bahan kepemimpinan

8
Aspek-aspek Pengambilan Keputusan Aspek-aspek yang harus diperhatikan dapat dibagi dalam beberapa aspek, yaitu: 1. Aspek Lingkungan (Environment) Aspek lingkungan mempengaruhi seorang wirausaha dalam pengambilan keputusan. Lingkungan terbagi sebagai berikut : a. Lingkungan internal, bersumber dari dalam wirausahanya itu sendiri (pribadi) dan bersumber dari perusahaannya. b. Lingkungan eksternal, bersumber dari luar perusahaan, seperti pihak konsumen, lingkungan sekitar usaha, termasuk pemerintah yang memiliki hukum. 2. Pembuat Keputusan (Decision Maker) Orang atau kelompok yang mengambil keputusan. Syarat individu agar mampu mengambil keputusan yang baik, yakni: a. Kredibel (dapat dipercaya oleh semua orang) b. Kapabel (punya kapabilitas atau kemampuan yang cukup) c. Acceptable (dapat diterima oleh seluruh pihak) d. Mental yang cukup dalam mengambil penentuan keputusan e. Dalam keadaan yang tidak tertekan dan penuh emosi. 3. Orientasi dalam Mengambil Keputusan (Decision Oriented) Dalam mengambil keputusan, kita harus memiliki orientasi atau arahan yang jelas agar keputusannya dapat segera tercapai. Ada 4 orientasi yang harus kita ketahui, yaitu: a. Orientasi Penerimaan, yaitu semua sumber yang baik ada di luar diri mereka sendiri. Jenis ini bukan yang terbaik karena menjadi bergantung pada orang lain dalam pengambilan keputusan. b. Orientasi Eksploitasi, artinya semua sumber, baik berasal dari luar maupun dalam perusahaan sendiri, baik secara jujur maupun mencuri ide perusahaan lain kalaupun perlu sehingga keputusan yang dihasilkan baik. c. Orientasi Penimbunan, artinya menutup diri dari luar dan berusaha mempertahankan eksistensi mereka. d. Orientasi Pemasaran, akan mengambil keputusan yang akan menaikkan “harga” mereka di mata orang lain, tidak peduli jika organisasi/perusahaan menderita kerugian. 4. Tujuan yang Harus Dicapai Keputusan yang baik harus memerhatikan tujuan yang telah ditetapkan. Syarat keputusan yang baik harus memerhatikan hal-hal berikut : a. Accessible (dapat diakses oleh semua orang). b. Acceptable (dapat diterima oleh seluruh pihak yang akan terkena dampaknya). c. Aktual (menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi saat itu). d. Data dan informasi yang cukup sehingga lebih dapat memperhitungkan untung ruginya. e. Focusing (terarah dan mengarah kepada tujuan yang diharapkan).

Upload: amel

Post on 07-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bahan untuk makalah kepemimpinan

TRANSCRIPT

Aspek-aspek Pengambilan KeputusanAspek-aspek yang harus diperhatikan dapat dibagi dalam beberapa aspek, yaitu:1.Aspek Lingkungan (Environment)Aspek lingkungan mempengaruhi seorang wirausaha dalam pengambilan keputusan. Lingkungan terbagi sebagai berikut :a.Lingkungan internal, bersumber dari dalam wirausahanya itu sendiri (pribadi)dan bersumber dari perusahaannya.b.Lingkungan eksternal, bersumber dari luar perusahaan, seperti pihak konsumen, lingkungan sekitar usaha, termasuk pemerintah yang memiliki hukum.

2.Pembuat Keputusan (Decision Maker)Orang atau kelompok yang mengambil keputusan. Syarat individu agar mampu mengambil keputusan yang baik, yakni:

a.Kredibel (dapat dipercaya oleh semua orang)b.Kapabel (punya kapabilitas atau kemampuan yang cukup)c.Acceptable (dapat diterima oleh seluruh pihak)d.Mental yang cukup dalam mengambil penentuan keputusane.Dalam keadaan yang tidak tertekan dan penuh emosi.

3.Orientasi dalam Mengambil Keputusan (Decision Oriented)Dalam mengambil keputusan, kita harus memiliki orientasi atau arahan yang jelas agar keputusannya dapat segera tercapai. Ada 4 orientasi yang harus kita ketahui, yaitu:a.Orientasi Penerimaan, yaitu semua sumber yang baik ada di luar diri mereka sendiri. Jenis ini bukan yang terbaik karena menjadi bergantung pada orang lain dalam pengambilan keputusan.b.Orientasi Eksploitasi, artinya semua sumber, baik berasal dari luar maupun dalam perusahaan sendiri, baik secara jujur maupun mencuri ide perusahaan lain kalaupun perlu sehingga keputusan yang dihasilkan baik.c.Orientasi Penimbunan, artinya menutup diri dari luar dan berusaha mempertahankan eksistensi mereka.d.Orientasi Pemasaran, akan mengambil keputusan yang akan menaikkan harga mereka di mata orang lain, tidak peduli jika organisasi/perusahaan menderita kerugian.4.Tujuan yang Harus DicapaiKeputusan yang baik harus memerhatikan tujuan yang telah ditetapkan. Syarat keputusan yang baik harus memerhatikan hal-hal berikut :a.Accessible (dapat diakses oleh semua orang).b.Acceptable (dapat diterima oleh seluruh pihak yang akan terkena dampaknya).c.Aktual (menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi saat itu).d.Data dan informasi yang cukup sehingga lebih dapat memperhitungkan untung ruginya.e.Focusing (terarah dan mengarah kepada tujuan yang diharapkan).

5.Alternatif yang RelevanSetiap situasi yang harus kita perlukan jangan lebih dari dua alternatif agar memudahkan kita dalam pengambilan keputusan, atau jika tidak ada yang relevan kita bisa mencari alternatif lain.6.Peringkat AlternatifBanyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, antara lain motivasi, persepsi, dan proses belajar. Dalam mengelola usahanya, wirausaha harus membuat keputusan akhir dengan memperhatikan faktor-faktor pertimbangan berikut:a.Ukuran dan kompleksitas bisnis.b.Harapan perkembangan bisnis.c.Fasilitas dan sarana.d.Kualitas dan kuantitas staf/karyawan.e.Jumlah transaksi.f.Faktor keuangan.Tolak ukur keberhasilan usaha adalah Quality Improvement, Business Process Improvement, dan Speed (kecepatan dalam segala hal termasuk pengambilan keputusan) sehingga wirausahawan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:a.Perubahan perkembangan bisnis dunia.b.Perubahan selera konsumen yang selalu tidak menentu.c.Daerah pemasaran yang selalu berbeda karakter dan alamnya.d.Teknologi dan pengetahuan modern yang selalu berubah dan harus diikuti.e.Selalu berusaha dan berorientasi ke depan akan kemajuan usaha.

C.Teknik Pemecahan Masalah dan Pembuatan KeputusanKeputusan adalah suatu proses memilih cara/alternatif untuk melaksanakan pekerjaan. Faktor-faktor pengambilan keputusan dipengaruhi hal-hal berikut:1.Faktor manusia, yakni pihak yang akan terkena dampak keputusan tersebut.2.Faktor psikologis, masalah emosional, dan pengaruh kejiwaan.3.Faktor sasaran, harus mendorong ke arah tercapainya sasaran.4.Faktor fisik, memerhatikan mental dan fisi kita.5.Faktor waktu, harus efektif dan efisien.6.Faktor pelaksanaan, setiap keputusan akan menimbulkan tindakan lanjutan.7.Faktor sarana, alat yang mendukung pelaksanaan keputusan.Pengambilan keputusan merupakan satu di antara kunci keberhasilan usaha dalam manajemen bisnis. Suatu keputusan yang benar tidak asal diputuskan, tetapi harus memerhatikan banyak hal. Hal-hal yang mendasari dam mempengaruhi seorang pengusaha dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:a.Intuisi, pengambilan keputusan dengan menggunakan perasaan secara spontan.b.Fakta, pengambilan keputusan dengan berdasarkan fakta/data yang ada di lapangan atau sesuai dengan kenyataan.c.Pengalaman, pengambilan keputusan dengan menggunakan pengalaman/kebiasaan di masa lalu.d.Keterampilan, pengambilan keputusan dengan menggunakan keterampilan dan pengetahuan yang kita miliki.

D.Risiko Pembuatan KeputusanPara ekonom memiliki ungkapan the most certain things in life is the uncertainty. Satu-satunya hal yang pasti dalam hidup ini adalah ketidakpastian. Setiap keputusan pasti menimbulkan risiko sehingga harus diketahui kondisi-kondisi yang dihadapi oleh seorang wirausaha dalam mengambil keputusan, yaitu:1.Kondisi kepastian sepenuhnya, wirausahawan mengetahui dengan pasti hasil dari keputusan yang diambilnya, karena ia memiliki seua informasi dan fakta. Misalnya, jika debitur pinjam ke bank, debitur akan tahu berapa bunga yang harus dibayar setiap periodenya.2.Kondisi ketidakpastian sepenuhnya, wirausahawan sama sekali tidak tahu hasil dari keputusan yang diambilnya. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya pengalaman yang berkaitan tentang hal itu. Dengan mempelajari pengalaman orang lain kita dapat memperkirakan kemungkinan berhasil atau gagalnya.3.Kondisi risiko, terletak pada kondisi kepastian dan ketidakpastian, kondisi ini terjadi karena kurangnya informasi mengenai hasil dari keputusan yang diambil.Setelah keputusan siap dibuat dan semua alternatif telah dicoba serta risiko untung-ruginya sudah dipertimbangkan, selanjutnya adalah membangkitkan keberanian memutuskan suatu tujuan :a.Keputusan yang benar dan efektif semata-mata dilandasi oleh keinginan, selera, dan sifat subjektivitas si pembuat keputusan.b.Kepribadian dan sikap wirausaha dalam melaksanakan keputusan dan jangan ragu-ragu.

E.KomunikasiPandai berkomunikasi, berarti pandai mengorganisasikan buah pikiran ke dalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak di dengar dan mampu menarik perhatian orang lain. Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesanatau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami dengan baik. Pernyataan manusia dinamakan pesan (message),orang yang menyampaikan pesannya dinamakan komunikator (communicator) dan orang yang menerima pesan disebut komunikan (communicate).Syarat komunikasi yang efektif dan efisien sebagai berikut:1.Pesan yang disampaikan hendaknya membangkitkan keinginan pribadi dan menyarankan cara memperolehnya.2.Pesan yang disampaikan harus dirancang terlebih dahulu sehingga dapat menarik perhatian sasaran.3.Pesan yang disampaikan harus menggunakan tanda-tanda yang disesuaikan dengan pengalaman.4.Pesan yang disampaikan hendaknya mewujudkan dan menunjukkan suatu jalan memperoleh keinginan yang layak.Komponen-komponen di dalam berkomunikasi adalah :1.Komunikator (orang yang menyampaikan pesan/informasi).2.Komunikan (orang yang menerima pesan/informasi).3.Pesan (berita yang mengandung arti/lambang bisa berupa sinar, suara, gerakan, bahasa lisan, maupun tulisan).4.Saluran (sarana tempat berlalunya lambang-lambang, berupa panca indera, alat dan media)5.Sikap (tanggapan penerima)Seorang wirausaha memulai usahanya dengan berkomunikasi dalam rangka mengumpulkan informasi, maupun menjalin hubungan dengan para relasi bisnin. Orang-orang bisnis mengatakan Untuk mengelola bisnis dengan baik pasarkanlah sesuatu untuk masa depan. Agar bisa menguasai masa depan, kuasailah sebanyak-banyaknya informasi melalui komunikasi yang efektif . F.Analisis SWOTDalam melakukan pemilihan usaha, seorang wirausaha harus mampu menganalisis usaha apa yang paling menguntungkan dan memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. Salah satu caranya dengan analisis SWOT . Analisis SWOT adalah suatu analisis dengan cara mengetahuiStrength(kekuatan usaha),Weakness(kelemahan usaha),Opportunity(kesempatan/peluang yang ada), danThreat(ancaman yang terjadi). Dalam tahap awal pemecahan masalah dengan analisis SWOT, pengusaha membutuhkan informasi dari berbagai sumber yang relevan, jelas, kredibel, dan layak dipercaya agar berguna.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusanAda beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pengambilan keputusan. Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar diri individu. Menurut Noorderhaven (1995: 46), faktor-faktor dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah kematangan emosi, kepribadian, intuisi, umur. Sedangkan Cervone dkk (1991: 17) dalam penelitiannya menemukan bahwa suasana hati yang positif dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Janis & Mann yang dikutip oleh Forgas (1991: 39) dalam penelitiannya membuktikan bahwa motivasi memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan.Menurut Millet (dalam Hasan, 2002: 16), faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:1. Pria dan wanitaPria umumnya bersifat lebih tegas atau berani dan cepat mengambil keputusan dan wanita pada umumnya relatif lebih lambat dan sering ragu-ragu.2. Peranan pengambil keputusanPeranan bagi orang yang mengambil keputusan itu perlu diperhatikan, mencakup kemampuan mengumpulkan informasi, kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan, kemampuan menggunakan konsep yang cukup luas tentang perilaku manusia secara fisik untuk memperkirakan perkembangan-perkembangan hari depan yang lebih baik.

3. Keterbatasan kemampuanPerlu didasari adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan yang dapat bersifat institusional ataupun bersifast pribadi.Penelitian lain yang dilakukan oleh Baradell & Klein (1993: 63) menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa hidup yang tidak menyenangkan berhubungan dengan rendahnya kualitas pengambilan keputusan. Selanjutnya dikatakan oleh Bandura & Jourden (1991: 24) pengambilan keputusan dapat dipermudah atau dihambat oleh adanya efikasi diri. Hal yang hampir senada dikemukakan oleh Blascovich dkk (1993: 42) yang mengatakan bahwa sikap individu terhadap objek atau masalah dapat mempermudah atau menghambat proses pengambilan keputusan.Miner (1992: 51) mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi cara seseorang dalam mengambil keputusan adalah kreativitas. Keputusan-keputusan yang kreatif akan membantu dalam memberikan kontribusi bagi perbaikan produktivitas organisasi dan berperan dalam penelitian produk baru. Berdasarkan pandangan ini, kreativitas didefinisikan sebagai pencapaian prestasi yang diakui secara sosial dalam hal produk-produk baru seperti penemuan-penemuan teori, publikasi, keperluan medis, dan lain sebagainya. Keputusan kreatif ini asli, berbeda dengan orang lain tetapi bukan keputusan yang eksentrik dan mampu memberikan kontribusi sosial.Sebuah keputusan yang kreatif juga memerlukan inteligensi, dan untuk menjadi kreatif seseorang harus belajar dan mengembangkan pengetahuan yang didasarkan pada bidang tertentu. Inteligensi ini merujuk pada kemampuan analisis logis dan pemecahan masalah yang dapat membantu menghasilkan keputusan yang berkualitas (Kolb dkk, 1984: 58). Meskipun demikian, tingkat inteligensi yang tinggi dan pengetahuan yang cukup kadang-kadang belum menjamin tercapainya prestasi yang kreatif karena masih ada faktor lain yang mungkin berpengaruh pada terbentuknya keputusan kreatif.Mondi dkk (1990: 47) mengemukakan faktor dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi seorang manajer atau pimpinan dalam mengambil keputusan, yaitu kemampuan personal sebagai pengambil keputusan. Kemampuan dan sikap manajer sebagai pengambil keputusan dianggap sebagai faktor terpenting untuk dapat mengambil keputusan yang tepat. Seberapapun besarnya kemampuan seorang manajer dalam membuat keputusan dan bertanggung jawab, ia memerlukan kemampuan agar menghasilkan keputusan yang tepat. Kemampuan ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman, tingkat pemahaman dan kualitas manajemen diri individu. Selain faktor dari dalam diri individu, Mondi dkk (1990: 47) juga mengemukakan beberapa faktor dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi seorang manajer atau pimpinan dalam mengambil keputusan, yaitu:a) Jenis Keputusan Rutin dan Tidak RutinKeputusan rutin yang dibuat diatur berdasarkan kebijakan, prosedur, dan aturan organisasi juga berdasarkan pilihan manajer. Keputusan ini tidak serumit keputusan non-rutin, sehingga manajer dapat lebih leluasa dalam melakukan tugasnya, misalnya memilih orang yang akan bertugas pada unit kerja tertentu. Keputusan non-rutin membutuhkan kecermatan yang lebih tinggi dan lebih menentukan berhasil tidaknya suatu pekerjaan seorang manajer, misalnya dalam melakukan ekspansi pasar, membangun lahan produksi baru dan sebagainya. Keputusan non-rutin lebih banyak dibebankan pada manajer tingkat menengah ke atas. Miner (1992: 51) mengadaptasi pendapat Simon yang mengatakan bahwa dalam tipe keputusan rutin, teknik yang dapat digunakan mendasarkan pada kebiasaan, SOP (Standard Operating Procedure), struktur organisasi atau dengan riset operasi dan proses data elektronik. Tipe keputusan non-rutin dapat diselesaikan dengan menggunakan pertimbangan, intuisi, kreativitas, seleksi dan pelatihan serta model pemecahan masalah.b) Waktu yang TersediaWaktu dalam membuat sebuah keputusan merupakan faktor yang penting. Manajer biasanya menggunakan waktu yang sesingkat mungkin untuk membuat keputusan, bahkan kadang-kadang keputusan harus diambil di bawah situasi yang sangat kritis dan menekan.c) Besarnya Resiko yang Harus DitanggungBesarnya resiko merupakan hal yang selalu dipertimbangkan secara sadar atau tidak. Resiko pengambilan keputusan dapat saja mempengaruhi organisasi, tetapi dapat juga tidak mempengaruhi organisasi. Namun pengambilan keputusan yang beresiko tinggi, memerlukan upaya dan waktu yang lebih banyak agar keputusan yang diambil benar-benar sesuai.d) Tingkat Penerimaan dan Dukungan oleh Rekan dan AtasanPenerimaan dan dukungan yang ada tergantung dari banyak hal yang sifatnya lebih personal, misalnya apakah manajer yang mengambil keputusan itu usianya jauh lebih muda, apakah ia tidak dianggap outsider oleh kelompok lain atau apakah ada diskriminasi gender. Hal semacam ini biasanya diselesaikan melalui perbaikan komunikasi, sehingga manajer memperoleh rasa hormat dan disegani oleh rekan maupun atasannya.Menurut Noorderhaven (1995: 49), faktor-faktor dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah pendidikan formal dan pengalaman karir.Arroba (1998 dalam Kuntadi, 2004: 14) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi individu dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukannya, antara lain :1. Informasi yang diketahui perihal permasalahan yang dihadapi.Informasi mengenai hal-hal yang berkenaan dengan masalah yang sedang dihadapi merupakan hal yang cukup penting bagi pengambil keputusan sebagai bahan evaluasi. Sumber-sumber informasi dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu (Jiunkpe, Waralaba asing, 2006, para.4):a. Informasi pribadi, merupakan informasi yang berasal dari dalam diri, seperti pengalaman dan pengetahuan pribadi, keluarga sendiri.b. Informasi umum, merupakan informasi yang berasal dari luar diri, seperti media massa, orang lain, lingkungan, tetangga dll.2. Tingkat pendidikanMenurut Muhibbin (2002: 11) pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebaginya. Tingkat pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang terlibat dalam suatu pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu (UU RI tentang Sisdiknas No.20 Tahun 2003, para.2: 11):a. Rendah, artinya individu memiliki tingkat pendidikan dasar (SD).b. Sedang atau menengah, artinya individu memiliki tingkat pendidikan menengah (SLTP dan SLTA).c. Tinggi, artinya individu memiliki tingkat pendidikan tinggi(S1 keatas).3. PersonalityKepribadian individu merupakan faktor yang memiliki peran terhadap proses pengambilan keputusan. Kepribadian manusia terdiri dari beberapa tipe, yaitu (Judiari, 2002: 4):a. Motif atau need, contoh: agresif, berprestasi, afiliatif dll.b. Kemampuan atau kecakapan, contoh: intelegen, musical, terampil dll.c. Temperamen atau emosi, contoh: energik, pencemas dll.d. Style personal, contoh: hati-hati, petualang, ceroboh dll.e. Nilai atau keyakinan, contoh: religius, bebas dll.4. Coping , dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait dengan permasalahan (proses adaptasi). Strategi coping adalah suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya (Fachri, Strategi Coping, 2008. para.1).Para ahli menggolongkan dua strategi coping yang biasanya digunakan oleh individu, yaitu (Lazarus & Folkman, 1984 dalam Fachri, Strategi Coping, 2008. para.1):a. Problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres;b. Emotion-focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan.5. CultureMenurut Soekanto (1990: 173 dalam Jiunkpe, Waralaba asing, 2006, para. 8), budaya adalah karya, rasa dan cipta masyarakat. Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Taylor dalam Authors Guide, Faktor-Faktor Budaya, 2006, Para. 5).Menurut Soekanto (1990: 176 dalam Jiunkpe, Waralaba asing, para. 9), budaya memiliki tujuh komponen, yaitu:a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia, seperti pakaian, rumah dll.b. Mata pencarian hidup, seperti pertanian, peternakan dll.c. Sistem kemasyarakatan, seperti kekerabatan, perkawinan dll.d. Bahasa, seperti bahasa lisan dan tulisan.e. Kesenian, seperti seni rupa, seni suara dll.f. Sistem pengetahuan, seperti membaca, diskusi dll.g. Religi, seperti sistem kepercayaan.