badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten … · dalam suatu badan usaha. dalam uu nomor 25...

102
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi 2013 1 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan UMKM di Kabupaten Banyuwangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Struktur perekonomian Indonesia ditompang oleh beragam jenis badan usaha dan bergerak diberbagai macam bidang usaha. Diantara badan usaha yang berkembang di Indonesia terdapat satu badan usaha yang berbeda dengan badan usaha yang lainnya, badan usaha tersebut adalah koperasi. Pada awalnya koperasi lahir di Inggris sekitar tahun 1944 dimana lahirnya koperasi merupakan suatu wujud reassi terhadap kapitalisme dari masa revolusi industri. Koperasi dianggap berbeda dengan badan usaha lainnya karena mengusung prinsip yang tidak biasa dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai koperasi dijelaskan bahwa koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Prinsip yang menonjol dari koperasi berdasarkan UU tersebut adalah terlihat dari definisi koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Ditengah gencarnya arus globalisasi ekonomi dan berkembangnya ekonomi kapitalis dimana dalam era ini orang yang memiliki kapital atau modal akan dapat bertahan dalam lingkaran perekonomian sedangkan orang yang tidak memiliki capital yang kuat akan tersingkir dalam putaran perekonomian maka koperasi tentunya merupakan salah satu terobosan yang unik ditengah kondisi tersebut. Koperasi lebih mengusung gerakan ekonomi rakyat yang artinya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat yang dengan secara swa- daya mengelola sumberdaya apa saja yang dapat dikuasainya dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya. Prinsip

Upload: vankhuong

Post on 24-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

1 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Struktur perekonomian Indonesia ditompang oleh beragam jenis

badan usaha dan bergerak diberbagai macam bidang usaha. Diantara

badan usaha yang berkembang di Indonesia terdapat satu badan usaha

yang berbeda dengan badan usaha yang lainnya, badan usaha tersebut

adalah koperasi. Pada awalnya koperasi lahir di Inggris sekitar tahun 1944

dimana lahirnya koperasi merupakan suatu wujud reassi terhadap

kapitalisme dari masa revolusi industri. Koperasi dianggap berbeda

dengan badan usaha lainnya karena mengusung prinsip yang tidak biasa

dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai

koperasi dijelaskan bahwa koperasi merupakan badan usaha yang

beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Prinsip yang menonjol dari koperasi berdasarkan UU tersebut

adalah terlihat dari definisi koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan asas kekeluargaan. Ditengah gencarnya arus globalisasi

ekonomi dan berkembangnya ekonomi kapitalis dimana dalam era ini

orang yang memiliki kapital atau modal akan dapat bertahan dalam

lingkaran perekonomian sedangkan orang yang tidak memiliki capital yang

kuat akan tersingkir dalam putaran perekonomian maka koperasi tentunya

merupakan salah satu terobosan yang unik ditengah kondisi tersebut.

Koperasi lebih mengusung gerakan ekonomi rakyat yang artinya

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat yang dengan secara swa-

daya mengelola sumberdaya apa saja yang dapat dikuasainya dan

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya. Prinsip

Page 2: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

lainnya adalah koperasi mengedepankan prinsip kekeluargaan berarti

koperasi mengedepankan setia kawan dan kesadaran berpribadi, sekaligus

bertujuan untuk menyejahterakan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya. Prinsip koperasi tersebut tentunya jauh

berbeda dengan prinsip kapitalis yang mendewakan “laba” sebagai tujuan

utamanya.

Dalam sejarah perkembangan perekonomian di Indonesia, koperasi

memiliki peranan yang cukup berarti dan dengan prinsip yang diusungnya,

koperasi diharapkan dapat mampu menjadi soko guru perekonomian

terutama ekonomi kerakyatan yang mendominasi struktur perekonomian

di Indonesia. Harapan terhadap koperasi memang cukup beralasan sebab

sangat ironis ditengah gencarnya arus globalisasi Indonesia mayoritas

ekonominya didominasi oleh ekonomi kerakyatan yang sangat lemah

terhadap terkaman kapitalisasi. Koperasi melalui prinsip yang diusung

diharapkan menjadi tiang pondasi ekonomi kerakyatan untuk menopang

dari himpitan arus liberalisasi sehingga mampu untuk bertahan bahkan

berkompetisi didalamnya.

Keseluruhan wilayah di Indonesia pada umumnya struktur ekonomi

ditompang oleh usaha kerakyatan termasuk Kabupaten Banyuwangi.

Sebagai salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Banyuwangi

termasuk sebagai 10 besar dengan tingkat perekonomian tertinggi

sehingga merupakan daerah andalan. Seperti kebanyakan daerah di

Indonesia, Kabupaten ekonomi struktur perekonomian terbesar didominasi

oleh jenis usaha kerakyatan yaitu usaha yang berskala menengah, kecil

bahkan mikro.

Karena struktur perekonomian di Kabupaten Banyuwangi di

tompang oleh usaha berskala menengah, kecil bahkan mikro (UMKM)

maka kehadiran koperasi tentu akan sangat membantu. Sebagai salah

satu unit usaha dalam perekonomian, UMKM memiliki ciri umum yang

melekat yaitu permodalan yang masih lemah, inovasi rendah, pemasaran

Page 3: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

3 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

yang sempit, serta kelemahan lainnya. Padahal modal merupakan faktor

yang sangat penting dalam mendukung peningkatan produksi dan kinerja

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) itu sendiri, terlebih pada

pengusaha mikro maupun pedagang golongan ekonomi lemah (usaha

kecil).

Dengan ciri khas yang melekat pada UMKM tersebut, tentu hal

tersebut dapat menjadi bumerang bagi perkembangan UMKM di

Kabupaten Banyuwangi. Koperasi melalui prinsip yang diusung diharapkan

mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh UMKM.

Dibalik kelemahan yang dimiliki oleh UMKM sebenarnya terdapat

kekuatan yang dimiliki oleh UMKM yaitu dalam hal penyerapan tenaga

kerja pada umumnya UMKM adalah sektor yang padat karya dan mampu

menyerap tenaga kerja baik tenaga kerja terdidik maupun tenaga kerja

tidak terdidik. Dari segi ketahanan terhadap permasalahan ekonomi global

UMKM juga terlihat lebih kokoh dibandingkan industri besar maka dari itu

UMKM manjadi tiang penyelamat terakhir perekonomian Indonesia.

Berdasarkan penjabaran mengenai koperasi dan UMKM diatas

Nampak bahwa betapa kedua hal tersebut memegang peranan penting

bagi Kabupaten Banyuwangi. Kedua bidang ini hendaknya dapat terus

dikembangkan guna mendukung perkembangan Kabupaten Banyuwangi

apalagi bila kedua bidang ini saling bersinergi tentu akan menjadi suatu

kekuatan lebih untuk dapat lebih memacu perekonomian terutama untuk

mendukung perkembangan UMKM di Kabupaten Banyuwangi.

Untuk dapat mengembangkan serta mensinergikan antara koperasi

dan UMKM maka diperlukan suatu kajian yang komprehensif mengenai

bagaimanakah peranan koperasi guna menunjang perkembangan UMKM di

Kabupaten Banyuwangi.

Page 4: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

4 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah peran koperasi terhadap UMKM di Kabupaten

Banyuwangi

2. Apakah permasalahan yang menghambat fungsi koperasi dan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

3. Bagaimanakah strategi peningkatan peran Koperasi untuk

menunjang perkembangan UMKM di Kabupaten Banyuwangi

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisa peran koperasi terhadap UMKM di Kabupaten

Banyuwangi

2. Menganalisa permasalahan Koperasi dan UMKM di Kabupaten

Banyuwangi

3. Menyusun strategi peningkatan peran Koperasi untuk menunjang

perkembangan UMKM di Kabupaten Banyuwangi

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari kegiatan Peran Koperasi Terhadap Usaha Menengah,

Kecil dan Mikro Kabupaten Banyuwangi adalah memberikan masukan

secara ilmiah dan komprehensif bagi pengambil kebijakan di Kabupaten

Banyuwangi mengenai perkembangan koperasi dan UMKM.

Page 5: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

5 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang

sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi merupakan

suatu alat bagi orang-orang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya.

Dasar kegiatan koperasi adalah kerjasama yang dianggap sebagai suatu

cara untuk memecahkan berbagai masalah atau persoalan yang dihadapi

oleh masing-masing masyarakat khususnya untuk kalangan ekonomi yang

lemah.

Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19, sebagai reaksi terhadap

sistem liberialisme ekonomi, yang pada waktu itu segolongan kecil pemilik-

pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Kata koperasi berasal

dari bahasa latin coopere yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation

dan cooperative. Koperasi berasal dari kata co dan operation yang

mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Kerjasama adalah

adanya dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama untuk mencapai

satu atau beberapa tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam waktu yang relatif lama.

Sistem pemikirian esensialis-nominal yang dikemukakan oleh

Hanel pada tahun 1989. Dalam hal ini Hanel mengemukakan bahwa ada

dua pendekatan 18 dalam mendefinisikan koperasi baik dalam teori

maupun praktek. Kedua pendekatan yang dimaksud yaitu, pendekatan

ilmiah esensialis (pengertian koperasi menurut hukum) dan kedua,

pendekatan ilmiah nominalis (pengertian koperasi menurut ekonomi).

Pendekatan imiah esensial (legal sense) adalah suatu pendekatan dalam

mendefinisikan koperasi selalu bertitik tolak dari prinsip-prinsip koperasi,

terutama prinsip-prinsip koperasi yang diterapkan oleh para pelopor

Page 6: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

6 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

koperasi. Pedekatan esensialis beranggapan bahwa prinsip-prinsip

koperasi di satu pihak memuat sejumlah nilai, norma, dan tujuan konkrit

yang harus ditemukan pada semua koperasi. Di pihak lain, prinsip-prinsip

tersebut merupakan prinsip-prinsip pengembangan organisasi dan

pedoman-pedoman kerja yang pragmatis, yang hanya berhasil diterapkan

pada keadaan-keadaan tertentu.

Pengertian atau definisi koperasi menurut pendekatan ilmiah

esensial (pengertian koperasi menurut hukum) : menurut Undang -

Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian dalam pasal 1 ayat

(1) menyatakan : "bahwa koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan; ayat (2)

Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan

koperasi; ayat (3) Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan orang seorang; ayat (4) Koperasi Sekunder adalah

Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi; ayat (5)

Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan

perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama

Koperasi".

Berbeda dengan pendapat para esensialis, maka menurut

pengertian nominalis, yang sesuai dengan pendekatan ilmiah modern

dalam ilmu ekonomi koperasi, koperasi adalah lembaga-lembaga atau

organisasi-organisasi yang tanpa memperhatikan bentuk hukum atau

wujudnya memenuhi kriteria tersebut sesuai dengan pendapat Alfred

Hanel (Graha Ilmu, 2005) :

1. Sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok atas dasar

sekurang-kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama

(Kelompok Koperasi)

Page 7: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

7 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2. Anggota-anggota kelompok koperasi secara individual bertekad

mewujudkannya, yaitu memperbaiki situasi ekonomi dan sosial

mereka, melalui usaha bersama dan saling tolong menolong

(Swadaya dari Kelompok Koperasi)

3. Sebagai instrumen (wahana) untuk mewujudkannya adalah suatu

perusahaan yang dimiliki dan dibina secara bersama (Perusahaan

Koperasi)

4. Perusahaan Koperasi itu ditugaskan untuk menunjang kepentingan

para anggota koperasi itu, dengan cara menyediakan atau

menawarkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para anggota

dalam kegiatan ekonominya, yaitu dalam perusahaan atau rumah

tangganya masing-masing (Tujuan/Tugas dan Promosi Anggota)

Dari pengertian-pengertian tersebut koperasi merupakan organisasi

ekonomi, tindakan ekonomi dalam koperasi antara lain dalam bentuk

usaha untuk meningkatkan usaha koperasi itu sendiri. Dengan demikian

sebagai organisasi ekonomi, koperasi melakukan kegiatan ekonomi melalui

unit-unit usaha yang diadakannya dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan anggota serta untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya, sehingga kesejahteraan yang

merata bagi masyarakat Indonesia yang kita cita-citakan dapat terwujud.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam, kegiatan usaha simpan

pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan

menyalurkan kembali dana tersebut melalui usaha simpan pinjam dari dan

untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang

bersangkutan, koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau

anggotanya. Sebagai sebuah lembaga keuangan non bank, koperasi

adalah suatu usaha yang dimiliki dan diawasi oleh pengguna jasanya serta

Page 8: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

8 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

membagikan keuntungan (manfaat ekonomi) yang diperoleh dari kegiatan

bisnis berdasarkan tingkat partisipasi anggotanya (David W. Cobia,1989).

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang fungsi,

peran dan prinsip koperasi diatur dalam Bab III Pasal 4 dijelaskan bahwa

fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.

2. Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai soko

gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional, yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Dari pengertian koperasi tersebut dapat dikemukakan tiga konsep

operasional koperasi sebagai berikut :

1. Prinsip kepemilikan

Koperasi dimiliki oleh anggota yang mendanai dan sekaligus

menggunakan jasa koperasi itu.

2. Prinsip kontrol (pengawasan)

Koperasi dalam menjalankan kegiatan bisnisnya diawasi oleh

para anggotanya sendiri yang bukan hanya berkedudukan sebagai

pemilik melainkan juga sebagai pengguna jasa koperasi itu.

3. Prinsip pembagian keuntungan

Hasil usaha koperasi dibagikan kepada para anggotanya

sesuai dengan intensitas keterlibatannya dalam koperasi.

Page 9: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

9 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2.1.1 Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi

Landasan ideal koperasi Indonesia adalah Pancasila, didasarkan

atas pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan falsafah,

pandangan hidup, dan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila akan menjadi

pedoman yang mengarahkan semua tindakan koperasi dan organisasi-

organisasi lainnya dalam mengemban fungsinya masing-masing di tengah-

tengah masyarakat. Landasan struktural koperasi Indonesia adalah Pasal

33 Undang-Undang Dasar 1945, dengan pertimbangan bahwa pasal

tersebut pada dasarnya mengatur perikehidupan ekonomi bangsa

Indonesia yang di dalam gerak pelaksanaannya dilandasi oleh prinsip-

prinsip demokrasi ekonomi. Artinya, usaha pemenuhan kebutuhan

ekonomi warga Negara Indonesia harus dilakukan melalui usaha berasama

di antara anggota masyarakat. Dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945

ditegaskan bahwa perekonomian yang hendak disusun di Indonesia adalah

suatu usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Artinya, susunan

perekonomian usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan itu adalah

koperasi. Hal ini terdapat dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 dan

berulang kali telah ditegaskan oleh Muhammad Hatta bahwa yang

dimaksud dengan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan itu

ialah koperasi.

Asas koperasi Indonesia adalah kekeluargaan (Pasal 2 UU Nomor 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian). Semangat kekeluargaan ini

merupakan pembeda utama antara koperasi dengan bentuk-bentuk badan

usaha lainnya. Semangat kekeluargaan mengandung tiga unsur :

1. Kesadaran akan harga diri sebagai pribadi (individualitas)

Kesadaran bahwa setiap manusia tidak akan dapat

berkembang dengan baik bila tidak bekerja sama dengan orang

lain. Kesadaran seperti itulah yang kemudian mendorong

tumbuhnya sikap mental yang mengarah pada semangat

kekeluargaan.

Page 10: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

10 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2. Rasa setia kawan (solidaritas)

Rasa setia kawan ini sangat penting bagi perkembangan

usaha koperasi, karena rasa setia kawan akan mendorong setiap

anggota koperasi untuk merasa sebagai satu keluarga besar yang

senasib dan sepenanggungan. Bertolak dari rasa setia kawan ini

akan tumbuh kehendak untuk bersatu, bekerja sama, dan tolong-

menolong dalam koperasi. Rasa setia kawan itu antara lain

terwujud dalam bentuk gotong royong yang telah lama ada dalam

masyarakat Indonesia.

3. Kepercayaan pada diri sendiri (self-help)

Sikap percaya pada diri sendiri yang tumbuh karena adanya

saling tolong menolong di antara sesama anggota koperasi akan

mendukung kesadaran berpribadi dan rasa setia kawan yang

berguna bagi pengembangan koperasi. Ketiga unsur tersebut

diharapkan saling memperkuat setiap anggota koperasi dalam

melakukan usaha untuk meningkatkan kemakmuran bersama.

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun

tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan demikian, dalam garis

besarnya tujuan koperasi Indonesia meliputi 3 (tiga) hal :

1. Untuk memajukan kesejahteraan anggota.

2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

3. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.

Pada peraturan koperasi yang terbaru yaitu UU No 17 Tahun 2012

pada pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa nilai yang mendasari kegiatan

koperasi yaitu :

Page 11: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

11 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

1. kekeluargaan;

2. menolong diri sendiri;

3. bertanggung jawab;

4. demokrasi;

5. persamaan;

6. berkeadilan; dan

7. kemandirian.

Selain itu koperasi juga menganut nilai dalam pelaksanaannya yang

diacantumkan dalam pasal 5 ayat 2 yang yaitu :

1. Kejujuran

2. keterbukaan;

3. tanggung jawab; dan

4. kepedulian terhadap orang lain

Pasal 6 UU 17 tahun 2012 menyebutkan bahwa prinsip koperasi

meliputi :

1. keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka; 2. pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis; 3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi; 4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan

independen; 5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi

Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;

6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional; dan

7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.

Page 12: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

12 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2.1.2 Bentuk dan Jenis Koperasi di Indonesia

Berdasarkan Pasal 15 UU Nomor 25 Tahun 1992 hanya terdapat 2

macam koperasi dimana koperasi berbentuk koperasi primer dan koperasi

sekunder. Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan

kepentingan ekonomi anggotanya, yaitu :

1. Koperasi Primer (Primary Cooperative)

Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya orang

perorangan, pada intinya anggota-anggota sebagai badan hukum

koperasi, yang berkedudukan sebagai pemilik dan sekaligus sebagai

pelanggan. Koperasi primer biasanya beroperasi di tingkat lokal. Di

atas koperasi primer, kesemuanya itu disebut koperasi sekunder

(secondary cooperative), yaitu koperasi yang anggota-anggotanya

merupakan badan hukum koperasi.

2. Koperasi Sekunder (Secondary Cooperative)

Pengertian koperasi sekunder meliputi semua jenis koperasi

yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan atau

koperasi sekunder. Berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan

efisiensi, koperasi sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis

maupun berbagai jenis atau tingkatan. Dalam hal koperasi

mendirikan koperasi sekunder dalam berbagai tingkatan, maka

terdapat berbagai koperasi seperti yang selama ini dikenal sebagai :

Aliansi koperasi (tingkat internasional)

Induk koperasi (tingkat nasional)

Gabungan koperasi (tingkat provinsi)

Pusat koperasi (tingkat kabupaten)

Primer koperasi (tingkat lokal)

Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan kegiatan,

kepentingan, dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Oleh karena itu,

Page 13: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

13 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

disamping dua macam koperasi yang telah disebutkan di atas, masih ada

lagi jenis koperasi yang lain, seperti misalnya koperasi simpan pinjam

(kredit), koperasi konsumen (konsumsi), koperasi produsen (produksi),

koperasi penjualan (pemasaran), dan koperasi jasa. Khusus untuk koperasi

yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti pegawai negeri, anggota

ABRI, karyawan dan sebagainya, bukan merupakan jenis koperasi

tersendiri. Perkoperasian tersebut dikenal lima jenis, yaitu :

1. Koperasi Produsen

Koperasi produsen adalah koperasi yang anggota-

anggotanya adalah para produsen. Anggota koperasi ini adalah

pemilik (owner) dan pengguna pelayanan (user), dimana dalam

kedudukannya sebagai produsen, anggota koperasi produsen

mengolah bahan baku/input menjadi barang jadi/output, sehingga

menghasilkan barang yang dapat diperjualbelikan, memperoleh

sejumlah keuntungan dengan transaksi dan memanfaatkan

kesempatan pasar yang ada. Koperasi produsen berperan dalam

pengadaan bahan baku, input atau sarana produksi yang

menunjang ekonomi anggota sehingga anggota merasakan manfaat

keberadaan koperasi karena mampu meningkatkan produktivitas

usaha anggota dan pendapatannya. Koperasi ini menjalankan

beberapa fungsi, di antaranya :

a) Pembelian ataupun pengadaan input yang diperlukan anggota

b) Pemasaran hasil produksi (output) yang dihasilkan dari usaha

anggota

c) Proses produksi bersama atau pemanfaatan sarana produksi

secara bersama

d) Menanggung resiko bersama atau menyediakan kantor

pemasaran bersama

Page 14: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

14 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2. Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen adalah koperasi yang melaksanakan

kegiatan bagi anggota dalam rangka penyediaan barang atau jasa

yang dibutuhkan anggota. Koperasi konsumen berperan dalam

mempertinggi daya beli sehingga pendapatan riil anggota

meningkat. Pada koperasi ini, anggota memiliki identitas sebagai

pemilik (owner) dan sebagai pelanggan (customer). Dalam

kedudukan anggota sebagai konsumen, kegiatan mengkonsumsi

(termasuk konsumsi oleh produsen) adalah penggunaan

mengkonsumsi barang/jasa yang disediakan oleh pasar. Adapun

fungsi pokok koperasi konsumen adalah menyelenggarakan :

a) Pembelian atau pengadaan barang/jasa kebutuhan anggota

yang dilakukan secara efisien, seperti membeli dalam jumlah

yang lebih besar.

b) Inovasi pengadaan, seperti sumber dana kredit dengan bunga

yang lebih rendah, diantaranya pemanfataan dana gulir,

pembelian dengan diskon, pembelian dengan kredit.

3. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi ini sering kali juga disejajarkan dengan nama

koperasi kredit, koperasi ini menyelenggarakan layanan tabungan

dan sekaligus memberikan kredit bagi anggotanya. Layanan-

layanan ini menempatkan koperasi sebagai pelayan anggota

memenuhi kebutuhan pelayanan keuangan bagi anggota menjadi

lebih baik dan lebih maju. Dalam koperasi ini anggotanya memiliki

kedudukan identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan nasabah

(customers).

Dalam kedudukan sebagai nasabah anggota melaksanakan

kegiatan menabung dan meminjam dalam bentuk kredit kepada

koperasi. Pelayanan koperasi kepada anggota yang menabung

Page 15: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

15 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

dalam bentuk simpanan wajib, simpanan sukarela, dan deposito,

merupakan sumber modal bagi koperasi. Penghimpunan dana dari

anggota menjadi modal yang selanjutnya oleh koperasi disalurkan

dalam bentuk pinjaman atau kredit kepada anggota dan calon

anggota. Dengan cara pinjam (KSP) dan atau Unit Usaha Simpan

Pinjam (USP) Koperasi. Dengan cara itulah koperasi melaksanakan

fungsi intermediasi dana milik anggota untuk disalurkan dalam

bentuk kredit kepada anggota yang membutuhkan.

Penyelenggaraan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi

dilaksanakan dalam bentuk/wadah koperasi simpan pinjam.

4. Koperasi Pemasaran

Koperasi pemasaran seringkali disebut koperasi penjualan.

Identitas anggota sebagai pemilik (owner) dan penjual (seller) atau

pemasar. Koperasi pemasaran mempunyai fungsi menampung

produk barang maupun jasa yang dihasilkan anggota untuk

selanjutnya memasarkannya kepada konsumen. Anggota

berkedudukan sebagai pemasok barang atau jasa kepada

koperasinya. Dengan demikian bagi anggotanya, koperasi

merupakan bagian terdepan dalam pemasaran barang ataupun jasa

anggota produsen. Sukses fungsi pemasaran ini mendukung tingkat

kepastian usaha bagi anggota untuk tetap dapat berproduksi.

5. Koperasi Jasa

Adalah koperasi dimana identitas anggota sebagai pemilik

dan nasabah konsumen jasa dan atau produsen jasa. Dalam status

anggota sebagai konsumen jasa, maka koperasi yang didirikan

adalah koperasi pengadaan jasa. Sedangkan dalam status anggota

sebagai produsen jasa, maka koperasi yang didirikan adalah

koperasi produsen jasa atau koperasi pemasaran jasa. Sebagai

Page 16: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

16 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

koperasi pemasaran, bilamana koperasi melaksanakan fungsi

memasarkan jasa hasil produksi anggota. Dalam praktek dikenal

pula penjenisan koperasi atas dasar cakupan pengelolaan bisnis

(usaha), yaitu jenis koperasi Single Purpose (satu usaha) dan Multi

Purpose (banyak usaha). Koperasi dengan satu kegiatan usaha,

misalnya Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Koperasi Produsen Susu,

Koperasi tahu tempe (Primkopti), Koperasi Bank Perkreditan Rakyat

dan sebagainya. Koperasi dengan lebih dari satu kegiatan usaha,

sering disebut sebagai koperasi melaksanakan pemasaran produk

barang dan jasa

2.2 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008

tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif

milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini. 29

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Page 17: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

17 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Usaha mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas

lapangan pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas

kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan

peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi,

serta berperan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro

adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang medapatkan

kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta pengembangan yang

secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada kelompok usaha

ekonomi rakyat, tanpa harus mengabaikan peranan usaha besar dan

badan usaha milik pemerintah. Menurut Departemen Tenaga Kerja

(Depnaker) usaha mikro adalah usaha yang memiliki kurang dari 5 orang

tenaga kerja.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro

bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka

membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang

berkeadilan. Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) merupakan upaya yang ditempuh pemerintah untuk

mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Menurut Rudjito

(2003) usaha mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh

penduduk miskin atau mendekati miskin. Usaha mikro sering disebut

dengan usaha rumah tangga. Besarnya kredit yang dapat diterima oleh

usaha adalah Rp 50 juta. Usaha mikro adalah usaha produktif secara

individu atau tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100

juta. Kriteria Usaha Mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

Pasal 6, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan

atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak temasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.

Page 18: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

18 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Ciri-ciri usaha mikro yaitu:

1. Jenis barang usahanya tidak tetap,dapat berganti pada periode

tertentu;

2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-

waktu;

3. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan

tidak memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan

usaha; Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa

enterpreuner yang memadai;

4. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah;

5. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari

mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;

6. Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas

lainnya termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

2.2.1 Peranan Usaha Mikro di Indonesia

UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) pada masa sekarang

telah diakui oleh berbagai pihak sehingga memiliki peran yang cukup

besar dalam perekonomian nasional. Menurut Bank Indonesia ada

beberapa peran strategis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

antara lain:

1. Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang besar dan

terdapat dalam tiap-tiap sektor ekonomi;

2. Menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan

lebih banyak kesempatan kerja;

3. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan

menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas

dengan harga terjangkau;

Page 19: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

19 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Sedangkan peran Usaha Mikro dalam perekonomian Indonesia

menurut (Urata dalam Sulistyastuti, 2004) adalah :

1. Usaha mikro merupakan pemain utama dalam kegiatan ekonomi di

Indonesia.

2. Penyediaan kesempatan kerja.

3. Pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan

pengembangan masyarakat.

4. Penciptaan pasar dan inovasi melalui fleksibilitas dan sensitivitas

atas keterkaitan dinamis antar kegiatan perusahaan.

5. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas.

Pentingya peranan usaha mikro di negara Indonesia terkait dengan

posisi strategis berbagai aspek yatitu terdiri atas:

a) Aspek permodalan

Usaha mikro tidak memerlukan modal yang besar sehingga

dalam pembentukkan usaha tidak akan sesulit perusahaan atau

perseroan besar.

b) Tenaga kerja

Tenaga kerja yang diperlukan untuk usaha ini tidak menuntut

pendidikan formal atau tinggi tertentu ( Tambunan,2001 dalam

Sulistyastuty, 2004).

c) Lokasi

Sebagian besar usaha mikro berlokasi di pedesaan dan tidak

memerlukan infrastruktur sebagaimana perusahaan besar

(Sulistyastuti, 2004).

d) Ketahanan

Peranan usaha mikro ini terbukti bahwa usaha mikro memiliki

ketahanan yang kuat (strong survival) ketika Indonesia dilanda krisis

ekonomi (Sandee, 2000).

Page 20: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

20 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Perkembangan Usaha Mikro di Indonesia tidak terlepas dari

berbagai masalah. Tingkat intensitas dan sifat dari masalah-masalah

tersebut tidak dapat berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar

yang dilayani, tetapi juga berbeda antar wilayah atau lokasi, antar sentra,

antar sektor, antar sektor atau subsektor atau jenis kegiatan dan antar

unit usaha dalam kegiatan atau sektor yang sama (Tambunan, 2000).

Meskipun demikian masalah dasar yang dihadapi oleh usaha mikro

menurut Tambunan (2002) adalah :

1) Kesulitan pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang

kritis bagi perkembangan Usaha Mikro dan Kecil. Hasil studi lintas

negara yang dilakukan James dan Akrasanee (dikutip Tambunan,

2002) di sejumlah negara ASEAN menunjukkan bahwa termasuk

growth constrains yang dihadapi oleh banyak pengusaha kecil

menengah (kecuali Singapura). Salah satu aspek yang terkait dengan

masalah pemasaran adalah tekanan-tekanan persaingan, baik pasar

domestik dari produk serupa buatan usaha besar dan impor, maupun

pasar ekspor. Selain itu, terbatasnya informasi banyak usaha kecil

menengah, khususnya yang kekurangan modal dan SDM (Sumber

Daya Manusia) serta berlokasi di daerah-daerah pedalaman yang relatif

terisolir dari pusat informasi, komunikasi, dan transportasi, juga

mengalami kesulitan untuk memenuhi standar-standar internasional

yang terkait dengan produksi dan perdagangan.

2) Keterbatasan finansial Usaha mikro,

khususnya di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam

aspek finansial : mobilisasi modal awal (star-up capital) dan akses ke

modal kerja, seperti finansial jangka panjang untuk investasi yang

sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. Kendala

ini disebabkan karena lokasi bank yang terlalu jauh bagi banyak

Page 21: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

21 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

pengusaha yang tinggal di daerah yang relatif terisolasi, persyaratan

terlalu berat, urusan administrasi terlalu bertele-tele, dan kurang

informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada dan prosedur.

3) Keterbatasan sumber daya alam (SDM)

Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala serius

bagi banyak usaha mikro di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek

enterpreunership, manajemen, teknik produksi, pengembangan

produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntasi,

data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Keterbatasan

ini menghambat usaha mikro di Indonesia untuk dapat bersaing di

pasar domestik maupun pasar internasional.

4) Masalah bahan baku

Keterbatasan bahan baku (dan input-input lainnya) juga sering

menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan output atau

kelangsungan produksi bagi banyak Usaha Mikro di Indonesia.

Keterbatasan ini dikarenakan harga baku yang terlampau tinggi

sehingga tidak terjangkau atau jumlahnya terbatas.

5) Keterbatasan teknologi

Usaha Mikro di Indonesia umumnya masih menggunakan

teknologi lama atau tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau

alat-alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini

tidak hanya membuat rendahnya total factor productivity dan efisiensi

di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang

dibuat. Keterbatasan teknologi, khususnya usaha-usaha rumah tangga

(mikro) disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya keterbatasan

modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru atau

menyempurnakan proses produksi, keterbatasan informasi mengenai

Page 22: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

22 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

perkembangan teknologi atau mesinmesin dan alat-alat produksi baru

dan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat

mengoperasikan mesin-mesin baru atau melakukan inovasi-inovasi

dalam produk maupun proses produksi.

Muhammad Yunus (dalam Gilang, 2007) menjelaskan bahwa upaya

untuk mengatasi kemiskinan dengan memberikan kesempatan untuk

mengoptimalkan kemampuan yang sudah mereka miliki melalui pinjaman

mikro tanpa agunan. Kemiskinan bukan disebabkan karena mereka malas

atau tidak mau bekerja tetapi karena mereka tidak memperoleh

kesempatan untuk mengembangkan usaha disebabkan keterbatasan

modal.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Reupublik Indonesia Nomor 03/Per/M.UKM/III/2009

menjelaskan bahwa masalah permodalan, baik keterbatasan kepemilikan

modal maupun kesulitan dalam mengakses pembiayaan merupakan

kendala bagi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam menjalankan dan

mengembangkan usaha.

Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM, pengertian

usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (MKM) mengacu kepada kriteria usaha, yaitu :

1. Usaha mikro :

a) Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan

b) yang memenuhi kriteria usaha mikro.

c) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Page 23: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

23 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2. Usaha kecil :

a) Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung atau maupun tidak langsung

dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil.

b) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Usaha menengah :

a) Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung atau maupun tidak langsung

dengan usaha kecil atau usaha besar.

b) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah).

Namun demikian, pengertian kredit Mikro, Kecil dan Menengah

(MKM) yang digunakan dalam penelitian ini masih menggunakan defi nisi

Page 24: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

24 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

yang digunakan untuk keperluan statistik Bank Indonesia, yaitu kredit

mikro adalah kredit dengan plafon maksimum Rp50 juta, kredit kecil

adalah kredit dengan plafon antara Rp50 juta s.d Rp500 juta, dan kredit

menengah adalah kredit dengan plafon antara Rp500 juta s.d Rp5 miliar.

2.3 Pengertian Kredit

Adapun definisi untuk kredit konsumsi, modal kerja dan investasi

sesuai dengan Laporan Bank Umum (LBU) adalah sebagai berikut:

1. Kredit konsumsi adalah pemberian kredit untuk keperluan konsumsi

dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain. Misalnya:

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), Kredit Multiguna, Kredit Pegawai

dan Pensiunan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan

Apartemen (KPA).

2. Kredit modal kerja adalah kredit jangka pendek yang diberikan

untuk membiayai keperluan modal kerja debitur.

3. Kredit investasi adalah kredit jangka menengah/panjang untuk

pembelian barangbarang modal dan jasa yang diperlukan guna

rehabilitasi, modernisasi, ekspansi dan relokasi proyek dan atau

pendirian usaha baru.

Sebenarnya kata “kredit” berasal dari bahasa Romawi yaitu credere

yang artinya “percaya”. Bila dihubungkan dengan bank, maka terkandung

pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya meminjamkan sejumlah

uang kepada nasabah/debitur, karena debitur dapat dipercaya

kemampuannya untuk membayar lunas pinjamannnya setelah jangka

waktu yang ditentukan.

Sedangkan pemerintah sendiri mendefinisikan kredit dalam UU No.7

tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998

tentang perbankan (pasal 1 angka 11) tentang perbankan, kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

Page 25: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

25 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga. Dengan

definisi tersebut kata kredit seolah diperuntukkan bagi perbankan dengan

prinsip operasional konvensional (Pasha, 2007).

Menurut Supramono (1995) kredit merupakan perjanjian pinjam-

meminjam uang antara bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai

debitur. Dalam perjanjian ini bank sebagai pemberi kredit percaya

terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang disepakatinya akan

dikembalikan (dibayar) lunas. Tenggang waktu antara pemberian dan

penerimaan kembali prestasi ini menurut Edy Putra (dalam Supramono,

1995) merupakan suatu hal yang abstrak,yang sukar diraba.

Sedangkan Kasmir (2004) menjelaskan bahwa baik kredit maupun

pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan

uang,misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil.

Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah

penerima kredit (debitur) dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam

perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak,

termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian

pula dengan masalah sangsi apabila sidebitur ingkar janji terhadap

perjanjian yang telah dibuat bersama.

Dalam perjanjian kredit antar pihak tidak hanya kepercayaan saja

yang diperlukan, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Tetapi terdapat

beberapa unsur yang mempengaruhi pemberian kredit tersebut, Adapun

unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit

adalah sebagai berikut (Kasmir,2004):

1. Kepercayaan

Suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan

baik berupa uang,barang atau jasa akan benar-benar diterima

kembali dimasa mendatang

2. Kesepakatan

Page 26: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

26 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga

mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si

penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian

dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan

kewajibannya masing-masing.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu

tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit

yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada

kredit yang tidak memiliki jangka waktu

4. Resiko

faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko

kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar

kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan

karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah

seperti bencana alam.

5. Balas jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu

mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Balas jasa

dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya

administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank.

Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas

jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

2.3.1 Jenis-Jenis Kredit

Dalam praktek perbankan, kredit-kredit yang diberikan kepada

nasabahnya dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut

(Supramono,1995):

1. Menurut jangka waktunya

Dari segi jangka waktu terdapat tiga macam kredit yaitu

kredit jangka pendek,jangka menengah dan jangka panjang. Yang

Page 27: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

27 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

disebut kredit jangka pendek adalah kredit yang berjangka waktu

paling lama satu tahun. Jangka menengah adalah kredit yang

berjangka waktu antara satu tahun samapi dengan tiga tahun,

Sedangkan kredit jangka panjang waktunya lebih dari tiga tahun.

2. Menurut kegunaannya

Dilihat dari kegunaannya juga bisa digolongkan dalam tiga

golongan yakni:

a) Kredit investasi

Kredit yang diberikan kepada nasabah untuk keperluan

penanaman modal yang bersifat ekspansi, modernisasi maupun

rehabilitasi perusahaannya.

b) Kredit modal kerja

Kredit yang dimaksudkan untuk kepentingan kelancaran

modal kerja nasabah, Jadi kredit ini sasarannya untuk

membiayai operasi usaha nasabah.

c) Kredit profesi

Kredit yang diberikan kepada nasabah semata-mata

untuk kepentingan profesinya. Misalnya kredit yang diberikan

kepada seorang dokter untuk membeli peralatan

medis.Meskipun namanya kredit profesi,namun sebenarnya

kredit tersebut tidak berbeda dengan kredit investasi, yang

berbeda hanya terletak pada kedudukan (status) nasabah.

3. Menurut pemakaiannya

a) Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan kepada

nasabah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

b) Kredit Produktif

Pada kredit produktif ini pembiayaan bank ditujukan

untuk keperluan usaha nasabah agar produktifitas meningkat.

Bentuk kredit produktifitas dapat berupa kredit investasi maupun

Page 28: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

28 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

kredit modal kerja, karena kedua kredit ini diberikan nasabah

untuk meningkatkan produktifitas usahanya.

4. Menurut sektor yang dibiayai

Disamping bermacam-macam kredit yang diterangkan diatas,

masih ada beberapa macam kredit yang diberikan nasabah

dipandang dari sektor yang dibiayai bank,sebagai berikut: kredit

perdagangan,kredit pertanian,kredit perindustrian,dll.

Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam

pula kebutuhan akan kebutuhan jenis kreditnya. Dalam prekteknya

kredit yang ada dimasyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu

pula dengan pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada

masyarakat. Pembagian jenis yang dilakukan pemberian fasilitas

kredit oleh bank ditujukkan untuk mencapai sasaran dan tujuan

tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbgai karakteristik

tertentu.

Kasmir (2004) menjelaskan secara umum jenis-jenis kredit yang

disalurkan oleh bank dan dilihat dari berbagai segi adalah:

1. Dilihat dari segi kegunaan

Maksud jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah

untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan

dalam kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan. Dan ditinjau

dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit:

a) Kredit investasi

Kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan

usaha atau membangun proyek/pabrik baru dan biasanya kegunaan

kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b) Kredit modal kerja

Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan

produksi dalam operasionalnya.

Page 29: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

29 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit,

apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk

keperluan pribadi.

a) Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau

produksi atau investasi. Artinya kredit ini digunakan untuk

diusahakan sehingga menghasilkan suatu baik berupa barang

maupun jasa.

b) Kredit konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau

dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan

barang dan jasa yang dihasilkan.

c) Kredit perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk

kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang

daganagan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan

barang dagangan tersebut.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa

pemberian kredit mulai dari pertama sekali diberikan sampai masa

pelunasannya jenis kredit ini adalah:

a) Kredit jangka pendek

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu

kurang dari 1 tahun atau paling lana 1 tahun dan biasanya

digunakan untuk keperluan modal kerja.

b) Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai

dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

Page 30: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

30 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Beberapa bank mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit

jangka panjang.

c) Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling

panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini

digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet

dan untuk juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan

Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian

suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau

surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis

kredit ini terdiri dari:

a) Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberiakn dengan suatu jaminan tertentu.

Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak

berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi

senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b) Kredit tanpa jaminan

Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang

tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek

usaha,karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan

dengan bank yang bersangkutan.

5. Dilihat dari segi sektor usaha

Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-

beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula.

Jenis kredit jika dilihat dari sektor usaha sebagai berikut:

a) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industry

pengolahan baik untuk industry kecil,menengah atau besar.

b) Kredit profesi diberikan kepada kalangan para professional

seperti dosen,dokter atau pengacara.

Page 31: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

31 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

c) Dan sektor-sektor usaha lainnya.

2.3.2 Kredit Mikro

Kredit merupakan penyaluran dana yang dilakukan oleh pihak

perbankan kepada masyarakat agar dana dapat tersalurkan bagi mereka

yang membutuhkan. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, yang

dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam

antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga, imbalan, atau hasil pembagian keuntungan.

Kredit juga dapat diartikan sebagai hak untuk menerima

pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu

yang diminta atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan

barang-barang yang sekarang (Kent dalam Ramadhini 2008). Berdasarkan

beberapa pengertian maka dapat disimpulkan bahwa unsur yang

terkandung dalam kredit (Suyatno, 2007) adalah :

1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi

yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang maupun jasa

benar-benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu pada

masa yang akan datang.

2. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian

prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang

akan datang.

3. Degree of Risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai

akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara

pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di

kemudian hari. Adanya unsur resiko ini menyebabkan adanya

jaminan dalam pemberian kredit.

4. Prestasi, yaitu objek kredit baik berupa uang, barang ataupun jasa.

Page 32: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

32 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Pengertian dari kredit mikro sangat terkait dengan pengertian

usaha mikro. Secara universal pengertian kredit mikro adalah definisi yang

dicetuskan dalam pertemuan The World Summit in Microcredit di

Washington pada tanggal 2-4 Februari 1997 yaitu program atau kegiatan

memberikan pinjaman yang jumlahnya kecil kepada masyarakat golongan

kelas menengah ke bawah untuk kegiatan usaha meningkatkan

pendapatan, pemberian pinjaman untuk mengurus dirinya sendiri dan

keluarganya (The World Summit in Microcredit, 2007 dalam Ramadhini,

2008).

Grameen Banking (2003) dalam Ramadhini (2008) mendefinisikan

kredit mikro sebagai pengembangan pinjaman dalam jumlah kecil kepada

pengusaha yang terlalu rendah kualifikasinya untuk dapat mengakses

pada pinjaman dari bank tradisional.

Calmeadow (1999) mengartikan kredit mikro sebagai arisan

pinjaman modal untuk mendukung pengusaha kecil dalam beraktivitas,

umumnya dengan alternatif jaminan kolateral dan sistem monitoring

pengembalian. Pinjaman diberikan utnuk melayani modal kerja sehari-hari,

sebagai modal awal untuk memulai usaha, atau sebagai modal investasi

untuk membeli asset tidak bergerak.

Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu

kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang memenuhi

definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang

memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekyaan bersih dan

hasil penjualan tahunan.

Page 33: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

33 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2.3.3 Prinsip Prinsip Perkreditan

Dalam memberikan kredit, Bank atau lembaga perkreditan lainnya

wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur

untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk

memperoleh keyakinan tersebut, maka sebelum memberikan kredit bank

harus melakukan penilaian dengan seksama baik itu terhadap watak,

kemampuan, maupun prospek usaha debitur. Penilaian yang dilakukan

untuk memperkecil kemungkinan penyimpangan kredit dari yang

diperjanjikan adalah melakukan analisis pada beberapa faktor, salah satu

analisis yang popular adalah analisis 5C (Pasha, 2007), antara lain:

1. Character (Watak)

Merupakan cerminan dari konsistensi dan kemauan calon

debitur dalam memenuhi kewajiban kreditnya. Mengingat unsur

karakter bersifat abstrak, biasanya kreditur menilai dari sisi

kejujura, integritas, dan kepercayaan. Sebagai alat bantu dapat

menggunakan referensi dari orang yang dikenal atau berdasarkan

penelusuran track record kredit calon debitur.

2. Capacity (Kemampuan Membayar)

Kemampuan membayar merujuk kepada kemampuan calon

debitur untuk menghasilkan keuntungan dalam memenuhi

kewajiban kreditnya. Analisis kemampuan membayar bank

melakukan analisis-analisis mengenai jumlah penjualan,tingkat

keuntungan,arus kas, dan lain-lain terhadap calon debitur yang

akan dibiayai.

3. Capital (Modal)

Modal mencerminkan besarnya porsi cover resiko yang ikut

ditanggung calon debitur terhadap proyek yang akan dibiayai.

4. Collateral (Agunan)

Page 34: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

34 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Agunan merupakan jaminan tambahan yang dipersyaratkan

bank sebagai alat terakhir bila terjadi masalah dengan kredit yang

diberikan. Agunan dapat berupa agunan fisik maupun non-fisik

5. Condition (Kondisi ekonomi dan usaha)

Kondisi ekonomi mencerminkan keadaan dan prospek yang

lingkungan mikro dan makro yang dihadapi oleh calon debitur.

Perhatian pada lingkungan mikro dan makro berguna bagi bank

untuk memperkirakan prospek usaha dikemudian hari.

Menurut Kasmir (2004), prinsip-prinsip penilaian kredit tidak hanya

5C tetapi juga 7P. Kedua prinsip ini memiliki persamaan yaitu apa-apa

yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan

didalam prinsip 7P disamping lebih terperinci juga jangkauan analisisnya

lebih luas dari 5C. Penilaian 7P terdiri dari:

1. Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga

mencakup sikap,emosi,tingkah laku dan tindakan nasabah dalam

menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan

character dari 5C.

2. Party

Mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan

tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula

dari bank.

3. Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

kredit,termasuk jenis kredit yang diinginkan nasbah. Tujuan

Page 35: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

35 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah tujuan untuk

konsumtif atau untuk tujuan produktif atau tujuan perdagangan.

4. Prospect

Menilai usaha nasabah dimasa mendatang apakah

menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai prospek

atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit

yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang

rugi akan tetapi juga ansabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara ansabah mengembalikan

kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk

pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber

penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah

satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6. Profitability

Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba. Profitability diukur dari period eke periode apakah

akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan

tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang

dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan.

Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau

jaminan asuransi.

Selain melakukan penilaian pemberian kredit hal lain yang dapat

dilakukan bank dalam melindungi kredit yang macet akibat dari berbagai

hal baik itu musibah ataupun faktor internal adalah dengan menerapakan

jaminan. Dalam hal ini jaminan merupakan tambahan karena apabila suatu

kredit telah dilakukan penelitian secara mendalam maka

Page 36: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

36 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Fungsi jaminan

kredit adalah untuk melindungi bank dari kerugian, Dengan adanya

jaminan kredit dimana nilai jaminan biasanya melebihi nilai kredit maka

bank akan aman. Dalam praktiknya yang dapat dijadikan jaminan kredit

oleh calon debitur adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004):

1. Jaminan dengan barang-barang seperti :

Tanah

Bangunan

Kendaraan bermotor

Dan barang-barang berharga lainnya

2. Jaminan surat berharga seperti :

Sertifikat Saham

Sertifiakt obligasi

Sertifikat tanah

Dan surat berharga lainnya

3. Jaminan orang atau perusahaan

Jaminan yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan kepada

bank terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Apabila kredit tersebut

macet maka orang atau perusahaan yang memberikan jaminan itulah

yang diminta ertanggung jawabannya atau menanggung resikonya.

4. Jaminan asuransi

Yakni bank menjamin kredit tersebut kepada pihak asuransi,

terutama terhadap fisik obyek kredit, seperti kendaraan,geung dan

lainnya. Jadi apabila terjadi kehilangan atau kebakaran maka pihak

asuransilah yang akan menanggung kerugian tersebut.

Di negara-negara maju jaminan kredit bukan dalam bentuk

barang atau surat-surat berharga, biasanya kredit ini diberikan karena

kredibilitas perusahaan yang sangat dipercaya. Kredit ini diberikan

untuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan profesional,

sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapat pula

Page 37: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

37 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

kredit tanpa jaminan dengan penilaian terhadap prospek usahanya

atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi

lemah.

2.3.4 Penggolongan Kualitas Kredit

Dendawijaya (2001) menyebutkan beberapa pengertian mengenai

kategori kolektibilitas kredit berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank

Indonesia, sebagai berikut:

1. Kredit lancar

Kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok

pinjaman dan pembayaran bunga.

2. Kredit kurang lancer

Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran

bunganya telah mengalami penundaan selama 3 (tiga) bulan dari

waktu yang diperjanjikan.

3. Kredit diragukan

Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran

bunanya telah mengalami penundaan selama 6 (enam) bulan atau dua

kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.

4. Kredit macet

Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran

bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak

jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.

Sedangkan Bank Rakyat Indonesia (dikutip oleh Hidayat,2007)

menyebutkan penggolongan kualitas kredit berdasarkan prospek usaha

digolongan menjadi 5 klas yaitu: lancar, dalam perhatian khusus, kurang

lancar, diragukan dan macet.

1. Lancar, Prospek usaha yang memiliki kondisi usaha sebagai berikut

Page 38: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

38 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Industri atau kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan

yang baik.

Pasar yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi

perekonomian.

Persaingan yang terbatas, termasuk posisi yang kuat dalam

pasar

Manajemen yang sangat baik

Perusahaan afiliasi atau group stabil dan mendukung usaha

Tenaga kerja yang memadai dan belum pernah tercatat

mengalami perselisihan atau pemogokan

2. Dalam perhatian khusus

Industri atau kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan

yang terbatas.

Posisi di pasar yang baik dan tidak banyak dipengaruhi oleh

perubahan kondisi perekonomian.

Pangsa pasar yang sebanding dengan pesaing

Manajemen yang baik

Perusahaan afiliasi atau group tidak stabil dan tidak memiliki

dampak yang memberatkan terhadap debitur

Tenaga kerja yang pada umumnya memadai dan belum pernah

tercatat mengalami perselisihan atau pemogokan

3. Kurang lancar

Industri atau kegiatan usaha yang menunjukkan potensi

pertumbuhan yang sangat terbatas atau tidak mengalami

pertumbuhan

Pasar dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian.

Posisi di pasar cukup baik tetapi banyak pesaing, namun dapat

pulih kembali jika melaksanakan strategi

Manajemen yang cukup baik

Page 39: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

39 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Hubungan dengan perusahaan afiliasi atau group mulai

memberikan dampak yang memberatkan terhadap debitur

Tenaga kerja berlebihan namun hubungan pimpinan dan

karyawan pada umumnya baik.

4. Diragukan

Industri atau kegiatan usaha yang menurun.

Pasar dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian.

Persaingan usaha sangat ketat dan operasional perusahaan

mengalami

perusahaan yang serius.

Manajemen yang kurang berpengalaman

Perusahaan afiliasi atau group telah memberikan dampak yang

memberatkan terhadap debitur

Tenaga kerja berlebihan dalam jumlah yang besar sehingga

dapat menimbulkan keresahan.

5. Macet

Kelangsungan usaha sangat diragukan, industri mengalami

penurunan dan sulit untuk pulih kembali

Kemungkinan besar kegiatan usaha akan terhenti

Kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang

menurunan

Manajemen sangat lemah

Perusahaan afiliasi sangat merugikan debitur

Terjadi pemogokan tenaga kerja yang sulit diatasi.

2.4 Pemberdayaan

Kata power dalam empowerment diartikan “daya” sehingga

empowerment diartikan sebagai pemberdayaan. Para ilmuan sosial dalam

memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai rumusan yang

Page 40: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

40 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian, artinya belum

ada definisi yang tegas mengenai konsep tersebut. Namun demikian, bila

dilihat secara lebih luas pemberdayaan sering disamakan dengan

perolehan daya, kemampuan dan akses terhadap sumber daya untuk

memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, agar dapat memahami secara

mendalam tentang pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji

beberapa pendapat para ilmuwan yang memiliki komitmen terhadap

pemberdayaan masyarakat.

Robinson (2009) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu

proses pribadi dan sosial, suatu pembebasan kemampuan pribadi,

kompetensi, kreativitas, dan kebebasan bertindak. Ife dalam Suharto

(2005) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata

“empowerment” yang berarti memberi daya, memberi “power” (kuasa),

kekuatan,, kepada pihak yang kurang berdaya atau dengan pengertian lain

daya dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam diri sendiri tetapi dapat

diperkuat unsur-unsur pengetahuan yang diserap dari luar. Segala potensi

yang dimiliki oleh pihak yang kurang berdaya itu ditumbuhkan, diaktifkan

dikembangkan sehingga mereka memiliki kekuatan untuk membangun

dirinya.

Fokus pemberdayaan KUMKM diarahkan pada upaya mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi KUMKM antara lain :

1. kesulitan akses terhadap permodalan, informasi pasar dan

teknologi,

2. perbaikan iklim usaha dan,

3. peningkatan kualitas sumberdaya terutama sumberdaya manusia.

Khusus dalam hal peningkatan akses terhadap permodalan telah

dirancang berbagai skim perkreditan yang dilaksanakan secara sektoral,

maupun melalui berbagai lembaga perkreditan formal dan melibatkan

lembaga penjaminan.

Page 41: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

41 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Sementara itu, sutrisno (2000:185) menjelaskan, dalam perspektif

pemberdayaan, masyarakat diberi wewenang untuk mengelola sendiri

dana pembangunan baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak

lain, disamping mereka harus aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan,

perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan. perbedaannya dengan

pembangunan partisipatif adalah keterlibatan kelompok masyarakat

sebatas pada pemilihan, perencanaan, dan pelaksanaan program,

sedangkan dana tetap dikuasai oleh pemerintah

ife (1995: 182) dalam buku “community development: creating

community alternatives-vision, analysis and practice”) memberikan

batasan pemberdayaan sebagai upaya penyediaan kepada orang-orang

atas sumber, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk

meningkatkan kemampuan mereka menentukan masa depannya dan

untuk berpartisipasi di dalam dan mempengaruhi kehidupan komunitas

mereka.

2.5 Modal Sosial

Secara umum, modal sosial dapat didekati dari dua perspektif.

Pertama, modal sosial didekati dari perspektif pelaku (actor’s perspective).

Pendekatan ini diformulasikan oleh Bourdieu yang melihat modal sosial

berisi sumber daya di mana pelaku individu dapat menggunakannya

karena kepemilikannya terhadap jaringan secara eksklusif (exclusive

network). Kedua, mencermati modal sosial dari perspektif masyarakat

(society’s perspective) yang dikonseptualisasikan oleh Putnam, yang

melihat modal sosial sebagai barang publik yang diatur oleh organisasi dan

jaringan horizontal yang eksis dalam masyarakat (Yustika, 2006).

Dalam konteks hubungan modal sosial dan akses kredit tentu

domain kelembagaan tidak dapat dinafikkan perannya. Kondisi masyarakat

yang miskin pada satu sisi dan adanya birokrasi dalam mengakses kredit

pada sisi yang lain tentu memunculkan sebuah gap yang dalam antara

Page 42: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

42 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

masyarakat miskin dengan pihak lembaga keuangan. Adanya berbagai

persyaratan, termasuk diantaranya jaminan kredit, jelas menjadi rintangan

yang serius bagi masyarakat miskin yang menginginkan akses kredit

secara mudah dan terjangkau. Akan tetapi sesungguhnya masih terdapat

celah yang bisa dioptimalkan agar akses kredit dapat dijangkau oleh

masyarakat miskin tanpa mengorbankan kepentingan pihak lembaga

keuangan agar modal yang diserahkan kepada masyarakat miskin tetap

aman. Celah itu adalah adanya modal sosial yang benar-benar

terlembagakan dalam masyarakat miskin tersebut. Hal itu sebenarnya

telah dipraktikkan bertahun-tahun dalam kehidupan para petani di

perdesaan. Adanya sistem norma yang tumbuh subur dalam masyarakat

perdesaan telah memudahkan petani miskin (tuna lahan) untuk

mengakses kredit kepada majikannya (pemilik lahan). Kuatnya modal

sosial dalam masyarakat petani yang termanifestasikan dalam budaya

gotong-royong, penghormatan pada orang yang dituakan, tolong-

menolong, meyakinkan para majikan untuk memberikan kredit tanpa

agunan yang memberatkan. Interaksi yang bersifat simbiosis mutualisme

pun terjadi dalam hubungan tersebut.

Berdasarkan aturan-aturan yang mengikat suatu kegiatan keuangan

mikro maka sistem sosial yang terbentuk demi kelangengan program perlu

dipahami bahwa lembaga keungan mikro, merupakan rangkaian suatu

sistem sosial yang didukung oleh tiga komponen dasar yaitu: struktur,

fungsi dan kultur. Struktur adalah pola hubungan yang berdasarkan

bentuk-bentuk tertentu, fungsi yaitu bentuk kontrak antar manusia yang

tertuju pada perkembangan, sedangkan kultur merupakan cara-cara

kehidupan bersama yang menyatakan dirinya kedalam perilaku. Ketiga

komponen merupakan satu kesatuan yang dinamis. Perubahan pada salah

satu komponen maka mempengaruhi komponen dasar kesatuan hidup itu,

berpengaruh pada komponen yang lainnya. Sehingga keterpaduan

Page 43: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

43 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

komponen-komponen selalu seiring menentukan kekuatan hidup “sistem

sosial yang dinamis” tersebut (Muhtadin,1998).

Modal sosial adalah keterkaitan sosial yang menjadikan seseorang

mampu melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan

(Putnam dalam Narayan & Cassidy, 2001) McKenzie dan Harpham (2006)

dengan mengabstrasikan pengertian modal sosial dari Putnam dengan

menjabarkan modal sosial sebagai: :

1 Jejaring sosial (sosial networks), jejaring pribadi yang bersifat

sukarela

2 Keterlibatan dan partisipasi kewargaan dan penggunaan jejaring

sipil,

3 Identitas kewargaan lokal – rasa memiliki, solidaritas dan

kesetaraan dengan anggota kelompok masyarakat,

4 Prinsip timbal balik (resiprositas) dan nilai kooperasi, rasa

berkewajiban untuk menolong orang lain dan percaya diri kala

mendampingi,

5 Dan kepercayaan (trust) dalam komunitas.

Putnam melihat modal sosial meliputi hubungan sosial, norma

sosial, dan kepercayaan. Paparan di atas semakin menegaskan mengenal

definisi modal sosial adalah sebagai kepercayaan, norma, dan jaringan

yang memang anggota komunitas bertindak kolektif. Modal sosial dapat

diartikan juga sebagai sumber yang timbul dari adanya interaksi antara

orang-orang dalam suatu komunitas. Namun demikian pengukuran modal

sosial jarang melibatkan pengukuran terhadap interaksi itu sendiri.

Melainkan, hasil dari interaksi tersebut, seperti terciptanya atau

terpeliharanya kepercayaan antar warga masyarakat. Fukuyama (1999:21)

berpendapat bahwa modal sosial dapat diukur melalui tiga pendekatan

seperti:

Page 44: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

44 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

1. Modal sosial mempunyai dimensi kualitatif, misalnya adanya klub

olahraga yang bertujuan membantu dalam bertindak dengan baik

secara kolektif, tetapi sulit menilai output dari kelompok tersebut

2. Eksternalitas keanggotaan kelompok yang mempunyai tingkatan

kepercayaan positif, misalnya menjaga kebersihan rumah dan

lingkungannya agar bersih dan indah sehingga akan timbul penilian

positif dari tetangga sekitarnya yakni menyenangkan dan

menguntungkan karena lingkungan semakin bersih.

3. Eksternalitas negatif yang dicirikan oleh adanya beberapa kelompok

secara aktif mempropaganda intoleransi antara kelompok

masyarakat, kebencian dan bahkan pelanggaran hukum terhadap

yang bukan anggota kelompoknya.

Dari beberapa pendapat Fukuyama tersebut yang penting dicermati

adalah untuk mengukur modal sosial ada 3 (tiga) permasalahan pokok

yaitu: Pertama, adanya trust atau kepercayaan dalam lingkup yang luas

tapi masih dalam komunitas: Kedua, adanya reciprocity atau kewajiban

timbal balik yang mirip gotong royong tetapi tidak pasif. dan Ketiga,

adanya collective action atau tindakan kebersamaan dan saling

menguntungkan.

2.6 Kelembagaan

Pendefinisian Kelembagaan bisa dipilah dalam dua klasifikasi.

Pertama, bila berkaitan dengan proses, maka kelembagaan merujuk

kepada upaya untuk mendesain pola interaksi antarpelaku ekonomi

sehingga mereka bisa melakukan kegiatan transaksi. Kedua, jika

berhubungan dengan tujuan, maka kelembagaan berkonsentrasi untuk

menciptakan efisiensi ekonomi berdasarkan struktur kekuasaan ekonomi,

politik, dan sosial antar pelakunya (Yustika, 2006).

Penjabaran teori kelembagaan adalah meneliti proses dari

mekanisme yang berstrukrur, aturan aturan, dan pekerjaan sehari hari

Page 45: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

45 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

sebagai pedoman untuk berprilaku sosial. Bentuk Teori ini adalah ide ide

yang berpandangan teori yang luas, unsur unsur teori ini adalah dari

penggabungan dari ekonom, ilmuwan politik, sosiologi, psikologi,

etnometodologi, dan antropologi. walaupun beragam pendapat

kelembagaan tetap dalam prinsip untuk menunjuk perilaku sosial

Teori institusional berfokus pada aspek yang lebih dalam dan lebih

tangguh dari struktur sosial. Ini mempertimbangkan proses yang struktur,

termasuk skema, aturan, norma, dan rutinitas, menjadi didirikan sebagai

pedoman otoritatif untuk perilaku sosial (Scott, 2004).

Menurut Rutherford (dalam Yustika, 2006) kelembagaan bisa

dimaknai sebagai regulasi perilaku yang secara umum diterima oleh

anggota-anggota kelompok sosial, untuk perilaku spesifik dalam situasi

yang khusus, baik yang bisa diawasi sendiri maupun dimonitor oleh

otoritas luar (external authority). Sedangkan menurut Bardhan (1983),

kelembagaan akan lebih akurat bila didefinisikan sebagai aturan-aturan

sosial, kesepakatan (conventions), dan elemen lain dari struktur kerangka

kerja interaksi sosial.

Teori institusional menegaskan bahwa lingkungan kelembagaan

kuat dapat mempengaruhi perkembangan struktur formal dalam sebuah

organisasi, seringkali lebih mendalam daripada tekanan pasar. Struktur

inovatif yang meningkatkan efisiensi teknis pada awal-mengadopsi

organisasi yang dilegitimasi di lingkungan. Pada akhirnya inovasi ini

mencapai tingkat legitimasi mana kegagalan untuk mengadopsi mereka

dipandang sebagai "tidak rasional dan lalai" (atau mereka menjadi mandat

hukum). Pada titik ini organisasi baru dan yang sudah ada akan

mengadopsi bentuk struktural bahkan jika bentuk tidak meningkatkan

efisiensi (DiMaggio dan Powell, 1983; Meyer dan Rowan, 1977)

Page 46: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

46 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian didefinisikan sebagai strategi dalam mengatur

latar belakang penelitian agar peneliti dapat memperoleh data yang valid

sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif, proses penelitian menekankan

analisisnya data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

statistika.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka

rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif yangitu dengan menggunakan pendekatan Importance

Performance Analysis (IPA). Alat analisa ini mencoba melihat tingkat

kepentingan terhadap tingkat performa suatu obyek penelitian. Dalam

penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah peranan koperasi

sehingga yang diukur adalah tingkat kinerja (performance) dengan tingkat

kepentingan atau harapan (Importance) dari pihak UMKM terhadap

Koperasi.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya

(sugiyono, 2008:80).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koperasi yang

didalamnya terdapat anggota yang bergerak dalam bidang UMKM di

Kabupaten Banyuwangi

Page 47: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

47 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2. Sampel

Arikunto (2006:131) menjelaskan sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel diambil

dari populasi yang berjumlah 30 sampel dari keseluruhan populasi

yang ada di kabupaten Banyuwangi

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan. Berdasarkan teknik

pengumpulan data yang dipergunakan, maka instrument pengumpulan

datanya menggunakan angket (kuesioner). Angket yaitu sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperolah informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui (Arikunto, 2010:194). Sedangkan Sugiyono (2008:142)

menyebutkan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Instrumen penelitian

memfasilitasi peneliti dalam kegiatan pengumpulan data untuk

mempermudah pekerjaannya sehingga menghasilkan informasi yang lebih

lengkap dan sistematis.

1. Langkah penyusunan Instrumen

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan instrumen ini sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan dari pengukuran skala

Tujuan dari pengukuran angket dampak dari koperasi terhadap UMKM

di Kabupaten Banyuwangi adalah mengukur tingkat performa Koperasi

dengan tingkat kepentingan atau harapan terhadap Koperasi.

Page 48: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

48 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

b. Definisi operasional

Definisi peran dari koperasi terhadap UMKM adalah adanya manfaat

yang yang diterima dengan adanya pemanfaatan koperasi bagi

keberlangsungan usaha UMKM di Kabupaten Banyuwangi.

c. Melakukan identifikasi indikator-indikator peran Koperasi terhadap

perkembangan UMKM, peranan tersebut dilihat dari sisi tingkat

performa yang telah dilakukan. Serta melihat tingkat harapan terhadap

koperasi khususnya terhadap UMKM Kabupaten Banyuwangi.

d. Membuat item-item pernyataan berdasarkan kisi-kisi variabel penelitian

menjadi sebuah angket.

e. Menentukan nilai skala, skala yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2008:93) skala likert yaitu skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk memenyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Adapun jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan

skala likert tentang peran koperasi terhadap UMKM di Kabupaten

Banyuwangi terentang dari Sangat Setuju (Ss), Setuju (S), Netral (N),

Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STJ).

Tabel 3.3 Bentuk pedoman jawaban skala Likert

Pilihan Jawaban Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STJ) 1

Page 49: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

49 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

2. Importance Performance Analysis (IPA)

Metode Importance Performance Analysis (IPA) diperkenalkan oleh

Martilla dan James pada tahun 1977 untuk mengukur hubungan antara

prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang dikenal pula sebagai

quadrant analysis dan persepsi konsumen IPA telah diterima secara

umum dan dipergunakan pada berbagai bidang kajian karena

kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisis yang

memudahkan usulan perbaikan kinerja

IPA bertujuan untuk menampilkan informasi berkaitan dengan

faktor-faktor pelayanan yang menurut pelanggan sangat memengaruhi

loyalitas dan kepuasan mereka, dan faktor-faktor pelayanan yang

menurut pelanggan perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum

memuaskan pelanggan. IPA menyatukan pengukuran faktor tingkat

kinerja (performance) dan tingkat kepentingan (importance) yang

kemudian digambarkan dalam diagram dua dimensi yaitu diagram

importance-performance untuk mendapatkan usulan praktis dan

memudahkan penjelasan data. Pada tingkat kinerja, pengukuran

dilakukan dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap

pelayanan yang telah dirasakan.

Analisis tersebut tidak menjelaskan hubungan antar atribut,

sehingga tidak bisa dijelaskan apakah atribut yang satu berpengaruh

terhadap atribut yang lain atau tidak. Penentuan prioritas perbaikan

kinerja hanya ditentukan oleh nilai relatif, yaitu nilai rata-rata tingkat

kepentingan dan kepuasan, belum mempertimbangkan sumberdaya

dan kemampuan perusahaan untuk melakukan perbaikan kinerja

tersebut. Analisis importance-performance digunakan untuk

mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap

suatu pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanannya.

Page 50: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

50 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Dalam analisis data ini terdapat dua buah variabel yang diwakili

oleh huruf X dan Y, dimana X adalah tingkat kinerja suatu produk

sementara Y adalah tingkat kepentingan konsumen.

Rumus untuk tingkat kesesuaian responden yang digunakan adalah:

Dimana: TKi = Tingkat kesesuaian responden

Xi = Bobot penilaian pelanggan terhadap tingkat kinerja atribut

Koperasi Kabupaten Banyuwangi

Yi = Bobot penilaian pelanggan terhadap tingkat kepentingan

terhadap atribut Koperasi Kabupaten Banyuwangi

Bobot penilaian kinerja atribut produk adalah bobot tanggapan atau

penilaian responden terhadap kinerja atribut-atribut yang telah dilakukan

atau dirasakan oleh responden. Bobot yang dimaksud adalah total bobot

dari 30 responden. Sementara bobot penilaian tingkat kepentingan adalah

total bobot tanggapan atau penilaian dari 30 responden terhadap besarnya

harapan responden pada kinerja atribut-atribut. Responden untuk

penilaian terhadap kinerja dan responden untuk penilaian terhadap atribut

adalah sama. Kinerja Koperasi Kabupaten Banyuwangi dianggap telah

memenuhi kepuasan UMKM jika TKi > 100%. Dan sebaliknya, jika besar

TKi < 100% maka kinerja Koperasi Kabupaten Banyuwangi dianggap

belum dapat memenuhi kepuasan pelanggan.

Setelah diketahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan

setiap peubah untuk seluruh responden, selanjutnya adalah memetakan

hasil perhitungan yang telah didapat kedalam diagram Kartesius. Masing-

masing atribut diposisikan dalam sebuah diagram, dimana skor rata-rata

Page 51: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

51 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

penilaian terhadap tingkat kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut

pada sumbu X, sementara posisi atribut pada sumbu Y, ditunjukkan oleh

skor rata-rata tingkat kepentingan terhadap atribut (Y)

Dimana:

Xi = Skor rataan setiap peubah i pada tingkat kinerja.

Yi = Skor rataan setiap peubah i pada tingkat kepentingan.

Σ Xi = Total skor setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari seluruh

responden.

ΣYi = Total skor setiap peubah i pada tingkat kepentingan dari seluruh

responden.

n = Total responden.

Diagram Kartesius adalah diagram yang terdiri dari empat bagian

yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik

(X dan Y), dimana X adalah rata-rata dari bobot tingkat kinerja atribut

produk, sedangkan Y merupakan rata-rata dari tingkat kepentingan

seluruh. faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Rumusnya

adalah :

Dimana:

x = Rataan dari total rataan bobot tingkat pelaksanaan.

y = Rataan dari total rataan bobot tingkat kepentingan.

k = Jumlah peubah yang ditetapkan.

Page 52: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

52 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Untuk memetakan tingkat kepentingan atas kinerja tertentu dari

sebuah produk. Kemudian tingkat kepentingan tersebut dipetakan dalam

diagram kartesius yang disebut Matriks IPA. Matriks IPA terdiri dari empat

kuadran yang masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Nilai X

dan Y digunakan sebagai pasangan koordinat titik-titik atribut yang

memposisikan suatu atribut terletak dimana pada diagram kartesius.

Penjabaran dari diagram kartesius dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Berikut penjelasan untuk masing-masing kuadran:

1. Kuadran satu, “Concentrate Here” (high importance & low satisfaction)

Faktor-faktor yang terletak dikuadran ini dianggap sebagai faktor yang

sangat penting oleh konsumen namun kondisi pada saat ini belum

memuaskan sehingga pihak manajemen berkewajiban pengalokasikan

sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja berbagai faktor

tersebut. Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas

untuk ditingkatkan.

2. Kuadran dua, “Keep up The Good Work” (high importance & high

satisfaction)

Faktor-faktor yang terletak dikuadran ini dianggap sebagai faktor

Page 53: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

53 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen

berkewajiban memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat

terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai.

3. Kuadran tiga, “Low Priority” (low importance & low satisfaction)

Faktor-faktor yang terletak dikuadran ini mempunyai tingkat kepuasan

yang rendah dan sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen,

sehingga pihak manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu

memberikan perhatian pada faktor –faktor tersebut.

4. Kuadran empat, “Possible Overkill” (low importance & high satisfaction)

Faktor-faktor yang terletak dikuadran ini dianggap tidak terlalu penting

sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang

terkait dengan faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang

mempunyai prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan

peningkatan.

Page 54: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

54 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

BAB IV

Gambaran Umum Kabupaten Banyuwangi

4.1 Gambaran Umum Wilayah

4.1.1 Gambaran Geografis

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa

Timur, Indonesia. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur Pulau Jawa,

berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur,

Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten

Bondowoso di barat. Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa

dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali. Banyuwangi adalah kabupaten

terluas di Jawa Timur bahkan di Pulau Jawa luasnya mencapai 5.782,50

km2. Sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi masih merupakan

daerah kawasan hutan. Area kawasan hutan ini diperkirakan mencapai

183.396,3 ha atau sekitar 31,72 persen, daerah persawahan sekitar

66.152 ha atau 11,44 persen, perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63

ha atau14,21 persen, dimanfaatkan sebagai daerah permukiman dengan

luas sekitar 127.454,22ha atau 22,04 persen. Sedang sisanya telah

dipergunakan oleh penduduk Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai

manfaat yang ada, seperti jalan, ladang dan lain-lainnya.

Wilayah Banyuwangi cukup beragam, dari dataran rendah hingga

pegunungan. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak diujung

timur Pulau Jawa. Daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa

daerah pegunungan, merupakan daerah penghasil berbagai produksi

perkebunan. Daratan yang datar dengan berbagai potensi yang berupa

produksi tanaman pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang

membujur dari arah Utara ke Selatan merupakan daerah penghasil

berbagai biota laut. peruntukan lahan di Wilayah Banyuwangi adalah

sebagai berikut pemanfaatan lahan terbesar adalah dipergunakan untuk

Page 55: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

55 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

32%

12% 22% 0%

14%

3% 17%

Hutan sawah pemukiman Tambak

Perkebunan Ladang Lain-lain

lahan hutan yang mencapai 31.98% dari keseluruhan luasan terbesar

Kedua adalah untuk peruntukan pemukiman sebesar 21.66%. dari

pembagian zonasi pemanfaatan lahan terlihat betapa lengkapnya potensi

yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi.

Gambar 4.1. Proporsi pemanfaatan lahan

Sumber: Banyuwangi dalam Angka tahun 2012

4.1.2 Penduduk dan Tenaga Kerja

Sampai dengan akhir tahun 2011 lalu penduduk Kabupaten

Banyuwangi tercatat 1.614.482 menurut hasil registrasi oleh Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil. Sedangkan hasil proyeksi jumlah

penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 didapat

bahwa jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi sebesar 1.564.833 jiwa.

Ju lah penduduk di kabupaten Banyuwangi cenderung selalu meningkat.

Sejak tahun 1990 hingga 2000 angka pertumbuhan penduduk Kabupaten

Banyuwangi tercatat 0,22 persen. Pada tahun 2000 sam-pai dengan 2010

angka pertumbuh-an penduduk tercatat dengan besar-an yang meningkat

yaitu menjadi 0,44 persen.

Page 56: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

56 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Dari gambar 1 dapat dilihat mengenai jumlah penduduk di

Banyuwangi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Bila diperhatikan

berdasarkan komposisi umur penduduknya, Kabupaten Banyuwangi masih

tergolong kelompok penduduk muda, karena pada kelompok umur usia

non produktif (0 – 14 tahun) masih relatif tinggi.

Gambar 4.2. Piramida Penduduk Kabupaten Banyuwangi

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi

Pertumbuhan penduduk begitu yang begitu pesat dapat

menyebabkan terjadi ledakan penduduk. Banyak faktor yang

mempengaruhi ledakan penduduk tersebut, dari tingkat kematian, tingkat

kelahiran sampai migrasi. Ledakan penduduk itu salah satunya

berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi karena dengan

perkembangan penduduk yang pesat (ledakan penduduk) tersebut

menyebabkan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja.

Tingginya persaingan kerja menyebabkan tingginya tingkat

pengangguran. Dengan banyaknya pengangguran, maka merupakan suatu

permasalahn bagi suatu daerah. Dengan demikian, maka pemerintah

beserta stakaholder bertanggung jawab akan penciptaan tenaga kerja

yang luas bagi penduduk lokal usia produktif. Hal ini dimaksudkan karena

Page 57: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

57 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

kesempatan kerja yang luas dapat memaksimalkan para pekerja dan

meningkatan pendapatan daerah. Apabila tenaga kerja sebagian besar

atau semua dapat tertampung dilapangan kerja maka hasil produksi baik

barang atau jasa akan meningkat dan tentunya pendapatan yang diterima

oleh masyarakat akan bertambah banyak. Pendapatan yang diterima

masyarakat meningkat akan meningkatkan pendapatan daerah. Keadaan

ini tidak akan ada pencari kerja yang menganggur, semua digunakan

dalam proses produksi disebut kesempatan kerja penuh (full employment).

Tabel 4.1. Angkatan Kerja Di Kabupaten Banyuwangi

No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5

1 Sisa Pencari Kerja Tahun Lalu 12.767 11.787 24.554

2 Pencari Kerja 1.598 1.449 3.047

3 Lowongan Kerja 219 719 938

4 Penempatan 164 714 878

5 Penghapusan Pencari Kerja 2.658 2.201 4.859

6 Pencari Kerja yang Belum Ditempatkan 11.543 10.321 21.864

7 Penghapusan Lowongan 55 5 60

8 Sisa Lowongan - - -

Sumber : Kabupaten Banyuwangi dalam angka 2012

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat yaitu jumlah pencari kerja pada tahun

lalu sebesar 24.554 orang yang terdiri dari 12.767 pencari kerja laki-laki

dan 11.787 pencari kerja perempuan. Hal ini tidak sebanding dengan total

lowongan kerja yang tersedia yaitu hanya sebesar 938 tenaga kerja. Dari

jumlah lowongan kerja yang ditawarkan tadi ternyata hanya sebesar 878

tenaga kerja yang mampu diserap oleh lapangan kerja Sehingga masih

ada sekitar 23.676 tenaga kerja yang masih belum mampu terserap

lapangan kerja dengan maksimal.

Page 58: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

58 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

4.2 Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang

dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung

menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah,

indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di

masa yang akan datang. Pembangunan merupakan suatu proses

perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan

dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa.

Kegiatan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi ilihat dari kegiatan

usahanya maka sektor perdagangan paling banyak diminati oleh pelaku

usaha di kabupaten Banyuwangi jumlahnya mencapai 95.445 usaha.

Urutan kedua terbanyak yaitu sektor industri sebanyak 42.559 dan ketiga

sektor jasa dengan jumlah sekitar 20.847 usaha.

Jumlah usaha yang tercatat melalui kegiatan Sensus Ekonomi tahun

2006 (SE’06) di Kabupaten Banyuwangi ada sebanyak 207.577 usaha

diluar sektor pertanian. Dari jumlah ini sebanyak 81.629 usaha

diantaranya merupakan usaha yang dilakukan di luar bangunan dan

umumnya apabila menggunakan bangunan cenderung tidak permanen.

Selebihnya 125.948 usaha tergolong usaha yang kegiatannya sudah

menggunakan bangunan permanen. Penggunaan bangunan permanen

pada umumnya berupa bangunan khusus untuk usaha dan bangunan

campuran atau bangunan yang digunakan untuk usaha dan juga sekaligus

sebagai tempat hunian. Tidak permanen bisa berupa usaha kaki 5,

los/koridor, pangkalan ojek motor dan berupa pedagang keliling.

Berikut merupakan sektor yang berkembang di Banyuwangi:

1. Pertambangan dan Penggalian

2. Industri Pengolahan

3. Listrik, Gas dan Air

4. Konstruksi

Page 59: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

59 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

5. Perdagangan Besar dan Eceran

6. Akomodasi dan Makan Minum.

7. Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi.

8. Perantara Keuangan

9. Real estat, Usaha Persewaan

10. Jasa Pendidikan

11. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

12. Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan dan Perorangan Lainnya

13. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga

Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Kerja Pada Usaha Dengan

Tempat Tidak Permanen dan permanen 2006

No Sektor Kegiatan Usaha Jumlah Tenaga Kerja

Tidak permanen Permanen

1 Pertambangan dan Penggalian

- 1.986

2 Industri Pengolahan 1.083 113.364

3 Listrik, Gas dan Air - 708

4 Konstruksi 4.029

5 Perdagangan Besar dan Eceran 61.859

61.859 85.502

6 Akomodasi dan Makan Minum

13.068 7.839

7 Transportasi, Penggudangan dan Komunikasi

14.493 17.732

8 Perantara Keuangan 7 4.894

9 Real Estat, Usaha Persewaan 40 7.915

10 Jasa Pendidikan - 28.160

11 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

4.092

12 Jasa Kemasy. Sosbud, Hiburan, Perorangan lainnya

4.601 29.103

13 Jasa Perorangan yg Melayani Rumah tangga

1.020 386

Jumlah Usaha 96.171 305.710

Sumber: Banyuwangi dalam Angka tahun 2012

Page 60: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

60 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Tenaga kerja yang terserap diberbagai sektor kegiatan usaha

jumlahnya mencapai 401.881 orang. Terbanyak bekerja pada usaha

perdagangan besar dan eceran yang jumlahnya mencapai 95.445 orang.

Kedua, pada usaha industri pengolahan sebanyak 42.559 orang. Ketiga,

bekerja pada usaha jasa kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan dan

perorangan lain tercatat 20.847 orang dan pada usaha akomodasi dan

makan minum ada sebanyak 20.257 orang serta selebihnya menyebar

diberbagai kegiatan usaha yang ada.

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Berusia 15 tahun Keatas yang

Bekerja Seminggu Yang Lalu Berdasar Lapangan Kerja Utama

tahun 2012

NO LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA

PRIA WANITA TOTAL

1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

185.369 113.715 299.084

2 Pertambangan dan Penggalian

8.982 2.706 11.688

3 Industri Pengolahan 51.029 53.819 104.848

4 Listrik, Gas dan Air 852 - 852

5 Bangunan 72.349 - 72.349

6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah makan dan Hotel

83.495 125.388 208.883

7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi

26.213 2.763 28.976

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan

8.890 6.327 15.217

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorang

50.006 49.414 99.420

Jumlah 487.185 354.132 841.317

Sumber : Keadaaan Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur 2012

Page 61: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

61 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Berdasarkan data pada tabel diatas, tampak bahwa sektor pertanian

merupakan sektor yang dominan bagi masyarakat Banyuwangi khususnya

bagi penduduk laki-laki (38 persen), sedangkan penduduk wanita banyak

berkecimpung di sektor Perdagangan Besar, Eceran, Rumah makan dan

Hotel.

4.3 Perdagangan

Berdasarkan urutan struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi tahun

2011, sektor perdagangan hotel dan restoran mempunyai andil terbesar

kedua setelah sektor pertanian. Namun hingga saat ini data detail

perdagangan di Kabupaten Banyuwangi masih belum tertata dengan baik.

Hal ini lebih disebabkan tidak ada penyusunan data yang dilakukan secara

khusus.

Agar informasi yang disajikan dalam publikasi ini bisa ber-manfaat

secara optimal khususnya data yang berhubungan dengan kemajuan

ekonomi disektor perdagangan. Misalnya perkembangan pengeluaran

Surat Ijin Usaha Per-dagangan (SIUP) menurut klasifikasi golongan

perusahaan.Pada tahun 2011 perdagangan kecil yang terdaftar jumlahnya

mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010, dan tahun 2009. Perlu

dipahami pula bahwasanya setiap kali SIUP di terbitkan bukan berarti

selalu menambah jumlah usaha perdagangan secara langsung. Keadaan

yang demikian ini bisa diduga adanya usaha perdagangan yang sudah

mempunyai SIUP bisa saja menghentikan usahanya karena sesuatu hal.

Berikut merupakan bentuk usaha yang terdeteksi di kabupaten

Banyuwangi dari tahun ke tahun.

Page 62: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

62 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Tabel 4.3. Badan Usaha di kabupaten Banyuwangi

No Bentuk Badan Usaha

Jumlah

2009 2010 2011

1 P.T (Persero) - 0 0

2 PT 75 89 54

3 FA - - 0

4 CV 165 180 362

5 Koperasi 10 37 28

6 UD/Tidak Berbadan Hukum

435 610 1191

7 Lainnya - - 0

Jumlah 685 916 1635

Sumber : Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyuwangi

Menurut tabel di atas babwa badan usaha yang tidak berbadan

hukum lebih banyak daripada yang berbadan hukum. Menurut data yang

dihimpun Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Banyuwangi pada tahun 2011 lalu, jenis industri kerajinan informal jauh

lebih banyak dibandingkan dengan industri formal, sehingga industri ini

menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dari industri formal. Di

kabupaten Banyuwangi sendiri lebih banyak usah kecil (UMKM)

dibandingkan dengan usaha besar.

Page 63: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

63 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

BAB V

GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN BANYUWANGI

5.1 Gambaran Umum Koperasi di Kabupaten Banyuwangi

Di Kabupaten Banyuwangi memiliki banyak usaha kecil dan koperasi

yang sebenarnya memiliki andil besar untuk meningkatkan perekonomian

daerah setempat. Koperasi dan usaha kecil-menengah merupakan bentuk

dan jenis usaha yang digolongkan dalam ekonomi kerakyatan karena

sifatnya mandiri dan merupakan usaha bersama. Ketahanan ekonomi

daerah tergantung pada pelaku-pelaku ekonomi, termasuk kinerja koperasi

dan usaha kecil-menengah. Untuk itu, kekuatan ekonomi akan dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik apabila kekuatan sinergi kolektif

yang dinaungi oleh koperasi berjalan sebagaimana mestinya

Orientasi sebagian besar UMKM dan koperasi pada pasar lokal

menyebabkan UMKM dan koperasi relatif lebih bisa bertahan dalam kondisi

krisis ekonomi saat ini. Berdasarkan data BPS, terdapat 96,2 persen UMKM

yang tidak berbadan hukum dan bergerak di sektor-sektor non pertanian

masih memasarkan produknya hanya sebatas di dalam wilayah kabupaten.

Sisanya memasarkan produknya antar propinsi (2,4 persen) dan antar

negara (0,13 persen). Kondisi ini terkait dengan jenis dan kualitas produk

dan jasa yang disediakan oleh UMKM dan koperasi yang ada pada

umumnya baru bisa menjangkau standar dan konsumen di pasar lokal dan

regional.

Dalam suasana persaingan yang semakin kompetitif, keberadaan

usaha koperasi dituntut untuk dapat bersaing dengan pelaku usaha

lainnya, karena lembaga ini dianggap cukup repsentatif dalam

memberdayakan ekonomi masyarakat. Langkah kerjasama dalam bentuk

kemitraan usaha merupakan suatu strategi untuk dapat mengembangkan

Page 64: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

64 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

usaha koperasi dan secara moril kerjasama ini sangat diperlukan adanya

dukungan yang maksimal dari pihak pengusaha besar melalui paket

pembinaan. Harus diakui usaha koperasi ini tidak terlepas dari tantangan

dan hambatan, baik dari segi permodalan, sumberdaya manusia,

manajemen, minimnya penguasaan teknologi informasi, iklim berusaha,

dan distribusi jasa/produk yang dihasilkan.

Berikut disajikan kopersi yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi ,

yaitu:

Tabel 5.1. Koperasi di Kabupaten Banyuwangi

No. Jenis Koperasi Jumlah Koperasi

Jumlah Anggota

Jumlah Asset

A Koperasi Primer

1 KUD Pertanian 44 94.295 96.136.641

2 KUD Mina 3 7.913 6.993.452

3 Kopontren 57 8.037 5.648.428

4 Kopinkra 12 1.811 2.384.236

5 Kopti 1 182 164.492

6 K P - R I 65 14.730 131.279.879

7 Kopkar BUMN/BUMS

92 10.863 15.269.158

8 Kop. Angkatan Darat

1 446 3.752.883

9 Kop. Angkatan Laut

1 183 140.647

10 Kop. Kepolisian 1 1.037 4.177.819

11 Koperasi Serba Usaha

129 11.516 84.719.599

12 Koppas 5 858 827.161

13 K S P 58 4.130 137.065.286

14 Kop.angkutan darat

4 323 54.130

15 K B P R 1 72 3.881.024

16 Kopwan 219 7.418 7.196.431

17 Koperasi Profesi 1 68 28.282

18 Koperasi Veteran 1 1.090 10.900

19 Koperasi Wredatama

5 788 755.002

20 Kop Pepabri 1 403 75.504

21 Koperasi 3 246 11.050

Page 65: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

65 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

No. Jenis Koperasi Jumlah Koperasi

Jumlah Anggota

Jumlah Asset

Mahasiswa

22 Koperasi Pemuda 2 187 219.938

23 Kop.Pedagang Kaki Lima

1 32 1.500

24 Koperasi lainnya 67 7.103 17.061.985

25 Koptan Pangan (KKT)

88 4.662 17.135.275

Jumlah Koperasi Primer 862 178.393 534.990.702

B Koperasi Sekunder 4 132 2.617.622

Jumlah Koperasi 866 178.525 537.608.324

Sumber: Banyuwangi dalam Angka tahun 2012

Koperasi di Kabupaten Banyuwangi tediri dari beragam jenis mulai

koperasiya koperasi unit desa (KUD), koperasi pegawai, koperasi wanita,

koperasi pesantren dan beragam jenis koperasi lainnya (tabel 5.1). total

koperasi yang beroperasi di kabupaten Banyuwangi adalah sebanyak 866

koperasi dengan koperasi primer sebanyak 862 dan koperasi seunder

sebanyak 4 unit. Anggota yang koperasi sampai dengan tahun 2012

adalah sebanyak 178.525 orang berarti encapai 10% dari total penduduk

di Kabupaten Banyuwangi dengan perputaran asset yang tercata adalah

sebesar 537.608.324.

Jenis koperasi yang ada jumlah terbanyak adalah jenis koperasi

wanita (KOPWAN) yaitu sejumlah 219 unit dengan anggota sebanyak

7.418 anggota. Koperasi terbanyak lainnya adalah koperasi serba usaha

(KSU) dengan unit sebanyak 129 dan beranggotakan 11.516 anggota.

Diantara keseluruhan koperasi yang ada terlihat koperasi jenis KUD adalah

koperasi yang memiliki anggota terbanyak yaitu sebanyak 94.295 orang

artinya banyak masyarakat yang memanfaatkan keberadaan koperasi unit

desa tersebut. selain KUD koperasi yang memiliki jumla anggota terbanyak

adalah KP-RI atau Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia.

Keberadaan koperasi oleh masyarakat memang dirasakan

manfaatnya sesuai dengan jenis koperasi usaha koperasi. Semisal untuk

Page 66: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

66 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

koperasi jenis simpan pinjam (KSP) manfaat layanan yang dirasakan

adalah mengenai peminjaman dana yang relatif mudah dengan

persyaratan yang tidak memberatkan. Kemudahan peminjaman ini sering

dimanfaatkan anggota dibandingkan dengan mereka harus meminjam

kepada bank yang memiliki tingkat persyaratan yang rumit. Di koperasi

yang melayani usaha pinjaman pada umumnya menerapkan bentuk

persyaratan yang mudah untuk pinjaman dengan nominal kecil cukp

hanya dengan fotokopi KTP dan KK, untuk pinjaman yang nominalnya

cukup besar biasanya disertai dengan jaminan berupa BPKB, namun

beberapa koperasi tidak perlu menyertakan jaminan BPKB cukup dengan

persyaratan biasa. Persyaratan yang ringan ini tentu memudahkan

masyarakat untuk mendapatkan pinjaman terutama masyarakat yang tidak

memiliki agunan yang biasanya dibutuhkan jika hendak melakukan

peminjaman di bank.

Suku bunga yang diterapkan oleh koperasi tergolong rendah yaitu

dikisaran 2%-3,5% per bulan dengan jangka waktu pengembalian rata-

rata selam 10 bulan dan untuk pinjaman dalam nominal besar dapat diberi

keleluasaan samapi 20 bulan bagi beberapa koperasi. Suku bunga koperasi

masih relative rendah walaupun masih kalah bersaing dengan suku bunga

dari bank yang mampu mencapai 1% bahkan kurang, namun karena

kemudahan yang diberikan koperasi masyarakat masih sering

memanfaatkan jasa koperasi. Untuk permasalahan tunggakan kredit atau

kredit macet koperasi lebih luwes dalam menyelesaikanya yaitu

menerapkan sistem kekeluargaan dalam penyelesaiannya semisal diberi

kelonggaran jangka waktu pembayaran, bernegosiasi dan penyelesaian

dengan cara kekeluargaan. Apabila tidak memungkinkan kredit tersebut

benar-benar macet dan tidak dapat terbayarkan maka terdapat beberapa

alternatif mengatasi permasalahan yaitu pertama dengan cara pemutihan

yang menerapkan system “tanggung renteng” atau kegagalan pinjaman

ditanggung oleh seluruh anggota koperasi, kedua bernegosiasi untuk

Page 67: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

67 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

penyitaan barang semisal, televise, kulkas atau harta lainnya yang dapat

dijual yang sesuai dengan nominal pinjaman yang tidak terbayarkan,

ketiga apabila pinjaman dengan menggunakan agunan maka akan

dilakukan pelelangan agunan. Pelelangan ataupun penjualan dari sitaan

tersebut juga tidak terlalu kaku sifatnya apabila hasil dari pelelangan

tersebut nilainya melebihi dari nominal pinjaman yang tidak terbayarkan

maka koperasi akan mengembalikan kelebihan dana tersebut kepada

anggota.

Keleluasaan penyelesaian masalah peminjaman ini yang menjadikan

pertimbangan masyarakat untuk melakukan peminjaman ke koperasi

dibandingkan dengan meminjam ke pihak bank yang dalam penyelesaian

masalah pinjaman dengan memerintahkan “debt kolektor” untuk menagih

dan kerap berperilaku keras dalam menagih.

Diantara kelebihan yang dimiliki oleh koperasi masih terdapat

banyak kelemahan yang meliputi seperti suku bunga yang masih kalah

bersaing dengan suku bunga bank sehingga dalam hal cicilan anggota

lebih berat dibandingkan jika meminjam di koperasi. Koperasi pada

umumnya tidak memiliki modal yang besar sehingga permasalahan lain

yang kerap menghinggapi adalah kekurangan modal untuk disalurkan,

masih sering dijumpai anggota koperasi yang harus menunggu beberapa

hari untuk mendapatkan pinjaman dikarenakan dana yang ada di koperasi

kurang dan masih memutar digunakan oleh anggota lainnya.

Koperasi dengan jenis simpan pinjam ini pada umumnya

berdasarkan pengamatan dilapangan fasilitas pinjaman sangat dirasakan

manfaatnya oleh anggota tidak terkecuali bagi anggota yang bergerak

dalam bidang UMKM. Bagi anggota yang bergerak dalam bidang UMKM

pada umumnya pinjaman koperasi sangat berguna sebagai penambah

modal usaha.

Page 68: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

68 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Berdasarkan jumlah kredit yang disalurkan, tampak pada Gambar

5.1 bahwa tiga koperasi di Kabupaten Banyuwangi menyalurkan kreditnya

untuk kegiatan produktif barang dan jasa. Hal ini menunjukkan bahwa

koperasi mampu berperan dalam fungsi intermediasi finansial bagi para

wirausaha atau pengusaha yang membutuhkan kredit bagi pengembangan

usahanya, sehingga wirausaha/pengusaha.

Gambar 5.1 Penyaluran Kredit 3 Koperasi di Banyuwangi Tahun

2012

Sumber : Penelitian lapang 2013

a. Koperasi Unit Desa Trikarya

Data yang menarik adalah pada Koperasi Unit Desa Trikarya yang

berhasil menyalurkan 89,7 persen untuk kegiatan produksi barang dan

jasa yang mencapai Rp 1.975.758.000 dari total kredit sebesar Rp

2.201.448.000 pada tingkat bunga 6 persen.

Koperasi ini berdiri sejak tahun 1974. Pada awalnya koperasi ini

dikhususkan bagi warga Sekitar yang berprofesi sebagai petani. Koperasi

56,70%

89,70%

69,20%

43,40%

10,30%

30,80%

0,00% 25,00% 50,00% 75,00% 100,00%

Koperasi Ahmad Dahlan

Koperasi Unit Desa Trikarya

Koperasi Unit Desa Trijaya

Produktif Konsumtif

Page 69: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

69 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

ini pada awalnya hanya memiliki sebuah supermarket dan menyediakan

pinjaman untuk modal bibit para etani,namun dalam perkembangannya

sampai saat ini koperasi telah memiliki Supermarket yang menampung

barang-barang home industry masyarakat sekitar,toko Bangunan,Toko alat

pertanian, dan juga alat selep sehingga kemudian keberadaan koperasi ini

benar-benar dirasakan oleh masyarakat sekitar. Anggota koperasi ini

adalah warga masyarakat di sekitar KUD. mayoritas anggota koperasi ini

bergerak di bidang UMKM, Home Industry dan juga para petani. Anggota

yang bergerak di bidang UMKM itu seperti warung makanan,Toko

Kelontong,Home industry dan lainnya. Fasilitas yang dimanfaatkan oleh

UMKM cukup beragam karena unit usaha yang dimiliki oleh koperasi ini

juga beragam,namun yang cukup sering dimanfaatkan adalah fasilitas

penyediaan bibit unggul kepada petani dan juga alat-alat pertanian. Proses

untuk mendapatan fasilitas tersebut cukup mudah karena memang

bertujuan untuk membantu para petani. Petani bisa mengajukan kredit

untuk membeli alat pertanian tersebut dengan cicilan yang sangat ringan

dan tanpa bunga. Untuk kendala yang dihadapi oleh koperasi berdasarkan

pengakuan dari ketua koperasi sampai saat ini tidak ada. kalupun ada,

kendala ini dianggap tidak material. Modal Koperasi ini sampai sekarang

sudah mencapai 25 Milyar untuk memenuhi kebutuhan dari 7 unit usaha

yang ada. modal mayoritas diperoleh dari Bank BRI dan sisanya diperoleh

dari anggota.1

Sementara berdasarkan hasil penelitian ternyata respon masyarakat

terhadap eksistensi koperasi ini relatif bagus, hal tersebut disampaikan

oleh Bpk. Ngatiman (anggota KUD Trikarya) yang menyatakan Pada

awalnya dulu bergabung ke dalam KUD karena ditawarkan kemudahan

bibit dan pupuk untuk para petani yang menjadi anggotanya sehingga

para petani tidak perlu membeli produk dari luar yang harganya lebih

1 Sumber : wawancara tanggal 29 april 2013

Page 70: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

70 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

tinggi. Layanan yang sering digunakan adalah layanan pemberian bibit

padi atau pupuk tanpa perlu membayar terlebih dahulu dan baru dibayar

ketika panen nanti sehingga layanan ini sangat membantu dan diminati

oleh para petani yang menjadi anggota. Pak Ngatiman tidak pernah

menggunakan jasa dari perbankan karena prosedurnya yang cukup rumit

sehingga malah menyulitkan para petani. Pengurus koperasi sangat

perhatian terhadap kelompok tani yang menjadi anggota terutama dalam

bentuk pembekalan training yang berkala dalam bidang pertanian dan

juga pemberian bantuan modal. Kendala sampai saat ini belum ada. yang

diharapkan adalah koperasi bisa mempertahankan eksistensinya untuk

membantu masyarakat yang membutuhkan tidak hanya modal pinjaman

berupa uang namun juga membutuhkan modal pelatihan dan bibit lebih

besar. Bantuan dari pemerintah biasanya berupa benih unggul untuk

petani2

Demikian juga yang disampaikan oleh Bp. Paidi3 yang telah menjadi

anggota Koperasi sejak 4 tahun yang lalu. Pada awalnya dulu beliau

bergabung ke dalam KUD karena diajak oleh kelompok tani Bapak

Ngatiman. Layanan yang sering digunakan oleh Bp. Paidi adalah layanan

pemberian bibit padi atau pupuk tanpa perlu membayar terlebih dahulu

dan baru dibayar ketika panen nanti sehingga layanan ini sangat

membantu dan diminati oleh para petani yang menjadi anggota. Pak Paidi

pernah menggunakan jasa dari perbankan, namun karena prosedurnya

yang cukup rumit sehingga malah menyulitkan dan akhirnya malah Bp.

Paidi berhutang kepada bank. Sejak itu beliau menghindari untuk

berurusan dengan bank. Pengurus koperasi sangat perhatian terhadap

kelompok tani yang menjadi anggota terutama dalam bentuk pembekalan

training yang berkala dalam bidang pertanian dan juga pemberian bantuan

modal. Kendala sampai saat ini belum ada. yang diharapkan adalah

2 Sumber : wawancara dengan Bp. Ngatiman, tanggal 29 april 2013

3 Sumber : wawancara dengan Bp. Paidi, tanggal 30 april 2013

Page 71: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

71 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

koperasi bisa mempertahankan eksistensinya untuk membantu masyarakat

yang membutuhkan tidak hanya modal pinjaman berupa uang namun juga

membutuhkan modal pelatihan dan bibit lebih besar. Bantuan dari

pemerintah biasanya berupa benih unggul untuk petani dan juga pupuk.

Bp. Sahroni adalah salah satu anggota KUD Trikarya. Beliau telah

menjadi anggota Koperasi sejak 5 tahun yang lalu. Pada awalnya dulu

beliau bergabung ke dalam KUD karena diajak oleh kelompok tani Bapak

Ngatiman. Layanan yang sering digunakan oleh Sahroni adalah layanan

pemberian bibit padi atau pupuk tanpa perlu membayar terlebih dahulu

dan baru dibayar ketika panen nanti sehingga layanan ini sangat

membantu dan diminati oleh para petani yang menjadi anggota. Sahroni

belum pernah menggunakan jasa dari bank,namun karena cerita dari

rekan-rekannya sesama petani yang berhati-hati terhadap penawaran

bank maka sejak itu sahroni menghindari untuk berurusan dengan Bank

meskipun beliau membutuhkan modal untuk pengembangan sawahnya.

Pengurus koperasi sangat perhatian terhadap kelompok tani yang menjadi

anggota terutama dalam bentuk pembekalan training yang berkala dalam

bidang pertanian dan juga pemberian bantuan modal. Kendala sampai

saat ini belum ada, yang diharapkan adalah koperasi bisa

mempertahankan eksistensinya untuk membantu masyarakat yang

membutuhkan tidak hanya modal pinjaman berupa uang namun juga

membutuhkan modal pelatihan dan bibit lebih besar. Bantuan dari

pemerintah biasanya berupa benih unggul untuk petani dan juga pupuk4

b. Koperasi Ahmad Dahlan (KSU Melati)

Koperasi ini terletak di pusat Kabupaten Banyuwangi. Jumlah

Pengurus di dalamnya ada 5 orang (bagian Akuntansi dan manajemen

masing-masing 1 orang ,Marketing 2 orang serta 1 manajer yang

4 Sumber : wawancara tanggal 26 april 2013

Page 72: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

72 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

membawahi semuanya). Manajer KSU Melati adalah Bp. Bambang. Jumlah

Anggota Koperasi sebanyak 75 orang. Koperasi ini berdiri sejak tahun

1985. Pada awalnya koperasi ini dikhususkan bagi warga Muhamadiyah

yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Koperasi ini pada awalnya tidak

berbentuk bangunan melainkan hanya bermodalkan meja di bawah pohon

depan masjid ahmad dahlan saja. Dan ketika itu pun kegiatannya hanya

untuk kegiatan simpan dan tabungan bagi masyarakat Muhamadiyah yang

mau. Anggota koperasi ini adalah warga Muhammadiyah, masyarakat

biasa,pelaku UMKM di Banyuwangi. Terdapat sekitar 40 an anggota yang

bergerak di bidang UMKM. Anggota yang bergerak di bidang UMKM itu

seperti penjual makanan, VCD, Toko Kelontong,Toko Listrik dan lainnya.

Fasilitas yang sering dimanfaatkan oleh UMKM adalah fasilitas simpan

pinjam dengan akad Bagi hasil. Proses untuk mendapatan fasilitas tersebut

pada dasarnya sama saja dengan anggota lainnya. Untuk kendala yang

dihadapi oleh Koperasi adalah minimnya jumlah pinjaman yang mampu

diberikan oleh koperasi sehingga sering sekali terjadi antrian untuk

pinjaman. Untuk Menyelesaikan permasalahan yang ada, maka sistem

yang dibuat oleh pihak koperasi adalah dana pinjaman bergilir yang

artinya setelah mendapatkan pinjaman, sebisa mungkin segera

dikembalikan agar anggota yang lain juga kebagian mendapatkan

pinjaman. Peranan yang diberikan oleh koperasi untuk UMKM sampai saat

ini berupa pemberian bantuan modal tanpa agunan untuk keperluan

usaha. Koperasi memutuskan permohonan kredit dengan cara

kekeluargaan yang artinya melihat karakter dari pemohon itu sendiri.

apabila pemohon memiliki itikad yang baik dan rutin dalam membayar

pinjamannya maka pemohon artinya bisa dipercaya dan koperasi akan

mempermudah prosedur peminjamannya. Jumlah kredit yang disalurkan

kepada anggota tahun 2012 sebesar 250 juta lebih. Itu terbagi ke kredit

produktif sebesar 175 juta dan sisanya untuk kredit konsumtif. Sedangkan

tahun 2013 sampai bulan ini kredit yang sudah disalurkan sebesar 210

Page 73: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

73 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

juta. Di Koperasi ini jarang terjadi kredit macet karena kebanyakan

anggotanya adalah orang-orang yang bisa dipercaya.

Beberapa anggota koperasi ini adalah

a) Bp. Haris Khumairi (Usaha Telur Asin)5. Bapak Haris sampai saat ini

tergabung dalam koperasi BMT Sekar Melati di Banyuwangi. Beliau

telah 3 tahunan menjadi anggota koperasi ini. Layanan yang

digunakan adalah layanan pinjaman untuk modal usaha telur yang

telah dia geluti sejak 3 tahun yang lalu. Bp. Haris menyatakan

bahwa dia sangat terbantu dengan kemudahan pinjaman tanpa

agunan yang diberikan oleh koperasi kepada dirinya. Menurutnya,

hal inilah yang membuatnya lebih memilih meminjam di koeprasi

daripada di bank. Kendala yang muncul sampai saat ini belum ada

mengingat prosedur dalam koperasi yang mudah dan membuat

masyarakat merasa benar-benar terbantu. Bp Haris memiliki

harapan agar koperasi yang benar-benar terbukti berkontribusi

nyata di masyarakat bisa mendapatkan modal lebih karena dengan

berbagai kemudahan didalamnya. Koperasi Sekar melati banyak

diminati masyarakat namun terkendala di bidang pendanaan

sehingga peminjam harus mengantri

b) H Masyukin (Produsen Kerupuk)6. Bapak Haji Masyukin sudah

tergabung dalam Koperasi BMT Sekar Melati selama 1,5 tahun.

Alasan beliau bergabung dengan koperasi adalah karena satu

jamaah (muhammadiyah). Layanan yang dibutuhkan dan telah

diberikan oleh Koperasi adalah layanan simpan pinjam anggota.

Layanan ini bermanfaat untuk pengembangan usaha krupuk yang

digelutinya saat ini. Menurut beliau, koperasi jauh lebih

menawarkan kemudahan ketimbang bank. Kendala yang dirasakan

5 Sumber : wawancara tanggal.26 April 2013

6 Sumber : wawancara. tanggal.27 April 2013.

Page 74: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

74 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

di koperasi sampai saat ini belum ada. Beliau belum pernah

mendapatkan dana bantuan dari pemerintah

c) Taufik Kurniawan (Toko Alat Listrik)7, telah menjadi anggota

Koperasi BMT Sekar Melati sejak 2 tahun lalu. Beliau bergabung

menjadi anggota koperasi setelah diajak temannya yang terlebih

dahulu merasakan manfaat dari koperasi ini. Jenis layanan yang

sering digunakan oleh bapak Taufik adalah layanan simpan pinjam

yang digunakan untuk menambah modal ataupun membayar alat-

alat listrik yang dibelinya secara berkala untuk dijual kembali.

Kemudahan yang dirasakan oleh Pak Taufik ini adalah

diperbolehkannya pengajuan pinjaman tanpa menggunakan agunan

oleh koperasi. Selain itu karena sistem yang digunakan adalah bagi

hasil, maka sangat meringankan anggota yang ingin mendapatkan

pinjaman dengan bunga rendah. Biasanya pak taufik juga

menggunakan layanan simpan pinjam koperasi ini untuk kebutuhan

mendesak. Sejauh ini program-program koperasi dirasa bermanfaat

dan membuat usahanya makin berkembang. Pak Taufik pernah

menggunakan jasa dari bank namun beliau lebih merasakan

manfaat ketika menggunakan jasa koperasi. Bunga tinggi dan

prosedur yang cukup panjang membuat beliau kesusahan ketika

mencoba mengajukan pinjaman. Rasa kekeluargaan dalam

koperasi cukup terasa karena pengurus ramah dan kalaupun kita

terlambat membayar angsuran, pengurus bisa sabar dan

memahami kendala anggota. Untuk kendala dalam pelaksanaan

koperasi bisa dibilang belum ada sampai sejauh ini. Harapannya

semoga ke depannya koperasi bisa benar-benar mengayomi seluruh

anggotanya karena sering ditemukan masih banyak anggota yang

7 Sumber : wawancara.28 april 2013

Page 75: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

75 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

belum benar-benar aktif. Pak Taufik Dulu pernah mendapatkan

pelatihan Kewirausahaan dari pemerintah.

d) Yuyun (Toko Kelontong)8 menjadi anggota Koperasi BMT Sekar

Melati sejak 2 tahun yang lalu. Alasan beliau bergabung adalah

karena proses pengajuan pinjaman yang cepat dan dengan bunga

yang rendah sehingga beliau sering menggunakan layanan simpan

pinjamnya. Kemudahan yang didapatkan selama menjadi pengurus

koperasi adalah pengrus yang tanggap dan adanya layanan jemput

cicilan. fasilitas koperasi yang diterima oleh bu yuyun dirasakan

sangat bermanfaat karena modal usahanya menjadi bertambah

sehingga bisa memperbesar toko nya. Bu yuyun pernah

menggunakan jasa dari perbankan namun beliau lebih menyukai

koperasi karena suasana kekeluargaannya yang tinggi dan bunga

nya yang rendah. Kendala yang kerap muncul dalam pelaksanaan

koperasi mungkin panjangnya antrian utk mendapatkan pinjaman

dikarenakan banyak yang ingin meminjam dana juga di koperasi utk

usahanya

Berdasarkan penjabaran beberapa hasil penelitian di lapangan, kita

dapat melihat bahwa peranan koperasi terhadap pengembangan UMKM

sangat besar, terutama pada aspek kemudahan finansial dibandikan sektor

perbankan, yaitu antara lain :

a) Kemudahan pinjaman tanpa agunan

b) Sistem yang digunakan adalah bagi hasil, maka sangat

meringankan anggota yang ingin mendapatkan pinjaman dengan

bunga rendah

c) Rasa kekeluargaan dalam koperasi cukup terasa karena pengurus

ramah dan kalaupun terlambat membayar angsuran, pengurus bisa

sabar dan memahami kendala anggota.

8 Sumber : wawancara. 28 april 2013

Page 76: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

76 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

d) Adanya kesempatan untuk mendapatkan pelatihan Kewirausahaan

dari pemerintah.

5.2 Gambaran Umum Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) di Kabupaten Banyuwangi

Keberadaan Usaha mikro, kecil dan menengah dalam suatu struktur

perekonomian memiliki peranan yang penting, hal tersebut terlihat hampir

di seluruh daerah tidak terkecuali di Kabupaten Banyuwangi mampu

menyumbang pendapatan domestik regional bruto mencapai lebih dari

80% dibandingkan sumbangan dari sektor industri besar. Di Kabupaten

Banyuwangi apabila dilihat dari segi jumlah UMKM terlihat sangat besar,

sampai tahun 2006 tercatat setidaknya terdapat 116.709 UMKM yang

tersebar di 24 Kecamatan. Jumlah UMKM jika dibandingkan dengan

jumlah industri besar dan sedang di Kabupaten Terlihat sangat

mendominasi, dari pencatatan untuk sektor yang tergolong Industri Besar

sedang jumlah yang tercatat sejumlah 258.

Tabel 5.2. Proporsi UMKM dan Industri Besar Sedang

Kabupaten Banyuwangi

No Jenis Usaha Jumlah Prosentase (%)

1 UMKM 116709 99.78

2 Industri Besar Sedang

254 0.22

Total 116963 100

Dalam tabel diatas terlihat UMKM proporsinya terhadap jumlah

Industri Besar dan Sedang sebesar 99.78% sedangkan Industri besar

sedang hanya sebesar 0.22%. jumlah tersebut menandakan dominasi

UMKM dalam struktur perekonomian di Kabupaten Banyuwangi sehingga

Page 77: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

77 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

keberadaannya perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah

daerah.

Tabel 5.3 Sebaran UMKM per Kecamatan

di Kabupaten Banyuwangi

No Kecamatan Jumlah UMKM

Prosentase

1 Srono 12481 10.69

2 Rogojampi 9794 8.39

3 Kabat 6120 5.24

4 Singojuruh 2467 2.11

5 Sempu 5461 4.68

6 Songgon 3941 3.38

7 Glagah 3487 2.99

8 Licin 2119 1.82

9 Banyuwangi 8324 7.13

10 Giri 1915 1.64

11 Kalipuro 5172 4.43

12 Wongsorejo 5141 4.40

13 Pesanggaran 3444 2.95

14 Siliragung 2592 2.22

15 Bangorejo 3405 2.92

16 Purwoharjo 4019 3.44

17 Tegaldlimo 4142 3.55

18 Muncar 10597 9.08

19 Cluring 5095 4.37

20 Gambiran 4543 3.89

21 Tegalsari 2983 2.56

22 Glenmore 5401 4.63

23 Kalibaru 4066 3.48

24 Genteng 0 0.00

Total 116709 100

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Banyuwangi

Jumlah UMKM terbanyak berdasarkan tabel diatas adalah di daerah

Kecamatan Srono dengan UMKM sebanyak 12.481, Kecamatan Muncar

dengan UMKM sebanyak 10.597, Kecamatan Rogojampi dengan UMKM

sebanyak 9794 dan Kecamatan Banyuwangi sebanyak 8.324. UMKM di

Page 78: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

78 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

setiap kecamatan berdasarkan tabel tersebut terdiri dari beragam usaha

mulai usaha di bidang industri, jasa rumah makan, jasa perdagangan dan

jasa rumah tangga seperti tukang jahit, servis motor, persewaan dan

beragam jenis usaha lainnya.

Tabel 5.4 Rasio UMKM per Kecamatan dan Jumlah Penduduk per

Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi

No Kecamatan Jumlah UMKM

Jumlah Penduduk

Rasio (%)

1 Srono 12481 87209 14.312

2 Rogojampi 9794 92358 10.604

3 Kabat 6120 67137 9.116

4 Singojuruh 2467 45242 5.453

5 Sempu 5461 71281 7.661

6 Songgon 3941 50275 7.839

7 Glagah 3487 33992 10.258

8 Licin 2119 27878 7.601

9 Banyuwangi 8324 106000 7.853

10 Giri 1915 28150 6.803

11 Kalipuro 5172 76178 6.789

12 Wongsorejo 5141 74307 6.919

13 Pesanggaran 3444 48412 7.114

14 Siliragung 2592 44390 5.839

15 Bangorejo 3405 59442 5.728

16 Purwoharjo 4019 64969 6.186

17 Tegaldlimo 4142 61176 6.771

18 Muncar 10597 128924 8.220

19 Cluring 5095 70049 7.273

20 Gambiran 4543 58412 7.778

21 Tegalsari 2983 46161 6.462

22 Glenmore 5401 69471 7.774

23 Kalibaru 4066 61182 6.646

24 Genteng 0 83123 0.000

Total 116709 1555718 0.075

Sumber: Berbagai sumber diolah

Page 79: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

79 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Keberadaan UMKM ini memberikan peranan penting terutama bagi

terbentuknya lapangan pekerjaan yang berdampak kepada pengurangan

tingkat pengangguran di daerah. Jika melihat jumlah UMKM setiap

kecamatan dibandingkan dengan jumlah penduduk telihat dalam tabel

kecamatan Srono memiliki rasio yang tertinggi yaitu 14.3%, rasio terbesar

lainnya adalah Kecamatan Rogojampi dengan rasio sebesar 10.6% dan

Kecamatan Glagah sebesar 10.2%. apabila rasio tersebut digunakan

sebagai gambaran tingkat penyerapan tenaga kerja per wilayah dari sektor

UMKM maka Kecamatan Srono merupakan kecamatan yang mempunyai

potensi penyerapan terbesar. Apabila di asumsikan setia UMKM

mempekerjakan 1 orang tenaga kerja maka sektor UMKM di Kecamatan

Srono mampu menyerap 14% tenaga kerja dari total penduduk di

kecamatan itu.

UMKM mampu menampung beragam jenis tenaga kerja mulai

tenaga kerja yang tidak terdidik atau tenaga kerja dengan tingkat

pendidikan rendah sampai pada tenaga kerja dengan tingkat pendidikan

tinggi. Kemampuan UMKM untuk menampung beragam jenis tenaga kerja

tersebut merupakan salah satu keunggulan dari UMKM.

Pada umumnya permasalahan yang kerapa melekat pada UMKM

adalah sebagai berikut:

Pemasaran

Problem pemasaran menduduki urutan pertama yang banyak

dikeluhkan pelaku UMKM. keterbatasan akses yang mereka miliki

maupun rendahnya kemampuan dalam melakukan negoisasi maupun

transaksi, sering mewarnai hambatan tersebut. Tidak sedikit pelaku

UMKM yang memiliki produk berkualitas namun kesulitan dalam

memasarkannya. Baik untuk pasar domestik maupun untuk pasar

ekspor.

Page 80: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

80 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Permodalan

Permasalan UMKM yang kedua ini boleh dikatakan merupakan problem

klasik. Tak sedikit pelaku UMKM yang mengkambinghitamkan aspek

permodalan yang membuat usaha mereka tidak berkembang, terutama

ketika mendapatkan order yang cukup besar. Beberapa kasus order

dari pasar ekspor untuk pelaku UMKM kandas akibat kurangnya modal

untuk pengadaan bahan baku. Namun persoalan ini tidak berdiri sendiri

karena berhubungan dengan kemampuan melakukan negosiasi dengan

buyer maupun dalam mencari pinjaman modal.

Produksi

Permasalahan dalam produksi biasanya menyangkut pengawasan mutu

atau qualitycontrol yang lemah.Pengawasan mutu yang sering

dilanggar atau kurang mampu dipenuhi oleh pelaku UMKM terutama

menyangkut standart kualitas mutu produk, khususnya menyangkut

ketelitian maupun kerapian yang rendah. Begitu juga soal tenggat

waktu pengerjaan order yang sering molor dari jadwal, sering

membuat para buyer kecewa dan komplain. Terlebih dalam memenuhi

pasar ekspor untuk negara Jepang yang dikenal teliti, umumnya balum

mampu dipenhi oleh para pelaku UMKM.

Manajemen

Kelemahan manajemen dalam pengelolaan usaha mikro, kecil, dan

menengah di Indonesia merupakan problematika yang umum

terjadi.Permasalah UMKM ini muncul akibat tumpang tindihnya

manajemen perusahaan dengan manajemen keluarga.Khususnya lagi

menyangkut pengelolaan keuangannya. Akibatnya, tak sedikit pelaku

UMKM yang mengalami kredit macet akibat penggunaan dana kredit

modal usaha yang digunakan untuk membiayai kehidupan keluarga

yang terbilang masih pas-pasan.

Mentalitas

Page 81: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

81 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Salah satu permasalahan UMKM lainnya adalah mudahnya mereka

yang gampang putus asa ketika menghadapi sedikit saja tantangan

dan lebih memililih jenis pekerjaan lain. Parahnya lagi, mereka lebih

senang bekerja ikut orang dari pada membangun usaha sendiri.Inilah

permasalahan UMKM yang sering terjadi dan tidak mudah untuk

diatasi.

5.3 Arah Pembangunan Koperasi Dan UMKM Kabupaten

Banyuwangi

Pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi melalui dinas Koperasi

dan UMKM sebenarnya telah merancang pola pengembangan kedepan

yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah

(RPJMD) dimana dalam rencana tersebut pokok pola pengembangan

Koperasi dan UMKM adalah sebagai berikut:

1. Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah

Yang Kondusif

1. Penyusunan kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah;

2. Penyederhaan regulasi terkait dengan UMKM dan Koperasi;

3. Fasilitasi pengembangan UMKM dan Koperasi;

4. Pendirian unit penanganan pengaduan;

5. Pengembangan jaringan infrastruktur Usaha Kecil Menengah;

6. Fasilitasi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Berbasis

Kelompok dan Kluster;

7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

2. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi

UMKM

1. Koordinasi penggunaan dana Pemerintah bagi UMKM;

2. Koordinasi penggunaan dana CSR bagi pengembangan UMKM

dan pemberdayaan masyarakat;

Page 82: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

82 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

3. Pengembangan sarana pemasaran produk UMKM;

4. Peningkatan kerjasama jaringan antar lembaga;

5. Pengembangan sistem informasi bagi UMKM;

6. Fasilitasi bantuan modal bagi UMKM dengan bunga ringan;

7. Pengembangan usaha keuangan mikro (micro finance);

8. Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi

UMKM;

9. Penyelenggaraan promosi produk UMKM;

10. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

3. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

1. Sosialisasi prinsip prinsip pemahaman per-Koperasian;

2. Pelatihan manajemen Koperasi berbasis kelompok atau kluster;

3. Peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama usaha

Koperasi;

4. Pembinaan, pengawasan dan penghargaan Koperasi berprestasi;

5. Penyebaran model-model pola pengembangan Koperasi;

6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

4. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan

Kompetitif UMKM

1. Penyelengaraan pelatihan kewirausahaan;

2. Fasilitasi promosi produk-produk unggulan kompetitif usaha kecil

menengah;

3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Program – program yang disusun oleh dinas koperasi dan UMKM

tersebut nantinya dituangkan dalam bentuk dan berbagai kegiatan seperti

yang kegiatan fasilitasi pengembangan sumberdaya manusia yang

dilakukan di berbagai tempat seperti di Lapas, Universitas di desa dan

berbagai tempat lainnya yang berfungsi untuk menunjang peningkatan

sumberdaya UMKM.

Page 83: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

83 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

BAB VI PERANAN KOPERASI TERHADAP UMKM

6.1 Analisa tingkat Kepentingan dan Performa Koperasi

(Importance Performance Analysis)

Koperasi suatu bentuk badan usaha yang turut memegang peranan

penting terhadap membatu keberlangsungan usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM). Dengan prinsip-prinsip yang diusung oleh koperasi

yaitu dari anggota dan untuk kesejahteraan anggota maka pastinya

keberadaan koperasi dapat menjadi pilar penting bagi tumbuhnya UMKM

di Kabupaten Banyuwangi. Agar dapat terus memberikan peran terhadap

perkembangan UMKM di kabupaten Banyuwangi maka perlu dikaji

seberapa jauh kinerja yang saat ini sudah dilakukan oleh koperasi dan

bagaimana harapan atau kepentingan UMKM terhadap koperasi sehingga

nantinya akan dapat ditemukan berbagai upaya untuk meningkatkan

peran koperasi bagi perkembangan UMKM.

Seperti dikemukakan dalam bab sebelumnya bahwa Metode

Importance Performance Analysis (IPA) merupakan suatu metoda untuk

mengukur hubungan antara prioritas peningkatan kualitas produk/jasa

yang dikenal pula sebagai quadrant analysis dan persepsi konsumen IPA

telah diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai bidang

kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisis

yang memudahkan usulan perbaikan kinerja

Untuk meningkatkan peran dari koperasi terhadap pengembangan

UMKM di kabupaten Banyuwangi tentunya harus diketahui terlebih dahulu

bagaimana performa yang telah dijalankan oleh koperasi serta bagaimana

harapan yang diingikan UMKM terhadap koperasi dalam menunjang

sehingga diketahui unsur mana yang nantinya dapat dijadikan kebijakan

dalam meningkatkan peranan joperasi terhadap UMKM.

Page 84: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

84 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Analisa IPA yang digunakan dalam kajian ini menggunakan lima (5)

variable yaitu:

B. Bukti Fisik (Tangible)

C. Keandalan (Reliability)

D. Daya tanggap (Responsiveness)

E. Jaminan (Assurance)

F. Perhatian (Emphaty)

A. Bukti Fisik (Tangible)

Dalam bukti fisik atribut yang hendak dilihat adalah mengenai kondisi

kantor koperasi (A1) dan kondisi sarana dan peralatan pendukung (A2).

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan berdasarkan sampel yang diambil

diketahui bahwa atribut kondisi sarana dan peralatan pendukung kantor

memiliki lag antara tingkat kinerja dan harapan yang tertinggi dalam

variabel bukti fisik, artinya selama ini masyarakat khususnya anggota

koperasi memiliki harapan bagi koperasi untuk memiliki sarana pendukung

yang layak dan dinilai untuk saat ini sarana tersebut pada umunya masih

dibawah harapan mereka.

Tabel 6.1 Kinerja dan Harapan Variabel Bukti Fisik (Tangible)

No Atribut Kinerja Harapan Gap

A1 Kondsi kantor koperasi 3.933 4.067 -0.133

A2 Kondisi sarana dan peralatan pendukung kantor

4.033 4.200 -0.167

Rataan 3.98 4.13

Sumber: Hasil Penelitian lapang Diolah

Kondisi sarana prasarana kantor merupakan penunjang bagi

kelancaran operasional usaha koperasi seperti keberadaan peralatan

komputer tentu akan sangat membantu proses pengurusan berkas,

penyimpanan data, dan sebagainya. Berdasarkan penghitungan atribut

Page 85: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

85 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

bukti fisik jika di gambarkan dalam diagram kartesius adalah sebagai

berikut:

Gambar 6.1 Sebaran Atribut Bukti Fisik (Tangible)

Berdasarkan gambar sebaran dalam diagram kartesius tersebut

terlihat atribut sarana dan prasarana penunjang kantor masuk dalam

kuadran 2 yaitu dengan kondisi tingkat harapan yang tinggi dan tingkat

kinerja yang tinggi sebab nilai atribut masih diatas masing-masing rataan

sehingga kondisi tersebut masih masuk dalam kategori “pertahankan

prestasi” namun jika melihat manfaat dari adanya sarana penunjang yang

dapat maka dimasa mendatang kelengkapan sarana penunjang

operasional kantor hendaknya dapat terus ditingkatkan.

B. Keandalan (Reliability)

Untuk variable keandalan atribut yang diukur adalah mengenai

tingkat pendidikan pengurus koperasi (B1), Pemahaman mengenai

peraturan (B2), Pelayanan pengurus koperasi (B3), Kinerja mengatasi

4,06

4,08

4,10

4,12

4,14

4,16

4,18

4,20

4,22

2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50

A1

A2

Tin

gkat

Har

apan

Tingkat Kinerja

Page 86: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

86 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

permasalahn anggota (B4), serta besaran bunga (B5). Berdasarkan hasil

penelusuran dilapangan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 6.2 Kinerja dan Harapan Variabel Keandalan (Reliability)

No Atribut Kinerja Harapan Gap

B1 tingkat pendidikan pengurus koperasi 4.100 4.300 -0.200

B2 Pemahaman mengenai aturan koperasi 4.233 4.433 -0.200

B3 Pelayanan pengurus koperasi 4.433 4.433 0.000

B4 Kinerja mengatasi permasalahan anggota 4.133 4.467 -0.333

B5 bunga koperasi dibanding dengan bunga pinjaman lainnya

4.100 4.333 -0.233

Rataan 4.20 4.43

Sumber: Hasil Penelitian lapang Diolah

Berdasarkan penelusuran dilapangan terlihat atribut yang masih

menunjukan tingkat kinerja dibandingkan tingkat harapan dengan gap

atau kesenjangan tertinggi adalah pada kinerja mengatasi permasalahan

anggota (B4). Atribut keandalan lainnya adalah dilihat dari bunga koperasi

dibandingkan dengan pinjaman lainnya masih menunjukan nilai gap

tertinggi kedua artinya masyarakat khususnya anggota menilai bahwa

sebenarnya bunga koperasi yang saat ini digunakan masih belum sesuai

dengan harapan dan anggota masih mengharapkan bunga koperasi dapat

lebih di rendahkan.

Hasil penghitungan tersebut jika dipetakan dalam sebaran diagram

kartesius adalah sebagai berikut:

Page 87: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

87 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Gambar 6.2 Sebaran Atribut Keandalan (Reliability)

Berdasarkan tingkat sebaran dari atribut-atribut variabel keandalan

dengan melihat nilai rataan atribut tersebut maka terlihat bahwa untuk

atribut atribut pemahanan terhadap peraturan koperasi (B2) dan

pelayanan pengurus (B3) masuk dalam kuadran 2 yaitu kuadran yang

menunjukan bahwa kinerja dan harapan diatas rataan masing-masing

atribut sehingga untuk atribut ini masuk dalam kategori “keep up n good

work” sehingga kondisi atribut tersebut patut untuk dipertahankan bahkan

diusahakan terus ditingkatkan. Atribut mengenai kinerja mengatasi

permasalahan anggota (B4) masuk dalam kuadran 1 dengan kategori

“concentrate here” artinya dalam kuadran ini menjadi prioritas untuk

ditingkatkan. Atribut dalam kuadran ini dianggap faktor penting bagi

konsumen yaitu UMKM karena atribut ini merupakan atribut dengan

karakteristik tingkat kepentingan/harapan yang tinggi (high importance)

namun masih menunjukan tingkat performa atau kepuasan rendah (low

satisfaction).

4,28

4,30

4,32

4,34

4,36

4,38

4,40

4,42

4,44

4,46

4,48

4,00 4,10 4,20 4,30 4,40 4,50

B1

B2

B3

B4

B5

Tin

gkat

Har

apan

Tingkat Kinerja

Page 88: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

88 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

C. Daya Tanggap (Responsiveness)

Variable daya tanggap atribut yang digunakan untuk mengukur

adalam mengenai tingkat kehadiran pengurus atau disini mengandung

pengertian mengenai kesiapan pengurus koperasi untuk standby

mengurus keperluan anggota di kantor, tingkat ecepatan pelayanan,

kualitas pelayanan, serta kemudahan mendapatkan pelayanan terutama

mendapatkan fasilitas yang di tawarkan oleh koperasi.

Tabel 6.3 Kinerja dan Harapan Variabel Daya Tanggap

(Responsiveness)

No Variabel Kinerja Harapan Gap

C1 Kehadiran pengurus koperasi 3.900 4.600 -0.700

C2 Kecepatan mengurus kebutuhan anggota 4.000 4.467 -0.467

C3 kualitas pelayanan koperasi 3.933 4.367 -0.433

C4 Kemudahan mendapatkan fasiltas koperasi 3.933 4.267 -0.333

Rataan 3.94 4.43

Sumber: Hasil Penelitian lapang Diolah

Berdasarkan hasil penelusuran dilapangan diketahui bahwa atribut

kehadiran pengurus koperasi menunjukan tingkat gap yang tertinggi

dimana tingkat kinerja hanya menunjukan nilai 3.900 namun masyarakat

mengharapkan 4.600 hal ini dapat di nilai bahwa anggota masih belum

terlalu puas terhadap pelayanan koperasi sebab pengurus koperasi dalam

kesiapan standby di kantor dirasa kurang dan anggota sangat

mengharapkan pengurus koperasi dapat selalu siap dikantor untuk

melayani kebutuhan para anggotanya. Artibut lainnya yang miliki gap

antara tingkat kinerja dengan harapan tertinggi adalah mengenai

kecepatan terhadap pelayanan anggota (B2). Berdasarkan tingkat rata-

rata harapan anggota terhadap kecepatan pelayanan menunjukan angka

4.467 sedangkan kinerja pengurus dianggap masih lebih rendah

dibandingkan dengan harapan yaitu sebesar 4.000.

Page 89: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

89 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Apabila dipetakan dalam diagram kartesius maka sebaran hasil

penghitungan variable daya tanggap adalah sebagai berikut:

Gambar 6.3 Sebaran Atribut Daya Tanggap (Responsiveness)

Dalam kuadran kartesius Nampak bahwa atribut C2 masuk dalam

kategori “keep up” karena tingkat kinerja dan kepentingan menunjukan

angka diatas rataan atau high importance dan high performance. Lalu

atribut C1 masuk dalam kategori untuk di tingkatkan karena berdasarkan

tingkat harapan menunjukan diatas rataan namun masih menunjukan

tingkat performa yang dibawa rataan atau menunjukan high importance

namun low performance.

D. Jaminan (Assurance)

Variable jaminan (assurance) menggunakan 5 atribut yaitu dari segi

kejelasan legalitas, struktur organisasi, system aturan, keersediaan

kebutuhan anggota, kemudahan fasilitas. Berdasarkan hasil survey

dilapangan didapatkan hasil sebagai berikut:

4,25

4,30

4,35

4,40

4,45

4,50

4,55

4,60

4,65

3,88 3,90 3,92 3,94 3,96 3,98 4,00 4,02

C1

C2

C3

C4

Tin

gk

at H

arap

an

Tingkat Kinerja

Page 90: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

90 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Tabel 6.4 Kinerja dan Harapan Variabel Jaminan (Assurance)

No Variabel Kinerja Harapan Gap

D1 Kejelasan legalitas koperasi 4.200 4.367 -0.167

D2 Struktur organisasi koperasi 4.033 4.233 -0.200

D3 Sistem aturan koperasi 4.300 4.267 0.033

D4 Ketersediaan kebutuhan anggota 4.100 4.333 -0.233

D5 kemudahan fasilitas yang diberikan 3.933 4.367 -0.433

Rataan 4.11 4.31

Sumber: Hasil Penelitian lapang Diolah

Dalam variable jaminan terlibat bahwa atribut kemudahan fasilitas

yang diberikan memiliki tingkat gap yang tertinggi artinya antara kinerja

dengan harapan yang diinginkan terhadap atribut itu masih belum terlalu

sesuai atau dengan kata lain kemudahan fasilitas yang diberikansaat ini

belum menyamai terhadap kepentingan atau harapan dari UMKM. atribut

lainnya yang memiliki nilai gap tertinggi adalah dari sisi ketersediaan

kebutuhan anggota. Nilai dalam atribut ini menunjukan bahwa

ketersediaan akan kebutuhan anggota kinerjanya masih di belum

mencapai tingkat harapan terhadap atribut tersebut. anggota khususnya

dalam penelitain ini obyeknya adalah UMKM memiliki tingkat

kepentingan/harapan yang tinggi terhadap atribut tersebut namun selama

ini persepsi terhadap atribut tersebut masih belum menyamai tingkat

kepentingan atau harapan anggota.

Hasil penghitungan atribut-atribut dalam variable jaminan jika di

masukan dalam sebuah diagram kartesiu maka adalah sebagai berikut,

Page 91: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

91 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Gambar 6.4 Sebaran Atribut Jaminan (Assurance)

Dari sebaran kartesius variable jaminan nampak bahwa atribut

kejelasan legalitas koperasi (D1) masuk dalam kuadran dengan kategori

“Keep Up” atau pertahankan yang artinya kondisi tersebut sangat perlu

untuk dipertahankan karena atribut legalitas memiliki tingkat kepentingan

atau harapan yang tinggi dari anggota (high importance) dan kinerja yang

dilakukan terhadap artibut tersebut telah dilakukan dengan sangat bait

atau high performance. Atribut tersebut pada akhirnya dikatakan sebagai

factor penentu terhadap kemajuan peran koperasi maka atribut tersebut

sangat perlu untuk dipertahankan.

Atribut kejelasan organisasi koperasi (D2), ketersediaan kebutuhan

anggota (D4), dan kemudahan fasiltas yang diberikan (D5) masuk dalam

kuadran pertama dimana kategori dalam kuadran tersebut adalah

“concentrate here” dalam atribut ini menjadi faktor penting dalam

menentukan keberhasilan peran dari koperasi karena tingkat kepentingan

atau harapan yang tinggi (high importance) akan tetapi dalam atribut ini

4,26

4,28

4,30

4,32

4,34

4,36

4,38

3,90 4,00 4,10 4,20 4,30 4,40

D1

D2

D3

D4

D5

Tin

gkat

Har

apan

Tingkat Kinerja

Page 92: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

92 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

nilai kinerjanya masih dibawah tingkat rataan sehingga agar mampu

meningkatkan peranan koperasi terhadap UMKM maka perlu konsentrasi

terhadap atribut tersebut untuk dapat terus ditingkatkan performanya.

E. Perhatian (Emphaty)

Dalam variabel perhatian (emphaty) setidaknya ada 6 hal yang

dijadikan atribut. Hasil penghitungan lapang mengani variabel perhatian

(emphaty) adalah sebagai berikut:

Tabel 6.5 Kinerja dan Harapan Variabel Perhatian (Emphaty)

No Variabel Kinerja Harapan Gap

E1 Demokrasi dalam pelaksanaan koperasi 4.000 4.267 -0.267

E2 Keterlibatan anggota dalam koperasi 4.067 4.333 -0.267

E3 Perhatian koperasi terhadap kemajuan usaha anggota

4.033 4.400 -0.367

E4 Kerjasama anggota dalam memajukan usaha 3.833 4.300 -0.467

E5 keterlibatan anggota dalam mengatasi permasalahan

3.567 4.367 -0.800

E6 Rasa kekeluargaan yang tercipta dalam koperasi

3.967 4.433 -0.467

Rataan 3.91 4.35

Sumber: Hasil Penelitian lapang Diolah

Atribut-atribut dalam variabel perhatian yang menunjukan tingkat

gap yang tinggi antara tingkat kinerja atau peforma dengan tingkat

kepentingan/harapan adalah atribut keterlibatan anggota dalam mengatasi

permasalahan. Berdasarkan pengamatan dilapangan tingkat kinerja atribut

tesebut menunjukan nilai 3.567 sedangkan nilai kepentingan atau harapan

dari atribut tersebut adalah sebesa 4.367 sehingga terjadi lag nilai sebesar

-0,8. Dalam atribut tersebut menunjukan anggota khususnya dalam kajian

ini adalah UMKM menginginkan tingkat keterlibatan dalam anggota untuk

menyelesaikan permasalahan lebih di tinggikan karena selama ini

menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang penting.

Page 93: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

93 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Atribut lainnya yang menunjukan tingkat gap tertinggi adalah

kerjasama anggota dan rasa kekeluargaan yang masih menunjukan

tingkat performa dibandingkan dengan tingkat kepentingan atau harapan

memiliki nilai gap yang besar.

Apabila keseluruhan atribut dalam variabel perhatian dipetakan

dalam suatu diagram kartesius akan menghasilkan gambaran sebagai

berikut:

Gambar 6.5 Sebaran Atribut Perhatian (Emphaty)

Dalam pemetaan diagram kartesius untuk didapatkan gambaran

sebaran dari variabel perhatian sebagaimana gambar diatas. Untuk atribut

perhatian koperasi untuk memajukan usaha anggota (E3) dan rasa

kekeluargaan dalam koperasi (E6) masuk dalam kuadran dengan kategori

“keep up” artinya dalam kuadran tersebut adalah atribut tersebut

merupakan factor penting bagi peranan koperasi dan kondisi saat ini dan

harus dipertahankan. Sedangkan atribut keterlibatan anggota dalam

penyelesaian masuk dalam kategori “concentrate here” artinya bahwa

4,24

4,26

4,28

4,30

4,32

4,34

4,36

4,38

4,40

4,42

4,44

4,46

3,50 3,60 3,70 3,80 3,90 4,00 4,10

E1

E2

E3

E4

E5

E6

Tin

gkat

Har

apan

Tingkat Kinerja

Page 94: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

94 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

atribut tersebut memlikit tingkat kepentingan yang tinggi (high

importance) namun kinerja masih dibawa rata-rata (low performance).

Untuk mengetahui peranan mana yang paling dominan menentukan

peranan koperasi dari sudut pandang pelaku UMKM maka perlu untuk

dianalisa keseluruhan dari variabel, bukti fisik (tangible), Keandalan

(Reliability), Daya tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance),

Perhatian (Emphaty) tersebut. berdasarkan total seluruh penghitungan

terhadam 5 variabel tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 6.6 Kinerja dan Harapan Seluruh Variabel

Variabel Tingkat Performa

Tingkat Harapan

Gap

Bukti Fisik (Tangible) 3.983 4.133 -0.150

Keandalan (Reliability) 4.200 4.393 -0.193

Daya Tanggap (Resposiveness) 3.942 4.425 -0.483

Jaminan (Assurance) 4.113 4.313 -0.200

Perhatian (Empaty) 3.911 4.350 -0.439

Rataan 4.030 4.323

Sumber: Hasil Penelitian lapang Diolah

Dari penghitungan kelima variabel tersebut tampak bahwa daya

tanggap (responsiveness) merupakan variabel yang memiliki gap antara

tingkat performa dengan tingkat kepentingan/harapan yang tertinggi

diantara kelima variabel lainnya, artinya bahwa saat ini kinerja dari

variabel daya tanggap masih belum mendekati tingkat harapan dari

anggota yakni khususnya adalah UMKM. tingkat kinerja daya tanggap

menunjukan nilai sebesar 3.942 namun nilai tingkat kepentingan/harapan

terhadap variabel daya tanggap adalah sebesar 4.425 sehingga masih

terjadi kesenjangan sebesar -0,483.

Variabel lainnya yang menunjukan tingkat kesenjangan nilai yang

tertinggi adalah dari variabel perhatian dengan nilai kesenjangan sebesar

minus 0.439 dengan tingkat performa sebesar 3.911 dan tingkat

kepentingan/harapan sebesar 4.350. angka tersebut mengindikasikan

Page 95: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

95 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

bahwa UMKM memiliki tingkat kepentingan/harapan terhadap perhatian

koperasi yang lebih tinggi namun saat ini masih menunjukan tingkat

performa yang belum sebanding dengan tingkat kepentingan/harapan.

Apabila dipetakan dalam sebuah diagram kartesius kelima variabel

tersebut maka akan menghasilkan peta sebagai berikut:

Gambaran 6.6 Sebaran Diagram Kartesius Kinerja dan Harapan Seluruh Variabel

Dari kelima variabel penghitungan analisa IPA dipetakan dalam

sebuah diagram kartesius menunjukan hasil seperti gambar diatas. Untuk

variabel daya tanggap masuk dalam kuadran pertama dengan kategori

“concentrate here” artinya bahwa variabel daya tanggap dan perhatian

memiliki tingkat harapan yang tinggi diatas rata-rata seluruh variabel

namun saat ini masih menunjukan tingkat performa yang rendah, dibawah

rata-rata seluruh variabel. Karena menunjukan tingkat kepentingan dan

hdarapan yang tinggi maka variabel tersebut merupakan factor penting

bagi peranan koperasi dalam menunjang usaha UMKM, karena

Bukti Fisik (Tangible)

Keandalan (Reliability)

Daya Tanggap (Resposiveness)

Jaminan (Assurance)

Perhatian (Empaty)

4,100

4,150

4,200

4,250

4,300

4,350

4,400

4,450

3,850 3,900 3,950 4,000 4,050 4,100 4,150 4,200 4,250

Tin

gkat

Har

apan

Tingkat Kinerja

Page 96: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

96 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

berdasarkan persepsi mereka hal tersebut menjadi harapan/kepentingan

terhadap koperasi.

Variabel keandalan (reliability) masuk dalam kuadran pertama yaitu

dengan kategori “keep up” artinya variabel ini menunjukan tingkat

performa diatas rata-rata kinerja seluruh variabel dan memiliki nilai diatas

rata-rata tingkat harapan seluruh variabel. Tingkat keandalan ini menjadi

faktor penting karena berdasarkan pesepsi UMKM, mereka memiliki tingkat

kepentingan/harapan terhadap keandalan koperasi bagi usaha mereka.

6.2 Model pengembangan Peran Koperasi terhadap

pengembangan UMKM di Kabupaten Banyuwangi

Merujuk kepada bagaimana perkembangan secara umum

dilapangan mengenai Koperasi dan UMKM, secara garis besar masyarakat

yang berkecimpung dalam dunia UMKM sangat terbantu dengan

keberadaan koperasi terutama dari segi permodalan. Koperasi dalam hal

permodalan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan

permodalan perbankan terutama dari segi aksesibiltas masyrakat untu

mendaptkan pinjaman modal. UMKM yang salah satu ciri yang melekat

adalah lemah dari segi permodalan sangat terbantu dengan system

permodalan yang diterapkan oleh koperasi. Koperasi menerapkan system

peminjaman yang tidak terlalu rumit dibandingkan dengan perbankan.

Dibalik kemudahan dan kelebihan aksesibilitas pinjaman, masih

sering ditemui kendala dalam penyaluran pinjaman oleh koperasi terutama

keterbatasan modal yang dimiliki oleh koperasi. Modal yang dimiliki

koperasi pada umumnya sangat kecil sehingga anggota kerap mengantri

Page 97: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

97 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

untuk mendapatkan bantuan pinjaman dari koperasi. Permasalahan

lainnya adalah masih banyaknya ditemui kredit macet dikarenakan

permasalahan pengembangan usaha di UMKM yang akhirnya menghambat

kepada pengembalian pinjaman.

UMKM di Banyuwangi sebenarnya memiliki potensi yang sangat

besar, jika dilihat dari segi jumlah yang telah mencapai 116.709 usaha

tentu bukanlah jumlah yang sedikit, apalagi bila setiap UMKM mampu

menampung 1-2 pekerja tentu sudah menyediakan menyediakan lapangan

pekerjaan yang besar. Namun UMKM sendiri masih menyimpan beberapa

kelemahan yang melingkupi dan masih menjadi pekerjaan rumah untuk

segera dicari solusinya seperti kelemahan inovasi, manajemen, teknologi,

dan permodalahan.

Koperasi yang notabene anggotanya juga banyak dari kalangan

UMKM setidaknya juga harus mengambil peran terhadap pengembangan

UMKM sebab tumbuh kembangnya UMKM setidaknya akan juga

berpengaruh terhadap kinerja koperasi. UMKM selama ini banyak

memanfaatkan koperasi dari segi permodalan namun karena kelemahan

UMKM untuk berkembang tersebut kerap menyebabkan pengembalian

pinjaman menjadi terhambat. Koperasi sebenarnya dapat mengambil

peran yang lebih daripada sekedar hanya sebatas pemberi pinjaman

modal.

Berdasarkan analisa Importance Performace Analysis (IPA) atau

analisa tingkat kinerja terhadap tingkat kepentingan dari UMKM terhadap

Page 98: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

98 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

koperasi memperlihatkan sebenarnya UMKM memiliki kepentingan atau

harapan lebih dalam beberapa variabel kepada Koperasi namun tingkat

kinerja yang masih dibawah yang diharapkan seperti variabel daya

tanggap (responsiveness) serta perhatian (emphaty). Selama ini yang

kerap terjadi adalah koperasi memposisikan diri sebagai pihak yang

memberi pinjaman sehingga terkesan bahwa anggota koperasi adalah

sebagai obyek koperasi dalam beroperasi namun bukan sebagai subyek

dalam koperasi. Didalam peraturan yang mengatur mengenai koperasi

sebenarnya telah tunjukan bagaimana seharusnya koperasi bertindak

seperti dalam UU No 12 tahun 2012 tentang koperasi dalam pasal 3

mengenai nilai dan prinsip koperasi yaitu nilai yang mendasari kegiatan

koperasi adalah kekeluargaan, menolong diri sendiri, bertanggungjawab,

demokrasi, persamaan, keadilan dan kemandirian. Sedangkan nilai yang

dianut oleh anggota adalah kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab, dan

keperdulian terhadap orang lain.

Berdasarkan UU tentang koperasi dalam pasal tersebut sebenarnya

jelas koperasi harus memiliki peran lebih kepada anggota dan bukan

hanya sebagai pihak yang memberikan pinjaman dana. Menurut persepsi

masyarakat yang menjadi anggota yang merupakan UMKM dalam praktek

dilapangan pada umumnya koperasi masih banyak yang berperan dalam

sisi yang sedikit yaitu lebih dominan kepada pihak yang memberi dana

untuk peran lainnya masih dirasakan kurang oleh anggota. Sisi perhatian

dari koperasi yaitu berupa perhatian untuk meningkatkan kapasitas UMKM

Page 99: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

99 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

diluar permodalan seperti pelatihan, kerjasama anggota untuk memajukan

usaha dan perhatian lain masih dirasa kurang padahal anggota dalam hal

ini adalah UMKM sangat menginginkan hal tersebut bukan hanya dari sisi

permodalan saja.

Nilai yang tertuang dalam UU tentang Koperasi sangat jelas

mengisyaratkan bagaimana koperasi harus bertindak. Agar koperasi lebih

memiliki peran terhadap anggotanya (UMKM) maka hendaknya koperasi

dapat melakukan beberapa hal seperti koperasi menciptakan instrument

yang dapat membantu pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan

oleh anggota yang bergerak dalam bidang UMKM. Model pemasaran ini

sebenarnya sudah diterapkan oleh koperasi dengan jenis KUD dan KSU

dan hendaknya system tersebut dapat lebih merata kepada seluruh

koperasi yang ada. Peran lain yang bisa dilakukan adalah dengan

melakukan istrumen kebijakan pengembangan manajemen dari anggota

yang bergerak dalam bidang UMKM wujud dari program ini adalah dapat

berupa pelatihan dan penyuluhan mengenai prosedur dan mekanisme

manajemen usaha yang baik, sebab selama ini UMKM sering dihadapkan

kepada system manajemen yang kurang tertata dengan baik.

Kebiijakan lainnya adalah dari sisi instrument kebijakan

pengembangan teknologi, dimana wujud kegiatan ini dapat berupa

pengenalan dan pelatihan penggunaan teknologi produksi yang lebih baik,

pemberian pinjaman yang berupa pinjaman dalam bentuk peralatan untuk

usaha, dan berbagai bentuk kegiatan yang berupaya untuk meningkatkan

Page 100: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

100 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

teknologi dari usaha UMKM, karena selama ini salah satu ciri khas UMKM

adalah teknologi yang rendah yang pada akhirnya berdampak kepada

kekurangefisienan dalam berproduksi dan pada akhirnya menyebabkan

tingkat keuntungan yang didapatkan menjadi rendah.

Upaya-upaya tersebut tidak lain adalah demi kemajuan anggota

yang merupakan pirinsip utama koperasi yaitu dari anggota dan untuk

kesejahteraan anggota. Peran koperasi tersebut selain untuk mengatasi

permasalahn yang selama ini terjadi, tentunnya apabila anggota sejahtera

akan berdampak kepada perkembangan koperasi itu sendiri.

Gambar 6.7 Model Pengembangan Peran Koperasi terhadap

pengembangan UMKM

Sumber : Penulis

Pengembangan UMKM

Instrumen Kebijakan Teknologi

Instrumen Kebijakan Pemasaran

Instrumen Kebijakan Pembiayaan

Instrumen Kebijakan Pengembangan

manajemen

Pemerintah dan Swasta

Page 101: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

101 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dilapangan serta hasil analisis baik dari

data sekunder maupun data primer dalam kajian Peran Koperasi Dalam

Mendukung Pengembangan Dan Penguatan UMKM di Kabupaten

Banyuwangi mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kabupaten Banyuwangi potensi Koperasi dan UMKM yang sangat besar

jika dilihat dari segi jumlah usaha.

2. Peran koperasi terhadap UMKM di Kabupaten Banyuwangi ini sangat

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang bergerak dalam bidang

UMKM, terutama dalam hal peningkatan modal usaha.

3. Peranan koperasi diluar dari peranan pemberian pinjaman masih belum

terlalu menonjol kegiatannya.

4. UMKM lebih memilih menggunakan dana pinjaman dari koperasi

dikarenakan kemudahan prosedur untuk mendapatkan pinjaman

dibandingkan dengan perbankan.

5. Permasalahan yang melingkupi koperasi adalah kekurangan modal

sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pinjaman dari anggota

yang berdampak anggota harus mengantri untuk mendapatkan

pinjaman modal dari koperasi.

6. Berdasarkan hasil analisa Importance Performance Analysis (IPA)

terlihat bahwa variabel daya tanggap (responsiveness) dan perhatian

(emphaty) perlu mendapatkan fokus pengembangan koperasi karena

dianggap faktor penting pengembangan koperasi khususnya untuk

menunjang pengembangan UMKM di Kabupaten Banyuwangi.

Page 102: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten … · dalam suatu badan usaha. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai ... 2 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi

2013

102 Peran Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan dan Penguatan

UMKM di Kabupaten Banyuwangi

7.2 Saran Dan Rekomendasi

1. Koperasi harus mencoba mencari alternatif sumber pendanaan,

sebab sumber dana yang digunakan saat ini seringkali tidak

mencukupi kebutuhan anggota, seperti kerjasama dengan

perbankan maupun bekerjasama dengan pihak swasta.

2. Koperasi lebih meningkatkan peranan lainnya diluar peranan

penyediaan pinjaman karena hal tersebut menjadi harapan UMKM

terhadap koperasi.

3. Peranan diluar dari penyedian pinjaman yang diharapkan oleh

UMKM adalah dari tingkat perhatian seperti pelatihan manajemen

usaha untuk meningkatkan manajemen dari UMKM anggota,

memfasilitasi pemasaran produk hasil produksi anggota, pelatihan

teknologiuntk perbaikan teknologi usaha UMKM anggota.

4. Koperasi dapat meningkatkan kerjasama dengan pihak lain seperti

dengan swasta untuk ikut membantu menopang upaya kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan UMKM.