bahan ajar ppep 2

25
Bentuk Instrumen. Bentuk instrumen dapat dikatagorikan menjadi 2, yaitu tes dan nontest. Tes umumnya digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa pada ranah kognitif dan psikomotor. Non tes umumnya digunakan untuk melihat keberhasilan siswa pada ranah afektif, tetapi dapat juga digunakan untuk ranah psikomotor. Beberapa bentuk instrumen tes yang dapat digunakan antara lain: a. Pertanyaan Lisan. Bentuk soal ini dapat dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berfikir rendah seperti pengetahuan sampai dengan evaluasi. b. Benar – Salah. Bentuk ini akan berbobot jika pernyataan yang diajukan mengandung tingkat berfikir analisis atau sintesis. Contoh: B – S Detak jantung orang dewasa lebih cepat daripada detak jantung anak kecil sebab semakin tinggi usia seseorang semakin tidak elastis dinding pembuluh darahnya. Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Upload: nurulwardhani11

Post on 01-Feb-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bahan Ajar Ppep 2

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Ajar Ppep 2

Bentuk Instrumen.

Bentuk instrumen dapat dikatagorikan menjadi 2, yaitu tes

dan nontest. Tes umumnya digunakan untuk mengetahui

keberhasilan siswa pada ranah kognitif dan psikomotor. Non tes

umumnya digunakan untuk melihat keberhasilan siswa pada

ranah afektif, tetapi dapat juga digunakan untuk ranah

psikomotor.

Beberapa bentuk instrumen tes yang dapat digunakan antara

lain:

a. Pertanyaan Lisan. Bentuk soal ini dapat dipakai untuk

menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berfikir

rendah seperti pengetahuan sampai dengan evaluasi.

b. Benar – Salah. Bentuk ini akan berbobot jika pernyataan

yang diajukan mengandung tingkat berfikir analisis atau

sintesis.

Contoh:

B – S Detak jantung orang dewasa lebih cepat daripada

detak jantung anak kecil sebab semakin tinggi usia

seseorang semakin tidak elastis dinding pembuluh

darahnya.

c. Pilihan Ganda. Bentuk soal ini dapat dipakai untuk menguji

penguasaan kompetensi pada tingkat berfikir rendah seperti

pengetahuan sampai dengan evaluasi. Bentuk soalnya

terdiri atas:

- Stem : pertanyaan/pernyataan yg berisi masalah

– Option : sejumlah pilihan atau alternatif jawaban

– Kunci : jawaban yg benar/paling tepat

- Distraktor : jawaban pengecoh

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 2: Bahan Ajar Ppep 2

Pedoman pembuatan soal bentuk ini lihat lampiran….

Contoh:

Pada semua tumbuhan yang berhijau daun, fotosintesis

tidak akan terjadi tanpa . . . .

A. Udara, tanah, dan air

B. Cahaya, udara, dan air

C. Tanah, cahaya, dan udara

D. Air, tanah, dan cahaya

Soal diatas kurang baik, karena stem bersifat negatif,

sebaiknya :

Pada semua tumbuhan yang berhijau daun, fotosintesis

akan terjadi bila terdapat . . . .

Jika anda mengamati sel dengan perbesaran lensa objektif

40x dan perbesaran lensa okuler 10x, berapa kali

perbesaran dari sel yang anda amati?

A. 4 kali

B. 10 kali

C.40 kali

D.100 kali

E. 400 kali

d. Uraian Objektif. Pertanyaan yang dipakai seperti

simpulkan, tafsirkan, uraikan dsb., dengan jawaban yang

sudah pasti

Contoh:

Uraikan tiga tahap sintesis protein secara singkat dan benar!

Jawaban tetap dan sudah pasti: 1. Transkripsi ADN, 2.

Translasi, 3. Sintesis

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 3: Bahan Ajar Ppep 2

e. Uraian Bebas. Bentuk instrumen ini dapat digunakan untuk

mengukur kompetensi siswa dalam semua tingkat ranah

kognitif, jawaban bebas.

Contoh:

Jelaskan cara penggunaan thermometer badan badan untuk

mengukur suhu seseorang!

f. Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Materi yang di uji

bisa banyak, namun tingkat berfikir yang diukur cenderung

rendah. Jawaban dalam bentuk kata, bilangan atau simbol

Contoh:

Apa nama alat yang digunakan untuk mengukur suhu

badan?

Gen terdiri atas komponen . . . dan . . . .

g. Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan

konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berfikir

yang terlibat cenderung rendah.

h. Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui

perkembangan unjuk kerja siswa, sehingga dapat terlihat

adanya penilaian proses. Portofolio merupakan kumpulan

hasil karya, tugas atau pekerjaan siswa yang disusun

berdasarkan urutan katagori kegiatan. Penilaian disesuaikan

dengan tugas yang diberikan

Contoh:

Buatlah laporan kegiatan suatu proyek mulai dari

perencanaan, pelaksanaan serta hasil penelitiannya!

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 4: Bahan Ajar Ppep 2

i. Performans (Unjuk Kerja). Bentuk ini digunakan untuk

kompetensi yang berhubungan dengan praktik. Performans

dalam mata pelajaran Biologi umumnya berupa kerja praktik

di laboratorium atau diluar lab.

Contoh: Lampiran ……

Beberapa bentuk instrumen non tes yang dapat digunakan

antara lain:

1. Skala Likert. Bentuk ini merupakan skala penilaian dengan

rentangan dari yang sangat positif sampai negatif, misal SS,

S, R, TS, STS. Dapat juga diberi skor mulai dari 1 sampai

dengan 5. Dalam hal ini yang penting adalah kemampuan

penilai dalam merumuskan indikator dari variabel yang akan

diukur. Jika indikator sudah diperoleh baru susun daftar

pertanyaan yang sesuai dengan indikator. Lihat

lampiran…….

2. Semantik Diferensial.Bentuk ini merupakan suatu model

skala dengan meletakan suatu rentangan di antara dua kata

atau ide yang berlawanan. Model skala bipolar ini sangat

baik untuk mengungkapkan unsur evaluasi (pemilihan kata

ragu-ragu dihilangkan)

Contoh:

Mikrobiologi

Menarik ______,______,______,_____ Membosankan

Mudah ______,______,______,_____ Sukar

M’untungkan ______,______,______,_____ Merugikan

Mengasikkan ______,______,______,_____ Menjemukan

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 5: Bahan Ajar Ppep 2

3. Observasi. Digunakan untuk mengukur tingkah laku/suatu

kejadian, Ada 3 jenis observasi:

a. Observasi langsung, langsung diamati

b. Observasi tidak langsung, menggunakan alat

c. Observasi partisipasi, pengamat terlibat

4. Sosiometri. Digunakan untuk melihat hubungan sosial

siswa dgn teman sekelasnya.

La ngkah-langkah Membuat Soal:

1. Tentukan indikator yg akan diujikan

2. Buatlah kisi-kisi soal

3. Buatlah soal sesuai dgn indikator yg diujikan

4. Perhatikan tingkat berfikir untuk setiap soal

5. Jumlah dan bentuk soal sesuaikan dgn waktu yg

tersedia

6. Buatlah petunjuk mengerjakan soal

Contoh Kartu Soal:

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 6: Bahan Ajar Ppep 2

Jenjang Pendidikan : SMA

Mata pelajaran : Biologi

Kelas : X

Semester : 1 (Satu)

Jenis Tagihan : Tes

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Jumlah Soal : 40 butir

Waktu : 60 menit

Indikator: Siswa dapat mengidentifikasi obyek dan permasalahan

Biologi

No Soal : 01 TB : C1

Soa l: Pada proses pemberantasan penyakit menular, misalnya

penyakit demam berdarah, perlu melibatkan pengetahuan

biologi. Pengetahuan tersebut terutama berkaitan dengan .

. . . .

A. Populasi nyamuk

B. Jenis kelamin nyamuk

C. Daur hidup nyamuk

D. Fisiologi nyamuk

E. Morfologi nyamuk

Kunci Jawaban : C

Ciri alat ukur yang baik

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 7: Bahan Ajar Ppep 2

1. Valid

Mengukur apa yang seharusnya di ukur

2. Komparabel

Dapat diperbandingkan dengan kriteria standar atau pre dan

Posttest.

3. Reliabel

Dapat dipercaya, ajeg/konstan

4. Ada Tingkat Kesukaran

Menunjukan tingkat kesukaran yang memadai

Jumlah siswa yang dapat mengerjakan/menjawab test

dengan benar.

5. Mempunyai kemampuan Diskriminasi

Kemampuan soal tersebut untuk membedakan antara siswa

yang pintar dengan yang kurang pintar

Cara Pemberian Skor.

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 8: Bahan Ajar Ppep 2

Sebelum skor diolah menjadi nilai, terlebih dahulu harus

ditentukan bagaimana cara pemberian skornya.

1. Cara pemberian skor bentuk uraian

- Buatlah kunci jawaban, seiring pembuatan soal.

- Nilailah semua jawaban siswa soal demi soal, dan bukan

siswa demi siswa. Ini akan menghindari terjadinya halo efek.

- Nilailah jawaban soal tanpa mengetahui identitas atau nama

siswa.

- Jika setiap soal yang digunakan memiliki bobot yang

berbeda, siswa diberi informasi berapa bobot tiap soal, agar

siswa dapat lebih cermat dalam menjawab.

2. Cara pemberian skor bentuk Objektif

a. Fill-in dan completion (tes isian dan melengkapi).

Cara pemberian skor ini ada dua pendapat. Yang

pertama mengatakan bahwa skor maximal setiap bentuk

fill-in sama dengan jumlah isian yang ada pada tes

tersebut. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa skor

maximal dihitung menurut jumlah soalnya. Hitunglah

dengan menggunakan rumus:

b. True-False (Betul – Salah).

Untuk menghitung skor akhir dari seluruh soal bentuk

true-false biasanya dipergunakan rumus berikut:

c. Multiple choice (Pilihan berganda)

ara pemberian skornya sebagai berikut: S = R - W__

n - 1

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

S = R

S = R - W

Page 9: Bahan Ajar Ppep 2

d. Matching (Menjodohkan)

Pada bentuk soal seperti ini, yang dihitung hanya

jawaban yang benar saja, dengan rumus: :

3. Cara pemberian skor akhir.

- Jika suatu tes terdiri dari berbagai macam bentuk tes,

maka skor akhir di hitung dengan menggunakan rumus

yang berlaku, kemudian jumlahkan.

- Berilah bobot pada setiap soal sesuai dengan tingkat

kesukarannya.

- Contoh soal:

Suatu tes terdiri dari empat macam bentuk soal seperti

berikut;

T – F , 30 soal bobotnya 1

Multiple choice, 20 soal, bobot 2, Option 4.

Matching, 10 soal, bobot 3.

Essay, 4 soal, bobot 4.

Berapakah nilai Badu, jika dia dapat mengerjakan soal

seperti berikut:

No Bentuk Soal Betul Salah

1. True-False 22 6

2. Multiple choice 14 6

3. Matching 7 2

4. Essay 3 1

Ha sil akhir Badu? Skor ini dikatakan nilai mentah,

yang harus diolah.

Mengolah skor mentah menjadi nilai.

Ada dua cara mengolah skor mentah menjadi nilai.

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

S = R

Page 10: Bahan Ajar Ppep 2

a. Penilaian Acuan Patokan (PAP/ Criterion Referenced

Evaluation), yaitu penilaian dilakukan dengan cara

membandingkan skor mentah dengan patokan atau

kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Untuk cara ini dapat menggunakan rumus Percentages

Correction, dengan rumus sebagai berikut:

S = _R_ X SM

N

Keterangan:

S = skor yang di cari atau diharapakan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

N = skor m aximum ideal dari tes tersebut

SM = Standard Mark (besarnya skala penilaian

yang dikehendaki), misal : 1 – 10 atau 10 - 100

b. Penilaian Acuan Norma (PAN, Norm Referenced

Evaluation). Penilaian dilakukan dengan cara

membandingkan skor mentah dengan seluruh siswa

peserta tes, dengan cara ini dapat dilihat kedudukan

siswa dalam kelompoknya.

Mengolah skor mentah menjadi nilai 1 – 10

Umpamakan seorang guru memperoleh skor mentah dari

hasil ulangan biologi sebagai berikut:

16 64 87 36 65 42 43 54 47 51 77 55 68 42 47 42 46

45 50 20 57 28 7 44 51 40 39 39 57 28 39 21 48 46

37 41 43 49 71 29 44 34 50 45 35 44 52 56 45 40

Untuk mengolah skor mentah tersebut dengan menggunakan

Tabel Distribusi Frekuensi, langkahnya sebagai berikut:

- Tentukan dahulu banyaknya kelas interval dengan cara:

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 11: Bahan Ajar Ppep 2

- Mencari Range (R), yaitu selisih antara skor maximum

dan skor minimum

R = 87 – 7 = 80

- Bagilah Range ke dalam kelas interval yang sama

sedemikian rupa, sehingga jumlah kelas interval berada

antara 6 – 15 atau 11 – 19 , dengan rumus:

untuk soal ini kelas interval ditentukan sendiri

yaitu 11, carilah interval (i) !

- Cara lain untuk menentukan besarnya kelas interval dapat

menggunakan rumus Sturges: k = 1 + 3,3 log n

k = banyaknya kelas interval yang dikehendaki

1 = bilangan tetap

n = jumlah siswa

- Masukan ke dalam Tabel Distribusi Frekuensi

Interval Tally F D Fd fd²

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

7 - 14

Jumlah

- Membuat tally pada kolom 3

- Mengisi jumlah tally ke dalam kolom 4

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

R + 1 i

Page 12: Bahan Ajar Ppep 2

- Menentukan deviasi pada lajur d, dengan menetapkan letak

Mean Dugaan (M’) dengan angka 0 (nol) pada kelas yang

mengandung frekuensi paling besar. Selanjutnya letakan

angka-angka Deviasi itu dari nol ke atas di beri tanda +

(plus) dan dari angka nol ke bawah di beri tanda – (negatif)

- Mengisi lajur fd dengan mengalikan angka-angka pada lajur

f dan d.

- Mengisi lajur fd²

- Selanjutnya mencari Mean dengan rumus;

M = M’ + i ( ∑ fd )

N

- Terlebih dahulu harus di cari M’, yaitu kelas interval yang

mempunyai frekuensi terbanyak di bagi 2

- Selanjutnya cari Deviasi Standar (DS), dengan rumus:

- Untuk mendapatkan nilai 1 sampai 10, masuka n dalam

rumus Penjabaran sebagai berikut:

M + 2,25 DS = 10

M + 1,75 DS = 9

M + 1,25 DS = 8

M + 0,75 D S = 7

M + 0,25 DS = 6

M - 0,25 DS = 5

M - 0,75 DS = 4

M - 1,25 DS = 3

M - 1,75 DS = 2

M - 2,25 DS = 1

- Berpedoman pd penjabaran di atas, sekarang guru tinggal

mengubah skor mentah yg ada ke dalam nilai 1 - 10.

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

DS = i √ ∑fd ²N - (

∑fdN

)2

Page 13: Bahan Ajar Ppep 2

- Kebaikan penilaian ini adalah bahwa nilai-nilai yang

diperoleh siswa benar-benar mencerminkan kapasitas

kelompok, tetapi kelemahannya tidak terlihat pencapaian

ketuntasan belajar.

- Untuk mengurangi kelemahan tersebut dapat menggunakan

Mean Ideal dan DS Ideal

- Mean Ideal = skor max ideal

2 DS Ideal = Mean Ideal

3

- Lihat perbedaan kedua sistem peni laian!

Mengolah skor mentah menjadi skor standar Z

yaitu skor yang penjabarannya didasarkan unit Deviasi Standar

dari Mean. Gunanya utk menentukan peringkat siswa di kelas,

krn menggabungkan beberapa nilai menjadi satu nilai akhir.

Rumus yang digunakan: Skor Z = X - M

DS

Contoh: Tabel: Skor mentah untuk di olah

Mata pelajaranSkor Basir Skor Achmad Mean DS

Fisika 65 70 60 4,0

Biologi 55 60 45 4,0

Kimia 70 60 75 5,0

Hitunglah siapa yang mempunya i peringkat tertinggi!

Analisa Soal

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 14: Bahan Ajar Ppep 2

Tujuan dibuatnya analisa soal adalah untuk mencari soal tes

mana yang baik dan mana yang tidak baik. Juga dapat diketahui

mengapa soal itu baik atau buruk, dengan adanya analisa soal ini

,maka dapat diketahui beberapa hal penting antara lain:

1. Sampai dimana Tingkat atau Taraf Kesukaran (difficulty

level) soal tersebut?

2. Apakah soal itu mempunyai Daya Pembeda (discriminating

power), sehingga dapat membedakan kelompok siswa yang

pandai dengan siswa yang bodoh?

3. Apakah semua alternatif jawaban (options) menarik

jawaban-jawaban, ataukah ada yang demikian tidak menarik

sehingga tidak perlu dimasukan ke dalam soal?

Untuk menghitung taraf kesukaran dan daya pembeda tiap

soal dari suatu tes, terlebih dahulu harus mengelompokan hasil

tes tersebut ke dalam 3 kelompok berdasarkan rangking dari

keseluruhan skor yang diperoleh:

- Kelompok pandai atau upper group (25% dari rangking

teratas)

- Kelompok kurang atau lower group (25% dari rangking

terbawah)

- Kelompok sedang atau middle group (50% rangking bagian

tengah)

Yang diperlukan dalam analisa soal selanjutnya adalah

kelompok pandai dan kelompok kurang, sedangkan kelompok

sedang/tengah tidak diperhitungkan. Cara perhitungannya adalah

sebagai berikut:

1. Taraf Kesukaran (Difficulty Level) soal.

Untuk menghitung taraf kesukaran suatu soal dipergunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

TK = U + L T

Page 15: Bahan Ajar Ppep 2

TK = indeks Tingkat Kesukaran yang dicari

U = jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok

pandai

L = jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok

kurang

T = jumlah siswa dari kelompok pandai dan kurang

2. Daya Pembeda (Discriminating Power) suatu soal.

Dari analisa ini dapat diketahui bagaimana kemampuan soal itu

untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok

kurang, rumus yang digunakan sebagai berikut:

Selanjutnya masukan dalam Format Tabulasi Jawaban Soal.

Format Tabulasi Jawaban Tes dari Upper Group

No

Urut

No

Siswa

Nomor Soal Jumlah

jawaban1 2 3 4 5 6

1 01A 1 1 1 1 1 1

2 08A 1 1 1 1 0 1

3 11A 1 0 1 1 1 1

4 14A 1 1 0 1 1 1

5 26A 1 1 1 1 0 1

6 29 A 1 1 0 1 1 1

7 02A 1 1 1 1 1 0

8 10A 1 1 1 1 1 0

9 30A 1 1 0 1 1 1

10 13A 1 1 1 1 1 1

11 27A 1 1 1 1 1 1

12 35A 1 1 0 1 1 1

Jmlh penjawab

Tiap soal

10 9 6 10 8 8

Format Tabulasi Jawaban Tes dari Lower Group

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

DP = U - L 1/2T

Page 16: Bahan Ajar Ppep 2

No

Urut

No

Siswa

Nomor Soal Jumlah

jawaban1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 04A 1 1

2 06A 1 1 0

3 12A 1 0 1

4 15A 1 1 1

5 20A 1 1 0

6 21A 1 0 1

7 25A 1 0 1

8 09A 1 0 1

9 32A 1 0 1

10 19A 1 1 0

11 23A 1 0 1

12 33A 0 0 1

Jmlh penjawab

Tiap soal

9 4 7

FORMAT ANALISIS SOAL

No Soal U L (U + L) (U - L) TK DPKeteranganTK DP

1 10 9 19 1 0.95 0.10 Revisi  2 9 4 13 5 0.65 0.50    3 6 7 13 -1 0.65 -0.10   Revisi4 10 2 12 8 0.60 0.80    5 8 5 13 3 0.65 0.30    6 8 6 14 2 0.70 0.20    7 9 6 15 3 0.75 0.30    8 9 5 14 4 0.70 0.40    9 8 3 11 5 0.55 0.50    

10 10 6 16 4 0.80 0.40    11 6 2 8 4 0.40 0.40    12 10 4 14 6 0.70 0.60    

13 7 4 11 3 0.55 0.30    14 8 5 13 3 0.65 0.30    15 9 2 11 7 0.55 0.70    16 9 8 17 1 0.85 0.10 Revisi  17 7 7 14 0 0.70 0.00   Revisi18 10 8 18 2 0.90 0.20 revisi  19 10 7 17 3 0.85 0.30 revisi  20 9 7 16 2 0.80 0.20    

3. Menentukan kriteria soal.

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)

Page 17: Bahan Ajar Ppep 2

Untuk menentukan soal itu dikatakan baik atau tidak baik

sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria sebagai berikut:

a. Untuk soal Betul – Salah

Jika TK ≤ 0,16, dikatagorikan soal yang sukar.

Jika TK ≥0,84, dikatagorikan soal mudah

b. Untuk soal yang berbentuk pilihan ganda

Untuk pilihan ganda dengan 4 option

Jik a TK ≤ 0,24, dikatagorikan soal yang sukar.

Jika TK ≥ 0,76, dikatagorikan soal yang mudah

c. Untuk pilihan ganda dengan 5 option

Jika TK ≤ 0,27, dikatagorikan soal yang sukar.

Jika TK ≥ 0,73, dikatagorikan soal yang mudah

d. Jika daya pembeda soal itu adalah 0 (nol) atau negatif

(minus), maka soal itu perlu direvisi atau diperbaiki.

Bahan Ajar Evaluasi (mieke m)