bahasa indonesia dalam kti
DESCRIPTION
bahasa indonesia dalam KTITRANSCRIPT
1
2
3
4
1. Penggunaan Spasi Spasi digunakan setelah tanda baca (titik, koma, titik
koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, kurung penutup dan
antarkata. Jarak spasi hanya satu pukulan ketikan. 2. Penggunaan Cetak Tebal atau Garis Bawah Cetak tebal atau garis bawah digunakan pada penulisan
1) subjudul, 2) kata asing atau daerah, 3) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam naskah.
3. Pemenggalan Kata Pemenggalan atau penyukuan sebuah kata dalam
penggantian baris harus dilakukan dengan membubuhkan tanda hubung (-) dengan tidak didahului spasi dan tidak dibubuhkan di bawah ujung baris.
4. Penulisan di, ke, dari sebagai Kata Depan Penulisan di, ke, dari sebagai kata depan harus
dituliskan secara terpisah dari kata yang mengiringinya. Kata di, ke, dari dituliskan secara terpisah karena berfungsi menyatakan arah atau tempat.
5. Penulisan partikel pun Partikel pun yang mengikuti kata benda, kata kerja, kata
sifat dan kata bilangan harus dituliskan secara terpisah dari kata yang mendahuluinya. Kata-kata yang sudah dianggap padu, harus dituliskan serangkai, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun dan walaupun.
6. Penulisan Partikel per Partikel per yang berarti mulai, demi, atau tiap harus
dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya, misalnya per meter, per orang, per kapita, per Oktober, per Januari, per liter.
Per yang menunjukkan pecahan atau imbuhan harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya, misalnya perempat, pertiga, persembilan, dan sebagainya.
7. Penggunaan Tanda Hubung (-) Tanda hubung (-) digunakan untuk: 1) merangkaikan kata
ulang, 2) merangkaikan antara huruf kecil dan kapital dalam kata berimbuhan, baik awalan mapun akhiran, dan antara unsur kata yang tidak dapat berdiri sendiri serta kata yang mengikutinya yang diawali huruf kapital. Contoh: rahmat-Nya, se-Jawa Barat, non-RRC, KTP-nya, SK-mu, sinar-X, ber-SIM, PBB-lah, makhluk-Nya, se-Indonesia, dan lain-lain. Tanda hubung juga digunakan untuk merangkaikan: 1) huruf dan angka dalam suatu ungkapan, 2) merangkaikan imbuhan dengan kata asing yang belum diserap dalam bahasa Indonesia, misalnya ke-2, uang 500-an, abad 20-an, men-charter, di-calling, pen-tackle-an, dan lain-lain.
1. Peluluhan Bunyi Kata dasar yang diawali fonem /k/, /p/, /t/, /s/, jika dirangkai
dengan imbuhan yang ber-N, maka keempat fonem itu harus luluh menjadi /ng/, /m/, /n/, dan /ny/. Contoh:
Bentuk Baku Bentuk Tidak Baku
mengikis mengkikismengambinghitamkan mengkambinghitamkanmengalkulasikan mengkalkulasikanmenahapkan mentahapkanmenyuplai mensuplaimenyurvai mensurveipenyuksesan pensuksesanmenargetkan mentargetkanmenakdirkan mentakdirkan
2. Peluluhan Gabungan Kata 1) Gabungan kata yang termasuk kata majemuk, penulisan
unsur-unsurnya harus dituliskan terpisah. Misalnya: duta besar, sebar luas, tanggung jawab, loka karya, lipat ganda, juru tulis, anak emas, kambing hitam, dan sebagainya.
2) Gabungan kata yang sudah dianggap kata padu harus dituliskan serangkai. Misalnya: barangkali, apabila, bagaimana, padahal, saputangan, manakala, sekaligus, bilamana, matahari, dan sebagainya.
3) Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri, penulisan kedua unsurnya harus serangkai. Misalnya: antarkota, amoral, dwiwarna, caturtunggal, swasembada, perilaku, tunarungu, semiprofesional, pascasarjana, mahasiswa, pancasila, ekstrakurikuler, purnawirawan, subpanitia, saptakrida, monoteisme, poligami, intrakalimat, dan sebagainya.
3. Penulisan Kata Penghubung Intrakalimat
Kata hubung yang harus didahului tanda koma (,).…., tetapi …., kecuali….., sedangkan …., misalnya….., melainkan …., antara lain….., seperti …., dan (jika rinciannya
lebih dari satu)
Kata hubung yang tidak boleh didahului tanda koma (,)Jika maka ketikaagar sungguhpun sehinggameskipun walaupun apabilasupaya sebelum sebabkarena dan (jika rinciannya hanya satu)
4. Penulisan Kata Penghubung Antarkalimat
Kata penghubung antarkalimat harus diikuti tanda koma (,)Misalnya:Namun, Oleh sebab itu,Jadi, Sehubungan dengan,Pertama, Kedua,Selanjutnya, Selain itu,Lagi pula, Di samping itu,Meskipun demikian, Kemudian,Akan tetapi, Misalnya,Walaupun demikian, Dalam pada itu,Sebagai simpulan, Untuk itu,Sebagaimana paparan sebelumnya,
1. Kata BakuKata baku adalah kata yang tidak menyalahi ejaan dan resmi
digunakan dalam tulisan ilmiah. Kata-kata yang tergolong dialek harus dihindarkan dalam penulisan karya ilmiah, misalnya ngapain, ngasih, bukain, dan lain-lain.
KATA BAKU KATA TIDAK BAKU
tradisional tradisionil
ligalisasi ligalisir
sistem sistim
hipotesis hipotesa
analisis analisa
KATA BAKU KATA TIDAK BAKU
paham faham
aktif aktip
kualitas kwalitas
sintesis sintesa
metodelogi motodologi
deskripsi diskripsi
teknik tehnik
definisi difinisi
hakikat hakekat
nasihat nasehat
teoretis teoritis
konkret konkrit
objek obyek
subjektif subyektif
KATA BAKU KATA TIDAK BAKU
sistematika sistimatika
kaidah kaedah
hierarki hirarki
karier karir
motode metoda
mengubah merubah
formal formil
spiritual spirituil
personalia personil
fisik phisik
fotokopi photocopy
November Nopember
kongres konggres
ambulans ambulan
KATA BAKU KATA TIDAK BAKU
ons an
balans balan
kompleks komplek
tripleks triplek
ekspor eksport
impor import
insaf insyaf
sah syah
izin ijin
ijazah ijasah
syukur sukur
jenderal jendral
terampil trampil
istri isteri
KATA BAKU KATA TIDAK BAKU
jadwal jadual
transpor transport
anggota anggauta
risiko resiko
survai survei
tim team
atlet atlit
ilustrasi illustrasi
massa masa
wujud ujud
berutang berhutang
antarkelas Antar kelas
subbagian Sub bagian
itikad iktikad
2. Kata yang LazimKata yang lazim adalah kata yang sudah dikenal oleh
masyarakat luas.
KATA YANG LAZIM KATA TIDAK LAZIM
suku cadang sparepart
pendekatan approach
impact kendala
ojo rono Jangan ke sana
KATA ASING KATA BAKU
airpot bandara udara
baby-sitter pramusiwi
break even impas
briefing taklimat
catering jasa boga
departement store toko serba ada
edit sunting
editing penyuntingan
elegant anggun
KATA ASING KATA BAKU
endurance ketahanan
established mapan
general rehearsal geladi bersih
guide pemandu
image citra
impact dampak
input masukan
labaur intensive padat karya
land lahan
layout atak
monochromatic ekawarna
output keluaran
overacting laku lajak
KATA ASING KATA BAKU
random acak
ranking pemeringkatan
reasoning penalaran
region kawasan
replay Saji ulang
slagorde jajaran
sophisticated canggih
supermaket pasar swalayan
superpower adikuasa
take off lepas landas
coffee break rehat minum kopi
fast food Makanan cepat siap
snack kudapan
KATA ASING KATA BAKU
cream krem
abrogation pembatalan
absurd janggal
accessory pelengkap
acceptable berterima
ambigous taksa
backhand pukul kilas
brainstorming sumbang saran
customer pelanggan
dealer penyalur
expose memajankan
focus pumpunan
gap kesenjangan
KATA ASING KATA BAKU
green belt jalur hijau
elastic kenyal
pain nyeri
peat gambut
monitor pantau
lead timbel
half-time paruhwaktu
part-time penggalwaktu
full-time purnawaktu
supernatural adikodrati
effective berdayaguna, mangkus
effecient berhasilguna, sangkil
malpractice malapraktik
3. Kata yang HematKata yang hemat adalah kata yang mampu
mengungkapkan gagasan penulis secara tepat dan tidak boros.
KATA YANG BOROS KATA YANG HEMAT
adalah merupakan adalah atau merupakan
sejak dari sejak atau dari
agar supaya agar atau supaya
demi untuk demi atau untuk
tujuan daripada penelitian tujuan penelitian
mendeskripsikan tentang berbagai hambatan
mendeskripsikan hambatan
mengadakan penelitian meneliti
dalam rangka untuk mencapai tujuan
untuk mencapai tujuan
mempunyai pendirian berpendirian
KATA YANG BOROS KATA YANG HEMAT
amat sangat Amat atau sangat
menyatakan persetujuan menyetujui
mengadakan penelitian terhadap banyak faktor-faktor
meneliti faktor-faktor
berikhtiar dan berusaha untuk memberikan pengawasan
berusaha untuk mengawasi
Kalimat efektif ialah kalimat yang disusun secara sadar dan sengaja agar pesan, perasaan serta gagasan penulisnya dapat dipahami secara mudah dan tepat oleh pembacanya.
1. Memenuhi kaidah gramatikal
Kalimat disebut gramatikal apabila kalimat yang disusun memenuhi kaidah-kaidah tataba-hasa dan mengacu pada referensi yang lazim.
Kalimat (1) Ibu memasak sayur-mayur malam ini. Kalimat (1) merupakan kalimat yang gramatikal, dan menjadi tidak gramatikal ketika penulis menyusunnya menjadi (1a) Ibu memasak batu kapur malam ini.
2. Pemilihan Diksi yang Tepat
Pemilihan kata (diksi) dalam kalimat efektif meliputi: penggunaan kata tugas, kata bersinonim, kata bernilai rasa, kata lugas, dan idiom yang tepat.
Dari karya ilmiah yang disusun membuktikan bahwa 75% mahasiswa tidak gemar membaca buku bacaan.
Karya ilmiah yang disusun membuktikan bahwa 75% mahasiswa tidak gemar membaca buku bacaan
3. Kalimatnya logis
Kalimat logis ialah kalimat yang idenya dapat diterima oleh akal pikiran. Kalimat semacam ini membantu pembaca dalam memahami gagasan yang disampaikan penulisnya.
Dengan bersepeda motor, ia membutuhkan waktu 4 jam untuk berkeliling Jawa.
4. Kalimatnya SepadanKesepadanan kalimat juga menjadi ciri kalimat efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar kalimat menjadi sepadan antara lain: 1) subjek dan predikat harus jelas, 2) penempatan pokok pikiran harus pada induk kalimat,3) penggabungan kalimat harus menggunakan kata hubung yang tepat.
Contoh:
1.Untuk permasalahan kebijakan pendidikan yang akan diteliti adalah seluruh komponen yang membangun manajerial sekolah.
2.Dengan penggunaan metode yang efektif sangat penting karena hasil penelitian menjadi objektif dan sistematis.
.
5. Kalimatnya harus padu
Kepaduan kalimat ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat (6) Sebelum karya ilmiah ini dikumpulkan, karya ilmiah ini harus direvisi terlebih dahulu. Kalimat (6) ini menjadi efektif kalau diubah seperti kalimat (6a) Sebelum dikumpulkan, karya ilmiah ini harus direvisi terlebih dahulu.
6. Kalimatnya Tidak Goyah
Ketidakgoyahan kalimat adalah ketepatan pemilihan kata dan penempatan keterangan pada kalimat yang tepat sehingga tidak menimbulkan penafsiran lain.
Kalimat (7) Bagi mahasiswa yang belum membayar kuliah umum tidak dilayani pengambilan KRS.
Kalimat ini menjadi efektif ketika kata tugas bagi dihilangkan, sehingga menjadi (7a) Mahasiswa yang belum membayar kuliah umum tidak dilayani pengambilan KRS.
7. Kalimatnya HematKehematan kalimat termasuk ciri kalimat efektif artinya tidak boros dalam menggunakan kata atau kelompok kata, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat dipahami secara mudah dan jelas. Ciri kalimat hemat antara lain: 1)menghindari pengulangan subjek, 2)menghidari kemungkinan adanya hiponimi dan3)menghidari pengulangan gagasan.
Kalimat (8)
Batas waktu penyelesaian tugas akhir pada tanggal 25 bulan Pebruari tahun 2006.
Kalimat ini menjadi hemat ketika menjadi
Batas waktu penyelesaian tugas akhir pada 25 Pebruari 2006.
Kalimat (9) Semua data-data karya ilmiah itu dapat diklasifikasikan secara baik. Kalimat (9) termasuk kalimat tidak hemat.
Untuk itu, dapat diubah menjadi (9a)
Semua data karya ilmiah itu dapat diklasifikasikan secara baik, atau (9b)
Data-data karya ilmiah itu dapat diklasifikasikan secara baik.
8. Kalimatnya Bervariasi
Kevariasian kalimat diperlukan dalam penyusunan karya ilmiah. Tujuan penyusunan kalimat semacam ini adalah memelihara minat dan perhatian pembaca terhadap gagasan yang disampaikan penulis.
Cara membuat kalimat bervariasi antara lain:
1)mengubah urutan pada gagasan kalimat berikutnya,
2)bentuk kalimat aktif-pasif,
3)panjang pendek kalimat dan
4)jenis kalimat.
9. Tidak terdapat Subjek yang Ganda
Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat akan mengaburkan informasi atau gagasan yang ingin disampaikan penulis.
Contoh:
1)Penyusunan laporan penelitian ini saya dibantu oleh tenaga-tenaga yang profesional.
2)Istri PaK Lurah yang baru akan dilantik.
Pembenaran:
1)Dalam penyusunan laporan ini saya dibantu oleh tenaga-tenaga yang profesional.
2)Istri, PaK Lurah yang baru akan dilantik.
Paragraf dalam karya tulis ilmiah harus memenuhi dua syarat:1.Kesatuan (mengacu kepada perpautan bentuk)2.Kepaduan (mengacu kepada perpautan makna)