bahan metodologi penelitian

Upload: mahmed-roeslan

Post on 06-Jul-2015

303 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TEKNIK ANALISIS DATA DALAM PENELITIANProses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.. setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementaramenjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu. Sehubungan dengan uraian tentang proses analisia dan penafsiran data di atas, maka dapat dijelaskan pokok-pokok persoalan sebagai berikut: Konsep dasar analisis data, Pemerosotan satuan, kategorisasi termasuk pemeriksahan keabsahan data, kemudian diakhiri dengan penafsiran data. B. Konsep Dasar Analisi Data. Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud pertama- tama mengorganisasikanm data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif. Akirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakjan secara intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain menganalisis data. Peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan. C. Pemrosesan Satuan Uraian tentang pemerosotan satuan ini terdiri dari tipelogi satuan dan penyususnan satuan. 1. Tipelogi satuan.

Satuan atau unit adalah satuan suatu latar sosial. Pada dasarnya satuan ini merupakan alat untuk menghaluskan pencatatan data. Menurut Lofland dan Lofland, (!984) (dalam lexy 2002: 190), satuan kehidupan sosial merupakan kebulatan di mana seseorang mengajukan pertanyaan. Linciln dan Guba (1985: 344) menamakan satuan itu sebagai satuan informasi yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan kategori. Sehubungan dengan itu, Patton, (1987: 306-310) membedakan dua jenis tipe satuan yaitu (1) tipe asli dan (2) tipe hasil konstruk analisis. Patton menyatakan bahwa tipe asli inilah yang menggunakan prespektif emik dan antropologi. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa prilaku sosial dan kebudayaan hendaknya dipelajari dari segi pandangan dari dalam dan definisi prilaku manusia. Jadi, konseptualisasi satuan hendaknya ditemukan dengan menganalisis proses kognitif orang-orang yang diteliti, bukan dari segi entnosentrisme peneliti. Pendekatan ini menuntut adanya analisis kategori verbal yang digunakan oleh subjek untuk merinci kompleksitas kenyataan ke dalam bagian-bagian. Patton, menyatakn bahwa secara fundamental maksud penggunaan bahasa itu penting untuk memberikan nama sehingga membedakan dengan yang lain dengan nama yang lain pula. Setelah label tersebut ditemukan dari apa yang dikatakan oleh subjek, tahap berikutnya ialah berusaha menemukan ciri atau karakteristik yang membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lain.Untuk itu, tipelogi asli ini merupakan kunci bagi peneliti untuk memberikan nama sesuai dengan apa yang sedang dipikirkan, dirasakan, dan dihayati oleh para subjek dan dihendaki oleh latar peneliti. 1. Penyusunan satuan Lincoln dan Guba (1985: 345) mengatakan bahwa langka pertama dalam pemerosotan satuan ialah analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu, usahakan agar satuan-satuan itu diidentifikasi. Peneliti memasukan ke dalam kartu indeks. Penyusunan satuan dan pemasukan ke dalam kartu indeks hendaknya dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap ini analisis hendaknya jangan dulu membuang satuan yang ada walaupun mungkin dianggap tidak relevan. 1. Kategorisasi Kategorisasi dalam uraian ini terdiri atas (1) funsi dan prinsip kategorisasi dan (2) langka-langkah kategorisasi yang diuraikan sebagai berikut. 1. Funsi dan prinsip kategorisasi Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran,intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu.Selanjutnya Linclon dan Guba menguraikan kategorisasi adalah (1) mengelompokkan kartu-kartu yang telah dibuat kedalam bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan, (2) merumuskan aturan yang menguraikan kawasan kategori dan yang akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan inklusi setiap kartu pada kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan data, dan (3) menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan yang lain megikuti prinsip taat asas. 2. Langkah-langkah kategorisasi Metode yang digunakan dalam kategorisasi didasarkan atas metode analisis komparatif yang langkah-langkahnya dijabarkan atas sepuluh langka, yang mana langkah yang terakhir adalah analisis harus menelah sekali lagi seluruh kategori agar jangan sampai ada yang terlupakan. Setelah selesai di analisis, sebelum menafsirkan penulis wajib mengadakan pemeriksaan terhadap keapsahan datanya, pemeriksaan itu dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data.

E. Keabsahan data Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul,perlu dilakukan pengecekan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria deraja kepercayaan (crebility) dengan teknik trianggulasi,ketekunan pengamatan, pengecekan teman sejawat (Moleong, 2004). Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada (Moleong,200). Trigulasi yang digunakan adalah trigulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil obserfasi, hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara terhadap subjek yang ditekankan pada penerapan metode bantuan alat pada efektif membaca . Ketekunan pengamatan dilakukan dengan teknik melakukan pengamatan yang diteliti, rinci dan terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung yang diikuti dengan kegiatan wawancara secara intensif terhadap subjek agar data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pengecekan teman sejawat/kolega dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai proses dan hasil penelitian dengan harapan untuk memperoleh masukan baik dari segi metodelogi maupun pelaksanaan tindakan. BACA SELENGKAPNYA DI BUKU DESIGN ACTION RESEARCH KARYA ERNA FEBRU ARIES S., SUDAH DILENGKAPI DENGAN CONTOH-CONTOH LAPORAN PENELITIAN LENGKAP . HUBUNGI SEGERA 081 803 802 797http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalampenelitian/

Analisis Data Penelitian Kualitatif (Sebuah Pengalaman Empirik) Written by Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si Friday, 11 June 2010 01:32 Pekerjaan paling berat yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul adalah analisis data. Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian, karena dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal. Selain itu, analisis data kualitatif sangat sulit karena tidak ada pedoman baku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan-aturan yang sistematis. Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa dipahami dengan mudah. Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian. Di dalam penelitian lapangan (field research) bisa saja terjadi karena memperoleh data yang sangat menarik, peneliti mengubah fokus penelitian. Ini bisa dilakukan karena perjalanan penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga fokus yang sudah didesain sejak awal bisa berubah di tengah jalan karena peneliti menemukan data yang sangat penting, yang sebelumnya tidak terbayangkan. Lewat data itu akan diperoleh informasi yang lebih bermakna. Untuk bisa menentukan kebermaknaan data atau informasi ini diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, pengalaman dan expertise peneliti. Kualitas hasil analisis data kualitatif sangat tergantung pada faktor-faktor

tersebut. Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model analisis data yang dikenalkan oleh Spradley (1980), dan Glaser dan Strauss (1967) bisa dipakai sebagai pedoman. Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara garis besar model analisis itu diuraikan sebagai berikut: 1. Analisis Domain (Domain analysis). Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu membaca dan memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk memperoleh domain atau ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat permukaan tentang berbagai ranah konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir. 2. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis). Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masingmasing domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh pemahaman lebih dalam. 3. Analisis Komponensial (Componential Analysis). Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang diperoleh . Unsur-unsur yang kontras dipilahpilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan. 4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes). Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubunganhubungan yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah: (1) membaca secara cermat keseluruhan catatan penting, (2) memberikan kode pada topik-topik penting, (3) menyusun tipologi, (4) membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan konteks penelitian. Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi, narasi dan argumentasi. Sekali lagi di sini diperlukan kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai sasaran penelitian. ---Selamat Mencoba--http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/221-analisis-data-penelitian-kualitatifsebuah-pengalaman-empirik.html

ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF MODEL SPRADLEY/ STUDI ETNOGRAFI

Tinggalkan sebuah Komentar Posted by anannur pada 8 Juli 2010

i 5 Votes

ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF MODEL SPRADLEY/ STUDI ETNOGRAFI A. PENDAHULUAN Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku orang orang yang diamati. Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu kantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di peroleh dari dua pendekatan tersebut memiliki ukuran dan sifat yang berbeda. Pendekatan kuantitatif lebih menitik beratkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat digeneralisasi sedangkan hasil analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik, tidak dapat digeneralisasi. Hasil analisis penelitian kualitatif naturalistik lebih bersifat membangun, mengembangkan maupun menemukan terori-teori sosial sedangkan hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada. Dalam memilih sample penelitian kualitatif menggunakan teknik non probabilitas, yaitu suatu teknik pengambilan sample yang tidak didasarkan pada rumusan statistik tetapi lebih pada pertimbangan subyektif peneliti dengan didasarkan pada jangkauan dan kedalaman masalah yang ditelitinya. Lebih lanjut pada penelitian kualitatif tidak ditujukan untuk menarik kesimpulan suatu populasi melainkan untuk mempelajari karakteristik yang diteliti, baik itu orang ataupun kelompok sehingga keberlakukan hasil penelitian tersebut hanya untuk orang atau kelompok yang sedang diteliti tersebut. Kebutuhan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun teknik untuk melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar dapat dicapai hasil yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya. B. PERMASALAHAN Analisis data adalah sangat penting, baik itu penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Proses analisis di dalam penelitian kualitatif sering merupakan bagian yang paling sulit bagi para peneliti. Sebagian

peneliti memang kurang memahami prosesnya secara utuh, dan kemudian melakukan proses analisis yang sangat sederhana. Akibatnya kesimpulan penelitian kurang dapat dipertanggungjawabkan secara mantap. Sebagian peneliti lain merasa kebingungan karena tidak tahu apa yang akan dilakukan setelah proses pengumpulan data berakhir, dan menghadapi kenyataan adanya data tertulis sebagai hasil akhir kegiatan pengumpulan data yang demikian banyak. Miles & Huberman mengemukakan The Most serious and central difficulty in the use ofcentral difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not welll formulate yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Dalam makalah ini penyusun akan membahas analisis Data Penelitian kualitatif Model Spradley/Ethnografi, yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah tahapan tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Spradley /Ethnografi ? C. TUJUAN Pembahasan makalah yang bertema analisis data penelitian kualitatif model Spradley/Ethnografi ini bertujuan antara lain: secara umum untuk mendapatkan gambaran analisis data dalam penelitian kualitatif. Dan secara kusus makalah ini bertujuan menjelaskan model analisis data dan tahapan tahapanya menurut Spradley dalam penelitian kualitatif. D. PEMBAHASAN Pelaksanaan analisis memiliki empat sifat dasar, yaitu: (1) analisis induktif, (2) dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, (3) interaktif, (4) proses siklus. Analisis dalam penelitian kualitatif bersifat induktif. Informasi yang dikumpulkan di lapangan digunakan untuk membuat simpulan akhir, bukan untuk membuktikan hipotesis. Oleh karenanya peneliti harus menggali informasi selengkap mungkin. Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Artinya, analisis harus sudah dilakukan sejak awal, tidak sama dengan dengan analisis data dalam penelitian kuantititatif yang dilakukan setelah semua data terkumpul. Proses interaktif juga dilakukan baik pada waktu pengumpulan data masih berlangsung, misalnya dalam bentuk perbandingan antar unit data, pengelompokan data, maupun pengumpulan data sudah berakhir, dalam penyusunan laporan yang melibatkan analisis tahap akhir. Proses siklus dilakukan sejak awal pengumpulan data sampai akhir sebagai kelanjutan proses refleksi (Sutopo, 2005). Menurut Lexy J. Moleong, dalam penelitian kualitatif ada tiga model analisis data, yakni (1) metode perbandingan tetap (constant comparative method) seperti yang dikemukakan oleh Glaser & Strauss dalam buku mereka the Discovery of Grounded Research. (2) Metode analisis data menurut Miles & Huberman seperti yang mereka kemukakan dalam buku Qualitative Data Analysis). (3) metode analisis data menurut Spradley sebagai yang ditemukan dalam bukunya Participant Observation. Dinamakan metode perbandingan tetap atau constant comparative method karena dalam analisa data, secara tetap membandingkan satu datum dengan datum yang lainnya, dan kemudian secara tetap membandingkan katagori dengan katagori lainnya. Secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data, katagorisasi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan penyusunan hipotesis kerja. Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification). Tahap proses analisis data serta interaksinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini! Proses analisis data dalam penelitian kualitatif nampak pada bagan berikut ini:

Dalam pembahasan makalah ini penyusun, berusaha berfokus menguraikan metode analisis data menurut Spradley yang sering disebut dengan analisis ethnografis. Model ini menggambarkan bahwa proses penelitian itu mengikuti suatu lingkaran dan lebih dikenal dengan proses penelitian Siklikal. Lihat gambar Jika seorang peneliti mengikuti model ini maka berturut turut ia melaksanakan pengamatan deskriptif, analisisi domain, pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis komponen, dan analisa tema. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan penelitian dilakukan secara silih berganti antara pengumpulan data dengan analisis data sampai akhirnya keseluruhan masalah penelitian itu terjawab. Karena penelitian ini menggunakan langkah langkah naturalistik, maka analisis data dilaksanakan langsung dilapangan bersama sama dengan pengumpulan data. Analisa data menurut model ini memanfaatkan adanya apa yang dinamakan hubungan semantik. Adapun hubungan tersebut adalah sebagai berikut : HUBUNGAN BENTUK CONTOH CONTOH 1. Termasuk X adalah termasuk Y saksi ahli (adalah sebagai) saksi 2. Special X adalah satu tempat di Y ruang juri agung (adalah tempat) dipengadilanl negeri 3. Sebab akibat X adalah hasil Y melayani juri agung (adalah hasil dr) atau karena terpilih 4. Rasional X adalah alasan melkukan Y Sejumlah besar kasus adalah merupakan alasan menggelar pengadilan secara cepat 5. Lokasi X adalah tempat melakuk Y ruang yuri agung (adalah tempat duduk Tempat untuk) mendengarkan kasusu kasus 6. Fungsi X digunakan untuk Y Saksi (digunakan untuk) menyajikan bukti 7. Alat-tujuan X adalah cara melakukan Y Bersumpah (adalah cara untuk) melambangkan tugas suci juri 8. Urutan X adalah langkah langkah mengunjungi penjara (adalah tingkat melakukan Y dalam) kegiatan juri agung 9. Memberi X adalah pemberian atribut Otoritas (adalah atribut dari) jaksa (ciri ciri) atribut dari Y Jika dilihat dari sistem analisis maka analisa data kualitatif menurut Spradley mengikuti alur sebagai berikut : Model analisis etnografis dalam penelitian kualitatif menurut Spradley meliputi analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponen, dan analisis tema. Analisis domain merupakan penyelidikan unit-unit terhadap pengetahuan budaya yang lebih besar yang disebut domain. Di sini peneliti akan mencari simbol-simbol budaya yang termasuk kategori (domain) yang lebih besar berdasar atas kemiripan. Jadi Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti. Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu: 1. Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan semantik yang tersedia 2. Menyiapkan lembar analisis domain 3. Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk memulainya. 4. Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan 5. Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis 6. Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan). Analisis taksonomis meliputi pencarian struktur internal domain serta membentuk identifiikasi susunan yang bertentangan. Setelah selesai analisis domain, dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti. Hasil terpilih untuk memperdalam data telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Dari hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat di buku lampiran.

Pengumpulan data dilakukan secara terus-menerus melalui pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi banyak. Tahap ini diperlukan analisis taksonomi. Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu : 1. Memilih salah satu domain untuk dianalisis 2. Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu. 3. Mencari tambahan istilah bagian 4. Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis 5. Membentuk taksonomi sementara 6. Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan 7. Membangun taksonomi secara lengkap Analisis komponen merupakan pencarian atribut-atribut yang menandai berbagai perbedaan di antara simbol-simbul dalam sebuah domain. Dalam analisis komponen peneliti mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen. Berbeda dengan kedua analisis tersebut, analisis komponensial tidak mengorganisasikan kesamaan elemen dalam domain, melainkan kontras anatar elemen dalam doamian yang diperoleh melalui observasi dan atau wawancara terseleksi. Masing-masing warga dari suatu domain sesungguhnya mempunyai atribut/karakteristik tertentu yang diasosiasikan dengannya. Atribut itulah yang membedakan satu dari yang lain. Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gmabaran/pengertian yang bersifat umumj dan relatif menyeluruh tentang apa yang mencakup disuatu fokus/pokok permasalahan yang tengah diteliti. Ada delapan langkah dalam analisi komponen ini yaitu : 1. Memilih domain yang akan dianalisis 2. Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan 3. Menyiapkan lembar paradigma 4. Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai 5. Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu 6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada 7. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data 8. Menyiapkan paradigma lengkap Adapun analisis tema mencari hubungan di antara domain dan bagaimana domain itu dihubungkan dihubungkan dengan budaya secara keseluruhan (Spradley, 1997). Analisis tema atau discovering cultural themes, sesungguhnya merupakan upaya mencari benang merah yang mengintegrasikan lintas domain yanga ada (Sanapiah Faisal, 1990). Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu : 1. Melebur diri 2. Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan 3. Menemukan perspektif yang lebih luas melelui pencarian domain dalam pemandangan budaya 4. Menguji demensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis 5. Mengidentifikasi domain terorganisir 6. Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain 7. Mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik: konflik sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian maka yang dipilih adalah memecahkan masalah. Kesimpulan Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori

baru. Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan bahan bahan lain sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisa data penelitian kualitatif menurut Spradley terdapat empat analisis yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Analisis domain merupakan analisis yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek penelitian atau situasi sosial. Analisis taksonomi merupakan analisis yang menjabarkan lebih rinci domain yang dipilih menjadi lebihrinci untuk mengetahui struktur internalnya. Analisa komponensial bertujuan mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Sedangkan analisis tema kultur berusaha mencari hubungan antara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/judul penelitian. DAFTAR PUSTAKA Sugiyona, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, Alfabeta Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta, Sebelas Maret University Press Mattew B Milles.A Michael Huberman, 2007, Analisis Data Kualitatif, UI Presshttp://anannur.wordpress.com/2010/07/08/analisis-data-dalam-penelitiankualitatif-model-spradley-studi-etnografi/

b. Pembahasan Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan acuan dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bagian pembahasan ini memperlihatkan ketajaman dan keluasan wawasan penulis mengenai permasalahan yang dikajinya.