bahan pangan nabati
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
1/22
Bahan Pangan Nabati
Bahan pangan nabati seperti buah dan sayur mengalami perubahan setelah dipanen.Buah dan sayur masih mengalami respirasi setelah dipetik. Reaksi kimia yang terjadi
dalam buah dan sayur menyebabkan perubahan secara fisik, yaitu perubahan warnadan tekstur. Perubahan ini berbeda untuk setiap komoditas dan memiliki ciri khaspada setiap komoditas. Buah atau sayur segar dapat mengalami penurunan mutuseperti perubahan warna, kehilangan bau dan citarasa, dan tekstur yang lembek.Berdasarkan tipe pematangannya, buah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu buah klimaterik dan
buah non-klimaterik. Buah klimaterik mempunyai laju respirasi yang naik-turun dan gas
etilennya akan meningkat seiring meningkatnya pematangan buah. Sebaliknya, buah non
klimaterik mempunyai laju respirasi yang menurun dan gas etilen yang dimilikinya tetap. Contoh buah non-klimaterik adalah
Strawberry, Lemon, Rambutan, Semangka, dan Anggur.
Contoh buah klimaterik adalah Buah kiwi, Tomat,Alpukat, Apel, angga, dan Cabai.
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
2/22
Teknik Pengolahan dan Pengawetan bahan nabati dan hewani
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengawetan makanan/minuman dapat dilakukan dengan berbagai macam cara :
pendinginan/pembekuan, pengeringan, pengasapan, penggaraman, pemanasan
(pasteurisasi, sterilisasi) dan penambahan bahan pengawet kimia. Semua cara
tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk menhancurkan atau
mengahmbat pertumbuhan mikroba pembusuk. Dalam hal makanan kaleng atau
minuman dalam karton, maka cara pengawetan yang dilakukan adalah dengan
proses pemanasan (sterilisasi).
Pengalengan merupakan cara pengawetan bahan pangan dalam wadah yang
tertutup rapat dan disterilkan dengan panas. ara pengawetan ini merupakan yang
paling umum dilakukan karena bebas dari kebusukan, serta dapat mempertahankan
nilai gi!i, cita rasa dan daya tarik. Proses pemanasan kaleng yang dianggap aman
http://lussychandra.blogspot.com/2014/02/teknik-pengolahan-dan-pengawetan-bahan.htmlhttp://lussychandra.blogspot.com/2014/02/teknik-pengolahan-dan-pengawetan-bahan.html
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
3/22
adalah yang dapat menjamin bahan makanan tersebut telah bebas dari karena
bakteri tersebut menghasilkan toksin yang mematikan dan paling tahan terhadap
pemanasan.
Rumusan Masalah
". #agaimanakah teknik pengolahan dan pengawetan bahan nabati dan hewani
yang ideal bagi masyarakat$
%. #agaimana cara penyajian produk bahan hewani dan nabati$
&. #agaimana cara pengemasan produk pengawetan bahan hewani dan nabati$
Tuuan
". 'ntuk mengetahui bagaiman teknik dan cara pengolahan dan pengawetan bahan
nabati dan hewani yang ideal pada masyarakat
%. 'ntuk mengetahui bagaimana cara penyajian produk bahan hewani dan nabati
&. 'ntuk mengetahui bagaimana cara pengemasan produk pengawetan bahan hewani
dan nabati
BAB II
PEMBAHA!AN
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
4/22
Pangan secara umum bersiat mudah rusak ( perishable), karena kadar air
yang terkandung di dalamnya sebagai aktor utama penyebab kerusakan pangan
itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar
kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktiitas biologis internal
(metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak. kriteria yang dapat digunakan
untuk menentukan apakah makanan tersebut masih pantas di konsumsi, secara
tepat sulit di laksanakan karena melibatkan actor*aktor nonteknik, sosial ekonomi,
dan budaya suatu bangsa. +dealnya, makanan tersebut harus: bebas polusi pada
setiap tahap produksi dan penanganan makanan, bebas dari perubahan*perubahan
kimia dan sik, bebas mikroba dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau
pembusukan (-inarno,"&).
'ndang*'ndang omor 0 1ahun "2 menyatakan bahwa kualitas panganyang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah aman,
bergi!i, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.
A"#enis$enis teknik %engolahan dan %engawetan makanan
&"Pendinginan
Pendiginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan
bahan yaitu *% sampai 3"4 4 . ara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu
pembekuan. Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku
yaitu pada suhu "% sampai *%5 4 . Pembekuan cepat (6uick ree!ing) di lakukan
pada suhu *%5 sampai *544 . Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan
pangan selama beberapa hari atau minggu tergantung pada macam bahan
panganya, sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk
beberapa bulan atau kadang beberapa tahun. Perbedaan lain antara pendinginan
dan pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya terhadap keaktian mikroorganisme
di dalam bahan pangan. Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan pangan tidak
dapat membunuh bakteri, sehingga jika bahan pangan beku misalnya di keluarkan
dari penyimpanan dan di biarkan mencair kembali (thawing), pertumbuhan bakteri
pembusuk kemudian berjalan cepat kembali. Pendinginan dan pembekuan masing*
masing juga berbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, nilai gi!i, dan siat*siat
lainya. #eberapa bahan pangan menjadi rusak pada suhu penyimpangan yang
terlalu rendah.
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
5/22
'"Pengeringan
pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di
kandung melalui penggunaan energi panas. #iasanya, kandungan air bahan
tersebut di kurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi
di dalamya. 7euntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan olume
bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang
pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga
memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih
murah. 7ecuali itu, banyak bahan*bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah di
keringkan, misalnya tembakau, kopi, the, dan biji*bijian. Penyedotan uap air ini
daoat juga di lakukan secara akum. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik
jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di
ambil berasal dari semua permukaan bahan tersebut. 8actor*aktor yang
mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu
pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan.
("Pengemasan
Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang
berungsi untuk pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan
kadar air. 1eknologi pengemasan perkembangan sangat pesat khususnya pengemas
plstik yang dengan drastic mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal
sebagai bahan pembungkus primer.
#erbagai jenis bahan pengepak seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan
jenis teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas dalam
keadaan 6aseptiis steril. Sterilisasi bahan kemasan biasanya dilakukan denganpemberian cairan atau uap hydrogen peroksida dan sinar '9 atau radiasi gama.
enis generasi baru bahan makanan pengemas ialah lembaran plstik berpori
yang disebut Sspore %%%2, sejenis platik yang memilki lubang ; lubang . Plastik ini
sangat penting penngunaanya bila dibandingkan dengan plastic yang lama yang
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
6/22
harus dibuat lubang dahulu. enis plastic tersebut dapat menggeser pengguanaan
daun pisang dan kulit ketupat dalam proses pembuatan ketupat dan sejenisnya.
)"Pengalengan
amun, karena dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasi komersial
(bukan sterilisasi mutlak), mungkin saja masih terdapat spora atau mikroba lain
(terutama yang bersiat tahan terhadap panas) yang dapat merusak isi apabila
kondisinya memungkinkan. +tulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan
pada kondisi yang sesuai, segera setelah proses pengalengan selesai.
Pengalengan didenisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan
yang dipak secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing
lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untukmembunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk.
Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan
kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita
rasa.
*"Penggunaan bahan kimia
#ahan pengawet dari bahan kimia berungsi membantu mempertahankan
bahan makanan dari serangan makroba pembusuk dan memberikan tambahan rasasedap, manis, dan pewarna. ontoh beberapa jenis !at kimia : cuka, asam asetat,
ungisida, antioksidan, in-package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion dan
growth regulatory untuk melindungi buah dan sayuran dari ancaman kerusakan
pasca panen untuk memperpanjangkesegaran masam pemasaran. itogen cair
sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan sayur sehinnga
dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman.
Suatu jenis regenerasi baru growth substance sintesis yang disebut morfaktin
telah ditemuakan dan diaplikasikan untuk mencengah kehilangan berat secara
siologis pada pasca panen, kerusakan karena kapang, pemecahan klorol serta
hilangnya kerennyahan buah. Scott dkk (", =% 4 ) selama %
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
7/22
menit dan segera di ikuti dengan pemanasan P9 (poliinil klorida ) dengan
ketebalan 4,44" mm.
+"Pemanasan
penggunaan panas dan waktu dalam proses pemanasan bahan pangan
sangat berpengaruh pada bahan pangan. #eberapa jenis bahan pangan seperti
halnya susu dan kapri serta daging, sangat peka terhadap susu tinggi karena dapat
merusak warna maupun rasanya. Sebaliknya, komoditi lain misalnya jagung dan
kedelai dapat menerima panas yang hebat karena tanpa banyak mengalami
perubahan. Pada umumnya semakin tinggi jumlah panas yang di berikan semakin
banyak mikroba yang mati.
Pada proses pengalengan, pemanasan di tujukan untuk membunuh seluruh
mikroba yang mungkin dapat menyebabkan pembusukan makanan dalam kaleng
tersebut, selama penanganan dan penyimpanan. Pada proses pasteurisasi,
pemanasan di tujukan untuk memusnahkan sebagian besar mikroba pembusuk,
sedangkan sebagian besar mikroba yang tertinggal dan masih hidup terus di
hambat pertumbuhanya dengan penyimpanan pada suhu rendah atau dengan caralain misalnya dengan bahan pengawet. Proses pengawetan dapat di kelompokan
menjadi & yaitu: pasteurisasi, pemanasan pada "444 dan pemanasan di atas "444
.
,"Teknik -ermentasi
. ermentasi bukan hanya berungsi sebagai pengawet sumber makanan,
tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan. Salah satumya ermentasi dengan
menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan akan menyebabkan nilai p?pangan turun di bawah =.4 sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri ekal
yaitu sejenis bakteri yang jika dikonsumsi akan menyebabkanakan muntah*muntah,
diare, atau muntaber.
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
8/22
#akteri laktat (lactobacillus) merupakan kelompok mikroba dengan habitat dan
lingkungan hidup sangat luas, baik di perairan (air tawar ataupun laut), tanah,
lumpur, maupun batuan. tercatat delapan jenis bakteri laktat, antara lain
@acobacillus acidophilus, @ ermentum, @ breis,dll
Asam laktat yang dihasilkan bakteri dengan nilai p? (keasaman) &,5*5 cukup
untuk menghambat sejumlah bakteri perusak dan pembusuk bahan makanan dan
minuman. amun, selama proses ermentasi sejumlah itamin juga di hasilnhkan
khususnya #*"%. #akteri laktat juga menghasilkan lactobacillin (laktobasilin), yaitu
sejenis antibiotika serta senyawa lain yang berkemampuan menontaktikan reaksi
kimia yang dihasilkan oleh bakteri ekal di dalam tubuh manusia dan bahkan
mematikannya , Senyawa lain dari bakteri laktat adalah + (not yet identied atau
belum diketahui). + bekerja menghambat en!im &*hidroksi &*metil glutarilreduktase yang akan mengubah AD? menjadi asam nealonat dan AD. Dengan
demikian, rangkaian senyawa lain yang akan membentuk kolesterol dan kanker
akan terhambat.
."Teknik Iradiasi
+radiasi adalah proses aplikasi radiasi energi pada suatu sasaran, seperti
pangan. Benurut Baha ("
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
9/22
listrik. 7edua jenis radiasi pengion ini memiliki pengaruh yang sama terhadap
makanan.
Benurut ?ermana (""), dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap ke
dalam bahan pangan dan merupakan aktor kritis pada iradiasi pangan. Seringkali
untuk tiap jenis pangan diperlukan dosis khusus untuk memperoleh hasil yang
diinginkan. 7alau jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan,
eek yang diinginkan tidak akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan
mungkin akan rusak sehingga tidak dapat diterima konsumen
7eamanan pangan iradiasi merupakan aktor terpenting yang harus diselidiki
sebelum menganjurkan penggunaan proses iradiasi secara luas. ?al yang
membahayakan bagi konsumen bila molekul tertentu terdapat dalam jumlah
banyak pada bahan pangan, berubah menjadi senyawa yang toksik, mutagenik,
ataupun karsinogenik sebagai akibat dari proses iradiasi.
B"PR/!E! PEN0ALEN0AN BAHAN PAN0AN NABATI
Pada dasarnya, proses pengalengan bahan pangan nabati meliputi tahapan*
tahapan sebagai berikutC sortasi, pencucian, pengupasan, pemotongan, blanching,
pengisian, ehausting, penutupan, processing (sterilisasi), pendinginan dan
penyimpanan.
a Proses sortasi dan pencucian
Dalam tahap proses sortasi dilakukan pemilihan buah yang akan dikaleng*kan
yang bermutu baik, tidak busuk, cukup tua akan tetapi tidak terlalu matang. #uah
yang kelewat matang tidak cocok untuk dikalengkan karena tekstur buah*nya akan
semakin lunak, sehingga menyebabkan tekstur yang hancur setelah pemanasan
dalam autokla. Setelah bahan disortasi, bahan kemudian dicuci atau dibersihkan
dengan menggunakan air bersih. ?al ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran
yang melekat pada bahan sehingga diharapkan akan menurunkan populasi
mikroba, menghilangkan sisa*sisa insektisida, mengurangi atau menghilangkan
bahan*bahan sejenis malam yang melapisi kulit buah*buahan.
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
10/22
E Proses pengupasan kulit, pembuangan biji dan pemotongan
#agian yang akan dikalengkan adalah bagian buah yang la!im dimakan/
dikonsumsi, yang biasanya berupa daging buah. Fleh karena itu, bagian*bagian
yang tidak berguna, seperti kulit, biji, bongkol, dsb dilakukan pembuangan. #agian
daging buah yang akan dimakan kemudian dilakukan proses pemotongan, sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki dan ukuran kaleng. Pemotongan atau pengecilan
ukuran dilakukan dengan untuk mempermudah pengisian bahan ke dalam kaleng
dan menyeragamkan ukuran bahan yang akan dimasukan. Selain itu, pengecilan
ukuran juga bertujuan untuk mempermudah penetrasi panas. ika pemotongan
dilakukan dengan sembarangan, maka akan mengakibatkan diskolorisasi, yaitu
timbulnya warna yang gelap atau hilangnya warna asli maupun pemucatan warna.
E b. Proses blansir
Pemblansiran merupakan cara lain yang dapat digunakan untuk membunuh
mikroba patogen. #lansir adalah suatu cara perlakuan panas pada bahan dengan
cara pencelupan ke dalam air panas atau pemberian uap panas pada suhu sekitar
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
11/22
i. mempermudah pengaturan produk dalam kaleng.
Gn!im dan mikroorganisme sering menimbulkan perubahan*perubahan yang
tidak dikehendaki pada bahan pangan, seperti pencokelatan en!imatis, perubahan
Haor, dan terjadinya pembusukan. #lansir akan menginaktikan en!im, baik
oksidasi maupun hidrolisis, serta menurunkan jumlah mikroba pada bahan. Di
dalam proses blanching buah dan sayuran, terdapat dua jenis en!im yang tahan
panas yaitu en!im katalase dan peroksidase, kedua en!im ini memerlukan
pemanasan yang lebih tinggi untuk menginaktikannya dibandingkan en!im*en!im
lain. Apabila tidak ada lagi aktiitas en!im katalase atau peroksidase pada buah dan
sayuran yang telah diblansir, maka en!im*en!im lain yang tidak diinginkan pun
telah terinaktiasi dengan baik. @amanya proses blansir dipengaruhi beberapa
aktor, seperti ukuran bahan, suhu, serta medium blansir.
Pencegahan kontaminasi mikroba juga dapat dilakukan dengan penyimpanan
bahan pangan dengan baik. #ahan baku segar seperti sayuran, daging, susu
sebaiknya disimpan dalam lemari pendingin. Proses pemasakan juga dapat
membunuh mikroba yang bersiat patogen.
Proses blansir dapat dilakukan dengan cara mencelup potongan*potongan
buah dalam air mendidih selama =;"4 menit. @ama pencelupan tergantung jenis
dan banyak sedikitnya buah yang akan diolah. Secara umum, proses blansir perlumemperhatikan hal*hal berikut :
a. Proses blansir harus dilakukan sesuai dengan suhu dan waktu blansir yang telah
ditetapkan
b. Air yang digunakan untuk proses blansir harus diganti secara rutin
c. Suhu akhir produk setelah blansir harus sudah mencapai suhu yang telah
ditetapkanC dan
d. Produk yang telah diblansir tidak boleh dibiarkan melebihi waktu maksimum yang
diijinkan.
E Proses pengisian
a. Pembuatan medium
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
12/22
Bedium yang dipergunakan untuk pengalengan ini ada % macam, yaitu
medium larutan gula yang dipergunakan untuk pengalengan buah dan cincau.
Bedium yang dipergunakan untuk untuk sop sayur adalah kuah sop yang telah
dimasak dengan rempah*rempah.
Bedium digunakan dapat berupa sirop, larutan garam, kaldu atau saus tergantung
produk yang akan dikalengkan. Penambahan medium ini dilakukan untuk
mempercepat penetrasi panas dan mengurangi terjadinya korosi kaleng dengan
berkurangnya akumulasi udara.
b. Proses memasukkan potongan buah ke dalam kaleng
Potongan buah yang telah diblansir kemudian dimasukkan ke dalam kaleng.
Penyusunan buah dalam wadah diatur serapi mungkin dan tidak terlalu penuh. Pada
saat pengisian perlu disisakan suatu ruangan yang disebut dengan head space.
c. Proses pengisian medium
7emudian dituangkan larutan sirup, larutan garam, kaldu atau saus. Sama
halnya dengan pada saat pengisian buah, pengisian sirop juga tidak dilakukan
sampai penuh, melainkan hanya diisikan hingga setinggi sekitar "*% cm dari
permukaan kaleng. Perlu diusahakan bahwa pada saat pengisian larutan tersebut,
semua buah dalam kondisi terendam.
E Proses exhausting
7aleng yang telah diisi dengan buah (dan sirop) kemudian dilakukan proses
exhausting. 1ujuan exhausting adalah untuk menghilangkan sebagian besar udara
dan gas*gas lain dari dalam kaleng sesaat sebelum dilakukan penutupan kaleng.
Exhausting penting dilakukan untuk memberikan kondisi akum pada kaleng
setelah penutupan, sehingga
(i) mengurangi kemungkinan terjadinya kebocoran kaleng karena tekanandalam kaleng yang terlalu tinggi (terutama pada saat pemanasan dalam retort),
sebagai akibat pengembangan produk, dan
(ii) mengurangi kemungkinan terjadinya proses pengkaratan kaleng dan
reaksi*reaksi oksidasi lainnya yang akan menurunkan mutu.
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
13/22
1ingkat keakuman kaleng setelah ditutup juga dipengaruhi oleh perlakuan blansir,
karena blansir membantu mengeluarkan udara/gas dari dalam jaringan. Exhausting
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan cara:
(i) melakukan pengisian produk ke dalam kaleng pada saat produk masih
dalam kondisi panas,
(ii) memanaskan kaleng beserta isinya dengan tutup kaleng masih terbuka,
atau
(iii) secara mekanik dilakukan penyedotan udara dengan sistem akum.
Suhu dalam ruang ehausting adalah
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
14/22
tekanan 4,< bar selama &4 menit sedangkan untuk sayuran digunakan suhu ""=*
"%"I dengan tekanan ",4= bar selama 5=*24 menit.
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan mikroba. Pada perinsipnya
ada dua jenis sterilisasi yaitu sterilisasi total dan sterilisasi komersial. Sterilisasi
komersial yang ditetapkan di industri pangan merupakan proses thermal. 7arena
digunakan uap air panas atau air digunakan sebagai media pengantar panas,
sterilisasi ini termasuk kedalam sterilisasi basah.sterilisasi komersial harus disertai
dengan kondisi tertentu yang mungkin mikroba masih hidup dan dapat berkembang
didalamnya.
Sterilisasi total adalah sterilisasi yang bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme sehingga mikroba tidak lagi dapat berkembangbiak didalam suatu
wadah/bahan pangan. Pada sterilisasi total ini jika dilaksanakan maka tidak akan
terdapat lagi mikroba*mikroba yang berbahaya terutama pada lostidium botilinum
(-inarno, "5). Selain bertujuan untuk mematikan semua mikroba penyebab
kerusakan, proses sterilisasi ini juga bertujuan untuk memasakkan bahan sehingga
bahan mempunyai tekstur, rasa dan kenampakan yang diinginkan. #ahan dengan
keasaman tinggi (acid ood) tidak memerlukan suhu sterilisasi yang terlalu tinggi,
untuk itulah pada pengalengan koktail buah dan cincau suhu sterilisasi yang
dipergunakan adalah "44o dengan tekanan 4,< bar, pada kondisi asam tersebut,
mikroorganisme pembusuk dapat dimatikan. #erbeda halnya dengan sayuran yang
mempunyai p? J 5,= atau bahan makanan dengan keasaman rendah (low acid
ood) yang dimana sterilisasi pada suhu "44I tidak akan eekti mematikan semua
mikroba. Fleh karena itu digunakan suhu "%"I dengan tekanan ",4= bar. Pada
suhu dan tekanan tersebut maka semua mikroorganisme patogen dan pembusuk
akan mati. 7ondisi proses sterilisasi sangat tergantung pada berbagai aktor, antara
lain :
a. kondisi produk pangan yang disterilisasikan (nilai p?, jumlah mikroorganismeawal, dan lain*lain)
b. jenis dan ketahanan panas mikroorganisme yang ada dalam bahan pangan.
c. karakteristik pindah panas pada bahan pangan dan wadah (kaleng).
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
15/22
d. Bedium pemanas.
e. 7ondisi penyimpanan setelah sterilisasi
E e.Proses pendinginan
Setelah proses sterilisasi, kaleng kemudian didinginkan dengan air dingin.
Pendinginan pasca sterilisasi menjadi penting karena timbul perbedaan tekanan
yang cukup besar yang dapat menyebabkan rekontaminasi dari air pendingin ke
dalam produk. 'ntuk itu perlu dipastikan bahwa air pendingin yang digunakan
memenuhi persyaratan mikrobiologis. 'ntuk industri besar, proses pendinginan
biasanya dilakukan secara otomatis di dalam retort, yaitu sesaat setelah katup uap
dimatikan maka segera dibuka katup air dingin. 'ntuk ukuran kaleng yang besar,
maka tekanan udara dalam retort perlu dikendalikan sehingga tidak menyebabkanterjadinya kaleng*kaleng yang menggelembung dan rusak. Pendinginan dilakukan
secepatnya setelah proses sterilisasi selesai untuk mencegah pertumbuhan kembali
bakteri, terutama bakteri termolik. Pendinginan dimulai dengan membuka saluran
air pendingin dan menutup keran * keran lainnya.
Air pendingin dapat dialirkan melalui dua saluran, yaitu bagian bawah dan
bagian atas retort. Pemasukan air mula*mula dilakukan secara perlahanlahan agar
tidak terjadi peningkatan tekanan secara drastis. Peningkatan tekanan secara
drastis tersebut harus dicegah karena dapat menyebabkan kaleng menjadi penyok
atau rusak pada bagian pinggirnya disebabkan kaleng tidak mampu menahan
kenaikan tekanan tersebut. Air dialirkan dari bagian bawah dahulu agar secara
bertahap dapat meng*kondensasikan sisa uap yang ada dan baru bagian atas
dibuka. Pada saat retort telah penuh dengan air, aliran dapat lebih deras dialirkan.
Selama proses pendinginan berlangsung, perlu dilakukan pengontrolan tekanan
secara terus menerus untuk mencegah terjadinya koleps pada kaleng, yaitu
terjadinya penyok pada kaleng disebabkan tekanan yang terlalu tinggi. Proses
pendinginan dinyatakan selesai bila suhu air dalam retort telah men*capai &
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
16/22
Setelah kaleng dikeluarkan dari retort, maka kaleng dikeringkan dan
dibersihkan, untuk mencegah korosi atau pengkaratan pada sambungan kaleng.
Pengeringan dan pembersihan kaleng ini perlu dilakukan untuk mencegah
rekontaminasi (debu atau mikroba) yang lebih mudah menempel pada kaleng yang
basah.
E g. Penyimpanan
Setelah itu disimpan dalam suhu ruang untuk mengetahui daya simpan dan
eektitas sterilisasi. Pengamatan dilakukan selama " minggu dan kaleng disimpan
pada suhu 54*=4o. ika dalam " minggu tersebut ada kaleng yang menggembung,
maka proses sterilisasi tidak berjalan dengan baik dan hal ini ditandai dengan masih
adanya aktiitas mikroorganisme. #erdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa sebagian besar produk masih dalam keadaan baik setelah disimpan selama
" minggu. Beskipun keseluruhan proses pengalengan bisa dikatakan aseptis,
namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kerusakan, baik karena
berlalunya masa simpan (kadaluwarsa) ataupun karena kurang sempurnanya proses
pengalengan. Ada beberapa aktor yang dapat menyebabkan kerusakan tersebut,
yaitu antara lain:
E Pengkaratan tinplate, terutama pada bahan pangan bersiat asam, karena
pelepasan hidrogen.
E Keaksi kiamia, misalnya reaksi kecoklatan none!imatis atau pembebasan timah
oleh nitrat dan sebagainya.
E Penggelembungan karena adanya F%.
E Fperasi autokla yang salah terutama setelah pendinginan.
E Exhausting yang kurang dan pengisian berlebih akan membawa akibat
berlebihnya tekanan selama pemanasan.
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
17/22
E Pertumbuhan mikroba sebagai akibat tidak adanya pemanasan atau pemanasan
yang kurang sempurna, pembusukan bahan sebelum diolah, pencemaran sesudah
diolah sebagai hasil lipatan kaleng yang cacat atau pendinginan yang kurang.
E 8luktuasi tekanan atmoser.
E Suhu dan waktu pemanasan yang tidak memadai selama sterilisasi dapat
mengakibatkan tumbuhnya Clostridium botulinum. Clostridium botulinum
merupakan bakteri termolik (tahan panas) yang dapat hidup dalam kondisi
anaerobik (tidak ada oksigen).
1"Proses Pengawetan Bahan Pangan Hewani 2ikan !ardens3
Flahan ikan yang satu ini memang kerap kali dijadikan solusi bagi sebagian
orang yang malas memasak ikan segar. Selain, rasanya yang enak dan gurih
kemudahan pengolahan yang ditawarkan membuat sarden semakin akrab saja di
kalangan masyarakat. Pengalengan ikan adalah salah satu teknik pengolahan
dengan cara memanaskan ikan dalam wadah kaleng yang ditutup rapat untuk
menonaktikan en!im, membunuh mikroorganisme, dan mengubah ikan dalam
bentuk mentah menjadi produk yang siap disajikan tetapi memiliki kandungan nilai
gi!i yang sedikit menurun karena proses denaturasi protein akibat proses
pemanasan bila dibandingkan dengan ikan segar, namun lebih tinggi bila
dibandingkan sumber protein nabati seperti tahu dan tempe.
Betode pengawetan dengan cara pengalengan ditemukan oleh icholas
Appert, seorang ilmuwan Prancis. Pengalengan makanan merupakan suatu cara
pengawetan bahan bahan makanan yang dikemas secara hermetis dan kemudian
disterilkan. Pengemasan secara hermetis dapat diartikan bahwa penutupannyasangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air, kerusakan akibat
oksidasi, ataupun perubahan cita rasa. Di dalam pengalengan makanan, bahan
pangan dikemas secara hermetis (hermetic) dalam suatu wadah, baik kaleng, gelas,
atau alumunium.
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
18/22
Pada pengawetan pangan, secara teknis ada beberapa cara yang menggunakan
prinsip mikrobiologis yaitu mengurangi jumlah seminimal mungkin mikroorganisme
pembusuk, mengurangi kontaminasi mikroorganisme, menciptakan suasana
lingkungan yang tidak disukai oleh mikroorganisme dengan cara pemanasan dan
radiasi. Pemusnahan mikroorganisme dengan pemanasan pada pengalengan ikan
pada prinsipnya menyebabkan denaturasi protein, serta menonaktikan en!im yang
membantu proses metabolisme. Penerpan panas dapat bermacam*macam
tergantung dari jenis mikroorganismenya, ase mikroorganisme, dan kondisi
lingkungan spora bakteri. Semakin rendah suhu yang diberikan semakin banyak
waktu yang diperlukan untuk pemanasan. Pada pengalengan, yang perludiwaspadai adalah bakteri anaerob seperti losteridium botullinum yang tahan
terhadap suhu tinggi.
D"TAHAPAN PEN0ALEN0AN I4AN
Pengadaaan Bahan Baku Ikan !egar" +kan yang akan dijadikan sarden
bisanya didapat dari nelayan ikan, ikan*ikan dijual langsung oleh pemilik perahu
atau dikumpulkan terlebih dahulu oleh pengepul. +kan yang digunakan sebagai
bahan baku umumnya tergolong ikan pelagis ukuran kecil yang hidup bergerombol
seperti ikan @emuru, ikan Sardin, ikan 1amban, ikan #alo, dan ikan @ayang.
Pengguntingan 25utting3" #ahan baku ikan segar yang sudah dibeli pabrik
akan langsung diproses. 1ahapan pertama disebut dengan pengguntingan (cutting)
alat yang digunakan adalah gunting besi. +kan digunting pada bagian pre dorsal
(dekat dengan kepala) kebawah kemudian sedikit ditarik untuk mengeluarkan isi
http://kotaikan.blogspot.com/2011/07/proses-pembuatan-ikan-sardines.htmlhttp://kotaikan.blogspot.com/2011/07/proses-pembuatan-ikan-sardines.htmlhttp://kotaikan.blogspot.com/2011/07/proses-pembuatan-ikan-sardines.htmlhttp://kotaikan.blogspot.com/2011/07/proses-pembuatan-ikan-sardines.html
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
19/22
perut. +kan balo diberikan sedikit perlakuan khusus yaitu sebelum digunting sisik*
sisik yang terdapat diseluruh badannya dihilangkan terlebih dahulu dengan
menggunakan pisau. Dalam tahapan pengguntingan juga dilakukan sortasi. #ahan
baku ikan disortasi dari campuran ikan yang lain dan dari sampah serta serpihan
karang yang ikut terbawa saat proses penangkapan ikan. +kan yang sudah digunting
ditempatkan dalam keranjang plastik kecil. Setelah keranjang penuh, ikan
dimasukkan dalam mesin rotary untuk dilakukan proses pencucian.
Pengisian 26illing3" +kan yang keluar dari mesin rotary ditampung dalam
keranjang plastik, lalu dibawa ke meja pengisian untuk diisikan kedalam kaleng.
Diatas meja pengisian terdapat pipa air yang digunakan untuk melakukan
pencucian ulang sebelum ikan diisikan kedalam kaleng. Posisi ikan didalam kaleng
diatur, misalnya untuk membuat produk kaleng kecil setelah penghitungan
rendemen ditentukan bahwa jumlah ikan yang diisikan kedalam kaleng adalah 5
ekor ikan. +kan*ikan tersebut diisikan dalam kaleng dengan posisi % buah pangkal
ekor menghadap kebawah dan % ekor lagi menghadap keatas. 7aleng yang sudah
diisi ikan diletakkan diatas coneyor yang terus berjalan disamping meja pengisian
untuk masuk tahapan berikutnya.
Pemasakan Awal 2Pree 1ooking3" Dengan bantuan coneyor kaleng yang
sudah terisi ikan masuk kedalam ehaust bo yang panjangnya 3"% m, di dalam
ehaust bo ikan dimasak dengan menggunakan uap panas yang dihasilkan oleh
boiler. Suhu yang digunakan 3
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
20/22
prinsipnya proses penghampaan ini dapat dilakukan melalui % macam cara,
biasanya pabrik berskala kecil ehausting dilakukan dengan cara melakukan
pemanasan pendahuluan terhadap produk, kemudian produk tersebut diisikan
kedalam kaleng dalam keadaan panas dan wadah ditutup, juga dalam keadaan
masih panas. ara kerjanya adalah menarik oksigen dan gas*gas lain dari dalam
kaleng dan kemudian segera dilakukan penutupan wadah.
Penutu%an 8adah 4aleng 2!eaming3" Penutupan wadah kaleng dilakukan
dengan menggunakan double seamer machine. Seorang karyawan bertugas
mengoprasikan double seamer machine dan mengisi tutup kaleng kedalam mesin.7ecepatan yang digunakan berariasi. Double seamer untuk kemasan kaleng kotak
dioprasikan dengan kecepatan penutupan
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
21/22
Pendinginan dan Penge%akan" +kan kalengan yang sudah disterilisasi
dikeluarkan dari dalam retort, kemudian diangkat dengan katrol untuk didinginkan
dalam bak pendinginan berolume "2.= m& yang diisi dengan air yang mengalir.
Pendinginan dilakukan selama "= menit. Produk setelah didinginkan diistirahatkan
terlebih dahulu ditempat pengistirahatan(Kested area) untuk menunggu giliran
pengepakan (packing). Packing diawali dengan aktiitas pengelapan untuk
membersihkan sisa air proses pendinginan, setelah itu produk dimasukkan kedalam
karton. Produk yang kemasannya sudah diberi label (label cat) bisa langsung di
packing, sementara produk yang kemasannya kosong terlebih dahulu diberi label
kertas sesuai dengan keinginan produsen.
BAB III
PENUTUP
A" 4esim%ulan
Pangan secara umum bersiat mudah rusak ( perishable), karena kadar air yang
terkandung di dalamnya sebagai aktor utama penyebab kerusakan pangan itu
sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan
kerusakannya baik sebagai akibat aktiitas biologis internal (metabolisme) maupun
masuknya mikroba perusak.
untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan dengan beberapa teknik baik yang
menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi sederhana. aranya pun beragam
dengan berbagai tingkat kesulitan. amun inti dari pengawetan makanan adalah
suatu upaya untuk menahahn laju pertumbuham mikroorganisme pada makananm
-
8/18/2019 Bahan Pangan Nabati
22/22
jenis*jenis teknik pengolahan dan pengawetan makanan itu ada = :
". pendinginan
%. pengeringan
&. pengalengan
5. pengemasan
=. penggunaan bahan kimia
2. pemanasan