bansos peningkatan kapasitas lembaga sertifikasi kompetensi · program kursus dan pelatihan ......
TRANSCRIPT
iii
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk
mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional bertumpu pada 5 prinsip: 1) ketersediaan
berbagai program layanan pendidikan; 2) biaya pendidikan yang terjangkau bagi
seluruh masyarakat; 3) semakin berkualitasnya setiap jenis dan jenjang
pendidikan; 4) tanpa adanya perbedaan layanan pendidikan ditinjau dari
berbagai segi; dan 5) jaminan lulusan untuk melanjutkan dan keselarasan
dengan dunia kerja.
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, sebagai salah-satu
unit utama di Kementerian Pendidikan Nasional dalam mewujudkan prinsip
tersebut menyediakan berbagai program layanan pendidikan diantaranya
program kursus dan pelatihan kerja. Arah program kursus dan pelatihan tersebut
adalah pembekalan kepada peserta didik dengan berbagai keterampilan untuk
dapat bekerja (pekerja) atau usaha mandiri (berwirausaha). Program-program
tersebut diantaranya: 1) Kursus Para Profesi; 2) Kursus Wirausaha Kota; 3) Kursus
Wirausaha Desa; dan 4) Pendidikan Kecakapan Hidup bagi Lembaga Kursus dan
pelatihan.
Selain itu pada tahun 2010 ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal
dan Informal merintis program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM)
yakni program pendidikan non formal yang didalamnya terdapat pendidikan
kewirausahaan (pendidikan karakter berwirausaha bagi peserta didik) dan
pendidikan keterampilan yang selanjutnya lulusannya ditindaklanjuti dengan
berbagai Kementerian, Instansi, Lembaga dan Organisasi terkait untuk dapat
merintis usaha kecil sebagai wirausaha. Misi dan tujuan dari pendidikan ini
adalah memberikan bekal pendidikan yang bermutu dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat sehingga setiap lulusan pendidikan nonformal dapat
masuk di dunia kerja dan atau menciptakan lapangan kerja baru, menghasilkan
produk barang dan/atau jasa yang kreatif dan inovatif sehingga mampu
memberdayakan potensi lokal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Akhirnya, dengan terbitnya pedoman ini diharapkan dapat dijadikan
pegangan bagi seluruh pengelola program PNFI dalam penyelenggaraan
program-program kursus dan pelatihan.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Jenderal,
Hamid Muhammad, Ph.D
NIP. 19590512 1983 11 1 001
SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal
iv
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayahNya serta kerja keras tim penyusun telah berhasil menyusun sebanyak 17 (tujuh belas) pedoman yang dapat dijadikan acuan para penyelenggara kursus dan pelatihan atau unit pelaksana teknis serta organisasi mitra di jajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga pedoman-pedoman ini siap untuk disosialisasikan.
Pedoman-pedoman tersebut secara garis besar mencakup: 1) Pendidikan kewirausahaan masyarakat; 2) Pemberian blockgrant pendidikan kecakapan hidup (PKH) untuk peserta didik kursus dan pelatihan baik melalui lembaga kursus dan pelatihan (LKP) maupun lembaga lain; 3) Penyusunan berbagai standar program dan sistem informasi; 4) Penguatan dan peningkatan kualitas program sertifikasi kompetensi; 5) Peningkatan kapasitas LKP dan organisasi mitra; 6) Pemberian beasiswa; 7) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pembinaan kursus dan kelembagaan dan pendidikan kewirausahaan masyarakat.
Dengan terbitnya pedoman-pedoman dimaksud kami berharap akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan pembangunan pendidikan di Indonesia yaitu, 1) ketersediaan berbagai program layanan pendidikan; 2) biaya pendidikan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat; 3) semakin berkualitasnya setiap jenis dan jenjang pendidikan; 4) tanpa adanya perbedaan layanan pendidikan ditinjau dari berbagai segi; dan 5) jaminan lulusan untuk melanjutkan dan keselarasan dengan dunia kerja yang baik. Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program-program pembinaan kursus dan pendidikan kewirausahaan masyarakat agar bekerja lebih keras lagi untuk mencapai target dan kualitas yang diharapkan pada tahun 2010.
Untuk itu kami memerlukan dukungan semua pihak, agar pemanfaatan pedoman-pedoman tersebut dapat memenuhi prinsip-prinsip tepat sasaran, tepat penggunaan, bermutu, jujur, transparan, dan akuntabel.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan pedoman-pedoman tersebut di masa mendatang. Amien.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Pembinaan
Kursus dan Kelembagaan,
Dr. Wartanto
NIP. 19631009 198901 1 001
KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Direktorat Jenderal PNFI
v
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
KATA SAMBUTAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Dasar Hukum ....................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................. 2
D. Hasil yang Diharapkan ........................................................ 2
BAB II : RUANG LINGKUP PROGRAM
A. Pengertian ............................................................................ 3
B. Tujuan .................................................................................. 4
C. Sasaran dan Persyaratan Lembaga Penerima Bantuan
Sosial .................................................................................... 4
D. Jumlah Dana Bantuan Sosial ............................................... 4
E. Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial ...................................... 5
BAB III : PROSEDUR PENGAJUAN BANTUAN SOSIAL
A. Pengajuan Proposal ............................................................. 7
B. Sistematika Proposal ............................................................ 7
BAB IV : MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL
DAN PENGENDALIAN MUTU
A. Penilaian .............................................................................. 11
B. Penetapan Lembaga Penerima Bantuan Sosial ................... 11
C. Penyaluran Dana Bantuan Sosial ......................................... 11
D. Kewajiban Lembaga Penerima Bantuan Sosial ................... 11
BAB VI : PENUTUP ................................................................................. 13
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR ISI
1
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
A. Latar Belakang
Ujian nasional kursus dengan sertifikasinya
dalam bentuk ijazah yang telah diselenggarakan
sejak tahun 1977 perlu disesuaikan menjadi
sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan
Pasal 61 Ayat (1), (2), dan (3) Undang – Undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
PendidikanNasional. Oleh karena itu, perlu
dilakukan perubahan yang fundamental dan signifikan dari Ujian
Nasional Kursus ke Uji Kompetensi, sehingga peserta didik kursus dan
satuan pendidikan nonformal lainnya yang ingin mengikuti ujian yang
berstandar nasional dapat terpenuhi melalui uji kompetensi.
Perubahan dari ujian nasional kursus ke uji kompetensi tersebut
membawa implikasi terhadap peran pemerintah (Direktorat
Pembinaan Kursus dan Kelembagaan) dan pemerintah daerah (Dinas
Pendidikan) yang sebelumnya sebagai organisator kini menjadi
fasilitator, karena uji kompetensi tidak lagi dilaksanakan oleh
Pemerintah, melainkan oleh Lembaga Sertifikasi yang dibentuk oleh
organisasi/asosiasi profesi yang diakui pemerintah.
Agar program uji kompetensi dan sertifikasi tersebut berjalan
dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan maka
diperlukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) yang didukung oleh
sarana dan prasarana yang memadai, tenaga pengelola yang
profesional, dan sistem manajemen yang baik.
Sehubungan dengan itu, maka Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan
Informal, pada masa transisi ini memandang perlu memberikan
peningkatan kapasitas LSK dalam bentuk Dana Bantuan Sosial kepada
LSK.
Agar program uji kompetensi dan sertifikasi berjalan dengan
baik dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-
undangan yang ada, maka perlu disusun Pedoman Pemberian Dana
Bantuan Sosial peningkatan kapasitas LSK.
1 Pendahuluan
2
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi
B. Dasar Hukum
1. Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional:
a. Nomor 31 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal.
b. Nomor 43 Tahun 2007 tentang Koordinasi dan Pengendalian
Program di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
c. Nomor 44 Tahun 2007 tentang Alokasi, Klasifikasi,
Mekanisme Belanja, dan Pertanggungjawaban Anggaran
Belanja.
d. Nomor 70 Tahun 2008 tentang Uji Kompetensi Bagi Peserta
Didik Kursus dan Pelatihan Dari Satuan Pendidikan Nonformal
Atau Warga Masyarakat Yang Belajar Mandiri.
e. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal.
C. Tujuan
Tujuan disusunnya pedoman ini adalah untuk memberikan
acuan kepada pengelola program dalam memberikan bantuan untuk
peningkatan kapasitas LSK dan acuan bagi LSK dalam mengajukan
serta mengelola dana bantuan sosial peningkatan kapasitas LSK.
D. Hasil yang diharapkan
Dana bantuan sosial ini diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas LSK menjadi lembaga sertifikasi yang berkualitas,
profesional, dan dipercaya masyarakat.
3
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
A. Pengertian
1. Organisasi Profesi atau Asosiasi Profesi adalah Organisasi yang
dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara Republik
Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan tujuan, kegiatan,
profesi, dan/atau keahlian yang berperan dalam
mengembangkan, meningkatkan kemampuan atau kompetensi
nggotanya dan warga masyarakat, dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. Lembaga Sertifikasi adalah suatu lembaga penyelenggara uji
kompetensi yang dibentuk oleh organisasi/asosiasi profesi yang
diakui Pemerintah dan dikelola secara mandiri untuk
melaksanakan uji dan sertifikasi kompetensi bagi peserta didik
kursus dan satuan pendidikan nonformal lainnya serta warga
masyarakat yang belajar mandiri.
3. Sertifikasi adalah proses kegiatan pemberian dokumen ijazah
dan/atau sertifikat kompetensi atas pencapaian kompetensi akhir
peserta didik melalui suatu ujian.
4. Tempat Uji Kompetensi adalah lembaga kursus dan/atau satuan
pendidikan nonformal lainnya atau tempat lain yang berdasarkan
penilaian dinyatakan layak dan mampu melaksanakan uji
kompetensi.
5. Uji Kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji uji kompetensi untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan
satuan pendidikan nonformal lainnya, serta warga masyarakat
yang belajar mandiri pada suatu jenis dan tingkat pendidikan
tertentu.
2 Ruang Lingkup Program
4
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi
B. Tujuan
Tujuan dari peningkatan kapasitas LSK adalah:
1. Umum
Membantu persiapan penyelenggaraan uji kompetensi oleh LSK
2. Khusus, yaitu:
a. Memfasilitasi manajemen LSK.
b. Memfasilitasi penyiapan sarana dan prasarana, materi uji,
pelatihan master penguji, dan kemitraan LSK.
C. Sasaran dan Persyaratan Lembaga Penerima Dana
Bantuan Sosial
1. Sasaran
Dana bantuan Sosial diberikan kepada LSK yang dinilai layak dan
memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
2. Kriteria
a. Didirikan oleh organisasi profesi/asosiasi profesi yang diakui
oleh Pemerintah.
b. Memiliki draf Standar Kompetensi Lulusan.
c. Memiliki calon Tempat Uji Kompetensi (TUK) sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan.
d. Bersedia mengelola dana bantuan secara transparan dan
akuntabel.
e. Sanggup memanfaatkan dana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
D. Jumlah Dana Bantuan Sosial
Dana Bantuan Sosial peningkatan kapasitas lembaga sertifikasi
adalah:
No Status LSK Besar dana bantuan
1 LSK yang dibentuk tahun
2009
Rp. 25.000.000,-
2 LSK yang dibentuk tahun
2010
Rp. 50.000.000,-
5
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
E. Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial
Pemanfaatan dana bantuan sosial peningkatan kapasitas LSK
sebagai berikut:
1. LSK yang dibentuk tahun 2009
2. LSK yang dibentuk tahun 2010
No Komponen pemanfaatan dana Rp 25.000.000
1 Perawatan sarana belajar 20%
2 Sosialisasi dan publikasi 50%
3 Manajemen dan operasional
lembaga 10%
4 Monitoring Pelaksanaan Uji
Kompetensi 20%
No Komponen pemanfaatan dana Rp. 50.000.000
1 Pengadaan sarana 50%
2 Sosialisasi dan publikasi 25%
3 Pembuatan materi uji
kompetensi 15%
4 Manajemen dan operasional
lembaga 10%
6
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi
A. Pengajuan Proposal
Mekanisme pengajuan proposal diatur sebagai berikut:
1. LSK mengajukan proposal yang ditandatangani oleh ketua LSK dan
diketahui oleh Ketua Organisasi Profesi/Asosiasi Profesi yang
membentuk LSK tersebut.
2. Proposal dikirim kepada Direktur Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan, u.p. Kepala Sub Direktorat Peningkatan Mutu
Kursus.
3. Tim Penilai akan melakukan pengkajian kelayakan proposal.
Apabila proposal dinilai layak maka Tim Penilai akan memberikan
pertimbangan atau rekomendasi kepada Direktur Pembinaan
Kursus dan Kelembagaan untuk ditetapkan sebagai penerima
dana bantuan sosial.
4. Direktur menerbitkan Surat Keputusan tentang penetapan
lembaga penerima dana bantuan sosial dengan memperhatikan
pertimbangan dan rekomendasi dari tim Penilai.
5. Direktur dan Ketua LSK menandatangani Perjanjian Kerjasama
pelaksanaan program sesuai dengan proposal yang diajukan.
B. Sistematika Proposal
Proposal yang diajukan harus mengacu sistematika yang
sekurang-kurangnya mencakup:
1. SURAT PENGAJUAN (ditandatangani oleh ketua LSK dan diketahui
ketua Organisasi profesi/asosiasi)
2. Sampul depan proposal, meliputi: judul proposal, nama lembaga
sertifikasi kompetensi, dan alamat lengkap lembaga.
3. Isi Proposal terdiri dari:
3 Prosedur Pengajuan Bantuan Sosial
7
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
SURAT PERNYATAAN (lampiran 1)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Hasil yang akan dicapai Lembaga Sertifikasi.
BAB II PROFIL DAN PROGRAM KERJA LSK
A. Profil LSK
1. Nama dan alamat LSK;
2. Tanggal dan tahun berdirinya (berdasarkan tanggal
penetapannya oleh instansi yang berwenang);
3. Nomor akte notaris;
4. Nomor NPWP dan Rekening lembaga;
5. Struktur Organisasi LSK beserta uraian tugasnya;
6. Biodata pengurus LSK;
7. Daftar calon TUK;
8. Data penguji dan/atau calon penguji.
B. Program Kerja LSK
Dalam Program Kerja LSK diuraikan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 1
(satu) tahun dalam bentuk matrik yang antara lain
mencakup:
1. Uraian kegiatan;
2. Sasaran;
3. Strategi yang dilakukan untuk mencapai hasil
kegiatan tersebut berdasarkan tahapan-tahapan
pelaksanaannya mulai dari persiapan, pelaksanaan,
dan tindak lanjut;
4. Waktu pelaksanaan;
5. Output - outcome yang akan dicapai.
BAB III PEMANFAATAN DANA
Menggambarkan kebutuhan dan penggunaan dana untuk
mendukung pelaksanaan uji kompetensi. Dalam bagian ini
harus tergambar target pelayanan yang ingin dicapai dan
8
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi
biaya yang diperlukan, sehingga dapat dinilai
kelayakannya.
BAB IV PENUTUP
Berisikan uraian singkat seluruh rangkaian kegiatan
program
LAMPIRAN
1. copy NPWP dan rekening lembaga
2. copy surat penetapan sebagai LSK
3. copy akte notaris
9
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
A. Penilaian
1. Penilaian proposal dilakukan oleh
tim penilai yang telah ditetapkan
oleh Direktur Pembinaan Kursus
dan Kelembagaan.
2. Penilaian dilakukan atas dasar:
a. Indikator penilaian yang telah
ditetapkan dan disepakati oleh
tim penilai.
b. Obyektif, transparan, dan
akuntabel.
c. Verifikasi ke lapangan.
B. Penetapan Lembaga Penerima Dana Bantuan Sosial
Lembaga penerima dana bantuan sosial ditetapkan oleh Direktur
Pembinaan Kursus dan Kelembagaan berdasarkan rekomendasi tim
penilai.
C. Penyaluran Dana Bantuan Sosial
Penyaluran dana bantuan sosial peningkatan kapasitas LSK
dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Penetapan surat keputusan tentang nama lembaga penerima dana
bantuan sosial peningkatan kapasitas LSK oleh Direktur Pembinaan
Kursus dan Kelembagaan.
2. Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Direktur
Pembinaan Kursus dan Kelembagaan dengan Pimpinan LSK.
3. Penerbitan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) oleh Direktur
Pembinaan Kursus dan Kelembagaan kepada lembaga penerima
dana bantuan sosial peningkatan kapasitas LSK.
4 Mekanisme Pemberian Bantuan
Sosial dan Pengendalian Mutu
10
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi
4. Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan akan segera
memproses pencairan dana ke KPPN bagi lembaga yang sudah
ditetapkan.
5. KPPN akan menyalurkan dana langsung ke rekening lembaga
D. Kewajiban Lembaga Penerima Dana Bantuan Sosial
1. Melaksanakan semua ketentuan yang tertuang dalam Surat
Perjanjian Kerjasama (SPK).
2. Membayar pajak-pajak yang menjadi kewajiban penyelenggara
program seperti pajak pertambahan nilai (PPn) untuk pengadaan
barang, pajak penghasilan untuk honorarium, dan pajak-pajak
lainnya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Menyampaikan laporan tertulis tentang program dan kegiatan
LSK selambat-lambatnya 2 minggu setelah kegiatan berakhir
kepada Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal
melalui Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, dengan
sistematika yang sekurang-kurangnya mencakup:
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Sasaran
B. Strategi Pelaksanaan
C. Tahapan Kegiatan
D. Jadwal Kegiatan
E. Biaya
III. EVALUASI KEGIATAN
A. Hasil yang telah dicapai
B. Kendala-kendala
C. Rencana tindak lanjut
IV. PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. Surat Perjanjian Kerjasama (SPK)
b. Foto-foto kegiatan
c. Bukti-bukti pengeluaran keuangan
d. Data pendukung lainnya
11
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
Dengan terbitnya pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dan
petunjuk bagi semua pihak yang berkepentingan dalam pemberian dana
bantuan sosial peningkatan kapasitas LSK. Untuk klarifikasi terkait
dengan pemberian dana bantuan sosial ini, dapat menghubungi
Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan u.p. Subdirektorat
Peningkatan Mutu Kursus Gd. E Lantai VI Depdiknas Jl. Jenderal Sudirman
– Jakarta atau dapat mengakses website: www.infokursus.net
5 Penutup
12
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi
CONTOH SURAT PERNYATAAN LEMBAGA
PENERIMA BANTUAN SOSIAL KOP LEMBAGA
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya
Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
Pekerjaan :
Jabatan dalam Lembaga :
Alamat Rumah :
Alamat lembaga :
Sesuai dengan proposal yang diajukan, kami siap menggunakan dana bantuan sosial
peningkatan kapasitas LSK yang diberikan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal. Apabila
lembaga kami mendapatkan dana bantuan sosial peningkatan kapasitas LSK, saya
menyatakan :
1. Sanggup memanfaatkan dana bantuan sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan dan peraturan yang berlaku.
2. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat untuk mendapatkan
bimbingan dan petunjuk.
3. Bersedia menyampaikan laporan pelaksanaan program pemanfaatan dana
kepada Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan selambat-lambatnya 2
minggu setelah kegiatan program berakhir.
4. Jika ternyata dalam pelaksanaan kegiatan terdapat pernyimpangan
program/dana (tidak sesuai dengan pemanfaatannya), maka kami siap
menerima sanksi-sanksi sesuai dengan hukum/peraturan yang berlaku.
Pernyataan ini dibuat dengan sadar, tanpa paksaan dari pihak lain dan penuh rasa
tanggung jawab.
Yang menyatakan,
Pimpinan Lembaga/Organisasi
..............................................
Tanda Tangan
Materai Rp. 6.000,- dan stempel lembaga
(.................................. )
LAMPIRAN 1
13
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
Contoh matriks Program kerja LSK
PROGRAM KERJA TAHUN 2010
LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI..........................................................
No Uraian
kegiatan
Sasaran Waktu
Pelaksanaan
Hasil yang
diharapkan
Strategi
pencapaian
hasil
1
2
3
4
5
6
LAMPIRAN 2
14
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi
Contoh Cover Proposal
Diajukan oleh : Tahun 2010
PROPOSAL
BANTUAN SOSIAL PENINGKATAN KAPASITAS
LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI
Lembaga Sertifikasi Kompetensi : .........................................................
Alamat : ......................................................................
Kab/ kota :..............................
Telepon : .......................................................
LAMPIRAN 3