bahan sinusitis

15

Click here to load reader

Upload: dipta-anggara

Post on 30-Jun-2015

482 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bahan sinusitis

Definisi / Pengertian sinusitis

Sinusitis berasal dari akar bahasa Latinnya, akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinus adalah rongga berisi udara yang terdapat di sekitar rongga hidung. Di sekitar rongga hidung terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris ( terletak di pipi) , sinus etmoidalis ( kedua mata) , sinus frontalis (terletak di dahi) dan sinus sfenoidalis ( terletak di belakang dahi). Sinusitis adalah istilah kedokteran untuk infeksi sinus, yaitu rongga yang berisi udara yang letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung.

Epidemiologi dan etiologi penyakit sinusitis

Epidemiologi

Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari, bahkan

dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia.

Sinusitis menyerang 1 dari 7 orang dewasa di United States, dengan lebih dari 30 juta

individu yang didiagnosis tiap tahunnya. Individu dengan riwayat alergi atau asma

berisiko tinggi terjadinya rhinosinusitis.1,2

Prevalensi sinusitis tertinggi pada usia dewasa 18-75 tahun dan kemudian anak-anak

berusia 15 tahun. Pada anak-anak berusia 5-10 tahun. Infeksi saluran pernafasan

dihubungkan dengan sinusitis akut. Sinusitis jarang pada anak-anak berusia kurang dari 1

tahun karena sinus belum berkembang dengan baik sebelum usia tersebut.1

Sinusitis maksila paling sering terjadi daripada sinusitis paranasal lainnya karena :

1. Ukuran. Sinus paranasal yang terbesar.

2. Posisi ostium. Posisi ostium sinus maksila lebih tinggi daripada dasarnya sehingga

aliran sekret / drainasenya hanya tergantung dari gerakan silia.

3. Letak ostium. Letak ostium sinus maksila berada pada meatus nasi medius di sekitar

hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.

4. Letak dasar. Letak dasar sinus maksila berbatasan langsung dengan dasar akar gigi

(prosesus alveolaris) sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila.

Page 2: bahan sinusitis

Etiologi

Sinusitis dapat disebabkan oleh:5

1. Bakteri : Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza, Streptococcus group A,

Staphylococcus aureus, Neisseria, Klebsiella, Basil gram -, Pseudomonas.

2. Virus : Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus

3. Bakteri anaerob: fusobakteria

4. Jamur

Sinusitis akut dapat disebabkan oleh :2

1. Rinitis akut.

2. Faringitis.

3. Adenoiditis.

4. Tonsilitis akut.

5. Dentogen. Infeksi dari gigi rahang atas seperti M1, M2, M3, P1 & P2.

6. Berenang.

7. Menyelam.

8. Trauma. Menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal.

9. Barotrauma. Menyebabkan nekrosis mukosa sinus paranasal.

Infeksi kronis pada sinusitis kronis disebabkan :2,5

1. Gangguan drainase. Gangguan drainase dapat disebabkan obstruksi mekanik dan

kerusakan silia.

2. Perubahan mukosa. Perubahan mukosa dapat disebabkan alergi, defisiensi imunologik,

dan kerusakan silia.

3. Pengobatan. Pengobatan infeksi akut yang tidak sempurna. Sebaliknya, kerusakan silia

dapat disebabkan oleh gangguan drainase, perubahan mukosa, dan polusi bahan kimia.

Klasifikasi sinusitis

Secara klinis berdasarkan waktu timbulnya penyakit sinusitis dibagi atas :

1. Sinusitis akut2. Sinusitis subakut3. Sinusitis Kronis

Page 3: bahan sinusitis

Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis :

Infeksi berulang rinitis akut sering terjadi pada rinitis alergi (alergi hidung) Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung), Segala sesuatu yang

menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi), yang sering menyebabkan

sinusitis infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan molar

Menurut loksinya dibagi bbeberapa jenis sinus, yaitu:

Sinus frontalis yang terletak di dahi Sinus maksilaris terletak di dalam tulang pipi Sinus etmoid terletak di belakang batang hidung di sudut mata Sinus sfenoid terletak di belakang sinus etmoidSetiap sinus tersebut berhubungan

dengan hidung untuk pertukaran udara dan sekresi (ingus). Hidung dan sinus dilapisi selaput lendir yang berhubungan satu sama lain.

Faktor dan Patofisiologi sinusitis

Ada beberapa faktor predisposisi yang berpangaruh terhadap terjadinya sinusitis (tabel I). Sebagian besar kasus penyakit sinusitis bakterial akut disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, lebih dari 0,5% infeksi saluran pernafasan atas yang menyebabkan sinusitis. Anak yang menderita demam, batuk pilek sampai 8 kali pertahun kira- kira 5- 10% berkomplikasi menjaadi sinusitis. Rhinitis alergika juga merupakan salah satu pencetus dari sinusitis. Selain itu faktor iatrogenik seperti pemasangan ET, pemasangan gigi palsu, kehamilan, perubahan kadar hormon pada masa pubertas juga merupakan penyebab terjadinya sinusitis. Rinorrhoe pada usia lanjut mungkin juga berhubungan dengan terjadinya sinusitis.

NO Faktor predisposisi sinusitis 1 Rhinitis alergika2 Kelainan anatomi3 Barotrauma4 Infeksi gigi atas dan trauma gigi5 Hormonal6 Imunodeficiency7 Iritasi oleh zat iritan8 Terganggunya ventilasi9 Pemasangan nasogastrik tube dan

endotrakeal tube10 Infeksi saluraan pernafasan atas

Page 4: bahan sinusitis

Patofisiologi

Edema pada kompleks osteomeatal menyebabkan mukosa sinus paranasal yang saling

berhadapan akan bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak. Akibatnya lendir tidak

dapat dialirkan. Gangguan drainase ini juga diiringi oleh gangguan ventilasi dalam sinus

paranasal. Selain kurang aktifnya silia, lendir yang dihasilkan oleh mukosa sinus

paranasal menjadi lebih kental. Keadaan ini menjadi media yang baik bagi pertumbuhan

bakteri patogen. Bila sumbatan ini berlangsung terus-menerus maka dapat terjadi

hipoksia jaringan, retensi lendir dan perubahan jaringan. Retensi lendir menimbulkan

infesksi bakteri anaerob. Jaringan dapat berubah menjadi hipertrofi, polipoid, polip, atau

kista.

Gejala dan tanda sinusitis

Gejala infeksi sinus pada anak :

 Demam yang berlangsung lebih dari 10-14 hari. Terkadang demam tidak terlalu tinggi.

Keluar lendir yang berwarna kuning kehijauan dari hidung.  Lelehan lendir dari hidung, kadang mengarah ke atau terlihat seperti sakit

tenggorokan, batuk, nafas yang berbau, pusing dan atau muntah-muntah.  Sakit kepala, biasanya sebelum umur 6 tahun  Mudah tersinggung/ tidak senang atau kelelahan Bengkak di sekitar mata

Gejala sinusitis akut. Sinusitis akut memiliki gejala subjektif dan gejala objektif. Gejala subjektif bersifat sistemik dan lokal. Gejala sistemik berupa demam dan rasa lesu. Gejala lokal dapat kita temukan pada hidung, sinus paranasal dan tempat lainnya sebagai nyeri alih (referred pain). Gejala pada hidung dapat terasa adanya ingus yang kental & berbau mengalir ke nasofaring. Selain itu, hidung terasa tersumbat. Gejala pada sinus paranasal berupa rasa nyeri dan nyeri alih (referred pain).

Gejala subjektif yang bersifat lokal pada sinusitis maksila berupa rasa nyeri dibawah kelopak mata dan kadang tersebar ke alveolus sehingga terasa nyeri di gigi. Nyeri alih (referred pain) dapat terasa di dahi dan depan telinga. Gejala sinusitis etmoid berupa rasa nyeri pada pangkal hidung, kantus medius, kadang-kadang pada bola mata atau dibelakang bola mata. Akan terasa makin sakit bila pasien menggerakkan bola matanya. Nyeri alih (referred pain) dapat terasa pada pelipis (parietal). Gejala sinusitis frontal berupa rasa nyeri

Page 5: bahan sinusitis

yang terlokalisir pada dahi atau seluruh kepala. Gejala sinusitis sfenoid berupa rasa nyeri pada verteks, oksipital, belakang bola mata atau daerah mastoid.

Gejala objektif sinusitis akut yaitu tampak bengkak pada muka pasien. Gejala sinusitis maksila berupa pembengkakan pada pipi dan kelopak mata bawah. Gejala sinusitis frontal berupa pembengkakan pada dahi dan kelopak mata atas. Pembengkakan jarang terjadi pada sinusitis etmoid kecuali ada komplikasi.

Pemeriksaan penunjang untuk sinusitis

Rinoskopi sinusitis akut. Pemeriksaan rinoskopi anterior menampakkan mukosa konka nasi hiperemis dan edema. Terdapat mukopus (nanah) di meatus nasi medius pada sinusitis maksila, sinusitis forntal, dan sinusitis etmoid anterior. Nanah tampak keluar dari meatus nasi superior pada sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid. Pemeriksaan rinoskopi posterior menampakkan adanya mukopus (nanah) di nasofaring (post nasal drip).

Pemeriksaan sinusitis akut. Pemeriksaan penunjang berupa transiluminasi dan radiologik dapat kita gunakan untuk membantu diagnosa sinusitis akut. Pemeriksaan transiluminasi menampakkan sinus paranasal yang sakit lebih suram / lebih gelap daripada sinus paranasal yang sehat. Pemeriksaan radiologik dapat menggunakan posisi Waters, PA, atau lateral. Akan tampak adanya perselubungan, penebalan mukosa, atau batas cairan-udara (air fluid level).

Sebaiknya kita mengambil sekret dari meatus nasi medius atau meatus nasi superior pada pemeriksaan mikrobiologik. Mikrobiologi yang mungkin kita temukan yaitu bakteri, virus atau jamur. Bakteri yang berfungsi sebagai flora normal di hidung maupun bakteri patogen keduanya bisa kita dapatkan. Bakteri patogen seperti Pneumococcus, Streptococcus, Staphyloccus, dan Haemophilus influenzae.Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya infeksi virus, bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan pembengkakan selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus sehingga menutup hubungan antara sinus dan hidung.

Page 6: bahan sinusitis

komplikasi sinusitis

CT-Scan penting dilakukan dalam menjelaskan derajat penyakit sinus dan derajat infeksi di luar sinus, pada orbita, jaringan lunak dan kranium. Pemeriksaan ini harus rutin dilakukan pada sinusitis refrakter, kronis atau berkomplikasi.

1. Komplikasi orbita

Sinusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering. Pembengkakan orbita dapat merupakan manifestasi ethmoidalis akut, namun sinus frontalis dan sinus maksilaris juga terletak di dekat orbita dan dapat menimbulkan infeksi isi orbita.

Terdapat lima tahapan :

a. Peradangan atau reaksi edema yang ringan. Terjadi pada isi orbita akibat infeksi sinus ethmoidalis didekatnya. Keadaan ini terutama ditemukan pada anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus ethmoidalis sering kali merekah pada kelompok umur ini.

b. Selulitis orbita, edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi isi orbita namun pus belum terbentuk.

c. Abses subperiosteal, pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang orbita menyebabkan proptosis dan kemosis.

d. Abses orbita, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi orbita. Tahap ini disertai dengan gejala sisa neuritis optik dan kebutaan unilateral yang lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata yang tersering dan kemosis konjungtiva merupakan tanda khas abses orbita, juga proptosis yang makin bertambah.

e. Trombosis sinus kavernosus, merupakan akibat penyebaran bakteri melalui saluran vena kedalam sinus kavernosus, kemudian terbentuk suatu tromboflebitis septik.

Secara patognomonik, trombosis sinus kavernosus terdiri dari :

- Oftalmoplegia.

- Kemosis konjungtiva.

- Gangguan penglihatan yang berat.

- Kelemahan pasien.

- Tanda-tanda meningitis oleh karena letak sinus kavernosus yang berdekatan dengan saraf kranial II, III, IV dan VI, serta berdekatan juga dengan otak.

Page 7: bahan sinusitis

2. Mukokel

Mukokel adalah suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus, kista ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut sebagai kista retensi mukus dan biasanya tidak berbahaya.

Dalam sinus frontalis, ethmoidalis dan sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan melalui atrofi tekanan mengikis struktur sekitarnya. Kista ini dapat bermanifestasi sebagai pembengkakan pada dahi atau fenestra nasalis dan dapat menggeser mata ke lateral. Dalam sinus sfenoidalis, kista dapat menimbulkan diplopia dan gangguan penglihatan dengan menekan saraf didekatnya.

Piokel adalah mukokel terinfeksi, gejala piokel hampir sama dengan mukokel meskipun lebih akut dan lebih berat.

Prinsip terapi adalah eksplorasi sinus secara bedah untuk mengangkat semua mukosa yang terinfeksi dan memastikan drainase yang baik atau obliterasi sinus.

3. Komplikasi Intra Kranial

a. Meningitis akut, salah satu komplikasi sinusitis yang terberat adalah meningitis akut, infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepanjang saluran vena atau langsung dari sinus yang berdekatan, seperti lewat dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat sistem sel udara ethmoidalis.

b. Abses dura, adalah kumpulan pus diantara dura dan tabula interna kranium, sering kali mengikuti sinusitis frontalis. Proses ini timbul lambat, sehingga pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang terkumpul mampu menimbulkan tekanan intra kranial.

Abses subdural adalah kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau permukaan otak. Gejala yang timbul sama dengan abses dura.

c. Abses otak, setelah sistem vena, dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka dapat terjadi perluasan metastatik secara hematogen ke dalam otak.

Terapi komplikasi intra kranial ini adalah antibiotik yang intensif, drainase secara bedah pada ruangan yang mengalami abses dan pencegahan penyebaran infeksi.

4. Osteomielitis dan abses subperiosteal

Penyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang frontalis adalah infeksi sinus frontalis. Nyeri tekan dahi setempat sangat berat. Gejala sistemik berupa malaise, demam dan menggigil

Page 8: bahan sinusitis

Penatalaksanaan sinusitis

Pengobatan sinusitis bertujuan untuk menghilangkan penyumbatan, mengeringkan cairan sinus hidung, serta menghilangkan infeksi dan rasa nyeri. Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi sinusitis mempunyai efek antara lain sebagai antiradang atau anti-infeksi, menghilangkan nyeri, mengurangi sumbatan lendir dan melancarkan pernafasan.

Beberapa pengobatan lain yang dapat diberikan pada sinusitis antara lain :

Pengobatan alergi yang mendasari timbulnya sinusitis. Penanganan alergi yang terbaik adalah adalah harus mencari dan menghindari penyebabnya. Kesulitan utama sebenarnya adalah untuk mencari penyebab alergi.

Dekongestan dan kortikosteroid, baik kortikosteroid yang semprotkan di hidung maupun yang diminum.

Pereda nyeri dan anti demam. Semprotan larutan garam ke dalam rongga hidung beberapa kali sehari. Operasi Sinus. Operasi hanya dipertimbangkan jika pengobatan medis tidak

memungkinkan atau jika ada gangguan hidung yang tidakdapat diperbaiki dengan obat-obatan. Tipe dari operasi yang diperlukan lebih baik ditentukan oleh ahli bedah, tetapi jaman sekarang umumnya operasi dilakukan di dalam hidung dengan bantuan dari alat endoskopi khusus.

Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) disarankan untuk beberapa tipe tertentu dari penyakit sinusitis. Dengan endoskopi, ahli bedah dapat melihat secara langsung ke dalam hidung, dimana pada saat yang sama mengambil jaringan yang terkena penyakit dan polip dan membersihkan saluran kecil diantara sinus. Keputusan untuk menggunakan bius setempat atau bius total harus dibuat oleh anda dan dokter anda, tergantung pada keadaaan setiap individu.

Balloon Sinuplasty & Pengembangan inovatif lainnya. Terdapat banyak pengembangan/ inovasi, yang paling terkenal diantaranya adalah Balloon Sinuplasty dimana sebuah balon khusus dimasukan tepat ke dalam sinus yang terinfeksi dengan bantuan Fluorokopi. Pengembangan balon akan mengakibatkan pembesaran pada pembukaan alami sinus (ostia) tanpa mengakibatkan kerusakan yang tidak diinginkan terhadap bagian dalam kulit yang sangat rapuh (mucosa).

Sebelum operasi, pastikan bahwa mempunyai harapan yang realistis mengenai hasil, proses penyembuhan & perawatan setelah operasi. Hasil yang baik memerlukan tidak saja teknis operasi yang baik tapi juga kerjasamaantara pasien dan dokter sepanjang proses penyembuhan. Hal yang sama pentingnya adalah kepatuhan pasien dalam mengikuti semua instruksi sebelum dan sesudah operasi.

Page 9: bahan sinusitis

Pencegahan sinusitis

PENCEGAHAN SINUSITIS  :

Menghirup uap hangat. Untuk menghindari berkembangnya sinusitis sewaktu penyakit demam atau alergi

menyerang, Gunakan pelega sumbatan oral atau semprotan pelega sumbatan hidung untuk jangka

waktu pendek  Keluarkan lendir hidung secara perlahan-lahan, tutup 1 lubang hidung pada saat

mengeluarkan lendir dari lubang hidung yang lain. Minum banyak cairan supaya lendir tidak mengental Hindari perjalanan udara. Jika anda harus bepergian dengan pesawat, gunakan

semprotan pelega sumbatan hidung sebelum pesawat tinggal landas, tujuannya untuk mencegah penyumbatan di sinus sehinggalendir bisa dikeluarkan.

Jika anda mempunyai alergi, cobalah untuk menghindari hal-hal yang menyebabkan alergi tersebut. Jika tidak dapat dihindari, gunakan antihistamine yang dijual di toko atau dengan resep dokter dan atau semprotan hidung atas resep dokter untuk mengendalikan serangan alergi.

Kompres hangat menggunakan handuk di sekitar hidung, pipi, dan mata untuk mengurangi nyeri wajah.

Prognosa sinusitis

dubia at bonam jika di terapi sejak dini .

 Referensi :

American Academy of Pediatrics. Clinical practice guideline: management of sinusitis. Pediatrics. Sep 2001;108(3):798-808. [Medline]

Benninger MS, Sedory Holzer SE, Lau J. Diagnosis and treatment of uncomplicated acute bacterial rhinosinusitis: summary of the Agency for Health Care Policy and Research evidence-based report. Otolaryngol Head Neck Surg. Jan 2000;122(1):1-7. [Medline].

Osguthorpe JD, Hadley JA. Rhinosinusitis. Current concepts in evaluation and management. Med Clin North Am. Jan 1999;83(1):27-41, vii-viii. [Medline].

Page 10: bahan sinusitis

DIAGNOSIS SINUSITIS 

            Setiap orang dapat melakukan diagnosis pada dirinya sendiri apakah terkena

sinusitis atau tidak. Untuk memudahkan diagnosis sinusitis dapat berpatokan pada The Task

Force on Rhinosinusitis of The American Assosiation of Otolaryngology Head and Neck

Surgery, dengan menggunakan gejala mayor dan minor

NO Gejala mayor Gejala minor

1 Nyeri / berat / tertekan pada

wajah                           

Nyeri kepala

2 Hidung

buntu                                                         

Napas bau

3 Lendir / ingus kekuningan /

kehijauan                         

Nyeri gigi

4 Gangguan

membau                                                 

Batuk

5 Panas                                                                  

    

Nyeri / berat /

tertekan pada

telinga 

Sangkaan sinusitis apabila terdapat

-          minimal 2 gejala mayor atau

-          1 gejala mayor disertai dengan minimal 2 gejala minor

 

 

Apabila seorang penderita merasa dirinya memenuhi kriteria diagnosis seperti yang

tersebut di atas, maka yang bersangkutan perlu segera memeriksakan dirinya ke dokter

spesialis THT untuk medapatkan penanganan lebih lanjut, agar dapat dicegah komplikasi

akibat penyakit ini.

Diagnosis pasti sinusitis ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang antara lain foto

Rontgen, CT Scan, Endoskopi, biakan dan uji kepekaan kuman. Kesemuanya itu tergantung

pada kondisi penderita dan fasilitas yang tersedia.