bahan paparan meningkatkan keterlibatan industri melalui
TRANSCRIPT
Bahan Paparan
Meningkatkan Keterlibatan
Industri Melalui Koordinasi
Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan VokasiJakarta, 10 Augustus, 2021
Oleh:Rudy SalahuddinDeputi Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan,dan UMKM. Kementerian Koordinator BidangPerekonomian
2
Outline Presentasi
Permasalahan Umum Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Penyebab Mismatch Lulusan Vokasi
Strategi Makro Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Tujuan Utama Reformasi Sistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Bisnis Proses Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Indonesia berbasis Kompetensi
Strategi Reformasi Sistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Cakupan Roadmap Implementasi Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Pentingnya Koordinasi yang Terintegrasi dan Komprehensif
Hal yang Telah Didorong Untuk Mendorong Partisipasi Industri
Permasalahan Umum Pendidikan dan Pelatihan VokasiKetenagakerjaan
• Berdasarkan Sakernas bulan Februari 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka lulusan vokasi masih cukup tinggi yaitu SMK 11,44% dan Diploma 6,61%. Di sisi lain, berdasarkanCritical Occupation List masih terdapat 35 jenis pekerjaan yang dibutuhkan industri namun sulit terisi.1
• Sementara itu, berdasarkan laporan IndoTask 2020, juga ditemukan 51 okupasi dengan kebutuhan tinggi dan strategis yang juga perlu di dorong pemenuhannya.2
Lembaga Vokasi DUDI Pendanaan
Keterbatasan guru/dosen/instruktur vokasi baikkuantitas maupun kualitas.
Dukungan industri masih kurang. Peralatan praktik tidak memadai (kuantitas dan kualitas). Pengakuan sertifikasi kompetensi oleh industri masih
rendah. SKKNI tidak sesuai dengan kebutuhan industri/sudah
usang/tidak ada. Mekanisme penyusunan dan update SKKNI yang lama.
Lulusan tidak “siap kerja”, disebabkan karena:o Kompetensi tidak sesuai (mismatch)o Etos kerja rendah (soft skill)
Sulit mendapatkan tenaga kerja yang sesuai denganekspektasi industri, sehingga menghambat kinerjaperusahaan dan daya saing perusahaan (mismatch,over-supply dan kekurangan tenaga terampil).
Pengembangan TVET masih bergantung pada alokasibelanja pemerintah (APBN/APBD).
Pendidikan dan Pelatihan vokasi membutuhkanpendanaan lebih besar untuk peralatan dan praktik.Namun terkendala keterbatasan dana. Sedangkanpeserta didik vokasi mayoritas berasal dari golonganekonomi rendah.
Koordinasi
Koordinasi antara pemangku kepentingan belum optimal, dan berdampak pada:a. Produk regulasi tidak saling mendukung.b. Implementasi kebijakan pendidikan dan pelatihan vokasi tidak diimplementasikan secara konsisten.c. Kerangka regulasi untuk pendidikan dan pelatihan vokasi masih tumpang tindih.
Sumber:1 Kemenko Perekonomian & World Bank. (2020). Critical Occupation List 2018/2019.2 Bappenas & World Bank. (2021). Indonesia Occupational Tasks & Skills 2020.
Ekosistem Ideal Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Sektor Swasta
Standar Kompetensi
Pendidikan Formal
Pendidikan Non-Formal
• Guru, Dosen, dan Instruktur• Kurikulum• Metode Pembelajaran• Sarana Prasarana Praktik
Penjaminan Mutu
Sertifikasi &Uji Kompetensi
Tenaga Kerja Terampil
Sistem Informasi Pasar Kerja
Kerangka Kebijakan, Tata Kelola, dan Pendanaan
Permasalahan dalam sistem yang
menyebabkan mismatch, antara lain:
• Kurangnya koordinasi antarpemangkukepentingan
• Informasi Pasar Kerja tidak tersedia• Keterlibatan industri minim• SKKNI out of date• Jumlah guru produktif kurang dan tidak ada
pengalaman industri• Kurikulum out of date• Metode belajar mengajar masih klasik• Sarana dan prasarana out of date• Akreditasi lembaga pelatihan belum masif• Sertifikasi tidak direkognisi industri
Selain itu, regulasi yang ada masih tumpangtindih dan belum mampu memperbaiki tatakelola sistem TVET secara menyeluruh.
Kegagalan dalam membangun ekosistem yang ideal tersebut menyebabkanlulusan vokasi tidak mampu memenuhi ekspektasi/kebutuhan industri
Penyebab Mismatch Lulusan Vokasi
Sumber: Strategi Nasional dan Peta Jalan Implementasi Kebijakan Vokasi 2021–2030
Strategi Makro Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Dalam rangka penyiapan tenaga kerja yang berkembang secara dinamis, Pemerintah memiliki 2 strategiutama, yaitu:
Jangka Panjang Jangka Pendek
Revitalisasi Sistem TVET Indonesia
a. Dalam rangka mengurangi mismatch dan gap knowledgeantara Lembaga Pendidikan dan Industri, pemerintahmendorong adanya link and match, di mana LembagaPendidikan di dorong untuk memiliki kerja sama denganindustri.
b. Kegiatan link and match tersebut juga diharapkan dapatmenguatkan partisipasi sektor swasta dalampengembangan vokasi, misalnya:• Penyusunan kurikulum pembelajaran• Penyusunan standar kompetensi dan sertifikasi• Pelaksanaan Training of Trainer, Teaching Factory,
dan pemagangan.
c. Pemerintah juga telah menyusun Strategi Nasional danRoadmap Peta Jalan Vokasi yang akan menjadi panduanperbaikan tata kelola hingga pendanaan vokasi diIndonesia.
Program Kartu Prakerja+a. Dalam rangka pengembangan kompetensi tenaga
kerja, pemerintah meluncurkan Program KartuPrakerja meliputi:• Pembekalan kompetensi kerja dan/atau
kewirausahaan (skilling)• Peningkatan kompetensi kerja dan/atau
kewirausahaan (upskilling),• Alih kompetensi kerja (reskilling)
b. Karena jangka waktu pelatihan yang lebih pendek, melalui pelatihan Kartu Prakerja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan skill keterampilan dalam jangka pendek.
Tujuan Utama Mendorong Koordinasi
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Sistem vokasi yang MAMPU mengikuti dinamika industri sekarang (demand-oriented)
Berorientasi ke masa depan (future-oriented).
Sistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi sekarangselalu tertinggal beberapa langkah terhadapperkembangan industri yang begitucepat/disruptif (RI 4.0/transformasi digital),sehingga dibutuhkan tambahan waktu danresource untuk menyesuaikan (contoh:harmonisasi kurikulum).
Sinyal kebutuhan tenaga kerja masa depan(contoh: elektrifikasi otomotif, pekerjaanhijau/green jobs) harus sudah bisa diantisipasidan dipersiapkan
Tenaga kerja/
lulusan yang
produktif dan
adaptif, mampu
mendorong
perkembangan
ekonomi
Indonesia
Bisnis Proses Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Indonesia Berbasis Kompetensi
Regulasi
INPUT OUTPUTDELIVERY
Kemnaker KemdikbudristekKemnaker
Kemnaker
Institusi Permintaan dari industri,asosiasi industri atau profesi
• Lembaga Pendidikan (Politeknik,SMK, MAK)
• Lembaga Pelatihan (BLK, LPKS1, LKP2)• Industri*
Sertifikasi dan Uji Kompetensioleh: BNSP/LSP
Instrumen/
Tools
• Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) 3
• Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) 4
• Kurikulum / Profil tenaga kerja• Tenaga Pendidik/- Kependidikan• Peralatan praktik• Metode / Pedagogi• Penjaminan Mutu / Akreditasi• In-Company Trainer*
• Sertifikat Kompetensi Kerja 5
• Sertifikat Profesi melalui:a. Skema KKNI 6
b. Skema Kluster 7
c. Skema Okupasi Nasional 8
INDUSTRI**
Keterangan:*Implementasi masih sangat terbatas**berperan dalam seluruh proses1 Lembaga Pelatihan Kerja Swasta:Dikoordinasikan oleh Kemnaker2 Lembaga Kursus dan Keterampilan:Dikoordinasikan oleh Kemdikbudristek
3 SKKNI, standar untuk mengukur kemampuan kerja seseorang pada suatu keahlian tertentu
4 KKNI, mengemas SKKNI dalam tingkat/jenjang kualifikasi pada struktur pekerjaan di berbagai sektor
5 Sertifikat Kompetensi Kerja: bukti seseorang telah menguasai unit kompetensi, penilaian dilakukan pada satuan unit kompetensi
6 Sertifikat Profesi dengan Skema KKNI: Pola sertifikasi yang terdiri daribeberapa unit kompetensi dan mengacu pada level penjenjangan KKNI.
7 Sertifikat Profesi dengan Skema Klaster: Pola sertifikasi yang terdiri daribeberapa unit kompetensi berdasarkan okupansi spesifik di industri tertentu.
8 Sertifikat Profesi dengan Skema Okupansi: Pola sertifikasi yang terdiri daribeberapa unit kompetensi berdasarkan suatu okupansi atau jabatan kerjapada sistem industri nasional.
Strategi Reformasi Sistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Untuk menyiapkan kebutuhan kompetensi SDM di era industri 4.0 dan ekonomi digital, ditetapkan strategi perbaikan pendidikan dan pelatihanvokasi yang difokuskan melalui 3 Lembaga Vokasi, terutama untuk mendukung sektor prioritas Pemerintah.
Kebutuhan SDM diEra Industri 4.0 &Ekonomi Digital
Meningkatkan Kualitas SDM melalui Pendidikan & Pelatihan
Vokasi
3 Lembaga Vokasi :• SMK• Politeknik• BLK/Lembaga Kursus
Sektor Prioritas: Manufaktur; Agribisnis; Kesehatan;Pariwisata; Ekonomi Digital & Pekerja Migran.
Sektor yang rentanterhadap otomatisasi
Perbaikan Bisnis Proses: Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Beberapa poin penting Strategi Nasional Vokasi:
Sumber: Strategi Nasional dan Peta Jalan Implementasi Kebijakan Vokasi 2021–2030
Fokus:
Baik milik pemerintah maupun swasta
21 Membangun Visi, Komitmen Bersama,
dan Koordinasi
Memperkuat
Tata Kelola
Memperkuat Kerangka Hukum
dan Regulasi
Membenahi Pembiayaan TVET
1 2 3 4 5
Membangun Visi, Strategi,dan Komitmen Bersama
Membangun SistemKoordinasi Perencanaan,Implementasi, danPengembangan
Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan TVET
• Memberikan otonomi kepada lembaga vokasi
• Memperkuat sistem penjaminan mutu dan sertifikasi kompetensi
• Meningkatkan peran dan kapasitas Pemda
• Memperkuat peran DUDI
Harmonisasi dan Melengkapi
Peraturan Perundang-
undangan
Menyiapkan Undang-undang
Vokasi Secara Komprehensif
(Omnibus)
• Mengoptimalkan APBN dan APBD
• Meningkatkan kontribusi DUDI
• Meningkatkan potensi pendanaan mandiri lembaga vokasi
• Memperkuat perencanaan berbasis permintaan
• Meningkatkan kualitas guru dan instruktur
• Penyesuaian standar, kurikulum, dan asesmen
• Pemanfaatkan teknologi digital
Cakupan Roadmap Implementasi Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
• Pemerintah telah menyusun Strategi Nasional Vokasi yang merupakan dokumen komprehensif terhadap seluruh komponen dalam sistem
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. Roadmap Implementasi Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi berisi Sasaran Jangka Menengah hingga
tahun 2024 dan Sasaran Jangka Panjang hingga tahun 2030.
• Secara mendetail, Roadmap menjabarkan langkah-langkah strategis yang dibutuhkan untuk mendukung masing-masing aspek reformasi
beserta penanggung jawab K/L dari setiap langkah strategis untuk dapat mencapai suatu Outcome dalam rangka reformasi sistem TVET.
Dalam Roadmap juga dijelaskan Indikator/Milestone untuk tahun 2021 s.d 2024 untuk mempermudah monitoring perkembangan
Langkah Strategis 1:• Membangun kesepakatan
pembagian tugas
Outcome 1Kesepakatan Visi dan
Pemahaman tentang Tujuan dan Strategi Nasional
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Key Result 1Key stakeholder menyepakati pengembangan perencanaan
yang komprehensif
Langkah Strategis OutcomeKey Results
Langkah Strategis 2• Membangun kesepakatan
instrument monitoring
Langkah Strategis A• Sosialisasi dan diseminasi Stranas
ke daerah
Langkah Strategis B• Pengembangan kapasitas pihak
yang terlibat untuk monev
Key Result 2Implementasi Stranas sebagai
guiding document TVET
Kerangka Kerja Logis Roadmap Vokasi Secara umum, tujuan dan sasaran akhir reformasi pendidikan danpelatihan vokasi membutuhkan terwujudnya berbagai outcomesreformasi di 5 (lima) aspek utama yaitu:
a) visi dan komitmen bersama dan koordinasi;
b) implementasi layanan pendidikan dan pelatihan
vokasi;
c) tata kelola perencanaan, penyelenggaraan, dan
pengembangan;
d) kerangka hukum dan regulasi;
e) pendanaan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Contoh Penjabaran Roadmap Pendidikan dan Pelatihan VokasiSalah satu contoh penjabaran pelaksanaan Poin 1. Membangun Visi, Komitmen Bersama dan Koordinasi, yang dituangkan dalammatriks sebagai berikut:
Key Results Langkah-langkah StrategisPenanggung Jawab Implementasi
Indikator/MilestoneUtama Pendukung
Outcome: Kesamaan Visi dan Pemahaman tentang Tujuan dan Strategi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi telah terbentuk di antara pemangku kepentingan,disertai peran masing-masing pemangku kepentingan
1. Para pemangku kepentingan utama (key stakeholders) menyepakati dan menginternalisasi pendekatan pengembangan, perencanaan, dan implementasi komprehensif Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
1) Membangun kesepakatan bersama melalui konsultasi di berbagai jenjang yang diikuti dengan Kesepakatan Bersama tentang tujuan dan komponen utama Stranas Vokasi.
2) Membangun kesepakatan bersama di antara keseluruhan pemangku kepentingan tentang pembagian tugas dan peran untuk masing-masing pemangku kepentingan serta sinergi di antara para pemangku kepentingan.
3) Membangun kesepakatan bersama tentang satu pendekatan yang komprehensif bagi implementasi Stranas Vokasi dengan berbagai modalitas implementasinya di lapangan.
4) Membangun kesepakatan bersama tentang pendekatan komprehensif dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Stranas Vokasi yang berbasis hasil (result based).
Komite Nasional Vokasi (KNV)
(Kemenko Perekonomian, Kemenko PMK, dan Bappenas)
Kemendikbudristek, Kemenaker, Kemenperin, Kemenhub, Kemenpar, BNSP, KADIN, Apindo
1) Kesepakatan Bersama Juni 2021
2) Kesepakatan Bersama Juni 2021
3) Kesepakatan bersama Juni 2021
4) Kesepakatan bersama Juni 2021
11
In-Company Trainer (ICT)• Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan pemagangan atau Prakerin diperlukan
pelatih di tempat kerja untuk memastikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran diindustri sesuai dengan kurikulum dan target kompetensi.
• Pemerintah dan KADIN telah menyelenggarakan pelatihan ICT, hingga bulan Juni 2021telah ada 5 Senior Master Trainer, 16 Master Trainer, dan 400 lebih In-Company Trainerdi industri.
Dewan Keterampilan Sektoral (DKS)• Merupakan pendekatan dari sisi sektoral. DKS akan bertugas untuk mengidentifikasi
kebutuhan kompetensi tenaga kerja di setiap sektor. Untuk tahap pertama, pilot projectdilaksanakan di sektor Pariwisata, ITC, Maritim, dan Logistik
Insentif Super Tax Deduction• Pemerintah memberikan insentif pajak berupa pengurangan penghasilan bruto paling
tinggi sebesar 200% (Super Tax Deduction) kepada perusahaan/industri yang melakukankegiatan pembinaan dan pengembangan SDM berbasis kompetensi tertentu yang diaturdalam PP No. 45 Tahun 2019 dan PMK No. 128 Tahun 2019.
Hal yang Telah Dilakukan Untuk Mendorong Peran Industri
Pemerintah memahami pentingnya peran industri dalam proses pengembangan TVET nasional. Untuk itu,pemerintah telah melakukan beberapa program dan kebijakan dalam rangka mendorong dan mengoptimalkanpartisipasi sektor swasta, seperti:
Pentingnya Koordinasi yang Terintegrasi dan Komprehensif
Pemerintah Indonesia mampu mengartikulasikan kebutuhan pengembangan TVET secara komprehensif (peta pengembangan TVET) yang dapat digunakan untuk harmonisasi lembaga donor
Laporan TVET tahunan secara presisi akan memudahkan pemerintahdalam menentukan kebijakan berdasarkan data akurat
Efisiensi dan efektivitas anggaran meningkat
Kualitas tenaga kerja meningkat
Industri ikut bertanggung jawab bersama dengan pemerintahdalam meningkatkan kualitas tenaga kerja
Cakupan Roadmap Implementasi Kebijakan
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, kesiapan SDM yang kompeten dan berdaya saing menjadi salah satu kunci utamakeberhasilan, Pemerintah telah menyusun Strategi Nasional Vokasi yang diterjemahkan kedalam Roadmap Implementasi Vokasihingga tahun 2030. Secara spesifik, Roadmap ini menyajikan sasaran capaian jangka menengah untuk periode 2021-2024, antaralain:
2021• Tercapainya kesepakatan bersama Strategi Nasional Vokasi• Terbentuk konsep Komite Nasional Vokasi• Terbentuk konsep sistem standarisasi kurikulum, rekrutmen
guru/instruktur, dll
2022• Pengembangan kapasitas para personil Komite Nasional Vokasi• Sosialisasi dan diseminasi ke Pemerintah Daerah• Tersusunnya RUU Vokasi• Percepatan Implementasi sekaligus evaluasi program Rekognisi
Pembelajaran Lampau (RPL) dan rekrutmen dosen dari industri
2023• Labor Market Information System terbentuk• Penerapan pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis digital• Percepatan teaching factory dalam skema BLU/BLUD
2024• Lembaga Pengelola Labor Market Information System terbentuk• Naskah Akademi UU Vokasi