bahan ajar dasar desain mode bus 132
TRANSCRIPT
BAHAN AJAR
DASAR DESAIN MODE BUS 132
Disusun Oleh :
Prof. Dr. Arifah A. Riyanto, M.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2009
1
PENGERTIAN, HAKIKAT DAN KAJIAN, SERTA KONSEP DESAIN BUSANA
1. Pengertian Desain Busana
Desain dapat diartikan rancangan sesuatu yang dapat diwujudkan pada
benda nyata atau perilaku manusia, yang dapat dirasakan, dilihat, didengar, dan
diraba. Khusus mengenai pengertian desain busana yaitu rancangan model busana
yang berupa gambar dengan mempergunakan unsur garis, bentuk, siluet
(silhouette), ukuran, tekstur yang dapat diwujudkan menjadi busana.
Jadi, suatu desain busana harus dapat mengilustrasikan dengan jelas
apa yang ada dalam pikiran seorang perancang sehingga yang ada dalam
pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Tanpa dapat diwujudkan dalam
bentuk gambar, maka belum dapat dikatakan desain busana. Desain busana yang
dimaksud lebih lengkap lagi apabila dilengkapi dengan warna dan atau corak dari
kain yang direncanakan.
2. Hakikat dan Kajian Desain Busana
Dalam mendesain busana, para perancang (designer) memerlukan
pengetahuan, ide, pemikiran yang akan dituangkan dalam bentuk rancangan
busana berupa gambar. Manusia dalam kaitan sebagai perancang atau desainer
busana ini juga akan memerlukan peralatan untuk menggambar rancangan busana
tersebut. Sifat dan kemampuan manusia ini yang menurut Prof.Drs.Harsojo
(1977 : 116), antara lain sebagai homo sapiens (makhluk biologis yang dapat
berpikir), dan homo faber (makhluk yang pandai membuat alat dan
mempergunakannya). Dengan demikian bahwa manusia pada hakikatnya dapat
berpikir, yang dari hasil pemikiran dan keterampilannya dapat dituangkan dalam
bentuk rancangan berupa gambar model busana. Dari hasil rancangan ini akan
dapat diwujudkan dalam bentuk busana yang dapat dipergunakan oleh orang
yang menyenanginya, menginginkannya atau membutuhkannya.
Berbicara desain busana dapat ditampilkan dalam bentuk desain sketsa,
sketsa produksi, penyajian gambar, dan desain ilustrasi busana. Apabila akan 1
1
2
menuangkan ide model busana secara langsung tanpa anatomi tubuh, maka
ditampilkan dalam bentuk desain sketsa. Untuk desain yang akan langsung
diproduksi dapat dipergunakan sketsa produksi yang akan menampilkan gambar
model busana lengkap dengan anatomi tubuh, dan menampilkan model bagian
muka dan bagian belakangnya. Penyajian gambar diperlukan sebagai koleksi di
usaha garment. Penyajian gambar model busana dapat digambar lengkap dengan
proporsi tubuh, dapat pula tidak, dengan penyajian gambar lengkap yang terdiri
model bagian muka, belakang diberi warna atau corak sesuai bahan yang
direncanakan beserta contoh bahannya.
Pada hakekatnya desain busana ialah sebagai suatu desain struktur, desain
dekoratif dan desain fungsional. Desain struktur merupakan suatu desain busana
yang lebih memfokuskan pada susunan bentuk dan garis (siluet), sedangkan
desain dekoratif yaitu suatu desain yang pada bagian bidangnya diperindah
dengan berbagai cara. Dekorasi yang dilakukan dapat berupa garis hias, garis
lipit, kerutan, draperi, garnituur, berbagai sulaman, bordir, quilting, patchwork,
sablon, batik, jumputan, sedangkan desain fungsional yaitu desain busana yang
berfungsi untuk kesempatan yang bersifat temporer (misal : baju hamil), dan
yang keberadaannya dapat dipergunakan (misal : saku tempel atau saku
bobok). Desain fungsional dapat pula berfungsi sebagai hiasan, misalnya
penempelan saku akan dapat berfungsi sebagai hiasan dan juga berfungsi untuk
menyimpan sesuatu.
Para perancang busana akan membuat rancangannya yang disesuaikan
dengan trend mode yang ada di masyarakat atau justru para perancang akan
membuat atau memperkenalkan rancangannya untuk menjadi trend mode pada
suatu periode tertentu. Desain-desain busana yang ditawarkan para perancang
melalui mass media cetak ataupun elektronik akan mempengaruhi motivasi
masyarakat untuk memilih model busana dengan desain yang terbaru, terutama
para konsumen yang selalu mengikuti trend mode.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang
berkaitan dengan bidang busana, seperti perkembangan teknologi tekstil,
perkembangan teknologi pewarnaan desain, teknologi pembuatan desain busana
melalui komputer, dan perkembangan teknologi pembuatan busana itu sendiri
3
sebagai sarana untuk mewujudkan desain busana cukup berkembang dengan
pesat. Teknologi pembuatan tekstil yang menghasilkan produksi tekstil yang
beragam, bervariasi dari bahan, penyempurnaan, warna dan corak, cenderung
dapat mendorong para desainer untuk menghasilkan desain-desain yang dalam
wujud busananya akan dapat memanfaatkan hasil produksi tekstil tersebut.
Teknologi busana yang demikian maju dengan pesat, akan mendorong
akselerasi munculnya desain-desain busana terbaru yang menyesuaikan dengan
teknologi produksi tekstil dan teknologi pembuatan busana. Teknologi
pembuatan busana, teknologi menghias busana dengan mesin-mesin yang sudah
lebih canggih, dengan sistem komputer, dapat dijadikan sebagai salah satu
peluang bagi para perancang busana atau siapapun yang merancang busana untuk
mendesain busana yang perwujudan busananya dapat mempergunakan mesin-
mesin dengan teknologi mutakhir tersebut. Pada desain yang dibuat akan
merupakan rekayasa gambar, warna dan motif yang diatur, didesain sedemikian
rupa, sehingga merupakan suatu desain yang diasumsikan akan diterima
masyarakat.
Busana/pakaian merupakan salah satu unsur teknologi seperti
dikemukakan oleh Soerjono Soekanto,SH.,MA. (1975 : 59), yaitu unsur teknologi
terdiri dari tujuh : (1) alat-alat produktif, (2) senjata, (3) wadah, (4) makanan dan
minuman, (5) pakaian dan perhiasan, (6) tempat berlindung dan perumahan,
dan (7) alat-alat transportasi.
Jadi, jelas pakaian (busana) merupakan salah satu unsur teknologi. Untuk
terealisasinya busana, antara lain diperlukan desain-desain yang dalam
perwujudan busananya dengan memanfaatkan hasil produksi tekstil yang ada saat
ini. Para desain busana akan termotivasi untuk mendesain busana dengan model
yang sesuai untuk berbagai selera pada tingkat sosial ekonomi yang juga
memanfaatkan produksi tekstil yang tersedia.
Desain busana merupakan desain yang berkembang sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, khususnya dalam teknologi pembuatan
tekstil atau bahan untuk busana, dan teknologi pembuatan busana. Semakin
berkembang dan beragam hasil produksi teknologi tekstil, teknologi pembuatan
dan mendekorasi busana, maka akan semakin bervariasi pula desain-desain busana
4
yang dapat ditampilkan. Para pengusaha produksi tekstil dapat memberi peluang
kepada para desain untuk mengembangkan ide-ide rancangannya dengan tampilan
desain busana yang mempergunakan produksi tekstil tersebut.
3. Konsep Desain Busana
a. Desain Sebagai Produksi
Desain sebagai produksi dapat dikategorikan menjadi tiga :
1) bersifat perasaan (sensory).
2) bersifat tingkath laku (behavioral).
3) bersifat campuran (baik sensory maupun behavioral).
b. Desain Sebagai Proses
Desain proses akan menerapkan unsur sensory dan behavioral,
mempunyai langkah-langkah :
1) Menetapkan tujuan.
2) Mempertimbangkan pengaruh luar.
3) Membat kriteria.
4) Membuat rencana.
5) Mewujudkan rencana.
6) Mengevaluasi hasil karya.
c. Desain Busana Sesuai Lingkungan
Desain busana sesuai lingkungan ialah rancangan busana yang
disesuaikan lingkungan yang dapat diwujudkan untuk membangkitkan
perasaan, yang dapat merefleksikan ide-ide yang original, yang dapat diterima
masyarakat tertentu yang menjadi tujuan produksi.
5
ASPEK-ASPEK DESAIN BUSANA
1. Desain Fungsional
a. Pengertian Desain Fungsional
Desain fungsional yaitu desain yang memperhatikan tentang manfaat dan
penampilan dari busana yang dipakai seseorang.
b. Ciri Umum Desain Fungsional
1) Memberikan keleluasaan bergerak sesuai kesempatan pemakaian.
2) Busana yang didesain dapat mencegah dan menghindari dari kemungkinan
bahaya
3) Secara fisiologis mempengaruhi keadaan fisik.
c. Ciri Khusus Desain Fungsional
1) Bersifat temporer.
2) Menyesuaikan dengan perkembangan usia.
3) Disesuaikan dengan profesi atau pekerjaan.
4) Sesuai kesempatan.
2. Desain Struktural
a. Pengertian Desain Struktural
Desain struktural pada busana ialah susunan garis, bentuk yang
dipadukan menjadi suatu rancangan model busana yang dapat berbentuk
menjadi berbagai macam siluet (A, I, H, T, Y, V, X, O, S/bustle). b. Ciri Desain Struktural
1) Sesuai dengan fungsi.
2) Sesuai dengan struktur tubuh.
3) Sesuai aktivitas.
3. Desain Dekoratif
a. Pengertian Desain Dekoratif
Desain dekoratif ialah suatu desain yang dibuat untuk memperindah
desain struktur baik sebagai hiasan saja maupun mempunyai fungsi ganda.
5
6
b. Ciri Desain Dekoratif
1) Hiasan dari warna yang berbeda dari dasar.
2) Hiasan dengan detail konstruksi (setikan, lipit, kerutan, quilting, smok,
patchwork, dan sejenisnya). 3) Hiasan dengan meletakkan sesuatu pada permukaan/pinggiran (bisban,
pita, renda, kancing, dan sejenisnya).
Desain dekoratif motif
Desain dekoratif dengan detail
7
Desain dekoratif dengan melapis atau menyambung dengan bahan lain
8
UNSUR-UNSUR DESAIN BUSANA
1. Garis
Garis ialah merupakan penghubung dua buah titik. Garis dapat dibedakan
sebagai garis luar dan garis hiasan.
a. Sebagai Garis Luar
Sebagai garis luar yang dinamakan siluet (silhouette). Dikelompokkan
menjadi siluet A, I, H, T, Y, V, X, O, dan S (bustle).
8
9
Macam-macam Siluet
b. Sebagai Garis Hiasan
Sebagai garis hiasan, yaitu garis yang membedakan suatu model
busana dengan model busana lainnya yang berada dalam suatu model
busana.
Disarikan dari yang digambarkan oleh Gloria Mortimer-Dunn (1972 :
2-3) bahwa suatu garis dapat menjadi garis tebal atau tegas (straight), kurva
(curved), panjang (long), pendek (short), lebar/tebal (thick), kurus (thin),
putus-putus (broken), garis tekstur (textured). Selanjutnya, garis dapat menjadi
garis kontras, yaitu dengan memadukan dua garis tebal dan kurus (thick and
thin), kurva dan tekstur (curved and straight), panjang dan pendek (long and
short), garis putus-putus dan tanpa putus (broken and unbroken), dan tekstur
dengan garis yang jelas (textured and plain).
2. Arah
Antara saling berkaitan dengan garis, karena semua garis mempunyai arah,
yaitu vertikal, horizontal, diagonal, dan lengkung.
1) Dari garis vertikal dapat menjadi model princess, dan semi princess.
2) Dari garis horizontal dapat menjadi model empire, long torso, dan yoke.
3) Dari garis lengkung dapat menjadi garis pas.
4) Dari garis diagonal dapat menjadi model A simetris.
10
Garis yang berbentuk model
3. Bentuk
Sebuah desain busana akan didasarkan pada beberapa bentuk yaitu :
a. Bentuk geometris sama sisi.
b. Bentuk geometris tidak sama sisi.
c. Bentuk tiga dimensi.
Bentuk-bentuk tersebut ada yang diterapkan sebagai bentuk busana,
sebagai desain struktur atau desain dekoratif.
4. Ukuran
Ukuran merupakan salah satu yang perlu diperhatikan ketika mendesain,
karena suatu desain sebaiknya mempunyai ukuran yang seimbang dan tepat.
Pada sebuah desain busana, garis, bentuk, seringkali berbeda ukuran.
Ukuran ini harus diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil desain. Unsur-
unsur desain yang diperhatikan pada sebuah desain perlu mempunyai ukuran yang
seimbang, sehingga merupakan suatu kesatuan yang serasi harmonis baik kesatuan
desain, maupun dengan si pemakai hasil desain itu. Misalnya ukuran pita untuk
tubuh anak kecil sesuaikan dengan badan anak tersebut. Demikian juga untuk
11
ukuran saku, ukuran kerah, dan ukuran aksesoris. Beberapa contoh kesesuaian
ukuran dapat dilihat pada gambar berikut.
Kesesuaian ukuran
Selain ukuran keseimbangan pada suatu desain termasuk pada ukuran ini
adalah ukuran panjang rok. Ada lima macam ukuran panjang rok, yaitu : (1) mikro
mini, (2) mini, (3) kini (knee), (4) midi, (5) maksi, dan (6) longdress. Macam-
macam ukuran panjang rok dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Ukuran panjang rok
12
5. Warna dan Motif Kain
Warna-warna itu akan dapat dibedakan menjadi :
a. Warna-warna dingin yaitu yang mengandung warna biru dan hijau (hijau, biru
hijau, biru ungu dan ungu). Warna ini akan kelihatan menjauh, lebih kecil,
sehingga seseorang akan kelihatan lebih kecil dari keadaan yang
sebenarnya.
b. Warna-warna panas yaitu yang mengandung warna merah dan kuning (merah,
merah jingga, jingga, kuning). Warna-warna panas mempunyai sifat
mendorong, misalnya seseorang memakai warna merah lombok akan kelihatan
lebih besar dibandingkan dengan yang memakai baju biru dengan besar tubuh
yang sama.
6. Tekstur
Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu :
a. Tekstur kaku
Tekstur yang kaku dapat menyembunyikan, atau menutupi bentuk
badan seseorang tapi akan menampakan seseorang kelihatan gemuk. Tekstur
yang kaku ini misalnya dapat dipakai oleh orang yang mempunyai pinggang
besar, tetapi buah dada dan pinggang sepadan (tidak terlalu besar), maka
memilih tekstur ini untuk menutupi pinggul yang terlalu besar. Orang yang
berbadan gemuk atau kegemukan (obesitas), tekstur yang kaku ini sebaiknya
dihindari. b. Tekstur kasar dan halus
Kain yang teksturnya kasar memberi tekanan kepada si pemakai
kelihatan lebih gemuk, sedangkan bahan yang lembut atau halus tidak akan
mempengaruhi kesan ukuran badan, asal tidak mengkilap.
c. Tekstur lemas
Kain dengan tekstur yang lembut dan lemas sesuai untuk model-model
dengan kerut-kerut, draperi, dapat memberi efek yang luwes. Model dengan
siluet H kurang sesuai dari bahan yang tekstur lemas, dan juga akan
menonjolkan bentuk badan.
13
d. Tekstur tembus pandang
Kain yang tembus pandang kurang bisa menutupi bentuk badan yang
dirasa kurang sempurna, misalnya terlalu gemuk atau terlalu kurus dan ingin
kelihatan langsing. Kain ini sesuai untuk model yang ada kerut-kerutnya atau
mempunyai lipit-lipit, tidak sesuai dipergunakan untuk siluet H.
e. Tekstur mengkilap dan kusam
Kain yang mempunyai tekstur mengkilap membuat si pemakai
kelihatan lebih gemuk, sedangkan tekstur yang kusam dapat memberi kesan
lebih kecil. Jika seseorang yang gemuk ingin kelihatan lebih kecil dan ia
memilih desain bahan yang bergaris-garis memanjang dengan tekstur yang
mengkilap, maka tujuan yang ia ingin capai tidak akan tercapai.
14
PRINSIP DESAIN BUSANA
1. Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud kesatuan (unity) yaitu penyusunan atau pengorganisasian
daripada pusat perhatian, keseimbangan, perbandingan dan irama sehingga
tercipta suatu desain yang baik dan harmonis.
Dalam desain yang baik perlu adanya keselarasan di antara macam-macam
unsur desain yaitu selaras antara garis dan bentuk, selaras dalam tekstur dan
selaras dalam warna, sehingga merupakan suatu desain yang harmonis. Jadi
bagian-bagian yang ada pada desain itu tidak seperti terpisah-pisah, tetap
merupakan suatu kelompok yang saling kait mengkait dan enak dipandang mata.
Prinsip kesatuan
14
15
2. Pusat Perhatian (Center of Interest)
Pusat perhatian yaitu bagian dari suatu desain busana yang lebih
menarik, menonjol atau mencolok, yang dapat berupa lipit, kerutan, pita, renda,
warna yang berbeda, atau benda kain yang diterapkan pada busana yang
bersangkutan.
Pusat perhatian
16
3. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan pada suatu desain untuk mendapatkan ketenangan dan
kestabilan.
Keseimbangan dapat dicapai dengan dua cara, yaitu :
a. Keseimbangan simetris (formal balance).
Keseimbangan simetris yaitu keseimbangan yang dapat dicapai dengan
bentuk atau garis, atau warna antara ketiga macam atau yang antara sebelah
kiri dan kanan sama jaraknya dari pusat (tengah-tengah) busana tersebut,
misalnya blus (bebe) yang mempunyai belahan di tengah muka dengan kerah
setengah tegak.
b. Keseimbangan A simetris (informal balance).
Keseimbangan A simetris yaitu dapat dicapai dengan bentuk atau garis
atau warna atau ketiganya, yang antara sebelah kiri dan kanan berbeda
jaraknya dari pusat (tengah-tengah) suatu model busana, misalnya busana
yang mempunyai belahannya berada di sebelah kiri.
Contoh keseimbangan simetris dan A simetris dapat dilihat pada gambar
berikut.
Simetris A Simetris
Prinsip keseimbangan
17
4. Proporsi (Proportion)
Yang dimaksud proporsi (proportion) pada suatu desain busana yaitu cara
menempatkan unsur-unsur atau bagian-bagian busana yang berkaitan dengan
jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, atau bidang pada suatu model busana. Proporsi
yang diterapkan pada suatu desain busana dapat memberi kesan lebih tinggi atau
lebih pendek, lebih besar atau lebih kecil pada penampilan seseorang. Kondisi itu
akan tergantung pada proporsi yang dibuat oleh seorang perancang.
Ada 4 macam jenis proporsi, yaitu :
a. Proporsi dalam suatu bagian.
b. Proporsi di antara bagian-bagian dari suatu desain.
c. Proporsi dari keseluruhan bagian suatu desain busana.
d. Proporsi dari tatanan busana.
5. Irama (Ryhtm)
Irama (rhytm) pada suatu desain busana merupakan suatu pergerakan yang
teratur dari suatu bagian ke bagian lainnya, yang dapat dirasakan dengan
penglihatan. Bila pandangan mata pada suatu desain itu teratur, maka gerakan
mata yang teratur itulah yang disebut berirama. Adanya irama pada suatu desain
busana diperlukan, terutama desain busana yang memerlukan kreasi-kreasi yang
artistik seperti busana pesta, busana pengantin.
Ada bermacam-macam irama, yaitu :
a. Pengulangan (Repetition)
Pengulangan (repetition) dalam suatu desain busana yaitu penggunaan
satu unsur desain yang diletakkan pada dua atau beberapa bagian pada suatu
desain busana, seperti garis, bentuk, tekstur, ruang, warna, corak. Di bawah ini
digambarkan pengulangan dari unsur-unsur desain tersebut.
Pengulangan garis Pengulangan garis Pengulangan ruang lengkung dan lurus bertentangan
18
Pengulangan bentuk Pengulangan tekstur Pengulangan corak
Pengulangan unsur desain
b. Sejajar
Mendapatkan irama pada suatu desain busana dapat dilakukan dengan
penempatan unsur garis dan bentuk yang sejajar (parallelism).
Garis lipatan yang berjarak Garis lipit Garis dan ruang
Bentuk dan ruang Garis pita Kerutan yang sejajar
Garis dan bentuk sejajar
c. Rangkaian
Irama salah satunya didapatkan dengan rangkaian (sequence) dengan
garis dari renda, garis lipit, dengan bentuk geometris, bentuk huruf
atau rangka; tekstur, dan corak. Sequence ini umumnya untuk desain
dekoratif.
19
Rangkaian corak
Rangkaian bentuk geometris
Rangkaian garis dengan renda
Rangkaian tekstur
Irama dalam rangkaian
d. Selang-seling
Untuk mendapatkan irama dalam suatu desain dapat dilakukan dengan
membuat selang-seling (atternation) dari dua macan renda, dua macam
garmituur (misalnya pita dan biku-biku), dua garis berlainan arah, dua bentuk
yang berbeda, dua bentuk yang sama dengan jarak, dua tekstur, dua corak
yang berbeda. Beberapa contoh untuk mengaplikasikan irama dengan selang
seling dapat dilihat berikut ini.
Selang-seling renda
Selang-seling pita dan Selang-seling garis biku-biku beda arah
20
Selang-seling dua bentuk Selang-seling dua bentuk yang sama dengan jarak Selang-seling tekstur
yang berbeda
Contoh hiasan yang selang seling
e. Gradasi
Gradasi (gradation) yaitu rangkaian yang berdekatan atau
berdampingan yang serupa, yang bentuknya atau jaraknya berubah secara
bertahap dari ukuran atau jarak yang sempit kecil, menjadi besar dalam satu
unit atau menyebar. Berbagai contoh gradasi dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Garis lurus ke lengkung Garis tipis ke tebal Garis pendek ke panjang atau sebaliknya
Garis dengan perubahan Ruang antara garis lebar arah ke sempit atau sebaliknya Bentuk kecil ke besar
21
Ukuran bentuk geometri Pelapisan gradual besar ke kecil atau sebaliknya Perubahan jarak sesuai tekstur
Macam-macam gradasi
f. Radiasi
Radiasi (radiation) ialah garis yang memancar dari pusat perhatian ke
semua arah yang menghasilkan suatu irama.
Radiasi jarak berdekatan Radiasi dua rah jarak Radiasi setengah berdekatan lingkaran
Radiasi satu lingkaran
Radiasi dari beberapa Radiasi dari pusat tempat yang yang berdekatan berdampingan
Macam-macam radiasi
22
KARAKTERISTIK BAGIAN BUSANA
1. Karakteristik Desain Rok
Macam-macam rok terdiri dari rok suai (a), rok lipit hadap (b), rok lipit
sungkup (c), rok lipit lepas (d), rok lipit searah (e), rok lipit kipas (f), rok pias
empat (g), rok pias enam (h), rok berkerut biasa (i), rok berkerut bertingkat (j), rok
berkerut bersusun (k), rok lingkaran penuh (l), rok setengah lingkaran (m), rok
godet (n), rok draferi (o, p), rok yang dikembangkan di bagian bawah (q), rok
balon (r), rok Harem (s), rok dengan peplum (t), rok terompet (u), rok yang
dibelitkan (v), rok sapu tangan (w), rok ekor ikan (x), rok belahan di muka (y), rok
belahan di sisi (z) dapat dilihat pada gambar berikut.
Desain Berbagai Model Rok
22
23
2. Karakteristik Macam-macam Desain Lengan
Macam-macam desain lengan yang perlu diketahui cara menggambarnya,
yaitu : lengan licin (a), lengan puff/ gelembung (b), lengan cape (c), lengan
lonceng (d), lengan kemeja (e), lengan peasant (f), lengan slit (g), lengan tulif (h),
lengan raglan (i), lengan bishop (j), lengan kimono (k), lengan setali (l), lengan
sayap (m), lengan balon (n), lengan jas (o), lengan bidadari (p), lengan kepala (q),
lengan jaket (r), lengan bon-bon (s), lengan roll (t), lengan lantera (u), lengan
draperi (v), lengan melon (w), lengan epaulet (x), lengan bawah bahu (y), lengan
berlapis (z). Dari gambar berikut dapat dilihat berbagai macam lengan tersebut.