bantu pemda bmenanggulangi bencana alam

12
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SATKOWIL UNTUK MEMBANTU PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGATASI BENCANA ALAM DI DAERAH BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Letak geografis Indonesia yang berada diantara dua benua dan dua samudra yang terbentang di garis katulistiwa, serta terletak pada pertemuan tiga lempengan tektonik utama dunia, merupakan wilayah Teritorial yang sangat rawan terhadap bencana. Semua jenis bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung berapi, banjir, kebakaran, kekeringan, epidemi hama dan penyakit selalu mengancam dan berada ditengah kehidupan bangsa Indonesia. Diakhir tahun 2006 ini telah terjadi bencana alam gempa bumi di Kota Jogyakarta Jawa Tengah gempa hebat yang telah memporak porandakan bumi Jogyakarta tersebut telah memakan banyak korban baik korban jiwa dan harta benda rakyat sekitarnya. Belum sampai selesai di Jogyakarta di kota lainpun juga dilanda gempa yang tidak kalah hebatnya, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam. b. Bencana baik karena alam maupun karena ulah manusia selalu mengakibatkan kerugian baik korban harta benda, rusaknya sarana prasarana ,maupun korban jiwa, oleh sebab itu upaya penaggulangan bencana alam perlu dilakukan pada saat sebelum terjadi bencana pada saat terjadi bencana dan pada saat setelah terjadi bencana. Penanggulangan bencana alam dan penanganan dampak yang ditimbulkan harus dilakukan secara terkoordinir dan terpadu dengan melibatkan pemerintah, TNI, Polri dan seluruh elemen masyarakat. c. Untuk itu Komando Kewilayahan sebagai bagian dari bangsa Indonesia berkewajiban untuk membantu mengatasi kesulitan

Upload: harry-avianto

Post on 03-Jan-2016

80 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bantu Pemda Bmenanggulangi bencana alam

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SATKOWIL UNTUK MEMBANTU PEMERINTAH DAERAH

DALAM MENGATASI BENCANA ALAM DI DAERAH

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Letak geografis Indonesia yang berada diantara dua benua dan dua samudra yang

terbentang di garis katulistiwa, serta terletak pada pertemuan tiga lempengan tektonik

utama dunia, merupakan wilayah Teritorial yang sangat rawan terhadap bencana.

Semua jenis bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung

berapi, banjir, kebakaran, kekeringan, epidemi hama dan penyakit selalu mengancam

dan berada ditengah kehidupan bangsa Indonesia. Diakhir tahun 2006 ini telah terjadi

bencana alam gempa bumi di Kota Jogyakarta Jawa Tengah gempa hebat yang telah

memporak porandakan bumi Jogyakarta tersebut telah memakan banyak korban baik

korban jiwa dan harta benda rakyat sekitarnya. Belum sampai selesai di Jogyakarta di

kota lainpun juga dilanda gempa yang tidak kalah hebatnya, hal ini menunjukkan bahwa

Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam.

b. Bencana baik karena alam maupun karena ulah manusia selalu mengakibatkan

kerugian baik korban harta benda, rusaknya sarana prasarana ,maupun korban jiwa,

oleh sebab itu upaya penaggulangan bencana alam perlu dilakukan pada saat sebelum

terjadi bencana pada saat terjadi bencana dan pada saat setelah terjadi bencana.

Penanggulangan bencana alam dan penanganan dampak yang ditimbulkan harus

dilakukan secara terkoordinir dan terpadu dengan melibatkan pemerintah, TNI, Polri dan

seluruh elemen masyarakat.

c. Untuk itu Komando Kewilayahan sebagai bagian dari bangsa Indonesia

berkewajiban untuk membantu mengatasi kesulitan pemerintah daerah dalam

mengatasi bencana alam di daerahnya melalui program Binter, karena kowil sebagai

pembina potensi yang meliputi aspek geografi, aspek demografi dan kondisi sosial.

Optimalisasi peran Kowil untuk membantu pemerintah daerah dalam penanggulangan

bencana alam di daerah perlu dilaksanakan sebagai wujud kepedulian TNI terhadap

kesulitan masyarakat luas

2. Maksud dan tujuan

a. Maksud. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran optimalisasi

peran Kowil untuk membantu pemda dalam membantu penanggulangan bencana alam

di daerah.

Page 2: Bantu Pemda Bmenanggulangi bencana alam

2

b. Tujuan. Sebagai bahan masukan bagi Komando Atas didalam me-

nentukan kebijaksanaan dalam rangka membantu penaggulangan bencana alam di

daerah.

3. Ruang Lingkup dan tata urut. Ruang lingkup. Tulisan ini dibatasi pada uraian

optimalisasi peran Kowil didalam membantu penanggulangan bencana alam di daerah

dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.

b. Peran Kowil dalam penanggulangan bencana alam saat ini.

c. Faktor yang mempengaruhi.

d. Optimalisasi peran Kowil didalam membantu penanggulangan bencana alam di

daerah.

e. Kesimpulan dan saran.

f. Penutup.

BAB II

PERAN KOWIL DALAM PENANGGULANGAN

BENCANA ALAM SAAT INI

4. Tindakan Preventif.

a. Belum operasinalnya pedoman penanggulangan bencana. Pedoman umum

penanggulangan bencana alam yang dikeluarkan oleh Sekretaris Bakornas PBP No 2

tahun 2001 telah ada, namun untuk tingkat Kabupaten sebagai SATLAK perlu

penjabaran yang lebih terperinci dan jelas karena penanggulangan bencana alam di

daerah melibatkan berbagai unsure termasuk TNI sebagai Kowil sehingga memerlukan

prosedur tetap yang baru sesuai kondisi saat ini.

b. Lemahnya antisipasi terjadinya bencana alam di daerah. Kebiasaan

pemerintah daerah termasuk aparat Kowil akan merasa sibuk apabila didaerahnya

terjadi bencana alam. Karena masih lemahnya antisipasi jauh hari dan tindakan yang

mengarah kepada pencegahan terjadinya bencana alam. Masyarakat tidak menyadari

bahwa perusakan lingkungan merupakan factor penyebab utama

Page 3: Bantu Pemda Bmenanggulangi bencana alam

3

terjadinya bencana alam. Hutan lindung sangat diperlukan sebagai peresapan air

hujan sehingga tidak akan terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Antisipasi

pemerintah daerah dengan menyiapkan ring-ring penanggulangan bencana alam

masih sangat kurang.

5. Tindakan pada saat terjadi bencana. Kurangnya koordinasi dan kesatuan Komando

antara elemen masyarakat aparat Kowil dan pemerintah dalam penang- gulangan bencana

alam di daerah disebabkan oleh berbagai hal. Permasalahan-permasalahan seringkali timbul

saat penanganan bencana alam di daerah masing-masing elemen yang berkewajiban untuk

melaksanakan bantuan sering kali terlambat bertindak dan terkesan saling menunggu

khususnya yang menyangkut bantuan berupa materi bahkan sering pula bantuan yang tidak

tepat sasaran.

6. Tindakan setelah terjadi atau pasca bencana. Terjadinya bencana alam pasti

banyak menimbulkan kerugian baik materi harta benda rusaknya sarana prasarana bahkan

nyawa. Tahap pemulihan sering kali perlu waktu yang lama untuk mengembalikan pada

keadaan semula. Pasca bencana yang lambat penangannya akan menimbulkan persoalan

baru seperti terjangkitnya wabah penyakit tindakan kriminal dan lain-lainnya.

BAB III

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

7. Terbatasnya sarana prasarana penanggulangan bencana. Upaya penanggula

ngan bencana alam di daerah sering kali menemui kendala dan keterlambatan dalam

memberikan bantuan yang dapat enyebabkan bertambah banyaknya korban jiwa maupun

harta benda. Dalam hal ini sebagai misal adanya kebakaran hutan, sarana dan alat untuk

memadamkan kebakaran hutan di daerah masih sangat terbatas dan kurang memadai,

sehingga sering terjadi kebakaran hutan yang sangat luas yang mengakibatkab banyak

kerugian. Demikian juga bencana banjir tidak semua daerah dan Komando Kewilayahan

yang mempunyai sarana penolong seperti perahu karet, juga sarana-sarana penanggulangan

bencana lainnya tidak semua Komando Kewilayahan memilikinya.

8. Lokasi bencana yang sulit dijangkau. Keadaan geografi Indonesia yang wajahnya

terdiri dari pegunungan dan sungai-sungai yang membentang diwilayahnya kadang-kadang

menjadi kendala apabila terjadi benacana alam karena sulit dijangkau oleh petugas sehingga

menyebabkan keterlambatan dalam memberi bantuan atau mengevakuasi pada saat darurat.

Page 4: Bantu Pemda Bmenanggulangi bencana alam

4

9. Lemahnya koordinasi di lapangan. Upaya penanggulangan bencana alam di

daerah tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah dan Komando Kewilayahan saja namun

juga harus dilakukan oleh jajaran aparat dan Instansi yang ada di daerah tersebut.

Namun dalam pelaksanaan dilapangan sering terjadi saling menunggu, tumpang tindih

maupun tidak jelasnya pembagian tugas dilapangan sehingga dalam pelaksanaannya belum

bisa maksimal dan tidak sesuai dengan skala prioritas yang harus dibantu.

BAB IV

OPTIMALISASI PERAN KOMANDO KEWILAYAHAN

DALAM MEMBANTU PEMERINTAH DAERAH UNTUK

PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DI DAERAH

10. Umum. Dalam rangka mengoptimalkan peran Komando Kewilayahan yang

merupakan wakil Departemen Pertahanan sebagai pembina potensi wilayah yang meliputi

aspek geografi, demografi dan kondisi sosial guna membentuk Rak Juang yang tangguh.

Untuk itu Komando Kewilayahan diharuskan ikut serta secara maksimal dalam

membantu penanggulangan bencana alam yang terjadi diwilayahnya. Dalam upaya

mengoptimalkan perannya dalam membantu penanggulangan bencana alam di daerah maka

Komando Kewilayahan melalui tiga tahap penanganan yaitu pada tahap pencegahan

terjadinya bencana, tahap penanganan pada saat terjadi dan tahap penanganan setelah atau

pasca bencana. Adapun penanganan setiap tahap harus dilaksanakan secara terencana

terpadu dan komperhensip serta tepat waktu dan tepat sasaran.

11. Pada Tahap Pencegahan Bencana. Terjadinya bencana alam biasanya tidak

terlepas dari kejadian sebelumnya. Untuk itu Komando Kewilayahan membantu

Pemerintah Daerah mengantisipasi terjadinya bencana alam yang akan melanda daerahnya

dengan mengadakan upaya sebagai berikut :

a. Membuat Protap Penanggulangan Bencana. Prosedur tetap penanggulangan

bencana alam ditiap Komando Kewilayahan pada umumnya sudah ada, namun

dengan dikeluarkannya buku pedoman umum penanggulangan bencana alam yang

dikeluarkan Bakornas PBP No. 2 tahun 2001 dan juga mempertimbangkan adanya

otonomi daerah, maka protap yang sudah ada perlu untuk diperbarui. Dengan

mengacu pada pedoman umum dimana Bupati bertindak sebagai kepala SATLAK

bencana alam di daerahnya maka Dandim dan Kapolres sebagai wakilnya. Protap ini

diajukan ke Pemerintah Daerah sebagai bahan pertimbangan pembuatan protap

penanggulangan bencana alam di daerah.

Page 5: Bantu Pemda Bmenanggulangi bencana alam

5

b. Adanya Perda yang mengatur penanggulangan bencana alam. Setiap daerah

hendaknya mempunyai Perda yang mengatur penanggulangan bencana alam di

daerah sebagai dasar hukum pengorganisasian pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab SATLAK bencana alam di Daerah.

c. Membuat peta rawan bencana meliputi rawan bencana kebakaran, bencana

banjir, bencana tanah longsor, bencana gempa bumi dan lain-lainnya dengan skala

prioritas perhatian terhadap kemungkinan terjadinya bencana diwilayah tersebut.

d. Aktif dalam Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Komando

Kewilayahan harus menjadi pelopor dalam gerakan pelestarian alam dengan gerakan

yang telah dicanangkan dari Mabes TNI dengan adanya GNRHL. Hal ini

menunjukkan tekad Komando Kewilayahan dalam perannya peduli bahwa hutan dapat

dijadikan daerah pangkal perlawanan diwilayah dan dapat diambil manfaatnya berupa

hasil hutan oleh masyarakat disekitarnya.

e. Memonitor daerah rawan bencana. Dengan adanya jajaran Komando Ke

wilayahan diwilayah maka Komando Kewilayahan dapat senantiasa memantau daerah-

daerah rawan bencana. Dengan mengandalkan Lima Kemampuan Terito rial

diharapkan setiap perubahan yang terjadi didaerah dapat senantiasa diketahui sejak

dini sehingga hal ini merupakan upaya cegah dini dalam mengantisipasi terjadinya

bencana di daerah.

f. Meningkatkan Sumber Daya Manusia. Peningkatan kemampuan personil

Komando Kewilayahan dalam penanggulangan bencana perlu selalu dilakukan melalui

latihan-latihan, Diklat dan penataran-penataran tentang penanggulangan bencana alam

sehingga setiap Komando Kewilayahan diharapkan mempunyai sutu Tim SAR

berkualitas yang selalu siap digunakan apabila diperlukan.

12. Tahap Penanggulangan Saat Terjadi Bencana. Pada tahap ini Komando

Kewilayahan harus segera mengambil langkah-langkah penanggulangan bencana dengan

mengoptimalkan seluruh kemampuannya agar terjadi bencana dapat segera diatasi dengan

sebaik-baiknya.

a. Budaya lapor cepat.Apabila terjadi bencana I daerah maka Komando

Kewilayahan harus segera memantau dan mendata terjadinya bencana dan segera

melaporkan ke Komando Atas, hal ini akan berguna sebagai acuan pimpinan TNI dan

Pemerintah untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam penanggulangan

bencana didaerah.

Page 6: Bantu Pemda Bmenanggulangi bencana alam

6

b. Mengerahkan seluruh kemampuan. Pengerahan seluruh kemampuan yang

dimiliki Komando Kewilayahan beserta perkuatannya untuk membantu Pemerintah

daerah dalam operasi penyelematan korban, evakuasi dan tindakan-tindakan yang

dianggap perlu penanganan secepatnya. Dalam penanggulangan bencana

Komando Kewilayahan dan seluruh elemen lainnya secara terpadu segera

mengadakan langkah-langkah penanggulangan bencana dengan cepat dan tepat

sasaran.

c. Mendirikan Posko Terpadu. Dalam penanggulangan bencana Komando

Kewilayahan bersama Instansi lainnya segera mendirikan posko terpadu dalam

penanggulangan bencana agar memudahkan koordinasi dalam penanggulangan yang

akan dilakukan, disamping itu masyarakat dapat dengan mudah melaporkan setiap

terjadinya masalah dilapangan dan dapat dengan mudah pula penanganannya. Posko

terpadu juga dapat memberikan tindakan keamanan kepada masyarakat dan harta

benda serta sarana prasarana umum lainnya, memberikan distribusi bantuan serta

menangani pengungsi juka hal ini terjadi.

d. Membuat Perkiraan Keadaan. Perkiraan keadaan disekitar daerah bencana

berguna untuk mengatisipasi adanya bencana susulan. Dengan memanfaatkan

potensi yang ada diwilayahnya maka Komando Kewilayahan dapat membuat analisa

perkiraan keadaan yang mungkin terjadi dengan memperhatikan factor-faktor yang

berpengaruh didaerah tersebut.

e. Melaksanakan pengobatan umum. Setiap terjadi bencana pasti banyak

timbul kerugian baik materi maupun jiwa, Komando Kewilayahan dengan program

kemanusiaan dapat mendirikan pengobatan umum untuk membantu mengatasi

kesehatan keluarga korban bencana terutama anak-anak, ibu-ibu dan orang-orang

lanjut usia.

f. Memberdayakan organisasi sosial. Komando Kewilayahan dalam melak-

sanakan bantuan penanggulangan bencana alam akan lebih optimal apabila dapat

memberdayakan organisasi-organisasi sosial yang ada di daerah untuk mendukung

tugas dilapangan. Komando Kewilayahan dapat membina organisasi-organisasi

Pramuka, organisasi pencinta alam, Orari dan organisasi sosial kemanusiaan yang ada

didaerah.

13. Tahap setelah terjadi atau Pasca Bencana. Terjadinya bencana alam yang telah

menyebabkan banyak kerusakan pasti juga menimbulkan permasalahan tersendiri setelah

terjadi. Guna membantu mengatasi pada tahap pasca bencana maka Komando Kewilayahan

membantu pemerintah dengan upaya antara lain sebagai berikut :

Page 7: Bantu Pemda Bmenanggulangi bencana alam

7

a. Mengadakan Karya Bhakti. Dengan mengerahkan kemampuan Komando

Kewilayahan beserta jajarannya dapat bersama-sama dengan masyarakat dan

pemerintah daerah untuk segera memperbaiki berbagai kerusakan akibat bencana

dengan karya Bhakti bersama secara intensid. Sarana dan prasarana umum menjadi

prioritas perbaikan dengan maksud agar segera memulihkan kondisi setelah terjadinya

bencana alam didaerah.

b. Mengatasi permasalahan sosial. Terjadinya bencana alam yang mengancam

keselamatan jiwa akan menyebabkan terjadinya pengungsian ketempat yang lebih

aman lainnya. Keberadaan pengungsi di tempat-tempat penampungan darurat

biasanya menyebabkan permasalahan sosial, kondisi jiwa yang labil dan keterbatasan

kebutuhan hidup bagi korban bencanamenyebabkan adanya permasalahan sosial.

Untuk itu Komando Kewilayahan harus segera mengatasi dan menjaga agar tidak

timbul permasalahan sosial pasca terjadinya bencana di daerah dengan cara bekerja

sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di daerah tersebut. Peran Komando

Kewila-yahan bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama akan lebih efektif

dikarenakan secara emosional lebih dekat dengan korban bencana didaerah tersebut.

c. Meningkatkan pengamanan lingkungan. Tindakan pengamanan didaerah

bencana perlu dilaksanakan baik pengamanan personil maupun harta benda korban

bencana alam. Karena kepanikan dan kelengahan masyarakat di daerah bencana

sering dimanfaatkan sebagian orang yang tidak bertanggung jawab untuk bertindak

kriminal maupun kerusuhan sosial. Untuk mencegah hal tersebut perlu peningkatan

pengamanan lingkungan yang dilakukan oleh aparat Komando Kewilayahan, Polri dan

masyarakat didaerah bencana alam.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

14. Kesimpulan.Upaya optimalisasi peran Komando Kewilayahan dalam mem bantu

penanggulangan bencana alam di daerah dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap

penanggulangan sebelum terjadi bencana, tahap pada saat terjadi bencana dan tahap setelah

terjadi bencana alam.

a. Pada tahap sebelum terjadi bencana atau tahap pencegahan langkah yang

ditempuh adalah mengutamakan upaya preventif agar tidak terjadi bencana dan

mencegah agar kerusakan dan korban jiwa dapat dieliminir jika terjadi bencana.

b. Pada tahap saat terjadi bencana, dilakukan upaya-upaya penyelamatan dan

evakuasi korban serta pemberian bantuan penampungan darurat, bantuan pangan dan

pelayanan medis bagi korban bencana alam.

Page 8: Bantu Pemda Bmenanggulangi bencana alam

9

c. Pada tahap pasca terjadi bencana dilakukan upaya pemulihan atau perbaikan

fisik dan non fisik serta pemberdayaan dan pengembalian harkat hidup terhadap

korban bencana alam.

15. Saran. Dalam rangka optimalisasi peran Komando Kewilayahan dalam

membantu penanggulangan bencana alam didaerah maka perlu dukungan dari berbagai

pihak terutama untuk menyiapkan pelatihan personil dan sarana prasarana penanggulangan

bencana alam diwilayah.

BAB VI

PENUTUP

16. Penutup. Pada dasarnya penanggulangan bencana alam merupakan kegiatan

lintas sektoral yang harus dikerjakan secara bersama-sama oleh semua pihak namun tidak

ada salahnya Komando Kewilayahan mengoptimalkan perannya dalam membantu

penanggulangan bencana alam didaerah sebagai wujud kemanunggalan TNI dengan Rakyat.

Demikian tulisan ini dibuat dengan harapan dapat digunakan sebagai bahan pemikiran

dalam pelaksanaan penanggulangan bencana alam di daerah.

Ponorogo, Mei 2007

PENULIS

Page 9: Bantu Pemda Bmenanggulangi bencana alam

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SATKOWIL UNTUK MEMBANTU PEMERINTAH DAERAH

DALAM MENGATASI BENCANA ALAM DI DAERAH

Ponorogo, Nopember 2009