dan tahun 2011 sebagai berikut :
No. Uraian 31 Desember 2011 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
1 Aset Tak Berwujud 130.021.054.483,00Rp 97.524.923.063,00Rp 32.496.131.420,00Rp
2 Aset Lain-lain 18.975.675.618,00Rp 16.467.950.870,00Rp 2.507.724.748,00Rp
Jumlah 148.996.730.101,00Rp 113.992.873.933,00Rp 35.003.856.168,00Rp
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
130.021.054.483,00Rp 97.524.923.063,00Rp 32.496.131.420,00Rp
Penambahan :
Saldo Awal 84.172.767,00Rp
Pembelian 5.010.745.354,00Rp
Transfer Masuk 24.394.822.233,00Rp
Penyelesaian Pembangunan 7.539.086.000,00Rp
Reklas Masuk 13.416.547.000,00Rp
50.445.373.354,00Rp
Pengurangan
Transfer Keluar 17.318.091.934,00Rp
Reklas Keluar 631.150.000,00Rp
17.949.241.934,00Rp
Jumlah 32.496.131.420,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 32 dari 42
Tabel 37 Perbandingan Aset Lain-lain Tahun 2012 dan 2011
Mutasi Aset Lain-lain sebesar Rp2.507.724.748,00 tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 38 Mutasi Aset Lainnya
Penambahan :
Penghentian Penggunaan 5.355.022.053,00Rp
5.355.022.053,00Rp
Pengurangan
Penghapusan 2.568.202.900,00Rp
Reklas Keluar 7.035.000,00Rp
Penggunaan Kembali 272.059.405,00Rp
2.847.297.305,00Rp
Jumlah 2.507.724.748,00Rp
Aset Lain-lain sebesar Rp18.975.675.618,00 terdiri dari:
1. Alat bantu Rp54.210.938,00;
2. Alat angkutan darat bermotor Rp364.996.248,00;
3. Alat bengkel bermesin Rp9.284.253,00;
4. Alat bengkel tak bermesin Rp17.704.000,00;
5. Alat ukur Rp5.774.854.964,00;
6. Alat pengolahan Rp5.983.323.318,00;
7. Alat kantor Rp273.686.210,00;
8. Alat rumah tangga Rp504.354.363,00;
9. Alat studio Rp355.867.617,00;
10. Alat komunikasi Rp613.596.335,00;
11. Peralatan pemancar Rp218.696.000,00;
12. Alat kedokteran Rp9.918.000,00;
13. Alat kesehatan umum Rp579.000,00;
14. Unit alat laboratorium Rp1.086.027.658,00;
15. Unit alat laboratorium kimia nuklir Rp154.767.308,00;
16. Alat laboratorium fisika nuklir/elektronika Rp9.023.830,00;
17. Alat proteksi radiasi/proteksi lingkungan Rp253.359.731,00;
18. Radiation application & non destructive testing laboratory Rp51.504.000,00;
19. Alat laboratorium lingkungan hidup Rp77.959.270,00;
20. Alat laboratorium standarisasi kalibrasi & instrument Rp50.999.000,00;
21. Persenjataan non senjata api Rp31.576.988,00;
22. Komputer unit Rp2.374.543.930,00;
23. Peralatan komputer Rp241.462.947,00;
24. Alat eksplorasi topografi Rp1.818.000,00;
25. Alat eksplorasi geofisika Rp3.563.000,00;
26. Unit peralatan proses/produksi Rp44.185,00;
27. Bangunan gedung tempat kerja Rp44.595.000,00;
28. Tugu/tanda batas Rp14.969.000,00;
29. Jembatan Rp2.069.625,00;
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
18.975.675.618,00Rp 16.467.950.870,00Rp 2.507.724.748,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 33 dari 42
30. Bangunan pengaman sungai/pantai & penanggulangan bencana alam
Rp49.882.000,00;
31. Bangunan air bersih/air baku Rp2.815.000,00;
32. Instalasi pembangkit listrik Rp1.975.000,00;
33. Instalasi pertahanan Rp303.764.000,00;
34. Bahan perpustakaan terekam dan bentuk mikro Rp22.500.000,00;
35. Kartografi, naskah, dan lukisan Rp15.326.000,00; dan
36. Tanda penghargaan bidang olah raga Rp58.900,00.
C.2.4 Kewajiban Jangka Pendek
C.2.4.1 Utang kepada Pihak Ketiga
Saldo Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2012 dan
31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp2.004.752.106,00 dan
Rp655.648.487,00. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan penyeimbang akun
Dana yang Harus Disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek dan Kas
Lainnya dan Setara Kas.
Tabel 39 Perbandingan Utang Pada Pihak Ketiga Tahun 2012 dan 2011
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
2.004.752.106,00Rp 655.648.487,00Rp 1.349.103.619,00Rp
Rincian Utang kepada Pihak Ketiga BMKG sebagai berikut:
Tabel 40 Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga
No Uraian Jumlah
1 Belanja pegawai yang masih harus dibayar Rp 1.699.511.798,00
2 Belanja Barang yang masih harus dibayar Rp 305.240.308,00
Jumlah Rp 2.004.752.106,00
C.2.4.2 Uang Muka dari KPPN
Saldo uang muka dari KPPN per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
masing-masing sebesar Rp47.235.076,00 dan Rp54.790.671,00. Uang Muka dari
KPPN merupakan akun lawan dari akun kas di bendahara pengeluaran.
Perbandingan Uang Muka dari KPPN tahun 2012 dan tahun 2011 sebagai berikut:
Tabel 41 Perbandingan Uang Muka dari KPPN Tahun 2012 dan 2011
C.2.4.3 Pendapatan yang Ditangguhkan
Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan per 31 Desember 2012 dan 31
Desember 2011 masing-masing sebesar Rp172.707,00 dan Rp242.230.418,00.
Pendapatan yang Ditangguhkan merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang belum disetorkan ke Kas Negara termasuk didalamnya jasa giro yang
masih ada di Bendahara Pengeluaraan dan Bendahara Penerimaan yang sampai
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
47.235.076,00Rp 54.790.671,00Rp (7.555.595,00)Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 34 dari 42
dengan akhir tahun belum disetorkan ke Kas Negara. Perbandingan Pendapatan
yang Ditangguhkan tahun 2012 dan tahun 2011 sebagai berikut :
Tabel 42 Perbandingan Pendapatan yang Ditangguhkan Tahun 2012 dan 2011
Pendapatan yang ditangguhkan sebesar Rp172.707,00 terdapat pada satker Stasiun
Klimatologi Sicincin sebesar Rp100.937,00 dan Stasiun Meteorologi Sibolga
sebesar Rp71.770,00.
C.2.5 Ekuitas Dana Lancar
C.2.5.1 Cadangan Piutang
Cadangan Piutang per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 masing-
masing sebesar Rp10.415.807.688,00 dan Rp9.920.448.993,00. Cadangan Piutang
merupakan akun lawan dari Piutang PNBP dan Uang Muka Belanja. Perbandingan
Cadangan Piutang tahun 2012 dan tahun 2011 sebagai berikut :
Tabel 43 Perbandingan Cadangan Piutang Tahun 2012 dan 2011
C.2.5.2 Cadangan Persediaan
Jumlah Cadangan Persediaan per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
masing-masing sebesar Rp21.465.620.019,00 dan Rp23.246.417.366,00. Cadangan
Persediaan merupakan akun lawan dari akun persediaan. Perbandingan Cadangan
Persediaan tahun 2012 dan 2011 sebagai berikut:
Tabel 44 Perbandingan Cadangan Persediaan Tahun 2012 dan 2011
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
21.465.620.019,00Rp 23.246.417.366,00Rp (1.780.797.347,00)Rp
C.2.5.3 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
Jumlah Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar
Rp2.004.752.106,00 dan Rp637.668.114,00. Adalah akun yang merupakan tempat
mencadangkan dana yang akan digunakan untuk membayar Utang Jangka Pendek.
Perbandingan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
Pendek tahun 2012 dan 2011 sebagai berikut:
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
172.707,00Rp 242.230.418,00Rp (242.057.711,00)Rp
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
10.415.807.688,00Rp 9.920.448.993,00Rp 495.358.695,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 35 dari 42
Tabel 45 Perbandingan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran utang Jangka Pendek
Tahun 2012 dan 2011
C.2.6 Ekuitas Dana Investasi
C.2.6.1 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Tetap per 31 Desember 2012 dan 31
Desember 2011 masing-masing sebesar Rp3.990.584.202.068,00 dan
Rp3.576.229.117.172,00 merupakan jumlah Ekuitas Dana yang Diinvestasikan
oleh BMKG dalam bentuk Aset Tetap. Perbandingan Aset Tetap tahun 2012 dan
2011 sebagai berikut :
Tabel 46 Perbandingan Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Tahun 2012 dan 2011
C.2.6.2 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya per 31 Desember 2012 dan 31
Desember 2011 masing-masing sebesar Rp148.996.730.101,00 dan
Rp113.992.873.933,00 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh
BMKG dalam bentuk Aset Lainnya. Perbandingan Aset Lainnya tahun 2012 dan
2011 sebagai berikut :
Tabel 47 Perbandingan Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Tahun 2012 dan 2011
C.3 CATATAN PENTING LAINNYA
1. Informasi pendapatan dan belanja akrual BMKG tahun 2011 sebagai berikut
Belanja Pegawai menurut LRA sebesar Rp207.188.061.754,00 terdapat
penyesuaian akrual tambah sebesar Rp1.699.511.798,00 dan penyesuaian
akrual kurang sebesar Rp455.456.412,00 jadi informasi akrual untuk Belanja
Pegawai adalah sebesar Rp208.432.117.140,00. Untuk Belanja Barang
realisasi menurut LRA adalah sebesar Rp487.128.822.441,00 terdapat
penyesuaian akrual tambah sebesar Rp305.240.308,00 dan penyesuaian akrual
kurang sebesar Rp182.211.702,00 jadi informasi akrual untuk Belanja Barang
adalah Rp487.251.851.047,00 rincian belanja akrual dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Belanja Gaji Pokok PNS (511111) realisasi menurut basis kas sebesar
Rp135.029.327.385,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
148.996.730.101,00Rp 113.992.873.933,00Rp 35.003.856.168,00Rp
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
2.004.752.106,00Rp 637.668.114,00Rp 1.367.083.992,00Rp
31 Desember 2012 31 Desember 2011 Kenaikan / (penurunan)
3.990.584.202.068,00Rp 3.576.229.177.172,00Rp 414.355.024.896,00Rp
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 36 dari 42
Rp475.807.392,00 penyesuaian kurang Rp235.453.879,00, jadi informasi
belanja akrual Rp135.269.680.898,00;
b. Belanja Pembulatan Gaji PNS (511119) realisasi menurut basis kas
sebesar Rp2.119.698,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp107.628,00 penyesuaian kurang Rp36.959,00, jadi informasi belanja
akrual Rp2.190.367,00;
c. Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS (511121) realisasi menurut basis kas
sebesar Rp9.360.287.544,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp5.452.576,00 penyesuaian kurang Rp21.328.505,00, jadi informasi
belanja akrual Rp9.344.411.615,00;
d. Belanja Tunjangan Anak PNS (511122) realisasi menurut basis kas
sebesar Rp2.724.075.592,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp2.307.095,00 penyesuaian kurang Rp3.444.465,00, jadi informasi
belanja akrual Rp2.722.938.222,00;
e. Belanja Tunjangan Sktruktural (511123) realisasi menurut basis kas
sebesar Rp5.445.857.858,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp3.059.000,00 penyesuaian kurang Rp6.592.316,00, jadi informasi
belanja akrual Rp5.442.324.542,00;
f. Belanja Tunjangan Fungsional (511124) realisasi menurut basis kas
sebesar Rp8.499.747.650,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp69.665.074,00 penyesuaian kurang Rp48.397.004,00, jadi informasi
belanja akrual Rp8.521.015.720,00;
g. Belanja Tunjangan PPh PNS (511125) realisai menurut basis kas sebesar
Rp4.606.332.604,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp22.153.134,00 penyesuaian kurang Rp20.049.325,00, jadi informasi
belanja secara akrual Rp4.608.436.413,00;
h. Belanja Tunjangan Beras PNS (511126) realisasi menurut basis kas
sebesar Rp8.047.343.600,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp78.495.205,00 penyesuaian kurang Rp52.124.692,00, jadi informasi
belanja akrual Rp8.073.714.113,00;
i. Belanja Uang Makan PNS (511129) realisasi menurut basis kas sebesar
Rp22.599.976.800,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp521.210.526,00 penyesuaian kurang Rp63.889.116,00, jadi informasi
belanja akrual sebesar Rp23.057.298.210,00;
j. Belanja Tunjangan Daerah Terpencil (511135) realisasi menurut basis
kas sebsar Rp133.615.000,00 terdapat penyesuaian akural tambah
Rp950.000,00, jadi informasi belanja akrual Rp134.565.000,00;
k. Belanja Tunjangan Khusus Papua (511138) realisasi menurut basis kas
sebesar Rp1.270.355.000,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp15.130.780,00 penyesuaian kurang Rp450.000,00, jadi informasi
belanja akrual Rp1.285.035.780,00;
l. Belanja Tunjangan Lain-lain termasuk Uang Duka PNS (511147)
realisasi menurut basis kas sebsar Rp122.069.700,00 terdapat
penyesuaian akural tambah Rp11.526.408,00, jadi informasi belanja
akrual Rp133.596.108,00;
m. Belanja Tunjangan Umum PNS (511151) realisasi menurut basis kas
sebesar Rp3.195.283.823,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 37 dari 42
Rp56.146.980,00 penyesuaian kurang Rp3.690.151,00, jadi informasi
belanja akrual Rp3.247.740.652,00;
n. Belanja Vakasi (512311) realisasi menurut basis kas sebesar
Rp4.506.261.500,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp437.500.000,00, jadi informasi belanja akrual Rp4.943.761.500,00;
o. Belanja Keperluan Perkantoran (521111) realisasi menurut basis kas
sebesar Rp22.360.420.863,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp11.176.150,00 penyesuaian akrual kurang Rp4.133.790,00, jadi
informasi belanja akrual Rp22.367.463.223,00;
p. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Surat (521114) realisasi menurut
basis kas sebesar Rp2.686.262.283,00 terdapat penyesuaian akrual
tambah Rp1.997.731,00, jadi informasi belanja akrual
Rp2.688.260.014,00;
q. Belanja Langganan Listrik (522111) realisasi menurut basis kas sebesar
Rp17.421.095.885,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp231.230.204,00 penyesuaian kurang Rp155.376.502,00, jadi informasi
belanja akrual Rp17.496.949.587,00;
r. Belanja Langganan Telepon (522112) realisasi menurut basis kas sebesar
Rp3.391.644.800,00 terdapat penyesuaian akrual tambah
Rp39.206.347,00 penyesuaian kurang Rp11.633.449,00, jadi informasi
belanja akrual Rp3.419.217.698,00;
s. Belanja Langganan Air (522113) realisasi menurut basis kas sebesar
Rp701.129.259,00 terdapat penyesuaian akrual tambah Rp20.929.876,00
penyesuaian kurang Rp11.067.961,00, jadi informasi belanja akrual
Rp710.991.174,00;
t. Belanja Sewa (522114) realisasi menurut basis kas Rp35.068.876.534,00
terdapat penyesuaian akrual tambah Rp700.000,00, jadi informasi belanja
akrual Rp35.069.576.534,00.
2. Informasi lainnya terkait dengan BMN yang perlu diungkapkan antara lain:
a. Pada Stasiun Meteorologi Lokhseumawe terdapat nilai Aset Tetap yang
tidak digunakan lagi dalam operasional pemerintah karena rusak berat
sebesar Rp27.633.000,00 merupakan tiga unit BMN (berupa satu unit
Garasi dan dua unit Sangkar Meteo) yang belum dapat dihapuskan pada
tahun 2011 karena sulit mendapatkan surat keterangan cek fisik dari
Dinas Kimpraswil Kabupaten Aceh Utara;
b. Pada Stasiun Meteorologi Matai’e terdapat pengadaan alat kantor dan
rumah tangga (3.05) masuk pada pembelian Ekstrakomptebel
dikarenakan pembelian Belanja Barang dibawah harga Rp300.000,00/unit
atau pembelian Belanja Modal untuk Alat Kantor harga
Rp250.000,00/unit;
c. Stasiun Geofisika Tuntungan terdapat selisih realisasi Belanja Modal
Gedung dan Bangunan (MAK 53311) dengan pencatatan di SIMAK
BMN sebesar Rp59.800.000,00 dikarenakan dicatat sebagai Peralatan dan
Mesin (Papan Visual Nama) sebesar Rp14.900.000,00 dan dicatat sebagai
Jalan, Irigasi, dan Jaringan (Bangunan Menara/Bak Penampung) sebesar
Rp44.900.000,00;
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 38 dari 42
d. Balai Wilayah I terdapat perbedaan saldo Persediaan Semester II Tahun
2012 antara Aplikasi Persediaan dengan hasil pengiriman ke SIMAK
BMN sebesar Rp36.000,00. Hal ini disebabkan oleh perbedaan saldo
yang ada di tahun 2009;
e. Stasiun Geofisika Padang Panjang terdapat:
1) Hasil Belanja Modal Peralatan dan Mesin yang berasal dari Belanja
Barang sebesar Rp615.100.000,00;
2) Selisih belanja Peralatan dan Mesin sebesar Rp83.350.000,00 yang
disebabkan karena ada BM 5341 sebesar Rp74.250.000,00 sebagai
LAN dan BM 5331 sebesar Rp9.100.000,00 sebagai teralis.
f. Pada Stasiun Pemantau Atmosfir Global terdapat Stasiun Pemantau
Atmosfer Global telah terpasang peralatan monitoring aerosol kerjasama
BMKG dengan Meteorologi Swiss (CATCOS) yang rencana serah terima
pada bulan Desember 2013;
g. Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam terdapat :
1) Belanja Modal Gedung dan Bangunan (5331) yang menjadi Jalan,
Irigasi, dan Jaringan senilai Rp21.864.000,00;
2) Belanja Modal Gedung dan Bangunan (5331) yang menjadi
Peralatan dan Mesin senilai Rp39.065.400,00.
h. Pada Stasiun Meteorologi Pekan Baru dilakukan reklasifikasi keluar dan
masuk yaitu Gedung Garasi (4.01.01.14.001) menjadi Bangunan Parkir
Terbuka Semi Permanen (4.01.01.33.002) Rp28.590.250,00 dan
Bangunan Klimatologi (5.02.05.05.002) menjadi Taman Lainnya/Taman
Alat (4.01.01.34.999) Rp3.143.000,00 yang dilakukan untuk penetapan
nilai aset pada proses pengajuan penghapusan akibat pengembangan
bandara;
i. Stasiun Geofisika Tangerang terdapat Belanja Modal Peralatan dan
Mesin yang berasal dari Belanja Barang sebesar Rp42.500.000,00;
j. Stasiun Meteorologi Pangkal Pinang terdapat perbedaan mata anggaran
pada MAK 536x sebesar Rp24.000.000,00 yang direalisasikan dalam
MAK 533x;
k. Stasiun Meteorologi Juanda terdapat perpindahan MAK dari MAK
Jaringan, MAK Gedung dan Bangunan, dan MAK Aset Tak Berwujud
ke MAK Peralatan dan Mesin sebesar Rp305.250.000,00;
l. Stasiun Geofisika Karang Kates terdapat Belanja Modal Peralatan dan
Mesin yang berasal dari belanja 532111 sebesar Rp47.300.000,00;
m. Stasiun Klimatologi Karang Ploso terdapat Belanja Modal penambahan
Gedung dan Bangunan yang berasal dari belanja 533111 berupa
pemasangan sepuluh buah penakar di sepuluh lokasi senilai
Rp59.750.000,00 masuk di Laporan BMN Ekstrakomptabel (karena nilai
masing-masing aset senilai dibawah Rp10.000.000,00) dengan Nomor
BAST/BM/2/5/KMlg-2012;
n. Stasiun Meteorologi Palangkaraya terdapat Belanja Modal yang pindah
akun yakni : dari Tanah (5311) ke Aset Tetap Renovasi sebesar
Rp110.600.000,00 yakni Tanah Dalam Renovasi (6.07.01.01.001) NUP
2, Dari Gedung dan Bangunan (5331) ke Peralatan dan Mesin (5321)
sebesar Rp 93.200.000,00, dari Gedung dan Bangunan (5331) ke Jalan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 39 dari 42
dan Jembatan (5341) sebesar Rp242.720.000,00, dari Gedung dan
Bangunan (5331) ke Aset Tetap Renovasi sebesar Rp856.454.376,00;
o. Stasiun Meteorologi Muara Teweh terdapat pensertifikat tanah sudah
diajukan tetapi ditolak oleh BPN Propinsi Kalimantan Tengah karena tata
ruang wilayah Propinsi Kaliamantan Tengah belum selesai;
p. Stasiun Klimatologi Banjarbaru terdapat Belanja Gedung dan Bangunan
yang menjadi Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan sebesar
Rp101.715.000,00;
q. Stasiun Meteorologi Tarakan terdapat Belanja Modal Peralatan dan
Mesin yang berasal dari Belanja Barang sebesar Rp41.804.750,00;
r. Balai Wilayah III terdapat dari Belanja Modal ada yang menjadi
persediaan, SP2D nomor 701362A tanggal 24 Agustus 2012 senilai
Rp693.320.000,00 diantaranya menjadi persediaan senilai
Rp72.120.000,00, belanja 532 yang menjadi 534, SP2D nomor 716853A
tanggal 29 Nopember 2012 senilai Rp19.900.000,00 menjadi aset
jaringan senilai Rp19.900.000,00.
3. Informasi lainnya terkait klasifikasi antara realisasi belanja modal dengan aset
tetap yang dihasilkan, dapat dilihat pada lampiran.
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 40 dari 42
D. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA
D.1 TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK
Hasil pemeriksaaan BPK terhadap Laporan Keuangan BMKG tahun 2011
menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut:
1. Temuan atas Sistem Pengendalian Intern sebanyak empat temuan:
a. Pengelolaan PNBP atas jasa informasi belum tertib, sudah ditindaklanjuti
oleh Sekretaris Utama BMKG yang telah menginstruksikan kembali
Kepala Biro Hukum dan Organisasi agar segera berkoordinasi dengan
unit-unit terkait di lingkungan BMKG untuk segera
menyusun/menyelesaikan Peraturan KKBMKG tentang pembentukan
Unit Pelayanan Pengelolaan PNBP di lingkungan Kantor Pusat BMKG
sesuai dengan surat Nomor PS.307/06/VI/SU/BMKG-12 tanggal 26 Juni
2012;
b. Pengelompokan jenis belanja pada saat penganggaran tidak sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan, sudah di tindaklanjuti oleh Sekretaris Utama
BMKG yang telah menginstruksikan Kepala Biro Perencanaan agar
membuat perencanaan yang lebih akurat sesuai dengan kebutuhan dan
klasifikasi jenis belanja sesuai dengan surat Nomor
PS.307/07/VI/SU/BMKG-12 tanggal 26 Juni 2012;
c. Penatausahaan dan pertanggungjawaban Kas di Bendahara Pengeluaran
pada satker-satker BMKG Kantor Pusat belum tertib, sudah di
tindaklanjuti oleh Sekretaris Utama BMKG yang telah menginstruksikan
kepada:
1) Kepala Biro Umum untuk melakukan sosialisasi kepada para
Kepala Satker selaku atasan langsung Bendahara Pengeluaran
tentang Pemahaman Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Kas
sesuai dengan surat Nomor PS.307/08/VI/SU/BMKG-12 tanggal 26
Juni 2012;
2) Inspektur BMKG agar melakukan Peningkatan Pengawasan dan
Pembinaan yang memadai atas Penatausahaan dan
Pertanggungjawaban Kas. Sesuai dengan surat Nomor
PS.307/09/VI/SU/BMKG-12 tanggal 26 Juni 2012.
d. Penatausahaan Persediaan pada BMKG belum tertib, sudah di
tindaklanjuti oleh Sekretaris Utama BMKG telah menginstruksikan
kepada:
1) Para Kepala Satker mempedomani Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) tentang Akuntansi Persediaan dan Peraturan Kepala BMKG
Nomor 13 Tahun 2010 tentang Prosedur Operasi Standar
Pemeriksaan Fisik Barang Milik Negara di lingkungan BMKG.
Sesuai dengan surat Nomor PS.307/10/VI/SU/BMKG-12 tanggal 26
Juli 2012;
2) Inspektur BMKG agar melakukan peningkatan pengawasan dan
pembinaan yang memadai atas implementasi penatausahaan
persediaan sesuai dengan surat Nomor
PS.307/11/VI/SU/BMKG12 tanggal 26 Juni 2012.
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 41 dari 42
2. Temuan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan sebanyak
empat temuan:
a. Kelebihan pembayaran perjalanan dinas belum disetorkan ke Kas Negara
sebesar Rp20.909.200,00, sudah ditindaklanjuti oleh Sekretaris Utama
BMKG yang menginstruksikan kepada:
1) PPK perjalanan dinas pada Biro Hukum untuk menyetorkan ke Kas
Negara atas kelebihan pembayaran perjalanan dinas para pegawai
sebesar Rp12.254.200,00 sesuai dengan surat Nomor PS.307/
01/VI/SU/ BMKG-2012 tanggal 26 Juni 2012. Dan sesuai dengan
surat PPK Nomor SRT.022/VI/PPK/RO.II/BMKG-2012 tanggal 28
Juni 2012 telah melakukan penyetoran sebesar Rp12.254.200,00,
terdiri kelebihan pembayaran perjalanan dinas Peningkatan Publikasi
dan Dokumentasi sebesar Rp6.305.400,00 dan penguatan kerjasama
dengan Pemerintah Daerah, Peningkatan Publikasi, dan
Dokumentasi dan Monitoring dan Evaluasi Kerjasama sebesar
Rp5.602.400,00 dan kekurangan setor TGR sebesar Rp346.400,00;
2) PPK Perjalanan dinas Pada Deputi Instrumentasi Kalibrasi Rekayasa
dan Jaringan Komunikasi BMKG untuk menyetorkan ke Kas Negara
atas kelebihan pembayaran perjalanan dinas para pegawai Kegiatan
Konsolidasi dan Rekonsiliasi Data Meteorologi dan Klimatologi
sebesar Rp8.655.000,00 sesuai dengan surat Nomor
PS.307/02//VI/SU/BMKG-2012 tanggal 26 Juni 2012. Dan sesuai
surat PPK Nomor 11/SRT/PPK-PD/DEP.IV/BMKG/VI/2012 tgl. 27
Juni 2012 telah menyetorkan ke Kas Negara sebesar
Rp8.655.000,00;
3) Deputi Inskaljarkom dan Kepala Biro Hukum dan Organisasi untuk
memberikan sanksi administratif kepada PPK dan para pegawai
terkait dengan kelebihan pembayaran tiket perjalanan dinas sesuai
dengan kewenangan/ketentuan kepegawaian yang berlaku, dengan
surat Nomor PS.307/12/VI/SU/ BMKG-12 tanggal 26 Juni 2012.
b. Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan pada Sekretariat Utama BMKG
tidak sesuai dengan Kontrak sebesar Rp97.200.000.00, sudah di
tindaklanjuti oleh Sekretaris Utama BMKG yang menginstruksikan
kepada PPK Pemeliharaan GRS NOAA,GRS MTSAT, dan Sarana
Analisa Parameter Cuaca Penerbangan pada Deputi Inskaljarkom untuk
menyetor kelebihan pembayaran sebesar Rp97.200.000,00 ke Kas Negara
dan menyampaikan salinan bukti setor kepada BPK sesuai dengan surat
Nomor PS.307/03/VI/SU/BMKG-12, tanggal 26 Juni 2012. PPK telah
menarik dan melakukan setoran ke Kas Negara sebesar Rp97.200.000,00
yang terdiri dari: Kelebihan pembayaran dari CV. Prima Surya Gemilang,
sebesar Rp55.700.000,00 dan PT Sentral Teknik Nusantara sebesar
Rp41.500.000,00;
c. Kekurangan volume pekerjaan pengadaan transmisometer pada Stasiun
Meteorologi Juanda sebesar Rp28.425.000,00, sudah ditindaklanjuti
dengan:
1) Sekretaris Utama BMKG telah menginstruksikan kepada Kepala
Stasiun Meteorologi Juanda agar memerintahkan kepada PPK agar
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Halaman 42 dari 42
melakukan teguran kepada kontraktor dan segera menarik biaya
kekurangan volume pekerjaan senilai Rp28.425.000,00 sesuai
dengan surat Nomor PS.307/04/VI/SU/BMKG-2012 tanggal 26 Juni
2012. PPK telah melakukan setoran biaya kekurangan volume
pekerjaan ke Kas Negara, sebesar Rp28.425.000,00;
2) Sekretaris Utama telah menginstruksikan kepada Kepala Stasiun
Meteorologi Klas I Juanda Surabaya, untuk memberikan sanksi
administratif kepada PPK atas kekurangcermatan atas pelaksanaan
pekerjaannya, sesuai ketentuan kepegawaian yang berlaku, sesuai
dengan surat Nomor PS.307/13/VI/SU/ BMKG-2012 tanggal 26 Juni
2012.
d. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pengadaan Peralatan
Observasi Agriklimat Otomatis pada Sekretariat utama BMKG belum
dipungut sebesar Rp343,905.100,00, sudah ditindaklanjuti oleh Sekretaris
Utama BMKG yang telah membuat surat kepada PPK Pekerjaan
pengadaan Peralatan Observasi Agroklimat Otomatis di Deputi
Klimatologi agar memungut denda atas keterlambatan pekerjaan yang
belum dipungut, dengan denda keterlambatan maksimal sebesar
Rp343.905.100,00 (5 % x Rp. 6.878.102.000,00) dan menyetorkan ke
Kas Negara serta mengirimkan salinan bukti setor ke BPK sesuai dengan
surat Nomor PS.307/05/VI/SU/BMKG-2012 tanggal 26 Juni 2012. PT
IPC telah membuat Surat Pernyataan Kesanggupan kepada PPK, untuk
sanggup membayar denda sebesar Rp343.905.100,00 melalui 5 kali
termin. Termin pertama dibayar 04 Juli 2012 sebesar Rp43.905.100,00,
termin kedua dibayar tanggal 13 Agustus 2012 sebesar Rp75.000.000,00,
termin ketiga dibayar tanggal 11 September 2012 sebesar
Rp75.000.000,00, termin keempat dan kelima dibayar tanggal 23 Oktober
2012 sebesar Rp150.000.000,00.
D.2 REKENING PEMERINTAH
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah menutup rekening
satuan kerja yang ada di lingkungan BMKG yang sudah tidak digunakan lagi.
Rincian Klasifikasi antara Realisasi Belanja Modal dengan Aset Tetap yang Dihasilkan
No
Satker
Realisasi
Belanja
Modal
Aset Yang Dihasilkan
Tanah
(Rp)
Peralatan dan
Mesin
(Rp)
Gedung dan
Bangunan
(Rp)
JIJ
(Rp)
Aset Lainnya
(Rp)
1 Bawil III Belanja
Modal
Tanah
(MAK 531)
- - - 7.500.000,00
2
Bawil V
- - 119.517.000 ,00 -
3 Bawil IV
Belanja
Modal
Peralatan
dan Mesin
(MAK 532)
- - 135.960.000,00 281.556.000,00
4 Stamet
Cengkareng
12.320.950,00
5 Staklim
Kayuwatu
11.000.000,00
6 Stamet
Nabire
15.000.000,00
7 Stamet Serui 19.900.000,00
8 Stamet
Sorong
49.000.000,00
9 Bawil I
Belanja
Modal
Gedung dan
Bangunan
(MAK 533)
291.715.000,00
10 Bawil IV 280.000.000,00
11 Bawil V 208.672.000,00 82.958.000,00 213.250.000,00
12 Staklim
Indrapuri
16.300.000,00
13 Stamar
Belawan
29.810.000,00
14 Staklim
Semarang
110.792.500,00
15 Stamet
Tegal
110.792.500,00
16 Stamet
Cilacap
33.400.000,00
17 Stamet
Sultan
Thaha
203.900.000,00 193.217.500,00
18 Stamet
Supadio
283.465.700,00
19 Staklim
Pondok
Betung
51.600.000,00
20 AMG 432.122.000,00
21 Stageof
Tangerang
149.500.000,00
22 Stamet
Pangkal
Pinang
58.900.000
23 Stamet
Tretes
26.299.727,00
24 Stamar
Perak
14.640.000,00
25 Stamet Eltari
Kupang
81.159.150,00
26 Stageof
Kupang
113.528.000,00
27 Stamet
Selaparang
Belanja
Modal
14.918.000,00
No
Satker
Realisasi
Belanja
Modal
Aset Yang Dihasilkan
Tanah
(Rp)
Peralatan dan
Mesin
(Rp)
Gedung dan
Bangunan
(Rp)
JIJ
(Rp)
Aset Lainnya
(Rp)
28 Stageof
Winangun
Gedung dan
Bangunan
(MAK 533)
165.133.885,00
29 Stageof
Karang
Panjang
193.114.300,00
30 Stamet
Babullah
Ternate
288.950.000,00
31 Stameet
Gorontalo
88.000.000,00
32 Stamet
Majene
15.000.000,00
33 Stamet
Tanah
Merah
29.811.000
34 Stamet
Sorong
19.600.000,00 168.440.000,00
35 Bawil I
Belanja
Modal
Jalan,
Irigasi, dan
Jaringan
(MAK 534)
90.550.000,00
36 Stamet
Cilacap
19.400.000,00
37 AMG 672.188.000,00
38 Stamet
Selaparang
179.000.000,00
39 Stamet
Sorong
35.280.000,00
40 Bawil I
Belanja
Modal Aset
Lainnya
(MAK 536)
4.264.200.000,00
41 Bawil II 5.824.737.600,00
42 Stamet
Blang
Bintang
175.000.000,00
43 Staklim
Semarang
261.000.000,00
44 Stamet
Pangkal
Pinang
14.675.000,00
45 Stageof
Yogyakarta
87.450.000,00
46 Stamet
Sepinggan
178.310.000,00
47 Stageof
Winangun
244.954.400,00
48 Stamet
Mutiara Palu
175.098.000,00
49 Stageof Palu 15.000.000,00
50 Stageof
Karang
Panjang
240.600.000,00
JUMLAH 532.762.000,00 12.786.048.612,00 83.075.000,00 3.394.923.650,00 301.376.950,00