bahan komunikasi

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai proses berhubungan antar individu atau antar kelompok yang tak lepas dari komponen komunikator. Sebuah komunikasi bisa diisi oleh orang-orang yang berkualitas dalam mengungkapkan pesan. Komunikator yang berkualitas tersebut tidak akan dikuasai jika tidak memenuhi kriteria seorang komunikator. Komunikasi sebagai proses individu/seseorang (komunikator) yang mengirimkan stimulus (biasanya dalam bentuk verbal/ kata kata) untuk memberikan pengaruh atau memodifikasi tingkah laku orang lain (komunikan) [Sosiolog Hovland, Janis dan Kelley, dan Ruben]. Oleh karena itu penulis akan membahasnya dalam makalah yang berjudul Komunikator dalam Proses Komunikasi. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain: a. Karakteristik Komunikator b. Syarat-Syarat Komunikator c. Tugas Komunikator d. Kualitas Komunikator efektif

Upload: renren

Post on 16-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

this file is dicuss about "komunikasi" ^^

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKomunikasi sebagai proses berhubungan antar individu atau antar kelompok yang tak lepas dari komponen komunikator. Sebuah komunikasi bisa diisi oleh orang-orang yang berkualitas dalam mengungkapkan pesan. Komunikator yang berkualitas tersebut tidak akan dikuasai jika tidak memenuhi kriteria seorang komunikator.Komunikasi sebagai proses individu/seseorang (komunikator) yang mengirimkan stimulus (biasanya dalam bentuk verbal/ kata kata) untuk memberikan pengaruh atau memodifikasi tingkah laku orang lain (komunikan) [Sosiolog Hovland, Janis dan Kelley, dan Ruben]. Oleh karena itu penulis akan membahasnya dalam makalah yang berjudul Komunikator dalam Proses Komunikasi.Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:a. Karakteristik Komunikatorb. Syarat-Syarat Komunikatorc. Tugas Komunikatord. Kualitas Komunikator efektif

BAB IIISI2.1. Pengertian dan Karakteristik KomunikatorKomunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Dalam khazanah ilmu komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar peran sebagai komunikan atau penerima pesan sehingga komunikator yang baik juga harus berusaha menjadi komunikan yang baik. Seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara. Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Pengirim adalah orang yg menyuruh untuk menyampaikan.Komunikator dibagi dalam dua tipe utama:A. Komunikator dengan Cintra Diri Sendiri (The Communicators Self Image)Komunikator tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Proses pengiriman pesan didasarkan atas keinginan sang komunikator. Mereka mengukur kesuksesan komunikasi dari segi kesuksesan mencapai target sasaran secara kuantitatif.Contoh :Dalam sebuah seminar sekelompok panitia merasa berhasil dan bangga ketika seminar itu dihadiri oleh banyak audience, tapi mereka tidak memperdulikan apakah audience memahami apa yang disampaikan komunikator atau apakah ada feedback atau respon dari audience.B. Komunikator Dengan Citra Khalayak (The communicators image of the audience)Komunikator dengan citra atau kepentingan khalayak adalah komunikator yang mencoba memahami kebutuhan audiens. Mereka sedapat mungkin memperoleh empati dengan hal-hal yang diinginkan oleh khalayak.Komunikator tipe ini terbagi atas:1. Paternalisme (paternalism). Hubungan antara komuikator dengan audiens seperti hubungan ayah dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka adalah untuk mendidik dan menginformasikan audiens, semenatara kebutuhan subjektif, kepentingan dan kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi perhatian.Contoh:Iklan layanan masyarakat, misalkan wajib belajar 9 tahun, program KB dll2. Spesialisasi (specialization) ini merupakan proses yang menjadikan komunikator sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan kebutuhannya diketahui.3. Profesionalisasi (profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan isi media dan mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk khalayak.Contoh:Editor, Redaktur pelaksana sebuah majalah/Koran, Dosen dll4. Ritualisme (ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang melebihi usaha mereka menciptakan keadaan menyenangkan audiens. Mereka menjadikan kumunikasi sebagai alat untuk membangun atau memperkuat kebersamaan diantara target khalayak.Contoh:Informasi Pelaksanaan kerja bakti diLingkungan, ceramah dalam mimbar-mimbar keagamaan.2.2. Syarat-Syarat KomunikatorDiperlukan persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam sebuah program komunikasi, baik dalam segi sosok kepribadian maupun dalam kinerja kerja. Dari segi kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak maka sseorang komunikator mempunyai hal berikut:2.2.1 KepandaianKomunikator yang menguasai teknik bicara & menulis surat memilih simbol/lambang yang tepat. Cukup membangkitkan minat pendengar,pembaca & dapat memberikan keterangan-keterangan secara sistematis serta mudah ditangkap.2.2.2 Sikap komunikator

Sikap sombong, angkuh menyebabkan pendengar muak dan menolak uraian dari komunikator.Sikap ragu-ragu menyebebkan pendengar kurang percaya terhadap uraian komunikator.Tetapi sokap tegas akan menyebabkan pendengar percaya dan sikap ini harus bersumber pada hubungan kemanusiaan (human relaton).Makin baik hubungan kemanusiaannya makin lancarlah komunikasi.2.2.3 Pengetahuan komunikatorKomunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang akan disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian yang mudah menemukan contoh-contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.2.2.4 Sistem sosialDalam hal ini ada dua macam sistem sosial, yaitu :1. Sistem sosial yang bersifat formal (organisasi)2. Sistem sosial nonformal (susunan masyarakat biasa)2.2.5 Keaadan lahiriah komunikatorTerutama dalam komunikasi lisa, suara yang mantap, ucapan yang jelas, lagak lagu yang baik, serta gerakan tangan yang sehat dapat mendukung pembicaraan.2.2.6 Memiliki kedekatan dengan khalayak.Jarak seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada sepsan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.Kesamaan (similirity) merupakan faktor penting lainnya yang memengaruhi penerimaan pesan oleh khalayak. Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga bisa meliputi maslah sikap dan orientai terhadao berbagai aspek seperti buku, musik, pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi khalayak terhadap seorang komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras, pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi, dan pengingatan pesan sepanjang hidupnya.Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya. Khalayak cenderung memerhatikan dan mengingat pesan dari sumber yang mereka percaya sebagai orang yang memiliki pengalaman dan atau pengetahuan yang luas. Menurut Ferguson, ada dua faktor kredibilitas yang sangat penting untuk seorang sumber: dapat dipercaya (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Faktor-faktor lainnya adalah tenang/sabar (compusere), dinamism, bisa bergaul (sociability), terbuka (extroversion) dan memiliki kesamaan dengan audiens.Menunjukkan motivasi dan niat. Cara komunikator menyampaikan pesan berpengaruh terhadap audiens dalam memberi tanggapan terhadap pesan tersebut. Respon khlayak akan berbeda menanggapi pesan yang ditunjukkan untuk kepentingan informasi (informative) dari pesan yang diniatkan untuk meyakinkan (persuasive) mereka.Pandai dalam cara penyampaian pesan Gaya komunikator menyampaikan (delivery) pesan juga menjadi faktor penting dalam proses penerimaan informasi.2.3. Tugas KomunikatorDari satu sisi komunikator adalah mereka yang menyampaikan gagasan dan informasi kapada pihak lain. Tetapi di sisi lain sang komunikator wajibmendengar!. Dengan kemampuan untuk mendengar aspirasi komunikan atau pihak yang lain ternyata komunikasi lebih bisa dimengerti. Membuat orang lain mengerti memang penting, sebab gagasan kita bisa masuk dan bisa terlaksana. Berusaha untuk berhenti bicara dan mendengarkan apa yang menjadi gagasan orang lain, sebaliknya membuat komunikasi berjalan timbal balik disusul adanya saling pengertian antara pihak-pihak yang terkait di dalam sebuah organisasi. Ayat-ayat untuk menjadi komunikator yang efektif, dari sisi mendengar aspirasi adalah:

2.3.1 Berhentilah bicaraSebab begitu kita mulai membuka mulut, usaha kita ditujukan sepenuhnya untuk membuat orang lain mengerti. Rangkaian argumen yang kita ungkapkan hanya untuk memperkuat posisi. Belajar untuk berhenti bicara bukanlah persolan yang mudah terutama bagi orang-orang yang merasa memiliki jabatan penting dan menganggap orang yang dihadapinya lebih rendah posisinya.2.3.2Biarkan orang lain bicara dengan leluasaSebab apa yang dipikirkan dan juga dirasakan orang lain merupakan energi yang kuat untuk bekerja atau berhenti bekerja. Biarkan orang lain memiliki kesempatan yang cukup nyaman untuk mengutarakan segala gagasannya. Sering kali ide-ide brilian justru muncul dari arah yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Syarat untuk menjaring ide-ide cemerlang adalah kemampuan untuk menahan diri tidak menyela pembicaran orang lain.2.3.3 Berikan apresiasi dan perhatian kepada pembicaraSebab sesederhana apapun yang disampaikan seorang pembicara, perlu diketahui adanya gunung es yang masih tersembunyi dibalik keberanian si pembicara untuk membuka mulut. Jangan ada keinginan untuk memotong pembicaraan orang lain dengan alasan bahwa waktu rapat sangat terbatas atau dengan mengatakan sebaiknya gagasan orang itu dituliskan saja.2.3.4 Janganlah menyela dan mengganggu pembicaraSebab pembicara ingin sekali mendapatkan perhatian, memalingkan wajah pun sangat mengganggu perasaan dari pembicara. Sangat tidak dibenarkan bila kita memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara, sementara kita menulis atau membaca koran, misalnya. Kalaupun pembicara dan pendengar itu terhalang oleh hiasan bunga di meja, kita perlu segera memindahkannya. Biarkan si pembicara tuntas menyuarakan pikirannya.Berusaha mencermati uraian yang disampaikan dengan memperhatikan segala hal yang terkait kita harus bisa melihat pesan itu dari isi, bahasa dan konteks yang muncul dalam pembicaraan. Pemahaman terhadap karakter pembicara pun sangat berguna untuk mengambil intisari pembicaraannya.Usahakan untuk bersabar mendengar pembicaraan sehingga kita tidak perlu menyela dan segera ingin menjawab sesuai dengan argumen yang kita yakini. Jika kesabaran kita bisa dirasakan oleh pembicara, kita berada pada posisi yang aman.Berusaha untuk menahan segala macam emosi yang mungkin muncul sebagai reaksi spontan atas pembicaraan yang disampaikan. Kebalikan dengan sikap sabar, kalau kita mengumbar emosi dan naik pitam, segala pertimbangan kita menjadi negatif dan tidak akan menyelesaikan masalah.Seandainya kita merasa perlu berargumen, sampaikan dengan cara yang santun dan bijaksana sebab usaha memberikan kesempatan berbicara adalah sarana komunikasi yang saling menguntungkan, tidak untuk memenangkan satu pihak terhadap pihak lainnya.Gunakan strategi bertanya untuk menggali informasi lebih dalam sebab selalu ada hal-hal yang tak terungkap atau belum sempat diutarakan oleh seseorang yang berbicara. Bertanya menjadi sarana untuk memastikan keinginan pembicara yang sebenarnya. Berhentilah bicara sebab betapapun pentingnya pikiran kita, kita belum akan bisa memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara bila kita tidak menahan mulut untuk bersuara. Strategi mendengar yang efektif adalah dengan diam dan menyimak pembicaraan. Ini juga bisa menjadi waktu bagi kita untuk berpikir lebih jernih.2.4. Kualitas Komunikator EfektifMenilai OrangTahu mana yang penting dan menghargai kontribusi orang lain

Mendengarkan secara AktifBerusaha keras memahami keinginan dan masalah orang lain

BijaksanaMemberikan kritik secara halus. konstruktif dan hormat

Memberikan pujianMenghargai orang lain dan kontribusi mereka di depan umum

KonsistenMengendalikan suasan riang; memperlakukan sama bagi semuanya: tidak favorit

Mengakui kesalahanKemauan untuk mengakui kesalahan

Memiliki rasa humorMempertahankan posisi yang menyenangkan dan pendekatan yang enak

Memberi contoh yang baikMelakukan apa yang diharapkan orang lain

Menggunakan bahasa Jelas, Lugas, dan TepatKata-kata yang lazim, konkret, pemberian petunjuk, yang menyentuh perasaan penyimak. Hindari kata-kata bercita rasa buruk, kata-kata langsung

Ketika berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah ketika seseorang menyampaikan informasi dengan ukurannya sendiri. Ini harus dihindarkan karena komunikasi senantiasa melibatkan orang lain. Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil, maka rumusan kunci yang harus dipegang adalah Know your audience!2.5. Psikologi PesanSeorang Psikolinguistik dari Rockefeller University, George A. Miller pernah menulis :Kini ada seperangkat perilaku yang dapat megedalikan pikiran dan tindakan orang lain secara perkasa. Teknik pengendalian ini dapat menyebabkan Anda melakukan sesuatu yang tidak terbayangkan. Anda tidak dapat melakukannya tanpa adana teknik itu. Teknik itu dapat mengubah pendapat dan keyakinan, dapa digunakan untuk menipu anda dapat membuat anda gembira dan sedih, dapat memasukkan gagasan-gagasan baru ke dalam kepala Anda, dapat membuat anda menginginkan sesuatu yang tidak Anda miliki. Anda pun bahkan dapat menggunakannya untuk mengendalikan diri Anda sendiri. Teknik ini adalah alat yang luar biasa perkasanya dan dapat digunakan untuk apa saja. (miller, 1974: 4)Teknik ini tidak ditemukan oleh psikolog, tidak berasal dari pemberian mahluk halus, tidak juga diperoleh secara para psikologis atau lewat ilmu klenik. Teknik ini telah dimiliki bahasa. Dengan bahasa, yang merupakan kumpulan kata-kata, anda dapat mengatur perilaku orang lain.Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara-cara tertentu. Setiap cara berkata memberikan maksud tersendiri. Cara-cara ini kita sebutparalinguistic.Akan tetapi, manusia juga menyampaikan pesan dengan cara-cara lain selain dengan bahasa, misalnya dengan isyarat, ini disebut pesanekstralinguistik.Pesan paralinguistikdanekstralinguistikakan kita uraikan dalam satu bagian yang kita sebut Pesan nonverbal.2.5.1. Pesan LinguistikAda dua cara mendefinisikan bahasa :fungsional dan formal. Definisi fungsional melihat bahasa dari segi fungsinya, sehingga bahasa diartikan sebagaialat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan(socially shared means for expressing ideas). Definisi formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa (all the conceivable sentences that could be generated according to the rules of its grammar).Tata bahasa meliputi tiga unsur :fonologi, sintaksis, dan semantic. Menurut George A.Miller (1974:8), untuk mampu menggunakan bahasa tertentu, kita harus menguasai ketiga tahap pengetahuan bahasa di atas, di tambah dua tahap lagi. 1. Pada tahap pertama, kita harus memiliki informasi fonologis tentang bunyi-bunyi dalam bahasa itu.2. Tahap Kedua, Kita harus memiliki pengetahuan sintatsis tentang cara pembentukan kalimat.3. Tahap ketiga, kita harus mengetahui secara leksikal arti kata atau gabungan kata-kata.4. Pada tahap keempat, tinggal kita dan dunia yang kita bicarakan.5. Tahap kelima kita harus mempunyai semacam system kepercayaan untuk menilai apa yang kita dengar.

2.5.2 Bagaimanakah kita dapat berbicara Penemuan Victor menunjukan bahwa bila dipisahkan dari lingkungan manusia, seorang anak tidak memiliki kemampuan bicara. Sebaliknya, kita melihat anak yang dibesarkan didalam masyarakat manusia, pada usia 4 tahun sudah bisa berdialog denga kawan-kawannya dalam bahasa ibunya. Dalam berbahasa, Psikologi membagi kedalam 2 teori yaitu :teori belajardari behaviorisme danteori naratismedari Noam Chomsky.Menurutteori belajar, anak-anak memperoleh pengetahuan bahasa melalui tiga proses : asosiasi, imitasi, dan peneguhan. Asosiasi berarti melazimkan suatu bunyi dengan obyek tertentu. Imitasi berarti menirukan pengucapan dan struktur kalimat yang didengarnya. Peneguhan dilaksudkan sebagai ungkapan kegembiraan yang dinyatakan ketika anak mengucapkan kata-kata yang benar. Psikolog dari Harvad, B.F.Skinner menerapkan ketiga prinsip ini ketika ia menjelaskan tiga macam respons yang terjadi pada anak-anak kecil, yang disebutnya sebagairespons mand, tact, dan echoice. Respons manddimulai ketika anak-anak mengeluarkan bunyi sembarangan.Respons tactterjadi bila anak menyentuh objek, kemudian secara sembarangan ia mengeluarkan bunyi.Respons echoicterjadi ketika anak menirukan ucapan orang tuanya dalam hubungan dengan stimuli tertentu.Menurut ahli bahasa dari Massachuset Institute Technology ini, teori belajar hanyalah play acting at sicience, suatu penjelasan yang sama sekali tidak tepat tetapi dibungkus dengan istilah-istilah yang bernada ilmiah.Menurut Chomsky, setiap anak mampu menggunakan suatu bahasa karena adanya pengetahuan bawaan (preexistent knowledge) yang telah deprogram secara genetic dalam otak kita. Teori perkembangan mental dari Jean Piaget memperkuat teori Chomsky dengan menunjukkan adanya struktur universal yang menimbulkan pola berpikir yang sama pada tahap-tahap tertentu pada perkembangan mental anak-anak.2.5.3 Bahasa dan Proses BerpikirSecara singkat teori ini dapat disimpulkan bahwa pandangan kita tentang dunia dibentuk oleh bahasa ; dan karena bahasa berbeda, pandangan kita tentang dunia pun berbeda pula. Secara selektif, kita menyaring data sensori yang masuk seperti yang telah deprogram oleh bahasa yang kita pakai. Dengan begitu masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda hidup dalam dunia sensori yang berbeda pula.Dalam hubungannya dengan berpikir, konsep-konsep dalam suatu bahasa cenderung menghambat atau mempercepat proses pemikiran tertentu. Ada bahasa yang dengan mudah dapat dipergunakan untuk memikirkan masalah-masalah filsafat, tetapi ada juga bahasa yang sukar dipakai bahkan untuk memecahkan masalah-masalah matematika yang sederhana.Bahasa memungkinkan kita menyandi (code) peristiwa-peristiwa dan objek-objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa kita mengabstraksikan pengalaman kita, dan yang lebih penting mengkomunikasikan kepada orang lain. pemikiran yang tinggi bergantung pada manipulasi lambing, kata Morton Hunt (1982:227), dan walaupun lambang-lambang nonlonguistik seperti matematika dan seni sudah canggih, lambang-lambang itu sempit. Sebaliknya, bahasa merupakan pemikiran. Bahasa adalah prasyarat kebudayaan, yang tidak dapat tegak tanpa itu dengan sistem lambang yang lain. Dengan bahasa, kita, manusia, mengkomunikasikan kebanyakan pemikiran kita kepada orang lain dan menerima satu sama lain hidangan pikiran (food for thought).2.5.4 Kata-kata dan MaknaKonsep makna telah menarik menarik perhatian komunikasi, psikologi, sosiologis, antropologis, dan linguistic. Banyak antara makna penjelasan tentang makna terlalu kabur dan spekulatif kata Jerold katz (1973:42). Brodbeck (1963) memenjernihkan pembicaraan dengan membagi makna pada tiga corak.1. Makna yang pertama adalah makna inferensial, yakni makna satu kata (lambang) adalah objek, pikiran, gagasan, konsep yang dirujuk oleh kata tersebut. Dalam uraian Ogden dan Richards (1946), proses pemberian makna (reference process) terjadi ketika kita menghubungkan lambang dengan yang ditunjukkan lambang (disebut rujukan atau referent). Satu lambang dapat menunjukkan banyak rujukan.2. Makna yang kedua menunjukkan arti (significance) suatu istilah sejauh dihubungkan dengan konsep-konsep lain. Fisher memberi contoh dengan kata pholigoston. Kata ini dahulu dipakai untuk menjelaskan proses pembakaran. Benda bernyala Karena ada pholigoston. Kini, setelah ditemukan Oksigen, pholigoston tidak berarti lagi.3. Makna ketiga adalah makna intensional, yakni makna yang dimaksud oleh seorang pemakai lambang. Makna ini tidak dapat divalidasi secar empiris atau dicari rujukannya.Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur kognitif disebut isomorfisme, isoformisme terjadi bila komunikan-komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang sama, pendidikan yang sama, ideology yang sama ; pendeknya, mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama. Pada kenyataannya tidak ada isoformisme total. Selalu tersisa ada makna perorangan.2.5.5 Teori General SemanticsBahasa adalah alat penyandian, tetapi alat yang tidak begitu baik, kata pengikut general semantics. General semantics tidak menjelaskan proses penyandian, tetapi ia menujukkan karakteristik bahasa yang mempersulit proses ini. Peletak dasar teori ini adalah Alferd Korzybski, pemain pedang, insinyur, spion, pelarian, ahli matematika, psikiater, dan akhirnya ahli bahasa.Korzybski melambangkan asumsi dasar teori general semantics : bahasa seringkali tidak lengkap mewakili kenyataan; kata-kata hanya menangkap sebagian saja aspek kenyataan. Berikut ini nasihat Korzybski, dua bersifat perintah dan dua larangan :1) Berhati-hati dengan AbstraksiBahasa menggunakan Abstraksi. Abstraksi adalah proses memilih unsur-unsur realitas untuk membedakannya dari unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang digunakan berada pada tingkat abstraksi yang bermacam-macam. Abstraksi menyebabkan cara-cara penggunaan bahasa yang tidak cermat. Tiga buah diantaranya adalah:dead level abstracting, undue identification, Two-valued evaluation.Abstraksi kaku, terjadi bila kita berhenti pada tingkat abstraksi tertentuTwo-valued evaluation, penilaian dua nilai, pemikiran kalu begini begitu ialah kecenderungan menggunakan hanya dua kata untuk melukiskan keadaan.2) Berhati-hati dengan Dimensi WaktuBahasa itu statis, sedangkan realitas itu dinamis. Untuk mengatasi ini general semantics merekomendasikan dating (penanggalan).3) Jangan Mengacaukan Kata dengan RujukannyaHubungan antara kata dengan rujukannya tidak semena-mena. Kata itu bukan rujukan, kata hanya mewakili rujukan. Karena kita sering mengacaukan kata dengan rujukan, kita juga cenderung menganggap orang lain mempunyai rujukan yang sama untuk kata-kata yang kita ucapkan.4) Jangan Mengacaukan Pengalaman dengan KesimpulanKetika melihat fakta, kita membuat pernyataan untuk melukiskan fakta itu. Pernyataan itu kita sebut sebagai pengalaman. Kita menarikkesimpulan itu. Pernyataan itu kita sebut pengamata. Kita menarik kesimpulan bila menghubungkan hal-hal yang diamati dengan sesuatu yang tidak teramati. Dalam pengamatan kita menghubungkan lambang dengan rujukan. Dalam kesimpulan kita menggunakan pemikiran. Pengamatan dapat diuji, diverifikasi karena itu menggunakan kata-kata abstraksi rendah. Penyimpulan tidak dapat diuji secara empiris karena itu menggunakan kata-kata berabstraksi tinggi.2.6.Pesan NonverbalOrang mengungkapkan penghormatan kepada orang lain dengan cara yang bermacam-macam. Orang Arab menghormati orang asing dengan memeluknya. Orang-orang Polinesia menyalami orang lain dengan saling memeluk dan mengusap punggung. Orang Jawa menyalami orang yang dihormatinya dengan sungkem, Orang Jawa duduk bersial menyambut kedatangan orang yang mulia; orang belanda malah berdiri tegak. Tepuk tangan, pelukan, usapan, duduk, dan berdiri tegak adalah pesan nonverbal yang menerjemahkan gagasan, keinginan, atau maksud yang terkandung dalam hati kita.2.6.1 Fungsi Pesan NonverbalBetapapun kekurangannya-seperti disindir Korzybski dan kawan-kawan-bahasa telah sanggup menyampaikan informasi kepada orang lain. Dalam hubungannya dengan bahasa, mengapa pesan nonverbal masih dipergunakan? Apa fungsi peran nonverbal?Mark L.Knapp (1972:9-12) menyebutkan lima fungsi nonverbal 1.) Refetisi-mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakansaya, saya menggelengkan kepala berkali-kali,(2) Subtitusi-menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya, tanpa sepatah katapun anda berkata. Anda dapat menunjukkan persetujuan denagn mengangguk-angguk, (3) Kontradiksi-menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya, anda memang hebat, (4) Komplemen- melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata,(5) Aksentuasi- menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinnya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul mimbar.2.5.3Organisasi, Struktur, dan Imbauan PesanAristoteles, dalam buku klasik tentang komunikasi De Arte Rhetorica, menerangkan peranan taxsis dalam memperkuat efek pesan persuasive. Yang dimaksud dengan taxsis adalah pembagian atau rangkaian penyusunan pesan. Ia menyarankan agar setiap pembicaraan disusun menurut urutan: pengantar, pertanyaan, argument, dan kesimpulan. Pada tahun 1952, Beighley meninjau kembali berbagai penelitian yang ,membandingkan efek pesan yang tersusun dengan pesan yang tidak tersusun. Ia menemukan bukti yang nyata yang menunjukkan bahwa pesan yang diorganisasikan dengan baik lebih mudah dimengerti dari pada pesan yang tidak tersusun dengan baik.Alan H.Monroe pada akhir tahun 1930-an. Menyarankan lima langkah dalam penyusunan pesan :1) attention (perhatian)2) need (kebutuhan)3) satisfaction (pemuasan)4) visualization (visualisasi)5) action (tindakan)Jadi, bila anda ingin mempengaruhi orang lain,rebutlah lebih dahulu perhatiannya, selanjutnya bangkitkan kebutuhannya, berikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan itu, gambarkan dalam pikirannya keuntungan dan kerugian apa yang akan diperolehnnya bila ia menerapkan atau tidak menerapkan gagasan anda, dan akhirnya doronglah dia untuk bertindak.Sturuktur PesanBayangkan Anda harus menyampaikan informasi di hadapan khalayak yang tidak sefaham dengan anda. Anda harus menentukan apakah bagian penting dari argumentasi anda yang harus didahulukan atau bagian yang kurang penting. Ataukah kita harus membiarkan hanya argument-argument yang menunjang kita saja atau harus membicarakan yang pro dan kontra sekaligus.untuk menjawab sekaligus pertanyaan yang pertama banyak penelitian telah dilakukan disekiotar konsep primacy-recency. Koehler et al.(1978:170-172), dengan mengutip Cohen, menyebutkan kesimpulan peneliotian tersebut sebagai berikut:1) Bila pembicara menyajikan dua sisi persoalan (yang pro dan kontra), tidak ada keuntungan untuk berbiacara yang pertama, karena berbagai kondisi(waktu, khalayak, tempat dan sebagainnya) akan menentukan pembicara yang paling berpengaruh..2) Bila pendengar secara terbuka memihaksatu sisi argument, sisi yang lain tidak mungkin mengubah posisi mereka. Sikap nonkompromistis ini mungkin timbul karena kebutuhan untuk mempertahankan harga diri. Mengubah posisi akan membuat orang kelihatan tidak konsisten, mudah dipengaruhi dan bahkan tidak jujur.3) Jika pembicara menyajiakan dua sisi persoalan, kita biasanya lebih mudah dipengaruhi oleh sisi yang disajikan lebih dahulu. Jika ada kegiatan diantara penyajian, atau jika kita diperingati oleh pembicara tentang kemungkinan disesatkan orang, maka apa yang dikatakan terakhir akan lebih banyak memberikan efek. Jika pendengar tidak tertarik pada subjek pembicaraan kecuali setelah menerima informasi tentang hal itu, mereka akan sukar mengingat dan menerapkan informasi tersebut. Sebaliknya, jika mereka sudah tertarik pada suatu persoalan , mereka akan mengigatnya baik-baik dan menerapkannya.4) Perubahan sikap lebih sering terjadi jika gagasan yang dikehendaki. Atau yang diterima disajikan sebelum gagasan yang kurang dikehendaki. Jika pada awal penyajian, komunikator menyampaikan gagasan yang menyenagkan kita, kita akan cenderung dan memperhatikan dan menerima pesan-pesan berikutnya. Sebaliknya, jika ia memulai dengan hal-hal yang tidak menyenagkan kita, kita akan menjadi kristis dan cenderung menolak gagasan berikutnya, betapapun baiknya.5) Urutan pro-kon efektif fari pada urutan kon-pro bila digunakan oleh sumber yang memiliki otoritas dan dihormati oleh khalayak.6) Argumen yang terakhir didengar akan lebih efektif bila ada jangka waktu cukup lama di antara dua pesan, dan pengujian segera terjadi setelah pesan kedua.Imbauan Pesan (Message Appeals)Bila pesan-pesan kita dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain maka kita harus menyentuh motif yang menggerakan atau mendorong prilaku komunikate. Dengan perkataan lain, kita secara psikologis mengimbau khalayak untuk menerima dan melaksanakan gagasan kita. Dalam uraian kita yang terakhir ini, kita akan membicarakan imbauan rasional, imbauan emosional, imbauan takut, imbauan ganjaran dan imbauan motivasional. Imbauan rasional didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional yang baru bereaksi pada imbauan rasional, bila imbauan rasional tidak ada. Menggunakan imbauan rasional artinya menyakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti.Imbauan emosional menggunakan persyaratan persyaratan atau bahasa yang menyentuh emosi komunikate. Imbauan takut menggunakan pesan yang mencemaskan, mengancam, atau meresahkan. Imbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikate sesuatu yang mereka perlukan atau yang menjanjikan komunikate Sesuatu yang mereka perlukan atau yan mereka inginkan. Imbauan motivasional menggunakan imbauan motif (motive appeals) yang menyentuh kondisi intern dalam diri manusia.2.6. Pesan Komunikasi VerbalKomunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan maupun non lisan. Komunikasi verbal merupakan karakteristik manusia , dengan kata-kata manusia dapat menyampaikan beberapa arti yang dimaksudkan, kata juga dapat dimanipulasi untuk menyampaikan secar eksplisit sejumlah arti. Kata - kata dapat menjadikan individu menyampaikan ide sacara komprehensip dan tepat. Kata-kata memungkinkan pengiriman banyak ide-ide melalui melalui gelombang udara kepada orang banyak. Kata-kata memungkinkan menyatakan perasaan dan pikiran yang memungkinkan dapat dibaca orang beberapa menit atau beberapa abad sesudahnya.Kemampuan menggunakan komunikasi verbal secara efektif adalah sangat penting.karena dengan adanya komunikasi verbal memungkinkan adanya pengidentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah laku untuk mencapai tujuan.Komunikasi verbal dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :a. Komunikasi lisan yaitu suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan terhadap komunikan untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi ini dapat dilakukan dalam bentuk percakapan interpersonal secara tatap muka, melalui telepon, radio dan lain sebagainya.b. Komunikasi tulisan yaitu: suatu keputusan yang disampaikan oleh komunikan melalui symbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau tempat lain yang bisa dibaca, kemudian disampaikan pada orang dimaksudkan. Komunikasi tertulis ini bisa melalui surat, memo, buku petunjuk dan lain sebagainya.2.7. Pesan Komunikasi NonverbalKomunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.1. Klasifikasi pesan nonverbal.Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:a. Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.b. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut:a) Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk;b) Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan;c) Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi;d) Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.a)Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.b) Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:2.6 Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif;2.7 Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah;2.8 Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.2.9 Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.2.10 Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.2.11 Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda.Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa.A. Pesan sentuhan dan bau-bauan.Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.B. Pesan Nonverbal Sebagai Kajian yang MenarikPesan komunikasi non verbal sangat menarik untuk dikaji, karena objek utamanya disini adalah manusia itu sendiri. Dari situlah kita dapat membahas beberapa manfaat untuk mengetahui pesan nonverbal yang tersirat dari diri seorang manusia dalam setiap gerak tubuh komunikator dan pendengar.Menurut Ray L. Birdwhistell, 65% dari komunikasi tatap-muka adalah non-verbal, sementara menurut Albert Mehrabian, 93% dari semua makna sosial dalam komunikasi tatap-muka di peroleh dari isyarat-isyarat non-verbal. Dalam pandangan Birdwhistell, kita sebenarnya mampu mengucapkan ribuan suara vokal, dan wajah kita dapat menciptakan 250.000 ekpresi wajah. Secara keseluruhan, seperti di kemukakan para pakar, kita dapat menciptakan sebanyak 700.000 isyarat fisik yang terpisah, demikian banyak sehingga upaya untuk mengumpulkannya akan menimbulkan frustasi. Seperti bahasa verbal, bahasa nonverbalsuatu kelompok orang juga tidak kalah rumitnya. Bila kelompok-kelompok budaya yang memiliki sandi nonverbal yang berbeda ini berinteraksi, fenomena yang terjadi akan semakin rumit, sekalipun kelompok-kelompok budaya tersebut memahami bahasa verbal yang sama.Tubuh manusia adalah transmisi utama dari kode-kode presentasional. Argyle (1972) mendaftar sepuluh kode-kode presentasional dan menyarankan bebrapa makna yang dapat mereka kirimkan.a. Kontak tubuh: siapa yang kita sentuh dan dimana serta kapan kita menyentuh mereka dapat mengerimkan pesan-pesan penting mengenai hubungan.b. Kedekatan jarak: seberapa dekat jarak kita dengan seseorang dapat memberikan pesan mengenai hubungan kita dengan orang tersebut.c. Orientasi: bagaimana kita menempatkan diri kita pada sudut tertentu terhadap orang lain adalah cara lain untuk menyampaikan pesan mengenai hubungan.d. Penampilan: Argyle membedakannya menjadi dua, yakni: aspek yang dapat di kontrol dengan mudah seperti: rambut, pakaian, kulit, cat. Dan aspek yang sukar dikendalikan seperti: tinggi badan, berat badan, dan lain-lain.e. Anggukan kepala: kode ini terutama di gunakan di dalam manajemen interaksi, terutama pada percakapan atau pidato yang saling bergantian.satu kali anggukan mungkin memberikan kesempatan pihak lain untuk terus bicara, sedangkan anggukan cepat mungkin mengindikasikan keinginan bicara.f. Ekspresi wajah: kode ini mungkin harus di jabarkan di dalam beberapa sub-kode dari alis, bentuk mata, bentuk mulut, dan ukuran lubang hidung. Hal-hal tersebut, di dalam bebagagi kombinasi, menentukan ekspresi wajah, dan memungkinkan untuk menulis tata bahasa dari kombinasi dan makna dri sub kode tersebut. Menariknya, ekspresi wajah menunjukkan lebih sedikit variasi lintas budaya di banding kode-kode presentasional yang lain.g. Bahasa tubuh atau gesture: tangan dan lengan adalah transmisi utama dari bahasa tubuh, namun gerakan dari kaki dan kepala juga penting. Mereka terkoordinasi secara dekat dengan cara bicara dan komunikasi verbal tambahan yang lain.h. Postur : kita duduk, berdiri, dan berbaring mengomunikasikan serangkaian makna yang terbatas namun menarik. Kode-kode tersebut seringkali terkait dengan sikap sikap interpersonal: keramahan, agresivitas, superioritas,ataupun inferioritasyang semua dapat diindikasikan oleh postur.i. Gerakan mata atau kontak mata: kapan, seberapa sering, dan untuk berapa lama kita menatap mata seseorang adalah salah satu cara penting untuk mengirimkan pesan penting mengenai hubungan, terutama terkait keinginan kita mengenai seberapa dominan atau dekat di dalam hubungan yang terjalin.j. Aspek non-verbal dari pembicaraan: terdapat dua kategori:a. Kode Intonasi(prosodic):yang mempengaruhi makna dari kata-kata yang di gunakan. Nada dan penekanan adalah kode-kode utama pada kategori ini. Toko-toko buka pada hari Minggu dapat dibuat suatu pernyataan, ataupun sebuah ekspresi tidak percaya dengan nada suara.b. Kode-kode paralinguistik: yang mengkomunikasikan informasi mengenai pembicara. Warna suara, volume aksen, kesalahan dan klecepatan bicara mengindikasikan kondisi emosional pembicara, kepribadian, kelas, status sosial, cara pandang dari pendengar , dan sebagainya.C. Fungsi Komunikasi NonverbalMeskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap-muka sehari-hari. Sebagian ahli berpendapat, terlalu mengada-ada jika membedakan kedua komunikasi ini. Dalam komunikasi ujaran, rangsangan verbal dan rangsangan nonverbal itu hampir selalu berlangsung bersama-sama dalam kombinasi. Kedua jenis rangsangan itu diinterpretasikan bersama-sama oleh penerima pesan. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal. Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman menyebutkan ada lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yaitu:a. EmblemGerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan,Saya tidak sungguh-sungguh.b. IlustratorPandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.c. RegulatorKontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan mata menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.d. PenyesuainKedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.e. Affect displayPembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.Lebih jauh lagi, dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:a. Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalny Anda menganggukkan kepala ketika Anda mengatakan Ya, atau menggelengkan kepala ketika mengatakan Tidak, atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan dapur.b. Memperteguh, menekankan atu melengkapi perilaku verbal. Misalnya Anda melambaikan tangan seraya mengucapkan Selamat jalan, Sampai jumpa lagi ya, atau Anda menggunakan gerakan tangan, nada suara yang meninggi, atau suara yang lambat ketika Anda berpidato dihadapa khalayak. Isyarat nonverbal demikian itulah yang disebut affect displayc. Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi berdiri sendiri. Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah kedepan (sebagai pengganti kata tidak), ketika seorang pengamen mendatangi mobil anda atau anda menunjukkan letak ruang dekan dengan jari tangan, tanpa mengucap sepatah katapun, kepada seorang mahasiswa baru yang bertanya, Dimana ruang dekan, pak? Juga ekspresi wajah. Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frase inilah yang disebut emblem.d. Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya anda sebagai mahasiswa mengenakan jaket atau membereskan buku-buku, atau melihat jam tangan anda menjelang kuliah berakhir, sehingga dosen menutup kuliahnya.e. Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal. Misalnya seorang dosen melihat jam tangan dua-tiga kali, padahal tadi ia mengatakan bahwa ia mempunyai waktu untuk berbicara dengan anda sebagai mahasiswanya.

BAB IIIPENUTUPAN3.1 KesimpulanKomunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan maupun non lisan.Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.Pesan komunikasi non verbal sangat menarik untuk dikaji, karena objek utamanya disini adalah manusia itu sendiri. Dari situlah kita dpat membahas beberapa manfaat untuk mengetahui pesan nonverbal yang tersiarat dari diri seorang manusia dalam setiap gerak tubuh komunikator dan pendengar. Meskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap-muka sehari-hari. Sebagian ahli berpendapat, terlalu mengada-ada jika membedakan kedua komunikasi ini. Dalam komunikasi ujaran, rangsangan verbal dan rangsangan nonverbal itu hampir selalu berlangsung bersama-sama dalam kombinasi.Komunikatoradalahpihakyang bertindak sebagai pengirimpesandalam sebuah proseskomunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatifuntuk menjadisumber dalam sebuahhubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan responsdantanggapan, serta menjawabpertanyaandan masukan yang disampaikan oleh penerima, danpublikyang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secaralangsungmaupun tidak langsung.Syarat untuk menjadi seorang komunikator yang baik, terdapat beberapa hal yang perlu dipahami yakni seorang komunikator yang baik perlu menyusun dengan baikisipesan yang akan disampaikan, sehingga pesan tersebut mudah dimengerti oleh pihakpenerima.Komunikator yang baik juga harus mengetahui manamedia yang paling tepat untuk mengirimkan pesan kepada penerima dan harus tahu bagaimana cara mengantisipasigangguan yang akan muncul padaprosespengirimanpesan.Selain itu, komunikator yang baik akan bertanggung jawab memberikan tanggapan terhadapumpan balik(feedback) yang disampaikan oleh pihak penerima (receiver).Pesanadalahsetiappemberitahuan,kata,ataukomunikasibaiklisanmaupuntertulis, yang dikirimkan dari satuorangke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin.Proses PengirimanAgar pesan dapat diterima daripenggunasatu ke pengguna lain, proses pengiriman pesan memerlukan sebuahmedia perantaraagar pesan yang dikirimkan olehsumber (source) dapat diterima dengan baik oleh penerima(receiver).Dalam proses pengiriman tersebut, pesan harus dikemas sebaik mungkin untuk mengatasigangguanyang muncul dalamtransmisipesan, agar tidak mengakibatkan perbedaanmakna yang diterima oleh penerima (receiver).Jenis PesanSecara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesanverbaldannon-verbal.Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkangerak-gerik,tingkah laku,mimik wajah, atauekspresi mukapengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkanindera penglihatansebagai penangkap stimuliyang timbul.3.2. Kritik & SaranDemikian makalah ini di susun untuk menyempurnakan tugas mata kuliah ilmu komunikasi. Mungkin dari setiap goresan tangan ada kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam segi bahasa. Kami selaku penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Kritik dan saran dari dosen adalah harapan yang selalu kami tunggu, demi sempurnanya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKAhttp://fadelcastro22.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-pesan-komunikasi-makalah.htmlhttp://fitriatahta1997.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-pesan.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komunikatorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pesanhttp://blog.umy.ac.id/aufklarung/2011/11/29/makalah-komunikator/