banjir,bencana lain ,dan dampak terhadap infrastruktur yang rusak

Upload: ayu-rindia-loesasi

Post on 18-Oct-2015

138 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Banjir,Bencana lain ,dan dampak terhadap Infrastruktur yang rusak akibat bencana-bencana

TRANSCRIPT

  • DEFINISI BANJIRBanjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat. (BNPB). Bencana terjadi karena adanya ketidakseimbangan proses alam. Bencana banjir erat kaitannya dengan siklus hidrologi atau siklus air di bumi. Salah satu tahapan siklus mengalami ketidaknormalan.

  • Macam-Macam Banjir dan Penyebabnyaa) Banjir Kiriman Adalah banjir yang disebabkan oleh melimpasnya air hujan dari daerah lain menuju daerah yang lebih rendah sedangkan daerah tersebut tidak mampu menampung sehingga terjadi banjir. Faktor penyebab : Geomorfologi / topografi, yaitu ketinggian wilayah, kemiringan lereng, jenis tanah dan batuan, bentuk dan luasan Daerah Aliran Sungai, adanya sedimentasi sungai, adanya meander sungai yang dapat membendung laju air sehingga aliran sungai lambatKegiatan manusia yang merusak daerah resapan air dan rendahnya kemampuan sistem pengelolaan air di daerah yang lokasinya lebih rendah.

  • b) Banjir Lokal / GenanganAdalah banjir yang disebabkan adanya genangan air yang berasal dari hujan lokal, biasanya hal ini terjadi karena suatu daerah tidak mampu mengalirkan air hujan tersebut ke pembuangan atau penampungan air. Faktor penyebab : Meteorologist, yaitu curah hujan yang tinggi dan juga ketidakseimbangan proses evapotranspirasi pada siklus hidrologiKegiatan manusia, antara lain alih fungsi lahan yang mengganggu keseimbangan ekosistem, sampah yang ditimbulkan dari aktivitas manusia, dan juga pembangunan pemukiman di bantaran sungai

  • c) Banjir RobAdalah banjir yang dikarenakan air pasang laut yang memperlambat aliran sungai ke laut, kemudian pada waktu bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka genangan atau banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik (backwater).Faktor penyebab: meteorologis yaitu tingginya curah hujan dan perubahan iklimkegiatan manusia yaitu eksploitasi air tanah berlebihand) Kerusakan DAM / BendunganAdalah banjir yang disebabkan karena adanya pembangunan DAM atau bendungan yang kurang berdaya guna

  • e) Banjir BandangAdalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai. Pada umumnya banjir bandang diawali dengan hujan lebat di daerah hulu sungai yang memiliki struktur tanah dan batuan yang tidak kompak sehingga mudah dihanyutkan aliran air. Materi tersebut meningkatkan viskositas air sungai sehingga memperlambat laju air sungai, dan melimpas di daerah bantaran sungai.Faktor penyebab:Geomorfologi / topografi antara lain ketinggian wilayah, kemiringan lereng, jenis tanah dan batuan, bentuk dan luasan Daerah Aliran Sungai, adanya sedimentasi sungai, adanya meander sungai yang dapat membendung laju air sehingga aliran sungai lambatKegiatan manusia, antara lain alih fungsi lahan yang mengganggu keseimbangan ekosistem, sampah yang ditimbulkan dari aktivitas manusia, pembangunan pemukiman di bantaran sungaimeteorologis yaitu curah hujan, dan terganggunya proses evapotranspirasi pada siklus hidrologi

  • Berdasarkan kajian ancamannya, banjir bandang merupakan ancaman bahaya paling tinggi, karena belum ada system peringatan dini yang efektif untuk mencegahnya. Banjir bandang juga merupakan akumulasi dari ancaman banjir dan longsor. Dan faktor penyebab banjir bandang juga merupakan gabungan dari faktor geomorfologi, meteorologi, dan kegiatan manusia.

  • Ayu Rindia Loesasi13/353898/PMU/07796

  • Banjir dapat merusak Infrastruktur dengan kecepatan arus, debit air, Volume , material yang dibawa banjir, dan rendaman apabila banjir tidak surut selama berhari-hariMaterial-Material yang dibawa oleh Banjir Bandang di ManadoKecepatan Arus dan Debit Air di Banjir Manado

  • Banjir bandang manadoBanjir bandang manado, menenggelamkan setidaknya 4 kecamatan (Manado, Tomohon, Minahasa, dan Minahasa Utara), puluhan ribu orang menjadi korban, dan puluhan ribu rumah mengalami kerusakan

  • Kerusakan Infrastruktur Permukiman dan bangunan lainnyaPermukiman dan bangunan lainnya merupakan salah satu infrastruktur yang paling terkena dampak ketika bencana banjir terjadi. Letak yang berada didataran banjir, sempadan sungai ataupun daerah-daerah yang rawan akan bencana banjir menyebabkan kerentanan akan bencana banjir menjadi semakin tinggi. Kerentanan akan bertambah pula apabila kondisi infrastruktur bangunan tidak sesuai/ tidak tahan terhadap banjir, contoh : Bangunan semi permanen, rumah berpondansi tidak kuat dan rendah, rumah tidak bertingkat, dll. Banjir akan merusak pemukiman melalui kekuatan arus, lama rendaman dan material-material yang dibawa. Kerusakan paling parah yaitu robohnya rumah atau pun hanyut sehingga sama sekali tak bersisa

  • Kerusakan Infrastruktur Jaringan JalanKerusakan pada jalan bisa terjadi karena gerusan material-material yang terbawa oleh banjir, kekuatan arus dan disebabkan karena kondisi infrastruktur jalan yang burukKerusakan paling parah ialah amblesnya jalan, putusnya jalan dan jalan berlobang-lobangJalan Rusak di BekasiJalan Rusak di Rohul, Riau

  • Kerusakan Infrastruktur JembatanJembatan merupakan akses untuk menyebrangi dua daerah yang terpisahkan oleh sungai, apabila sungai mengalami banjir, jembatan merupakan infrastruktur yang rentan mengalami kerusakan terutama ketika debit air besar, kekuatan arus tinggi dan banjir membawa serta material-material dari hulu sungaisedangkan bangunan pondasi infrastruktur buruk. Kerusakaan paling parah ialah amblesnya badan jembatan atau hanyutnya pondasi yang menyebabkan ambruknya jembatan tersebutJembatan Rusak di Kab. PacitanJembatan Rusak di Sambelia, Kab. Lombok Timur

  • Kerusakan Infrastruktur Jaringan ListrikBanjir bisa menyebabkan rusaknya infrastruktur jaringan listrik terganggu. Robohnya Gardu-Gardu listrik PLN, kabel-kabel putus dan biasanya untuk menghindari konsleting listrik PLN sengaja memutuskan jaringan listrik untuk sementara waktu

  • Kerusakan jaringan drainaseJaringan drainase biasanya sengaja dibuat oleh masyarakat untuk melancarkan aliran air agar air dapat dibuang atau dialirkan ketempat-tempat seharusnya. Banjir dapat menyebabkan saluran/drainase menjadi rusak dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya,terutama ketika debit air besar dan membawa material-material yang bisa merusak bangunan drainase. Kerusakan paling parah ialah, jebol atau rusaknya bangunan drainase akibat debit air dan material-material yang dibawa oleh banjir.Dam Induk SukoriniPembangunan Drainase oleh PNPM

  • KERUSAKAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN AKIBAT BENCANA Ayu Rindia Loesasi13/353898/PMU/07496Magister Manajemen Bencana 2013

  • KERUSAKAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMANPermukiman merupakan salah satu infrastruktur yang dimiliki warga yang rawan sekali terkena bencana alam apabila letaknya pada daerah rawan bencana.

  • Kerusakan Pemukiman Akibat Bencana BanjirBencana banjir dapat merusak infrastruktur pemukiman warga, merendam dan menenggelamkannya, terutama bangunan dengan pondasi yang tidak tahan terhadap banjir. Kerusakan paling parah yaitu roboh atau tenggelam/ hanyutnya rumah/bangunan akibat debit air yang tinggi.

  • Kerusakan Pemukiman Akibat Bencana Gempa BumiBencana Gempa bumi dapat menghancurkan pemukiman warga dengan menggunakan tenaga dari dalam bumi yang dilepaskan secara tiba-tiba. Kerusakan paling parah yaitu robohnya rumah/bangunan. Diperlukannya rancangan bangunan-bangunan tahan gempa untuk mengurangi kerusakan infrastruktur pemukiman akibat bencana gempa bumi, contohnya bangunan-bangunan di Jepang dan rumah dome di Jogja.

  • Kerusakan Pemukiman Akibat Bencana Tanah LongsorBencana tanah longsor mampu merusak dan juga mengubur pemukiman penduduk dengan material tanah yang dibawanya. Kerusakan paling parah pada permukiman adalah tertimbunnya permukiman secara total sehingga tidak ada yang tersisa.

  • Kerusakan Pemukiman Akibat Bencana TsunamiBencana Tsuanami mampu merusak permukiman dengan menghancurkan melalui gelombang besar dan massa air dari lautan yang dibawanya serta menyeret dan membawa puing-puing bangunan kelautan. Kerusakan paling parah yaitu mengghanyutkan dan menghilangkan permukiman secara total. Bencana ini mampu pula menghilangkan batas-batas permukiman yang dimiliki oleh penduduk, oleh karenanya ketika merehabilitasi permukiman yang terdampak tsunami harus melakukan pengukuran tanah kembali guna mengetahui batas-batas tanah yang dimiliki oleh penduduk.

  • Kerusakan Pemukiman Akibat Bencana Gunung MeletusBencana Gunung meletus mampu merusak pemukiman dengan lontaran hasil erupsi yang dikeluarkannya, batu panas, kerikil, aliran lava, banjir lahar dan lain sebagainya. Kerusakan terparah adalah hancur atau rubuhnya permukiman akibat erupsi gunung meletus.

  • Kerusakan Pemukiman Akibat Bencana Badai/ Angin Ribut dan Angin puting beliung Bencana Badai / angin ribut mampu merusak pemukiman dengan kekuatan angin yang mencapai 120km/jam, Angin badai dapat menghancurkan dan menerbangkan rumah-rumah penduduk. Sedangkan angin putting beliung dapat pula menghancurkan rumah-rumah penduduk dengan pusaran anginnya yang kuat. Kerusakan terparah yaitu diterbangkannya bangunan sehingga rumah menjadi hancur dan tersisa puing-puing saja.

  • Kerusakan pemukiman akibat kebakaranKebakaran mampu merusak permukiman warga dengan amukan api. Kerusakan paling parah yaitu terbakar total seluruh bangunan, hangus tak bersisa

  • Relokasi Permukiman pada Huntara dan HuntapMerapi, 26 Oktober 2010

  • Terdapat masyarakat yang masih tinggal di KRB 3 Merapi

  • Wilayah-Wilayah Rencana Huntap Merapi

  • Huntara : Merupakan tempat hunian sementara para korban bencana merapi sebelum mereka menempati hunian tetap

  • Hunian Sementara harus bisa menjadi tempat bagi warga masyarakat dimana mereka bisa memulai ruang privacy sehingga bisa menata kehidupannya kemabali.

  • Huntap merupakan hunian tetap para korban bencana merapi yang sudah direlokasiPerkiraan jumlah hunian maksimal di Huntap Karangkendal adalah 82 rumah

  • Pemukiman yang dipakai untuk Huntap tidak berada di KRB IIIDiperlukan adanya dialog yang intensif untuk mencari solusi terbaik tentang relokasi pendudukPerlunya komitmen dan konsisten antara pemerintah dan penduduk yang direlokasi.