badan pusat statistik

86
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Katalog : 4102002.1215

Upload: others

Post on 27-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STAT IST IKKABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Katalog : 4102002.1215

Page 2: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 3: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan ManusiaKabupaten Humbang Hasundutan 2017

No. Publikasi: 12150.1818Katalog: 4102002.1215

Ukuran Buku Size: 17,6 cm x 25 cmJumlah Halaman: x + 74 halaman

Naskah:Seksi Nerwilis Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan

Gambar Kover oleh:Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan

Diterbitkan oleh:© BPS Kabupaten Humbang Hasundutan

Dicetak oleh:Purnama Jaya

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakansebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan PusatStatistik

Page 4: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 iii

KATA PENGANTAR

Sebagai salah satu ukuran kinerja daerah, khususnyadalam hal evaluasi proses pembangunan sumber dayamanusianya, maka penyediaan data mengenai IndeksPembangunan Manusia (IPM) merupakan hal yang sangatpenting. Indeks ini akan memberikan petunjuk umum tentangkebutuhan-kebutuhan dan prioritas-prioritas pembangunanpenduduk.

Publikasi ini menyajikan informasi komponen-komponenIPM, status dan perkembangan IPM, serta gambaran umumKabupaten Humbang Hasundutan. Penyajian disertai denganpenjelasan praktis, dan dilengkapi dengan konsep/definisi bakuuntuk memudahkan pemahaman dan pemanfaatan informasibagi seluruh pengguna data untuk kemajuan daerah.

Publikasi ini dapat terwujud berkat kerja sama danbantuan dari berbagai pihak. Kepada semua pihak yang telahmemberikan kontribusi, kami sampaikan penghargaan dan terimakasih. Kami mengharapkan kritik dan saran penyempurnaan daripara pengguna publikasi ini untuk perbaikan edisi yang akandatang.

Doloksanggul, Desember 2018Kepala Badan Pusat Statistik

Kabupaten Humbang Hasundutan

Ester Sitorus

Page 5: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 6: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 v

DAFTAR ISI hal.Kata pengantar ----------------------------------------------------------------------- iiiDaftar Isi ----------------------------------------------------------------------------- -- vDaftar Tabel ------------------------------------------------------------------------- -- viiDaftar Grafik ------------------------------------------------------------------------ -- ix

1 Konsep dan Pengukuran Pembangunan Manusia 11.1 Ide Dasar ------------------------------------------------------------ 31.2 Mengukur Pembangunan Manusia ---------------------------- 61.3 Pemanfaatan IPM dalam Rencana Pembangunan Daerah 71.4 Sistem Informasi Pembangunan Manusia -------------------- 91.5 Keterbatasan Indeks Pembangunan Manusia ---------------- 112 Pemutakhiran Metodologi 152.1 Perjalanan Penghitungan IPM ----------------------------------- 172.2 Perubahan Metodologi Penghitungan IPM ------------------- 192.3 Indikator Baru Dalam Penghitungan IPM --------------------- 212.4 Dampak Perubahan Metodologi --------------------------------- 222.5 Implementasi IPM Metode Baru di Indonesia ---------------- 233 Capaian Pembangunan Manusia 273.1 Capaian Bidang Kependudukan ---------------------------------- 293.2 Capaian Bidang Kesehatan ---------------------------------------- 333.3 Capaian Bidang Pendidikan -------------------------------------- 363.4 Capaian Bidang Ekonomi ------------------------------------------ 373.5 Pembangunan Manusia di Kabupaten Humbang Hasundutan 404 Disparitas Pembangunan Manusia 534.1 Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan 554.2 Perbandingan Pembangunan Manusia Antara Kabupaten danKota ------------------------------------------------------------------------- 555 Kesimpulan 63

6 Lampiran 67

Page 7: BADAN PUSAT STATISTIK

vi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Page 8: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 vii

DAFTAR TABEL

hal.Tabel 2.1 Simulasi Perbedaan Rata-rata Aritmatik dan Rata-rataGeometrik ------------------------------------------------------------ 20Tabel 2.2 Perbedaan Indikator IPM pada Metode Lama dan MetodeBaru ------------------------------------------------------------------- 21Tabel 3.1 Rasio Jenis Kelamin (persen), 2013-2017 --------------------- 31Tabel 3.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk, 2017 ------------------- 32Tabel 3.3 Jumlah Fasilitas Kesehatan, 2015-2017 ----------------------- 35Lampiran 1 Komoditi Kebutuhan Pokok Sebagai Dasar PenghitunganDaya Beli (PPP) ----------------------------------------------------- 71Lampiran 2 IPM Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara,2013-2017 ----------------------------------------------------------- 72Lampiran 3 Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota diProvinsi Sumatera Utara, 2013-2017 -------------------------- 73Lampiran 4 Harapan Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota diProvinsi Sumatera Utara, 2013-2017 -------------------------- 74Lampiran 5 Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota diProvinsi Sumatera Utara, 2013-2017 -------------------------- 75Lampiran 6 Pengeluaran per Kapita Menurut Kabupaten/Kota diProvinsi Sumatera Utara, 2013-2017 -------------------------- 76

Page 9: BADAN PUSAT STATISTIK

viii Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Page 10: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 ix

DAFTAR GRAFIK hal.Grafik 2.1 Perjalanan Metodologi Penghitungan IPM di UNDP ----------- 18Grafik 3.1 Perkembangan Beban Ketergantungan Penduduk, 2013-2018 33Grafik 3.2 Persentase Rumahtangga Menurut Status KepemilikanTempat Tinggal, 2017-2018 ----------------------------------------- 35Grafik 3.3 Persentase Penduduk Melek Huruf, 2018 ------------------------ 37Grafik 3.4 Persentase Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha denganKontribusi Tertinggi, 2018 ------------------------------------------- 38Grafik 3.5 Perkembangan Pengeluaran per Kapita (Rupiah/bulan),2013-2017 -------------------------------------------------------------- 39Grafik 3.6 Wilayah di Provinsi Sumatera Utara Menurut Angka HarapanHidup --------------------------------------------------------------------- 42Grafik 3.7 Perkembangan IPM, 2013-2017 ------------------------------------ 43Grafik 3.8 Perkembangan Angka Harapan Hidup (tahun), 2013-2017 -- 44Grafik 3.9 Wilayah di Provinsi Sumatera Utara Menurut Angka HarapanHidup --------------------------------------------------------------------- 45Grafik 3.10 Rata-rata Lama Sekolah (MYS) dan Estimasi Lama Sekolah(EYS), 2013-2017 ------------------------------------------------------ 46Grafik 3.11 Wilayah di Provinsi Sumatera Utara Menurut Harapan LamaSekolah ------------------------------------------------------------------- 48Grafik 3.12 Pertumbuhan Pengeluaran per Kapita (persen), 2013-2017 49Grafik 3.13 Wilayah di Provinsi Sumatera Utara Menurut Pengeluaran perKapita -------------------------------------------------------------------- 51Grafik 4.1 Perkembangan Selisih Nilai IPM, 2013-2017 -------------------- 56Grafik 4.2 Perkembangan Selisih Nilai Angka Harapan Hidup (tahun),2013-2017 --------------------------------------------------------------- 59Grafik 4.3 Perkembangan Selisih Harapan Lama Sekolah (tahun), 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- 60Grafik 4.4 Perkembangan Selisih Pengeluaran per Kapita (ribu Rupiah),2013-2017 --------------------------------------------------------------- 61

Page 11: BADAN PUSAT STATISTIK

x Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Page 12: BADAN PUSAT STATISTIK

KONSEP DAN PENGUKURAN

PEMBANGUNAN MANUSIA

Page 13: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 14: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 3

1.1. Ide Dasar

Pembangunan manusia berarti pertumbuhan yang positif dan

perubahan dalam tingkat kesejahteraan. Hal ini harus terjadi pada semua

aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lingkungan.

Oleh karena itu, fokus utama pembangunan manusia adalah pada manusia

dan kesejahteraannya.

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat

hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan,

kesinambungan, dan pemberdayaan (UNDP, 1995:12). Secara ringkas

empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Produktivitas. Penduduk harus diberdayakan untuk meningkatkan

produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan

pendapatan (nafkah) dan lapangan pekerjaan. Pembangunan ekonomi

yang demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan

manusia.

2. Pemerataan. Penduduk harus memiliki kesempatan/peluang yang

sama untuk mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi

dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan untuk

memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat

mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi

dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

3. Kesinambungan. Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial

harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang akan

datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan-harus selalu

diperbaharui (replenished).

4. Pemberdayaan. Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam

keputusan dan proses yang akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan

mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses

pembangunan

Page 15: BADAN PUSAT STATISTIK

4 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Konsep pembangunan manusia memang terdengar berbeda

dibanding konsep klasik pembangunan yang memberikan perhatian

utama pada pertumbuhan ekonomi. Pembangunan manusia menekankan

pada perluasan pilihan masyarakat untuk hidup penuh dengan

kebebasandan bermartabat. Tidak hanya itu, pembangunan manusia juga

berbicara tentang perluasan kapabilitas individu dan komunitas untuk

memperluas jangkauan pilihan mereka dalam upaya memenuhi

aspirasinya.

Perspektif pembangunan manusia merupakan sebuah pemikiran

radikal dalam konsep pembangunan. Perspektif ini menggantikan konsep

pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pendapatan per kapita yang

digunakan oleh perencana kebijakan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi

yang dipandang dari sisi perdagangan, investasi, dan teknologi merupakan

hal yang esensial. Akan tetapi, hal itu hanya melihat manusia sebagai alat

untuk mencapai pertumbuhan, dan bukan sebagai tujuan dari

pembangunan.

Pembangunan manusia memperluas pembahasan tentang konsep

pembangunan dari diskusi tentang cara-cara (pertumbuhan Produk

Domestik Bruto/PDB) ke diskusi tentang tujuan akhir dari pembangunan.

Pembangunan manusia juga merupakan perwujudan jangka panjang, yang

meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, dan bukan manusia di

sekeliling pembangunan.

Mengutip isi HDR pertama tahun 1990, pembangunan manusia

adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki

oleh manusia. Diantara banyak pilihan tersebut, pilihan yang terpenting

adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan,

dan untuk mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar

dapat hidup secara layak.

Page 16: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 5 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 5

Untuk menghindari kekeliruan dalam memaknai konsep ini,

perbedaan cara pandang pembangunan manusia terhadap pembangunan

dengan pendekatan konvensional perlu diperjelas. Konsep pembangunan

manusia mempunyai cakupan yang lebih luas dari teori konvensional

pembangunan ekonomi. Model ‘pertumbuhan ekonomi’ lebih menekankan

pada peningkatan Produk Nasional Bruto (PNB) daripada memperbaiki

kualitas hidup manusia. Pembangunan cenderung untuk memperlakukan

manusia sebagai input dari proses produksi – sebagai alat, bukan sebagai

tujuan akhir. Pendekatan ‘kesejahteraan’ melihat manusia sebagai

penerima dan bukan sebagai agen dari perubahan dalam proses

pembangunan. Adapun pendekatan ‘kebutuhan dasar’ terfokus pada

penyediaan barang-barang dan jasa-jasa untuk kelompok masyarakat

tertinggal, bukannya memperluas pilihan yang dimiliki manusia di segala

bidang.

Namun demikian, pembangunan ekonomi atau lebih tepat

pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat bagi tercapainya

pembangunan manusia, karena pembangunan ekonomi menjamin

peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui

penciptaan kesempatan kerja. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi

dan pembangunan manusia berlangsung melalui dua macam jalur.

Jalur pertama melalui kebijaksanaan dan pengeluaran pemerintah.

Dalam hal ini faktor yang menentukan adalah pengeluaran pemerintah

untuk subsektor sosial yang merupakan prioritas seperti pendidikan dan

kesehatan dasar. Besarnya pengeluaran itu merupakan indikasi besarnya

komitmen pemerintah terhadap pembangunan manusia. Jalur kedua

melalui kegiatan pengeluaran rumah tangga. Dalam hal ini faktor yang

menentukan adalah besar dan komposisi pengeluaran rumah tangga

untuk kebutuhan dasar seperti pemenuhan nutrisi anggotanya, untuk

biaya pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar, serta untuk kegiatan

Page 17: BADAN PUSAT STATISTIK

6 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

lain yang serupa. Selain pengeluaran pemerintah dan pengeluaran rumah

tangga, hubungan antara kedua variabel itu berlangsung melalui

penciptaan lapangan kerja. Aspek ini sangat penting karena sesungguhnya,

penciptaan lapangan kerja merupakan “jembatan utama” yang mengaitkan

antara keduanya.

Pendekatan pembangunan manusia menggabungkan aspek produksi

dan distribusi komoditas, serta peningkatan dan pemanfaatan

kemampuan manusia. Pembangunan manusia melihat secara bersamaan

semua isu dalam masyarakat – pertumbuhan ekonomi, perdagangan,

ketenagakerjaan, kebebasan politik ataupun nilai-nilai kultural – dari

sudut pandang manusia. Pembangunan manusia juga mencakup isu

penting lainnya, yaitu gender. Dengan demikian, pembangunan manusia

tidak hanya memperhatikan sektor sosial, tetapi merupakan pendekatan

yang komprehensif dari semua sektor.

1.2. Mengukur Pembangunan Manusia

Dalam sistem pengukuran dan monitoring pembangunan manusia,

idealnya mencakup banyak variabel untuk mendapatkan gambaran yang

komprehensif. Namun, terlalu banyak indikator akan memberikan

gambaran yang membingungkan. Isu ini menjadi perhatian penting dalam

pengukuran pembangunan manusia.

Pengukuran pembangunan manusia pertama kali diperkenalkan oleh

UNDP pada tahun 1990. UNDP memperkenalkan sebuah gagasan baru

dalam pengukuran pembangunan manusia yang disebut sebagai Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Sejak saat itu, IPM dipublikasikan secara

berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). IPM

menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan

dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Page 18: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 7 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 7

Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur

capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar

kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui

pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup:

1. umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life);

2. pengetahuan (knowledge); dan

3. standar hidup layak (decent standard of living)

Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena

terkait banyak faktor. Pada laporan pertamanya, UNDP mengukur dimensi

kesehatan dengan menggunakan angka harapan hidup waktu lahir.

Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan angka

melek huruf. Adapun untuk mengukur dimensi standar hidup layak

digunakan indikator Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.

1.3. Pemanfaatan IPM Dalam Rencana Pembangunan Daerah

IPM menjadi salah satu indikator yang penting dalam melihat sisi lain

dari pembangunan. Manfaat penting IPM antara lain sebagai berikut:

Indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya

membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

Penentuan peringkat atau level pembangunan suatu

wilayah/negara.

Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain

sebagai ukuran kinerja pemerintah, IPM juga digunakan sebagai

salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)

Page 19: BADAN PUSAT STATISTIK

8 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

IPM merupakan tingkatan status pembangunan manusia di suatu

wilayah akan berfungsi sebagai patokan dasar perencanaan jika

dibandingkan:

1. Antarwaktu untuk memberikan gambaran kemajuan setelah

suatu periode, atau

2. Antarwilayah untuk memberikan gambaran tentang tingkat

kemajuan suatu wilayah relatif terhadap wilayah lain

Untuk lebih memberikan petunjuk tentang status pembangunan

manusia di suatu wilayah, sebagai alat ukur komposit, IPM harus dikaitkan

dengan setiap indikator komponennya dan berbagai indikator lain yang

relevan. Di sektor perencanaan, pemanfaatan IPM terbatas hanya sebagai

patokan dasar. Oleh karena itu, suatu kajian tentang situasi pembangunan

manusia perlu dilakukan disuatu wilayah untuk memberikan petunjuk

yang lebih jelas tentang arah kebijakan pembangunan di masa yang akan

datang.

Dalam konteks pembangunan daerah, IPM ditetapkan sebagai salah

satu ukuran utama yang dicantumkan dalam pola dasar pembangunan

daerah yang akan datang. Hal ini merupakan langkah penting karena IPM

menduduki salah satu posisi penting dalam manajemen pembangunan

daerah. Kedudukan dan peranan IPM dalam manajemen pembangunan

akan lebih terlihat apabila dilengkapi dengan data yang berisikan

indikator relevan dengan IPM dan disusun sebagai suatu sistem basis data

pembangunan manusia. Sistem basis data tersebut merupakan sumber

data utama dalam identifikasi lebih lanjut untuk mengenali lebih dalam

permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan upaya dan hasil-hasil serta

dampak pembangunan manusia. Identifikasi tersebut dirumuskan ke

dalam suatu analisis situasi pembangunan manusia yang mengkaji

berbagai kendala dalam implementasi program pembangunan pada

periode sebelumnya dan potensi yang dimiliki suatu wilayah untuk

Page 20: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 9 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 9

dimasukkan sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan daerah

periode yang akan datang.

Proses ini merupakan kajian untuk menghasilkan rekomendasi

implikasi kebijakan pembangunan yang paling sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Dengan demikian, maka IPM merupakan alat advokasi kepada

para pengambil keputusan dan perumus kebijakan tentang langkah–

langkah pada masa mendatang yang perlu dilakukan.

1.4. Sistem Informasi Pembangunan Manusia

Analisis situasi merupakan suatu tahapan dalam proses perencanaan

yang lazimnya dilakukan setelah visi dan sasaran jangka panjang

ditetapkan. Analisis situasi yang cermat dan menyeluruh akan

mempermudah tahapan perencanaan berikutnya yaitu penetapan

prioritas dan sasaran jangka menengah dan jangka pendek serta

mengidentifikasi pilihan kebijakan untuk mencapai sasaran yang sudah

ditetapkan. Dalam kerangka pembangunan manusia, analisis situasi harus

dilakukan secara menyeluruh dalam arti mencakup semua aspek yang

dianggap berkaitan dengan konsep global pembangunan manusia. Aspek-

aspek yang dikaji dalam analisis tersebut disebut sebagai isu

pembangunan manusia.

IPM sebagai alat ukur status pembangunan manusia sangat sensitif

terhadap perubahan yang sedang terjadi, sehingga IPM merupakan sistem

informasi pembangunan manusia yang memusatkan perhatian pada

kemajuan dan pencapaian program sektoral serta kajiannya dengan

program nasional. Pada tingkat kabupaten/kota, kajian ini disebut analisis

situasi pembangunan manusia karena hanya mengkaji kemajuan dan

pencapaian suatu wilayah, sedangkan pada tingkat provinsi kajian ini

disebut laporan pembangunan manusia karena juga mengkaji

perbandingan kemajuan dan pencapaian antarkabupaten/kota dan

indikator yang terhimpun dalam sistem informasi pembangunan manusia

Page 21: BADAN PUSAT STATISTIK

10 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

dan diperkaya dengan permasalahan yang spesifik daerah yang

dikemukakan.

Data yang terhimpun dalam sistem informasi pembangunan manusia

adalah data yang dapat menggambarkan status pembangunan manusia

pada tahun yang bersangkutan dan pencapaiannya. Pada tahun–tahun

berikutnya, setiap tahun akan diperbaharui data-datanya sehingga

pemantauan tentang upaya pembangunan manusia dapat dilakukan

berkesinambungan setiap tahun.

Pemanfaatan data yang dihasilkan BPS untuk perencanaan secara

intensif baru dilakukan di tingkat pusat. Di tingkat provinsi pemanfaatan

data statistik belum seintensif yang dilakukan oleh BPS di tingkat pusat,

terlebih lagi pemanfaatan di tingkat kabupaten/kota yang sangat sedikit.

Hal ini terjadi karena dalam sistem pengumpulan data BPS sangat jarang

dihasilkan data yang terpadu yang dapat mengkaitkan berbagai macam

variabel agar dapat mengungkapkan fenomena dan perkembangan yang

terjadi secara representatif untuk tingkat kabupaten/kota.

Sejak 1993, BPS telah merancang Susenas (Survei Sosial Ekonomi

Nasional) agar menjadi suatu alat untuk mengkaji dan memantau

pelaksanaan pembanguan sektor sosial atau kesejahteraan rakyat serta

pencapaian pembangunan manusia pada tingkat kabupaten dan kota

setiap tahun. Selain itu, data Susenas dapat digunakan untuk mengkaji

kaitan antarvariabel sektoral misalnya kesehatan, pendidikan,

ketenagakerjaan, perumahan, pengeluaran, dan konsumsi rumah tangga

untuk dapat mengungkapkan perkembangan fenomena tertentu misalnya

perkembangan atau peningkatan kualitas hidup yang setiap tahun di

masing-masing kabupaten/kota.

Page 22: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 11 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 11

Pemanfaatan secara optimal dari data yang dihasilkan oleh BPS

kabupaten/kota akan sangat membantu pelaksanaan tugas pemerintah

daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah. Data yang

semestinya dimanfaatkan dalam pembagunan daerah bukan saja data

bidang sosial, tetapi juga data bidang ekonomi seperti PDRB, dan statistik

keuangan daerah yang bersama data pencatatan administrasi hasil

pelayanan instansi sektoral akan memperkaya ketersediaan data dan

kajian yang diperlukan para pengambil keputusan dan perumusan

kebijakan di tingkat daerah. Dalam konteks ini, badan perencanaan

pembangunan daerah (provinsi/kabupaten/kota) memerlukan dukungan

BPSprovinsi maupun kabupaten/kota dalam hal penyediaan data dan

kajian yang diperlukan dalam penyusunan dan merancang program

pembangunan. Karena itu, adalah penting untuk mendayagunakan data

yang dihasilkan oleh BPS.

1.5. Keterbatasan Indeks Pembangunan Manusia

Selain manfaat yang dimilikinya, IPM juga mempunyai beberapa

keterbatasan sebagai berikut:

1. Sangat sulit mengukur pembangunan manusia dalam arti

luas hanya dengan satu indeks komposit, tak peduli

sebanyak apapun komponen indikatornya (apalagi jika

diingat bahwa semakin banyak variabel yang dimasukkan

ke dalam indeks komposit tersebut semakin tinggi pula

kemungkinan besarnya kesalahan).

2. IPM juga masih mempunyai kelemahan dari segi data dan

arti. Kelemahan yang bersifat umum dari suatu indeks

komposit adalah tidak memiliki arti tersendiri secara

individual. Jelasnya, IPM suatu negara, provinsi atau

kabupaten/kota tidak bermakna tanpa dibandingkan

dengan IPM negara, provinsi atau kabupaten/kota lainnya.

Page 23: BADAN PUSAT STATISTIK

12 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

3. IPM belum mempertimbangkan kesetaraan gender. Untuk

menanggapi masalah ini, UNDP menyusun dua indeks

turunan IPM yaitu IPG dan IDG.1 Sementara untuk

mempertimbangkan kemiskinan, disusunlah IKM2

Tinggi rendahnya nilai IPM tidak dapat dilepaskan dari program

pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah baik di tingkat pusat

maupun daerah. Proses desentralisasi tampaknya telah membuka potensi-

potensi wilayah untuk berkembang secara aktif dan mandiri. Kompetisi

antarwilayah makin dinamis sebagai ajang adu kebijakan pembangunan

manusia yang efektif dan efisien.

Otonomi daerah diharapkan mampu mengurangi kesenjangan capaian

pembangunan manusia antarkota dan kabupaten-kabupaten di Indonesia.

Wilayah perkotaan yang sarat dengan fasilitas pembangunan memiliki

capaian pembangunan manusia yang lebih tinggi dibanding daerah-daerah

di sekitarnya. Daya tarik kota membawa dampak pada berpindahnya

penduduk yang lebih berkualitas ke kota. Sebagai dampaknya, daerah-

daerah penyangga dan wilayah kabupaten memiliki capaian pembangunan

yang relatif rendah. Melalui otonomi daerah, diharapkan masing-masing

daerah mampu mengembangkan program-program yang spesifik

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah sehingga kualitas

pembangunan manusianya dapat ditingkatkan.

1IPG disusun dari angka harapan hidup; angka melek huruf; rata-rata lama sekolah; rata-rata

upah buruh non pertanian; dan sumbangan pendapatan (dalam persen). Sedangkan IDG

disusun dari data keterwakilan dalam parlemen; proporsi dari manajer, staf administrasi,

pekerja profesional dan teknisi; persentase aktif secara ekonomi (proporsi dari angkatan kerja);

serta upah di bidang non pertanian. Masing-masing indikator penyusun IPG dan IDG tersebut

dibedakan berdasarkan jenis kelamin (menggunakan data laki-laki dan perempuan).

2IKM dibangun oleh tiga komponen yaitu peluang suatu populasi untuk tidak bertahan hidup

sampai umur 40 tahun , indikator kedua diukur dengan angka buta huruf penduduk umur

dewasa [15 tahun keatas], serta keterbatasan akses terhadap pelayanan dasar [meliputi akses

terhadap air bersih, akses terhadap sarana kesehatan, dan persentase balita dengan status gizi

kurang].

Page 24: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 13 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 13

Namun perlu disadari, perubahan atau peningkatan angka IPM tidak

bisa terjadi secara instan. Pembangunan manusia merupakan sebuah

proses dan tidak bisa diukur dalam waktu singkat. Berbeda dengan

pembangunan ekonomi pada umumnya, hasil pembangunan pendidikan

dan kesehatan tidak bisa dilihat dalam jangka pendek. Untuk itu, program-

program pembangunan manusia harus dilaksanakan secara

berkesinambungan dan terus dipantau pelaksanaannya sehingga lebih

terarah.

Page 25: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 26: BADAN PUSAT STATISTIK

PEMUTAKHIRAN

METODOLOGI

Page 27: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 28: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 17

2.1. Perjalanan Penghitungan IPM

Sejak pertama kali diperkenalkan oleh UNDP, IPM terus mendapat banyak

sorotan. Banyak dukungan yang mengalir, tetapi tidak sedikit kritikan terhadap

indikator ini. Sebagian pihak berpendapat bahwa indikator yang tercakup di

dalam IPM kurang mewakili pembangunan. Para pakar terus bekerja untuk

mendalami lebih jauh tentang pembangunan manusia. Tidak hanya itu, mereka

terus melakukan kajian untuk menyempurnakan penghitungan IPM. Hal itu

terutama dilakukan pada indikator yang digunakan dalam penghitungan IPM.

Tercatat bahwa UNDP melakukan dua kali penyempurnaan pada tahun 1991

dan 1995 dan perubahan ditahun 2010.

Awalnya, UNDP memperkenalkan suatu indeks komposit yang mampu

mengukur pembangunan manusia. Ketika diperkenalkan pada tahun 1990,

mereka menyebutnya sebagai Indeks Pembangunan Manusia (Human

Development Index) yang kemudian secara rutin dipublikasikan setiap tahun

dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report). Kala itu,

IPM dihitung melalui pendekatan dimensi umur panjang dan hidup sehat yang

diproksi dengan angka harapan hidup saat lahir, dimensi pengetahuan yang

diproksi dengan angka melek huruf dewasa ,serta dimensi standar hidup layak

yang diproksi dengan PDB per kapita. Untuk menghitung ketiga dimensi

menjadi sebuah indeks komposit, digunakan rata-rata aritmatik.

Setahun berselang, UNDP melakukan penyempurnaan penghitungan IPM

dengan menambahkan variabel rata-rata lama sekolah ke dalam dimensi

pengetahuan. Akhirnya, terdapat dua indikator dalam dimensi pengetahuan

yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.

Terdapat dua indikator dalam dimensi pengetahuan, UNDP memberi bobot

untuk keduanya. Indikator angka melek huruf diberi bobot dua per tiga,

sementara indikator rata-rata lama sekolah diberi bobot sepertiga. Hingga

tahun 1994, keempat indikator yang digunakan dalam penghitungan IPM masih

Page 29: BADAN PUSAT STATISTIK

18 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

cukup relevan. Namun akhirnya, pada tahun 1995 UNDP kembali melakukan

penyempurnaan metode penghitungan IPM. Kali ini, UNDP mengganti variabel

rata-rata lama sekolah menjadi gabungan angka partisipasi kasar. Pembobotan

tetap dilakukan dengan metode yang sama seperti sebelumnya.

Grafik 2.1 Perjalanan Metodologi Penghitungan IPM di UNDP

Pada tahun 2010, UNDP merubah metodologi penghitungan IPM. Kali ini

perubahan drastis terjadi pada penghitungan IPM. UNDP menyebut perubahan

yang dilakukan pada penghitungan IPM sebagai metode baru. Beberapa

indikator diganti menjadi lebih relevan. Indikator Angka Partisipasi Kasar

gabungan (Combine Gross Enrollment Ratio) diganti dengan indikator Harapan

Lama Sekolah (Expected Years of Schooling). Indikator Produk Domestik Bruto

Catatan AHH: Angka Harapan Hidup saat lahir; APK: Angka Partisipasi Kasar. AMH: Angka Melek Huruf HLS: Harapan Lama Sekolah RLS: Rata-rata Lama Sekolah PNB: Produk Nasional Bruto PDB: Produk Domestik Bruto

199

5

201

1

201

4

199

1

1990

Launching:

Komponen IPM yang digunakan AHH, AMH, PDB perkapita

Metode agregasi menggunakan rata-rata aritmatik

1990

1991

Penyempurnaan:

Komponen IPM yang digunakan AHH, AMH, RLS, PDB per kapita

2011

Penyempurnaan:

Mengganti tahun dasar PNB per kapita dari tahun 2008 menjadi 2005

1995

Penyempurnaan:

Komponen IPM yang digunakan AHH, AMH, Kombinasi APK, dan PDB per kapita

2010

UNDP mengubah metodologi:

Komponen

IPM yang digunakan

AHH, RLS, HLS, dan

PNB per kapita

Metode

agregasi

menggunakan rata-

rata geometrik

2010

2014

Penyempurnaan: 1. Mengganti tahun dasar PNB

per kapita dari 2005 menjadi 2011

2. Mengubah metode agregasi indeks pendidikan dari rata-rata geometrik menjadi rata-rata aritmatik

Page 30: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 19 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 19

(PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita. Selain

itu, cara penghitungan juga ikut berubah. Metode rata-rata aritmatik diganti

menjadi rata-rata geometrik untuk menghitung indeks komposit.

Perubahan yang dilakukan UNDP tidak hanya sebatas itu. Setahun

kemudian, UNDP menyempurnakan penghitungan metode baru. UNDP merubah

tahun dasar penghitungan PNB per kapita dari 2008 menjadi 2005. Tiga tahun

berselang, UNDP melakukan penyempurnaan kembali penghitungan metode

baru. Kali ini, UNDP merubah metode agregasi indeks pendidikan dari rata-rata

geometrik menjadi rata-rata aritmatik dan tahun dasar PNB per kapita.

Serangkaian perubahan yang dilakukan UNDP bertujuan agar dapat membuat

suatu indeks komposit yang cukup relevan dalam mengukur pembangunan

manusia.

2.2. Perubahan Metodologi Penghitungan IPM

Pada dasarnya, perubahan metodologi penghitungan IPM didasarkan

pada alasan yang cukup rasional. Suatu indeks komposit harus mampu

mengukur apa yang diukur. Dengan pemilihan metode dan variabel yang tepat,

indeks yang dihasilkan akan cukup relevan. Namun, alasan utama yang

dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM setidaknya ada dua.

Pertama, beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan

dalam penghitungan IPM. Angka Melek Huruf (AMH) sudah tidak relevan dalam

mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas

pendidikan. Sebelum penghitungan metode baru digunakan, AMH di sebagian

besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat

pendidikan antarwilayah dengan baik. Dalam konsep pembentukan indeks

komposit, variabel yang tidak sensitif membedakan akan menyebakan

indikator komposit menjadi tidak relevan. Oleh karena itu, indikator AMH

dianggap sudah tidak relevan sebagai komponen dalam penghitungan IPM.

Selanjutnya adalah indikator PDB per kapita. Indikator ini pada dasarnya

Page 31: BADAN PUSAT STATISTIK

20 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

merupakan proksi terhadap pendapatan masyarakat. Namun disadari bahwa

PDB diciptakan dari seluruh faktor produksi dan apabila ada investasi dari

asing turut diperhitungkan. Padahal, tidak seluruh pendapatan faktor produksi

dinikmati penduduk lokal. Oleh karena itu, PDB per kapita kurang dapat

menggambarkan pendapatan masyarakat atau bahkan kesejahteraan

masyarakat pada suatu wilayah.

Kedua, penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan

IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat

ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain. Pada dasarnya, konsep yang

diusung dalam pembangunan manusia adalah pemerataan pembangunandan

sangat anti terhadap ketimpangan pembangunan. Rata-rata aritmatik

memungkinkan adanya transfer capaian dari dimensi dengan capaian tinggi ke

dimensi dengan capaian rendah. Perumpamaan sederhana untuk dapat melihat

kelemahan rata-rata aritmatik misalnya dengan menghitungan secara

sederhana nilai ketiga dimensi pembangunan manusia.

Tabel 2.1 Simulasi Perbedaan Rata-rata Aritmatik dan Rata-rata Geometrik

Kesehatan Pendidikan Standar

Hidup Layak Rata-rata Aritmatik

Rata-rata Geometrik

(1) (2) (3) (4) (5)

3 3 3 3,00 3,00

2 3 4 3,00 2,88

1 3 5 3,00 2,47

Misal, capaian dimensi umur panjang dan sehat, dimensi pengetahuan,

dan dimensi standar hidup masing-masing adalah 3, 3, dan 3. Dengan rata-rata

aritmatik dapat diperoleh dengan mudah bahwa rata-rata ketiga dimensi

adalah (3 + 3 + 3)/3 = 3. Pada contoh kasus lain, misalkan capaian ketiga

dimensi berturut-turut adalah 2, 3, dan 4. Rata-rata ketiga dimensi juga masih

3, yaitu (2 + 3 + 4) = 3. Secara nyata terlihat bahwa ada ketimpangan capaian

Page 32: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 21 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 21

antardimensi pembangunan manusia. Pada kasus yang lebih ekstrim, rata-rata

aritmatik mampu menutupi ketimpangan pembangunan manusia yang terjadi

di suatu wilayah. Misal capaian ketiga dimensi secara berturut-turut menjadi 1,

3, dan 5. Dalam kondisi ketimpangan yang ekstrim ini, rata-rata pembangunan

manusia tetap 3. Kondisi ini sama dengan capaian suatu wilayah pada contoh

kasus pertama. Rata-rata aritmatik menyebabkan seolah-olah tidak terjadi

ketimpangan karena hasil dapat ditutupi oleh dimensi yang lebih tinggi

capaiannya. Kelemahan rata-rata aritmatik ini menjadi salah satu alas an

mendasar untuk memperbarui metode penghitungan IPM.

2.3. Indikator Baru Dalam Penghitungan IPM

UNDP memperkenalkan penghitungan IPM metode baru dengan

beberapa perbedaan mendasar dibanding metode lama. Setidaknya, terdapat

dua hal mendasar dalam perubahan metode baru ini. Kedua hal mendasar

terdapat pada aspek indikator dan cara penghitungan indeks. Pada metode

baru, UNDP memperkenalkan indikator baru pada dimensi pengetahuan yaitu

Harapan Lama Sekolah (Expected Years of Schooling). Indikator ini digunakan

untuk menggantikan indikator AMH yang memang saat ini sudah tidak relevan

karena capaian di banyak negara sudah sangat tinggi. UNDP juga menggunakan

indikator PNB per kapita untuk menggantikan indikator PDB per kapita.

Tabel 2.2 Perbedaan Indikator IPM pada Metode Lama dan Metode Baru

Dimensi Metode Lama Metode Baru

Umur Panjang dan Hidup Sehat

Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH)

Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH)

Pengetahuan

Angka Melek Huruf (AMH) Harapan Lama Sekolah (HLS) Kombinasi Angka Partisipasi Kasar (APK)

Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Standar Hidup Layak PDB per Kapita PNB per Kapita

Agregasi Rata-rata Aritmatik Rata-rata Geometrik

Page 33: BADAN PUSAT STATISTIK

22 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Selain indikator baru, UNDP melakukan perubahan cara penghitungan

indeks. Untuk menghitung agregasi indeks, digunakan rata-rata geometrik

(geometric mean). Cara penghitungan indeks yang terbilang baru ini cederung

sensitif terhadap ketimpangan. Tidak seperti rata-rata aritmatik yang dapat

menutupi ketimpangan yang terjadi antardimensi, rata-rata geometrik

menuntuk keseimbangan ketiga dimensi IPM agar capaian IPM menjadi optimal.

2.4. Dampak Perubahan Metodologi

Perubahan mendasar yang terjadi pada penghitungan IPM tentunya

membawa dampak. Secara langsung, ada dua dampak yang terjadi akibat

perubahan metode penghitungan IPM.

Pertama, perubahan level IPM. Secara umum, level IPM metode baru

lebih rendah dibanding IPM metode lama. Hal ini terjadi karena perubahan

indikator dan perubahan cara penghitungan. Penggantian indikator Angka

Melek Huruf (AMH) menjadi Harapan Lama Sekolah (HLS) membuat angka IPM

lebih rendah karena secara umum AMH sudah di atas 90 persen sementara HLS

belum cukup optimal. Selain itu, perubahan rata-rata aritmatik menjadi rata-

rata geometrik juga turut andil dalam penurunan level IPM metode baru.

Ketimpangan yang terjadi antardimensi akan mengakibatkan capaian IPM

menjadi rendah.

Kedua, terjadi perubahan peringkat IPM. Perubahan indikator dan

cara penghitungan membawa dampak pada perubahan peringkat IPM.

Perubahan indikator berdampak pada perubahan indeks dimensi. Sementara

perubahan cara penghitungan berdampak signifikan terhadap agregasi indeks.

Namun, perlu dicatat bahwa peringkat IPM antara kedua metode tidak dapat

dibandingkan karena kedua metode tidak sama.

Page 34: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 23 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 23

Beberapa negara yang telah mencoba mengaplikasi metode baru

penghitungan IPM mencacat perubahan peringkat yang terjadi di tingkat

regional. China misalnya, mengaplikasikan metode baru di tingkat regional

mulai tahun 2013 dengan menggunakan data tahun 2011. Hasilnya cukup

menggembirakan tetapi dampak yang muncul juga cukup signifikan. Tercatat

beberapa provinsi mengalami perubahan drastis, antara lain Guangdong (4

menjadi 7), Hebei (10 menjadi 16), dan Henan (15 menjadi 20). Filipina juga

mengalami hal serupa dimana terjadi perubahan peringkat yang tajam di

tingkat regional. Misalnya, Abra (46 menjadi 51), Aklan (49 menjadi 63),

Camiguin (28 menjadi 39), dan Albay (30 menjadi 43).

2.5. Implementasi IPM Metode Baru di Indonesia

Indonesia turut ambil bagian dalam mengaplikasikan penghitungan

metode baru. Dengan melihat secara mengalam tentang kelemahan pada

penghitungan metode lama, Indonesia merasa perlu memperbarui penghitungan

untuk menjawab tantangan masyarakat internasional. Pada tahun 2014, Indonesia

secara resmi melakukan penghitungan IPM dengan metode baru. Untuk

mengaplikasikan metode baru, sumber data yang tersedia di Indonesia antara lain.

Angka harapan hidup saat lahir (Sensus Penduduk 2010-SP2010,

Proyeksi Penduduk).

Angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah (Survei

Sosial Ekonomi Nasional-SUSENAS).

PNB per kapita tidak tersedia pada tingkat provinsi dan

kabupaten/ kota, sehingga diproksi dengan pengeluaran per kapita disesuaikan

menggunakan data SUSENAS.

Indonesia melakukan beberapa penyesuaian terhadap metode baru.

Penyesuaian ini dilakukan pada indikator PNB per kapita karena ketersediaan data.

Dari empat indikator yang digunakan dalam penghitungan IPM metode baru, tiga

Page 35: BADAN PUSAT STATISTIK

24 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

diantaranya sama persis dengan UNDP. Khusus untuk PNB per kapita, indikator ini

diproksi dengan pengeluaran per kapita.

Indikator angka harapan hidup saat lahir tidak mengalami perubahan pada

metode baru. Akan tetapi, sumber data yang digunakan dalam penghitungan

indikator ini telah diperbarui dengan menggunakan hasil Sensus Penduduk tahun

2010 (SP2010). Indikator ini menjadi indikator penting untuk melihat derajat

kesehatan suatu masyarakat. Indikator ini tetap dipertahankan keberadaannya

karena selain relevansinya, juga ketersediaan hingga tingkat kabupaten/kota cukup

memadai.

Indikator angka melek huruf diganti dengan indikator baru yang disebut

harapan lama sekolah. Seperti pada penjelasan sebelumnya, indikator angka melek

huruf sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini sehingga diganti dengan

harapan lama sekolah. Indikator rata-rata lama sekolah tetap dipertahankan karena

menggambarkan stok yang terjadi pada dunia pendidikan. Namun, cakupan

penghitungan yang digunakan pada metode baru telah diganti. Pada metode lama,

cakupan penduduk yang dihitung adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas.

Sementara pada metode baru, cakupan penduduk yang dihitung adalah penduduk

berusia 25 tahun ke atas sesuai dengan rekomendasi UNDP. Selain untuk

keterbandingan dengan internasional, alasan penting lain yaitu bahwa pada

umumnya penduduk berusia 25 ke atas tidak bersekolah lagi. Walaupun sebagian

kecil ada yang masih bersekolah, jumlahnya tidak signifikan. Penduduk usia 25

tahun ke atas merupakan stok pendidikan yang dimiliki oleh suatu wilayah.

Indikator pengeluaran per kapita juga tetap dipertahankan keberadaannya

karena cukup operasional dari sisi ketersedian data. Pada dasarnya, indikator PNB

per kapita lebih menggambarkan kesejahteraan masyarakat dibanding pengeluaran

per kapita. Namun data ini tidak tersedia hingga tingkat kabupaten/kota. Meski

pengeluaran per kapita tetap digunakan,ada perubahan pada penghitungan paritas

Page 36: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 25 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 25

daya beli yang digunakan. Pada metode lama, terdapat 27 komoditas yang

digunakan dalam penghitungan paritas daya beli. Sementara pada metode baru

terdapat 96 komoditas yang digunakan. Hal ini dilakukan karena selama 1990

hingga 2014 telah terjadi banyak perubahan pola konsumsi masyarakat sehingga

komoditas penghitungan paritas daya beli juga harus diperbarui.

Page 37: BADAN PUSAT STATISTIK

26 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Pada metode lama, agregasi indeks komposit menggunakan rata-rata

aritmatik. Sementara pada metode baru menggunakan rata-rata geometrik.

Metode agregasi indeks komposit yang digunakan pada metode baru merupakan

penyempurnaan metode lama. Seperti pada penjelasan sebelumnya, rata-rata

geometrik memiliki keunggulan dalam mendeteksi ketimpangan dibanding rata-

rata aritmatik.

Kecepatan perubahan IPM juga menjadi salah satu fokus

dalampembangunan manusia. Pada metode lama, kecepatan perubahan IPM

diukur dengan menggunakan reduksi shortfall. Pada metode baru, kecepatan

perubahan IPM diukur dengan menggunakan pertumbuhan aritmatik.

Page 38: BADAN PUSAT STATISTIK

CAPAIAN PEMBANGUNAN

MANUSIA

Page 39: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 40: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 29

Manusia merupakan kekayaan bangsa yang sesungguhnya, sehingga

tujuan utama pembangunan manusia adalah memperluas pilihan-pilihan yang

dimiliki manusia.

3.1. Capaian Bidang Kependudukan

Penduduk merupakan sumber daya yang harus ditingkatkan

kualitasnya karena penduduk sebagai pelaksana dan juga sebagai sasaran

dari pembangunan. Penduduk yang berkualitas tinggi akan menjadi aset

dalam menunjang keberhasilan pembangunan, sebaliknya penduduk yang

berkualitas rendah akan menjadi beban bagi pembangunan. Oleh karena

itu, untuk menunjang keberhasilan pembangunan maka perkembangan

penduduk perlu diarahkan sehingga mempunyai ciri-ciri atau

karakteristik yang menguntungkan pembangunan.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 pasal 3 ayat 1 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera

menyebutkan bahwa perkembangan kependudukan diarahkan pada

pengendalian kuantitas, perkembangan kualitas, serta pengarahan

mobilitas penduduk, sebagai potensi sumber daya manusia agar menjadi

kekuatan pembangunan. Lebih lanjut pasal 4 ayat 1 menyebutkan tujuan

dari perkembangan kependudukan, yaitu untuk mewujudkan keserasian,

dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, persebaran penduduk

dengan lingkungan hidup.

Komposisi penduduk menurut struktur umur penduduk merupakan

indikator penting untuk melihat sejauh mana beban tanggungan

penduduk. Ketidakseimbangan komposisi antara kelompok umur

produktif dengan non produktif akan menyebabkan permasalahan yang

harus segera dicari jalan keluarnya. Demikian juga halnya dengan

distribusi atau penyebaran penduduk antarwilayah, sangat dipengaruhi

oleh tingkat pemerataan hasil pembangunan. Tingkat pemerataan hasil

Page 41: BADAN PUSAT STATISTIK

30 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

pembangunan akan mempengaruhi penyebaran dan tingkat kepadatan

penduduk. Penduduk biasanya akan melakukan migrasi ke wilayah yang

terdapat fasilitas-fasilitas yang lebih baik dibanding wilayah yang

ditempati sebelumnya.

Aspek kependudukan perlu dipertimbangkan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan penduduk seperti arus migrasi, angka

kelahiran, dan kematian. Ketiga komponen ini turut serta dalam

perencanaan pembangunan ekonomi, sosial budaya, dan politik serta

pertahanan.

Data kependudukan sangat dibutuhkan baik oleh lembaga

pemerintah maupun non pemerintah. Dari data kependudukan dapat

dibuat berbagai perencanaan kebutuhan fasilitas penunjang kesejahteraan

masyarakat, seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, tempat

ibadah, pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, dan fasilitas lainnya. Data

kependudukan yang terkait, diantaranya data tentang jumlah dan

pertumbuhan penduduk, kepadatan dan penyebaran penduduk serta data

struktur umur penduduk.

Jumlah penduduk Humbang Hasundutan pada keadaan Juni 2010

adalah 172.326 jiwa terdiri dari 85.448 jiwa laki-laki dan sebanyak 86.838

jiwa perempuan. Mengikuti tren tingkat kelahiran, kematian dan migrasi,

maka sampai dengan tahun 2017 jumlah penduduk Humbang Hasundutan

masih terus meningkat. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk

pertengahan tahun, jumlah penduduk Humbang Hasundutan mencapai

186.694 jiwa terdiri dari 92.702 jiwa laki-laki dan sebanyak 93.992 jiwa

perempuan.

Page 42: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 31 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 31

3.1.1. Rasio Jenis Kelamin

Besar kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi oleh pola mortalitas

dan migrasi penduduk suatu daerah. Jika rasio jenis kelamin di atas 100,

artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk

perempuan di daerah tersebut. Jumlah penduduk perempuan Kabupaten

Humbang Hasundutan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki terlihat dari

rasio jenis kelamin di tahun 2017 sebesar 98,63 persen.

Secara umum, jumlah penduduk perempuan di Provinsi Sumatera

Utara memang lebih banyak dibanding penduduk laki-laki dengan rasio jenis

kelamin 99,60 persen. Fenomena tersebut terjadi hampir merata di banyak

kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara.

Tabel 3.1 Rasio Jenis Kelamin (persen), 2013-2017

Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (3) (4) (5) (6) (7)

Humbang Hasundutan 98,59 98,67 98,47 98,56 98,63

Tapanuli Utara 97,73 97,77 97,85 97,72 97,62

Toba Samosir 98,61 98,66 98,58 98,55 98,69

Dairi 99,71 99,74 99,79 99,85 99,80

Samosir 98,78 98,54 98,43 98,90 98,93

SUMATERA UTARA 99,55 99,57 99,59 99,60 99,60

3.1.2. Penyebaran Penduduk

Persebaran penduduk di kabupaten Humbang Hasundutan termasuk

belum merata, masih terpusat di ibukota kabupaten yaitu Kecamatan

Doloksanggul dengan 26,19 persen penduduk berdomisili di kecamatan ini.

Sementara dari segi kepadatan penduduk, kecamatan dengan tingkat

kepadatan penduduk tertinggi adalah Baktiraja dengan kisaran 319 penduduk

di setiap km2. Hal ini agak berbeda dengan asumsi umum bahwa wilayah

dengan populasi terbesar otomatis memiliki kepadatan terbesar, dalam hal ini

Page 43: BADAN PUSAT STATISTIK

32 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

kecamatan Baktiraja memiliki wilayah terkecil sehingga 7.236 penduduk yang

bermukim di kecamatan tersebut menjadi cukup padat.

Tabel 3.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk, 2017

Kecamatan Jumlah

Penduduk

Distribusi

(%)

Kepadatan

(%)

(1) (2) (3) (4)

Pakkat 24 722 13,24 63,69

Onan Ganjang 10 534 5,64 46,57

Sijamapolang 5 435 2,91 38,21

Doloksanggul 48 894 26,19 226,84

Lintong Nihuta 31 617 16,94 170,98

Paranginan 13 251 7,10 273,44

Baktiraja 7 236 3,88 319,73

Pollung 19 168 10,27 57,39

Parlilitan 18 208 9,75 24,72

Tarabintang 7 629 4,09 30,99

HUMBANG HASUNDUTAN 186 694 100,00 73,12

3.1.3. Struktur Umur dan Ketergantungan

Ada tiga pengelompokan penduduk berkenaan dengan kaitan

antara struktur umur dan kemampuan berproduksi secara ekonomi.

Pertama, kelompok penduduk usia muda, yaitu penduduk yang

berumur dibawah 15 tahun (0-14 tahun). Kedua, kelompok penduduk

usia produktif, yaitu penduduk yang berumur 15-64 tahun. Terakhir,

kelompok penduduk usia tua, yaitu penduduk yang berumur 65 tahun

ke atas.

Angka Beban Ketergantungan menggambarkan persentase

penduduk yang ditanggung usia produktif dengan membandingkan

jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah

penduduk usia non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas).

Page 44: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 33 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 33

Penduduk dengan usia produktif diharapkan menjadi tulang punggung

dalam menggerakkan kegiatan ekonomi di suatu wilayah, sehingga

beban ketergantungan yang besar secara tidak langsung berpengaruh

terhadap laju perekonomian.

Grafik 3.1 Perkembangan Beban Ketergantungan Penduduk, 2013-2018

Angka beban ketergantungan penduduk Humbang Hasundutan

adalah 80,96 persen; artinya setiap 100 jiwa penduduk usia produktif

menanggung sekitar 81 (80,96) jiwa penduduk usia non produktif.

Angka ini cukup tinggi mengingat perbandingan penduduk produktif

dibanding non produktif hampir seimbang. Fenomena yang

mempengaruhi kejadian tersebut salah satunya adalah para pemuda

atau penduduk dalam usia produktif cenderung memilih untuk

merantau keluar kabupaten Humbang Hasundutan dengan alasan

pendidikan yang lebih baik ataupun mencari kesempatan pekerjaan.

3.2. Capaian Bidang Kesehatan

Salah satu komponen dalam penentuan kualitas hidup manusia

adalah kesehatan. Kualitas hidup manusia tergantung dari derajat

kesehatannya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya, pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap

orang.

83,05

87,76

82,56 82,10 81,72 80,96

70,00

80,00

90,00

Page 45: BADAN PUSAT STATISTIK

34 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Keberhasilan dalam melakukan pembangunan di bidang

kesehatan ditandai dengan penduduk yang hidup dengan perilaku dan

berada dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki

derajat kesehatan tinggi. Hal ini tercantum dalam arah kebijakan dan

strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 yang merupakan

bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan

(RPJK) 2005-2025.

Derajat kesehatan penduduk dapat diukur dari angka kematian

(mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Angka mortalitas

menunjukkan jumlah satuan kematian per 1000 jiwa per tahun. Morbiditas

adalah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan.

3.2.1. Kondisi Lingkungan dan Perumahan

Secara umum, penduduk di Kabupaten Humbang Hasundutan

yang tempat tinggalnya berstatus milik sendiri persentasenya cukup

tinggi dengan nilai 80,45 persen di tahun 2018. Angka ini bergerak

agak fluktuatif dari tahun 2014 dengan 76,64 persen penduduk yang

berstatus penguasaan tempat tinggal milik sendiri, kemudian tahun

2015 sebesar 80,47 persen, tahun 2016 sebesar 83,79 persen, dan

tahun 2017 sebesar 75,57 persen.

Status penguasaan tempat tinggal terbesar kedua adalah

Bebas Sewa. Termasuk ke dalam kategori ini adalah rumah warisan

dari orangtua atau keluarga yang belum diserahterimakan secara

hukum/legal namun penguasaannya berada pada tangan yang

menempati rumah tanpa ada kewajiban membayar sewa. Pada tahun

2014 penduduk dengan status tempat tinggal bebas sewa sebesar 1,41

persen, nilai tersebut naik signifikan di tahun 2015 dengan 15,48

persen, kemudian tahun 2016 menjadi 11,21 persen, kembali naik di

Page 46: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 35 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 35

tahun 2017 dengan 19,45 persen dan di tahun 2018 menjadi 11,97

persen.

Grafik 3.2 Persentase Rumahtangga Menurut Status Kepemilikan Tempat Tinggal, 2017-2018

3.2.2. Akses Medis

Fasilitas kesehatan merupakan penunjang penting dalam

pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Kehidupan

masyarakat yang berkualitas tidak bisa dilepaskan dari ketersediaan

dan kemudahan dalam mengakses fasilitas kesehatan.

Tabel 3.3 Jumlah Fasilitas Kesehatan, 2015-2017

Fasilitas Kesehatan 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4)

Rumah sakit umum 1 1 1

Rumah bersalin 4 4 4

Puskesmas & Pustu 35 35 35

Poskesdes 167 167 159

Posyandu 243 249 249

20142015201620172018*)

76,6480,4783,7975,5780,45

Milik sendiri Kontrak/sewa Bebas Sewa Dinas

Page 47: BADAN PUSAT STATISTIK

36 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

3.3. Capaian Bidang Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya

manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Pentingnya

pendidikan tercermin dalam UUD 1945, yang menyatakan bahwa

pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang bertujuan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian program pendidikan

mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial-ekonomi suatu daerah.

Agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat,

maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan

pemerintah. Program pembangunan pendidikan nasional yang dilakukan

saat ini telah mempertimbangkan kesepakatan-kesepakatan internasional

seperti pendidikan untuk semua (education for all), konvensi hak anak

(convention on the right of child) dan Millenium Development Goals (MDGs)

yang secara jelas menekankan pentingnya pendidikan sebagai salah satu

cara penanggulangan kemiskinan, peningkatan keadilan sosial, dan lainnya.

Program atau kebijaksanaan pemerintah dewasa ini dalam bidang

pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk memberi kesempatan seluas-

luasnya kepada masyarakat untuk dapat sekolah. Dengan demikian

diharapkan tingkat pendidikan masyarakat akan lebih baik dan utamanya

tingkat melek huruf terutama pada penduduk usia sekolah (7-18 tahun)

akan mencapai 100 persen. Sejauh mana program ini berhasil dilaksanakan

tercermin dari profil pendidikan penduduk yang akan dibahas dalam

uraian berikut, meliputi status pendidikan formal dan tingkat pendidikan

yang ditamatkan.

Indikator makro mendasar dari keberhasilan pendidikan dalam

kemampuan membaca dan menulis adalah tingkat melek huruf untuk

penduduk 10 tahun ke atas, karena kemampuan membaca dan menulis

Page 48: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 37 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 37

seseorang berhubungan dengan kemampuannya menyerap ilmu

pengetahuan. Ketidakmampuan membaca dan menulis disebut buta huruf.

Grafik 3.3 Persentase Penduduk Melek Huruf, 2018

Kabupaten Humbang Hasundutan termasuk kabupaten dengan

persentase melek huruf tinggi hal ini berbanding lurus dengan tingginya

persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang pernah

mengikuti/sedang mengikuti pendidikan setingkat sekolah dasar dengan

91,19 persen memiliki ijazah SD dan 8,81 persen tidak memiliki ijazah SD.

3.4. Capaian Bidang Ekonomi

Kapabilitas seseorang dalam ekonomi seringkali terbentur dengan

kemiskinan. Uang memiliki arti penting untuk memperluas pilihan,

terutama bagi penduduk miskin. Faktor kemiskinan dapat menghambat

berbagai aspek dalam kehidupan diantaranya aksesibilitas terhadap

fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai, padahal kedua aspek

tersebut merupakan kapabilitas dasar dalam pembangunan manusia.

Sayangnya menanggulangi kemiskinan bukan perkara yang mudah karena

terkait dengan berbagai dimensi kehidupan yang saling berpengaruh satu

sama lain.

Pengeluaran atau pendapatan telah memberikan sedikit gambaran

mengenai ukuran pembangunan. Pembangunan manusia adalah perluasan

Dapat membaca;

99,66

Tidak dapat membaca;

0,34

Page 49: BADAN PUSAT STATISTIK

38 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

kebebasan nyata yang dinikmati oleh manusia. Kebebasan salah satunya

bergantung pada faktor ekonomi yang didalamnya terkandung makna

adanya kesetaraan atau pemerataan (UNDP, 1996).

3.4.1. Struktur Perekonomian Daerah

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan wilayah dengan

penduduk bermata pencaharian utama dari bidang pertanian. Wilayah

agraris tersebut menyumbang 44,49 persen bagi PDRB Kabupaten

Humbang Hasundutan. Meski berdasarkan hasil Sensus Pertanian

2013, kaum petani didominasi oleh petani gurem yang memiliki lahan

dengan luas lahan kurang dari 500 meter persegi, namun secara

keseluruhan, sektor lapangan usaha masih menjadi sumber

pencaharian utama masyarakat Humbang Hasundutan.

Grafik 3.4 Persentase Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha dengan Konstribusi Tertinggi, 2018

Grafik di atas menampilkan urutan lapangan usaha dengan

kontribusi terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto.

Konstributor tertinggi adalah Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan dengan 44,49 persen; diikuti lapangan usaha

Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor dengan

14,75 persen; di posisi tiga lapangan usaha Konstruksi dengan 14,20

44,49

14,75

14,20

11,41

3,38 11,77

Pertanian, Kehutanan, dan PerikananPerdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda MotorKonstruksiAdministasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial WajibPenyediaan Akomodasi dan Makan MinumLainnya

Page 50: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 39 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 39

persen, lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan

Jaminan Sosial Wajib dengan 11,41 persen, lapangan usaha Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum sebesar 3,38 persen; dan lapangan

usaha lainnya 11,77 persen.

3.4.2. Pengeluaran per Kapita Penduduk

Pola pengeluaran penduduk dapat menggambarkan sejauh mana

tingkat pembangunan yang terjadi di suatu daerah. Pada dasarnya jika

pola pengeluaran masih didominasi oleh konsumsi makanan dan

minuman artinya wilayah tersebut masih merupakan wilayah

berkembang. Sebaliknya jika pola pengeluaran didominasi komoditi

non makanan maka penduduk di wilayah tersebut bisa dianggap lebih

maju.

Grafik 3.5 Perkembangan Pengeluaran per Kapita (Rupiah/Bulan), 2013-2017

Pengeluaran penduduk untuk kategori makanan dan non

makanan untuk masyarakat Humbang Hasundutan sama-sama

meningkat dan didominasi pengeluaran untuk makanan. Posisi

pengeluaran untuk non makanan masih lebih kecil atau hanya 39,55

persen dibandingkan pengeluaran makanan sebesar 60,44 persen dari

total pengeluaran rumahtangga.

355.647 358.998380.822

425.510

470.711

182.673 177.054

232.546

277.923308.059

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

500.000

2013 2014 2015 2016 2017

Makanan Non Makanan

Page 51: BADAN PUSAT STATISTIK

40 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional yang diadakan

setiap tahun, pada tahun 2013 penduduk Humbang Hasundutan

mengeluarkan Rp 355.647 per kapita per bulan untuk komoditi

makanan dan 182.673 per kapita untuk komoditi non makanan. Tahun

2014 Rp 358.998 per kapita per bulan untuk komoditi makanan dan

177.054 per kapita untuk komoditi non makanan. Tahun 2015 Rp

380.822 per kapita per bulan untuk komoditi makanan dan 232.546

per kapita untuk komoditi non makanan. Tahun 2016 Rp 425.510 per

kapita per bulan untuk komoditi makanan dan 277.923 per kapita

untuk komoditi non makanan. Tahun 2017 Rp 470.711 per kapita per

bulan untuk komoditi makanan dan 308.059 per kapita untuk komoditi

non makanan.

3.5. Pembangunan Manusia di Kabupaten Humbang

Hasundutan

Capaian IPM Humbang Hasundutan merupakan agregasi dari tiga

dimensi yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar

hidup layak. Dimensi umur panjang dan hidup sehat yang diwakili oleh

indikator angka harapan hidup saat lahir menunjukkan capaian yang

bagus. Saat ini, rata-rata bayi yang baru lahir dapat bertahan hidup hingga

usia 67,30 tahun. Dimensi pengetahuan diwakili oleh indikator rata-rata

lama sekolah dan harapan lama sekolah. Secara rata-rata, penduduk 25

tahun ke atas di Humbang Hasundutan telah menempuh pendidikan

hingga 9,10 tahun atau setara dengan Kelas IX. Meski masih perlu terus

ditingkatkan, harapan baru muncul. Dalam waktu bersamaan, secara rata-

rata anak berusia 7 tahun yang masuk ke jenjang pendidikan diharapkan

mampu bersekolah hingga 13,2 tahun atau setara Diploma I. Tidak kalah

penting, standar hidup layak yang diukur melalui indikator PNB per kapita

telah menunjukkan hal positif. Rata-rata PNB per kapita Humbang

Hasundutan telah mencapai 7,4 juta rupiah per tahun.

Page 52: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 41 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 41

Dengan capaian IPM di tahun 2017, Humbang Hasundutan berada

pada posisi status pembangunan manusia kategori “sedang”. Meskipun

demikian capaian ini hanya mengantarkan Humbang Hasundutan pada

posisi 26 dari 33 kabupaten/kota dalam pencapaian pembangunan

manusia di Provinsi Sumatera Utara.

Level pembangunan manusia yang tinggi bukan menjadi satu-

satunya indikator dalam melihat pencapaian pembangunan manusia.

Perkembangan pembangunan manusia juga menjadi salah satu indikator

penting. Humbang Hasundutan dan Samosir misalnya, meskipun level

capaian pembangunan manusia hanya berstatus “sedang” tetapi

perkembangannya bagus.

Dibandingkan kabupaten terdekat, Humbang Hasundutan masih

tertinggal dari Toba Samosir dan Tapanuli Utara. Toba Samosir telah jauh

meninggalkan Humbang Hasundutan yang saat ini IPM di kabupaten yang

berbatasan langsung dengan Danau Toba ini telah masuk pada kategori

“tinggi”. Tapanuli Utara juga telah masuk pada kategori “tinggi”. Sementara

itu, Samosir bersama Humbang Hasundutan berada pada posisi “sedang”.

Sebesar 45,4 persen atau sebanyak 15 kabupaten/kota di Provinsi

Sumatera Utara telah berhasil mencapai status pembangunan manusia

“tinggi” yaitu Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu

Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Simalungun, Kabupaten

Tapanuli Utara, Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Toba

Samosir, Kota Sibolga, Kota Padangsidimpuan, Kota Tebing Tinggi, Kota

Binjai, Kota Pematang Siantar, dan Kota Medan. Sementara lima kabupaten

dengan pembangunan manusia dalam kategori “rendah” adalah Nias Barat,

Nias, Nias Selatan, Nias Utara, dan Mandailing Natal.

Page 53: BADAN PUSAT STATISTIK

42 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Grafik 3.6 Wilayah di Provinsi Sumatera Utara Menurut Angka Harapan Hidup

Kota Pematangsiantar

Toba

Samosir

Labuhanbatu

Kota Tebing Tinggi

Kota Binjai

Nias

Simalungun Karo

Kota Sibolga

Nias Barat

Tapanuli Utara

Nias Selatan

Kota Medan

Deli Serdang

Nias Utara

Kota Padangsidimpuan

Page 54: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 43 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 43

Perkembangan pembangunan manusia secara umum

menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Kabupaten Humbang

Hasundutan menunjukkan kenaikan IPM selama periode 2013 hingga

2017. Hal serupa juga terjadi pada seluruh kabupaten/kota. Peningkatan

pembangunan manusia terus terjadi setiap tahun.

Grafik 3.7 Perkembangan IPM, 2013-2017

Selama kurun waktu tahun 2013-2017 beberapa kabupaten/kota

mampu meningkatkan pembangunan manusia di daerah masing-masing

dengan konsistensi yang baik, terlihat dari peningkatan nilai IPM

kabupaten/kota yang secara rata-rata semakin baik tiap tahunnya.

Apabila ditelusuri lebih jauh, wilayah yang mencatat

perkembangan tercepat sebagian besar merupakan wilayah dengan

capaian IPM tidak begitu tinggi. Bahkan, beberapa wilayah merupakan

daerah dengan IPM terendah. Capaian IPM rendah bukan menjadi

hambatan untuk meningkatkan pembangunan manusia. Wilayah dengan

capaian pembangunan manusia yang masih rendah memiliki peluang untuk

tumbuh lebih cepat dibanding wilayah dengan capaian yang sudah tinggi.

3.5.1. Pembangunan Bidang Kesehatan

Hidup lebih lama merupakan dambaan setiap orang. Untuk dapat

berumur panjang, diperlukan kesehatan yang lebih baik. Pembangunan

manusia memperluas pilihan-pilihan manusia dengan mensyaratkan

64,92

65,5966,03

66,56

67,30

63,00

65,00

67,00

2013 2014 2015 2016 2017

Page 55: BADAN PUSAT STATISTIK

44 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

berumur panjang. Proksi umur panjang dan sehat yang digunakan

dalam pembangunan manusia adalah indikator angka harapan hidup

saat lahir (e0). Indikator ini menjadi salah satu indikator gambaran

kesehatan masyarakat.

Grafik 3.8 Perkembangan Angka Harapan Hidup (tahun), 2013-2017

Selama kurun waktu 2013 hingga 2017, angka harapan hidup

Humbang Hasundutan terus meningkat. Artinya, harapan seorang bayi

yang baru lahir untuk dapat hidup lebih lama menjadi semakin tinggi.

Saat ini, angka harapan hidup di Humbang Hasundutan telah mencapai

68,41 tahun. Selama empat tahun, angka harapan hidup saat lahir di

Humbang Hasundutan tumbuh 0,14 persen per tahun.

Di tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, angka

harapan hidup pada tahun 2017 bervariasi. Variasi angka harapan

hidup berkisar dari 61,97 tahun hingga 72,63 tahun. Angka harapan

hidup tertinggi berada di Kota Pematang Siantar dengan 72,63 tahun.

Sementara angka harapan hidup terendah berada di Kabupaten

Mandailing Natal dengan 61,97 tahun.

67,7067,80

68,10

68,2668,41

67,00

68,00

69,00

2013 2014 2015 2016 2017

Page 56: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 45 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 45

Grafik 3.9 Wilayah di Provinsi Sumatera Utara Menurut Angka Harapan Hidup

67,80 – 69,66 64,45 – 67,80 61,18 – 64,45 69,66 - 72,18

Page 57: BADAN PUSAT STATISTIK

46 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

3.5.2. Pembangunan Bidang Pendidikan

Pendidikan memperluas peluang seseorang. Pendidikan

meningkatkan kreativitas dan imajinasi. Sebagai nilai tambah, pendidikan

juga akan memperluas pilihan-pilihan lain. Manusia yang berpendidikan

akan lebih memperhatikan tingkat kesehatan agar dapat hidup lebih lama.

Tidak hanya itu, manusia yang berpendidikan juga akan berpeluang besar

mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang lebih layak. Oleh karena

itu, pendidikan menjadi penting sebagai sarana untuk meningkatkan

kualitas manusia agar dapat memperluas peluang mereka.

Grafik 3.10 Rata-rata Lama Sekolah (MYS) dan Estimasi Lama Sekolah (EYS), 2013-2017

Sampai dengan tahun 2017, rata-rata lama sekolah penduduk 25

tahun ke atas di Humbang Hasundutan telah mencapai 8,9 tahun atau

setara dengan kelas IX. Sementara anak usia 7 tahun yang masuk dunia

pendidikan diharapkan akan dapat bersekolah selama 13,15 tahun atau

mencapai Diploma I. Selama empat tahun terakhir, rata-rata lama sekolah

dan harapan lama sekolah terus meningkat. Rata-rata lama sekolah

tumbuh 0,75 persen per tahun, sementara harapan lama sekolah tumbuh

1,73 persen per tahun.

12,6713,13 13,15 13,21 13,24

8,80 8,88 8,90 8,91 9,10

8,00

9,00

10,00

11,00

12,00

13,00

14,00

2013 2014 2015 2016 2017

EYS MYS

Page 58: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 47 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 47

Capaian dan perkembangan rata-rata lama sekolah dan harapan

lama sekolah tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara

cenderung bervariasi. Rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke

atas pada tahun 2017 berkisar antara 4,93 tahun hingga 11,25 tahun.

Sementara harapan lama sekolah berkisar antara 11,98 tahun hingga

14,50 tahun. Rata-rata lama sekolah tertinggi berada di Kota Medan

degnan 11,25 tahun dan terendah berada di Kabupaten Nias dengan 4,93

tahun. Harapan lama sekolah tertinggi berada Kota Padang Sidempuan

dengan 14,50 tahun dan terendah di Kabupaten Nias Selatan dengan 11,98

tahun.

Page 59: BADAN PUSAT STATISTIK

48 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Grafik 3.11 Wilayah di Provinsi Sumatera Utara Menurut Harapan Lama Sekolah

Selama kurun waktu 2013 hingga 2017, rata-rata lama sekolah dan

harapan lama sekolah terus tumbuh. Rata-rata lama sekolah tumbuh paling cepat

di Kabupaten Tapanuli Tengah dan paling lambat di Kabupaten Labuhan Batu

8,44 - 9,46 6,05 - 8,44 4,63 - 6,05 9,46–10,88

Page 60: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 49 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 49

Selatan. Harapan lama sekolah tumbuh paling cepat di Kabupaten Labuhan Batu

Selatan, sementara paling lambat di Kabupaten Labuhan Batu.

3.5.3. Pembangunan Bidang Ekonomi

Pengeluaran atau pendapatan telah memberikan sedikit gambaran

mengenai ukuran pembangunan, seperti yang telah terjadi pada era tahun

70-an. Akan tetapi uang memiliki arti yang penting untuk memperluas

pilihan, terutama bagi penduduk miskin. Oleh karena itu, perkembangan

tingkat pengeluaran menjadi hal menarik untuk diteliti.

Tahun 2017, pengeluaran per kapita penduduk Humbang

Hasundutan telah mencapai 7,4 juta per tahun. Pengeluaran per kapita

Humbang Hasundutan terus meningkat selama lima tahun terakhir dengan

rata-rata pertumbuhan sekitar 2,33 persen per tahun. Selama kurun waktu

tersebut, perkembangan pada tahun 2012 hingga 2014 cenderung

melambat dibanding perkembangan pada tahun 2010 hingga 2012;

kemudian terjadi peningkatan lagi antara periode 2014-2017

Grafik 3.12 Pertumbuhan Pengeluaran per Kapita (persen), 2013-2017

Di tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, pengeluaran

per kapita penduduk pada tahun 2017 berkisar antara 5,59 juta rupiah

hingga 14,61 juta rupiah. Pengeluaran per kapita tertinggi berada di Kota

1,65

0,99

2,26

3,593,88

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

2013 2014 2015 2016 2017

Page 61: BADAN PUSAT STATISTIK

50 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Medan dengan 14,61 juta Rupiah per tahun, sementara pengeluaran per

kapita terendah berada di Nias Barat dengan 5,59 juta Rupiah per tahun.

Kota Tebing Tinggi merupakan kota dengan pertumbuhan

pengeluaran per kapita tercepat di Provinsi Sumatera Utara. Sementara

Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi kabupaten dengan pertumbuhan

pengeluaran per kapita paling lambat di Provinsi Sumatera Utara.

Page 62: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 51 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 51

Grafik 3.13 Wilayah di Provinsi Sumatera Utara Menurut Pengeluaran Per Kapita

9.642 - 10.623 7.667 - 9.642 5.156 - 7.667 10.623–13.984

Page 63: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 64: BADAN PUSAT STATISTIK

DISPARITAS

PEMBANGUNAN MANUSIA

Page 65: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 66: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 55

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan

Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada garis 201’-2028’

Lintang Utara dan 98010’– 98058’Bujur Timur, dengan ketinggian 330-

2.075 m di atas permukaan laut. Luas wilayah 251.765,93 ha terdiri dari

250.271,02 ha daratan dan 1.494,91 ha danau. Berdasarkan letak

geografisnya terhadap Provinsi Sumatera Utara, kabupaten ini berada di

tengah-tengah dengan batas-batas teritorialnya sebagai berikut.

Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Samosir

Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah

Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat

Secara administrasi, sejak dimekarkan tahun 2003, Kabupaten

Humbang Hasundutan di tahun 2017 terdiri dari sepuluh kecamatan

dengan 153 desa dan 1 kelurahan. Ibukota kabupaten adalah Kecamatan

Doloksanggul.

4.2. Perbandingan Pembangunan Manusia Antara Kabupaten

dan Kota

Kesenjangan pembangunan antarwilayah dalam jangka panjang bisa

memberikan dampak pada kehidupan sosial masyarakat yang secara

langsung juga mempengaruhi kualitas manusianya. Oleh sebab itu,

perbandingan pencapaian pembangunan manusia antar wilayah menjadi

sangat penting sebagai dasar evaluasi pemerintah dalam perumusan

kebijakan yang selanjutnya digunakan dalam rangka peningkatan sumber

daya manusia.

Selama kurun waktu lima tahun, kesenjangan pembangunan manusia

tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara masih cukup tinggi

namun cenderung semakin menyempit. Kesenjangan antara IPM

Page 67: BADAN PUSAT STATISTIK

56 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

kabupaten/kota tertinggi dan terendah selisihnya yaitu 20,42.

Kesenjangan di tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara selama

empat tahun terakhir terjadi antara Kota Medan (tertinggi) dengan

Kabupaten Nias (terendah).

Grafik 4.1 Perkembangan Selisih Nilai IPM , 2013-2017

Hal yang lebih menarik jika membandingkan pencapaian

pembangunan manusia antarkabupaten dan kota. Tidak dapat dipungkiri

bahwa kota memiliki daya tarik tersendiri dibanding kabupaten. Kota

menyediakan berbagai macam fasilitas yang memadai sehingga

masyarakat dapat melakukan aktivitas dengan mudah. Kemudahan akses

yang tersedia di kota cukup banyak, mulai dari pendidikan, kesehatan,

ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, secara fisik

umumnya kota jauh lebih maju dibanding kabupaten.

Di tahun yang sama, perbedaan kemajuan antara kota dengan

kabupaten di Provinsi Sumatera Utara begitu terlihat. Kota yang telah

berstatus pembangunan manusia “tinggi” telah mencapai 75 persen.

Sementara di wilayah kabupaten, hanya 24 persen kabupaten yang telah

berhasil mencapai status pembangunan manusia “tinggi”. Ditambah lagi,

masih terdapat sekitar 16 persen kabupaten yang berstatus pembangunan

manusia “rendah”. Tetapi, tidak terdapat kota dengan status

pembangunan manusia “rendah”.

19

19,5

20

20,5

21

21,5

2013 2014 2015 2016 2017

21,41

20,72

20,02

20,3120,42

Page 68: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 57 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 57

Fenomena kesenjangan di kota dan kabupaten juga terjadi pada semua

dimensi pembangunan manusia, baik kesehatan, pendidikan, maupun standar

hidup yang layak. Selama tahun 2011 hingga 2016, kesenjangan yang terjadi di

kabupaten lebih kecil bila dibanding dengan kesenjangan yang terjadi di kota.

Hal ini terjadi pada semua dimensi, kecuali dimensi pendidikan. Fenomena

yang menarik justru terjadi pada dimensi ini dimana kesenjangan yang terjadi

di kabupaten lebih tinggi bila dibandingkan dengan kesenjangan yang terjadi

di kota.

Kota Kabupaten

IPM 73,40

Kab. Toba Samosir

Kota Gunung Sitoli

IPM 66,41

Kota Medan

IPM 78,87

IPM 58,25

Kab. Nias Barat

Page 69: BADAN PUSAT STATISTIK

58 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Diantara ketiga dimensi pembangunan manusia, nampaknya dimensi

standar hidup yang layak memiliki fenomena yang cukup menarik.

Kesenjangan pengeluaran per kapita yang terjadi di kota lebih tinggi

dibandingkan dengan kesenjangan yang terjadi di kabupaten dengan

angka yang hampir mendekati. Namun perkembangan kesenjangan

keduanya selama empat tahun justru cenderung semakin memburuk.

Dengan demikian, dimensi ini juga perlu mendapat perhatian khusus agar

kesenjangan pembangunan manusianya tidak semakin melebar.

Tinggi

70 ≤ IPM < 80

Sangat Tinggi

IPM > 80

Sedang

60 ≤ IPM < 70

Rendah

IPM < 60

Kategori IPM

- -

46% 54%

12,5

%

87%

6% -

Page 70: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 59 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 59

4.2.1. Kesenjangan Kesehatan

Seiring dengan kesehatan masyarakat Provinsi Sumatera Utara yang

semakin membaik, kesenjangan kesehatan antarkabupaten/kota pun

semakin mengecil. Hal ini dapat dilihat dari jarak antara Angka Harapan

Hidup (AHH) tertinggi dengan Angka Harapan Hidup terendah.

Grafik 4.2 Perkembangan Selisih Nilai Angka Harapan Hidup (tahun), 2013-2017

Tahun 2017 kesenjangan AHH antarkabupaten/kota sebesar

10,66, tergolong masih tinggi namun masih dalam tren menurun.

Dalam hal ini, upaya-upaya untuk pemerataan pembangunan

kesehatan masyarakat harus terus digalakkan. Tentunya, harus

mempertimbangkan daerah yang menjadi prioritas agar kesenjangan

juga semakin mengecil.

4.2.2. Kesenjangan Pendidikan

Seiring dengan perbaikan kualitas kesehatan, dalam kurun waktu

2013-2017, pendidikan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang

baik. Harapan lama sekolah penduduk 7 tahun semakin meningkat. Begitu

pula dengan rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas yang

semakin meningkat dari tahun ke tahun.

10

10,5

11

11,5

2013 2014 2015 2016 2017

11,06 11,01

10,71

10,91

10,66

Page 71: BADAN PUSAT STATISTIK

60 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Grafik 4.3 Perkembangan Selisih Harapan Lama Sekolah (tahun), 2013-2017

Kesenjangan capaian pembangunan pendidikan yang

ditunjukkan dengan rentang angka harapan lama sekolah tertinggi dan

terendah di kabupaten/kota semakin membaik. Selisihnya cenderung

berfluktuatif sejak 2013 hingga 2017, yang berarti bahwa upaya untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat untuk sekolah masih dalam

upaya pemerataan di seluruh Provinsi Sumatera Utara.

Kesenjangan angka harapan lama sekolah tingkat

kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara terjadi akibat perbedaan

capaian antara Kota Medan dengan Kabupaten Nias. Pada tahun 2016,

rata-rata penduduk usia 7 di Medan dapat berpotensi menempuh

pendidikan selama 14 tahun. Di tahun yang sama, penduduk usia 7

tahun di Nias hanya berpotensi menempuh pendidikan selama 12

tahun.

Pola yang sama terjadi pada indikator rata-rata lama sekolah.

Selama setengah dasawarsa, kesenjangan yang terjadi antara

kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dengan capaian rata-rata lama

sekolah tertinggi dengan terendah cenderung menurun. Artinya,

perubahan pendidikan di kabupaten/kota terendah cukup menunjukkan

perkembangan yang signifikan.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

2013 2014 2015 2016 2017

2,772,52

2,7

2,11

2,52

Page 72: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 61 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 61

4.2.3. Kesenjangan Ekonomi

Dimensi standar hidup yang layak menjadi salah satu kunci penting

dalam membangun kualitas kehidupan manusia. Dimensi ini diproksi

dengan indikator pengeluaran per kapita. Selama kurun waktu 2012

hingga 2017, pengeluaran per kapita Provinsi Sumatera Utara terus

meningkat. Namun, hal itu masih menyisakan persoalan kesenjangan

antarwilayah.

Grafik 4.4 Perkembangan Selisih Pengeluaran per Kapita (ribu Rupiah), 2013-2017

Secara metodologi, pengeluaran per kapita pada bagian ini

sedikit berbeda dengan pengeluaran per kapita pada bab sebelumnya

dimana masyarakat Humbang Hasundutan memiliki pengeluaran per

kapita untuk konsumsi makanan dan non makanan tahun 2017 sebesar

Rp 778.770 per kapita per bulan.

Pengeluaran per kapita pada bagian ini merupakan agregat

penghitungan setahun, selain itu telah dilakukan pembobotan terhadap

variasi komoditi yang dikonsumsi. Hal ini bertujuan agar angka setiap

kabupaten/kota di seluruh Indonesia dapat dibandingkan terutama

untuk paritas daya belinya. Pembobotan inilah yang menjadikan data

pengeluaran per kapita dalam IPM lebih menggambarkan disparitas

antar wilayah.

7.500

7.950

8.400

8.850

9.300

2013 2014 2015 2016 2017

8.841 8.828 8.983 9.000 9.019

Page 73: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 74: BADAN PUSAT STATISTIK

KESIMPULAN

Page 75: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 76: BADAN PUSAT STATISTIK

PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 65 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 65

Berdasarkan hasil analisis data Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

untuk periode 2013-2017 didapat beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Tren pembangunan manusia di Humbang Hasundutan secara umum

meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2017 Capaian IPM Humbang

Hasundutan adalah 67,30 atau naik 0,74 poin dari 66,56 di tahun 2016.

2. Komponen-komponen IPM yang mengalami peningkatan yaitu:

3. Capaian IPM Humbang Hasundutan masih berada dalam kategori “sedang”

dan berada pada peringkat 26 dari 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera

Utara.

4. Selisih IPM antara Kabupaten Humbang Hasundutan dengan Kota Medan

yang memiliki IPM tertinggi adalah 12,68 poin.

5. Selisih indikator Angka Harapan Hidup antara Kabupaten Humbang

Hasundutan dengan Kota Pematang Siantar yang memiliki Angka Harapan

Hidup tertinggi adalah 4,22 poin.

6. Selisih indikator Harapan Lama Sekolah antara Kabupaten Humbang

Hasundutan dengan Kota Padangsidimpuan yang memiliki Harapan Lama

Sekolah tertinggi adalah 1,29 poin

7. Pengeluaran per kapita penduduk Humbang Hasundutan rata-rata

bertumbuh sebesar 2,33 persen per tahun dengan tingkat pertumbuhan

terendah selama lima tahun terakhir adalah tahun 2014 dengan nilai

pertumbuhan 0,99 persen dan tertinggi di tahun 2017 dengan nilai

pertumbuhan 3,88 persen.

8. Berdasarkan perbandingan dengan kabupaten yang berbatasan dengan

Kabupaten Humbang Hasundutan seperti Kabupaten Tapanuli Utara,

Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir dapat terlihat bahwa:

a. Kabupaten Toba Samosir memiliki IPM tertinggi dengan 73,87 dan

Humbang Hasundutan memiliki IPM terendah dengan 67,30

Page 77: BADAN PUSAT STATISTIK

66 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

b. Kabupaten Tapanuli Utara memiliki Harapan Lama Sekolah

tertinggi dengan 13,65 tahun dan Kabupaten Samosir memiliki

Harapan Lama Sekolah terendah dengan 13,43 tahun.

c. Kabupaten Samosir memiliki Angka Harapan Hidup tertinggi

dengan 70,68 tahun dan Kabupaten Tapanuli Utara memiliki

Angka Harapan Hidup terendah dengan 67,86 tahun.

d. Kabupaten Toba Samosir memiliki tingkat pengeluaran per kapita

tertinggi dengan 11,84 juta Rupiah per tahun dan Kabupaten

Humbang Hasundutan memiliki tingkat pengeluaran per kapita

terendah dengan 7,41 juta Rupiah per tahun.

9. IPM merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur

pembangunan manusia di suatu wilayah sekaligus dapat menjadi

pembanding disparitas pembangunan manusia antar wilayah dengan

indikator yang dianggap relevan untuk mewakili kualitas hidup

manusia.

Page 78: BADAN PUSAT STATISTIK

LAMPIRAN

Page 79: BADAN PUSAT STATISTIK
Page 80: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 69

KOMODITI KEBUTUHAN POKOK SEBAGAI DASAR PENGHITUNGAN DAYA BELI (PPP)

Makanan Non Makanan

Beras Jeruk Bawang putih Rokok kretek filter Transportasi/ pengangkutan umum

Tepung Terigu Mangga Cabe merah Rokok kretek tanpa filter Pos dan Telekomunikasi

Ketela pohon /singkong

Salak Cabe rawit Rokok putih Pakaian jadi laki-laki dewasa

Kentang Pisang ambon Tahu Rumah sendiri/bebas sewa

Pakaian jadi perempuan dewasa

Tongkol/tuna/ cakalang

Pisang raja Tempe Rumah kontrak Pakaian jadi anak-anak

Kembung Pisang lainnya Nasi campur/rames Rumah sewa Alas kaki

Bandeng Pepaya Nasi goreng Rumah dinas Minyak pelumas

Mujair Minyak kelapa Nasi putih Listrik Meubelair

Mas Minyak goreng lainnya

Lontong/ketupat sayur

Air PAM Peralatan rumah tangga

Lele Kelapa Soto/gule/sop /rawon/cincang

LPG Perlengkapan perabot rumah tangga

Ikan segar lainnya Gula pasir Sate/tongseng Minyak tanah Alat-alat dapur/makan

Daging sapi Teh Mie bakso/mie rebus/mie goreng

Lainnya (batu baterai, aki, korek, obat nyamuk dll)

Daging ayam ras Kopi Makanan ringan anak

Perlengkapan mandi

Daging ayam kampung

Garam Ikan (goreng/bakar dll)

Barang kecantikan

Telur ayam ras Kecap Ayam/daging (goreng dll)

Perawatan kulit, muka, kuku, rambut

Susu kental manis Penyedap masakan/vetsin

Makanan jadi lainnya

Sabun cuci

Susu bubuk Mie instan Air kemasan galon Biaya RS Pemerintah

Susu bubuk bayi Roti manis/roti lainnya

Minuman jadi lainnya

Biaya RS Swasta

Bayam Kue kering Es lainnya Puskesmas/pustu

Kangkung Kue basah Praktek dokter/poliklinik

Kacang panjang Makanan gorengan

SPP

Bawang merah Gado-gado/ ketoprak

Bensin

LAMPIRAN

Page 81: BADAN PUSAT STATISTIK

70 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

IPM Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, 2013-2017

Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01 Nias 57,43 57,98 58,85 59,75 60,21

02 Mandailing Natal 62,91 63,42 63,99 64,55 65,13

03 Tapanuli Selatan 66,75 67,22 67,63 68,04 68,69

04 Tapanuli Tengah 65,64 66,16 67,06 67,27 67,96

05 Tapanuli Utara 70,50 70,70 71,32 71,96 72,38

06 Toba Samosir 72,36 72,79 73,40 73,61 73,87

07 Labuhan Batu 69,45 70,06 70,23 70,50 71,00

08 Asahan 66,58 67,51 68,40 68,71 69,10

09 Simalungun 70,28 70,89 71,24 71,48 71,83

10 Dairi 67,15 67,91 69,00 69,61 70,36

11 Karo 71,62 71,84 72,69 73,29 73,53

12 Deli Serdang 71,39 71,98 72,79 73,51 73,94

13 Langkat 67,17 68,00 68,53 69,13 69,82

14 Nias Selatan 56,78 57,78 58,74 59,14 59,85

15 Humbang Hasundutan 64,92 65,59 66,03 66,56 67,30

16 Pakpak Barat 64,73 65,06 65,53 65,81 66,25

17 Samosir 66,80 67,80 68,43 68,82 69,43

18 Serdang Bedagai 67,11 67,78 68,01 68,77 69,16

19 Batu Bara 65,06 65,50 66,02 66,69 67,20

20 Padang Lawas Utara 66,13 66,50 67,35 68,05 68,34

21 Padang Lawas 64,62 65,50 65,99 66,23 66,82

22 Labuhan Batu Selatan 67,78 68,59 69,67 70,28 70,48

23 Labuhan Batu Utara 68,28 69,15 69,69 70,26 70,79

24 Nias Utara 58,29 59,18 59,88 60,23 60,57

25 Nias Barat 56,58 57,54 58,25 59,03 59,56

71 Kota Sibolga 70,45 71,01 71,64 72,00 72,28

72 Kota Tanjung Balai 65,40 66,05 66,74 67,09 67,41

73 Kota Pematang Siantar 75,05 75,83 76,34 76,90 77,54

74 Kota Tebing Tinggi 71,85 72,13 72,81 73,58 73,90

75 Kota Medan 78,00 78,26 78,87 79,34 79,98

76 Kota Binjai 72,02 72,55 73,81 74,11 74,65

77 Kota Padang Sidempuan 71,68 71,88 72,80 73,42 73,81

78 Kota Gunung Sitoli 65,25 65,91 66,41 66,85 67,68

SUMATERA UTARA 68,36 68,87 69,51 70,00 70,57

Page 82: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 71

Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, 2013-2017

Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01 Nias 68,77 68,87 68,97 69,07 69,18

02 Mandailing Natal 61,08 61,18 61,58 61,77 61,97

03 Tapanuli Selatan 63,04 63,14 63,74 64,01 64,28

04 Tapanuli Tengah 66,47 66,49 66,59 66,62 66,66

05 Tapanuli Utara 67,15 67,25 67,55 67,71 67,86

06 Toba Samosir 68,94 69,04 69,14 69,25 69,36

07 Labuhan Batu 69,24 69,26 69,36 69,40 69,44

08 Asahan 67,17 67,27 67,37 67,47 67,57

09 Simalungun 70,14 70,24 70,34 70,43 70,53

10 Dairi 67,38 67,48 67,78 67,95 68,13

11 Karo 70,38 70,42 70,62 70,69 70,77

12 Deli Serdang 70,78 70,80 71,00 71,06 71,11

13 Langkat 67,23 67,33 67,63 67,79 67,94

14 Nias Selatan 67,06 67,16 67,66 67,83 68,00

15 Humbang Hasundutan 67,70 67,80 68,10 68,26 68,41

16 Pakpak Barat 64,42 64,45 64,85 64,95 65,05

17 Samosir 69,56 69,66 70,26 70,47 70,68

18 Serdang Bedagai 67,17 67,27 67,47 67,63 67,79

19 Batu Bara 65,40 65,50 65,80 65,95 66,10

20 Padang Lawas Utara 66,38 66,40 66,50 66,54 66,58

21 Padang Lawas 65,97 66,01 66,31 66,40 66,50

22 Labuhan Batu Selatan 68,03 68,06 68,09 68,11 68,14

23 Labuhan Batu Utara 68,40 68,50 68,70 68,80 68,91

24 Nias Utara 68,39 68,49 68,59 68,68 68,77

25 Nias Barat 67,54 67,64 67,94 68,10 68,28

71 Kota Sibolga 67,30 67,40 67,70 67,87 68,05

72 Kota Tanjung Balai 61,30 61,40 61,90 62,09 62,28

73 Kota Pematang Siantar 71,59 71,69 72,29 72,46 72,63

74 Kota Tebing Tinggi 69,94 70,04 70,14 70,21 70,28

75 Kota Medan 72,13 72,18 72,28 72,34 72,40

76 Kota Binjai 71,34 71,39 71,59 71,67 71,75

77 Kota Padang Sidempuan 68,22 68,27 68,32 68,37 68,41

78 Kota Gunung Sitoli 70,13 70,19 70,29 70,36 70,42

SUMATERA UTARA 67,94 68,04 68,29 68,33 68,37

Page 83: BADAN PUSAT STATISTIK

72 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Harapan Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, 2013-2017

Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01 Nias 57,43 57,98 58,85 59,75 60,21

02 Mandailing Natal 62,91 63,42 63,99 64,55 65,13

03 Tapanuli Selatan 66,75 67,22 67,63 68,04 68,69

04 Tapanuli Tengah 65,64 66,16 67,06 67,27 67,96

05 Tapanuli Utara 70,50 70,70 71,32 71,96 72,38

06 Toba Samosir 72,36 72,79 73,40 73,61 73,87

07 Labuhan Batu 69,45 70,06 70,23 70,50 71,00

08 Asahan 66,58 67,51 68,40 68,71 69,10

09 Simalungun 70,28 70,89 71,24 71,48 71,83

10 Dairi 67,15 67,91 69,00 69,61 70,36

11 Karo 71,62 71,84 72,69 73,29 73,53

12 Deli Serdang 71,39 71,98 72,79 73,51 73,94

13 Langkat 67,17 68,00 68,53 69,13 69,82

14 Nias Selatan 56,78 57,78 58,74 59,14 59,85

15 Humbang Hasundutan 64,92 65,59 66,03 66,56 67,30

16 Pakpak Barat 64,73 65,06 65,53 65,81 66,25

17 Samosir 66,80 67,80 68,43 68,82 69,43

18 Serdang Bedagai 67,11 67,78 68,01 68,77 69,16

19 Batu Bara 65,06 65,50 66,02 66,69 67,20

20 Padang Lawas Utara 66,13 66,50 67,35 68,05 68,34

21 Padang Lawas 64,62 65,50 65,99 66,23 66,82

22 Labuhan Batu Selatan 67,78 68,59 69,67 70,28 70,48

23 Labuhan Batu Utara 68,28 69,15 69,69 70,26 70,79

24 Nias Utara 58,29 59,18 59,88 60,23 60,57

25 Nias Barat 56,58 57,54 58,25 59,03 59,56

71 Kota Sibolga 70,45 71,01 71,64 72,00 72,28

72 Kota Tanjung Balai 65,40 66,05 66,74 67,09 67,41

73 Kota Pematang Siantar 75,05 75,83 76,34 76,90 77,54

74 Kota Tebing Tinggi 71,85 72,13 72,81 73,58 73,90

75 Kota Medan 78,00 78,26 78,87 79,34 79,98

76 Kota Binjai 72,02 72,55 73,81 74,11 74,65

77 Kota Padang Sidempuan 71,68 71,88 72,80 73,42 73,81

78 Kota Gunung Sitoli 65,25 65,91 66,41 66,85 67,68

SUMATERA UTARA 68,36 68,87 69,51 70,00 70,57

Page 84: BADAN PUSAT STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 73

Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, 2013-2017

Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01 Nias 4,71 4,75 4,76 4,92 4,93

02 Mandailing Natal 7,52 7,54 7,63 7,89 8,00

03 Tapanuli Selatan 8,04 8,22 8,27 8,35 8,67

04 Tapanuli Tengah 7,50 7,55 8,02 8,03 8,28

05 Tapanuli Utara 9,04 9,05 9,31 9,32 9,46

06 Toba Samosir 9,79 9,83 10,08 10,09 10,10

07 Labuhan Batu 8,60 8,68 8,75 8,78 9,01

08 Asahan 7,89 7,98 8,32 8,33 8,46

09 Simalungun 8,37 8,70 8,80 8,86 8,95

10 Dairi 8,58 8,59 8,69 8,70 8,90

11 Karo 9,25 9,33 9,50 9,51 9,54

12 Deli Serdang 9,37 9,46 9,48 9,68 9,70

13 Langkat 7,69 7,85 7,92 8,18 8,51

14 Nias Selatan 4,28 4,64 4,64 4,65 4,95

15 Humbang Hasundutan 8,80 8,88 8,90 8,91 9,10

16 Pakpak Barat 8,25 8,39 8,45 8,46 8,47

17 Samosir 8,52 8,57 8,84 8,94 8,95

18 Serdang Bedagai 8,02 8,04 8,08 8,34 8,35

19 Batu Bara 7,70 7,72 7,74 7,75 7,83

20 Padang Lawas Utara 8,41 8,44 8,91 8,92 8,93

21 Padang Lawas 8,14 8,16 8,40 8,41 8,43

22 Labuhan Batu Selatan 8,25 8,67 8,68 8,69 8,70

23 Labuhan Batu Utara 8,10 8,27 8,31 8,33 8,34

24 Nias Utara 5,55 6,05 6,06 6,07 6,08

25 Nias Barat 5,25 5,73 5,74 5,77 5,78

71 Kota Sibolga 9,73 9,83 9,85 9,86 9,87

72 Kota Tanjung Balai 8,90 9,03 9,12 9,13 9,14

73 Kota Pematang Siantar 10,62 10,70 10,73 10,75 11,06

74 Kota Tebing Tinggi 10,04 10,05 10,06 10,07 10,09

75 Kota Medan 10,76 10,88 11,00 11,18 11,25

76 Kota Binjai 9,75 9,77 10,28 10,28 10,58

77 Kota Padang Sidempuan 10,10 10,13 10,47 10,48 10,56

78 Kota Gunung Sitoli 8,16 8,17 8,18 8,20 8,40

SUMATERA UTARA 8,79 8,93 9,03 8,20 8,40

Page 85: BADAN PUSAT STATISTIK

74 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2017

Pengeluaran per Kapita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, 2013-2017

Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01 Nias 5.914 5.980 6.234 6.409 6.629

02 Mandailing Natal 8.960 9.040 9.096 9.237 9.385

03 Tapanuli Selatan 10.504 10.593 10.623 10.821 10.955

04 Tapanuli Tengah 9.382 9.489 9.555 9.694 9.852

05 Tapanuli Utara 10.850 10.964 11.079 11.242 11.407

06 Toba Samosir 11.178 11.250 11.535 11.687 11.846

07 Labuhan Batu 10.210 10.325 10.356 10.559 10.760

08 Asahan 9.895 9.988 10.067 10.288 10.477

09 Simalungun 10.494 10.597 10.728 10.855 11.055

10 Dairi 9.580 9.642 9.708 10.190 10.395

11 Karo 11.453 11.548 11.800 11.925 12.059

12 Deli Serdang 10.924 11.065 11.359 11.683 11.891

13 Langkat 9.970 10.062 10.364 10.567 10.784

14 Nias Selatan 6.266 6.329 6.454 6.647 6.792

15 Humbang Hasundutan 6.670 6.736 6.889 7.135 7.412

16 Pakpak Barat 7.269 7.364 7.496 7.641 7.913

17 Samosir 7.600 7.667 7.698 7.813 8.163

18 Serdang Bedagai 9.882 10.042 10.110 10.246 10.551

19 Batu Bara 9.218 9.370 9.692 9.886 10.084

20 Padang Lawas Utara 9.076 9.171 9.363 9.600 9.737

21 Padang Lawas 7.825 7.910 7.955 8.094 8.445

22 Labuhan Batu Selatan 10.040 10.111 10.319 10.712 10.892

23 Labuhan Batu Utara 11.063 11.147 11.201 11.278 11.510

24 Nias Utara 5.523 5.580 5.627 5.770 5.835

25 Nias Barat 5.061 5.156 5.207 5.391 5.594

71 Kota Sibolga 10.525 10.623 10.765 11.034 11.221

72 Kota Tanjung Balai 10.001 10.133 10.326 10.577 10.778

73 Kota Pematang Siantar 11.139 11.204 11.388 11.878 12.106

74 Kota Tebing Tinggi 10.829 10.918 11.393 11.747 12.055

75 Kota Medan 13.902 13.984 14.191 14.393 14.613

76 Kota Binjai 9.943 10.058 10.098 10.342 10.487

77 Kota Padang Sidempuan 9.518 9.623 9.668 10.198 10.464

78 Kota Gunung Sitoli 6.524 6.685 6.742 6.963 7.300

SUMATERA UTARA 9.309 9.391 9.563 9.744 10.036

Page 86: BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STAT IST IKKABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Jl. Kol. P.H. Purba, Desa Purba Dolok, Doloksanggul 22457Tlp. (0633) 31554; Fax (0633) 31554;email: [email protected]